terapi cairan dan elektrolit

Upload: razaqa-fasya

Post on 15-Jul-2015

473 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

TERAPI CAIRAN & ELEKTROLIT PADA PEMBEDAHAN

PENDAHULUAN Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit bukanlah suatu penyakit, tetapi selalu merupakan bagian atau penyulit dari proses suatu penyakit, misalnya infeksi, trauma, termasuk trauma dari operasi, gangguan keseimbangan hormonal atau bahkan, iatrogenik dari suatu terapi medik. Gangguan keseimbangan pada keadaan atau bersama penyakit :

Kehilangan cairan meningkat : muntaber/gastroenteritis, kebocoran kapiler pada sindrom shock dengue, demam tinggi, cairan lambung berlebihan, ileus pada sepsis, peritonitis, luka bakar. Masukkan cairan berkurang atau terhenti : mual, muntah, ileus, koma, puasa pasca bedah, tidak mau atau tidak mampu minum cukup. Asupan cairan berlebihan : infus berlebihan, redistribusi cairan interstitial masuk ke intravaskuler. Produksi urin terhenti : gagal ginjal akut, gagal jantung lanjut.

Oleh karena itu, penting sekali bagi dokter, jika menghadapi pasien dengan tanda gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, untuk selalu mencari penyakit penyebab gangguan tersebut. Kemudian terapi hendaknya dikerjakan serentak, yaitu terapi suportif untuk mengurangi derajat gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit bersama terapi definitif atau kausal untuk menyembuhkan penyakit dasarnya. Untuk itu, pemahaman yang mendasar tentang metabolisme garam, air dan elektrolit merupakan bagian penting pada pengelolaan pasien bedah. Penatalaksanaan cairan dan elektrolit adalah hal yang utama dalam perawatan pasien bedah. Perubahan perubahan pada volume cairan dan komposisi elektrolit dapat terjadi secara preopertif, intraoperatif dan postoperatif sebagai respon terhadap trauma dan sepsis.( 1,2 ) Istilah resusitasi cairan mulai diperkenalkan sebagai istilah untuk terapi cairan dalam jumlah banyak menimbulkan dan diberikan dalam waktu singkat, guna mengatasi gangguan akut yang dalam waktu singkat dapat menyebabkan kematian.( 1 )

PEMBAHASAN Sebagian besar (60%) tubuh kita terdiri dari air. Cairan tubuh (air & zat-zat yg terlarut di dalamnya) berfungsi : - Pengangkutan zat zat makanan ke semua sel tubuh

- Pengeluaran bahan sisa dari dalam tubuh, melalui : urin, tinja, keringat & uap air pernafasan Jumlah cairan yg masuk & keluar dlm 24 jam relatif sama. Masuk : - Minuman 800-1700ml - Makanan 500-1000 ml - Hasil oksidasi 200-300 ml ANATOMI CAIRAN TUBUH TOTAL AIR DALAM TUBUH Air menyusun 50 60% dari total berat badan. Hubungan antara berat badan total dan total air dalam tubuh relatif konstan pada tiap individu dan merupakan refleksi dari lemak tubuh. Jaringan yang tidak berlemak seperti otot dan organ organ yang padat mempunyai kadar air yang tinggi dibandingkan dengan lemak dan tulang. Sebagai contoh, laki laki muda yang kurus mempunyai kadar air dalam tubuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan orangtua atau orang yang gemuk. Rata rata 60% dari berat badan laki laki dewasa muda terdiri atas air, sedangkan pada pada wanita muda rata rata 50%. Persentasi total air dalam tubuh yang lebih rendah pada wanita berhubungan dengan persentase yang tinggi dari jaringan adiposa dan persentase yang rendah dari massa otot yang dimiliki oleh wanita. Total cairan tubuh diperkirakan menurun kira kira 10 20 % pada individu yang gemuk dan meningkat 10 % pada individu yang malnutrisi. Persentase total air dalam tubuh yang paling tinggi terdapat pada bayi yang baru lahir, dengan rata rata 80% dari berat badan totalnya terdiri dari air. Kandungan air ini akan menurun kira kira menjadi 65% pada tahun pertama dan kemudian relatif konstan pada tahun tahun berikutnya. PEMBAGIAN CAIRAN TUBUH Total air dalam tubuh dibagi menjadi 2 bagian : ekstraseluler dan intraseluler. Cairan ekstraseluler menyusun 1/3 dari total air dalam tubuh dan 2/3 sisanya merupakan cairan intraseluler. Cairan ekstraseluler menyusun 20% dari berat badan total yang terdiri dari plasma ( 5% dari berat badan ) dan cairan interstitial ( 15 % dari berat badan ). Jumlah cairan intraseluler dihitung dengan cara mengurangi total air dalam tubuh dengan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler terdiri dari 40% berat badan total pada masing masing individu dengan proporsi terbesar terdapat pada otot rangka. ( 2 ) % berat badan total Keluar: Urin - 600-1600 ml Tinja 50-200 ml Keringat/ paru - 850-1200 ml

Plasma 5% Cairan interstitial 15% Volume intraseluler 40% KOMPOSISI CAIRAN TUBUH Komposisi kimia dari cairan tubuh : PLASMA 154 mEq/L KATION Na+ 142 K+ 4 Ca++ 5 Mg++ 3 154mEq/L ANION Cl- 103 HCO3- 27 SO4 3 PO4 CAIRAN INTERSTITIAL 153 mEq/L KATION Na+ 144 K+ 4 153 mEq/L ANION Cl- 114 HCO3- 30 SO4 3 PO4 CAIRAN INTRASELULER 200 mEq/L KATION K+ 150 Mg++ 2 200 mEq/L ANION HPO4150 SO4 150 HCO3- 10

As. Ca++ 3 Organik 5 Mg++ 2 Protein 16

As. Na+ 10 Organik 5

Protein 40 Protein 1 Cairan ekstraseluler seimbang antara kation utama yaitu natrium dan anion utama yaitu klorida dan bikarbonat. Cairan intraseluler terdiri dari kation utama yaitu kalium dan magnesium dan anion utam yaitu fosfat dan protein. Gradien konsentrasi antara bagian bagian cairan diatur oleh pompa ATP Na-K yang terletak di antara membran sel. Komposisi dari plasma dan cairan interstitial agak berbeda pada komposisi ion, dengan perbedaan yang utama dapat terlihat pada komposisi protein yang lebih tinggi pada plasma. Osmolaritas plasma yang ditambahkan dengan protein menyeimbangkan cairan yang melewati endotel kapiler. Walaupun perpindahan ion dan protein antara cairan yang berbeda terbatas, air dapat berdifusi dengan bebas. Air tersebar disemua cairan tubuh sehingga pemberian sejumlah air dapat meningkatkan sedikit volume dari cairan. Bagaimanapun, Natrium merupakan bagian dari cairan ekstraseluler dan karena osmotiknya dan kemampuan elektriknya, sehingga dapat berikatan dengan air. Oleh karena itu cairan yang mengandung natrium didistribusikan melalui cairan ekstraseluler dan ditambahkan pada volume

intravaskuler dan interstitial. Ketika cairan yang mengandung natrium yang masuk akan mempengaruhi volume intravaskuler, juga akan memperluas ruang interstitial kurang lebih tiga kali lipat seperti plasma. TEKANAN OSMOTIK Perpindahan air melewati membran sel terutama tergantung dari osmosis. Untuk mendapatkan keseimbangan osmotik, air berpindah melewati membran semipermeabel untuk menyeimbangkan konsentrasi pada kedua bagian. Perpindahan ini dapat terlihat dari konsentrasi solut pada salah satu membran. Tekanan osmotik diukur dalam unit osmolaritas ( osm ) atau miliosmol ( mOsm ) yang menunjukkan jumlah sebenarnya dari partikel partikel yang aktif. Sebagai contoh, satu millimole ( mmol ) dari natrium klorida sama dengan 2 mOsm ( satu dari natrium dan asatu dari klorida ). Prinsip utama dari osmolaritas adalah konsentrasi natrium, glukosa dan urea ( blood urea nitrogen ( BUN ) ) : Perhitungan osmolaritas serum = 2 natrium + glukosa / 18 + BUN / 2,8 Osmolaritas dari cairan intraseluler dan ekstraseluler normalnya antara 290 310 mOsm pada setiap bagian. Karena membran sel permeabel terhadap air, setiap perubahan pada tekanan osmotik pada tiap bagian terjadi bersamaan dengan redistribusi air sampai tekanan osmotik efektif antar bagian seimbang. Sebagai contoh, jika konsentrasi Na cairan ekstraseluler meningkat dapat terjadi perpindahan air dari cairan intraseluler ke cairan ekstraseluler. Sebaliknya, jika konsentrasi Na cairan ekstrasel menurun, air akan masuk ke dalam sel. Perubahan volume pada setiap bagian, bagaimanapun tidak diikuti dengan perpindahan air selama konsentrasinya pada kedua bagian sama. Konsentrasi elektrolit biasanya terlihat pada gabungan aktivitas kimia atau ekuivalen. Perbandingan dari ion yaitu dari berat atom dalam gram dibagi valensi: Equivalent = berat atom (g)/valensi Untuk ion yang univalen seperti Na, 1 mEq adalah sama dengan 1 mmol. Untuk ion bivalen seperti Mg, 1 mmol sama dengan 2 mEq. Hal ini penting karena jumlah mEq dari kation harus seimbang dengan jumlah mEq dari anion. KLASIFIKASI PERUBAHAN CAIRAN TUBUH PERUBAHAN NORMAL CAIRAN DAN ELEKTROLIT Konsumsi air rata-rata pada orang normal kurang lebih 2000 ml, 75% dari pemasukan oral dan sisanya dari ekstraksi dari makanan padat. Kehilangan air perhari terdiri dari 1 L melalui urin, 250 ml melalui feses dan 600 ml melalui Insensible loss. Insensible loss dapat terjadi melalui kulit 75% dan paru 25% berupa air murni. Insensible loss dapat meningkat

pada banyak faktor seperti demam, hipermetabolisme dan hiperventilasi. Berkeringat, pada sisi lain merupakan proses aktif dan meliputi kehilangan elektrolit (hipotonik) dan air. Untuk membersihkan sisa produk metabolisme ginjal harus mengeksresi minimal 500-800 ml urin perhari tanpa memperhatikan jumlah masukan peroral. Individu normal juga mengkonsumsi 3 5 gr garam perhari, dan diseimbangkan oleh ginjal pada hiponatremia, eksresi Na dapat diturunkan sedikitnya sedikitnya 1 Meq/d atau maksimal sampai 500 Meq/d untuk mencapai keseimbangan sebagai pengganti dari garam yang dieksresi oleh ginjal. GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN Defisit volume ekstraseluler adalah gangguan yang sering terjadi pada pasien bedah dan dapat terjadi secara akut dan kronik. Defisit volume akut berhubungan dengan kardiovaskuler dan tanda-tanda SSP, ketika terlihat tanda-tanda defisit kronik jaringan seperti penurunan turgor kronik dan mata yang cekung, sebagai tanda kelainan sistem kardiovaskuler dan SSP. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan N urea darah jika terjadi defisit berat sehingga menurunkan filtrasi glomerolus dan hemokonsentrasi. Osmolaritas urin biasanya lebih tinggi daripada osmolaritas serum, dan urin Na dapat menjadi rendah, bisa kurang dari 20 Meq/l. Konsentrasi Na tidak menunjukkan jumlah volume, dan oleh karena itu dapat tinggi, normal atau rendah ketika terjadi defisit volume. Etiologi yang paling sering dari defisit volume pada pasien bedah adalah kehilangan cairan dari gastrointestinal yang berasal dari Nasogastric suction, muntah, diare atau fistula. Sebagai tambahan, kerusakan sukunder pada cedera jaringan lunak, luka bakar, dan proses intraabdominal seperti peritonitis, obstruksi, tindakan pembedahan yang lama juga dapat memicu terjadinya defisit volume. Kelebihan volume ekstraseluler dapat terjadi secara iatrogenik atau sekunder melalui disfungsi renal, congestif heart failure, atau sirosis. Baik volume plasma dan volume interstitial meningkat. Gejalanya secara jelas terlihat pada pulmonal dan kardiovaskuler. Tanda dan gejala dari gangguan ketidakseimbangan volume Sistem Secara umum Jantung Ginjal Dfisit volume Kehilangan BB Kelebihan volume Kenaikan BB

Penurunan turgor kulit Edema perifer Takikardi Peningkatan cardiac output Peningkatan tekanan vena central

Gastrointestinal Ortostatis atau hipotensi Pulmonary

Kolaps vena leher Oligouria Azotemia Ileus

Pembengkakan vena leher Murmur Bowel edema Pulmonary edema

Komposisi sekresi gastrointestinal Tipe sekresi Volume Na K (mEq/L) 10-30 5-10 30 5-10 5-10 Cl (mEq/L) 100-130 90-120 40 70-90 90-110 HCO3 (mEq/L) 0 30-40 0 95-115 30-40

Perut

(mL/24 h) (mEq/L) 1000-2000 60-90

Usus halus 2000-3000 120-140 Kolon Pancreas Kandung empedu 600-800 300-800 60 135-145 135-145

PENGATURAN VOLUME Perubahan volume terjadi baik secara dengan osmoreseptor dan baroreseptor. Osmoreseptor dalah sensor khusus yang mendeteksi perubahan kecil pada osmolalitas cairan melalui osmoreseptor yang terlihat pada rasa haus dan diuresis melalui ginjal. Sebagai contoh, osmolalitas plasma meningkat, rasa haus timbul dan konsumsi air meningkat. Sebagai tambahan, hipotalamus terstimulasi untuk mensekresi

vasopresin, yang meningkatkan reabsorbsi air pada ginjal. Secara bersamaan, dua mekanisme ini mengembalikan osmolalitas plasma menjadi normal. Baroreseptor juga mengatur volume sebagai respon pada perubahan tekanan dan sirkulasi volume melalui tekanan sensor yang khusus yang terletak pada lengkung aorta dan sinus karotis. Respon baroreseptor baik neural, melalui simpatis dan parasimpatis, dan hormonal termasuk renin-angiotensin, aldosteron, atrial-natriuretic peptide,dan renal prostaglandin. Hasil bersih dari perubahan jumlah Na ginjal dan reabsorbsi air sebagai respon untuk memperbaiki volume menjadi normal. PERUBAHAN KONSENTRASI Perubahan serum Na merupakan kebalikan proporsi dari kadar total air dalam tubuh. Oleh karena itu abnormalitas dari total air dalam tubuh dapat terlihat dari abnormalitas serum Na. HIPONATREMIA Kadar serum Na yang rendah terjadi ketika adanya kelebihan dari air ekstraseluler yang berhubungan dengan Na. Volume ekstraseluler dapat tinggi, normal atau rendah. Pada banyak kasus hiponatremia, konsentrasi natrium menurun sebagai konsekuensi dari deplesi Na atau delusi. Hiponatremia delusional sering kali terjadi akibat kelebihan air ekstraseluler dan berhubungan dengan status volume ekstraseluler yang tinggi. Baik intensional (pemasukan air yang banyak melalui oral) atau iatrogenic (IV), air masuk yang berlebihan dapat menyebabkan hiponatremia. Pasien post operasi terutama mudah untuk meningkatkan sekresi dari hormon antidiuretik, yang dapat meningkat reabsorbsi air bebas dari ginjal yang kemudian terjadi peningkatan volume dan hiponatremia. Hal ini biasanya self limiting baik pada hiponatremia dan peningkatan volume yang menurunkan sekresi hormon ADH. Sebagai tambahan, sejumlah obat-obatan dapat menyebabkan retensi air dan kemudian terjadi hiponatremia, contohnya antipsikotik dan anti depresan trisiklik sama halnya dengan inhibitor angiotensi-converting enzime. Pada orang tua terutama rentan terhadap obat-obatan yang dapat menyebabkan hiponatremia. Tanda-tanda fisik dari kelebihan volume biasanya tidak ada dan pada pemeriksaan laboratorium dapat terlihat hemodelusi. Penyebab deplesi pada hiponatremia dapat terjadi baik karena penurunan intake atau peningkatan kehilangan Na yang termasuk juga cairan. Etiologi termasuk penurunan masukan Na, seperti diet rendah Na atau intake enteral yang rendah Na, kehilangan dari gastrointestinal (muntah, Penyedotan nasogastrik yang lama, atau diare), kehilangan dari ginjal (diuretic atau penyakit ginjal primer) hiponatremia deplesi sering kali bersamaan dengan defisit volume ekstraseluler. Hiponatremia

Volume status High Meningkatkan intake intake Na Sekresi ADH post operasi gastrointestinal Obat-obatan Kehilangan mel. ginjal Intoksikasi air Diuretik Diuretik Penyakit ginjal primer Hiperglikemia Penurunan normal low

lipid plasma/protein Kehilangan mel. SIADH

Hiponatremia dapat juga terlihat dari peningkat dari solute yang berhubungan dengan air bebas, seperti hiperglikemia yang tidak diobati atau intake manitol. Penggunaan glukosa pada osmosis bagian ekstraseluler, dapat menyebabkan pergeseran air dari ruang intraseluler ke ruang ekstraseluler yang kemudian terjadi hiponatremia delusional. Hiponatremia dapat juga terlihat jika tekanan osmotik pada bagian ektraseluler secara efektif normal atau bahkan meningkat. Jika hiponatremia terjadi bersamaan dengan hiperglikemia, konsentrasi Na dapat dihitung : Untuk setiap kenaikan 100-mg/dl glukosa plasma diatas normal, Na plasma harus diturunkan 1,6 mEq/L. Peningkatan lipid plasma dan lipid protein yang ekstrem dapat menyebabkan pseudo hiponatremia jika tidak ada penurunan Na ekstraseluler yang nyata yang dihubungkan dengan air. Tanda dan symptom dari hiponatremia tergantung dari derajat hiponatremia dan kecepatan ketika hiponatremia terjadi. Manifestasi klinik yang utama pada SSP dan berhubungan dengan intoksikasi air seluler dan berhubungan dengan peningkatan tekanan intracranial. Untuk membantu membedakan etiologi dari hiponatremia telah dilakukan ulasan yang sistematik dari penyebab-penyebab hiponatremia. Pertama, yang tidak termasuk penyebab hiperosmolar (hiperglikemia atau manitol) dan pseudohiponatremia. Selanjutnya, pertimbangan penyebab deplesional dibandingkan delusional yang merupakan penyebab hiponatremia. Penyebab deplesional biasanya berhubungan dengan

dehidrasi. Jika terjadi kehilangan Na ekstrarenal seperti dari gastrointestinal loses, kadar Na urin biasanya rendah (20 kg III = 100 ml/kgbb/hari = 50 ml/kgbb/hari = 20 ml/kgbb/hari

Evaluasi preoperatif status volume pasien dan elektrolit abnormal yang ada merupakan bagian yang penting pada penilaian dan perawatan preoperatif. Jika telah terdiagnosa defisit volume harus dilakukan penggantian cairan secara cepat, biasanya digunakan kristaloid isotonik. Pasien yang mengalami defisit volume dengan gejala kardiovaskular harus diberikan 12L cairan isotonik infus. Monitoring yang ketat selama periode ini sangat penting. Pasien yang gagal teratasi defisit volumenya biasanya fungsi ginjalnya rusak, dan pada orang tua harus dibawah monitoring yang ketat di ICU, untuk mengontrol tekanan vena sentral atau kardiak output. TERAPI CAIRAN INTRAOPERATIF Pada induksi anestesi mekanisme kompensasi akan hilang dan hipotensi akan terjadi jika defisit volume tidak diatasi secara cepat sebelum operasi.

Ketidakstabilan hemodinamik dapat dihindari dengan mengkoreksi cairan yang sudah hilang, menggantikan cairan yang sedang hilang dan menyediakan terapi cairan yang adekuat sewaktu preoperatif. TERAPI CAIRAN POSTOPERATIF Setiap defisit selama preoperatif atau intraoperatif harus dikoreksi. Resusitasi yang adekuat ditunjukkan dengan adanya perbaikan tanda vital dan urine output, dengan koreksi defisit basa atau laktat. www.doktermudaliar.wordpress.com

TUGAS INDIVIDU : KEPERAWATAN ANESTESI DOSEN : MUH. YASSIR

TERAPI CAIRAN PADA KASUS PEMBEDAHAN

Di susun oleh:LIA IRAWATY SIHOMBING NIM. NH.02.10.086

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NANI HASANUDDIN MAKASSAR 2011

www.doktermudali ar.wordpress.com

Menguak Misteri Kamar Bius

TERAPI CAIRANKomposisi Cairan Tubuh

LakilakiPerempu an BayiT o t a l a i r t u b u h ( % ) 6 0 5 0 7 5 I n t r a s e l

u l e r 0 3 0 4 E k s t a s e l l e r 2 2 0 3 5 Kompartemen Cairan Tubuh

4 0 r u 0 -

(mEq/L)Pl asmaInters titialInter seluler K a t i o n N a 1 4 2 1 1 4 1 5 K 4 4

1 0 a 2 5 M 3 5 T

5 C 5 , 2 g 1 2 o t

, 7 a

l 1 5 4 1 5 2 1 9 4 A n i o n C l 1 0 3 1 1 4 1 HCO3

2 7 0 1 HPO4

3 0 2 0 SO 1 0

2 1 04

1 2

A O n 0 t 1 3 a

s r i P e 6 T l

a m g a k 5 5 r o i n 0 6 o t 1 5

4 1 5 2 1 9 4 Kebutuhan Cairan

Kebutuhan air pada orang dewasa setiap harinya adalah 30-35 ml/kgBB/24jam

Kebutuhan ini meningkat sebanyak 10-15 % tiap kenaikan suhu 1 C

Kebutuhan elektrolit Na 1-2 meq/kgBB

(100meq/hari atau 5,9 gram)

Kebutuhan elektrolit K 1 meq/kgBB (60meq/hari atau 4,5 gram) Kebutuhan Harian Bayi Dan Anak

Berat badanKebut uhan air (perhari)s/ d 10 kg100 m l / k g B B 1120 kg1000 ml + 50 ml/kgB B (untuk tia p kg

di atas 10 kg)> 20 kg1500 ml + 20 ml/kgBB (untuk tiap kg di atas 20 kg) Keseimbangan Cairan Tubuh 36

www.doktermudali ar.wordpress.com

A i r m a s u k A i r k e l u a r Minuman: 8001700 ml Urine : 600-1600 ml.Makanan: 5001000 ml. Tinja :

50-200 ml.Hasil oksidasi: 200-300 ml. Insensible loss : 850-1200 ml Kebutuhan Cairan Meningkat

demam (12% setiap 1

o

> 37o

C)

hiperventilasi

suhu lingkungan meningkat

aktivitas berlebih

kehilangan abnormal seperti diare Kebutuhan Cairan Menurun

hipotermia (12% setiap 1o

> 37o

C)

kelembaban sangat tinggi

oliguria atau anuria

tidak ada aktivitas

retensi cairan misal pada gagal jantung Masalah yang sering ditemukan pada pre operatif adalah1.Hipovol emia

a . A k t u a l 1)Perd arahan.2)Dehidr asi. b.Potensial Puasa. 2.HipervolemiaT ERAPI CAIRAN PERI OPERATIFA.Pre operatif

Pasien normohidrasi

pengganti puasa (DP): 2 ml/kgBB/jam puasa

(bedakan dengan kebutuhan cairan per hari (3035ml/kg/hari))

cairan yang digunakan : kristaloid

pemberian dibagi dalam 3 jam selama anestesi : 50 % dalam 1 jam pertama25 % dalam 1 jam kedua25 % dalam 1 jam ketiga

B. Durante operasi - Pemeliharaan: 2 ml/kg/jam- Stress operasi:operasi ringan: 4 ml/kgBB/jamoper asi sedang: 6 ml/kgBB/jamoper

asi berat: 8 ml/kgBB/jam37www.doktermudali ar.wordpress.com

Menguak Misteri Kamar Bius Perdarahan

:hitung EBV jika perdarahan10% EBVberikan kristaloid substitusi dengan perbandin gan 1 : 2-4ml cairan10% kedua berikan koloid 1 :

1 ml cairan> 20 % EBVberikan darah 1 : 1 ml darah Pada anak dan bayi Pemeliharaan:10 kg pertama 4 ml/kgBB/jam1 0 kg kedua2

ml/kgBB/ja m Kg selanjutnya1 ml/kgBB/jam bedakan dengan kebutuhan per hari : Defisit puasa (DP): cairan

pemeliharaan x jam puasaStress operasi :Ringan : 2 ml/kgBB/jamS e d ang: 4 ml/kgBB/jam Berat : 6 ml/kgBB/jam

C. Pasca operasi Terapi cairan pasca bedah ditujukan untuk :a.Memenuhi kebutuhan air, elektrolit, nutrisi b.Mengga

nti kehilangan cairan pada masa paska bedah (cairan lambung, febris)38Contoh :Pria BB 50 kg

EBV 50 X 70 ml = 3500 mlmaka jika

perdarahan 800 ml digantikan dengan10% pertama (350 ml)

kristaloid 700-1400 ml10% kedua (350 ml)

koloid 350 ml100 ml

darah 100 ml

Jenis pembedahan (menurut MK Sykes)a . P e m b edahan kecil / ringan

-

Pembedahan rutin kurang dari 30 menit.-

Pemberian anestesi dapat dengan masker. b . P e

mbedahan sedang.-

Pembedahan rutin pada pasien yang sehat.-

Pemberian anestesi dengan pipa endotracheal.

-

Lama operasi kurang dari 3 jam.-

Jumlah perdarahan kurang dari 10% EBVc . P e m b edahan besar.

-

Pembedahan yang lebih dari 3 jam.-

Perdarahan lebih dari 10% EBV-

Pembedahan di daerah saraf pusat,

laparatomi, paru dan