makalah segi prkatis terapi cairan dan elektrolit

Upload: coelun-malingsia

Post on 29-Oct-2015

202 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

anestesiology

TRANSCRIPT

  • 7/14/2019 Makalah Segi Prkatis Terapi Cairan Dan Elektrolit

    1/23

    MAKALAH

    (TINJAUAN PUSTAKA)

    SEGI PRAKTIS TERAPI CAIRAN DAN

    ELEKTROLIT

    DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SYARAT

    KEPANITERAAN KLINIK

    BIDANG ANESTESIOLOGI DAN RAWAT INTENSIF

    DI BLU RSUD SEMARANG

    Oleh :

    Dina Nur Afifah

    01.205.4971

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

    SEMARANG

    2010

    LEMBAR PENGESAHAN

    Nama : Dina Nur Afifah

  • 7/14/2019 Makalah Segi Prkatis Terapi Cairan Dan Elektrolit

    2/23

    NIM : 01.205.4971

    Fakultas : Kedokteran

    Universitas : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

    Tingkat : Program Pendidikan Profesi Dokter

    Bidang Pendidikan : Anestesiologi dan Terapi Intensif

    Periode Kepaniteraan Klinik : 11 -23 Januari 2010

    Judul Makalah : Segi Praktis Terapi Cairan dan Elektrolit

    Diajukan : Januari 2010

    Pembimbing :Dr. Purwito Nugroho, Sp. An

    TELAH DIPERIKSA DAN DISAHKAN TANGGAL : ..

    Mengetahui :

    Ketua SMF Anestesiologi dan Rawat

    Intensif

    BLU RSUD Kota Semarang,

    Dr. Purwito Nugroho, Sp. An

    PEMBIMBING :

    Dr. Purwito Nugroho, Sp. An

    KATA PENGANTAR

  • 7/14/2019 Makalah Segi Prkatis Terapi Cairan Dan Elektrolit

    3/23

    Puji syukur yang sebesar-besarnya penulis panjatkan kepada Allah SWT

    yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah dengan

    Judul Segi Praktis Terapi Cairan dan Elekrolit ini dapat selesai dengan baik

    dan tepat pada waktunya.

    Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi syarat Kepaniteraan

    Klinik Bidang Anestesiologi dan Rawat Intensif Fakultas Kedokteran

    Universitas Islam Sultan Agung Semarang di BLU RSUD Kota Semarang

    periode 11-23 Januari 2010

    Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas

    bantuan dan kerja sama yang telah diberikan selama penyusunan referat ini,

    kepada :

    1 Dr. Niken Widyah Hastuti, M. Kes., selaku direktur Rumah Sakit

    Umum daerah Kota Semarang

    2 Dr. Wahyu Hendarto, Sp. An., selaku Ka. Instalasi Anestesiologi dan

    Pembimbing Kepaniteraan Klinik Anestesiologi dan Terapi Intensif RSUD

    Kota Semarang.

    3 Dr. Purwito Nugroho, Sp.An selaku Ka. SMF dan Pembimbing

    Kepaniteraan Klinik Anestesiologi dan terapi intensif RSUD Kota

    Semarang.

    4 Dr. Donni Indra Kusuma, Sp. An. Msi. Med, selaku Pembimbing

    Kepaniteraan Klinik Anestesiologi dan Terapi Intensif RSUD Kota

    Semarang.

    5 Rekan-rekan Anggota Kepaniteraan Klinik di Bagian Anestesiologi dan

    terapi Intensif RSUD Kota Semarang.

    Penulis menyadari masih banyak kekurangan, karena itu penulis

    mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak, supaya

    referat ini dapat menjadi lebih baik, dan berguna bagi semua yang

    membacanya.

    Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila masih banyak

    kesalahan maupun kekurangan dalam makalah ini.

  • 7/14/2019 Makalah Segi Prkatis Terapi Cairan Dan Elektrolit

    4/23

    Semarang, Januari 2010

    Penulis

  • 7/14/2019 Makalah Segi Prkatis Terapi Cairan Dan Elektrolit

    5/23

    SEGI PRAKTIS TERAPI CAIRAN DAN CAIRAN

    Dina Nur Afifah* , Purwito Nugroho **

    ABSTRACT:

    Body fluid and electrolite function are bring nutrition to whole bodys

    part and excrete metabolisms rubbish. Fluid in our body are comes from

    beverages/ foods and syntetics product as result of carbohidrat oxidation.

    Amount of fluid in the body is variety depends on age, sex, and subcutan fat.

    For maintaince composition of bodys fluid, in our body can happen

    many compensation of many changer that influence the body. Sometimes the

    compensation not done well, fluid therapy can be used to change loss of

    electrolit and liquid in body.

    ABSTRAK:

    Cairan tubuh dan elektrolit berfungsi sebagai pengangkut zat makanan

    ke seluruh tubuh dan mengeluarkan bahan sisa metabolisme untuk menunjang

    berlangsungnya kehidupan. Bertambahnya cairan dalam tubuh bersumber dari

    larutan atau cairan makanan yang dimakan dan sintesis dalam badan sebagai

    hasil oksidasi karbohidrat. Jumlah air dalam tubuh berbeda-beda tergantung

    pada umur, jenis kelamin dan banyak sedikitnya lemak tubuh.

    Untuk mempertahankan komposisi cairan tubuh, berbagai kompensasi

    dapat terjadi dalam menerima berbagai variasi cairan dan perubahan-perubahan

    akibat suatu penyakit. Kompensasi dapat menjadi maksimal dan timbul

    kegagalan oleh karena berbagai keadaan atau sebab yang tak dapat teratasi,

    misalnya pada vomitus atau diare akut, gangguan fungsi ginjal, pernafasan dan

    jantung.

    Oleh karena itu diperlukan terapi cairan dalam memenuhi kebutuhan

    cairan,mengganti kehilangan cairan dan elektrolit, dan mengatasi kehilangan

    cairan akut.

    Kata kunci : Terapi cairan, gangguan keseimbangan cairan, Monitoring

    dalam Pemberian Cairan

    *Co assisten FK Universitas Islam Sultan Agung Semarang

    **Dokter Spesialis Anestesiologi BLU RSUD Kota SemarangPENDAHULUAN

  • 7/14/2019 Makalah Segi Prkatis Terapi Cairan Dan Elektrolit

    6/23

    Asupan air dan elektrolit dapat terjadi melalui makan dan minum, dan

    dikeluarkan dalam jumlah yang relative sama. Ketika terjadi gangguan

    homeostasis, harus segera diberikan terapi untuk mengembalikan

    keseimbangan air dan elektrolit. Perubahan dari keseimbangan ini, misalnya

    oleh karena suatu penyakit atau keadaan yang menyertai suatu penyakit akan

    mempengaruhi kehidupan dan fungsi sel1.

    Untuk mendapatkan hasil yang adekuat, serta manghindari komplikasi

    terapi cairan, perlu dipahami terlebih dahulu mengenai cairan tubuh itu sendiri,

    gangguan keseimbangan cairan, dan penatalaksanaannya2.

    Tubuh terdiri dari komponen: mineral dan glikogen 6%, lemak 20,8%,

    protein 17,0%, dan air 57%. Di dalam tubuh kandungan air pada :

    1 Anak-Anak = 70-80%

    2 Remaja- Dewasa= 60%

    3 Manula =50%3 .

    Jenis dan jumlah cairan tubuh

    Cairan tubuh 60% dibagi tiga, yaitu: Cairan ekstraseluler 20%, cairan

    intraseluler 40%, dan cairan transeluler 1-3% dari berat badan ( 15 ml/KgBB),

    di mana cairan ini terdapat oleh karena pengangkutan aktif cairan ekstraseluler

    melalui epitel dari :

    ; 7 ml/KgBB pada saluran cerna

    ; 2 ml/KgBB pada saluran empedu

    ; 6 ml/KgBB pada saluran getah bening

    Cairan ekstraseluler dan cairan intraseluler dipisahkan oleh membran

    sel. Isi cairan ekstraseluler adalah plasma darah 5% dan cairan interstitial 15%3

    .

    kompartemen

    tubuh

    Pre term

    Neonatus Infant

    Pria

    dewasa

    Wanita

    dewasa Manula

  • 7/14/2019 Makalah Segi Prkatis Terapi Cairan Dan Elektrolit

    7/23

    Ekstraselular 60% 29% 15% 15% 20%

    intravaskular 4% 4% 5% 6%

    interstitial 25% 11% 10% 15%intraselular 30% 48% 35% 35% 25%

    Tabel Komposisi Cairan Tubuh

    BM

    Intraseluler

    (mEq/L) Ekstraselular (mEq/L)

    Intravaskuler Interstitial

    Natrium 23,0 10 145 142

    Kalium 39,1 140 4 4

    Kalsium 40,1

  • 7/14/2019 Makalah Segi Prkatis Terapi Cairan Dan Elektrolit

    8/23

    Penyebab

    aPergeseran transelular: alkalosis, hiperventilasi, insulin.

    b Kehilangan melalui ginjal: diuresis, alkalosis

    metabolik, gangguan tubuh ginjal, diabetik ketoasidosis,

    obat(diuretika, aminoglosida), muntah dll.

    Terapi

    Berikan KCL

    - K+

    >3 mEq/L oral atau via NGT : 20-40 m.mol

    - K+ 6 mEq/L, gejalanya aritmia, heart block,

    bradikardia, knduksi dan kontraksi terbatas

    2 K+>7 mEq/L fatal

    Penyebab:

    Disfungsi ginjal, asidemia, hioaldosteronisme,obat(potasium,

    sparing diuretik, ACE inhibitor, NSAIDs), kematian sel, asupan

    berlebihan

    Terapi :

    aECG abnormal

    b Retribusi kalium: insuli 10 unit dan 5% dextrose

    500ml i.v, natrium bikarbonat 1 mEq/kg i.v pela-pelan.

    cEkskresi kalium: loop diuretik(lasix), dialisa

    d Hiperventilasi, sehingga CO2 turunalkalosis

    respiratorikK+ masuk intrasel

    2 Natrium

  • 7/14/2019 Makalah Segi Prkatis Terapi Cairan Dan Elektrolit

    9/23

    Natrium penting dalam menentukan osmolaritas darah, berperan

    ada regulasi volume ekstraselular

    Gangguan natrium mempengaruhi neuronal dan neuromuskular

    junction

    Kadar normal: 135-145mg/L

    aHiponatremia

    1

  • 7/14/2019 Makalah Segi Prkatis Terapi Cairan Dan Elektrolit

    10/23

    - Asupan air kurang: tidak ada rasa haus, saah akses

    - asupan berlebihan: salt tablet, saline hypertonic, bik-nat

    Terapi :

    Kelebihan natrium: (X-140)x BBx 0,6= mg

    Defisit cairan: (X-140)x BB x0,6 :140 = L

    Berikan 5% dextrose in water

    3 Kalsium

    Kalsium berfungsi untuk kontraksi otot, transmisi impuls saraf,

    sekresi hormon, pembekuan darah, pembelahan dan pergerakan sel,

    penyembuhan luka.

    Kadar kalsium sebaiknya dinilai dari ionized calcium

    Kadar normal: 1-1,25 m.mol

    aHipokalsemia

    Ca+1,3 m.mol/L, gejala: hipertensi, cardiac iscemik,

    arrytmia, bradicardia, gangguan konduksi, digitalis toxicity,

    dehidrasi, lemah, depresi mental, mual muntah, konstipasi,

    koma,kejang, pankreatitis, ulser disease, sudden death.

  • 7/14/2019 Makalah Segi Prkatis Terapi Cairan Dan Elektrolit

    11/23

    Penyebab: hiperparatiroidea, keganasan, immobilisasi,

    kelebihan vit A atau D, thyrotoxicosis

    Terapi:

    NaCl 0,9%+ loop diuretik(furosemid)

    NaCl: perbaikan volume intravaskulerperfusi jaringan dan aliran

    darah ke ginjal adekuat

    Diuretika : meningkatkan ekskresi kalsium

    4 Magnesium

    Berfungsi untuk tranverr energi dan stabilitas elektrik

    Penyebab :

    - Kehilangan lewat ginjal: diuretik, disfungsi tubuli ginjal dll

    - Kehilangan lewat gastrointestinal: diare, malabsorbsi, nasogastric

    suction.

    - Pergeseran transeluler

    - Pulih dari hipotermia, refeeding

    - Asupan kurang

    - Malnutrisi, alkoholisme, nutrisi pariental

    Gejala: koma, hiperkalemia, hipokalsemia

    Terapi : Emergensi(arrytmia): Mg SO4 10%-->0,2 ml/kg/dose i.v

    5 Fosfat

    Fosfat berperan dalam metabolisme energi sel.

    Penyebab :

    - Pergeseran transelular

    - Kehilangan lewat ginjal: hierkalemia, steroid, diuretik

    - Kehilangan lewat gastrointestinal: diare, malabsorbsi

  • 7/14/2019 Makalah Segi Prkatis Terapi Cairan Dan Elektrolit

    12/23

    - Asupan kurang: malnutrisi

    Terapi :

    - >1 mg/dL interal

    -

  • 7/14/2019 Makalah Segi Prkatis Terapi Cairan Dan Elektrolit

    13/23

    Dapat ditentukan dengan mengukur Berat Jenis plasma & mengamati gejala

    klinis yang terjadi. . Melihat gejala klinis ada dua macam metode sebagai

    berikut :

    1.Klasifikasi Klinis Pierce :

    Gejala Klinis Defisit Cairan

    Dehidrasi ringan :

    - Turgor sdkt menurun

    - Takhikardi, rasa haus

    5% Berat Badan

    Dehidrasi sedang :

    -turgor jelas menurun, haus sekali

    - nadi lemah, takhikardi, hi[otensi

    8% Berat Badan

    Dehidrasi berat :

    - turgor sangat menurun ,mata cowong

    - stupor atau koma

    - nadi lemah/tak teraba, hipotensi

    - Sianosis ujung extremitas.

    10% Berat Badan

    :Mengukur Berat Jenis Plasma

    Metode Cupri Sulfat.

    BJ Plasma sesuai dengan BJ larutan Cupri Sulfat

    BJ Plasma setara dengan pengukuran CVP dan sangat peka terhadap

    perubahan volume plasma

    Defisit cairan menurut rumus Morgan-Watten :

    = BJ Plasma 1,025 X Berat Badan x 4 ml

    0,001Pemeriksaan lainnya adalah pemeriksaan Berat Jenis (BJ) Urine, Hematokrit

    (Ht)tdan elektrolit darah. Dalam keadaan dehidrasi BJ urine dan Ht akan naik2.

    Macam Cairan

    Terapi cairan ada dua,meliputi :

    1 resusitasi (kristaloid dan koloid) menggantikan kehilangan akut

    cairan tubuh.

  • 7/14/2019 Makalah Segi Prkatis Terapi Cairan Dan Elektrolit

    14/23

    2 rumatan ( elektrolit dan nutrisi) memelihara keseimbangan

    cairan tubuh dan nutrisi.

    3 cairan khusus

    cairan hipertonik: NaCl 3%, mannitol 20%, bic-nat6 .

    Berdasarkan cara pemberiannya, dapat dibagi menjadi :

    1 Cairan rehidrasi Oral

    Cairan ini dapat diberikan dengan cara diminum atau melalui pipa

    nasogastrik, secara umum dikenal dengan nama oraliti. Kesadaran di sini

    diperlukan untuk menghindari terjadinya aspirasi dan tidak ada sumbatanpada tractus . Cairan ini mudah didapat dan diberikan, tidak perlu steril.

    Cairan ini diberikan dalam keadaan hangat dengan jumlah 1,5 kali jumlah

    defisit cairan penderita5.

    2 Cairan Rehidrasi Infus

    Cairan ini diberikan secara intravena untuk menanggulangi secara cepat

    defisit cairan tubuh. Macam cairan untuk menanggulangi keadaan darurat

    antara lain digunakan

    3 Cairan kristaloid

    a Cairan koloid

    b Darah2.

    A. Cairan Kristaloid :

    Ringer Laktat, Ringer Asetat (Asering ) dan NaCl.

    Cairan ini komposisinya mirip dg cairan extracelluler.

    Cairan yg diberikan akan merembes dari intravasculer masuk kedalam

    interstitiel, dan akhirnya akan mencapai keseimbangan setelah

    interstitiel jenuh. Molekul kecil bertahan - 1 jam dalam intravaskuler

    Hemodilusi dg cairan elektrolit bertujuan untuk :

    - memberikan koreksi defisit extracelluler

    - mempertahankan hemodinamik dan perfusi yg baik sementara darah donor

    belum ada.

    - menghemat jumlah darah donor yg perlu ditransfusikan.

  • 7/14/2019 Makalah Segi Prkatis Terapi Cairan Dan Elektrolit

    15/23

    paling baik untuk menanggulangi dehidrasi secara cepat terutama

    dehidrasi oleh karena pendarahan, gastroenteritis / kholera dan sebagainya.

    pemberian : 3 4 x jumlah volume darah yang digantikannya

    Penggunaan:

    Pemeliharaan : D5-1/2 N

    Pengganti: RL, NaCl 0,9 %

    Tujuan tertentu : NaCl 3 % , Bik Nat 8 %2 .

    Ringer Asetat

    Keunggulan :

    - Asetat dimetabolisme di otot dan masih dapat ditolerir pada pasien yang

    mengalami gangguan hati.

    - RA lebih berguna daripada RL selama CPB.

    - Pemberian sebelum operasi atau durante operasi sesar, dapat

    mengurangi resiko hipotermia pada ibu.

    - Ringer Asetat sangat baik mempertahankan suhu sentral pasien pei

    operatif dibandingkan pada anestesi isofluran dan sevofluran.

    - Pada kasus stroke akut, untuk meningkatkan osmolaritas, agar menjadi

    isotonis dengan cairan tubuh, maka ke dalam ASERING dapat

    ditambahkan MgSO4 20% sebanyak 5 mL sehingga memperkecil risiko

    memburuknya edema cerebral.

    - efisien untuk mengatasi asidosis..

    Metabolisme Asetat

    - C2H3O2 + 2O2 CO2 + H2O + HCO3 (Asetat)

    - Metabolisme asetat berlangsung lebih cepat, hemat oksigen

    - Lebih efisien karena tidak ada siklus Cori6

    Indikasi :

    - Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi :

    ; gastroenteritis akut

    ; demam berdarah dengue

    (DHF)

    ; luka bakar

    ; syok hemoragik

    ; dehidrasi berat

    traum

  • 7/14/2019 Makalah Segi Prkatis Terapi Cairan Dan Elektrolit

    16/23

    aB. Cairan koloid :

    Cairan Koloid dibagi 2 golongan :

    1. Koloid Alami : plasma protein, albumin, darah, Erythrocyte concentrates

    2. Koloid sintetis :

    - Dextran, dosis lebih dari 10 15 ml/kg BB menyebabkan gangguan

    proses pembekuan yang besar: Dextran 70, Dextran 40, max 2 botol

    - Gellatin jumlah pemberian tak terhingga,kurang efisien karena hanya

    mengisi sekitar 70 %: Hemacel, Gelofundin

    - Hydoxy Ethyl Starch ( HES ) =2 botol

    - Polyvinyl Pyrolidone ( PVC ) : Subtosan, Periston7 .

    Koloid sintesis:

    Mempunyai nilai oncotic yg tinggi, sehingga mempunyai

    volume effect lebih baik dan 4 6 jam dalam intravaskuler

    Mengurangi kebutuhan darah ataupun albumin

    Diterima untuk semua golongan darah

    Banyak tersedia di apotik dan dapat langsung digunakan

    Tidak ada resiko infeksi / kontaminasi

    Tahan dalam penyimpanan

    Plasma expander tdk dpt mengkoreksi defisit kompartemen

    extrascelluler7 .

    Cairan koloid mengandung molekul-molekul besar yang berfungsi

    seperti albumin dalam plasma. Sedangkan pemberian transfusi darah akan

    mengkoreksi volume plasma saja, sedangkan volume interstitiel masih tetap

    kekurangan cairan2

    .

    VOLUVEN

    INDIKASI

    1. Terapi dan pencegahan pada shock hypovolaemia

    Sehubungan dengan :

    - Pembedahan

    - Dengue Shock Syndrome /DSS

    - Luka bakar

    - Sepsis

    -Trauma

  • 7/14/2019 Makalah Segi Prkatis Terapi Cairan Dan Elektrolit

    17/23

    - Preloading pada spinal anesthesia

    - Extracorporeal circulation

    - Terapi Haemodilution - kerusakan mikrosirkulasi

    Keutamaan VOLUVEN :

    ; Satu-satunya Koloid buatan yang diberikan ijin untuk penggunaan pada

    neonatus dan anak

    ; Dosis yang dapat diberikan jauh lebih banyak (50ml/kg/hr) 6 botol.

    ; Tidak di akumulasi di plasma, tidak mengganggu ginjal

    ; Tidak mengganggu koagulasi darah

    ; Tidak disimpan dalam jaringan

    ; mempunyai back up penelitian yang lengkap

    ; Memiliki volume efek yang baik (100%)

    ; Reaksi anafilaksi/anafilaktoid yang paling kecil, oedem minimal.

    ; Kebocoran kapiler lebih kecil, durasi lama (4-6 jam)

    ; Bahan baku jagung sangat aman (Gelatine terbuat dari tulang sapi )

    ; Stabilitas suhu baik (pada suhu rendah gelatine dapat membeku )

    ; Mengurangi waktu resusitasi

    ; Memperbaiki aliran di mikrosirkulasi4

    KELOMPOK HES ( Hidroxy Ethyl Starch)

    - HES Heta ,Penta.

    - HES Tetra : BM 130 D = Dewasa dan Anak.

    Osmol : 308 , isotonis.

    koagulasi darah tidak terganggu ,derajat Substitusi

    rendah aman utk ginjal d/p BM 200 KD

    tahan 4 6 jam, mengisi 100 % yang diberikan.

    dosis : 50 cc/kgBB/hari ~ 5 - 6 btl Dws 50 KgBB.

    lebih lama bertahan di intravaskuler.

    reaksi anapilaksis paling ringan, reaksi oedem minimal7

    Cara-cara Pemberian Cairan

    - dehidrasi ringan atau sedang

  • 7/14/2019 Makalah Segi Prkatis Terapi Cairan Dan Elektrolit

    18/23

    sejumlah cairan dibagi dalam waktu 24 jam pertama sambil diawasi perubahan

    gejala klinis yang terjadi, perubahan Ht, plasma elektrolit dan perubahan

    tekanan vena sentral

    - dehidrasi berat

    tahap I: rehidrasi cepat diberikan cairan 20-40 ml/KgBB dalam 1 2 jam.

    tahapII : setengah sisa defisit tahap I diberikan dalam waktu 6 jam.

    tahap III : sisa defisit diberikan selama 16 17 jam 2.

    Di tambahan kebutuhan dasar tubuh (maintenance/rumatan) untuk mengatasi

    cairan yang hilang selama dilakukan terapi, yaitu 2 cc/KgBB/jam. Dan juga

    elektrolit-elektrolit yang dibutuhkan sesuai dengan hasil pemeriksaan

    laboratorium.(Kebutuhan K 1 Meq/Kg BB/HR, Na 2 Meq/Kg BB/HR).

    - Penderita dengan perdarahan

    1. Menentukan volume darah yang hilang.

    - Diukur.

    - Melihat gejala klinis :

    - Minimal :

  • 7/14/2019 Makalah Segi Prkatis Terapi Cairan Dan Elektrolit

    19/23

    - Menggunakan Status Trauma dari Giesecke::

    Tanda Klinis T.Score I T.Score II T.Score III

    Sesak napas - Ringan ++

    Tensi normal turun tak terukur

    Nadi cepat sangat cepat tak teraba

    Kesadaran normal disorientasi -- coma

    Urine normal oliguria anuria

    CVP normal rendah sangat rendah

    Gas Darah normal PO2 PCo2 Po2 PCO2

    Blood Loss ----10% EBV ---30% EBV > 50% EBV

    Estimated Blood Volume (perkiraan Jumlah darah) = 65 70 ml/KgB2

    2. Pergeseran cairan :

    Kehilangan darah sp 10% tdk mengganggu kompartemen lain

    Kehilangan darah > 25% atau bila terjadi hipotensi ---- mengganggu

    kompartemen interstitiel dan intrasel.

    Cairan interstitiel berkurang, oleh karena :

    - Masuk ke intravasculer ( hemodilusi )

    - Masuk ke intrasel. Hal ini terjadi, karena adanya hipoksia ----- pompa

    sodium tdk berfungsi & membran sel bocor, sehingga sodium dari interstitiel

    masuk ke intrasel bersama ai7.

    3. Jumlah eritrosit / Hb yang tinggal .

    Eritrosit untuk transport oksigen.

    Keadaan normal, jumlah oksigen yg tersedia utk jaringan adalah = COP

    x Sat.O2 x Hb x 1,34 + Co x Po2 x 0,003

    Unsur Co x Po2 x 0,003 nilainya kecil, sehingga dlm penyediaan

    oksigen utk jaringan tergantung pada cardiac out put, saturasi oksigen

    dan Hb saja.

    Batas maksimal kompensasi hanya 3 (tiga) kalinya saja.

  • 7/14/2019 Makalah Segi Prkatis Terapi Cairan Dan Elektrolit

    20/23

    Jika Hb turun 1/3 nya, COP dapat meningkat jadi 3 kalinya, maka

    penyediaan oksigen ke jaringan masih tetap normal.

    4. Faktor pembekuan .

    Perdarahan masih ----- faktor pembekuan banyak yg hilang

    Faktor pembekuan yg hilang perlu diganti dg pemeberian darah segar,

    thrombosit dan FFP

    Penelitian Takaori : Hb < 6 g%, terjadi pemanjangan waktu perdarahan

    lebih dari 10 menit2.

    B. Terapi Rumatan

    1. Elektrolit

    . KA-EN 1B

    Indikasi :

    - sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal

    - : dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam, sengatan panas,

    < 24 jam.

    Direkomendasikan untuk usia 3 tahun atau berat badan 15 kg.

    KA-EN 3A KA-EN 3B

    Indikasi :

    - larutan rumatan rasional untk memenuhi kebutuhan harian air dan

    elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi

    harian, pada keadaan asupan oral terbatas.

    - Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)

    - Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A.

    - Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B.

    Direkomendasikan untuk usia 3 tahun atau berat badan 15 kg5.

    2. Nutrisi

    AMIPAREN

    Keunggulan :

  • 7/14/2019 Makalah Segi Prkatis Terapi Cairan Dan Elektrolit

    21/23

    - mengandung asam amino 10% dan BCAA 30%.

    - Suplai asam amino pada stres metabolik berat

    - Memperbaiki imbang nitrogen

    Indikasi :

    - stres metabolik berat

    - luka bakar

    - infeksi berat

    - kwashiorkor

    - pasca operasi

    - total parenteral nutrition

    - dosis dewasa 100 mL selama

    60 menit

  • 7/14/2019 Makalah Segi Prkatis Terapi Cairan Dan Elektrolit

    22/23

    - informasi : kecepatan pemberian asam amino adalah 10 gr/jam 5.

    Monitoring dalam Pemberian Cairan

    Menjaga supaya pemberian cairan tidak mengalami kelebihan atau

    kekurangan, meliputi :

    a Perubahan gejala klinis yang mencerminkan fungsi susunan saraf pusat,

    misalnya : penurunan kesadaran.

    b Perubahan sistem kardiovasculer, meliputi :Nadi, tensi., hilangnya kolaps

    vena perifer.

    c Perubahan turgor.d Perubahan produksi urine.

    e Perubahan-perubahan haematokrit, elektrolit dan lain sebagainya2.

    KESIMPULAN.

    1. Terapi Cairan di bagi tiga, yaitu :

    1. Cairan resusitasi kristaloid dan koloid

    2. Cairan rumatan elektrolit dan nutrisi

    3. Cairan khusus.

    Cairan hipertonik: NaCl 3%, mannitol 20%, bic-nat .

    2.. Resusitasi berhasil bila:

    Central venous pressure: 8 12 mmHg

    Mean arterial pressure: 65 mmHg

    Perubahan nadi >100 x/menit

    Diuresis 0,5 ml/kg/hour

    saturation: 70%

    Hilangnya kolaps vena perifer

    Perubahan turgor, kemerahan, akral hangat.

    Perubahan elektrolit.

  • 7/14/2019 Makalah Segi Prkatis Terapi Cairan Dan Elektrolit

    23/23

    DAFTAR PUSTAKA

    1 Guyton AC. Buku Teks Fisiologi Kedokteran. Terjemahan

    Dharma A, Lukmanto P, CV EGC. Penerbit Buku Kedokteran Jakarta,

    1981.

    2 Marwoto. Dasar Dasar Terapi Cairan. Kumpulan Makalah

    Anestesiologi. Semarang. 2001.

    3 Ery Leksana. Terapi Cairan dan Elektrolit. Semarang. 2004; FK

    UNDIP

    4 Hendarto W. Terapi Cairan . Kumpulan Karya Ilmiah

    Anestesiologi, 1992 ; 8-16.

    5

    Murhadi, dkk. Anestesiologi. Jakarta. 1989; FKUI6 http://maharesi.blogspot.com/2009/02/terapi-cairan-intravena-

    kristaloid-pada.html

    7 http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/padreso

    urces/Cairan

    http://maharesi.blogspot.com/2009/02/terapi-cairan-intravena-kristaloid-pada.htmlhttp://maharesi.blogspot.com/2009/02/terapi-cairan-intravena-kristaloid-pada.htmlhttp://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/padresources/Cairan%20dan%20Elektrolit%20Perioperatif2.pdfhttp://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/padresources/Cairan%20dan%20Elektrolit%20Perioperatif2.pdfhttp://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/padresources/Cairan%20dan%20Elektrolit%20Perioperatif2.pdfhttp://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/padresources/Cairan%20dan%20Elektrolit%20Perioperatif2.pdfhttp://maharesi.blogspot.com/2009/02/terapi-cairan-intravena-kristaloid-pada.htmlhttp://maharesi.blogspot.com/2009/02/terapi-cairan-intravena-kristaloid-pada.html