terapi cairan dan elektrolit

103
Page 1 TERAPI CAIRAN DAN ELEKTROLIT PERIOPERATIF

Upload: reevescool

Post on 06-Dec-2015

278 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

erewrew

TRANSCRIPT

Page 1: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 1

TERAPI CAIRAN DAN ELEKTROLITPERIOPERATIF

Page 2: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 2

• Tujuan utama terapi cairan perioperatif

adalah untuk mengganti defisit pra, selama dan pasca bedah.

Page 3: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 3

• Terapi dinilai berhasil apabila pada penderita tidak ditemukan tanda-tanda hipovolemik dan hipoperfusi atau

tanda-tanda kelebihan cairan.

Page 4: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 4

• Seluruh cairan tubuh didistribusikan ke dalam kompartemen intraselular dan

kompartemen ekstraselular.

Kompartemen ekstraselular dibagi menjadi cairan intravaskular dan intersisial.

Selain air, cairan tubuh mengandung elektrolit (Na+,K+,Cl-,HCO3-, PO4) dan non elektrolit (kreatinin, bilirubin).

Page 5: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 5

• Pada periode pasca bedah kadang-kadang perdarahan dan atau kehilangan cairan (dehidrasi) masih berlangsung, yang tentu saja memerlukan perhatian khusus.

• Puasa pra-bedah selama 12 jam atau lebih dapat menimbulkan defisit cairan (air

dan elektrolit) sebanyak 1 liter.

Page 6: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 6

Anatomi Cairan Tubuh

• Air merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia, persentasenya dapat berubah tergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang

Page 7: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 7

BODY FLUID VOLUME

Body fluid60% water

Intracelluler2/3(40%)

(28 lt in 70 kg young adult)

Plasma5% (3.5 lt in

70 kg young adult)

Transcelluler1-3%

(Cerebrospinal)(aqueous humor)

Interstitial15% (10.5 lt in 70 kg

young adult)

extracelluler1/3(20%)

(14 lt in 70 kg young adult)

Page 8: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 8

Usia Kilogram Berat(%)• Bayi prematur 80• 3 bulan 70• 6 bulan 60• 1-2 tahun 59• 11-16 tahun 58• Dewasa 58-60• Dewasa dengan obesitas 40-50• Dewasa kurus 70-75

Page 9: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 9

Cairan intraselular

• Cairan yang terkandung di antara sel disebut cairan intraselular.

• Pada orang dewasa, sekitar duapertiga dari cairan dalam tubuhnya terdapat di intraselular (sekitar 27 liter rata-rata untuk dewasa laki-laki dengan berat badan sekitar 70 kilogram).

• Sebaliknya pada bayi hanya setengah dari berat badannya merupakan cairan intraselular

Page 10: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 10

Cairan ekstraselular

• Cairan yang berada di luar sel disebut cairan ekstraselular.

• Jumlah relatif cairan ekstraselular berkurang seiring dengan usia. Pada bayi baru lahir, sekitar setengah dari cairan tubuh terdapat di cairan ekstraselular.

Setelah usia 1 tahun, jumlah cairan ekstraselular menurun sampai sekitar sepertiga dari volume total.

Page 11: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 11

Cairan ekstraselular dibagi menjadi :

o Cairan Interstitial

• Cairan yang mengelilingi sel termasuk dalam cairan interstitial, sekitar 11-12 liter .

• Cairan limfe termasuk dalam volume interstitial.

Page 12: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 12

Cairan Intravaskular

• Merupakan cairan yang terkandung dalam pembuluh darah (contohnya volume plasma).

• Rata-rata volume darah sekitar 5-6L dimana 3 liternya merupakan plasma, sisanya terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan platelet.

Page 13: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 13

Cairan transeluler

• Merupakan cairan yang terkandung diantara rongga tubuh tertentu seperti

serebrospinal, perikardial, pleura, sendi sinovial, intraokular dan sekresi saluran pencernaan.

Page 14: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 14

• Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis zat yaitu elektrolit dan non elektrolit.

Elektrolit

• Merupakan zat yang terdisosiasi dalam cairan dan menghantarkan arus listrik.

• Elektrolit dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion).

Page 15: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 15

o Kation

• Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium (Na+), sedangkan

kation utama dalam cairan intraselular adalah potassium (K+)

Page 16: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 16

o Anion

• Anion utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (Cl-) dan bikarbonat (HCO3)

Page 17: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 17

Natrium

Kadar natrium dalam tubuh 58,5mEq/kgBB dimana 70% atau 40,5mEq/kgBB dapat berubah-ubah.

Ekresi natrium dalam urine 100-180mEq/liter, faeces 35mEq/liter dan

keringat 58mEq/liter.

Kebutuhan setiap hari = 100mEq (6-15 gram NaCl).

Page 18: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 18

• Apabila tubuh banyak mengeluarkan natrium (muntah,diare)

sedangkan pemasukkan terbatas maka akan terjadi keadaan dehidrasi disertai kekurangan natrium

Page 19: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 19

Kalium

• Kalium merupakan kation utama (99%) di dalam cairan ekstraseluler berperan

penting di dalam terapi gangguan keseimbangan air dan elektrolit. Jumlah kalium dalam tubuh sekitar 53 mEq/kgBB

Page 20: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 20

• Kadar kalium plasma 3,5-5,0 mEq/liter, kebutuhan setiap hari 1-3 mEq/kgBB.

Ekskresi kalium lewat urine 60-90 mEq/liter, faeces 72 mEq/liter dan keringat 10 mEq/liter.

Page 21: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 21

Kalsium

• Kalsium dapat dalam makanan dan minuman, terutama susu, 80-90% dikeluarkan lewat faeces dan sekitar 20% lewat urine. Jumlah pengeluaran ini tergantung pada intake,besarnya tulang, keadaan endokrin.

Page 22: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 22

Magnesium

• Magnesium ditemukan di semua jenis makanan. Kebutuhan untuk pertumbuhan +10 mg/hari. Dikeluarkan lewat urine dan faeces

Page 23: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 23

Karbonat

• Asam karbonat dan karbohidrat terdapat dalam tubuh sebagai salah satu hasil

akhir daripada metabolisme. Kadar bikarbonat dikontrol oleh ginjal.

Sedikit sekali bikarbonat yang akan dikeluarkan urine. Asam bikarbonat dikontrol oleh paru-paru dan sangat penting peranannya dalam keseimbangan asam basa

Page 24: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 24

Page 25: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 25

Electrolyte Composition of Body Fluid ElectolyteElectolyte Plasma(mEq/LPlasma(mEq/L InterstetielInterstetiel

(mEq/KgH(mEq/KgH22o)o)IntracellulerIntracelluler

(mEq/KgH(mEq/KgH22o)o)

Cation:Cation:

NaNa++ 142142 145145 1010

KK++ 44 44 159159

CaCa2+2+ 55 33 11

MgMg2+2+ 22 22 4040

TotalTotal 153153 154154 210210

Anion:Anion:         

ClCl-- 103103 117117 33

HCO3HCO3-- 2525 2828 77

ProteinProtein 1717 -- 4545

OthersOthers 88 99 155155

TotalTotal 153153 154154 210210

Page 26: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 26

FUNGSI CAIRAN TUBUHSarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke

sel-selMengeluarkan buangan-buangan selMembantu dalam metabolisme selSebagai pelarut untuk elektrolit dan non

elektrolitMembantu memelihara suhu tubuhMembantu pencernaanMempemudah eliminasiMengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim)

Page 27: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 27

Proses Pergerakan Cairan Tubuh

• Perpindahan air dan zat terlarut di antara bagian-bagian tubuh melibatkan mekanisme transpor pasif dan aktif.

• Mekanisme transpor pasif tidak membutuhkan energi sedangkan mekanisme transpor aktif membutuhkan energi.

Page 28: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 28

• Difusi dan osmosis adalah mekanisme transpor pasif. Sedangkan mekanisme transpor aktif berhubungan dengan

pompa Na-K yang memerlukan ATP

Page 29: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 29

Osmosis

• Osmosis adalah bergeraknya molekul (zat terlarut) melalui membran semipermeabel (permeabel selektif) dari larutan berkadar lebih rendah menuju larutan berkadar lebih tinggi hingga kadarnya sama.

Page 30: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 30

Larutan dengan tekanan

osmotik kira-kira sama disebut isotonik (NaCl 0,9%, Dekstrosa 5%, Ringer laktat).

• Larutan dengan tekanan osmotik lebih rendah disebut hipotonik (aquades), sedangkan lebih tinggi disebut hipertonik

Page 31: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 31

Difusi

• Difusi ialah proses bergeraknya molekul lewat pori-pori

Difusi tergantung kepada perbedaan konsentrasi dan tekanan hidrostatik

Page 32: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 32

Pompa Natrium Kalium• Pompa natrium kalium merupakan suatu

proses transpor yang memompa ion

natrium keluar melalui membran sel dan pada saat bersamaan memompa ion kalium dari luar ke dalam.

• Tujuan dari pompa natrium kalium adalah untuk mencegah keadaan hiperosmolar di dalam sel.

Page 33: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 33

Page 34: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 34

Asupan dan kehilangan cairan dan elektrolit pada keadaan normal

• Homeostasis cairan tubuh yang normalnya diatur oleh ginjal dapat berubah oleh

stres akibat operasi, kontrol hormon yang abnormal, atau pun oleh adanya cedera pada paru-paru, kulit atau traktus gastrointestinal

Page 35: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 35

Fluid Gains Fluid Loses

• Oxidative 300 ml Kidneys 1200-1500 ml

Metabolism Skin 500-600 ml• Oral fluids

1100-1400 ml Lungs 400 ml• Solid foods

800-1000 ml GI tract 100-200 ml• TOTAL :

2200-2700 ml 2200-2700 ml

Page 36: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 36

Insensible Loss (IWL)Merupakan Kehilangan cairan melalui kulit

(difusi) & paru Untuk mengetahui “Insensible Loss (IWL)”

dapat menggunakan penghitungan sebagai berikut :

o DEWASA = 15 cc/kg BB/hario ANAK = (30 – usia (th)) cc/kg BB/hari

Jika ada kenaikan suhu :o IWL = 200 (suhu badan sekarang – 36.8C)

Page 37: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 37

indikator Penurunan berat badan

No Penurunan

Berat Badan Akut

Keparahan Defisit

1 2 – 5 % Ringan

2 5 – 10 % Sedang

3 10 – 15 % Berat

4 15 – 20 % Fatal

Page 38: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 38

Perubahan cairan tubuh

• Perubahan cairan tubuh dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu :

• 1. Perubahan volume

a : Defisit Volume

Page 39: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 39

• Penyebab paling umum adalah kehilangan cairan di gastrointestinal akibat muntah, penyedot nasogastrik, diare dan drainase fistula.

• Penyebab lainnya dapat berupa kehilangan cairan pada cedera jaringan lunak, infeksi,inflamasi jaringan, peritonitis, obstruksi usus, dan luka bakar.

Page 40: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 40

Dehidrasi

• Dehidrasi sering dikategorikan sesuai dengan kadar konsentrasi serum dari

natrium menjadi isonatremik (130-150 mEq/L),

• hiponatremik (<139 mEq/L) atau

• hipernatremik (>150 mEq/L).

Page 41: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 41

Dehidrasi Isotonis (isonatremik)

• Dehidrasi Isotonis (isonatremik) terjadi ketika kehilangan cairan hampir sama

dengan konsentrasi natrium terhadap darah.

Kehilangan cairan dan natrium besarnya

relatif sama dalam kompartemen intravaskular maupun kompartemen ekstravaskular

Page 42: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 42

Dehidrasi hipotonis (hiponatremik)

• Dehidrasi hipotonis (hiponatremik) terjadi ketika kehilangan cairan dengan kandungan natrium lebih banyak dari darah (kehilangan cairan hipertonis).

Page 43: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 43

Dehidrasi hipertonis (hipernatremik)

• Dehidrasi hipertonis (hipernatremik) terjadi ketika kehilangan cairan dengan kandungan natrium lebih sedikit dari darah (kehilangan cairan hipotonis).

Page 44: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 44

Derajat dehidrasi

• Dehidrasi Dewasa Anak

• Ringan 4 % 4 % - 5 %

• Sedang 6 % 5 % - 10 %

• Berat 8% 10 % - 15 %

• Shock 15-20% 15-20%

Page 45: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 45

Page 46: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 46

• Strategi untuk rehidrasi adalah dengan memperhitungkan defisit cairan, cairan rumatan yang diperlukan dan kehilangan cairan yang sedang berlangsung disesuaikan

Page 47: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 47

1. Nilai status rehidrasi,

banyak cairan yang diberikan

(D) = derajat dehidrasi (%) x BB x 1000 cc

2. Hitung cairan rumatan (M) yang diperlukan (untuk dewasa 40 cc/kgBB/24 jam)

atau rumus holliday-segar seperti untuk anak-anak)

3. Pemberian cairan :

o 6 jam I = ½ D + ¼ M atau 8 jam I = ½ D + ½ M (menurut Guillot )

o 18 jam II = ½ D + ¾ M atau 16 jam II = ½ D + ½ M (menurut Guillot )

Page 48: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 48

b. Kelebihan volume

• Kelebihan volume cairan ekstraselular merupakan suatu kondisi akibat iatrogenik

(pemberian cairan intravena seperti NaCl yang menyebabkan kelebihan air dan NaCl) ataupun dapat sekunder akibat insufisiensi renal (gangguan pada GFR), sirosis, ataupun gagal jantung kongestif

Page 49: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 49

2. Perubahan Konsentrasi

- Hiponatremia

• Jika < 120 mg/L maka akan timbul gejala disorientasi, gangguan mental, letargi,

iritabilitas, lemah dan henti pernafasan, sedangkan jika kadar < 110 mg/L maka

akan timbul gejala kejang, koma

Page 50: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 50

• Hiponatremia ini dapat disebabkan oleh

euvolemia (SIADH, polidipsi psikogenik), hipovolemia (disfungsi tubuli ginjal,

diare, muntah, third space losses, diuretika), hipervolemia (sirosis, nefrosis).

• Keadaan ini dapat diterapi dengan restriksi cairan (Na+ ≥ 125 mg/L) atau NaCl 3% ssebanyak (140-X)xBBx0,6 mg dan untuk pediatrik 1,5-2,5 mg/kg.

Page 51: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 51

Na= Na1 – Na0 x TBW

• Na = Jumlah Na yang diperlukan untuk koreksi (mEq)

• Na1 = 125 mEq/L atau Na serum yang diinginkan

• Na0 = Na serum yang aktual

• TBW = total body water = 0,6 x BB (kg)

Page 52: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 52

- Hipernatremia

• Jika kadar natrium > 160 mg/L maka akan timbul gejala berupa perubahan mental, letargi, kejang, koma, lemah.

• Hipernatremi dapat disebabkan oleh kehilangan cairan (diare, muntah, diuresis, diabetes insipidus, keringat berlebihan), asupan air kurang, asupan natrium berlebihan.

Page 53: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 53

• Terapi keadaan ini

adalah penggantian cairan dengan 5% dekstrose dalam air sebanyak :

{(X-140) x BB x 0,6}: 140

Page 54: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 54

- Hipokalemia

• Jika kadar kalium < 3 mEq/L. Dapat terjadi akibat dari redistribusi akut kalium dari cairan ekstraselular ke intraselular atau dari pengurangan kronis kadar total

kalium tubuh.

Tanda dan gejala hipokalemia dapat berupa disritmik jantung, perubahan EKG (QRS segmen melebar, ST segmen depresi, hipotensi postural,kelemahan otot)

Page 55: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 55

K = K1 – K0 x 0,25 x BB

• K = kalium yang dibutuhkan

• K1 = serum kalium yang diinginkan

• K0 = serum kalium yang terukur

• BB = berat badan (kg)

Page 56: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 56

- Hiperkalemia• Terjadi jika kadar kalium > 5 mEq/L, sering terjadi

karena insufisiensi renal atau

obat yang membatasi ekskresi kalium (NSAIDs, ACE-inhibitor, siklosporin,

diuretik).

Tanda dan gejalanya terutama melibatkan susunan saraf pusat

(parestesia, kelemahan otot) dan sistem kardiovaskular (disritmik, perubahan EKG)

Page 57: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 57

• Terapi untuk hiperkalemia dapat berupa intravena kalsium klorida 10% dalam 10 menit, sodium bikarbonat 50-100 mEq dalam 5-10 menit, atau diuretik, hemodialisis

Page 58: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 58

Perubahan komposisi-

Asidosis respiratorik (pH< 3,75 dan PaCO2> 45 mmHg)

Kondisi ini berhubungan dengan retensi CO2 secara sekunder untuk menurunkan

ventilasi alveolar pada pasien bedah.

Page 59: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 59

Kejadian akut merupakan akibat dari

ventilasi yang tidak adekuat termasuk obstruksi jalan nafas, atelektasis,

pneumonia, efusi pleura, nyeri dari insisi abdomen atas, distensi abdomen dan

penggunaan narkose yang berlebihan.

Page 60: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 60

• Manajemennya melibatkan koreksi yang

adekuat dari defek pulmonal, intubasi endotrakeal, dan ventilasi mekanis bila

perlu.

Page 61: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 61

- Alkalosis respiratorik (pH> 7,45 dan PaCO2 < 35 mmHg)

• Kondisi ini disebabkan ketakutan, nyeri, hipoksia, cedera SSP, dan ventilasi yang

dibantu.

Pada fase akut, konsentrasi bikarbonat serum normal, dan alkalosis

terjadi sebagai hasil dari penurunan PaCO2 yang cepat

Page 62: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 62

• Terapi ditujukan untuk mengkoreksi masalah yang mendasari termasuk sedasi yang sesuai, analgesia,penggunaan yang tepat dari ventilator mekanik, dan koreksi defisit potasium yang terjadi

Page 63: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 63

- Asidosis metabolik (pH<7,35 dan bikarbonat <21 mEq/L)

• Kondisi ini disebabkan oleh retensi atau penambahan asam atau kehilangan

bikarbonat. Penyebab yang paling umum termasuk gagal ginjal, diare, fistula usus

kecil, diabetik ketoasidosis, dan asidosis laktat

Page 64: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 64

• Terapi sebaiknya ditujukan terhadap koreksi kelainan yang mendasari.

• Terapi bikarbonat hanya diperuntukkan bagi penanganan asidosis berat dan hanya setelah kompensasi alkalosis respirasi digunakan

Page 65: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 65

- Alkalosis metabolik (pH>7,45 dan bikarbonat >27 mEq/L)

• Kelainan ini merupakan akibat dari kehilangan asam atau penambahan bikarbonat dan diperburuk oleh hipokalemia. Masalah yang umum terjadi pada pasien bedah adalah hipokloremik, hipokalemik akibat defisit volume ekstraselular

Page 66: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 66

• Terapi yang digunakan adalah sodium klorida isotonik dan penggantian kekurangan potasium.

• Koreksi alkalosis harus gradual selama periode 24 jam dengan

pengukuran pH, PaCO2 dan serum elektrolit.

Page 67: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 67

Faktor-faktor preoperatif

1. Kondisi yang telah ada

2. Prosedur diagnostik

3. Pemberian obat

4. Preparasi bedah

5. Penanganan medis terhadap kondisi yang telah ada

6. Restriksi cairan preoperatif

7. Defisit cairan yang telah ada sebelumnya

Page 68: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 68

Faktor Perioperatif1. Induksi anestesi

2. Kehilangan darah yang abnormal

3. Kehilangan abnormal cairan ekstraselular ke third space (contohnya kehilangan cairan ekstraselular ke dinding dan lumen usus saat operasi)

4. Kehilangan cairan akibat evaporasi dari luka operasi (biasanya pada luka operasi yang besar dan prosedur operasi yang berkepanjangan

Page 69: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 69

Faktor Postoperatif

1. Stress akibat operasi dan nyeri pasca operasi

2. Peningkatan katabolisme jaringan

3. Penurunan volume sirkulasi yang efektif

4. Risiko atau adanya ileus postoperatif

Page 70: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 70

Dasar-Dasar Terapi Cairan Elektrolit Perioperatif

1. Kebutuhan normal cairan dan elektrolit harian

2. Defisit cairan dan elektrolit pra bedah

3. Kehilangan cairan saat pembedahana. Perdarahan

b. Kehilangan cairan lainnya

4. Gangguan fungsi ginjal

Page 71: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 71

Surgical trauma

Type of Surgery Fluid replacement

Minimal Inguinal hernia repair 1-2 mlkg-1hr-1

Moderate Ureteral implantation 4 mlkg-1hr-1

SevereScoliosis, bowel

obstruction> 6 mlkg-1hr-1

Intravenous fluid requirements in InfantsDay 1 of life 2 ml/kg per hourDay 2 of life 3 ml/kg per hourDay 3 of life 4 ml/kg per hourIntravenous fluid requirements in children<10 Kg 10 ml/kg per day10-20 Kg 1000 ml + (50 ml/kg per day for each kg over 10 kg)>20 Kg 1500 ml + (20 ml/kg per day for each kg over 20 kg)Wt. 10 12 14 16 18 20 30mL/h 40 45 50 55 60 65 70

Page 72: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 72

Pengganti Defisit Pra Bedah

• Defisit cairan karena persiapan pembedahan dan anestesi (puasa, lavement) harus diperhitungkan dan sedapat mungkin segera diganti pada masa pra-bedah sebelum induksi.

Page 73: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 73

• Defisit karena perdarahan atau kehilangan cairan (hipovolemik, dehidrasi) yang

seringkali menyertai penyulit bedahnya harus segera diganti dengan melakukan resusitasi cairan atau rehidrasi sebelum induksi anestesi

Page 74: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 74

Terapi Cairan Selama Pembedahan

• Jumlah penggantian cairan selama pembedahan dihitung berdasarkan kebutuhan dasar ditambah dengan kehilangan cairan akibat pembedahan (perdarahan, translokasi cairan

dan penguapan atau evaporasi)

Page 75: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 75

1. Pembedahan yang tergolong kecil dan tidak terlalu traumatis cukup hanya diberikan cairan rumatan saja selama pembedahan.

2.Pembedahan dengan trauma ringan misalnya: appendektomi dapat diberikan cairan sebanyak 2 ml/kgBB/jam untuk kebutuhan dasar ditambah 4 ml/kgBB/jam untuk pengganti akibat trauma pembedahan.

3. Pembedahan dengan trauma sedang diberikan cairan sebanyak 2 ml/kgBB/jam untuk kebutuhan dasar ditambah 8 ml/kgBB/jam untuk pembedahannya.

Page 76: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 76

Penggantian darah yang hilang

Kehilangan darah sampai sekitar 20% EBV (EBV = Estimated Blood Volume = taksiran volume darah), akan menimbulkan gejala hipotensi, takikardi dan penurunan tekanan vena sentral.

Page 77: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 77

Perkiraan volume darah

Usia Volume darah

Neonatus

• *Prematur 90 ml/kgBB

• *full term 85 ml/kgBB

Bayi 80 ml/kgBB

Dewasa

• *Laki-laki 75 ml/kgBB

• *Wanita 65 ml/kgBB

Page 78: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 78

Pemberian transfusi darah tetap harus menjadi

bahan pertimbangan

Berdasarkan :

a. Keadaan umum penderita ( kadar Hb dan hematokrit) sebelum pembedahan

b. Jumlah/penaksiran perdarahan yang terjadic. Sumber perdarahan yang telah teratasi

atau belum.d. Keadaan hemodinamik (tensi dan nadi)

Page 79: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 79

e. Jumlah cairan kristaloid dan koloid yang telah diberikan

f. Hasil serial pemeriksaan kadar hemoglobin dan hematokrit.

g. Usia penderita

Page 80: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 80

• Sebagai patokan kasar dalam pemberian transfusi darah:

1 unit sel darah merah (PRC = Packed Red Cell) dapat menaikkan kadar hemoglobin

sebesar 1gr% dan hematokrit 2-3% pada dewasa.

Transfusi 10 cc/kgBB sel darah merah dapat menaikkan kadar hemoglobin 3gr%

Monitor organ-organ vital dan diuresis, berikan cairan secukupnya sehingga diuresis

± 1 ml/kgBB/jam.

Page 81: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 81

Blood & Blood by- productsBlood & Blood by- products

Whole blood Packed red blood cells (PRBCs) Leukocytes depleted blood Fresh frozen plasma Platelets Factors

Freeze dried factor VII (infection) Cryoprecipitate (VIII) antihemophilic Christmas (IX) concentrate

Page 82: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 82

Terapi Cairan dan Elektrolit Pasca Bedah

1. Pemenuhan kebutuhan dasar/harian air, elektrolit dan kalori/nutrisi. Kebutuhan

air untuk penderita di daerah tropis dalam keadaan basal sekitar ± 50 ml/kgBB/24jam

Page 83: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 83

• Pada hari pertama pasca bedah tidak dianjurkan pemberian kalium karena

adanya pelepasan kalium dari sel/jaringan yang rusak, proses katabolisme dan

transfusi darah.

Page 84: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 84

Akibat stress pembedahan, akan dilepaskan aldosteron dan ADH yang cenderung menimbulkan retensi air dan natrium. Oleh sebab itu, pada 2-3 hari

pasca bedah tidak perlu pemberian natrium

Page 85: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 85

• Penggantian cairan pasca bedah cukup dengan cairan hipotonis dan bila perlu larutan garam isotonis.

• Terapi cairan ini berlangsung sampai penderita dapat minum dan makan

Page 86: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 86

2. Mengganti kehilangan cairan pada masa pasca bedah:

- Akibat demam, kebutuhan cairan meningkat sekitar 15% setiap kenaikan 1°C suhu tubuh

- Adanya pengeluaran cairan lambung melalui sonde lambung atau muntah.

- Penderita dengan hiperventilasi atau pernapasan melalui trakeostomy

Page 87: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 87

PILIHAN JENIS CAIRAN

1. Cairan Kristaloid

Cairan ini mempunyai komposisi mirip cairan ekstraseluler (CES = CEF).

Keuntungan dari cairan ini antara lain harga murah, tersedia dengan mudah di setiap pusat kesehatan, tidak perlu dilakukan cross match, tidak menimbulkan alergi atau syok anafilaktik, penyimpanan sederhana dan dapat disimpan lama

Page 88: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 88

• Heugman et al (1972) mengemukakan bahwa walaupun dalam jumlah sedikit

larutan kristaloid akan masuk ruang interstitiel sehingga timbul edema perifer dan paru serta berakibat terganggunya oksigenasi jaringan dan edema jaringan luka, apabila seseorang mendapat infus 1 liter NaCl 0,9%.

Page 89: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 89

• Larutan Ringer Laktat merupakan cairan kristaloid yang paling banyak digunakan

untuk resusitasi cairan walau agak hipotonis dengan susunan yang hampir menyerupai

cairan intravaskuler.

Laktat yang terkandung dalam cairan tersebut akan mengalami metabolisme di hati menjadi bikarbonat

Page 90: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 90

• Cairan kristaloid lainnya yang sering digunakan adalah NaCl 0,9%, tetapi bila diberikan berlebih dapat mengakibatkan asidosis hiperkloremik (delutional hyperchloremic acidosis) dan menurunnya kadar bikarbonat plasma akibat peningkatan klorida

Page 91: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 91

Page 92: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 92

Electrolyte contents Electrolyte contents (Commonly used IV (Commonly used IV fluids)fluids)

Solution Electrolyte contents (mEq /l) * g/L

R/Plasma Osmolarity(mOsmol.L-1)

Na+ Cl _ K+ Ca 2+ Glucose*

Lactate

Dextrose 5% (D5W)

50 Hypotonic 253

½ NS 77 77 Hypotonic 154

Lactated Ringer

130 109 4 3 28 !! Isotonic 273

N saline 154 154 Isotonic 308

D5 ¼ NS 38.5

38.5 50 !! Isotonic 335

D5 ½ NS 77 77 50 !! Hypertonic

432

3% S 513 513 Hypertonic 1026

Page 93: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 93

2. Cairan Koloid• Disebut juga sebagai cairan pengganti plasma

atau biasa disebut “plasma

substitute” atau “plasma expander”

Di dalam cairan koloid terdapat zat/bahan yang mempunyai berat molekul tinggi dengan aktivitas osmotik yang menyebabkan cairan ini cenderung bertahan agak lama (waktu paruh 3-6 jam) dalam ruang intravaskuler

Page 94: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 94

Berdasarkan pembuatannya, terdapat 2 jenis larutan koloid:

a. Koloid alami yaitu fraksi protein plasma 5% dan albumin manusia ( 5 dan 2,5%).

Dibuat dengan cara memanaskan plasma atau plasenta 60°C selama 10 jam untuk

membunuh virus hepatitis dan virus lainnya

Page 95: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 95

b. Koloid sintesis yaitu:

1. Dextran:

Dextran 40 (Rheomacrodex) dengan berat molekul 40.000 dan Dextran 70

(Macrodex) dengan berat molekul 60.000-70.000 diproduksi oleh bakteri

Leuconostoc mesenteroides B yang tumbuh dalam media sukrosa.

Page 96: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 96

Selain itu dextran mempunyai efek anti trombotik

yang dapat mengurangi platelet adhesiveness,

menekan aktivitas faktor VIII, meningkatkan

fibrinolisis dan melancarkan aliran darah.

Pemberian Dextran melebihi 20 ml/kgBB/hari

dapat mengganggu cross match,waktu perdarahan

memanjang (Dextran 40) dan gagal ginjal.

.

Page 97: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 97

Dextran dapat menimbulkan reaksi

anafilaktik yang dapat dicegah yaitu dengan

Memberikan dextran 1 (Promit) terlebih

dahulu

Page 98: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 98

2. Hydroxylethyl Starch (Heta starch)• Tersedia dalam larutan 6% dengan berat molekul

10.000 – 1.000.000, rata-rata

71.000, osmolaritas 310 mOsm/L dan tekanan onkotik 30 30 mmHg

Pemberian 500 ml larutan ini pada orang normal akan dikeluarkan 46% lewat

urin dalam waktu 2 hari dan sisanya 64% dalam waktu 8 hari.

Page 99: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 99

Larutan koloid ini juga dapat menimbulkan

reaksi anafilaktik dan dapat meningkatkan

kadar serum amilase ( walau jarang).

Page 100: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 100

Low molecullar weight Hydroxylethyl starch (Penta-Starch) mirip Heta starch,

mampu mengembangkan volume plasma hingga 1,5 kali volume yang diberikan

dan berlangsung selama 12 jam.

Page 101: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 101

3. Gelatin• Larutan koloid 3,5-4% dalam balanced

electrolyte dengan berat molekul rata-rata

35.000 dibuat dari hidrolisa kolagen binatang.

Ada 3 macam gelatin, yaitu:

- modified fluid gelatin (Plasmion dan Hemacell)

- Urea linked gelatin

- Oxypoly gelatin

Page 102: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 102

Page 103: Terapi Cairan Dan Elektrolit

Page 103

TERIMA KASIH