teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

Upload: rama-fadila

Post on 08-Jul-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    1/30

    Purpura Trombositopenia Immune (PTI)

    Definisi

    Purpura Trombositopenia Immune (PTI) adalah suatu gangguan autoimun

    yang ditandai dengan trombositopenia yang menetap (angka trombosit darah

     perifer kurang dari 150.000/n.L) akibat autoantibodi yang mengikat antigen

    trombosit menyebabkan destruksi prematur dari trombosit dalam sistem

    retikuloendotel terutama di limpa.1

    Purpura Trombositopenia Immune (PTI) adalah suatu gangguan autoimun

    yang ditandai dengan umlah trombosit yang rendah dan perdarahan mukokutan.!

    Epidemiologi

    Perkiraan insiden adalah 100 kasus per 1 uta orang per tahun" dan sekitar 

    setengah dari kasus#kasus ini teradi pada anak#anak. Insiden PTI pada anak 

    antara $"0#5"% per 100.000" PTI akut umumnya teradi pada anak#anak usia antara

    !#& tahun. '#! anak#anak dengan PTI akut berkembang menadi kronik 15#

    !0. Purpura Trombositopenia Immune (PTI) pada anak berkembang menadi

     bentuk PTI kronik pada beberapa kasus menyerupai PTI de*asa yang khas.

    Insidensi PTI kronis pada anak diperkirakan 0"$& per 100.000 anak per tahun.1"!

    Insidensi PTI kronis de*asa adalah 5#&& kasus baru per satu uta populasi

     pertahun (5"#&"& per 100.000) di +merika dan serupa yang ditemukan di Inggris.

    Purpura Trombositopenia Immune (PTI) kronikpada umumnya terdapat pada

    orang de*asa dengan median rata#rata usia $0#$5 tahun. ,asio antara perempuan

    dan laki#laki adalah 1-1 pada pasien PTI akut sedangkan pada PTI kronik adalah

    !#%-1.1

    Patofisiologi

    indrom PTI disebabkan oleh autoantibodi trombosit spesifik yakni

     berikatan dengan trombosit autolog kemudian dengan epat dibersihkan dari

    sirkulasi oleh sistem fagosit mononuklir melalui reseptor makrofag. Pada tahun

    1! 2an Leeu*en pertama mengidentifikasi membran trombosit glikoprotein

    Ilb/IIIa (34$1) sebagai antigen yang dominan dengan mendemostrasikan bah*a

    1

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    2/30

    elusi autoantibodi dari trombosit pasien PTI berikatan dengan trombosit

    normal.1"%"$

    4iperkirakan bah*a PTI diperantarai oleh suatu autoantibodi" mengingat

    keadian transient trombositopeni pada neonatus yang lahir dari ibu yang

    menderita PTI" dan perkiraan ini didukung oleh keadian transient trombositopeni

     pada orang sehat yang menerima transfuse plasma kaya Ig" dari seorang pasien

    PTI. Trombosit yang diselimuti oleh autoantibodi Ig akan mengalami perepatan

     pembersihan di lien dan di hati setelah berikatan dengan reseptor g yang

    diekspresikan oleh makrofag aringan. Pada sebagian besar pasien" akan teradi

    mekanisme kompensasi dengan peningkatan produksi trombosit. Pada sebagian

    keil yang lain" produksi trombosit tetap terganggu" sebagian akibat destruksi

    trombosit yang diselimuti autoantibodi oleh makrofag di dalam sumsum tulang

    (intramedullary)" atau karena hambatan pembentukan megakariosit

    (megakaryoytopoiesis)" kadar trombopoetin tidak meningkat" menunukkan

    adanya masa megakariosit normal.1"!"%5

    Manifestasi Klinik 

    PTI Akut

    PTI akut lebih sering diumpai pada anak" arang pada umur de*asa"

    a*itan penyakit biasanya mendadak" ri*ayat infeksi sering menga*ali teradinya

     perdarahan berulang" sering diumpai eksantem pada anak#anak (rubeola dan

    rubella) dan penyakit saluran napas yang disebabkan oleh 6irus merupakan 0

    dari kasus pediatrik trombositopenia imunologik. 2irus yang paling banyak 

    diidentifikasi adalah 6arisella 7ooster dan 8bstein barr.

    9anifestasi perdarahan PTI akut pada anak biasanya ringan" perdarahan

    intrakranial teradi kurang dari 1 pasien. Pada PTI de*asa" bentuk akut arangteradi" namun umumnya teradi bentuk yang kronis. PTI akut pada anak biasanya

    self limiting" remisi spontan teiadi pada 0 pasien" &0 sembuh dalam $#&

    minggu dan lebih dari 0 sembuh dalam %#& bulan.1"!"% 

    PTI Kronik 

    +*itan PTI kronik biasanya tidak menentu" ri*ayat perdarahan sering dari

    ringan sampai sedang" infeksi dan pembesaran lien arang teradi" serta memiliki

     peralanan klinis yang fluktuatif. 8pisode perdarahan dapat berlangsung beberapa

    2

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    3/30

    hari sampai beberapa minggu" mungkin intermitten atau bahkan terus menerus.

    ,emisi spontan arang teradi dan tampaknya remisi tidak lengkap.1"$"5

    9anifestasi perdarahan PTI berupa ekimosis" petekie" purpura" pada

    umumnya berat dan frekuensi perdarahan berkorelasi dengan umlah trombosit.

    eara umum hubungan antara umlah trombosit dan geala antara lain bila pasien

    dengan +T :50.000/;L maka biasanya asimptomatik" +T %0.000#50.000 /;L

    terdapat luka memar/hematom" +T 10.000#%0.000/;L terdapat perdarahan

    spontan" menoragia dan perdarahan memanang bila ada luka" +T ematuria uga merupakan geala yang sering. Perdarahan

    gastrointestinal bisanya bermanifestasi melena dan lebih arang lagi dengan

    hematemesis. Perdarahan intraranial dapat teradi" hal ini dapat mengenai 1

     pasien dengan trombositopenia berat.1"!"%"5

    Pada pemeriksaan" pasien tampak normal" dan tidak ada temuan abnormal

    selain yang berkaitan dengan pendarahan. Pembesaran limpa harus mengarah

     pada mempertanyakan diagnosis. Tampak tanda#tanda perdarahan yang sering

    munul seperti purpura" petehiae" dan perdarahan bula di mulut. %

    Diagnosis

    Lamanya perdarahan dapat membantu untuk membedakan PTI akut dankronik" serta tidak terdapatnya geala sistemik dapat membantu dokter untuk 

    menyingkirkan bentuk sekunder dan diagnosis lain. Penting untuk anamnesis

     pemakaian obat#obatan yang dapat menyebabkan trombositopenia dan

     pemeriksaan fisik hanya didapatkan perdarahan karena trombosit yang rendah

    (petekie" purpura" perdarahan konungti6a" dan perdarahan selaput lendir yang

    lain). 1"!"%"5

    3

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    4/30

    eara praktis pemeriksaan sumsum tulang dilakukan pada pasien lebih

    dari $0 tahun" pasien dengan gambaran tidak khas (misalnya dengan gambaran

    sitopenia) atau pasien yang tidak berespon baik dengan terapi. 9eskipun tidak 

    dianurkan" banyak ahli pediatri hematologi merekomendasikan dilakukan

     pemeriksaan sumsum tulang sebelum mulai terapi kortikosteroid untuk 

    menyingkirkan kasus leukemia akut. Pengukuran trombosit dihubungkan dengan

    antibodi seara ui langsung untuk mengukur trombosit yang berikatan dengan

    antibodi yakni dengan 9onolonal#+ntigen#3apture +ssay" sensiti6itasnya $5#

    &&" spesifisitasnya '#! dan diperkirakan bernilai positif 0#% . ?i

    negatif tidak menyingkirkan diagnosis deteksi yang tanpa ikatan antibody plasma

    tidak digunakan. ?i ini tidak membedakan bentuk primer maupun sekunder PTI.

    !"%"&

    Penatalaksanaan

    Terapi PTI lebih dituukan untuk menaga umlah trombosit dalam kisaran

    aman sehingga menegah teradinya perdarahan mayor. Terapi umum meliputi

    menghindari akti6itas fisik berlebihan untuk menegah trauma terutama trauma

    kepala" hindari pemakaian obat#obatan yang mempengaruhi fungsi trombosit.

    Terapi khusus yakni terapi farmakologis. 1

    Terapi Awal PTI (Standar)

    Prednison

    Prednison" terapi a*al PTI dengan prednisolon atau prednison dosis 1"0 #

    1"5 mg/kg@@/hari selama ! minggu. ,espons terapi prednison teradi dalam !

    minggu dan pada umumnya teradi dalam minggu pertama" bila respon baik 

    kortikosteroid dilanutkan sampai 1 bulan" kemudian tapering. Ariteria respon

    a*al adalah peningkatan +T

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    5/30

    Imunoglobulin Intravena

    Imunoglobulin intra6ena (Igl2) dosis 1 g/kg/ hari selama !#% hari berturut#

    turut digunakan bila teradi perdarahan internal" saat +T ampir 0 pasien berespon baik dengan epat meningkatkan +T

    namun perlu pertimbangan biaya. agal ginal dan insufisiensi paru dapat teradi

    serta syok anafilaktik pada pasien yang mempunyai defisiensi Ig+ Aongenital.

    9ekanisme kera Igl2 pada PTI masih belum banyak diketahui namun

    meliputi blokade f reseptor" anti#idiotype antibodies pada IgI2 yang

    menghambat ikatan autoantibodi dengan trombosit yang bersirkulasi dan

    imunosupresi. 1

    Splenektomi

    plenektomi adalah pengobatan yang paling definitif untuk PTI" dan

    kebanyakan pasien de*asa pada akhirnya akan menalani splenektomi. Terapi

     prednison dosis tinggi tidak boleh berlanut terus dalam upaya untuk menghindari

    operasi. plenektomi diindikasikan ika pasien tidak merespon pada prednison

    a*al atau memerlukan prednison dosis tinggi yang tidak masuk akal untuk 

    mempertahankan umlah platelet yang memadai. Pasien lain mungkin tidak 

    toleran terhadap prednison atau mungkin hanya lebih memilih terapi bedah

    alternatif . plenektomi dapat dilakukan dengan aman bahkan dengan menghitung

    trombosit kurang dari 10.000 / 93L. 0 pasien mendapatkan manfaat dari

    splenektomi baik dengan remisi lengkap atau parsial" dan angka kekambuhan

    ialah 15#!5.1"%

    Pendekatan Terapi Konvensional ini Kedua

    ?ntuk pasien yang dengan terapi standar kortikosterpid tidak membaik"ada beberapa pilihan terapi lain. Luasnya 6ariasi terapi untuk terapi lini kedua

    menggambarkan relatif kurangnya efikasi dan terapi bersifat indi6idual.  1

    Metilprednisolon

    teroid parenteral seperti metilprednisolon digunakan sebagai terapi lini

    kedua dan ketiga pada PTI refrakter. 9etilprednisolon dosis tinggi dapat diberikan

     pada PTI anak dan de*asa yang resisten terhadap terapi prednison dosis

    kon6ensional. 4ari penelitian Ceil pada pasien PTI berat menggunakan dosis

    5

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    6/30

    tinggi metilprednisolon %0 mg/kg i6 kemudian dosis diturunkan tiap % hari sampai

    1 mg/kg sekali sehari dibandingkan dengan pasien PTI klinis ringan yang telah

    mendapat terapi prednison dosis kon6ensional. Pasien yang mendapat terapi

    metilprednisolon dosis tinggi mempunyai respon lebih epat ($"' 6s "$ hari) dan

    mempunyai angka respons (0 6s 5%). ,espons steroid intra6ena bersifat

    sementara pada semua pasien dan memerlukan steroid oral untuk menaga agar +T

    tetap adekuat. 1

    Immunosupresif dan Kemoterapi Kombinasi

    Immunosupresif diperlukan pada pasien yang gagal berespons dengan

    terapi lainnya. Terapi dengan a7atioprin (! mg/kg maksimal 150 mg/hari) atau

    siklofosfamid sebagai obat tunggal dapat dipertimbangkan dan responnya

     bertahan sampai !5. Pada pasien yang berat" simptomatik" PTI kronik refrakter 

    terhadap berbagai terapi sebelumnya. Pemakaian siklofosfaraid" 6inkristin dan

     prednisolon sebagai kombinasi telah efektif digunakan seperti pada limfoma.

    iklofosfamid 50#100 mg p.o atau !00 mg/i6/bulan selama % bulan. +7atioprin

    50#100 mg p.o" bila % bulan tidak ada respon obat dihentikan" bila ada respons

    sampai % bulan turunkan sampai dosis terkeil.  1

    Prognosis

    ,espons terapi dapat menapai 50#'0 dengan kortikosteroid. Pasien

    PTI de*asa hanya sebagian keil dapat mengalami remisi spontan penyebab

    kematian pada PTI biasanya disebabkan oleh perdarahan intraranial yang

     berakibat fatal berkisar !"! untuk usia lebih dari $0 tahun dan sampai $'"

    untuk usia lebih dari &0 tahun.'

    M!AST"E#IA $%A&IS

    Definisi""10"11

    9yasthenia gra6is adalah penyakit autoimun kronik yang disebabkan

    gangguan neuromuskular dengan manifestasi klinis kelemahan otot yang

     berfluktuasi dan disebabkan gangguan transmisi neuromuskular dengan

    manifestasi klinis kelemahan otot" mulai dari gangguan pada otot#otot gerak mata"

    kelopak mata" dan pada kondisi yang lebih berat dapat menyerang otot pernafasan.

    4engan ikut terserangnya otot#otot yang mengontrol pernafasan" maka hal ini

    6

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    7/30

    menyebabkan penderita mengalami beberapa gangguan dalam pernafasan" nafas

     pendek" kesulitan menarik nafas yang dalam sampai dengan gagal nafas sehingga

    memerlukan bantuan 6entilator" dan kadang#kadang berakhir dengan kematian.

    Etiologi

    9yasthenia ra6is dapat dikatakan sebagai penyakit yang masih arang

    ditemukan. ?mumnya menyerang *anita de*asa muda dan pria usia lanut.

    Penyakit ini bukan suatu penyakit turunan ataupun enis penyakit yang bisa

    menular. Insiden 9 adalah 5#10 kasus per 1 uta populasi per tahun" dengan

    angka keadian di +merika erikat sekitar !5.000 kasus. Pada umumnya" '0

    dari orang#orang yang terkena 9 pada usia < $0 tahun adalah *anita" dan &0

     pada pendeita yang berusia : $0 tahun adalah pria. Pola ini sering disimpulkan

    dengan menyebutkan bah*a 9 adalah penyakit *anita muda dan pria tua.

    ementara untuk pendeita 9 dengan thymoma" tidak ada dasar usia dan enis

    kelamin. 1!"1%"1$"15

    Klasifikasi M'astenia $ravis menurut  Myasthenia Gravis Foundation of 

     America Clinical  

    1. 3lass I - Ptosis tanpa kelemahan otot di daerah lain

    !. 3lass II - Aelemahan otot mata disertai kelemahan ringan otot#otot lain

    0 3lass Iia - Predominan otot#otot tungkai

    1 3lass Iib - Predominan otot#otot bulbar dan pernafasan

    %. 3lass III - Aelemahan otot mata dengan kelemahan sedang pada otot#otot lain

    0 3lass IIIa - Predominan otot#oto tungkai

    1 3lass IIIb - Predominan otot#otot bulbar / otot pernafasan

    $. 3lass I2 - kelemahan otot mata berat dengan kelemahan anggota gerak berat

    0 3lass I2a - Predominan otot#otot tungkai1 3lass I2b - Predominan otot#otot bulbar / pernafasan

    5. 3lass 2- indikasi intubasi

    Kelompok M'astenia $ravis menurut *sserman

    I. Dkluer >anya menyerang otot#otot oular" disertai ptosis dan diplopia.

    angat ringan" tidak ada kasus kematian.

    II. 9yasthenia ?mum -

    7

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    8/30

    a. 9yasthenia umum ringan - progresifitas lambat" tidak ditemukan krisis

    dan respon baik terhadap obat#obat.

     b. 9yasthenia umum sedang sampai berat - kelemahan otot melibatkan

    otot#otot bulbar" tidak ditemukan krisis" respon terhadap obat kuranfmemuaskan.

    III. 9yasthenia +kut - sangat berat" progresif dengan geala yang berat" bisa

    ditemukan krisis myasthenik" respon terhadap obat buruk.

    I2. 9yasthenia yang berat dan tahap lanut E mirip dengan kelas III" tetapi

     progresifitas sudah lebh dari ! tahun dari kelas I dan II.

    PAT*+ISI**$I

    9yasthenia ra6is (9) disebabkan oleh adanya antibodi yang

    menghambat" merubah dan merusak penerimaan 7at asetilkolin. +ntibodi ini

    dihasilkan oleh sistem imun tubuh sendiri. Itulah sebabnya 9yasthenia ra6is

    dimasukkan dalam golongan penyakit autoimun. ""10

    Pada 9" autoantibodi menyerang reseptor aetylholine niotini

    (n+3h,)" reseptor pada motor end#plate untuk neurotransmitter   aetylholine

    yang menstimulasi kontraksi otot. @eberapa bentuk antibodi mengganggu

    kemampuan aetylholine untuk berikatan dengan reeptors. +ntibodi lainnyamerusak reseptor" baik dengan fiksasi komplemen atau dengan menginduksi otot

    untuk mengeliminasi reseptor melalui proses endositosis. "10"1%"1$

    +setilkolin beralan menyeberangi arak yang ada diantara serabut syaraf 

    dan serabut otot (neuromuskular untion) menuu serabut otot dimana banyak 

    diikat oleh reseptor asetilkolin. Dtot menutup atau mengerut ketika reseptor telah

    diaktifkan oleh asetilkolin. Pada 9yasthenia ra6is" ada sebanyak 0

     penurunan pada angka reseptor asetilkolin. Penurunan ini disebabkan oleh

    antibodi yang menghanurkan dan merintangi reseptor asetilkolin.""10

    Pada orang#orang de*asa dengan 9yasthenia ra6is" kelenar thymus

    tidak normal. Ini mengandung beberapa kelompok sel imun berupa hiperplasia

    lymphoid. Aondisi ini umumnya hanya ditemukan pada limpa dan tunas getah

     bening pada saat reaksi aktif imun. @eberapa orang dengan 9yasthenia ra6is

    ditemukan thymoma atau tumor pada kelenar thymus. ?mumnya tumor ini inak"

    tapi bisa menadi berbahaya. >ubungan antara kelenar thymus dan 9yasthenia

    8

    http://en.wikipedia.org/wiki/Nicotinic_acetylcholine_receptorhttp://en.wikipedia.org/wiki/Neurotransmitterhttp://en.wikipedia.org/wiki/Acetylcholinehttp://en.wikipedia.org/wiki/Endocytosishttp://en.wikipedia.org/wiki/Neurotransmitterhttp://en.wikipedia.org/wiki/Acetylcholinehttp://en.wikipedia.org/wiki/Endocytosishttp://en.wikipedia.org/wiki/Nicotinic_acetylcholine_receptor

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    9/30

    ra6is masih belum sepenuhnya dimengerti. Para ilmu*an peraya bah*a

    kelenar thymus mungkin memberikan instruksi yang salah mengenai produksi

    antibodi reseptor asetilkolin sehingga malah menyerang transmisi neuromuskular.

    "10"1&

    *bat,obat 'ang dapat men-etus M'astenia $ravis./01/02

    Pemakaian obat#obat tertentu dapat menadi penetus pada penderita

    9ysthenia ra6is. Penting sekali anamnesa obat yang diminum penderita 9

    ditanyakan pada pasien atau keluarga termasuk obat alternati6e. Telitromyin

    golongan ketolide sering dilaporkan menadi penyebab eksaserbasi atau krisis

    yang teradi dalam beberapa am. Pada pasien 9 yang mendapat terapai

    antikolinesterase dengan dosis yang berlebih teradi geala seperti krisis

    myasthenia yang sebetulnya krisis kolinergik. aktor penetus lain adalah

    suntikan botoF pada pasien 9. Tindakan operasi termasuk timektomi dan

    trauma.

    DIA$#*SIS M!AST"E#IA $%A&IS

    Pada 0 penderita" geala a*al berupa gangguan pada otot#otot oular 

    yang menimbulkan ptosisdan diplopia. 4iagnosis dapat ditegakkan dengan

    memperhatikan otot#otot le6ator palpebrae kelopak mata. @ila penyakit hanya

    terbatas pada otot#otot mata saa" maka peralanan penyakitnya sangat ringan dan

    tidak akan menyebabkan kematian."10

    imptom pertama yang biasa ditemui pada 9yasthenia ra6is adalah

    kelemahan otot#otot mata" bisa uga gangguan menelan dan biara. 4eraat dari

    kelemahan otot ber6ariasi untuk tiap penderita" mulai dari oular 

    myastheniahingga melibatkan otot#otot lain" termasuk pernafasan. ymptom yang

     ber6ariasi untuk tiap tipe dan se6eritas bisa berupa ptosis" diplopia akibat

    kelemahan otot yang mengatur gerak bola mata" waddling gait " perubahan pada

    ekspresi *aah" gangguan menalan" insiprasi yang memendek" dysarthria" dan

    kelemahan pada lengan" tanagan" ari" tungkai dan leher.  

    Menegakkan diagnosis M'astenia $ravis01

    Aarena kelemahan otot ugsa bisa ditemui pada penyakit lain" diagnosa

    dari 9yasthenia ra6is seringkali terle*atkan dan terlambat pada penderita

    dengan kelemahan ringan yang terbatasa pada otot tertentu.

    9

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    10/30

    Langkah#langkah dalam menegakkan diagnosa 9 adalah -  ""10"1%"1

    I3 Anamnesa

    II3 Pemeriksaan +isik dan Penun4ang

    • Test Cartenberg

    • Ie Pak Test

    • ingle @reathe 3ounting Test

    • Test Prostigmin atau Test Geostigmin

    • Test 8drophonium 3hloride (Tensilon)

    • Pemeriksaan Geurofisiologi

    ,epetiti6e Ger6e tudy (,G)

    ingle iber 8letromyography (89)

    PE#ATAAKSA#AA# M!AST"E#IA $%A&IS

    +da beberapa terapi yang bisa dilakukan atau diberikan untuk mengurangi dan

    memperbaiki kelemahan otot pada penderita 9 - ""10"1%"1$"1

    • +ntiholineseterase

    • Aortikosteroid dan Immunosuppressant 

    • Immunoglobulin

    • Plasmafaresis

    • Timektomi

    • Pengobatan 9

    • Pengobatan 9 refrakter 

    10

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    11/30

    DIA5ETES MEIT6S

    03 Definisi

    49 merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan timbulnya

    hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin" kera insulin atau keduanya.

    >iperglikemia kronik dan gangguan metabolik 49 lainnya akan menyebabkan

    kerusakan aringan dan organ" seperti mata" ginal" syaraf" dan sistem 6askular.1

    23 Etiologi

    49 diirikan dengan peningkatan sirkulasi konsentrasi glukosa akibat

    metabolisme karbohidrat" protein dan lemak yang abnormal dan berbagai

    komplikasi mikro6askuler dan makro6askuler. emua keadaan diabetes

    merupakan akibat suplai insulin atau respon aringan terhadap insulin yang tidak 

    adekuat.!0

    73 Klasifikasi Diabetes Mellitus

    Alasifikasi 49 menurut American Diabetes Association (!00)" terbagi $

     bagian yaitu-!1

    a. 4iabetes tipe 1

    49 tipe 1 (tergantung insulin)" 49 ini disebabkan kerusakan sekresi

     produksi insulin sel#sel beta pankreas" sehingga penurun insulin sangat epat

    sampai akhirnya tidak ada lagi yang disekresi. Dleh karena itu dalam

     penatalaksanaannya substitusi insulin tidak dapat dielakkan (disebut diabetes yangtergantung insulin).

     b. 4iabetes tipe !

    49 tipe ! (tak tergantung insulin)" adalah 49 yang lebih

    umum"penderitanya lebih banyak dibandingkan 49 tipe 1. Penderita 49 tipe !

    menapai 0# dari keseluruhan populasi penderita diabetes. 49 tipe ! sering

    teradi pada usia di atas $5 tahun" tetapi akhir#akhir ini di kalangan remaa dan

    anak#anak populasi penderita 49 tipe ! meningkat. @erbeda dengan 49 tipe 1"

    11

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    12/30

     pada 49 tipe ! terutama penderita 49 tipe ! pada tahap a*al umumnya dapat

    dideteksi umlah insulin yang ukup di dalam darahnya" disamping kadar glukosa

    yang uga tinggi. 49 tipe ! bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin"

    tetapi karena sel#sel sasaran insulin gagal atau tak mampu merespons insulin

    seara normal. Aeadaan ini la7im disebut resistensi insulin. Dbesitas atau

    kegemukan sering dikaitkan dengan penderita 49 tipe !.

    . 4iabetes gestational

    49 ini adalah intoleransi glukosa yang mulai timbul atau mulai diketahui

    selama pasien hamil. Aarena teradi peningkatan sekresi berbagai hormon disertai

     pengaruh metaboliknya terhadap toleransi glukosa" maka kehamilan merupakan

    keadaan diabetogenik.

    d. 4iabetes spesifik 

    49 ini disebabkan defekasi genetik fungsi sel#sel beta" defekasi genetik 

    kera insulin" penyakit eksokrin pankreas" endokrinopati" 49 karena obat" 49

    karena infeksi" 49 imunologi dan sindrom genetik.

    83 $e4ala dan Diagnosis Diabetes Melitus

    4iagnosis 49 umumnya dikaitkan dengan adanya geala khas berupa

     poliuria" polidispia" lemas dan berat badan menurun. eala lain yang mungkin

    dikemukakan pasien adalah kesemutan" gatal" mata kabur" dan impotensia pada

     pria" serta pruritus 6ul6ae pada pasien *anita. =ika keluhan dan geala khas"

    ditemukan pemeriksaan glukosa darah se*aktu :!00 mg/dl sudah ukup untuk 

    menegakkan diagnosis 49. ?mumnya hasil pemeriksaan satu kali saa glukosa

    darah se*aktu abnormal belum ukup kuat untuk diagnosis klinis 49 !

    9enurut P8,A8GI komplikasi 49 dapat dibagi menadi dua

    kategori" yaitu -

    !0

    a. Aomplikasi akut

    i. >ipoglikemia"

    ii. >iperglikemia"

     b. Aomplikasi kronis

    i. Aomplikasi makro6askuler" komplikasi makro6askuler yang umum

     berkembang pada penderita 49 adalah trombosit otak (pembekuan

    12

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    13/30

      darah pada sebagian otak)" mengalami penyakit antung koroner (P=A)"

    gagal antung kongetif" dan stroke.

    ii. Aomplikasi mikro6askuler" komplikasi mikro6askuler terutama teradi

     pada penderita 49 tipe 1. >iperglikemia yang persisten dan

     pembentukan protein yang terglikasi (termasuk >b+1) menyebabkan

    dinding pembuluh darah semakin lemah dan menyebabkan

     penyumbatan pada pembuluh darah keil" seperti nefropati" diabetik

    retinopati (kebutaan)" neuropati" dan amputasi

    93 Penatalaksanaan

    . Pilar penatalaksanaan 49

    1. 8dukasi!. Terapi gi7i medis

    %. Latihan asmani

    $. Inter6ensi farmakologis

    13

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    14/30

    I6ST%ASI KAS6S

    Telah di ra*at seorang pasien perempuan berusia $0 tahun di @angsal

    Penyakit 4alam seak tanggal %1 +gustus !01$ dengan-

    Keluan 6tama

    • usi berdarah seak 1 minggu yang lalu.

    %iwa'at Pen'akit Sekarang

    • usi berdarah seak 1 minggu yang lalu. emula dirasakan hilang timbul

    seak ! bulan yang lalu keluhan timbul tanpa ri*ayat trauma. Aeluhan

     perdarahan timbul tanpa didahului demam. eak ! bulan yang lalu pasien

    mengeluhkan pendarahan hilang timbul dari gusi" hidung dan peningkatan

     umlah menstruasi dengan lamanya ' hari. etiap keluhan pasien selalu

     berobat dan dira*at di ,?4 Pariaman dan mendapat tranfusi trombosit

    sebanyak 1 kantong. etiap mendapat tranfusi keluhan pasien berkurang

    dan pasien di perbolehkan pulang" Pasien pada akhirnya diruuk ke ,?P

    9 4amil untuk penatalaksanaan lebih lanut.

    • Pasien telah didiagnosa ITP pada tahun !00 di 9 4amil padang tapi

     pasien belum mendapat terapi pasien minta pulang paksa dengan alasaningin bertemu dengan anak. Aemudian pasien dira*at lagi oleh dokter 

    spesialis internis di ,?4 pariaman dengan penyakit yang sama seak !

    minggu yang lalu tanpa pemeriksaan @9P dan seak ! minggu yang lalu

     pasien sudah mendapat terapi steroid ( methyl prenisolon) !0#!0#!0 mg

    tapi pasien tidak ada perbaikan kemudian di ruuk ke 9 4amil padang

    untuk diagnostik.

    • @erak#berak kebiruan yang bertambah banyak seak ! minggu yang lalu.

    +*alnya berak#berak kebiruan ini telah munul seak ! bulan yang lalu.

    14

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    15/30

    @erak#berak ini munul di paha dan kaki pasien" tanpa adanya ri*ayat

    trauma sebelumnya. Pasien uga merasakan adanya nyeri pada berak dan

    anggota gerak terkadang terasa lemah. Pasien kemudian berobat ke ,?4

    Pariaman.

    • Pendarahan menstruasi yang memanang seak ! bulan yang lalu" teradi

    1F" dengan umlah pendarahan membasahi $ buah pembalut. Gamun

    setelah itu pendarahan berhenti sendiri kemudian pasien berobat ke dokter 

    PD dan dikatakan trombosit berkurang.

    • kelopak mata kiri atuh seak & minggu yang lalu " pagi hari bangun tidur 

    kelopak mata kiri terbuka lebih lebar" semakin sore semakin bertambah

     atuh. Aeluhan membaik bila pasien beristirahat dan tidur.

    • ,i*ayat hasil pemeriksaan gula darah tinggi ada seak 1 bulan yang lalu

    dan mendapat terapi insulin dari dokter di pariaman dikatakan menderita

    diabetes millitus.

    • ,i*ayat Letih#letih ada" sering terbangun buang air keil pada malam hari

    H & kali dalam semalam ada seak 1 bulan yang lalu.

    • Aeluhan sering haus# haus" lapar#lapar ada seak 1 bulan yang lalu.

    •  Gafsu makan meningkat seak 1 bulan yang lalu.

    • ,i*anyat terkena penyinaran yang berulang tidak ada.• 4emam tidak ada.

    • 9ual dan muntah tidak ada.

    • ,ambut rontok tidak ada.

    •  Gyeri sendi tidak ada.

    • anguan menelan tidak ada.

    • esak nafas tidak ada.

    • uara serak tidak ada.

    • 9uka merah saat terkena ahaya matahari tidak ada

    • Aembung tidak ada.

    • 9ata kabur tidak ada.

    • ,i*ayat kesemutan tidak ada.

    • Penurunan berat badan tidak ada.

    • @+@ hitam tidak ada.

    %iwa'at Pen'akit Daulu

    15

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    16/30

    • ,i*ayat sakit kuning tidak ada

    • ,i*ayat keganasan tidak ada

    • ,i*ayat minum obat dalam angka *aktu yang lama tidak ada.

    • ,i*ayat hipertensi tidak ada

    • ,i*ayat berak#berak kebiruan dan pendarahan spontan saat keil tidak 

    ada.

    %iwa'at Pen'akit Keluarga

    • Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami penyakit yang sama

    seperti pasien

    %iwa'at Peker4aan/ Sosial/ Ekonomi/ Status Perkawinan dan Kebiasaan

    • Pasien seorang Ibu ,umah Tangga" pendidikan 9+" suku 9inang.

    •  Gafsu makan meningkat" frekuensi 5F sehari" pasien menghabiskan

    makanan 1 piring tiap kali makan dengan lauk#pauk yang ber6ariasi.

    • Pasien mempunyai seorang suami" 5 orang anak.

    • ,i*anyat melahirkan anak dengan @@L : $ kg tidak ada.

    • ,i*ayat olahraga tidak ada..

    Pemeriksaan 6mum

    Aesadaraan - 393

    Aeadaan ?mum - edang

    Tekanan 4arah -1%0/0mm>g

    rekuensi Gadi -100F/mnt"

    denyut teratur" pengisian ukup

    rekuensi Gafas - !! F/mnt

    uhu - %'"503

    @@ - '5 kg

    T@ - 15' m

    @9I - %0"&1 kg/m! 

    Ikterus - (#)

    8dema - (#)

    +nemia - (#)

    Lingkar pinggang - m

    16

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    17/30

    Aulit - Puat (#)" Turgor baik" ekimosis () regio

    femoralis" purpura ()

    Aelenar etah @ening - A@ tidak membesar 

    Aepala - Gormoephal" tidak tampak massa/benolan

    ,ambut - >itam" tidak mudah patah" mudah rontok (#)

    9ata - Aonungti6a anemis (#)" klera tidak ikterik"

      tes *artenberg ()" (kelopak mata kiri turun

    daripada mata kanan)

    Telinga - deformitas (#)" tanda#tanda radang (#)

    >idung - deformitas (#)" tanda#tanda radang (#)

    Tenggorokan - aring tidak hiperemis " pseudomembran (#)" tonsil

    T1#T1 tidak hiperemis

    igi dan 9ulut -3aries (#)" andida (#)" atrofi papil lidah (#)"

    hipertrofi ginggi6a (#)" perdarahan gusi ()

    Leher - =2P 5#! m>!D" de6iasi trakea (#)" kelenar tiroid

    tidak membesar.

    Thoraks

    Paru depan

    Inspeksi - imetris kanan J kiri" saat statis ataupun dinamis

    Palpasi - remitus kanan J kiri

    Perkusi - onor" @atas pekak hepar ,I3 I2 deFtra

    +uskultasi - 2esikuler" ronkhi (#)" *hee7ing (#)

    Paru belakang

    Inspeksi - imetris kanan J kiri" saat statis ataupun dinamis"

    Palpasi - remitus kananJkiri  Perkusi - onor" @atas peranakan paru 1 ari

    +uskultasi - 2esikuler" ronkhi (#)" *hee7ing (#)

    =antung

    17

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    18/30

    Inspeksi - Iktus tidak terlihat

    Palpasi - Iktus teraba 1 ari medial L93 ,I3 2

    Perkusi - @atas atas ,I3 II" batas kanan L4" batas kiri 1 ari

    medial L93 ,I3 2

    +uskultasi - Irama teratur" 91 : 9!" P! < +!" @ising (#)

    +bdomen

    Inspeksi - Tidak tampak membunit

    Palpasi - >epar teraba 1 ari diba*ah arus ostae" 1 ari bpF tepi

    taam" permukaan rata" konsistensi kenyal" nyeri tekan (#).

    Limpa 0" asites (#)

    Perkusi - Timpani

    +uskultasi - @ising usus () G

    Punggung - Gyeri ketok dan tekan 32+ tidak ada

    +lat kelamin - Tidak ada kelainan

    +nus - Tidak ada kelainan

    +nggota erak - ,eflek fisiologis (/)" ,eflek Patologis (#/#)" edem (#/#)"

     palma eritem (#)

    Aekuatan motorik -

    5 5 5 5 5 5

    5 5 5 5 5 5

     pulsasi Airi Aanan

    +.dorsalis pedis +.poplitea

    +.tibialis posterior

    ensibilitas Aanan Airi

    Aasar

    >alus

    +@I - 1"1

    18

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    19/30

    Tes ounting (). pasien disuruh berhitung sampai !5 dengan satu kali tarikan

    nafas apabila pasien tidak sanggup berhitung sampai !5 dikatakan positif.

    aboratorium

    >emoglobin - 1%"& gr/dl

    Leukosit - 1!.500/mm%

    Trombosit - 15.000/mm%

    >it =enis - 0/1/0/5'/$0/!

    ula darah se*aktu - %'&

    ambaran darah tepi -

    8ritrosit - normositik normokrom

    Leukosit - kesan umlah ukup dengan netrofilia shift to the right

    Trombosit - umlah kurang

    6rinalisis

    Protein - #

    lukosa - #

    Leukosit - 0#1/LP@

    8ritrosit - 0#1/LP@

    ilinder - #

    Aeton - #

    Aristal - #

    8pitel - gepeng

    @ilirubin - #

    ?robilinogen -

    +eses

    9akroskopis - 9ikroskopis-

    Carna - kuning Leukosit - 0#1

    Aonsisten - lunak 8ritrosit - 0#14arah - # +muba - #

    Lendir - # Telur aing - #

    EK$

    Irama - sinus takikardi K, Aomplek - 0"0

    >, - 110 F/1M +Fis - Gormal

    el P - Gormal T segmen - Isoelektrik  

    19

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    20/30

    P, Inter6al - 0"1! 21,25 < %5

    ,/ 21 < 1

    Kesan - inus takikardi

    Daftar Masala• 4iatesis hemoragik 

    • Trombositopenia

    • Ptosis

    • 4iabetes melitus

    • Dbesitas I

    Diagnosis Ker4a Primer

    • 4iatesis hemoragik e Trombositopenia e ITP

    Diagnosis Ker4a sekunder

    • 9yastenia gra6is lass I

    • 49 tipe ! baru dikenal obesitas I

    Diagnosis 5anding

    • Trombositopenia sekunder e sirosis hepatis

    • Trombositopenia sekunder e L8

    • 49 tipe II induksi obat steroid obesitas I

    Terapi

    • Istirahat/441500 kkl (karbohidrat '50 kkal" protein 0 gr" lemak $00 kkal)

    • I24 Ga3l 0" am/kolf 

    • Transfusi trombosit 10 unit

    •  Go6erapid %F 10 ui

    Pemeriksaan an4uran

    • aal hemostatis (prothrombin time (PT)" partial thromboplastin time

    (PTT).

    •aal hepar (DT" PT" bilirubin INII" albuminNglobulin).

    20

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    21/30

    • reening 6irus (>I2" anti >32" >@s+g)

    • @one 9arro* Punture.

    • 4P" !=PP

    • >ba1

    • Profil lipid

    • aal ginal (ureum" kreatinin).

    • 8lektrolit (Ga" A" 3l).

    • ,o thorak 

    • >oma#ir 

    • Aonsul 9ata

    • Aonsul Geurologi

    • Aonsul gi7i.

    +ollow 6p

    0 september 2108

    - letih ()" berak kebiruan ()" pendarahan gusi () sedikit" pendarahan dari

    kemaluan (#)" kelopak mata kiri turun pada pagi hari (#)

    D-

    A? - sedang

    Aesadaran - 393

    T4 - 1!0/0 mm>g

     Gadi - !F/menit

     Gafas - !0F/menit

    T - %&"' 3

    "asil laboratorium

    DT - 1& u/L

    PT - $5 u/L

    +lbumin - %"& gr/dL

    lobulin - 1"' gr/dL

    PT - "O

    +PTT - !%"$O

    4 - %'&

    ?reum - !5 mg/dL

    Areatinin - o"& mg/dL

    3l - 101 mmol/L

    Aalium - %"& mmol/L

     Gatrium - 1%$ mmol/L

    Aolesterol total - !5

    >4L kolesterol - $%

    L4L kolesterol -1'

    Trigliserida - 10

    >@s+g - non reaktif  

    +nti >32 - negatif  

    Trombosit - 15.000/mm%

    Aesan- dislipidemia

    P/ im6astatin 1 F!0 mg

    21

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    22/30

    Keluar asil E:pertise %o torak 

    Aesan - 3or dan pulmo dalam batas normal

    Konsul Konsultan "ematologi,*nkologi Medik 

    Aesan- # ITP

    44/ # Trombositopenia sekunder

    +d6is-

    • @9P

    • ingkirkan kemungkinan penyebab trombositopenia sekunder.

    Konsul Konsultan Endokrin metabolok 

    Aesan- 49 tipe ! baru dikenal" Dbesitas I

    44/ 49 induksi obat steroid

    +d6is-

    • Terapi lanut

    • 3ek 4P" 4!PP" >b+13

    • Profil lipid

    • Aonsul mata

    2 september 2108

    - letih (#)" berak kebiruan () sudah berkurang" pendarahan gusi (#)" pendarahan

    dari kemaluan (#)

    D-

    A? - sedang

    Aesadaran - 393

    T4 - 1!0/0 mm>g

     Gadi - !F/menit

    22

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    23/30

     Gafas - !0F/menit T - %&"' 3

     p/ ek ulang trombosit

    "asil laboratorium

    >ba13 - 10"

    >oma I, - 5"51

    4P -!$$ mg/dL

    4!PP -1$& mg/dL

    Trombosit - 5'.000/mm%

    Aesan - sesuai dengan 49 tipe !

    Th/ In le6emir 1F10 i6

    In no6orapid %F 10 i6

    ikap/ ek ulang trombosit post transfusi

    Konsul bagian Mata

    Aesan- #aat ini tida ada terdapat tanda#tanda retinopati diabetikum

    #Ptosis D e susp myastenia gra6is

    +d6is-

    • 89

    • Aontrol poli mata

    7 september 2108

    - letih (#)" puat (#)" pendarahan gusi (#)" pendarahan dari kemaluan (#)" berak 

    kebiruan di kulit sudah auh berkurang

    D-

    A? - sedang

    Aesadaran - 393

    T4 - 1%0/5 mm>g

     Gadi - 'F/menit

    23

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    24/30

     Gafas - !!F/menit T - %'"$ 3

    Keluar asil 5MP

    Aesan - gambar sumsum tulang masih dalam batas normal

    Konsul bagian #eurologi

    Aesan- #9yastenia gra6is lass I

    #ITP

    +d6is-

    • 9estinon ! F%0 mg

    • 89

    • ,a*at @ersama

    Konsul Konsultan "ematologi,*nkologi Medik 

    Aesan- ITP

    +d6is-

    • 9etil prenisolon !0#!0#!0 mg

    • Lansopra7ole 1 F%0 mg

    • Dsteoal 1F1000 mg

    8 september 2108

    - berak kebiruan berkurang" pendarahan di gusi dan kemaluan (#)

    D-

    A? - sedang

    Aesadaran - 393

    T4 - 1!0/0 mm>g

     Gadi - 5F/menit

     Gafas - 1&F/menit

    T - %&"& 3

    DISK6SI

    Telah dira*at seorang pasien perempuan usia !$ tahun di bagian Penyakit

    4alam dengan diagnosis akhir-

    • Trombositopenia e ITP

    • 9yastenia gra6is lass I

    24

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    25/30

    • 49 tipe ! baru dikenal obesitas I

    4iagnosis ITP ini ditegakkan dari anamnesis" pemeriksaan fisik dan

     pemeriksaan penunang. 4ari anamnesis didapatkan adanya keluhan berak#

     berak kebiruan tanpa adanya ri*ayat trauma sebelumnya" ri*ayat pendarahan

     per6aginam serta pendarahan gusi. Pada anamnesis uga ditanyakan tentang

    ri*ayat berak kebiruan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya ekimosis dan

     purpura. Pemeriksaan penunang pada pasien ini berdasarkan adanya gambaran

    darah tepi trombositopenia.

    Immun Trombositopenia Purpura diagnosis setelah diagnosis diferensial

    lain telah tersingkirkan. Pada pasien ini telah kita lakukan penelusuran untuk 

    menari penyebab#penyebab lain dari trombositopenia seperti infeksi >epatitis

    dan L8" dan didapatkan hasil yang normal sehingga diagnosis dari ITP dapat

    ditegakkan.%"&

    Pemeriksaan sumsum tulang pada ITP berguna untuk e6aluasi dalam

    mengeksklusi proses infiltratif pada pasien#pasien dengan trombositopenia. Pada

    kasus ini diberikan tranfusi trombosit 10 unit oleh karena pada saat masuk pasien

    datang dengan kadar trombosit di ba*ah 50.000/mm% dengan ri*ayat

     pendarahan. etelah dilakukan tranfusi trombosit" keadaan klinis pasien

    mengalami perbaikan yang sesuai dengan hasil laboratorium yaitu peningkatan

    kadar trombosit dan pada pasien ini dilakukan obser6asi dari nilai trombosit.

    etelah diobser6asi didapatkan bah*a nilai trombosit berkisar : %0.000/mm%.11

    Pada pasien ini uga diberikan terapi kortikosteroid" metilprenisolon terapi

    a*al PTI dengan dosis 0" mg/kg@@/hari selama ! minggu. ,espons terapi

    metilprednison teradi dalam ! minggu dan pada umumnya teradi dalam minggu

     pertama" bila respon baik kortikosteroid dilanutkan sampai 1 bulan" kemudian

    tapering. Ariteria respon a*al adalah peningkatan +T

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    26/30

     perlahan#lahan dari pagi hari sampai sore hari dan pasien uga mudah lelah dan

    dari pemeriksaan fisik didapatkan kelopak mata kiri atuh" dan dilakukan tes

    ounting ()" tes *artenberg () direnanakan untuk di lakukan pemeriksaan

    89 pada pasien untuk lebih spesifik untuk 9yastenia gra6is

    8letromyography (89) adalah sebuah teknik untuk menga6aluasi dan

    merekam aktibitas listrik dari otot#otot rangka. erabut otot dirangsang dengan

    impul elektrik" bisa uga mendeteksi gangguan syaraf ke transmisi otot. 89

    mengukur potensi elektrik dari sel#sel otot. erat#serat otot pada 9 dan uga

     pada penyakit neuromuskular lainnya" tidak memberi respon yang baik pada

    rangsangan elektrik yang berulang#ulang dibanding dengan otot#otot pada

    indi6idu yang normal. Test ini memiliki kesensitifan hingga 5 seara sistem

    dan $ pada 9 oular" membuat test ini menadi yang paling sensitif untuk 

     penyakit ini.' 

    Pada 9" autoantibodi menyerang reseptor aetylholine niotini

    (n+3h,)" reseptor pada motor end#plate untuk neurotransmitter   aetylholine

    yang menstimulasi kontraksi otot. @eberapa bentuk antibodi mengganggu

    kemampuan aetylholine untuk berikatan dengan reeptors. +ntibodi lainnya

    merusak reseptor" baik dengan fiksasi komplemen atau dengan menginduksi otot

    untuk mengeliminasi reseptor melalui proses endositosis. '""1!"1%

    Pada 0 penderita" geala a*al berupa gangguan pada otot#otot oular 

    yang menimbulkan ptosis dan diplopia. 4iagnosis dapat ditegakkan dengan

    memperhatikan otot#otot le6ator palpebrae kelopak mata. @ila penyakit hanya

    terbatas pada otot#otot mata saa" maka peralanan penyakitnya sangat ringan dan

    tidak akan menyebabkan kematian. '"1!

    imptom pertama yang biasa ditemui pada 9yasthenia ra6is adalah

    kelemahan otot#otot mata" bisa uga gangguan menelan dan biara. 4eraat dari

    kelemahan otot ber6ariasi untuk tiap penderita" mulai dari oular myasthenia

    hingga melibatkan otot#otot lain" termasuk pernafasan. ymptom yang ber6ariasi

    untuk tiap tipe dan se6eritas bisa berupa ptosis" diplopia akibat kelemahan otot

    yang mengatur gerak bola mata" waddling gait " perubahan pada ekspresi *aah"

    26

    http://en.wikipedia.org/wiki/Nicotinic_acetylcholine_receptorhttp://en.wikipedia.org/wiki/Neurotransmitterhttp://en.wikipedia.org/wiki/Acetylcholinehttp://en.wikipedia.org/wiki/Endocytosishttp://en.wikipedia.org/wiki/Nicotinic_acetylcholine_receptorhttp://en.wikipedia.org/wiki/Neurotransmitterhttp://en.wikipedia.org/wiki/Acetylcholinehttp://en.wikipedia.org/wiki/Endocytosis

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    27/30

    gangguan menalan" insiprasi yang memendek" dysarthria" dan kelemahan pada

    lengan" tanagan" ari" tungkai dan leher.' 

    Peralanan klinis dari 9yasthenia ra6is sangat ber6ariasi antara pasien

    satu dengan yang lainnya. 4ari sekian banyak pasien 9yasthenia ra6is" 1$

    hanya dengan geala#geala mata saa yang mengarah pada oular 9. eala

    maksimum dari 9yasthenia ra6is diapai dalam *aktu 1 tahun pada 55 dari

    kasus" dan dalam 5 tahun pada 5 dari kasus. +spek yang paling berbahaya dari

    9yasthenia ra6is disebut 9yasthenia Arisis" yang memungkinkan

    diperlukannya 6entilator pada beberapa kasus. 

    +ntiholinesterase (ontohnya mestinon) memiliki efek pengaktifanreseptor asetilkolin. Geostigmin dapat menginaktifkan atau menghanurkan

    kolinesterase sehingga asetilkolin tak segera dihanurkan. +kibatnya" akti6itas

    otot dapat dipulihkan mendekati normal" sedikitnya 0#0 dari kekuatan dan

    daya tahan semula. elain neostigmin (Prostigmin)" dapat uga digunakan

     piridostigmin (9estinon) dan ambenonium klorida (9ytelase)" yang merupakan

    obat#obat analog sintetik lain dari fisostigmin (8serine).

    4osis inisial pyridostigmin bromida atau mestinon %0#&0 mg tiap $#& am"

    dapat ditingkatkan &0 mg#0 mg tiap % am ketika bangun" dosis minimal 1!0 mg

    setiap % am. Pemberian terapi ini uga memiliki efek samping yang perlu di

     perhatikan berupa hiperaktifitas dari gastrointestinal dengan kram pada

    abdomen"Peningkatan sekresi dari liur" saluran pernafasan dan @radikardi. Long

    ating pyridostigmin (TmespanQ 10 mg) dapat diberikan pada *aktu tidur"

    diberikan pada pasien yang keluhannya *aktu malam dan pagi hari.

    Aortikosteroid (ontohnya prednisone) dan immunosupresan (ontohnya

    imuran) pada pasien 9 masih diperdebatkan. @eberapa peneliti meyakini obat#

    obat ini memperbaiki kekuatan otot dengan supresi produksi dari antibodi yang

    abnormal. Penggunaan obat#obat tersebut mesti dimonitor dengan baik karena

     bisa menyebabkan efek yang berbahaya dan hanya diberikan pada kasus dengan

    kelumpuhan yang sukar untuk diatasi. 4i antara preparat steroid" prednisone

     paling sesuai untuk 9yasthenia ra6is" dan diberikan sekali sehari selang#seling

    untuk menghindari efek samping berupa hipertensi" hiperglikemia" penambahan

    27

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    28/30

     berat badan" katarak" Iritasi gastro#intestinal sampai ulkus peptikum dan

    Dsteoporosis

    49 Tipe ! baru dikenal obesitas I ditegakkan dari ri*ayat pasien yang

    tidak menderita 49 sebelumnya" adanya ri*ayat sering haus#haus" lapar#lapar 

    ada seak 1 bulan yang lalu" nafsu makan meningkat seak 1 bulan yang lalu"

    dimana setelah pemakainan steroid selama ! minggu pasien mengalami

     peningkatan gula darah. 4ari pemeriksaan penunang >ba13 - 10". >oma I, -

    5"51. 4P-!$$ mg/dL 4!PP -1$& mg/dL

    Pasien ini uga didiagnosis dengan 49 tipe II baru dikenal obesitas I.

    4iagnosa ini ditegakkan dari anamnesa yang didapatkan adanya geala khas 49

    yaitu poliuria" polidipsia dan polifagia. 4ari pemeriksaan laboratorium ditemukan

    adanya 4P dan ! am PP yang tinggi. Aadar >b+13 yang tinggi (10")

    menunukkan bah*a kontrol gula darah pada pasien ini sangat buruk. Pada

    a*alnya diabetes pada pasien ini diduga 4iabetes induksi obat (steroid)" tetapi

    dalam peralanan ternyata diabetes 9elitus pada pasien ini berdiri sendiri.

    Aemungkinan 49 pada pasien ini telah berlangsung lama serta di dapatkan gula

    darah puasa yang tinggi. 9enurut literatur. ?ntuk memperkuat diagnosis 49

     pada pasien ini dilakukan pemeriksaan >D9+ I,.

    DA+TA% P6STAKA

    1. Pur*anto Ibnu . @uku +ar Ilmu Penyakit 4alam 8disi I2 !00&" 8d -

    udoyo +C" etiyohadi @" +l*i I" imadibrata 9" etiati .Purpura

    Trombositopenia idiopatik" Pusat Penerbitan 4epartemen Ilmu Penyakit

    4alam akultas Aedokteran ?ni6ersitas Indonesia" =akarta.

    2. >offbrand" +.2.!005. Aapita elekta >ematologi 8disi $. =akarta- 83

    3. Thromboytopeni idiopatik purpura (ITP). (Dnline). (+6ailable at ! 

    http-//***.nem.org .diakses 1 =uni !01!)

    28

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    29/30

    4. IdiopatikTrombositopeniPurpura.!010.http-//***.sribd.om/do/%!!&!/

    Idiopatik#trombositopenia#akut 4iunduh 1 uni !01!.

    5. +nonim.IdiopathiTromboytopeniPurpura(ITP)http-//emediine.medsape.

    om/artile/!0!15#o6er6ie* 4iunduh 1 uni !011

    6. http-//referensikedokteran.blogspot.om/!01!/0%/referat#purpurae#

    trombositopenia.html

    7. +llan >. ,opper" ,obert >. @ro*n Adams and Victor's Principles of

     Neurology 9ra*#>ill ProfessionalE edition (! 9arh !005)

    8. @edlak ," anders 4@. (!000). R>o* to handle myastheni risis.

    8ssential steps in patient areR. Postgrad Med  01; ($)- !11$" !!0!.9. 3onti#ine @9" 9ilani 9" Aaminski >= (!00&). R9yasthenia gra6is- past"

     present" and futureR. J. Clin. Inest. 00

  • 8/19/2019 teori+kasus+diskusi+dftr pustaka itp edit masih acak

    30/30

    #ciences 0072- 1'$.

    16. 9rogan +" neddon " de 2ries 3 (!010). RThe inidene of

    myasthenia gra6is- a systemati literature re6ie*R. Neuroepidemiology 78 

    (%)- 1'11%.

    17. Thieben 9=" @laker 4=" Liu PU" >arper 39 =r" Cidiks 8 (!005).

    RPulmonary funtion tests and blood gases in *orsening myasthenia

    gra6isR. Muscle Nere 72 (5)- &&$&&'.

    18. Carrell" 4a6id +E Timothy 9 3oF" et al. (!00%). &ford !etboo% of

     Medicine ( )ourt" *dition ( Volume +. DFford. p. 11'0.

    19. uyono . 4iabetes 9elitus dan Penyakit >ati. 4alam @uku +ar Ilmu

    Penyakit >ati" 8disi Pertama" akultas Aedokteran ?I" =akarta" !00'"hal.

    1'$#1'&.

    20. Perkumpulan 8ndokrinologi Indonesia P8,A8GI. Aonsensus pengelolaan dan

     penegahan diabetes mellitus tipe ! di Indonesia. !011.

    21. +merian 4iabetes +ssoiation. tandards of 9edial 3are in 4iabetes.

    4alam - 4iabeti 3are 2olume %1 upplement 1. !00