teori kasus diskusi dftr pustaka itp edit

28
ITP Immun Trombositopenia Purpura ( ITP) Immun Trombositopenia Purpura (ITP) adalah kelainan hematologis dimana ditemukan adanya penurunan jumlah trombosis di bawah normal ( trombositopenia), dengan disertai manifestasi klinis berupa perdarahan di kulit (purpura) dan kadang disertai manifestasi perdarahan lain (misal epistaksis) tanpa ditemukan sebab sistemik atau toksisitas yang jelas. ITP merupakan proses autoimun. 1 Epidemiologi Di Amerika Serikat kasus ITP dalam kehamilan meliputi 1-2 kasus per 1000 kehamilan. ITP kadang terdiagnosa selama kehamilan, tetapi sebagian besar kasus telah terdiagnosa sebelum kehamilan, dimana wanita telah memiliki riwayat ITP. Di Finlandia prevalensi ITP dalam kehamilan juga mencapai 1.8 kasus dari 1000 kehamilan, sedangkan untuk prevalensi dunia sampai sekarang belum ada data yang adekuat. ITP meliputi 3% kasus trombositopenia pada wanita melahirkan. 2,3,4 ITP dapat terjadi pada semua ras, dan terutama menyerang wanita dengan ratio 3:1. ITP seringkali terdiagnosa pada usia reproduksi terutama decade 2-3 (usia remaja dan dewasa muda). 3,5 1

Upload: balthier37

Post on 23-Jan-2016

231 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

teori

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Kasus Diskusi Dftr Pustaka Itp Edit

ITP

Immun Trombositopenia Purpura ( ITP)

Immun Trombositopenia Purpura (ITP) adalah kelainan hematologis

dimana ditemukan adanya penurunan jumlah trombosis di bawah normal

( trombositopenia), dengan disertai manifestasi klinis berupa perdarahan di kulit

(purpura) dan kadang disertai manifestasi perdarahan lain (misal epistaksis) tanpa

ditemukan sebab sistemik atau toksisitas yang jelas. ITP merupakan proses

autoimun.1

Epidemiologi

Di Amerika Serikat kasus ITP dalam kehamilan meliputi 1-2 kasus per

1000 kehamilan. ITP kadang terdiagnosa selama kehamilan, tetapi sebagian besar

kasus telah terdiagnosa sebelum kehamilan, dimana wanita telah memiliki riwayat

ITP. Di Finlandia prevalensi ITP dalam kehamilan juga mencapai 1.8 kasus dari

1000 kehamilan, sedangkan untuk prevalensi dunia sampai sekarang belum ada

data yang adekuat. ITP meliputi 3% kasus trombositopenia pada wanita

melahirkan. 2,3,4

ITP dapat terjadi pada semua ras, dan terutama menyerang wanita dengan

ratio 3:1. ITP seringkali terdiagnosa pada usia reproduksi terutama decade 2-3

(usia remaja dan dewasa muda). 3,5

Patofisiologi

Trombositopenia pada ITP merupakan proses autoimun dimana terjadi

perusakan trombosit yang dimediasi oleh autoantibodi antitrombosit yang terikat

pada antigen permukaan sel. Trombosit yang telah memiliki kompleks antigen

antibodi ini kemudian akan dihancurkan oleh sistem retikuloendotelial.

Autoantibodi antitrombosit tersebut dapat melewati sawar darah plasenta,

sehingga dapat mempengaruhi ibu dan janinnya. 2,3

1

Page 2: Teori Kasus Diskusi Dftr Pustaka Itp Edit

Diagnosis

Immun Trombositopenia Purpura adalah diagnosis eksklusi, yaitu

diagnosis setelah diagnosis diferensial lain telah tersingkirkan. Immun

trombositopenia purpura sendiri ditegakkan bila ditemukan antara lain adanya

purpura pada kulit, uji tourniquete positif, jumlah trombosit kurang dari

100.000/mL, adanya perpanjangan masa perdarahan, waktu pembekuan, serta

gangguan koagulasi lainnya, dengan jumlah megakariosit dalam sumsum tulang

lebih banyak, dengan tanpa ditemukan adanya kelainan sistemik maupun

toksisitas obat atau racun, dan tidak ditemukan pula splenomegali. Lebih dari 80%

kasus ITP berhubungan dengan antibodi antiplatelet, tetapi adanya antibodi

antiplatelet ini bukan merupakan kriteria diagnosis untuk ITP. 3,6

ITP juga bisa terlihat dan terdiagnosa pada saat kehamilan. Karena sangat

sulit membedakan diagnosis antara ITP dan trombositopenia gestational Bahkan

dengan pemeriksaan antibodi antitrombosit, kecuali bila terdapat penurunan

trombosit yang drastik tanpa ditemukan penyebab lain untuk trombositopenia. pun

tidak. ITP ringan sampai sedang merupakan kondisi yang sering ditemui pada

akhir kehamilan, tanpa ditemui manifestasi klinis yang berarti. Akan tetapi untuk

mendiagnosis ITP hendaknya dilakukan pemeriksaan dan evaluasi ulang post

partum. 3,6,7

Klasifikasi

Berdasar derajat trombositopenia, Immun Trombositopenia Purpura (ITP) dapat

dibagi menjadi: 3,8

1. Ringan bila kadar trombosit dalam darah > 50.000/mL, dan berhubungan

dengan risiko perdarahan bila terjadi trauma.

2. Sedang adalah trombositopenia dengan kadar 10-50.000/mL, dapat

menyebabkan perdarahan spontan, tetapi biasanya tidak serius dan tidak

begitu banyak.

3. Berat bila kadar trombosit < 10.000/mL Perdarahan massif spontan dapat

terjadi.

2

Page 3: Teori Kasus Diskusi Dftr Pustaka Itp Edit

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan ITP harus dilakukan menyeluruh dengan melibatkan

wanita hamil dan keluarga. Terapi dapat berupa terapi medikamentosa dan terapi

pembedahan. Terapi medikamentoda merupakan terapi jangka panjang dengan

efek samping yang harus dimonitor dengan baik terutama pada kehamilan

sehingga tidak terjadi efek yang merugikan ibu maupun janinnya. Antenatal Care

yang baik dan teratur, dengan pemeriksaan darah rutin, disertai kepatuhan ibu

serta ketelitian dokter dan tenaga kesehatan akan memberikan hasil terapi yang

optimal.9

1. Medikamentosa

Terapi medikamentosa terutama ditujukan untuk menekan proses

imunologis yang terjadi ndalam tubuh serta mengatasi/mengkoreksi jumlah

trombosit bila terjadi perdarahan atau defisiensi hebat.1,3,9

a. Kortikosteroid

Terapi utama ITP adalah kortikosteroid, immunoglobulin intravena (IV

Ig), dan splenectomy. Masih terdapat kontroversi mengenai efek kortikosteroid

terutama terhadap terjadinya malformasi kongenital. Akan tetapi steroid memiliki

efek samping yang cukup membahayakan antara lain hiperglikemia, hipertensi,

dan osteoporosis.

Tetapi sampai saat ini pemberian prednisolon dengan dosis 1mg/kg/hari

masih merupakan obat lini pertama untuk ITP yang direkomendasikan, akan tetapi

dalam penggunaan jangka pendek. Penggunaan ini dapat ditappering off setelah

terjadi respon positif. Dosis steroid tinggi dapat diberikan lagi pada minggu-

minggu akhir mendekati persalinan. Kortikosteroid lain yang digunakan adalah

dexamethasone 40mg/hari selama 4 bulan.

b. Immunoglobulin

Alternatif lain adalah pemderian Ig IV dengan dosis 0.4 g/kg/hari selama

lima hari. Terapi ini akan menyebabkan remisi pada sekitar 75% pasien, dan dapat

berlangsung selama tiga sampai empat minggu. Imunoglobulin tersebut dapat

menembus sawar plasenta akan berefek yang sama dalam darah janin, yaitu

dengan memblokade reseptor Fc dalam sistem makrofag monosit. Karena kadang

3

Page 4: Teori Kasus Diskusi Dftr Pustaka Itp Edit

ditemui reaksi alergi, maka sebaiknya penggunaan Ig IV hanya diberikan pada

kasus yang serius, misalnya bila sudah terjadi perdarahan, dan tidak diberikan

sebagai profilaksis bila sudah mendekati persalinan.

c. Anti D Intra Vena

Anti D intra vena sudah mulai digunakan untuk terapi ITP pada anak dan

dewasa, dimana anak menunjukkan respon yang lebih baik daripada anak, dimana

70% menunjukkan respon positif. Dosis yang direkomendasikan adalah 25-200

mcg/kg/hari. Akan tetapi pemakaian Anti D intra vena pada kehamilan sampai

sekarang belum ada data mengenai efektivitas dan keamanannya. Karena adanya

kekhawatiran terjadinya hemolisis janin karena molekul IgG yang melewati sawar

plasenta.

d. Tranfusi trombosit

Sebaiknya hanya dilakukan sebagai terapi dan bukan profilaksis. Karena

adanya antibodi antiplatelet maternal menyebabkan destruksi trombosit yang

ditranfusikan, sehingga terjadi penurunan trombosit dengan cepat. Tranfusi

trombosit hanya direkomendasikan bila jumlah trombosit < 10.000/mL atau

terjadi perdarahan maternal. Biasanya diberikan 6-10 unit trombosit bila akan

dilakukan section cesaria pada wanita dengan jumlah trombosit < 50.000/mL

untuk mencegah perdarahan intra atau post partum.

e. Immunosupresan

Obat-obatan lain yang juga sering digunakan dalam kasus ITP antara lain

imunosupresan seperti siklofosfamid, vincristine, danazole, dan siklosporon. Akan

tetapi tidak digunakan untuk kehamilan karena dianggap memiliki efek

teratogenik.

2. Pembedahan1,3

Splenectomi merupakan terapi paling permanen untuk ITP. Akan tetapi

biasanya tidak dilakukan sebelum diberikan terapi dengan kortikosteroid, atau

setelah terapi kortikosteroid tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Akan

tetapi, dilakukannya splenektomi yang merupakan operasi besar selama kehamilan

juga memiliki efek samping yang serius, terutama bagi janin, dan juga bagi ibu,

4

Page 5: Teori Kasus Diskusi Dftr Pustaka Itp Edit

misalnya perdarahan, memperberat anemia, aborsi, dan persalinan premature.

Splenektomi selama kehamilan masih merupakan kontroversi. Sampai saat ini

belum diperoleh data yang cukup mengenai terapi lain untuk ITP dalam

kehamilan.

 

Komplikasi

Komplikasi akibat ITP sebagian besar merupakan akibat trombositopenia

serta masuknya autoantibodi antitrombosit dari ibu yang dapat menembus sawar

plasenta hingga beredar dalam sirkulasi janin, sehingga menyebabkan

trombositopenia janin bahkan neonatus.3,4,5,8,9

Komplikasi maternal

Komplikasi ibu yang paling sering terjadi adalah perdarahan, baik

perdarahan antepartum, perdarahan intra partum, maupun perdarahan post partum.

Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan metode persalinan tidak memiliki

korelasi langsung dengan risiko perdarahan asal dilakukan dengan penanganan

tepat. 3,9

Hitung trombosit > 50.000/mL masih aman untuk persalinan, bahkan 

beberapa ahli mengatakan sampai level 30-50.000/mL masih dapat melahirkan

dengan normal tanpa komplikasi. Wanita dengan ITP yang mengalami perdarahan

intra-partum memiliki jumlah trombosit < 30.000/mL. Penatalaksanaan ITP dalam

kehamilan haruslah mengacu pada hal tersebut.3,8

Prognosis

Bila tanpa komplikasi yang berat, prognosis untuk ibu, janin dan

persalinan baik, terutama bila trombositopenia yang terjadi ringan atau sedang.

Sampai saat ini sejak 20 tahun yang lalu di Amerika belum pernah ditemui

kematian maternal akibat ITP. Komplikasi yang dapat ditangani dengan baik juga

dapat memberikan hasil yang memuaskan.9

5

Page 6: Teori Kasus Diskusi Dftr Pustaka Itp Edit

ILUSTRASI KASUS

Telah di rawat seorang pasien perempuan berusia 40 tahun di Bangsal

Penyakit Dalam sejak tanggal 31 Agustus 2014 dengan:

Keluhan Utama :

Gusi berdarah sejak 1 minggu yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang :

Gusi berdarah sejak 1 minggu yang lalu. Semula dirasakan hilang timbul

sejak 2 bulan yang lalu keluhan timbul tanpa riwayat trauma. Keluhan

perdarahan timbul tanpa didahului demam. Sejak 2 bulan yang lalu pasien

mengeluhkan pendarahan hilnag timbul dari gusi, hidung dan saluran

kewanitaan. Setiap keluhan pasien selalu berobat dan dirawat di RSUD

Pariaman, selalu mendapat tranfusi trombosit. Setiap mendapat tranfusi

keluhan pasien berkurang dan pasien di perbolehkan pulang, Pasien pada

akhirnya dirujuk ke RSUP M Djamil untuk penatalaksanaan lebih lanjut.

Pendarahan di kemaluan 2 bulan yang lalu, terjadi 1x, dengan jumlah

pendarahan membasahi 2 buah pembalut. Namun setelah itu pendarahan

berhenti sendiri.

kelopak mata kiri jatuh sejak 6 minggu yang lalu , pagi hari bangun tidur

kelopak mata kiri terbuka lebih lebar, semakin sore semakin bertambah

jatuh. Keluhan membaik bila pasien beristirahat dan tidur.

Letih-letih sejak 1 bulan yang lalu.

Keluhan sering haus- haus, lapar-lapar ada sejak 1 bulan yang lalu

Nafsu makan meningkat sejak 1 bulan yang lalu.

Bercak-bercak kebiruan yang bertambah banyak sejak 2 minggu yang lalu.

Awalnya bercak-bercak kebiruan ini telah muncul sejak 2 bulan yang lalu.

Bercak-bercak ini muncul di paha dan kaki pasien, tanpa adanya riwayat

trauma sebelumnya. Pasien juga merasakan adanya nyeri pada bercak dan

anggota gerak terkadang terasa lemah. Pasien kemudian berobat ke RSUD

Pariaman.

6

Page 7: Teori Kasus Diskusi Dftr Pustaka Itp Edit

Pasien telah didiagnosa ITP sejak 2 minggu yang lalu tanpa pemeriksaan

BMP dan sejak 2 minggu yang lalu pasien sudah mendapat terapi steroid

( methyl prenisolon) 20-20-20 mg

Riwayat hasil pemeriksaan gula darah tinggi ada sejak mengkomsusi

steroid dan mendapat terapi insulin dari dokter spesialis penyakit dalam

sebelumnya

Riwanyat terkena penyinaran yang berulang tidak ada

Badan tampak pucat tidak ada.

Demam tidak ada

Mual dan muntah tidak ada.

Rambut rontok tidak ada

Nyeri sendi tidak ada

Ganguan menelan tidak ada

Sesak nafas tidak ada.

Suara serak tidak ada.

Muka merah saat terkena cahaya matahari tidak ada

Kembung tidak ada.

Pusing berputar tidak ada.

Mata kabur tidak ada

Riwayat kesemutan tidak ada

Penurunan berat badan tidak ada.

Buang air kecil sering malam hari tidak ada.

BAB hitam tidak ada.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat sakit kuning tidak ada

Riwayat keganasan tidak ada

Riwayat minum obat dalam jangka waktu yang lama tidak ada.

Riwayat asma tidak ada.

Riwayat hipertensi tidak ada

Riwayat bercak-bercak kebiruan dan pendarahan spontan saat kecil tidak

ada.

7

Page 8: Teori Kasus Diskusi Dftr Pustaka Itp Edit

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami penyakit yang sama

seperti pasien

Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, Status Perkawinan dan Kebiasaan:

Pasien seorang Ibu Rumah Tangga, pendidikan SMA, suku Minang.

Pasien mempunyai kepribadian yang terbuka, mudah bergaul dan

mempunyai banyak teman.

Nafsu makan biasa, frekuensi 3x sehari, pasien menghabiskan makanan 1

piring tiap kali makan dengan lauk-pauk yang bervariasi.

Pasien aktif mengikuti berbagai kegiatan saat sekolah.

Pasien mempunyai seorang suami

Riwanyat melahirkan anak dengan BBL > 4 kg tidak ada.

Riwayat seks bebas tidak ada.

Riwayat memakai tato tidak ada.

Riwayat menggunakan obat-obatan dengan jarum suntik bersama tidak

ada.

Pemeriksaan Umum

Kesadaraan : CMC

Keadaan Umum : Sedang

Tekanan Darah :130/90mmHg

Frekuensi Nadi :100x/mnt,

denyut teratur, pengisian cukup

Frekuensi Nafas : 22 x/mnt

Suhu : 37,50C

BB : 75 kg

TB : 158 cm

BMI :29,31

8

Page 9: Teori Kasus Diskusi Dftr Pustaka Itp Edit

Ikterus : (-)

Edema : (-)

Anemia : (-)

Lingkar pinggang :

Kulit : Pucat (-), Turgor baik, ptekiae (-), ekimosis (+),

purpura (+)

Kelenjar Getah Bening : KGB tidak membesar

Kepala : Normocephal, tidak tampak massa/benjolan

Rambut : Hitam, tidak mudah patah, mudah rontok (-)

Mata : Konjungtiva anemis (-), Sklera tidak ikterik

Telinga : deformitas (-), tanda-tanda radang (-)

Hidung : deformitas (-), tanda-tanda radang (-)

Tenggorokan : Faring tidak hiperemis , pseudomembran (-), tonsil

T1-T1 tidak hiperemis

Gigi dan Mulut :Caries (-), candida (-), atrofi papil lidah (-),

hipertrofi ginggiva (-)

Leher : JVP 5-2 cmH2O, deviasi trakea (-), kelenjar tiroid

tidak membesar.

Thoraks :

Paru depan

Inspeksi : Simetris kanan = kiri, saat statis ataupun dinamis

Palpasi : Fremitus kanan = kiri

Perkusi : Sonor, Batas pekak hepar RIC IV dextra

Auskultasi : Vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)

Paru belakang

Inspeksi : Simetris kanan = kiri, saat statis ataupun dinamis,

Palpasi : Fremitus kanan=kiri

Perkusi : Sonor, Batas peranjakan paru 1 jari

Auskultasi : Vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)

Jantung

Inspeksi : Iktus tidak terlihat

Palpasi : Iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V

9

Page 10: Teori Kasus Diskusi Dftr Pustaka Itp Edit

Perkusi : Batas atas RIC II, batas kanan LSD, batas kiri 1 jari

medial LMCS RIC V

Auskultasi : Irama teratur, M1 > M2, P2 < A2, Bising (-)

Abdomen

Inspeksi : Tidak tampak membuncit

Palpasi : Hepar teraba 1 jari dibawah arcus costae, 1 jari bpx tepi

tajam, permukaan rata, konsistensi kenyal, nyeri tekan (-).

Limpa S0

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Bising usus (+) N

Punggung : Nyeri ketok dan tekan CVA tidak ada

Alat kelamin : Tidak ada kelainan

Anus : Tidak ada kelainan

Anggota Gerak : Reflek fisiologis (+/+), Reflek Patologis (-/-), edem (-/-)

Kekuatan motorik :

5 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5 5

pulsasi Kiri kanan

A.dorsalis pedis + +

A.poplitea + +

A.tibialis posterior + +

sensibilitas Kanan Kiri

kasar + +

halus + +

Laboratorium

Hemoglobin : 13,6 gr/dl

Leukosit : 12.500/mm3

10

Page 11: Teori Kasus Diskusi Dftr Pustaka Itp Edit

Trombosit : 15.000/mm3

Hit Jenis : 0/1/0/57/40/2

Gula darah sewaktu : 376

Gambaran darah tepi :

Eritrosit : normositik normokrom

Leukosit : kesan jumlah cukup dengan netrofilia shift to the right

Trombosit : jumlah kurang

Kesan : trombositopenia, hiperglikemia

Urinalisis:

Protein : +

Glukosa : -

Leukosit : 0-1/LPB

Eritrosit : 0-1/LPB

Silinder : -

Kristal : -

Epitel : gepeng +

Bilirubin : -

Urobilinogen : +

Feses:

Makroskopis : Mikroskopis:

Warna : kuning Leukosit : 0-1

Konsisten : lunak Eritrosit : 0-1

Darah : - Amuba : -

Lendir : - Telur cacing : -

EKG :

Irama : sinus takikardi QRS Komplek : 0,08 “

HR : 110 x/1’ Axis : Normal

Gel P : Normal ST segmen : Isoelektrik

PR Interval : 0,12 “ SV1+RV5 < 35

R/S V1 < 1

Kesan : Sinus takikardi

Daftar Masalah:

Trombositopenia

Ptosis

11

Page 12: Teori Kasus Diskusi Dftr Pustaka Itp Edit

Leukositosis

Obesitas I

hiperglikemia

Diagnosis Kerja Primer:

Trombositopenia ec ITP

Myastenia gravis class I

DM tipe 2 baru dikenal obesitas I

Diagnosis Banding :

Trombositopenia ec hepatitis

Trombositopenia ec HIV

SLE

DM tipe II baru dikenal , obesitas I

Terapi :

Istirahat/DD1700 kkl (karbohidrat 900 kkal, protein 60 gr, lemak 360 kkal)

IVFD NaCl 0,9% 8 jam/kolf

Transfusi trombosit 10 unit

Noverapid 3x 10 ui

Cefotaxim 2x1gr

Pemeriksaan anjuran :

Faal ginjal (ureum, kreatinin)

Elektrolit (Na, K, Cl)

Faal hepar (SGOT, SGPT, bilirubin I&II, albumin&globulin)

Profil lipid

Ro thorak

Hba1c

Homa-ir

GDP, 2JPP

Konsul Mata12

Page 13: Teori Kasus Diskusi Dftr Pustaka Itp Edit

Konsul Neurologi

Faal hemostatis (prothrombin time (PT), partial thromboplastin time

(PTT))

Screening virus (HIV, anti HCV, HBsAg)

Bone Marrow Puncture

Follow Up

1 september 2014

S: letih (+), bercak kebiruan (+), pendarahan gusi (+) sedikit, pendarahan dari

kemaluan (-), kelopak mata kiri turun pada pagi hari (-)

O:

KU : sedang

Kesadaran : CMC

TD : 120/90 mmHg

Nadi : 92x/menit

Nafas : 20x/menit

T : 36,7 C

Hasil laboratorium:

SGOT : 16 u/L

SGPT : 45 u/L

Albumin : 3,6 gr/dL

Globulin : 1,7 gr/dL

PT : 9,8”

APTT : 23,4”

GDS : 376

Ureum : 25 mg/dL

Kreatinin : o,6 mg/dL

Cl : 101 mmol/L

Kalium : 3,6 mmol/L

Natrium : 134 mmol/L

Kolesterol total : 258

HDL kolesterol : 43

LDL kolesterol :179

Trigliserida : 180

Trombosit : 15.000/mm3

Kesan: dislipidemia

P:

Simvastatin 1 x20 mg

Keluar hasil Expertise Ro thorak

Kesan : Cor dan pulmo dalam batas normal

13

Page 14: Teori Kasus Diskusi Dftr Pustaka Itp Edit

Konsul Konsultan Hematologi-Onkologi Medik

Kesan: trombositopenia ec ITP

Advis:

BMP

Singkirkan kemungkinan penyebab trombositopenia (HIV, SLE, Hepatitis)

Konsul Konsultan Endokrin metabolok

Kesan: DM tipe 2 baru dikenal, Obesitas I

DD/ DM iduksi obat steroid

Advis:

Cek GDP, GD2jPP, HbA1C

Profil lipid

2 september 2014

S: letih (-), bercak kebiruan (+) sudah berkurang, pendarahan gusi (-), pendarahan

dari kemaluan (-)

O:

KU : sedang

Kesadaran : CMC

TD : 120/90 mmHg

Nadi : 92x/menit

Nafas : 20x/menit

T : 36,7 C

Hasil laboratorium:

Hba1C : 10,9

Homa –IR : 5,51

GDP :244 mg/dL

GD2PP :146 mg/dL

Kesan : diabets millitus tipe 2

Konsul bagian Mata

Kesan: -saat ini tida ada terdapat tanda-tanda retinopati diabetikum

- Ptosis OS ec susp myastenia gravis

14

Page 15: Teori Kasus Diskusi Dftr Pustaka Itp Edit

Advis:

Konsul neurologi

EMG

Kontrol poli mata

3 september 2014

S: letih (-), pucat (-), pendarahan gusi (-), pendarahan dari kemaluan (-), bercak

kebiruan di kulit sudah jauh berkurang

O:

KU : sedang

Kesadaran : CMC

TD : 100/60 mmHg

Nadi : 82x/menit

Nafas : 22x/menit

T : 37 C

Hasil laboratorium:

HBsAg : non reaktif

Anti HCV : negatif

Rapid test HIV: non reaktif

Keluar hasil BMP

Kesan : gambar sumsum tulang masih dalam batas normal

Konsul bagian Neurologi

Kesan: - Myastenia gravis class I

- ITP

Advis:

Mestinon 2 x30 mg

Awasi tanda krisis kolinergik

Periksa fs tiroid T3,T4, TSH

Ro thorak AP

EMG

Rawat Bersama

15

Page 16: Teori Kasus Diskusi Dftr Pustaka Itp Edit

4 september 2014

S: bercak kebiruan berkurang, pendarahan di gusi dan kemaluan (-)

O:

KU : sedang

Kesadaran : CMC

TD : 100/60 mmHg

Nadi : 80x/menit

Nafas : 16x/menit

T : 36,6 C

Konsul Konsultan Hematologi-Onkologi Medik

Kesan: Di terapi sebagai ITP

Advis:

Metil prenisolon 20-20-20 mg

Lansoprazole 1 x30 mg

Osteocal 1x1000 mg

Hasil laboratorium:

GDP : 219 mg/dL

GD2PP : 173 mg/dL

Kesan : hiperglikemia

DISKUSI

16

Page 17: Teori Kasus Diskusi Dftr Pustaka Itp Edit

Telah dirawat seorang pasien perempuan usia 24 tahun di bagian Penyakit

Dalam dengan diagnosis akhir:

Trombositopenia ec ITP

Myastenia gravis

DM tipe 2 baru dikenal obesitas I

Diagnosis ITP ini ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan adanya keluhan bercak-

bercak kebiruan tanpa adanya riwayat trauma sebelumnya, riwayat pendarahan

pervaginam serta pendarahan gusi. Pada anamnesis juga ditanyakan tentang

riwayat bercak kebiruan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya ekimosis dan

purpura. Pemeriksaan penunjang pada pasien ini berdasarkan adanya gambaran

darah tepi trombositopenia.

Immun Trombositopenia Purpura adalah diagnosis eksklusi, yaitu

diagnosis setelah diagnosis diferensial lain telah tersingkirkan. Pada pasien ini

telah kita lakukan penelusuran untuk mencari penyebab-penyebab lain dari

trombositopenia seperti infeksi Hepatitis, HIV dan SLE, dan didapatkan hasil

yang normal sehingga diagnosis dari ITP dapat ditegakkan.3,6

Pemeriksaan sumsum tulang pada ITP berguna untuk evaluasi dalam

mengeksklusi proses infiltratif pada pasien-pasien dengan trombositopenia.

Namun pemeriksaan sumsum tulang bukan pemeriksaan yang direkomendasikan

oleh American Society of Hematology dalam 2013 Clinical Practice Guide on

Trombocytopenia in Pregnancy.11

Pada kasus ini diberikan tranfusi trombosit 10 unit oleh karena pada saat

masuk pasien datang dengan kadar trombosit di bawah 50.000/mm3 dengan

riwayat pendarahan. Setelah dilakukan tranfusi trombosit, keadaan klinis pasien

mengalami perbaikan yang sesuai dengan hasil laboratorium yaitu peningkatan

kadar trombosit dan pada pasien ini dilakukan observasi dari nilai trombosit.

Setelah diobservasi didapatkan bahwa nilai trombosit berkisar > 30.000/mm3.

Pada literatur dikatakan bahwa wanita tanpa adanya manifestasi pendarahan dan

nilai trombosit > 30.000/mm3 tidak membutuhkan terapi hingga masa gestasi 36

minggu.11

17

Page 18: Teori Kasus Diskusi Dftr Pustaka Itp Edit

Myastenia gravis pada pasien ini ditegakkan melalui anamnesis dan

pemeriksaan fisik dimana dari anamnesis didapati jatuhnya kelopak mata secara

perlahan-lahan dari pagi hari sampai sore hari dan pasien juga mudah lelah dan

dari pemeriksaan fisik didapatkan kelopak mata kiri jatuh, dan dilakukan tes

counting (+), tes wartenberg (+) direncanakan untuk di lakukan pemeriksaan

EMG pada pasien untuk lebih spesifik untuk MG

DM Tipe 2 baru dikenal obesitas I ditegakkan dari riwayat pasien yang tidak

menderita DM sebelumnya, adanya riwayat sering haus-haus, lapar-lapar ada

sejak 1 bulan yang lalu, nafsu makan meningkat sejak 1 bulan yang lalu, dimana

setelah pemakainan steroid selama 2 minggu pasien mengalami peningkatan gula

darah. Dari pemeriksaan penunjang Hba1C : 10,9. Homa –IR : 5,51. GDP:244

mg/dL GD2PP :146 mg/dL

18

Page 19: Teori Kasus Diskusi Dftr Pustaka Itp Edit

DAFTAR PUSTAKA

1. Harrison C, Machin S. 2006. Idiopathic Thrombocytopenia

Purpurae(ITP), dari http://www.netdoctor.co.uk/diseases/facts/itp.htm

2. Abdul Rahim Gari-Bai.1997. Thrombocytopenia during Pregnancy. Dari

http://www.kfshrc.edu.sa/annals/182/97-160.html

3. Millar Lynnae. 2006. Immune Thrombocytopenia and Pregnancy. Dari

www.emedicine.com

4. PayneSD, Resnik R, Moore TR, Hedriana HL, Kelly TF.1997. Maternal

Characteristics And Risk Of Severe Neonatal Thrombocytopenia And

Intracranial Hemorrhage In Pregnancies Complicated By Autoimmune

Thrombocytopenia. American Journal of Obstetrics and Gynecology.

Volume 177 No 1

5. Fischer R, Hageboutros A. 2006. Thrombocytopenia in Pregnancy. Dari:

www.emedicine.com

6. Suwito Tjondro Hudono. 1999. Penyakit Darah. Dalam Ilmu Kebidanan.

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo:Jakarta. Hal 448-488

7. Lescale KB, Eddleman KA, Cines DB, Samuels P, Lesser ML, McFarland

JG, Bussel JB. 1996. Antiplatelet Antibody Testing In Thrombocytopenic

Pregnant Women.American Journal of Obstetrics and Gynecology.Volume

174 No 3

8. Peleg D, Hunter SK. 1999. Perinatal Management Of Women With

Immune Thrombocytopenic Purpura: Survey Of United States

Perinatologists, American Journal of Obstetrics and Gynecology. Volume

180 No 3.

9. Cines DB, Bussel JB. 2005. How I Treat Idiopathic Thrombocytopenic

Purpura (ITP). In Blood Journal, Vol. 106, No. 7, pp. 2244-2251

19

Page 20: Teori Kasus Diskusi Dftr Pustaka Itp Edit

10. Cines, DB. 2003. ITP and Pregnancy. In Blood Journal, Vol. 102 No. 13.

Pp 4250-4251

11. Rajasekhar A, et al. 2013. The American Society of Hematology 2013

Clinical Practice Guide on Trombocytopenia in Pregnancy. The American

Society of Hematology.

12. Anonymous. 2008. Renal Tubular Acidosis. National Kidney and Urologic

Diseases Information Clearinghouse.

13. John C, Domingo A. 2014. Renal Tubular Acidosis. Nutrition in Health

and Disease. University of the Philippines.

20