teori teori perdagangan internasional fix

11
Teori Teori Perdagangan Internasional 1. Teori Klasik a. Kemanfaat Absolut (Absolute Advantage: Adam Smith) Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut (Labor Theory of value ). Contoh klasik yang dikemuka oleh Adam Smith, misalnya, untuk menangkap seekor harimau diperlukan tenaga kerja empat kali lipat disbandingkan untuk menangkap seekor kucing. Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogen serta merupakan satu-satunya factor produksi. Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, factor produksi tidak hanya satu dan mobilitas tenaga kerja tidak bebas. Kelebihan dari teori Absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini meningkatkan

Upload: ami

Post on 17-Feb-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PEI

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Teori Perdagangan Internasional Fix

Teori Teori Perdagangan Internasional

1. Teori Klasik

a. Kemanfaat Absolut (Absolute Advantage: Adam Smith)

Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil

bukan moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory)

perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan

perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan

banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin

banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut

(Labor Theory of value ). Contoh klasik yang dikemuka oleh Adam Smith,

misalnya, untuk menangkap seekor harimau diperlukan tenaga kerja empat kali

lipat disbandingkan untuk menangkap seekor kucing.

Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan

anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogen  serta merupakan satu-satunya

factor produksi. Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, factor

produksi tidak hanya satu dan mobilitas tenaga kerja tidak bebas.

Kelebihan dari teori Absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan

bebas antara dua negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda,

dimana terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini meningkatkan kemakmuran

negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang memiliki keunggulan

absolut maka perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak ada

keuntungan.

b. Kemanfaatan Relatif (Comparative Advantage: JS Mill)

Teori ini menyatakan bahwa suatu Negara akan menghasilkan dan

kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage

terbesar dan mengimpor barang yang dimiliki comparative disadvantage yaitu

suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang

yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar.

Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan

oleh banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang

Page 2: Teori Teori Perdagangan Internasional Fix

tersebut. Makin banak tenaga yang dicurahkan untuk memproduksi suatu barang,

makin mahal barang tersebut.

Apabila nilai tukar dalam perdagangan itu sama dengan harga di dalam

negeri salah satu Negara, maka keuntungan keena perdagangan (gains from trade)

tersebut hanya ada pada satu Negara saja.

Kelebihan untuk teori comparative advantage ini adalah dapat

menerangkan berapa nilai tukar dan berapa keuntungan karena pertukaran dimana

kedua hal ini tidak dapat diterangkan oleh teori absolute advantage.

c. Biaya Relatif (Comparative Cost: David Ricardo)

Titik pangkal teori Ricardo tentang perdagangan internasional adalah

teorinya tentang nilai/value. Menurut dia nilai/value sesuatu barang tergantung

daribanyaknya tenaga kerja yang dicurahka untuk memproduksi barang tersebut

(labor cost value theory). Perdagangan antar Negara akan timbul apabila masing-

masing Negara memiliki comparative cost yang kecil.

Pada dasarnya teori Comparative cost dan comparative advantage itu

sama, hanya saja kalau pada teori :

1. Comparative advantage untuk sejumlah terteentu tenaga kerja dimasing-

masing Negara outputnya berbeda.

2. Sedangkan comparative cost, untuk sejumlah output tertentu, waktu yang

dibutuhkan berbeda antara sat Negara dengan Negara lain.

Teori-teori klasik tersebut disusun berdasarkan beberapa anggapan,antara

lain: Hanya ada 2 negara, 2 barang, keadaan full employment, persaingan

sempurna, mobilitas dalam Negara yang tinggi dari factor-faktor produksi (tenga

kerja dan capital) tetapi immobile secara internasional.

Beberapa kritik pada teori klasik :

Bahwa tenaga kerja nyatanya tidak homogeny

Mobilitas tenaga kerja di dalam negeri mungkin tidak sebebas seperti

dalam anggapan klasik. Hal ini disebabkan oleh ikatan keluarga,

ketidaktentuan tentang pekerjaan yang baru di tempat dan sebagainya.

Page 3: Teori Teori Perdagangan Internasional Fix

Dengan adanya non competing group dari tenaga kerja menyebabkan tidak

mungkin nilai suatu barang dinyatakan dengan banyaknya tenaga kerja

yang dibutuhkan.

d. Kelemahan Teori Klasik

Teori klasik menjelaskan bahwa keuntungan dari perdagangan

internasional itu timbul karena adanya comparative advantage yang berbeda

antara dua Negara. Teori nilai tenaga kerja menjelaskan mengapa terdapat

perbedaan dalam comparative advantage itu karena adanya perbedaan di dalam

fungsi produksi antara dua Negara atau lebih. Jika fungsi produksinya sama, maka

kebutuhan tenaga kerja juga akan sama nilai produksinya sama sehingga tidak

akan terjadi perdagangan internasional. Oleh karena itu syarat timbulnya

perdagangan antarnegara adalah perbedaan fungsi produksi di antara dua Negara

tersebut. Namun teori klasik tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan

fungsi produksi antara dua Negara.

2. Teori Modern

a. Faktor Proporsi (Hecksher & Ohlin)

Teori yang lebih modern seperti yang dikemukakan oleh Hecksher dan

Ohlin menyatakan bahwa perbedaan dalam opportunity cost suatu Negara dengan

Negara lain kerena adanya perbedaan dalam jumlah factor produksi yang

dimilikinya.

Suatu Negara memiliki tenaga kerja lebih banyak dari pada Negara lain,

sedang Negara lain memiliki capital lebih banyak dari pada negara tersebut

sehingga dapat menyebabkan terjadinya pertukaran.

Proporsi factor-faktor produksi yang dimiliki suatu Negara berbeda-beda,

sehingga menimbulkan perbedaan relative harga-harga di berbagai Negara. Suatu

Negara cenderung untuk memproduksi barang yang menggunakan factor produksi

yang dimiliki Negara itu dalam jumlah besar.

b. Kesamaan Harga Faktor Produksi (Factor Price Equalization)

Inti dari teori ini adalah bahwa perdagangan bebas cenderung

mengabaikan harga faktor-faktor produksi sama di beberapa Negara. Dari teori

factor proporsi Hecksher dan Ohlin, selama Negara A memperbanyak produksi

Page 4: Teori Teori Perdagangan Internasional Fix

barang X akan mengakibatkan bertambahnya permintaan tenaga kerja, sebaliknya

makin berkurangnya produksi barang Y berarti makin sedikitnya permintaan akan

capital. Hal ini akan cenderung menurunkan upah (harga daripada tenga kerja)

dan menaikkan harga daripada capital (rate of return).

c. Teori Permintaan dan Penawaran

Pada prinsipnya perdagangan antara dua egara itu timbul karena adanya

perbedaan didalam permintaan maupun penawaran. Permintaan ini berbeda

misalnya, karena perbedaan pendapatan dan selera sedangkan penawaran

misalnya, dikarenakan perbedaan di dalam jumlah dan kualitas factor-faktor

produksi, tingkat teknologi dan eksternalitas.

d. Kurva Kemungkinan Produksi dan Indifference

Production possibility curve ( PPC )adalah kurva yang menunjukkan

berbagai kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu Negara dengan

sejumlah faktor produksi tertentu secara full employment. Dalam hal ini bentuk

PPC akan tergantung pada asusmsi tentang Opportunity Cost yang digunakan

yaitu PPC Constant cost dan PPC increasing cost

e. Offer Curve

Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu

Marshall dan Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan

kesediaan suatu Negara untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan

barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga.Kelebihan dari offer curve yaitu

masing-masing Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional

yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.

Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga

factor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga

suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan

comparative advantage dan pola perdagangan (trade pattern) suatu negara.

Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa

diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional. Teori perdagangan yang

baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer Curve.

Page 5: Teori Teori Perdagangan Internasional Fix

3. Studi Empirik Teori Perdagangan Internasional

Beberapa studi untuk melakukan test terhadap teori perdagangan khususnya teori

Ricardo dan Hecksher & Ohlin hasilnya sangat berfariasi. Ada yang mendukung tetapi

ada pula yang tidak sejalan dengan teori/hipotesisnya.

Hipotesa kedua teori tersebut menyangkut tentang komposisi/strutuktur barang

yang diperdagangan serta pemilikan sumber daya (Factor Endowment). Menurut David

Ricardo komposisi barang ekspor atau impor dari suatu negara ditentukan oleh

produktifitas tenaga kerja pada masing-masing industri. Suatu Negara akan mengekspor

barang dimana produktivitas tenaga kerja pada produksi barang tersebut paling tinggi dan

mengimpor barang yang produktivitas tenaga kerjanya paling rendah. Model Hecksher-

Ohlin menyatakan bahwa komposisi barang ekspor atau impor ditentukan oleh

perbandingan pemilikan factor produksi tenaga kerja dan modal masing-masing Negara

dan intensitas penggunaan factor prosuksi pada setiap barang.

Studi empirik model Hecksher & Ohlin menunjukan hasil yang lebih bervariasi,

sebagian mendukung sebagian tidak. Mac Dougall dengan menggunakan data yang sama

dengan yang di pergunakan untuk test model Ricardo hanya di tambah dengan data rasio

model dan tenaga untuk masing–masing industri di Amerika dan Inggris. Sebagai alat

pengukur besarnya modal dipergunkan data penggunaan energi. Hasilnya, tidak terdapat

hubungan yang sistematis antara rasio penggunaan energi per tenaga kerja dengan rasio

ekspor Amerika-Ingrris sehingga hipotesa Hecksher-Ohlin di tolak.

4. Alternative Teori

Beberapa alternative teori yang mencoba menjelaskan komposisi/struktur barang yagn

diperdagangkan muncul, diantaranya:

Keterampilan (Human Skills) suatu ciri yang membedakan negara maju dengan

negara berkembang adalah dalam hal keterampilan keahlian tenaga kerja. Secara

umum keterampilan/keahlian tenaga kerja di negara maju jauh lebih tinggi baik

dalam jumlah, jenis maupun kualitasnya. Oleh karena itu negara maju cenderung

mengekspor barang yang dapat tenaga ahli atau terampil. Sebaliknya, negara

berkembang akan mengekspor barang yang padat tenaga tidak ahli/terampil.

Page 6: Teori Teori Perdagangan Internasional Fix

Skala ekonomis (economies of scale). Menurut teori ini suatu Negara yang pasar

dalam negerinya luas cenderung mengekspor barang yang dapat dihasilkan biaya

rata-rata menurun dengan mekin besarnya skala perusahaan (economies of scale).

Sebaliknya suatu Negara kecil di mana pasar dalam negerinya sempit cenderung

mengekspor barang yang tidak memenuhi syarat skala perusahaan yang

ekonomis.

Kemjuan teknologi. Suatu Negara yang industrinya telah maju biasanya dapat

menciptakan barang baru, sehingga dapat menikmati pasar luar negeri untuk

produk barunya. Namun lama-kelamaan Negara lain meniru (memproduksi

barang tiruan) dan kemudian mengekspornya. Biasanya negaranya meniru untuk

mendasarkan pada adanya tenaga kerja yang murah.

Product Cycle. Teori ini menekankan pada standardisasi produk. Untuk produk

baru biasanya masih belum distandarisir. Dengan makin luasnya pasar serta

makin berkembangnya teknologi proses prosuksi maka produk maupun proses

prosuksi semakin semakin distandardisir, bahkan mungkin nantinya secara

internasioanal ditentukan standarnya. Sebagai konsekuensinya, hipotesa teori ini

mengatakan bahwa Negara maju cenderung mengekspor barang yang belum

distandardisir sedangkan Negara berkembang spesialisasi pada barang yang sudah

distandardisir. Test terhadap hipotesa ini dapat dilakukan dengan menghubungkan

antara tingkat spesialisasi (atau differensiasi) produk ekespor dengan tingkat

idustrialisasi.

Page 7: Teori Teori Perdagangan Internasional Fix

PENGANTAR EKONOMI INTERNASIONAL

RMK TEORI PERDAGANGAN INTERNASIOANAL

Oleh :

Ni Ketut Supadmi (1306205047)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2015