bab ii kajian pustaka dan hipotesis penelitian … ii..pdf · perdagangan luar negeri memungkinkan...

23
21 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep Perdagangan Internasional Pada dasarnya perdagangan internasional merupakan kegiatan yang menyangkut penawaran (ekspor) dan permintaan (impor) antar negara. Pada saat melakukan ekspor, negara menerima devisa untuk pembayaran. Devisa inilah yang nantinya digunakan untuk membiayai impor. Ekspor suatu negara merupakan impor bagi negara lain, begitu juga sebaliknya (Budiono, 1999). Sedangkan Menurut Tambunan (2000) perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai perdagangan antar atau lintas negara, yang antara lain mencakup ekspor dan impor. Perdagangan internasional dapat dibagi menjadi 2 kategori yakni, perdagangan barang (fisik) dan perdagangan jasa. Perdagangan jasa antara lain terdiri dari biaya transportasi, perjalanan (travel), asuransi, pembayaran bunga remmitance seperti gaji tenaga kerja Indonesia (TKI) diluar negeri dan pemakaian jasa konsultan asing di Indonesia. Perubahan nilai impor di Indonesia sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi sosial politik, pertahanan dan keamanan, cadangan devisa, inflasi, kurs valuta asing serta tingkat pendapatan dalam negeri yang diperoleh dari sektor- sektor yang mampu memberikan pemasukan selain perdagangan internasional. Besarnya nilai impor Indonesia antara lain ditentukan oleh kemampuan Indonesia

Upload: vanbao

Post on 03-Mar-2018

224 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II..pdf · Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik ... 2.1.2 Teori-Teori Perdagangan Internasional

21

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Konsep Perdagangan Internasional

Pada dasarnya perdagangan internasional merupakan kegiatan yang

menyangkut penawaran (ekspor) dan permintaan (impor) antar negara. Pada saat

melakukan ekspor, negara menerima devisa untuk pembayaran. Devisa inilah

yang nantinya digunakan untuk membiayai impor. Ekspor suatu negara

merupakan impor bagi negara lain, begitu juga sebaliknya (Budiono, 1999).

Sedangkan Menurut Tambunan (2000) perdagangan internasional dapat

didefinisikan sebagai perdagangan antar atau lintas negara, yang antara lain

mencakup ekspor dan impor. Perdagangan internasional dapat dibagi menjadi 2

kategori yakni, perdagangan barang (fisik) dan perdagangan jasa. Perdagangan

jasa antara lain terdiri dari biaya transportasi, perjalanan (travel), asuransi,

pembayaran bunga remmitance seperti gaji tenaga kerja Indonesia (TKI) diluar

negeri dan pemakaian jasa konsultan asing di Indonesia.

Perubahan nilai impor di Indonesia sangat dipengaruhi oleh situasi dan

kondisi sosial politik, pertahanan dan keamanan, cadangan devisa, inflasi, kurs

valuta asing serta tingkat pendapatan dalam negeri yang diperoleh dari sektor-

sektor yang mampu memberikan pemasukan selain perdagangan internasional.

Besarnya nilai impor Indonesia antara lain ditentukan oleh kemampuan Indonesia

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II..pdf · Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik ... 2.1.2 Teori-Teori Perdagangan Internasional

22

dalam mengolah dan memanfaatkan sumber yang ada dan juga tingginya

permintaan impor dalam negeri.

Perdagangan berdasar ilmu ekonomi berarti suatu proses tukar menukar

yang didasarkan atas sukarela dari masing-masing pihak (Budiono, 1999).

Perdagangan dapat selalu menguntungkan masing-masing pihak yang

berkepentingan atau setidak-tidaknya salah satu pihak tidak ada yang dirugikan.

Perdagangan itu sendiri muncul karena adanya dorongan atau adanya motif untuk

melakukan perdagangan dari masing-masing pihak.

Selain dari keuntungan dan motif tertentu dalam aktivitas perdagangan

internasional. Terdapat pula manfaat dari setiap negara yang melakukan

perdagangan dengan negara lain. manfaat tersebut antara lain:

1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri.

Banyak faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi setiap negara.

faktor-faktor tersebut diantaranya : kondisi geografi, iklim, tingkat

penguasaan iptek dan lain-lain. dengan adanya perdagangan internasional,

setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.

2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi.

Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh

keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. walaupun suatu negara dapat

memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh

negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor

barang tersebut dari luar negeri. dengan mengadakan spesialisasi

perdagangan, setiap negara dapat memperoleh keunggulan sebagai berikut :

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II..pdf · Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik ... 2.1.2 Teori-Teori Perdagangan Internasional

23

1) Faktor produksi yang dimiliki setiap negara dapat digunakan dengan

lebih efisien.

2) Setiap negara dapat menikmati lebih banyak barang dari yang dapat

diproduksi dalam negeri.

3. Memperluas pasar dan menambah keuntungan.

Terkadang para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat

produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi

kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka.

dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan

mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut

keluar negeri.

4. Transfer teknologi modern.

Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari

teknik produksi yang lebih efisien dan cara-cara manajemen yang lebih

moder (Sukirno, 2004).

2.1.2 Teori-Teori Perdagangan Internasional

Teori ini dapat menunjukkan arah serta komposisi perdagangan antar

negara serta bagaimana efeknya terhadap struktur perekonomian suatu negara.

Teori ini juga menunjukkan adanya keuntungan yang didapat dari adanya

perdagangan internasional. Ada beberapa teori yang menerangkan mengenai

perdagangan internasional (Nopirin,2011), yaitu:

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II..pdf · Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik ... 2.1.2 Teori-Teori Perdagangan Internasional

24

1) Teori Klasik

Teori klasik ini terbagi menjadi dua, yaitu teori keunggulan mutlak dan

teorikeunggulan komparatif. Teori keunggulan mutlak atau absolute advantage

inidikemukakan oleh Adam Smith, yaitu “ Setiap negara akan memperoleh

manfaatperdagangan internasional karena melakukan spesialisasi produksi

danmengekspor barang jika negara tersebut memiliki keunggulan mutlak

sertamengimpor barang jika negara tersebut memiliki ketidakunggulan mutlak ”

(Hady, 2001). Teori ini berdasarkan atas beberapa asumsi pokok sebagai berikut :

1) Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja

2) Kualitas produksi yang diproduksi kedua negara sama

3) Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang

4) Biaya transport diabaikan

Namun ada kelemahan dalam teori Adam Smith yaitu, perdagangan hanya

terjadi dan menguntungkan kedua negara bila masing-masing negara memiliki

keunggulan absolute yang berbeda, bila hanya satu negara yang mempunyai lebih

dari satu keunggulan absolut, maka tidak akan terjadi perdagangan internasional

yang menguntungkan.

Kelemahan teori ini ditutupi oleh teori David Ricardo dengan teori

keunggulan komparatif atau comparative advantage, baik secara cost comparative

maupun production comparative. Teori David Ricardo didasarkan pada nilai

tenaga kerja yang menyatakan bahwa nilai atau harga suatu produk ditentukan

oleh jumlah waktu atau jam kerja yang diperlukan untuk memproduksinya.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II..pdf · Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik ... 2.1.2 Teori-Teori Perdagangan Internasional

25

Menurut teori cost comparative advantage, suatu negara akan memperoleh

manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan

mengekspor barang di mana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih efisien

serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif kurang atau

tidak efisien. Sedangkan teori production comparative advantage (Labour

Productivity) adalah suatu negara akan memperoleh manfaat perdagangan jika

berspesialisasi pada produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut

dapat berproduksi lebih produktif dan mengimpor barang dimana negara tersebut

berproduksi kurang/tidak produktif. Dasar pemikiran David Ricardo adalah

perdagangan antar dua negara terjadi apabila masing-masing negara memiliki

biaya relatif kecil untuk jenis barang yang bereda (Tambunan, 2001)

2) Teori Modern (Heckscher-Ohlin)

Teori Faktor Proporsi (The Proportional Factors Theory) Teori ini

disampaikan oleh Eli Heckscher dan Bertil Ohlin, teori ini sering disebut teori

Heckscher-Ohlin, yang berbunyi bahwa perbedaan opportunity cost suatu produk

antara satu negara dengan negara lain dapat terjadi karena adanya perbedaan

jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki tiap negara. Negara-negara

yang mempunyai faktor produksi yang relative lebih banyak atau murah akan

melakukan spesialisasi dan mengekspor barang yang dihasilkannya, sedangkan

negara yang mempunyai faktor produksi yang relative lebih sedikit atau mahal

akan mengimpor barang tertentu.

Dalam analisinya, teori Heckscher-Ohlin menggunakan dua kurva. Kurva

pertama adalah Isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II..pdf · Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik ... 2.1.2 Teori-Teori Perdagangan Internasional

26

yang sama dan Isoquant yaitu kurva yang menggambar total kuantitas produk

yang sama. Dalam teori ekonomi mikro, kurva Isocost dan Isoquant ini akan

bersinggungan pada suatu titik optimal. Jadi, dengan biaya tertentu akan diperoleh

produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah

produk tertentu. Kesimpulan teori H-O adalah :

1) Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau

proporsi faktor produksi di masing-masing negara.

2) Keunggulan komparatif dari suatu jenis produk yang dimiliki masingmasing

negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang

dimilikinya

3) Masing-masing negara akan melakukan spesialisasi produksi dan melakukan

ekspor karena memiliki faktor produksi yang relatif banyak atau murah.

4) Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika

faktor produksi di negaranya relatif lebih sedikit atau mahal.

Heckscher-ohlin juga menyatakan bahwa setiap negara akan mengekspor

barang yang faktor produksi dan persediannya melimpah dan murah secara

intensif serta menyimpan barang yang produksinya menggunakan sektor produksi

yang persediannya tergolong langka dan mahal secara intensif (Hady, 2001).

3) Teori Permintaan dan Penawaran

Menurut Nopirin ( 2011 ) pada prinsipnya perdagangan antar negara itu

timbul karena adanya perbedaan di dalam permintaan ataupun penawaran.

Perbedaan dalam penawaran disbebabkan karena adanya perbedaan dalam jumlah

kualitas dan kuantitas faktor-faktor produksi negara yang satu dengan negara yang

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II..pdf · Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik ... 2.1.2 Teori-Teori Perdagangan Internasional

27

lain, derajat teknologi, faktor eksternalitas dan faktor-faktor lain yang

mempengaruhi produksi dan penawaran. Perbedaan permintaan dapat disebabkan

oleh perbedaan pendapatan, selera masyarakat, perkiraan, jumlah konsumen dan

harga barang lain. Anggapan yang digunakan dalam menganalisa teori ini adalah

persaingan sempurna, faktor produksi tetap, tidak ada ongkos angkut, kesempatan

kerja penuh, tidak ada perubahan teknologi, produksi dengan ongkos menaik serta

tidak ada pemindahan kapital.

2.1.3 Konsep Impor

Impor adalah perdagangan dengan cara memasukkan barang dari luar

negeri ke wilayah Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku

(Hutabarat, 1996). Besarnya impor dalam suatu negara dipengaruhi oleh

kesanggupan barang-barang yang diproduksi oleh negara-negara untuk bersaing

dengan barang dan jasa produksi domestik. Bila barang dan jasa produksi luar

negeri lebih baik mutunya atau harganya lebih murah, maka akan adanya

kecendrungan untuk mengimpor (Herlambang,2001).

Dalam perekonomian terbuka selain sektor rumah tangga, sektor

perusahaan dan pemerintah juga ada sektor luar negeri karena penduduk di negara

bersangkutan telah melakukan perdagangan dengan negara lain. Barang yang di

impor harus dalam keadaan baru kecuali mendapat izin dari Depperindag atau

lembaga pemerintah non departemen. Memasukkan barang ke daerah pabean

Indonesia wajib mempergunakan Pemberitahuan Impor Untuk Dipakai (PIUD)

atau Pemberitahuan Impor Barang (PIB) dan membayar bea masuk atau

dikenakan cukai impor sesuai ketentuan yang berlaku.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II..pdf · Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik ... 2.1.2 Teori-Teori Perdagangan Internasional

28

Menurut indikator ekonomi Badan Pusat Statistik Indonesia, impor

menurut jenis dan golongannya dibedakan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu, barang-

barang konsumsi, bahan baku dan penolong dan barang modal. Sedangkan

menurut komoditinya impor dapat dibedakan menajdi 2 (dua) kategori yaitu migas

( minyak dan gas ) dan non-migas. Aktivitas impor yang dilakukan oleh suatu

negara akan menimbulkan aliran pengeluaran untuk membeli barang yang di

impor dari negara-negara lain yang merupakan kebocoran pada aliran pendapatan.

Impor akan menurunkan pendapatan nasional pada keseimbangan dan

merumitkan masalah-masalah ekonomi yang dihadapi negara (Sukirno, 2000).

Perubahan nilai impor di Indonesia sangat dipengaruhi oleh situasi dan

kondisi sosial politik, pertahanan dan keamanan. Besarnya nilai impor Indonesia

antara lain ditentukan oleh kemampuan Indonesia dalam mengolah dan

memanfaatkan sumber yang ada dan juga tingginya permintaan impor dalam

negeri

2.1.4 Teori Cadangan Devisa

Devisa sering juga disebut alat pembayaran luar negeri, dalam bahasa

Inggris dipakai istilah foreign exchange. Devisa atau valuta asing atau foreign

currency mempunyai arti sebagai alat pembayaran, alat penukar, alat pengukur

nilai dan penyimpan/penimbun kekayaan yang diakui dalam skala internasional

(Amalia,2007). Menurut Amir (2001), ada dua aspek penggunaan devisa yaitu :

1) Pengadaan barang impor baik barang modal, bahan baku, maupun barang

konsumsi perlu dibayar dengan devisa termasuk juga jasa-jasa dari

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II..pdf · Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik ... 2.1.2 Teori-Teori Perdagangan Internasional

29

perusahaan asing seperti jasa angkutan, jasa perbankan, jasa asuransi, jasa

perekayasaan consulting dan engineering harus di bayar pua dengan devisa.

2) Pembayaran hutang luar negeri maupun biaya kantor wakil kedutaan

konsulat, termasuk biaya mahasiswa di luar negeri juga memerlukan devisa.

Cadangan devisa adalah stok dan mata uang asing yang dimiliki yang

sewaktu-waktu digunakan untuk transaksi pembayaran internasional

(Nilawati,2000). Posisi cadangan devisa suatu negara akan dianggap aman jika

mencukupi kebutuhan impor untuk jangka waktu setidaknya tiga bulan. Jika

cadangan devisa yang dimiliki tidak mencukupi kebutuhan untuk tiga bulan impor

maka hal tersebut dianggap rawan. Tipisnya persediaan valuta asing suatu negara

dapat menimbulkan kesulitan ekonomi bagi negara yang bersangkutan, bukan saja

negara tersebut akan kesulitan mengimpor barang-barang yang dibutuhkannya

dari luar negeri, tetapi juga memerosotkan kredibilitas mata uangnya.

Menurut IMF cadangan devisa adalah “aktiva luar negeri” yang tersedia

setiap waktu dan dikuasai oleh otoritas moneter (Bank Indonesia). Mengikuti

kriteria IMF ini, cadangan devisa moneter yang di umumkan pemerintah (Bank

Indonesia) secara periodik sejak awal 1998 adalah aktiva luar negeri (bruto).

Dengan kata lain, aktiva luar negeri dianggap sebagai cadangan devisa

(Zetha,2000). Sebelum IMF membuat kriteria tersebut Bank Indonesia

membedakan anatara cadangan devisa bruto dan cadangan bersih atau lebih

dikenal dngan cadangan devisa resmi.

Menurut (Hady,2001) cadangan devisa Negara biasanya dikelompokan

atas:

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II..pdf · Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik ... 2.1.2 Teori-Teori Perdagangan Internasional

30

1) Cadangan devisa resmi (official forex reserve), yaitu cadangan devisa milik

Negara yang dikelola, dikuasai, diurus dan di tata usahakan oleh Bank

Indonesia

2) Cadangan devisa nasional (country forex reserve), yaitu seluruh devisa yang

dimiliki oleh perorangan, badan atau lembaga, terutama perbankan yang

secara moneter merupakan kekayaan nasional (termasuk milik Bank Umum

Nasional).

Sumber penerimaan devisa secara garis besar dapat dikelompokan menjadi

lima yaitu:

1) Hasil penjualan ekspor barang maupun jasa, seperti ekspor karet, kertas,

minyak mentah, kopi, timah, aspal, ikan, udang, anyaman rotan, produk

kerajinan dan lain sebagainya. Begitu pula hasil sector jasa seperti uang

tambang (freight), angkutan, komisi aja perbankan, premi asuransi, hasil

perhotelan dan indistri pariwisata lainnya.

2) Pinjaman yang diperoleh dari Negara asing, badan-badan internasional, serta

pinjaman dari IGGI, kredit dari Word Bank dan Asia Development Bank dan

supplier kredit dari perusahaan swasta asing.

3) Hadiah atau grant dan bantuan dari PBB seperti UNDP, UNESCO, dan

pemerintahan asing.

4) Laba dari penanaman modal luar negeri, seperti laba yang ditransfer atau

perusahaan milik pemerintah dan warga Negara Indonesia yang berdomisili di

luar negeri, termasuk transfer dari warga Negara Indonesia yang bekerja di

luar Negeri

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II..pdf · Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik ... 2.1.2 Teori-Teori Perdagangan Internasional

31

5) Hasil dari kegiatan pariwisata internasional seperti uang uang tambang,

angkutan, sewa hotel, penjualan souvenir dan novelties, uang pandu wisata

dan lain sebagainya.

Ketergantungan impor dan transfer neto yang tinggi membahayakan

neraca pembayaran yakni defisit transaksi berjalan dan defisit modal yang terus

menerus meningkat. Akibatnya cadangan devisa menjadi semu, artinya banyak

mengandung dan bahkan didominasi oleh komponen utang luar negeri. Cadangan

devisa tidak lagi diperoleh dari surplus ekspor, tetapi dari pinjaman luar negeri.

Sebagian besar pinjaman luar negeri digunakan untuk menutup defisit transaksi

berjalan dan membayar angsuran pokok utang luar negeri (Tambunan,2000).

Dalam usaha mengurangi ketergantungan pada impor, diperlukan suatu strategi

yang efektif guna menaikkan tingkat kemandirian semua sektor ekonomi pada

umumnya dan sektor industri manufaktur pada khususnya. Penerimaan yang

diterima pemerintah dalam bentuk valuta asing yang kemudian ditukarkan dengan

rupiah, maka dalam proses pertukaran ini, akan meningkatkan cadangan aktiva

Bank Indonesia dan jumlah uang beredar bertambah dengan jumlah uang yang

sama. Jadi antara cadangan devisa dan jumlah uang beredar hubungannya cukup

erat, dimana jumlah cadangan devisa yang ditukarkan menambah jumlah uang

beredar dalam jumlah yang sama (Nilawati, 2000).

2.1.5 Hubungan Cadangan Devisa dengan Impor

Cadangan devisa memiliki hubungan yang positif terhadap jumlah impor,

dimana ketersediaan cadangan devisa yang tinggi memungkinkan suatu negara

untuk mampu membiayai jumlah impor yang lebih tinggi dibanding ketika

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II..pdf · Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik ... 2.1.2 Teori-Teori Perdagangan Internasional

32

cadangan devisa tersebut dalam kondisi yang rendah. Dalam kondisi cadangan

devisa yang rendah dan impor harus tetap dilakukan karena kondisi suatu negara

yang tidak mampu memproduksi suatu barang dengan efisien di dalam negeri,

suatu negara mampu membiayai transaski berjalan karena aktifitas impor tersebut

dengan pinjaman luar negeri yang menjadi tambahan devisa dan tetap menekan

impor serendah mungkin.

Riris (2011) menyatakan bahwa cadangan devisa suatu negara

berpengaruh positif terhadap peningkatan impor. Ketika cadangan devisa dan

kebutuhan suatu negara mengalami peningkatan tanpa diiringi dengan

peningkatan produktifitas dalam negeri maka akan terjadi impor. Posisi cadangan

devisa suatu negara biasanya dinyatakan aman apabila mencukupi kebutuhan

impor untuk jangka waktu setidak-tidaknya tiga bulan, jika cadangan devisa yang

dimiliki suatu negara tidak mencukupi kebutuhan untuk tiga bulan impor, maka

kondisi tersebut dianggap rawan. Tipisnya persediaan valuta asing yang dimiliki

suatu negara dapat menimbulkan kesulitan ekonomi bagi negara yang

bersangkutan. Bukan saja negara tersebut akan kesulitan mengimpor barang-

barang yang dibutuhkannya dari luar negeri, tetapi juga bisa memerosotkan

kredibilitas mata uangnya. Pernyataan yang sama juga terdapat pada penelitian

yang dilakukan oleh Ranjini dan Ekayanake (2010), dalam penelitian yang

membahas mengenai permintaan impor dengan analisis empiris, mereka

menyimpulkan bahwa kegiatan impor sangat tergantung terhadap ketersediaan

jumlah cadangan devisa.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II..pdf · Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik ... 2.1.2 Teori-Teori Perdagangan Internasional

33

2.1.6 Teori Produk Domestik Bruto (PDB)

Menurut Mankiw, Produk Domestik Bruto (gross domestic product/ GDP)

adalah nilai dari semua barang dan jasa yang di produksi di suatu negara selama

kurun waktu tertentu. Perhitungan pendapatan Nasional ini mempunyai ukuran

makro utama tentang kondisi suatu negara. Pada umumnya perbandingan kondisi

antar negara dapat dilihat dari pendapatan Nasionalnya sebagai gambaran, bank

dunia menentukan apakah suatu Negara berada dalam kelompok Negara maju

atau berkembang melalui pengelompokan besarnya PDB, dan PDB suatu Negara

sama dengan total pengeluaran atas barang dan jasa dalam perekonomian

(Herlambang, 2001).

Sukirno (2002) mendefinisikan PDB sebagai nilai barang dan jasa dalam

suatu negara yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi milik warga negara

tersebut dan warga negara asing. Secara umum PDBdapat diartikan sebagai nilai

akhir barang-barang dan jasa yang diproduksi di dalam suatu negara selama kurun

waktu tertentu biasanya satu tahun.

Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur menurut Produk

Domestik Bruto atas dasar harga berlaku dan harga konstan, yang dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1) Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan

Merupakan semua bagian barang dari PDB yang dinilai atas dasar harga tetap

pada tahun dasar (Sukirno, 2000), sehingga pertumbuhan perekonomian dapat

diukur dari pertambahan sebenarnya dalam barang dan jasa yang di produksi.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II..pdf · Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik ... 2.1.2 Teori-Teori Perdagangan Internasional

34

Menurut Sri Mulyono (1991). Pendapatan Nasional pada harga konstan dapat

diperoleh dari :

..................(1)

2) Produk Domestik Bruto Atas Harga Berlaku

Merupakan nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh suatu

negara dalam satu tahun dan dinilai menurut harga-harga yang berlaku pada

saat tersebut. Cara ini adalah cara yang selalu digunakan dalam menghitung

pendapatan nasional dari kurun waktu ke kurun waktu selanjutnya.

2.1.7 Hubungan Produk Domestik Bruto (PDB) dengan Impor

Jika harga barang dan jasa di pasar internasinal lebih murah dan memiliki

kualitas yang lebih baik daripada barang dalam negeri maka negara tersebut akan

cenderung mengimpor barang tersebut. Namun impor dapat terjadi dikarenakan

pendapatan dalam negeri meningkat sehingga kemampuan penduduk untuk

membeli barang-barang imporpun meningkat (Sukirno, 2004).

Makin tinggi tingkat pendapatan nasional, serta makin rendah kemampuan

dalam menghasilkan barang-barang tersebu, maka makin tinggi impor dan makin

banyak terdapat “kebocoran” dalam pendapatan nasional. Jadi, terdapat hubungan

langsung antara impor dengan pendapatan nasional yang nilainya ditentukan oleh

“kecendrungan mengimpor” (marginal propencity to import atau MPM atau m).

Menurut Deliarnov (2005) secara sederhana yang dimaksud dengan

kecendrungan mengimpor adalah perbandingan antara pertambahan impor dengan

pertambahan dalam pendapatan Nasional. Hubungan antara pendapatan nasional

(yang didekati dengan PDB) dengan impor secara matematik sebagai berikut:

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II..pdf · Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik ... 2.1.2 Teori-Teori Perdagangan Internasional

35

M=M0+mY.............................................................................(2)

Dimana:

m = ∆m

∆Y

Keterangan:

M = jumlah impor

M0 = jumlah impor yang nilainya tidak ditentukan Y

m = marginal propencity to import

Y = pendapatan nasional

∆m = pertambahan impor

∆Y = pertmbahan dalam pendapatan nasional

Gambar 2.1 Hubungan antara Pendapatan Nasional dengan Impor

M M = M0 + mY

∆Y

∆m

M0

0 Y

Sumber: Deliarnov (1995)

Gambar diatas menunjukan hubungan yang erat anatara pendapatan

nasional dengan impor. makin besar pendapatan nasional, makin besar pula impor

yang ditentukan oleh marginal propencity to import yang positif.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II..pdf · Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik ... 2.1.2 Teori-Teori Perdagangan Internasional

36

2.1.8 Teori Kurs Valuta Asing

Dalam pertukaran antara dua mata uang yang berbeda terdapat

perbandingan nilai atau harga yang sering disebut dengan kurs (exchange rate)

(Nopirin, 2011). Kurs valuta asing dapat juga didefinisikan sebagai jumlah uang

domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk

memperoleh satu unit mata uang asing (Sukirno, 2004).

Kurs dapat dibedakan menjadi dua (Mankiw, 2007) yaitu kurs nominal dan

kurs riil. Kurs nominal adalah harga relatif dari mata uang dua negara. Sedangkan

kurs riil adalah harga relatif dari barang-barang di antara dua negara. Kurs riil

menyatakan tingkat dimana kita bisa memperdagangkan barang-barang dari suatu

negara untuk barang-barang dari negara lain. Perubahan dalam permintaan dan

penawaran suatu valuta asing, yang selanjutnya menyebabkan perubahan kurs

valuta, diebabkan oleh banyak faktor, diantaranya (Sukirno, 2004) :

1) Perubahan dalam cita rasa masyarakat

2) Perubahan harga barang ekspor dan impor

3) Kenaikan harga umum (inflasi)

4) Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi

Kurs merupakan salah satu harga yang lebih penting dalam perekonomian

terbuka, karena ditentukan oleh adanya kseimbangan antara permintaan dan

penawaran yang terjadi di pasar, mengingat pengaruhnya yang besar bagi neraca

transaksi berjalan maupun bagi variabelvariabel makro ekonomi lainnya. Kurs

dapat dijadikan alat untuk mengukur kondisi perekonomian suatu negara.

Pertumbuhan nilai mata uang yang stabil menunjukkan bahwa negara tersebut

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II..pdf · Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik ... 2.1.2 Teori-Teori Perdagangan Internasional

37

memiliki kondisi ekonomi yang relatif baik atau stabil (Salvator, 1997).

Ketidakstabilan nilai tukar ini mempengaruhi arus modal atau investasi dan

pedagangan Internasional. Indonesia sebagai negara yang banyak mengimpor

bahan baku industri mengalami dampak dan ketidakstabilan kurs ini, yang dapat

dilihat dari rnelonjaknya biaya produksi sehingga menyebabkan harga

barangbarang milik Indonesia mengalami peningkatan. Dengan melemahnya

rupiah menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi goyah dan dilanda krisis

ekonomi dan kepercayaan terhadap mata uang dalam negeri.

Pada dasarnya jenis sistem nilai tukar yang utama meliputi, pertama, nilai

tukar mengambang (floating exchange rate) yang terdiri dari : mengambang

bebas (clean floating rates) ditentukan oleh mekanisme pasar tanpa campur

tangan pemerintah dan mengambang terkendali (dirty floating rates), ada campur

tangan pemerintah. Kedua, sistem nilai tukar tertambat (pegged exchange rates)

yaitu menambatkan nilai mata uangnya dengan mata uang lain atau sekelompok

mata uang. Ketiga, sistem tertambat merangkak (crawling pegs) yaitu melakukan

sedikit perubahan dalam nilai mata uangnya secara periodik dengan tujuan untuk

bergerak menuju suatu nilai tertentu pada rentang waktu tertentu. Keempat,

sekeranjang mata uang (basket of currencies), menetapkan nilai mata uangnya

berdasarkan sekeranjang mata uang. Kelima, nilai tukar tetap (fixed exchange

rates) yaitu negara mengumumkan suatu nilai tukar tertentu atas mata uangnya

dan menjaga nilai tukar ini dengan menyetujui untuk membeli atau menjual valas

dalam jumlah tak terbatas pada nilai tukar tersebut. Fluktuasi yang dialami oleh

nilai tukar rupiah akan berpengaruh pada aktifitas ekspor dan impor dan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II..pdf · Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik ... 2.1.2 Teori-Teori Perdagangan Internasional

38

sebaliknya perubahan pada aktifitas tersebut juga bisa mempengaruhi nilai tukar

rupiah. Maka, melalui sektor luar negeri tersebut akan dimulai proses

kontaminasi perekonomian domestik oleh perekonomian luar negeri.

Perubahan nilai tukar dibedakan menjadi apresiasi dan depresiasi.

Apresiasi adalah suatu peningkatan nilai tukar mata uang yang dihitung oleh

jumlah mata uang yang dihitung oleh asing yang dibelinya. Sedangkan depresiasi

adalah suatu penurunan nilai mata uang asing yang dihitung oleh jumlah mata

uang asing yang dapat dibelinya. Jika nilai tukar berubah sehingga 1 yen dapat

membeli lebih banyak mata uang , perubahan ini disebut apresiasi yen. Jika nilai

tukar berubah sedemikian rupa sehingga 1 yen hanya bisa membeli lebih sedikit

mata uang mengalami apresiasi, dikatakan bahwa mata uang itu menguat karena

dapat membeli labih banyak uang asing. Demikian pula ketika suatu mata uang

mengalami depresiasi dikatakan bahwa mata uang tersebut melemah (Mankiw,

2003).

2.1.9 Hubungan Kurs Valuta Asing (USD) dengan Impor

Novella (2012) menyatakan bahwa kebijakan nilai tukar tidak hanya

mencakup masalah stabilitas makro, tetapi juga sangat besar pengaruhnya

terhadap insentif ekspor dan impor. Apresiasi nilai tukar akan mengurangi daya

saing barang-barang ekspor, dan meningkatkan penetrasi impor. Sedangkan jika

rupiah mengalami depresiasi akan menyebabkan harga barang domestik lebih

kompetitif dibandingkan produk luar negeri (Darwanto, 2007).

Yoga (2013)dalam penelitiannya mengenai impor kedelai menyatakan

bahwa terdapat pengaruh negatif yang nyata antara variabel kurs dollar Amerika

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II..pdf · Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik ... 2.1.2 Teori-Teori Perdagangan Internasional

39

terhadap impor kedelai di Indonesia. Dalam penelitiannya Odeh, dkk (2003)

menyatakan terjadinya apresiasi kurs dollar Amerika akan menyebabkan

konsumen di dalam negeri memiliki kemampuan membeli lebih sedikit, sehingga

penawaran produsen di luar negeri untuk melakukan impor berkurang. Apabila

nilai kurs dollar Amerika mengalami depresiasi, maka volume impor akan

meningkat. Penelitian lain yang menyatakan hal yang sama adalah Yuliadi (2008)

dalam penelitiannya mengenai impor Indonesia, kurs dollar Amerika dalam

penelitian tersebut berpengaruh negatif dan signifikan terhadap impor. Meskipun

demikian, Rao (2007) dalam penelitianya mengenai volatilitas nilai tukar dan

implikasinya terhadap perdagangan internasional di Arab Saudi. Mengemukakan

bahwa tingkat nilai tukar tidak memiliki pengaruh terhadap harga, volume ekspor

dan impor khususnya dalam jangka pendek karena waktu lag Antara pemesanan,

pesanan dan pengiriman akhir mereka. Dalam jangka panjang tergantung oleh

strategi perusahaan itu sendiri dalam menembus pasar tertentu.

2.1.10 Teori Inflasi

Menurut Boediono (2000) inflasi adalah kecenderungan dari kenaikan

harga-harga secara umum dan terus-menerus. Hal ini tidak berarti bahwa harga

berbagai macam barang itu naik dengan persentase yang sama. mungkin dapat

terjadi kenaikan tersebut tidaklah bersamaan. yang penting terdapat kenaikan

harga umum barang secara terus menerus selama suatu kurun waktu tertentu.

kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (meskipun dengan persentase yang cukup

besar) bukanlah merupakan inflasi.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II..pdf · Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik ... 2.1.2 Teori-Teori Perdagangan Internasional

40

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum

dan terus-menerus, akan tetapi bila kenaikan harga hanya dari satu atau dua

barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau

menyebabkan kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang lain (Sukirno,

2002). Kenaikan harga-harga barang itu tidaklah harus dengan persentase yang

sama. Inflasi merupakan kenaikan harga secara terus-menerus dan kenaikan harga

yang terjadi pada seluruh kelompok barang dan jasa. bahkan mungkin dapat

terjadi kenaikan tersebut tidak bersamaan. yang penting kenaikan harga umum

barang secara terus-menerus selama suatu kurun waktu tertentu. kenaikan harga

barang yang terjadi hanya sekali saja, meskipun dalam persentase yang cukup

besar, bukanlah merupakan inflasi, (Nopirin, 2011).

Tingkat inflasi adalah persentase perubahan di dalam tingkat harga.

Kenaikan harga ini dapat diukur dengan indeks harga yang sering digunakan

untuk mengukur inflasi. Beberapa indeks harga yang sering digunakan untuk

mengukur inflasi antara lain:

1) Indeks Harga Konsumen

Adalah suatu indeks harga yang mengukur biaya sekelompok barang-barang

dan jasa-jasa di pasar yang di beli untuk menunjang kebutuhan sehari-hari

2) Indeks Harga Produsen

Adalah suatu indeks harga bahan-bahan baku (raw materials), produk antara

(intermediete produk) dan peralatan modal dan mesin yang dibeli oleh sektor

bisnis perusahan

3) GNP Deflator

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II..pdf · Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik ... 2.1.2 Teori-Teori Perdagangan Internasional

41

Adalah suatu indeks yang merupakan perbandingan antara rasio antara GNP

nominal dan GNP riil dikalikan dengan 100. GNP riil adalah nilai barang-

barang dan jasa-jasa yang dihasilkan didalam perekonomian yang diperoleh

ketika output dinilai dengan harga tahun dasar (base year) atau disebut GNP

tahun dasar. Sedangkan GNP nominal adalah GNP yang dihitung berdasarkan

harga pasar yang berlaku. Indeks ini merupakan indeks harga yang secara luas

digunakan sebagai basis untuk mengukur inflasi.

Berdasarkan intensitasnya, Boediono (2001) menggolongkan inflasi menjadi 4,

yaitu sebagai berikut.

1) Inflasi ringan (di bawah 10 persen setahun)

2) Inflasi sedang (antara 10-30 persen setahun)

3) Inflasi berat (antara 30-100 persen setahun)

4) Hiperinflasi (di atas 100 persen setahun)

Berdasarkan asal inflasi, Boediono (2001) menggolongkan inflasi menjadi 2 yaitu:

1) Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation) misalnya timbul

karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru,

karena panen yang gagal, dan lain lain.

2) Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation) adalah inflasi yang

terjadi karena kenaikan harga-harga di negara-negara langganan berdagang.

2.1. Hubungan Inflasi dengan Impor

Sukirno (2002) menyatakan bahwa inflasi berpengaruh positif terhadap

impor, adanya inflasi diyakini dapat mempercepat perkembangan impor daripada

ekspor. Ulke (2011) dalam penelitian mengenai hubungan inflasi dengan impor di

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II..pdf · Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik ... 2.1.2 Teori-Teori Perdagangan Internasional

42

Turki membuktikan bahwa inflasi memiliki hubungan yang searah terhadap

volume impor suatu negara. Selain itu, Oktavia (2006) menyatakan hal yang

sama, yaitu laju inflasi menyebabkan secara keseluruhan barang produksi dalam

negeri menjadi lebih mahal, sehingga mendorong masyarakar membeli lebih

banyak barang produksi luar negeri atas substitusi impor.

2.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah, tujuan penelitian, dan kajian-kajian

teori yang relevan ataupun hasil penelitian sebelumnya maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diduga bahwa Cadangan devisa, Produk Domestik Bruto (PDB), kurs

Dollar Amerika, dan inflasi secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap impor non-migas Indonesia pada kurun waktu tahun 1985-2012.

2. Diduga bahwa Cadangan devisa secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap impor non-migas Indonesia pada kurun waktu tahun

1985-2012.

3. Diduga bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) secara parsial berpengaruh

positif dan signifikan terhadap impor non-migas Indonesia pada kurun

waktu tahun 1985-2012.

4. Diduga bahwa Kurs Dollar Amerika secara parsial berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap impor non-migas Indonesia pada kurun waktu

tahun 1985-2012.

5. Diduga bahwa Inflasi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

terhadap impor non-migas Indonesia pada kurun waktu tahun 1985-2012

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II..pdf · Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik ... 2.1.2 Teori-Teori Perdagangan Internasional

43