teori pemeriksaan akuntansi

4
Teori Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) Pengertian Auditing Menurut Para Ahli Konrath (2002) mendefinisikan auditing sebagai “ suatu objektif mendapatkan dan men bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untu menyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah dite mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Alvin A. Arens !ark ". #easlev (200$) mendefinisikan auditing sebagai proses pengu dan penga%asan bahan bukti tentang informasi yang dapat di ukur mengenai suatu enti ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independent untuk dapat menentukan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria & kriteria yang telah tetapkan. Auditing harus dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen. !enurut "ukrisno Agoes (200') auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan se dan sistematisoleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah dis manajemen beserta atatan- atatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya dengan t untuk dapat memberikan pendapat mengenai ke%ajaran laporan keuangan tersebut. Jenis-jenis audit: !enurut ("ukrisno Agoes 200') ditinjau dari luasnya pemeriksaan maka jenis-jenis dibedakan atas *. Pemeriksaan Umum ( General Audit ) yaitu suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan +ublik (KA+) yang independen deng maksud untuk memberikan opini mengenai ke%ajaran laporan keuangan se ara keseluruhan. 2. Pemeriksaan Khusus ( Special Audit ) yaitu suatu bentuk pemeriksaan yang hanya terbatas pada permintaan auditee yang dilakukan oleh Kantor Akuntan +ublik (K dengan memberikan opini terhadap bagian dari laporan keuangan yang diaudit m pemeriksaan terhadap penerimaan kas perusahaan. ,itinjau dari jenis pemeriksaan maka jenis-jenis audit dapat dibedakan atas *. Audit Operasional ( Management Audit ) yaitu suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasio telah ditetapkan oleh manajemen dengan maksud untuk mengetahui apakah kegiatan operasi telah dilakukan se ara efektif efisien dan ekonomis. 2. Pemeriksaan Ketaatan ( Complience Audit ) yaitu suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan telah mentaati peraturan-peraturan dan keb

Upload: barce-rumkabu

Post on 07-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Teori-Teori Pemeriksaan Akuntansi

TRANSCRIPT

Teori Pemeriksaan Akuntansi(Auditing)Pengertian Auditing Menurut Para AhliKonrath (2002) mendefinisikan auditing sebagai suatu objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk menyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.Alvin A. Arens, Mark S. Beaslev (2003) mendefinisikan auditing sebagai proses pengumpulan dan pengawasan bahan bukti tentang informasi yang dapat di ukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independent untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria kriteria yang telah di tetapkan. Auditing harus dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen.Menurut Sukrisno Agoes (2004), auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis,oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.Jenis-jenis audit:Menurut (Sukrisno Agoes, 2004), ditinjau dari luasnya pemeriksaan, makajenis-jenis auditdapat dibedakan atas:1. Pemeriksaan Umum (General Audit), yaitu suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang independen dengan maksud untuk memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.2. Pemeriksaan Khusus (Special Audit), yaitu suatu bentuk pemeriksaan yang hanya terbatas pada permintaan auditee yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan memberikan opini terhadap bagian dari laporan keuangan yang diaudit, misalnya pemeriksaan terhadap penerimaan kas perusahaan.Ditinjau dari jenis pemeriksaan makajenis-jenis auditdapat dibedakan atas:1. Audit Operasional (Management Audit), yaitu suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakanakuntansidan kebijakan operasional yang telah ditetapkan olehmanajemendengan maksud untuk mengetahui apakah kegiatan operasi telah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.2. Pemeriksaan Ketaatan (Complience Audit), yaitu suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan telah mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern perusahaan.3. Pemeriksaan Intern (Internal Audit), yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan yang mencakup laporan keuangan dan catatanakuntansiperusahaan yang bersangkutan serta ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan.4. Audit Komputer (Computer Audit), yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap perusahaan yang melakukan proses dataakuntansidengan menggunakan sistemElektronic Data Processing(EDP).Berdasarkan kelompok atau pelaksana audit, maka jenis audit dibagi menjadi empat:1. Auditor Ekstern ;Auditor ekstern/ independent bekerja untuk kantorakuntan publik yang statusnya diluar strukturperusahaan yang mereka audit. Umumnya auditorekstern menghasilkan laporan atas financial audit.2. Auditor Intern ;Auditor intern bekerja untuk perusahaan yang merekaaudit.Laporan audit manajemenumumnya bergunabagi manajemen perusahaan yang diaudit. Olehkarena itu tugas internal auditor biasanya adalah auditmanajemen yang termasuk jenis compliance audit.3. Auditor Pajak ;Auditor pajak bertugas melakukan pemeriksaanketaatan wajib pajak yang diaudit terhadap undangundangperpajakan yang berlaku.4. Auditor Pemerintah;Tugas auditor pemerintah adalah menilai kewajaraninformasi keuangan yang disusun oleh instansipemerintahan. Disamping itu audit juga dilakukanuntuk menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomisasioperasi program dan penggunaan barang milikpemerintah. Dan sering juga audit atas ketaatan padaperaturan yang dikeluarkan pemerintah.Auditingyangdilaksanakan oleh pemerintahan dapat dilaksanakanoleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau BadanPemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP).Standar AuditingStandar Umum1. Auditharus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagaiauditor.2. Dalam semua hal yang berhubungan denganperikatan,independensidalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiranprofesionalnyadengan cermat dan seksama.Standar Pekerjaan Lapangan1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.2. Pemahaman memadai ataspengendalian internharus diperoleh unutk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.3. Bukti auditkompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.Standar Pelaporan1. Laporan auditorharus menyatakan apakahlaporan keuangantelah disusun sesuai denganprinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.Jenis Pendapat AuditorMenurut Standar Profesional Akuntan Publik (PSA 29 SA Seksi 508) ada 5 jenis pendapat akuntan, yaitu:1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion), akan diberikan oleh akuntan publik jika auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan oleh IAI (Standar Profesional Akuntan Publik), dan telah mengumpulkan bahan-bahan pembuktian yang cukup untuk mendukung opininya, serta tidak menemukan adanya kesalahan material atau penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK).2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku (Unqualified Opinion with Explanatory Language),diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan seorang auditor menambahkan penjelasan (bahasa penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor.3. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion),Pendapat ini dinyatakan bilamana ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit, dan ia berkesimpulan bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian, dan ia berkesimpulan tidak menyatakan untuk tidak memberikan pendapat.Auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari SAK, yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar.4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion),pendapat ini diberikan bila menurut pertimbangan auditor, laporan keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion).Suatu pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.Auditor tidak menyatakan pendapat bila ia tidak dapat merumuskan suatu pendapat bilamana ia tidak dapat merumuskan atau tidak merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Jika auditor tidak melaksanakan audit yang lingkupnya memadai untuk memungkinkannya memberikan pendapat atas laporan keuangan.