teori pembentukan batubara

Upload: mandrerezaapriansyah

Post on 03-Mar-2016

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

batubara

TRANSCRIPT

TEORI PEMBENTUKAN BATUBARA

TEORI PEMBENTUKAN BATUBARA

2 Macam teori Pembentukan Batubara

Growth in-situ theory.Drift theory.Coalifikasi adalah proses pembentukan batu bara dari tumbuhan menjadi peat yang karena pengaruh tekanan dan temperatur yang tinggi dalam perut bumi berubah menjadi batu bara. GROWTH IN-SITU THEORY Teori ini beranggapan bahwa batu bara yang terbentuk dari transformasi peat terjadi karena pohon-pohon yang tumbang karena berbagai faktor. Proses perbatu baraan terjadi ditempat (in-situ) dimana pohon-pohon tumbang. Teori ini didukung oleh berbagai hal seperti kadar mineral yang terkandung dalam batu bara cukup rendah dan susunan serta kondisi tumbuhan dan tanah.Batu bara yang terbentuk biasanya memiliki kualitas yang cukup baik, namun seringkali dijumpai pada kedalaman tertentu. Dalam dunia industri pertambangan batu bara dikenal dengan istilah tambang bawah tanah.

DRIFT THEORY Teori ini beranggapan bahwa batu bara yang terbentuk dari transformasi peat terjadi karena pohon-pohon yang tumbang karena berbagai faktor. Proses perbatubaraan terjadi ditempat lain yang kadang-kadang jauh dari tempat dimana lokasi pohon tersebut tumbang. Proses perbatubaraan terjadi selama pohon tumbang tersebut mengikuti aliran sungai sampai menuju ke delta. Menurut teori ini batu bara yang terbentuk biasanya memiliki peringkat rendah (kebanyakan dari jenis lignit). Batu bara yang terbentuk biasanya pada permukaan dalam lapisan yang tidak begitu dalam. FORMATION OF COAL

Kondisi cenderung lembab

Banyaknya jenis vegetasi terutama kayu dan tumbuhan yg kaya seratTimbunan yg padat

Lingkungan yang tenang

Jumlah air yang cukupKondisi CoalifikasiProses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batu bara disebut dengan istilah pembatu baraan (coalification).

Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni:

Tahap Diagenetik atau Biokimia

Tahap Malihan atau Geokimia,6BIOCHEMICAL STAGE

Aktifitas bakteri aerobic Aktifitas bakteri aerobic Konsentrasi ion HidrogenRedox potential.

Tahap Dinamokimia (geokimia) yaitu proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit. Tahapan ini dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur dalam bumi.

TINGKATAN COALIFIKASI

Progressive change in composition of organic matters in the transformation of coal.

FASE PERTAMA

Decarboxylation dan dehydroxylation. Evolution of low rank coal-lignites.% of oxygen decreases. H/C0.83

FASE KEDUA

Dehydrogenation process. Decrease in H content.Evolution of high rank coal-bituminous. H/C0.56.

FASE KETIGA

Demethylization process dominant.Evolution of semi anthracite and anthracite.MATERI PEMBENTUK BATU BARA Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:

Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggalSilofita, dari Zaman Silur hingga Devon TengahPteridofita, umur Devon Atas hingga KArbon Atas. Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur TengahAngiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. KOMPOSISI KIMIA BATU BARA1. Combustible material Yaitu bahan material yang dapat dibakar/dioksidasi oleh oksigen. Material tersebut umumnya terdiri dari :karbon padat (fixed carbon)senyawa hidrokarbonsenyawa sulfursenyawa nitrogen, dan beberapa senyawa lainnya dalam jumlah kecil. 2. Non Combustible Material Yaitu yaitu bahan atau material yang tidak dapat dibakar/dioksidasi oleh oksigen. Kandungan non combustible material ini umumnya diingini karena akan mengurangi nilai bakarnya.

Berdasarkan peringkatLigniteSubbituminusBituminusAnthraciteLow rank coalHigh rank coal

12Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia.Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.

Brown coalHard coalGrup maseralMaseralGrup maseralMaseralHuminiteTextinite, ulminite attrinite, densitinite,gelinite, corpohuminiteVitriniteTelinite, collinite, vitrodetriniteLiptiniteSporinite,cutinite,fresinite,suberinite,alginate, iptodetrinite, chlorophylliniteExiniteSporinite, cutinite, fresinite, suberinite,alginate, liptodetrinite InertiniteFusinite,semifusinite, macrinite,selerotinite, inertodetriniteInertiniteMicrinite, macrinite, semifusinite, fusinite, inertodetriniteTabel 1. Maseral pada brown coal dan hard coalSumber : Spliethoff, H (2010) Grup maseral Kandungan atom CRasio H/CKadar volatileExinite43 sampai 62 %1,18 -0,5979-18%Vitrinite51 sampai 62%0,80-0,6040-18%Inertinite59 sampai 67%0.64-0,4731-11%Tabel 2. Komposisi maseral dan persentase kadar zat volatilSumber : Tsai (1982)Umur BatubaraUmur (tahun)Rank batubara250 x 106Bituminus, antrasit180 x 106150 x 106100 x 106 60 x 106 40 x 106 20 x 106 1 x 106

BituminusBituminusSubbituminusLignit dan subbituminusLignitLignitPeat16Batubara di IndonesiaSampai tahun 2010, Indonesia mempunyai sumber batu bara sekitar 105 milyar ton dengan cadangan sekitar 21 milyar ton. Hampir 47 miliar ton sumber batu bara Indonesia terdapat di Sumatera Selatan

KALIMANTANPAPUASULAWESIJAWA4.07%28.37%1.58%17.7%SUMATERA7.58%40.13%Resources: 61.3 billion tonsLRC: 65%Lignite 58.7%Bituminous 14.3%Sub Bituminous26.7%Anthracite0.3%PenyebaranBatubara18Musi Banyuasin Sumsel (Potensi 2,9 Milyar ton)

Rencana Lokasi Pencairan BatubaraKALIMANTANSUMATERABerau Kaltim (Potensi 3,0 Milyar ton) Mulia Kalsel(Potensi 1,2 Milyar ton) Bilyar ton) PAPUASULAWESIJAWABanko Sumsel(Potensi 2,5 Milyar ton) 19SUMBERDAYA BATU BARAPotensi sumberdaya batu bara di Indonesia sangat melimpah, terutama di:

Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera.

Sedangkan di daerah lainnya dapat dijumpai batu bara walaupun dalam jumlah kecil dan belum dapat ditentukan keekonomisannya, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua, dan Sulawesi.

Endapan batu bara Eosen ( Fase Bumi Tua) Endapan ini terbentuk pada tatanan tektonik ekstensional yang dimulai sekitar Tersier Bawah atau Paleogen pada cekungan-cekungan sedimen di Sumatera dan Kalimantan.Endapan batu bara Miosen (Fase Bumi Muda)Batu bara ini umumnya terdeposisi pada lingkungan fluvial, delta dan dataran pantai yang mirip dengan daerah pembentukan gambut saat ini di Sumatera bagian timur. Ciri utama lainnya adalah kadar abu dan belerang yang rendah. Namun kebanyakan sumberdaya batu bara Miosen ini tergolong sub-bituminus atau lignit sehingga kurang ekonomis kecuali jika sangat tebal atau lokasi geografisnya menguntungkanTambangCekunganPerusahaanKadar air total (%ar)Kadar air inheren (%ad)Kadar abu (%ad)Zat terbang (%ad)Belerang (%ad)Nilai energi (kkal/kg)(ad)SatuiAsam-asamPT Arutmin Indonesia10.007.008.0041.500.806800SenakinPasirPT Arutmin Indonesia9.004.0015.0039.500.706400PetangisPasirPT BHP Kendilo Coal11.004.4012.0040.500.806700OmbilinOmbilinPT Bukit Asam12.006.50