teori-organisasi

25
TEORI ORGANISASI adalah teori yang mempelajari kinerja dalam sebuah organisasi, Salah satu kajian teori organisasi, diantaranya membahas tentang bagaimana sebuah organisasi menjalankan fungsi dan mengaktualisasikan visi dan misi organisasi tersebut. Selain itu, dipelajari bagaimana sebuah organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang didalamnya maupun lingkungan kerja organisasi tersebut. Menurut Lubis dah Husein (1987) bahwa teori organisasi itu adalah sekumpulan ilmu pengetahuan yang membecarakan mekanisme kerjasama dua orang atau lebih secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Teori organisasi merupakan sebuah teori untuk mempelajari kerjasama pada setiap individu. Dalam pembahasan mengenai teori organisasi, mencakup masalah teori-teori organisasi yang pernah ada dan berlaku beserta sejarah dan perkembangannya hingga sekarang. Yaitu meliputi teori organisasi klasik, teori organisasi neoklasik dan teori organisasi modern. TEORI ORGANISASI KLASIK Teori klasik (classical theory) kadang-kadang disebut juga teori tradisional, yang berisi konsep-konsep tentang organisasi mulai dari tahun seribu delapan ratusan(abad 19) yang mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain yang terjadi bila orang-orang bekerja sama. Dalam teori ini, organisasi secara umum digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai sangat tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi, serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreativitas. Teori ini juga berkembang dalam tiga aliran yang dibangun atas dasar anggapan-anggapan yang sama dan mempunyai efek yang sama, yaitu : a. Teori birokrasi : dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism. b. Teori administrasi : dikembangkan atas dasar sumbangan Henry Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooney dan Reiley dari Amerika. c. Manajemen ilmiah : dikembangkan mulai tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor. TEORI ORGANISASI NEOKLASIK Teori neoklasik secara sederhana dikenal sebagai teori/aliran hubungan manusiawi (The human relation movement). Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Anggapan dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian

Upload: jatmiko-heri-setiawan

Post on 21-Oct-2015

37 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

teori org

TRANSCRIPT

TEORI ORGANISASI adalah teori yang mempelajari kinerja dalam sebuah organisasi, Salah satu kajian

teori organisasi, diantaranya membahas tentang bagaimana sebuah organisasi menjalankan fungsi dan

mengaktualisasikan visi dan misi organisasi tersebut. Selain itu, dipelajari bagaimana sebuah organisasi

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang didalamnya maupun lingkungan kerja organisasi tersebut.

Menurut Lubis dah Husein (1987) bahwa teori organisasi itu adalah sekumpulan ilmu pengetahuan yang

membecarakan mekanisme kerjasama dua orang atau lebih secara sistematis untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan. Teori organisasi merupakan sebuah teori untuk mempelajari kerjasama pada

setiap individu.

Dalam pembahasan mengenai teori organisasi, mencakup masalah teori-teori organisasi yang pernah

ada dan berlaku beserta sejarah dan perkembangannya hingga sekarang. Yaitu meliputi teori organisasi

klasik, teori organisasi neoklasik dan teori organisasi modern.

TEORI ORGANISASI KLASIK

Teori klasik (classical theory) kadang-kadang disebut juga teori tradisional, yang berisi konsep-konsep

tentang organisasi mulai dari tahun seribu delapan ratusan(abad 19) yang mendefinisikan organisasi

sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan,

komunikasi dan faktor-faktor lain yang terjadi bila orang-orang bekerja sama.

Dalam teori ini, organisasi secara umum digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai sangat

tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi, serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang

kaku tidak mengandung kreativitas. Teori ini juga berkembang dalam tiga aliran yang dibangun atas

dasar anggapan-anggapan yang sama dan mempunyai efek yang sama, yaitu :

a. Teori birokrasi :

dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism.

b. Teori administrasi :

dikembangkan atas dasar sumbangan Henry Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooney dan

Reiley dari Amerika.

c. Manajemen ilmiah :

dikembangkan mulai tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor.

TEORI ORGANISASI NEOKLASIK

Teori neoklasik secara sederhana dikenal sebagai teori/aliran hubungan manusiawi (The human relation

movement). Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Anggapan dasar teori ini adalah

menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian

kelompok kerjanya, atas dasar anggapan ini maka teori neoklasik mendefinisikan “suatu organisasi”

sebagai sekelompok orang dengan tujuan bersama. Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan

inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga Munsterberg.

Dalam hal pembagian kerja, teori neklasik telah mengemukaan perlunya hal-hal sebagai berikut:

a. Partiipasi, yaitu melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan.

b. Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi.

c. Manajemen bottom-up yang akan memberikan kesempatan kepada para yunior untuk berpartisipasi

dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.

TEORI ORGANISASI MODERN

Teori modern ditandai dengan ahirnya gerakan contingency yang

dipelopori Herbert Simon, yang menyatakan bahwa teori organisasi perlu melebihi prinsip-prinsip yang

dangkal dan terlalu disederhanakan bagi suatu kajian mengenai kondisi yang dibawahnya dapat

diterapkan prinsip yang saling bersaing. Kemudian Katz dan Robert Kahn dalam bukunya “the social

psychology of organization” mengenalkan perspektif organisasi sebagai suatu sistem terbuka. Buku

tersebut mendeskripsikan keunggulan-keunggulan perspektif sistem terbuka untuk menelaah hubungan

yang penting dari sebuah organisasi dengan lingkungannya, dan perlunya organisasi menyesuaikan diri

terhadap lingkungan yang berubah jika organisasi ingin tetap bertahan

Teori modern yang kadang – kadang disebut juga sebagai analisa system pada organisasi merupakan

aliran besar ketiga dalam teori organisasi dan manajemen. Teori modern melihat bahwa semua unsur

organisasi sebagai satu kesatuan an saling ketergantungan, yang di dalamnya mengemukakan bahwa

organisasi bukanlah suatu system tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi

organisasi merupakan system terbuka.

Sumber :

http://file.upi.edu/Direktori/.../HAND_OUT_TEORI_ORGANISASI.pdf

http://www.anneahira.com/teori-organisasi.htm

Manusia adalah mahluk social yang cenderung untuk hidup bermasyarakat serta mengatur dan

mengorganisasi kegiatannya dalam mencapai suatu tujuan tetapi karena keterbatasan kemampuan

menyebabkan mereka tidak mampu mewujudkan tujuan tanpa adanya kerjasama. Hal tersebut yang

mendasari manusia untuk hidup dalam berorganisasi.

Sebelum dibahas lebih jauh mengenai teori organisasi, kita akan membahas dulu apakah yang dimaksud

dengan organisasi.

Menurut ERNEST DALE:

Organisasi adalah suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan, pengembangan, dan

pemeliharaan suatu struktur atau pola hubunngan kerja dari orang-orang dalam suatu kerja kelompok.

Adapun Unsur-Unsur organisasi secara sederhana memiliki tiga unsur, yaitu:

Man

Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan sering disebut dengan istilah

pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri dari semua anggota atau warga organisasi, yang

menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan

tertinggi dalam organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan

fungsinya masing-masing dan para pekerja (nonmanagement/workers). Semua itu secara bersama-sama

merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.

Kerjasama

Kerjasama merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang dilakukan secara

bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, semua anggota atau semua warga

yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi administrator, manajer, dan pekerja

(workers), secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.

Tujuan Bersama

Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan

dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan

juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola (network),

kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah

ditetapkan.

Peralatan (Equipment)

Unsur yang keempat adalah peralatan atau equipment yang terdiri dari semua sarana, berupa materi,

mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung/bangunan/kantor).

Lingkungan (Environment)

Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi. Termasuk dalam unsur

lingkungan, antara lain :

a. Kondisi atau situasi

b Tempat atau lokasi.

c Wilayah operasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi.

Kekayaan Alam

Yang termasuk dalam kekayaan alam ini misalnya keadaan iklim, udara, air, cuaca (geografi, hidrografi,

geologi, klimatologi), flora dan fauna.

Teori Organisasi

1. TEORI ORGANISASI KLASIK

Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”. Berkembang mulai

1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan

tugas-tugasnnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak

mengandung kreatifitas.

Dikatakan teori mesin karena organisasi ini menganggab manusia bagaikan sebuah onderdil yang setiap

saat bisa dipasang dan digonta-ganti sesuai kehendak pemimpin.

Defisi Organisasi menurut Teori Klasik:

Organisasi merupakan struktur hubungan, kekuasaan-kejuasaan, tujuan-tujuan, peranan- peranan,

kegiatan-kegiatan, komunikasi dan factor-faktor lain apabila orang bekerja sama.

Teori Organisasi klasik sepenuhnya menguraikan anatomi organisasi formal.

Empat unsur pokok yang selalu muncul dalam organisasi formal:

a. Sistem kegiatan yang terkoordinasi

b. Kelompok orang

c. Kerjasama

d. Kekuasaan & Kepemimpinan

Sedangkan menurut penganut teori klasik suatu organisasi tergantung pada empat kondisi pokok:

Kekuasaan) Saling melayani) Doktrin) Disiplin)

Sedangkan yang dijadikan tiang dasar penting dalam organisasi formal adalah:

a. Pembagian kerja (untuk koordinasi)

b. Proses Skalar & Fungsional (proses pertumbuhan vertical dan horizontal)

c. Struktur (hubungan antar kegiatan)

d. Rentang kendali (berapa banyak atasan bisa mengendalikan bawahan).

Teori Klasik berkembang dalam 3 Aliran:

• BIROKRASI) Dikembangkan dari Ilmu Sosiologi

• ADMINISTRASI) Langsung dari praktek manajemen memusatkan Aspek Makro sebuah organisasi.

• MANAJEMEN ILMIAH) Langsung dari praktek manajemen memusatkan Aspek Mikro sebuah organisasi.

A. TEORI BIROKRASI

Dikemukakan oleh “MAX WEBER” dalam buku “The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism” dan

“The Theory of Social and Economic Organization”.

Istilah BIROKRASI berasal dari kata LEGAL_RASIONAL:

“Legal” disebakan adanya wewenang dari seperangkat aturan prosedur dan peranan yang dirumuskan

secara jelas. Sedangkan “Rasional” karena adanya penetapan tujuan yang ingin dicapai.

Karekteristik-karekteristik birokrasi menurut Max Weber:

Pembagian kerja

Hirarki wewenang

Program rasional

Sistem Prosedur

Sistem Aturan hak kewajiban

Hubungan antar pribadi yang bersifat impersonal

B. TEORI ADMINISTRASI

Teori ini dikembangkan oleh Henry Fayol, Lyndall Urwick dari Eropa dan James D. Mooney, Allen Reily

dari Amerika.

Fayol membagi kegiatan industri menjadi 6 kelompok:

Kegiatan Teknikal (Produksi, Manufaktur, Adaptasi)

Kegiatan Komersil (Pembelian, Penjualan, Pertukaran)

Kegiatan Financial (penggunaan optimum modal)

Kegiatan Keamanan

Kegiatan Akuntansi

Kegiatan Manajerial

C. MANAJEMEN ILMIAH

Dikembangkan tahun 1900 oleh FREDERICK WINSLOW TAYLOR). Definisi Manajemen Ilmiah:

“Penerapan metode ilmiah pada studi, analisa dan pemecahan masalah organisasi” atau “Seperangkat

mekanisme untuk meningkatkan efesiensi kerja”.

F.W. TAYLOR menuangkan ide dalam tiga makalah: “Shop Management”, “The Principle Oif Scientific

Management” dan “Testimony before the Special House Comitte”. Dari tiga makalah tersebut lahir

sebuah buku “Scientific Management”.

Berkat jasa-jasa yang sampai sekarang konsepnya masih dipergunakan pada praktek manajemen

modern maka F.W. TAYLOR dijuluki sebagai “BAPAK MANAJEMEN ILMIAH”.

Empat kaidah Manajemen menurut Frederick W. Taylor:

Menggantikan metode kerja dalam praktek dengan metode atas dasar ilmu pengetahuan.

Mengadakan seleksi, latihan dan pengembangan karyawan

Pengembangan ilmu tentang kerja, seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah perlu intregasikan.

Perlu dikembangkan semangat dan mental karyawan untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah

2. TEORI NEOKLASIK

Aliran yang berikutnya muncul adalah aliran Neoklasik disebut juga dengan “Teori Hubungan

manusiawi”. Teori ini muncul akibat ketidakpuasan dengan teori klasik dan teori merupakan

penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada “pentingnya aspek psikologis dan social

karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja”.

Dalam pembagian kerja Neoklasik memandang perlunya:

a. Partisipasi

b. Perluasan kerja

c. Manajemen bottom_up

3. TEORI MODERN

Teori ini muncul pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan dua teori sebelumnya yaitu klasik

dan neoklasik. Teori Modern sering disebut dengan teori “Analiasa Sistem” atau “Teori Terbuka” yang

memadukan antara teori klasik dan neokalsi. Teori Organisasi Modern melihat bahwa semua unsure

organisasi sebagai satu kesatuan yang saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan

system tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan system

terbuka yang berkaitan dengan lingkunngan dan apabila ingin survivel atau dapat bertahan hidup maka

ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan.

disadur dari : http://www.dewipurwasihsofia.blogspot.com/

TEORI ORGANISASI UMUM

Teori organisasi dibagi atas 5 klasifikasi yaitu

1. Teori manajemen ilmiah

2. Teori organisasi klasik

3. Teori organisasi hubungan antar manusia

4. Teori behavioral science

5. Teori aliran kuantitatif

Pertama tama kita ketahui apa itu pengertian dari teori organisasi umum :

· Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara

dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu

tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang

disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.”

· Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan “organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal,

berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan

tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.”

· Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan “organisasi adalah struktur pembagian kerja dan

struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara

tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.

· James D Mooney berpendapat bahwa “Organization is the form of every human, association for

the assignment of common purpose” atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian

suatu tujuan bersama.

· Chester L Bernard (1938) mengatakan bahwa “Organisasi adalah system kerjasama antara dua

orang atau lebih ( Define organization as a system of cooperative of two or more persons) yang sama-

sama memiliki visi dan misi yang sama.

· Paul Preston dan Thomas Zimmerer mengatakan bahwa “Organisasi adalah sekumpulan orang-

orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.”

(Organization is a collection people, arranged into groups, working together to achieve some common

objectives).

Berikut ini pengertian dari ke 5 klsaifikasi teori organisasi :

· Teori Manajemen Ilmiah / Klasik

Variabel yang diperhatikan dalam manajemen ilmiah :

1. Pentingnya peran seorang manajer

2. Pemanfaatan dan pengangkatan tenaga kerja

3. Tanggung jawab kesejahteraan seorang karyawan

4. Iklim yang cenderung kondusif

Manajemen ilmiah memperhatikan prinsip-prinsip pembagian kerja.

· Robert Owen (1771 – 1858)

Menekankan tentang peranan sumberdaya manusia sebagai kunci keberhasilan perusahaan.Dilatar-

belakangi oleh kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai, dimana kondisi kerja sebelumnya dan

kehidupan pekerja pada masa itu sangat buruk.

· Charles Babbage (1792 – 1871)

Menganjurkan untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam kaitannya dengan pembagian

pekerjaan. Sehingga setiap ekerja dapat dididik dalam suatu keterampilan khusus. Setiap pekerja hanya

dituntut tanggungjawab khusus sesuai dengan spesialisasinya.

· Frederick W. Taylor :

Merupakan titik tolak penerapan manajemen secara ilmiah hasil penelitian tentang studi waktukerja

(time & motion studies). Dengan penekanan waktu penyelesaian pekerjaan dapat dikorelasikan dengan

upah yang diterima. Metode ini disebut sistem upah differensial.

· Hennry L. Gantt (1861 – 1919) :

Gagasannya mempunyai kesamaan dengan gagasan Taylor, yaitu :Kerjasama saling menguntungkan

antara manajer dan karyawan. Mengenal metode seleksi yang tepat. Sistem bonus dan instruksi. Akan

tetapi Hennry menolak sistem upah differensial. Karena hanya berdampak kecil terhadap motivasi kerja.

· Frank B dan Lillian M. Gilbreth (1868 – 1924 dan 1878 – 1972):

Berdasarkan pada gagasan hasil penelitian tentang hubungan gerakan dan kelelahan dalampekerjaan.

Menurut Frank, antara gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Setiap gerakan yang dihilangkan juga

menimbulkan kelelahan. Menurut Lillian, dalam pengaturan untuk mencapai gerakan yang efektif dapat

mengurangi kelelahan.

· Herrrington Emerson (1853 – 1931) :

Berpendapat bahwa penyakit yang mengganggu sistem manajemen dalam industri adalah adanya

pemborosan dan inefisinesi. Oleh karena itu ia

menganjurkan :Tujuan jelas kegiatan logis Staf memadai Disiplin kerja Balas jasa yang adil Laporan

terpecaya Urutan instruksi Standar kegiatan Kondisi standar Operasi standar Instruksi standar Balas jasa

insentif

· · Teori Organisasi Klasik

· Fayol (1841 – 1925) :

Teori organisasi klasik mengklasifikasikan tugas manajemen yang terdiri atas

Technical ; kegiatan memproduksi produk dan mengoranisirnya. Commercial ; kegiatan membeli bahan

dan menjual produk. Financial ; kegiatan pembelanjaan. Security ; kegiatan menjaga keamanan.

Accountancy ; kegiatan akuntansi Managerial ; melaksanakan fungsi manajemen yang terdiri atas :

– Planning ; kegiatan perencanaan<>

– Organizing ; kegiatan mengorganiisasikaan

– Coordinating ; kegiatan pengkoorrdinasiian

– Commanding ; kegiatan pengarahann

– Controlling ; kegiatan penngawasaan

Selain hal tersebut diatas, asas-asa umum manajemen menurut Fayol adalah :

– Pembagian kerja

– Asas wewenang dan tanggungjawab<>

– Disiplin

– Kesatuan perintah

– Kesatuan arah

– Asas kepentingan umum

– Pemberian janji yang wajar

– Pemusatan wewenang

– Rantai berkala

– Asas keteraturan

– Asas keadilan

– Kestabilan masa jabatan

– Inisiatif

– Asas kesatuan

· James D. Mooney :

Menurut James, kaidah yang diperlukan dalam menetapkan organisasi manajemen adalah :

· Koordinasi

· Prinsip skala

· Prinsip fungsional

· Prinsip staf

· Teori Hubungan Antar Manusia (1930 – 1950)

Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap bawahan, yaitu dengan mengetahui

perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubungan manusiawi untuk menunjang tingkat

produktifitas kerja. Sehingga ada suatu rekomendasi bagi para manajer bahwa organisasi itu adalah

suatu sistem

sosial dan harus memperhatikan kebutuhan sosial dan psikologis karyawan agar produktifitasnya bisa

lebih tinggi.

· · Teori Behavioral Science :

· Abraham maslow

Mengembangkan adanya hirarki kebutuhan dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan

dinamika proses motivasi.

· Douglas Mc Gregor

Dengan teori X dan teori Y.

· Frederich Herzberg

Menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.

· Robert Blake dan Jane Mouton

Membahas lima gaya kepemimpinan dengan kondisi manajerial.

· Rensis Likert

Menidentifikasikan dan melakukan penelitian secara intensif mengenai empat sistem manajemen.

· Fred Fiedler

Menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.

· o Chris Argyris

Memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.

· o Edgar Schein

Meneliti dinamika kelompok dalam organisasi.Teori behavioral science ditandai dengan pandangan baru

mengenai perilaku orang per orang, perilaku kelompok sosial dan perilaku organisasi.

· Teori Aliran Kuantitatif

Memfokuskan keputusan manajemen didasarkan atas perhitungan yang dapat dipertanggungjawabkan

keilmiahannya. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ilmu manajemen yang biasa dimulai dengan

langkah

sebagai berikut

1. Merumuskan masalah

2. Menyusun model aritmatik

3. Mendapatkan penyelesaikan dari model

4. Mengkaji model dan hasil model

5. Menetapkan pengawasan atas hasil

6. Mengadkan implementasi

7. Alat bantu yang sering digunakan dalam metode ini adalah motede statistik dan komputerisasi

8. untuk melihat kemungkinan dan peluang sebaai informasi yang dibutuhkan pihak manajemen

TEORI ORGANISASI MODERN

Dasar Pemikiran Teori Organisasi Modern

Teori modern dengan tekanan pada perpaduan (synthesis) dan perancangan (design), menyediakan

pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.

Teori modern bisa disebut sebagai teori organisasi dan manajemen umum yang memadukan teori klasik

dan neoklasik dengan konsep-konsep yang lebih maju. Ini dilakukan dengan memandang organisasi

sebagai suatu proses dinamis yang terjadi dengan dan dalam hal-hal yang umum, dikendalikan oleh

sruktur. Sebagai suatu system, organisasi terdiri atas 3 (tiga) unsur ,yaitu :

1. Unsur struktur yang bersifat makro

2. Unsur proses yang juga bersifat makro

3. Unsur perilaku anggota organisasi yang bersifat mikro.

Teori Sistem Umum

Teori sistem umum merupakan suatu aspek analisis organisasi yang berusaha untuk menemukan kaidah-

kaidah umum organisasi yang berlaku universal. Tujuannya adalah penciptaan suatu ilmu pengetahuan

organisasional universal dengan menggunakan elemen-elemen dan proses-proses umum seluruh system

sebagai titk awal.Kenneth Boulding mengemukakan klasifikasi tingkat-tingkat sistem sebagai berikut :

1. Struktur statik

2. Sistem dinamik sederhana

3. Sistem sibernetik

4. Sistem terbuka

5. Sistem genetika social

6. Sistem hewani

7. Sistem manusiawi

8. Sistem sosial

9. Sistem transedental

Teori Organisasi dalam Suatu Kerangka Sistem

Teori organisasi modern adalah multidisipliner yang konsep-konsep dan teknik-tekniknya dikembangkan

dari banyak bidang studi. Faktor-faktor yang membedakan kualitas teori organisasi modern dengan

teori-teori lainnya adalah dasar konseptual analitiknya, ketergantungannya pada data riset empiric, dan

di atas semuanya, sifat pemaduan dan pengintegrasikannya. Kualiatas-kualitas ini merupakan kerangka

filosofi yang diterima sebagai suatu cara untuk mempelajari organisasi sebagai suatu system. Bagian-

bagian dari system dan saling ketergantungannya.

1. Individu dan struktur kepribadiannya yang diberikan kepada organisasi.

2. Penentuan fungsi-fungsi formal, yang biasa disebut organisasi formal.

3. Organisasi informal.

4. Struktur status dan peranan.

5. Lingkungan phisik pelaksanaan pekerjaan.

Proses-proses hubungan dalam system. Teori organisasi modern menunjukkan tiga kegiatan proses

hubungan universal yang selalu muncul pada system manusia dalam perilakunya berorganisasi. Ketiga

proses tersebut adalah

1. komunikasi ,

2. berusaha untuk mencapai keseimbangan, dan

3. pengambilan keputusan

Tujuan-tujuan organisasi

Organisasi mempunyai tiga tujuan utama yang saling berhubungan. Tujuan-tujuan tersebut

adalahpertumbuhan, stabilitas, dan interaksi. Ketiga tujuan organisasi itu akan membedakan bentuk

organisasi dengan tingkat kompleksitas yang berbeda-beda. Persamaan dalam tujuan-tujuan tersebut

juga telah diteliti oleh para ahli sejalan dengan pengembangan teori sistem umum.

Pendekatan – Pendekatan Manajemen

• Pendekatan Proses

Pendekatan proses dalam manajemen juga disebut pendekatan fungsional, operasional, universal,

tradisional atau klasik. Para pencetus pendekatan ini bermaksud untuk mengindetifikasikan fungsi-fungsi

manajemen dan kemudian menetapkan prinsip-prinsip dasar organisasi dan manajemen. Empat prinsip

pendekatan proses klasik yang penting adalah

1) kesatuan perintah

2) persamaan wewenang dan tanggung jawab

3) rentang kendali yang terbatas

4) delegasi pekerjaan-pekerjaan rutin

• Pendekatan Keperilakuan

Pendekatan ini sering disebut pendekatan hubungan manusiawi (human relation approach). Pendekatan

hubungan manusiawi dalam usahanya melengkapi pendekatan klasik, banyak menggunakan pandangan

sosiologi dan psikologi. Oleh karena itu, pusat bahas pendekatan ini adalah perhatian terhadap para

karyawan secara individual dan kelompok kerja.

• Pendekatan Kuantitaif

Pendekatan kuantitif (quantitative approach) sering dinyatakan dengan istilah management science atau

operations research. Pendekatan ini terutama memandang manajemen dari perspektif model-model

matematis dan proses-proses kuantitaif.

• Pendekatan Sistem

Pendekatan system dalam manajemen merupakan pendekatan yang ditetapkan paling akhir, dan dapat

dipahami dengan sudut pandangan teori system umum atau analisis system. Pendekatan system

terutama menekankan saling ketergantungan dan keterkaitan bagian-bagian organisasi sebagai

keseluruhan. Pendekatan ini memberikan kepada manajemen cara memandang organisasi sebagai

keseluruhan dan sebagai bagian lingkungan eksternal yang lebih luas.

• Pendekatan Contingency (Situasional)

Pendekatan Contingency muncul karena ketidakpuasan atas anggapan keuniversalan dan kebutuhan

untuk memasukkan berbagai variable lingkungan ke dalam teori dan praktek manajemen. Ada tiga

komponen pokok dalam lerangka konseptual untuk pendekatan contingency:

1. Lingkungan

2. Konsep-konsep dan teknik-teknik manajeman

3. Hubungan kontingensi antara keduanya

sumber: Buku ‘Organisasi Perusahaan’, teori struktur dan perilaku oleh: T.Hani Handoko Bab II, Bab III ,

dan Bab IV

CIRI-CIRI UNSUR DAN TEORI ORGANISASI

Filed under: Uncategorized — Leave a comment

October 19, 2012

Hakekat organisasi adalah adanya orang-orang yang usahanya harus di koorganisasikan tersusun dari

sejumlah subsistem yang saling berhubungan dan saling tergantung bekerja bersama atas dasar

pembagian kerja, peran dan wewenang serta mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai.

Berikut adalah pembahasan dari ciri-ciri organisasi, unsur-unsur organisasi dan teori organisasi.

Ciri-ciri organisasi

Secara sederhana, organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan

bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. Organisasi bisa disebut juga

sebagai wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan yang telah

ditetapkan bersama. Adapun ciri-ciri dari organisasi adalah :

Adanya komponen ( atasan dan bawahan).

Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang.

Adanya tujuan.

Adanya sasaran.

Adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati.

Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas.

Adanya komunikasi antar suatu anggota dengan yang lain.

Menurut Berelson dan Steiner (1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada

peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.

Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang

yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan

serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.

Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak anggota

sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal

dengan gejala “birokrasi”.

Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada

keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.

Ada juga yang menyatakan bahwa organisasi sosial, memiliki beberapa ciri lain yang behubungan

dengan keberadaan organisasi itu. Diantaranya ádalah:

Rumusan batas-batas operasionalnya(organisasi) jelas. Seperti yang telah dibicarakan

diatas, organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-tujuan berdasarkan keputusan

yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan operasional sebuah organisasi

dibatasi oleh ketetapan yang mengikat berdasarkan kepentingan bersama, sekaligus

memenuhi aspirasi anggotanya.

Memiliki identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat

sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan dengan

informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat

organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.

Keanggotaan formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran serta

tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama.

Jadi, dari beberapa ciri organisasi yang telah dikemukakan kita akan mudah membedakan yang mana

dapat dikatakan organisasi dan yang mana tidak dapat dikatakan sebagai sebuah organisasi.

2. Unsur-unsur Organisasi

Organisasi juga mempunyai unsur-unsur tertentu, di antaranya :

I. Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama Organisasi adalah merupakan suatu wadah atau

tempat dimana orang-orang dapat bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan tanpa

adanya organisasi menjadi saat bagi orang-orang untuk melaksanakan suatu kerja sama, sebab setiap

orang tidak mengetahui bagaimana cara bekerja sama tersebut akan dilaksanakan. Pengertian tempat di

sini dalam arti yang konkrit, tetapi dalam arti yang abstrak, sehingga dengan demikian tempat sini

adalah dalam arti fungsi yaitu menampung atau mewadai keinginan kerja sama beberapa orang untuk

mencapai tujuan tertentu. Dalam pengertian umum, maka organisasi dapat berubah wadah sekumpulan

orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu misalnya organisasi buruh, organisasi wanita, organisasi

mahasiswa dan sebagainya.

II. Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama

juga merupakan proses kerja sama sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek, jika kerja sama tersebut

di lakukan dengan banyak orang, maka organisasi itu di susun harus lebih sempurna dengan kata lain

proses kerja sama di lakukan dalam suatu organisasi, mempunyai kemungkinan untuk di laksanakan

dengan lebih baik hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka proses sama itu hanya bersifat sementara,

di mana hubungan antar kerja sama antara pihak-pihak bersangkutan kurang dapat diatur dengan

sebaik-baiknya.

III. Jelas tugas kedudukannya masing-masing Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan

masing-masing orang atau pihak hubungan satu dengan yang lain akan dapat lebih jelas, dengan

demikian kesimpulan dobel pekerjaan dan sebagainya akan dapat di hindarkan. Dengan kata lain tanpa

orang yang baik mereka akan bingung tentang apa tugas-tugasnya dan bagaimana hubungan antara

yang satu dengan yang lain.

IV. Ada tujuan tertentu Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang manajer. Suatu

perencana yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan cenderung lebih baik hasilnya dari pada

perencanaan yang baik tetapi organisasi tidak baik.

Secara ringkas unsur-unsur organisasi yang paling dasar adalah :

Harus ada wadah atau tempatnya untuk bekerja sama.

Harus ada orang-orang yang bekerja sama.

Kedudukan dan tugas masing-masing orang harus jelas.

Harus ada tujuan bersama yang mau dicapai.

Teori Organisasi Teori organisasi Muncul pada abad 19 dilatarbelakangi oleh Revolusi Inggris dan

lahirnya perusahaan raksasa di Amerika Serikat. Berikut ini akan dibahas mengenai teori organisasi klasik

yang dipelopori oleh max weber,teori neoklasik, dan teori organisasi modern.

ü Teori organisasi klasik Mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan wewenang , tujuan,

peranan, kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain yang terdapat bila orang-orang bekerja

bersama.Teori organisasi klasik terdiri atas teori birokrasi, teori administrasi dan teori manajemen

ilmiah. Teori birokrasi dipelopori oleh max weber, menurut max weber birokrasi mempunyai

karakteristik tertentu yaitu:

Pembagian kerja yang jelas Pembagian kerja atau spesialisasi harus sesuai dengan kemampuan

seseorang.

Hierarki wewenang dirumuskan dengan baik Sentralisasi kekuasaan berdasarkan suatu hierarki dengan

pemisahan jelas peringkat atas dan bawah.

Program rasional untuk mencapai tujuan Seleksi dan promosi personalia didasarkan atas kecakapan

teknis, dan pendidikan latihan serta persyaratan lain yang disesuaikan dengan kebutuhan dan

pelaksanaan tugas.

Sistem dan prosedur bagi penanganan situasi kerja Perlu catatan tertulis demi kesinambungan,

keseragaman dan transaksi.

Sistem aturan yang mencakup hak-hak dan kewajiaban-kewajiban posisi para pemegang jabatan.

Hubungan antar pribadi bersifat normal Ada pemisahan antara masalah pribadi dengan masalah formal.

ü Teori administrasi dipelopori oleh Henri Fayol, fayol mengemukakan bahwa kegiatan industri dibagi

kedalam kegiatan teknis, komersial, finansial, keamanan, personalia, akuntansi, dan menejerial

(perencanaan, pengorganisasian, pembarian perintah pengkoordinasikan dan pengawasan.Selanjutnya

Fayol membahas tantang 14 kaidah/prinsip manajemen yaitu:

Pembagian kerja atau spesialisasi meningkatkan produktifitas karena orang memusatkan perhatian pada

pekerjaan sesuai dengan keahlian.

Wewenang dan tanggung jawab harus ada dalam pelaksanaan kegiatan. Perlu ada rangsangan untuk

kegiatan yang dilaksanakan dengan baik dan sanksi bagi pelaksanaan kegiatan yang tidak baik.

Harus ada disiplin, yaitu rasa hormat da taat pada peranan da tujuan organisasi.

Perlu kesatuan perintah. Bawahan hanya menerima perinyah dan bertanggung jawab pada satu atasan.

Perlu adanya kesatuan pengarahan. Organisasi efekti bila para anggota bekerja sama berdasarkan

tujuan yang sama.

Para anggota organisasi harus mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi.

Pambayaran balas jasa harus bijaksana, adil, tidak eksploitatif dan memuaskan pihak-pihak.

Perlu diatur keseimbangan antara sentralisasi dan desentralisasi.

Hubungan antar tugas disusun atas dasar suatu hierarki atas bawah.

Harus ada order, aturan, ketertiban dimana ada suatu tamtpat untuk setiap orang yang seharusnya

memang tempatnya.

Keadilan bagi personalia, persamaan perlakuan dalam organisasi.

Perlu kelangsungan, keamanan dan kepastian kerja bagi karyawannya.

Dalam setiap tugas harus dimungkinkan untuk mengadakan prakarsa atau inisiatif.

Harus dalam semangat korps menggalang kekuatan dengan persatuan atau kesetiakawanan,

kebanggaan bersama dan merasa memiliki.

ü Teori manajemen ilmiah (Scientific Manajement, 1911) oleh Fredrick Winslow Taylor

(Amerika);(Charles Babbage, On the economy of machinery and manufactures, 1832) menerangkan

secara ilmiah metode terbaik untuk melaksanakan tugas / menyeleksi , melatih dan memotivasi pekerja.

Manager ilmiah muncul karena langkah tenaga kerja terampil dan adanya kebutuhan untuk

meningkatkan produktivitas. Prinsipnya adalah pembagian kerja berdasarkan keterampilan (waktu dan

tenaga dapat dihemat bila prinsif pembagian kerja diterapkan dalam produksi), mempelajari kebiasaan

kerja pegawai dan menganalisisnya, seleksi pegawai secara ilmiah, kerjasama antara pengawas dan

pegawai, pembagian tanggung jawab antara manajemen dan pegawai secara wajar.

ü Teori neoklasik Yaitu teori hubungan antar manusiawi yang menekankan pentingnya aspek psikologis

dan sosial karyawan. Teori Organisasi ModernTeori organisasi modern adalah semua unsur organisasi

sebagai satu kesatuan dan saling ketergantungan.

SUMBER :

Organisasi perilaku, struktur, proses, Jane Gibson Ahli bahasa oleh adriani, Binarupa aksara 1977.

Perilaku organisasi, Sentot Imam Wahyono, Graha ilmu, 2010.

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/1931283-ciri-ciri-organisasi/

http://www.p2kp.org/aboutdetil.asp?mid=1&catid=5&

http://www.pasamankab.go.id/index.php/artikel/48-kepemimpinan/156-teori organisasi-publik-dan-

organisasi-a-manajemen-pemerintahan.html

http://id.shvoong.com/business-management/international-business/1934502-teori-administrasi/

Max Weber mungkin menjadi salah seorang yang paling berpengaruh di dunia

karena pengaruh ajarannya pada ilmu pengetahuan sosial. Ia terkenal oleh karena

studinya mengenai pembirokrasian masyarakat; banyak aspek dari administrasi

publik moderen berpaling kepadanya; pendekatan klasik, pegawai pemerintah yang

secara organisasi hirarkhis selanjutnya disebut “Weberian civil service.” akan tetapi,

bertolak belakang dengan pendapat masyarakat umum, “bureaucracy” merupakan

kata yang berasal dari inggris jauh sebelum Weber; Kamus Bahasa Inggris terbitan

Oxford menyebutkan kata ini beberapa kali dalam edisi tahunan yang berbeda

antara tahun 1818 dan 1860, sebelum tahun kelahiran Weber pada 1864.

Weber Theory Of Bureaucracy dilabeli sebagai “teori yang ideal” karena mencoba

merumuskan sesuatu yang abstrak mengenai bagaimana seharusnya organisasi yang

ideal dibentuk. Weber menggambarkan tipe birokrasi ideal dalam nada positif,

membuatnya lebih berbentuk organisasi rasional dan efisien daripada alternatif

yang terdapat sebelumnya, yang dikarakterisasikan sebagai dominasi karismatik dan

tradisional. Menurut terminologinya, birokrasi merupakan bagian dari dominasi

legal. Akan tetapi, ia juga menekankan bahwa birokrasi menjadi inefisien ketika

keputusan harus diadopsi kepada kasus individual.

Menurut Weber, atribut birokrasi moderen termasuk kepribadiannya, konsentrasi

dari arti administrasi, efek daya peningkatan terhadap perbedaan sosial dan

ekonomi dan implementasi sistem kewenangan yang praktis tidak bisa dihancurkan.

Birokrasi ala Weber dikenal juga dengan sebutan “Birokrasi Weberian”.

Berikut beberapa pemikiran-pemikirannya:

• Weber percaya bahwa birokrasi seharusnya dioperasikan dalam sistem hierarki.

Menurut prinsip ini, organisasi harus diatur dalam sistem hierarki vertikal yang

ketat dan komunikasi antar pekerja dibatasi sesuai jabatannya

• Weber merancang sistem birokrasi agar memiliki pembagian kerja.

Karena menganut aliran klasik dimana manusia dianggap seperti mesin, maka

terjadi pembagian kerja sebagaimana spare part dalam tubuh mesin, dimana

masing-masing bagian memiliki spesifikasi kerja yang berbeda.

• Birokrasi memiliki karakteristik bahwa alur kekuasannya terpusat.

Dalam pandangan ini, organisasi dianggap akan menjadi paling efektif apabila

manajemen pusat memiliki kontrol terhadap proses pengambilan keputusan dan

kegiatan pekerja.

• Weber menekankan bahwa sistem birokrasi adalah sistem tertutup.

Menurut Weber, organisasi seharusnya menutup diri dari lingkungannya karena

dapat mengganggu kinerja organisasi.

• Weber juga menekankan bahwa peraturan sangat penting dalam sistem birokrasi.

Menurutnya, semua hal dalam organisasi harus memiliki peraturan tertulis agar

pekerjaan berjalan dengan teratur dan formal.

• Adanya functioning of authority (fungsi kekuasaan) yang dibagi menjadi tiga

bagian:

a. Traditionally authority, yaitu kekuasaan yang berasal dari kepercayaan secara

tradisional, misalnya mengenai penetapan Ratu Elizabeth sebagai ratu Inggris

karena kepercayaan lama.

b. Charismatic authority, yakni kekuasaan yang berdasarkan kemampuan seseorang

untuk berinteraksi atau menarik hati orang lain. Kekuasaan tipe ini sangat tidak

stabil.

c. Rational-legal authority, adalah kekuasaan yang didapatkan dari kemampuan

individu. Weber sangat menekankan pada kekuasaan tipe ini karena menurutnya ini

adalah dasar dari functioning of authority.

1. KELEBIHAN SISTEM BIROKRASI MAX WEBER:

a. Ada Aturan, Norma, dan Prosedur untuk Mengatur Organisasi

Dalam model teori birokrasi Max Weber, ditekankan mengenai pentingnya

peraturan. Weber percaya bahwa peraturan seharusnya diterapkan secara rasional

dan harusnya ada peraturan untuk segala hal dalam organisasi. Tentunya,

peraturan-peraturan itu tertulis. Dengan demikian, organisasi akan mempunyai

pedoman dalam menjalankan tugas-tugasnya

b. Ada Spesialisasi Pekerjaan dan Job Description yang Jelas

Dalam sistem ini, terdapat pembagian tugas yang spesifik, seperti halnya mesin,

dimana setiap orang hanya mengerjakan pekerjaan tertentu yang telah

didelegasikan kepadanya. Dengan demikian, pekerjaan dapat diselesaikan dengan

baik dan cepat serta tidak ada benturan kepentingan karena masalah overlapping

pekerjaan.

c. Ada Hierarki Otoritas yang Formal, Sehingga Memudahkan Pengkoordinasian

Dengan adanya hierarki otoritas, masing-masing pekerja tahu dimana posisinya dan

otomatis akan mengikuti perintah supervisor/atasannya, sehingga proses

pengkoordinasian pekerja menjadi mudah.

KEKURANGAN SISTEM BIROKRASI MAX WEBER:

a. Hierarki Otoritas Yang Formal Malahan Cenderung Kaku

Karena sistem hierarki perusahaan, maka bawahan akan segan menyapa atasannya

kalau tidak benar-benar perlu. Hal ini menciptakan suasana formal yang malah

cenderung kaku dalam organisasi.

b. Aturan dan Kontrol yang Terlalu Rinci Menyebabkan Impersonality atau

Melupakan Unsur-Unsur Kemanusiaan

Tidak ada antusiasme maupun keceriaan dalam organisasi karena segala sesuatunya

sudah diatur sedemikian rupa. Manusia disamakan dengan mesin yang tidak punya

hati dan hanya bekerja demi perusahaan.

Sistem birokrasi masih cukup relevan untuk dipakai sampai saat ini, karena ada

beberapa organisasi tertentu yang butuh hierarki organisasi dan aturan/kontrol

yang ketat. Yang paling tampak adalah organisasi militer, misalnya TNI. TNI butuh

peraturan tegas untuk melatih disiplin anggotanya. Mereka juga butuh struktur

organisasi yang jelas terkait dengan pengkomandoan pasukan. Alur kekuasannya

pun menggunakan prinsip centralization atau pemusatan perintah, dimana perintah

harus turun langsung atau mendapat persetujuan dari pemimpin sebelum mereka

mulai bergerak. Dari sini dapat kita lihat betapa mereka masih bergantung pada

sistem birokrasi.

Badan-badan pemerintah juga menggunakan sistem birokrasi, terutama terkait

dengan struktur organisasi. Biasanya, lembaga negara sangat menerapkan prinsip

centralization, dimana mereka takut bertindak kalau tidak ada perintah atasannya.

Dalam bekerja pun mereka cenderung lambat karena harus melewati berbagai tahap

dan bermacam-macam orang dari beragam jabatan sebelum akhirnya

menyelesaikan pekerjaan. Contoh : pengurusan surat tanah yang memakan waktu

lama

Akan tetapi, organisasi tidak mungkin membebaskan diri sepenuhnya dari struktur.

Apabila tanpa struktur, maka anggota organisasi akan kesulitan dalam mengerjakan

tugas organisasi, terutama dalam mengkoordinasi anggota lain. Terlebih, menurut

Arni Muhammad (2005) salah satu karakteristik organisasi adalah terstruktur.

Untuk mencapai tujuannya, organisasi butuh aturan, undang-undang, dan hierarki

yang dinamakan struktur organisasi. Struktur menjadikan organisasi membakukan

prosedur kerja dan mengkhususkan tugas yang berhubungan dengan proses

produksi untuk mencapai tujuan organisasi yang merupakan fungsi utama

berdirinya organisasi tersebut.

Selain itu, dalam suatu organisasi dibutuhkan koordinasi agar setiap bagian

organisasi dapat bekerja dengan baik. Dengan adanya struktur, maka proses

pengkoordinasian ini akan semakin efektif karena tiap orang tahu dimana letak

kewenangannya. Struktur menempatkan anggota dalam strata tertentu dalam

organisasi dimana mereka akan punya „atasan‟ dan „bawahan‟. Atasan

bertanggungjawab untuk mengkoordinasikan bawahannya dan bawahan seharusnya

menuruti perintah dari atasannya. Tugas organisasi akan didistribusikan oleh atasan

kepada bawahan dan si atasan akan mengontrol serta mengawasi kinerja

bawahannya. Tugas organisasi pun dapat diselesaikan dengan baik dan teratur.

Apabila tanpa struktur, maka proses koordinasi akan sulit karena tiap anggota pasti

tidak mau „diperintah‟ karena merasa posisi mereka sejajar. Mereka semua pasti

ingin menjadi yang „teratas‟ dan akibatnya, tugas organisasi menjadi terabaikan

karena kerap terjadi pertentangan ego antar anggota.