teori lawrence green

11
Teori Lawrence Green (perilaku) Posting Oleh: alonemisery Teori Lawrence Green Lawrence Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyrakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor : 1. Faktro-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya. 2. Faktro-faktor pendukung (Enabling factors), yang terwujud dalam fasilitas- fasilitas atau sarana-sarana, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya. 3. Faktro-faktor pendorong (renforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan erilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Model ini dapat digambarkan sebagai berikut: B=f (PF, EF, RF ) Keterangan : B = Behavior PF = Predisposing Factors EF = Enabling Factors RF = Reinforcing Factors F = Fungsi Disimpulkan bahwa perilaku sesorang atau masyrakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya di psoyandu dapat disebabkan karena orang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat imunisasi bagi anaknya (predisposing factors). Atau barangkali juga karena rumahnya jauh dari posyandu atau puskesmas tempat mengimunisasikan anaknya (enabling factors). Sebab lain, mungkin karena para petugas kesehatan atau tokoh masyarakat lainnya disekitarnya tidak pernah mengimunisasikan anaknya (reinforcing factors). Daftar Pustaka Notoatmodjo, Soekidjo,2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Posting Oleh: alonemisery Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 1. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerman) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masing- masing, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan (www.dinkes-sulsel.go.id, 2010). 2. Tatanan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan adalah tempat dimana sekumpulan

Upload: netta-lionora

Post on 20-Oct-2015

222 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

1245787454

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Lawrence Green

Teori Lawrence Green (perilaku)

Posting Oleh: alonemisery

Teori Lawrence Green

Lawrence Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyrakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor :

1. Faktro-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.

2. Faktro-faktor pendukung (Enabling factors), yang terwujud dalam fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.

3. Faktro-faktor pendorong (renforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan erilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

Model ini dapat digambarkan sebagai berikut:

B=f (PF, EF, RF )

Keterangan :

B = Behavior

PF = Predisposing Factors

EF = Enabling Factors

RF = Reinforcing Factors

F = Fungsi

Disimpulkan bahwa perilaku sesorang atau masyrakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.

Seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya di psoyandu dapat disebabkan karena orang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat imunisasi bagi anaknya (predisposing factors). Atau barangkali juga karena rumahnya jauh dari posyandu atau puskesmas tempat mengimunisasikan anaknya (enabling factors). Sebab lain, mungkin karena para petugas kesehatan atau tokoh masyarakat lainnya disekitarnya tidak pernah mengimunisasikan anaknya (reinforcing factors).

Daftar Pustaka

Notoatmodjo, Soekidjo,2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Posting Oleh: alonemisery Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 1. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerman) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masing-masing, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan (www.dinkes-sulsel.go.id, 2010).

2. Tatanan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)Tatanan adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain, berinteraksi dan lain-lain. Terdapat 5 tatanan PHBS yaitu rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan dan tempat-tempat umum (www.dinkes-sulsel.go.id, 2010).

a. PHBS di Rumah TanggaPHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat (www.promosikesehatan.com).Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS rumah tangga yaitu (www.promosikesehatan.com):1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.2) Memberi ASI ekslusif.3) Menimbang balita setiap bulan.4) Menggunakan air bersih.5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.6) Menggunakan jamban sehat.7) Memberantas jentik dd rumah sekali seminggu.8) Makan buah dan sayur setiap hari.9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari.10) Tidak merokok di dalam rumah.

b. PHBS di SekolahPHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (www.promosikesehatan.com).Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS sekolah yaitu (www.promosikesehatan.com):1) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun.2) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.4) Olahraga yang teratur dan terukur.5) Memberantas jentik nyamuk.

Page 2: Teori Lawrence Green

6) Tidak merokok di sekolah.7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan.8) Membuang sampah pada tempatnya.

c. PHBS di Tempat KerjaPHBS di tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat (www.promosikesehatan.com).Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS tempat kerja yaitu (www.promosikesehatan.com):1) Tidak merokok di tempat kerja.2) Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.3) Melakukan olahraga secara teratur/aktifitas fisik.4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar dan buang air kecil.5) Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.6) Menggunakan air bersih.7) Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.8) Membuang sampah pada tempatnya.9) Mempergunakan alat pelindung diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.d. PHBS di Institusi KesehatanPHBS di institusi kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta berperan aktif dalam mewujudkan institusi kesehatan sehat dan mencegah penularan penyakit di institusi kesehatan (www.promosikesehatan.com).Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS institusi kesehatan yaitu (www.promosikesehatan.com):1) Menggunakan air bersih.2) Menggunakan Jamban.3) Membuang sampah pada tempatnya.4) Tidak merokok di institusi kesehatan.5) Tidak meludah sembarangan.6) Memberantas jentik nyamuk.

e. PHBS di Tempat-tempat UmumPHBS di tempat - tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat - tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat - tempat umum sehat (www.promosikesehatan.com).Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS tempat umum yaitu (www.promosikesehatan.com):1) Menggunakan air bersih.2) Menggunakan jamban.3) Membuang sampah pada tempatnya.4) Tidak merokok di tempat umum.5) Tidak meludah sembarangan.6) Memberantas jentik nyamuk.

Media Promosi Kesehatan

Posting Oleh: alonemisery Media Promosi Kesehatan1. PengertianMedia atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar

komunikasi dan penyebarluasan informasi (www.pamsimas.org, 2009)Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik (TV, radio, komputer, dll) dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatannya (DEPKES RI, 2006)Adapun tujuan media promosi kesehatan diantaranya (Notoatmodjo, 2005):a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.c. Dapat memperjelas informasid. Media dapat mempermudah pengertian.e. Mengurangi komunikasi yang verbalistikf. Dapat menampilkan obyek yang tidak bisa ditangkap dengan mata.g. Memperlancar komunikasi.

2. Jenis Media Promosi Kesehatana. Berdasarkan bentuk umum penggunaan (Notoatmodjo, 2005)1) Bahan bacaan: Modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet, majalah, buletin, dan sebagainya.2) Bahan peragaan: Poster tunggal, poster seri, plipchart, tranparan, slide, film, dan seterusnya.b. Berdasarkan cara produksinya, media promosi kesehatan dikelompokkan menjadi:1) Media cetak, yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media cetak pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Fungsi utama media cetak ini adalah memberi informasi dan menghibur.Adapun macam-macamnya adalah poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar balik, sticker, dan pamflet. a) Kelebihan media cetak diantaranya:(1) Tahan lama.(2) Mencakup banyak orang.(3) Biaya tidak tinggi.(4) Tidak perlu listrik.(5) Dapat dibawa ke mana-mana.(6) Dapat mengungkit rasa keindahan.(7) Meningkatkan gairah belajar.b) Kelemahan media cetak yaitu:(1) Media ini tidak dapat menstimulir efek suara dan efek gerak(2) Mudah terlipat (Notoatmodjo, 2005)2) Media elektronika yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika.Adapun macam-macam media tersebut adalah TV, radio, film, video film, cassete, CD, VCD.a). Kelebihan media elektronika diantaranya:(1) Sudah dikenal masyarakat. (2) Mengikutsertakan semua panca indra. (3) Lebih mudah dipahami.(4) Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak(5) Bertatap muka.(6) Penyajian dapat dikendalikan.(7) Jangkauan relatif lebih besar.(8) Sebagai alat diskusi dan dapat diulang-ulangb) Kelemahan media elektronika diantaranya:(1) Biaya lebih tinggi.(2) Sedikit rumit.(3) Perlu listrik.

Page 3: Teori Lawrence Green

(4) Perlu alat canggih untuk produksinya. Perlu persiapan matang.(5) Peralatan selalu berkembang dan berubah. Perlu keterampilan penyimpanan.(6) Perlu terampil dalam pengoperasian (Notoatmodjo, 2005).c. Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang secara umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya: Papan reklame yaitu poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara umum di perjalanan, spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai gambar yang dibuat di atas secarik kain dengan ukuran tergantung kebutuhan dan dipasang di suatu tempat yang strategi agar dapat dilihat oleh semua orang, pameran, banner dan TV layar lebar (DEPKES RI, 2006).a) Kelebihan media luar ruang diantaranya:(1) Sebagai informasi umum dan hiburan. (2) Mengikutsertakan semua panca indra.(3) Lebih mudah dipahami.(4) Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak.(5) Bertatap muka.(6) Penyajian dapat dikendalikan.(7) Jangkauan relatif lebih besar.(8) Dapat menjadi tempat bertanya lebih detail. (9) Dapat menggunakan semua panca indra secara langsung, dan lain-lain.b) Kelemahan media luar ruang diantaranya:(1) Biaya lebih tinggi.(2) Sedikit rumit.(3) Ada yang memerlukan listrik.(4) Ada yang memerlukan alat canggih untuk produk¬smya.(5) Perlu persiapan matang.(6) Peralatan selalu berkembang dan berubah. (7) Perlu keterampilan penyimpanan.(8) Perlu keterampil dalam pengoperasian (DEPKES RI, 2006).

Pengembangan Media Promosi KesehatanMedia promosi kesehatan yang baik adalah media yang mampu memberikan informasi atau pesan-pesan kesehatan yang sesuai dengan tingkat penerimaan sasaran, sehingga sasaran mau dan mampu untuk mengubah perilaku sesuai dengan pesan yang disampaikan (DEPKES RI, 2006). Untuk hal itu diperlukan langkah-langkah pengembangan media promosi kesehatan yang tepat. Pengembangan media promosi kesehatan dapat dilakukan dengan pendekatan Proses P. Proses P ini diperkenalkan oleh Universitas John Hopkins bersama-sama PATH (Program for Approriate Technology in Health) sewaktu melaksanakan proyek PCS (Population Communication Services). Adapun tahap-tahap Proses P dalam pengembangan media promosi kesehatan yaitu:a. Tahap analisis masalah dan sasaranPada tahap ini dilakukan penelaahan analisis:1) Masalah Kesehatan, termasuk penyebab masalahnya, sifat masalah, epidemiologi masalah termasuk masalah perilaku yang ada di masyarakat sehubungan dengan masalah kesehatan yang ditimbulkan.2) Kelompok sasaran, dalam hal demografi, sosial-ekonomi, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat seperti umur, pendidikan, budaya dan adat-istiadat, pendapatan, serta pengembangan sikap dan perilaku yang berhubungan dengan masalah kesehatan.3) Kebijaksanaan-kebijaksanaan, peraturan dan program penanggulangan yang telah ada dari berbagai instansi sektoral untuk mengetahui pengalaman yang lalu, harapan di masa yang akan datang. Di sini dapat dipelajari arahan-arahan dan dalam

membuat suatu program kegiatan KIE, masing-masing sektor. Apakah masalah sosial, kesehatan, ekonomi, demografi atau bahkan politik. Dan melihat program serta pendukung-pendukung apa saja yang telah tersedia.4) Memilih institusi, organisasi atau LSM yang mampu mendukung program. Dilihat kemampuan internal dan eksternal dari organisasi tersebut.5) Sasaran komunikasi yang tersedia, untuk menetapkan media dan sarana yang tersedia dan yang telah dilaksanakan, yang mempengaruhi perilaku masyarakat seperti umur, pendidikan, budaya dan adat istiadat, pendapatan serta pengembangan sikap dan perilaku yang berhubungan denmagan masalah kesehatan.b. Tahap Rancangan Pengembangan MediaPada tahap ini dirancang atau direncanakan berbagai strategi dan model intervensi yang menjelaskan beberapa komponen utama, yaitu:1) Menetapkan tujuanTujuannya adalah suatu pernyataan tentang suatu keadaan di masa datang yang akan dicapai melalui pelaksanaan kegiatan tertentu (Notoatmodjo,2005). Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan harus:a) Realistis, artinya bisa dicapai bukan hanya angan-angan. b) Jelas dan dapat diukur.c) Apa yang akan diukur.d) Siapa sasaran yang akan diukur.e) Seberapa banyak perubahan yang akan diukur.f) Berapa lama dan di mana pengukuran dilakukan.Penetapan tujuan adalah sebagai dasar untuk merancang media promosi kesehatan dan dalam merancang evaluasi. Jika tujuan yang ditetapkan tidak jelas dan tidak operasional maka program menjadi tidak fokus dan tidak efektif (Notoatmodjo,2005).2) Menetapkan segmentasi sasaranSegmentasi sasaran adalah suatu kegiatan memilih kelompok sasaran yang tepat dan dianggap sangat menentukan keberhasilan promosi kesehatan. Tujuannya adalah memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dan memberikan kepuasan pada masing-masing segmen. Dapat juga untuk menentukan ketersediaan, jumlah dan jangkauan produk. Selain itu juga dapat menghitung jenis media dan menempatkan media yang mudah diakses oleh khalayak sasaran. Sebelum media promosi kesehatan diluncurkan hendaknya perIu mengumpulkan data sasaran seperti:a) Data karakteristik perilaku khalayak sasaran. b) Data epidemiologi.c) Data demografi.d) Data geografi.e) Data psikologi (Notoatmodjo,2005).3) Mengembangkan posisioning pesanPosisioning adalah suatu proses atau upaya untuk menempatkan suatu produk perusahaan, individu atau apa saja dalam alam pikiran mereka yang dianggap sebagai sasaran atau konsumennya. Posisioning bukan sesuatu yang dilakukan terhadap produk tetapi sesuatu yang dilakukan terhadap otak calon konsumen atau khalayak sasaran. Hal ini bukan strategi produk tetapi strategi komunikasi. Di sini berhubungan dengan bagaimana calon konsumen menempatkan produk kesehatan di dalam otaknya (Notoatmodjo,2005).4) Menentukan strategi posisioningPada prinsipnya seseorang yang ingin melakukan kegiatan posisioning memerlukan suatu ketekunan dan kejernihan berpikir dalam memandang produk dan pasar yang tengah diusahakan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan (Notoatmodjo,2005):a) Identifikasi para pesaingTujuannya adalah melakukan identifikasi atas sejumlah pesaing

Page 4: Teori Lawrence Green

yang ada di masyarakat.b) Persepsi konsumenTujuannya adalah memperoleh sejumlah atribut yang dianggap penting oleh khalayak sasaran.c) Menentukan posisi pesaingMengetahui posisi yang diduduki oleh pesaing dilihat dari berbagai sudut pandang.d) Menganalisis preferensi khalayak sasaranYaitu mengetahui posisi yang dikehendaki oleh khalayak sasaran terhadap suatu produk tertentu.e) Menentukan posisi merek produk sendiriPenentuan posisi merek yang akan kita jual harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : analisis ekonomi, komitmen terhadap segmen pasar, jangan mengadakan perubahan yang penting, pertimbangkan simbol-simbol produk.f) Ikuti perkembangan posisiSecara bersekala posisi produk harus ditinjau dan dinilai kembali apakah masih cocok dengan keadaan.5) Memilih Media Promosi KesehatanPemilihan media adalah jabaran saluran yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan pada khalayak sasaran. Yang perlu diperhatikan di sini adalah:a) Pemilihan media didasarkan pada selera khalayak sasaran, bukan pada selera pengelola program.b) Media yang djpilih harus memberikan dampak yang luas.c) Setiap media akan mempunyai peranan yang berbeda.d) Penggunaan beberapa media secara serempak dan terpadu akan meningkatkan cakupan, frekuensi dan efektifitas pesan (DEPKES RI, 2006).c. Tahap pengembangan pesan, uji coba dan produksi mediaPesan adalah terjemahan dari tujuan komunikasi ke dalam ungkapan atau kata yang sesuai untuk khalayak sasaran (www.pamsimas.org, 2009). Pesan dalam suatu media harus efektif dan kreatif, untuk itu pesan harus memenuhi hal-hal sebagai berikut:1) Command attentionKembangkan suatu ide atau pesan pokok yang merefleksikan strategi desain suatu pesan. Bila terlalu banyak ide, hal tersebut akan membingungkan khayalayak sasaran dan mereka akan mudah melupakan pesan tersebut (www.pamsimas.org, 2009).2) Clarify the massagePesan haruslah mudah, sederhana dan jelas. Pesan yang effektif harus memberikan informasi yang relevan dan baru bagi khalayak sasaran. Kalau pesan dalam media diremehkan oleh sasaran, secara otomatis pesan tersebut gagal (www.pamsimas.org, 2009).3) Create trustPesan harus dapat dipercaya, tidak bohong, dan terjangkau. Katakanlah masyarakat percaya cuci tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit diare, dan untuk itu harus dibarengi bahwa harga sabun terjangkau dan mudah didapat di dekat tempat tinggalnya (www.pamsimas.org, 2009).4) Communicate a benefitHasil pesan diharapkan akan memberikan keuntungan. Khalayak sasaran termotivasi membuat jamban misalnya, karena mereka akan memperoleh keuntungan dimana anaknya tidak akan terkena penyakit diare misalnya (www.pamsimas.org, 2009)5) ConsistencyPesan harus konsisten, artinya bahwa sampaikan satu pesan utama dimedia apapaun secara berulang, misal di poster, stiker, dll, tetapi maknanya akan tetap sama (www.pamsimas.org, 2009).6) Cater to the heart and headPesan dalam suatu media harus bisa menyentuh akal dan rasa. Komunikasi yang effektif tidak hanya sekedar member alas an

teknis semata, tetapi juga harus menyentuh nilai-nilai emosi dan membangkitkan kebutuhan nyata (www.pamsimas.org, 2009).7) Call to actionPesan dalam suatu media harus dapat mendorong khalayak sasaran untuk bertindak sesuatu. “Ayo, buang air besar di jamban agar anak tetap sehat” adalah contoh ungkapan yang memotivasi kearah suatu tindakan (www.pamsimas.org, 2009).Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengembangan pesan adalah:1) Membuat konsep pesan-pesan yang berisikan ilustrasi-ilustrasi pendahuluan, kata-kata ungkapan, tema atau slogan yang merefleksikan strategi secara keseluruhan.2) Prates konsep pesan pada kelompok sasaran atau wakil-wakil perorangan yang diharapkan akan menghasilkan pesan yang bermutu. Memberikan perhatian khusus untuk gambar atau ilustrasi (bentuk yang tidak tertulis) untuk menghindari salah paham.3) Ciptakan dan kembangkan pesan-pesan yang lengkap beserta sarana pendukungnya4) Prates pesan yang lengkap dan bahan-bahan untuk pemahamna keseluruhan, kemampuan mengingat, titik yang kuat dan lemah, relevansi pribadi dan hal-hal peka atau masih diperdebatakan, sebelum diproduksi.5) Adanya tes ulang bahan-bahan sebelum diproduksi ulang untuk meyakinkan daya muat apakah masih efisien dan effektif.d. Tahap Pelaksanaan dan pemantauanPelaksanaan adalah tahap dimana perencanaan mulai dilaksanakan. Pelaksanaan biasanya merupakan bagian yang paling membutuhkan biaya yang dimulai dari pengembangan konsep sampai prates dan revisi.Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut: 1) Menghasilkan pesan dan bahan berdasarkan hasil ujicoba2) Pesan-pesan dan bahan-bahan secara terintegrasi dan sesuai jadwal melalui media yang tepat sehingga mendapat pengaruh yang nyata.3) Melatih kader maupun orang yang akan menggunakan media tersebut.4) Sebarkan secara luas jadwal pelaksanaan dan laporan sehingga tidak ada seorangpun key person atau kelompok yang tidak mengetahuinya.Pemantauan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari penerapan program promosi kesehatan. Pemantauan dilakukan untuk mengukur kondisi saat ini dan perubahan yang terjadi pada setiap komponen program. Pada tingkat program, pemantauan mengukur kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan variabel-variabel pada tingkat program yaitu:a) Input promosi kesehatanInput promosi kesehatan seperti: kategori dan jumlah tenaga kesehatan yang sudah mendapat pelatihan promosi kesehatan, jumlah media cetak dan alat bantu audio visual yang dihasilkan serta kesesuaian pendistribusian media cetak dengan rencana dan jumlah program TV, radio yang dihasilkan.b) Output promosi kesehatanTarget sasaran yang menerima/terpapar dengan pesan-pesan dan bahan-bahan promosi yang dihasilkan, misalnya persentase target sasaran yang mendengar radio tentang pemeriksaan kehamilan selama 3 bulan penyiarannya.e. Tahap evaluasi dan rancang ulangEvaluasi adalah suatu proses menentukan nilai atau besarnya sukses dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi menyediakan informasi bagi manager program terhadap hasil/output dan dampak kegiatan untuk membuat perubahan-perubahan yang diperlukan. Evaluasi mengukur dampak kegiatan

Page 5: Teori Lawrence Green

dari segi sasaran dan tujuan yang hendak dicapai. Hal ini dapat dilihat dari perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku yang menetap dari sasaran potensial, provider, dan kelompok-kelompok berpengaruh lainnya.Langkah-langkah evaluasi yang dilakukan:1) Mengukur dan menelusuri kepedulian umum, daya ingat atau praktik perilaku dari khalayak sasaran dengan menggunakan teknik penelitian yang dapat diterima, untuk menghasilkan umpan balik yang cepat.2) Analisis hasil sesuai dengan tujuan spesifik3) Melakukan perubahan pada rancangan proyek bila diperlukan.Ada dua pendekatan pokok dalam evaluasi program yaitu:a) Evaluasi FormatifEvaluasi formatif ini membantu pengembangan program pada saat program tersebut masih dalam tahap pengembangan, untuk dipergunakan sebagai dasar mengembangkan program. Maksud mengadakan evaluasi adalah untuk memaksimalkan kemungkinan intervensi akan berhasil.Evaluasi formatif mencakup: penjajagan target sasaran dan penjajagan mengenai pengetahuan, keterampilan, sikap, kepercayaan dan perilaku. Sedangkan bentuk evaluasi formatif bisa bermacam-macam misalnya: analisis data epidemiologis, tinjauan kepustakaan, analisis data demografis, FGD, analisis data marketing, ujicoba konsep, pesan dan saluran komunikasi dengan konsumen.b) Evaluasi SumatifEvaluasi sumatif digunakan untuk menilai berjalannya suatu program promosi kesehatan.

Promosi Kesehatan

Posting Oleh: alonemisery Promosi Kesehatan1. PengertianPromosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengendalikan faktor-faktor kesehatan melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (DEPKES RI, 2006).Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2005), promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.Batasan promosi kesehatan yang lain berdasarkan piagam Ottawa menyatakan bahwa: Promosi Kesehatan adalah suatu proses untuk memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (Notoatmodjo, 2007).

2. Visi dan Misi Promosi KesehatanVisi umum promosi kesehatan yakni meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial. Promosi kesehatan di semua program kesehatan bermuara pada kemampuan pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan, baik kesehatan individu, kelompok maupun masyarakat (Notoatmodjo,2007).Untuk mencapai visi tersebut perlu upaya yang harus dilakukan atau yang disebut misi. Misi promosi kesehatan secara umum dapat dirumuskan menjadi 3 butir yaitu:a. Advokat (Advocate)Melakukan kegiatan advokasi terhadap para pengambil keputusan di berbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan. Melakukan advokasi berarti melakukan upaya-upaya agar para pembuat keputusan atau penentu kebijakan tersebut mempercayai dan meyakini bahwa promosi kesehatan yang ditawarkan perlu didukung melalui kebijakan atau keputusan publik (Notoatmodjo,2007).b. Menjembatani (Mediate) Menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan. Dalam melaksanakan program-program kesehatan perlu kerja sama dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun sektor lain yang terkait. Oleh karena itu, dalam mewujudkan kerjasama atau kemitraan ini, promosi kesehatan diperlukan (Notoatmodjo,2007).c. Memampukan (Enable)Memberikan kemampuan atau keterampilan kepada masyarakat agar mereka mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri. Hal ini berarti kepada masyarakat diberikan kemampuan atau keterampilan agar mereka mandiri di bidang kesehatan, termasuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Misalnya pendidikan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan keterampilan cara-cara bertani, bertanam obat-obatan tradisional, berternak dan sebagainya dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga. Selanjutnya dengan ekonomi keluarga yang meningkat, maka kemampuan dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan keluarga juga meningkat (Notoatmodjo,2007). Pelaksanaan program promosi kesehatan untuk mencapai visi dan misi tersebut, tidak dapat terlepas dari media promosi kesehatan. Melalui media promosi, maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan dapat lebih menarik dan mudah dipahami, sehingga sasaran dapat mempelajari pesan tersebut sehingga sampai memutuskan untuk mengadopsi perilaku yang positifnya.

Teori Maslow

Posting Oleh: alonemisery

Teori Maslow

Maslow ,seorang ahli psikologi telah mengembangkan teori motivasi ini sejak tahun 1943. Maslow melanjutkan teori Eltom Mayo (1880-1949), mendasarkan pada kebutuhan manusia yang dibedakan antara kebutuhan biologis dan kebutuhan psikologis, atau disebut kebutuhan materil (biologis) dan kebutuhan non materi (psikologis). Maslow mengembangkan teorinya setelah ia mempelajari kebutuhan-kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat atau sesuai dengan “hierarki”, dan menyatakan bahwa:

a) Manusia adalah suatu mahluk sosial”berkeinginan”, dan keinginan ini menimbulkan kebutuhan yang perlu dipenuhi. Keinginan atau kebutuhan ini bersifat terus-menerus, dan selalu meningkat.

Page 6: Teori Lawrence Green

b) Kebutuhan yang telah terpenuhi (dipuaskan), mempunyai pengaruh untuk menimbulkan keinginan atau kebutuhan lain dan yang lebih meningkat.

c) Kebutuhan manusia tersebut tampaknya berjenjang atau bertingkat-tingkat. Tingkatan tersebut menunjukan urutan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam suatu waktu tertentu. Satu motif yang lebih tinggi tidak akan dapat mempengaruhi atau mendorong tindakan seseorang, sebelum kebutuhan dasar terpenuhi. Dengan kata lain, motif-motif yang bersifat psikologis tidak akan mendorong perbuatan seseorang, sebelum kebutuhan dasar (biologis) tersebut terpenuhi.

d) Kebutuhan yang satu dengan yang lain saling berkaitan, tetapi tidak terlalu dominan keterkaitan tersebut. Misalnnya, kebutuhan untuk pemenuhan kebutuhan berprestasi tidak haruis dicapai. Sebelum pemenuhan kebutuhan berafiliasi dengan orang lain, meskipun kedua kebutuhan tersebut saling berkaitan.

Hierarki Kebutuhan Maslow:

Teori Tingkatan kebuthan menurut maslow tersebut dapat digambarkan didalam diagram di bawah ini:

MASLAOW’S HIERARCHY THEORY

Teori Snehandu B.Kar (perilaku)

Posting Oleh: alonemisery Teori Snehandu B.KarKar mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa perilaku merupakan fungsi dari:a) Niat sesorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya ( behaviour intention ).b) Dukungan sosial dari masyrakat sekitarnya ( social-support).c) Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan (accessebility of information).d) Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan atau keputusan ( personal autonomy).

e) Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak( action situation).Uraian diatas dapat dirumuskan sebagai berikut:

B=f(BI, SS, AL, PA, AS)

Keterangan :B= BehaviourF= FungsiBI= Behaviour IntentionSS= Social SupportAI= Accessebility of InformationPA= Personal AutonomyAS= Action SituationDisimpulkan bahwa perilaku kesehatan seseorang atau masyrakat ditentukan oleh niat orang terhadap objek kesehatan, ada atau tidaknya dukungan dari masyarakat sekitarnya, ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan, kebebasan dari individu untuk mengambil keputusan/bertindak, dan situasi yang memungkinkan ia berperilaku/bertindak atau tidak berperilaku/bertindak. Seseorang ibu yang tidak mau ikut KB, mungkin karena ia tidak ada minat dan niat terhadap KB ( behaviour intention ), atau barangkali juga karena tidak ada dukungan dari masyrakat sekitarnya ( social-support). Mungkin juga karena kurang atau tidak memperoleh informasi yang kuat tentang KB (accessebility of information), atau mungkin ia tidak mempunyai kebebasan untuk menentukan, misalnya harus tunduk kepada suami, mertuanya atau orang lain yang ia segani ( personal autonomy). Faktor lain yang mungkin menyebabkan ibu ini tidak iku KB adalah karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan, misalnya alasan kesehatan ( action situation).

Definisi/Pengertian Teori Perilaku Teori X dan Teori Y (X Y Behavior Theory) Douglas McGregor

Wed, 16/07/2008 - 1:02am — godam64

Teori prilaku adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu perilaku tertentu dapat membedakan pemimpin dan bukan pemimpin pada orang-orang. Konsep teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam buku The Human Side Enterprise di mana para manajer / pemimpin organisasi perusahaan memiliki dua jenis pandangan terhadap para pegawai / karyawan yaitu teori x atau teori y.

A. Teori X

Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.

B. Teori Y

Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan

Page 7: Teori Lawrence Green

perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.

Penelitian teori x dan y menghasilkan teori gaya kepemimpinan ohio state yang membagi kepemimpinan berdasarkan skala pertimbangan dan penciptaan struktur. Teori Z dapat anda baca di artikel lain di situs organisasi.org ini. Gunakan fasilitas pencarian yang ada untuk menemukan apa yang anda butuhkan.

A. Teori XTeori ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.Teori X menyatakan bahwa sebagian besar orang-orang ini lebih suka diperintah, dan tidak tertarik akan rasa tanggung jawab serta menginginkan keamanan atas segalanya. Lebih lanjut menurut asumís teori X dari McGregor ini bahwa orang-orang ini pada hakekatnya adalah :1. Tidak menyukai bekerja2. Tidak menyukai kemauan dan ambisi untuk bertanggung jawab, dan lebih menyukai diarahkan atau diperintah3. Mempunyai kemampuan yang kecil untuk berkreasi mengatasi masalah-masalah organisasi.4. Hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja.5. Harus diawasi secara ketat dan sering dipaksa untuk mncapai tujuan organisasi..Untuk menyadari kelemahan dari asumí teori X itu maka McGregor memberikan alternatif teori lain yang dinamakan teori Y.

B. Teori YTeori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.Ini adalah salah satu teori kepemimpinan yang masih banyak penganutnya. Menurut McGregor, organisasi tradisional dengan ciri-cirinya yang sentralisasi dalam pengambilan keputusan, terumuskan dalam dua model yang dia namakan Theori X danTeori.Y.Teori Y ini menyatakan bahwa orang-orang pada hakekatnya tidak malas dan dapat dipercaya, tidak seperti yang diduga oleh teori X. Secara keseluruhan asumís teori Y mengenai manusia adalah sbb :1. Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan kepuasan kepada orang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan aktiva-aktiva fisik dan mental. Sehingga di antara keduanya tidak ada perbedaan, jika keadaan sama-sama menyenangkan.2. Manusia dapat mengawasi diri sendiri, dan hal itu tidak bisa

dihindari dalam rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi.3. Kemampuan untuk berkreativitas di dalam memecahkan persoalan-persoalan organisasi secara luas didistribusikan kepada seluruh karyawan.4. Motivasi tidak saja berlaku pada kebutuhan-kebutuhan sosial, penghargaan dan aktualisasi diri tetapi juga pada tingkat kebutuhan-kebutuhan fisiologi dan keamanan.5. Orang-orang dapat mengendalikan diri dan kreatif dalam bekerja jika dimotivasi secara tepat.