teori larutan
DESCRIPTION
gTRANSCRIPT
Teori Larutan
Defenisi Larutan
FI III : 32
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut, kecuali
dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling.
Parrot : 139
Larutan adalah sistem yang homogen secara kimia dan fisika dari dua atau lebih
bahan.
Dom Martin : 482
Larutan adalah suatu proses termodinamika stabil yang terdiri dari dua atau
banyak komponen yang biasanya berupa gas, cair, atau padat.
RPS 18 th : 1521
Larutan adalah campuran homogen yang dibuat dengan melarutkan zat padat, zat
cair, atau gas dalam cairan lainnya dan mewakili kelompok sediaan dimana
molekul-molekul terlarut atau bahan terlarutnya terdispersi dalam sejumlah
pelarut tersebut.
Scovilles : 125
Larutan adalah campuran molekul-molekul dari dua zat atau lebih untuk
membentuk cairan jernih.
Kesimpulan : Larutan adalah campuran homogen yang terdiri atas satu atau
lebih zat terlarut dalam pelarut yang sesuai membentuk sistem termodinamika
- 1 -
yang stabil secara fisika dan kimia dimana zat terlarut terdispersi dalam sejumlah
pelarut tersebut.
Larutan Sebagai Sistem Termodinamika Stabil (Physphar : )
Pembentukan beberapa tipe aglomerat, seperi flokulasi dan agregasi yang
diambil sebagai ukuran dalam kecenderungan sistem untuk mencapai keadaan
termodinamika yang lebih stabil . Peningkatan kerja (W) atau energi bebas
permuakaan F menyebabkan pemecahan dari padatan menjadi partikel yang lebih
kecil dan menyebabkan peningkatan total luas permukaan A diberikan sebagai
berikut :
F = SL. A (1)
dimana SL adalah tegangan antar muka antara medium cair dan partikel
padat. Dalam mencapai keadaan yang stabil, sistem cenderung mengurangi energi
bebas permukaan, dimana keseimbangan dicapai ketika F = 0. Kondisi ini dapat
dicapai , sebagaimana yang tampak pada persamaan (1) , dengan mengurangi
tegangan antar muka atau dapat dicapai dengan mengurangi luas permukaan.
Mekanisme Kelarutan (RPS 18 th : 220-221)
a. Solvasi dan hidrasi
Jika garam ionik dilarutkan , misalnya dalam air, terjadi pemisahan dari kation
dan anion . Garam yang mengikuti orientasi molekul pelarut . Orientasi molekul
pelarut disekitar ion dalam larutan. Prosesnya disebut solvasi (hidrasi jika terlarut
dalam air) , ini hanya mungkin terjadi jika pelarutnya sangat polar.
Bagaimanapun dipol-dipol ditarik dan ditahan oleh ion-ion solut /larutan . Pelarut
- 2 -
juga harus memiliki kemampuan untuk menjaga agar ion-ion bermuatan yang
tersolvasi tetap terpisah , dengan energi minimal.
b. Cairan polar seperti air dapat menunjukkan aksi pelarut oleh kemampuannya
memutuskan ikatan kovalen dalam zat terlarut dan kemudian terjadi ionisasi zat
terlarut . Ion-ion yang dihasilkan dari reaksi pendahuluan dengan pemutusan
ikatan kovalen selanjutnya dipertahankan dalam larutan dengan mekanisme
yang sama dengan garam-garam ionik. Contoh Hidrogen klorida dilarutkan
dalam air
HCl + H2O H3O+ + Cl-
c. Mekanisme lain dari cairan polar sebagai pelarut adalah termasuk saat pelarut
dan zat terlarut mampu bergabung dengan membentuk ikatan hidrogen. Sebagai
contoh kelarutan alkohol dengan berat molekul rendah dalam air, digambarkan
kemampuan dari molekul alkohol menjadi kompleks air-alkohol.
H R H R
H O H O H O O
d. Kelarutan eter, aldehid, keton, asam-asam anhidrat dalam air dan dalam pelarut
polar lainnya , juga sebagian besar dapat terjadi karena pembentukan kompleks
asosiasi antara zat terlarut dan pelarut dengan adanya ikatan hidrogen.
e. Aksi pelarut dari cairan non polar melibatkan suatu makanisme yang berbeda-
beda karena tidak mampu membentuk dipol yang menyebabkan tarik menarik
antara ion-ion dari garam ionik atau memutuskan ikatan kovalen untuk
menghasilkan senyawa ionik atau membentuyk kompleks asosiasi dengan zat
- 3 -
terlarut , cairan nonpolar tidak mampu melarutkan senyawa polar . Pada
umumnya hanya dapat melarutkan bahan-bahan non polar lainnya yang ikatan
antar molekulnya lemah. Biasanya hanya melibatkan gaya dipol terinduksi.
Keuntungan dan kerugian
Scoville’s :125
Keuntungan :
a. Bagian setara untuk pengobatan terjamin karena larutan bersifat homogen.
b. Larutan dapat diberikan dengan menggunakan takaran rumah tangga yang
umum.
c. Larutan memungkinkan aksi yang cepat karena obat tidak membutuhkan
waktu untuk melarut lebih dulu setelah pemberian
d. Kilauan jernih larutan menghasilkan penampkan yang menarik.
Kerugian
a. Rasa obat lebih terasa dalam larutan
b. Jumlah pelarut dan cair/kentalnya (fluiditas) larutan memberikan bentuk
pengobatan yang kurang praktis dibawa dibandingkan dengan sediaan kering
atau pekat, seperti serbuk atau tablet.
c. Ada kemungkinan peningkatan kerusakan karena reaksi kimia terjadi paling
cepat dalam larutan.
DOM Martin : 502
Keuntungan
- 4 -
a. Larutan sebagai campuran homogen terdistribusi secara merata dalam
sediaan pengobatan.
b. Dosisnya dapat lebih mudah divariasikan dengan sediaan.
c. Beberapa obat mengiritasi mukosa lambung ketika diberikan dalam bentuk
tablet/kapsul. Iritasi ini dapat dikurangi jika obat diberikan dalam larutan
karena faktor pengenceran.
d. Aksi obat yang cepat dapat terjadi karena obat diabsorpsi lebih cepat ketika
diberikan dalam bentuk larutan.
e. Keuntungan lain dari larutan dapat lebih mudah diberikan pengaroma,
pemanis dan pewarna.
f. Keuntungan utamanya untuk pemberian pengobatan bagi anak-anak atau
pasien yang tidak dapat menelan tablet atau kapsul.
g. Obat yang ditujukan untuk penggunaan luar dapat lebih mudah dan merata
dioleskan jika dicampur dalam larutan.
h. Ada juga beberapa obat yang pembuatannya baik dalam larutan karena
karakteristik fisik alamnya.
Kerugian :
a. Massa dan sifat alir larutan adalah dua kerugian utama dari larutan.
b. Kapsul/tablet kurang memakan tempat dan lebih mudah dibawa dibanding
larutan.
c. Beberapa obat karena bau dan rasanya yang buruk sangat sulit dibuat dalam
larutan yang cocok.
- 5 -
d. Tidak stabil dalam air.
Parrot : 170
Keuntungan :
a) Larutan lebih homogen dan lebih mudah ditelan oleh beberapa pasien
dibandingkan dengan bentuk sediaan padat.
b) Obat padat memiliki kecepatan disolusi yang lambat, sedang larutan aksinya
lebih cepat sebagai obat terlarut dan siap diabsorpsi setelah diberikan.
Kerugian :
a) Lebih besar kemungkinannya untuk mengalami degradasi dan berinteraksi
antara unsur-unsurnya dibanding dengan sediaan padat.
b) Mempunyai rasa obat yang tidak menyenangkan dimana larutan oral sulit
untuk diberi pengaroma.
DOM COOPER : 67
Keuntungan :
a. Absorpsinya tidak terhambat meskipun larutan berada dalam usus (berbeda
dengan bentuk sediaan padat dan suspensi).
b. Keseragaman dosisnya pasti (berbeda dengan suspensi dan emulsi dimana
dosis yang tidak seragam mungkin terjadi jika pasien tidak mengocok
botolnya dengan baik).
c. Larutan mempunyai bahan yang aman untuk digunakan seperti KI dan
bromida yang menyebabkan irirtasi lambung jika dalam bentuk kering seperti
serbuk dan tablet.
- 6 -
d. Penampakan larutan yang menarik dalam wadah botol yang mengkilap
memiliki manfaat efek psikologis.
Kerugian :
a. Kurang stabil dibandingkan dengan bentuk sediaan padat karena perubahan
yang merusak lebih mudah terjadi dalam larutan.
b. Rasa yang tidak enak sulit untuk ditutupi.
c. Terlalu besar/sulit dibawa-bawa.
d. Membutuhkan sendok untuk menakarnya.
e. Kerusakan yang tidak disengaja dari wadah mengakibatkan isinya tidak
lengkap dan berkurang.
Komposisi larutan (DOM COOPER : 68)
1. Pembawa
Air aromatic
Air
Pembawa mengandung zat aktif
2. Zat aktif
3. Ajuvan
Antioksidan
Pengaroma
Pewarna
Pengawet
- 7 -
Pembagian Larutan
RPS 18 th : 1521
a. Larutan yang mengandung air
Air
Komposisi utama dalam banyak bentuk sediaan adalah air yang telah
dijelaskan. Digunakan sebagai bahan dan sebagai pelarut untuk zat
tambahan yang diinginkan atau bahan kimia obat.
Air aromatic
Air aromatik diketahui juga sebagai air yang berkhasiat obat, bersih.
Larutan air jenuh dari minyak menguap atau bahan aromatik lain atau
bahan yang mudah menguap.
Asam encer
Asam anorganik secara resmi dan asam organik yang pasti. Meskipun
sedikit yang dibutuhkan sebagai agen terapeutik, tetapi sangat penting
dalam bidang kimia dan produksi farmasetik.
Larutan
Adalah bentuk sediaan cair yang berisi satu atau lebih bahan kimia
terlarut dalam pelarut air.
Douches
Adalah larutan yang mengandung air digunakan secara langsung pada
bagian atau ke dalam rongga tubuh. Fungsi sebagai pembersih atau bahan
antiseptik.
- 8 -
Gargle
Adalah larutan yang mengandung air digunakan untuk mencegah faring
dan nasofaring dengan melawan udara dari paru-paru selanjutnya gargle
tertahan di tenggorokan.
Enema
Adalah bentuk injeksi pada rektal untuk mengosongkan perut, pengaruh
sistem oleh absorpsi atau efek lokal yang menyebabkan penyakit.
Mouthwash
Adalah larutan yang mengandung air yang paling banyak digunakan
untuk menghilangkan bau busuk, penyegar atau efek antiseptik atau
mengontrol plak.
Juice
Juice dibuat dari sari buah segar. Mengandung banyak air dan digunakan
dalam pembuatan sirup yang bekerja sebagai bahan pembawa.
Larutan pencuci hidung
Biasanya dibuat untuk mengeluarkan isi dari hidung dalam bentuk tetes
atau semprot.
Larutan otic
Larutan ini kadang-kadang dibutuhkan untuk pembuatan sediaan yang
berhubungan dengan telinga.
- 9 -
Larutan irigasi
Larutan ini digunakan untuk mencuci atau membersihkan bekas perban
operasi, luka atau mengelap tubuh.
Sirup
Adalah larutan pekat yang mengandung gula dalam air atau cairan
lainnya.
b. Larutan pekat yang mengandung air dan rasanya manis
Madu
Adalah bentuk cairan yang pekat, mirip dengan sirup, sebagai pengganti
sirup, digunakan sebagai pembawa.
Mucilago
Secara umum mucilago pekat, kental, cairan adhesi yang dibuat dengan
mendispersikan gom dalam air atau dengan ekstraksi dengan prinsip
mucilago dari bahan tumbuhan dengan air.
Jelly
Adalah bagian dari jeli yang berstruktur lengket, berisi air dengan kadar
yang tinggi.
c. Larutan yang tidak mengandung air
Kolodion
Adalah sediaan cair yang berisi piroxilin dalam campuran etil eter dan
alkohol.
Elixir
- 10 -
Adalah hidroalkoholik yang manis, jernih, berbau enak yang
dimaksudkan untuk penggunaan oral.
Gliserin
Campuran dari bahan obat yang didalamnya terdapat tidak kurang dari
50% gliserin.
Linimen
Adalah larutan atau campuran dari berbagai macam bahan dalam minyak,
larutan alkohol dari sabun atau emulsi.
Inhalasi dan inhalan
Inhalasi adalah obat atau larutan obat yang digunakan melalui hidung
atau jalur pernapasan oral untuk efek lokal atau sistemik.Inhalan meliputi
obat-obat atau kombinasi obat yang karena sifat tekanan uap yang tinggi
dapat dibawa oleh udara menuju ke saluran hidung dimana obat tersebut
memiliki efek.
Oleovitamin
Adalah minyak dari hati ikan yang diencerkan dengan minyak nabati
yang dapat dimakan atau larutan dari vitamin yang terkandung atau
terkonsentrasi dalam minyak ikan (biasanya vitamin A dan D).
Spirit
Umumnya dikenal sebagai pengaroma larutan yang mengandung alkohol
atau hidroalkohol dari bahan yang mudah menguap.
Obat tetes untuk gigi
- 11 -
Sediaan yang digunakan untuk meringankan sakit gigi untuk sementara
dengan menggunakan kapas kecil dan dimasukkan ke dalam lubang gigi.
DOM Martin : 483 (berdasarkan jumlah zat terlarut dalam larutan)
a. Larutan encer
Larutan yang mengandung sejumlah kecil zat terlarut A dalam larutan.
b. Larutan pekat
Mengandung sejumlah besar bahan dalam larutan.
c. Larutan jenuh
Sejumlah zat A yang tepat larut pada batas kelarutannya dalam air pada suhu
kamar.
d. Larutan lewat jenuh
Sejumlah zat A yang melebihi batas kelarutannya dalam air pada suhu kamar.
Larutan ini tidak stabil dan pengadukannya dapat menyebabkan larutan ini
menjadi larutan jenuh.
DOM Martin : 482 (berdasarkan sifat fisikokimia)
a. Larutan mikromolekuler
Larutan ini seluruhnya terdiri dari unit-unit mikro, yang mana dapat berupa
molekul atau ion, seperti air, alkohol, ion Na, klorida, sukrosa, gliserin, dll.
Kelas ini juga termasuk larutan yang mana komponennya dimer, trimer atau
bentuk ion berpasangan. Kriteria utama yang membedakan larutan
mikromolekuler dari kelas lain adalah ukuran dari unit solut dan pelarutnya.
Secara umum ukurannya berkisar 1 – 10 0A.
- 12 -
b. Larutan micellar
Unit-unit zat terlarut ini terdiri dari agregat (misel) dari molekul atau ion zat
terlarut. Sifat nyata dari larutan ini seperti kejernihan dan kekentalannya
menyerupai larutan mikromolekuler tetapi nilai pengukuran sifat fisikanya
seperti tekanan uap, tekanan osmotik, konduktan dan yang lainnya
menunjukkan ciri yang berbeda dari nilai untuk larutan mikromolekuler.
Misel dalam sistem ini didefinisikan sebagai agregat polimolekuler atau
polion yang dapat menjangkau ukuran partikel daerah koloid. Jadi larutan
miselar menunjukkan sebagai larutan dari kumpulan koloid. Pentingnya misel
dalam farmasi terletak pada daya larutnya dan dalam kemiripan pada berbagai
sistem biologi.
c. Larutan makromolekuler
Sistem ini dimana zat terlarutnya terdispersi secara molekuler seperti dalam
mikromolekuler ini berbeda dari larutan makromolekuler dalam satu aspek
penting. Ukuran dan berat molekul dari makromolekuler sama besarnya
dengan sistem yang memiliki sifat unit. Larutan akasia, CMC, albumin, DNA
dan PVP adalah contoh dari kelas ini.
DOM COOPER : 67 (berdasarkan tempat kegunaan)
a. Diminum secara oral
Mixtura : sediaan yang biasa digunakan untuk keadaan gawat seperti
gangguan pencernaan, konstipasi.
- 13 -
Elixir : larutan alkoholik atau hidroalkoholik, mempunyai bau yang enak
digunakan secara oral.
Linctus : sediaan yang berupa larutan yang pembawanya adalah sirup,
digunakan untuk mencegah masuk angin.
Sirup : sediaan cair yang menggunakan 65 bagian sukrosa dalam larutan
metil paraben 0,25%.
Draught : sediaan cair yang diambil dalam bentuk dosis tunggal dengan
volume biasanya 50 ml.
Pediatric drops : sediaan cair yang berupa obat tetes untuk anak-anak.
b. Digunakan pada mulut dan tenggorokan
Mouthwash : sediaan yang digunakan untuk membersihkan dan memberi
bau yang harum pada mulut.
Gargle : sediaan yang digunakan untuk mencegah infeksi tenggorokan,
kebanyakan mempunyai efek deodoran serta bakterisid seperti fenol dan
timol.
Throat paint : sediaan yang digunakan untuk infeksi mulut dan
tenggorokan.
Throat spray : sediaan yang mengandung antibiotik yang digunakan
untuk keadaan seperti faringitis.
c. Dimasukkan ke dalam rongga tubuh
Douche : larutan obat yang digunakan untuk mencuci rongga tubuh
dengan caradimasukkan ke dalam lubang tubuh.
- 14 -
Enema : bentuk injeksi rektal untuk mengosongkan perut, pengaruh
sistem oleh absorpsi atau efek lokal yang menyebabkan penyakit.
Ear drops : larutan yang digunakan pada telinga dengan cara meneteskan
larutan tersebut pada telinga.
Nasal drops : larutan berupa tetesan yang digunakan pada hidung.
- 15 -
Formula I
Formula Asli
R/ Paracetamol drops
Rancangan Formula
Tiap mL mengandung :
Paracetamol 100 mg
Propilenglikol 25 %
Gliserol 10 %
Alkohol 5 %
Sirup USP 40 %
Metil paraben 0,05%
Oranye oil 0,2 %
Tartrazin 0,0005 %
Air suling ad 10 mL
Master Formula
Nama produk : Rutamol ® drops
Jumlah produk : 1 botol @ 15 mL
Tanggal produksi : 15 November 2003
No. Registrasi : DKL 0410453637
No. Batch : D 23245
- 16 -
PT. ERMIA
FARMA
MKS – INA
Rutamol ® Drops
Tgl. Formula
15 – 02 - 2003
Tgl. Produksi
15 -11- 2003
Dibuat oleh :
Noor Islamiah
Disetujui Oleh:
Sumarheni
No Kode bhn Nama Bahan Kegunaan Per dosis Per batch
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
PRC – 01
PPG – 02
GLI – 03
ALK – 04
SIR – 05
MTP – 06
ORO – 07
TRT – 08
AQU - 09
Paracetamol
Propilenglikol
Gliserol
Alkohol
Sirup USP
Metil paraben
Oranye oil
Tartrazin
Air suling
Zat aktif
Kosolven
Kosolven
Kosolven
Pemanis
Pengawet
Pengaroma
Pewarna
Pelarut
100 mg
25 %
10 %
5 %
40 %
0,05 %
0,25 %
0,2 %
ad 15 mL
1500 mg
3,75 mg
1,5 mg
0,75 mg
6 mg
9,6 mL
0,0375ml
0,03 ml
15 ml
- 17 -
III. Dasar Formulasi
1. Paracetamol
Obat analgesik antipiretik serta obat Anti Inflamasi Non steroid (AINS)
merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat
sangat berbeda secara kimia. Sebagai analgesik, obat mirip aspirin hanya
efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai sedang misalnya
sakit kepla, mialgia, antralgia, dan nyeri lain yang berasal dari integum,
juga efektif terhadap nyeri yang berkaitan dengan inflamasi.
(terapi;207,209)
Analgetika atau obat-obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang
mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran. (OOP;231)
Mekanisme nyeri
PG hanya berperan pada nyeri yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
atau inflamasi. Penelitian telah membuktikan bahwa PG menyebabkan
sensitisasi reseptor nyeri terhadap stimulasi mekanik dan kimiawi. Jadi,
PG menyebabkan keadaan hiperalgesia, kemudian mediator kimiawi
seperti bradikinin dan histamin merangsangnya dan menimbulkan nyeri
yang nyata. Obat mirip aspirin tidak mempengaruhi hiperalgesia atau
nyeri yang ditimbulkan oleh efek samping PG. Ini menunjukkan bahwa
sintesis PG yang dihambat oleh golongan obat ini, dan bukannya blokade
langsung. (Terapi;209)
- 18 -
Sebab-sebab rasa nyeri adalah rangsangan-rangsangan mekanis atau
kimiawi (atau pula kalor atau listrik) yang dapat menimbulkan
kerusakan-kerusakan pada jaringan dan melepaskan zat-zat tertentu yang
disebut mediator-mediator nyeri (pengantar). Zat-zat ini lalu merangsang
reseptor-reseptor nyeri yang letaknya pada ujung-ujung saraf bebas
dikulit, selaput lendir dan jaringan-jaringan logam-logam lain. Dari
tempat ini rangsangan dialirkan melalui saraf-saraf sensoris ke sistim
saraf pusat melalui sum-sum tulang belakang ke thalamus (optikus) dan
kemudian ke pusat nyeri didalam otak besar, dimana rangsangan
dirasakan sebagai nyeri. (OOP;231)
Mediator-mediator nyeri : Histamin, serotonin, (5-HT), plasmakinin-
plasmakinin (antara lain bradikinin), dan prostaglandin-prostaglandin,
dan juga ion-ion kalium. (OOP;231).
Mekanisme demam
Suhu badan diatur oleh keseimbangan antara produksi dan hilangnya
panas. Alat pengatur suhu tubuh berada dihipothalamus. Pada keadaan
demam mekanisme ini terganggu tetapi dapat dikembalikan ke normal
oleh obat mirip aspirin. Ada bukti bahwa peningkatan suhu tubuh pada
keadaan patologik diawali penglepasa suatu zat pirogen-endogen atau
sitokin seperti interleukin – 1 (IL-1) yang memacu pelepasan
prostaglandin yang berlebihan didaerah preoptik hipothalamus. Selain itu,
PGE2 terbukti menimbulkan demam setelah diinfuskan ke ventrikel
- 19 -
serebral atau disuntikkan ke daerah hipothalamus. Obat mirip aspirin
menekan efek zat pirogen – endogen dengan menghambat sintesis PG
tetapi demam yang timbul akibat pemberian PG tidak dipengaruhi,
demikian pula peningkatan suhu oleh sebab lain seperti latihan fisik.
(Terapi;209)
Pada umumnya demam adalah suatu gejala pula, dan bahkan merupakan
penyakit tersendiri sebagaimana dianggap orang sampai permulaan abad
ini. Kini para ahli berpendapat bahwa demam adalah suatu reaksi tangkis
yang berguna dari tubuh terhadap infeksi. Bila suhu melampaui 40-41oC
barulah terjadi situasi kritis yang bisa fatal, karena tidak terkendalikan
lagi oleh tubuh. (OOP;231)
DOSIS
Anak 6-12 bulan DL sekali 50 mg, sehari 200 mg
1-5 tahun DL sekali 50-100 mg, sehari 200 mg-400 mg
5-10 tahun DL sekali 100 mg-200 mg, sehari 400 mg-500 mg (FI III;920)
Pediatric oral 175 mg/m2 4 x sehari atau untuk anak-anak dibawah 1
tahun 60 mg 3-5 x sehari. (RPS 18th: 1110)
Incomp : Terhidrolisa dalam berbagai larutan asam hidroklorida dan
larutan yang terdaparkan, dan ditemukan terhidrolisa terhadap hidrogen
dan ion hidroksil terkatalisa. (DOM Martin; 261)
Kestabilan : Hidrolisis dari katalis asam dan basa. Hidrolisis spontan
yang ditemukan dapat diberikan. (Kenneth; 164)
- 20 -
Asetaminofen membentuk kompleks dengan polietilenglikol 4000 (PEG
4000) dan polivinil pirolidon (PVP). Kompleks ini menambah kelarutan
air dan kecepatan pelarutan dari asetaminofen, efek ini menjadi lebih baik
untuk campuran asetaminofen-PEG dengan pewrbandingan 1: 2 b/b.
(Kenneth;167).
Kelarutan : 1 g dalam 70 ml air, 20 ml air mendidih, 10 ml alkohol, 50 ml
kloroform, 40 ml gliserin, dan sedikit larutan eter (RPS 18th;1109)
Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P, dalam 13
bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P, dan dalam 9 bagian propilen
glikol P, larut dalam larutan alkali hidroksida (FI III;37)
Mekanisme kosolven (Lachman ; 460)
Elektrolit-elektrolit lemah dan molekul-molekul nonpolar seringkali
mempunyai kelarutan dalam air yang buruk kelarutannya biasanya dapat
ditingkatkan dengan penambahan suatu pelarut yang dapat bercampur
dengan air dimana dalam pelarut tersebut obat mempunyai kelarutan
yang baik. Proses ini dikenal sebagai kosolvensi, dan pelarut-pelarut yang
digunakan dalam kombinasi untuk meningkatkan kelarutan zat terlarut
dikenal sebagai kosolven. Mekanisme yang mengakibatkan penambahan
kelarutan melalui kosolvensi tidak dimengerti dengan jelas. Telah
dianjurkan agar suatu sistim kosolven bekerja dengan mengurangi
tegangan antar muka antara larutan-larutan yang mendominasi dalam air
dan zat terlarut hidrofobik. Penelitian akhir-akhir ini mendukung teori
- 21 -
bahwa amida-amida mengadsorbsi ke zat terlarut pada antar muka
dengan air, sehingga mengurangi permukaan hidrofilik atau tegangan
antar muka zat terlarut / air. Akibatnya bagian hidrofobik yang larut dari
kosolven amida tetap mengarah ke fase air. Beberapa peneliti melihat
fenomena ini sebagai hasil dari mudah larutnya zat terlarut dalam
masing-masing kosolven. Ini jelas merupakan suatu penyederhanaan
yang besar, karena kelarutan suatu zat dalam suatu campuran pelarut
biasanya tidak sama dengan harga yang diramalkan berdasarkan
kelarutan dalam pelarut murni.
Etanol, sorbitol, propilenglikol, dan beberapa anggota dari polimer
polietilen glikol memperlihatkan jumlah terbatas dari kosolven yang
berguna, dan dapat diterima secara umum dalam formulasi cairan-cairan
dalam air. (Lach Industri ; 460-461)
2. Alkohol
Pengertian eliksir:
Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau
sedap, mengandung selain obat, juga zat tambahan seperti gula dan atau
zat pemanis lainnya, zat warna, zat wewangi, dan zat pengawet,
digunakan sebagai obat dalam (FI III;8)
Eliksir yang mengandung obat kombinasi pembawa dari tipe ini
keuntungannya sebagai pemanis, pemberi rasa yang menyenangkan, dan
mengandung alkohol. Kandungan alkohol bervariasi, yang rendah 3-5%
- 22 -
sampai yang tinggi 20-25% disarankan dibuat dalam bentuk penggunaan
obat atau dalam konsentrasi alkohol atau sifat kelarutan dari keduanya
yang termasuk dalam formula. (DOM martin; 861)
Keuntungan eliksir dibanding sediaan lain : eliksir yang digunakan
adalah salah satu produk larutan yang paling baik, eliksir mempunyai
warna yang jernih, rasa yang menyenangkan dan manis. (RPS 18th:1531)
Konsentrasi alkohol : rendah (8-10%), tinggi (75-78%) (Parrot;234)
Jika 10% dapat mengurangi sekresi asam lambung (GG;379)
Efek samping : Gejala intoksikasi dari sedikit alkohol termasuk euforia,
kehilangan keseimbangan, kelabilan emosi, pembicaraan yang ngawur,
agresif, diuresis, dan ataksia. Efek ketergantungan yang dikenal “morning
– after “ menyangkut sedikit gejala dan termasuk mual, haus, nyeri
lambung, sakit kepala, pusing, kelelahan, tremor, muka pucat, dan
berkeringat. Interaksi akut dari alkohol pada pasien yakni pingsan dan
koma. Dalam dosis kecil, alkohol menekan aktivitas sistim saraf pusat
dan mengganggu panca indra, termasuk gangguan keseimbangan dan
koordinasi. (MD 28th;35)
Perhatian : vasodilatasi perifer diproduksi oleh alkohol mengikuti
kehilangan panas, dan pada orang tua hipotermia hebat dapat terjadi.
Alkohol dapat memperburuk bisul, mengganggu fungsi liver dan diabetes
melithus. (MD 28th;37)
- 23 -
3. Pengaroma
Pilihan penggunaan pengaroma (DOM martin ; 859)
Kategori Obat Pengaroma yang dipilih
Antibiotik
Antihistamin
Barbiturat
Dekongestan & ekspektoran
Larutan Elektrolit
Cherry, maple, nenas, orange, rasberry,
pisang-nenas, pisang-vanila, butterscotch-
maple, kelapa-custard, strawberry-vanila,
lemon-custard, cherry-custard, buah
cinnamom.
Apricot, black currant, cherry, cinnamom,
custard, anggur, madu, lime, logambury,
peach-orange, peach-rum, raspberry, root
beer, wild cherry.
Pisang-nenas, pisang –vanila, blackcurrant,
cinnamom-peppermint, grenadine-strawberry,
Lime, orange, peach orange, root beer.
Anise, apricot, black currant, butterscotch,
cherry, kelapa-custard, custard-mint-
strawberry, grenadine-peach, starwberry,
lemon, gooseberry, loganberry, maple,
orange, orange-lemon, ketumbar, orange-
peach, nanas, raspberry, tangenine.
Cherry, anggur, lemon-lime, raspberry, wild
- 24 -
Geriatrik
cherry sirup.
Blackcurrant, grenadine-strawberry, lime,
post wine, Sherry wine, root beer, wild
strawberry.
Untuk mewarnai suatu larutan, 0,0005-0,001 % bahan sintetik disarankan
(Parrot ; 180)
Untuk zat-zat pahit, sirup coklat ditemukan merupakan pembawa yang paling
baik untuk menutupi rasa yang pahit dari kuininbisulfat, selanjutnya dalam
penggunaannya secara berturut2 sbb sirup raspberry, sirup coklat, sirup
cherry, sirup chimamomum, bahan-bahan sirup sarsparilla, sirup asam sitrat,
sirup licorid, elixir aromatik, sirup orange dan wild cherry (RPS 18th ; 1291)
4. Sirup USP
Sirup USP mengandung 50 g sukrosa dan 450 ml air dalam satu liter sirup.
(Parrot ; 171).
Sirup memiliki kemampuan menutupi rasa pahit dan asin dari bahan-bahan
obat. (RPS 18th ; 1527).
Kerugian sakarin : penelitian selanjutnya pada tikus menunjukkan bahwa
suatu kontaminasi dari komersil sakarin O-toluene sulfonamida dapat
diperhitungkan untuk efek karsinogenik. (Exp ; 247)
Sakarin digunakan tetapi bentuknya kurang menyenangkan dan meninggalkan
rasa yang tidak enak setelah digunakan (Dop Cooper ; 52).
- 25 -
Seperti sudah dinyatakan, sirup ini hampir jenuh dan selama konsentrasinya
dipertahankan, larutan relatif stabil terhadap pertumbuhan mikroba (Ansel ;
126)
5. Metil Paraben
Suatu pengawet yang ideal dapat secara kualitatif ditentukan sebagai salah
satu yang memenuhi ketiga kriteria berikut (Lach ;966) :
1. Pengawet harus efektif terhadap mikroorganisme terutama spektrum
luas.
2. Pengawet harus stabil secara fisik, kimia dan mikrobiologi selama
masa berlaku produk tersebut.
3. Pengawet harus tidak toksis, tidak mensensitisasi, larut dengan
memadai, dapat bercampur dengan komponen-komponen formulasi
lain dan dapat diterima, dilihat dari rasa dan bau pada konsentrasi2
yang digunakan.
Metil paraben (0,05-0,25%) sendiri atau dikombinasikan dengan ester lain
dari asam p-hidroksibenzen dan dengan bahan antimikroba digunakan sebagai
pengawet dalam kosmetik dan sediaan farmasi dan dalam makanan. Metil
paraben [0,18% bersama dengan propilparaben (0,02%)] telah digunakan
sebagai pengawet pada beberapa obat parenteral. Sebagai aturan, efek
pengawet bertambah dengan kombinasi dengan ester p-hidroxybenzoat lain
atau dengan penambahan 2-5% propilen glikol (Exp ; 185)
Larutan berair metil paraben stabil pada pH 3-6 (Exp ; 185)
- 26 -
Semua paraben mampu mensensitisasi kulit dan merangsang alergi kutan.
(RPS 18th ; 1172)
6. Propilen Glikol
Propilen glikol telah digunakan secara luas sebagai pelarut, ekstrak, dan
pengawet.
[] kosolven atau pelarut untuk sediaan larutan oral 10-25%
[] Pengawet untuk sediaan larutan 15-30% (Exp ; 242)
Income : Dengan bahan pengoksidasi seperti kalium permanganat (Exp:241)
7. Pewarna (Tartrazin)
Konsentrasi pewarna untuk larutan adalah 0,05-0,01% (Parrot : 180)
Konsentrasi pewarna dalam sediaan cairan dan larutan kimianya terdapat
dalam range 0,0005% (1 dalam 200.000) dan 0,001% (1 dalam 100000),
tergantung dari ketajaman warna yang diinginkan dan ketebalan wadah (RPS
18th : 1289)
Dalam formula ini tartrazine digunakan sebagai pewarna karena hal ini sesuai
dengan warna dari orange oil yaitu warna kuning tua. Pemilihan pewarna
sirup orange oil karena dilihat dari pemerian paracetamol dimana paracetamol
ini mempunyai rasa yang pahit.
Yang ditentukan lebih dahulu adalah pengaroma kemudian yang lain.
(Parrot ; 180)
8. Gliserol
- 27 -
Gliserol merupakan pelarut yamg sempurna, meskipun kegunaannya
banyak/luar seperti air dan alkohol. Pada konsentrasi tinggi dapat berfungsi
sebagai antibakteri (pengawet). (RPS 18th;219)
Gliserin stabil dalam larutan jika dikombinasikan dengan pelarut lainnya.
(RPS 18th; 219)
Gliserin dapat melarutkan metilparaben 22 gram dalam 100 gram gliserin
(Exp;245)
Konsentrasi sebagai pengawet dalam cairan farmasetik diatas 20% (Exp;124)
IV. Uraian Bahan
1. Paracetamol (FI IV;649, FI III;37, Kenneth;163, RPS 18th;1055)
Nama Resmi : Paracetamolum, Acetaminophenum
Nama Lain : Paracetamol, asetaminofen, 4-hidroksi asetanilida
Rumus Bangun : OH
NHCOCH3
RM/BM : C8H9NO2/151,6
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit
pahit
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol
(95%) dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian
- 28 -
gliserol P, dan dalam 9 bagian propilenglikol P,
larut dalam larutan alkali hidroksida.
Stabilitas : Asetaminofen sangat stabil dalam larutan berair,
profil
Laju kecepatan pH memperlihatkan katalitis asam
dan basa dengan stabilitas maksimum dengan
range pH samapai 7.
Kegunaan : Merupakan metabolit fenasetin dan asetanilid
Digunakan sebagai analgetik dan antipiretik.
Efektif secara luas terhadap kondisi rematik dan
artritis termasuk rasa sakit pada otot skelet seperti
sakit kepala, dysmonerhea dan neuralgia. (RPS
18th; 1055)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
pH : 5 – 7
2. Propilenglikol
Nama resmi : Propylenglycolum
Sinonim : 1,2 propanadiol, propilenglikol
RM/BM : C3H8O2/76,09
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas.
Praktis tidak berbau, menyerap air pada udara
lembab.
- 29 -
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dengan aseton, dan
Dengan kloroform, larut dalam eter dan dalam
beberapa minyak esesnsial tetapi tidak dapat
bercampur dengan miyak lemak.
Kestabilan : Stabil jika dicampur dengan gliseril, air atau
Alkohol.
Incomp : Dengan minyak lemak, tapi akan larut dalam
Minyak esensial.
Kegunaan : Sebagai pelarut yang baik dan pengawet.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
Cahaya.
3. Metil Paraben (FI IV; 551)
Nama resmi : Methylis parabenum
Sinonim : Metil paraben
RM : C8H8O3
Pemerian : Hablur kecil tidak berwarna atau serbuk
Hablur, tidak berbau atau berbau khas, lemak
menampakkan sedikit vrasa terbakar.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, dalam benzena dan
Dalam karbon tetra klorida, mudah larut dalam
etanol dan eter.
Kegunaan : Sebagai pengawet
- 30 -
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Income : Sifat-sifat antimikroba dari mjetilparaben
Dikurangi dengan adanya surfaktan non ionik
absorbsi dan metil paraben oleh plastis dalam
jumlah yang diabsorbsi tergantung pada
plastisnya. Metil paraben menjadi tidak
berwarna dengan adanya besi dan dihidrolisis
oleh basa lemah dan asam kuat (EXP ; 185)
Kestabilan : Metil paraben disimpan pada tempat ter-
Tutup baik. Larutan berair pada pH 3 sampai 6
dapat disterilkan pada 120 o C selama 20 menit
tanpa berubah komposisinya, larutan berair
pada pH 3 – 6. Stabil sampai 4 jam pada suhu
kamar dan larutan berair pada pH 8 atau lebih.
Dapat terhidrolisisdengan cepat setelah 60 hari
pada suhu kamar.
4. Sukrosa (Exp;304,)
Nama resmi : Sucrose
Sinonim : Sukrosa, bit sugar, cane sugar.
RM/BM : C12H22O11 / 342,01
Pemerian : Kristal bening, massa kristal atas berbentuk
- 31 -
Kristal bubuk, tidak berbau dan rasanya
manis.
Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air dan dalam 370
Bagian etanol (95%P)
Income : Serbuk sukrosa kering terkontaminasi
Dengan logam berat dan sulfit. Dengan
adanya pelarut atau asam pekat, sukrosa akan
terhidrolisis atau berubah menjadi glukosa dan
sukrosa.
Kestabilan : Baik pada temperatur dan kelembaban
Relatif sedang.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
5. Orange Oil (RPS 18th; 1235)
Nama resmi : Orange oil
Sinonim : Sweet orange oil
Pemerian : Kuning tua, jingga atau cairan orange,
Mempunyai bau dan rasa yang khas dari
bagian luar kulit buah jeruk yang segar.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan alkohol dehidrat
Dan dengan karbondisulfida, tidak larut
dalam volume yang sama dari asam asetat
glasial.
- 32 -
Kegunaan : Sebagai pengaroma dalam eliksir dan sediaan
Farmasi lainnya..
6. Gliserol ( FI IV;413 Scov;504)
Nama resmi : Glycerolum
Sinonim : Gliserin
RM/BM : CH2OHCH – CH2OH
Pemerian : Cairaan jernih seperti sirup, tidak berwarna,
Rasa manis, boleh berbau khas lemah (tajam
atau tidak enak), higroskopis, netral
terhadap lakmus.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan
Etanol, tidak larut dalam kloroform dalam
eter, dalam minyak lemak,dalam minyak
menguap.
Incomp : Reaksinya lambat tapi pasti pada larutan
Sulfat, larutan garam, beberapa oksida
logam dan bahan organik lainnya. Tidak
bagus sebagai pelarut untuk minyak
menguap, champor, menthol, dan resin.
Bersifat incomp terhadap oksidator kuat dan
mengakibatkan terjadinya ledakan jika
dicampur dengan bahan tersebut.
- 33 -
Kegunaan : Sebagai pelarut untuk metil paraben.
7. Alkohol (FI III ; 65)
Nama resmi : Aethanolum
Nama lain : Etanol, alkohol
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah
Menguap dan mudah bergerak, bau khas,
rasa panas, mudah terbakar.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dan dalam
Kloroform, dan dalam eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung
Dari cahaya, jauh dari nyala api.
Kegunaan : Sebagai pelarut
- 34 -
V. Perhitungan Bahan
Dibuat 10 ml dilebihkan 10% = 16,5 ml
1. Paracetamol : 100 mg x 16,5 ml = 1650 mg
2. Propilenglikol : 25% x 16,5 ml = 4,125 ml ≈ 4,1 ml
3. Gliserol : 10% x 16,5 ml = 1,65 ml ≈ 1,7 ml
4. Sirup USP : 40% x 16,5 ml = 6,6 ml
5. Metil Paraben : 0,05% x 16,5 ml = 0,00825 g = 8,25 mg
6. Orange oil : 0,2% x 16,5 ml = 0,033ml
7. Tartrazine : 0,0005 % x 16,5 ml = 0,0000825 mg = 0,0825 g ≈ 0,1 g
8. Alkohol : 5% x 16,5 ml = 0,825 ml.
9. Air suling : ad 16,5 ml
Perhitungan Pengenceran
1. Orange oil
1 ml → 10 ml (0,1 ml/ml)
↓
3 ml → 10 ml (0,03 ml/ml)
↓
1 ml (~ 0,03 ml)
2. Metil Paraben
50 mg → 10 ml (5 mg/ml)
↓
1,6 ml (~ 8 mg)
- 35 -
3. Tartrazine
50 mg → 100 ml (0,5 mg/ml)
↓
2 ml → 10 ml
↓
1 ml (~0,0825 mg)
Perhitungan Dosis
DL ; FI III : 6-12 bln = 50 mg/200 mg
1-5 thn = 50 mg – 100 mg/ 200mg – 400mg
5-10 thn = 100 mg – 200 mg/ 400mg – 800 mg
* 6 – 12 bulan
Sekali = 50 mg/100 mg X 1 ml = 0,5 ml
Sehari = 200 mg/100 mg X 1 ml = 2 ml
Aturan pakai : 4 x sehari 0,5 ml
1 – 5 tahun
Sekali = 50 mg/ 100 mg X 1 ml = 0,5 ml
100 mg/200 mg X 1 ml = 2 ml
Sehari = 200 mg/100 mg X 1 ml = 2 ml
400 mg/100 mg X 1 ml = 4 ml
Aturan Pakai : 1- 2 x sehari 0,5 ml – 2 ml
5 – 10 tahun
Sekali = 100 mg/100 mg X 1 ml = 1 ml
- 36 -
200 mg/100 mg X 1 ml = 2 ml
Sehari = 200 mg/100 mg X 1 ml = 2 ml
800 mg/100 mg X 1 ml = 8 ml
Aturan Pakai : 1 – 4 kali x sehari 1 ml – 2 ml
VI. Cara Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Ditimbang bahan sesuai perhitungan bahan
3. Dibuat sediaan sirup USP dengan cara melarutkan sukrosa 85 g ke dalam air
mendidih 100 ml
4. Dibuat pengenceran bahan :
a. Metil paraben : Ditimbang 50 mg dilarutkan dalam 10 ml air suling
sambil dipanaskan pada suhu 70oC. Hasil pengenceran diambil 1,6 ml
b. Tartrazine : Ditimbang 50 mg kemudian dilarutkan dalam 100 ml air
suling, diambil sebanyak 2 ml kemudian diencerkan hingga 10 ml.
Hasil pengenceran diambil 1 ml.
c. Orange oil : 1 ml orange oil dilarutkan dalam alkohol sampai 10 ml,
diambil hasil pengenceran sebanyak 1 ml.
5. Dilarutkan paracetamol dalam air (0,5 ml), kemudian ditambahkan
campuran : propilenglikol + Gliserol + Alkohol *) diaduk ad homogen
6. Ditambahkan sirup dan hasil pengenceran metil paraben, tartrazine, dan
orange oil.
- 37 -
7. Dicukupkan volume hingga 16,5 ml
8. Dimasukkan ke dalam wadah dan diberi etiket dan brosur.
Cat *) Untuk sediaan eliksir.
*) Alkohol yang dimaksud berada dalam minyak jeruk yang telah diencerkan.
Formula 2
- 38 -
I. Formula Asli
R/ Ammonium klorida
II. Formula I Yang Disetujui
Nama produk : Especto® Syrup
Jumlah produksi : 1 Botol @ 60 ml
Tanggal produksi : 24 Februari 2003
Nomor Batch : C 03 151
Nomor Registrasi : DTL 0315128137 A1
Rancangan formula
Tiap 5 ml mengandung :
NH4Cl 125 mg
Natrium sitrat 50 mg
Klorfeniramin 1 mg
Pepermint spirit 1%
Metil paraben 0,25%
Green es 0,0005%
Sirup USP 40%
Air suling ad 5 ml
Master Formula
- 39 -
Diproduksi Especto®
BIDA’S
FARMA
MKS - INA
Tanggal.Formula
13 Februari 2003
Tanggal
Produksi
15 Des 2004
Dibuat
oleh
Bidasari
Disetujui oleh
Dwi
sosiyawati,
S,Si
Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per Dosis Per Batch
AC-01
NS-02
KF-03
DS-04
MP-05
GE-06
SU-07
AS-08
NH4Cl
Natrium sitrat
Klorfeniramin
Pepermint spirit
Metil paraben
Green es
Sirup USP
Air suling
Zat aktif
Zat aktif
Zat aktif
Pengaroma
Pengawet
Pewarna
Pemanis
Pelarut
1 mg
- 40 -
III.Dasar Formulasi
Amonium klorida dibuat dalam bentuk sirup karena :
NH4Cl hidroskopik ( tidak baik dalam tablet)
- NH4Cl mudah larut dealam air sehingga tidak usah dibuat dalam bentuk
suspensi dan emulsi
- Memiliki efek samping yang mengiritasi lambun oleh karena itu dibuat dalam
bentuk larutan.
1. Amonium Klorida
- Amonium klorida jarang digunakan sendiri sebagai ekspektoran, tetapi
biasanya dalam bentuk campuran dengan ekspektoran lain atau antitusif
(Terapai ; 516)
- Amonium klorida berkasiat sebagai ekspektoran (F1 III ; 88)
- Ekspektoran ialah obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari
saluran napas (ekspektorasi) (Terapi ; 516)
o Ekspektoran adalah obat yang dapat menghilangkan dan mencairkan
mukus, dalam mengiritasi mukosa bronkus dan membuat batuk lebih
produktif. Beberapa bahan memepengaruhi jalan respirasi dengan cara :
a. Menurunkan viskositas sekret bronkial dan mengeliminasi sehingga
menghilangkan batuk yang efektif
o Meningkatkan jumlah cairan pada saluran pernapasan melalui aksi
demulsen sehingga membasihi mukosa yang kering dan menurunkan
batuk yang tidak efektif (RPS 18 th ; 861)
- 41 -
- Demulsen : Obat ini merupakan senyawa dengan BM tinggi, misalnya gom
arab , tragakan , dan gliserin. Pada permukaan lokal, bentuk larutan zat ini
menghilangkan iritasi, dan secara fisik melindungi sel dibawahnya terhadap
kontan dengan iritan dari luar ( Terapi ; 514)
- Dosis (KI III ; 922 , 960) 500 mg – 19 sekali , sehari 2 – 4 g max 10
g, OOP ; 492
oral 100 – 150 mg, max 3 g
Terapi ; 517 300 mg/5 ml (2 – 4 jam)
RPS 18th ; 930 oral 2 – 12 g/hari, 500 mg 3 – 4 kali sehari
MD 30th; 743 1 – 2 g tiap 4 – 6 jam
- Contoh formula menurut 150
1. Amonium klorida 12,5 mg
Difenhidramin-HCl 12,5 mg
Na- sitrat 50 mg
2. Difenhidramin-HCl 13,5 mg
Amonium Klorida 131,5 mg
3. Dekstrometorfon 7,5 mg
Defenhidramin 12,5 mg
Amonium klorida 100 mg
Na – Sitrat 50 mg
4. Dektrometorfan 7,5 mg
Difenhidramin 5 mg
- 42 -
Fenilefrin 5 mg
Na – Sitrat 25 mg
Amonium klorida 62,5 mg
- Kenyataan bahwa amonium klorida dapat mengakibatkan asidosis sistematik
yang menyababkan sejumlah garam dalam penyembuhan alkolosis
(RSP 18th ; 930 )
- Garam ini ( amonium klorida ) memiliki daya diurotif lemah yang
berdasarkan pengubahannya dalam hati menjadi ureum dengan ion H+,
sehingga terjadi osidosis. yakni kelebihan asam dalam darah ( jumlah uerum
tidak cukup untuk menimbulkan diuresis osmotik) (OO P ; 381 – 382).
- Garam ini berdaya deurotik lemah yang menyebabkan ocidosis, kelebihan asam dalam darah (OOP ; 492 )
2. Na – sitrat
- Natrium sistrat juga digunakan sebagai ekspektoran dan alkalinizer ureni,
garam ekspektoran berguna terutama untuk mengencerkan dahak yang kental
dan banyak. Dalam tubuh Na – Sitrat juga dioksidasi menjadi bikarbonat
dan diekstrasi dalam urine. Pemberian secara oral dapat berguna pada
ocidosisuntuk mengatasi kelebihan garam dalam urine dan membantu disolusi
asam urat reprotitis (RPS 18th ; 813)
- Dosis; Ekspektoran 1 – 2 g dilarutkan dalam air setiap 2 jam, asidosis
metabolik 1 - 4 g 4 kali sehari (RPS 18th ; 813)
- Asidosis
- 43 -
Kenyataan bahwa NH4Cl dapat digunakan (RPS 18th ;
930 )
Dalam kasus tertentu ketika diinginkan untuk
menghasilkan asidosis , NH4Cl dapat digunakan ( RPS
18th ; 930)
NH4Cl memiliki daya diuretik lemah, yang berdasarkan
penguraiannya dalam hati menjadi ureum dan ion H=, sehingga terjadi
asidosis, yakni kelebihan asam dalam darah (jumlah ureum tidak
cukup untuk menimbulkan diuresis osmotik). Kelebihan klorida
dinetralisasi oleh Na= dan K=. Pengeluaran klorida ini disertai diuresis
yang bertambah (OOP; 381).
3. Dekstrametorfan (antitusif) - Antitusif adalah substansi yang khusus menghambat atau menekan aksi
batuk. Beberapa penghambatan dapat diinduksi dengan berbagai cara (RPS18;
864) :
1. Menekan pusat medula atau gabungan pusat-pusat yang lebih tinggi,
2. Meningkatkan ambang batas dari zona refleks perifer,
3. Mengganggu impuls batuk pada cabang eferent dari refleks batuk,
4. Penghambatan hantaran sepanjang jalur motorik,
5. Pengurangan iritasi dengan membantu aliran cairan bronkial dan
aktivitas mukus.
- 44 -
Empat cara yang pertama dalam menghambat batuk dipercaya bersifat
sebagai bahan antitusif, sedangkan cara yang terakhir lebih dihubungkan
sebagai bahan ekspektoran.
- Derivat fenantren ini strukturnya mirip dengan kodein, daya menekan
batuknya sama kuatnya tetapi efeknya bertahan lebih lama dan tidak
bersifat analgetik, sedatif, sembelit dan adiktif. Efek-efek sampingnya
hanya ringan dan terbatas pada rasa kantuk ringan dan mual (OOP; 491).
- Dosis : oral 3 – 4 kali sehari 15 mg (bromida)pc. Benadryl DMP adalah
kombinasi dengan difenhidramin dan NH4Cl (OOP; 491).
4. Klorfeniramin maleat (antihistamin)- Antihistamika adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi
efek histamin yang berlebihan atas tubuh dengan jalan memblok reseptor-
reseptor histamin (penghambatan kompetitif) 9OOP; 596).
- Isomer dekstro daro klorfeniramin sebagai antihistamin dengan 2 kali
potensi dari klorfeniramin dan batas keamanan yang lebih luas (RPS 18 th;
1126).
- Refleks batuk dapat ditimbulkan oleh karena radang (infrksi jalan pernapasan,
alergi), sebab-sebab mekanis (asap rokok, debu, tumor), perubahan suhu
/hawa yang mendadak dan ransangan-ransangan kimia (gas, bau-bau) (OOP;
487).
- Dosis
- 45 -
Oral, 4 mg 4 – 6 kali sehari (RPS 18th; 1125)
3- 4 kali sehari 3 – 4 mg atau 3 – 4 kali sehari 2 mg (bentuk dekstro)
(OOP; 601).
5. Metil paraben (pengawet)- Pengawet yang telah digunakan secara luas selama beberapa tahun yang
berdasarkan pada satu penelitian yang memiliki beberapa karakter yang
paling mendekati syarat ideal untuk pengawet yaitu ester dari p-
hidroksibenzoat (metil paraben). Ester-ester ini dilaporkan 2 atau 3 kali
lebih efektif dari asam benzoat dalam menghambat pertumbuhan bakteri
(Balsam; 207).
- Metil paraben (0,05 – 0,25%) sendiri atau dikombinasikan dengan ester
lain dari asan p-hidroksibenzoat dan dengan bahan antimikroba digunakan
sebagai pengawet dalam kosmetik, sediaan farmasi dan dalam makanan
(Excipients; 185).
6. Sirup USP
- Rasa manis dari sirup membuatnya sebagai pembawa yang
menyenangkan untuk pemberian oral dari pengobatan (Parrot; 171).
- Sirup mempunyai sifat menyalut yang baik untuk obat berasa pahit dan
asin (RPS 18th; 1527(.
- sirup yang hampir jenuh dan sepanjang konsentrasinya dipertahankan,
sirup relatif stabil melawan pertumbuhan mikroba (Ansel; 126).
7. Pepermint spirit (pengaroma)
- 46 -
- Mengandung dalam 100 ml, 9 – 11 ml pepermint oil (dikombinasikan
dalam formula) (RPS 18th; 798).
- Konsentrasi pengaroma yang digunakan 0,2 – 15 (Prescriptions; 180).
8. Green S (pewarna)- Konsentrasi bahan celupan dalam sediaan cair dan larutan biasanya harus
berada dalam range 0,0005% (1 dalam 200.000) dan 0,001% (1 dalam
100.000) tergantung kedalaman warna yang diinginkan (RPS 18th; 1289).
IV. Uraian Bahan
1. NH4Cl (FI III; 87)
Nama resmi : Ammonium chloridum
Sinonim : Ammonium klorida / salmiak
RM / BM : NH4Cl / 53,49
Pemerian : Serbuk butir atau hablur, putih, tidak berbau, rasa asin
dan dingin, higroskopilk.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dan dalam gliserol P, lebih
mudah larut dalam air mendidih, agak sukar larut dalam
etanol 95% P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Khasiat/kegunaan : Ekspektoran / zat aktif
Dosis maksimum : 8 g sehari
PH : antara 4,6 – 6,0 (RPS 18th; 930)
Incompabilitas : NH4Cl tidak sesuai dengan klortetrasiklin-HCl, Na-
hidrofurantoin, Na-novabrosiv, Na-sulfadiazin, dan Na-
- 47 -
warfarin. Kehilangan kejernihan jika larutan injeksi i.v
amonium klorida dicampur monohidrat, analgetik
narkotik dan sulfaferazol, dietanolamin (MD 28th; 686).
2. Natrium sitrat (FI III; 406)
Nama resmi : Natrii citras
Sinonim : Na-sitrat
RM / BM : C6H5Na3O7.2H2O / 295,10
Rumus bangun : CH2-CO2Na CH2-CO2Na 2H2O
CH2-CO2Na
Pemerian : Hablur tidak berwarna, atau serbuk halus putih.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sanghat mudah larut dalam air
mendidih, praktis tidak larut dalam etanol 95% P.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Khasiat/kegunaan : ekspektoran / zat aktif
Dosis : 1 – 2 g setiap 2 jam (RPS 18th; 765)
Incompabilitas : semua dari garam farmasetik secara umum dari ion ini
larut dalam air, Bentuk garam dari ion ini larut dalam
berbagai larutan dalam konsentrasi alkohol tinggi, disisi
lain banyak sitrat alkali sangat larut dalam air dan tidak
larut dalam alkohol. Na-sitrat memiliki bagian koloid
jika dalam larutan dan membentuk sejumlah garam
berpasangan yang juga sangat larut. Larutan Na-sitrat
- 48 -
juga pelarut yang baik dapat melarutkan zat-zat organik
(Scoville’s; 500).
3. Dekstrometorphan-HBr (FI III; 206)
Nama resmi : Dextrometorphani hydrobromidum
Sinonim : Dekstrometorfan hidrobromida
RM / BM : C18H25NO.HBr.H2O / 370,33
Rumus bangun :
Pemerian : Serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam 60 bagian air dan dalam 10 bagian etanol
(95%) P; mudah larut dalam kloroform P disertai
pemisahan air; praktis tidak larut dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Antitusivum
4. Klorfeniramin maleat (FI III; 153)Nama resmi : Chlorpheniramini maleas
Sinonim : Klorfeniramin maleat, CTM
RM / BM : C16H19ClN2.C4H4O4 / 390,87
Rumus bangun :
- 49 -
Pemerian : Serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam 4 bagian air, dalam 10 bagian etanol (95%)
P dan dalam 10 bagian kloroform P; sukar larut dalam
eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
Khasiat : Antihistaminikum
Dosis maksimum : 40 mg
Incompabilitas : Bebas larut dalam air dan alkohol, larutannya bersifat
asam dan mempunyai seluruh incompabilitas dari bahan-
bahan tersebut(RPS 18th; 1125).
Stabilitas : Stabil dalam kelarutannya dengan air dan alkohol (RPS
18th; 1125).
5. Metil paraben (FI III; 378)Nama resmi : Methylis parabenum
Sinonim : Metil paraben, nipagin M
RM/BM : C8H8O3 152,15
Rumus bangun : COOCH3
OH
Pemerian : Serbuk hablur halus; putih; hampir berbau; tidak
mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa
tebal.
- 50 -
Klerautan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air
mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3
bagian asetion P; mudah larut dalam eter P dan dalam
larutan alkali hidroksida; larut dalam 60 bagian gliserol P
dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika
didinginkan larutan tetap jernih.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat : Zar pengawet
Incompabilitas : Sifat-sifat antimikroba dari metil paraben dikurangi
dengan adanya surfaktan non ionik. Absorbsi dari metil
paraben tergantung pada tipe plastisnya. Metil paraben
menjadi tidak berwarna dengan adanya besi dan
dihidrolisis oleh asam lemah dan asam kuat (Excipients;
185).
Kestabilan : Metil paraben disimpan pada tempat yang tertutup baik.
Larutan berair pada pH 3 – 6 dapat disterilkan pada suhu
120oC selama 20 menit tanpa perubahan komposisinya.
Larutan berair pada pH 3 – 6, stabil sampai 4 jam pada
suhu kamar dan larutan berair pada pH 8 taua lebih dapat
trehidrolisis dengan cepat setelah 60 hari pada suhu
kamar.
6. Sirup USP
- 51 -
Sirup USP mengandung 85% b/v atau 65% b/b larutan sukrosa (sukrosa
dalam air) (Parrot; 171).
Sukrosa (FI IV; 172)
Nama resmi : Sucrosum
Sinonim : Sakarosa
RM / BM : C12H22O11 / 342,30
Rumus bangun :
Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna; massa hablur atau
berbentuk kubus, atau serbuk hablur putih; tidak berbau;
rasa manis, stabil di udara. Larutannya netral terhadap
lakmus.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; labih mudah larut dalam
air mendidih; sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam
kloroform dan eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Pamanis; larutan sukrosa = pembawa
Air suling (FI III; 96)
Nama resmi : Aqua destillata
Sinonim : Aquadest
RM / BM : H2O / 18,02
- 52 -
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak
mempunyai rasa.
Kegunaan : Pelarut
7. Pepermint oil (FI III; 458)
Nama resmi : Oleum Menthae
Sinonim : Minyal permen
Pemerian : Cairan, tidak berwarna, kuning pucat atau kuning
kehijauan, bau aromatik, rasa pedas dan hangat,
kemudian dingin.
Kelarutan : Dalam etanol larut dalam 4 bagian etanol (70%) P,
opalesensi yang terjadi tidak ebih kuat dari opalesensi
larutan yang dibuat dengan menambahkan 0,5 ml perak
nitrat 0,1 N pada campuran 0,5 ml natrium klorida 0,02N
dan 50 ml air.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, terlindung dari
cahaya.
Khasiat : karminativum
Kegunaan : Pangaroma.
8. Green S (MD 28th; 1172)
Nama resmi : Green S
Sinonim : Acid greens
- 53 -
RM / Bm : C27H25N2O7S2 / 576,60
Pemerian : Larutan atau pasta hijau
Kelarutan : Larut 1 dalam 12 air, sangat agak larut dalam alkohol,
sangat larut dalam gliserol
Stabilityas : Kurang stabil terhadap cahaya dan alkali.
V. Perhitungan
A. Perhitungan Dosis
B. Perhitungan Bahan
Dibuat sirup 60 ml, dilebihkan 10% = 66 ml
1. NH4Cl
125 mgEkspektoran = x 66 ml = 1650 mg
5 ml
100 mg Antitusif = x 66 ml = 1320 mg 5 ml
7,5 mg2. Dekstrometorfan-HBr = x 66 ml = 99 mg 5 ml
1 mg3. Klorfeniramin maleat = x 66 ml = 13,2 mg
5 ml
50 mg4. Na-sitrat = x 66 ml = 660 mg
5 ml
5. Green S = 0,0005% x 66 ml = 3,3 x 10-3 g = 3,3 mg
- 54 -
6. Pepermint spirit = 1 % x 66 ml = 0,66 ml
7. Metil parabern = 0,1 % x 66 ml = 0,066 g = 66 mg
8. Sirup USP = 40 % x 66 ml = 26,4 ml
9. Air suling ad 66 ml
CARA KERJA
1. Dikalibrasi botol 60 ml dan gelas piala 66 ml
2. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
3. Dibuat sirup USP
- Ditimbang 85 mg sukrosa lalu dilarutkan dalam air suling, bila perlu
dipanaskan, diaduk hingga larut, kemudian diaddkan hingga 100 ml
4. Ditimbang metil paraben sebanyak 66 mg dilarutkan dalam air panas pada
suhu 70oC
5. Dibuat pengenceran Green es
- Ditimbang sebanyak 50 mg , dilarutkan dalam air sebanyak 75 ml
- Diambil hasil pengenceran
6. Dibuat pengenceran Spirit pepermint
- Diambil spirit pepermint sebanyak 1 ml , ditambahkan etanol sebanyak 1,5
ml, diambil hasil pengenceran sebanyak 1 ml
7. Dibuat pengenceran CTM
-
- 55 -
- 56 -