teori kinetik gas
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
TERMOFISIKATEORI KINETIK GAS
Disusun oleh :
Dita Puji Issriza (133224023)
Intan Puji Lestari (133224033)
Zulfi Tegar Reynaldi (133224022)
Muhammad Sulhin (133224025)
Kelas 2013 D
Jurusan Fisika
Teori Kinetik Gas
Teori kinetik gas menghubungkan sifat-sifat makroskopik gas (misalnya, tekanan dan temperatur) dengan sifat-sifat mikroskopik dari molekul-moluekul (misalnya, laju dan energi kineti)
Bilangan Avogadro
Satu mol dari sebuah zat memuat sebanyak bilangan Avogadro) partikel elementer (biasanya atom atau molekul) di mana telah diketahui secara ekperimental . Satu massa molar dari sesuatu zat adalah massa dari satu mol zat tersebut. Besaran ini terkait dengan massa dari sebuah molekul zat itu melalui hubungan
Jumlah mol yang ada di dalam sebuah sampel zat bermassa yang mengandung sebanyak molekul dapat ditentukan dengan rumus :
Gas Ideal
Sebuah gas ideal adalah gas yang tekanannya , volumenya , dan temperatur terkait melalui hubungan
Sifat-sifat gas ideal atom tunggal :
1. Molekul-molekulnya berupa titik massa
2. Gaya Tarik menarik antar molekul tidak ada
3. Gas ini tidak dapat menjadi cair atau padat
Gas-gas tersebut tidak di alam tetapi didekati oleh gas-gas mulia
Kelajuan molekul berbeda bagi satu molekul dengan molekul lain. Oleh karena itu didefinisikan :
• Kelajuan rerata molekul
• Kelajuan akar purata kuadrat
Untuk sebuah molekul dalam waktu menempuh jarak , pada arah sumbu dan dalam dalam waktu tersebut menumbuk bidang ABCD sebanyak kali. Pada setiap kali tumbukan, [perubahan momentum molekul adalah yaitu dari menjadi . Jadi perubahan momentum dalam suatu waktu adalah :
Untuk semua molekul, perubahan momentum menjadi
Besar gaya benturan pada bidang ABCD adalah
Tekanan pada bidang tersebut adalah
Atau
Tenaga kinetic molekul-molekul gas adalah :
Sehingga
Gas ideal mula-mula pada suhu mempunyai tekanan , volume dan mengandung mol gas. Gas memuai pada tekanan tetap dari keadaan (1) sampai keadaan (2) mengikuti hukum Charles, sehingga volume gas menjadi , yaitu
Dengan : = koefisien muai volume gas =
= kenaikan suhu dinyatakan dengan
Hingga dapat ditentukan volume
Kemudian gas mengalami proses isothermal dari keadaan (2) ke keadaan (3) mengikutu hokum Boyle
1 23
p0
p
V(liter)VtVV0
p(atm)
Dari diagram tampak bahwa titik-titik bergantung pada T, maka makin besar T makin besar pula nilai . Akan tetapi untuk suatu nilai T tertentu, nilai adalah sama untuk semua kurva (untuk semua jenis gas)
Jadi, nilai tidak nbergantung pada zat dan ia merupakan konstanta alam yang kemudian disebut sebagai konstanta gas universal
Untuk tekanan rendah p = 0, dapat ditulis menjadi
Persamaan keadaan gas ideal untuk 1 mol gas, karena , maka
Persamaan tersebut memenuhi beberapa syarat tertentu mengenai partikel, yaitu tidak berstruktu dan tidak saling tarik menarik
A (1)0
A (2)0
T2
T1
H2
N2
H2
N2
O2
O2
p (atm)0 40 80 120 160
pV
Temperatur gas ideal
Gambar : Pembacaan thermometer gas volume tetap untuk mengatur pengembunan uap air dan benda yang dingin. Bila gas berbeda-beda dipakai pada pembagian harga
Grafik ini memberikan informasi bahwa walaupun pembacaan thermometer gas volume tetap bergantung pada sifat gas pada harga biasa dari semua jenis gas menunjuk pada temperature yang sama, ketika diturunkan dan mendekati nol.
Jadi kita dapat mendefinisikan temperature gas ideal Ti menurut persaman :
N2
H2
He
g (uap air) = 373,125 K
T(p)
373,20
373,10
373,30
373,40
373,50
373,60
20 40 600 120
N2
H2
He
160,0 K
T (p)
159,70
159,60
159,80
159,90
160,00
16010
20 40 600 120
Gas Sejati (Gas Nyata)
Sifat-sifat gas nyata berbeda dengan sifat-sifat gas sempurna. Molekul-molekul gas nyata tarik menarik dan mempunyai volume. Oleh karena itu, Claussius melakukan koreksi dengan menyatakan bahwa tidak seluruh volume bejana bebas bagi gerakan molekul-molekul gas nyata, sebab molekul-molekul sudah memakan tempat. Koreksi ini adalah volume efektif, molekul-molekul dan disebut kovolume (b), sehingga persamaan dapat ditulis menjadi :
atau
Persamaan ini dikenal sebagai persamaan keadaan Claussius
Tekanan yang dialami dinding bejana disebabkan oleh benturan molekul-molekul gas. Tekanan ini lebih kecil dari , karena molekul-molekul yang membentur itu saling melakukan gaya tarik-menarik. Suku koreksi ini berbanding langsung dengan jumlah molekul yang tertarik (membentur) dan dengan jumlah molekul yang menarik. Jadi, berbading terbalik dengan kuadrat kerapatannya atau berbanding terbalik dengan kuadrat volume jenis, persamaannya dapat ditulis menjadi :
atau
Persamaan ini disebut persamaan Van der Waals
PERSAMAAN KEADAAN
Persamaan keadaan suatu sistem adalah ialah hubungan antara variabel-variabel keadaan atau koordinat termodinamik sistem itu pada suatu keadaan setimbang. Besaran-besaran fisis yaitu p, V, T, dan juga ditentukan massa atau massa jenis merupakan variabel keadaan atau koordinat termodinamik.
Saling ketergantungan variabel-variabel keadaan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan keadaan sistem yang dapat ditulis,
atau
= jumlah mol, bila jumlah mol adalah 1 ditulis persamaan
PERSAMAAN KEADAAN GAS SEMPURNA (GAS IDEAL)
Secara umum dapat dikatakan bahwa gas ideal adalah gas yang ikatan antar molekul-molekulnya dapat diabaikan.
• untuk n mol
• untuk m kg
Keterangan :
= bobot molekul = massa tiap 1 mol gas
= tetapan gas umum untuk 1 mol yang mempunyai nilai :
dalam satuan yang lain atau
PERSAMAAN KEADAAN GAS NYATA
Pada persamaan tersebut a dan b adalah tetapan, yang disebut tetapan Van der Waals yang mempunyai nilai berbeda untuk gas yang berbeda.
Bidang p.V.T
Gambar (a) proses isothermal gas sempurna (gas ideal)
(b) proses isothermal gas nyata (gas sejati)
Pada gas ideal setiap pemampatan (pengecilan volume) selalu diikuti oleh kenaikan tekanan, dan hal ini sesuai dengan hokum Boyle
Pada gas nyata ketika tekanan masih rendah (volume bernilai besar) penampilan juga diikuti oleh kenaikan tekanan seperti pada gas ideal. Meskipun volume diperkecil, tekanan tidah berubah. Pemampatan lebih lanjut akan diikuti oleh kenaikan tekanan yang besar.
p
v
T4
T3
T2
T1
p
v(a) (b)
Gambar bidang pVT zat
(a) Bidang pVT yang menguncup saat membeku
(b) Bidang pVT yang mengembang saat membeku
Pada kedua gambar ialah jangkauan tertentu variabel-variabel
(a) (b)
Diagram pV menyatakan proses isotermal
Diagram pT menyatakan proses isokhorik
• Garis melting ialah pertemuan antara padat-cair
• Garis vaporization ialah pertemuan antara cair-gas
• Garis sublimation ialah pertemuan antara padat-gas
Tetapan Gas Van der Waals Persamaan Van der Waals
Jika ruas kiri dan kanan dikalikan dengan maka diperoleh:
Selanjutnya didapat persamaan sebagai berikut:
Persamaan derajat tiga dalam , jadi mempunyai tiga akar, yaitu . Pada suhu kritis ketiga akar berimpit.
[𝑝+𝑎𝑣2 ] (𝑣−𝑏 )=𝑅𝑇
Persamaan tersebut mempunyai tiga akar nyata yang sama yaitu . Akan tetapi persamaan derajat tiga dalam yang ketiga akarnya sama dengan
Koefisien pada persamaan tersebut disamakan
Dari ketiga persamaan ini dapat diperoleh :
Persamaan dapat dijabarkan dengan mengingat bahwa isotherm kritis dalam diagram pV di titik kritis mempunyai titik belok dengan garis singgung mendatar sehingga
Persamaan Van der Waals dapat diubah menjadi :
Dengan demikian diperoleh
𝑇 𝑘=8 𝑎27𝑏𝑅
𝑑𝑎𝑛𝑝𝑘=𝑎27𝑏2