teori kimia stanley miller

Upload: vidayanti

Post on 10-Jul-2015

911 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Ketidakpuasan para ilmuwan terhadap apa yang

dikemukakan para tokoh teori Abiogenesis maupun Biogenesis mendorong para ilmuwan lain untuk terus mengadakan penelitian tentang asal usul kehidupan. Para pakar biologi, astronomi, dan geologi sepakat, bahwa bumi terbentuk 4,5-5 miliar tahun yang lalu dengan suhu 4.000-8.000C. Saat mendingin, senyawa karbon beserta beberapa unsur logam mengembun membentuk inti bumi, sedangkan permukaannya tetap gersang, tandus, dan tidak datar. Karena adanya kegiatan vulkanik, permukaan bumi yang masih lunak bergerak dan berkerut terus menerus.

Gas-gas ringan seperti Hidrogen (H2), Nitrogen (N2),

Oksigen (O2), Helium (He), dan Argon (Ar) lepas meninggalkan bumi karena gaya gravitasi bumi tidak mampu manahannya. Di atmosfer terbentuk senaywasenyawa sederhana seperti uap air (H2O), Amonia (NH3), Metan (CH4), dan Karbondioksida (CO2) yang berbentuk uap dan tertahan dilapisan atas atmosfer. Ketika suhu atmosfer turun terjadilah hujan air mendidih yang berlangsung ribuan tahun. Dalam keadaan tak berpenghuni,kondisi itu memungkinkan berlangsungnya reaksi kimia dengan tersedianya zat (materi) dan energi yang berlimpah.

Timbul pertanyaan, bagaimana proses terjadinya

kehidupan dibumi ini? Pertanyaan ini mendorong beberapa ilmuwan untuk mengemukakan pendapat dan melakukan percobaan. Ilmuwan-ilmuwan tersebut antara lain A.I. Oparin, Harold Urey dan Stanley Miller.

Stanley Miller adalah seorang

peneliti berkebangsaan Amerika. Ia adalah murid Harold Urey. Pada tahun 1953, ia berhasil membuktikan teori Harold Urey tentang pemikiran bahwa bahan organik merupakan dasar organisme hidup yang terbentuk dari reaksi gas di alam dengan bantuan energi.

Stanley Miller

mensimulasikan kondisi atmosfer purba di dalam skala laboratorium. Ia merancang alat seperti yang terlihat pada gambar disamping.

Miller memasukkan gas H2, CH4 (metan), NH3 (amonia)

dan air ke dalam alat. Air dipanaskan sehingga uap air bercampur dengan gas-gas tadi. Lecutan aliran listrik tegangan bertindak sebagai halilintar agar gas-gas dan uap air bereaksi. Ternyata timbul reaksi yang membentuk senyawa-senyawa organik seperti asam amino, adenin dan gula sederhana seperti ribosa. Hasil percobaan memberi petunjuk bahwa satuan-satuan kompleks di dalam sistem kehidupan seperti lipid, gula, asam amino, nukleotida dapat terbentuk di bawah kondisi abiotik. Yang menjadi masalah utama adalah belum dapat dijawabnya bagaimana mekanisme peralihan dari senyawa kompleks menjadi makhluk hidup yang paling sederhana.

Miller menyatakan ia berhasil meniru kondisi atmosfir

bumi purba. Berbagai penemuan pada tahun 1970-an, yang dikenal sebagai "percobaan atmosfir bumi purba", menggugurkan upaya evolusionis tersebut. Kenyataannya, udara yang digunakan Miller dalam percobaannya jauh berbeda dengan kondisi bumi purba yang sesungguhnya. Miller sengaja memilih gas dengan kemudahan dan kecocokannya bagi pembentukan asam amino. Dengan percobaan ini, ia sendiri malah menggugurkan anggapan evolusionis bahwa asam amino dapat terbentuk dengan sendirinya secara kebetulan pada kondisi alamiah.

ASUMSI MILLER

KONDISI SEBENARNYABumi purba berisi karbon dioksida dan nitrogen, dan bukan metana dan amonia.

MENGAPA PERCOBAAN MILLER KELIRU?Ferris dan Chen dari Amerika Serikat mengulangi percobaan tersebut dengan menggunakan gas-gas yang ada pada masa bumi purba. Tak satu pun asam amino yang mereka dapatkan.

Ia menggunakan metana,amonia dan uap air dalam percobaannya.

Penemuan menunjukkan Dengan keberadaan oksigen dalam Ia mengganggap oksigen tidak bahwa terdapat oksigen dalam jumlah besar, asam-asam amino akan ada dalam atmosfir bumi purba. jumlah besar pada atmosfir hancur dan terurai sekalipun telah bumi purba. berhasil terbentuk.

Ada mekanisme khusus yang dipasang untuk pembentukan asam amino dalam percobaannya. Mekanisme yang disebut "Cold Trap" (Perangkap Dingin) ini memisahkan dan melindungi asam-asam amino dari lingkungan terbuka segera setelah pembentukannya.

Mustahil mekanisme seperti ini terdapat di alam. Dalam kondisi alamiah, asam-asam amino berhubungan dengan segala jenis faktor luar yang bersifat merusak.

Jika mekanisme yang dikenal sebagai "Cold Trap" ini tidak ada, sumber percikan listrik dan zat-zat kimia lain yang dihasilkan selama percobaan berlangsung akan merusak asamasam amino tersebut.

Masyarakat ilmuwan pada tahun 1980-an

menyatakan percobaan Miller dan "percobaan-percobaan atmosfir bumi purba" lain setelahnya tidak bernilai sama sekali. Setelah lama bungkam, akhirnya Miller pun mengakui medium atmosfir yang ia gunakan tidaklah sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Kini, Miller sendiri mengakui bahwa percobaannya pada tahun 1953 masih belum mampu menjelaskan asal-usul kehidupan.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH