teori kepribadian abraham maslow
TRANSCRIPT
Senin, 05 November 2012
Teori Kepribadian Humanistik Abraham Maslow
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Kepribadian Maslow
Menurut Maslow, manusia memiliki struktur psikologis yang analog dengan struktur
fisik: mereka memiliki “kebutuhan, kemampuan, dan kecenderungan yang sifat dasarnya
genetik.” Kebutuhan, kemampuan, dan kecenderungan itu secara esensial sesuatu yang baik,
atau paling tidak netral. Dasar dari teori maslow ini yaitu humanistic, yang menitik beratkan
pada ranah kesadaran. Selain itu menyesuaikan dengan kapasitas bawaan dari individu yang
menjadikannya sebagai ciri unik individual. Orang yang dikaji oleh Maslow ini merupakan
orang yang sehat dan kreatif bukan seperti yang dikaji oleh psikoanalisa yaitu orang sakit
atau abnormal. Struktur kepribadian Maslow ini berupa kebutuhan-kebutuhan individu yang
dapat dijelaskan dalam beberapa bagian. Kebutuhan ini merupakan dorongan bagi manusia
untuk berperilaku.
Kebutuhan dibagi menjadi 2 yaitu kebutuhan dasar (basic needs) dan kebutuhan meta
(meta-needs). Kebutuhan dasar merupakan kebutuhan karena kekurangan. Kebutuhan-
kebutuhan dasar meliputi lapar, kasih sayang, rasa aman, harga diri, dan sebagainya.
Sedangkan meta-kebutuhan adalah kebutuhan untuk perkembangan. Metakebutuhan meliputi
keadilan, kebaikan, keindahan, keteraturan, kesatuan, dan sebagainya. Kebutuhan dasar lebih
kuat daripada meta-kebutuhan, namun meta-kebutuhan dapat disubtitusikan atau diganti.
Kebutuhan dasar dan meta-kebutuhan itu merupakan instingtif yang melekat pada manusia.
Abraham Maslow telah menyusun teori tentang motivasi manusia, dimana kebutuhan-
kebutuhan manusia tersebut digolongkan dan disusunnya ke dalam sebuah hirearki atau
tingkatan berjenjang yang berbentuk seperti piramida yang terdiri dari lima level. Setiap
kebutuhan dapat dipenuhi hanya jika kebutuhan jenjang sebelumnya telah (relative)
terpuaskan terlebih dahulu. Pada dasarnya, kebutuhan manusia yang lebih rendah mempunyai
kekuatan ataupun kecenderungan yang lebih besar untuk dipenuhi terlebih dahulu. Berikut ini
adalah konsep hirearki kebutuhan manusia yang disusun oleh Abraham Maslow:
Kebutuhan Dasar 1 : Kebutuhan Fisiologis. (Basic Needs)
Kebutuhan fisiologis bersifat homeostatic (bersifat menjaga keseimbangan unsure-unsur
fisik). Kebutuhan fisiologis berisi kebutuhan-kebutuhan primitif manusia yang bersifat kuat
dorongannya untuk dipenuhi seperti makan, minum, kebutuhan akan glukosa, kebutuhan
akan seks dan kebutuhan akan nutrisi. Sebagai contoh, melalui pengonsumsian makanan dan
air, tubuh mencoba untuk memelihara berbagai macam keseimbangan dalam darah dan
jaringan tubuh.
Kebutuhan Dasar 2 : Kebutuhan Keamanan. (Secure and Safety Needs)
Setelah kebutuhan fisiologis telah cukup terpenuhi, menurut Maslow, muncullah kebutuhan
yang kedua, yaitu kebutuhan akan keamanan, stabilitas, proteksi, struktur hukum, keteraturan,
batas, kebebasan dari rasa takut atau cemas. Kebutuhan fisiologis dan kebutuhan keamanan
merupakan kebutuhan manusia dalam mempertahankan hidupnya. Bedanya, kebutuhan
fisiologis merupakan kebutuhan jangka pendek, sedangkan kebutuhan kemanaan merupakan
kebutuhan jangka panjang. Kebutuhan ini sudah muncul sejak saat bayi dalam bentuk
menangis, menjerit, dan hentakan yang sangat tegang untuk ditangani secara kasar, yang
terkejut oleh suara gaduh atau lampu yang terang. Pada masa kanak-kanak, seseorang akan
merasa lebih aman jika diasuh dalam keluarga yang memiliki suasana keluarga yang teratur,
disiplin, terorganisir, penuh kasih sayang. Pada masa dewasa, kebutuhan akan rasa aman
terwujud dalam bentuk kebutuhan pekerjaan dan gaji yang mantap sehingga masa depan
dapat menjadi lebih terjamin, praktek beragama dengan penuh keyakinan, perlindungan pada
korban-korban perang, pengungsian, dan masih banyak contoh yang lainnya. Menurut
Maslow, kepribadian orang-orang yang menderita obsesif kompulsif banyak dilatarbelakangi
oleh kegagalan memenuhi kebutuhan akan rasa aman ini.
Kebutuhan Dasar 3 : Kebutuhan Dimiliki dan Cinta (Love and Belonging Needs) Setiap
orang berhak merasakan rasa dicintai dan memiliki, karena kebutuhan akan cinta dan
perasaan dimiliki sudah menjadi kebutuhan dasar seserang. Maslow menolak pendapat Freud
bahwa cinta merupakan sublimasi dari insting seks. Menurut Maslow cinta tidak bersinonim
dengan seks, dan cinta adalah hubungan yang sehat antara orang yang satu dengan yang
lainnya yang melibatkan perasaan saling menghormati, saling menghargai dan attachment
dari kedua belah pihak. Ada dua jenis cinta menurut Maslow, yakni Deficiency Love (D-
Love) dan Being Love (B-Love). D-Love merupakan cinta yang lebih mementingkan diri
sendiri, sedangkan B-Love didasari oleh perasaan menerima orang lain apa adanya tanpa ada
keinginan untuk memanfaatkan orang yang dicintainya. Menurut Maslow, kegagalan dalam
pemenuhan kebutuhan akan cinta ini merupakan penyebab hampir seluruh bentuk
psikopatologis.
Kebutuhan Dasar 4 : Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem Needs)
Ketika Kebutuhan akan cinta telah relative terpuaskan, maka dorongan dari kebutuhan akan
cinta ini melemah dan digantikan oleh dorongan pemenuhan kebutuhan yang keempat, yakni
dorongan pemenuhan kebutuhan akan harga diri (self esteem). Menurut Maslow, ada dua
harga diri:
a. Menghargai diri sendiri (self respect): kebutuhan penguasan, kekuatan, kompetensi,
prestasi, self confidence, kemandirian dan kebebasan. Seseorang akan merasa dirinya perlu
mengenal dirinya sendiri agar dapat merasakan bahwa dirinya berharga sehingga orang
tersebut mampu mengatasi tantangan-tantangan hidup.
b. Mendapatkan penghargaan dari orang lain (respect from others): Kebutuhan prestise,
penghargaan dari orang lain, harga diri, ketenaran,penghormatan dari orang lain, diterima dan
mendapat apresiasi dari orang lain.
Kepuasan kebutuhan akan harga diri akan membuat seseorang menjadi lebih percaya diri,
merasa berharga dan menimbulkan perasaan berguna bagi diri sendiri. Sebaliknya,
ketidaksanggupan dalam pemenuhan kebutuhan ini akan menimbulkan sikap inferior,
canggung, rendah diri, lemah, pasif, tidak berharga, dan tidak berdaya. Menurut Maslow,
penghargaan dari orang lain hendaknya diperoleh berdasarkan penghargaan terhadap diri
sendiri dan seseorang seharusnya memperoleh penghargaan berdasarkan kemampuanya
sendiri
Kebutuhan Meta 5 : Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization Needs)
Setelah empat kebutuhan dasar telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan selanjutnya,
yakni kebutuhan meta yang berupa kebutuhan yang dimiliki seseorang untuk
mengaktualisasikan dirinya dan mengoptimalkan potensi-potensi positif yang terpendam
dalam dirinya. Aktualisasi diri merupakan keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan
dirinya sendiri (self fulfilment), untuk menyadari semua potensi dirinya, dan menjadi kreatif
dan bebas dalam mencapai puncak potensi dirinya. Manusia yang telah mampu memenuhi
kebutuhan untuk mengaktualisasikan dirinya akan menjadi manusia yang utuh, memperoleh
kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan yang tidak diketahui semua orang, dan mampu
mengekspresikan kebutuhan dasar kemanusiaaan secara alami. Empat kebutuhan dasar,
menurut Maslow merupakan kebutuhan karena kekurangan atau D-need (deficiency need),
sedangkan kebutuhan meta atau kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan karena ingin
berkembang atau B-need (being need). Menurut Maslow, kebutuhan dasar berisi kebutuhan
konatif, sedangkan kebutuhan meta berisi kebutuhan akan estetik dan kognitif (contoh:
kebutuhan akan keteraturan, kebutuhan akan kesempurnaan, kebutuhan keanggunan, dsb).
Tidak terpenuhinya jenis kebutuhan ini akan berdampak terhadap kepribadian. Maslow
menyebutnya sebagai metaphologies, suatu penyakit psikis dengan gejala-gejala merasa asing
(alienasi), putus harapan, sinis, kebingungan dan depresi.
B. Dinamika Perkembangan Kepribadian Maslow
Maslow berpendapat bahwa kepribadian manusia dihasilkan dari motivasi manusia
yang diorganisasikan ke dalam sebuah hirarki kebutuhan yaitu suatu susunan kebutuhan yang
sistematis, suatu kebutuhan dasar harus dipenuhi sebelum kebutuhan dasar lainnya muncul.
Kebutuhan itu mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut :
1. Kebutuhan yang lebih rendah dalam hirarki merupakan kebutuhan yang kuat, potensial, dan
prioritas; sementara yang lebih tinggi dalam hirarki merupakan kebutuhan yang paling lemah
2. Kebutuhan yang lebih tinggi kurang diperlukan dalam rangka mempertahankan hidup,
sehingga pemuasannya dapat diabaikan.
3. Walaupun kebutuhan yang lebih tinggi itu kurang begitu perlu dalam rangka survival,
namun kebutuhan itu memberikan kontribusi terhadap survival itu sendiri dan juga
perkembangan.
4. Pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi amat bermanfaat, baik bagi fisik maupun psikis.
Kondisi ini dapat melahirkan rasa senang, bahagia dan perasaan bermakna
Motivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini menyebabkan terjadinya
dinamika atau pergerakan pada kepribadian dan perilaku manusia. Setiap sebuah kebutuhan
telah tercapai, maka kebutuhan lainnya akan mendesak sehingga manusia terdorong untuk
melakukan suatu tindakan atau perilaku untuk memenuhi kebutuhan yang bersangkutan.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa perilaku manusia timbul karena adanya motivasi
untuk memenuhi kebutuhan.
Abraham Maslow menyusun teori motivasi, dimana kebutuhan-kebutuhan manusia
disusun ke dalam sebuah hirearki atau tingkatan berjenjang yang berbentuk seperti piramida
yang terdiri dari lima level. Setiap kebutuhan dapat dipenuhi jika kebutuhan jenjang
sebelumnya telah terpuaskan terlebih dahulu. Berikut ini adalah konsep hirearki kebutuhan
manusia yang disusun oleh Abraham Maslow :
1. Kebutuhan Dasar 1: kebutuhan fisiologis (Basic Needs).
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kebutuhan fisiologis berisi kebutuhan-kebutuhan
fisik yang kuat dorongannya untuk dipenuhi seperti makan, minum, dan kebutuhan akan seks.
Saat manusia kelaparan atau kehausan, ia lebih sulit untuk melakukan aktivitas bekerja dan
belajar sehingga ia membutuhkan makanan atau minuman untuk menyelesaikan
permasalahannya. Dengan demikian, bisa dimengerti jika orang tersebut memilih
meninggalkan pekerjaan atau pelajarannya untuk makan dan minum. Bila makanan dan rasa
aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang
dan motif – motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan
mempunyai waktu dan energy untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan
dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan
tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari
makan, perlindungan, dan rasa aman
2. Kebutuhan Dasar 2: kebutuhan akan rasa aman. (Secure and Safety Needs).
Setelah kebutuhan fisiologis telah cukup terpenuhi, menurut Maslow, muncullah kebutuhan
yang kedua, yaitu kebutuhan akan keamanan. Manusia cenderung untuk menghindari bahaya
dan memilih untuk mendapatkan keamanan. Cara manusia untuk mendapatkan keamanan
dapat berupa bekerja untuk mendapatkan rasa aman dari kemiskinan, belajar untuk
mendapatkan rasa aman dari nilai jelek, menabung uang tabungan kita di bank, membeli
asuransi, dan tetap tinggal dalam pekerjaan-pekerjaan yang aman dan terjamin supaya dengan
demikian tidak kehilangan tunjangan tambahan.
3. Kebutuhan Dasar 3: kebutuhan untuk dicintai dan disayangi (Love and Belonging Needs).
Setelah kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah cukup terpenuhi, menurut
Maslow, muncullah kebutuhan yang ketiga yaitu kebutuhan akan cinta, yang mendorong
manusia untuk mencari teman dan pasangan hidup atau orang yang menyayanginya. Dari
kebutuhan ini, manusia akan termotivasi untuk mencari pergaulan yang luas, bersikap ramah
dan tidak menjengkelkan, membangun suatu hubungan akrab dan penuh perhatian dengan
orang lain atau dengan orang-orang pada umumnya, dan dalam hubungan-hubungan ini
memberi dan menerima cinta adalah sama penting.
4. Kebutuhan dasar 4 yaitu kebutuhan untuk dihargai (Self Esteem Needs).
Setelah tubuh menjadi sehat dan tidak kelaparan, merasa aman, dan memiliki teman dan
orang yang disayanginya, manusia mulai merasa ingin dihargai oleh teman di sekitarnya.
Kebutuhan akan penghargaan ini akan mendorong manusia untuk memperlihatkan
kelebihan-kelebihan diri masing-masing supaya teman-teman lainya menghargainya, bersikap
lebih kompetitif, merasa berharga dan menimbulkan perasaan berguna bagi diri sendiri,
memamerkan kekayaan serta gengsi melalui jenis mobil yang dikemudikan, gaya pakaian,
atau melalui tingkah laku yang mengagumkan dan tangkas.
5. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri (Self Actualization Needs).
Setelah empat kebutuhan dasar telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan selanjutnya,
yakni kebutuhan meta yang berupa kebutuhan yang dimiliki seseorang untuk
mengaktualisasikan dirinya. Kebutuhan ini mendorong manusia untuk bangkit dari kekalahan
dan mengaktualisasi diri dengan berbagai tingkah laku seperti membaca, belajar, latihan, dan
lainnya. Kepuasan pada kebutuhan ini melibatkan lebih banyak persyaratan dan lebih
kompleks dibanding kepuasan pada tingkat yang lebih rendah. Usaha untuk memperoleh
aktualisasi diri memerlukan prasayarat semua kebutuhan yang lebih rumit dan canggih
dibanding usaha mendapat makanan.
Setiap kebutuhan diatas memerlukan kondisi eksternal-sosial, ekonomi, dan politik
yang mendukung. Dengan adanya kebebasan ekonomi atau tidak ada masalah ekonomi,
seseorang dapat dengan mudah memunculkan perilaku makan, mencari keamanan baik secara
sosial maupun keamanan fisik dan harta benda, maupun memperoleh rasa cinta dan
aktualisasi diri.
C. Perkembangan Kepribadian Maslow
Kebutuhan meta muncul belakangan dalam evolusi perkembangan manusia. Semua
makhluk hidup membutuhkan makan dan minum, tetapi hanya manusia yang memiliki
kebutuhan aktualisasi diri, mengetahui dan memahami. Karena itu semakin tinggi tingkat
kebutuhan yang dimilikinya, semakin jelas beda nilai kemanusiaanya. Kebutuhan yang lebih
tinggi muncul belakangan dalam perkembangan individu. Aktualisasi diri baru akan muncul
pada usia pertengahan. Bayi hanya memiliki kebutuhan fisiologis dan keamanan, dan pada
masa adolesen muncul belonging, cinta, dan esteem. Kebutuhan meta memberi sumbangan
yang lebih besar untuk tumbuh dan berkembang, dalam bentuk kesehatan yang lebih baik,
usia panjang, dan memperluas efisiensi biologis. Karena alasan-alasan itulah kebutuhan meta
disebut juga kebutuhan berkembang atau kebutuhan menjadi (growth need or being need).
Perkembangan kepribadian Maslow pada puncaknya adalah pencapaian aktualisasi
diri yang merupakan kebutuhan tertinggi dari hirarki kebutuhan manusia. Konsep tujuan
hidup ini mirip dengan konsep Arsetif-self Jung, atau realisasi diri dari Horney.
Menurutnya perkembangan tujuan mencapai aktualisasi diri itu bersifat alami, yang
dibawa sejak lahir. Secara genetik manusia mremiliki potensi dasar yang positif. Disamping
itu juga memiliki potensi dasar jalur perkembangan yang sehat, lebih mengikuti hakekat
alami didalam dirinya.
Kebutuhan Neorotik merupakan perkembangan kebutuhan yang menyimpang dari
jalur alami. Dalam pandangan ini, apa yang baik mendasarkan dan mendekat pada aktualisasi
diri dan yang buruk/abnormal adalah segala hal yang menggagalkan atau menghambat
aktualisasi diri sebagai hakekat alami kemanusiaan.
Aktualisasi diri sebagai tujuan final-ideal hanya dapat dicapai oleh sebagian kecil populasi
dan dalam presentase kecil. Menurut Maslow rata-rata kebutuhan aktualisasi diri hanya
terpuaskan 10%. Kebutuhan aktualisasi diri jarang terpenuhi karen sukar menyeimbangkan
antara kebanggaan dengan kerendahan hati, antara kemampuan memimpin dengan tanggung
jawab yang dipikul, antara mencemburui orang lain dengan perasaan berharga. Orang
akhirnya menyangkal dan menarik diri dari kebutuhan aktualisasi diri karena perkembangan
diri justru menyebabkan perasaan takut, terpesona, lemah dan tidak mampu. Orang
menyangkal dan menolak kemampuan dan potensi tertingginya serta kreatifitasnya. Maslow
menamakan perasaan takut, gamang, perasaan tidak berharga, dan meragukan diri
memperoleh kemasyhuran dan aktualisasi diri.
Orang gagal mencapai aktualisasi diri karena merasa takut menyadari kelemahan
dirinya sendiri. Masyarakat dapat mendorong aktualisasi diri. Maslow mengemukakan dua
jalur aktualisasi diri, yaitu jalur belajar ; mengembangkan diri secara optimal pada semua
tingkat kebutuhan hirarki dan jalur pengalaman puncak.
PENUTUP
KESIMPULAN
Struktur kepribadian maslow, menurutnya struktur kepribadian itu dipengaruhi oleh 5
kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan rasa sayang dan
dicintai, kebutuhan akan rasa dihargai dan kebutuhan aktualisasi diri. Kemudian dinamika
kepribadian seseorang menurut Maslow bagaimana sebuah prilaku dapat terjadi adalah
karena semata mata untuk memenuhi kebutuhannya, yaitu 5 kebutuhan dasar tersebut.
Perkembangan kepribadian Maslow pada puncaknya adalah pencapaian aktualisasi diri yang
merupakan kebutuhan tertinggi dari hirarki kebutuhan manusia. Menurutnya perkembangan
tujuan mencapai aktualisasi diri itu bersifat alami, yang dibawa sejak lahir.
DAFTAR PUSTAKA
1. Alwisol. 2008. Psikologi Kepribadian. UMM Press. Malang
2. Hall, Calvin S & Lindzey, Gardner. 2005. Teori-Teori Holistik (Organismik-Fenomenologis).
Kanisius. Yogyakarta
3. Koeswara, E. 1991. Teori-Teori Kepribadian. Eresco. Bandung
A. Teori umum
1. Abraham Maslow
Prinsip Dasar Teori Kepribadian menurut Maslow
1. Humanisme
Teori humanisme maslow menegaskan tentang adanya keseluruhan kapasitas martabat dan
nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri (self-realization).
1. Holisme
Pandangan ini menegaskan bahwa organisme selalu bertingkah laku sebagai kesatuan yang
utuh bukan sebagai komponen yang berbeda.
1. Menolak riset binatang
Dalam psikologi humanistik ditekankan perbedaan antara manusia dan binatang. Riset
binatang memandang manusia sebagai mata rantai refleks conditioning dan mengabaikan
karakteristik manusia yang unik.
1. Manusia pada dasarnya baik bukan setan
Manusia memiliki struktur psikologi yang analog dengan struktur fisik. Mereka memiliki
kebutuhan, kemampuan, dan kecenderungan yang bersifat genetik.
1. Potensi Kreatif
Menurut Humanistik kreatifitas adalah potensi semua orang yang tidak memerlukan bakan
dan kemampuan yang khusus.
1. Menekankan kesehatan Psikologi
Pendekatan humanistik mengarahkan pusat perhatiannya kepada manusia sehat, kreatif, dan
mampu mengaktualisasikan diri.
1. Motivasi
Motivasi memainkan peranan penting dalam menilai tindakan manusia, karena pada motif-
motif itulah terkandung arti subyektif dari tindakan tertentu bagi orang tertentu. Maslow
menyusun teori motivasi manusia, di mana variasi kebutuhan manusia dipandang tersusun
dalam bentuk hierarki:
1.
1. The Physiological Needs
Yang termasuk dalam kebutuhan ini adalah kebutuhan dasar manusia seperti oksigen, air,
protein, garam, gula, kalsium, mineral lain dan vitamin. Selain itu, ada kebutuhan untuk
aktif, istirahat, tidur, untuk membuang limbah (CO2, keringat, urin, dan kotoran), untuk
menghindari rasa sakit, dan melakukan hubungan seks.
1.
1. The Safety and Security Needs
Ketika kebutuhan fisiologis telah terpenuhi, ini lapisan kedua kebutuhan yang akan muncul.
Anda akan menjadi semakin tertarik untuk menemukan situasi yang aman, stabilitas, dan
perlindungan.
1.
1. The Love and Belonging Needs
Setelah kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan keselamatan, kebutuhan yang ketiga adalah
kebutuhan akan cinta dan memiliki.
1.
1. The Esteem Needs
Selanjutnya, kebutuhan yang keempat adalah the esteem needs. Pada tingkat ini kita mulai
mencari sedikit harga diri. Maslow mencatat dua versi penghargaan kebutuhan, yang lebih
rendah dan yang lebih tinggi.
e. Aktualisasi diri.
Ini adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan atau homeostasis. Sekali bergerak,
mereka terus dirasakan. Bahkan, mereka cenderung menjadi lebih kuat seperti yang kita
"makan" mereka. Mereka melibatkan keinginan terus menerus untuk memenuhi potensi,
"menjadi semua yang Anda dapat."
Organisasi Kepribadian
1. Sindrom Kepribadian
Unit utama dari kepribadian adalah sindrom kepribadian yaitu sejumlah sifat yang
berbeda-beda yang terstruktur, terorganisir, dan saling berhubungan, muncul
bersama-sama.
Maslow meneliti tiga sindrom yang terpenting yaitu sindrom harga diri(self esteem),
sindrom keamanan (security), dan sindrom kecerdasan(intelectual).
1. Kekurangan dan Menjadi
Menurut maslow, orang berhubungan dengan dunia luar dalam dua bentuk, alam
kekurangan dan alam menjadi. Alam kekurangan merupakan bentuk hubungan
dimana orang terlibatdengan kegiatan memuaskan kebutuhan dasar untuk bertahan
hidup. Sedangkan hubungan alam menjadi adalah hubungan orang dengan dunia
luarnya sesudah kebutuhan dan motif dasar terpenuhi.
1. Carl Rogers
1. a. Struktur Kepribadian
Rogers tidak menekankan aspek structural dari kepribadian. Namun ada 4 konstruk penting
yang mendasari teorinya, yaitu:
1) Organism
Pengertian organism mencakup tiga hal:
1. Makhluk hidup: organism adalah makhluk lengkap dengan fungsi fisik dan
psikologiknya.
2. Realitas subyektif: organism menanggapi dirinya seperti yang diamati atau
dialaminya.
3. Holisme: organism adalah suatu kesatuan system, sehingga perubahan pada satu
bagian akan mempengaruhi bagian lain.
2) Medan Fenomena
Yaitu keseluruhan pengalaman yang memiliki sifat disadari dan tak disadari, tergantung
apakah pengalaman yang mendasari dari medan phenomenal tersebut
3) Self
Konsep pokok dari teori kepribadian Rogers adalah self, sehingga dapat dikatakan self
merupakan satu-satunya struktur kepribadian yang sebenarnya. Beberapa penjelasan
mengenai self dapat disimpulkan:
1. Self terbentuk melalui difernsiasi medan fenomena.
2. Self juga terbentuk melalui introjeksi nilai-nilai orang tertentu (significant
person) dan dari distorsi pengalaman
3. Self bersifat integral dan konsisten
4. Pengalaman yang tidak sesuai dengan struktur self dianggap sebagai ancaman.
5. Self dapat berubah sebagai akibat kematangan biologikdan belajar.
1. b. Dinamika Kepribadian
1) Penerimaan Positif
Perkembangan pengalaman menempatkan regard positif timbale balik. Orang merasa puas
menerima regard positif, kemudian juga merasa puas dapat member regard positif kepada
orang lain. Ketika regard positif itu diinternalisasi, orang dapat memperoleh kepuasan dari
menerima dirinya sendiri, atau menerima diri positif (positive self regard).
2) Konsistensi dan Salingsuai
Menurut Rogers, organism berfungsi untuk memelihara konsistensi (keajegan, keadaan tanpa
konflik) dari persepsi diri, dan kongruen (salingsuai) antara persepsi self dengan pengalaman.
Organism tidak berusaha mencari kepuasan dan menghindari rasa sakit, tetap berusaha
memelihara stuktur self yang dimilikinya.
3) Aktualisasi Diri
Rogers memandang organism terus menerus bergerak maju. Tujuan tingkah laku bukan untuk
mereduksi tegangan enerji tetapi mencapai aktualisasi diri.
1. c. Perkembangan Kepribadian
Rogers tidak membahas teori pertumbuhan dan perkembangan, dan tidak melakukan riset
jangka panjang yang mempelajari hubungan anak dan orang tuanya. Namun dia yakin adanya
kekuatan tumbuh pada semua orang yang secara alami mendorong proses organism menjadi
semakin kompleks, ekspansi, otonom, social, dan secara keseluruhan semakin aktualisasi diri.
Self berkembang secara utuh-keseluruhan, menyentuh semua bagian-bagiannya.
1. B. Paradigma Psikopatologi Humanistik
2. 1. Humanisme – Menekankan Kesehatan Psikologi
Menurut Maslow psikopatologi umumnya hasil dari penolakan, frustasi, atau penyimpangan
dari hakekat alami seseorang.
1. 2. Motivasi – The Safety and Security Needs
Dipandang dari sudut yang negatif, kebutuhan manusia akan ditunjukkan, tidak dengan rasa
lapar dan haus, tetapi dengan ketakutan dan kecemasan.
1. Motivasi – The Love and Belongingness
Manusia mulai merasa perlu mempunyai teman-teman, kekasih, anak-anak, kasih sayang
hubungan secara umum, bahkan rasa komunitas. Memandang negatif hal ini, manusia akan
rentan terhadap kesepian dan kegelisahan sosial.
1. Motivasi – The Esteem Needs
Versi negatif dari kebutuhan ini, rendah diri dan kompleks inferioritas.
Menurut Rogers, orang maladjustment sepertinya tidak sadar dengan perasaan yang mereka
ekspresikan (yang ditangkap secara jelas oleh orang luar). Mereka juga tidak sadar dengan
pernyataan yang bertentangan dengan self-nya dan menolak ekspresi yang dapat mengungkap
hal itu.
Tak saling suai (Incongruence)
Orang yang secara psikologik sangat sehat pun secara berkala tetap dihadapkan dengan
pengalaman yang mengancm konsep dirinya yang memaksanya untuk mendistorsi atau
mengingkari pengalamannya. Ketika pengalaman sangat tidak konsisten dengan struktur self
atau pengalaman inkongruen sering timbul, tingkat kecemasan yang terjadi dapat merusak
rutinitas dan orang menjadi neurotic.
Kecemasan dan ancaman
Rogers mendefinisikan kecemasan sebagai “keadaan ketidaknyamanan atau ketegangan yang
sebabnya tidak diketahui”. Ketika orang semakin tidak menyadari ketidakkongruenan antara
pengalaman dengan persepsi dirinya, kecemasan berubah menjadi ancaman terhadap konsep
diri kongruen, dan terjadi pergeseran konsep diri kongruen.
Tingkah laku bertahan
Rogers hanya mengklasifikasikan dua tingkah laku bertahan, yakni distorsi dan denial.
Termasuk dalam distorsi adalah kompulsif, kompensasi, rasionalisasi, fantasi, dan projeksi.
1. Distorsi: pengalaman diinterpretasi secara salah dalam rangka menyesuaikannya
dengan aspek yang ada dalam konsep self. Orang mempersepsi pengalaman secara
sadar tapi gagal menangkap (tidak menginterpretasi) makna pengalaman seperti yang
sebenarnya. Dapat menimbulkan bermacam defense dan tingkah laku salah suai.
2. Denial: orang menolak menyadari suatu pengalaman, atau paling tidak mengahalangi
beberapa bagian dari pengalaman untuk disimbolisasi. Pengingkaran itu dilakukan
terhadap pengalaman yang tidak kongruen dengan konsep diri, sehingga orang
terbebas dari ancaman ketidak-kongruenan diri.