teori katarak

11
KATARAK 1. Epidemiologi Di Indonesia katarak merupakan penyebab kebutaan yang paling banyak, begitu juga di dunia. Saat ini setengah dari 45 juta kebutaan yang terjadi disebabkan oleh katarak. Di Indonesia pada tahun 1991 didapatkan prevalensi kebutaan 1,2% dengan kebutaan karena katarak sebesar 0,67%. Pada tahun 1996 angka kebutaan meningkat 1,47%. Tahun 2005 dilaporkan bahwa daerah pedesaan di Indonesia memiliki prevalensi katarak tertinggi di daerah Asia tenggara. 2. Batasan Katarak adalah kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau karena kedua-duanya. Lensa katarak memiliki ciri berupa edema lensa, perubahan protein, peningkatan proliferasi, dan kerusakan kontinuitas normal serat-serat lensa. Secara umum, edema lensa bervariasi sesuai stadium perkembangan katarak. Penyebab katarak diantaranya genetik, kongenital, metabolik, traumatik, toksik dan senilis. Senilis adalah yang paling sering dijumpai dan berkaitan dengan proses degenerasi (penuaan). Katarak timbul karena sel lensa mata sangat rentan terhadap gangguan baik mekanik maupun hilangnya susunan kimia lensa, sedang sel lensa tidak mengalami pergantian dan dipertahankan selama hidup. 3. Klasifikasi.

Upload: eisa-mayestika-suprapto

Post on 21-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Ilmu Kedokteran Mata

TRANSCRIPT

KATARAK1. Epidemiologi

Di Indonesia katarak merupakan penyebab kebutaan yang paling banyak, begitu juga di dunia. Saat ini setengah dari 45 juta kebutaan yang terjadi disebabkan oleh katarak. Di Indonesia pada tahun 1991 didapatkan prevalensi kebutaan 1,2% dengan kebutaan karena katarak sebesar 0,67%. Pada tahun 1996 angka kebutaan meningkat 1,47%. Tahun 2005 dilaporkan bahwa daerah pedesaan di Indonesia memiliki prevalensi katarak tertinggi di daerah Asia tenggara.2. BatasanKatarak adalah kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau karena kedua-duanya. Lensa katarak memiliki ciri berupa edema lensa, perubahan protein, peningkatan proliferasi, dan kerusakan kontinuitas normal serat-serat lensa. Secara umum, edema lensa bervariasi sesuai stadium perkembangan katarak. Penyebab katarak diantaranya genetik, kongenital, metabolik, traumatik, toksik dan senilis. Senilis adalah yang paling sering dijumpai dan berkaitan dengan proses degenerasi (penuaan). Katarak timbul karena sel lensa mata sangat rentan terhadap gangguan baik mekanik maupun hilangnya susunan kimia lensa, sedang sel lensa tidak mengalami pergantian dan dipertahankan selama hidup.

3. Klasifikasi.

Berdasarkan usia terjadinya katarak dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Katarak kongenital jika terlihat sebelum usia 1 tahun.

2. Katarak juvenil jika terlihat setelah usia 1 tahun, biasanya kelanjutan dari katarak kongenital.

3. Katarak senilis jika terjadi pada dewasa tua (>50 tahun).KATARAK SENILISKatarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu pada usia di atas 50 tahun.

Berdasarkan bentuknya katarak senilis dibagi menjadi:

1. Subkapsular : terjadi di bagian subkapsular anterior dan posterior, dan termasuk katarak imatur.

2. Nuklearis : cenderung progresif perlahan, dimana penglihatan jauhnya lebih besar terganggu daripada penglihatan dekat. Pada awalnya terjadi miopisasi, dimana makin lama diperlukan koreksi yng semakin besar, hal ini terjadi karena nukleus mengeras sehingga indeks refraksi meningkat. Perubahan mendadak indeks refraksi antara nukleus sklerotik dengan korteks lensa bisa mengakibatkan diplopia monokuler. Kekuningan lensa akan menyebabkan kesulitan membedakan corak warna.

3. Kortikal : biasanya bilateral dan mengganggu fungsi visual tergantung lokasi kekeruhan terhadap aksis. Tanda utamanya ialah silau ketika melihat cahaya.Perubahan lensa pada usia lanjut

1. Kapsul

a. Menebal dan kurang elastis (1/4 dibanding anak)

b. Mulai presbiopia

c. Bentuk lamel kapsul berkurang atau kaburd. Terlihat bahan granular

2. Epitel

a. Makin tipis

b. Sel epitel (germinative) pada ekuator bertambah besar dan berat

c. Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata

3. Serat lensa

a. Lebih ireguler

b. Pada korteks jelas kerusakan serat sel

c. Brown sclerotic nucleus, sinar uv lama kelamaan merubah protein nukleus (histidin, triptofan, metionin, sistein, dan tirosin) lensa, sedang warna coklat protein lensa nukleus mengandung histidin dan triptofan dibanding normal

d. Korteks tidak berwarna karena:i. Kadar asam askorbat tinggi dan menghalangi fotooksidasi

ii. Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda

Perjalanan Penyakit (Stadium)Perkembangan katarak bisa diurutkan menjadi 4 stadium yaitu katarak insipien, katarak imatur, katarak matur, dan katarak hipermatur. Katarak insipien dan imatur adalah jenis katarak yang kekeruhannya masih sebagian (parsial). Katarak matur ialah katarak dengan seluruh lensa keruh dan mulai membengkak (edematous). Pembengkakan yang terus berlanjut menyebabkan katarak memasuki stadium intumesen (bengkak) menuju hipermatur. Pada keadaan ini kadar air dalam lensa mencapai nilai tertinggi, akibatnya kapsul lensa teregang. Jika dibiarkan, katarak akan menjadi hipermatur dimana lensa mengalami dehidrasi, sangat keruh, dan kapsul mengkerut. Perbedaan stadium katarak:InsipienImaturMaturHipermatur

KekeruhanRinganSebagianSeluruhMasif

Cairan lensaNormalBertambahNormalBerkurang

IrisNormalTerdorongNormalTremulans

Bilik mata depanNormalDangkalNormalDalam

Sudut bilik mataNormalSempitNormalTerbuka

Shadow test-+--/+

Visus+