teori hamid shirvani

Upload: latifah-noor-fauziah

Post on 30-Oct-2015

99 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

8 elemen kota

TRANSCRIPT

Teori Hamid ShirvaniHamid shirvani (1985), mengklasifikasikan elemen urban design dalam delapan kategori:1. Tata guna lahan (Land use)2. Bentuk dan masa bangunan (Building form and massing)3. Sirkulasi dan parkir (Circulation and parking)4. Ruang terbuka (Open space)5. Area pejalan kaki (Pedestrian area)6. Tanda (Signage)7. Pendukung kegiatan (Activity Support)8. Perlindungan (Conservation)Sirkulasi and Parking

Sirkulasi kota meliputi prasarana jalan yang tersedia, bentuk struktur kota, fasilitas pelayanan umum, dan jumlah kendaraan bermotor yang semakin meningkat. Semakin meningkatnya transportasi maka area parkir sangat dibutuhkan terutama di pusat-pusat kegiatan kota.Sirkulasi adalah elemen perancangan kota yang secara langsung dapat membentuk dan mengkontrol pola kegiatan kota, sebagaimana halnya dengan keberadaan sistem transportasi dari jalan publik, pedestrian way, dan tempat-tempat transit yang saling berhubungan akan membentuk pergerakan (suatu kegiatan). Sirkulasi di dalam kota merupakan salah satu alat yang paling kuat untuk menstrukturkan lingkungan perkotaan karena dapat membentuk, mengarahkan, dan mengendalikan pola aktivitas dalam suatu kota. Selain itu sirkulasi dapat membentuk karakter suatu daerah, tempat aktivitas dan lain sebagainya.Tempat parkir mempunyai pengaruh langsung pada suatu lingkungan yaitu pada kegiatan komersial di daerah perkotaan dan mempunyai pengaruh visual pada beberapa daerah perkotaan. Penyediaan ruang parkir yang paling sedikit memberi efek visual yang merupakan suatu usaha yang sukses dalam perancangan kota.Dalam perencanaan sirkulasi dan parkir harus memperhatikan:1. Jaringan jalan harus merupakan ruang terbuka yang mendukung citra kawasan dan aktivitas pada kawasan.2. Jaringan jalan harus harus memberi orientasi pada penggunaan dan membuat lingkungan yang legible.3. Kerjasama dari sektor kepemilikan dan privat dalam mewujudkan tujuan dari kawasan.Masalah sirkulasi kota yang terjadi membutuhkan pemikiran yang matang untuk mencari jalan keluar. Di sebagian besar negara maju sudah dicanangkan atau digencarkan penggunaan moda transportasi umum (mass transport) dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Selain penghematan BBM. Langkah ini akan membantu pengurangan pencemaran udara kota berupa partikel beracun (CO2 misalnya) maupun kebisingan dan bahaya lalu lintas lainnya. Kebijakan ini mengarah terciptanya suatu lingkungan kota menuju kondisi minimalis transportasi (zero transportation). Selain kebutuhan ruang untuk bergerak, moda transport juga membutuhkan tempat untuk berhenti (parkir). Kebutuhan parkir semakin meingkat terutama di pusat-pusat kegiatan kota. Sarana pergerakan, atau sirkulasi, merupakan media bagi manusia dalam melakukan kegiatan untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karenanya, keberadaan sarana pergerakan pada suatu ruang kota-jalur jalan dan system pergerakan tidak terlepas dari tata bangunan dan ruang ruang terbuka, serta kondisi masyarakatnya.