tentir k.3 senyawa aktif dalam tanaman herbal

Upload: wahyu-purnama

Post on 09-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

FKUI

TRANSCRIPT

  • K.3 SENYAWA AKTIF DALAM OBAT HERBAL Oleh : Gregorius Eki Bhaskara W. QC : Luh Gede Laksmi R. H

  • 2

    Hai teman-teman, semoga masih tetap semangat ya di modul Kedokteran Herbal ini. Saya harap tentir K. 3 ini bisa membantu teman-teman semua untuk bisa mengerti senyawa aktif yang tentunya didukung juga dengan Journal Reading. Okey, sebelum kita mulai membaca tentir berdoa dulu ya sesuai dengan kepercayaan masing-masing, semoga nanti ujian kita lancar dan ga ada yang remedial!. Amin

    Kalau dari Eki :

    Oy, ini tentir penting nggak sih? Bu Rani sendiri yang bilang bahwa pada summa bakalan pake journal reading dan bukan materi kuliah

    Tanaman memiliki 2 jenis senyawa (metabolit) yang terkandung di dalamnya. Senyawa yang pertama, metabolit primer, merupakan senyawa yang membentuk mayoritas tanaman itu sendiri dan terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak (pada dasarnya, kandungan gizi dalam tanaman). Senyawa yang kedua, metabolit sekunder, merupakan senyawa yang dibentuk sebagai mekanisme adaptasi tanaman terhadap lingkungan dan juga predator atau bahkan seringkali sebagai produk sisa metabolisme tanaman itu sendiri. Metabolit sekunder merupakan senyawa aktif tanaman yang nantinya digunakan dan dikembangkan sebagai obat-obatan. Proses ini membutuhkan waktu 12-15 tahun dari ditemukan hingga menjadi obat yang bisa dijual dan hanya 1 dari 10.000 senyawa yang berguna.

    Proses pengembangan dan penelitian obat ini umumnya dibagi menjadi 4 cara yaitu:

    1. Etnobotani: Pengetahuan berasal dari budaya masyarakat setempat dan kemudian dari pengetahuan itu tanaman-tanaman yang digunakan diseleksi dan diteliti

    2. Kemotaksonomi: Tanaman yang sejenis (1 genus atau 1 famili) cenderung memiliki kandungan kimia yang sama. Dari sini maka bisa dicari yang memiliki senyawa aktif yang lebih poten atau lebih tinggi konsentrasinya.

  • 3

    3. Acak: ya sudah, peneliti punya banyak duit dan langsung aja tanaman segala macam diteliti dan barangkali nemu yang berguna.

    4. Berbasis Informasi: yang ini merupakan cara yang paling canggih (dan paling mahal). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Low/High Output Screening (LTS/HTS) dan kata dosen kita dilakukan oleh jepang. Jadi disini tanaman berbagai macam diambil ekstraknya dan discreening senyawa aktif di dalamnya ada apa aja. Ini menggabungkan etnobotani (untuk tahu tanaman apa yang mungkin berguna) dan juga kemotaksonomi (untuk cari tahu kegunaan saudara-saudaranya)

    Penelitian mengenai obat herbal agak berbeda dengan obat pada umumnya karena ada konsep Sinergi. Jadi sinergi itu artinya berbagai macam senyawa yang ada di dalam tanaman bekerja bersama dan membuat efek dari suatu senyawa aktif yang diteliti menjadi lebih poten. Oleh karena itu, biasanya obat herbal digunakan dalam bentuk ekstrak tanaman dan bukan hanya senyawa aktifnya saja.

    Hingga saat ini penggolongan senyawa aktif dalam tanaman belum memiliki landasan yang baku namun sudah ada penggolongan garis besarnya. Dalam garis besar itu, senyawa aktif dimasukkan ke dalam 7 golongan besar yaitu:

    1. Alkaloid: merupakan senyawa yang paling banyak terdapat pada tanaman dan merupakan asal usul dari obat-obatan. Beberapa jenis obat-obatan yang paling populer saat ini berasal dari golongan ini seperti morphine, caffeine, quinine, nicotine, dll. Senyawa ini pada asalnya merupakan salah satu bentuk pertahanan tanaman dari predator dan memiliki efek paling poten bagi manusia dan hewan (baik toksik dan juga terapis). Ciri khas dari senyawa ini adalah Amin-nya (gugus yang memiliki N didalamnya) bersifat basa.

  • 4

  • 5

    2. Flavonoid: berasal dari kata flavus (kuning) namun ada juga yang berwarna putih dan antosianidin ( merah, biru, ungu). Senyawa ini mengandung gugus kromofor (pigmen tanaman) yang memiliki cinin benzen (aromatik) sehingga membuatnya mudah untuk terbuka dan menangkap radikal bebas. Dengan kata lain, flavonoid ini berperan sebagai antioksidan yang selain menangkap radikal bebas juga berperan sebagai antiinflamasi dan protektif terhadap berbagai jenis kanker. Selain itu, flavonoid juga mudah larut dalam air (oleh karena itu, ekstraksi tidak disarankan menggunakan eter). Ada 3 jenis utama flavonoid yaitu flavon, flavonol dan flavonon.

  • 6

    3. Minyak Esensial: Biasanya diperoleh dari uap yang dikondensasi saat proses distilasi tanaman herbal. Seringkali minyaknya sedikit termodifikasi karena proses distilasi sehingga struktur kimianya berbeda dengan yang ada di tanaman. Ada 2 komponen utama yaitu Terpenoid (terpen) dan juga Fenilpropanoid. Terpen merupakan senyawa yang disintesis dari Asetil co-A namun dari berbagai macam struktur yang mampu dibentuk, hanya 3 jenis yang dapat membentuk minyak esensial yaitu monoterpen (10 karbon) dan sequiterpen (15). Jika lebih banyak dari 15 karbon (misalkan biterpen yang isinya 20) maka minyak yang terbentuk akan terlalu berat dan kental dan akan dikategorikan ke dalam resin. Fenilpropanoid

  • 7

    merupakan senyawa yang lebih jarang dengan rantai berisi 3 karbon, contohnya adalah eugenol.

    4. Glikosida: Bahan apapun yang berikatan dengan gula sehingga terdiri dari gula dan aglikon. Glikosida bersifat lebih polar dari aglikonnya, hal ini sering digunakan untuk meningkatkan kelarutan obat. Aglikon itu sendiri dapat berupa flavonoidm terpenoid dan lain-lain. Contoh yang ada di alam:

  • 8

    a. Glikosida Sianida: misalnya ada di singkong mentah, jika dicerna dan dimetabolisme oleh tubuh dapat berubah menjadi sianida (jadi jangan makan singkong mentah)

    b. Glukosinolat: Glikosida yang mengandung sulfur dan nitrogen c. Glikosida jantung: Aglikonnya berupa steroid yang diturunkan dari triptopan d. Saponin: Glikosida dengan aglikon berupa terpenoid dan memiliki efek

    surfaktan seperti sabun dan dapat menyebabkan hemolisis jika diberikan secara IV.

    5. Resin: Getah tanaman yang larutnya dalam eter atau alkohol. Seperti asal-usulnya, resin dikeluarkan oleh tanaman saat tanaman terluka dan memiliki efek antimikroba,

  • 9

    antiseptik dan memanggil fagosit. Namun seperti getah juga, sering memiliki efek samping berupa alergi dan dermatitis kontak bagi manusia.

    6. Sterol: Prekursor steroid dan merupakan bagian dari vitamin D kompleks. Yang termasuk ke dalam senyawa ini adalah berbagai macam senyawa dengan akhiran sterol di akhirnya seperti ergosterol, dihidrotakisterol, fitosterol dan lain-lain. Fitosterol sendiri memiliki efek anti-inflamasi, peningkatan sistem imun, aktivitas anti-kanker, efek antioksidan, dan reduksi gejala-gejala terkait prostat.

    7. Tannin: merupakan senyawa polifenol larut air berbobot molekul besar yang memberikan rasa kesat dan padat. Tannin itu sendiri terbagi 2 menjadi:

    a. Tannin terhidrolisis: Terbentuk dari esterifikasi gula dengan asam fenolat sederhana sehingga dapat dihidrolisis oleh basa menjadi gula dan asam sederhana dan gula. Banyak digunakan dalam penyamakan kulit hewan karena efek astringent nya.

    b. Tannin terkondensasi: Merupakan kondensasi antar flavonoid dan tidak bisa terhidrolisis.

  • 10

    Selain ke-7 senyawa aktif utama itu tentu saja masih banyak fitokimia lainnya yang banyak diantaranya beracun sehingga Cuma bisa dihirup saja dan jangan dimakan.

  • 11

    Demikian teman-teman tentir K.3 ini semoga bermanfaat yaa. Kalau teman-teman merasa tentir ini kurang lengkap, atau ada yang salah bisa langsung menghubungi Contributor (Eki) atau QC (Laksmi) yaa via line atau apapun. Semangat terus teman !! J