tentir anatomi modul respi
DESCRIPTION
OkTRANSCRIPT
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
TENTIR ANATOMI
MODUL RESPIRASI
Departemen Anatomi dan Embriologi
MARS 13
Hai Armies! Akhirnya modul KV telah usaiii....! upss salah, masih ada
sumatif 2 yg menggantung~ Tapi jangan galau yaa, mending kita fokus dulu
ke modul superpadat ini, iyaa modul respi! Tetap semangat yaa, ingat salam
5 jari! Untuk anatominya sendiri lumayan deh, setidaknya lebih enak
daripada KV~
Nah, karena itulah kali ini kami dari Departemen Anatomi dan
Embriologi mempersembahkan tentir kuliah anatomi modul Respirasi!
Adapun sumber referensi yang kami gunakan dalam pembuatan tentir ini
masih sama, yakni buku-buku, internet maupun saduran dari tentir-tentir
yang telah ada sebelumnya. At last, semoga bisa bermanfaat, mohon maaf
atas segala kekurangannya Semangat armies, salam anatomi!!!
SISTEM RESPIRASI
Sistem respirasi terbagi atas:
- Upper Respiratory tract Hidung, cavum nasi, faring, laring dan
trakea atas
- Lower Respiratory tract trakea bawah dan paru
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
Hidung atau naso adalah saluran pernafasan yang pertama. Ketika proses
pernafasan berlangsung, udara yang diinspirasi melalui rongga hidung
akan menjalani tiga proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan, dan
pelembaban.
Hidung terdiri atas bagian- bagian sebagai berikut:
1. Nasus Eksternus : radix nasi, nares, ala nasi, septum nasi
2. Cavum Nasi
- Terletak dari nares-choanae
- Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat-lipat yang
dinamakan karang hidung (konka nasalis), yang berjumlah 3 buah
yaitu: konka nasalis inferior, konka nasalis media, dan konka nasalis
superior.
Di antara konka nasalis terdapat 3 buah lekukan meatus, yaitu:
a. meatus superior
b. meatus inferior
c. meatus media.
Meatus-meatus ini yang dilewati oleh udara pernafasan, sebelah dalam
terdapat lubang yang berhubungan dengan tekak yang disebut koana.
Dasar rongga hidung dibentuk oleh rahang atas ke atas rongga hidung
berhubungan dengan rongga yang disebut sinus paranasalis yaitu
1. sinus maksilaris pada rahang atas
2. sinus frontalis pada tulang dahi
3. sinus sphenoidalis pada rongga tulang baji
4. sinus ethmoidalis pada rongga tulang tapis.
HIDUNG
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
Pada sinus ethmoidalis keluar ujung-ujung saraf penciuman yang menuju
ke konka nasalis. Pada konka nasalis terdapat sel-sel penciuman, sel
tersebut terutama terdapat pada di bagian atas. Pada hidung di bagian
mukosa terdapat serabut saraf atau reseptor dari saraf penciuman (nervus
olfaktorius).
Di sebelah konka bagian kiri kanan dan sebelah atas dari langit-langit
terdapat satu lubang pembuluh yang menghubungkan rongga tekak
dengan rongga pendengaran tengah. Saluran ini disebut tuba auditiva
eustachi yang menghubungkan telinga tengah dengan faring dan laring.
Hidung juga berhubungan dengan saluran air mata atau tuba lakrimalis.
Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak
mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung. Lendir di sekresi
secara terus-menerus oleh sel-sel goblet yang melapisi permukaan mukosa
hidung dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia.
Membran mucosa terbagi atas:
1. Membran mucosa olfactorius
a. Untuk menerima rangsangan penghidu
b. Melapisi permukaan atas concha nasalis superior & recessus
sphenoethmoidalis, serta permukaan septum nasi
2. Membran mucosa respiratorius
a. menghangatkan, melembabkan, membersihkan udara respirasi
b. Melapisi bagian bawah cavum nasi
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
Sinus paranasalis, berfungsi untuk:
1. Resonansi suara
2. Meringankan tulang, bayangin kalau tengkorak kita tulang semua pasti
beratnya bukan main
3. Menampung perkembangan gigi geligi
Sinus paranasalis:
1. Sinus frontalisbermuara ke anterior meatus nasi medius melalui
infundibulum yang diteruskan ke hiatus semilunaris
2. Cellulae ethmoidalis istimewa karena bentuknya seperti sel bulat-bulat
ada 20 sel. Ada 3 bagian:
a. Anterior, bermuara ke duktus frontonasalis dan infundibulum
b. Medius, bermuara ke meatus nasi medius. Pada medius yang
menonjol tampak bulat yang disebut bula ethmoidalis
c. Posterior, bermuara ke meatus nasi superior.
Sinus maxillaris, bermuara ke meatus nasi medius melalui hiatus
semilunaris. Menyulitkan bila sinusitis karena muaranya lebih tinggi dari
pada dasarnya dan di bawahnya berbatasan dengan gigi geligi rahang atas.
Sinus sphenoidalis, muaranya ke recessus sphenoethmoidalis di atas
concha nasalis superior.
Okee, selanjutnya ada tambahan pembahasan sedikit
Jadi, hidung luar mempunyai dua lubang berbentuk lonjong disebut nares,
yang dipisahkan satu dengan yang lain oleh septum nasi. Pinggir lateral, ala
nasi, berbentuk bulat dan dapat digerakkan. Rangka hidung luar dibentuk
oleh os nasale, processus frontalis maxillaris, dan pars nasalis ossis
frontalis. Di bawah, rangka hidung dibentuk oleh lempeng-lempeng tulang
rawan hialin.
Cavum Nasi
Cavum nasi terbentang dari nares di depan sampai ke apertura nasalis
posterior atau choanae di belakang, di mana hidung bermuara ke dalam
nasopharing. Vestibulum nasi adalah area di dalam cavum nasi yang terletak
tepat di belakang nares . Cavum nasi dibagi menjadi dua bagian kiri dan
kanan oleh septum nasi. Septum nasi dibentuk oleh cartilage septi nasi,
lamina verticalis osis ethmoidalis, dan vomer.
Setiap belahan cavum nasi mempunyai dasar, atap, dinding lateral dan
dinding medial atau dinding septum.
Dasar dibentuk oleh processus palatinus os maxilla dan lamina
horizontalis ossis palatine.
Atap sempit dan dibentuk di sebelah anterior mulai dari bagian bawah
batang hidung oleh os nasale dan os frontale, di tengah oleh lamina
cribrosa ossis ethmoidalis, terletak di bawah fossa crania anterior, dan di
sebelah posterior oleh bagian miring ke bawah corpus ossis sphenoidalis.
Dinding lateral mempunyai tiga tonjolan tulang disebut concha nasalis
superior, media, dan inferior. Area di bawah setiap concha disebut
meatus.
Persarafan hidung
Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari
n.etmoidalis anterior, yang merupakan cabang dari n.nasosiliaris, yang
berasal dan n.oftalmikus (N.V-I).
Nervus olfaktorius turun melalui lamina kribrosa dari permukaan bawah
bulbus olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidu
pada rnukosa olfaktorius di daerah sepertiga atas hidung.
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
Pharynx terletak di belakang cavum nasi, mulut dan larynx dengan
panjang sekitar 13 cm.
Dinding pharynx terdiri atas 3 lapisan yaitu : mucosa, fibrosa dan
muscular.
Otot-otot pharynx terdiri atas m. Contrictor pharyngis superior, medius
dan inferior yang serabutnya berjalan hampir melingkar dan m.
Stylopharyngeus serta m. Salphingopharyngeus yang serabutnya berjalan
dengan arah hampir longitudinal.
Pharynx dibagi menjadi 3 regio, yaitu:
1. Nasopharynx
Terletak dari belakang rongga hidung- atas palatum molle.
nasopharynx mempunyai atap, dasar, dinding anterior, dinding
posterior dan dinding lateral.
a. Superior dibentuk oleh corpus osis sphenoidalis dan pars basilaris
ossis ocipitalis
b. Inferior dibentuk oleh permukaan atas palatum molle yang miring.
Selama menelan, hubungan antara naso dan oropharynx tertutup
oleh naiknya palatum molle dan tertariknya dinding posterior
pharynx ke depan.
c. Dinding anterior dibentuk oleh apertura nasalis posterior,
dipisahkan oleh pinggir posterior septum nasi.
d. Dinding posterior membentuk permukaan miring yang
berhubungan dengan atap.
e. Dinding lateral pada tiap-tiap sisi mempunyai muara tuba auditiva ke
pharynx Pinggir posterior tuba membentuk elevasi yang disebut elevasi
tuba. Di pinggir bawah tuba terdapat m. salphingoparyngeus.
2. Oropharynx
Terletak di belakang rongga cavum oris dan terbentang dari palatum
molle-pinggir atas epiglottis.
a. Superior dibentuk oleh permukaan bawah palatum molle dan isthmus
pharyngeus.
b. Inferior dibentuk oleh seprtiga posterior lidah (yang hampir vertikal) dan
celah antara lidah dan permukaan anterior epiglottis. Membran mukosa yang
meliputi sepertiga posterior lidah berbentuk iregular karena ada jaringan
limfoid di bawahnya, disebut tonsila linguae
c. Dinding anterior terbuka ke dalam rongga mulut melalui isthmus orophrynx
(isthmus faucium).
d. Dinding posterior disokong oleh corpus vertebra cervicalis kedua dan bagian
atas corpus vertebra cervicalis ketiga.
e. Dinding lateral terdapat arcus palatoglossus dan arcus palatopharyngeus
dengan tonsila palatina di antaranya.
3. Laryngopharynx
Terletak di belakang aditus larynges dan permukaan posterior larynx, dan
terbentang dari pinggir atas epiglottis-pinggir bawah cartilago cricoidea.
Laryngopharynx mempunyai dinding anterior, dinding posterior dan
lateral.
a. Dinding anterior dibentuk oleh aditus laryngis dan membrana mucosa
yang meliputi permukaan posterior larynx.
b. Dinding posterior disokong oleh corpus vertebra cervicalis ketiga,
keempat kelima dan keenam.
c. Dinding lateral disokong oleh cartilago thyroidea dan membrana
thyrohyoidea.
PHARYNX
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
Larynx atau biasa disebut pita suara adalah penghubung pendek (sekitar 5
cm) antara laryopharynx dengan trakea.
Larynx berada di garis tengah anterior leher ke esophagus dan antara
cervical vertebrae 4-6 (C4-C6). Sesuai dengan letak anatomi serta
julukannya, fungsi larynx ada 3, yaitu:
1. Membawa udara menuju trachea
2. Memproduksi suara
3. Membran mucosa dan cilia nya membantu membersihkan udara
Larynx sendiri tersusun atas 9 tulang cartilago, ada yang single (cartilago
thyroidea, cartilago cricoideae dan cartilago epiglottica/epiglotis) dan ada
juga yang berpasangan (cartilago arytenoidea, cartilago corniculata dan
cartilago cuneiformis). Dari semua kartilago yang berpasangan, cartilago
arytenoidea adalah yang paling penting karena berperan dalam perubahan
posisi dan tegangan dari kotak suara.
LARYNX
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
Nah, mari kita bahas tulang rawan ini satu per satu~
1. Cartilago Thyroidea
Terbentuk atas dua kartilago hyalin yang menyatu (berfusi) dan
membentuk dinding anterior larynx yang berbentuk triangular (biasa
disebut adams apple atau bahasa kerennya buah jakun?).
Kartilago ini terdapat pada perempuan maupun laki-laki, namun terkait
dengan pengaruh hormon sex semasa pubertas, pada laki-laki lebih
bertumbuh.
Ligamen yang menghubungkan kartilago thyroidea dan tulang hyalin
disebut membrana thyroidhea.
Kartilago ini mengalami osifikasi pada umur 20 30 tahun.
2. Cartilago Cricoidea
Merupakan kartilago yang membentuk bagian inferior larynx.
Merupakan hialin yang berbentuk cincin stempel (signet ring).
Bagian anterior dan lateralnya relatif lebih sempit daripada bagian
posterior.
Kartilago ini berhubungan dengan kornu inferiorkartilago tiroidea
melalui membrana krikoidea (konus elastikus) dan melalui artikulasio
krikoaritenoidea.
Di bagian inferior melekat dengan cincin trakea I melalui ligamentum
krikotiroidea.
Kartilago krikoidea pada dewasa terletak setinggi vertebra servikalis
VI VII dan pada anak-anak setinggi vertebra servikalis III IV.
Kartilago ini mengalami osifikasi setelah kartilago tiroidea.
Kartilago ini tempat adalah untuk tracheotomy pada keadaan
kedaruratan jalan napas.
3. Cartilago Epiglottica (Epiglotis)
Berbentuk seperti bet pingpong dan membentuk dinding anterior aditus
larynxeus.
Tangkainya disebut petiolus dan dihubungkan oleh ligamentum
tiroepiglotika ke kartilago tiroidea di bagian superior pita suara.
Sedangkan bagian atas menjulur di belakang korpus hyoid ke dalam
lumen pharynx, membatasi basis lidah dan larynx.
Kartilago epiglotis mempunyai fungsi sebagai pembatas yang
mendorong makanan ke sebelah larynx.
4. Cartilago Arytenoidea
Merupakan kartilago hyalin yang terdiri dari sepasang kartilago
berbentuk piramid 3 sisi dengan bagian basis berartikulasi dengan
kartilago krikoidea, sehingga memungkinkan pergerakan ke media-
lateral dan gerakan rotasi.
Dasar dari piramid ini membentuk 2 tonjolan yaitu prosesus muskularis
yang merupakan tempat melekatnya m. krikoaritenoidea yang terletak
di posterolateral, dan di bagian anterior terdapat prosesus vokalis
tempat melekatnya ujung posterior pita suara.
Pinggir posterosuperior dari konus elastikus melekat ke prosesus
vokalis.
Ligamentum vokalis terbentuk dari setiap prosesus vokalis dan
berinsersi pada garis tengah kartilago tiroidea membentuk tiga per lima
bagaian membranosa atau vibratorius pada pita suara.
Tepi dan permukaan atas dari pita suara ini disebut glotis.
Kartilago aritenoidea dapat bergerak ke arah dalam dan luar dengan
sumbu sentralnya tetap, karena ujung posterior pita suara melekat pada
prosesus vokalis dari aritenoid maka gerakan kartilago ini dapat
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
menyebabkan terbuka dan tertutupnya glotis. Kalsifikasi terjadi pada
dekade ke 3 kehidupan.
5. Cartilago Corniculata
Merupakan kartilago fibroelastis disebut juga kartilago santorini.
Kartilago corniculata terletak di apex kartilago arytenoidea.
6. Cartilago Cuneiformis
Merupakan kartilago fibroelastis yang terletak di anterior kartilago
cornuculata dan menyokong pita suara dan bagian lateral epiglotis.
Cavitas laryingis/ cavum larynx dapat dibagi menjadi 3, yakni:
a. Supraglotis (vestibulum superior), yaitu ruangan diantara permukaan atas
pita suara palsu (plika vestibularis) dan inlet larynx.
b. Glotis (pars media), yaitu ruangan yang terletak antara plika vestibularis
dengan plika vocalis serta membentuk rongga yang disebut ventrikel
larynx Morgagni.
c. Infraglotis (pars inferior), yaitu ruangan diantara pita suara asli (plica
vocalis) dengan tepi bawah kartilago krikoidea.
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
Trachea adalah sebuah tabung cartilaginosa dan membranosa yang dapat
bergerak.
Dimulai sebagai lanjutan larynx dari pinggir bawah cartilago cricoidea
setinggi corpus vertebrae cervicalis VI.
Berjalan turun ke bawah di garis tengah leher.
Di dalam rongga thorax, trachea berakhir pada catina dengan cara
membelah menjadi bronchus principalis dexter dan sinister setinggi
angulus sterni (di depan discus antara vertebra thoracica IV dan V),
terletak sedikit agak ke kanan dari garis tengah.
Pada ekspirasi, bifurcatio trachea naik sekitar satu vertebra, dan selama
inspirasi dalam bifurcatio dapat turun sampai setinggi vertebra thoracica
VI. Jaraknya sekitar 3 cm
Pada dewasa, panjang trachea sekitar 11.25 cm dan diameter 2.5 cm.
Pada bayi, panjang trachea sekitar 4-5 cm dan diameter sekitar 3 mm.
Selama pertumbuhan anak-anak, diameter trachea bertambah sekitar 1
mm setiap tahurmya.
Tabung fibroelastika dipertahankan utuh dengan adanya cartilago hyalin
berbentuk U (cincin) di dalam dindingnya.
Ujung posterior cartilago yang bebas dlhubungkan oleh otot polos,
musculus trachealis.
Membrana mukosa trachea dilapisi oleh epitel silinder bertingkat semu
bersilia serta mengandung banyak sel goblet dan glandula mucosa tubular.
Batas-batas trakea
1. Di dalam leher
a. Anterior
Kulit, fascia, isthmus glandula thyroidea (di depan cincin kedua, ketiga,
dan keempat), vena thyroidea inferior, arcus jugularis, arteria thyroidea
ima (jika ada), dan vena brachiocephalica kiri pada anak-
TRACHEA
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
anak, ditutupi oleh musculus sternocleidomastoideus dan musculus
sternohyoideus.
b. Posterior
Nervus laryngeus recurrens kanan dan kiri serta oesophagus.
c. Lateral
Lobus glandula thyroidea dan sarung carotis beserta isinya.
2. Di dalam media stinum
a. Anterior
Sternum, thymus, vena brachiocephalica sinister, pangkal arteria
brachiocephalica dan carotis communia sinister, serta arcus aorta.
b. Posterior
Oesophagus dan nervus laryngeus recurrens sinister.
c. Kiri
Vena azygos, nervus vagus dexter, dan pleura
d. Kanan
Arcus aorta, arteri carotis communis sinister, arteria subclavia sinister,
nervus vagus sinister dan nervus phrenicus sinister dan pleura.
Trakea dipersarafi oleh nervus vagus dan nervus laryngeus.
Trakea juga mendapat aliran darah dari arteri thyroidea inferior untuk dua
pertiga baguan atas trakea, sedangkan sepertiga bagian bawah mendapat
darah dari arteri bronchialis.
Untuk aliran limfa pada trakea, limfa akan mengalir ke dalam nodi
lymphatici pretraheales dan para tracheales dan ke dalam nodi lymphoidei
cervicales profundi.
Ligamentum cricotracheale mengisi celah di antara cartilago cricoidea dan
cincin pertama trachea. Isthmus glandula thyroideae dapat dikenali
sebagai sebuah struktur lembut di depan cincin trachea kedua, ketiga, dan
keempat.
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
Di dalam rongga thorax, trachea berakhir pada catina dengan cara
membelah menjadi bronchus principalis dexter dan sinister setinggi
angulus sterni (di depan discus antara vertebra thoracica IV dan V),
terletak sedikit agak ke kanan dari garis tengah.
1. Bronchus principalis dexter
Bronchus ini meninggalkan trakea dengan membentuk sudut 25 dengan
garis vertikal. Bronchus principalis dexter lebih lebar, lebih pendek, dan
lebih vertikal dari bronchus principalis sinister dan panjangnya lebih kurang
2,5 cm. Vena azygos melengkung di atas pinggir superiornya. Bronchus
lobaris superior dimulai sekitar 2 cm dari pangkal bronchus principalis di
carina. Kemudian bronchus principalis dexter masuk ke hilus paru-paru
kanan, dan bercabang dua menjadi bronchus lobaris medius dan bronchus
lobaris inferior.
a. Bronchus Lobaris Superior Dexter
- Bronchus segmentalis apicalis (B1)
- Bronchus segmentalis posterior (B2)
- Bronchus segmentalis anterior (B3)
b. Bronchus Lobaris Medius Dexter
- Bronchus segmentalis lateralis (B4)
- Bronchus segmentalis medialis (B5)
c. Bronchus Lobaris Inferior Dexter
- Bronchus segmentalis superior (B6)
- Bronchus basalis medialis (B7)
- Bronchus basalis anterior (B8)
- Bronchus basalis lateralis (B9)
- Bronchus basalis posterior (B10)\
2. Bronchus Principalis Sinister
Bronchus ini meninggalkan trakea dengan membentuk sudut 45 dengan
garis vertikal. Bronchus principalis sinister lebih sempit, lebih panjang,
dan lebih horizontal dibandingkan bronchus principalis dexter dan
panjangnya lebih kurang 5 cm. Berjalan ke kiri di bawah arcus aorta dan
BRONCHUS
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
di depan oesophagus. Pada waktu masuk ke hilus pulmonalis sinister,
bronchus principalis sinister bercabang menjadi bronchus lobaris superior
dan bronchus lobaris inferior.
a. Bronchus Lobaris Superior Sinister
- Bronchus segmentalis apicoposterior (B1&2)
- Bronchus segmentais anterior (B3)
- Bronchus lingularis superior (B4)
- Bronchus lingularis inferior (B5)
b. Bronchus Lobaris Inferior Sinister
- Bronchus segmentalis superior (B6)
- Bronchus segmentalis basalis anterior (B7&8)
- Bronchus segmentalis basalis lateralis (B9)
- Bronchus segmentalis basalis posterior (B10)
Secara ringkasnya perbedaan bronkus kiri dan kanan bisa dilihat di tabel
berikut~
No. Bronchus dexter Bronchus sinister
1.
2.
3.
4.
5.
Lebih lebar
Lebih pendek
Lebih vertikal, dengan sudut
250
Panjang 2,5cm, bercabang
sebelum masuk hilum pulmo
nis dexter
10 bronchopulmonary segm
ent
Lebih sempit
Lebih panjang
Lebih horizontal, dengan sudut
45o
Panjang 5cm, bercabang setel
ah masuk hilum pulmonalis
8 bronchopulmonary segment
Bronchus paling kecil membelah dua menjadi bronchiolus, yang
diameternya kurang dari 1 mm.
Bronchiolus tidak mempunyai cartilago di dalam dindingnya dan dilapisi
oleh epitel silinder bersilia.
Lapisan submucosa mempunyai serabut otot polos melingkar yang utuh.
Bronchiolus kemudian membagi dua menjadi bronchiolus terminalis, yang
mempunyai kantong- kantong lembut pada dindingnya.
Pertukaran gas yang terjadi antara darah dan udara terjadl pada dinding
kantong-kantong tersebut, karena itu dinamakan bronchiolus respiratorius.
Diameter bronchiolus respiratorius sekitar 0,5 mm. Bronchiolus
respiratorius berakhir dengan bercabang menjadi ductus alveolaris yang
menuju ke arah saluran berbentuk kantong dengan dinding yang tipis
disebut saccus alveolaris.
Saccus alveolaris terdiri dari beberapa alveoli yang terbuka ke satu
ruangan.
Masing-masing alveolus dikelilingi oleh jaringan yang mengandung
kapiler yang padat.
Pertukaran gas terjadi antara udara yang terdapat di dalam lumen alveoli,
melalui dinding aiveoli ke dalam darah yang ada di dalam kapiler di
sekitarnya
BRONCHIOLUS
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
Terdiri dari 2 bagian: pleura parietalis dan visceralis, dipisahkan oleh
rongga pleura (cavitas pleuralis) yang terisi cairan pleura
Pleura parietalis peka terhadap nyeri, suhu, raba dan tekanan
Pleura visceralis peka terhadap tarikan, tapi tidak peka terhadap nyeri dan
raba
Pleura parietalis:
1. Pleura parietalis pars costalis
2. Pleura parietalis pars diaphragmatica
3. Pleura parietalis pars mediastinalis
PLEURAE
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
Nah pada bagian selanjutnya kita akan membahas organ utama
respirasi, yakni paru-paru atau pulmo~
Paru merupakan salah satu organ vital yang memiliki fungsi utama sebagai
alat respirasi dalam tubuh manusia, paru secara spesifik memiliki peran
untuk terjadinya pertukaran oksigen (O2) dengan karbon dioksida (CO2).
Pertukaran ini terjadi pada alveolus alveolus di paru melalui sistem
kapiler. nah beberapa hal penting pada bagian paru yang nanti kita pelajari
dalam anatomi adalah karakteristik umumnya, lobus paru, fisura paru dan
segmentum paru yang berbeda pada paru kanan dan paru kiri.
1. Karakteristik Umum Pulmo
Jadi secara umum paru-paru kita memiliki beberapa karakteristik, yaitu
dilihat dari:
No Karakteristik
1 Bentuk berbentuk kerucut
2 Volume
Total
3.5-8.5 liter
3 Tekstur teraba lunak dan seperti
spons, sangat elastis
4 Regio umum Apex pulmonis
Basis pulmonis
Facies costalis
Facies mediaastinalis
PULMO
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
Paru-paru terletak pada rongga dada, datarannya menghadap ke tengah
rongga dada/kavum mediastinum.
Pada bagian tengah itu terdapat tampuk paru-paru atau hilus. Pada
mediastinum depan terletak jantung.
Paru-paru dibungkus oeh selaput selaput yang bernama pleura. Antara
kedua pleura (pleura parietalis dan visceralis) terdapat rongga (kavum)
yang disebut kavum pleura.
Pada keadaan normal kavum pleura ini vakum/hampa udara sehingga
paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan
(eksudat) yang berguna unuk meminyaki permukaannya (pleura),
menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada dimana
sewaktu bernafas bergerak.
Selain itu, di paru juga terdapat fasies costalis yaitu bagian permukaan
paru yang tampak seakan mencekung akibat tekanan dari os.costae.
2. Fisura Pulmo
Di antara lobus lobus paru kanan terdapat 2 fissura, yakni fissura
horizontalis dan fissura obliqua. Sementara di antara lobus paru kiri
hanya terdapat 1 fissura yaitu fissura obliqua posisinya sama kayak yang
kanan cuma kebalik kayak cermin. Teman-teman udah pada tahu dong
fissura parunya itu yang mana? Celah-celahnya itu tuh...
Oh iya, kemaren ada yang nanyain apa celah-celah paru itu bakalan
mempengaruhi struktur bagian dalam (bronkus atau brokiolusnya) paru?
Nah, kata dr. Riedha celah-celah paru tersebut cuma secara superfisial aja,
jadi gak bakalan mempengaruhi struktur bagian dalamnya. Makanya
bronkus ato bronkiolusnya gak bakal terpisah-pisah walaupun ada
celahnya guys...
Pulmo Dexter Pulmo Sinister
1. Fissura
obliqua
Membatasi lobus
superior, medius
dan inferior
1) Fissura
obliqua
Membatasi lobus
superior dan
inferior
2. Fissura
horizontal
is
Membatasi lobus
superior dan
medius
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
3. Lobus Pulmo
Paru terdiri atas 3 lobus pada paru sebelah kanan (pulmo dexter), dan 2
lobus pada paru sebelah kiri (pulmo sinister).
Lobus-lobus ini dibentuk oleh fisura yang membatasinya. Untuk ngapalin
lobus-lobusnya kita lihat tabel di bawah yah...
Pulmo Dexter Pulmo Sinister
1. Lobus superior 1) Lobus
superior
2. Lobus medius 2) Lobus inferior
3. Lobus inferior
Jadi pada paru kanan maupun paru kiri, keduanya mempunyai 2 lobus
dengan nama yang sama berdasarkan letaknya yaitu lobus superior dan
inferior.
Tapi di paru kiri hanya terdapat 1 fissura, sementara di paru kanan terdapat
2 fissura yang membagi paru tersebut menjadi 3 bagian sehingga paru
kanan memiliki satu lobus lagi yaitu lobus medius.
Medius yang artinya di tengah karena terletak diantara 2 lobus lain,
dibatasi 2 fissura dan berada pada bagian tengah paru kanan.
Tapi guys, pada paru kiri terdapat satu bagian di lobus superior paru kiri
yang analog dengan lobus medius paru kanan, yakni disebut sebagai
lingula pulmonis.
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
PULMO DEXTER
PULMO SINISTER
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
4. Segmentum Pulmo
Segmenta bronchopulmonalia berupa subdivisi lobus paru, merupakan
sebuah unit struktural. 1 segmenta terdiri dari 1 bronchus segmentalis,
1 arteri segmentalis, pembuluh limfe, dan saraf otonom. Venae
segmentales terletak di dalam jaringan ikat diantara segmenta
bronchopulmonalia yang berdekatan.
Perjalanan bronkus pada paru adalah sebagai berikut:
Bronchus Principalisbronchus lobarisbronchi segmentales
bronchiolus terminalis bronchiolus respiratorius ductus
alveolaris saccus alveolaris alveolus
Tiap lobus tersusun oleh lobulus. Paru-paru kiri, terdiri dari pulmo
sinister lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri atas
belahan-belahan yang lebih kecil bernama segment.
Paru-paru kanan mempunyai 10 segmen yakni :
a. 5 buah segment pada lobus inferior
b. 2 buah segment pada lobus medialis
c. 3 buah segment pada lobus inferior
Paru-paru kiri mempunyai 8 segment yaitu :
a. 4 buah segment pada lobus superior dan,
b. 4 buah segment pada inferior
Tiap-tiap segment ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang
bernama lobulus.
Di antara lobulus yang satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan
ikat yang berisi pembuluh-pembuluh darah getah bening dan saraf-
saraf, dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah bronkiolus.
Di dalam lobulus, bronkiolus ini bercabang-cabang banyak sekali,
cabang-cabang ini disebut duktus alveolus. Tiap-tiap duktus alveolus
berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2 0,3 mm.
Pulmo Dexter Pulmo Sinister
Lobus superior Lobus superior
1. Segmentum apicale 1) Segmentum apicoposterius
2. Segmentum posterius 2) Segmentum anterius
3. Segmentum anterius 3) Segmentum lingulare superius Lobus medius 4) Segmentum lingulare inferius
1. Segmentum laterale Lobus inferior
2. Segmentum mediale 1) Segmentum basale anterius
medial
Lobus inferior 2) Segmentum basale laterale
1. Segmentum superius 3) Superior segment left inferior
2. Segmentum basale mediale 4) Postero-bassal
3. Segmentum basale
4. Segmentum basale laterale
5. Segmentum basale posterius
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
SEGMENTUM PULMO DEXTER
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
SEGMENTUM PULMO SINISTER
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
Suplai Darah
Setiap arteria pulmonalis, membawa darah deoksigenasi dari ventrikel
kanan jantung, memecah bersama dengan setiap bronkus menjadi cabang-
cabang untuk lobus, segmen dan lobules.
Cabang-cabang terminal berakhir dalam sebuah jaringan kapiler pada
permukaan setiap alveolus. Jaringan kapiler ini mengalir ke dalam vena
yang secara progresif makin besar, yang akhirnya membentuk vena
pulmonalis, dua pada setiap sisi, yang dilalui oleh darah yang teroksigenasi
ke dalam atrium kiri jantung.
Arteria bronchiale yang lebih kecil dari aorta menyuplai jaringan paru
dengan darah yang teoksigenasi.
-
- Departemen Anatomi dan Embriologi MARS 13 -
Gambar a merupakan suplai
vaskular sebuah asinus ( tanda
panah menunjukkan arah
aliran darah ). Gambar b
merupakan skema sebuah
alveolus.
Gambar disamping
merupakan suplai darah
dari lobulus pulmonal .
gambar a merupakan
lobulus dan gambar b
merupakan potongan
longitudinal.
Sekian yaa tentir anatomi dari kami...
Mohon maaf apabila masih terdapat banyak kesalahan~
Good luck ujiannya! Salam Anatomi!