tema dan fakta cerita novelnegeri 5 menara karya …

225
TEMA DAN FAKTA CERITA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA KELAS XI SMA NEGERI 10 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Sa’adah NIM 082110038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2013

Upload: others

Post on 01-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

TEMA DAN FAKTA CERITA NOVEL NEGERI 5 MENARAKARYA AHMAD FUADI DAN IMPLEMENTASINYA

SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRAKELAS XI SMA NEGERI 10 PURWOREJO

TAHUN PELAJARAN2012 / 2013

SKRIPSI

Disusun sebagai Salah Satu Syaratuntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OlehSa’adah

NIM 082110038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2013

Page 2: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …
Page 3: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

ii

TEMA DAN FAKTA CERITA NOVEL NEGERI 5 MENARAKARYA AHMAD FUADI DAN IMPLEMENTASINYA

SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRAKELAS XI SMA NEGERI 10 PURWOREJO

TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013

OlehSa’adah

NIM 082110038

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji SkripsiFakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Purworejo

Pada tanggal: 21 Maret 2013

TIM PENGUJI

Dra. Hj. Kadaryati, M.Hum. …………………………..NBM 887082(Penguji Utama)

Drs. Mohammad Fakhrudin, M. Hum. .………………………….NIP 1955 0828 198901 1 001(Penguji I/ Pembimbing I)

Umi Faizah, M.Pd. …………………………..NBM 1056645(Penguji II/ Pembimbing II)

Purworejo, 21 Maret 2013

MengetahuiDekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Drs. H. Hartono, M. M.NIP 19540105 198103 1 002

Page 4: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

iii

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini,

nama : Sa’adah;NIM : 082110038;Progam Studi : pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia;Judul Skripsi : Tema dan Fakta Cerita Novel Negeri 5 Menara

Karya A. Fuadi dan Implementasi sebagai BahanPembelajaran Sastra Kelas XI SMA Negeri 10Purworejo

Pembimbing I : Drs. Mohammad Fakhrudin, M.Hum.;Pembimbing II : Umi Faizah, M.Pd.;

menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini bukan plagiat hasilkarya orang lain, melainkan benar-benar hasil karya saya sendiri, baik sebagianmaupun seluruhnya. Pendapat para pakar atau temuan orang lain yang terdapatdalam skripsi ini, dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Apabilaterbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat karya oranglain, saya bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan olehUniversitas Muhammadiyah Purworejo.

Purworejo, Maret 2013

Yang membuat pernyataan,

Sa’adah

Page 5: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

$yg•ƒ r' ¯» tƒz̀ ƒ Ï% ©!$#(#q ãZtB#uä(#q ãY‹ ÏètG ó™$#ÎŽö9¢Á9$$Î/Ío 4q n=¢Á9$#ur4¨b Î)©!$#yìtBtûï ÎŽÉ9» ¢Á9$#ÇÊÎÌÈ

“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”(Alquran Surat Al- Baqarah ayat 153)

“Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah diperbuatnya”( HR Ali Bin Abi Tholib)

PERSEMBAHAN

1. Suami tercinta yang selalu memberikan motivasi

dan dukungan, serta setia mendengarkan segala

keluh kesahku;

2. Bapak dan Ibu tersayang yang selalu memberikan

kasih sayang, semangat dan doa;

3. Keluarga dan saudara-saudaraku. Jazaa kumullah

akhsanal jaza atas doa, cinta, dan kasih sayang;

dan tanpa mengurangi rasa hormat penulis kepada

yang telah disebutkan di atas, penulis juga

menghadiahkan skripsi ini kepada “buah hatiku”

(Feisya dan Aratsya) yang menjadikan pelengkap

hidupku, semoga kelak menjadi anak yang ber-

bakti pada kedua orang tua, agama dan negara.

Page 6: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

v

PRAKATA

Alhamdulillah! Akhirnya skripsi ini selesai disusun setelah melalui proses

yang cukup lama. Skripsi berjudul “Fakta Cerita Dalam Novel Negeri 5 Menara

Karya A. Fuadi dan Implementasinya sebahai Bahan Pembelajaran Sastra di Kelas

XI SMA” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan, Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas

Muhammadiyah Purworejo.

Keberhasilan penyusun skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan

kesempatan untuk menyelesaikan studi di Universitas Muhammadiyah

Purworejo;

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purworejo yang telah memberikan izin penelitian;

3. Ketua Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah

menyetujui pelaksanaan penelitian;

4. Drs. Mohammad Fakhrudin, M.Hum., pembimbing I, dan Umi Faizah, M.Pd.,

pembimbing II, yang telah membimbing, mengarahkan, memotivasi dengan

penuh kesabaran, serta mengoreksi skripsi ini dengan penuh ketelitian sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;

Page 7: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

vi

5. Seluruh dosen Progam Studi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat;

6. Suami yang telah memberikan doa dan kebutuhan finansial;

7. Teman-teman seperjuangan (Progam Studi PBSI Angkatan Tahun 2008) yang

telah memberikan motivasi, doa, dan semangat kepada penulis dalam

menyelesaikan studi di Progam studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Penulis senantiasa berdoa semoga Allah Swt. memberikan balasan yang

selayaknya atas budi baik yang telah diberikan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

penyusun khususnya dan para pembaca umumnya. Amin!

Purworejo, Maret 2013

Penulis

Sa’adah

Page 8: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

vii

ABSTRAK

Sa’adah. “Tema dan Fakta Cerita Novel Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi danImplementasinya sebagai Bahan Pembelajaran Sastra Kelas XI SMA Negeri 10Purworejo.” Skripsi. Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2013.

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menjelaskan (1) tema danfakta cerita novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi; (2) hubungan keterkaitanantarunsur tema dengan fakta cerita; dan (3) implementasi analisis tema dan faktacerita novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi sebagai bahan pembelajaran sastrakelas XI SMA Negeri 10 Purworejo.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian iniadalah tema dan fakta cerita . Sumber data yang digunakan adalah novel Negeri 5Menara karya A. Fuadi. Instrumen penelitian ini penulis selaku peneliti denganmenggunakan fasilitas kartu pencatat data. Teknik pengumpulan data menggunakanobservasi langsung kemudian data yang didapatkan dicatat dalam kartu pencatatdata. Teknik analisis data dalam penelitian ini lakukan dengan teknik analisis isi.Teknik penyajian hasil analisis data yang digunakan adalah teknik informal.

Hasil analisis menunjukkan (1) tema dalam novel Negeri 5 Menara adalahpencapaian keberhasilan dan fakta cerita terdiri dari (a) tokoh dan penokohan, tokohdibedakan tokoh utama adalah Alif Fikri dan tokoh tambahan adalah amak, ayah,Randai, Ustadz Salman, Kiai Rais, dan sahabat sohibul menara (Atang, Said,Dulmajid, Baso, Raja), sedangkan pelukisan watak (penokohan) mengunakan duacara, yaitu teknik analitik dan teknik dramatik; (b) alur dan pengaluran, yaknitahapan alur adalah tahap awal, tahap tengah, dan tahap akhir, sedangkan teknikpengaluran meliputi suspense, foreshadowing, dan surprice; (c) latar, yakni latarfisik disajikan secara konkret sehingga menimbulkan imajinasi pembaca mengenaiwujud bangunan dan daerah tersebut, dan latar sosial melukiskan status sosialdalam kegiatan belajar di pesantren dengan konsep man jadda wajadda; (2)keterkaitan antarunsur saling mendukung dalam membangun totalitas cerita yangharmonis, logis, dan menarik; dan (3) implementasi analisis tema dan fakta ceritadalam novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi sebagai bahan pembelajaran sastra dikelas XI SMA dapat dijadikan alternatif pemilihan bahan materi, karenamempunyai nilai estetis, mencerminkan nilai-nilai positif, yang dapat dijadikansebagai bahan pembelajaran sastra untuk mencapai standar kompetensi, kompetensidasar, dan indikator sebagaimana dijelaskan dalam kurikulum. Pembelajarananalisis tema dan fakta cerita di SMA Negeri 10 Purworejo dengan langkah-langkah sebagai berikut (a) kegiatan awal yang dilakukan satu minggu sebelumnyasiswa disuruh membaca novel; (b) kegiatan inti yang dilakukan siswa diberi tugasmengidentifikasi dan menganalisis tema dan fakta cerita; dan (c) kegiatan akhiryang dilakukan guru merefleksi hasil pembelajaran.

Kata Kunci : tema dan fakta cerita, hubungan antarunsur, dan implementasisebagai bahan pembelajaran sastra.

Page 9: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. iHALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iiPERNYATAAN ........................................................................................ iiiMOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ ivPRAKATA ................................................................................................ vABSTRAK ................................................................................................ viiDAFTAR ISI ............................................................................................. viiiDAFTAR TABEL ..................................................................................... xDAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1B. Penegasan Istilah ................................................................ 6C. Rumusan Masalah .............................................................. 7D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................... 8E. Sistematika skripsi .............................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS ................ 12A. Tinjauan Pustaka ................................................................ 12B. Kajian Teoretis ................................................................... 13

1. Tema ............................................................................ 132. Fakta Cerita .................................................................. 15

a. Tokoh dan penokohan ............................................. 15b. Alur dan Pengaluran ................................................ 18c. Latar dan Pelataran.................................................. 21

3. Hubungan Keterkaitan Antarunsur dalam novel ............ 224. Pembelajaran Sastra ...................................................... 24

a. Tujuan Pembelajaran Sastra .................................... 24b. Manfaat Pembelajaran sastra ................................... 25c. Bahan Pembelajaran Sastra ..................................... 26d. Metode Pembelajaran Sastra ................................... 27e. Langkah-langkah Pembelajaran Sastra .................... 33f. Sumber Belajar ....................................................... 34g. Evaluasi .................................................................. 35

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 38A. Objek Penelitian ................................................................. 38B. Fokus Penelitian ................................................................. 38C. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 39

Page 10: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

ix

D. Data dan Sumber Data ........................................................ 39E. Instrumen Penelitian ........................................................... 39F. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 40G. Teknik Analisis Data .......................................................... 41H. Teknik Penyajian Hasil Analisis ......................................... 43

BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA ........................... 44A. Penyajian Data .................................................................... 44B. Pembahasan Data................................................................ 49

1. Tema dan Fakta cerita dalam novel Negeri 5 Menara .... 49a. Analisis Tema ....................................................... 49b. Analisis Fakta Cerita ............................................... 55

2. Hubungan Keterkaitan antarunsur di dalam cerita ......... 1413. Implementasi aspek tema dan fakta cerita novel Negeri 5

Menara sebagai bahan pembelajaran sastra kelas XI SMANegeri 10 Purworejo....................................... ............... 147

BAB V PENUTUP ............................................................................... 185A. Simpulan ............................................................................ 185B. Saran .................................................................................. 186

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 11: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Tema dan Fakta Cerita dalam Novel Negeri 5 Menara Karya

Ahmad. Fuadi ............................................................................... 45

Tabel 2. Data Hubungan antarunsur Tema dan Fakta Cerita dalam NovelNegeri 5 Menara ......................................................................... 46

Page 12: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Sinopsis Novel Negeri 5 Menara karya Ahmad FuadiLampiran 2. SilabusLampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Lampiran 4. Surat Izin PenelitianLampiran 5. Surat Keterangan Pelaksanaan PenelitianLampiran 6. Kartu Bimbingan Skripsi

Page 13: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

1

BAB IPENDAHULUAN

Dalam bab ini, disajikan latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan karya imajinatif digunakan pengarang dalam

bentuk tulisan yang mempunyai nilai estetika. Karya imajinatif tersebut terlahir

dari kreasi dan juga daya khayal pengarang. Karya sastra merupakan penjabaran

kehidupan dan pengalaman pengarang atas kehidupan di sekitarnya. Hal itu

sebagaimana dikemukakan oleh Nurgiyantoro (2012: 3 ) sebagai berikut:

Karya imajinasi, prosa fiksi menawarkan berbagaipermasalahan-permasalahan hidup manusia dan kemanusiaan. Prosafiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalamhubungannya dengan lingkungan dan sesama. Interaksi dengan dirisendiri serta interaksi dengan masyarakat. Fiksi merupakan hasil dialog,kontemplasi, dan reaksi pengarang terhadap lingkungan dan kehidupan.

Genre sastra terdiri dari puisi, prosa, dan drama. Prosa fiksi terdiri atas

novel dan cerpen. Novel merupakan karya fiksi yang terbangun dari struktur

karya sastra. Novel merupakan karya fiksi yang tergabung dari struktur karya.

Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks, yang unsur-unsurnya

saling berjalan erat satu sama lain. Hawkes (dalam Pradopo, 1987: 118)

menyebutkan karya sastra sebagai satu kesatuan yang utuh dipahami maknanya

apabila diketahui bagian-bagiannya atau unsur pembentukan relasi timbal balik

1

Page 14: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

2

antara bagian-bagiannya, dan relasi antarbagian dengan keseluruhan. Setiap

unsur karya sastra mempunyai keterkaitan makna dengan unsur-unsur lainnya

dalam struktur. Abrams (via Nurgiyantoro 2012: 36) bahwa struktur karya

sastra diartikan sebagai susunan, penegasan, dan gambaran semua bahan dan

bagian menjadi komponen yang secara bersama membentuk kebulatan yang

indah.

Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2012: 25) mengemukakan bahwa unsur

pembangun sebuah novel mencakup tiga bagian sebagai berikut:

Fakta cerita, tema, dan sarana sastra. Fakta (facts) dalam sebuahcerita meliputi karakter (tokoh cerita), plot, dan setting. Ketiganyamerupakan unsur fiksi yang secara faktual dapat dibayangkanperistiwanya, eksistensinya, dalam sebuah novel. Oleh karena itu,ketiganya dapat pula disebut sebagai struktur faktual (factual structure)atau derajat faktual (factual level) sebuah cerita. Ketiga unsur tersebutharus dipandang sebagai satu kesatuan dalam rangkaian keseluruhancerita

Dari pendapat di atas, dapat dipahami bahwa novel dibangun oleh tiga

unsur pokok, yakni tema, fakta, dan sarana cerita yang disebut sebagai struktur

faktual. Ketiga unsur tersebut berpadu secara harmonis dan saling mendukung

guna menciptakan totalitas novel.

Novel merupakan uraian cerita dari sebagian besar kehidupan manusia

yang di dalamnya terdapat tokoh dan terdapat berbagai masalah yang harus

dihadapi oleh tokoh cerita. Novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi dicetak

pertama kali oleh Gramedia Pustaka Umum pada tahun 2009. Sejak tahun 2009

sampai 2011 Negeri 5 Menara termasuk novel yang ada di jajaran best seller,

yaitu dalam waktu kurang dari dua tahun novel telah dicetak ulang kesebelas

kali. Dalam novel tersebut berhasil menginspirasi pembacanya, (terbukti dari

Page 15: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

3

kelarisannya) sehingga novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi banyak dibaca

dan dinikmati oleh masyarakat karena isi ceritanya bervariasi, yang menyentuh

kehidupan nyata masyarakat, dan bahasanya mudah dipahami, serta karya

fiksinya dinilai dapat menumbuhkan semangat untuk berprestasi.

Dalam novel tersebut diceritakan kehidupan Alif Fikri seorang pemuda

Minangkabau, Kabupaten Agam, Bukit Tinggi. Dia memiliki keinginan untuk

melanjutkan sekolah ke SMA (umum). Sementara itu, ibunya lebih

menginginkan agar Alif Fikri melanjutkan ke sekolah yang berbasis agama.

Kepergian Alif Fikri dengan berat hati, demi memenuhi permintaan ibunya

untuk menimba ilmu agama di salah satu Pondok Pesantren. Atas saran dari

pamannya, akhirnya Alif Fikri memutuskan merantau untuk melanjutkan

sekolah ke Pondok Pesantren modern Gontor, Jawa Timur. Di Pondok

Pesantren modern ini dia hidup penuh dengan aturan, melakukan interaksi

belajar dengan sesama siswa, untuk mencapai cita-cita yang dilandasi keyakinan

melalui konsep “Man Jadda Wajada , yakni siapa yang bersungguh-sungguh

pasti berhasil.

Ada hal menarik yang menjadi alasan memilih novel Negeri 5 Menara

karya A. Fuadi sebagai penelitian, di antaranya, novel generasi muda bangsa

yang penuh memotivasi, memupuk bakat, semangat dan optimisme untuk maju

dan tidak mudah menyerah, merupakan suatu bentuk pembelajaran yang

berharga dalam menciptakan kepribadian seseorang. Kehidupan tokoh dan

penokohan novel tersebut, memiliki nilai positif yang mencerminkan

kepribadian pada sikap tokoh Alif Fikri ini, memberikan contoh arti kesabaran

Page 16: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

4

dalam menghadapi cobaan, pantang menyerah, mandiri dan berbakti kepada

orang tua.

Novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi adalah salah satu novel yang

tepat untuk lingkungan pendidikan. Nuansa religius pada novel itu sangat bagus

untuk perkembangan akhlak dan pendidikan agama pada remaja berusia 14-17

tahun khususnya pelajar SMA. Melalui novel tersebut peserta didik diharapkan

dapat mencontoh nilai positif menjadikan penyemangat untuk berusaha dengan

sepenuh hati serta keikhlasan dalam belajar. Penanaman nilai pendidikan pada

novel Negeri 5 Menara serta pemanfaatannya dalam pembelajaran sastra

membawa kebaikan bagi pembaca. Hal ini menimbulkan kesadaran bahwa

sastra mempunyai peran baik, khususnya dalam kaitan pendidikan dan

pembelajaran sastra.

Pembelajaran sastra tentunya berkaitan dengan pendidikan. Berdasarkan

UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas mendefinisikan pendidikan sebagai

berikut.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkansuasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktifmengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritualkeagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan: akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dannegara.

Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang benar,

baik, dan indah untuk kehidupan. Berkaitan dengan tujuan pendidikan tersebut,

tujuan pembelajaran sastra adalah untuk mengapresiasi nilai-nilai yang

terkandung dalam sastra, yaitu pengenalan dan pemahaman yang tepat terhadap

karya sastra sehingga peserta didik diharapkan dapat menambah pengetahuan

Page 17: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

5

dan memiliki sikap positif terhadap suatu karya sastra (Rusyana, 1984: 314).

Dalam hal ini, sastra juga mempunyai relevansi dengan masalah-masalah dunia

nyata. Untuk itu, pembelajaran sastra diharapkan dapat memberikan sumbangan

yang besar untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang cukup sulit di

dalam masyarakat jika dilakukan dengan cara yang tepat (Rahmanto, 1988: 15).

Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan mata pelajaran Bahasa

Indonesia kelas XI semester I dengan alokasi waktu 4 x 45 menit, tercantum

standar kompetensi memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel

terjemahan dengan indikator menjelaskan unsur-unsur instrinsik novel, yaitu

tema, fakta cerita, dan sarana sastra.

Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian unsur pembangun

novel dengan membatasi tema dan fakta ceritanya yakni, tokoh dan penokohan,

alur, dan latar pada novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi dengan alasan

sebagai berikut.

1. Novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi menarik untuk dibaca dan dianalisis

tema dan fakta ceritanya karena unsur-unsurnya terlihat lengkap serta

menyajikan kompleksitas kehidupan masyarakat. Kelengkapan tersebut

terlihat dari adanya unsur pembangun yang dapat dianalisis.

2. Dalam novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi terdapat nilai positif yang

tercermin melalui kepribadian sikap tokohnya sehingga dapat dijadikan

sebagai teladan peserta didik sebagai bahan pembelajaran sastra.

3. Sebagai calon guru, peneliti merasa perlu memahami pembelajaran sastra

sebagai bekal menjadi guru bahasa dan sastra Indonesia yang profesional.

Page 18: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

6

4. Sepengetahuan penulis, novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi belum

pernah diteliti oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo dari

aspek tema dan fakta cerita yang terdiri dari tokoh dan penokohan, latar, dan

alur.

Dengan latar belakang itulah, perlu dilakukan penelitian dengan judul

“Tema dan Fakta cerita novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi dan

implementasinya sebagai bahan pembelajaran sastra kelas XI SMA Negeri 10

purworejo.

B. Penegasan Istilah

Penelitian ini berjudul “Fakta Cerita Novel Negeri 5 Menara karya A.

Fuadi dan Implementasinya sebagai Bahan Pembelajaran Sastra Kelas XI SMA

Negeri 10 Purworejo”. Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian judul

penelitian ini, perlu ditegaskan kembali istilah-istilah yang terdapat dalam judul

penelitian diantaranya sebagai berikut.

1. Tema adalah ide pokok atau gagasan yang menjadi dasar dalam sebuah

cerita yang menyangkut beberapa persoalan yang harus dihadapi oleh para

tokoh dalam suatu cerita.

2. Fakta cerita dalam sebuah cerita meliputi tokoh/penokohan, plot dan setting.

Ketiganya merupakan unsur fiksi yang secara faktual dapat dibayangkan

peristiwa, eksistensinya, dalam sebuah novel. Oleh karena itu, ketiganya

dapat pula disebut sebagai struktur faktual (Nurgiyantoro, 2012: 25).

Page 19: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

7

3. Implementasi analisis tema dan fakta cerita sebagai bahan pembelajaran

sastra adalah penerapan hasil analisis terhadap tema dan fakta cerita sebagai

bahan pembelajaran sastra di kelas XI SMA

Dari pengertian istilah-istilah di atas, disimpulkan bahwa maksud dari

judul skripsi “Tema dan Fakta cerita novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

dan implementasinya sebagai bahan pembelajaran sastra kelas XI SMA Negeri

10 Purworejo” adalah suatu analisis unsur pembangun novel terhadap tema dan

fakta cerita yang terdiri dari tokoh dan penokohan, latar dan pelataran, dan alur

dan pengaluran pada penerapannya sebagai bahan pembelajaran sastra di kelas

XI SMA Negeri 10 Purworejo.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, ditentukan

rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana tema dan fakta cerita yang terdiri dari tokoh dan penokohan, alur

dan pengaluran, dan latar dan pelataran dalam novel Negeri 5 Menara karya

A. Fuadi?

2. Bagaimana hubungan keterkaitan antarunsur tema dan fakta cerita dalam

novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi?

3. Bagaimana implementasi analisis tema dan fakta cerita novel Negeri 5

Menara karya A. Fuadi sebagai bahan pembelajaran sastra di kelas XI SMA

Negeri 10 Purworejo?

Page 20: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

8

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Mendeskripsikan dan menjelaskan tema dan fakta ceritayang terdiri dari

tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran, dan latar dan pelataran novel

Negeri 5 Menara karya A. Fuadi.

b. Mendeskripsikan dan menjelakan hubungan keterkaitan antarunsur tema

dan fakta cerita dalam novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi.

c. Mendeskripsikan dan menjelaskan implementasi analisis tema dan fakta

cerita novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi sebagai bahan pem-

belajaran sastra kelas XI SMA Negeri 10 Purworejo

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini mempunyai dua macam kegunaan, yakni kegunaan

secara teoretis dan kegunaan secara praktis. Uraian kedua kegunaan tersebut

adalah sebagai berikut.

a. Kegunaan Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan

untuk pengembangan penelitian sejenis dalam rangka menambah wa-

wasan pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran sastra Indonesia

(novel).

b. Kegunaan Praktis

1) Bagi Mahasiswa

Page 21: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

9

Mahasiswa dapat berlatih menjadi peneliti, menambah

pengetahuan di bidang ilmu pendidikan bahasa dan sastra Indonesia,

dan membekali diri sebagai calon pendidik.

2) Bagi siswa

Penelitian ini memberikan motivasi kepada siswa agar dapat

memahami pengertian pembelajaran sastra pada unsur pembangun

novel dan mencontoh nilai positif yang terdapat pada tokoh dan

penokohan dalam novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi.

3) Bagi guru bahasa Indonesia

Penelitian ini memberikan informasi kepada guru, khususnya

guru pengampu mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia berkaitan

dengan pembelajaran sastra Indonesia yaitu novel Negeri 5 Menara

karya A. Fuadi dan implementasinya sebagai bahan pembelajaran

sastra di kelas XI SMA.

4) Bagi sekolah

Penelitian ini memberikan sumbangan ide mengenai bahan

atau materi pembelajaran sastra Indonesia (novel) berkaitan dengan

unsur pembangun novel pada tema dan fakta cerita dalam novel

Negeri 5 Menara karya A. Fuadi yang dapat digunakan sebagai

bahan pembelajaran sastra di sekolah.

Page 22: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

10

E. Sistematika Penulisan Skripsi

Secara garis besar, penulisan skripsi, disusun dengan sistematika

bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal berisi halaman judul,

halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan penguji, halaman

penyataan keautentikan skripsi, moto dan persembahan, prakata, abstrak,

daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.

Bagian isi terbagi ke dalam lima bab, yaitu BAB I, BAB II, BAB III,

BAB IV, dan BAB V. Di bawah ini dipaparkan secara garis besar isi dari

bab-bab tersebut sebagai berikut.

BAB I adalah pendahuluan. Pendahuluan terdiri atas latar belakang

masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Latar belakang masalah berisi

hal-hal yang mendorong atau argumentasi yang mendasari pemilihan judul.

Penegasan istilah berisi penjelasan maksud atau pengertian istilah-istilah

yang digunakan dalam judul skripsi. Rumusan masalah berisi masalah yang

dibahas secara rinci dalam skripsi. Tujuan dan kegunaan penelitian berisi

tujuan yang dicapai dalam penelitian dan kegunaan penelitian, baik

kegunaan teoretis maupun kegunaan praktis penelitian.

BAB II berisi tinjauan pustaka, kajian teoretis, dan kerangka

berpikir. Dalam bab ini, dijelaskan tinjauan pustaka yang berupa kajian yang

telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Kajian teoretis dalam penelitian ini

membahas fakta cerita, yakni tokoh dan penokohan, alur dan latar,

pengertian pembelajaran sastra, tujuan pembelajaran, manfaat pembelajaran,

Page 23: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

11

model pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran,

sumber belajar, dan evaluasi. Kerangka berpikir berisi konsep pemikiran

yang digunakan dalam penelitian.

BAB III berisi metode penelitian. Di dalamnya, terdapat objek

penelitian, fokus penelitian, tempat dan waktu penelitian, instrumen

penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik

penyajian hasil analisis.

BAB IV berisi penyajian dan pembahsan data hasil penelitian.

Dalam bab ini disajikan data-data yang diperoleh dan pembahsan hasil yang

didapat dari penelitian fakta cerita yang terdapat dalam novel Negeri 5

Menara karya A. Fuadi, dan implementasinya sebagai bahan pembelajaran

sastra di kelas XI SMA.

BAB V berisi penutup. Dalam bab ini, disajikan simpulan dari BAB

I sampai dengan BAB IV. Selain itu, dalam bab ini juga disajikan saran-

saran dari penulis untuk kemajuan pembelajaran sastra (novel) selanjutnya

berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh.

Bagian akhir berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran. Daftar

pustaka berisi daftar referensi dan pedoman yang dipakai dalam pembuatan

skripsi. Semua buku dan sumber lain yang digunakan tercantum dalam daf-

tar pustaka, sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Lampi-

ran berisi sinopsis novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi, silabus pem-

belajaran, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), surat izin penelitian,

surat keterangan pelaksanaan penelitian dan kartu bimbingan skripsi.

Page 24: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

12

BAB IITINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS

Dalam bab ini, disajikan tinjauan pustaka yang berisi hasil skripsi terdahulu

yang relevan dengan permasalahan yang diteliti oleh penulis dan kajian teoretis

yang terdiri dari (1) tema dan fakta cerita; (2) hubungan antarunsur dan (3) pem-

belajaran sastra di SMA. Di bawah ini disajikan uraian tiap pokok pembahasan

tersebut.

A. Tinjauan Pustaka

Penulis memilih beberapa penelitian sebelumnya yang berhubungan

dengan topik penelitian ini.

Lestariningtyas (2010) menulis skripsi berjudul “Analisis Struktural

Novel More Than Love tak Cuma Cinta karya Prie GS dan Pembelajarannya di

Kelas X SMA”. Penelitian yang dilakukan Lestariningtyas memiliki kesamaan

dan perbedaan dengan penelitian ini. Kesamaan terdapat pada unsur pembangun

karya sastra dengan menggunakan teori struktural Stanton. Perbedaannya

terdapat pada objek penelitian Lestariningtyas menganalisis dengan fokus

keseluruhan unsur struktural, yakni tema, fakta cerita, sarana sastra, dan

keterkaitan antarunsur, sedangkan penulis membatasi objek unsur pembangun

karya sastra dengan fokus tema dan aspek fakta cerita danketerkaitan antarunsur

dengan implementasinya sebagai bahan pembelajaran sastra Kelas XI SMA

Negeri 10 Purworejo.

12

Page 25: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

13

Raharjo (2011) menulis skripsi yang berjudul “Struktur Novel Memoar

Seorang Geisha karya Arthur Golden dan Implementasinya sebagai Bahan

Pembelajaran Sastra di SMA”. Penelitian yang dilakukan Raharjo (2011)

mempunyai kesamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Kesamaan terdapat

pada metode analisis isi, menggunakan teori Stanton, serta implementasinya

sebagai pembelajaran sastra di SMA. Perbedaannya terdapat pada subjek

penelitian Raharjo (2011) menggunakan objek novel Memoar Seorang Geisha

karya Arthur Golden, sedangkan penulis berobjek pada tema dan fakta cerita

dalam novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi dan implementasinya sebagai

bahan pembelajaran sastra kelas XI SMA Negeri 10 Purworejo.

B. Kajian Teoretis

Kajian teori merupakan penjabaran kerangka teori yang berisi beberapa

kumpulan materi yang dipilih dari berbagai sumber untuk dijadikan sebagai

acuan pokok dalam membahas masalah yang diteliti. Kajian teori dalam

penelitian ini meliputi tema dan aspek fakta cerita yang terdiri dari tokoh dan

penokohan, alur dan pengaluran dan latar dan pelataran, hubungan antarunsur,

dan pembelajaran sastra.

1. Tema

Gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra

disebut tema (Sudjiman, 1991: 50). Menurut Nurgiyantoro, tema adalah

sesuatu yang menjadi dasar cerita (2012: 25). M. Atar Semi menjelaskan

bahwa tema tidak lain dari suatu gagasan sentral yang menjadi dasar. Jadi

Page 26: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

14

dalam pengertian tema itu tercakup persoalan dan tujuan atau amanat

pengarang kepada pembaca (1988: 42).

Tema disaring dari motif-motif yang terdapat dalam karya yang

bersangkutan yang menentukan hadirnya peristiwa-peristiwa, konflik, dan

situasi tertentu. Tema dalam banyak hal bersifat “mengikat” kehadiran atau

ketidakhadiran peristiwa-konflik-situasi tertentu, termasuk berbagai unsur

intrinsik yang lain karena hal-hal tersebut haruslah bersifat mendukung

kejelasan tema yang ingin disampaikan. Tema menjadi dasar pengembangan

seluruh cerita, maka ia pun bersifat menjiwai seluruh bagian cerita itu

(Nurgiyantoro, 2012: 68).

Sudjiman (1991: 51) menjelaskan bahwa tema didukung oleh

pelukisan latar, di dalam karya lain tersirat di dalam lakuan tokoh, atau di

dalam penokohan. Tema bahkan dapat menjadi faktor yang mengikat

peristiwa-peristiwa di dalam satu alur. Ada kalanya gagasan itu begitu

dominan sehingga menjadi kekuatan yang mempersatukan berbagai unsur

yang bersama-sama membangun karya sastra. Tema dapat meliputi aspek

kejiwaan manusia, aspek sosial, politik, sejarah, yang masing-masing dapat

lebih dikonkritkan menjadi pokok gagasan (topik) yang lebih khusus.

Adapun tema yang terus berulang dan dikaitkan dengan tokoh, latar, serta

unsur lain di dalam cerita disebut leitmotif. Leitmotif yang terus-menerus

dikaitkan dengan gagasan tertentu dapat menuntun pembaca kepada amanat

yang terkandung di dalam cerita (Sudjiman, 1991: 56-57).

Page 27: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

15

2. Fakta Cerita

Fakta cerita merupakan unsur yang harus ada dalam cerita fiksi,

termasuk novel. Hal itu sebagaimana dikemukakan oleh Stanton (dalam

Nurgiyantoro, 2012: 25) sebagai berikut.

Fakta (facts) dalam sebuah cerita meliputi karakter (tokohcerita), plot, dan setting. Ketiganya merupakan unsur fiksi yangsecara faktual dapat dibayangkan peristiwanya, eksistensinya, dalamsebuah novel. Oleh karena itu, ketiganya dapat pula disebut sebagaistruktur faktual (factual structure) atau derajat faktual (factual level)sebuah cerita. Ketiga unsur tersebut harus dipandang sebagai satukesatuan dalam rangkaian keseluruhan cerita.

Dari pendapat Stanton di atas, disimpulkan bahwa ketiga unsur fakta

cerita yang terdiri dari tokoh dan penokohan, alur dan latar saling

keterkaitan satu sama lain, dimana keadaan sosial, tempat mereka

melakukan sesuatu tersebut berpengaruh pula terhadap tokoh dan

penokohan, sama halnya dengan alur peristiwa mempunyai sebab akibat

tokoh dan penokohan serta latar di dalam cerita.

Berikut ini dipaparkan ketiga unsur cerita fiksi yang termasuk ke

dalam fakta cerita.

a. Tokoh dan Penokohan (Character)

Dalam setiap cerita rekaan, keberadaan tokoh merupakan hal yang

penting karena pada hakikatnya sebuah cerita rekaan merupakan

rangkaian peristiwa yang dialami oleh seorang atau suatu hal yang

menjadi pelaku cerita. Tokoh cerita ditampilkan dalam suatu karya

naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas

moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam

Page 28: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

16

ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan (Abrams via

Nurgiyantoro, 2012: 165). Sementara Sudjiman (1988: 16) menyatakan

bahwa tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau

perlakuan dalam berbagai cerita.

Berdasarkan pendapat di atas, disimpulkan bahwa tokoh adalah

seseorang yang memerankan dalam suatu cerita sebagai pembawa dan

penyampai pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin

disampaikan kepada pembaca.

Nurgiyantoro (2012: 176-191), membedakan tokoh yaitu: tokoh

utama dan tokoh tambahan, tokoh protagonis dan tokoh antagonis, tokoh

sederhana dan tokoh bulat, tokoh statis dan tokoh berkembang, tokoh

tipikal dan tokoh netral.

1) Tokoh utama dan tokoh tambahan

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya

dalam novel yang bersangkutan. Penggambaran tokoh utama banyak

berhubungan dengan tokoh lain dan sering muncul dalam cerita.

Tokoh tambahan adalah tokoh yang sedikit dimunculkan dalam

cerita, kehadirannya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama.

2) Tokoh protagonis dan antagonis

Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang salah

satu jenisnya secara popular disebut tokoh hero yang merupakan

pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai, yang ideal bagi kita.

Tokoh protagonis biasanya menarik simpati pembaca. Tokoh

Page 29: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

17

antagonis adalah tokoh yang selalu menyebabkan konflik bagi tokoh

protagonis.

3) Tokoh sederhana dan tokoh bulat

Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu

kualitas pribadi tertentu, satu sifat watak yang tertentu saja. Tokoh

bulat adalah tokoh yang memiliki dan diungkap berbagai

kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian, dan jati dirinya.

4) Tokoh statis dan tokoh berkembang

Tokoh statis adalah tokoh yang memiliki sikap dan watak

yang relatif tetap, tak berkembang, sejak awal sampai akhir cerita.

Tokoh berkembang adalah tokoh cerita yang mengalami perubahan

dan perkembangan perwatakan sejalan dengan perkembangan (dan

perubahan) peristiwa dan plot yang dikisahkan.

5) Tokoh tipikal dan tokoh netral

Tokoh tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit ditampilkan

keadaan individualitasnya. Tokoh netral adalah tokoh cerita yang

bereksistensi demi cerita itu sendiri.

Cara penggambaran watak tokoh dibedakan menjadi dua, yaitu

teknik ekspositori (expository) disebut juga teknik analitis dan teknik

dramatik (dramatic) (Altenbernd & Lewis via Nurgiyantoro, 2012: 194).

sebagai berikut.

1) Teknik analitik adalah pelukisan tokoh cerita dilakukan memberi

deskripsi, uraian, atau penjelasan secara langsung.

Page 30: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

18

2) Teknik dramatik adalah pelukisan tokoh cerita dilakukan secara

tidak langsung, pengarang membiarkan pembaca untuk

menunjukkan kediriannya sendiri melalui berbagai aktivitas yang

dilakukan, baik secara verbal lewat kata maupun nonverbal lewat

tindakan atau tingkah laku, dan juga melalui peristiwa yang terjadi.

Nurgiyantoro (2012: 198-210) berpendapat bahwa wujud

penggambaran teknik dramatik dalam karya fiksi dapat dilakukan

dengan teknik-teknik sebagai berikut.

1) teknik cakapan adalah percakapan yang dilakukan oleh tokoh-tokohcerita yang dimaksudkan untuk menggambarkan sifat-sifat tokohyang bersangkutan.

2) teknik tingkah laku adalah teknik yang dimaksudkan untukmenunjuk tingkah laku verbal yang mencerminkan pribadi tokoh.

3) teknik pikiran dan perasaan adalah teknik yang melukiskan pikirandan perasaan tokoh yang ditafsirkan untuk mencerminkan sifat-sifatkedirian tokoh.

4) teknik arus kesadaran adalah teknik yang menggambarkan tingkahlaku batin tokoh.

5) teknik reaksi tokoh adalah adalah teknik reaksi tokoh terhadap suatukejadian dalam cerita

6) teknik reaksi tokoh lain teknik reaksi yang diberikan tokoh lainterhadap tokoh utama, yang berupa pandangan, pendapat, sikap,komentar.

7) teknik pelukisan latar adalah teknik dipakai untuk melukiskankedirian tokoh yang menimbulkan kesan keadaan tertentu.

8) teknik pelukisan fisik adalah teknik yang dipakai untukmenunjukkan keadaan kejiwaannya.

b. Alur (Plot)

Stanton (2007: 26) menyatakan bahwa plot adalah cerita yang

berisi urutan kejadian dan tiap kejadian itu dihubungkan berdasarkan

Page 31: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

19

hubungan sebab-akibat peristiwa yang satu disebabkan atau

menyebabkan terjadinya peristiwa lain dan apabila dihilangkan dapat

merusak jalan cerita.

Secara garis besar, ada dua teknik penyampaian cerita yang dapat

dipilih oleh pengarang. Pertama, plot progesif, yaitu plot yang

mengisahkan peristiwa-peristiwa secara kronologis, peristiwa-peristiwa

yang pertama diikuti (atau menyebabkan ) terjadinya peristiwa-peristiwa

kemudian. Kedua, plot regresif, flashback, atau sorot balik, yaitu plot

yang urutan kejadian ceritanya tidak kronologis, cerita tidak dimulai dari

tahap awal, melainkan mungkin dari tahap tengah atau bahkan tahap

akhir, baru kemudian tahap awal cerita dikisahkan (Nurgiyantoro, 2012:

153-154).

Sudjiman (1988: 30-36) berpendapat bahwa struktur alur dapat

dibagi menjadi tiga bagian sebagai berikut.

1) Awal(1) Paparan (exposition), berisi peristiwa awal yang memberikan

gambaran masalah yang dihadapi oleh tokoh cerita.(2) Rangsangan (inciting moment), merupakan bagian alur yang

mengarah pada terjadinya tindakan awal sang tokoh.(3) Gawatan (rising action), merupakan bagian dari alur yang

menunjukkan gerak menanjak masalah.2) Tengah

(1) Tikaian (confict), menggambarkan perbedaan sikap, keinginan,dan pandangan masalah para tokoh.

(2) Rumitan (complication), menunjukkan tikaian yang semakintajam dan rumit.

(3) Klimaks (climax), menunjukkan ketajaman konflik yangdihadapi para tokoh.

3) Akhir

Page 32: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

20

(1) Leraian (falling action), menggambarkan mulai cairnyakebekuan dan kekakuan sikap para tokoh yang terjadi hinggaklimaks.

(2) Selesaian (denaument), memberikan gambaran nasib para tokohterhadap penyelesaian.

Dalam novel, plot terkadang disajikan dengan teknik

backtracking atau flashback. Oleh Tasrif (via Lubis, 1978: 10),

backtracking disebutkan sebagai teknik pengeplotan dengan

pengenangan kembali oleh pelaku apa yang telah terjadi sebelum

peristiwa-peristiwa itu memuncak terjadinya. Menurut Sudjiman (1988:

12) teknik ini dapat ditampilkan melalui dialog, mimpi, atau lamunan

tokoh.

Unsur kemenarikan alur atau keindahan alur menurut Sudjiman,

yaitu sebagai berikut.

1) Tegangan (suspence)

2) Daya duga bayang (foreshadowing)

3) Kejutan (surprise)

4) Kebetulan

5) Kebolehjadian (plausibility)

Alur sebagai salah satu unsur karya sastra juga tidak dapat

berdiri sendiri seperti halnya unsur-unsur yang lainnya. Hubungannya

dengan karya sastra yang lain alur berhubungan dengan latar. Alur/plot

mendukung pelukisan latar. Gambaran suatu peristiwa harus didukung

dengan latar yang sesuai (Sudjiman, 1988: 40-43).

Page 33: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

21

Dari berbagai pendapat di atas disimpulkan bahwa plot atau alur

merupakan rangkaian cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam

cerita, dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu

cerita.

c. Latar (Setting)

Stanton (2007: 35) mendefisinikan latar sebagai tempat terjadinya

peristiwa di dalam cerita atau lingkungan yang mengelilinginya pelaku,

seperti, lingkungan yang mengelilingi rumah, lingkungan kerja,

lingkungan geografis, bahkan juga lingkungan waktu. Sejalan dengan

Stanton, Abrams (via Nurgiyantoro, 2012: 216) menyebut latar sebagai

landas tumpu yang menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu,

dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang

diceritakan.

Berdasarkan pendapat Stanton di atas, latar mempunyai tiga unsur

pokok, yaitu tempat, waktu, sosial. Nurgiyantoro (2012: 227-235)

berpendapat bahwa latar tempat adalah lokasi terjadinya peristiwa yang

diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan

dapat berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu,

mungkin juga lokasi tertentu tanpa nama jelas. Lokasi tertentu tanpa

nama, jenis dan sifat umum tempat-tempat tertentu, misalnya desa,

sungai, jalan, hutan, kota, dan sebagainya.

Adapun latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan”

terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya

Page 34: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

22

fiksi. Latar waktu ini dapat dihubungkan dengan faktual, yaitu waktu

yang ada kaitannya dengan peristiwa sejarah. Latar waktu ini merujuk

pada jam, hari, tahun, musim, siang, malam, dan sebagainya.

Selanjutnya, latar sosial menunjuk pada hal-hal yang berhubungan

dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang

diceritakan di dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial itu

mencakup adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan, cara berpikir dan

bersikap, dan sebagainya. Latar sosial juga berhubungan dengan status

sosial tokoh yang bersangkutan, bahasa, dan penamaan tokoh.

Dari berbagai uraian di atas, disimpulkan bahwa latar adalah

lingkungan tempat peristiwa itu terjadi. Latar dibedakan menjadi tiga,

yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Ketiga unsur tersebut

berkaitan.

3. Hubungan keterkaitan antarunsur dalam Novel

Unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra (novel) saling berkaitan.

Menurut Nurgiyantoro (2012: 24—25), tidak mungkin rasanya membica-

rakan atau menganalisis salah satu unsur intrinsik tanpa melibatkan unsur

yang lain. Unsur peristiwa dan tokoh (dengan segala emosi dan per-

watakannya) adalah unsur isi, namun masalah pemlotan struktur pengurutan

peristiwa secara linear dalam karya fiksi dan penokohan (sementara dibatasi:

teknik menampilkan tokoh dalam suatu karya fiksi) tergolong unsur bentuk.

Padahal, pembicaraan unsur plot (pemlotan) dan penokohan tidak mungkin

dilakukan tanpa melibatkan unsur peristiwa dan tokoh.

Page 35: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

23

Tema di dalam karya sastra tersirat di dalam lakuan tokoh, atau di

dalam penokohan (Sudjiman, 1991: 51). Tokoh cerita menempati posisi

strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, moral, atau

sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca (Nurgiyantoro,

2012: 167). Nurgiyantoro pun menjelaskan bahwa sebagai unsur utama

fiksi, penokohan erat hubungannya dengan tema. Tokoh-tokoh cerita itulah,

terutama, yang sebagai pelaku-penyampai tema, secara terselubung atau

terang-terangan.(2012: 173).

Penokohan dan pemlotan merupakan dua fakta cerita yang saling

mempengaruhi dan menggantungkan satu dengan yang lain. Plot adalah apa

yang dilakukan tokoh dan apa yang menimpanya. Plot merupakan sesuatu

yang bersifat artifisial. Sekadar merupakan sarana untuk memahami

perjalanan kehidupan tokoh, itulah plot. Untuk menunjukkan jati diri dan

kehidupan tokoh, ia perlu diplotkan perjalanan hidupnya (Nurgiyantoro,

2012: 172). Panuti Sudjiman mengutip pendapat Boulton (1984), bahwa alur

adalah tulang punggung cerita yang merupakan urutan dari peristiwa-

peristiwa yang disajikan. (1991: 29).

Peristiwa-peristiwa tersebut dialami oleh tokoh. Sama halnya

dengan alur, latar juga berkaitan erat dengan tokoh. Latar dapat menentukan

tipe tokoh cerita; sebaliknya juga tipe tokoh tertentu mrnghendaki latar yang

tertentu pula. Latar dapat juga mengungkapkan watak tokoh (Sudjiman,

1991: 49). Selain watak, sifat tokoh juga dapat terungkap melalui latar.

Menurut Nurgiyantoro, pelukisan suasana latar dapat lebih mengintensifkan

Page 36: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

24

sifat kedirian tokoh. Pelukisan keadaan latar sekitar tokoh secara tepat akan

mampu mendukung teknik penokohan secara kuat, walaupun latar itu

sendiri sebenarnya merupakan sesuatu yang berada di luar kedirian tokoh.

(2012: 209—210). Panuti Sudjiman menjelaskan bahwa latar mempunyai

fungsi sebagai proyeksi keadaan batin para tokoh; latar menjadi metafor dari

keadaan emosional dan spiritual tokoh. (1991: 46). Hal ini berkaitan dengan

latar sosial yang dapat menggambarkan adat kebiasaan dan cara hidup.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa antarunsur pembangun

karya sastra terjadi hubungan yang saling mendukung satu sama lain guna

membentuk totalitas cerita.

4. Pembelajaran Sastra

Pembelajaran merupakan proses belajar mengajar antara pendidik

dan peserta didik di suatu lingkungan belajar. Proses belajar mengajar

biasanya dilakukan di sekolah dengan fasilitas yang lengkap. Hamalik

(2011: 57) menyatakan “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,

dan prosedur, yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran”.

a. Tujuan Pembelajaran Sastra

Pembelajaran sastra harus diarahkan kepada pembinaan apresiasi

sastra anak didik memiliki kesanggupan untuk memahami, menikmati,

dan menghargai suatu cipta sastra.

Rusyana (1982: 5) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran

sastra adalah untuk memperoleh pengalaman tentang sastra yaitu:

Page 37: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

25

memperoleh pengalaman mengapresiasikan sastra, serta memperoleh

pengetahuan tentang sastra seperti sejarah sastra, teori sastra, dan kritik

sastra.

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, pembelajaran sastra di

SMA meliputi; standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator.

Standar kompetensi dalam pembelajaran sastra adalah memahami

berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan. Kompetensi dasar

dalam pembelajaran sastra disesuaikan dengan silabus adalah

menganalisis unsur-unsur intrinsik (dalam hal ini aspek fakta cerita,

yakni tokoh dan penokohan, alur dan latar).

b. Manfaat Pembelajaran Sastra

Rahmanto (1988: 16-24) menyatakan bahwa pembelajaran sastra

dapat membantu pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi

empat manfaat, yaitu.

1) Membantu Keterampilan Berbahasa

Membantu keterampilan berbahasa maksudnya adalah sastra

dapat sebagai penunjang empat keterampilan berbahasa yaitu; (1)

menyimak; (2) berbicara; (3) membaca; dan (4) menulis. Dalam

pembelajaran sastra, siswa dapat melatih keterampilan menyimak

dengan mendengarkan suatu karya yang dibacakan oleh guru, teman,

atau rekaman. Siswa dapat melatih keterampilan berbicara dengan

ikut berperan dalam suatu drama. Siswa dapat juga meningkatkan

Page 38: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

26

keterampilan membaca dengan membacakan puisi atau prosa cerita.

Siswa dapat mendiskusikan dan kemudian menuliskan hasil

diskusinya sebagai latihan keterampilan menulis.

2) Meningkatkan Pengetahuan Budaya

Meningkatkan kemampuan budaya maksudnya adalah sastra

tidak seperti ilmu yang lain tetapi sastra mencerminkan kebudayaan

dalam suatu masyarakat ataupun kebudayaan dunia yang dihadirkan

melalui karya sastra.

3) Mengembangkan Cipta dan Karsa

Mengembangkan cipta dan rasa maksudnya adalah bahwa

pembelajaran sastra dapat mengembangkan potensi siswa dan guru

hendaknya selalu menyadari bahwa setiap siswa memiliki

kepribadian dan kemampuan yang khas.

4) Menunjang Pembentukan watak

Menunjang kepribadiaan maksudnya adalah bahwa dalam

pembelajaran sastra dapat menunjang pembentukkan watak baik itu

segi positif maupun negatif tergantung sastra yang dibaca.

c. Bahan Pembelajaran Sastra

Dalam proses belajar menagajar, bahan pelajaran merupakan

unsur pokok yang harus diperhatikan.Karya sastra yang akan disajikan

hendaknya juga dikalifikasikan berdasarkan tingkat kesukarannya.

Selain itu, bahan pembelajaran sastra disesuaikan dengan kurikulum

yang harus diikuti.

Page 39: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

27

Ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan dalam memilih

bahan pembelajaran sastra. Pemilihan bahan pembelajaran sastra

tersebut dapat dipertimbanglan dari segi bahasa, segi kematangan jiwa

(psikologi), dan segi latar budaya peserta didik (Rahmanto, 1988: 27).

Pendidik dalam memilih bahan pembelajaran sastra hendaknya

memahami tingkat kebahasaan peserta didiknya sehingga peserta didik

mudah untuk memahami materi yang disajikan. Karya sastra yang

diajarkan hendaknya sesuai dengan tahap-tahap perkembangan psikologi

peserta didik. Selain itu, karya sastra yang disajikan secara psikologi

dapat menarik minat peserta didik. Pada umumnya, peserta didik akan

mudah tertarik pada karya sastra dengan latar belakang yang erat

hubungannya dengan latar belakang kehidupan peserta didik.

d. Metode Pembelajaran Sastra

Metode pembelajaran sastra dalam KTSP adalah suatu

pembelajaran yang memberikan kebebasan peserta didik di dalam proses

belajar mengajar. Guru dapat memilih metode yang dianggap tepat dan

sesuai dengan tujuan, bahan, dan keadaan siswa. Untuk menghindari

kejenuhan, guru disarankan menggunakan metode pembelajaran yang

beragam.

Dalam mengajarkan suatu karya sastra (novel) guru harus memilih

metode pembelajaran yang tepat. Metode yang digunakan sebaiknya

yang lebih banyak memberikan peluang bagi siswa untuk selalu aktif

dalam kegiatan pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar, guru

Page 40: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

28

dapat menggunakan metode secara ceramah, diskusi, tanya jawab, dan

penugasan. Dengan menggunakan metode campuran tersebut dapat

saling melengkapi kelemahan dari setiap metode-metode tersebut.

Adapun penjelasannya sebagai berikut.

1) Metode Ceramah

Metode ceramah adalah materi pelajaran melalui penuturan

dan penerangan lisan guru kepada siswa. Metode ceramah ini

hendaknya mudah diterima, isinya mudah dipahami serta mampu

menstimulasi pendengar (anak didik) untuk melakukan hal-hal yang

baik dan benar dari isi ceramah yang disampaikan (Majid, 2011:

137). Metode ini digunakan jika pelajaran tersebut banyak

mengandung informasi baru atau bahan-bahan yang memerlukan

penjelasan guru.

Kelebihan metode ceramah, yaitu.

a) Memungkinkan guru memanfaatkan pengalaman-pengalaman

dan kebijaksanaan.

b) Lebih ekonomis di dalam penggunaan waktu

c) Mudah merangsang dan memperbesar kegiatan siswa

d) Menolong siswa untuk mampu menyimak dengan teliti dan

kritis.

Kelemahan metode ceramah, yaitu.

a) Mendorong siswa hanya untuk menghafal fakta-fakta saja

Page 41: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

29

b) Mendorong siswa untuk bersikap menerima guru sebagai yang

mutlak dan benar

c) Cenderung menjadi proses satu arah dan peranan siswa pasif

d) Siswa yang tidak terampil dan membuat akan tertinggal

Solusi terhadap metode ceramah, yaitu:

a) Siswa hendaknya diikutsertakan dalam pembelajaran, sehingga

siswa aktif;

b) Sebelum pembelajaran dimulai hendaknya guru membuat catatan

kecil tentang materi yang akan diajarkan supaya materi tidak

keluar dari konteks;

c) Memberikan penjelasan menggunakan contoh atau alat peraga.

2) Metode Diskusi

Metode diskusi adalah saling menukar informasi, pendapat

dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk

mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang

sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan menyelesaikan keputusan

bersama (Ismail, 2009: 20).

Kelebihan metode diskusi, yaitu:

a) Murid belajar bermusyawarah.

b) Murid mendapat kesempatan untuk menguji tingkat pengetahuan

masing-masing.

c) Belajar menghargai pendapat orang lain.

d) Mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah.

Page 42: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

30

Kelemahan metode diskusi, yaitu:

a) Pendapat serta pertanyaan murid, dapat menyinggung dari pokok

persoalan.

b) Kesulitan dalam menyimpulkan sering memnyebabkan tidak ada

penyelesaian.

c) Membutuhkan waktu cukup banyak.

Solusi terhadap metode diskusi, yaitu:

a) Guru tidak boleh sepenuhnya mempercayakan pimpinan diskusi

pada siswa, perlu bimbingan dan kontrol guru;

b) Guru mengusahakan seluruh siswa ikut berpartisipasi dalam

diskusi;

c) Diusahakan supaya siswa mendapat giliran berbicara dan siswa

lain belajar bersabar mendengarkan pendapat temannya.

3) Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab adalah metode pembelajaran yang

memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara guru dan

murid. Guru bertanya murid menjawab, atau sebaliknya. Dalam

komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara

langsung antara guru dan murid (Ismail, 2009: 20)

Kelebihan metode tanya jawab, yaitu:

a) Kelas lebih aktif karena anak tidak sekedar mendengarkan saja.

b) Memberi kesempatan pada anak untuk bertanya sehingga guru

mengetahui hal-hal yang belum dimengerti oleh siswa.

Page 43: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

31

c) Guru dapat mengetahui sampai sejauh mana penangkapan siswa

terhadap segala sesuatu yang diterangkan.

Kelemahan Metode Tanya jawab, yaitu:

a) Dengan Tanya jawab kadang pembicaraan menyimpang dari

pokok persoalan bila dalam mengajukan pertanyaan, siswa

menyinggung hal-hal lain walaupun masih ada hubungannya

dengan pokok yang dibicarakan. Dalam hal ini sering tidak

terkendali sehingga membuat persoalan baru;

b) Membutuhkan waktu lebih banyak.

Solusi terhadap Metode Tanya jawab, yaitu:

a) Mula-mula pertanyaan ditujukan kepada semua siswa, baru

kemudian diajukan kepada siswa tertentu yang menguasai

materi;

b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir menjawab

pertanyaan;

c) Pertanyaan hendaknya singkat dan tidak berbelit-belit;

d) Guru tidak menjadi hakim atas pertanyaan yang diajukannya,

namun memberikan jawaban yang benar dan memuaskan

4) Metode Resitasi (penugasan)

Metode penugasan adalah metode penyajian bahan dengan

cara guru memberikan tugas tertentu dan murid mengerjakannya,

kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru. Tugas

yang dilaksanakan siswa dapat dilakukan di kelas, di laboratorium,

Page 44: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

32

di perpustakaan, di rumah atau ditempat asal tugas tersebut di

kerjakan (Ismail, 2009: 21). Metode ini di berikan karena dirasakan

bahan pelajaran terlalu banyak sementara waktu sedikit.

Kelebihan Metode tugas, yaitu:

a) Memberi kesempatan murid-murid untuk belajar lebih

banyak serta lebih luas.

b) Mengembangkan kemandirian siswa untuk belajar tanpa

diberi pengawasan.

c) Membina rasa tanggungjawab siswa dan disiplin siswa.

d) Mengembangkan kreativitas siswa.

e) Memperkuat motivasi belajar.

Kelemahan Metode tugas, yaitu:

a) Sulit bagi guru untuk membedakan apakah tugas tersebut

dikerjakan siswa tersebut atau dikerjakan orang lain.

b) Untuk tugas kelompok, jarang yang mengerjakannya.

Biasanya tugas tersebut dikerjakan anggota tertentu yang

berpartisipasi dengan baik.

c) Dapat menimbulkan frustasi apabila anak gagal.

Solusi terhadap Metode penugasan, yaitu:

a) Tugas yang diberikan siswa hendaknya jelas;

b) Beri waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas yang

diberikan;

c) Tugas yang diberikan harus diawasi secara sistematis;

Page 45: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

33

d) Tugas yang dikerjakan hendaknya dikoreksi dan diberi catatan.

Berdasarkan metode di atas, oleh penulis dalam pembelajaran

sastra sebaiknya digunakan metode campuran antara ceramah,

diskusi, tanya jawab, dan penugasan. Metode ceramah dan tanya

jawab digunakan pada awal kegiatan pembelajaran, sedangkan

metode diskusi dan penugasan digunakan pada akhir pembelajaran.

Keempat metode tersebut digunakan dalam proses belajar mengajar

sastra di SMA.

e. Langkah-langkah pembelajaran

Pembelajaran sastra mempunyai tata cara atau prosedur dalam

menyajikan bahan pembelajaran pada siswanya. Prosedur ini berupa

tahapan-tahapan yang dibuat untuk mempermudah para guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Hal ini dikemukakan

oleh Rahmanto (1988: 43) sebagai berikut.

Guru hendaknya selalu memberikan variasi dalammenyampaikan pembelajaran, sehingga siswa tidak jenuh danselalu siap dalam menanggapi berbagai rangsangan.

Tata cara penyajian yang perlu dipertimbangkan dalam

memberikan pembelajaran sastra, melalui tahapan sebagai berikut.

1) Pelacakan Pendahuluan

Guru mempelajari terlebih dahulu materi yang akan diajarkan

untuk memperoleh pemahaman awal tentang novel yang akan

disajikan sebagai bahan ajar agar dapat menentukan aspek-aspek

yang perlu mendapat perhatian khusus dan masih dijelaskan.

Page 46: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

34

2) Penentuan Sikap Praktis

Penentuan sikap praktis adalah menentukan informasi yang

dapat diberikan oleh guru untuk mempermudah siswa dalam

memahami novel yang disajikan. Keterangan yang diberikan

hendaknya jelas dan seperlunya.

3) Introduksi

Pengantar yang diberikan bergantung pada setiap guru dan

keadaan siswa.

4) Penyajian

Tahap penyajian adalah menyajikan materi yang telah

disiapkan untuk diajarkan kepada siswa. Guru sebaiknya

menggunakan cara yang bervariasi agar materi yang disajikan dapat

lebih menarik sehingga tidak bosan.

5) Tugas-tugas praktis

Pada tahap ini, siswa diberi tugas-tugas praktis diawali

dengan pertanyaan-pertanyaan yang ringan.

f. Sumber Belajar

Sumber belajar adalah orang yang dapat dijadikan tempat

bertanya tentang berbagai pengetahuan (Tim Penyusun Kamus Pusat

Bahasa, 2008: 1353). Dalam kegiatan belajar mengajar, sumber belajar

tidak hanya diperoleh dari guru saja. melainkan, buku pelajaran juga

dapat menjadi sumber belajar. Pelajaran menjadi menarik, mudah

dipahami, hemat waktu dan tenaga, dan hasil belajar lebih bermakna

Page 47: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

35

dengan menggunakan bantuan berbagai alat. Sumber belajar dapat

berupa:

1) Buku-buku referensi

a) buku pelajaran yang diwajibkan;

b) buku pelengkap, artinya buku yang menunjang (buku acuan)

bahan ajar atau materi pelajaran selaian buku wajib atau utama.

2) Media cetak (surat kabar dan majalah); media cetak sebagai sumber

belajar harus mempertimbangkan segi bahasa, estetika, psikologi,

materi dan tujuan belajar. Contohnya cerpen, puisi yang ada di surat

kabar.

g. Evaluasi

Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran,

dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil

belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar

dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan (Hamalik,

2011: 159)

Penilaian proses dan hasil sastra di SMA dapat berlangsung

melalui kegiatan, baik lisan maupun tertulis. Evaluasi yang digunakan

dalam pembelajaran novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi secara

tertulis dengan menggunakan tes uraian atau esai. Tes esai adalah sejenis

tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat

pembahasan atau uraian kata-kata. Evaluasi merupakan bagian yang

tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses belajar mengajar,

Page 48: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

36

evaluasi dimaksudkan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa dalam

memahami dan mendalami materi yang dijelaskan peneliti.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa evaluasi

adalah upaya untuk mengetahui sejauh mana siswa telah mengalami

kemajuan belajar atau telah mencapai tujuan pembelajaran.

Soal bentuk tes esai :

1. Unsur pembangun sebuah novel mencakup tiga bagian yakni, fakta

cerita, tema, dan sarana sastra. Jelaskan apa yang dimaksud dengan

fakta cerita?

2. Bagaimana penggambaran watak tokoh Alif Fikri dalam kutipan

novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi dibawah ini!

[ ] “Ayo Lif, mari kita segera serbu dapur umum. Hari ini menunyarendang…’” prokalamir said sambil mengangkat piring dan gelasplastiknya tinggi-tinggi. Di Pm, dapur tidak menyediakan alatmakan, kami harus membawa piring dan gelas sendiri-sendiri. Untukmendapatkan lauk kami harus membawa potongan kupon makan.Setiap bulan kami mendapat selembar kertas besar seperti kalenderyang memuat angka dari satu sampai tiga puluh satu. Setiap kalimakan kami membawa sobekan angka yang sesuai dengan tanggalhari itu.

“Intadzir. Tunggu. Saya lupa di mana menaruh kupon makan,”balasku sambil mengaduk-aduk lemari.

“cepat, kita akan kalah dengan asrama sebelah!”

“Iya, tapi saya tidak punya kupon.”

“Ma fisy.Tidak ada. Ya nasib hari ini kurang baik,” gumamkuberlalu tanpa kupon penting ini. Sambil menenteng piring dan gelasmasing-masing, kami berlari-lari kecil ke dapur umum. Kalau kamiterlambat sedikit saja, antrian bisa mengular samapai ke halamandapur.

Kami antri di depan loket makan yang mirip dengan loket tiketkereta api. Di balik loket yang dibatasi kawat ini telah menunggu

Page 49: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

37

tiga orang petugas, dua orang mbok kebaya dan bersarung jawa dansatu lagi kak Saif, pengurus dapur umum.

Mbok dapur pertama menuang nasi, mbok kedua menuang sayur dansusu cokelat dan kak Saif seharusnya memberikan yang aku tunggu-tunggu: rendang. Dengan muka memelas aku menyorongkan piringberisi nasi. Dia tidak bereaksi sama sekali melihat aku tidakmemperlihatkan kupon.

“Maaf Kak, kupon saya hilang.”

“Akhi, sudah tahu aturannya, kan? Tidak ada kupon tidak adarendang.”

“Ayolah Kak, tolong dibantu…sudah seminggu saya terbayang–bayang rendang…’” aku mencoba melancarkan bujuk rayu.

Dengan muka kesal, akhirnya tangannya bergerak ke piring rendang.Mungkin dia iba melihat mukaku yang memelas. Aku bersorakdalam hati.

“Kuahnya saja cukup ya!” Memang nasibku tidak baik hari ini.Melihat aku tidak bisa menikmati menu istimewa ini, kawan-kawanku yang baik hati menyumbang serpihan-serpihan rendangmereka (Negeri 5 Menara, 2011: 120-122)

3. Bagaimana pengarang menggambarkan watak tokoh Alif Fikri

dengan cara teknik analitik dan teknik dramatik dalam kutipan di

atas!

4. Jelaskan latar cerita novel Negeri 5Menara karya A. Fuadi dalam

kutipan di atas!

5. Bagaimana alur cerita dalam novel Negeri 5 Menara karya A.

Fuadi?

Page 50: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

38

BAB IIIMETODE PENELITIAN

Dalam bab ini, dipaparkan objek penelitian, fokus penelitian, tempat dan

waktu penelitian, data dan sumber data penelitian, instrumen penelitian, teknik

pengumpulan data, teknik analisis data dan teknik penyajian hasil analisis. Di

bawah ini disajikan uraian tiap pokok pembahasan tersebut.

A. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan atau

apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010: 99). Objek

penelitian ini adalah tema dan fakta cerita novel Negeri 5 Menara karya A.

Fuadi yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta cetakan

kesebelas April 2011 dengan tebal 424 halaman.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan pusat dari objek penelitian tersebut.

Adapun fokus penelitian ini adalah tema dan fakta cerita yang terdiri dari tokoh

dan penokohan, alur, dan latar dalam novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

dan implementasinya sebagai bahan pembelajaran sastra kelas XI SMA Negeri

10 Purworejo.

38

Page 51: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

39

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bukan merupakan penelitian empiris yang berobjek pada

tempat tertentu, melainkan penelitian kepustakaan yang berupa karya sastra

novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi. Penelitian ini mengacu pada data

kualitatif. Artinya, data yang diperoleh dari bahan tertulis yaitu berupa novel.

Oleh karena itu, penelitian yang dilakukannya bertempat seperti halnya, di

kampus, perpustakaan, di rumah dan ditempat lainnya. Waktu pelaksanaan

penelitian dimulai dari bulan November 2012 sampai Januari 2013.

D. Data dan Sumber Data

Sumber data adalah subjek yang dijadikan sumber pengumpulan data

(Arikunto, 2010: 172). Sumber data penelitian ini adalah novel Negeri 5

Menara karya A. Fuadi, yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta cetakan kesebelas April 2011 dengan tebal 424 halaman. Data-data

tersebut berupa kutipan-kutipan langsung maupun tidak langsung dari teks

novel tersebut, sedangkan data tambahan diperoleh dari referensi-referensi lain

yang berkaitan dengan objek penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat bantu atau fasilitas yang digunakan dalam

mengumpulkan data agar pekerjaannya mudah dan hasilnya baik, dalam arti

lebih cermat, lengkap, sistematis sehingga mudah diolah (Arikunto, 2010: 203).

Instrumen dalam penelitian ini adalah penulis sendiri sebagai peneliti dengan

Page 52: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

40

alat bantu berupa nota pencatat, alat tulis, novel Negeri 5 Menara karya A.

Fuadi, buku-buku teori sastra, teori struktural Stanton serta kamus sebagai

acuan dalam menulis penelitian ini.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik

observasi terhadap novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi. Menurut Kerlinger

(dalam Arikunto, 2010: 265) mengobservasi adalah suatu istilah umum yang

mempunyai arti semua bentuk penerimaan data yang dilakukan dengan cara

merekam kejadian, menghitungnya, mengukurnya, dan mencatatnya. Metode

observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan

secara sistematis, dengan prosedur yang terstandar (Arikunto, 2010 : 265).

Selain menggunakan metode observasi, penulis juga menggunakan teknik

pustaka dan teknik catat. Teknik pustaka yaitu teknik pengumpulan data yang

menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data (Subroto, 1992:

42). Teknik catat adalah mencatat data-data yang ditemukan kedalam nota

pencatat data.

Langkah langkah yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah

sebagai berikut:

1. Membaca keseluruhan secara intensif

Setelah menemukan objek penelitian, kemudian objek tersebut

dibaca secara intensif dan berulang-ulang secara keseluruhan. Objek

tersebut dapat berupa novel atau buku-buku pendamping lainnya.

Page 53: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

41

2. Mengelompokkan unsur pembangun fakta cerita yang terdapat dalam novel

Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

Dari objek novel tersebut kemudian ditentukan kutipan-kutipan

yang merupakan unsur fakta cerita yakni, tokoh dan penokohan, alur, dan

latar yang terdapat pada novel tersebut.

3. Mencatat data-data yang diperoleh dalam kartu pencatat data

Setelah kita mendapatkan data-data yang benar-benar lengkap, maka

penulis memindahkannya dalam kartu pencatat data-data yang kemudian

data tersebut akan dibahas lebih mendalam.

G. Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian

deskriptif kualitatif ini merupakan penggambaran dengan kata-kata atau kalimat

untuk memperoleh suatu kesimpulan.

Analisis data dalam penelitian ini lakukan dengan teknik analisis isi,

yaitu membahas dan mengkaji isi novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

berdasarkan tema dan fakta cerita.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Mencatat data tema dan fakta cerita berupa percakapan dan narasi yang

terdapat dalam novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi, yaitu tokoh dan

penokohan, alur, dan latar.

Page 54: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

42

2. Menafsirkan data tema dan fakta cerita novel Negeri 5 Menara karya A.

Fuadi, baik berupa narasi maupun percakapan secara pragmatis atau

semantik sesuai dengan sifat data tersebut.

Contoh penerapan teknik analisis isi secara pragmatis sebagai berikut:

Walau begitu, akhirnya aku putuskan nasibku dengan setengah hati. Tepat dihari keempat, aku putar gagang pintu. Engselnya yang kurang minyakberderik. Aku keluar dari kamar gelapku. Mataku mengerjap-ngerjapmelawan silau (Negeri 5 Menara, 2011: 12).

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Alif fikri dengan

keputusan setengah hati demi memenuhi permintaan ibunya untuk melanjutkan

sekolah berbasis agama. Kesederhanaan keluarga Alif Fikri dari segi latar

tempat tinggalnya yang memprihatinkan, diwujudkan bentuk rumah yang

kurang bagus. Hal tersebut terbukti ketika Alif Fikri di saat kekesalannya

dengan orang tuanya, ia sempat mengurung diri di kamar selama berhari-hari.

Dikemudian hari Alif Fikri keluar dari kamarnya, dengan pelan ia memegang

gagang pintu kamar yang sudah berkarat (mengeluarkan bunyi).

Contoh penerapan teknik analisis isi secara semantik sebagai berikut:

”Pak Etek punya banyak teman di Mesir yang lulusan Pondok Madani diJawa Timur. Mereka pintar- pintar, bahasa Inggris dan bahasa Arabnyafasih. Di madani itu mereka tinggal di asrama dan diajar disiplin untuk bisabahasa asing setiap hari. Kalau tertarik, mungkin sekolah ke sana bisa jadipertimbangan”(Negeri 5 Menara, 2011:12).

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Pak Etek (paman)

memberitahukan Alif Fikri pada suatu lembaga pendidikan Islam di Jawa timur.

Pengenalan yang diberikan oleh pak Etek pada Alif Fikri merupakan salah satu

pertimbangan untuk melanjutkan sekolah yang berbasis Agama.

Page 55: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

43

3. Menganalisis data tema dan fakta cerita novel Negeri 5 Menara karya A.

Fuadi dikaitkan dengan implementasi pembelajaran sastra kelas XI SMA.

4. Membuat penyimpulan data.

H. Teknik Penyajian Hasil Analisis

Hasil analisis disajikan dengan metode informal. Metode informal

adalah penyajian hasil analisis data dengan kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993:

145). Dengan demikian, penulis menjelaskan tema dan fakta cerita yang terdiri

dari tokoh dan penokohan, alur, dan latar dalam novel Negeri 5 Menara karya

A. Fuadi, dan teknik pembelajaran sastra Indonesia, dipaparkan kata-kata biasa

tanpa menggunakan tanda dan lambang baik di dalam penelitian maupun di

dalam penyajian.

Page 56: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

44

BAB IVPENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA

Dalam bab ini, dipaparkan penyajian dan pembahasan data. Penyajian data

meliputi tema dan fakta cerita yang terdiri dari tokoh dan penokohan, alur dan

latar,hubungan antarunsur serta implementasi sebagai bahan pembelajaran sastra di

kelas XI SMA. Selanjutnya, data hasil penelitian tersebut dijelaskan lebih rinci

dalam pembahasan data, sesuai dengan rumusan masalah yang disusun.

A. Penyajian Data

Sebelum melakukan analisis, penulis terlebih dahulu menyajikan data-

data tentang (1) tema dan fakta cerita dalam novel Negeri 5 Menara karya A.

Fuadi; (2) hubungan antarunsur tema dan fakta cerita; dan (3) implementasi

analisis tema dan fakta cerita novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi sebagai

bahan pembelajaran sastra kelas XI SMA Negeri 10 Purworejo. Di bawah ini

merupakan hasil penyajian data tersebut.

1. Tema dan Fakta Cerita dalam Novel Negeri 5 Menara Karya A. Fuadi

Tema merupakan hal yang menjadi permasalahan cerita cerita.

Sementara itu, fakta cerita dalam karya fiksi terdiri dari tiga unsur, yakni

tokoh dan penokohan, alur pengaluran, serta latar. Agar sistematis, data tema

dan ketiga unsur fakta cerita dalam novel Negeri 5 Menara disajikan dalam

bentuk tabel. Di bawah ini tabel sajian data fakta cerita dalam novel Negeri 5

Menara karya A. Fuadi sebagai berikut.

44

Page 57: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

45

Tabel 1Sajian Data Tema dan Fakta Cerita dalam Novel Negeri 5 Menara

karya Ahmad Fuadi

No. Unsur Halaman dalam novel1 Tema 8—9, 40—41,106,1072 Tokoh dan Penokohan

a. Tokoh utama (Alif Fikri) 8—9, 5, 9, 11, 141, 14, 2, 162,206—207, 227, 14, 20, 16—17, 29,38, 104, 212, 311, 312, 369, 14,376, 38—39, 66, 330, 247, 150,212, 233, 376—377, 8—9, 345,116, 232—233, 82, 316—317, 217,8—9, 100, 376, 111, 172, 325

b. Tokoh tambahan1) Randai 99, 1002) Amak (ibu Alif) 8, 9, 10—11,3) Ayah 124) Kiai Rais 49—505) Ustadz Salman 40—416) Atang 42, 129, 353, 152, 2197) Baso 46, 165, 166, 79—80, 116—117,

92, 118, 3828) Dulmajid 27, 46, 243, 246—2479) Raja 44—45, 61, 150, 152, 233, 79, 165,

35510) Said 45

2 Alur dan pengalurana. Tahapan Alur

1) Tahap awala) Paparan 3—4b) Rangsangan 8, 8—9c) Gawatan 103, 108, 204—205,

2) Tahap tengaha) Tikaian 311b) Rumitan 369c) Klimaks 370

3) Tahap akhira)Leraian 376, 377b)Selesaian 405

b. Teknik pengaluran

1) Suspense 2, 32) Surprise 5

Page 58: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

46

No. Fakta cerita Halaman dalam novel3 Latar

a. Latar fisik 1—2, 400, 15, 43, 28, 29—30, 218,220, 224—226

b. Latar sosial 31, 7, 19-20, 10,

2. Hubungan antarunsur Tema dan Fakta Cerita dalam Novel Negeri 5Menara

Data mengenai hubungan antarunsur Tema dan Fakta Cerita dalam

novel Negeri 5 Menara disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2Sajian Data Hubungan antarunsur Tema dan Fakta Cerita dalam Novel

Negeri 5 Menara

No. Hubungan antarunsur Halaman1 Tema dan alur 40—41, 1562 Tema dan tokoh 203, 274, 2753 Tema dan latar 314 Tokoh dan alur 8—9, 85 Tokoh dan latar 146 Alur dan latar 7, 10

3. Implementasi Analisis Tema dan Fakta Cerita Novel Negeri 5 MenaraKarya A. Fuadi sebagai Bahan Pembelajaran Sastra Kelas XI SMANegeri 10 Purworejo.

Data yang digunakan sebagai acuan pembahasan implementasi

analisis tema dan fakta cerita novel Negeri 5 Menara di kelas XI SMA

Negeri 10 Purworejo berupa komponen pembelajaran sastra yang meliputi

tujuan pembelajaran novel Negeri 5 Menara, manfaat pembelajaran novel

Negeri 5 Menara, materi pembelajaran, metode pembelajaran novel Negeri 5

Menara, sumber belajar, waktu pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran

Page 59: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

47

novel Negeri 5 Menara, dan evaluasi. Di bawah ini disajikan data-data

tersebut.

a. Tujuan Pembelajaran Novel Negeri 5 Menara

1) Standar kompetensi: memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/no-

vel terjemahan.

2) Kompetensi dasar: memahami unsur intrinsik karya novel (dalam hal

ini memfokuskan analisis tema dan fakta cerita).

3) Indikator hasil belajar:

a) siswa menentukan tema dalam novel Negeri 5 Menara karya

Ahmad Fuadi;

b) Siswa menentukan tokoh dan penokohan dalam novel Negeri 5

Menara karya Ahmad Fuadi;

c) siswa menentukan latar fisik dan latar sosial dalam novel Negeri 5

Menara karya Ahmad Fuadi;

d) siswa menentukan alur dan teknik pengaluran dalam novel Negeri

5 Menara karya Ahmad Fuadi.

b. Manfaat Pembelajaran Novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

1) Meningkatkan keterampilan berbahasa;

2) meningkatkan pengetahuan kebudayaan;

3) mengembangkan cipta dan rasa;

4) menunjang pembentukan watak.

c. Materi Pembelajaran

1) Segi bahasa;

Page 60: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

48

2) segi psikologi;

3) segi latar belakang budaya.

d. Metode Pembelajaran Novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

1) Ceramah;

2) diskusi;

3) tanya jawab

4) penugasan.

e. Sumber Belajar

Beberapa sumber belajar dalam pembelajaran novel Negeri 5

Menara karya A. Fuadi buku teks bahasa Indonesia untuk kelas XI SMA,

novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi, buku teori struktural karya

sastra karya Nurgiyantoro dan Sudjiman, serta modul belajar bahasa

Indonesia untuk kelas XI.

f. Waktu Pembelajaran

Waktu yang dibutuhkan dalam pembelajaran novel Negeri 5

Menara karya Ahmad Fuadi adalah 4 x 45 menit dalam dua pertemuan.

g. Langkah-Langkah Pembelajaran Novel Negeri 5 Menara karya A.Fuadi

1) Pelacakan pendahuluan;

2) penentuan sikap praktis;

3) introduksi;

4) penyajian;

5) tugas-tugas praktis;

6) diskusi;

Page 61: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

49

7) pengukuhan.

h. Evaluasi

1) Teknik: tes;

2) bentuk: uraian;

3) contoh soal.

B. Pembahasan Data

1. Tema dan Fakta Cerita dalam Novel Negeri 5 Menara karya AhmadFuadi

a. Analisis Tema dalam Novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi

Cerita yang dikisahkan dalam novel Negeri 5 Menara berinti pada

proses penerimaan Alif terhadap pendidikan pesantren yang ia jalani.

Proses yang dialami oleh Alif, yaitu (1) penolakan terhadap keinginan

orang tuanya; (2) masa adaptasi di pondok pesantren; (3) keraguannya

untuk tetap di pesantren; serta (4) kesungguhan dan keyakinan yang

membawanya pada sebuah kelulusan dari pesantren.

Tema dalam novel ini adalah pencapaian keberhasilan.

Keberhasilan di sini dapat dilihat sebagai keberhasilan dalam menggapai

cita-cita dan keberhasilan melawan keraguan dalam diri. Keberhasilan

menggapai cita-cita terlihat di awal kisah pada tokoh Alif yang telah

berprofesi sebagai wartawan Indonesia yang bertugas di Washington DC,

Amerika Serikat. Alif yang mulanya bercita-cita ingin seperi pak Habibie,

membuat mimpi lainnya ketika ia di pesantren. Mimpinya yang telah

Page 62: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

50

menjadi nyata, yakni menjadi seorang wartawan dan menginjakkan kaki di

negari Paman Sam, Amerika Serikat.

Alif pun mengingat perjuangannya ketika remaja yang

membawanya pada kesuksesan yang dirasakannya kini. Kesuksesan yang

didapatnya merupakan buah dari sebuah keyakinannya pada diri Alif yang

sebelumnya telah berhasil menjalani pendidikan pesantren dengan sebuah

akhir kelulusan. Keberhasilan Alif menuntaskan pendidikan di pesantren

diwarnai dengan berbagai prestasi yang ia dapatkan dari kesempatan-

kesempatan akademik maupun non-akademik.

Tokoh Alif diceritakan sebagai tokoh yang berprestasi dan ingin

melanjutkan pendidikannya ke sekolah menengah atas biasa, non-agama.

Namun, keinginannya untuk melanjutkan pendidikan ke SMA ditentang

oleh orang tuanya yang menyuruhnya ke pesantren. Penolakannya

terhadap pesantren bukannya tidak beralasan. Hal ini dapat dipahami dari

kutipan di bawah ini.

Bagiku, tiga tahun di Madrasah tsanawiyah rasanyasudah cukup untuk mempersiapkan dasar ilmu agama. Kinisaatnya aku mendalami ilmu non-agama. Tidak madrasah lagi.Aku ingin kuliah di UI, ITB, dan terus ke Jerman seperti PakHabibie. Aku ingin menjadi orang yang mengerti teori-teori ilmumodern, bukan hanya ilmu fiqh dan ilmu hadist. Aku inginsuaraku didengar di depan civitas akademika, atau dewangubernur atau rapat manajer, bukan hanya berceramah di mimbarsurau di kampungku.(N5M, 2011: 8—9).

Kutipan tersebut memperlihatkan cita-cita yang ingin Alif capai.

Alif dikisahkan sebagai seorang remaja ingin mendalami ilmu non-agama

di SMA, setelah sebelumnya ia mengenyam madrasah tsanawiyah yang

Page 63: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

51

setara dengan SMP. Ketidakinginannya terhadap pesantren inilah yang

mengawali perjuangan Alif terhadap masa depannya kelak. Berkat

pandangan dari pamannya, Pak Etek Gindo, yang memberi tahu bahwa

banyak kawannya di Al-Azhar Mesir yang berasal dari pondok pesantren,

Alif mengikuti keinginan orang tuanya. Ia pun menjadi santri di sebuah

Pesantren di Jawa Timur, Pondok Madani (PM).

Melalui peristiwa-peristiwa menarik yang dialaminya ketika di

pesantren, tokoh Alif pun mulai menemukan “jalan” di pesantren yang

dapat mengantarnya pada sebuah keberhasilan. Diawali dengan sebuah

mantra ajaib berupa kata-kata mutiara unggulan dari PM, Alif pun yakin ia

akan bertahan di pesantren tersebut.

[…] Man jadda wajada: sepotong kata asing ini bakmantra ajaib yang ampuh bekerja. Mantra ajaib berbahasa Arabini bermakna tegas: “siapa yang bersungguh-sungguh, akanberhasil.”

Inilah pelajaran hari pertama kami di PM. Kata mutiarasederhana tapi kuat. Yang menjadi kompas kehidupan kami kelak.

[…] Selain kelas kami, puluhan kelas lain juga demikian.Masing-masing dikomandoi seorang kondaktur yang energik,menyalakkan “man jadda wajada”. Hampir satu jam nonstop,kalimat ini bersahut-sahutan dan bertalu-talu.(N5M, 2011: 40—41).

Pondok tempat Alif belajar, memprogramkan penanaman

kesungguhan kepada para peserta didiknya di awal masa pengajaran

dengan kalimat man jadda wajada ‘siapa yang bersungguh-sungguh, akan

berhasil’. Kalimat ini pun memengaruhi tokoh Alif yang pada awalnya

ragu dengan keberhasilannya dengan melanjutkan pendidikan ke

Page 64: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

52

pesantren. Sebuah kalimat yang mengubah pemikiran Alif terhadap

sekolah agama, yang semula tidak ia inginkan untuk dijalaninya.

Hari demi hari yang Alif jalani di pesantren terasa menyenangkan

dan penuh dengan tantangan. Sistem pendidikan yang belum pernah

dijumpai sebelumnya, membuat Alif merasa tertantang untuk menjalani

dengan baik setiap pelajaran yang diberikan kepadanya. Tantangan lain

pun hadir dalam kesehariannya di PM. Muncul keraguan-keraguan atas

ketahanannya untuk menjalani pendidikan di PM hingga lulus. Keraguan

tersebut hadir karena ingatannya kepada keinginannya yang lalu, ke SMA

bersama temannya semasa di madrasah dulu, Randai. Kisah-kisah Randai

melalui surat yang dikirimnya kepada Alif, membuat Alif goyah lagi

terhadap keputusannya memilih pesantren. Namun, di kala Alif mulai

goyah, sebuah kalimat penyemangat hadir dari sang wali kelas, Ustad

Salman. Pada sebuah kesempatan di kelas tambahan pada malam hari,

Ustad Salman sebagai wali kelas memberikan semangat kepada anak

didiknya, termasuk Alif.

“Man shabara zhafira. Siapa yang bersabar akanberuntung. Jangan risuakan penderitaan hari ini, jalani saja danlihatlah apa yang akan terjadi di depan. Karena yang kita tujubukan sekarang, tapi ada yang lebih besar dan prinsipil, yaitumenjadi manusia yang telah menemukan misinya dalam hidup,”Pidatonya dengan semangat berapi-api (N5M, 2011: 106).

Sebuah kalimat penjelas, bahwa untuk mencapai sebuah tujuan di

masa yang akan datang yakni sebuah keberhasilan, seseorang harus

melakukan yang terbaik saat sekarang, meskipun pahit terasa. PM yang

Page 65: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

53

dengan sistem pendidikan yang telah melahirkan lulusan para intelek

berbasis ilmu pengetahuan agama yang kuat, rupanya dapat membuat Alif

yakin bahwa ia dapat meraih yang ia inginkan melalui pendidikan

pesantren, tepatnya di Pondok Madani.

Kalimat-kalimat motivasi dalam dalam novel ini merupakan unsur

penguat tema utama. Berikut ini merupakan kutipan kalimat-kalimat

motivasi lainnya.

“[…] ada dua hal yang paling penting dalammempersiapkan diri untuk sukses, going to the extra miles. Tidakmenyerah dengan rata-rata. […] Selalu berusaha meningkatkandiri lebih dari orang biasa. Karena itu mari kita budayakan goingthe extra miles, lebihkan usaha, waktu, upaya, tekad, dansebagainya dari orang lain. Maka kalian akan sukses,” katanyasambil menjentikkan jari.“Resep lainnya adalah tidak pernah mengizinkan diri kaliandipengaruhi oleh unsur dari luar diri kalian. Oleh siapa pun, apapun, dan suasana bagaimana pun […]”(N5M, 2011: 107).

Kalimat-kalimat tersebut dikatakan oleh seorang wali kelas, Ustad

Salman, kepada para siswa bimbingannya, termasuk di dalamnya Alif.

Kalimat motivasi tersebut menegaskan bahwa melakukan usaha melebihi

dari yang dilakukan orang lain, merupakan salah satu kunci keberhasilan

meraih sebuah kesuksesan. Hal tersebut tentulah harus diperkuat oleh

faktor lainnya dengan tidak menghiraukan pengaruh-pengaruh negatif dari

luar diri.

Tema utama dalam novel Negeri 5 Menara dijelaskan melalui

peristiwa demi peristiwa yang dialami oleh tokoh Alif. Pondok Madani

digambarkan sebagai sebuah pesantren dengan sistem pendidikannya yang

Page 66: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

54

kuat akan motivasi kepada peserta didiknya. Terlihat upaya PM dalam

mewarnai lika-liku yang dihadapi para santrinya dalam mencari

keberhasilan yang sesungguhnya. Novel ini menjabarkan sistem

pendidikan pesantren dengan penanaman konsep kalimat man jadda

wajada yang menjadi sebuah dasar dalam penyakinan kepada diri bahwa

sebuah kesuksesan dapat diraih dengan sebuah kesungguhan. Pengalaman

Alif yang sempat menjabat sebagai redaktur majalah terbitan PM dan juga

sebagai student speaker saat PM kedatangan Duta Besar Inggris,

merupakan sebuah keberhasilan Alif dalam bidang non-akademiknya.

Dalam hal akademik, Alif pun dapat membuktikan kelulusannya dari PM,

tepat waktu.

Sistem pendidikan pesantren yang didukung oleh para pengajar

yang kompeten di bidangnya masing-masing membuat Alif yakin terhadap

keputusannya ke Pondok Madani. Teman-teman Alif yang tergabung

dalam Sahibul Menara pun dapat saling mendukung hingga akhir

perjalanan mereka di pondok. Saling motivasi antara junior dan senior

yang terjadi dalam keseharian di pondok pun mendukung proses

pencapaian keberhasilan yang diinginkan para santri. Kak Iskandar, senior

Alif yang menjabat sebagai ketua asrama tempat Alif tinggal, banyak

memberikan bantuan kepada adik-adik kelasnya tersebut. Merupakan

bagian dari sistem di PM, bahwa senior menjadi pengurus beberapa hal di

pondok agar dapat berinteraksi dengan santri baru dan memberi motivasi

secara langsung maupun tidak langsung. Perjuangan menggapai sebuah

Page 67: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

55

cita juga dilakukan oleh sahabat-sahabat Alif lainnya, Sahibul Menara:

Atang, Baso, Raja, Dulmajid, dan Said, dengan langkah masing-masing.

Perjuangan, motivasi, serta keyakinan ditampilkan berkesinambungan

dalam kisah novel ini.

b. Analisis Fakta Cerita dalam Novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

1) Analisis Tokoh dan Penokohan dalam Novel Negeri 5 Menara

Tokoh adalah orang atau pelaku cerita, sedangkan penokohan

adalah watak atau karakter yang melekat pada diri tokoh. Tokoh dapat

dibedakan ke dalam dua kategori, yakni tokoh utama dan tokoh tambahan.

Di bawah ini dipaparkan tokoh utama dan tokoh tambahan dalam novel

Negeri 5 Menara karya A. Fuadi beserta penokohannya.

a) Tokoh Utama

Tokoh utama dalam novel Negeri 5 Menara adalah Alif Fikri

yang menjadi tokoh “aku”. Tokoh Alif menjadi sorotan utama dan

paling banyak dibicarakan di sepanjang cerita. Kisah dalam novel

Negeri 5 Menara adalah cerita masa remaja Alif Fikri yang ia jalani di

sebuah pesantren.

Pada awal kisah, Alif Fikri dewasa mengingat masa remajanya

tersebut. Ingatannya muncul seketika setelah kawannya, Atang,

menghubunginya melalui pesan elektronik. Setelah mereka berbincang,

Alif pun ingat kehidupannya saat remaja dulu, saat-saat yang

mengenalkannya kepada Atang dan kelima sahabatnya yang lain di

Pondok Madani (PM). Sebuah persahabatan para santri yang diwarnai

Page 68: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

56

dengan peristiwa-peristiwa inspiratif dan membawa mereka pada cita-

cita yang mereka inginkan.

Alif Fikri remaja adalah seseorang berusia belasan tahun yang

baru lulus madrasah tsanawiyah, setara dengan sekolah menengah

pertama. Ia lahir dan tinggal di sebuah kampung kecil pinggir Danau

Maninjau di daerah Bukittinggi, Sumatera Barat. Saat kelulusan, ia

mendapat peringkat 10 besar di tingkat kabupaten Agam. Ia dan

sahabatnya semasa di tsanawiyah, Randai, mempunyai cita-cita yang

tinggi. Alif ingin seperti Habibie. Mereka pun membuat kesepakatan

bersama untuk melanjutkan pendidikan ke SMA terbaik di Bukittinggi.

Keinginannya tidak mendapat persetujuan dari kedua orang

tuanya. Ibunya, yang ia panggil dengan sebutan Amak, memintanya

untuk meneruskan pendidikannya ke pesantren. Setelah perdebatan

dengan Amak dan dengan dirinya sendiri, Alif pun memilih sebuah

pondok pesantren di luar Sumatera, sebuah pondok pesantren di Jawa,

PM. Dengan mengikuti tes ujian masuk pondok, Alif pun diterima di

PM.

Melalui peristiwa demi peristiwa yang dilaluinya bersama

tokoh-tokoh lain, tokoh Alif mengalami sebuah masa yang

mengantarnya pada sebuah keberhasilan di masa mendatang. Tokoh Alif

Fikri merupakan tokoh sentral dalam novel Negeri 5 Menara. Alif

menjadi sorotan utama dalam kisah dan merupakan tokoh utama

protagonis.

Page 69: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

57

Alif digambarkan sebagai tokoh yang gigih, mencintai tanah

kelahiran, mudah ragu dan terpengaruh, patuh dan hormat, berani

bertanggung jawab, bersemangat tinggi, suka tantangan, perencana yang

cermat, idealis, serta menyukai sejarah dan jurnalistik. Di bawah ini

diuraikan penokohan tokoh Alif.

(1) Gigih

Sebagai anak laki-laki satu-satunya di antara dua saudara

perempuannya, Alif merupakan harapan terbesar dalam keluarga.

Alif berasal dari Maninjau, Sumatera Barat, yakni sebuah daerah

dengan kebudayaan Minangkabau. Digambarkan oleh pencerita,

keluarga Alif sangat menjunjung tinggi nilai agama, yakni agama

Islam. Pendidikan yang dijalani tokoh Alif di madrasah tsanawiyah

dan juga pondok pesantren mempunyai hubungan dengan latar

budaya keluarga Alif sebagai muslim Minangkabau.

Menurut tokoh Alif, meneruskan pendidikan agama setelah

lulus dari madrasah tsanawiyah ke pesantren akan menghambat

langkahnya dalam menggapai cita-citanya. Impian yang ia buat

bersama sahabatnya, Randai, bukanlah sekadar keinginan untuk

merasakan pendidikan SMA non-agama. Ada sebuah cita-cita besar

yang ia rencanakan. Alif digambarkan sangat terobsesi dengan cita-

citanya. Ketika keinginannya untuk melanjutkan pendidikan ke SMA

ditentang oleh orang tuanya, terlihat sikap gigih pada tokoh Alif.

Page 70: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

58

Pencerita menggambarkan sikap gigih Alif dengan metode

dramatik, yaitu ketika Alif berusaha mempertahankan keinginannya

untuk melanjutkan pendidikannya ke sekolah menengah atas (SMA)

yang ditentang oleh Amak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI), gigih adalah sifat keras hati; tetap teguh pada pendirian atau

pikiran; mengotot (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2007: 486).

Menurut Alif, setelah ia mengenyam pendidikan agama

selama tiga tahun di madrasah tsanawiyah, yang setingkat dengan

SMP, adalah waktunya untuk menjalani pendidikan non-agama di

SMA. Hal ini dapat dipahami dari kutipan di bawah ini.

[...] Kini saatnya aku mendalami ilmu non-agama.Tidak madrasah lagi. Aku ingin kuliah di UI, ITB, dan teruske Jerman seperti Pak Habibie. Aku ingin menjadi orangyang mengerti teori-teori ilmu modern, bukan hanya ilmufiqh dan ilmu hadist. Aku ingin suaraku di dengar di depancivitas akademika, atau dewan gubernur atau rapat manajer,bukan hanya berceramah di mimbar surau di kampungku.(N5M, 2011: 8—9).

Tiga tahun aku ikuti perintah Amak belajar dimadrasah tsanawiyah, sekarang waktunya aku menjadiseperti orang umumnya, masuk jalur non-agama—SMA.[…] Alangkah bangganya kalau bisa bilang, saya anak SMABukittinggi. (N5M,2011: 5).

Dari kutipan di atas, terlihat tokoh Alif yang telah

merencanakan masa depannya. Dia ingin menjelajahi dunia di luar

kampung halamannya. Alif tidak ingin suaranya hanya terbatas

terdengar di kampungnya saja. Pencerita menggambarkan sikap

penurut Alif yang berubah seketika karena kegigihannya menolak

Page 71: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

59

permintaan Amak untuk meneruskan pendidikan ke pesantren. Ia

tidak segan berdebat dengan Amak mengenai kelanjutan

pendidikannya tersebut karena sebelumnya ia sudah menuruti

perintah ibunya untuk menimba ilmu di madrasah tsanawiyah.

Terlihat sikap Alif untuk tetap pada pendiriannya. Ia tidak mau

menurut nasihat Amak ketika berdebat dengan ibunya kala itu. Hal

ini dapat dipahami dari kutipan berikut ini.

“Tapi Amak, ambo tidak berbakat dengan ilmuagama. Ambo ingin menjadi insinyur dan ahli ekonomi,”tangisku sengit. Mukaku merah dan mata terasa panas.

“Menjadi pemimpin agama lebih mulia daripada jadiinsinyur, Nak.” “Tapi aku tidak ingin…”

“Waang anak pandai dan berbakat. Waang akan jadipemimpin umat yang besar.

Apalagi waang punya darah ulama dari duakakekmu.” “Tapi aku tidak mau.”

“Amak ingin memberikan anak yang terbaik untukkepentingan agama. Ini tugas mulia untuk akhirat.”

“Tapi bukan salah ambo, orang tua lain mengirimanak yang kurang cadiak masuk madrasah…”

“Pokoknya Amak tidak rela waang masuk SMA!”“Tapi...”

“Tapi...”“Tapi...”Setelah berbantah-bantahan, aku tahu diskusi ini

tidak berujung. Pikiran kami jelas sangat berseberangan.Dan aku di pihak yang kalah. (N5M, 2011: 9).

Perlawanannya semata sebagai pembelaan terhadap

keinginan atas cita-citanya. Pencerita menggambarkan sikap

penentang Alif tidak sebatas hanya pada perdebatan itu saja. Ia juga

melakukan perlawanan demi perlawanan dengan caranya sendiri.

Perlawanan yang dilakukannya masih dalam batasan wajar. Alif pun

Page 72: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

60

menggencarkan perlawanannya dengan mengunci diri di kamar

selama beberapa hari. Terlihat sikap seorang remaja biasa yang

melakukan pengurungan diri di kamar dengan harapan orang tuanya

akan mengabulkan permintaannya.

Usaha Alif sia-sia. Selama mengurung diri di kamar, kedua

orang tuanya tidak kunjung berkata bahwa keinginan Alif sekolah

SMA dikabulkan. Alif pun bertanya-tanya dalam renungannya.

Sebuah pertanyaan polos yang timbul dari diri seorang anak atas

tindakan kedua orang tuanya yang seakan mengatur segala

kehidupan yang akan dijalaninya.

Di tengah gelap, aku terus bertanya-tanya. Mengapaorang tua harus mengatur-atur anak. Di mana kemerdekaananak yang baru belajar punya cita-cita? Kenapa masa depanharus diatur orang tua? Aku bertekad melawan keinginanAmak dengan gaya diam dan mogok di dalam kamar gelap.(N5M, 2011: 11).

Sebenarnya pencerita menggambarkan Alif sebagai anak

yang patuh kepada orang tuanya. Hal ini juga dipengaruhi oleh orang

tua Alif yang berlatar agama cukup kuat sehingga mampu mendidik

Alif menjadi anak yang baik tingkah lakunya. Namun, seiring

dengan pertumbuhannya menjadi seorang remaja yang memiliki cita-

cita di masa depan, sifat dalam diri Alif pun berubah. Sifat keras

hatinya muncul demi pembelaan terhadap cita-citanya.

Saat Alif akhirnya masuk pondok pesantren, hatinya pun

masih menyimpan rasa kekesalan kepada Amak. Hatinya terasa berat

Page 73: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

61

setiap ingin menulis surat untuk sang Ibu. Perasaan ini terungkap

dalam kutipan di bawah ini.

Aku adalah anak kesayangan yang selalu patuhsepenuh hati pada Amak. Patuh ini berubah jadi kesal ketikaaku diharuskan masuk sekolah agama. Memang akuakhirnya tetap bersedia mengikuti perintah Amak, tapi disaat yang sama hatiku jengkel. Kontakku terakhir denganAmak terjadi berbulan-bulan lalu, ketika mengabarkan lulusujian masuk PM melalui telegram. Setelah itu, aku diam,tidak berkabar berberita. Hatiku selalu berat untuk mulaibicara dan menulis surat buat beliau.(N5M, 2011: 141).

Alif pun akhirnya memilih sebuah pondok di daerah Jawa

Timur sesuai dengan rekomendasi pamannya, Pak Etek Gindo, yang

sedang menuntut ilmu di al-Azhar, Mesir. Setelah mendapat cerita

bahwa banyak kawan pamannya di Mesir yang fasih bahasa Inggris

dan Arabnya berasal dari PM, tokoh Alif menjadi tertarik untuk

mempelajari bahasa dunia di sana. Alif digambarkan luluh sesaat

karena masukan dari pamannya. Alif akhirnya menerima keinginan

Amak dengan memilih PM. Inilah yang menjadi titik awal Alif

dalam meraih kesuksesan yang dicita-citakannya; sebuah perjuangan

melawan kerasnya konflik yang berkecamuk dalam dirinya.

(2) Mencintai Tanah Kelahiran

Pilihannya untuk melanjutkan ke pesantren PM mengha-

ruskan Alif yang masih berusia remaja merantau ke Jawa. Di sini

pencerita mencoba memperlihatkan Alif sebagai keturunan

Minangkabau yang memilih tanah Jawa sebagai perantauan yang

Page 74: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

62

dilakukan demi sebuah pendidikan. Selama berada di tanah

perantauan Jawa, Alif tidak melupakan tanah kelahirannya,

Kampung Bayur di pinggir Danau Maninjau, Bukittinggi. Pencerita

memunculkan sikap Alif tersebut melalui ingatan-ingatan Alif akan

tanah kelahirannya, yakni ketika ia merasakan sesuatu atau melihat

sesuatu yang melayangkan pikirannya kepada kampung halamannya.

Menurut KBBI, mencinta dapat bermakna “selalu mengingat (akan)”

(Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2007: 285).

Alif yang lahir di lingkungan sebuah keluarga sederhana,

tidak lantas membuatnya rendah diri dan lupa akan tanah

kelahirannya. Kedua orang tua Alif yang merupakan seorang guru

menginginkan Alif kelak menjadi orang yang berguna bagi bangsa

dan agamanya. Dalam kisah, diceritakan tokoh Alif tumbuh sebagai

anak yang pandai dan sangat mencintai kampung halamannnya,

Bayur, sebuah desa kecil di pinggir Danau Maninjau.

Bekalku sebuah tas kain abu-abu kusam berisi baju,sarung, dan kopiah serta sebuah kardus mie berisi buku,kacang tojin, dan sebungkus rendang kapau yang sudahkering kehitam-hitaman. Ini rendang spesial karena dimasakAmak yang lahir di Kapau, sebuah desa kecil di pinggirBukittinggi. Kapau terkenal dengan masakan lezat yangberlinang-linang kuah santan.(N5M, 2011: 14).

Berdasarkan kutipan di atas, terlihat dari barang-barang yang

dibawanya ke PM, Alif adalah sosok anak Minangkabau yang

sederhana. Alif hanya membawa beberapa barang penting yang ia

taruh dalam sebuah tas saja. Melalui latar, kita dapat mengetahui

Page 75: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

63

bahwa keluarga Alif merupakan keluarga sederhana, bukan keluarga

yang kaya. Pencerita menggambarkan pendidikan sangat diutamakan

dalam keluarga Alif. Kedua orang tua Alif yang juga berlatar agama

cukup kuat selalu mendidik Alif agar bisa menjadi seorang yang

rendah hati dan berpendidikan baik.

Alif menyebut pilihannya ini sebagai sebuah langkah

perantauan yang harus ia jalani demi sebuah pendidikan yang akan ia

dapat. Sebagai anak Minangkabau, istilah merantau memang tidak

asing di telinga Alif. Merantau dari Sumatera ke Jawa itulah yang

menjadi pilihan Alif.

Pencerita memperlihatkan kecintaan tokoh Alif kepada tanah

kelahirannya dengan cara pengingatan dan perbandingan suatu

tempat yang dilihat oleh tokoh Alif dan suatu keadaan yang

dirasakan tokoh Alif dengan keadaan yang ada di tempat tinggalnya

di daerah Maninjau, Bukittinggi. Dalam hal ini, pencerita juga

menggunakan metode dramatik. Sikap Alif terlihat dari tingkah

lakunya.

Disebutkan juga oleh pencerita, salah satu masakan khas

yang tidak bisa dilepaskan dari Alif yaitu Rendang Kapau. Rendang

Kapau adalah sebuah masakan rendang khas dari Kapau, tempat

lahir ibu Alif, yang menjadi masakan andalan Amak untuk Alif saat

merantau di daerah lain. Amak membekalkan rendang ini untuk Alif

ketika Alif berangkat ke PM dan juga mengirimnya dalam bentuk

Page 76: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

64

paket kiriman ketika Alif di PM. Pencerita memperlihatkan hal

tersebut sebagai identitas sebuah keluarga Minangkabau dengan

khas masakan rendangnya.

Alif yang selalu teringat tempat kelahirannya saat ia berada

di tempat lain, digambarkan oleh pencerita dengan membanding-

bandingkan keadaan atau suasana suatu tempat dengan keadaan atau

suasana tempat kelahirannya. Di awal kisah, disebutkan oleh

pencerita Alif yang sedang berada di Amerika Serikat ketika musim

dingin, Alif teringat akan dinginnya Es Tebak di Pasar Ateh,

Bukittinggi. Ungkapannya tersebut terlihat pada kutipan berikut ini.

[...] Televisi di ujung kamar menunjukan WeatherChannel yang mencatat suhu di luar minus 2 derajat celcius.Lebih dingin dari secawan Es Tebak di Pasar Ateh,Bukittinggi.(N5M, 2011: 2).

Ketika Alif tiba di sebuah desa di Jawa Timur, tempat PM

berdiri, ia teringat akan bentuk rumah Gadang. Ia membandingkan

bentuk atap rumah adat kedua daerah tersebut, rumah Gadang

memiliki atap menyerupai tanduk dan lancip di kiri dan kanannya,

sedangkan atap di desa yang Alif lewati berbentuk lancip di tengah.

Di PM, Alif memilih kegiatan olahraga sepak bola. Walau

Alif yang digambarkan berbadan kurang tinggi dan kecil ini bukan

termasuk pemain inti regu, ia pun cukup bangga menjadi tim

penggembira. Pencerita menyiratkan kembali sikap Alif yang

mencintai tanah kelahirannya. Alif pun mengingat masa kanak-

Page 77: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

65

kanaknya dulu yang bermain bola pada sebidang sawah yang telah

habis disabit seusai panen. Berbeda halnya di PM yang menyediakan

banyak lapangan untuk berbagai macam olahraga.

Di Maninjau dulu, tidak ada lapangan bola yangbagus untuk latihan. Aku dan teman masa kecilku belajarmain bola di atas tanah sawah yang habis disabit […] (N5M, 2011: 162).

Lebih lanjut, Alif mendeskripsikan bahwa sawah yang telah

dibabat habis itu akan menjadi sebuah tanah sawah yang berlubang-

lubang, basah, dan liat. Keadaan lapangan sawah ini pun semakin

parah keadaannya untuk bermain ketika hujan turun. Tanah sawah

menjadi seperti kolam lumpur yang mengakibatkan para pemainnya

mudah terpeleset dan menjadi bahan tertawaan. Kenangan Alif ini

dimunculkan oleh pencerita sesaat setelah Alif membicarakan

kegiatan-kegiatan yang diikutinya.

Sudut PM lainnya pun tidak luput dari kenangan Alif akan

tempat tinggalnya, Maninjau. Saat Alif sedang di bawah menara

masjid PM bersama Sahibul Menara yang lain, ia merasakan hawa

sejuk hembusan angin yang mengingatkannya kepada Danau

Maninjau. Suatu sore kala itu, Alif dan para sahabatnya baru saja

menyelesaikan pekan ujian di PM. Mereka menghabiskan sore di

bawah menara, tempat favorit mereka, sambil menikmati arak-

arakan awan yang bergulung di langit.

Angin sore bertiup menggetar-getarkan bilah daunpohon kelapa yang banyak tumbuh di sudut-sudut PM. Sejuk.Matahari lindap tertutup awan putih yang berarak-arak di

Page 78: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

66

langit. Aku membaringkan diri di pelataran menara sambilmenatap awan-awan yang bergulung-gulung.

Dulu di kampungku, setelah puas berenang di DanauManinjau, kami anak-anak SD Bayur duduk berbaris di batu-batu hitam di pinggir danau sambil mengeringkan badan.(N5M, 2011: 206—207).

Danau Maninjau sebagai salah satu ikon Maninjau

merupakan danau yang memiliki pemandangan yang indah.

IngatanAlif menggambarkan detail keindahan Danau Maninjau,

yang sangat ia ketahui. Sekelilingnya dilingkupi oleh perbukitan dan

di tengah danaunya ada perahu nelayan yang sedang menjala ikan

teri khas Maninjau. Alif mengingat kenangannya semasa sekolah

dasar (SD) dulu.

Setelah berenang, ia dan teman-temannya duduk berbaris di

batu-batu di pinggir danau untuk mengeringkan badan mereka

sambil bermain tebak-tebakan bentuk awan. Hal itulah yang Alif

lakukan juga ketika ia bersama Sahibul Menara yang lain berada di

bawah menara masjid PM. Mereka akhirnya memainkan

imajinasinya terhadap awan yang membentuk berbagai macam

benua di dunia yang menjadi tempat tujuan yang mereka impikan.

Inilah cikal bakal Negeri Lima Menara. Lima benua yang diimpikan

di bawah menara.

Perbandingan Alif terhadap tempat-tempat yang ia temui

tidak hanya terhenti di PM. Setelah sebelumnya Alif dewasa yang

membandingkan suhu cuaca dingin di Amerika dengan Es Tebak,

dalam sorot balik Alif dewasa juga membandingkan sebuah bioskop

Page 79: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

67

di kota Surabaya dengan bioskop yang ada di kampungnya,

Bukittinggi. Alif memiliki kesempatan menikmati bioskop di kota

Surabaya atas traktiran dari Said saat liburan PM.

[...] Aku senang sekali, karena belum pernahmenonton film di bioskop selain film G-30 S PKI. Itu pun dibioskop di Bukittinggi yang penuh kecoa dan kepinding. [...]Bioskop di Surabaya ternyata jauh lebih bagus dari pada dikampungku.(N5M, 2011: 227).

Dari uraian di atas, tampak bahwa Alif adalah sosok yang

selalu mengingat tempat asalnya dan tidak melupakan jati dirinya

sebagai anak Minangkabau yang tumbuh di sebuah desa di pinggir

Danau Maninjau. Pencerita melalui perbandingan-perbandingan

yang dilakukan Alif menggambarkan kecintaan tokoh tersebut

terhadap tanah kelahiran.

(3) Patuh dan Hormat

Keputusan Alif untuk melanjutkan pendidikan ke pesantren

dan menyelesaikan pendidikan pesantrennya selama empat tahun,

tidak lepas dari sikap patuh Alif kepada orang tuanya. Dalam KBBI,

patuh adalah sifat suka menurut (perintah dsb.); taat (kepada

perintah, aturan, dsb.); berdisiplin (Tim Penyusun Kamus Pusat

Bahasa, 2007: 1134).

Dalam cerita, Alif pun digambarkan sebagai tokoh yang

berusaha patuh terhadap peraturan PM. Pelanggaran yang ia lakukan

dapat dihitung dengan jari. Sikap patuh Alif kepada orang tuanya ini

Page 80: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

68

terlihat saat Alif yang akhirnya melanjutkan pendidikannya ke

pesantren sesuai permintaan Amak setelah perdebatan yang terjadi di

antara dirinya dan Amak.

Sebelum meninggalkan rumah, aku cium tanganAmak sambil minta doa dan minta ampun atas kesalahanku.(N5M, 2011: 14).

Ketika ingin berangkat menuju PM di Jawa Timur diantar

oleh Ayah, Alif tetap mencium tangan Amak. Ia pun meminta maaf

atas kesalahan yang ia lakukan. Hal tersebut merupakan sikap

hormat Alif kepada Ibunya sebagai anak yang patuh terhadap kedua

orang tua. Hormat, dalam KBBI, mempunyai makna perbuatan yang

menandakan rasa khidmat atau takzim (seperti menyembah,

menunduk); menghargai (takzim, khidmat) (Tim Penyusun Kamus

Pusat Bahasa, 2007: 556).

Sikap Alif yang patuh dan hormat kepada orang tuanya juga

dimunculkan oleh pencerita ketika ia berhadapan dengan sang Ayah,

yakni saat saat ia diajak berbicara dengan Ayahnya mengenai niatnya

untuk keluar dari PM. Argumen yang telah disiapkan sebelumnya,

hilang begitu saja. Alif tidak bisa berkata sepatah katapun ketika itu.

Tanpa kesadaran penuh, kepalaku mengangguk.Berbagai skenario argumentasi yang aku persiapkanmenguap.

Aku tidak tahu apa yang membuat perlawanankuruntuh dengan mudah. Apakah karena hatiku perang dantidak ada pemenang yang sesungguhnya antara tetap tinggaldi PM atau keluar? [...] (N5M, 2011: 376).

Page 81: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

69

Hari ini aku mengirim satu telegram dan satu surat.Telegram untuk mengabarkan kelulusan kepada Amak dansepucuk surat kepada Randai. Kepada kawanku, akuberkisah pengalaman menarikku di PM dan betapa akumasih merasa sedih tidak bisa bergabung dengan dia masukSMA. (N5M, 2011: 38—39).

Seketika setelah Alif diterima di PM, Alif sempat beberapa

lama tidak mengirim kabar kepada keluarganya di Maninjau. Surat

terakhir yang ditulisnya adalah kabar mengenai kelulusannya pada

tes ujian masuk PM. Saat itu, Alif masih merasa kesal kepada ibunya

atas pelarangan terhadap dirinya untuk melanjutkan pendidikan ke

SMA. Namun, Alif luluh dengan sebuah pesan yang diberikan oleh

Kiai Rais, Pemimpin PM, mengenai bakti seorang anak kepada orang

tua. Seketika itu, Alif merasa bersalah dengan tindakannya yang

menghilang tanpa kabar. Sikap patuh Alif selalu menaungi dirinya,

sekalipun ada keinginan orang tuanya yang sebenarnya bertentangan

dirinya.

(4) Berani dan Bertanggung Jawab

Alif telah memilih pesantren PM sebagai tempatnya

menuntut ilmu. Hal ini diputuskannya setelah ia menerima usulan

dari pamannya dan juga memikirkan hal apa yang akan ia dapat di

PM. Alif pun menjalani setiap kegiatan di PM dengan penuh

tanggung jawab yang setidaknya untuk dirinya sendiri. Tantangan

demi tantangan pun menghampiri Alif. Diawali dengan kelulusan

Page 82: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

70

ujian seleksi masuk PM, Alif diharuskan untuk menjalani

kehidupannya sebagai santri di sana.

Hari kedua Alif berada di PM, ia dan kelima orang teman

sekamarnya tidak sengaja melanggar peraturan PM, terlambat ke

masjid untuk sholat berjamaah. Alif dan kelima temannya yang

sedang berusaha membawa lemari ke kamar mereka, berjuang agar

tidak telat. Namun, mereka tertangkap basah oleh keamanan PM.

Saat itu, hanya Alif yang berani menjawab.

Aku tidak punya pilihan lain untuk memberanikandiri menjawab. Ragu-ragu. “Maaf... maaf... Kak, kamiterlambat. Tapi hanya sedikit Kak, 5 menit saja.

Karena harus membawa lemari yang berat ini darilapangan...”

“Sudah berapa lama kalian resmi jadi murid diPM?” katanya memotong kalimatku. “Dua... dua... hariKak,” jawabku terbata-bata.(N5M, 2011: 66).

Dalam KBBI, berani adalah sifat mempunyai hati yang

mantap dan rasa percaya diri yang benar dalam menghadapi

kesulitan (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2007: 180). Saat

terdesak tersebut, digambarkan oleh pencerita, Alif yang

memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan petugas PM yang

tidak lain adalah seniornya sendiri. Pencerita memperlihatkan sikap

berani Alif. Keterlambatan yang tidak disengaja itu pun tidak

melepaskan mereka dari hukuman.

Hal tersebut merupakan bentuk tanggung jawab dari

keterlambatan yang mereka lakukan. Tanggung jawab mengandung

Page 83: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

71

arti wajib menanggung, wajib memikul beban, wajib memenuhi

segala akibat yang timbul dari perbuatan. Kejadian ini menjadi

pelajaran berharga bagi Alif dan kelima temannya. Hukuman inilah

yang menumbuhkan persahabatan di antara Alif dan kelima orang

temannya; Atang, Baso, Dulmajid, Raja, dan Said.

Sikap tanggung jawab Alif juga dimunculkan oleh pencerita

ketika dia mendapat tugas mewawancarai seorang panglima ABRI.

Saat itu, Alif yang aktif sebagai salah satu redaktur media PM,

bersama anggota redaksi lainnya sedang membuat sebuah media

massa khusus dalam rangka perayaan hari lahir PM. Tugas Alif

cukup berat, ia harus bertanding dengan belasan wartawan yang

bertubuh lebih besar darinya.

[...] Tapi hati kecilku berkata, kalau aku tidakberbuat sesuatu, aku hanya akan menjadi kambing congek.Aku tahu harus membuat impresi yangberbeda kalau maudidengarnya.

Lalu dengan mengumpulkan semua keberanian,aku menengadah ke panglima tinggi besar ini dan berteriakkencang.

“ASSALAMUALAIKUM PAK PANGLIMA!”(N5M, 2011: 330).

Dari kutipan tersebut, dapat dilihat keberanian Alif yang

muncul karena sebuah tanggung jawab yang dipikulnya. Tokoh Alif

digambarkan oleh pencerita sebagai sosok yang tidak mau menyerah

pada situasi, yang saat itu tubuh kecilnya hampir tidak terlihat oleh

Panglima yang tinggi besar karena terdesak oleh belasan wartawan

Page 84: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

72

lain yang lebih tinggi tubuhnya. Dua pertanyaan pun berhasil Alif

lontarkan kepada sang Panglima.

Seiring berjalannya kegiatan demi kegiatan di PM, Alif

mendapat kesempatan sebagai petugas ronda PM. Alif ditugaskan

pada satu pos dengan Dulmajid. Alif bersama dengan Dulmajid

berusaha menjalankan tugas dengan baik, walau di tengah-tengah

waktu penjagaan mereka berdua sempat tertidur. Mereka terbangun

oleh anggota keamanan PM yang berkeliling ke tiap-tiap pos. Sesaat

setelah itu, PM dimasuki oleh kawanan pencuri. Pencuri-pencuri

tersebut berhasil dikepung tidak jauh dari pos jaga Alif dan

Dulmajid. Salah seorang pencuri yang berusaha melarikan diri,

berlari ke arah pos jaga Alif.

Krak... duk... bruk... Ahhh! Kursi yang aku pegangbergetar seperti dihantam karung goni dan terpental kesamping. Aku membuka mata takut-takut. Sosok hitam yangbesar tadi tejengkang dan mengerang kesakitan sambilmemegang kakinya, tepat di depan kami berdua, di atasonggokan daun bambu kering. (N5M, 2011: 247).

Pencuri itu berhasil dilumpuhkan oleh terjangan kursi Alif.

Setelah itu keamanan PM pun datang untuk menahan si pencuri.

Tindakan yang dilakukan Alif merupakan sikap dari tanggung

jawabnya sebagai petugas ronda PM saat itu. Alif bisa saja memilih

untuk lari ketika itu. Akan tetapi, Alif memilih menghadapi pencuri

tersebut. Alif dan Dulmajid pun menerima sebuah piagam

Page 85: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

73

penghargaan dari pemimpin PM, Kiai Rais, karena usaha mereka

untuk menangkap pencuri yang mengancam keamanan PM.

Sikap berani dan bertanggung jawab yang dimiliki Alif,

memberinya banyak pengalaman menarik. Dari hal tersebut,

pencerita memunculkan pembelajaran yang belum tentu Alif

dapatkan jika ia tidak berada di PM.

(5) Bersemangat Tinggi

Tokoh Alif adalah penggambaran sosok remaja yang gigih,

teguh pada pendiriannya. Ia selalu berusaha melakukan sesuatu

semaksimal mungkin dan ingin meraih sebuah kesuksesan pada

akhirnya. Walaupun keyakinannya untuk menjalani kehidupan di PM

sering goyang karena surat Randai, tokoh Alif dideskripsikan

memiliki semangat yang tinggi untuk membuktikan bahwa ia bisa

menjalani ini semua. Dalam KBBI, semangat adalah roh kehidupan

yang menjiwai segala makhluk, baik hidup maupun mati; seluruh

kehidupan batin manusia; isi dan maksud yang tersirat dalam suatu

kalimat, perbuatan, perjanjian, dsb; kekuatan (kegembiraan, gairah)

batin; ke-adaan atau suasana batin; perasaan hati; nafsu (kemauan,

gairah) untuk bekerja, berjuang (Tim Penyusun Kamus Puasat

Bahasa, 2007: 1397). Semangat yang Alif miliki didukung oleh para

sahabatnya di PM juga para pengajar yang selalu memotivasinya.

[...] Lima menit bukan waktu yang singkat, apalagibegitu berdiri di depan pendengar yang mendambakanpidato membakar. Tapi, kali ini aku berniat untuk

Page 86: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

74

meningkatkan kualitas pidatoku dengan berlatih lebihbanyak dan meminta Raja yang ahli pidato menjadi mentor.(N5M, 2011: 150).

Pada kutipan tersebut, pencerita menunjukkan semangat

Alif dalam mempersiapkan tugas pidato dalam bahasa Inggris. Saat

itu adalah tugas pidato keduanya, setelah tugas pidato dalam bahasa

Indonesia yang telah ia lakukan. Ia ingin meningkatkan kualitas

berpidatonya. Ia pun berlatih dengan lebih keras dan meminta

bantuan Raja yang ahli dalam berpidato untuk mejadi mentornya.

Alif pun menunjukkan semangat tingginya ketika ia berkeinginan

untuk menjadi student speaker.

Semangatnya untuk menjadi student speaker terpicu oleh

tokoh Raja yang terlebih dahulu terpilih ketika duta besar Mesir

berkunjung ke PM. Persiapan dan usaha maksimal dalam setiap

kesempatan latihan pidato dan diskusi dalam bahasa Inggris yang

dilakukannya pun berhasil. Alif pun dikisahkan berhasil terpilih

menjadi student speaker saat kunjungan duta besar Inggris ke PM.

Jiwa Alif yang bersemangat tinggi digambarkan selalu

mengajaknya untuk berusaha meyakinkan diri bahwa ia bisa meraih

mimpinya kelak serta menyelesaikan pendidikan di PM dengan baik.

Berbekal sebuah kalimat motivasi yang didapatnya ketika awal

pengajaran di PM, man jadda wajada dan man shabara zhafira. Alif

pun semangat melawan rasa ragu yang kerap menghinggapinya.

Di kepalaku berkecamuk badai mimpi. Tekadsudah aku bulatkan: kelak aku ingin menuntut ilmu ke luar

Page 87: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

75

negeri, kalau perlu sampai ke Amerika. Dengan sepenuhhati, aku torehkan tekad ini dengan huruf besar-besar. Ujungpenaku sampai tembus ke halaman sebelahnya.Meninggalkan jejak yang dalam. “Man jadda wajada.Bismillah. Aku yakin Tuhan Maha Mendengar. (N5M, 2011: 212).

Banyak keajaiban terjadi di dunia karena orangtelah memasang tekad dan niat, dan lalu mencobamerealisasikannya. Aku pun percaya dengan man jaddawajada itu.(N5M, 2011: 233).

Teringang-ngiang petuah Kiai Rais dulu: keluarlahdari PM dengan husnul khatimah, akhir yang baik. [...]

Hanya beberapa bulan lagi aku mencapai garisfinish. Man shabara zhafira. Siapa yang sabar akan memetikhasilnya. Aku harus bisa bertahan. Sekarang, tinggalbagaimana aku bisa tetap semangat dan termotivasi.(N5M, 2011: 376—377).

Tokoh Alif kerap kali menghadapi dilema karena surat

Randai yang datang kepadanya. Pada keseluruhan cerita, terhitung

ada lima surat Randai yang Alif terima selama ia di PM. Isi surat

yang dikirim oleh Randai sekedar memberi kabar dan menceritakan

perkembangan yang didapat oleh Randai, mulai dari kehidupannya di

SMA hingga diterimanya Randai di ITB. Namun, isi surat yang tidak

lain adalah cerita yang dulunya adalah impian mereka berdua,

menimbulkan rasa ragu pada diri Alif atas keputusannya ke PM. Di

sisi lain, Alif pun tak jarang meraih prestai akademik maupun non-

akademik di PM. Di sinilah terlihat peranan para sahabat Alif dan

juga para pengajar PM yang selalu memotivasi para santrinya,

termasuk Alif. Semangat Alif pun muncul teriring dengan niat dan

Page 88: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

76

tekad dan usaha melakukan segala sesuatunya dengan sebaik-

baiknya.

Alif yang memiliki semangat tinggi, digambarkan sebagai

sosok yang tidak lantas mudah menyerah dengan kekurangan-

kekurangan yang ada dalam dirinya.

Memang, aku dan juga Dul merasa tidak berbakattampil di depan umum untuk acara pertunjukan yangmenghibur. (N5M, 2011: 345).

Entah chip apa yang kurang dikepalaku, begituberhadapan dengan hapalan, otakku langsung hang. Bagikumenghapal letterleks adalah cobaan pedih. (N5M, 2011: 116).

Dari kutipan tersebut, pencerita memperlihatkan kekurangan

yang ada pada diri Alif. Ia tidak memiliki bakat untuk tampil di

depan umun pada acara pertunjukkan yang bersifat menghibur.

Akhirnya, pada pertunjukkan yang digelar saat Alif kelas enam di

PM, ia hanya menjadi figuran, seorang wartawan yang hanya

berakting mengacungkan mikrofon. Kekurangan tokoh Alif lainnya

yaitu ia selalu mengalami kesulitan jika harus berhadapan dengan

pelajaran yang bersifat hapalan. Selain mengalami kesulitan dalam

menghapal letterleks, tokoh Alif disebutkan di dalam cerita

mengalami kesulitan juga dalam pelajaran menghapal kata-kata

mutiara dalam bahasa Arab. Namun, Alif tidak menyerah.

Semangatnya ia tunjukkan dengan mengajak Baso yang pandai

dalam pelajaran bahasa Arab, tetapi kurang pandai dalam pelajaran

Page 89: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

77

bahasa Inggris, untuk bertukar ilmu dengannya. Simbiosis

mutualisme, Baso mendapat pengajaran bahasa Inggris dari Alif.

Kesungguhan dalam meraih keberhasilan, yang merupakan

tema dari cerita ini, terlihat dalam setiap usaha-usaha yang dilakukan

oleh Alif.

(6) Suka Tantangan

Selain bersemangat tinggi, Alif juga digambarkan sebagai

sosok yang menyukai tantangan. Menurut KBBI, tantangan adalah

ajakan berkelahi (berperang, dsb.); hal atau objek yg menggugah

tekad untuk meningkatkan kemampuan mengatasi masalah;

rangsangan (untuk bekerja lebih giat dsb); hal atau objek yang perlu

ditanggulangi (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2007: 1627—

1628).

Bagiku, tiga tahun di Madrasah tsanawiyah rasanyasudah cukup untuk mempersiapkan dasar ilmu agama. Kinisaatnya aku mendalami ilmu non-agama. Tidak madrasahlagi. Aku ingin kuliah di UI, ITB, dan terus ke Jermanseperti Pak Habibie. Aku ingin menjadi orang yangmengerti teori-teori ilmu modern, bukan hanya ilmu fiqhdan ilmu hadist. Aku ingin suaraku di dengar di depancivitas akademika, atau dewan gubernur atau rapat manajer,bukan hanya berceramah di mimbar surau di kampungku(N5M, 2011: 8—9).

Keinginannya untuk masuk ke sekolah non-agama, SMA,

dan masuk ke perguruan tinggi, merupakan sebuah tantangan yang

ingin ia taklukkan. Tokoh Alif dideskripsikan sebagai tokoh remaja

yang ingin menjadi seseorang yang mengerti ilmu modern, tidak

Page 90: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

78

hanya ilmu agama saja. Ia ingin membuat sebuah gebrakan, bersuara

tidak hanya di kampung tempatnya tinggal. Pilihannya untuk

menempuh pendidikan di PM, dapat dikatakan sebagai sebuah sikap

yang dilakukannya yang berdasar pada keinginannya untuk

mempelajari bahasa dunia, Arab dan Inggris, yang diajarkan oleh

PM. Awalnya, Ibu Alif hanya ingin Alif meneruskan pendidikannya

di pondok di daerah Sumatera Barat saja. Namun, Alif memberikan

penawaran, PM di Jawa Timur sebagai pilihannya. Hal tersebut

merupakan tantangan yang tokoh Alif ciptakan sendiri. Sebuah

tantangan besar, merantau ke Jawa yang sebenarnya ia jalani

setengah hati. Keputusan Alif untuk menjalani ke PM bukan

sepenuhnya keinginan dari dalam dirinya.

Sifat suka tantangan dalam diri Alif juga dimunculkan oleh

pencerita ketika PM kedatangan seorang ustad pengajar yang telah

menuntaskan pendidikannya di luar negeri dan memilih kembali

untuk mengabdikan diri di PM.

Aku biasanya tidak banyak bicara. Apalagimemang tidak banyak yang bisa aku ceritakan tentang halini. Tapi nama Sarah yang bersenandung itu membuat akumeberanikan diri berkata, “Kalau aku ingin berkenalandengan Sarah,” kataku. [...] “Sarah adalah idaman semuaorang. Dan dia berada di tempat yang paling tidak bisaditembus. Bapaknya, Ustadz Khalid adalah salah seorangguru yang paling tegas dan disegani. Bagaimana mungkinkau akan bisa?” anya Raja. [...]

“Oke, aku tidak takut tantanganmu. Akankubuktikan aku bisa. Akhi semua, kalian dengar kan ya?”jawabku agak kesal. Mataku mengedarkan pandangan.

“Oke, janji. Tapi dengan syarat, ada gambar kaudengan dia,” tambah Raja cengengesan.

Page 91: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

79

“Hah, bilang saja kau tidak berani. Kok pakaisyarat aneh segala macam.” “Kalau gak mau ya sudah.Artinya gak berani. Titik. Take it or leave it.”

“Kita lihat saja nanti siapa yang menang!” katakumulai sengit. (N5M, 2011: 232—233).

Pada kutipan di atas, terlihat sikap tokoh Alif yang

menerima tantangan dari Raja sebagai usaha pembuktian bahwa Raja

yang lebih pintar dan usianya yang lebih tua dari Alif, tidak selalu

bisa lebih baik darinya. Tantangan-tantangan yang ia hadapi

merupakan gambaran dari rasa keingintahuannya yang besar akan

hal-hal menantang yang belum pernah ia alami.

(7) Perencana yang Cermat

Alif dideskripsikan sebagai seorang tokoh remaja yang

sangat menyukai tantangan yang bisa membawanya kepada

pengalaman-pengalaman menarik. Sikap tanggung jawabnya yang

tinggi menghasilkan sebuah akhir yang memuaskan pada setiap

tantangan yang ia hadapi. Tokoh Alif digambarkan selalu membuat

sebuah perencanaan pada setiap hal yang akan dilakukannya. Pada

awal kisah, pencerita menyebutkan Alif sangat ingin melanjutkan

pendidikannya ke sekolah menengah atas, bukan sekolah agama lagi.

Hal ini bukannya tidak beralasan. Tokoh Alif telah membuat rencana

demi cita-citanya yang ingin seperti Habibie. Ia ingin ke SMA, lalu

kemudian masuk perguruan tinggi, dan setelah itu dia meraih cita-

cita yang diimpikannya.

Page 92: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

80

Setelah masuk PM, sosok Alif sebagai perencana yang

cermat tetap ada. Hal ini terlihat pada setiap tindakan yang Alif

lakukan untuk meraih keberhasilan walau kini ia berada di PM,

bahkan ketika ia menjalani hukuman sebagai mata-mata yang

mencari para santri yang melakukan pelanggaran.

Sebagai bentuk dari kesungguhan ini, aku gambarsebuah rute pencarian yang detail di buku tulis dan akuhitung waktu yang dihabiskan, sehingga jadwalnya cocokdengan 3 jam yang tersisa.(N5M, 2011: 82).

Kutipan di atas memperlihatkan strategi yang Alif lakukan

untuk menyelesaikan hukuman yang diberikan kepadanya. Ketika

itu, di antara Atang, Baso, Dulmajid, Raja, dan Said, hanya tokoh

Alif yang belum mendapatkan santri yang melanggar peraturan PM.

Alif sempat ditawari bantuan oleh Said dan Raja, tetapi Alif

menolak. Tokoh Alif dikisahkan ingin menuntaskannya sendiri

dalam waktu tiga jam yang tersisa. Akhirnya, Alif berhasil

mendapatkan dua orang santri yang kedapatan melanggar peraturan

PM.

Dalam hal akademik pun, pencerita juga menggambarkan

tokoh Alif yang selalu membuat perencanaan untuk target yang ingin

ia dapatkan. Alif ditunjuk oleh PM untuk menjadi student speaker

saat kunjungan Duta Besar Inggris yang akan datang ke PM. Hal

tersebut ditentukan oleh pihak PM setelah melihat prestasi akademik

terbaik dalam pelajaran bahasa Inggris yang diperoleh para Santri.

Page 93: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

81

Akhirnya, nama Alif Fikri diputuskan oleh pihak PM. sebuah

kesempatan emas yang tidak begitu saja Alif dapatkan.

[...] Raja tahun lalu pernah terpilih menjadi speakerketika menyambut rombongan duta besar Mesir. Sejak ituaku belajar hebat, untuk bisa juga dipilih. Setiapkesempatan latihan pidato dan diskusi berbahasa Inggris,aku membuat persiapan maksimal. Rupanya usahaku tidaksia-sia, hari ini usahaku dibayar kontan.(N5M, 2011: 316—317).

Alif yang mendengar Raja terpilih sebagai student speaker,

terpicu semangatnya untuk juga dapat menjadi student speaker pada

kesempatan lain. Alif pun menentukan sendiri langkah-langkah yang

harus dilakukannya untuk mencapai keinginannya tersebut. Ia

fokuskan pada pelajaran bahasa Inggris yang merupakan pelajaran

favoritnya. Usahanya pun berbuah manis. Setelah maksimal

berusaha, Alif pun terpilih menjadi student speaker untuk

menyambut Duta Besar Inggris.

Sosok Alif sebagai perencana yang cermat, digambarkan

melalui tindakannya yang tidak gegabah dan segala sesuatunya ia

pikirkan sebaik mungkin untuk mendapatkan sebuah akhir yang baik.

Seperti saat Atang mengajaknya dan juga Baso untuk ke rumahnya

di Bandung saat liburan PM. Ketika itu, wesel kiriman orang tua Alif

telat dikirim. Begitu pula dengan Baso. Mereka berdua pun terancam

menghabiskan liburan selama dua minggu di PM. Ajakan yang

Atang tawarkan cukup menyenangkan. Mereka berdua hanya perlu

ongkos kembali dari Bandung, yang akan dipinjamkan oleh Atang.

Page 94: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

82

“Boleh aku pikir dulu malam ini ya,” balasku.Walau hatiku bersorak, aku merasa perlu berhitung lagi,apakah duitnya memang ada, dan apakah enak kalaudibayarin seperti ini.

Baso setuju dengan ideku untuk pikir-pikir dulu.Atang tersenyum.(N5M, 2011: 217).

Saat itu, Alif tidak langsung menerima ajakan yang Atang

tawarkan. Ia meminta waktu untuk memikirkannya. Dari hal tersebut

pencerita memperlihatkan sikap Alif yang penuh perhitungan. Alif

tidak ingin perjalanan yang akan dilakukannya nanti menimbulkan

sesuatu yang tidak diinginkan.

Perencanaan-perencanaan yang dilakukan oleh tokoh Alif

pada suatu hal besar maupun hal kecil sekalipun, merupakan

tindakannya dalam menentukan tujuan yang ingin dicapainya.

Pencerita mengisahkan tokoh Alif sebagai tokoh yang tidak hanya

mengalir begitu saja mengikuti alur kehidupan yang ia jalani dalam

jangka pendek. Namun, Alif digambarkan sangat memperhitungkan

efek yang akan diterimanya di masa yang akan datang dengan usaha-

usaha yang dilakukannya saat ini.

(8) Idealis

Menurut KBBI, idealis adalah orang yang bercita-cita tinggi;

pengikut aliran dealism, sedangkan dealism adalah aliran dalam

falsafah yang menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya

hal yang benar yang dapat dirasakan dan dipahami; hidup atau

berusaha hidup menurut cita-cita atau patokan yang dianggap

Page 95: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

83

sempurna; karangan atau lukisan yang bersifat khayal atau fantastis

yang menunjukkan keindahan dan kesempurnaan (Tim Penyusun

Kamus Pusat Bahasa, 2007: 567).

Bagiku, tiga tahun di madrasah tsanawiyah rasanyasudah cukup untuk mempersiapkan dasar ilmu agama. Kinisaatnya aku mendalami ilmu non-agama. Tidak madrasahlagi. Aku ingin kuliah di UI, ITB, dan terus ke jerman sepertipak Habibie. […] Aku ingin suaraku didengar di depancivitas akademika, atau dewan gubernur atau rapat manajer,bukan hanya berceramah di mimbar surau di kampungku(N5M, 2011: 8—9).

Kami juga sepakat, setamat MTsN, kami akanmeneruskan ke SMA yang sama. Karena menurut kami ilmudasar agama dari MTsN sudah cukup sebagai dasar untukmemasuki kancah ilmu pengetahuan umum.(N5M, 2011: 100).

Pada kutipan di atas, pencerita menyiratkan sisi idealis dari

tokoh Alif yang terlihat dari cita-cita yang dibuatnya bersama

Randai, sahabatnya, ketika mereka sama-sama sekolah di madrasah

tsanawiyah, sekolah agama setingkat sekolah menengah pertama

(SMP). Mereka berdua bercita-cita ingin menjadi insinyur, Alif ingin

seperti Habibie. Untuk mencapai cita-citanya tersebut bahkan

keduanya diceritakan telah sepakat untuk mendaftarkan diri ke

sekolah menengah atas (SMA) yang sama. Namun, keinginan Alif

yang tidak sama dengan kehendak sang Ibu menimbulkan perdebatan

di antara keduanya. Alif tetap pada pendiriannya, melanjutkan

pendidikan ke SMA dan kemudian ke perguruan tinggi, ke Institut

Teknik Bandung yang dikenal sebagai ITB. Menurutnya, tiga tahun

di madrasah tsanawiyah sudah cukup mendapatkan ilmu agama

Page 96: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

84

sebagai bekal untuk ke jenjang pendidikan non-agama, SMA, yang

akan membawanya ke ITB.

Sebuah pendangan hidup seorang tokoh Alif dituangkan

melalui keinginannya yang direalisasikan melalui pendidikan. Jika

Alif mengikuti kemauan Ibunya untuk ke pesantren, ia tidak ingin

nantinya hanya sebagai penceramah agama di kampungnya. Alif

menginginkan sesuatu yang lebih dari hal tersebut. Ia ingin suaranya

kelak di dengar di depan civitas akademika, dewan gubernur, atau

pada sebuah rapat manajer.

Hingga pada akhirnya, sikap patuh Alif membuatnya

menuruti Ibunya untuk ke pesantren. Selama di PM, ia masih selalu

teringat akan cita-citanya tersebut. Konflik batin terus

menghinggapinya selama hampir empat tahun di PM. Hingga pada

klimaks konfliknya, beberapa deal sebelum ujian kelulusan PM,

Alif mengirim surat ke orang tuanya yang menyatakan ia ingin

keluar dari PM. Tokoh Alif beranggapan, jika ia tetap di PM, tidak

mudah untuk melanjutkan perjalanannya untuk sekolah ke jalur

umum. Ayah Alif pun datang ke PM, tidak lama setelah pengiriman

surat tersebut.

“Kami sudah daftarkan nama waang untuk ikut ujianpersamaan delapan bulan lagi. Karena itu, tidak ada salahnyatetap bertahan di sini. Selesaikanlah apa yang sudahdimulai,” kata Ayah sambil menatapku lekat-lekat.

Tanpa kesadaran penuh, kepalaku mengangguk.Berbagai dealism argumentasi yang aku persiapkanmenguap.

Page 97: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

85

Aku tidak tahu apa yang membuat perlawanankuruntuh dengan mudah. (N5M, 2011: 376).

Tawaran yang diberikan Ayahnya, dapat membungkam Alif

yang telah menyiapkan berbagai dealism sebelumnya. Jelas

terlihat, tujuan Alif hanya satu, meneruskan pendidikan ke jalur

umum dan dapat menggapai cita-citanya. Hal tersebut telah terpatri

di dalam hidupnya, menjadi sebuah tujuan hidup utama yang ingin ia

jalani. Kegigihan tokoh Alif dalam mempertahankan apa yang yang

ia kehendaki merupakan penggambaran dari dealism yang ada

dalam dirinya.

(9) Menyukai Sejarah dan Jurnalistik

Tokoh Alif disebutkan sebagai seorang santri PM yang

memiliki prestasi yang baik dalam pelajaran bahasa Inggris. Alif

mengaku, dari semua pelajaran di PM, pelajaran bahasa Inggris

adalah favoritnya. Namun, di sisi lain, tokoh Alif juga menyukai

pelajaran sejarah dunia.

Bagiku dan banyak teman lain, pelajaran yangpaling ditunggu adalah Taarikh, sejarah dunia, khususnyayang berhubungan dengan kebangkitan dan kebangkrutandunia islam. (N5M, 2011: 111).

Tidak disebutkan secara eksplisit alasan Alif menyukai

sejarah dunia, khususnya mengenai dunia Islam. Namun, hal ini

dapat diketahui melalui latar belakang Alif. Keluarga Alif

merupakan masyarakat keturunan Minangkabau dengan latar agama

Page 98: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

86

yang sangat kuat. Kedua kakeknya merupakan seorang ulama

terkenal di Minangkabau dan di desa tempatnya tinggal. Sedari kecil

pendidikan agama sudah diutamakan bagi Alif. Inilah yang

membawa Alif ke PM. Kedua orang tua Alif, terutama Amak, Ibu

Alif, sangat menginginkan agar Alif nantinya menjadi pemimpin

agama yang berpengetahuan luas. Dari hal tersebut, dapat

disimpulkan bahwa tokoh Alif menyukai pelajaran sejarah dunia

karena lingkungan tempat ia tinggal secara tidak langsung

memberikan rasa cinta terhadap nilai sebuah sejarah.

Kampung tempat tinggal Alif adalah kampung yang juga

merupakan tempat asal Buya Hamka, seorang ulama sekaligus

sastrawan yang kharismatik. Amak sangat menjunjung Buya Hamka

sebagai contoh teladan yang baik. Alif pun tumbuh sebagai seorang

anak yang cerdas. Terbukti pada ujian akhirnya di madrasah

tsanawiyah, nilai Alif termasuk sepuluh besar di kabupaten Agam.

Selama di PM, Alif pun meluaskan pengetahuannya dengan

membaca majalah Tempo yang disediakan pihak PM.

Dengan mata berbinar-binar aku selalu larut denganberbagai laporan seru wartawan Tempo langsung dari Mesir,Amerika, Australia, sampai Jepang. Semua dikemas denganbahasa yang enak dibaca dan istilah-istilah yang canggih,yang terus terang aku hanya berpura-pura mengerti saja.Walau sekarang ada di PM, belajarnya adalah agama, akutidak malu bermimpi suatu saat bisa menjadi wartawanTempo yang melaporkan berita-berita penting dan terormatdari berbagai belahan dunia. Diam-diam aku mulaimempertimbangkan mengganti cita-citaku dari Habibiemenjadi wartawan Tempo.

Page 99: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

87

Yang juga aku tidak lewatkan adalah CatatanPinggir-nya Goenawan Muhamad. Bagiku ini adalah bahasapara peri yang membuai.(N5M, 2011: 172).

Aku sangat terkesan dengan kerja wartawan, sepertiyang digambarkan di buku-buku yang kubaca. Wartawanmelihat dunia seperti rata dan bisa berada di mana sajauntuk menuliskan kabar untuk masyarakat luas. Aku jugasemakin tertarik dengan dunia fotografi yangmemungkinkan seorang fotografer mengambil gambar dankemudian menunjukkan kepada khalayak sebuah kenyataanhidup dari tempat dan negeri yang jauh.(N5M, 2011: 325).

Dari kutipan tersebut, digambarkan tokoh Alif yang sangat

antusias ketika berhadapan dengan berbagai laporan para wartawan

Tempo dari berbagai belahan dunia. Hal ini muncul ketika Alif

berada di PM. Alif pun secara diam-diam telah mengganti cita-

citanya yang ingin menjadi seperti Habibie berubah menjadi

wartawan Tempo. Melalui hal tersebut, pencerita memunculkan

tokoh Alif yang mulai meminati bidang jurnalistik. Alif juga tidak

pernah melewatkan Catatan Pinggir Goenawan Muhamad. Pencerita

menggambarkan tokoh Alif yang merasa pintar dan terhormat

apabila bisa mengatakan ke orang lain bahwa minggu ini ia telah

membaca tulisan Goenawan Muhamad. Kesukaannya pada bidang

jurnalistik Alif tunjukkan dengan aktif sebagai wartawan media

majalah PM, Syams. Kesungguhannya dalam menggeluti dunia

jurnalistik melalui media PM, terbayarkan hingga Alif diangkat

sebagai redaktur majalah Syams.

Page 100: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

88

Alif yang mengubah cita-citanya menjadi seorang wartawan

Tempo juga dilatarbelakangi oleh kekagumannya kepada sosok

wartawan yang diketahuinya melalui buku-buku yang ia baca. Alif

pun disebutkan juga menyukai bidang fotografi. Menurut yang ia

ungkapkan dalam kutipan sebelumnya, sosok Alif digambarkan

sangat ingin berbagi mengenai hal-hal yang ia temukan kepada orang

lain. Ia ingin memberitahukan keadaan yang ada di suatu negeri

kepada masyarakat luas.

Cita-cita yang diinginkannya untuk menjadi seorang

wartawan, akhirnya dapat ia capai. Pada awal cerita disebutkan Alif

dewasa yang sedang berada di Washington DC, Amerika Serikat,

bertugas sebagai wartawan Indonesia di sana.

Penokohan Alif yang dilakukan oleh pencerita dilakukan

dengan metode analitik dan metode dramatik. Namun, sebagian

besar penokohan tersebut dilakukan oleh pencerita dengan metode

dramatik. Hal ini memerlukan pemahaman bagi peneliti untuk

menentukan sifat dan karakter yang ada di dalam diri tokoh Alif.

Unsur latar dan tokoh lain di sekitar Alif, membantu dalam

pemahaman yang dilakukan oleh peneliti. Tema dan alur dalam

cerita juga menjadi landasan bagi peneliti dalam membahas tokoh

dan penokohan Alif.

Page 101: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

89

b) Tokoh Tambahan

Novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi memiliki banyak sekali

tokoh tambahan, tetapi analisis tokoh dan penokohan tokoh tambahan

yang akan dilakukan pada bagian ini dibatasi pada beberapa tokoh yang

berpengaruh dalam novel. Di bawah ini tergolong dalam tokoh

tambahan diantaranya sebagai berikut.

(1) Randai

Tokoh yang memiliki pengaruh besar terhadap tokoh utama

adalah Randai yang menjadi tokoh antagonis dalam novel ini. Randai

muncul melalui surat-surat ya yang dikirimnya ke Alif. Kehadiran surat-

surat Randai tersebut membuat Alif seringkali mengalami egara

keraguan atas kelanjutan pendidikannya di PM

Randai adalah sahabat Alif semasa sekolah di madrasah

tsanawiyah, namun cerita yang dikisahkan dalam novel adalah kisah

Alif semasa di pesantren, setelah lulus dari madrasah tsanawiyah. Saat

itu Randai disebutkan melanjutkan sekolahnya ke SMA. Randai

dihadirkan oleh pencerita dalam surat-surat yang diterima Alif di

pesantren. Seperti yang sudah dikatakan pada bagian sebelumnya, surat-

surat inilah yang menghadirkan konflik batin dalam diri Alif.

Sebelumnya, pada saat sama-sama di madrasah tsanawiyah Alif dan

Randai sama-sama bercita-cita ingin melanjutkan pendidikan ke SMA.

Alif menyebut persahabatan mereka sebagai persahabatan yang

kompetitif.

Page 102: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

90

Kawanku yang beralis tebal dan berbadan rampingtinggi ini adalah anak saudagar kaya yang tinggal dikampungku. Walau berlatar pedagang, orang tuanya inginanaknya bisa mendalami ilmu agama dulu sebelum dipercayajadi penerus usaha. […]

Randai pun dikirim masuk sekolah agama diMadrasah Tsanawiyah Negeri dan menjadi teman sekelasku.Kami selalu bersaing ketat dalam merebut ranking satu dikelas. […] Tapi kami tetap bersahabat dekat di tengahpersaingan ini.(N5M, 2011: 99).

Randai dideskripsikan oleh pencerita, melalui tokoh Alif,

sebagai seorang anak dengan latar belakang keluarga pedagang. Ia

sekolah di madrasah yang sama dengan Alif. Selama di madrasah,

Randai dimunculkan sebagai saingan Alif dalam memperebutkan posisi

peringkat pertama di kelas ketika di madrasah tsanawiyah. Namun, di

tengah persaingan mereka, persahabatan senantiasa tumbuh di antara

keduanya.

Melalui surat-surat yang dikirimnya ke Alif, tidak terlihat

watak dari Randai dalam cerita. Dalam surat, Randai hanya sekedar

menceritakan pengalamannya setelah memasuki SMA dan dunia

perkuliahan. Namun, Alif yang setengah hati memilih PM, sangat

terpengaruh emosinya ketika membaca surat-surat dari sahabatnya ini.

Tokoh Alif memunculkan Randai untuk sekadar mengenang

persahabatan mereka dalam kutipan di atas. Persahabatan mereka pun

semakin akrab dengan hadirnya sebuah kesepakatan bersama.

Dalam persahabatan yang kompetitif ini, kami kerapbercerita tentang cita-cita kalau nanti sudah besar. […]

Kami juga sepakat, setamat MTs N, kami akanmeneruskan ke SMA yang sama. Karena menurut kami ilmu

Page 103: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

91

dasar agama dari MTs N sudah cukup sebagai dasar untukmemasuki kancah ilmu pengetahuan umum.(N5M, 2011: 100).

Dari kutipan tersebut, pencerita memperlihatkan adanya

kesamaan keinginan antara Randai dengan Alif. Mereka sama-sama

ingin meneruskan pendidikan ke SMA. Ilmu agama yang dibutuhkan,

cukup sudah diperoleh dari MTsN. Setelah itu, langkah tepatnya adalah

meneruskan sekolah ke SMA.

Selain tokoh Randai sebagai tokoh antagonis dalam cerita, ada

juga tokoh tambahan yang memiliki pengaruh, yaitu Amak, Ayah, Kiai

Rais, Ustadz Salman, dan lima sahabat Alif di PM: Atang, Baso,

Dulmajid, Raja, dan Said. Kelima sahabat Alif merupakan tokoh

tambahan yang berhubungan langsung dengan tokoh sentral

egara nist. Dalam jenis tokoh tambahan, lima sahabat Alif ini

termasuk dalam tokoh andalan, tokoh yang menjadi kepercayaan

egara nist, penyampai pikiran, dan perasaan tokoh utama. Dalam

cerita, Atang, Baso, Dulmajid, Said, dan Raja, adalah tokoh-tokoh yang

senantiasa bersama dengan Alif dalam menjalani kehidupan di

pesantren hingga mereka lulus. Mereka merupakan pusat kisahan yang

sejalan dengan persahabatan meraka. Masing-masing di antara mereka

mempunyai mimpi untuk menginjakkan kaki di lima egara berbeda

sesuai dengan cita-cita mereka. Impian mereka yang lahir saat mereka

berkumpul di kaki menara masjid PM itu, Alif sebut sebagai Negeri

Lima Menara.

Page 104: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

92

(2) Amak (Ibunda)

Alif sebagai tokoh sentral dalam cerita, juga didukung oleh

para tokoh tambahan lainnya yang ada. Tokoh pertama yakni Amak, ibu

Alif. Amak merupakan panggilan ibu di daerah Minangkabau. Amak

adalah sosok seorang ibu yang juga berprofesi sebagai guru. Sosok

Amak hadir sebagai seorang ibu yang sangat menaruh harapan terhadap

Alif dan sangat memikirkan pendidikan untuk anak-anaknya kelak.

“Buyuang, sejak waang masih di kandungan, Amakselalu punya cita-cita,” mata Amak kembali menatapku.

“Amak ingin anak laki-lakiku menjadi seorangpemimpin agama yang hebat dengan pengetahuan yang luas.Seperti Buya Hamka yang sekampung dengan kita itu.Melakukan amar ma’ruf nahi munkar, mengajak orang padakebaikan dan meninggalkan kemungkaran,” kata Amak pelan-pelan.(N5M, 2011: 8).

Kutipan tesebut adalah ucapan Amak ketika sedang mengobrol

dengan Alif, sesaat sebelum pendaftaran tes masuk SMA. Dari kutipan

tersebut, pencerita memberikan informasi bahwa Amak adalah sosok

seorang ibu yang sangat menginginkan anak laki-lakinya, Alif, untuk

menekuni ilmu agama dan nantinya menjadi seorang pemimpin agama.

Hal ini berdasar karena Amak dibesarkan dalam keluarga dengan agama

yang kuat. Alif sebagai anak laki-laki satu-satunya yang ia miliki,

menjadi harapan baginya untuk menciptakan sebuah kehidupan yang

lebih baik lagi.

“Tapi Amak, ambo tidak berbakat dengan ilmuagama. Ambo ingin menjadi insinyur dan ahli ekonomi,”tangisku sengit. Mukaku merah dan mata terasa panas.

Page 105: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

93

“Menjadi pemimpin agama lebih mulia daripada jadiinsinyur, Nak.”

“Tapi aku tidak ingin…”“Waang anak pandai dan berbakat. Waang akan jadi

pemimpin umat yang besar. Apalagi waang punya darah ulamadari dua kakekmu.”

“Tapi aku tidak mau.”“Amak ingin memberikan anak yang terbaik untuk

kepentingan agama. Ini tugas mulia untuk akhirat.”“Tapi bukan salah ambo, orang tua lain mengirim

anak yang kurang cadiak masuk madrasah…”“Pokoknya Amak tidak rela waang masuk SMA!”

(N5M, 2011: 9).

Dalam kutipan tersebut, pencerita menggambarkan keteguhan

Amak untuk meyakinkan Alif, agar Alif mau menuruti keinginannya.

Dialog tersebut memberikan keterangan bahwa pemaksaan yang

dilakukan Amak bukannya semata keinginan pribadi yang tidak

beralasan. Ia mengetahui potensi yang dimiliki Alif. Sebagai seorang

ibu, Amak mengenal baik sosok anak laki-lakinya tersebut. Tokoh

Amak sebagai ibu yang mengerti kepada anak-anaknya juga

dideskripsikan melalui tokoh Alif. Pendeskripsian tersebut terlihat pada

kutipan di bawah ini.

Kekesalan karena cita-citaku ditentang Amak iniberbenturan dengan rasa tidak tega melawan kehendak beliau.Kasih saying Amak tak terperikan kepadaku dan adik-adik.Walau sibuk mengoreksi tugas kelasnya, beliauselalumenyediakan waktu; membacakan buku, mendengarceloteh kami, dan menemani belajar.(N5M, 2011: 10—11).

Pencerita melalui ucapan Alif tersebut memberikan informasi

bahwa Amak yang juga berprofesi sebagai seorang guru, juga

memerhatikan anak-anaknya. Amak dengan ketetapannya tersebut ingin

Page 106: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

94

memberikan yang terbaik bagi anaknya tidak hanya demi kepentingan

dunia saja, tetapiAmak juga memikirkan hal ini sebagai bekal Alif

untuk di akhirat kelah. Latar sosial Amak dengan unsur agama yang

kuat melandasi ketetapan Amak tersebut.

(3) Ayah

Alif juga mempunyai seorang bapak yang mendukung dan

menyayanginya. Alif memanggil bapaknya dengan sebutan Ayah.

Pencerita menggambarkan sosok Ayah yang memberi persetujuan atas

apapun yang dilakukan Alif sejauh demi kebaikannya. Hal ini terlihat

pada kutipan di bawah ini.

Tapi aku masih punya harapan. Aku yakin Ayahdalam posisi 51 persen di pihakku […]

Walau berprofesi sebagai guru madrasah—beliaupengajar matematika—seringkali pendapatnya lain denganAmak. Misalnya, Ayah percaya untuk berjuang bagi agama,orang tidak harus masuk madrasah. Dia lebih sering menyebut-nyebut keteladanan Bung Hatta, Bung Sjahrir, Pak Natsir, atauHaji Agus Salim, disbanding Buya Hamka. Padalah latarbelakang religius ayahku tidak kalah kuat. Ayah dari Ayahkuadalah ulama yang terkenal di Minangkabau.

Tapi entah kenapa beliau memilih menonton televisihari ini dan tidak ikut duduk bersama Amak membicarakansekolahku. Aku buru-buru bangkit dari duduk dan bertanyapada Ayah yang sedang duduk menonton. […], Ayahmenjawab singkat, “Sudahlah ikuti saja kata Amak, itu yangterbaik.”(N5M, 2011: 12).

Kutipan tersebut merupakan saat-saat terjadinya pembicaraan

antara Alif dan Amak mengenai kelanjutan sekolah Alif selepas

madrasah tsanawiyah. Pencerita menggambarkan tokoh Ayah juga

sebagai seseorang belatar agama yang tidak kalah kuat dengan Amak.

Page 107: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

95

Namun, pola pemikiran Ayah dihadirkan berbeda dengan Amak, Amak

begitu menjunjung Buya Hamka sebagai teladan yang baik, sedangkan

Ayah lebih meneladani tokoh-tokoh Negara seperti Bung Hatta, Bung

Sjahrir, Pak Natsir, atau Haji Agus Salim. Akan tetapi Ayah pun tidak

serta menentang keinginan Amak untuk Alif meneruskan

pendidikannya ke pesantren disbanding SMA. Dari perkataan yang

diucapkan oleh Ayah, Ayah setuju atas keinginan Amak tersebut. Di

sini terlihat sikap bijak seorang Ayah yang ikut serta memutuskan

perihal pendidikan anaknya.

Selain tokoh Amak dan Ayah, terdapat dua orang tokoh

tambahan yang kemunculannya sedikit pada cerita, tetapi sangat

berpengaruh terhadap tokoh Alif dalam cerita. Kedua tokoh tersebut

adalah Kiai Rais dan Ustadz Salman. Kiai Rais merupakan pimpinan

pesantren PM, sedangkan Ustadz Salman adalah salah seorang pengajar

di PM yang juga berperan sebagai wali kelas Alif pada tahun pertama

pengajaran.

(4) Kiai Rais

Kiai Rais digambarkan sebagai sosok laki-laki separo baya

yang bersahaja. Pencerita mendeskripsikan tokoh Kiai Rais sebagai

seorang pemimpin PM yang ideal dengan cara kepemimpinannya yang

selalu memotivasi para santri dengan kepribadian baik yang

dimilikinya.

Page 108: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

96

“[…] Dia seorang pendidik dengan pengetahuan danpengalaman lengkap. Pernah belajar di Al-Azhar, Madinah danBelanda.”

Raja mengangsurkan kepadaku sebuah buku berjudul,Biografi Kiai-Kiai Pendidik.”Di buku ini ada biografi ringkasbeliau. Menurut penulisnya, Kiai Rais cocok disebut sebagairennaissance man, pribadi yang mencerahkan karena anekaragam ilmu dan kegiatannya.”

[…] Aku menyikut Raja. “Singkat sekali, manapetuah seorang kiai,” tanyaku.

“Tenang bos. Kata buku ini Kiai Rais itu seperti mataair ilmu. Mengalir terus. Dalam seminggu ini pasti kita akanmendengar dia memberi petuah berkali-kali,” jawab Rajapenuh harap.

Raja benar. Setelah berbagai kata sambutan danbeberapa pengumuman tentang laba koperasi, kantin, dandapur umum, Kiai Rais kembali naik panggung.(N5M, 2011: 49—50).

Kutipan tersebut adalah sepotong percakapan antara Alif dan

Raja. Pada kutipan, pencerita memberikan informasi bahwa Kiai Rais

adalah seseorang berlatar pendidikan tinggi dan pemotivasi yang baik.

Melalui dialog antara Alif dan Raja tersebut, pencerita menggambarkan

sosok Kiai Rais yang memotivasi para santri dengan petuah-petuah

yang ia berikan. Kata-kata yang Kiai Rais berikan kepada para santri

tidak sekadar kalimat. Latar pendidikan yang ia enyam di Al-Azhar,

Madinah dan juga di Belanda, menjadikannya sebagai pendidik dan

juga pemotivator sehingga ia pun disebut sebgai rennaissance man,

pencerah karena ilmu yang dimiliki. Kalimat-kalimat petuah darinyalah

yang membuat para santri bersemangat menuntut ilmu serta menjalani

kehidupan di PM, tidak terkecuali Alif.

Page 109: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

97

(5) Ustadz salman

Selain tokoh Kiai Rais, ada Ustadz Salman yang juga

berpengaruh terhadap jalannya cerita. Sang wali kelas Alif ini

dihadirkan oleh pencerita sebagai motivator kedua Alif, setelah Kiai

Rais. Perannya sebagai pengajar di PM pada beberapa kali

kesempatannya terlibat dengan tokoh Alif, ia selalu membangkitkan

semangat dan memengaruhi kelangsungan Alif di PM. Pencerita

menggambarkan tokoh Ustadz Salman, salah satunya melalui perkataan

Alif berikut ini.

Tapi kami tahu, mata laki-laki kurus yang enerjik initidak dimuati aura jahat. Dia dengan royal membagi energipositif yang sangat besar dan meletup-letup. Kami tersengatmenikmatinya. Seperti sumbu kecil terpecik api, mulaiterbakar, membakar, dan terang!

Dengan wajah berseri-seri dan senyum sepuluh sentimenyilang di wajahnya, laki-laki ini hilir mudik di antarabangku-bangku murid baru, mengulang-ulang mantera ajaib inidi depan kami bertiga puluh. Setiap dia berteriak, kamimenyalak balik dengan kata yang sama, man jadda wajada.Mantera ajaib berbahasa Arab ini bermakna tegas: “Siapa yangbersungguh-sungguh, akan berhasil!” (N5M, 2011: 40—41).

Kutipan tersebut menggambarkan tokoh Ustadz Salman

sebagai seorang pengajar yang bersemangat tinggi. Ia senantiasa

menyebarkan energi positif kepada para santri dengan semangat yang ia

keluarkan saat mengajar. Menggambarkan sikap semangatnya tersebut

dideskripsikan pencerita melalui tokoh Alif. Ustadz Salman hilir mudik

di antara bangku-bangku para santrinya dengan senyum dan wajah

Page 110: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

98

berserinya serta mengulang-ulang mantera ajaib PM, man jadda wajada,

sebagai kalimat pemotivasi para santri.

Selain semangat yang diberikannya kepada para santri di kelas

tersebut, termasuk kepada Alif, Ustadz Salman dikisahkan juga

membuat para santri di kelas yang ia walikan memenangkan kompetisi

yang dilakukan antarkelas. Ustadz Salman digambarkan sebagai

pengajar yang pandai. Pada kompetisi pembuatan spanduk untuk foto

bersama antarkelas, kelas yang diwalikannya yakni kelas Alif, menjadi

pemenang karena spanduk yang dibuat mempunyai keistimewaan

dengan tulisan berbahasa Perancis. Peserta kelas yang lain hanya

berbahasa Inggris atau bahasa Arab. Kepiawaiannya inilah yang

membuatnya istimewa.

Alif tidak hanya didampingi oleh para pengajar yang hebat,

tetapi ia juga bertemankan para sahabat yang selalu berbagi dengannya.

Sahibul Menara, itulah julukan mereka. Atang, Baso, Dulmajid, Raja,

dan Said, memiliki latar daerah asal yang berbeda. Inilah yang membuat

persahabatan mereka berwarna di antara perbedaan yang ada. Mereka

memiliki intensitas peranan masing-masing. Perbedaan usia juga ada di

antara mereka. Atang, Said, dan Dulmajid, merupakan siswa pesantren

yang telah mengenyam pendidikan SMA sebelumnya.

(6) Atang

Atang Yunus merupakan santri PM yang berasal dari Bandung.

Atang digambarkan oleh pencerita berusia lebih tua tiga tahun dari Alif.

Page 111: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

99

Pencerita mendeskripsikan ciri fisik Atang melalui tokoh Alif saat

pertemuan pertama mereka di kelas.

Di sebelahku duduk seorang anak jangkung berambut pendek

tegas. Tadi dia datang paling pagi. Sebuah kacamata tebal membebani

batang hidungnya. Wajahnya yang putih tampak serius dan agak tegang.

Beberapa helai janggut kasar mencuat di dagunya. Dia mengangguk,

sambil menyorongkan tangannya.

“Eh, kenalkan nama saya Atang,” katanya singkat.(N5M, 2011: 42).

Dari kutipan di atas, selain pendeskripsian ciri fisik Atang,

dapat diketahui juga bahwa tokoh Atang merupakan sosok yang ramah.

Ia mau berkenalan dengan Alif terlebih dahulu. Atang merupakan

anggota Sahibul Menara yang sangat patuh terhadap peraturan dan tidak

ingin membuat kesalahan. Sikap Atang tersebut dapat terlihat pada

kutipan berikut ini.

“Said, ingat, jangan kita jadi jasus dua kali dalam duabulan!” teriak Atang kesal. Atang yang paling patuh aturanterpaksa menari-narik tubuh raksasa Said dan memapahnya kesepedanya. (N5M, 2011: 129).

Sementara Atang yang baik dan lurus, selalu telahmerasa bersalah terlebih dahulu dan tidak membuat banyakperlawanan kalau memang merasa bersalah. Bagi dia ketaatankepada hukum itu sangat penting.(N5M, 2010: 353).

Kutipan tersebut menggambarkan sikap Atang yang sangat

patuh kepada aturan dan tidak ingin melanggar kesalahan terlambat

yang akan membuatnya dihukum lagi. Pada awal kisah, Alif, Atang, dan

Page 112: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

100

anggota Sahibul Menara lainnya mendapat hukuman karena

keterlambatan mereka ke masjid. Kali ini, melalui sikap yang

dilakukannya terhadap Said, menarik-narik tubuh Said agar segera ke

sepedanya, pencerita memperlihatkan sikap tegas Atang. Saat

melakukan pelanggaran ketika harus membeli perlengkapan

pertunjukan ke Surabaya, Atang merasa sangat bersalah. Hal tersebut

terlihat dari perkataan Alif pada kutipan di atas. Atang dihadirkan

sebagai tokoh yang menganggap penting ketaatan terhadap hukum yang

berlaku. Tokoh Atang yang beberapa kali disebutkan dalam kisah oleh

pencerita, turut memberi pengaruh baik untuk tokoh Alif.

Atang yang pemain teater mengajarkanku agarmenggunakan napas perut supaya suara menjadi bulat danlantang.

“Lif, coba tahan napas di perut, dan keluarkan seakan-akan suara dari perut. Dijamin suara lebih lantang,” katanyasambil memperagakan. (N5M, 2011: 152).

Pencerita menggambarkan tokoh Atang sebagai seseorang

menyukai bidang seni teater serta aktif sebagai anggota teater di PM.

Saat Alif mendapatkan tugas pidato dalam bahasa Inggris, Alif ingin

pidatonya kali ini sempurna. Alif pun meminta bantuan Sahibul Menara

untuk menilainya sebelum ia tampil. Pada kutipan di atas, terlihat tokoh

Atang yang membantu dalam pengolahan suara Alif untuk berpidato.

Secara tidak langsung, Atang pun pernah memberikan pengalaman

menarik kepada Alif. Alif yang tidak bisa pulang ke rumahnya saat

Page 113: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

101

liburan, diajak Atang untuk ikut berlibur ke rumahnya di Bandung.

Baso pun yang tidak bisa pulang ke rumah ikut serta.

Begitu kami menyatakan ikut ke Bandung, Atanglangsung mempunyai ide baru. Daripada hanya dia yangmemberi ceramah, dia meminta kami berdua juga ikutmemberi kuliah pendek, tapi dalam bahasa Arab dan bahasaInggris.(N5M, 2011: 219).

Pengalaman menarik yang Alif dapatkan adalah memberikan

ceramah di masjid Unpad Dipati Ukur. Teman SMA Atang di

Universitas Padjadjaran mengundang Atang pada pengajian rutin di

sana untuk memberikan ceramah singkat. Idenya pun muncul untuk

melibatkan Alif dan Baso untuk juga memberikan ceramah. Alif pun

menggunakan kesempatan ini dengan baik.

(7) Baso

Tokoh sahabat Alif lainnya adalah Baso Salahuddin. Baso

merupakan seorang anak asal Sulawesi. Baso dihadirkan oleh pencerita

sebagai tokoh yang sangat ingin mendalami agama Islam dan ingin

menjadi seorang penghapal Al-Quran.

“Saya berasal dari Sulawesi,” kata Baso Salahuddinyang berlayar dari Gowa. Wajahnya seperti nenek moyangnyayang pelaut ulung, rambut landak, kulit gelap, kalau berjalanseperti terombang-ambing di atas perahu, mengambang dankurang lurus.

Sambil mengerlingkan matanya ke kiri atas, dia bicaradi depan kelas. “Alasan saya… alasan saya ke sini apa ya? Oiya, saya ingin mendalami agama islam dan menjadi hafiz-penghapal al-Quran.”(N5M, 2011: 46).

Page 114: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

102

Baso termasuk pribadi yang kuat dalam hidup. Orang tuanya

yang telah tiada saat ia masih kecil, justru memicu tekadnya untuk

membahagiakan orang tuanya dengan menghapal ayat-ayat al-Quran

untuk mereka. Keinginan yang jadi alasannya masuk PM, tidak lain

adalah ia ingin menjadi seorang penghapal al-Quran. Ia pun dikisahkan

mengidolakan sang pemimpin PM, Kiai Rais, yang merupakan seorang

penghapal al-Quran. Melalui pola pikirnya, pencerita mendeskripsikan

Baso sebagai seorang yang berpikiran kaku, kurang terbuka pikirannya.

Hal ini dapat terlihat dalam kutipan-kutipan di bawah ini.

“Mana mungkin Kiai Rais main bola. Beliau itu kiaidan hapal al-Quran pula.,” sergah Baso dengan wajah palinghakul yakin yang dia punya.

“Main Bola bukan barang haram, mungkin saja,”sangkal Said agak kesal(N5M, 2011: 165).

Kiai Rais main bola? Kok bisa ya?” kata Basotergagap bingung. Dia yang selama ini begitu mengidolakankehebatan Kiai Rais menghapal al-Quran rupanya gagalmenyambungkan penghapal Quran dengan sepakbola. Baginyaitu dua dunia yang benar-benar berbeda.(N5M, 2011: 166).

Baso paling meradang mendengar Said. “Bagaimanamungkin permainan? Ini hukuman kawan. Jangan kaubalikkan.Hukuman adalah untuk menebus kesalahan, bukan untukdinikmati. Cara berpikirmu aneh sekali.” Baso menggeleng-geleng kepala tidak mengerti.(N5M, 2011: 79—80).

Dari kutipan tersebut, terlihat tokoh Baso tidak bisa menerima

begitu saja seorang Kiai Rais penghapal Al-Quran yang jago juga

bermain sepakbola. Ia juga pernah membantah gurauan Said saat sama-

sama menerima hukuman karena terlambat. Said yang saat itu

Page 115: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

103

menganggap hukuman sebagai sebuah permainan yang mengasyikan,

ditentang oleh Baso mentah-mentah. Di samping pemikiran kakunya,

Baso merupakan tokoh yang paling baik prestasinya. Pencerita

menjadikan Baso sebagai anggota Sahibul Menara yang paling pandai

dan rajin. Baso tidak ingin menyia-nyiakan kesempatannya menimba

ilmu di PM. Melalui kemampuan fotographic memory-nya, tokoh Baso

digambarkan oleh pencerita sebagai tokoh yang pandai dalam pelajaran

hapalan.

Baso adalah anak yang paling paling rajin di antarakami dan paling bersegera kalau disuruh ke masjid. Sejakmendeklarasikan niat untuk menghapal lebih dari enam ribuayat al-Quran di luar kepala, dia begitu disiplin menyediakanwaktu untuk membaca buku favoritnya: al-Quran butut yangdibawa dari kampong sendiri.(N5M, 2011: 92).

Nasibku sangat berbeda dengan Baso. Di mataku, diapenghapal paling sakti yang pernah ada. Beri dia satu syairArab, dalam hitungan helaan napas, langsung diserapmemorinya. Beri dia satu halaman penuh bertuliskan Arab,dalam hitungan menit dia hapal di luar kepala.(N5M, 2011: 116—117).

Melalui perkataan tokoh Alif tersebut, Baso digambarkan

sebagai seseorang yang berpendirian kuat dan pandai dalam hal hapal-

menghapal. Tentu saja, tokoh Baso juga memiliki kelemahan yakni

dalam pelajaran bahasa Inggris. Dideskripsikan oleh pencerita,

pengucapan bahasa Inggris Baso tercampur dengan logatnya membaca

ayat Al-Quran. Ia pun berguru kepada Alif yang pandai dalam bahasa

Inggris.

Page 116: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

104

“Whaat thaimi izz ith naung”. Maksudnya “What timeis it now” […] Tersingkap sudah cacat utama Baso: bahasaInggris. […] Sadar dengan kelemahan masing-masing, aku danBaso membuat pakta untuk melakukan simbiosis mutualisme.(N5M, 2011: 118).

Alif yang lemah dalam pelajaran bahasa Arab dan Baso yang

lemah dalam pelajaran bahasa Inggris, membuat keduanya menyepakati

sebuah pakta untuk melakukan simbiosis mutualisme. Saling

menguntungkan, Alif dapat belajar bahasa Arab dari Baso dan Baso

memperbaiki bahasa inggrisnya dengan belajar dari Alif. Alif pun

sangat tergantung dengan kehadiran Baso. Semangat belajarnya yang

tinggi dan kecerdasan yang dimilikinya, memengaruhi semangat belajar

Alif. Di sinilah pencerita menciptakan hubungan yang kuat antara Alif

dan Baso. Alif dan Baso digambarkan sangat dekat seperti pada kutipan

berikut ini.

“Seandainya Baso masih ada, aku cukup percaya dirimenghadapi ujian ini,” kataku(N5M, 20101 382).

Kutipan tersebut menunjukkan sikap Alif yang ketika itu

sedang berbincang dengan Sahibul Menara yang lain, saat menjelang

ujian akhir mereka di PM. Alif sangat mengharap kehadiran Baso. Saat

itu, Baso telah meninggalkan PM lebih cepat sebelum ujian kelulusan.

Keadaan neneknya yang sedang sakit dan semakin mengkhawatirkan,

menuntut Baso untuk meninggalkan PM lebih cepat. Baso pun menjadi

sorotan pada salah satu bagian cerita pada saat itu. Inilah yang dijadikan

Page 117: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

105

oleh pencerita sebagai salah satu pemicu konflik batin pada tokoh utama

Alif.

(8) Dulmajid

Tokoh tambahan lainnya yang juga Sahibul Menara yaitu

Dulmajid. Dulmajid yang berasal dari Madura, usianya juga tiga tahun

lebih tua dari Alif, sama seperti Atang. Melalui tokoh Alif, pencerita

mendeskripsikan ciri fisik Dulmajid yang kurang menjanjikan. Akan

tetapi, Dulmajid digambarkan sebagai tokoh yang memiliki semangat

belajar yang tinggi.

Di sebelahku duduk anak laki-laki berkulit legam danberkacamata tebal. Dia memakai sepatu hitam dari kulit yangsudah retak-retak. Dia menyebut namanya Dulmajid, dariMadura. “Tentu saja saya datang sendiri,” jawabnya sambilketawa berderai memamerkan giginya yang gingsul, ketika akutanya siapa yang mengantarnya.(N5M, 2011: 27)

[…] kulitnya gelap dan wajahnya keras tidakmenjanjikan. Untunglah dia berkacamata frame tebal sehinggatampak terpelajar. Animo belajarnya memang maut. Dikemudian hari, aku menyadari dia orang paling jujur, palingkeras, tapi juga paling setia kawan yang aku kenal.(N5M, 2011: 46).

Pencerita menghadirkan tokoh Dulmajid sebagai tokoh yang

mempunyai sifat optimis yang tinggi. Sikap optimis Dulmajid terlihat

ketika ia mengusulkan serta menjalankan ide berbicara dengan Ustadz

Torik untuk menghadirkan televisi di PM semalam saja, demi

mewujudkan keinginan teman-temannya menyaksikan pertandingan

final bulutangkis. Menghadirkan televisi di PM adalah sesuatu yang

Page 118: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

106

mustahil. Sikap optimis Dulmajid lainnya terlihat pada kutipan berikut

ini.

“Nasib kami para petani garam masih tetap asin,belum manis. Penghasilan kami naik turun tergantung hargagaram nasional. Ekonomi kami lemah dan pendidikan kurangbaik.” Katanya menerawang, mengingat dulu dia ikutmembantu orang tuanya bertani garam. [...]

Nanti, setamat di PM, dia ingin pulang kampung,memerdekakan kampungnya dari keterbelakangan denganmembangun sekolah. (N5M, 2011: 243).

Keinginannya yang tinggi untuk menimba ilmu di PM,

merupakan langkah untuk mewujudkan cita-citanya guna memajukan

kampung tempat ia tinggal. Cita-citanya tinggi. Ia tetap semangat

mengejarnya walau ia hanya seorang anak petani garam.

Pada salah satu bagian cerita, pencerita melibatkan Dulmajid

dan Alif di sebuah kesempatan untuk berjaga pada pos yang sama saat

tugas ronda PM. Keduanya menunjukkan keberanian mereka masing-

masing ketika pencuri yang memasuki PM, tepat saat pencuri tersebut

berada di dekat pos jaga mereka.

Aku dan Dul saling berpandangan dan bersiaga.Apakah ini pencuri? […]

[…] Tidak tahu apa yang harus dilakukan, secarareflex kami berdua mengangkat kursi masing-masing, siapmenggunakannya sebagai senjata kalau ada serangan.

[…] Kaki kursi yang kami sorongkan dengan asal-asalan ke depan rupanya menggaet kaki si hitam ini danmembuatnya tersungkur. (N5M, 2011: 246—247).

Seorang pencuri yang kabur dari sergapan keamanan PM,

melarikan diri ke arah sungai di belakang PM yang di sana merupakan

Page 119: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

107

letak pos jaga tempat Alif dan Dulmajid. Dalam kepanikan, keduanya

dikisahkan secara bersama-sama berjuang untuk melumpuhkan si

pencuri sebelum datangnya anggota keamanan PM yang lain. Setelah

kejadian itu, Alif dan Dulmajid menjadi buah bibir di PM karena

keberanian mereka saat melaksanakan tanggung jawab sebagai petugas

ronda PM.

(9) Raja Lubis

Tokoh Sahibul Menara lainnya adalah Raja Lubis. Sahibul

Menara terpandai peringkat kedua setelah Baso, Rajalah orangnya. Raja

digambarkan oleh pencerita sebagai sosok yang pandai. Jika Baso selalu

membawa al-Quran dalam genggamannya, Raja disebutkan selalu

membawa kamus Oxford, Inggris-Indonesia. Dia bersikeras untuk

memahami kamus tersebut. Tekadnya itu tidak semata ia fokuskan

untuk dirinya sendiri. Raja yang juga pandai dalam berbahasa Arab,

saling berbagi dengan teman-teman yang lain. Sikap Raja tersebut

terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Mulai hari ini aku akan membaca kamus ini halamanper halaman,” kata Raja sambil mengepalkan tangan. Hobiutamanya membaca buku, atau tepatnya kamus tebal ini.(N5M, 2011: 44—45).

“Bukan suluk, tapi shunduq, pakai shad,” jawab Rajadengan tajwid yang sangat fasih.

“Arti harfiahnya kotak, bukan lemari. Ini tempatpakaian, buku, dan segala macam yang kita punya. Lemarikayu kecil yang lebih menyerupai kotak,” terang Raja denganbersemangat.(N5M, 2011: 61).

Page 120: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

108

Tekad kerasnya pun dikisahkan berbuah manis. Suatu ketika,

pencerita menyebutkan bahwa Raja dan Baso pernah dipercaya oleh PM

untuk menyusun kamus bahasa Inggris-Arab-Indonesia yang ditujukan

bagi pelajar. Saat itu mereka berdua kelas tiga di PM dan baru berusia

16 tahun. Namun, karena kecerdasan yang dimiliki oleh keduanya, hal

itu menjadi sesuatu yang menakjubkan. Kemampuannya dalam

berbahasa Inggris juga ikut dirasakan oleh Alif. Ketika Alif

mendapatkan tugas pidato dalam bahasa Inggris, Raja banyak

membantunya. Jika Atang membantu Alif dalam hal pengolahan suara,

Raja yang dihadirkan oleh pencerita membantu Alif dalam hal teknik

menyampaikan pidato. Ia juga memberi masukan untuk kecakapan Alif

berbahasa Inggris.

Tapi, kali ini aku berniat untuk meningkatkan kualitaspidatoku dengan berlatih lebih banyak dan meminta Raja yangahli pidato menjadi mentor. (N5M, 2011: 150).

Rajalah yang paling banyak memberi masukan baikdari pronounciation bahasa Inggrisku yang kepadang-padangan, maupun dari segi teknik penyampaian. Rupanya diapunya jurus lebih hebat.(N5M, 2011: 152).

Raja juga pernah memberi tantangan kepada Alif ketika PM

kedatangan seorang ustad yang memiliki anak gadis yang umurnya

lebih muda dari mereka. Alif menyeletuk kalau ia ingin berkenalan

dengan gadis itu. Raja pun menanggapi niat Alif tersebut, seperti pada

kutipan tersebut.

Page 121: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

109

“Oke, aku tidak takut tantanganmu. Akan kubuktikanaku bisa. Akhi semua, kalian dengar kan ya?” jawabku agakkesal. Mataku mengedarkan pandangan.

“Oke, janji. Tapi dengan syarat, ada gambar kaudengan dia,” tambah Raja cengengesan.

“Hah, bilang saja kau tidak berani. Kok pakai syarataneh segala macam.”

“Kalau gak mau ya sudah. Artinya gak berani. Titik.Take it or leave it.”

“Kita lihat saja nanti siapa yang menang!” katakumulai sengit. Aku agak tersinggung dengan gaya bicara Rajayang meremehkanku. Aku tahu dia memang lebih pintar danlebih tua. Tapi bukan berarti dia bisa selalu lebih baik.(N5M, 2011: 233).

Alif ingin membuktikan kemampuannya, bahwa ia bisa

membuktikan perkataannya. Alif pun berhasil melaksanakan tantangan

yang diberikan oleh Raja setelah melakukan usaha demi usaha yang

dilakukannya. Secara tidak langsung, tokoh Raja dihadirkan oleh

pencerita sebagai pemicu Alif untuk melakukan suatu gebrakan,

berkenalan dengan anak ustad pengajar di PM yang terkenal tegas dan

disegani.

(10) Said Jufri

Tokoh tambahan yang terakhir, yaitu Said Jufri. Pencerita

menghadirkan tokoh Said sebagai anggota Sahibul Menara yang paling

berbadan besar. Salah satunya mungkin karena ia digambarkan sebagai

keturunan kelima saudagar Arab, masyarakat Arab terkenal dengan

tubuh besarnya. Ia merupakan seorang remaja lulusan SMA yang

usianya empat tahun lebih tua dari Alif. Said digambarkan sebagai sosok

yang paling berpikir santai dan periang dalam Sahibul Menara.

Page 122: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

110

Celetukan-celetukan yang dikeluarkan olehnya tak jarang bisa

mencairkan suasana dan membuat heran anggota Sahibul Menara yang

lain.

“Alah Cuma gini aja kok bingung. […] Bayangkan kayakpermainan petak umpet. Cuma wilayah pencariannya berhektar-hektar dan waktu bermainnya 24 jam. Asyik kan? Kapan lagikita bisa main petak umpet sehebat ini, “ katanya dengan serius.(N5M, 2011: 79)

“Mana mungkin Kiai Rais main bola. Beliau itu kiai danhapal al-Quran pula,” sergah Baso dengan wajah paling hakulyakin yang dia punya.

“Main Bola bukan barang haram, mungkin saja,” sangkalSaid agak kesal(N5M, 2011: 165).

“Ya Akhi, sebelum ke asrama, kita ke studio foto duluyuk. Kapan lagi tiga orang berkepala shaolin berfoto pakaisarung.” Said memang selalu tahu bagaimana mengambil sisipositif dari setiap bencana.(N5M, 2011: 355).

Dari kutipan-kutipan tersebut, pencerita memperlihatkan

sisi santai dan humoris dari seorang Said. Said dengan mudahnya

menganggap hukuman sebagai sebuah permainan yang

menghibur. Saat Baso sedang berpikir keras mengenai

Kiai Rais yang jago bermain bola padahal ia seorangpenghapal al-Quran, Said dengan santainya menanggapiperkataan Baso. Saat Alif, Said, dan Atang dihukum gundul olehPM karena kesalahan mereka melanggar penggunaan perizinankeluar PM, pencerita pun menghadirkan tokoh Said sebagaisosok yang humoris. Ia mencetuskan ide foto bersama setelahkepala mereka bertiga dipangkas habis. Said tidak hanyadigambarkan terlihat periang di antara Sahibul Menara, ia punsecara spontan mengeluarkan celetukannya di dalam kelas.

“Waktu SMA, aku anak nakal, sekarang aku insaf daningin belajar agama,” katanya sambil tersenyum lebar.

“Mari kita dekap penderitaan dan berjuang kerasmenuntut ilmu, supaya kita semakin kuat lahir dan batin,”

Page 123: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

111

katanya memberi motivasi di depan kelas tanpa ada yangmeminta.(N5M, 2011: 45).Dari kutipan tersebut, pencerita memperlihatkan sikap santai dan

humoris Said. Dia pun tidak malu untuk mengatakan bahwa dulu dia

adalah anak yang nakal. Dari ungkapan Alif, terlihat sikap optimisme

Said ketika ia berkata di depan kelas sesaat setelah pengenalan dirinya

yang secara tidak langsung ia memotivasi teman-teman sekelasnya.

Tokoh Said yang santai, periang, dan selalu berpikir postitif, dikagumi

oleh Alif. Alif mengagumi cara Said yang melihat segala sesuatu dengan

positif. Bahkan dalam hati, Alif telah menganggap Said sebagai kakak

laki-lakinya. Usia Said yang empat tahun lebih tua dari Alif serta sikap

dewasa yang dimilikinya, membuat Alif berpikir bahwa ia pantas belajar

dari sosok Said.

Dari analisis yang telah dilakukan, penokohan para tokoh dalam

novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi dilakukan oleh pencerita dengan

metode analitik dan juga metode dramatik. Metode analitik dilakukan

oleh pencerita dengan memaparkan begitu saja watak tokoh. Cara ini

juga disebut metode langsung, metode yang tidak menuntut imajinasi

pembaca untuk memutuskan watak dari tokoh yang ada. Pencerita juga

menggunakan metode dramatik atau metode tidak langsung, yakni

pembaca harus menyimpulkan dari tindakan, cakapan, serta pikiran

tokoh untuk mengetahui sifat dan watak dari tokoh yang ada.

Page 124: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

112

2) Analisis Alur dan Pengaluran dalam Novel Negeri 5 Menara Karya A.Fuadi

Pembahasan mengenai alur dan pengaluran terbagi menjadi dua

bagian, yakni tahapan alur dan teknik pengaluran. Bagian pertama

membahas kronologi peristiwa dan bagian kedua membahas unsur

kemenarikan alur yang digunakan pengarang dalam novel Negeri 5

Menara.

a) Tahapan Alur

Alur dalam novel Negeri 5 Menara berkisah tentang perjuangan

dalam kesungguhan untuk menggapai cita. Hal ini sesuai dengan tema

yang diangkat dalam novel tersebut. Cerita yang ada dikisahkan dengan

fokus pada sebuah perjuangan demi mencapai sebuah keberhasilan.

Urutan kisah yang disajikan, didominasi oleh kisah Alif dan kawan-

kawannya selama di pesantren dan di beberapa kota di Jawa. Novel ini

merupakan kisah Alif dewasa yang mengingat masa remajanya ketika di

pesantren.

Sorot balik ke masa lalu inilah yang membuat alur dalam novel

ini merupakan alur mundur. Dapat dikatakan bahwa kisah Negeri 5

Menara merupakan cerita dengan alur mundur karena keseluruhan

cerita yang mengisahkan Alif remaja ketika di pesantren merupakan

flash back atau sorot balik yang dilakukan Alif dewasa.

Alur di dalam novel ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap awal,

tahap tengah, dan tahap akhir. Tahap awal kisah terdiri atas bagian

paparan (exposition), rangsangan (inciting moment), dan gawatan

Page 125: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

113

(rising action). Pada tahap tengah, terdiri atas tikaian (conflict), rumitan

(complication), dan klimaks. Tahap akhir merupakan bagian leraian

(falling action) dan selesaian (denouement) (Sudjiman, 1991: 30).

(1) Tahap Awal

(a) Paparan

Paparan pada tahap awal kisah terlihat dari tokoh Alif dewasa

yang berada di Washington DC, Amerika Serikat. Alif telah

mendapatkan impian yang ia cita-citakan dulu. Ia berhasil

mewujudkan cita-citanya sebagai seorang wartawan Indonesia yang

bertugas di AS. Keberhasilan yang ia dapatkan dengan perjuangan

yang diukirnya sejak dulu. Sebuah surat elektronik (email) dari

seorang sahabat di pesantren dulu, Atang, mengejutkan Alif yang

sedang di kantornya.

Ping… bunyi halus dari messenger menghentikantanganku. Sebuah pesan pendek muncul berkedip-kedip diujung kanan monitor. Dari seorang bernama “Batutah”. Tapiaku tidak kenal seorang “Batutah” pun.

“maaf, ini Alif dari Pm?”Jariku cepat menekan tuts.“betul, ini siapa, ya?”Dian sejenak. Sebuah pesan baru muncul lagi.Alif anggota pasukan Sahibul Menara?”Jantungku mulai berdegup lebih cepat. Jariku menari

ligat di keyboard.Sekali lagi aku eja lambat-lambat...me-na-ra ke-em-

pat.....Tidak salah baca. Jantungku seperti ditabuh cepat.Perutku terasa dingin. Sudah lama sekali.

Aku tersenyum. Pikiranku langsung terbang jauh kemasa lalu. Masa yang sangat kuat terpatri dalam hatiku.(N5M, 2011: 3—4).

Page 126: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

114

Atang yang saat itu sedang berada di Kairo, Mesir,

menghubungi Alif karena ia melihat nama Alif tercantum sebagai

panelis dalam sebuah publikasi acara yang akan dilaksanakan di

London. Percakapan mereka ditutup dengan sebuah janji pertemuan

di London, Inggris. Setelah bertegur sapa dengan Atang melalui

surat elektronik (email), Alif mulai teringat masa lalunya ketika di

pesantren. Kenangan bersama Atang dan sahabat Sahibul Menara

lainnya telah terpatri di dalam hati, sebuah kenangan yang tidak

ingin dilupakannya.

(b) Rangsangan

Bagian ini merupakan kelanjutan dari paparan pada tahap

awal kisah yang memperkenalkan mengenai tokoh Alif

selengkapnya. Ingatannya pun berawal dari masa-masa kelulusannya

dari madrasah tsanawiyah. Nilai kelulusannya yang termasuk

sepuluh tertinggi di kabupaten tempat Alif tinggal, Agam, menjadi

tiket baginya untuk masuk sekolah menegah atas (SMA) terbaik di

Bukittinggi. Sebuah batu loncatan yang ingin ia lompati untuk

mengantarnya ke sekolah tingkat tinggi, universitas. Cita-citanya

yang ia ukir bersama sahabatnya, Randai, memberikan semangat luar

biasa untuk mencapai sebuah keberhasilan pada suatu saat nanti.

Butir-butir yang memancing rasa ingin tahu pembaca akan

kelanjutan cerita, muncul sebagai bagian rangsangan, yaitu peristiwa

yang mengawali gawatan. Bagian ini dilihat dari konflik batin Alif

Page 127: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

115

terhadap keinginan ibunya yang berharap Alif dapat melanjutkan

pendidikannya ke pesantren. Penceritaan dimulai dari penolakan ibu

Alif, yang dipanggil Amak, atas rencana Alif melanjutkan

pendidikan ke SMA.

Buyuang, sejak waang masih di kandungan, Amakselalu punya cita-cita,” mata Amak kembali menatapku.

“Amak ingin anak laki-lakiku menjadi seorangpemimpin agama yang hebat dengan pengetahuan yang luas.Seperti Buya Hamka yang sekampung dengan kita itu.Melakukan amar ma’ruf nahi munkar, mengajak orangkepada kenaikan dan meninggalkan kemungkaran,” kataAmak pelan-pelan.(N5M, 2011: 8).

Batin Alif pun dilanda konflik. Cita-cita yang sudah ia

rangkai tidak mungkin ia buyarkan begitu saja. Keinginan demi

keinginan ia citakan, terus mengganggu pikirannya. Seperti yang

digambarkan dalam kutipan berikut ini.

Bagiku, tiga tahun di madrasah tsanawiyah rasanyasudah cukup untuk mempersiapkan dasar ilmu agama. Kinisaatnya aku mendalami ilmu non-agama. Tidak madrasahlagi. Aku ingin kuliah di UI, ITB, dan terus ke jerman sepertipak Habibie. […] Aku ingin suaraku didengar di depancivitas akademika, atau dewan gubernur atau rapat manajer,bukan hanya berceramah di mimbar surau di kampungku(N5M, 2011: 8—9).

Alif pun menuju pesantren dengan setengah hati. Kisah

mengalir dari Alif lulus tes ujian masuk PM, sebuah pesantren di

Jawa Timur yang menjadi pilihan Alif, hingga ia mendapatkan

kawan-kawan baru pada masa-masa awal pengajaran. Pada bagian

masa-masa awal Alif di pesantren, muncullah tokoh-tokoh penting

lainnya, yang selanjutnya disebut sebagai Sahibul Menara,

Page 128: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

116

merekalah kawan-kawan dekat Alif di pesantren: Atang, Baso,

Dulmajid, Raja, dan Said.

Cerita pun memasuki bagian gawatan. Pada bagian ini, konflik

batin Alif muncul. Hal ini tidak terlepas dari keinginan dahulunya untuk

ke SMA. Konflik awal saat Alif di pesantren ini muncul disebabkan

oleh surat yang dikirim oleh sahabat Alif ketika di madrasah tsanawiyah

dulu yang akhirnya ke SMA, Randai.

Aku baca suratnya sekali lagi. Senang mendapat suratdari kawan lama dan melihat kebahagiaannya masuk sekolahbaru. Tapi aku juga iri bercampur sedih. Rencana masuk SMA-nya juga rencanaku dulu. Ketika Randai senang denganmaprasnya, aku malah kalut dijewer dan menjadi jasus. Diabebas di luar jam sekolah, aku di sini didikte oleh bunyi lonceng.Dia akan mengejar mimpinya menjadi insinyur yangmembangun pesawat atau proyek seperti PLTA Maninjau.Sementara aku di sini, mungkin menjadi ustad dan guru mengaji.(N5M, 2011: 103).

Kutipan tersebut merupakan awal dari konflik yang dihadapi

Alif ketika di PM. Namun, hal itu dapat Alif tepis dengan berbagai

pengalaman luar biasa dalam kegiatan-kegiatannya di PM, setelah

datangnya surat pertama dari Randai itu. Salah satu yang membantu

Alif untuk tetap semangat menjalani pendidikan di PM, yakni tepat

beberapa saat setelah Alif mulai merasa ragu atas keputusannya, Ustadz

Salman sebagai wali kelasnya memberikan sebuah pelajaran tambahan

di malam hari dengan sebuah motivasi yang membangkitkan semangat

Alif. Semangat Alif pun bangkit. Berikut kutipannya.

[...] Malam ini adalah salah satu dari malam-malaminspiratif yang digubah oleh Ustadz Salman.

Page 129: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

117

Menjelang tidur, aku menulis sebuah tekad di dalamdiariku. Apa pun yang terjadi, jangankan sebuah surat dariRandai, serbuan dari Tyson, bahkan langit yang runtuh, tak akanaku izinkan menggoyahkan tekad dan cita-citaku. Aku inginmenemukan misi hidupku yang telah disediakan Tuhan.(N5M, 2011: 108).

(c) Gawatan

Pada bagian gawatan ini, untuk menumbuhkan tegangan,

terjadi regangan dan susutan yang dihadirkan oleh pencerita.

Regangan merupakan proses penambahan ketegangan emosional,

sedangkan susutan merupakan proses pengurangan ketegangan

emosional (Sudjiman, 1991: 34). Motivasi Alif yang didapatnya dari

Ustadz Salman merupakan susutan yang hadir setelah peristiwa

datangnya surat pertama Randai. Pada bagian ini, Sahibul Menara

dikisahkan semakin akrab dan terlihat saling mendukung dan saling

menguatkan. Alif mulai beradaptasi dengan sistem pendidikan di PM

yang sangat menyenangkan dan penuh menantang. Mulai dari

“wejangan” Kiai Rais pada sebuah pertemuan, yang membuat Alif

mulai menulis surat untuk Amaknya, setelah beberapa lama ia tidak

mengirim surat karena ia masih merasa kesal, hingga tugas pidato

dalam bahasa Inggris yang membuat Alif merasa sangat

bersemangat.

Alif pun mengalami saat-saat menyenangkan di PM. Ia

diangkat sebagai wartawan media pondok, Syams. Kecintaannya

terhadap bidang jurnalistik, khusunya majalah Tempo, mengubah

cita-citanya yang semula ingin menjadi seperti Habibie kini ia ingin

Page 130: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

118

menjadi wartawan Tempo. Suatu ketika Alif bersama para sahabat

Sahibul Menara berhasil menghadirkan sebuah televisi di aula PM,

setelah membujuk Ustadz Torik, untuk menyaksikan pertandingan

final bulutangkis bersama penghuni PM lainnya. Alif mengalami

pengalaman-pengalaman menarik di PM, hingga waktu ujian pun

hadir.

Regangan hadir di tengah-tengah kenyamanan yang Alif

rasakan di PM. Surat ketiga dari Randai diterima oleh Alif. Surat

yang kembali mengganggu pikiran Alif.

Sepucuk surat datang dari Randai. Ini surat ketiganya.[…]

Aku tidak tahu bagaimana sebaiknya. Setiap akumembaca suratnya, aku hampir selalu merasa iri. Tapi kalauaku tidak membaca suratnya, aku tahu aku sangat penasaranmengetahui kabarnya. Mungkin jauh di lubuk hatiku, akuselalu berharap bisa mengungguli dia. Aku mungkin selaluberharap PM akan lebih baik dari SMA-nya.(N5M, 2011: 204—205).

Setelah datangnya surat tersebut, terjadi susutan kembali

pada kisah. Alif berusaha menenangkan diri pada suatu sore yang

indah di kaki menara masjid PM, Alif menikmati keindahan

gumpalan awan yang berjajar bersama Sahibul Menara yang lain.

Mereka tidak hanya sekedar menikmatinya. Diawali oleh Alif yang

melihat awan-awan tersebut berbentuk sebuah benua, Amerika.

Atang, Baso, Dulmajid, Raja, dan Said pun melihat awan-awan

tersebut dengan bentuk benua yang berbeda-beda. Dan pada

akhirnya Alif menuliskan mimpi mereka berenam di buku harian

Page 131: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

119

miliknya. Impian mereka untuk dapat menjelajah dunia suatu saat

nanti.

Agenda PM yang tidak hanya menghapal kitab suci,

dikisahkan pada tahap ini. Semangat dalam berkompetisi dan

mencapai sebuah keberhasilan, baik di dalam maupun di luar kelas,

juga dikisahkan di dalamnya. Sebuah kompetisi sepak bola akbar di

PM pun memperlihatkan sisi lain dari para pengajar, bahkan

pemimpin PM, ketika berlaga di lapangan hijau.

Pesan-pesan motivasi yang telah terakar dari kalimat man

jadda wajada, sangat menginspiratif dan menghidupi setiap tindakan

Alif di PM. Peran penting dari wali kelas, Ustadz Salman, pun ikut

mewarnai perjalanan Alif. Juga pemimpin PM, Kiai Rais, yang

selalu memotivasi para santri, termasuk Alif, sangat memberi

pengaruh dalam setiap nafas kegiatan di PM. Dikisahkan pula Alif

yang telah menginjak tingkat akhir, kelas enam, di PM.

(2) Tahap Tengah

(a) Tikaian

Cerita memasuki tahap tengah dengan munculnya bagian

tikaian dalam kisah. Konflik batin yang Alif alami mengalami

pasang surut, bersamaan dengan datangnya surat-surat dari Randai.

Tikaian muncul saat Alif menerima surat keempat dari Randai.

Seperti pada kutipan berikut ini.

Ku hentikan membaca sampai di situ. Aku lipat suratini. Lalu aku panjatkan syukur kepada Allah atas karuniaNya

Page 132: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

120

ini kepada Randai. Sebagai kawan, aku senang kawankumelihat mimpinya jadi kenyataan. Tapi jantungku berdenyutaneh.

Dan seAkam yang tidak pernah pudur dalam 3 tahunini akhirnya meletik-letik dan menyala jadi api. Ada iri yangmeronta-ronta di dadaku. Semua yang didapat Randai adalahmimpiku juga.

Batinku perang. Dari sepucuk surat, kegelisahan dipedalaman hati ini menjalar ke permukaan dan cepatmempengaruhi semesta pikiranku. (N5M, 2011: 311).

Surat keempat dari Randai sangat mencengkram Alif.

Ditambah lagi kawannya, Togap, yang telah meninggalkan PM lebih

dahulu, sebelum ujian kelulusan, untuk mengikuti ujian persamaan

SMA dan UMPTN.

Namun, keadaan ini mereda sejenak karena sesaat setelah

peristiwa tersebut Alif mendapat kesempatan sebagai student

speaker dalam bahasa Inggris pada saat kunjungan Duta Besar

Inggris ke PM. Kesempatan ini membangkitkan semangat Alif untuk

tetap berjuang di PM. Alif sukses menjalankan tugas sebagai student

speaker dan mendapat kesempatan emas berfoto bersama duta besar.

Alif pun kembali menjalani kegiatan di PM. Ikut aktif dalam

kegiatan perayaan hari lahir PM dan juga pertunjukan akbar santri

kelas enam.

(b) Rumitan

Konflik batin Alif muncul kembali sebagai bagian rumitan

pada tahap tengah ini. Salah seorang anggota Sahibul Menara, Baso,

meninggalkan PM sebelum ujian kelulusan karena harus merawat

Page 133: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

121

neneknya yang sakit. Hal ini membuat Alif teringat kembali akan

niatnya untuk meninggalkan PM demi mengikuti tes ujian masuk

universitas yang diinginkannya. Hal ini diperburuk oleh datangnya

kembali surat Randai untuk Alif dengan amplop bergambarkan

ambing kampus ITB.

Kegelisahanku yang naik turun ini karena akumemulai perjalanan ke PM dengan setengah hati. Sejujurnya,tiga tahun di PM, membuatku jatuh hati merasa amatberuntung dikirim ke sini. Berkali-kali aku ambing padadiri sendiri: aku akan menuntaskan sekolah di sini. Tapi akujuga tahu, cita-cita lamaku tidak pernah benar-benar padam.Cita-cita ingin sekolah non agama. Walau sibuk dan senangdengan kegiatan PM, aku kadang-kadang terbangun malamsetelah bermimpi keluar dari PM. Apalagi, kawanku, Randai,selalu berkabar dan menjadi tolok ukur bagiku atas apa yangterjadi di luar sana.

Kepergian Baso kali ini membangkitkan penyakitlamaku itu. Surat Randai menyuburkannya. Aku baru sajamenerima sebuah suratnya lagi. Aku baru saja menerimasebuah suratnya lagi. Kali ini datang dari bandung, denganamplop bergambar gajah duduk, ambing almamaterkebanggannya, ITB. Dia dengan riang bercerita bagaimanabangga dan senangnya merantau ke Bandung.(N5M, 2011: 369).

Alif awalnya memang menjalani kehidupan PM dengan

setengah hati. Namun, seiring berjalannya waktu, Alif pun telah

menetapkan hatinya untuk PM. Akan tetapi, ia tetap teringat akan

cita-citanya dahulu. Kepergian sahabatnya Baso dan juga surat

Randai yang kesekian kalinya, akhirnya membawa Alif pada

klimaks konflik batinnya.

Page 134: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

122

(c) Klimaks

Pada bagian klimaks, Alif mengirimkan sebuah surat ke

orang tuanya yang berisi mengenai keinginannya untuk keluar dari

PM. Ia tidak yakin lagi untuk melanjutkan pendidikan di PM.

Malam itu, sebelum tidur, ditemani lampu teplok, akumenulis sepucuk surat kepada Amak dan Ayah. Kali ini akumenyampaikan perasaanku apa adanya. Iya benar, akupernah berjanji akan menyelesaikan PM, tapi perang batinkuterus berkecamuk. Dan perang ini sekarang dimenangkanoleh keinginan drop-out dari PM. Kala uterus di PM, akutidak akan bisa melanjutkan sekolah ke jalur umum denganmulus.

(N5M, 2011: 370).

Pengaluran pada tahap tengah ini, pengisahan terfokus pada

Alif yang terhubung langsung kepada Sahibul Menara, Randai,

pesantren, dan juga orang tuanya, yang terpusat pada perjalanan Alif

menghabiskan sebagian masa remajanya. Selain itu, sisi-sisi detail

dari sebuah pesantren juga digambarkan oleh pencerita, dari kegiatan

yang dilakukan hingga sudut-sudut komplek pesantren.

(3) Tahap Akhir

(a) Leraian

Tahap akhir merupakan bagian leraian dan selesaian. Sebuah

konflik yang terjadi pasti ada jalan keluar yang tidak terduga

sebelumnya. Jalan keluar itu hadir sesaat setelah pengiriman surat

Alif kepada orang tuanya. Leraian dalam cerita berupa peristiwa

orang tua Alif yang segera membalas surat Alif dengan pelarangan

untuk Alif agar jangan meninggalkan PM dan menunggu kedatangan

Page 135: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

123

Ayahnya ke PM. Ayah Alif pun langsung menuju PM, untuk

berbicara kepada Alif secara langsung.

“Kami sudah daftarkan nama waang untuk ikut ujianpersamaan delapan bulan lagi. Karena itu, tidak ada salahnyatetap bertahan di sini. Selesaikanlah apa yang sudahdimulai,” kata Ayah sambil menatapku lekat-lekat.

Tanpa kesadaran penuh, kepalaku mengangguk.Berbagai skenario argumentasi yang aku persiapkanmenguap.

Aku tidak tahu apa yang membuat perlawanankuruntuh dengan mudah. (N5M, 2011: 376).

Kutipan tersebut merupakan jawaban atas segala konflik

batin yang Alif rasakan. Tujuan Alif sebenarnya, yakni kuliah di

sebuah universitas, tetap dapat ia tuju sekembalinya ia dari PM. Di

sini terlihat sisi seorang Alif yang mempunyai ambisi yang sangat

besar terhadap cita-citanya, tetapi ia tidak ingin membuat Ayah dan

Ibunya dibuat susah oleh tingkah lakunya.

Perbincangan antara Ayah dan anak lelakinya itu pun

berjalan cukup lancar. Tidak ada perlawanan dari Alif. Pertanyaan

demi pertanyaan pun menyelimuti Alif. Alif setuju dengan tawaran

yang diberikan oleh orang tuanya kali ini. Namun, ada yang masih

mengganggu pikirannya. Ia pun masih belum bersemangat

sepenuhnya. Sahibul Menara, sebagai seorang sahabat, terus

menghibur Alif. Akan tetapi, semangat Alif justru bangkit setelah ia

menemui salah seorang ustad di PM, Ustadz Namawai.

Inilah PM, sebuah pesantren dengan fasilitas yangsangat mendukung proses pengajaran para santrinya. Sumberdaya manusia pengajar pun tidak hanya sekedar pengajar

Page 136: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

124

yang mengajarkan ilmu berdasarkan buku teks, para pengajarjuga memiliki kemampuan sebagai motivator yang handal.

Di PM ada beberapa ustad yang ahli memotivasi danmampu membuat semangat murid yang sedang loyomencelat-celat. […] Kami menyebut ustad ini sebagai “ahlisetrum”.

Hari ini aku membuat janji dengan Ustadz Namawi,seorang tukang setrum papan atas di PM. Dia adalah mantanwali kelasku tahun lalu. Dia dengan simpatik memulai sesidengan bertanya kenapa aku menjadi loyo. Setelah tahumasalahnya, suaranya yang tadi tenang berubah menjadipenuh semangat. Pelan-pelan dia menuntunku untuk bangkit,mandiri, dan menang. Begitu keluar dari ruang UstadzNamawi aku merasa dunia terasa berbinar-binar denganlapang(N5M, 2011: 377).

Kutipan tersebut merupakan sebuah tindakan pendukung

yang dilakukan Alif setelah ia mendapatkan jalan keluar dari orang

tuanya. Sebuah motivasi penyemangat yang ia dapatkan untuk

menuju ujian akhir PM, penentu kelulusan Alif. Sahibul Menara pun

saling memotivasi untuk kelulusan bersama yang berkahir dengan

baik. Mereka pun lulus. Sebuah perjuangan meraih keberhasilan

yang diwarnai dengan kisah persahabatan yang kental ini, akan

mereka ingat sepanjang hidup. Baso, salah satu Sahibul Menara yang

pulang terlebih dulu karena harus merawat neneknya yang sakit

keras, mengabarkan ia pun telah meraih keingiannya untuk dapat

lebih intensif lagi menghapal Alquran dan mengajar di sebuah

sekolah.

Pengaluran pada tahap akhir ini, peristiwa yang dikisahkan

tetap terfokus pada tokoh Alif. Tokoh Alif menerima usul dari orang

tuanya dan juga mencari jalan untuk membangkitkan semangatnya

Page 137: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

125

lagi dengan menemui ustadz yang ahli dalam membangkitkan

semangat santri yang hilang. Pada bagian ini, pencerita mengisahkan

berpisahnya Sahibul Menara selepas kelulusan mereka dari PM.

(b) Selesaian

Tahap akhir pada bagian selesaian cerita dikisahkan

pertemuan Alif dengan Atang dan Raja di London, Inggris. Hal ini

sebagaimana diiformasikan kutipan di bawah ini.

“Dulu kami melukis langit dan membebaskanimajinasi itu lepas membumbung tinggi. Aku melihat awanyang seperti benua Amerika, Raja bersikeras awan yangsama berbentuk Eropa, sementara Atang tidak yakin dengankami berdua, dan sangat percaya bahwa awan itu berbentukbenua Afrika. Baso malah melihat semua ini dalam konteksAsia, sedangkan Said dan Dulmajid sangat nasionalis, awanitu berbentuk peta negara kesatuan Indonesia. Dulu kamitidak takut bermimpi, walau sejujurnya juga tidak tahubagaimana merealisasikannya. Tapi lihatlah hari ini. Setelahkami mengerahkan segala ikhtiar dan menggenapkan dengandoa, Tuhan mengirim benua impian ke pelukan masing-masing. Kun fayakun, maka semula awan impian, kini hidupyang nyata. Kami berenam telah berada di lima negara yangberbeda. Di lima menara impian kami. Jangan pernahmeremehkan impian, walau setinggi apa pun. Tuhan sungguhMaha Mendengar.”(N5M, 2011: 405).

Perwujudan sebuah perjanjian pertemuan yang Alif buat

bersama Atang pada awal cerita untuk bertemu di London karena

sebuah acara yang melibatkan keduanya. Atang pun mengajak Raja

yang kala itu sedang berada di London. Raja berhasil mencapai cita-

citanya dahulu, untuk menjelah ke benua Eropa, tepatnya Inggris

setelah sebelumnya ia menyelesaikan kuliah di Madinah. Alif dan

Atang yang disebutkan pada awal kisah, juga telah menggapai cita-

Page 138: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

126

cita mereka. Alif berprofesi sebagai wartawan Indonesia yang

bertugas di Amerika dan Atang sedang menimba ilmu di Kairo,

Mesir. Saat itu, mereka berbincang mengenai anggota Sahibul

menara yang lain. Atang membawa kabar mengenai Said, Dulmajid,

dan Baso. Sesuai dengan cita-cita mereka dulu, Said dan Dulmajid

bekerja sama mendirikan sebuah pondok dengan semangat PM di

Surabaya, sedangkan Baso mendapatkan beasiswa penuh dari

pemerintah Arab Saudi untuk kuliah di Mekkah.

Keseluruhan pengaluran terbagi atas tiga bagian penceritaan

dalam novel Negeri 5 Menara. Bagian tersebut yaitu tahap awal, tengah,

dan akhir kisah. Bagian Paparan mengenalkan tokoh Alif dewasa yang

mengingat masa remajanya ketika di PM hingga mengisahkan mengenai

sosok Alif yang baru lulus madrasah tsanawiyah dan ingin meneruskan

ke sekolah menegah atas non-agama. Rangsangan pun hadir saat

keinginannya tersebut ditentang oleh sang ibu. Hingga pada bagian

gawatan yakni datangnya surat Randai ketika Alif telah masuk ke PM.

Tahap tengah kisah ditandai dengan munculnya tikaian. Tikaian

hadir dengan surat keempat Randai yang diterima Alif, surat yang

memberi pengaruh besar pada konflik batin Alif. Kisah pun beranjak ke

bagian rumitan saat Baso, sahabat Alif, meninggalkan PM sebelum

waktu kelulusan demi sang nenek yang sedang sakit. Keadaan ini

membangkitkan keinginan Alif untuk juga meninggalkan PM. Situasi

batin Alif yang sedang mengalami konflik diperparah dengan datangnya

Page 139: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

127

surat kelima Randai. Hingga pada bagian klimaks kisah, Alif menulis

surat kepada orang tuanya mengenai keinginannya untuk segera keluar

dari PM.

Leraian pada tahap akhir, dikisahkan dengan kedatangan Ayah

Alif ke PM dengan mengabarkan sebuah solusi atas jawaban terhadap

surat yang dikirim Alif. Alif pun menyelesaikan pendidikan di PM tepat

waktu. Selesaian dalam kisah ini diceritakan Alif dewasa yang bertemu

dengan Atang dan Raja setelah berpisah bertahun-tahun lamanya. Alif

dan kelima sahabatnya disebutkan telah dapat menggapai cita-cita yang

mereka ukir semasa di PM. Sebuah keberhasilan yang didapat atas dasar

kesungguhan.

b) Teknik Pengaluran

Agar alur menjadi menarik, pengarang menggunakan teknik

pengaluran. Teknik pengaluran dapat berupa penggunaan suspense dan

surprise (Nurgiyantoro, 2012: 134-136). Suspense adalah rasa ingin tahu

pembaca, sedangkan surprise adalah kejutan karena cerita tidak seperti

yang diduga oleh pembacanya.

(1) Suspense

Novel Negeri 5 Menara karya A.Fuadi mengundang suspense

pembaca dengan adanya foreshadowing ‘daya duga bayang’. Pada tahap

awal cerita, novel Negeri 5 Menara menampilkan tokoh “aku” atau Alif

Fikri tengah berada di Amerika, tepatnya Washington DC, dan memiliki

kantor di Jalan Independence Avenue sebagaimana kutipan di bawah ini.

Page 140: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

128

Kantorku berada di Independence Avenue, jalan yangselalu riuh dengan pejalan kaki dan lalu lintas mobil. Diapit duatempat tujuan wisata terkenal ibukota Amerika Serikat, TheCapitol and The Mall, tempat berpusatnya aneka museumSmithsonia yang tidak bakal habis dijalani sebulan.(N5M, 2011: 2).

Memahami pemaparan di awal cerita ini, pembaca tentu

memiliki foreshadowing ‘daya duga bayang’ bahwa cerita berkisah

tentang lika-liku kehidupan seorang yang bekerja di luar negeri.

(2) Surprise

Surprise adalah kejutan dari daya duga bayang yang telah

muncul. Daya duga bayang mengenai cerita sebagaimana dipaparkan

pada subbahasan sebelumnya diperkuat lagi dengan paparan selanjutnya

sebagaimana kutipan di bawah ini.

Kamera, digital recorder, dan tiket aku benamkan keransel National Geographic hijau pupus. Semua lengkap. Akujangkau gantungan baju di dinding cubicle-ku. Jaket hitamselutut aku kenakan dan syal cashmer cokelat tua, aku bebatkandi leher. Oke, semua beres. Tanganku segera bergerak melipatlayar Aplle Power Book-ku yang berwarna perak. (N5M, 2011: 3).

Membaca kutipan di atas, pembaca boleh jadi memiliki dugaan

bahwa cerita akan berlanjut seputar keseharian tokoh “aku” di

Washington DC. Akan tetapi, pada pemaparan selanjutnya, pengarang

menghadirkan surprise, dengan menghadirkan kisah yang jauh dari

dugaan yang mungkin muncul di benak pembaca, yakni dengan

melanjutkan pemaparan mengenai seorang anak lulusan madrasah di

daerah terpencil yang bermaksud melanjutkan sekolah ke SMA.

Pemaparan tersebut dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.

Page 141: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

129

Aku tegak di atas panggung aula madrasah negerisetingkat SMP. Sambil mengguncang-ngguncang telapaktanganku, Pak Sikumbang, Kepala Sekolahku memberi selamatkarena nilai ujianku termasuk sepuluh yang tertinggi diKabupaten Agam.

Nilaiku adalah tiket untuk mendaftar ke SMA terbaik diBukittinggi.(N5M, 2011: 5).

Kisah selanjutnya dalam novel adalah pertentangan tokoh “aku”

(Alif Fikri) dengan Amak, ibunya, yang tidak mengizinkan tokoh “aku”

melanjutkan ke SMA. Pada akhirnya, tokoh “aku” dengan setengah hati

melanjutkan ke madrasah aliyah di PM. Selanjutnya, novel ini

menceritakan kehidupan tokoh “aku” di PM bersama sahabat-

sahabatnya yang tergabung dalam Sahibul Menara. Dengan demikian,

lanjutan cerita ini merupakan surprise ‘kejutan’ karena sangat

bertentangan dengan pemaparan awal yang memancing pembaca

menduga-duga bahwa novel ini akan menceritakan mengenai kisah

seorang pekerja profesional di luar negeri.

3) Analisis Latar dan Pelataran dalam Novel Negeri 5 Menara

Latar dalam karya fiksi dapat dibedakan ke dalam dua kategori,

yakni latar fisik dan latar sosial (Hudson dalam Sudjiman, 1991: 45).

Novel Negeri 5 Menara sarat dengan latar sosial. Latar sosial mencakup

penggambaran keadaan masyarakat, kelompok-kelompok sosial dan

sikapnya, adat kebiasaan, cara hidup, bahasa, dan lain-lain yang melatari

peristiwa. Adapun yang dimaksud dengan latar fisik adalah tempat di

dalam wujud fisiknya, yaitu, bangunan, daerah, dan sebagainya.

Page 142: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

130

Latar sosial yang terdapat dalam cerita terlihat dari penilaian

masyarakat terhadap pondok pesantren, kehidupan keluarga Alif, dan

kehidupan lingkungan pesantren yang sangat mendukung sebagian besar

cerita. Sebelum membahas latar sosial yang ada, penulis akan membahas

latar fisik yang juga mendukung peristiwa demi peristiwa yang

dikisahkan.

a) Latar Fisik

Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam cerita, berlatar di

Maninjau, Sumatera Barat dan beberapa kota di pulau Jawa, seperti

Bandung, Surabaya, dan sebuah daerah di Jawa Timur, Ponorogo.

Ponorogo merupakan lokasi pesantren Alif, PM. Awal dan akhir cerita

ini mengambil latar dua kota di luar Indonesia, yakni Washington DC,

Amerika Serikat dan London, Inggris.

Di awal kisah, deskripsi latar fisik oleh pencerita, terlihat dari

Alif yang sedang melamunkan masa-masa remajanya ketika di

pesantren. Ketika itu, Alif dewasa sedang berada di sebuah kota di

Amerika Serikat, Washington DC. Latar tersebut dapat dilihat dalam

kutipan berikut.

Tidak jauh, tampak The Capitol, gedung parlemenAmerika Serikat yang anggun putih gading, bergaya klasikdengan tonggak-tonggak besar. Kubah raksasanya yangberundak-undak, semakin memutih ditaburi salju, bagaimengenakan kopiah haji.

Kantorku berada di Independence Avenue, jalan yangselalu riuh dengan pejalan kaki dan lalu lintas mobil. Diapitdua tempat wisata terkenal di ibukota Amerika Serikat, TheCapitol and The Mall, tempat berpusatnya aneka museumSmithsonian yang tidak bakal habis dijalani sebulan.

Page 143: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

131

(N5M, 2011: 1—2).

Gambaran suasana latar fisik sebuah daerah di sudut kota

Washington DC, Amerika Serikat dideskripsikan oleh pencerita

melalui apa saja yang Alif lihat dari kaca jendela tempatnya

memandang ke luar. Pencerita juga mendeskripsikan lokasi kantor Alif

yang berada di Independence Avenue, sebuah tempat yang diapait dua

pusat wisata yang ramai. Selain Washington DC, ada juga London,

sebuah kota di Inggris, yang dideskripsikan dalam cerita, seperti yang

terlihat dalam kutipan berikut ini.

Tidak lama kemudian aku di Trafalgar Square, sebuahlapangan beton yang amat luas. […] square ini dikelilingimuseum berpilar tinggi, gedung opera, dan kantor-kantorberdiding kelabu, tepat di tengah kesibukan London. Menurutbuku tourist guide yang aku baca, National Gallery yang tepatberhadapan dengan square ini mempunyai koleksi kelas duniaseperti The Virgin of The Rocks karya Leonardo Da Vinci,Sunflowers karya Van Gogh, dan The Water-Lily Pond karyaMonet.(N5M, 2011: 400).

Dari kutipan tersebut, terdeskripsikan bahwa Trafalgar Square

merupakan sebuah tempat di London, lapangan yang terbuat dari

beton. Di sekelilingnya terdapat museum berpilar tinggi, gedung

opera, dan perkantoran. Tokoh Alif membuat janji untuk bertemu

dengan Atang dan Raja, dua sahabatnya yang sama-sama alumni PM.

Latar fisik lainnya yang dideskripsikan oleh pencerita yakni

sebuah daerah di kabupaten Agam, Nagari Bayur. Gambaran

mengenai daerah ini terlihat dari kutipan berikut.

Page 144: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

132

[…] selamat tinggal Bayur, kampung kecil yangpermai. Halaman depan kami Danau Maninjau yang berkilau-kilau, kebun belakang kami bukit hijau berbaris.

Bersama Ayah, aku menumpang di bus kecil Harmonisyang berkentut-kentut merayapi Kelok Ampek PuluhanAmpek. Jalan mendaki dengan 44 kelok patah. KawasanDanau Maninjau menyerupai kuali raksasa, dan kami sekarangmemanjat pinggir kuali untuk keluar. Makin lama kami makintinggi di atas Danau Maninjau. Dalam satu jam permukaandanau yang biru tenang itu menghilang dari pandangan mata.Berganti dengan horison yang didominasi dua puncak gunungyang gagah, Merapi yang kepundan aktifnya mengeluarkanasap dan Singgalang yang puncaknya dipeluk awan. Tujuankami ke kaki Merapi, Kota Bukittinggi. (N5M, 2011: 15).

“Saya Alif Fikri dari Maninjau, Bukittinggi, SumateraBarat.” […]

Sengaja aku tambahkan Sumatera Barat kalau-kalau diatidak tahu Bukittinggi di mana. Menyebutkan Bukittinggi jugasebetulnya kurang tepat, bahkan Maninjau pun sebuahkebohongan kecil. Sebenarnya, aku lahir dan berasal darikampung liliput di pinggir Danau Maninjau, Bayur namanya.Maninjau lebih dikenal orang luar karena lumayan popularsebagai kota asal Buya Hamka, ulama sastrawan karismatikyang tersohor itu.(N5M, 2011: 43).

Deskripsi latar Bayur dipaparkan oleh pencerita secara detail.

Melalui tokoh Alif digambarkan Bayur yang merupakan sebuah

daerah di pinggir Danau Maninjau, Sumatera Barat. Sebuah daerah

kecil yang tidak begitu diketahui orang. Daerah yang merupakan

tempat tinggal Alif bersama kedua orang tuanya dan dua adik

perempuannya. Alif, saat memperkenalkan dirinya kepada Atang,

menyebutkan asalnya dari Maninjau, Bukittinggi, Sumatera Barat

karena daerah itu lebih dikenal orang dibandingkan Bayur. Terkenal

juga karena merupakan kota asal Buya Hamka, seorang ulama

Page 145: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

133

sekaligus sastrawan yang kharismatik. Disebutkan juga bahwa ketika

Alif dan Ayahnya yang ingin menuju ke Kota Bukittinggi, dari Bayur

dengan menaiki bus kecil, mereka harus melewati jalan mendaki

dengan 44 kelok patah yang disebut Kelok Ampek Puluah Ampek.

Latar fisik lainnya yang disebutkan oleh pencerita yakni desa

tempat PM, sebuah daerah di Ponorogo. Tempat Alif mengabiskan

masa-masa remajanya demi mendapatkan pendidikan di sebuah

pondok pesantren.

[…] setelah melewati hamparan sawah hijau yangsangat luas. Angin segar dari jendela yang terbuka meniup-niup muka dan rambutku. Sekali-sekali tampak rumah kayuberatap genteng kecokelatan dan berlantai tanah. […] atap disini lancip di tengah. Beberapa rumah sudah berdinding batamerah yang dibiarkan polos terbuka tanpa acian. Kami jugamelewati serombongan laki-laki dengan ikat kepala hitammemanggul pacul di bahu. Beberapa orang di antaranyamenarik gerombolan sapi yang jalan malas-malasan.(N5M, 2011: 28).

Deskripsi tersebut menggambarkan daerah sekitar PM. Lokasi

PM terletak di sebuah desa yang masih terdapat hamparan sawah hijau

di sekitarnya. Rumah penduduk yang ada tergolong jarang dan masih

sangat sederhana. Para penduduk yang terlihat oleh Alif juga identik

dengan masyarakat agrarisnya, yakni bertani dan berternak. Sebuah

lingkungan yang asri untuk sebuah pondok pesantren. Pencerita pun

tidak lupa mendeskripsikan komplek pesantren PM pada kutipan

berikut ini.

Sedikit lagi, di ujung jalan yang ada gapura itulah PM. Jalan

desa kecil yang berdebu tiba-tiba melebar dan membentangkan

Page 146: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

134

pemandangan lapangan rumput hijau yang luas. Di sekitarnya tampak

pohon-pohon hijau rindang dan pucuk-pucuk kelapayang mencuat dan

menari-nari dihembus angin. Di sebelah lapangan tampak sebuah

kompleks gedung bertingkat yang megah. Sebuah kubah besar

berwarna gading mendominasi langit, didampingi sebuah manara yang

tinggi menjulang.

[…] Selamat datang di PM. […] melihat berbagai sudutpondok seluas lima belas hektar ini. (N5M, 2011: 29—30).

Pesantren PM digambarkan sebagai sebuah pondok yang

megah, asri, nyaman, dan luas, hingga lima belas hektar. Gambaran

tersebut mendeskripsikan sebuah kelayakan pondok pesantren.

Terdapat lapangan rumput hijau yang luas dan pepohonan di depan

kompleks, membuat suasana pondok terasa nyaman karena hembusan

angin yang ditimbulkan oleh pepohonan tersebut. Kompleks gedung

bertingkat nan megah yang disebutkan, menggambarkan gedung

sekolah dan asrama santri yang lebih dari cukup. Kubah besar

mendominasi langit yang didampingi sebuah menara yang menjulang

tinggi merupakan deskripsi masjid utama pondok.

Latar fisik lainnya adalah kota Bandung, tempat Atang tinggal,

dan Surabaya, tempat Said tinggal. Hal ini sebagaimana terlihat dari

kutipan berikut.

Rumah Atang terletak di dekat kampus UniversitasPadjadjaran di kawasan Dipati Ukur.(N5M, 2011: 218).

Page 147: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

135

Besoknya, Atang mengajak kami keliling Bandung naikangkot. […] Dimulai dari melihat alam yang hijau Dago Pakar,melihat keramaian kota di Dago, Gedung Sate, toko pakaian diCihampelas, keriuhan Alun-Alun, dan mencari buku-bukubekas dan murah di Palasari.

Di hari berikutnya, kami berjalan sampai ke luar kota:Lembang dan Tangkuban Perahu. Atas permintaanku, Atangjuga mengajak kami masuk ke dalam kampus ITB di JalanGanesha dan masjid Salman yang terkenal itu.(N5M, 2011: 220).

Ketika liburan tiba, tidak memungkinkan bagi Alif untuk

pulang ke rumahnya selama liburan, memilih ajakan Atang untuk ke

rumahnya di Bandung. Kesempatan ini tidak disia-siakannya. Sebagai

seorang anak dari daerah Maninjau, Sumatera Barat, ini adalah

kesempatan langka bagi Alif untuk menjajaki kota Bandung. Beberapa

tempat terkenal di Bandung yang disebutkan oleh pencerita, yang

dikunjungi oleh Alif dan kawan-kawannya, hanya disebutkan begitu

saja secara umum, tidak mendetail. Namun, pencerita mendeskripsikan

lokasi rumah Atang yang berada di dekat kampus Universitas

Padjadjaran, di kawasan Dipati Ukur. Selain kota Bandung, ada juga

beberapa tempat wisata kota yang disebutkan oleh pencerita, yakni

tempat-tempat wisata di Surabaya. Surabaya, yakni tempat Said

tinggal, menjadi kota tujuan liburan Alif selanjutnya, sebelum kembali

ke PM. Penggambaran Surabaya dalam cerita terdapat dalam kutipan

berikut.

Ini benar-benar pengalaman baru bagiku, masuk kedalam sebuah keluarga Arab dan berada di kawasan yangditinggali mayoritas orang Arab. Setelah sarapan dengan nasikebuli, Said mengajak kami melihat toko keluarganya di pasarAmpel, tidak jauh dari rumahnya.

Page 148: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

136

Pemandangan pasar ini sungguh menarik hatiku.Jalanan pasar semarak dengan barang dagangan yang menjela-jela ke jalanan, mulai dari baju muslim, bahan pakaian,sajadah, batik, minyak wangi sampai kurma dan air zamzam.Bau minyak wangi bercampur dengan bau sate kambingmenggelitik hidung. Lagu kasidah dan irama padang pasirmengalun dari beberapa toko.

[…]Said, dengan senang hati mengajak kami kelilingke berbagai objek wisata di sekitar Surabaya, sepertiTunjungan Plaza, Jembatan Merah, dan kebun binatang. (N5M, 2011: 224—226).

Sama halnya ketika menyebutkan tempat-tempat di Bandung,

pencerita menyebutkan tempat-tempat di Surabaya tanpa deskripsi

mendetail. Pencerita menyebutkan tempat-tempat tujuan wisata di

Surabaya, seperti Jembatan Merah, Tunjungan Plaza, dan kebun

binatang di kota itu, serta disebutkan juga sebuah pasar yang telah

berdiri sejak lama, pasar Ampel. Sebuah pasar yang didominasi oleh

masyarakat keturunan Arab, yang menjual berbagai macam tekstil

hingga masakan khas negeri tersebut.

b) Latar Sosial

Selain latar fisik yang terdapat dalam cerita, terdapat juga latar

sosial kehidupan pesantren PM, yang cukup mendominasi cerita karena

sebagian besar alur kisah terjadi di pesantren tersebut.

PM memiliki sistem pendidikan 24 jam. Tujuanpendidikannya untuk menghasilkan manusia mandiri yangtangguh. Kiai kami bilang, agar menjadi rahmat bagi duniadengan bekal ilmu umum dan ilmu agama.(N5M, 2011: 31).

Latar sosial yang dominan dalam novel Negeri 5 Menara adalah

kehidupan pesantren tempat Alif menuntut ilmu, PM. Sebuah pesantren

Page 149: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

137

yang mengutamakan ilmu agama dalam pengajaran yang dilakukan,

tidak juga lupa akan ilmu umum seperti halnya sejarah. Keseharian para

santri dalam PM tidak hanya sekedar belajar dan menghafal kitab suci,

tetapi juga fokus terhadap keterampilan berbahasa asing, berorganisasi,

dan juga mengasah kemampuan santri dalam bidang olah raga. Seluruh

kegiatan PM diatur dengan jadwal padat setiap harinya, nyaris tanpa

waktu kosong kecuali hari libur. Kegiatan para santri pun dikendalikan

oleh sebuah lonceng besar yang dentumannya terdengar hingga ke sudut

pondok. Jika lonceng berdentang pada waktu yang ditentukan, otomatis

para santri akan melakukan kegiatan yang telah dijadwalkan. Tidak

boleh terlambat satu detik pun. Peraturan yang ada bukan peraturan

tertulis, melainkan harus dihafalkan oleh setiap santri, dan ada hukuman

untuk setiap pelanggaran yang dilakukan.

Pencerita menggambarkan kehidupan pesantren sebagai latar

sosial dalam novel dengan mendetail. Jadwal yang padat dengan bunyi

lonceng sebagai penanda waktu kegiatan, tidak mudah untuk Alif agar

terbiasa dengan hal itu. Di awal masa pembelajaran, Alif dan beberapa

teman sekamarnya sudah mendapat hukuman atas keterlambatannya

untuk sholat berjamaah di masjid. Namun, seiring berjalannya waktu,

Alif dikisahkan dapat beradaptasi dengan baik dengan sisitem

pendidikan yang ada di PM. Hal tersebut diperlihatkan dengan berbagai

usaha dan prestasi yang diraih. Prestasi yang diraih, tidak selalu didapat

dengan mudah. Ada sandungan-sandungan yang dialaminya.

Page 150: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

138

Sandungan-sandungan tersebutlah yang memunculkan konflik batin

pada Alif.

Latar sosial lainnya yang dihadirkan, yakni keadaan sosial

masyarakat awam di luar lingkuan pesantren. Pandangan umum

masyarakat terhadap pesantren saat itu memperlihatkan kesalahan

konsep yang telah tertanam mengenai fungsi yang sesungguhnya dari

pondok pesantren.

“Beberapa orang tua menyekolahkan anak ke sekolahagama karena tidak punya uang cukup. Ongkos masuk madrasahlebih murah…”

“…Tapi lebih banyak lagi yang mengirim anak kesekolah agama karena nilai anak-anak mereka tidak cukup untukmasuk SMP atau SMA…”

“Akibatnya, madrasah menjadi tempat murid warga kelasdua, sisa-sisa.. […]” (N5M, 2011: 7).

Kutipan di atas menggambarkan penilaian masyarakat awam

terhadap fungsi pesantren. Kutipan tersebut merupakan gambaran

penilaian terhadap pesantren melalui sudut Ibu Alif, Amak, yang

memberi pandangan-pandangan kepada Alif atas kesimpulan yang ia

ambil dari masyarakat. Dideskripsikan oleh pencerita keadaan pada saat

itu, pesantren dinilai sebagai tempat pelarian anak-anak yang tidak bisa

diterima di sekolah-sekolah biasa. Biaya pesantren yang bertaraf di

bawah biaya sekolah biasa pun menjadi pilihan para orang tua untuk

menyekolahkan anak-anaknya di sana. Anggapan-anggapan tersebut

seperti mengesampingkan fungsi utama sebuah pesantren sebagai

sekolah agama, yang nantinya akan mencetak para intelek yang

menguasai ilmu umum dan ilmu agama.

Page 151: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

139

“Saya mau mengantar anak. mau masuk sekolah di PM diJawa Timur.”

“Maksudnya, pondok tempat orang belajar agama itu,kan?” […]

“Wah, bagus lah itu,” […] Dia merendahkan suaraseakan-akan tidak mau didengar orang lain. Mukanya serius.“Semoga berhasil Pak. Saya dengar, pondok di Jawa itu memangbagus-bagus mutu pendidikannya. Anak teman saya, Cumasetahun di pondok langsung berubah menjadi anak baik. Padahaldulunya, sangat mantiko. Nakal. Tidak diterima di sekolah manapun karena kerjanya ngobat, minum, dan suka berkelahi. Anakbegitu saja bisa berubah baik.”

[…] Muka Ayah meringis, “Pak… anak ambokelakuannya baik dan MEN-nya termasuk paling tinggi di Agam.Kami kirim ke pondok untuk mendalami agama,” Suaranya agakditekan.(N5M, 2011: 19—20).

Melalui tokoh Pak Sutan sebagai tokoh tambahan yang hanya

muncul sekali, pencerita menggambarkan pandangan masyarakat umum

saat itu terhadap pesantren. Alif dan Ayahnya bertemu dengan Pak

Sutan di bus yang mereka tumpangi ketika menuju PM, di Jawa Timur.

Saat itu, Pak Sutan ingin ke Jakarta untuk berbelanja barang dagangan di

Tanah Abang. Di sela-sela perjalanan, Pak Sutan menyapa Ayah Alif.

Pencerita mendeskripsikan, melalui percakapan Pak Sutan dan Ayah

Alif bahwa pesantren hanya sebagai tempat “perbaikan” anak-anak yang

bermasalah. Pak Sutan pun menyebutkan bahwa pondok-pondok di Jawa

terkenal bagus. Kata bagus yang ia maksud adalah bagus sebagai tempat

memperbaiki kelakuan anak yang bermasalah. Ayah Alif pun menimpali

komentar Pak Sutan tersebut. Percakapan yang didengar Alif tersebut,

sontak membuat Alif berpikir keras mengenai apa yang dikatakan Pak

Page 152: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

140

Sutan. Hal ini menjadi salah satu pemicu konflik batin Alif selama

perjalanan menuju pondok.

Unsur agama disebutkan oleh pencerita sebagai latar sosial yang

kuat dalam kehidupan keluarga Alif. Kuatnya paham agama tersebut

tidak terlepas dari kebudayaan Minangkabau yang ada dalam jati diri

keluarga Alif. Hal itu menjadi sebuah faktor yang secara tidak langsung

mewajibkan Alif untuk melanjutkan pendidikannya di pesantren.

Amak memang dibesarkan dengan latar agama yang kuat.Ayahnya atau kakekku yang aku panggil Buya Sutan Mansuradalah orang Alim yang berguru langsung kepada InyiakCanduang atau Syekh Sulaiman Ar-Rasuly. Di awal abad keduapuluh, Inyiak Canduang ini berguru ke Mekkah di bawah asuhanulama terkenal seperti Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabaudan Syeikh Sayid Babas El-Yamani.(N5M, 2011: 7)

Ayah dari Ayahku adalah ulama yang terkenal diMinangkabau. (N5M, 2011: 10).Ayah dan Ibu Alif yang dibesarkan dengan latar agama yang

cukup kuat, terutama ibunya memang menginginkan Alif, anak laki-

lakinya, menjadi seorang pemimpin agama yang hebat dengan

pengetahuan yang luas. Sebagai seorang anak yang mempunyai cita-cita

sendiri, Alif pun sempat berdebat dengan keinginan Amaknya tersebut.

Namun, sebagai anak yang tidak ingin membuat orang tuanya kecewa,

Alif pun mengikuti saran Amak setelah mendapat surat dari pamannya

yang sedang menuntut ilmu di al-Azhar, Mesir, mengenai banyak

kawan-kawannya dari pondok yang tergolong orang-orang hebat. Hal ini

memperlihatkan sisi patuh Alif kepada orang tuanya, terutama Ibunya,

dan juga memperlihatkan peran dari seorang paman kepada

Page 153: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

141

keponakannya, yakni sebagai “penentu” masa depan sang keponakan.

Keluarga besar Alif sebagai orang Minangkabau, terlihat dalam hal

tersebut.

Secara keseluruhan, latar fisik dalam novel Negeri 5 Menara

dideskripsikan secara langsung oleh pencerita. Sementara itu, latar sosial

yang ada di dalam cerita, dideskripsikan oleh pencerita melalui tindakan

tokoh dan dialog antartokoh.

2. Hubungan Keterkaitan antarunsur Tema dan Fakta Cerita dalamNovel Negeri 5 Menara

a. Hubungan antara Tema dan Alur

Tema dalam novel Negeri 5 Menara adalah perjuangan dan

kesungguhan dalam menggapai cita-cita. Sesuai dengan tema tersebut,

peristiwa-peristiwa yang membentuk alur cerita berfokus pada sebuah

perjuangan demi mencapai sebuah keberhasilan. Urutan kisah yang

disajikan, didominasi oleh kisah Alif dan kawan-kawannya selama di

pesantren dan di beberapa kota di Jawa. Hal ini dapat dipahami dari

kutipan di bawah ini.

[…] Man jadda wajada: sepotong kata asing ini bakmantra ajaib yang ampuh bekerja. Mantra ajaib berbahasa Arabini bermakna tegas: “siapa yang bersungguh-sungguh, akanberhasil.”

Inilah pelajaran hari pertama kami di PM. Kata mutiarasederhana tapi kuat. Yang menjadi kompas kehidupan kamikelak.(N5M, 2011: 40—41).

Dan selama ini, PM benar-benar tidak memberi kamiwaktu berleha-leha. Semua terjadi cepat, padat, ketat. Mulai dariyang remeh temeh seperti mencuci sarung dan baju pramuka,belajar habis-habisan sampai menuliskan naskah pidato.

Page 154: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

142

(N5M, 2011: 156).Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, terlihat bahwa tema novel

Negeri 5 Menara mengenai kesungguhan untuk menggapai cita-cita ini

memiliki relevansi dengan alur yang menyajikan peristiwa-peristiwa

mengenai perjuangan Alif dan kawan-kawan (Sahibul Menara) di

Pondok Madani dalam bekerja keras untuk mencapai cita-cita mereka.

b. Hubungan antara Tema dan Tokoh

Tema novel Negeri 5 Menara memiliki relevansi dengan tokoh-

tokoh yang dihadirkan pengarang untuk merepresentasikan atau

menampakkan tema tersebut. Kutipan-kutipan di bawah ini menunjukkan

bagaimana karakter tokoh-tokoh cerita yang mendukung tema.

Alhamdulillah. Setelah meregang otak habis-habisan dankurang tidur, semua proses ini berakhir juga. Melelahkan, tapipuas karena aku merasa telah berjuang sehabis tenaga...toh akutelah menyempurnakan usaha dan memanjatkan doa terbaik.(N5M, 2011: 203).

Tidak terasa, musim ujian datang lagi. Aku dan segenapsiswa sibuk kembali belajar keras dan juga sahirul lail.(N5M, 2011: 274).

Walau sudah belajar keras, kadang-kadang sampai pagi,berdiskusi panjang lebar tentang berbagai mata pelajaran denganBaso dan Raja,..(N5M, 2011: 275).

Berdasarkan kutipan di atas, tampak bahwa tokoh Alif sangat

menghargai proses kerja keras sebagai usaha terbaik. Tidak lupa, doa

dipanjatkan untuk menyempurnakan ikhtiar. Kepuasan yang diraih Alif

cukup membuatnya bangga bahwa ia telah berjuang dan mengeluarkan

energi yang luar biasa untuk menyelesaikan tugasnya. Karakter Alif

Page 155: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

143

tersebut merupakan representasi dari tema novel yang mengusung

mengenai kerja keras dan kesungguhan demi menggapai cita-cita.

c. Hubungan antara Tema dan Latar

Latar yang dominan dalam novel Negeri 5 Menara adalah

Pondok Madani. Latar ini sangat mendukung tema novel. Hal ini dapat

dipahami dari kutipan di bawah ini.

Pondok Madani memiliki sistem pendidikan 24 jam.Tujuan pendidikannya untuk menghasilkan manusia mandiriyang tangguh. Kiai kami bilang, agar menjadi rahmat bagi duniadengan bekal ilmu umum dan ilmu agama.(N5M, 2011: 31)

Kutipan di atas menunjukkan latar sosial novel Negeri 5 Menara

yang berupa kehidupan pesantren tempat Alif menuntut ilmu, Pondok

Madani. Sebuah pesantren yang mengutamakan ilmu agama dalam

pengajaran yang dilakukan, tidak juga lupa akan ilmu umum seperti

halnya sejarah. Keseharian para santri dalam Pondok Madani tidak hanya

sekedar belajar dan menghafal kitab suci, tetapi juga fokus terhadap

keterampilan berbahasa asing, berorganisasi, dan juga mengasah

kemampuan santri dalam bidang olah raga. Seluruh kegiatan PM diatur

dengan jadwal padat setiap harinya, nyaris tanpa waktu kosong kecuali

hari libur. Latar ini jelas sekali sangat relevan dengan novel yang

bertemakan kerja keras dan kesungguhan seseorang dalam menggapai

cita-cita.

Page 156: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

144

d. Hubungan antara Tokoh dan Alur

Alur dalam novel Negeri 5 Menara tersusun dari peristiwa-

peristiwa yang dilakukan oleh tokoh sehingga kedua unsur tersebut

sangat berhubungan. Alur novel ini didominansi oleh peristiwa-peristiwa

yang berhubungan dengan tokoh Alif sebagai tokoh utama cerita. Hal ini

dapat diperhatikan dari kutipan di bawah ini.

Bagiku, tiga tahun di madrasah tsanawiyah rasanyasudah cukup untuk mempersiapkan dasar ilmu agama. Kinisaatnya aku mendalami ilmu non-agama. Tidak madrasah lagi.Aku ingin kuliah di UI, ITB, dan terus ke jerman seperti pakHabibie. […] Aku ingin suaraku didengar di depan civitasakademika, atau dewan gubernur atau rapat manajer, bukanhanya berceramah di mimbar surau di kampungku(N5M, 2011: 8—9).

Kutipan di atas menjelaskan mengenai pendirian tokoh Alif yang

ingin melanjutkan sekolah umum setelah sudah tiga tahun bersekolah

agama. Pendirian tokoh Alif berseberangan dengan pendirian tokoh

Amak yang menginginkan anaknya melanjutkan ke pesantren

sebagaimana diinformasikan kutipan di bawah ini.

Buyuang, sejak waang masih di kandungan, Amak selalupunya cita-cita,” mata Amak kembali menatapku.

“Amak ingin anak laki-lakiku menjadi seorangpemimpin agama yang hebat dengan pengetahuan yang luas.Seperti Buya Hamka yang sekampung dengan kita itu.Melakukan amar ma’ruf nahi munkar, mengajak orang kepadakenaikan dan meninggalkan kemungkaran,” kata Amak pelan-pelan.(N5M, 2011: 8).

Batin Alif pun dilanda konflik. Cita-cita yang sudah ia rangkai

tidak mungkin ia buyarkan begitu saja. Keinginan demi keinginan ia cita-

citakan, terus mengganggu pikirannya. Konflik tokoh inilah yang turut

Page 157: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

145

mengembangkan alur cerita menjadi peristiwa yang memiliki sebab

akibat. Dengan demikian, jelaslah hubungan antara alur dengan tokoh

cerita dalam novel Negeri 5 Menara.

e. Hubungan antara Tokoh dan Latar

Hubungan tokoh dan latar dapat dilihat dari latar-latar dalam

novel Negeri 5 Menara yang mendukung karakter tokoh. Tokoh Alif

berasal dari latar sosial berupa lingkungan sebuah keluarga sederhana.

Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.

Bekalku sebuah tas kain abu-abu kusam berisi baju,sarung, dan kopiah serta sebuah kardus mie berisi buku, kacangtojin, dan sebungkus rendang kapau yang sudah kering kehitam-hitaman. Ini rendang spesial karena dimasak Amak yang lahir diKapau, sebuah desa kecil di pinggir Bukittinggi. Kapau terkenaldengan masakan lezat yang berlinang-linang kuah santan.(N5M, 2011: 14).

Berdasarkan kutipan di atas, terlihat dari barang-barang yang

dibawanya ke PM, Alif adalah sosok anak Minangkabau yang sederhana.

Alif hanya membawa beberapa barang penting yang ia taruh dalam

sebuah tas saja. Melalui latar, kita dapat mengetahui bahwa keluarga Alif

merupakan keluarga sederhana, bukan keluarga yang kaya. Pencerita

menggambarkan pendidikan sangat diutamakan dalam keluarga Alif.

Kedua orang tua Alif yang juga berlatar agama cukup kuat selalu

mendidik Alif agar bisa menjadi seorang yang rendah hati dan

berpendidikan baik.

Page 158: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

146

f. Hubungan antara Alur dan Latar

Alur merupakan peristiwa-peristiwa cerita yang saling berkaitan.

Peristiwa-peristiwa yang membentuk alur cerita dalam novel Negeri 5

Menara berlangsung dalam latar yang mendukung terjadinya peristiwa

itu. Antara peristiwa dan alur novel ini terlihat harmonis atau saling

mendukung sebagaimana dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.

Unsur agama disebutkan oleh pencerita sebagai latar sosial yang

kuat dalam kehidupan keluarga Alif. Kuatnya paham agama tersebut

tidak terlepas dari kebudayaan Minang yang ada dalam jati diri keluarga

Alif. Hal ini dapat dipahami dari kutipan di bawah ini.

Amak memang dibesarkan dengan latar agama yangkuat. Ayahnya atau kakekku yang aku panggil Buya SutanMansur adalah orang Alim yang berguru langsung kepada InyiakCanduang atau Syekh Sulaiman Ar-Rasuly. Di awal abad keduapuluh, Inyiak Canduang ini berguru ke Mekkah di bawah asuhanulama terkenal seperti Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabaudan Syeikh Sayid Babas El-Yamani.(N5M, 2011: 7).

Ayah dari Ayahku adalah ulama yang terkenal diMinangkabau.(N5M, 2011: 10).

Ayah dan Ibu Alif yang dibesarkan dengan latar agama yang

cukup kuat, memang menginginkan Alif, anak laki-lakinya, menjadi

seorang pemimpin agama yang hebat dengan pengetahuan yang luas.

Latar inilah yang menjadi sebuah faktor yang secara tidak langsung

mewajibkan Alif untuk melanjutkan pendidikannya di pesantren. Dari

sinilah alur cerita yang merekam perjalanan Alif di pesantren dimulai.

Page 159: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

147

Dengan demikian, unsur latar dan alur novel Negeri 5 Menara memiliki

hubungan atau kerterkaitan yang erat.

Berdasarkan deskripsi mengenai hubungan antarunsur di atas,

nyatalah bahwa unsur-unsur intrinsik novel Negeri 5 Menara saling

mendukung dalam membangun totalitas cerita yang harmonis, logis, dan

menarik.

3. Implementasi Analisis Tema dan Fakta Cerita dalam Novel Negeri 5Menara Karya A. Fuadi sebagai Bahan Pembelajaran Sastra Kelas XISMA Negeri 10 Purworejo.

Pembelajaran sastra di SMA merupakan bagian dari pembelajaran

bahasa Indonesia. Oleh karena itu, pembelajaran sastra mendapatkan porsi

yang lebih sedikit daripada pembelajaran bahasa Indonesia sehingga perlu

adanya strategi yang khusus bagi pendidik dalam menyajikan materi agar

dapat diterima oleh siswa dengan baik.

Novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi dapat menarik minat

siswa karena didalamnya diceritakan perjuangan para remaja dalam

menggapai cita-citanya. Selain itu, novel ini memiliki banyak nilai

pendidikan, kerja keras dalam menuntut ilmu yang dapat dijadikan teladan

bagi siswa. Dengan demikian, novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi

sangat relevan digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra di kelas XI

SMA Negeri 10 purworejo.

Page 160: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

148

Berikut ini dipaparkan implementasi sebagai bahan pembelajaran

novel Negeri 5 Menara kelas XI SMA Negeri 10 Purworejo sebagaimana

dijelaskan dalam kurikulum sebagai berikut.

a. Standar Kompetensi

Standar kompetensi dalam pembelajaran sastra dengan bahan

pembelajaran novel Negeri 5 Menara adalah memahami karya sastra

melalui kegiatan membaca novel. Dengan standar kompetensi tersebut

dalam pembelajaran ini, siswa dituntut mampu memahami maksud yang

terkandung dalam novel Negeri 5 Menara melalui kegiatan membaca.

b. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar dalam pembelajaran ini ialah menganalisis

unsur-unsur intrinsik novel. Dalam pembelajaran ini, unsur instrinsik

difokuskan pada tema dan fakta cerita yang terdiri dari tokoh dan

penokohan, alur dan pengaluran, serta latar yang termasuk ke dalam

kelompok fakta cerita.

Berdasarkan kompetensi dasar di atas, dapat dirumuskan

kompetensi dasar dalam pembelajaran novel Negeri 5 Menara adalah

menganalisis tema dan fakta cerita terdiri dari tokoh dan penokohan,

alur dan pengaluran, serta latar.

c. Indikator Hasil Belajar

Indikator hasil belajar yang diharapkan meliputi:

a) mampu menentukan tema

b) mampu menentukan tokoh dan penokohan novel;

Page 161: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

149

c) mampu menentukan latar fisik dan latar sosial dalam novel;

d) mampu menentukan alur dan teknik pengaluran dalam novel.

Dari uraian indikator di atas, untuk pembelajaran novel Negeri 5

Menara dapat dirumuskan indikator sebagai berikut:

a) siswa menentukan tema

b) siswa menentukan tokoh dan penokohan dalam novel Negeri 5

Menara karya Ahmad Fuadi;

c) siswa menentukan latar fisik dan latar sosial dalam novel Negeri 5

Menara karya Ahmad Fuadi;

d) siswa menentukan alur dan teknik pengaluran dalam novel Negeri 5

Menara karya Ahmad Fuadi.

d. Manfaat Analisis Fakta Cerita dalam Novel Negeri 5 Menara sebagaiBahan pembelajaran sastra

Pembelajaran sastra dengan materi novel Negeri 5 Menara karya

Ahmad Fuadi dapat memberikan empat manfaat, yakni membantu

keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengem-

bangkan cipta dan rasa, serta menunjang pembentukan watak. Di bawah

ini diuraikan keempat fungsi pembelajaran novel Negeri 5 Menara

tersebut.

1) Membantu Keterampilan Berbahasa

Pembelajaran sastra dengan materi novel Negeri 5 Menara

karya A. Fuadi dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca

Page 162: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

150

cepat pada peserta didik. Selain itu, siswa banyak memperoleh kosa

kata baru sebagai bahan siswa dalam kegiatan berbicara dan menulis.

2) Meningkatkan Pengetahuan Budaya

Novel Negeri 5 Menara didominasi oleh latar budaya pesantren

yang multikulural. Dengan membaca dan memahami novel Negeri 5

Menara, siswa diperkenalkan dengan budaya pesantren, yakni

pesantren modern Gontor, yang disiplin dan dipenuhi dengan kegiatan

menuntut ilmu. Di pesantren tersebut, percakapan sehari-hari yang

digunakan adalah bahasa Arab dan bahasa Inggris.

Selain itu, Budaya Minangkabau juga kental mewarnai cerita

tokoh utama, yakni Alif, sebelum memasuki pesantren. Informasi

budaya yang dapat diambil di antaranya adalah masyarakat

Minangkabau yang mayoritas beragama Islam dan sangat

menghormati ulama. Bahkan, jika ada masyarakatnya keluar dari

agama Islam (murtad), secara langsung yang bersangkutan juga

dianggap keluar dari masyarakat Minang, dalam istilahnya disebut

"dibuang sepanjang adat”.

3) Mengembangkan Cipta dan Rasa

Pembelajaran novel Negeri 5 Menara mampu mengembangkan

cipta dan rasa siswa. Novel Negeri 5 Menara banyak mengisahkan

tentang kegigihan para pelajar (santri) dalam belajar demi meraih cita-

cita. Hal ini memberikan inspirasi positif bagi siswa untuk terus

Page 163: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

151

berkarya (cipta), yakni dengan semboyan man jadda wajada ‘siapa

bersungguh-sungguh akan berhasil’.

Selain itu, novel ini juga sarat akan peristiwa-peristiwa sosial

sehingga membuat siswa peka terhadap keadaan di sekitarnya,

termasuk dalam lingkungan keluarga. Kehidupan tokoh utama dalam

novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi ini mencerminkan nilai-nilai

positif, di antaranya adalah berbakti kepada orang tua, menjalin

persahabatan, dan bertanggung jawab. Membaca novel tersebut siswa

terdorong untuk menyadari bahwa keridhaan orang tua sangat penting

dalam menentukan keberhasilan seorang anak. Alif Fikri, tokoh utama

novel ini, yang berangkat ke pesantren demi kebaktian terhadap orang

tuanya, akhirnya menjadi orang sukses meski sebenarnya ia tidak

setuju dengan keputusan orang tuanya untuk melanjutkan ke sekolah

agama.

4) Menunjang Pembentukan Watak

Novel Negeri 5 Menara banyak mengandung pendidikan

karakter yang membentuk watak siswa menjadi pribadi yang religius,

jujur, disiplin, kerja keras, dan bertanggung jawab. Novel ini

mengisahkan tokoh Alif yang selalu bekerja keras dalam belajar guna

meraih cita-cita, tokoh Baso yang rajin membaca dan menghafal al-

Quran, tokoh Dulmajid yang merasa memiliki tanggung jawab

terhadap masyarakat desanya yang masih dangkal agama, dan tokoh-

tokoh lain dalam novel yang mencerminkan kedisiplinan terhadap

Page 164: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

152

peraturan pondok pesantren (disebut Qanun). Nilai-nilai pendidikan

karakter tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap pembentukan

kepribadian siswa.

e. Pertimbangan Memilih Novel Negeri 5 Menara sebagai Bahan Pem-belajaran sastra di SMA

Pemilihan novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi sebagai bahan

pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di kelas XI SMA dapat dilihat

dari tiga segi, yakni: (1) segi bahasa; (2) segi latar belakang budaya; (3)

segi psikologi.

1) Segi Bahasa

Dari segi bahasa, pengarang novel Negeri 5 Menara, yakni

Ahmad Fuadi, banyak menggunakan gaya bahasa jenis bahasa kias

atau majas untuk memunculkan efek estetis. Di antara gaya bahasa

kiasan yang banyak dijumpai adalah majas personifikasi dan simile.

Di bawah ini disajikan dua paragraf pembuka novel.

Iseng aja, aku mendekat ke cendala kaca danmenyentuh permukaannya dengan telunjuk kananku. Hawadingin segera menjalari wajah dan lengan kananku. Daribalik tirai tipis di lantai empat ini, salju tampak turunmenggumpal-gumpal seperti kapas yang dituang darilangit. Ketukan-ketukan halus terdengar setiap gumpal saljumenyentuh kaca di depanku. Matahari sore menggantungcondong ke barat berbentuk piring putih susu.

Tidak jauh, tampak The Capitol, gedung parlemenAmerika Serikat yang anggun putih gading, bergaya klasikdengan tonggak-tonggak besar. Kubah raksasanya yangberundak-undak semakin memutih ditaburi salju, bagaimengenakan kopiah haji. Di depan gadung ini, hamparanpohon american elm yang biasanya rimbun kini tinggaldahang-dahang tanpa daun yang dibalut serbuk es. Sudah tigajam salju turun. Tanah bagai diliputi permadani putih.

Page 165: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

153

Jalan raya yang lebar mulai dipadati mobil karyawan yangberingsut-ringsut pulang. Berbaris seperti semut. Lampurem yang hidup-mati-hidup-mati memantul merah di salju.Sirine polisi—atau ambulans—sekali-sekali menggertakdiselingi bunyi klakson.(N5M, 2011: 1).

Dalam paragraf pertama, tampak penggunaan majas

personifikasi yang membandingkan antara benda mati dengan benda

hidup, yakni kalimat “Hawa dingin segera menjalari wajah dan

lengan kananku.” Kalimat tersebut membandingkan hawa dingin

dengan aktivitas benda hidup yang bisa merambat (menjalar). Selain

itu, paragraf pertama juga menunjukkan penggunaan majas simile,

yakni majas perbandingan dengan memunculkan kata pembandingnya

(seperti, bak, laksana, dan lainnya). Hal ini tamapk pada pada kalimat

“Salju tampak turun menggumpal-gumpal seperti kapas yang dituang

dari langit.” Kalimat tersebut termasuk majas simile karena adanya

kata pembanding seperti.

Paragraf kedua juga menunjukkan penggunaan simile dan

personifikasi. Penggunaan simile tampak pada kalimat “Kubah

raksasanya yang berundak-undak semakin memutih ditaburi salju,

bagai mengenakan kopiah haji”, “Tanah bagai diliputi permadani

putih”, dan “Berbaris seperti semut.” Ketiga kalimat tersebut

termasuk simile karena kata pembandingnya dieksplisitkan, yakni

bagai (kalimat pertama dan kedua) dan seperti (kalimat ketiga).

Adapun penggunaan personifikasi pada paragraf kedua

tampak pada kalimat “Sirine polisi—atau ambulans—sekali-sekali

Page 166: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

154

menggertak diselingi bunyi klakson.” Kalimat ini termasuk

personifikasi karena membandingkan benda mati (sirine polisi)

dengan sifat manusia yang bisa menggertak.

Penggunaan majas seperti tampak pada kedua paragraf di atas

berhasil menciptakan kalimat yang khas sehingga tampak lain dari

biasanya. Salah satu keindahan tersebut disebabkan majas mampu

menghambat pemahaman pembaca untuk sementara waktu karena

pembaca tergerak untuk memikirkan makna dari kiasan yang

dihadirkan pengarang dalam kalimat-kalimat di atas.

Selain berfungsi untuk menciptakan keindahan, majas juga

berfungsi untuk memperkuat atau memperjelas suasana sehingga

pembaca dapat mengimajinasikan suasana yang menjadi latar

peristiwa. Pada saat membaca “Tanah bagai diliputi permadani

putih”, pembaca dapat membayangkan bagaimana situasi latar fisik di

Washington DC pada saat musim salju, yakni tanah tertutup oleh

salju hingga putih rata (seperti diliputi permadani putih).

Dari segi diksi atau pilihan kata, pengarang banyak

menggunakan bahasa indonesia yang lazim digunakan dalam

percakapan sehari-hari. Selain bahasa Indonesia, pengarang juga

menggunakan bahasa Arab dengan jumlah yang tidak sedikit. Namun,

kata-kata bahasa Arab dalam novel Negeri 5 Menara selanjutnya

diartikan oleh pengarang itu sendiri sehingga mempermudah siswa

Page 167: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

155

untuk memahami isi novel tersebut. Hal itu dapat dilihat pada kutipan

di bawah ini.

“Shabahul khair.”Selamat pagi. Silakan masuk.”Ijlissu.” Silakan pilih tempat duduk yang paling

nyaman buat kalian(N5M, 2011: 42)

Kutipan di atas menunjukkan bahwa dalam novel tersebut

terdapat bahasa Arab, tetapi kosakata yang digunakan tersebut

dijelaskan oleh pengarang itu sendiri. Misalnya kata almukarram

(yang mulia), qanun (aturan disiplin), masduk (pusing), akhlakul

karimah (akhlak yang baik), Na’am (iya), Ayyuha ikhwan (saudara-

saudara semua), Qiyaman ya akhi (bangun saudaraku) dalam novel

itu diterjemahkan oleh pengarang itu sendiri melalui dialog antar

tokoh. Pemunculan kosakata baru dalam novel menambah

pembendaharaan kosakata baru bagi siswa.

Keberadaan kata-kata bahasa Arab dalam novel tersebut

menambah keberagaman bahasa yang berguna untuk menarik

pembaca. Kata-kata tersebut juga tidak mengganggu pembaca dalam

memahami isi cerita novel tersebut. Oleh karena itu, dapat dikatakan

bahwa novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi dapat dijadikan

sebagai bahan pembelajaran sastra di kelas XI SMA karena novel

tersebut selain menggunakan bahasa yang indah, juga dapat

memperkaya kosa kata siswa.

Page 168: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

156

2) Segi Psikologi

Novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi sebagai bahan

pembelajaran sastra di kelas XI SMA mengandung permasalahan

hidup dan persoalan nilai-nilai kehidupan. Novel tersebut mampu

merangsang siswa untuk menemukan persoalan dan mencari

penyelesaian tentang masalah kehidupan seperti yang terdapat dalam

novel tersebut. Misalnya, Alif Fikri sebagai tokoh utama dalam

novel yang memiliki masalah batin mengenai masa depannya dan ia

mampu menyelesaikannya sehingga dapat mencapai cita-citanya.

Permasalahan-permasalahan yang dihadirkan dalam novel ini

sangat relevan dengan siswa SMA yang memasuki tahap relatistis,

yakni tahap psikologis yang memiliki kecenderungan untuk berpikir

secara rasional dan menyukai analisis. Oleh karena itu, novel Negeri

5 Menara yang diambil dari pengalaman nyata penulisnya sangat

dan menceritan hal-hal yang relalistik imajiner sangat relevan

dengan kondisi psikologis mereka.

3) Segi Latar Belakang Budaya

Para siswa akan mudah tertarik pada karya sastra dengan

latar belakang yang erat hubungannya dengan latar belakang yang

berasal dari lingkungannya. Seorang guru hendaknya memahami apa

yang diminati oleh siswanya sehingga dapat menyajikan sastra yang

tidak terlalu menuntut gambaran di luar jangkauan pembayangan

yang dimilki oleh siswa. Novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

Page 169: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

157

menghadirkan cerita dengan latar belakang budaya Indonesia. Selain

itu, latar belakang cerita dalam novel ini sejajar dengan latar

belakang pada kehidupan sehari-hari khususnya yang ada kaitannya

dengan pendidikan, yaitu menanamkan nilai-nilai positif yang

tercermin oleh tokoh utama sehingga termotivasi mencapai

keinginan yang berguna bagi diri sendiri maupun orang lain.

Novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi menghadirkan cerita

yang di dalamnya terdapat nilai-nilai positif yang tercermin melalui

tokoh utama Alif Fikri sehingga siswa diharapkan dapat mencontoh

nilai-nilai tersebut untuk dijadikan teladan dalam menjalankan

kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya ialah dari tata cara

belajar sampai dengan pencapaian hasil belajar yang menciptakan

suatu kesuksesan dengan cita-cita yang diinginkan. Hal itu dapat

dilihat pada sikap dan perbuatan Alif yang mencerminkan nilai

positif yaitu sebagai anak yang taat dan berbakti pada orang tua. Hal

itu dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.

Amak minta dengan sangat waang tidak masuk SMAbukan karena uang tapi supaya ada bibit unggul yang masukmadrasah aliyah(N5M, 2011: 8)

Berdasarkan kutipan di atas bahwa Alif menunjukkan sosok

yang taat kepada keinginan orang tuanya, walaupun ia harus

mengorbankan cita-citanya untuk bersekolah di Bandung. Orang tua

pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Amak (ibunda)

menginginkan ada bibit unggul yang masuk ke dalam pesantren,

Page 170: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

158

karena selama ini pesantren dianggap sebagai ‘bengkel’ untuk

merenovasi akhlak dan perbuatan anak yang dimasukkan ke sana.

Keinginan Amak agar Alif menjadi ulama seperti Buya Hamka, dan

bermanfaat bagi umat islam, hal tersebut merupakan ide yang

sungguh mulia.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa novel Negeri 5

Menara karya A.Fuadi dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran

sastra di kelas XI SMA karena latar belakang budaya novel tersebut

berasal dari budaya bangsa sendiri dan sesuai dengan latar belakang

budaya siswa sebagai seorang peserta didik.

f. Metode Pembelajaran

Dalam mengajarkan suatu karya sastra (novel) penulis harus

memilih metode pembelajaran yang tepat. Berdasarkan kebutuhan dan

materi pembelajaran sastra dalam menganalisis tema dan fakta cerita

metode pembelajaran yang masih menunjang untuk dipakai dalam

pembelajaran sastra adalah metode ceramah, diskusi, Tanya jawab, dan

pemberian tugas.

Metode ceramah digunakan pada pertemuan pertama untuk

menyampaikan materi unsur pembangun novel yang memfokuskan pada

tema dan fakta cerita, dilanjutkan dengan menggunakan metode tanya

jawab, sedangkan metode diskusi dan penugasan digunakan pada

pertemuan kedua. Srategi pembelajaran sastra yang dipakai dalam

menyampaikan materi yaitu menggunakan metode campuran yang dapat

Page 171: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

159

dipilih dan diterapkan sebagai metode pembelajaran sebagai bahan atau

materi pembelajaran analisis tema dan fakta cerita dalam novel Negeri 5

Menara karya A. Fuadi pada kelas XI SMA Negeri 10 Purworejo.

g. Implementasi Langkah-langkah Pembelajaran Novel Negeri 5Menara

Pembelajaran sastra dalam novel Negeri 5 Menara karya A.

Fuadi dengan materi tema dan aspek fakta cerita terdiri dari tokoh dan

penokohan, alur dan pengaluran, dan latar. Sehubungan dengan hal itu,

penulis mengimplementasikan pembelajaran sastra berupa RPP

(terlampir) dibuat berdasarkan silabus. Di bawah ini disajikan langkah-

langkah implementasi pembelajaran novel Negeri 5 Menara karya A.

Fuadi sebagai berikut.

1) Pertemuan pertama dengan alokasi waktu 2 x 45 menit

Pada pertemuan sebelumnya, siswa terlebih dahulu diberi

tugas rumah untuk membaca novel Negeri 5 Menara karya Ahmad

Fuadi.

a) Guru mengajak siswa untuk melanjutkan membaca novel Negeri

5 Menara karya A. Fuadi dan memberi sedikit penjelasan

mengenai isi novel tersebut (alokasi waktu 45 menit)

Membaca novel memerlukan waktu yang cukup lama,

oleh karena itu guru mengajak siswa untuk menyelesaikan

membaca di luar jam sekolah.

Page 172: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

160

b) Guru memberikan teori dan mendiskusikan identifikasi unsur

intrinsik novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi yang terdapat

dalam karya sastra. (alokasi waktu 45 menit)

Guru pada tahap ini dapat menggunakan metode ceramah

untuk menyampaikan teori tentang unsur intrinsik (dalam hal ini

memfokuskan pada tema dan aspek fakta cerita yang terdapat

pada unsur pembangun novel. Metode ceramah dilakukan

dengan penuturan secara lisan oleh guru terhadap siswa yang

pelaksanaanya dapat dibantu dengan alat bantu mengajar untuk

lebih memperjelas materi yang disampaikan. Selanjutnya

kegiatan juga menggunakan metode diskusi dengan cara

pengelompokkan. Siswa dibagi menjadi empat kelompok,

kemudian masing-masing kelompok mendiskusikan unsur

intrinsik (dalam hal ini menekankan aspek fakta cerita, yakni

tokoh dan penokohan, alur dan latar) yang terdapat pada novel

Negeri 5 Menara karya A. Fuadi. Dengan kegitan ini siswa tidak

hanya berpegang pada hasil pemikiran sendiri, tetapi juga dapat

memberi dan menerima masukan terhadap jawaban atau hasil

pemikiran teman.

2) Pertemuan kedua dengan alokasi waktu 2 x 45 menit.

a) Guru menugaskan siswa untuk menganalisis unsur intrinsik

(dalam hal ini tema dan aspek fakta cerita yang terdiri dari tokoh

Page 173: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

161

dan penokohan, alur dan latar) yang terdapat pada novel Negeri 5

Menara karya A. Fuadi (alokasi waktu 45 menit)

Pada tahap ini siswa mendapatkan tugas dari guru untuk

menganalisis unsur pembangun novel pada tema dan fakta cerita

yang terdapat pada novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

dengan metode analisis isi. Metode analisis isi merupakan teknik

penelitian dengan menguraikan isi dari objek yang diteliti.

b) Guru menugaskan siswa untuk mendiskusikan hasil analisis tema

dan unsur fakta cerita, yakni tokoh dan penokohan, alur dan latar

dalam novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi (alokasi waktu 45

menit).

Berpijak pada pendapat Rahmanto (1988: 82), implementasi

pembelajaran sastra dalam novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

sebagai materi pembelajaran di kelas XI SMA Negeri 10 Purworejo

dapat disiapkan tata cara penyajian melalui tahapan-tahapan sebagai

berikut:

1) Pelacakan Pendahuluan

a) Guru terlebih dahulu mempelajari materi novel Negeri 5 Menara

karya A. Fuadi yang akan diajarkan untuk memperoleh

pemahaman awal tentang novel yang akan diajarkan

b) Guru memberikan sedikit penjelasan mengenai pengarang novel

Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

Page 174: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

162

c) Guru memberikan sedikit penjelasan mengenai isi cerita dalam

novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

Guru: “Novel Negeri 5 Menara merupakan novel berdasarkan

kisah nyata. Novel ini menceritakan riwayat hidup dari seorang

siswa tamatan SMP bernama Alif Fikri. Ia seorang yang ingin

merangkai cita-cita di SMA dan menamatkannya di ITB, tetapi

dilain pihak, ia mendapat penolakan keras dari sang Ibunda.

Amaknya (sebutan ibu dari orang Minang) ingin ia melanjutkan

pendidikan di Pondok. Atas saran dari pamannya, akhirnya ia

berdamai dengan nasib, ia merantau jauh ke tanah jawa menuju

suatu tempat yang disebut Pondok Madani. Di situlah awal

pertemuan ia mengetahui kehidupan belajar yang sangat

berkualitas. Karena di bimbing oleh guru-guru yang sangat

kompeten bahkan lulusan Universitas Al-Azhar Kairo melalui

konsep yang mereka percayai ‘man jadda wajadda’ (siapa yang

bersungguh-sungguh pasti berhasil).

2) Penentuan Sikap Praktis

a) Guru menjelaskan kepada siswa tentang novel Negeri 5 Menara

karya A. Fuadi.

Guru “ Novel Negeri 5 Menara cukup tepat untuk disajikan

karena memiliki cerita yang menarik dan mudah untuk

dimengerti.

Page 175: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

163

b) Guru menjelaskan teori kepada siswa dalam menentukan unsur

intrinsik (dalam hal ini menekankan pada tema dan unsur fakta

cerita, yakni tokoh dan penokohan, alur dan latar) yang terdapat

dalam novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi.

3) Introduksi

a) Guru mengucapkan salam, kemudian bertanya mengenai novel

Negeri 5 Menara karya A. Fuadi.

Guru “Selamat pagi anak-anak, melalui novel Negeri 5 Menara

karya A. Fuadi ini ibu mengajak kalian untuk bisa menikmati

nilai estetika dalam novel ini, sebagai salah satu karya sastra

novel ini merupakan salah satu novel yang perlu dikaji sebagai

contoh nilai positif karakter tokoh utama. Seluruh siswa

diharapkan lebih dapat mencerna dari isi dan makna yang

terdapat dalam novel tersebut, karena menyangkut persoalan

nilai positif karakter tokoh dan perilaku melalui tauladan-

tauladan yang ada di dalam cerita novel Negeri 5 Menara karya

A. Fuadi.

b) Guru memberi tugas dan menyuruh siswa untuk membentuk

kelompok

Guru”sekarang kalian membentuk kelompok, setiap kelompok

beranggotakan empat atau lima orang siswa mendiskusikan dan

menentukan fakta cerita yang ada dalam novel Negeri5 Menara

karya A. Fuadi

Page 176: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

164

4) Penyajian

a) Guru membuat daftar pertanyaan pada siswa sesuai dengan

pemahaman membaca novel Negeri 5 Menara yang telah

dibaca di rumah.

Pertanyaan-pertanyaan kurang lebih seperti ini:

(1) Pada bagian mana cerita itu dimulai?

(2) Siapakah tokoh-tokoh dalam novel tersebut?

b) Guru sebaiknya menggunakan cara yang bervariasi agar materi

yang disajikan lebih menarik sehingga siswa tidak jenuh

5) Diskusi

Untuk mengakhiri pembelajaran novel ini dapat dilakukan

dengan diskusi kelompok dan dipresentasikannya, baik secara lisan

maupun tertulis berdasrkan topik-topik yang dapat dipahami siswa

melalui kegiatan tersebut.

a) Bagaimana pendapat Anda terhadap tokoh utama dalam novel

tersebut?

b) Diskusikan nilai estetika yang terdapat dalam novel Negeri 5

Menara karya A. fuadi?

6) Pengukuhan

Pengukuhan adalah tahap pematangan pemahaman. Untuk

memperoleh pemahaman yang mendalam, siswa perlu diberi

informasi gambaran singkat tentang cerita sejarah yang terjadi dalam

novel tersebut.

Page 177: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

165

a) Guru menyuruh siswa membuat ringkasan novel Negeri 5

Menara karya A. Fuadi.

b) Guru memberikan saran da tanggapan untuk menyempurnakan

catatan tersebut.

Dari langkah-langkah pembelajaran di atas dapat dirumuskan

implementasi pembelajaran sastra di kelas XI SMA dengan materi aspek

fakta cerita pada novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi sebagai berikut.

1. Pertemuan pertama dengan alokasi waktu 2 x 45 menit.

Pada pertemuan sebelumnya, siswa terlebih dahulu diberi

tugas rumah untuk membaca, memahami, dan mengidentifikasi

unsur intrinsik (dalam hal ini menekankan tema dan unsur fakta

cerita, yakni tokoh dan penokhan, alur dan latar) yang terdapat

dalam novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi.

a. Kegiatan awal (alokasi waktu 10 menit)

Guru : ‘Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.”

Siswa : “Wa’alaikumusalam warahmatulahi wabarakatuh.”

Guru : “Selamat pagi, anak-anak?

Siswa : (Serentak ) “Selamat pagi. Bu.”

Guru : “Baiklah anak-anak sebelum kita melaksanakan kegiatan

belajar hari ini, marilah kita awali berdoa dengan membaca

Basmalah bersama-sama.”

Siswa dan guru : “Bismillahirah manirrahim.”

Page 178: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

166

Guru : “Kalian sudah membaca novel Negeri 5 Menara,

bagaimana dengan ceritanya? Sangat menarik bukan?.

Membaca novel memang membutuhkan waktu yang cukup

lumayan lama tapi akan mendatangkan keasyikan

tersendiri. Seorang pembaca novel yang apresiatif pasti

akan berusaha mendalami isi ceritanya. Pembaca akan

menelusuri unsur intrinsik karya sastra yang terdiri dari,

tema, fakta cerita, dan sarana sastra.

Nah, pada pembelajaran kali ini kalian akan diajak

mengapresiasikan novel yang sudah kalian baca. Pada

pertemuan kali ini unsur yang akan kita bahas adalah

mengidentifikasikan unsur-unsur intrinsik (dalam hal ini

menekankan pada tema dan unsur aspek fakta cerita, yakni

tokoh dan penokohan, alur dan latar).

Siswa : “(SERENTAK)” Sudah Bu. Baru sebagian saja.

b. Kegiatan inti (alokasi waktu 70 menit)

(a) Guru menyampaikan materi mengenai unsur intrinsik (dalam

hal ini menekankan pada aspek fakta cerita, yakni tokoh dan

penokohan, alur dan latar) (alokasi waktu 15 menit)

Pada tahap ini guru menggunakan metode ceramah

untuk menyampaikan teori tentang unsur intrinsik (dalam hal

ini menekankan aspek fakta cerita, yakni tokoh dan

penokohan, alur dan latar) yang terdapat dalam karya sastra.

Page 179: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

167

Guru : “Anak-anak pelajaran kita hari ini ini adalah

pembelajaran sastra (novel). Ibu akan

menyampaikan sedikit tentang materi unsur

intrinsik (dalam hal ini menekankan pada aspek

fakta cerita, yakni tokoh dan penokohan, alur dan

latar) yang terdapat dalam karya sastra (novel )

tersebut.”

Siswa : Siswa memperhatikan penjelasan dari guru

Guru : Hari ini materinya yang saya sampaikan mengenai

unsur fakta cerita, yakni tokoh dan penokohan, alur

dan latar.

(1) Tokoh dan Penokohan

Tokoh nerupakan pelaku dalam cerita, sedangkan

penokohan merupakan teknik atau cara pengarang

menampilkan tokoh.

Tokoh berdasarkan jenisnya dibedakan menjadi lima

yaitu sebagai beriku.

1. Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan

penceritaannya dalam novel yang bersangkutan.

Penggambaran tokoh utama banyak berhubungan dengan

tokoh lain dan sering muncul dalam cerita. Tokoh

tambahan adalah tokoh yang sedikit dimunculkan dalam

Page 180: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

168

cerita, kehadirannya jika ada keterkaitannya dengan

tokoh utama.

2. Tokoh Protagonis dan Antagonis

Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi

yang salah satu jenisnya secara popular disebut tokoh

hero yang merupakan pengejawantahan norma-norma,

nilai-nilai, yang ideal bagi kita. Tokoh protagonis

biasanya menarik simpati pembaca. Tokoh antagonis

adalah tokoh yang selalu menyebabkan konflik bagi

tokoh protagonis.

3. Tokoh Sederhana dan Tokoh Bulat

Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya

memiliki satu kualitas pribadi tertentu, satu sifat watak

yang tertentu saja. Tokoh bulat adalah tokoh yang

memiliki dan diungkap berbagai kemungkinan sisi

kehidupannya, sisi kepribadian, dan jati dirinya.

4. Tokoh Statis dan Tokoh Berkembang

Tokoh statis adalah tokoh yang memiliki sikap

dan watak yang relatif tetap, tak berkembang, sejak awal

sampai akhir cerita. Tokoh berkembang adalah tokoh

cerita yang mengalami perubahan dan perkembangan

perwatakan sejalan dengan perkembangan (dan

perubahan) peristiwa dan plot yang dikisahkan.

Page 181: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

169

5. Tokoh Tipikal dan tokoh Netral

Tokoh tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit

ditampilkan keadaan individualitasnya. Tokoh netral

adalah tokoh cerita yang bereksistensi demi cerita itu

sendiri.

Terdapat dua metode untuk menggambarkan

penokohan, yaitu sebagai berikut.

1. Metode analitis, yaitu watak tokoh dapat disimpulkan

dengan memerikan ciri lahir atau fisik maupun batin

tokoh.

2. Metode dramatik, yaitu watak tokoh dapat

digambarkan dengan disimpulkan dari pikiran,

cakapan, dan lakuan tokoh yang disajikan pengarang.

(2) Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa yang saling

sambung –sinambung hingga membentuk suatu cerita dan

terbentuk melalui hubungan sebab-akibat.

Struktur alur dapat dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai

berikut.

1) Tahap Awal

(1) Paparan (exposition), yaitu peristiwa awal dan

gambaran masalah yang dihadapi tokoh.

Page 182: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

170

(2) Rangsangan (inciting moment),yaitu alur yang

mengarah pada terjadinya tindakan awal tokoh.

(3) Gawatan (rising action), yaitu alur yang menunjukkan

gerak menanjak masalah.

2) Tahap Tengah

(1) Tikaian (confict), yaitu menggambarkan perbedaan

sikap, keinginan, dan pandangan masalah para

tokoh.

(2) Rumitan (complication), yaitu menunjukkan tikaian

yang semakin tajam dan rumit.

(3) Klimaks (climax), yaitu menunjukkan ketajaman

konflik yang dihadapi para tokoh.

3) Tahap Akhir

(1) Leraian (falling action), yaitu gambaran mulai

cairnya kebekuan dan kekakuan sikap para tokoh

yang terjadi hingga klimaks.

(2) Selesaian (denaument), yaitu gambaran nasib para

tokoh terhadap penyelesaian.

(3) Latar

Latar merupakan tempat atau waktu kapan dan di

mana peristiwa sebuah cerita berlangsung.

Unsur latar dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

Page 183: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

171

1. Latar tempat, yaitu ,lokasi terjadinya peristiwa yang

di ceritakan dalam sebuah karya sastra.

2. Latar waktu, yaitu berhubungan dengan “kapan”

terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam

sebuah karya sastra.

3. Latar sosial, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan

perilaku kehidupan social masyarakat di suatu tempat

yang diceritakan dalam karya sastra.

Siswa : mencatat hal-hal penting tentang teori yang

telah disampaikan

(b) Guru membagi siwa menjadi beberapa kelompok untuk

berdiskusi menentukan dan identifikasi unsur fakta cerita,

yakni tokoh dan penokohan, alur dan latar dalam novel

Negeri 5 Menara karya A. Fuadi. (alokasi waktu 30 menit)

Pada kegiatan ini metode yang digunakan adalah

metode diskusi. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok kemudian,

masing-masing kelompok diminta untuk mendiskusikan

dengan mengidentifikasi unsur fakta cerita, yakni tokoh dan

penokohan, alur dan latar dalam novel Negeri 5 Menara

karya A. Fuadi.

Guru : “Anak-anak sekarang ibu minta kalian membentuk

kelompok. Karena jumlah siswa dikelas ini

berjumlah 23 orang, bagilah menjadi 5 kelompok

Page 184: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

172

dan masing-masing terdiri dari 5 orang, yang 2

kelompok terdiri dari dari 4 orang. Untuk

menghemat waktu , baiklah dimulai dari baris

paling depan, berhitung satu sampai lima hitungan”.

(keterangan setelah selesai berhitung sampai lima,

diikuti siswa berikutnya menyebut lagi dari angka

satu sampai lima dan seterusnya sampai selesai.

Sesuai dengan angka yang disebutnya, yang

menyebut angka satu, masuk ke kelompok satu dan

selanjutnya yang lain mengikuti).

Siswa : “Siap Bu” (catatan: Seluruh kelompok berdiskusi

dengan anggota masing-masing).

Guru : “Dalam novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

pengarang menggunakan latar apa saja?

(c) Guru memberi tugas kepada siswa untuk

mempresentasikan hasil pekerjaan melalui perwakilan

kelompok (alokasi waktu 25 menit)

Guru : “Anak-anak mohon perhatiannya, silahkan masing-

masing kelompok maju secara bergiliran untuk

mempresentasikan hasil diskusi. Setiap kelompok

dengan seluruh anggotanya maju ke depan

kemudian salah satu dari anggota menyampaikan

hasil diskusi kelompoknya. Langkah selanjutnya,

Page 185: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

173

kelompok yang lain boleh menanggapi dan

menanyakannya. Masing-masing kelompok diberi

waktu kurang lebih sepuluh menit. Manfaatkan

kesempatan itu dengan sebaik-baiknya.

Siswa : (Serentak ) “siap, Bu.”

Guru : “Silakan Eko dari kelompok II.’

Siswa : “latar yang dipakai dalam novel tersebut adalah,

latar tempat, latar waktu dan latar sosial.(catatan:

Salah satu siswa mewakili kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi)

c. Kegiatan Akhir (alokasi 10 menit)

(a) Guru memberikan komentar tanggapan dan menerangkan

kembali pelajaran yang didiskusikan (alokasi 5 menit)

(b) Guru memberikan kesimpulan materi pembelajaran fakta

cerita dan mengakhiri pembelajaran (alokasi 5 Menit)

Guru : “Baiklah anak-anak berhubung waktunya sudah

habis, pembahasan materi dan diskusi kali ini kita

lanjutkan pada pertemuan berikutnya. Untuk itu, ibu

mohon di rumah mempelajarinya kembali. Terimah

kasih atas perhatiannya. “Wassalamu’alaikum

warahmatullahi wabarakatuh.”

Siswa : “Wa’alaikumussalam

warahmatulahi wabarakatuh.”

Page 186: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

174

1. Pertemuan kedua dengan alokasi waktu 2 x 45 menit

Seperti halnya pertemuan pertama, pertemuan kedua

dilakukan dengan pembahasan menganalisis fakta cerita, yakni tokoh

dan penokohan, alur dan latar yang terdapat dalam novel Negeri 5

Menara karya A. Fuadi.

a. Kegiatan Awal (alokasi waktu 10 menit)

Guru : ‘Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.”

Siswa : “Wa’alaikumusalam warahmatulahi wabarakatuh.”

Guru : “Selamat pagi, anak-anak?

Siswa : (Serentak ) “Selamat pagi. Bu.”

Guru : “Baiklah anak-anak sebelum kita melaksanakan kegiatan

belajar hari ini, marilah kita awali berdoa dengan membaca

Basmalah bersama-sama.”

Siswa dan guru : “Bismillahirah manirrahim.”

Guru : “Anak-anak pada pertemuan kemarin kita membahas unsur

intrinsik (dalam hal ini menekankan pada aspek fakta

cerita, yakni tokoh dan penokohan, alur dan latar) dengan

menentukan unsur-unsur tersebut pada karya sastra novel

Negeri 5 Menara karya A. Fuadi. Apakah masih ingat

pengertian tokoh itu apa?

Siswa : “Tokoh adalah pelaku dalam sebuah cerita.”

Guru : Apa yang dimaksud dengan alur?

Page 187: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

175

Siswa : Alur adalah jalinan peristiwa dalam karya sastra untuk

mencapai efek tertentu (pautannya dapat diwujudkan oleh

hubungan temporal atau waktu dan oleh hubungan kausal

atau sebab akibat

b. Kegiatan Inti (alokasi 70 menit)

(a) Guru memberikan materi tambahan tentang unsur

intrinsik (dalam hal ini menekankan pada aspek fakta

cerita, yakni tokoh dan penokohan, alur dan latar)

(alokasi waktu 15 menit)

Pada tahap ini guru menggunakan metode ceramah

untuk menyampaikan teori tentang menganalisis unsur

intrinsik (dalam hal ini menekankan aspek fakta cerita, yakni

tokoh dan penokohan, alur dan latar) yang terdapat dalam

karya sastra.

Guru : “Anak-anak pelajaran kita hari ini adalah

melanjutkan materi sebelumnya, kemarin Anda

sudah dapat mengidentifikasi unsur-unsur

intrinsiknya, sekarang dilanjutkan untuk

menganalisis perwatakan terhadap tokoh-tokoh

yang ada dalam novel Negeri 5 Menara karya A.

Fuadi.

Siswa : Siswa memperhatikan penjelasan dari guru

Page 188: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

176

Guru : “Agar pembaca memahami watak dari tokoh-tokoh

yang ditampilkan, ada beberapa cara yang

dilakukan oleh seorang pengarang:

1. Secara analitik, yaitu pengarang langsung menampilkan

tentang watak atau karakter tokoh. Pengarang

menyebutkan bahwa tokoh tersebut keras hati, keras

kepala, penyanyang dan sebagainya.

2. Secara dramatik, pengarang membiarkan para pelaku

bergerak sendiri secara dramatis dengan demikian

pembaca harus menafsirkan para perwatakan pelaku yang

menghadapi arus dasar cakapan para tokoh lukisan situasi

sekitar pelaku serta reaksi tokoh terhadap peristiwa yang

dihadapinya

Siswa : mencatat hal-hal penting tentang teori yang telah

disampaikan

(b) Guru membagi siwa menjadi beberapa kelompok untuk

mendiskusikan hasil analisis terhadap unsur fakta cerita,

yakni tokoh dan penokohan, alur dan latar dalam novel

Negeri 5 Menara karya A. Fuadi. (alokasi waktu 30

menit)

Pada kegiatan ini metode yang digunakan adalah

metode diskusi. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok kemudian,

masing-masing kelompok diminta untuk mendiskusikan

Page 189: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

177

dengan menganalisis unsur fakta cerita, yakni tokoh dan

penokohan, alur dan latar dalam novel Negeri 5 Menara

karya A. Fuadi.

Guru : “Anak-anak sekarang ibu minta kalian membentuk

kelompok. Karena jumlah siswa dikelas ini

berjumlah 23 orang, bagilah menjadi 5 kelompok

dan masing-masing terdiri dari 5 orang, yang 2

kelompok terdiri dari dari 4 orang. Untuk

menghemat waktu , baiklah dimulai dari baris

paling depan, berhitung satu sampai lima hitungan”.

(keterangan setelah selesai berhitung sampai lima,

diikuti siswa berikutnya menyebut lagi dari angka

satu sampai lima dan seterusnya samapai selesai.

Sesuai dengan angka yang disebutnya, yang

menyebut angka satu, masuk ke kelompok satu dan

selanjutnya yang lain mengikuti).

Siswa : “(SERENTAK) Siap Bu”(catatan: Seluruh siswa

mempersiapkan untuk diskusi kelompok)

Guru : Tokoh utama Alif Fikri dalam novel Negeri 5

Menara karya A. Fuadi memiliki watak yang apa

saja, sebutkan?

Siswa : Alif Fikri memiliki watak, jujur, sabar, disiplin,

kerja keras, tidak mudah putus asa dan mandiri.

Page 190: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

178

Guru : “Sekarang silakan Anda menganalis pelukisan

perwatakan dengan menggunakan teknik analitis

dalam tokoh utama Alif Fikri yang terdapat pada

kutipan sebagai berikut

[ ] “Ayo Lif, mari kita segera serbu dapur umum. Hari inimenunya rendang…’” prokalamir said sambil mengangkatpiring dan gelas plastiknya tinggi-tinggi. Di Pm, dapur tidakmenyediakan alat makan, kami harus membawa piring dangelas sendiri-sendiri. Untuk mendapatkan lauk kami harusmembawa potongan kupon makan. Setiap bulan kamimendapat selembar kertas besar seperti kalender yangmemuat angka dari satu sampai tiga puluh satu. Setiap kalimakan kami membawa sobekan angka yang sesuai dengantanggal hari itu.

“Intadzir. Tunggu. Saya lupa di mana menaruh kuponmakan,” balasku sambil mengaduk-aduk lemari.

“cepat, kita akan kalah dengan asrama sebelah!”

“Iya, tapi saya tidak punya kupon.”

“Ma fisy.Tidak ada. Ya nasib hari ini kurang baik,” gumamkuberlalu tanpa kupon penting ini. Sambil menenteng piringdan gelas masing-masing, kami berlari-lari kecil ke dapurumum. Kalau kami terlambat sedikit saja, antrian bisamengular samapai ke halaman dapur.

Kami antri di depan loket makan yang mirip dengan lokettiket kereta api. Di balik loket yang dibatasi kawat ini telahmenunggu tiga orang petugas, dua orang mbok kebaya danbersarung jawa dan satu lagi kak Saif, pengurus dapur umum.

Mbok dapur pertama menuang nasi, mbok kedua menuangsayur dan susu cokelat dan kak Saif seharusnya memberikanyang aku tunggu-tunggu: rendang. Dengan muka memelasaku menyorongkan piring berisi nasi. Dia tidak bereaksisama sekali melihat aku tidak memperlihatkan kupon.

“Maaf Kak, kupon saya hilang.”

“Akhi, sudah tahu aturannya, kan? Tidak ada kupon tidak adarendang.”

Page 191: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

179

“Baru sekali ini hilang, Kak.”Dia menggeleng dengan mukadatar seperti tembok.

“Ayolah Kak, tolong dibantu…sudah seminggu sayaterbayang–bayang rendang…’” aku mencoba melancarkanbujuk rayu.

Dengan muka kesal, akhirnya tangannya bergerak ke piringrendang. Mungkin dia iba melihat mukaku yang memelas.Aku bersorak dalam hati.

“Kuahnya saja cukup ya!” Memang nasibku tidak baik hariini. Melihat aku tidak bisa menikmati menu istimewa ini,kawan-kawanku yang baik hati menyumbang serpihan-serpihan rendang mereka (Negeri 5 Menara, 2011: 120-122)

(c) Guru memberi tugas kepada siswa untuk mempresentasikan

hasil pekerjaan melalui perwakilan kelompok (alokasi waktu

25 menit)

Guru : “Anak-anak mohon perhatiannya, silahkan masing-masing

kelompok maju secara bergiliran untuk mempresentasikan

hasil diskusi. Setiap kelompok dengan seluruh anggotanya

maju ke depan kemudian salah satu dari anggota

menyampaikan hasil diskusi kelompoknya. Langkah

selanjutnya, kelompok yang lain boleh menanggapi dan

menanyakannya. Masing-masing kelompok diberi waktu

kurang lebih sepuluh menit. Manfaatkan kesempatan itu

dengan sebaik-baiknya.

Siswa : (Serentak ) “siap, Bu.”

Guru : “Silakan dari kelompok II.”

Siswa : Teknik pelukisan analitik tokoh Alif Fikri dilakukan secara

langsung oleh pengarang yang berwujud penuturan yang

Page 192: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

180

bersifat deskriptif. Tokoh Alif Fikri memiliki sifat jujur,

karakter kejujurannya terlihat pada kutipan “Maaf Kak,

kupon saya hilang.”ditunjukkan melalui pecakapan dengan

kak Saif.

d. Kegiatan Akhir (alokasi 10 menit)

(a) Guru memberikan komentar siswa serta tanggapan dan

menerangkan kembali pelajaran yang didiskusikan

(alokasi 5 menit)

Guru : Dari apa yang sudah kita pelajari tadi, apakah ada yang

belum Anda mengerti?

Siswa : “Sudah Bu”

(b) Guru memberikan kesimpulan materi pembelajaran fakta

cerita dan mengakhiri pembelajaran (alokasi 5 Menit)

Guru : “Baiklah anak-anak berhubung waktunya sudah selesai,

pembahasan materi dan diskusi kali ini kita akhiri pada

pertemuan ini. Untuk itu, ibu mohon semuanya di rumah

mempelajarinya kembali. Terima kasih atas perhatiann.

“Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.”

Siswa :“Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.”

h. Sumber Belajar

Sumber belajar yang dipakai dalam pembelajaran sastra adalah

sumber belajar yang ada kaitannya dengan sastra, pribadi guru serta

Page 193: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

181

masyarakat. Selain itu biasanya setiap siswa diwajibkan memiliki buku

paket (buku pelajaran) dan sumber lainnya misalnya media cetak yang

isinya tentang sastra, buku penunjang hasil karya sastra dan siswa juga

dapat mengakses melalui media elektronik seperti internet.

Sumber belajar atau media dalam pembelajaran sastra khususnya

novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi sebagai berikut.

1) Buku pelajaran bahasa Indonesia yang diwajibkan

Buku bahasa Indonesia SMA terkait dengan unsur intrinsik

dapat digunakan sebagai sumber belajar. Pemilihan buku tersebut tentu

harus disesuaikan dengan kriteria pemilihan bahasa, penggunaan

kosakata, tata bahasa, urutan penyampaian bahan, dan evaluasi harus

memahami standar bahan pembelajaran. Adapun buku pelajaran

bahasa Indonesia yang wajib dimiliki siswa kelas XI SMA, yaitu

Kompeten Bahasa dan Sastra Indonesia terbit tahun 2007 dan

diterbitkan oleh Erlangga.

2) Buku Pelengkap

Buku pelengkap bersifat sebagai buku acuan materi belajar, isi

buku tersebut benar-benar mendukung materi yang dipelajari antara

lain LKS bahasa Indonesia kelas XI semester I tim penyusun MGMP

Alfa Betha Purworejo.

i. Evaluasi

Penilaian proses dan hasil sastra di SMA dapat berlangsung

melalui kegiatan, baik lisan maupun tertulis. Evaluasi yang digunakan

Page 194: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

182

dalam pembelajaran novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi secara tertulis

dengan menggunakan tes uraian atau esai. Tes esai adalah sejenis tes

kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan

atau uraian kata-kata. Evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat

dipisahkan dari keseluruhan proses belajar mengajar, evaluasi

dimaksudkan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa dalam

memahami dan mendalami materi yang dijelaskan peneliti.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa evaluasi

adalah upaya untuk mengetahui sejauh mana siswa telah mengalami

kemajuan belajar atau telah mencapai tujuan pembelajaran.

Soal bentuk tes esai :

1. Unsur pembangun sebuah novel mencakup tiga bagian yakni, fakta

cerita, tema, dan sarana sastra. Jelaskan apa yang dimaksud dengan fakta

cerita?

2. Bagaimana penggambaran watak tokoh Alif Fikri dalam kutipan novel

Negeri 5 Menara karya A. Fuadi dibawah ini!

[ ] “Ayo Lif, mari kita segera serbu dapur umum. Hari ini menunyarendang…’” prokalamir said sambil mengangkat piring dan gelasplastiknya tinggi-tinggi. Di Pm, dapur tidak menyediakan alatmakan, kami harus membawa piring dan gelas sendiri-sendiri. Untukmendapatkan lauk kami harus membawa potongan kupon makan.Setiap bulan kami mendapat selembar kertas besar seperti kalenderyang memuat angka dari satu sampai tiga puluh satu. Setiap kalimakan kami membawa sobekan angka yang sesuai dengan tanggalhari itu.

“Intadzir. Tunggu. Saya lupa di mana menaruh kupon makan,”balasku sambil mengaduk-aduk lemari.

“cepat, kita akan kalah dengan asrama sebelah!”

Page 195: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

183

“Iya, tapi saya tidak punya kupon.”

“Ma fisy.Tidak ada. Ya nasib hari ini kurang baik,” gumamkuberlalu tanpa kupon penting ini. Sambil menenteng piring dan gelasmasing-masing, kami berlari-lari kecil ke dapur umum. Kalau kamiterlambat sedikit saja, antrian bisa mengular samapai ke halamandapur.

Kami antri di depan loket makan yang mirip dengan loket tiketkereta api. Di balik loket yang dibatasi kawat ini telah menunggutiga orang petugas, dua orang mbok kebaya dan bersarung jawa dansatu lagi kak Saif, pengurus dapur umum.

Mbok dapur pertama menuang nasi, mbok kedua menuang sayur dansusu cokelat dan kak Saif seharusnya memberikan yang aku tunggu-tunggu: rendang. Dengan muka memelas aku menyorongkan piringberisi nasi. Dia tidak bereaksi sama sekali melihat aku tidakmemperlihatkan kupon.

“Maaf Kak, kupon saya hilang.”

“Akhi, sudah tahu aturannya, kan? Tidak ada kupon tidak adarendang.”

“Baru sekali ini hilang, Kak.”Dia menggeleng dengan muka datarseperti tembok.

“Ayolah Kak, tolong dibantu…sudah seminggu saya terbayang–bayang rendang…’” aku mencoba melancarkan bujuk rayu.

Dengan muka kesal, akhirnya tangannya bergerak ke piring rendang.Mungkin dia iba melihat mukaku yang memelas. Aku bersorakdalam hati.

“Kuahnya saja cukup ya!” Memang nasibku tidak baik hari ini.Melihat aku tidak bisa menikmati menu istimewa ini, kawan-kawanku yang baik hati menyumbang serpihan-serpihan rendangmereka (N5M, 2011: 120-122)

3. Bagaimana pengarang menggambarkan watak tokoh Alif Fikri dengan

cara teknik analitik dan teknik dramatik dalam kutipan di atas!

4. Jelaskan latar cerita novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi dalam

kutipan di atas!

5. Bagaimana alur cerita dalam novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

Page 196: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

184

BAB VPENUTUP

Dalam bab V ini disajikan simpulan dan saran. Simpulan berisi ulasan

singkat hasil analisis data dari penelitian, sedangkan saran merujuk pada

pemanfaatan penelitian baik guru, siswa, sekolah dan /atau peneliti selanjutnya.

A. Simpulan

Berdasarkan uraian pada analisis data hasil pembahasan, penelitian ini

menghasilkan simpulan sebagai berikut.

1. Tema dalam novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi adalah pencapaian

keberhasilan dalam kesungguhan dan keyakinan yang membawanya pada

sebuah kelulusan dari pesantren, dan unsur fakta cerita terdiri dari: (a) tokoh

dan penokohan yaitu tokoh utama adalah Alif Fikri dilukiskan dengan

metode dramatik yaitu menggambarkan sikap kegigihan Alif ketika

berusaha mempertahankan keinginannya untuk melanjutkan pendidikannya

ke sekolah menengah atas (SMA) yang ditentang oleh Amak (ibunda),

sedangkan tokoh tambahan dibatasi pada beberapa tokoh yang berpengaruh

dalam novel; (b) Alur yang digunakan pengarang yaitu alur mundur karena

keseluruhan cerita yang mengisahkan Alif Fikri remaja ketika di pesantren

merupakan flash back atau sorot balik yang dilakukan Alif dewasa; (c) Latar

dalam novel Negeri 5 Menara yakni latar fisik dan latar sosial. Latar fisik

berupa daerah dan gedung tempat Alif menuntut ilmu di PM sangat

184

Page 197: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

185

dominan, sedangkan latar sosial yang dominan adalah kehidupan sehari-hari

di pesantren dengan konsep man jadda wajadda. Kepaduan ketiga unsur

antara tokoh dan penokohan, latar, maupun alur ceritanya membentuk satu

kesatuan yang padu sehingga menciptakan suatu keindahan.

2. Keterkaitan antarunsur dalam novel Negeri 5 Menara antara tema dan fakta

cerita yakni, tema dengan tokoh, tema dengan alur, tema dengan latar, tokoh

dengan alur, tokoh dengan latar, alur dengan latar saling mendukung dalam

membangun totalitas cerita yang harmonis, logis, dan menarik.

3. Implementasi analisis tema dan fakta cerita dalam novel Negeri 5 Menara

karya Ahmad Fuadi dapat dijadikan alternatif pemilihan bahan materi kelas

XI SMA Negeri 10 Purworejo, karena mempunyai nilai estetis, dan

mencerminkan nilai-nilai positif, yang dapat dijadikan sebagai bahan

pembelajaran sastra yang tercantum dalam standar kompetensi, kompetensi

dasar, dan indikator sebagaimana dijelaskan dalam kurikulum. Nilai-nilai

positif berbakti kepada orang tua, disiplin, dikemas dalam struktur cerita

sehingga tidak bersifat menggurui. Pembelajaran analisis tema dan fakta

cerita di SMA Negeri 10 Purworejo dengan langkah-langkah sebagai berikut

(a) kegiatan awal yang dilakukan satu minggu sebelumnya siswa disuruh

membaca novel; (b) kegiatan inti yang dilakukan siswa diberi tugas

mengidentifikasi dan menganalisis tema dan fakta cerita; dan (c) kegiatan

akhir yang dilakukan guru merefleksi hasil pembelajaran.

Page 198: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

186

B. Saran

Penulis menyampaikan saran kaitannya dengan hasil penelitian. Saran-

saran tersebut mengarah pada sekolah, guru, siswa, dan peneliti selanjutnya.

1. Bagi sekolah

Sekolah perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada guru

mata pelajaran khususnya bahasa dan sastra Indonesia untuk dapat

menggunakan strategi metode pembelajaran yang mampu meningkatkan

kreativitas, semangat, dan motivasi siswa dalam kegitan pembelajaran.

2. Bagi Guru

Guru memiliki kewajiban menumbuhkembangkan kecintaan siswa

terhadap mata pelajaran, khususnya mata pelajaran bahasa dan satra

Indonesia. Oleh sebab itu, guru harus memiliki metode pembelajaran yang

tepat dan memilih bahan pembelajaran yang relevan. Dalam hal ini, metode

campuran dapat dipilih dan diterapkan sebagai metode pembelajaran.

Sebagai bahan atau materi pembelajran dapat digunakan analisis tema dan

fakta cerita dalam novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi. Hal tersebut

berdasar pada pertimbangan bahwa novel tersebut mencerminkan nilai-nilai

positif, mempunyai nilai estetik, dan mudah dipahami, sehingga siswa lebih

mudah menangkap pesan-pesan yang terdapat didalamnya kemudian meng-

implementasikan dalam kehidupan sosialnya.

3. Bagi Siswa

Siswa meningkatkan motivasi dan semangat belajar supaya dapat

memahami arti penting pembelajaran sastra. Selanjutnya, siswa dapat

Page 199: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

187

mencontoh nilai-nilai positif yang terdapat dalam novel tersebut diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Terobosan baru dalam penelitian-penelitian yang senada hendaknya

perlu dilahirhadirkan demi memajukan dunia pendidikan. Oleh sebab itu,

bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan

perbandingan.

Page 200: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta.

Fuadi, A. 2012. Negeri 5 Menara. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Jauhar, M. 2011. Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Konstrutivistik.Jakarta: Prestasi pustaka PUBLISHER.

Lestariningtyas, Desti. 2010. “Analisis struktural novel More Than Love tak Cumacinta karya Prie GS dan pembelajarannya di kelas X SMA”. Skripsi.Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Lubis, Mochtar. 1978. Teknik Mengarang. Jakarta: Balai Pustaka

Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Rosda.

Majid, Hasan. 2011. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan StandarKompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Mulyasa, E. 2011. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bandung: PTRemaja Rosdakarya Offset.

Muslich, Mansnur. 2009. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi danKontekstual. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press.

Panuti,Sudjiman. 1988. Memahami CeritaRekaan. Jakarta: Gramedia.

Pradopo, Rahmat Djoko. 1999. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Pedoman Umum EjaanBahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka.

Raharjo, Guntur. 2011. “Struktur novel Memoar Seorang geisha karya ArthurGolden dan implementasinya sebagai bahan Pembelajaran sastra di SMA”.Skripsi. Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Page 201: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Rusyana, Yus. 1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung: CV. Gunung Larang.

___________. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung:C.V. Diponegoro.

SISDIKNAS. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.

Ismail. 2009. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang:RASAIL Media group.

Subroto, Edi. 1992. Pengantar Metoda Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta:Sebelas Maret University Press.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: DutaWacana University Press.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia EdisiKeempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Tischer, Stefan dkk. 2009. Metode Analisis Teks dan Wacana (terjemahan olehGazali, dkk) Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi (terjemahan oleh Sugihastuti, dkk). Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Page 202: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

Lampiran 1

Sinopsis

Judul novel : Negeri 5 Menara

Pengarang : Ahmad Fuadi

Penerbit : PT Gramedia Jakarta

Tahun terbit : 2011

Cetakan : Kesebelas

Tebal buku : 423

Alif adalah seseorang pemuda berasal dari keluarga yang sederhana, Alif

masih memiliki darah ulama dari keluarga ibunya. Ia adalah putra minangkabau

yang lulus dari madrasah tsanawiyah dengan nilai yang membanggakan, ia

menduduki nilai terbaik sepuluh besar. Ia memiliki cita-cita yang tinggi, ia

menginginkan menjadi seseorang yang berintelektual tinggi seperti habibie. Ia

sangat mengidolakan tokoh tersebut, sehingga ia sangat menginginkan melanjutkan

studinya ke tingkat SMA.

Alif ingin mempelajari ilmu non agama, setelah tiga tahun ia berkecimpung di

madrasah tsanawiyahnya, untuk mempelajari ilmu agama dan ilmu non agama.

Cita-citanya tidak sejalan dengan keinginan ibunya. Ibunya lebih menginginkan

Alif untuk meneruskan darah keulamaanya menjadi seorang pemimpin seperti Buya

Hamka. Pada awalnya Alif menolak keinginan ibunya, sampai-sampai ia

mengurung diri di kamarnya untuk beberapa hari, dengan setengah hati, ia putuskan

untuk memenuhi keinginan ibunya atas saran pamannya Pak Etek Gindo di Kairo,

Alif kemudian memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke Pondok Madani,

sebagai tempat menimba ilmu disebuah pesantren yang terletak di Ponorogo Jawa

Timur.

Alif pun ditemani ayahnya mendaftar ke PM, dan ternyata ia diterima di PM.

Pada awal proses perkenalan di sekolah, ia takjub dengan mantra ampuh yang

diyakini ampuh yakni “ manjadda waa jadda” yang berarti “siapa yang

Page 203: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

bersungguh-sungguh akan berhasil. Di rumah barunya ini, ia bertemu dengan

beberapa kawan yang berasal dari berbagai penjuru Indonesia, mereka adalah Raja

dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari bandung, dan

Baso dari Gowa. Dari perkenalan pada awal sekolah di PM berlangsung, membawa

enam putra daerah tersebut menjadi sahabat yang karib. Banyak pengalaman yang

mereka lalui bersama-sama, mulai dari dihukum oleh kakak seniornya dengan

jeweran berantai, hingga pengalaman menjadi penjaga malam.

Hal yang paling berat dijalani di PM adalah pada saat ujian, semua murid

belajar 24 jam nonstop dan hanya beberapa menit tidur. Mereka benar-benar harus

mempersiapkan mental dan fisik yang prima demi menjalani ujian lisan dan tulisan

yang biasanya berjalan selama 15 hari. Namun disela rutinitas di PM yang super

padat dan ketat. Alif dan ke lima selalu menyempatkan diri untuk berkumpul

dibawah menara mesjid , sambil menatap awan dan memikirkan cita-cita mereka

kedepan. Di tahun kedua dan seterusnya kehidupan Alif dan rekan-rekannya lebih

berwarna dan penuh pengalaman menarik. Di PM semua teman, guru, satpam,

bahkan kakak kelas adalah keluarga yang harus saling tolong menolong dan

membantu. Semua terasa begitu kompak dan bersahabat, sampai pada suatu hari

yang tak terduga, Baso , teman alif yang paling pintar dan paling rajin memutuskan

keluar dari PM karena permasalahan ekonomi dan keluarga. Kepergian Baso,

membangkitkan semangat Alif, Atang, Dulmajid, Raja dan Said untuk menamatkan

PM dan menjadi orang sukses yang mampu mewujudkan cita-cita mereka

menginjakkan kaki di benua Eropa dan Amerika

Mereka biasa menunggu maghrib tiba, dengan menghabiskan waktu di masjid.

Tempat di menara masjid para kawanan tersebut menengadah keatas,

memperhatikan awan, dan membayangkan awan-awan itu menjelma menjadi benua

dan Negara impian mereka masing-masing. Dari hal tersebut, mereka disebut

sebagai :para sohibul menara”. Prinsip mereka, jangan pernah meremehkan impian

dan cita-cita meskipun setinggi apaun, karena Tuhan maha mendengar. Keyakinan

mereka atas kekuasaan Tuhan akhirnya terbukti, mereka mencapai cita citanya

untuk ke negeri impian masing-masing. Atang di kairo, Baso yang akhirnya di

mekah, Raja, Alif dan Said di Washington DC, London

Page 204: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

Lampiran 2SILABUS

NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 10 PURWOREJOMATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIAKELAS / SEMESTER : XI / ganjilSTANDAR KOMPETENSI : Membaca

7.2Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/terjemahanALOKASI WAKTU : 4 X 45 menit

KOMPETENSIDASAR

MATERIPEMBELAJARAN

KEGIATANPEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI

WAKTUSUMBERBELAJAR

7.2 Menganalisisunsur-unsurintrinsik danekstrinsiknovelIndonesia/terjemahan

Novel Indonesia dannovel terjemahan• Unsur-unsur

intrinsik (alur,tema, penokohan,sudut pandang,latar dan amanat)

• Unsur ekstrinsikdalam novelIndonesia/terjemahan (nilai budaya,sosial, moral, dll)

• Membaca novelIndonesia terjemahan

• Menganalisis unsur-unsur ekstrinsik danintrinsik (tema,alur,penokohan, latar,sudut pandang danamanat)novelIndonesia danterjemahan

• Membandingkanunsur ekstrinsik danintrinsic novelterjemahan novelIndonesia dengannovel terjemahan

• Menganalisis unsur-unsurekstrinsik dan intrinsik(tema, alur, penokohan,latar, sudut pandang danamanat) novel Indonesia

• Menganalisis unsur-unsurekstrinsik dan intrinsik(tema, alur, penokohan,latar, sudut pandang danamanat) novel terjemahan

• Membandingkan unsurekstrinsik dan intrinsicnovel terjemahan dengannovel indonesia

Jenis tagihan:• Tugas

individu• Tugas

kelompok• UlanganBentukInstrumen• Uraian

bebas• Pilihan

ganda• Jawaban

singkat

4 x 45menit

• Novelindonesia

• Novelterjemahan.

Page 205: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA NEGERI 10 PURWOREJOMata Pelajaran : Bahasa IndonesiaKelas/Semester : XI / IStandar Kompetensi : Memahami novel IndonesiaKompetensi Dasar : Menganalisis Unsur Intrinsik Naskah NovelAlokasi waktu : 4 X 45 menit ( 2x pertemuan)

1. Tujuan Pembelajaran

a. Pertemuan Pertama:

1) Siswa membaca naskah novel Indonesia dan mendiskusikan unsur-

unsur instrinsik novel (dalam hal ini aspek fakta cerita yakni, tokoh

dan penokohan, alur dan latar)

2) Siswa mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik naskah novel (dalam hal

ini aspek fakta cerita yakni, tokoh dan penokohan, alur dan latar)

b. pertemuan Kedua:

1) Siswa menganalisis unsur fakta cerita yakni, tokoh dan penokohan,

alur, dan latar yang terdapat dalam naskah novel

2) Siswa mendiskusikan unsur fakta cerita yakni, tokoh dan penokohan,

alur dan latar

2. Materi Pembelajaran

a. Naskah Novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

Page 206: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

b. Identifikasi unsur intrinsik naskah novel (dalam hal ini aspek fakta cerita

yakni, tokoh dan penokohan, alur dan latar

c. Menganalisis fakta cerita novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

3. Metode Pembelajaran

a. Ceramah

b. Diskusi

c. Tanya jawab

d. Penugasan

4. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran

a. Pertemuan Pertama

1) Kegiatan Awal

a) Tahap Penjelajahan:

(1) Siswa ditanya pengetahuannya mengenai karya sastra (novel)

(2) Siswa ditanya hal apa saja yang menarik dalam naskah novel

(3) Siswa ditanya unsur-unsur yang membangun karya sastra sebuah

naskah novel

2) Kegiatan Inti

b) Tahap Interpretasi:

(1) Siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi

(2) Setiap kelompok disuruh membaca naskah novel Negeri 5

Menara karya A. Fuadi secara bersamaan

(3) Setelah membaca naskah novel tersebut, setiap kelompok

disuruh mencatat dan mendiskusikan unsur-unsur intrinsik yang

Page 207: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

ada di dalam novel (dalam hal ini aspek fakta cerita yakni, tokoh

dan penokohan, alur dan latar) dalam novel Negeri 5 Menara

karya A. Fuadi.

(4) Guru memberikan motivasi kepada siswa

(5) Setiap wakil kelompok secara bergantian membacakan unsur

intrinsik (dalam hal ini fakta cerita yakni, tokoh dan penokohan,

alur dan latar) dalam novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

berdasarkan hasil diskusi kelompoknya

(6) Guru memfasilitasi proses diskusi

(7) Anggota kelompok lain memberikan tanggapan

3) Kegiatan Akhir

c) Tahap Rekreasi:

(1) Siswa diminta menyimpulkan unsur instrinsik (dalam hal ini

aspek fakta cerita yakni, tokoh dan penokohan, alur dan latar)

sesuai pemahamannya menggunakan bahasa sendiri

(2) Siswa diminta memberikan pendapatnya berkaitan dengan

manfaat yang diperoleh dari mempelajari karya sastra novel

(3) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran

(4) Guru menyuruh siswa untuk melanjutkan tugasnya masing di

rumah

(5) Guru mengakhri kegiatan pembelajaran

Page 208: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

b. Pertemuan Kedua

1) Kegiatan Awal

a) Tahap Penjelajahan:

(1) Siswa ditanya pengetahuannya mengenai tokoh dan

penokohannya dalam karya sastra novel

(2) Siswa ditanya pengembangan alur dan latar yang digunakan

dalam naskah novel

2) Kegiatan Inti

b) Tahap Interpretasi:

(1) Siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi

(2) Siswa membaca naskah novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

(3) Siswa berdiskusi menganalisis watak tokoh dalam novel Negeri 5

Menara karya A. fuadi

(4) Siswa berdiskusi untuk menganalisis latar dalam novel Negeri 5

Menara karya A. Fuadi

(5) Siswa berdiskusi untuk menganalisis alur dalam novel Negeri 5

Menara karya A. Fuadi

(6) Guru memberikan motivasi kepada siswa

(7) Setiap wakil kelompok secara bergantian membacakan tokoh dan

penokohannya novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

berdasarkan hasil diskusi kelompoknya

(8) Setiap wakil kelompok secara bergantian membacakan

pengembangan alur yang digunakan pengarang dalam naskah

Page 209: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi berdasarkan hasil diskusi

kelompoknya

(9) Setiap wakil kelompok secara bergantian membacakan latar

peristiwa yang digunakan dalam naskah novel Negeri 5 Menara

karya A. Fuadi berdasarkan hasil diskusi kelompoknya

(9) Guru memfasilitasi proses diskusi

(10)Anggota kelompok lain memberikan tanggapan

3) Kegiatan Akhir

c) Tahap Rekreasi:

(1) Siswa diminta menyimpulkan hasil analisis tokoh dan

penokohan, alur dan latar dalam novel Negeri 5 Menara karya A.

Fuadi sesuai pemahamannya dengan menggunakan bahasa

sendiri

(2) Siswa diminta memberikan pendapatnya berkaitan dengan

manfaat yang diperoleh dari mempelajari unsur intrinsik karya

sastra novel (dalam hal ini fakta cerita yakni, tokoh dan

penokohan, alur dan latar) dalam naskah novel Negeri 5 Menara

karya A. Fuadi

(3) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran

(4) Guru membuat kesimpulan, baik yang berupa penguatan maupun

pelurusan

Page 210: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

5. Sumber Belajar

a. Naskah novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

b. Buku Teori Pengkajian Fiksi oleh Burhan Nurgiyantoro

c.Buku pelajaran bahasa dan sastra Indonesia kelas XI

6. Evaluasi

1) Evaluasi proses

Bacalah naskah novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

2) Evaluasi hasil

a. Unsur pembangun sebuah novel mencakup tiga bagian yakni, fakta

cerita, tema, dan sarana sastra. Jelaskan apa yang dimaksud dengan fakta

cerita?

b. Bagaimana watak tokoh Alif Fikri dalam kutipan novel Negeri 5

Menara karya A. Fuadi di bawah ini!

[ ] “Ayo Lif, mari kita segera serbu dapur umum. Hari ini menunya rendang…’”prokalamir said sambil mengangkat piring dan gelas plastiknya tinggi-tinggi. Di Pm,dapur tidak menyediakan alat makan, kami harus membawa piring dan gelas sendiri-sendiri. Untuk mendapatkan lauk kami harus membawa potongan kupon makan. Setiapbulan kami mendapat selembar kertas besar seperti kalender yang memuat angka darisatu sampai tiga puluh satu. Setiap kali makan kami membawa sobekan angka yangsesuai dengan tanggal hari itu.

“Intadzir. Tunggu. Saya lupa di mana menaruh kupon makan,” balasku sambilmengaduk-aduk lemari.

“cepat, kita akan kalah dengan asrama sebelah!”“Iya, tapi saya tidak punya kupon.”

“Ma fisy.Tidak ada. Ya nasib hari ini kurang baik,” gumamku berlalu tanpa kuponpenting ini. Sambil menenteng piring dan gelas masing-masing, kami berlari-lari kecilke dapur umum. Kalau kami terlambat sedikit saja, antrian bisa mengular samapai kehalaman dapur.Kami antri di depan loket makan yang mirip dengan loket tiket kereta api. Di balikloket yang dibatasi kawat ini telah menunggu tiga orang petugas, dua orang mbokkebaya dan bersarung jawa dan satu lagi kak Saif, pengurus dapur umum.

Mbok dapur pertama menuang nasi, mbok kedua menuang sayur dan susu cokelat dankak Saif seharusnya memberikan yang aku tunggu-tunggu: rendang. Dengan muka

Page 211: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

memelas aku menyorongkan piring berisi nasi. Dia tidak bereaksi sama sekali melihataku tidak memperlihatkan kupon.

“Maaf Kak, kupon saya hilang.”“Akhi, sudah tahu aturannya, kan? Tidak ada kupon tidak ada rendang.”

“Baru sekali ini hilang, Kak.”Dia menggeleng dengan muka datar seperti tembok.

“Ayolah Kak, tolong dibantu…sudah seminggu saya terbayang –bayang rendang…’”aku mencoba melancarkan bujuk rayu.Dengan muka kesal, akhirnya tangannya bergerak ke piring rendang. Mungkin dia ibamelihat mukaku yang memelas. Aku bersorak dalam hati.

“Kuahnya saja cukup ya!” Memang nasibku tidak baik hari ini. Melihat aku tidak bisamenikmati menu istimewa ini, kawan-kawanku yang baik hati menyumbang serpihan-serpihan rendang mereka.

c. Bagaimana pengarang menggambarkan watak tokoh Alif Fikri dengan

cara teknik analitik dalam kutipan di atas!

d. Jelaskan latar cerita novel Negeri 5Menara karya A. Fuadi dalam

kutipan diatas!

e. Bagaimana alur cerita dalam novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi?

7. Penilaian

a. Tes tertulis

b.Observasi kinerja atau demonstrasi

c.Tugas

d.Pengukuran sikap

Jenis Tagihan : Tugas kelompok dan ulangan

Bentuk Instrumen : Uraian bebas dan jawaban singkat

Page 212: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Penilaian

TeknikPenilaian

BentukPenilaian Instrumen

• Mampu menentukanunsur-unsur intrinsikteks novel (dalam halini aspek fakta ceritayakni, tokoh danpenokohan, alur danlatar)

• Mampu menganalisisteks novel berdasarkanunsur intrinsiknya(dalam hal ini aspekfakta cerita yakni,tokoh danpenokohan,alur danlatar)

Tes tulis

Tes tulis

Uraian

Uraian

1. Jelaskan unsur-unsurintrinsik yang membangunkarya sastra (dalam hal iniaspek fakta cerita, yaknitokoh dan penokohan, alurdan latar)!

2. Bagaimana cara pengarangmenggambarkan wataktokoh melalui teknikanalitik dan dramatik dalamnovel Negeri 5 Menarakarya A. Fuadi!

1) Penilaian kognitif

Siswa menentukan unsur intrinsik novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

(dalam hal ini aspek fakta cerita, yakni tokoh dan penokohan, alur dan latar) :

No Kegiatan Skor

1. Siswa menentukan jenis tokoh2. Siswa menentukan cara pengarang menggambarkan watak tokoh3. Siswa menentukan alur cerita4. Siswa menentukan latar cerita

Kriteria skor:

Setiap jawaban lengkap (5 unsur atau lebih) = 20

Jawaban kurang lengkap = 10

Tidak ada jawaban = 0

Page 213: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

2) Penilaian Psikomotorik

Siswa menganalisis unsur intrinsik novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

(dalam hal ini aspek fakta cerita yakni, tokoh dan penokohan, alur dan latar)

No Kegiatan Skor

1. Siswa dapat memahami watak tokoh dalam naskah novel Negeri 5Menara karya A. Fuadi

2. Siswa dapat menyebutkan tokoh berdasarkan jenis tokoh dalamnaskah novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

3. Siswa dapat memahami alur dalam naskah novel Negeri 5Menara karya A. Fuadi

4. Siswa dapat menyebutkan latar dalam naskah novel Negeri 5Menara karya A. Fuadi

Kriteria skor:

Setiap jawaban lengkap (5 unsur atau lebih) = 20

Jawaban kurang lengkap = 10

Tidak ada jawaban = 0

Page 214: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

3) PenilaianAfektif

LEMBAR OBSERVASI SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN

Nomor Aspek yang diobservasi Hasil observasi Catatan

Baik Cukup Kurang

1. Apakah siswa tekun

dalam mengikuti proses

pembelajaran?

2. Apakah siswa aktif

dalam bertanya dan

melaksanakan tugas

dengan penuh tanggung

jawab?

Keterangan:

Baik : Sikap yang ditampilkan oleh siswa selama mengikuti pembelajaran

memahami novel sesuai dengan pembelajaran yang dirancang oleh guru

Cukup : Sikap yang ditampilkan oleh siswa selama mengikuti pembelajaran

memahami novel sesuai dengan pembelajaran yang dirancang oleh guru

Kurang : Sikap yang ditampilkan oleh siswa selama mengikuti pembelajaran

memahami novel sesuai dengan pembelajaran yang dirancang oleh guru

Purworejo, Januari 2013

Mengetahui,Kepala SMA NEGERI 10 PURWOREJO, Guru Mata Pelajaran,

Drs. Wicaksono Agus Purnomo Sa’adahNIP: 19620818198703 1 013

Page 215: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

Lampiran1

Materi pembelajaran

Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Dalam Kamus Besar BahasaIndonesia (2001), novel diartikan sebagai karangan prosa yang panjang,mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dan orang di sekelilingnyadengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. (Nurgiyantoro (2012: 9)menyebutkan bahwa novel dan cerita pendek merupakan dua bentuk karya sastrayang sekaligus disebut fiksi. Bahkan, dalam perkembangannya yang kemudian,novel dianggap bersinonim dengan fiksi. Oleh sebab itu, pengertian fiksi samadengan pengertia novel. Sebutan novel bersal dari bahsa Inggris yang kemudianmasuk ke Indonesia. Kata novel tersebut berasal daru bahasa Itali novella.

Dengan demikian, novel merupakan cerita yang menampilkan suatukejadian luar biasa pada kehidupan pelakunya yang menyebabkan perubahan sikaphidup atau menentukan nasibnya. Novel merupakan salah satu karya yangmengisahkan kehidupan manusia, dicirikan oleh adanya konflik-konflik yangakhirnya menyebabkan perubahan para tokohnya. Perubahan jalan hidup sang tokohini tidak harus selalu diakhiri keberhasilan, tetapi juga kegagalan.Unsur intrinsik novel

Unsur intrinsik novel adalah beberapa unsur penting yang harus ada dalamsebuah novel .Unsur-unsur tersebut dianggap penting karena mampu membuatsebuah novel menjadi satu keutuhan. Unsur-unsunya terdiri dari tema, fakta ceritadan sarana sastra (dalam hal ini menekankan pada fakta cerita). Berikut unsur-unsurfakta cerita.

Fakta Cerita

Fakta cerita yang disebut pula struktur faktual atau tingkatan faktual adalahelemen-elemen yang dirangkum menjadi satu dan berfungsi sebagai catatankejadian imajinatif dari sebuah cerita. Yang termasuk dalam tingkatan ini adalahtokoh dan penokohan, alur dan latar. Kesimpulannya bahwa ketiga unsur faktacerita yang terdiri dari tokoh dan penokohan, alur dan latar saling keterkaitan satusama lain, dimana keadaan sosial, tempat mereka melakukan sesuatu tersebutberpengaruh pula terhadap tokoh dan penokohan, sama halnya dengan alurperistiwa mempunyai sebab akibat tokoh dan penokohan serta latar di dalam cerita.

a. Tokoh dan Penokohan (Character)Dalam setiap cerita rekaan, keberadaan tokoh merupakan hal yang

penting karena pada hakikatnya sebuah cerita rekaan merupakan rangkaianperistiwa yang dialami oleh seorang atau suatu hal yang menjadi pelaku cerita.

Page 216: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

Tokoh cerita ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang olehpembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu sepertiyang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan(Abrams via Nurgiyantoro, 2012: 165).

Nurgiyantoro (2012: 176-191), membedakan tokoh yaitu: tokoh utamadan tokoh tambahan, tokoh protagonis dan tokoh antagonis, tokoh sederhanadan tokoh bulat, tokoh statis dan tokoh berkembang, tokoh tipikal dan tokohnetral.1) Tokoh utama dan tokoh tambahan

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalamnovel yang bersangkutan. Penggambaran tokoh utama banyak berhubungandengan tokoh lain dan sering muncul dalam cerita. Tokoh tambahan adalahtokoh yang sedikit dimunculkan dalam cerita, kehadirannya jika adaketerkaitannya dengan tokoh utama.

2) Tokoh protagonis dan antagonisTokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang salah satu

jenisnya secara popular disebut tokoh hero yang merupakanpengejawantahan norma-norma, nilai-nilai, yang ideal bagi kita. Tokohprotagonis biasanya menarik simpati pembaca. Tokoh antagonis adalahtokoh yang selalu menyebabkan konflik bagi tokoh protagonis.

3) Tokoh sederhana dan tokoh bulatTokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas

pribadi tertentu, satu sifat watak yang tertentu saja. Tokoh bulat adalahtokoh yang memiliki dan diungkap berbagai kemungkinan sisikehidupannya, sisi kepribadian, dan jati dirinya.

4) Tokoh statis dan tokoh berkembangTokoh statis adalah tokoh yang memiliki sikap dan watak yang

relatif tetap, tak berkembang, sejak awal sampai akhir cerita. Tokohberkembang adalah tokoh cerita yang mengalami perubahan danperkembangan perwatakan sejalan dengan perkembangan (dan perubahan)peristiwa dan plot yang dikisahkan.

5) Tokoh tipikal dan tokoh netralTokoh tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan

individualitasnya. Tokoh netral adalah tokoh cerita yang bereksistensi demicerita itu sendiri.

Terdapat dua metode untuk menggambarkan penokohan, yaitu sebagaiberikut.1. Metode analitis, yaitu watak tokoh dapat disimplkan dengan memerikan ciri

lahir atau fisik maupun batin tokoh.

Page 217: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

2. Metode dramatik, yaitu watak tokoh dapat digambarkan dengandisimpulkan dari pikiran, cakapan, perlakuan tokoh yang disajikanpengarang.

b. Alur (Plot)Alur adalah jalinan peristiwa dalam karya sastra untuk mencapai efek

tertentu (pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan temporal atau waktu dan olehhubungan kausal atau sebab akibat).

Struktur alur dapat dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.1) Awal

(1) Paparan (exposition), yaitu peristiwa awal dan gambaran masalah yangdihadapi tokoh.

(2) Rangsangan (inciting moment),yaitu alur yang mengarah pada terjadinyatindakan awal tokoh.

(3) Gawatan (rising action), yaitu alur yang menunjukkan gerak menanjakmasalah.

2) Tengah(1) Tikaian (confict), yaitu menggambarkan perbedaan sikap, keinginan, dan

pandangan masalah para tokoh.(2) Rumitan (complication), yaitu menunjukkan tikaian yang semakin tajam dan

rumit.(3) Klimaks (climax), yaitu menunjukkan ketajaman konflik yang dihadapi para

tokoh.3) Akhir

(1) Leraian (falling action), yaitu gambaran mulai cairnya kebekuan dankekakuan sikap para tokoh yang terjadi hingga klimaks.

(2) Selesaian (denaument), yaitu gambaran nasib para tokoh terhadappenyelesaian.

c. Latar (Setting) Latar merupakan peristiwa-peristiwa dalam cerita terjadi pada suatu waktu

atau dalam suatu tentang waktu tertentu dan pada suatu tempat tertentu.Latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu latar tempat, latar

waktu dan latar sosial.1. Latar tempat adalah lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam

sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan dapat berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin juga lokasi tertentutanpa nama jelas. Lokasi tertentu tanpa nama, jenis dan sifat umum tempat-tempat tertentu, misalnya desa, sungai, jalan, hutan, kota, dan sebagainya

2. Latar waktu adalah waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinyaperistiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar waktu

Page 218: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

ini dapat dihubungkan dengan faktual, yaitu waktu yang ada kaitannyadengan peristiwa sejarah. Latar waktu ini merujuk pada jam, hari, tahun,musim, siang, malam, dan sebagainya.

3. Latar sosial adalah menunjuk pada hal-hal yang berhubungan denganperilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan didalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial itu mencakup adat istiadat,tradisi, keyakinan, pandangan, cara berpikir dan bersikap, dan sebagainya.Latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yangbersangkutan, bahasa, dan penamaan tokoh.

Page 219: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …

Lampiran 2

Kunci jawaban

a. Fakta cerita adalah rangkaian fakta dalam karya sastra yang terdiri dari tokoh

dan penokohan, alur serta latar yang digunakan pengarang untuk menghidupkan

cerita.

b. Tokoh Alif Fikri memiliki watak jujur, sabar, dan tidak mudah putus asa

c. Penggambaran watak tokoh Alif Fikri dalam kutipan di atas, terdiri dari:

Teknik analitik

Teknik pelukisan analitik tokoh Alif fikri dilakukan secara langsung

oleh pengarang yang berwujud penuturan yang bersifat deskriptif. Tokoh Alif

Fikri memiliki sifat jujur, karakter kejujurannya terlihat pada kutipan “Maaf

Kak, kupon saya hilang.”ditunjukkan melalui pecakapan dengan kak Saif..

d. Latar yang digunakan dalam kutipan novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

diatas, yaitu sebagai berikut:

1) Latar tempat, diantaranya dapur umum, loket, lemari, peralatan makan

(piring, sendok, gelas)

2) Latar waktu, menunjukkan waktu siang hari

3) Latar sosialnya menunjukkan semua santri di PM disiplin dan mentaati

peraturan yang diberlakukannya.

e. Alur dari novel Negeri 5 Menara karya A.Fuadi adalah alur maju - mundur.

Pengarang menceritakan kilas balik ingatan tokoh utama akan masa silam ketika

belajar di Pondok Madani hingga membuahkan hasil yang menyenangkan di

masa kini.

Page 220: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …
Page 221: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …
Page 222: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …
Page 223: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …
Page 224: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …
Page 225: TEMA DAN FAKTA CERITA NOVELNEGERI 5 MENARA KARYA …