bab ii pembahasan a. alun samudra rasanovel alun samudra rasa karya ardini pangastuti bn akan...
TRANSCRIPT
35
BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisis Struktural Novel Alun Samudra Rasa
Karya Ardini Pangastuti Bn
Analisis struktural merupakan langkah awal yang dapat digunakan untuk
membongkar dan memaparkan sebuah karya sastra secara mendetail dan seteliti
mungkin, dengan demikian tampak jelas bahwa analisis struktural merupakan
tahap pendahuluan dari penelitian sebuah karya sastra. Analisis struktural
merupakan bangunan kerangka pokok yang ada dalam sebuah karya sastra yang
tidak dapat berdiri sendiri secara terpisah, melainkan saling berkaitan erat dalam
sebuah bentuk kesatuan yang utuh.
Novel Alun Samudra Rasa karya Ardini Pangastuti Bn akan diteliti
menggunakan unsur struktural yang menekankan fakta-fakta cerita yang terdiri
dari alur, karakter, latar dilengkapi tema, dan juga sarana-sarana sastra yang
mencakup judul, sudut pandang, gaya dan Tone, simbolisme serta ironi. Unsur-
unsur tersebut juga mewakili analisis struktural karya sastra, selanjutnya akan
diuraikan satu demi satu unsur-unsur intrinsik tersebut secara berurutan dalam
rangka pembahasan segi struktur karya sastra novel Alun Samudra Rasa karya
Ardini Pangastuti Bn.
1. Fakta-Fakta Cerita
Fakta-fakta cerita terdiri dari tiga komponen yaitu alur, karakter, dan latar.
Elemen-elemen tersebut apabila disatukan dinamakan dengan 'struktur faktual
atau tingkatan faktual cerita'. Berikut pembahasan masing-masing elemen fakta-
fakta cerita.
35
36
a. Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita. Tahapan-tahapan
alur secara kronologis yaitu memiliki bagian awal, tengah, dan akhir. Adapun dua
elemen dasar yang membangun alur yaitu konflik dan klimaks.
1) Bagian Awal
Novel Alun Samudra Rasa memiliki bagian awal cerita munculnya
permasalahan dan klimaks yang terjadi didalam keluarga Intan Purnami dan
Bregas Jatmika. Intan bekerja diperusahaan milik asing yang membuat alat-alat
olah raga untuk pasokan pasar ekspor. Intan menjadi orang kepercayaan
pemilik perusahaan yaitu Mr.Tanaka karena telah membantu permasalahan
buruh yang meminta tambahan gaji. Setelah kejadian itu Intan diangkat
menjadi tangan kanan Mr.Tanaka yang sering turun ke lapangan. Intan
mengalami kenaikan gaji yang tidak wajar yaitu dua kali dalam setahun yang
menyebabkan Bregas suaminya cemburu dan curiga karena gaji Intan lebih
banyak daripada Bregas. Pada hari sabtu seblum Mr.Tanaka kembali ke Jepang
mobil milik Mr.tanaka beserta surat-surat diserahkan kepada Intan karena
Mr.Tanaka lebih percaya kepada Intan untuk mengurus mobilnya, Intan tidak
bisa menolak permintaan bos tersebut, pada saaat yang bersamaan Bregas juga
membawa mobil kantor pulang kerumah dan Bregas kaget melihat garasi mobil
yang biasa kosong sudah terisi dengan mobil yaris merah yang masih baru.
Melihat ada mobil digarasi Bregas cemburu dan curiga kepada Intan hingga
menyebabkan masalah yang besar di dalam keluarganya. Terbukti dalam
kutipan sebagai berikut :
Kocapa, Bregas sing bengi kuwi bali nggawa mobil kantor, kaget ngerti
garasi omahe sing biasane kosong iku jebul ana isine. Wong lanang kuwi
37
ora mung saderma kaget, nanging uga panas weruh toyota yaris sing isih
gres kinyis-kinyis iku diparkir ing garasi.
kuwi mobile sopo? pitakone ora sranta marang Intan sing methukake
tekane.
mobile mister. Dheweke bali menyang negarane merga sawenehe urusan.
Mobile dikongkon nggawa aku sajrone dheweke lunga.
ana sesambungan apa antarane koe lan mister kok nganti dheweke
ngrilakake mobil pribadine kok gawa bali? Bregas nyawang landhep
marang sing wadon.(19-20)
Terjemahan:
Pada waktu yang sama, Bregas yang malam itu juga pulang membawa
mobil kantor, kaget mengetahui bahwa garasi rumah yang biasanya kosong
itu sudah ada isinya. Laki-laki itu tidak hanya kaget, tetapi juga panas
melihat toyota yaris yang masih baru sekali itu parkir di garasi.
Itu mobilnya siapa? pertanyaan Bregas kepada Intan dengan tidak sabar
yang menyambut kedatangannya.
Mobilnya mister. Dia pulang ke negaranya karena sedang ada urusan.
Mobilnya disuruh aku yang bawa selama dia pergi.
Ada hubungan apa antara kamu dengan mister kok sampai-sampai dia
merelakan mobil pribadinya kamu bawa pulang? Bregas melihat tajam
kepada Intan.
Malam itu pertengkaran sudah tidak bisa dihindari lagi. Permasalah
yang berawal hanya dari mobil menjalar menjadi masalah yang lebih besar dan
rumit. Intan merasa sudah tidak dihargai dan diremehkan kesetiannya selama
ini. Pada dasarnya Bregas sudah lama curiga kepada Intan. Tetapi tidak ada
bukti. Dengan adanya mobil yaris itu Bregas tetap percaya bahwa sebenarnya
memang ada sesuatu antara Intan dan mister. Sampai-sampai Bregas menampar
pipi Intan karena kecemburuannya dan kemarahannya. Terbukti dalam kutipan
berikut :
Atine Intan Kebrongot krungu krungu omongane sing lanang sing dianggap
kurang ajar lan ngliwati wates. Sing lanang dianggep yen wis ora ngajeni
lan ngremehake kasetyane. Harga dhirine rumangsa diidak-idak.
Yen panjenengan pencen yakin aku wis tumindak sedheng, geneya aku ora
kok pegat wae utawa mbok balekake marang wong tuwaku? kandhane
kanthi ngempet lara.
Bregas ora wangsulan ning mripate ganti nyawang sing wadon kanthi
landhep.
38
Dadi kowe ngakoni? Bregas bali mojokake sing wadon
Yen iyo panjenengan arep apa? kandhane Intan gregeren
Dhasar lonthe! Plak...! tangane Bregas mampir ing pipine Intan. (22-23)
Terjemahan :
Hati Intan terbakar mendengar perkataan suaminya yang dianggap kurang
ajar dan sudah melewati batas. Bregas dianggap sudah tidak menghormati
dan meremehkan kesetiannya. Harga dirinya terasa diinjak-injak.
Kalau kamu sudah yakin aku sudah bebuat salah, kenapa aku tidak kamu
cerai saja atau kembalikan kepada kedua orang tuaku? pertanyaan Intan
dengan menahan sakit
Bregas tidak menjawab tapi matanya melihat Intan dengan tajam
Jadi kamu mengakui? Bregas kembali memojokkan Intan.
Kalau iya kamu mau apa? Jawab Intan dengan geregetan
dasar wanita murahan! Plak...!” tangane Bregas menampar pipinya Intan
Bregas pergi meninggalkan rumah setelah bertengkar dengan Intan
kesebuah kafe yang ada fasilitas karaoke dan minuma beralkohol. Intan
meminta cuti seminggu kepada Mr.Tanaka karena ingin pulang ke Yogyakarta.
Intan ingin bercerita kepda kedua orang tuanya dijogja tetapi Intan takut sebab
ini adalah hasil dari kesalahan dirinya yang telah salah memilih pasangan
hidup.
2) Bagian Tengah
Alur bagian tengah ini menceritakan proses penyelesaian masalah
yang terjadi di dalam keluarga Intan dan Bregas. Intan terlebih dahulu kembali
ke rumah orang tuanya di Yogyakarta untuk menceritakan kepada keluarganya
tetapi Intan tidak berani berkata sejujurnya kepada keluarganya. Setelah satu
minggu berada di yogyakarta Intan kembali ke Semarang, tetapi Sekar anaknya
tetap berada di Yogyakarta bersama kedua orang tuanya dengan tujuan Intan
lebih leluasa untuk menyelesaikan masalahnya dengan Bregas. Akan tetapi
masalah malah tambah rumit dan harus berakhir dengan perceraian. Walaupun
harus melawati proses yang panjang dan sidang pengadilan yang rumit dan
39
Bregas tetap ngotot tidak mau menceraikan Intan karena alasan masih sayang.
Sementara itu Intan juga tidak mau terus terus terang perkara KDRT yang
sering di alami dalam rumah tangganya. Intan masih menjaga perasaan Bregas,
bagaimanapun Bregas masih ayah dari Sekar Melur anaknya. Tetapi Bregas
malah mengumbar emosi dan di depan hakim agama nuduh Intan selingkuh.
Mengetahui Bregas berkata seperti itu Intan terpaksa terus terang bahwa
masalah Intan meminta untuk bercerai karena Intan sudah tidak tahan
menghadapi suaminya yang suka mabuk dan kasar. Lewat pengacara akhirnya
gugatan tersebut dikabulkan. Terbukti dalam kutipan berikut :
Bregas kumbi lan ora gelem ngakoni soal kuwi. Sidhang diundur maneh.
Amarga wis kesel wira-wiri lan kuwi ngentekake tenaga, pikiran uga wektu,
Intan kepeksa nggunakake jasa pengacara. Liwat pengacara kenalane wong
tuwane, pungkasane gugatan kasebut dikabulne. Amarga Sekar isih balita,
hak asuh diwenehake marang ibune nganti mengko bocahe cukup umur.
Nanging bapake tetep duwe hak kanggo nyambangi. (143)
Terjemahan:
Bregas congkak dan tidak mau mengakui soal itu. Sidang diundur lagi.
Karena sudah lelah kesana-kemari dan itu menghabiskan tenaga, pikiran
juga waktu, Intan terpaksa menggunkan jasa pengacara kenalan orang
tuanya. Akhirnya gugatan tersebut dikabulkan. Karena Sekar masih balita,
hak asuh diberikan kepada ibunya sampai nanti anak itu cukup umur, tetapi
ayahnya tetap mempunyai hak untuk menemui.
Urusan perceraian dengan Bregas telah selesai, Intan memutuskan
untuk meninggalkan kota Semarang dan tinggal di Yogyakarta bersama kedua
orang tuanya. Intan merasa kurang aman apabila tetap tinggal di Semarang.
3) Alur Bagian Akhir
Alur bagian akhir ini menceritakan tentang kehidupan Intan yang
sudah menjadi single parent. Perjuangan Intan untuk memulai hidup baru di
Yogyakarta. Di Yogyakarta Intan sering bertemu dengan Pramudita yang dulu
40
adalah mantan kekasih. Selama menikah dengan Bregas, Intan sebenarnya
belum benar-benar bisa melupakan Pramudita, sehingga saat bertemu dengan
Pramudita perasaan Intan masih merasa gemetar karena menyembunyikan
perasaan. Intan juga sudah mengetahui bahwa Pramudita sudah mempunyai
keluarga. Sehingga Intan menganggap Pramudita hanya sekedar mitra atau
rekan kerja. diYogyakarta Intan mendirikan usaha sendiri yang bernama art
shop atau toko barang seni dan cinderamata. Pramudita juga mempunyai
jaringan dengan agen-agen pariwisata, Intan sudah mempunyai gagasan bahwa
Intan yakin usahanya ini bisa berjalan sukses. Terbukti dalam kutipan sebagai
berikut :
Sadurunge miwiti usaha ing bisnis barang-barang seni, Intan merlokake
survey dhisik menyang ngendi-endi. Apa maneh bisnis ing ekonomi kreatip
mligine babagan sing ana gegayutane karo seni lan kreativitas, klebu bab
anyar kangone. Ning kanthi anane pram ing mburine, dheweke yakin yen
bisnise kuwi bakal sukses. Mung butuh “sentuhan” lan kudu dikemonah
kanthi ptofessional. Mula sadurunge ambyur nggeluti bidhang usaha kuwi
Intan perlu nyinau tenan. (198)
Terjemahan :
Sebelum memulai usaha di bisnis barang-barang seni, Intan memerlukan
survey terlebih dahulu dimana-mana. Apalagi bisnis dibidang ekonomi
kreatif khususnya masalah yang ada dibidang seni dan kreatifitas, termasuk
hal yang baru bagi dirinya. Tetapi dengan adanya Pram dibelakangnya, dia
yakin kalau bisnis tersebut dapat berjalan dengan sukses, hanya butuh
sedikit sentuhan dan harus dikelola dengan professional. Maka sebelum
memulai usaha dibidang itu Intan perlu belajar dengan serius.
Intan sudah mulai menikmati dunia yang baru. Dunia bisnis di budang
ekonomi kreatif seperti yang sedang dirintis, ternyata cukup menyenangkan.
Pada saat Intan sedang makan siang dengan Pramudita, ternyata ada tamu yang
sudah menunggu kedatangan Intan di art shop, tamu tersebut tidak lain adalah
Bregas. Intan terkejut, kedatangan Bregas tidak lain hanya untuk bertemu
dengan sekar anaknya dan saling merebutkan siapa yang pantas untuk merawat
Sekar. Terbukti dalam kutipan berikut :
41
Apa karepmu teka mrene? pitakone iseh keprungu sengak senajan intonasi
swarane wis dicoba digawe lembut.
aku ora duwe karep apa-apa. Aku mung pengin ketemu sekar. Aku kangen.
Endi saiki bocahe?
Sekar ora ana kene. Dheweke karo ibuku.
Yen koe ora sanggup ngopeni tak openane.
Sapa kandha aku ora sanggup ngopeni sekar?
Ning nyatane dheweke dimong wong tuwamu.
apa bedane sekar takmong karo dimomong ibu? Toh upama aku momong
yo tetep ora mungkin ngadhep dheweke 24 jam. Sekar kudu sekolah, les
lan kegiatan liya-liyane. Sing cetha aku sing ngopeni bocah kuwi. Aku sing
ngurusi kabehkebutuhane sekar. Wiwit urusan weteng nganti tekan urusan
sekolah lan liya-liyane. (253-254)
Terjemahan :
Apa keinginanmu datang kemari? pertanyaan masih terdengar kasar
walaupun intonasi suara sudah dicoba dilembutkan
Aku tidak mempunyai keinginan apa-apa. Aku hanya ingin bertemu
dengan Sekar. Aku kangen. Dimana sekarang anak itu?
Sekar tidak ada disini, dia bersama ibu saya
Kalau kamu tidak mampu merawat Sekar lebih baik saya yang
merawatnya.
Siapa yang bilang aku tidak sanggup merawat Sekar?
Kenyataannya dia dirawat oleh ibumu.
Apa bedanya Sekar saya rawat dengan dirawat ibu saya? Toh misalnya aku
merawat Sekar tetap tidak bisa bersama selama 24 jam. Sekar harus
sekolah, les dala lain-lain. Yang jelas aku yang merawat anak itu. Saya
yang memenuhi semua kebutuhan Sekar daru urusan perut sampai urusan
sekolah dan lain-lain.
Urusan dengan Bregas telah selesai tetapi Intan kembali mendapat
masalah dengan istri Pramudita yang mengetahui bahwa Intan sering keluar
bersama dengan Pramudita. Walaupun Intan dan Pramudita adalah mantan
kekasih tetapi sekarang hanya sebagai rekan kerja. Tetapi hal tersebut membuat
istri pramudita cemburu dan berani menemui Intan di toko tempat usaha Intan.
Terbukti dalam kutipan berikut :
Mangga pinarak, ujare Intan sawisa tamu kasebut nyebutake keperluane
teka ing galeri.
Ditepungake, aku Ines Swari. Mungkin Pram tau nyebutake jenengku, aku
wonge, mung aku siji-sijine wanita sing nduweni hak nyandhang gelas
42
nyonya Pram. Ujare wanita iku sawise lungguh adhep-adhepan. Tanpa
basa-binasan. Mripati landhep nyawang Intan. Ana kesan angkuh.(321)
Terjemahan :
Silahkan masuk, perkataan Intan setelah amu tersebut menyebukan
keperluannya datang ke galeri.”
perkenalkan aku Ines Swari. Mungkin Pram pernah menyebutkan nama
saya, aku orangnya, Cuma aku satu-satunya wanita yang mempunyai hak
mendapat gelar nyonya Pram. perkataan wanita itu setelah duduk
berhadap-hadapan. Tanpa basa-basi. Matanya melihat Intan dengan tajam.
Ada kesan angkuh.
Ines pergi tanpa pamit setelah puas memaki-maki Intan dengan kasar.
Pramudita sudah mengetahui bahwa Istrinya baru saja memaki-maki Intan.
Khawatir dengan keadaan Intan pada saat itu, Pramudia mencoba menghibungi
Intan tetapi tidak ada respon. Setelah kejadian itu Pram dan Intan jarang
bertemu dan juga jarang komunikasi, mereka bertemu hanya untuk urusan
bisnis.
4) Konflik
Konflik dalam novel Alun Samudra Rasa karya Ardini Pangastuti Bn
bermula ketika Intan pulang membawa mobil Mr.Tanaka, pada saat yang
bersamaan Bregas juga membawa pulang mobil kantornya. Bregas terkejut
melihat garasi mobil yang sudah terparkir mobil yang masih baru. Bregas
cemburu dan menuduh Intan selingkuh dengan Mr.Tanaka.
Bregas sudah lama curiga kepada Intan, bahwa sebenarnya Intan dan
bosnya itu memiliki hubungan khusus, dengan adanya mobil yaris tersebut
Bregas merasa mempunyai bukti bahwa memang benar Intan dan Mr.Tanaka
mempunyai hubungan yang khusus. Sementara Intan membela dirinya bahwa
dirinya dengan Mr.Tanaka hanya sebatas rekan kerja, atau karyawan. Tetapi
43
Bregas tidak percaya dan pertengkaran tidak dapat dihindari lagi.. Terbukti
dalam kutipan berikut :
Bengi kuwi regejegan wis ora bisa diendhani maneh. Dhasare sing lanang
kuwi wis suwe olehe cubriya marang sing wadon. Nanging ora ana bukti.
Saiki kanthi anane mobil, senajan ngakune sing wadon mung dikongkon
nggawa dening sibos, Bregas tetep ora ngandek yen ora ana aoa-apa
antarane bojone karo si Bos. Sebab mobil toyota yaris sing isih kinyis-
kinyis kuwi dudu barang murah. Mosok mung dicekelake ngono wae. Yen
ora ana apa-apa pra mungkin si Bos lila legawa nyekelake mobile marang
Intan, ngono batine Bregas. Dhadane krasa saya panas diobong rasa
cemburu.(21)
Terjemahan :
Malam itu pertengakaran sudah tidak bisa dihindari lagi. Pada dasarnya
Bregas sudah lama menaruh curiga kepada Intan. Tetapi tidak ada bukti.
Sekarang dengan adanya mobil, walaupun Intan mengakui hanya disuruh
membawa oleh si Bos, Bregas tetap tidak percaya kalau tidak ada apa-apa
antara istrinya dengan si Bos. Sebab mobil toyota yaris yang masih baru
itu dukan barang yang murah. Hanya diberikan begitu saja, kalau tidak ada
apa-apa tidak mungkin si Bos ikhlas lahir batin memberikan mobilnya
kepada Intan, begitu batin Bregas. Dada Bregas terasa semakin panas
dibakar rasa cemburu.
5) Klimaks
Konflik utama dalam novel Alun Samudra Rasa semakin meningkat
dan semakin menegangkan. Intan sangat marah kepada Bregas kemudian Intan
pergi ke Yogyakarta untuk menemui ibunya tanpa pamit dengan Bregas,
mengetahui hal tersebut Bregas sangat marah dan menuduh bahwa ini termasuk
rencana Intan agar Intan bebas untuk bertemu dengan selingkuhannya. Setelah
seminggu berada diYogyakarta, akhirnya Intan kembali ke Semarang untuk
menyelesaikan permasalah rumah tangganya dengan Bregas. Tetapi setelah
sampai di Semarang, Bregas semakin curiga kepada Intan. Terbukti dalam
kutipan berikut :
44
Nalika Ing Yogya kowe mblayang menyang ngendi wae? Karo sapa? Karo
Bosmu sing ana kene apa karo lanangan liya? Ngaku wae! Yen koe gelem
ngaku mungkin aku bisa aweh pengapura.
Plak!
Tangan kiwane Intan sing bebas langsung mampir ing pipine Bregas.yen
njenengan wis ora percaya maneh marang aku, geneya aku ora kok
balekake marang wong tuwaku wae?” Intan mbales pamandenge sing
lanang. Ora kalah landhep!
Bregas ngelus-elus pipine sing kena kaplokane sing wadon. Krasa panas.
Nanging isih luwih panas atine. Luwih-luwih krungu tembunge Intan sing
pedhes lan pamandenge sing lanang ngluwihi wilat! (114-116)
Terjemahan :
Ketika di Yogya kamu pergi kemana saja? Dengan siapa? Dengan Bosmu
yang ada disini apa dengan laki-laki lain? Ngaku saja! Kalau kamu mau
mengakui aku bisa memberi maaf.”
Plak!
Tangan kiri Intan yang bebas langsung menampar pipitnya Bregas.
Kalau kamu sudah tidak percaya lagi dengan aku, kenapa aku tidak kamu
kembalikan kepada orang tuaku saja?
Intan membalas penglihatan Bregas. Tidak kalah tajam!
Bregas meraba-raba pipinya yang terkena tamparan Intan. Terasa panas,
tetapi masih lebih panas hatinya. Apalagi mendengar perkataan Intan yang
sadis dan penglihatannya yang tajam melebihi kilat!
Tokoh-tokoh tersebut memainkan peran dan kepribadiannya masing-
masing, terlihat dalam konflik dan klimaks yang terdapat pada alur bagian awal
tersebut. Konflik yang dialami tokoh Intan telah mencapai intensitas tertinggi
(klimaks) dan merupakan bagian terpenting sehingga tema pokok dalam novel
tersebut dapat ditemukan, yaitu hilangnya kepercayaan di dalam rumah tangga
sehingga menyebabkan perceraian.
b. Karakter
Karakter diklasifikasikan menjadi 2, yaitu karakter utama atau karakter
mayor dan karakter bawahan atau karakter minor. Menurut Stanton, karakter
seseorang juga bisa diketahui dari nama, deskripsi eksplisit, komentar pengarang
tentang karakter yang bersangkutan serta komentar karakter lain dalam cerita.
45
Tokoh-tokoh dalam novel Alun Samudra Rasa karya Ardini Pangastuti Bn
dapat diklasifikasikan dalam beberapa bagian, yaitu peran tokoh dalam novel,
fungsi penampilan tokoh, dan tokoh berdasarkan perkembangan perwatakan
a) Peran Tokoh dalam Novel
Peran tokoh dalam Novel Alun Samudra Rasa karya Ardini Pangastuti
Bn diklasifikasikan menjadi tokoh/ karakter utama (mayor) dan tokoh/ karakter
bawahan (minor).
1) Karakter Utama
Karakter utama merupakan karakter yang terkait dengan semua
peristiwa yang berlangsung di dalam sebuah cerita. Karakter utama atau
karakter mayor dalam novel Alun Samudra Rasa karya Ardini Pangastuti Bn
adalah sebagai berikut :
a. Intan Purnami
Intan Purnami adalah tokoh yang dominan memerankan tema
novel Alun Samudra Rasa yaitu hilangnya kepercayaan di dalam rumah
tangga sehingga menyebabkan perceraian. Fisik tokoh Intan digambarkan
sebagai wanita yang cantik, matanya terlihat hidup, selalu tersenyum,
terbukti dalam kutipan berikut :
Sejene kuwi wong yen nyawang Intan akeh-akehe mesthi kesengsem.
Embuh kenapa. Ketarik marang ayune? Mungkin ! nanging ukuran
ayu kuwi jan-jane relatip. Ayune Intan klebu standar kanggo ukuran
wong Indonesia, mligine wong jawa. Tegese ayu banget ora, elek
uga ora. Nanging Intan duweni keluwihan sing arang diduweni
dening wanita-wanita kaya umume. Mripati katon urip lan lambene
kaya-kaya tansah nyungging esem. Ing kahanan apa wae ora tau
ngatonake ulat mbesengut. Kuwi keluwihane Intan sing marakake
dheweke katon beda dibandhing karo kanca-kancane. (3)
46
Terjemahan :
Selain itu orang kalau melihat Intan banyak yang pasti terpesona.
Entah kenapa. Tertarik dengan kencantikannya? Mungkin! Tetapi
ukuran cantik itu reltif. Cantiknnya Intan termasuk standar untuk
ukuran orang Indonesia, khususnya orang jawa. Artinya cantik sekali
tidak, jelek juga tidak. Tetaoi Intan mempunyai kelebihan yang
jarang dimiliki oleh wanita-wanita lain. Matanya terlihat hidup dan
bibirnya seperti melukis senyuman. Dikeadaan apa saja tidak pernah
memasang pandangan yang cemberut. Itu kelebihan Intan yang
menyebabkan dia terlihat beda dibandingkan dengan teman-
temannya.
Gambaran fisik Intan yang cantik juga disebutkan oleh teman
SMA pada saat bertemu dengan Intan. Kecantikan Intan tersebut terbukti
melalui komentar tokoh Astri. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Pirang taun awake dhewe ora ketemu? Awakmu panceet wae ayu.
Apa resepe? pitakone Astri sawise oleh sun pipi tengen lan pipi kiwa
saka Intan. (171)
Terjemahan :
Berapa tahun kita tidak bertemu? Dirimu tetap saja cantik. Apa
resepnya? pertanyaan Astri sesudah mendapat cium pipi kanan dan
pipi kiri dari Intan.
Gambaran fisik Intan yang cantik juga disebutkan oleh Ines
setelah mencakimaki Intan. Terbukti dalam kutipan sebagai beikut:
Nanging bareng klakon adu arep tenan, Ines rada Nggragap. Wanita
iku ora kaya sing dibayangake. Ing fotone pancen katon ayu, ning
uwonge pranyata luwih ayu. Anggun lan ... meneng-meneng Ines
rumangsa meri. Pantes yen Pram kesengsem. (336)
47
Terjemahan
Tetapi Setelah terlaksana bertatap muka, Ines agak terkejut. Wanita
itu tidak seperti yang dibayangkan. Difotonya memang cantil. Tetepi
orangnya ternyata lebih canti. Anggun dan.... diam-diam Ines merasa
iri. Pantas kalau Pram tergila-gila.
Intan memiliki karakter yang cukup tenang. Terbukti melalui
eskpresi Intan menghadapi Bregas yang sedang mabuk. Karakter Intan
yang demikian terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Tulung, Tangane njenengan kuwi disingkirake dhisik, Intan nyoba
tenang lan kanthi alus nepisake tangane Bregas saka pundhake. (40)
Terjemahan :
Tolong, tangan anda itu dipindah dahulu. Intan mencoba tenang dan
dengan halus memindahkan tangan Bregas dari pundaknya.
Karakter lain yang dimiliki Intan yaitu sungkan, malu dan tidak
menuntut apapun terhadap suaminya. Terbukti dalam kutipan sebagai
berikut :
Kamangka sajege dadi bojone Bregas, dheweke ora tau nuntut apa-
apa marang sing lanang. Kalebu blanja sing kudune dadi hake uga
ora njaluk yen ora diulungi. Dudu apa-apa . nanging merga isin lan
rikuh wae. (26)
Terjemahan :
Padahal selama jadi istri Bregas. Dia tidak pernah menuntut apa-apa
kepada suaminya. Termasuk belanja yang harusnya jadi hakna juga
48
tidak meminya kalau tidak diberi. Bukan apa-apa. Tetapi karena
malu dan sungkan saja.
Intan sebagai tokoh utama wanita memiliki sifat atau karakter
yang tidak ingin dirinya menjadi beban pikiran orang lain, selain itu Intan
dapat menghadapi atau mengatasi permasalahan, terutama permasalahan
dalam dirinya sendiri dan Bregas. Terbukti ketika Intan menghadapi
permasalah rumah tangganya dengan Bregas kemudian permasalahan
tersebut semakin parah sehingga Intan terpaksa berkata kepada kedua
orang tuanya. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Sakawit Intan ora kandha marang wong tuwane bab rumah
tanggane sing wis saya gapuk lan angel yen tetep arep dirungkepi.
Karepe, sakabehe arep didhadhagi dhewe amerga apa sing dumadi
kuwi akibat saka kesalahane. Dheweke pancen salah anggone milih
pasangan urip. Maune Intan ora nyadhari. Sairing lumakune wektu
lagi nyadhari yen Bregas pancen dudu priya sing pas kanggone.
Saiki, bareng dipikir-pikir lan dilimbang-limbang, kanthi abot
pungkasene Intan kepeksa kandha terus terang marang wong
tuwane. (131)
Terjemahan :
Dari Intan tidak berbicara kepada orang tuanya masalah rumah
tangganya yang sudah semakin rapuh dan susah kalau tetap
dipertahankan. Keinginannya, semuanya akan diselesaikan sendiri
karena apa yang terjadi itu akibat dari kesalahannya. Dia memang
salah memilih pasangan hidup. Dulu Intan tidak menyadarinya.
Seiring dengan berjalannya waktu baru menyadari kalau Bregas
memang bukan laki-laki yang pas untuknya. Sekarang, setelah
dipikir-pikir dan ditimbang-timbang, dengan berat akhirnya Intan
terpaksa bicara terus terang kepada kedua orang tuanya.
Karakter Intan yang lain yaitu tidak ingin bertengkar dengan
siapapun. Karena menurut Intan bertengkar itu tidak hanya pikiran yang
lelah tetapi juga membuat sakit jiwa dan raga. Watak Intan yang
demikian itu terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
49
Sengaja mobil dibalekake, merga wegah ribut maneh karo sing
lanag yen mobil kuwi tetep ana ngomah. Intan paling ora seneng yen
kudu padu. Ora mung ngeselake pikiran nanging uga nglarakake
jiwa raga. (50-51)
Terjemahan :
Sengaja mobil dikembalikan, karena tidak mau ribut lagi dengan
suaminya. Intan paling tidak suka kalau harus bertengkar. Tidak
hanya membuat pikiran lelah, teapi juga menyakitkan jiwa raga.
Karakter berani yang dimiliki Intan terbukti ketika dirinya ingin
menyelamakan diri dari Bregas yang memaksanya untuk bercinta,
sedangkan Bregas sendiri dalam keadaan mabuk dan tidak dapat diajak
untuk berunding secara baik-baik. Karakter Intan yang berani terbukti
dalam kutipan sebagai berikut :
“Sejangkah maneh wani maju, gelas iki bakal namani raine
njnengan. Aku ora perduli!” Intan ngagak-agakake gelas ing
tangane karo nata posisi awake. Dheweke wis bisa lungguh lan
ancang-ancang ngadeg. (134)
Terjemahan :
“Satu langkah lagi berani maju, gelas ini akan mengenai wajah anda.
Aku tidak perduli!” Intan menodongkan gelas di tangannya dengan
mengatur posisi dirinya. Dia sudah bisa duduk dan bersiap-siap
berdiri.
Keberanian lainnya yang ditunjukkan Intan adalah ketika Intan
dan Bregas bertengkar hebat pada saat itu Intan memberanikan diri untuk
50
bercerai kepada Bregas. Karekter yang demikian terbukti dalam kutipan
sebagai berikut :
Yen njenengan wis ora percaya maneh marang aku, becike
perkawinan iki kita pungkasii wae, aku wis kesel pendhak-pendhak
ketemu mesthi ribut. Aku kesel tansah mbok cubriyani terus kaya iki.
Kandhane sawise nelesi gorokane nganggo wedang putih. (124)
Terjemahan :
Kalau anda sudah tidak percaya lagi kepadaku, lebih baik pernikahan
ini kita akhiri saja, aku sudah capek setiap ketemu pasti bertengkar.
Aku capek selalu kamu curigai terus seperti ini. Perkataannya setelah
membasahi tenggorokannya memakai air putih.
Intan memiliki karakter yang perhatian dan juga memberikan
hak-hak kepada Mona yang telah mengasuh Sekar sampai sekarang.
Andaikan tidak ada Mona mungkin Intan tidak bisa menjadi wanita karir
seperti saat ini. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Inggih Bu. Mona menyat menyang mburi karo nggawa layah lan
piring kosong tilas wadah buah kanggo rujakan. Dheweke seneng
duwe majikan kaya Intan. Sebab kejaba bayare murwat Mona uga
rumangsa diuwongake ing keluwarga iki. Dadi olehe kerja iya
mantep, ora setengah-setengah. (162-163)
Terjemahan :
Iya Bu. Mona pergi ke belakang dengan membawa ulekan dan piring
kosong bekas tempat buah untuk rujakan. Dirinya senang mempunyai
majikan seperti Intan, sebab selain bayarannya yang cukup Mona juga
merasa di manusiakan di keluarga ini. Jadi dia bekerja juga mantap,
tidak setengah-setengah.
Karakter yang religius yang dimiliki Intan terbukti pada saat
Intan merasa bersalah kepada sang pencipta, karena selama ini Intan
51
sudah sangat lama sekali tidak melaksanakan kewajibannya. Saat itu
Intan melaksanakan shalat dengan khusu, dia menangis meminta
petunjuk dan maaf. Karakter Intan yang religius terbukti dalam kutipan
sebagai berikut :
Awan kuwi sawise adus lan reresik awak, Intan langsung nindakake
sholat kanthi khusuk. Dheweke nangis ana ngarsaNe Gusti Allah,
nyuwun pituduh lan pangapura, sebab minangka titah dheweke kerep
salah lan lali. (53)
Terjemahan :
Siang itu setelah mandi dan membersihkan badan, Intan langsung
menjalankan shalat dengan khusuk. Dia menangis didepan Gusti
Allah, meminta petunjuk dan maaf, karena sebagai hamba dia sering
salah dan lupa.
Karakter yang cukup gengsi juga terdapat pada diri Intan. Intan
tidak mau menampakkan kesedihannya dihadapan laki-laki khususnya
suaminya. Intan tidak mau dianggap lemah didepan suaminya. Karakter
tersebut terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Intan ngrasakake lara. Nanging dheweke emoh nangis ing ngarepe
sing lanang. Dheweke wegah nuduhake keringkihane marang Bregas.
Merga yen ngerti dheweke ringkih, mengko wong lanang kuwi
mundhak nggembelo, gedhe ndase! Mula sakabehe rasa lara iku mung
diampet. Dijaga tenan aja nganti luhe kutah. (116)
Terjemahan :
Intan merasakan sakit. Tetapi dia tidak mau menangis di depan
suaminya. Dia tidak mau memperlihatkan kelemahannya kepada
Bregas, karena kalau tahu dia lemah, nanti suaminya itu tambah sok,
besar kepala! Oleh karena itu smua rasa sakit itu hanya ditahan, dijaga
benar-benar jangan sampai air matanya tumpah.
52
Intan mempunyai karakter yang tidak sabar. Karakter tersebut
terbukti dari ucapan Intan pada saat berbicara dengan Pramudita sebagai
berikut :
Aku pancen wong sing ora sabaran. Mungkin umpama aku biyen ora
grusa-grusu, mbok menawa kabeh iki ora bakal dumadi. Nanging ora
ana gunane digetuni. Saiki aku mung butuh nata uripku. Aku nyuwun
masukan saka njenengan, sebab njenengan luwih pengalaman,
kandhane Intan langsung tanpa basa-basi. (184)
Terjemahan :
Aku memang orang yang tidak sabar. Mungkin misalnya aku dulu
tidak tergesa-gesa, mungkin semua ini tidak akan terjadi. Tetapi tidak
ada gunanya disesali. Sekarang au hanya butuh untuk menata hidupku.
Aku meminta masukan dari anda. Karena anda lebih pengalaman.
Perkataan Intan langsung tanpa basa-basi.
Sikap culun atau lugu Intan terbukti oleh hubungan dengan
lawan jenis juga kurang. Sikap tersebut dibatin oleh Pramudita pada saat
Intan dan Pram untuk pergi melihat desain galeri Art Shop milik Intan.
Intan dan Pram pergi dengan satu mobil, Intan merasa takut jika ketahuan
oleh istri atau tetangga pram. Sikap Intan yang masih lugu terbukti dalam
kutipan sebagai berikut :
Pram mesem. Nyawang Intan kanthi panyawang sing angel ditegesi.
Jroning ati setengahe rada gumun, ora ngira yen Intan Purnami sing
pinter iku jebul isih lugu babagan iki. Ketara yen uripe ora tau neka-
neka lan srawunge karo lawan jenis uga kurang. (205)
53
Terjemahan :
Pram tersenyum. Melihat Intan dengan penglihatan yang sulit untuk
diartikan. Didalam hati setengah agak heran, tidak mengira kalau
Intan Purnami yang pintar itu ternyata masih lugu dalam hal ini.
Terlihat kalau hidupnya tidak macam-macam dan hubungan dengan
lawan jenis juga kurang.
Karakter yang lembut tetapi juga bisa berupah menjadi kasar
juga terdapat pada sosok Intan. Seperti saat Intan dilabrak oleh ines,
dimarah-marahi oleh ines dengan kata-kata kasar, rasanya Intan ingin
sekali menampar mulut ines, tetapi Intan masih berpikir bahwa untuk
menanggapi ines tidak ada gunanya. Terbukti dalam kutipan sebagai
berikut :
Sasuwene iki Intan pancen lembut, nanging yen kepeksa uga bisa
kasar. Mula kandhane marang ines:”Tulung tinggalna papan iki.
Utawa perlu takundangke security? Aku wis ora ana urusan maneh
karo kowe!” (326-327)
Terjemahan :
Selama ini Intan memang lembut, tetapi kalau terpaksa juga bisa
kasar. Oleh karena itu perkataannya kepada ines :”Tolong tinggalkan
tempat ini. Atau perlu saya panggilkan security? Aku sudah tidak ada
urusan lagi denganmu.
2) Karakter Bawahan
Karakter bawahan atau karakter minor adalah karakter tambahan
yang mendampingi karakter utama dalam berlangsungnya cerita. Karakter
54
bawahan dalam novel Alun Samudra Rasa karya Ardini Pangastuti Bn
adalah sebagai berikut:
a. Bregas Jatmika
Bregas adalah laki-laki yang dikenal oleh Intan pada saat sedang
kuliah di Semarang. Secara Fisik Bregas merupakan pemuda yang tampan
dan juga mempunyai badan dan berat badan yang seimbang tetapi Bregas
lebih muda atu tahun dari Intan. Terbukti dalam kutipan berikut :
Rupane Bregas sing nggantheng cocok karo jenenge, kanthi dedeg lan
bobot awak sing imbang, kuwawa nggonjingake atine Intan.(28)
Terjemahan :
Tampangnya Bregas yang ganteng cocok dengan namanya, dengan
bentuk dan berat badan yang seimbang, mampu mengguncang hati
Intan.
Fisik Bregas yang ganteng dan masih culun atau lugu juga terbukti
dari ungkapan Ika yang ditemui Bregas di cafe, diam-diam Ika naksir
kepada Bregas. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Nyawang rupane Bregas sing bagus lan ngerti priya iku isih katon
culun, Ika dadi ketarik. (37)
Terjemahan :
Melihat bentuk Bregas yang ganteng dan mengerti laki-laki itu masih
terlihat culun, Ika jadi tertarik.
Secara psikologis Bregas memiliki karakter yang semena-mena dan
seenaknya sendiri tanpa basa-basi Bregas langsung bertindak seenaknya
kepada Intan, didalam ranjangpun Bregas sering langsung menyerang
55
tanpa pemansan terlebih dahulu sehingga Intan tidak dapat menikmatinya.
Karakter tersebut terbukti dari ungkapan Intan sebagai berikut :
Senajan Intan bisa menikmati sesambungan sing paling pribadi karo
Bregas, nanging tenane tetep ana sing nggregel ing ati. Sing lanang
kuwi kadhang-kadhang mung butuhe dhewe. Apa perkune. Tanpa basa-
basi langsung nyerang. Kuwi kerep dialamai. (32)
Terjemahan :
Walaupun Intan bisa menikmati hubungan yang paling pribadi dengan
Bregas, tetapi sebenarnya ada yang mengganjal di hati. Suaminya itu
kadang-kadang hanya kebutuhannya sendiri. Apa perlunya. Tanpa basa-
basi langsung menyerang. Itu sering dialami.
Karakter yang dimiliki Bregas yaitu cemburu yang sudah tidak bisa
ditoleransi sehingga membuat Intan merasa tidak tahan dengan sikap
Bregas terhadapnya. Hal tersebut terbukti dari perkataan Intan yang
sedang bercerita kepada ibunya. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Tresna sih tresna, nanging cemburune mas Bregas wis tekan tingkat
sing ora bisa ditoleransi. dheweke kuwi posesive, paranoid, pokoke
nyebahi!. (66)
Terjemahan :
Sayang sih sayang, tetapi cemburunya mas Bregas sudah sampai tingkat
yang tidak bisa ditoleransi. Dia itu posesive, paranoid, pokoknya
menyebalkan!.
Bregas merupakan pria yang agresif, kreatif dan bregas bukan laki-
laki yang lembut dan penuh kasih sayang tetapi Bregas pandai
56
memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Terbukti dalam kutipan
berikut :
Luwih-luwih Bregas wong uga agresif lan cukup kreatif anggone
mbudidaya nyedhaki dheweke. (28)
Nanging saiki seje kahanan seje crita. Bregas dudu priya sing kalem
lan kebak pangrasa kaya Pram. Bregas priya sing agresif lan pinter
manfaatake swasana. Intan langsung kesihir dening daya pikate
Bregas. (30)
Terjemahan :
Lebih-lebih Bregas merupakan orang yang agresif dan cukup kreatif
untuk mendekati Intan.
Tetapi sekarang beda keadaan beda cerita. Bregas bukan laki-laki yang
lembut dan penuh kasih sayang seperti Pram. Bregas laki-laki yang
agresif dan pandai memanfaatkan kesempatan. Intan langsung tersihir
oleh daya pikat Bregas.
Secara psikologis Bregas memiliki karakter yang mudah marah dan
emosional. Hal tersebut terbukti dari ekspresi Bregas ketika Bregas
membaca selembar kertas yang terletak diatas meja kecil dikamarnya.
Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Aku bali Yogya. Mung kuw unine tulisan sing ana ing dluwang
kasebut. Cekak aos. Ora ana keterangan liyane maneh. Raine Bregas
sanalika langsung abang. Tangane nggegem. Kertas diremet karo
untune digeget rapet. (78)
Terjemahan:
Aku pulang Yogya. Hanya itu bunyi tulisan yang ada di kertas
tersebut. Singkat jelas. Tidak ada keterangan lainnya lagi. Muka
Bregas seketika langsung merah. Tangannya mengepal. Kertasnya
diremas dan giginya menggeretak rapat.
Intan sedang membicarakan Bregas kepada Ibunya, lebih tepatnya
membahas masalah rumah tangganya. Disini Intan menceritakan watak
Bregas yang angkuh dan tidak mau mengalah kepada Intan. Karakter
57
Bregas yang angkuh dan tidak mau mengalah terbukti dalam kutipan
sebagai berikut :
Ibu rak ora ngerti kaya apa watake mas Bregas. Dheweke kuwi wong
lanang sing angkuh. Egone sakethok-kenong. Dadi mesthine gengsi yen
dheweke nganti ndhisiki tilpun. Karepe kudu aku sing ngalah ndhisiki
ngaruhake dheweke. Aku gemang yen kudu ngalah terus. Ben wae
dheweke betah meneng-menengan. Intan wekasan kepancing emosine.
(105)
Terjemahan :
Ibu kan tidak mengerti seperti apa wataknya mas Bregas. Dia itu laki-
laki yang angkuh. Egonya tidak terbatas. Jadi pastinya gengsi kalau dia
sampai mendahului telefon. Dia ingin aku yang mengalah dahulu
menanyai dia. Aku tidak mau kalai aku mengalah terus. Biar saka dia
kuat diam-diaman. Intan mulai terpancing emosinya.
Sikap yang belum dewasa juga terdapat pada diri Bregas dalam
menghadapi masalah rumah tangga dengan Intan, sikap tersebut terbukti
dari perkataan Bu Surtana sebagai berikut :
Ya yen ngono bojomu pancen klebu priya sing durung diwasa. Ya
kowe sing sabar wae ngadhepi dheweke. (69)
Terjemahan :
Ya kalau seperti itu suamimu memang termasuk laki-laki yang belum
dewasa. Ya kamu yang sabar saja menghadapi dirinya.
Bregas memiliki sikap dan omongan yang kasar. Terbukti pada
saat Bregas Bertengkar dengan Intan, Bregas tega menampar pipi Intan.
Terbukti dalam kutipan sebagai berikut:
Dasar lonthe! Plak...! Tangane Bregas mampir ing pipine Intan. (23)
Dasar wong wedok gatel! bubar kandha kaya mangkono banjur
nglungani. Bali menyang kamar ndhuwur. (116)
58
Terjemahan :
Dasar wanita murahan! Plak...! tangan Bregas berhenti di pipinya
Intan.
Dasar wanita kegatelan! setelah berkata seperti itu kemudian pergi.
Kemabali kekamarnya diatas.
Karakter lain yang dimiliki Bregas yaitu curiga, dirinya selalu
curiga kepada Istrinya, tidak dapat percaya kepada siapapun, termasuk
Intan istrinya sendiri. Karakter yang demikian terbukti dalam kutipan
percakapan Intan dengan Bregas sebagai berikut :
Kanca lanang apa wadon? Aku takon kok ora mbok wangsuli. Mesthi
kanca lanang sing menehi kopi iki. Sapa dheweke?. Pangatake Bregas
maneh. Selerane ngombe langsung ilang.
njenegan ki pikirane tansah ngeres. Apa-apa dicubriyani, apa-apa
disujanani. Geneya njenengan ora tau percaya marang aku?”
wangsulane Intan sinambi ngicipi mie sing lagi dimasak. (122-123)
Terjemahan :
Teman laki-laki apa perempuan? Aku tanya kok tidak kamu jawab.
Pasti teman laki-laki yang memberi kopi ini. Siapa dirinya?
pertanyaanya Bregas lagi. Selera minumnya langsung hilang.
Anda itu pikirannya selalu kotor. Apa-apa dicurigai, apapa disalahkan.
Kenapa anda tidak pernah percaya kepadaku. Jawabannya Intan
dengan mencicipi mie yang sedang dimasak.
b. Sekar Melur
Sekar Melur adalah anak kandung Intan Purnami dan Bregas
Jatmiko. Sekar melur masih berusia sekitar tiga tahunan. Fisik tokoh Sekar
digambarkan sebagai anak kecil yang mempunyai pipi yang tembem dan
badan yang berisi. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Ditamat-tamatake raine sing kaya rembulan ndadari, pipine thipluk-
thipluk lan awake katon kiyeng mratandani yen sehat. (74)
59
Terjemahan :
Dilihat-lihat wajahnya seperti rembulan bundar, pipinya tembem-
tembem dan badanya terlihat berisi bertanda kalau dia sehat.
c. Pramudita
Pramudita adalah mantan kekasih Intan Purnami saat Intan masih
tinggal diyogyakarta. Hubungan mereka berakhir karena Pram tidak
memberi jawaban yang pasti ketika ditanya bagaimana kelanjutan
hubungan mereka oleh kedua orang tua Intan. Pram memiliki sikap atau
watak yang romantis. Terbukti saat Intan sedang berulang tahun yang ke
22, Pram memberikan Kado ulang tahun kepada Intan. Terbukti dalam
kutipan sebagai berikut :
Maaf, aku ora duwe dhuwit kanggo tuku kadho minangka hadiah
ulang taunmu. Mung iki sing bisa tak wenehake. Mungkin ora
sempurna, nanging iki olehku nandangi kanthi sakabehe rasa tresna
kang tansah nyesaki dhadha...
Selamat ulang tahun?! Pram narik tangane menyang papan sing rada
peteng ing pojok teras, banjur cup...cup! lambene priya iku ngerti-
ngerti wis menclok ing mripate loro karo...(75)
Terjemahan :
Maaf, aku tidak mempunyai uang untuk membeli hadiah ulang
tahunmu. Hanya ini yang bisa saya berikan. Mungkin tidak sempurna,
tetapi ini saya membuatnya sendiri dengan sepenuhnya rasa kasih
sayang yang selalu memenuhi dada, [...]
[....] Selamat ulang tahun?! Pram menarik tangannya menuju tempat
yang agak gelap di pojok teras, kemudian cup..cup! bibir laki-laki itu
tiba-tiba sudah menempel di kedua matanya [...]
Karakter yang dimiliki Pramudita yaitu melankolis dan tidak tega.
Setelah kembali dipertemukan dengan Intan, Bregas membandingkan
sosok Intan dengan istrinya. Tetapi Pram tidak tega untuk meninggalkan
istrinya. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
60
Kesane egois, wis nyandhing bojo isih ngeling-eling pacar lawas.
Nanging kudu dipahami, Pram priya sing melankolis dan ora tegelan.
Perkawinan sing diatur dening wong tuwane kuwi, sakawit disetujoni
kanthi pamikiran positip, tresna bisa tuwuh karo mlaku. (193)
Terjemahan :
Kesannya egois, sudah menyanding istri masih mengingat-ingat pacar
lama. Tetapi harus dipahami, Pram Laki-laki yang melankolis dan
tidak tegaan. Pernikahan yang diatur oleh orang tuanya itu, mulai
disetujui dengan pemikiran positif, rasa sayang bisa tumbuh dengan
berjalan.
Keberanian yang dimiliki Pramudita terbukti ketika Pram
memutuskan untuk keluar dari zona aman, tidak mau bergantung dengan
mertuanya. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Kuwi sing mahanani Pram metu saka “zona nyaman” kasebut lan
nyoba usaha dhewe. Awal-awal pancen ya mengkis-mengkis tenan,
mula sing wadon kerep mencak-mencak, ora bisa nampa kanyatan.
(194)
Terjemahan :
Itu yang membuat Pram keluar dari “zona nyaman” tersebut dan
mencoba usaha sendiri. Awal-awal memang ya susah payah sekali,
oleh karena itu istrinya sering marah-marah, tidak bisa menerima
kenyataan.
61
Pramudita memiliki karakter yang cuek, tidak romantis tetapi juga
menyenangkan. Pram berbeda dengan laki-laki lainnya Karakter yang
demikian Terbukti dalam ungkapan berikut ini :
Pram kadhang-kadhang terlalu cuek, kurang peka...pokoke dheweke
dudu priya sing romantis kaya bayangane. Nanging kadhang-kadhang
uga nyenengake, bisa gawe mareme. Kuwi sing marakake ines dadi
tansah kangen. Angene ora bisa uwal saka wewayangane Pram. (221)
Terjemahan :
Pram kadang-kadang terlalu cuek, kurang peka.... pokoknya dia bukan
laki-laki yang romantis seperti bayangannya. Tetapi kadang-kadang
juga menyenangkan, bisa membuat puas Ines. Itu yang membuat Ines
menjadi selalu kangen. Pikirannya tidak bisa terlepas dari
bayangannya Pram.
Karakter yang lembut dan banyak pengertian juga terdapat dalam
sosok Pramudita. Terbukti Ketika Ines menangis karena takut Pramudita
tidak mencintainya dan memiliki wanita idaman lain, Pramudita mencoba
memberikan alasan yang masuk akal kepada istrinya tersebut. Karakter
Pram yang lembut terbukti dalam ucapan dan sikap yang ditunjukkan
kepada Ines sebagai berikut :
Ana apa? Aku njaluk maaf yen aku kok anggep salah. Ujare Pram
alus karo tangane isih tetep ngelus gegere sing wadon. Ora mung
saderma ngelus geger, nanging diremet pundhake lan diarasi
rambute. Saka mburi mesthi wae, wong ines olehe turu ngungkuri
dheweke. (227)
Terjemahan :
Ada apa? Aku minta maaf kalau aku kamu anggap salah. Perkataan
Pram halus dengan tangannya masih tetap mengelus punggung
istrinya. Tidak hanya mengelus punggung, tetapi diremas pundaknya
62
dan ditata rambutnya, dari belakang pastinya, orang ines tidurnya
tidak menghadap dirinya.
d. Bu Surtana
Bu Surtana adalah ibu kandung Intan Purnami yang tinggal di
Yogyakarta. Bu Surtana merupakan pensiunan guru SMA. Bu Surtana
memiliki karakter yang selalu berpikir positif kepada seseorang. Ketika
Intan Bercerita tentang masalahnya dengan Bregas, Bu Surtana selalu
memberikan komentar positif kepada Bregas. Terbukti dalam percakapan
berikut :
Mas Bregas wis malik adoh. Wis ora kaya priya sing tak kenal patang
tahun kepungkur.
Kuwi mbok menawa amarga dheweke lagi dikuwasani rasa cemburu.
Wong cemburu kadhang-kadhang bisa dadi emosional lan kelangan
kontrol. (68)
Terjemahan :
Mas Bregas sudah berbalik jauh. Sudah tidak seperti laki-laki yang
aku kenal empat tahun yang lalu.
Itu mungkin karena dia sedang dikuasai rasa cemburu. Orang cemburu
kadang-kadang bisa menjadi emosional dan kehilangan kendali.
Karakter yang dimiliki Bu Surtana yaitu tidak mau merepotkan
orang lain. Bu Surtana lebih senang tidak mengganggu orang lain. Terbuti
dari kutipan berikut :
Ibune sok wegah yen ndadak kongkonan bapake ngeterake. Ben
kesadharane dhewe wae. (85)
Terjemahan :
Ibunya terkadang tidak mau kalau harus menyuruh ayahnya
mengantarkan. Biar kesadarannya sendiri saja.
63
Intan Bercerita kepada ibunya tentang rumah tangganya yang
sudah tidak dapat dipertahankan lagi, Bu Surtana berkata kepada Intan
untuk mengatakannya langsung kepada ayahnya, tetapi Bu Surtana akan
terlebih dahulu berbicara kepada suaminya supaya nanti tidak terkejut
ketika Intan mengatakan keputusannya. Karakter yang dimiliki Bu Surtana
dalam hal ini yaitu memiliki rasa kepedulian terhadap Intan. Hal ini
terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Kowe ora kena duwe perasaan kaya mangkono iku, priye-piyea kowe
kui anakku. Minangka wong tuwa mesthine rak ya ora kepengin
nyawang anake nandhang susah. Wong tuwa mung kepengin apa sing
palin apik kanggo anak. (133)
Terjemahan :
Kamu tidak boleh mempunyai perasaan seperti itu, bagaimanapun
kamu itu anakku. Sebagai orang tua pastinya ya tidak ingin melihat
anaknya hidup susah. Orang tua hanya ingin apa yang palik baik untuk
anak.
Resmi bercerai dengan Bregas, Bu Surtana ingin Intan untuk
tinggal di Yogya dengannya, Bu Surtana khawatir jika Intan tetap tinggal
di Semarang mantan suaminya berbuat nekat kepada Intan. Karakter yang
dimiliki Bu Surtana tersebut yaitu memiliki kekhawatiran terhadap Intan.
Hal ini terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Ibu tetep nunggoni ing Semarang kene nganti urusanmu rampung.
Priye-priyea ibu ora tegel ninggalake kowe ijen ing ngomah iki.
Kahananmu biyen karo saiki beda.
Bu, aku iki wis dudu bocah cilik maneh. Aku wis kulina manggon ijen
ing ngomah. Toh ana Sekar lan Mona.
64
Iya, Ibu ngerti, nanging kahananmu saiki wis beda. Sing tak
sumelangake, priye yen tilas bojomu kuwi isih tetep nekad? Ketoke
durung lila tenan ngeculake kowe. (145)
Terjemahan :
Ibu tetap menunggu disini di Semarang sampai urusanmu selesai.
Bagaimanapun ibu tidak rela meninggalkanmu sendiri di rumah ini.
Keadaanmu dulu dengan sekarang berbeda.
Bu, aku ini sudah bukan anak kecil lagi. Aku sudah terbiasa tinggal
sendiri di rumah. Toh ada Sekar dan Mona.
Iya, Ibu mengerti, tetapi keadaanmu sekarang sudah berbeda. Yang saya
takutkan, bagaimana kalau bekas suamimu itu masih tetap nekat?
Kelihatannya belum ikhlas sekali melepaskanmu.
Karakter Bu Surtana yang sangat menyukai kerapian terbukti
ketika Intan akan makan malam bersama kelurganya, Intan menyempatkan
untuk mengaca dan merapikan dirinya. karakter Bu Surtana yang sangat
menyukai kerapian terbukti dari kutipan berikut :
Intan nyempatake ngilo ana ngarep kaca dhisik sadurunge tumuju
ruwang makan. Ibune klebu wong sing besus, seneng marang
kerapian. Bisa diceramahi tenan yen dheweke mlebu ruwang makan
jroning kahanan awut-awutan kaya saiki iki. (157)
Terjemahan :
Intan menyempatkan mengaca di depan cermin dahulu sebelum
menuju ruang makan. Ibunya termasuk orang yang mahir, suka
terhadap kerapian. Bisa diceramahi kalau dia masuk ruang makan
dalam keadaan berantakan seperti sekarang ini.
Secara Psikologis Bu Surtana memiliki karakter yang sabar dan
penuh kasih sayang. Terbukti dari ucapan syukur yang diucapkan oleh
Intan sebagai berikut :
65
Inggih, Pak. Intsn ngaras tangane bapake kanthi kebak rasa ing
panuwun. Ana rasa trenyuh. Dheweke rumangsa maturnuwun banget
marang Kang Maha Kuwasa awit diparingi wong tuwo sing sabar lan
kebak pangerten kaya iku. (146)
Terjemahan :
Iya, Pak. Intan mengambil tangan bapaknya dengan penuh rasa
terimakasih. Ada rasa terharu. Dia merasa berterimakasih sekali
kepada Yang Maha Kuasa mulai diberi orang tua yang sabar dan
penuh pengertian seperti itu.
e. Pak Surtana
Pak Surtana adalah ayah kandung Intan Purnami atau suami dari
Bu Surtana. Pak Surtana juga bertempat tinggal di Yogyakarta bersama
istrinya Bu Surtana. Pak Surtana sudah tidak bekerja dan merupakan
pensiunan pegawai negeri sipil urusan agraria. Secara psikologis Pak
Surtana memiliki karakter yang sabar dan penuh pengertian. Terbukti dari
percakapan Bu Surtana dengan Intan sebagai berikut :
Apa Bapak biyen uga mangkono?
Ora. Bapakmu wonge sabar lan pangerten. (68)
Terjemahan :
Apa Bapak dulu juga seperti itu?
Tidak. Bapakmu orangya sabar dan pengertian.
Kasih sayang Pak Surtana terbukti ketika Intan sedang mengalami
masalah dalam rumah tangganya. Sebagai orang tua Pak Surtana tidak
ingin melihat anak satu-satunya mengalami hidup susah, sengsara dan
66
menderita. Karakter Pak Surtana yang penuh kasih sayang terbukti dalam
kutipan sebagai berikut :
Dheweke nglenggana yen kadhang isih sok emosional. Nanging jan-
jane kuwi amarga saking tresnane marang anak. Pak Surtana ora
kepengin anake sing mung ontang-anting ngalami urip sengsara.
Minangka wong tuwa Pak Surtana kepengin bisa nyawang anake urip
mulya, ayem tentrem ora kurang sawiji apa. (72-73)
Terjemahan :
Dirinya menyadari kalau terkadang masih sering emosi. Tetapi semua
itu karena terlalu sayangnya kepada anak. Pak Surtana tidak ingin
anaknya yang hanya satu mengalami hidup sengsara. Sebagai orang
tua Pak Surtana ingin bisa melihat anaknya hidup mulia, tentram tidak
kurang suatu apapun.
Karakter yang dimliki Pak Surtana yaitu penuh pengertian. Pada
saat Intan sudah resmi bercerai, Intan merasa bersalah kepada orang
tuanya karena Intan merasa telah membuat kedua orang tuanya malu.
Tetapi Pak Surtana tidak marah kepada Intan, malah memberi nasihat
kepada Intan. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Kuwi pancen wis dadi tugase wong tuwa kanggo ngayomi anake.
Kowe ora usah rumangsa salah banget-banget. Nasipe manungsa iku
ora ana sing ngerti. Nanging muga-muga apa kang wis dumadi lan
kok alami iki dadi rabuk pemahaman tumprapmu supaya ing tembe
kowe bisa luwih ngati-ati. (147)
67
Terjemahan :
Itu memang sudah menjadi tuganya orang tua untuk melindungi
anaknya. Kamu tidak usah merasa salah sekali. Nasipnya manusia itu
tidak ada yang tahu. Tetapi semoga apa yang sudah terjadi dan kamu
alami ini menjadi pupuk pemahaman untukmu supaya dimasa depan
kamu bisa lebih berhati-hati.”
f. Mr. Tanaka
Mr.Tanaka adalah bos perusahaan Perusahaan alat-alat olah raga
yang lebih banyak untuk pasokan pasar ekspor tempat Intan bekerja.
Mr.Tanaka merupakan orang jepang yang mendirikan usaha di Indonesia
tepatnya di Semarang. Secara fisik tokoh Mr.Tanaka memiliki mata sipit.
Terbukri melalui perkataan Bregas sebagai berikut :
Dadi yen ngono saiki cetho. Pandugaku bener, mesthi ana apa-apa
antarane kowe lan si jepang sipit kuwi! (22)
Terjemahan :
Jadi kalau begitu sekarang jelas. Dugaanku benar, pasti ada apa-apa
antara kamu dan sijepang sipit itu!
Karakter yang dimiliki Mr.Tanaka yaitu pengingat. Terbukti pada
saat Intan disuruh untuk membawa mobilnya selama dia kembali ke
Jepang, Intan berusaha menolak tetapi Mr.tanaka mengingat bahwa Intan
dulu pernah mengganti Pak Paimin menyetir mobil perusahaan. Terbukti
dalam kutipan sebagai berikut :
Mobilku luwih becik kok gawa bali wae Intan, sapa ngerti urusanmu
mengko akeh. Dadi kowe ora usah njagakake Paimin.
Nanging...
68
Aja kandha yen kowe ora duwe SIM. Ndhisik kowe uga wis tau
nganggo mobilku nalika Paimin lagi ana urusan liya,” [...] (19)
Terjemahan :
Mobilku lebih baik kamu bawa pulang saja Intan, siapa tahu urusanmu
nanti banyak. Jadi kamu tidak perlu menjagakan Paimin.
Tetapi...
Jangan bilang kalau kamu tidak mempunyai SIM. Dulu kamu juga
pernah memakai mobilku ketika Paimin sedang ada urusan lain,[...]
Mr.Tanaka termasuk orang yang manusiawi, tidak semena-mena
kepada karyawan. Walaupun dahulu jepang pernah menjajah Indonesia
bukan berarti semua orang jepang jahat dan kejam, ada juga yang baik
seperti Mr.Tanaka. karakter yang demikian terbukti dalam kutipan sebagai
berikut :
Sing semangat! Mister Tanaka senajan wong asing nanging wonge
cukup manusiawi. Ora tau sawiyah-wiyah marang karyawan senajan
mung karyawan cilik, kabeh diajeni hak-hake. Kosok baline, ora
sethithik bos pribumi sing luwih ora manusiawi, senenge meres lan
kurang ngajeni marang hak-hake karyawan.
Iya, Mbak. Aku uga ngrasakake kaya mangkono. Senajan Jepang
biyen tau njajah bangsane dhewe lan kondhang kanthi kekejamane,
nanging Mr.Tanaka rasane beda. Arang bos sing apikan kaya
dheweke. (149-150)
Terjemahan :
Yang semangat! Mister Tanaka walaupun orang asing tetapi orangnya
cukuk manusiawi. Tidak pernah seenaknya kepada karyawan
walaupun hanya karyawan kecil, semua dihargai hak-haknya.
Begitupun sebaliknya, tidak sedikit bos pribumi yang lebih tidak
manusiawi, senang memeras dan kurang menghargai hak-haknya
karyawan.
Iya, Mbak. Aku juga merasakan seperti itu. Walaupun Jepang dulu
pernah menjajah bangsa kita dan terkenal dengan kekejamannya,
tetapi Mr.Tanaka rasanya berbeda. Jarang bos yang baik seperti dia.
g. Astri
Astri adalah teman dekat Intan waktu masih sekolah di SMA.
Teman dekat Intan ada dua yaitu Astri dan Saras. Secara fisik tokoh Astri
69
digambarkan sebagai wanita yang cantik,. Terbukti dari ungkapan Intan
saat bertemu dengan Astri sebagai berikut :
Awakmu uga awet ayu senajan rada semok. Nanging ora apa-apa.
Malah ketok seksi, wangsulane Intan lirih. Ora wani ngomong los awit
kursi ing kiwa tengene wis ana sing manggoni. (171)
Terjemahan :
Dirimu juga tetap cantik walupun agak semok. Tetapi tidak apa-apa.
Malah terlihat seksi, Jawabannya Intan pelan. Tidak berani berbicara
los mulai kursi di kiri kanan sudah ada yang menempati.
Karakter yang terdapat dalam diri Astri adalah sok tau kepada
siapapun, tetapi dibalik sikap tau itu Astri memiliki karakter yang
perhatian kepada orang-orang tertentu. Karakter yang demikian terbukti
dari percakapan antara Intan dan Astri sebagai berikut :
Stt... aja seru-seru, ngganggu kiwa-tengen. Kawit biyen penyakitmu kok
ora ilang. Sok tau lan tansah pengin ngerti urusane liyan.
Analisismu ora satus persen bener. Ora kabeh urusane liyan aku
kepengin ngerti. Aku mung perduli marang wong-wong tinamtu, sing
dianggep minangka bagean saka dhiri pribadiku. Kowe lan Pram
mitraku, mitra sing paling cedhak. Apa salah yen aku perduli? Astri
nyawang Intan. (174)
Terjemahan :
Stt... jangan keras-keras, mengganggu kiri-kanan. Dari dulu penyakitmu
kok tidak hilang. Sok tau dan selalu ingin mengerti urusan orang lain.
Analisismu tidak seratus persen benar. Tidak semua urusan orang lain
aku ingin ngerti. Aku hanya perduli kepada orang-orang tertentu, yang
dianggap termasuk bagian dari diri pribadiku. Kamu dan Pram mitraku,
mira yang paling deka. Apa salah kalau aku perduli? Astri melihat Intan
h. Ines
Ines merupakan istri Pramudita. Secara fisik Ines digambarkan
sebagai wanita yang cantik, modis, setiap laki-laki yang melihat Ines pasti
70
terpesona. Gambaran fisik tokoh Ines terbukti dari ungkapan Intan sebagai
berikut :
Awan iku nalika Intan lagi digubel rasa buneg sing nyesakake maras,
ana tamu teka nggoleki. Tamu kuwi sawenenhe wanita kang ayu
merak ati. Nganggo sepatu hak dhuwur, tas kulit import merek
kondhang, rok sutra motif kembang kanthi ndhuwuran polos warna
abang maron saka bahan kang alus. Nyawang saklebetan wae wis
bisa dimangerteni yen wanita iku nduweni selera sing dhuwur. Intan
ngira yen tamune kuwi arep golek lukisan, jebul khusu nemoni
dheweke.(321)
Terjemahan :
Siang itu ketika Intan sedang dilanda rasa pusing yang menyisihkan
rasa khawatir, ada tamu yang datang mencarinya. Tamu itu
perempuan yang cantik bagaikan bunga cantik. Memakai seaptu
berhak tinggi, tas kulit polos warna merah maron dari bahan yang
halus. Melihat sekejab saja sudah bisa dimengerti kalau wanita itu
mempunyai selera yang tinggi. Ntan mengira bahwa tamunya itu akan
mencari lukisan, ternya khusus untuk menemui dirinya.
Karakter yang dimiliki Ines yaitu pasif dan menuntut. Karakter
yang demikian terbukti dari perkataan Pram saat beebicara dengan Intan
sebagai berikut :
Bojoku dudu tipe wanita sing kreatif lan kebak inisiatif. Dheweke
luwih condhong pasip lan bisane mung nuntut. (190)
Terjemahan :
Istriku bukan tipe wanita yang kreatif dan penuh inisiatif. Dia lebih
condong pasif dan bisannya hanya menuntut.
Kesempurnaan yang dimiliki Ines memang membuat orang lain
iri, tetapi Ines hanya menuntut, karena hidupnya dulu selalu berkecukupan
dan tidak merasakan sulitnya mencari uang. Karakter yang boros terbukti
dari kutipan sebagai berikut :
71
Ines, pancen ayu lan sempurna ing tampilan njabane, nanging jiwane
isih durung mateng. Ngertine mung ana lan tansah nuntut kudu ana
merga kulina urip sarwa kecukupan. Ines ora tau ngrasakake
rekasane wong golek dhuwit, awit pancen durung tau nyambutgawe.
Wong tuwane sugih, minangka anak tunggal, Ines ngertine mung
sekolah lan seneng-seneng. Sawise oamah-omah, kebiasaan-
kebiasaan sing boros iku sieh tetep kegawa. Saba mal, nukoni barang-
barang sing ora perlu, menyang salon, spa lan kebiasaan-kebiasaan
konsuptip liyane isih ajeg. (194)
Terjemahan :
Ines, memang cantik dan sempurna di tampilan luarnya. Tetapi
jiwanya masih belum matang. Tahunya hanya ada dan selalu menuntut
harus ada karena sering hidup serba kecukupan. Ines tidak pernah
merasakan susahnya mencari uang, memang belum pernah bekerja.
Orang tuanya kaya, sebagai anak tunggal, Ines tahunya hanya sekolah
dan senang-senang. Setelah berumah tangga, kebiasaan-kebiasaan
yang boros itu masih tetap terbawa. Pergi ke mal, membeli barang-
barang yang tidak perlu, ke salon, sapa dan kebiasaan-kebiasaan
konsumtif lainnya masih tetap.
Karakter Ines yang kasar terbukti ketika Pramudita terlambat
pulang kerja, Pramudita tidak dibukakan pintu oleh Ines, setelah beberapa
saat Ines membuka pintu kemudian melihat Pramudita, Ines membanting
pintu dan kembali masuk kedalam rumah, setelah Pramudita masuk
kedalam rumah Ines langsung memarahi Pramudita dengan kata-kata yang
kasar. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Geneya kok ndadak mulih barang, kok ora ngeloni lonthemu wae,
Kandhane Ines karo menjet remote ing tangane. Tivi mati pet! (217)
Terjemahan :
Kenapa kok harus pulang segala, koktidak meniduri selingkuhanmu
saja, perkataan Ines dengan memencet remot di tangannya. Tv
langsung mati.
72
Ines memiliki karakter yang sangat cemburu dan curiga. Setelah
menikah dengan Pramudita, Ines ingin memiliki Pramudita seutuhnya.
Tetapi sikap Pramudita yang cuek menyebabkan Ines merasa cemburu dan
curiga kepada Pramudita. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Kadhang-kadhang Ines uga cubriya gek-gek sing lanang meneng-
meneng duwe dhemenan. Sebab ing ranjang sing lanang uga kerep
kurang greget. Kuwi sing dadi jalaran Ines rumangsa cemburu. Rasa
cemburu kasebut sing mahanani dheweke kerepe ora bisa ngontrol
emosine ing ngarepe Pram. Karepe mono yen sing lanang bali ngana
kae ya kepengin bisa bersikap manis, ning kadhang ana wae sing
njalari Ines kerep kelangan kontrol. Luwih-luwih yen Pram telat olehe
bali. Ines ora bisa ndhelikake rasa cubriya lan cemburune. (223-224)
Terjemahan :
Kadang-kadang Ines juga merasa curiga jangan-jangan suaminya
diam-diam mempunyai selingkuhan. Sebab di ranjang suaminya juga
sering kurang greget. Itu yang menjadi Ines merasa cemburu. Rasa
cemburu tersebut yang menyebabkan dirinya sering tidak bisa
mengontrol emosinya di depan Pram. Keinginanya kalau suaminya
pulang seperti itu ya ingin bisa bersikap manis, tapi kadang ada saja
yang membuat Ines sering kehilangan kontrol. Lebih-lebih kalau Pram
telat pulang. Ines tidak bisa menyebunyikan rasa curiga dan
cemburunya.
Keberanian Ines Terbukti ketika Ines menemui Intan dengan
maksud Untuk meminta Intan menjauhi Pramudita. Karakter yang
demikian terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Dheweke lega bisa ngunek-unekake wanita sing dadi selingkuhane
bojone. Senajan olehe ngunekake jan-jane isih kurang pedhes. (335)
Terjemahan :
Dirinya lega bisa mencacimaki wanita yang menjadi selingkuhan
suaminya. Walaupun dalam memaki sebenarnya masih kurang pedas.
73
i. Pak paimin
Pak Paimin adalah supir perusahaan tempat Intan bekerja. Setiap
hari Pak Paimin mengantat jemput Intan dan empat teman kerja Intan. Pak
Pimin memiliki karakter yang lugu. Terbukti ketika Bregas bercerita
tentang bagaimana Bregas bisa menemukan tempat usaha Intan di
Yogyakarta. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Intan kaget krungu ceritane Bregas. O, jebuk Pak Min sing menehi
alamat marang Bregas. Intan ora ngira. Ning dheweke uga ora
nyalaheke Pak Min. Sopir lugi kuwi pancen ora ngerti yen
sesambungane karo Bregas cukup payah. Wong lugu kaya Pak Min.
Mbok menawa olehe crita kuwi ya mung saderma crita. Ora duwe
karep apa-apa. (255-256)
Terjemahan :
Intan terkejut mendengar ceritanya Bregas. O, ternyata Pak Min yang
memberi alamat kepada Bregas. Intan tidak menyangka. Tapi dirinya
juga tidak menyalahkan Pak Min. Sopir lugu yang tidak mengerti
kalau hubungannya dengan Bregas cukup payah. Orang lugu seperti
Pak Min. Mungkin dalam bercerita itu hanya sekedar bercerita. Tidak
mempunyai maksud apa-apa
j. Siti Sundari
Siti Sundari adalah sekretaris perusahaan tempat Intan bekerja.
Siti Sundari juga termasuk rekan kerja Intan. Secara fisik Siti Sundari ini
memiliki wajah yang cantik, terbukti dari perkataan Intan sebagai berikut :
Mundhak dina taksawang-sawang kok saya mundhak ayu ta adhiku
sing siji iki, aloke Intan karo marani mejane siti Sundari. (10)
Terjemahan :
semakin hari taklihat-lihat kok semakin tambah cantik ya adikku yang
satu ini. Ucapannya Intan dengan menghampiri Siti Sundari
74
Intan sudah resmi mengundurkan diri dari perusahaan Mr.Tanaka,
pekerjaan maupun tugas-tugas Intan diserahkan kepada Siti Sundari, Siti
Sundari merasa masih ragu-ragu apakah dia mampu untuk menjalankan
tugas-tugas yang diserahkan kepadanya. Siti Sundari memiliki karakter
yang pesimis terbukti dari percakapan antara Intan dan Siti Sundari
sebagai berikut :
Apa aku mampu, Mbak? Ndari rumangsa isih rangu-rangu.
Kowe kudu yakin menawa mampu. Sebab keyakinanmu bakal
nuwuhake energi positip jroning dhiri pribadimu, yen durung-durung
kowe wis pesimis kaya iku, padha wae karo kalah sebelum
bertanding.(149)
Terjemahan :
Apa aku mampu, Mbak? Ndari merasa masih ragu-ragu.
Kamu harus yakin kalau mampu. Sebab keyakinanmu akan
menumbuhkan energi positif didalam diri pribadimu, kalau belum-
belum kamu sudah pesimis seperti itu, sama saja dengan kalah
sebelum bertanding
Karakter perhatian yang dimiliki oelh Siti Sundari terbukti ketika
Intan sedang dikantor dan Siti Sundari melihat ada yang aneh dengan
Intan, Siti Sundari mencoba merayu Intan agar Intan bercerita kepadanya
apa yang sedang terjadi kepada Intan. Terbukti dalam kutipan sebagau
berikut :
Ana apa Mbakyu, wajahmu kelihatan sendu. Aloke Ndari karo
nyedhaki mejane.
Ora ana apa-apa. Ya mung lagi ora kepenak wae.
Nanging ketok banget lho, Mbak. Mesthi ana sing ora beres iki. Iya ta,
Mbak? Yen duwe masalah aja diendhem dhewe. Mbak Intan bisa
curhat marang aku. Mungkin aku ora bisa menehi solusi, nanging
kanthi crita paling ora kuwi bisa ngurangi sanggan ing dhdha. Ujare
Ndari sok temuwa. (129)
Terjemahan :
Ada apa Mbakyu, wajahmu kelihatan sendu. Ucapan Ndari dengan
mendekati mejanya.
Tidak ada apa-apa. Ya hanya lagi tidak enak saja.
75
Tetapi kelihatan sekali lho, Mbak. Pasti ada yang tidak beres ini. Iya
kan, Mbak? Kalau mempunyai masalah jangan di pendam sendiri.
Mbak Intan bisa curhat dengan aku. Mungkin aku tidak bisa memberi
solusi, tetapi dengan bercerita paling tidak itu bisa mengurangi beban
di dada. Perkataan Ndari sok dewasa.
k. Ika
Ika adalah wanita yang bekerja dicafe tempat dimana Bregas
pergi setelah bertengkar dengan Intan. secara fisik tokoh Ika digambarkan
sebagai wanita yang cantik terbukti dari perkataan Bregas sebagai berikut :
Maturnuwun, kowe pancen ayu tenan. Bregas nampani dhuwit lan
kartu ATM-e karo isih kober menehi hadhian kecupan ing pipine Ika.
(36)
Terjemahan :
Terimakasih, kamu memang cantik sekali. Bregas menerima uang dan
kaetu ATM-nya dengan masih sempat memberi hadian kecupan di
pipinya Ika.
Karakter matre yang dimiliki Ika terbukti ketika Bregas Mabuk
dan ditagih untuk membayar tambahan rekening dan tip untuk gadis yang
telah menemaninya menyanyi, Brgegas bingung uang didompetnya hanya
dua ratus ribu rupiah. Untung saja Bregas mebawa ATM, tetapi di cafe
tersebut tidak ada fasilitas untuk menggesek kartu tersebut. Ika berbaik
hati mengambilkan uang di Mesin ATM yang terletak dibawah kemudian
Bregas memberikan ATM nya kepada Ika untuk mengambilkan uanganya.
Karakter Ika yang matre terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
76
Senajan mau ika kober ngunthet dhuwite Bregas telung yuta. Sing
ditarik saka mesin ATM limang yuta. Nanging sing dipasraheke mung
rong yuta, sing telung yuta mlebu dhompet. (37)
Terjemahan :
Meskipun tadi Ika sempat mengambil uangnya Bregas tiga juta. Yang
ditarik dari mesin ATM lima juta. Tetapi yang diserahkan hanya dua
juta, yang tiga juta masuk kedompet.
l. Bu Wiwin alias Bu Prapta
Bu Wiwin adalah tetangga Intan purnami di perumahan Mugas
Permai. Secara fisik tokoh Bu Wiwin alias bu Prapta ini berusia lima puluh
tahunasn. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Dalu menika menapa saget kula tilem mriki? pitakone Intan sawise
nguculi rangkulane. Disawang wanita ing sangarepe sing umur-
umure watara seket taunan iku kanthi mripat kebak pangarep-arep.
(138)
Terjemahan :
Malam ini apakan bisa saya tidur disini? pertanyaan Intan setelas
melepaskan pelukannnya. Dilihat wanita didepannya yang umurnya
sekitar lima puluh tahunan itu dengan mata yang penuh dengan
harapan.
Karakter Bu Wiwin yang mudah gugup terbukti ketika Intan
melarikan diri dari Bregas dan pergi kerumah Bu Wiwin untuk meminta
pertolongan, melihan Intan yang gugup Bu Wiwin tiba-tiba menjadi
gugup. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
77
Ana apa Jeng Intan? Oh, kene-kene, ayo pinarak kene. Tulung
lawange ditutup wae, Pak?Panguwuhe wanita sing diundang Bu
Wiwin, sing mentas metu saka ruwang tengah. Werung Intan sing
katon gugup lan keweden, wanita iku dadi melu gugup. (138)
Terjemahan :
Ada apa Jeng Intan? Oh, mari-mari, ayo silahkan kemari. Tolong
pintunya ditutup saja, Pak? perintahnya wanita yang dipanggil Bu
Wiwin, yang baru saja keluar dari ruwang tengah. Melihat Intan yang
terlihat gugup dan ketakutan, wanita itu menjadi ikut gugup.
Bu Wiwin juga memiliki karakter yang perhatian, sabar dan
memberikan masukan-masukan kepada Intan. Karakter yang demikian
terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Aja kaya ngono kuwi Jeng. Wis wajibe tetangga iku tulung-tinulung
kuwi mujudake sedulur sing paling cedhak. Dadi Jeng Intan ora perlu
rikuh pakewuh kaya iku. Ana masalah karo keng raka? Tukar padu
jroning rumah tangga kuwi lumrah, Jeng. Sasate kabeh wong sing wis
omah-omah tau ngalami, Kandhane wanita iku sareh. (139)
Terjemahan :
Jangan seperti itu, Jeng. Sudah kewajiban tetangga itu saling tolong-
menolong itu mewujudkan tetangga yang paling dekat. Jadi Jeng Intan
tidak perlu sungkan seperti itu. Ada masalah dengan suamimu?
Pertengkaran dalam rumah tangga itu biasa, Jeng. Semua orang yang
sudah berumah tangga pernah mengalami, Perkataan wanita itu sabar.
m. Pak Prapta Winardi
Pak Prapta Winardi adalah Suami dari Bu Wiwin alias Bu Prapta
tetangga Intan Purnami. Pak Prapta memiliki karakter yang sopan.
Terbukti ketika Intan pergi kerumahnya untuk melarikan diri dari Bregas
sebagai berikut :
78
Mangga lenggah, Jeng. Pak Prapta Winardi sing kawit mau mung
meneng, lungguh rada mojok saka ruwang tamu ngacari Intan supaya
lungguh. Ibu kuwi, emosine wae sing didhisikake. Mosok Jeng Intan
dijarke jumeneng lan malah dicecer pitakonan. Celathune marang
sing wadon.(138-139)
Terjemahan :
Mari silahkan duduk, Jeng. Pak Prapta Winardi yang sejak tadi
hanyadiam, duduk agak pojok dari ruwang tamu menyuruh Intan agar
dudu. Ibu itu, emosinya saja yang didahulukan. Masak Jeng Intan
dibiarkan berdiri dan malah diberikan pertanyaan. Ungkapan kepada
Istrinya.
Karakter lain yang dimiliki Pak Prapta Winardi yaitu sungkan dan
lebih banyak berdiam diri. Ketika Bu Prapta sedang membersihkan kamar
untuk Intan sedangkan Pak Prapta berada di ruang tamu dengan Intan.
Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Pak Prapta Winardi rumangsa rikuh arep ngajak omongan, dene
Intan senajan meneng nanging pikirane mblayang tekan ngendi-endi.
Mikirake masalahkang lagi diadhepi. (141)
Terjemahan :
Pak Prapta Winardi merasa sungkan mau mengajak Intan berbicara,
sedangkan Intan walupun diam tetapi pikirannya melayang sampai
dimana-mana. Memikirkan masalah yang sedang dihadapi.
n. Mona
Mona adalah pembantu atau baby sister yang bekerja dirumah
Intan. Mona bekerja untuk mengasuh dan merawat Sekar Melur saat Intan
sedang bekerja. Secara Fisik tokoh Mona digambarkan sebagai tokoh yang
mempunyai badan yang gemuk, mempunyai pipi yang tembem dan tidak
79
pernah menampakkan pandangan yang jelek dan juga rajin dalam merawat
Sekar. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Baby sitter sing pipine thipluk-thipluk lan awake ginuk-ginuk iku ora
tau ngatonake ulat peteng. Dheweke tlaten banget ngladeni Sekar.
Kuwi sing jalari Intan ora duwe rasa khawatir ninggalake Sekar ing
omah mung karo Mona. (154)
Terjemahan :
Baby sister yang pipinya tembem-tembem dan badanya gemuk itu
tidak pernah memperlihatkan pandangan gelap. Dirinya teliti sekali
merawat Sekar. Itu yang membuat Intan tidak mempunyai rasa
khawatir meninggalkan Sekar di rumah hanya dengan Mona.
Karakter yang terdalam dalam diri Mona yaitu tahu diri. Terbukti
dalam kutipan sebagai berikut :
Nanging ing omah iku dheweke mung pegawe, sebutan sing luwih alus
tinimbang pembantu utawa baby sitter, dadi ora nduweni hak kanggo
nyampuri urusane sing duwe omah. (49)
Terjemahan:
Tetapi di rumah itu dirinya hanya pegawai, sebutan yang lebih halus
daripada pembantu atau baby sister, jadi tidak mempunyai hak untuk
menyampuri urusan yang mempunyai rumah.
b) Berdasarkan Fungsi Penampilan Tokoh
Berdasarkan fungsi penampilan tokoh dalam novel Alun Samudra
Rasa karya Ardini pangastuti Bn dibedakan menjadi tokoh baik (protagonis)
dan tokoh jahat (antagonis).
80
1) Tokoh Protagonis
Tokoh baik atau tokoh protagonis adalah tokoh yang membawakan
misi kebenaran dan kebaikan dalam menciptakan suasana masyarakat yang
sempurna. Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang salah satu
jenisnya secara populer. Tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-
norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita. Tokoh protagonis menampilkan
sesuatu yang sesuai dengan pandangan kita, harapan-harapan kita atau
pembaca. Identifikasi diri terhadap tokoh yang demikian merupakan empati
yang diberikan pembaca. Tokoh yang termasuk protagonis dalam novel Alun
Samudra Rasa karya Ardini Pangastuti Bn yaitu:
a. Intan Purnami
Intan Purnami adalah tokoh yang dominan memerankan tema
novel yaitu perjuangan seorang perempuan untuk mempertahankan rumah
tangganya walupun sudah diperlakukan kasar oleh suaminya. Pada awal
cerita Intan tidak pernah menuntut apapun dari suaminya termasuk uang
belanja yang seharusnya adalah kewajiban Bregas. Karakter Intan yang
sungkan, malu dan tidak menuntut apapun dari suaminya. Terbukti dalam
kutipan sebagai berikut :
Kamangka sajege dadi bojone Bregas, dheweke ora tau nuntut apa-
apa marang sing lanang. Kalebu blanja sing kudune dadi hake uga
ora njaluk yen ora diulungi. Dudu apa-apa . nanging merga isin lan
rikuh wae. (26)
81
Terjemahan :
Padahal selama jadi istri Bregas. Dia tidak pernah menuntut apa-apa
kepada suaminya. Termasuk belanja yang harusnya jadi hakna juga
tidak meminya kalau tidak diberi. Bukan apa-apa. Tetapi karena malu
dan sungkan saja.
Intan sebagai tokoh utama wanita memiliki sifat atau karakter
yang tidak ingin dirinya menjadi beban pikiran orang lain, selain itu Intan
dapat menghadapi atau mengatasi permasalahan, terutama permasalahan
dalam dirinya sendiri dan Bregas. Terbukti ketika Intan menghadapi
permasalah rumah tangganya dengan Bregas kemudian permasalahan
tersebut semakin parah sehingga Intan terpaksa berkata kepada kedua
orang tuanya. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Sakawit Intan ora kandha marang wong tuwane bab rumah tanggane
sing wis saya gapuk lan angel yen tetep arep dirungkepi. Karepe,
sakabehe arep didhadhagi dhewe amerga apa sing dumadi kuwi
akibat saka kesalahane. Dheweke pancen salah anggone milih
pasangan urip. Maune Intan ora nyadhari. Sairing lumakune wektu
lagi nyadhari yen Bregas pancen dudu priya sing pas kanggone. Saiki,
bareng dipikir-pikir lan dilimbang-limbang, kanthi abot pungkasene
Intan kepeksa kandha terus terang marang wong tuwane. (131)
Terjemahan :
Sejak Intan tidak ingin berbicara kepada orang tuanya masalah rumah
tangganya yang sudah semakin rapuh dan susah kalau tetap
dipertahankan. Keinginannya, semuanya akan diselesaikan sendiri
karena apa yang terjadi itu akibat dari kesalahannya. Dia memang
salah memilih pasangan hidup. Dulu Intan tidak menyadarinya.
Seiring dengan berjalannya waktu baru menyadari kalau Bregas
memang bukan laki-laki yang pas untuknya. Sekarang, setelah dipikir-
pikir dan ditimbang-timbang, dengan berat akhirnya Intan terpaksa
bicara terus terang kepada kedua orang tuanya.
Karakter yang dimiliki Intan yaitu perhatian dan juga memberikan
hak-hak kepada Mona yang telah mengasuh Sekar Melur sampai sekarang.
82
Andaikan tidak ada Mona mungkin Intan tidak bisa menjadi wanita karir
seperti saat ini. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Inggih Bu. Mona menyat menyang mburi karo nggawa layah lan
piring kosong tilas wadah buah kanggo rujakan. Dheweke seneng
duwe majikan kaya Intan. Sebab kejaba bayare murwat Mona uga
rumangsa diuwongake ing keluwarga iki. Dadi olehe kerja iya
mantep, ora setengah-setengah. (162-163)
Terjemahan :
Iya Bu. Mona pergi ke belakang dengan membawa ulekan dan piring
kosong bekas tempat buah untuk rujakan. Dirinya senang mempunyai
majikan seperti Intan, sebab selain bayarannya yang cukup Mona
juga merasa di manusiakan di keluarga ini. Jadi dia bekerja juga
mantap, tidak setengah-setengah.
Intan tidak ingin bertengkar dengan siapapun. Karena menurut
Intan bertengkar itu tidak hanya pikiran yang lelah tetapi juga membuat
sakit jiwa dan raga. Watak Intan yang demikian itu terbukti dalam kutipan
sebagai berikut :
Sengaja mobil dibalekake, merga wegah ribut maneh karo sing lanag
yen mobil kuwi tetep ana ngomah. Intan paling ora seneng yen kudu
padu. Ora mung ngeselake pikiran nanging uga nglarakake jiwa raga.
(50-51)
Terjemahan :
Sengaja mobil dikembalikan, karena tidak mau ribut lagi dengan
suaminya. Intan paling tidak suka kalau harus bertengkar. Tidak hanya
membuat pikiran lelah, teapi juga menyakitkan jiwa raga.
b. Pramudita
Pramudita merupakan laki-laki yang melankolis dan tidak tega.
Setelah bertemu kembali dengan Intan, meskipun didalam hatinya Pram
83
masih belum bisa melupakan Intan tetapi Pram tidak tega untuk
meninggalkan istri dan anaknya. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Kesane egois, wis nyandhing bojo isih ngeling-eling pacar lawas.
Nanging kudu dipahami, Pram priya sing melankolis dan ora tegelan.
Perkawinan sing diatur dening wong tuwane kuwi, sakawit disetujoni
kanthi pamikiran positip, tresna bisa tuwuh karo mlaku. (193)
Terjemahan :
Kesannya egois, sudah menyanding istri masih mengingat-ingat pacar
lama. Tetapi harus dipahami, Pram Laki-laki yang melankolis dan
tidak tegaan. Pernikahan yang diatur oleh orang tuanya itu, mulai
disetujui dengan pemikiran positif, rasa sayang bisa tumbuh dengan
berjalan.
c. Bu Surtana
Kekhawatir Bu Surtana apabila Intan tetap tinggal di Semarang,
mantan suaminya berbuat nekat kepada Intan. Karakter yang dimiliki Bu
Surtana dalam hal ini yaitu memiliki kekhawatiran terhadap Intan. Hal ini
terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Ibu tetep nunggoni ing Semarang kene nganti urusanmu rampung.
Priye-priyea ibu ora tegel ninggalake kowe ijen ing ngomah iki.
Kahananmu biyen karo saiki beda.
Bu, aku iki wis dudu bocah cilik maneh. Aku wis kulina manggon ijen
ing ngomah. Toh ana Sekar lan Mona.
Iya, Ibu ngerti, nanging kahananmu saiki wis beda. Sing tak
sumelangake, priye yen tilas bojomu kuwi isih tetep nekad? Ketoke
durung lila tenan ngeculake kowe. (145)
Terjemahan :
Ibu tetap menunggu disini di Semarang sampai urusanmu selesai.
Bagaimanapun ibu tidak rela meninggalkanmu sendiri di rumah ini.
Keadaanmu dulu dengan sekarang berbeda.
84
Bu, aku ini sudah bukan anak kecil lagi. Aku sudah terbiasa tinggal
sendiri di rumah. Toh ada Sekar dan Mona.
Iya, Ibu mengerti, tetapi keadaanmu sekarang sudah berbeda. Yang
saya takutkan, bagaimana kalau bekas suamimu itu masih tetap nekat?
Kelihatannya belum ikhlas sekali melepaskanmu.
Bu Surtana sangat sabar dan penuh kasih sayang. Terbukti dari
ucapan syukur yang diucapkan oleh Intan sebagai berikut :
Inggih, Pak. Intas ngaras tangane bapake kanthi kebak rasa ing
panuwun. Ana rasa trenyuh. Dheweke rumangsa maturnuwun banget
marang Kang Maha Kuwasa awit diparingi wong tuwo sing sabar lan
kebak pangerten kaya iku. (146)
Terjemahan :
Iya, Pak. Intan mengambil tangan bapaknya dengan penuh rasa
terimakasih. Ada rasa terharu. Dia merasa berterimakasih sekali
kepada Yang Maha Kuasa mulai diberi orang tua yang sabar dan
penuh pengertian seperti itu.
d. Pak Surtana
Pak Surtana merupakan sosok yang sabar dan penuh pengertian.
Terbukti dari percakapan Bu Surtana dengan Intan sebagai berikut :
Apa Bapak biyen uga mangkono?
Ora. Bapakmu wonge sabar lan pangerten. (68)
Terjemahan :
Apa Bapak dulu juga seperti itu?
Tidak. Bapakmu orangya sabar dan pengertian.
Kepedulian Pak Surtana kepada Intan dan tidak mau melihat anak
satu-satunya hidup susah, Pak Surtana sangat menyayangi anaknya dan
85
tidak mau melihat anaknya sengsara dan menderita. Karakter yang
demikian terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Dheweke nglenggana yen kadhang isih sok emosional. Nanging jan-
jane kuwi amarga saking tresnane marang anak. Pak Surtana ora
kepengin anake sing mung ontang-anting ngalami urip sengsara.
Minangka wong tuwa Pak Surtana kepengin bisa nyawang anake urip
mulya, ayem tentrem ora kurang sawiji apa. (72-73)
Terjemahan :
Dirinya menyadari kalau terkadang masih sering emosi. Tetapi semua
itu karena terlalu sayangnya kepada anak. Pak Surtana tidak ingin
anaknya yang hanya satu mengalami hidup sengsara. Sebagai orang
tua Pak Surtana ingin bisa melihat anaknya hidup mulia, tentram tidak
kurang suatu apapun.
Intan merasa bersalah kepada orang tuanya karena Intan merasa
telah membuat kedua orang tuanya malu. Tetapi Pak Surtana tidak marah
kepada Intan, malah memberi nasihat kepada Intan. Terbukti dalam
kutipan sebagai berikut :
Kuwi pancen wis dadi tugase wong tuwa kanggo ngayomi anake.
Kowe ora usah rumangsa salah banget-banget. Nasipe manungsa iku
ora ana sing ngerti. Nanging muga-muga apa kang wis dumadi lan
kok alami iki dadi rabuk pemahaman tumprapmu supaya ing tembe
kowe bisa luwih ngati-ati. (147)
Terjemahan :
Itu memang sudah menjadi tuganya orang tua untuk melindungi
anaknya. Kamu tidak usah merasa salah sekali. Nasipnya manusia itu
tidak ada yang tahu. Tetapi semoga apa yang sudah terjadi dan kamu
alami ini menjadi pupuk pemahaman untukmu supaya dimasa depan
kamu bisa lebih berhati-hati.
e. Mr. Tanaka
Mr.Tanaka termasuk orang yang manusiawi, tidak semena-mena
kepada karyawan. Walaupun dahulu jepang pernah menjajah Indonesia,
bukan berarti semua orang jepang jahat dan kejam, ada juga orang Jepang
86
yang baik seperti Mr.Tanaka. karakter yang demikian terbukti dalam
kutipan sebagai berikut :
Sing semangat! Mister Tanaka senajan wong asing nanging wonge
cukup manusiawi. Ora tau sawiyah-wiyah marang karyawan senajan
mung karyawan cilik, kabeh diajeni hak-hake. Kosok baline, ora
sethithik bos pribumi sing luwih ora manusiawi, senenge meres lan
kurang ngajeni marang hak-hake karyawan.
Iya, Mbak. Aku uga ngrasakake kaya mangkono. Senajan Jepang
biyen tau njajah bangsane dhewe lan kondhang kanthi kekejamane,
nanging Mr.Tanaka rasane beda. Arang bos sing apikan kaya
dheweke. (149-150)
Terjemahan :
Yang semangat! Mister Tanaka walaupun orang asing tetapi orangnya
cukuk manusiawi. Tidak pernah seenaknya kepada karyawan
walaupun hanya karyawan kecil, semua dihargai hak-haknya.
Begitupun sebaliknya, tidak sedikit bos pribumi yang lebih tidak
manusiawi, senang memeras dan kurang menghargai hak-haknya
karyawan.
Iya, Mbak. Aku juga merasakan seperti itu. Walaupun Jepang dulu
pernah menjajah bangsa kita dan terkenal dengan kekejamannya,
tetapi Mr.Tanaka rasanya berbeda. Jarang bos yang baik seperti dia.
f. Astri
Astri sangat peduli kepada siapapun, tetapi hanya peduli dan
perhatian kepada orang-orang tertentu. Karakter yang demikian terbukti
dari percakapan antara Intan dan Astri sebagai berikut :
Stt... aja seru-seru, ngganggu kiwa-tengen. Kawit biyen penyakitmu
kok ora ilang. Sok tau lan tansah pengin ngerti urusane liyan.
Analisismu ora satus persen bener. Ora kabeh urusane liyan aku
kepengin ngerti. Aku mung perduli marang wong-wong tinamtu, sing
dianggep minangka bagean saka dhiri pribadiku. Kowe lan Pram
mitraku, mitra sing paling cedhak. Apa salah yen aku perduli? Astri
nyawang Intan. (174)
Terjemahan :
Stt... jangan keras-keras, mengganggu kiri-kanan. Dari dulu
penyakitmu kok tidak hilang. Sok tau dan selalu ingin mengerti urusan
orang lain.
87
Analisismu tidak seratus persen benar. Tidak semua urusan orang lain
aku ingin ngerti. Aku hanya perduli kepada orang-orang tertentu, yang
dianggap termasuk bagian dari diri pribadiku. Kamu dan Pram
mitraku, mira yang paling deka. Apa salah kalau aku perduli? Astri
melihat Intan
2) Tokoh Antagonis
Sebuah fiksi harus mengandung konflik, ketegangan, khususnya
konflik dan ketegangan yang dialami oleh tokoh protagonis. Tokoh penyebab
terjadinya konflik disebut tokoh antagonis. Tokoh antagonis barangkali dapat
disebut beroposisi dengan tokoh protagonis, secara langsung ataupun tak
langsung, bersifat fisik ataupun batin. Penyebab terjadinya konflik dapat
terjadi karena adanya kekuatan antagonis. Tokoh yang tergolong antagonis
dalam novel Alun Samudra Rasa karya Ardini Pangastuti Bn, yaitu:
a. Bregas jatmika
Sisi antagonis tokoh Bregas yaitu melalui karakternya yang selalu
menaruh curiga, cemburu dan kasar kepada Intan. Secara spesifik melalui
deskripsi eksplisit, Karakter Bregas yang selalu menaruh curiga kepada
Intan terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Kanca lanang apa wadon? Aku takon kok ora mbok wangsuli. Mesthi
kanca lanang sing menehi kopi iki. Sapa dheweke?. Pangatake Bregas
maneh. Selerane ngombe langsung ilang.
njenegan ki pikirane tansah ngeres. Apa-apa dicubriyani, apa-apa
disujanani. Geneya njenengan ora tau percaya marang aku?
wangsulane Intan sinambi ngicipi mie sing lagi dimasak. (122-123)
Terjemahan :
Teman laki-laki apa perempuan? Aku tanya kok tidak kamu jawab.
Pasti teman laki-laki yang memberi kopi ini. Siapa dirinya?
pertanyaanya Bregas lagi. Selera minumnya langsung hilang.
Anda itu pikirannya selalu kotor. Apa-apa dicurigai, apapa disalahkan.
Kenapa anda tidak pernah percaya kepadaku. Jawabannya Intan dengan
mencicipi mie yang sedang dimasak.
88
Kecurigaan dan kecemburuan Bregas kepada Intan tersebut yang
sudah bisa ditoleransi, hal itu menjadi penyebab terjadinya konflik pada
rumah tangga Bregas dan Intan sehingga mencapai titik intensitas tertinggi
(Klimaks).
c) Tokoh Berdasarkan Perkembangan Perwatakan
Berdasarkan perkembangan perwatakan tokoh dalam novel Alun
Samudra Rasa karya Ardini Pangastuti Bn terdiri dari tokoh bulat dan tokoh
pipih, sebagai berikut:
1. Tokoh Bulat
Tokoh bulat/kompleks merupakan tokoh yang memiliki dan diungkap
berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati dirinya.
Tingkah lakunya sering tak terduga dan memberikan efek kejutan pada
pembaca. Tokoh bulat yang terdapat dalam novel Alun Samudra Rasa karya
Ardini Pangastuti Bn, yaitu:
a. Intan Purnami
Tokoh Intan Purnami diceritakan sebagai sosok yang memiliki
pendidikan tinggi dan mapan. Awal cerita Intan bertemu dengan Bregas,
namun pertemuannya dengan Bregas semata-mata hanya untuk melupakan
Pramudita. Petemuannya dengan Bregas bermula ketika Intan melanjutkan
kuliana di Semarang, seiring berjalannya waktu akhirnya Intan dan Bregas
berpacaran dan Intan hamil diluar nikah, akhirnya Bregas dan Intan menikah
dan bertempat tinggal disemarang. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Kanggo mbuang rasa kuciwa lan uga kanggo nglalekake Pram. Intan
nerusake kuliahe maneh ing Semarang. Sapa ngerti sawise mangon ing
kutha liya uga banjur ganti swasana. Mligine swasana atine.
89
Pancen tenan, Ing Semarang sawise oleh kanca-kanca anyar, swasana
kampus sing uga beda karo Yogya lan srawung karo kanca-kanca
anyar kanthi pakulinan-pakulinan sing uga anyar, sing beda karo ing
lingkungane ing Yogya, Intan enggal bisa nglalekake Pram. Luwih-
luwih sawise ketemu karo Bregas Jatmika, sing umure luwih enim
setaun tinimbang dheweke. (28)
Terjemahan :
Untuk membuang rasa kecewa dan juga untuk melupakan Pram. Intan
melanjutkan kuliahnya kembali di Semarang. Siapa tahu setelah
bertempat tinggal di kota lain juga kemudian ganti suasana. Khususnya
suasana hatinya.
Memang benar, di Semarang setelah mendapatkan teman-teman baru.
Suasana kampus yang juga berbeda dengan Yogya dan bergabung
bersama teman-teman baru dengan kebiasaan-kebiasaan yang juga baru,
yang berbeda dengan kebiasaan di Yogya, Intan lebih bisa melupakan
Pram. Lebih-lebih setelah bertemu dengan Bregas Jatmika, yang
umurnya lebih muda satu tahun daripada dirinya.
Pertengkaran dengan Bregas membuat Intan ingin menyelesaikan
masalah yang terjadi di dalam rumah tangganya dengan Bregas, akan tetapi
Bregas justru marah-marah kepada Intan dan menuduh Intan mempunyai
selingkuhan di Yogyakarta. Hal itu yang membuat Intan berubah pikiran
dan memutuskan untuk berpisah dengan bregas. Terbukti dalam kutipan
sebagai berikut :
Maune aku ora duwe niyat kaya mangkono. Sekar pancen isih kangen
karo eyange. Kuwi wae! Aku ora duwe karep apa-apa kanthi ninggal
sekar ana kana. Malah pangangenku mbokmenawa yen ora ana Sekar
lan Mona awake dhewe bisa memperbaiki hubungan sing keri-keri
krasa saya cemplang. Nanging prastawa mau bengi lan uga esuk iki,
mahanani aku dadi mikir beda. Aku wis ora berminat maneh kanggo
nerusake perkawinan iki. Percuma aku wes kesel uga lara! (125-126)
Terjemahan :
Tadinya aku tidak memiliki niat seperti itu. Sekar memang masih
kangen dengan eyangnya. Itu saja! Aku tidak mempunyai keinginan
90
apa-apa dengan meninggalkan Sekar disana. Malah bayanganku
mungkin kalau tidak ada Sekar dan Mona kita bisa memperbaiki
hubungan yang akhir-akhir ini terasa hambar. Tetapi peristiwa tadi
malam dan juga pagi ini, membuat aku menjadi berfikir beda. Aku
sudah tidak berminat lagi untuk meneruskan pernikahan ini. Percuma
aku sudah capek juga sakit!
Intan tidak pernah menuntut apapun dari suaminya, termasuk uang
belanja untuk kebutuhan sehari-hari yang seharusnya menjadi kewajiban
Bregas sebagai suaminya. Intan tidak meminta kecuali memang Bregas
yang memberinya. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Kamangka sajege dadi bojone Bregas, dheweke ora tau nuntut apa-apa
marang sing lanang. Kalebu blanja sing kudune dadi hake uga ora
njaluk yen ora diulungi. Dudu apa-apa . nanging merga isin lan rikuh
wae. (26)
Terjemahan :
Padahal selama jadi istri Bregas. Dia tidak pernah menuntut apa-apa
kepada suaminya. Termasuk belanja yang harusnya jadi hakna juga
tidak meminya kalau tidak diberi. Bukan apa-apa. Tetapi karena malu
dan sungkan saja.
Kesabaran Intan sudah habis, Intan sudah tidak ingin lagi untuk
memenuhi kewajiban sebagai seorang istri Bregas. Terbukti ketika Intan
sedang tertidur, Bregas pulang kerumah dengan keadaan mabuk berat
berbuat nekat kepada Intan. Intan berani melemparkan gelas kepada bregas
dan pergi kerumah Bu Wiwin untuk mencari pertolongan. Terbukti dalam
kutipan sebagai berikut :
91
Sejangkah maneh wani maju, gelas iki bakal namani raine njnengan.
Aku ora perduli! Intan ngagak-agakake gelas ing tangane karo nata
posisi awake. Dheweke wis bisa lungguh lan ancang-ancang ngadeg.
(134)
Terjemahan :
Satu langkah lagi berani maju, gelas ini akan mengenai wajah anda.
Aku tidak perduli! Intan menodongkan gelas di tangannya dengan
mengatur posisi dirinya. Dia sudah bisa duduk dan bersiap-siap berdiri
b. Bregas Jatmika
Tokoh Bregas Jatmika diceritakan sebagai sosok yang bersikap kasar
dan selalu menaruh curiga kepada Intan. Pada awal cerita Bregas menuduh
Intan mempunyai hubungan khusus dengan Mr.Tanakan atau bosnya Intan,
hanya karena Intan membawa pulang mobil milik Mr.Tanaka, itupun karena
Intan disuruh oleh Mr.Tanaka. terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
kuwi mobile sopo? pitakone ora sranta marang Intan sing methukake
tekane.
mobile mister. Dheweke bali menyang negarane merga sawenehe
urusan. Mobile dikongkon nggawa aku sajrone dheweke lunga
ana sesambungan apa antarane koe lan mister kok nganti dheweke
ngrilakake mobil pribadine kok gawa bali? Bregas nyawang landhep
marang sing wadon.(19-20)
Terjemahan:
Itu mobilnya siapa? pertanyaan Bregas kepada Intan dengan tidak sabar
yang menyambut kedatangannya.
Mobilnya mister. Dia pulang ke negaranya karena sedang ada urusan.
Mobilnya disuruh aku yang bawa selama dia pergi
Ada hubungan apa antara kamu dengan mister kok sampai-sampai dia
merelakan mobil pribadinya kamu bawa pulang? Bregas melihat tajam
kepada Intan.
92
Keberanian Bregas untuk menemui Intan dengan tujuan untuk
mengajak Intan membangun rumah tangga kembali bersamanya, dengan
alasan bahwa Sekar masih membutuhkan seorang ayah. Bregas juga
mengancam Intan, bahwa Bregas akan menculik Sekar apabila Intan tidak
mau kembali bersama dengan Bregas. Terbukti dalam kutipan sebagai
berikut :
Intan demi Sekar, Priye yen awake dhewe dadi siji maneh? Aku janji
wis, ora bakal mbaleni tumindakku sing wingi, aku janji bakal aweh
kebebasan marang kowe kanggo ngembangake karier.” (270)
Terjemahan :
Intan demi Sekar, bagaimana kalau kita kembali menjadi satu lagi? Aku
janji, tidak akan mengulangi perbuatanku yang kemarin, aku janji akan
memberimu kebebasan kepada kamu unttu mengembangkan karir.
2. Tokoh Pipih
Tokoh pipih atau tokoh sederhana dalam bentuknya yang asli adalah
tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu, satu sifat-watak yang
tertentu saja. Sebagai seorang tokoh manusia, ia tak diungkap berbagai
kemungkinan sisi kehidupannya. Ia tak memiliki sifat dan tingkah laku yang
dapat memberikan efek kejutan bagi pembaca. Sifat dan tingkah laku seorang
tokoh sederhana bersifat datar, monoton, hanya mencerminkan satu watak
tertentu. Dapat dikatakan bahwa tokoh-tokoh tambahan dalam sebuah fiksi,
rata-rata merupakan tokoh sederhana. Tokoh pipih/sederhana dalam novel Alun
Samudra Rasa karya Ardini Pangastuti Bn adalah:
93
a. Sekar Melur
Sekar Melur adalah anak kandung Intan Purnami dan Bregas
Jatmiko. Sekar melur masih berusia sekitar tiga tahunan. Sekar termasuk
anak yang pandai. Terbukti dalam percakapan Mona dengan Sekar sebagai
berikut :
Ayah lagi sibuk, dhik Sekar karo mbak Mona wae, ngadhang Yu Tum.
Saiki Mbak Mona njupuk dhuwit dhisik. Nggo mundhut apa Dhik?
Ujare Mona kanggo ngalihake kawigatene Sekar.
Lombok.
Pinter. Lombok kalih napa?
Bakco! (48)
Terjemahan :
Ayah sedang sibuk, Dik Sekar sama mbak Mona saja, menunggu Yu
Tum. Sekarang Mbak Mona ambil uang dulu. Untuk membeli apa
dik? perkataan Mona untuk mengalihkan perhatian Sekar.
Cabai.
Pintar. Cabai sama apa?
Bakco!
b. Pramudita
Pramudita adalah mantan kekasih Intan Purnami saat Intan masih
tinggal diyogyakarta. Hubungan mereka berakhir karena Pram tidak
memberi jawaban yang pasti ketika ditanya bagaimana kelanjutan hubungan
mereka oleh kedua orang tua Intan. Pramudita memiliki karakter yang
berani. Terbukti ketika Pram memutuskan untuk keluar dari zona aman,
tidak mau bergantung dengan mertuanya. Terbukti dalam kutipan sebagai
berikut :
Kuwi sing mahanani Pram metu saka “zona nyaman” kasebut lan
nyoba usaha dhewe. Awal-awal pancen ya mengkis-mengkis tenan,
94
mula sing wadon kerep mencak-mencak, ora bisa nampa kanyatan.
(194)
Terjemahan :
Itu yang membuat Pram keluar dari “zona nyaman” tersebut dan
mencoba usaha sendiri. Awal-awal memang ya susah payah sekali, oleh
karena itu istrinya sering marah-marah, tidak bisa menerima kenyataan.
c. Bu Surtana
Bu Surtana adalah ibu kandung Intan Purnami yang tinggal di
Yogyakarta. Bu Surtana merupakan pensiunan guru SMA. Bu Surtana ingin
Intan untuk tinggal di Yogyakarta dengannya, Bu Surtana khawatir jika
Intan tetap tinggal di Semarang mantan suaminya bisa berbuat nekat kepada
Intan. Karakter yang dimiliki Bu Surtana dalam hal ini yaitu memiliki
kekhawatiran dan kepedulian terhadap Intan. Hal ini terbukti dalam kutipan
sebagai berikut :
Ibu tetep nunggoni ing Semarang kene nganti urusanmu rampung.
Priye-priyea ibu ora tegel ninggalake kowe ijen ing ngomah iki.
Kahananmu biyen karo saiki beda.
Bu, aku iki wis dudu bocah cilik maneh. Aku wis kulina manggon ijen
ing ngomah. Toh ana Sekar lan Mona.
Iya, Ibu ngerti, nanging kahananmu saiki wis beda. Sing tak
sumelangake, priye yen tilas bojomu kuwi isih tetep nekad? Ketoke
durung lila tenan ngeculake kowe. (145)
Terjemahan :
Ibu tetap menunggu disini di Semarang sampai urusanmu selesai.
Bagaimanapun ibu tidak rela meninggalkanmu sendiri di rumah ini.
Keadaanmu dulu dengan sekarang berbeda.
Bu, aku ini sudah bukan anak kecil lagi. Aku sudah terbiasa tinggal
sendiri di rumah. Toh ada Sekar dan Mona.
Iya, Ibu mengerti, tetapi keadaanmu sekarang sudah berbeda. Yang saya
takutkan, bagaimana kalau bekas suamimu itu masih tetap nekat?
Kelihatannya belum ikhlas sekali melepaskanmu.
95
d. Pak Surtana
Pak Surtana adalah ayah kandung Intan Purnami atau suami dari
Bu Surtana. Pak Surtana juga bertempat tinggal di Yogyakarta bersama
istrinya Bu Surtana. Pak Surtana sudah tidak bekerja dan merupakan
pensiunan pegawai negeri sipil urusan agraria. Secara psikologis Pak
Surtana memiliki karakter yang sabar dan penuh pengertian. Terbukti dari
percakapan Bu Surtana dengan Intan sebagai berikut :
Apa Bapak biyen uga mangkono?
Ora. Bapakmu wonge sabar lan pangerten. (68)
Terjemahan :
Apa Bapak dulu juga seperti itu?
Tidak. Bapakmu orangya sabar dan pengertian.
e. Mr. Tanaka
Mr.Tanaka adalah bos perusahaan Perusahaan alat-alat olah raga
yang lebih banyak untuk pasokan pasar ekspor tempat Intan bekerja.
Mr.Tanaka merupakan orang jepang yang mendirikan usaha di Indonesia
tepatnya di Semarang. Mr.Tanaka termasuk orang yang manusiawi, tidak
semena-mena kepada karyawan. Walaupun dahulu jepang pernah menjajah
Indonesia bukan berarti semua orang jepang jahat dan kejam, ada juga yang
baik seperti Mr.Tanaka. karakter yang demikian terbukti dalam kutipan
sebagai berikut :
Sing semangat! Mister Tanaka senajan wong asing nanging wonge
cukup manusiawi. Ora tau sawiyah-wiyah marang karyawan senajan
mung karyawan cilik, kabeh diajeni hak-hake. Kosok baline, ora sethithik
bos pribumi sing luwih ora manusiawi, senenge meres lan kurang
ngajeni marang hak-hake karyawan.
96
Iya, Mbak. Aku uga ngrasakake kaya mangkono. Senajan Jepang biyen
tau njajah bangsane dhewe lan kondhang kanthi kekejamane, nanging
Mr.Tanaka rasane beda. Arang bos sing apikan kaya dheweke. (149-150)
Terjemahan :
Yang semangat! Mister Tanaka walaupun orang asing tetapi orangnya
cukuk manusiawi. Tidak pernah seenaknya kepada karyawan walaupun
hanya karyawan kecil, semua dihargai hak-haknya. Begitupun
sebaliknya, tidak sedikit bos pribumi yang lebih tidak manusiawi, senang
memeras dan kurang menghargai hak-haknya karyawan.
Iya, Mbak. Aku juga merasakan seperti itu. Walaupun Jepang dulu
pernah menjajah bangsa kita dan terkenal dengan kekejamannya, tetapi
Mr.Tanaka rasanya berbeda. Jarang bos yang baik seperti dia.
f. Astri
Astri merupakan teman dekat Intan waktu masih duduk dibangku
SMA. Teman dekat Intan ada dua yaitu Astri dan Saras. Saras sudah
bertempat tinggal di Yogyakarta karena ikut bersama suaminya, sedangkan
Astri masih bertempat Tinggal di Yogyakarta dan masih sering
berkomunikasi dengan Intan Purnami. Astri memiliki karakter yang sok tau
kepada siapapun, tetapi dibalik sikap tau itu Astri memiliki karakter yang
perhatian kepada orang-orang tertentu. Karakter yang demikian terbukti dari
percakapan antara Intan dan Astri sebagai berikut :
Stt... aja seru-seru, ngganggu kiwa-tengen. Kawit biyen penyakitmu kok
ora ilang. Sok tau lan tansah pengin ngerti urusane liyan.
Analisismu ora satus persen bener. Ora kabeh urusane liyan aku
kepengin ngerti. Aku mung perduli marang wong-wong tinamtu, sing
dianggep minangka bagean saka dhiri pribadiku. Kowe lan Pram
mitraku, mitra sing paling cedhak. Apa salah yen aku perduli? Astri
nyawang Intan. (174)
Terjemahan :
Stt... jangan keras-keras, mengganggu kiri-kanan. Dari dulu penyakitmu
kok tidak hilang. Sok tau dan selalu ingin mengerti urusan orang lain.
Analisismu tidak seratus persen benar. Tidak semua urusan orang lain
aku ingin ngerti. Aku hanya perduli kepada orang-orang tertentu, yang
97
dianggap termasuk bagian dari diri pribadiku. Kamu dan Pram mitraku,
mira yang paling deka. Apa salah kalau aku perduli? Astri melihat Intan
g. Ines
Ines adalah istri dari Pramudita. Ines memiliki karakter yang pasif
dan menuntut. Karakter yang demikian terbukti dari perkataan Pram saat
beebicara dengan Intan sebagai berikut :
Bojoku dudu tipe wanita sing kreatif lan kebak inisiatif. Dheweke luwih
condhong pasip lan bisane mung nuntut. (190)
Terjemahan :
Istriku bukan tipe wanita yang kreatif dan penuh inisiatif. Dia lebih
condong pasif dan bisannya hanya menuntut.
h. Pak paimin
Pak Paimin merupakan supir perusahaan tempat Intan bekerja.
Setiap hari Pak Paimin mengantat jemput Intan dan empat teman kerja
Intan. Pak Pimin memiliki karakter yang lugu. Terbukti ketika Bregas
bercerita tentang bagaimana Bregas bisa menemukan tempat usaha Intan di
Yogyakarta. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Intan kaget krungu ceritane Bregas. O, jebuk Pak Min sing menehi
alamat marang Bregas. Intan ora ngira. Ning dheweke uga ora
nyalaheke Pak Min. Sopir lugi kuwi pancen ora ngerti yen
sesambungane karo Bregas cukup payah. Wong lugu kaya Pak Min.
Mbok menawa olehe crita kuwi ya mung saderma crita. Ora duwe
karep apa-apa. (255-256)
Terjemahan :
Intan terkejut mendengar ceritanya Bregas. O, ternyata Pak Min yang
memberi alamat kepada Bregas. Intan tidak menyangka. Tapi dirinya
juga tidak menyalahkan Pak Min. Sopir lugu yang tidak mengerti kalau
hubungannya dengan Bregas cukup payah. Orang lugu seperti Pak Min.
98
Mungkin dalam bercerita itu hanya sekedar bercerita. Tidak mempunyai
maksud apa-apa
i. Siti Sundari
Siti Sundari merupakan sekretaris perusahaan tempat Intan bekerja.
Siti Sundari juga merupakan rekan kerja Intan. Siti Sundari merasa masih
ragu-ragu apakah dia mampu untuk menjalankan tugas-tugas yang
diserahkan kepadanya. Siti Sundari memiliki karakter yang pesimis terbukti
dari percakapan antara Intan dan Siti Sundari sebagai berikut :
Apa aku mampu, Mbak? Ndari rumangsa isih rangu-rangu.
Kowe kudu yakin menawa mampu. Sebab keyakinanmu bakal nuwuhake
energi positip jroning dhiri pribadimu, yen durung-durung kowe wis
pesimis kaya iku, padha wae karo kalah sebelum bertanding.(149)
Terjemahan :
Apa aku mampu, Mbak? Ndari merasa masih ragu-ragu.
Kamu harus yakin kalau mampu. Sebab keyakinanmu akan
menumbuhkan energi positif didalam diri pribadimu, kalau belum-belum
kamu sudah pesimis seperti itu, sama saja dengan kalah sebelum
bertanding
j. Ika
Ika wanita yang bekerja dicafe tempat dimana Bregas pergi setelah
bertengkar dengan Intan. Ika memiliki karakter yang matre. Terbukti ketika
Bregas Mabuk dan ditagih untuk membayar tambahan rekening dan tip
untuk gadis yang telah menemaninya menyanyi, Brgegas bingung uang
didompetnya hanya dua ratus ribu rupiah. Untung saja Bregas mebawa
ATM, tetapi di cafe tersebut tidak ada fasilitas untuk menggesek kartu
99
tersebut. Ika berbaik hati mengambilkan uang di Mesin ATM yang terletak
dibawah kemudian Bregas memberikan ATM nya kepada Ika untuk
mengambilkan uanganya. Karakter Ika yang matre terbukti dalam kutipan
sebagai berikut :
Senajan mau ika kober ngunthet dhuwite Bregas telung yuta. Sing ditarik
saka mesin ATM limang yuta. Nanging sing dipasraheke mung rong yuta,
sing telung yuta mlebu dhompet. (37)
Terjemahan :
Meskipun tadi Ika sempat mengambil uangnya Bregas tiga juta. Yang
ditarik dari mesin ATM lima juta. Tetapi yang diserahkan hanya dua juta,
yang tiga juta masuk kedompet.
k. Bu Wiwin alias Bu Prapta
Bu Wiwin adalah tetangga Intan purnami di perumahan Mugas
Permai. Bu wiwin memiliki karakter yang mudah gugup. Terbukti ketika
Intan melarikan diri dari Bregas dan pergi kerumah Bu Wiwin untuk
meminta pertolongan, melihan Intan yang gugup Bu Wiwin tiba-tiba
menjadi gugup. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Ana apa Jeng Intan? Oh, kene-kene, ayo pinarak kene. Tulung lawange
ditutup wae, Pak? Panguwuhe wanita sing diundang Bu Wiwin, sing
mentas metu saka ruwang tengah. Werung Intan sing katon gugup lan
keweden, wanita iku dadi melu gugup. (138)
Terjemahan :
Ada apa Jeng Intan? Oh, mari-mari, silahkan masuk. Tolong pintunya
ditutup saja, Pak? perintahnya wanita yang dipanggil Bu Wiwin, yang
100
baru saja keluar dari ruwang tengah. Melihat Intan yang terlihat gugup
dan ketakutan, wanita itu menjadi ikut gugup.
l. Pak Prapta Winardi
Pak Prapta Winardi adalah Suami dari Bu Wiwin alias Bu Prapta.
Pak Prapta memiliki karakter yang sopan. Terbukti ketika Intan pergi
kerumahnya untuk melarikan diri dari Bregas sebagai berikut :
Mangga lenggah, Jeng. Pak Prapta Winardi sing kawit mau mung
meneng, lungguh rada mojok saka ruwang tamu ngacari Intan supaya
lungguh. Ibu kuwi, emosine wae sing didhisikake. Mosok Jeng Intan
dijarke jumeneng lan malah dicecer pitakonan. Celathune marang sing
wadon.(138-139)
Terjemahan :
Mari silahkan duduk, Jeng. Pak Prapta Winardi yang sejak tadi
hanyadiam, duduk agak pojok dari ruwang tamu menyuruh Intan agar
dudu. Ibu itu, emosinya saja yang didahulukan. Masak Jeng Intan
dibiarkan berdiri dan malah diberikan pertanyaan. Ungkapan kepada
Istrinya.
m. Mona
Mona merupakan pembantu atau baby sister yang bekerja dirumah
Intan. Mona bekerja untuk mengasuh dan merawat Sekar Melur saat Intan
sedang bekerja. Secara Fisik tokoh Mona digambarkan sebagai tokoh yang
memiliki badan yang gemuk, mempunyai pipi yang tembem dan tidak
pernah menampakkan pandangan yang jelek dan juga rajin dalam merawat
Sekar. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Baby sitter sing pipine thipluk-thipluk lan awake ginuk-ginuk iku ora
tau ngatonake ulat peteng. Dheweke tlaten banget ngladeni Sekar.
Kuwi sing jalari Intan ora duwe rasa khawatir ninggalake Sekar ing
omah mung karo Mona. (154)
101
Terjemahan :
Baby sister yang pipinya tembem-tembem dan badanya gemuk itu tidak
pernah memperlihatkan pandangan gelap. Dirinya teliti sekali merawat
Sekar. Itu yang membuat Intan tidak mempunyai rasa khawatir
meninggalkan Sekar di rumah hanya dengan Mona.
c. Latar atau Setting
Latar merupakan lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam
cerita, dan juga suasana dalam cerita semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-
peristiwa yang sedang berlangsung. Latar dapat berwujud seperti dekor, suatu
tempat, dapat berwujud waktu, cuaca, atau satu periode sejarah. Meski tidak
langsung merangkum sang karakter utama, latar dapat merangkum orang-orang
yang menjadi dekor dalam cerita. Latar dalam novel Alun Samudra Rasa karya
Ardini Pangastuti Bn adalah sebagai berikut:
1) Latar Tempat
Latar tempat atau dekor adalah tempat terjadinya peristiwa-peristiwa
yang diceritakan dalam sebuah karya sastra. Secara garis besar latar tempat
dalam novel Alun Samudra Rasa karya Ardini Pangastuti Bn yaitu dikota
Semarang dan Yogyakarta. Di kota Semarang tersebut tokoh Intan bertemu
dengan Bregas Jatmika dan membangun rumah tangga bersama Bregas.
Setelah bercerai dengan Bregas, Intan kembali ke Yogyakarta tinggal
bersama kedua orang tuanya dan membangun usaha dibidang ekonomi
kreatif. Selain latar tempat yang mengindikasikan bahwa novel Alun Samudra
Rasa ini secara global terjadi di Semarang dan Yogyakarta ada latar tempat
yang membangun cerita yang antaranya sebagai berikut :
102
a. Perumahan Mugas Permai
Latar di atas merupakan tempat tinggal Intan. Terbukti dalam
kutipan Berikut :
Jangkahe enteng ninggalake omah cekli ing Mugas Permai sawise
ninggali sun sayang marang Sekar Melur, anake wadon sing sasi
ngarep umure ganep telung taun.(1)
Terjemahan :
Langkahnya ringan meninggalkan rumah kecil di Mugas Permai
setelah meninggalkan cium sayang kepada Sekar Melur, anak
perempuannya yang bulang depan berumur tiga tahun.
b. Kantor Kawasan Industri Kaligawe.
Latar di atas merupakan tempat dimana Intan sehari-harinya
bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Intan bekrja di
perusahaan alat-alat olah raga yang lebih banyak untuk pasar ekspor.
Terbukti dalam kutipan berikut :
Sawise ngampiri Indri mobil perusahaan kasebut lagi nerusake laku
tumuju kantor kawasan Industri Kaligawe.(4)
Terjemahan :
Setelah menjemput Indri mobil perusahaan tersebut lagi meneruskan
perjalanan menuju kantor kawasan industri kaligawe.
c. Ruang Tamu
Latar di atas merupakan tempat Bregas dan Intan bertengkar,
tetapi Intan tidak mau pertengkaran mereka di dengar oleh pembantunya.
Terbukti dalam kutipan berikut :
103
Yen njenengan kepengin ngerti, ana sesambungan apa antarane aku
lan Mr.Tanaka, mengko yen wis tekan kamar takjelaske. Iki ana
ruwang tamu, ora prayoga dirungu pembantu yen awake dhewe
regejegan ana kene. Intan Nyoba Nggandheng lengene sing lanang,
nanging tangane langsung dikipatake dening Bregas.
Terjemahan :
Kalau anda ingin mengerti, ada hubungan apa antara aku dan
Mr.Tanaka, nanti kalau sudah sampai kamar saya jelaskan. Ini diruang
tamu, tidak baik didengar pembantu kalau kita sedang bertengkar
disini. Intan mencoba menggandeng tangan Bregas, tetapi tangannya
langsung dikibaskan oleh Bregas.
d. Kamar Tidur
Latar kamar tidur merupakan tempat Intan menangis setelah
bertengkar dengan Bregas. Terbukti dalam kutipan berikut :
Sawise sing lanang metu saka kamar, Intan lagi wani ngutaheke
banyu mripat
Terjemahan :
Setelah suaminya keluar dari kamar, Intan baru berani menumpahkan
air matanya.
e. Kota Semarang
Latar kota Semarang merupakan latar inti di didalam novel Alun
Samudra Rasa ini. Latar ini merupakan tempat Intan kuliah dengan
tujuan untuk mencari suasana baru dan untuk melupakan Pramudita. Di
Semarang Intan bertemu dengan Bregas dan akhirnya menikah kemudian
mereka bertempat tinggal di Semarang. Terbukti dalam kutipan Berikut :
Kanggo mbuang rasa kuciwa lan uga kanggo nglalekake Pram, Intan
nerusake kuliahe maneh ing semarang. Sapa ngerti sawise manggon
ing kutha liya uga banjur ganti swasana. Mligine swasana atine.(28)
104
Terjemahan :
Untuk membuang rasa kecewa dan juga untuk melupakan Pram,
Intan melanjutkan kuliahnya lagi di Semarang. Siapa tahu setelah di
kota lain juga terus ganti suasana. Khususnya suasana hatinya.
f. Cafe
Latar di atas merupakan tempat dimana Bregas pergi setelah
bertengkar dengan Intan. Terbukti dalam kutipan berikut :
Bregas sing lagi kebrongot atine terus mlayokake montore tumuju
sawenehe cafe sing dilengkapi papan karaoke, sing rada adoh saka
omahe ing tlatah Mugas.(34)
Terjemahan :
Bregas yang hatinya sedang terbakar terus melarikan sepeda motornya
menuju ke sebuah cafe yang dilengkapi tempat karaoke, yang agak
jauh dari rumahnya di daerah mugas.
g. Sofa Ruang Tamu
Sofa ruang tamu merupakan latar tempat Intan tertidur setelah
bertengkar dengan Bregas. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Intan jumangkah ninggalake kamar. Thenguk-thenguk ing sofa
ruwang tamu ing lantai ngisor. (41)
Terjemahan :
Intan melangkah meninggalkan kamar. Duduk termenung di sofa
ruang tamu di lantai bawah.
105
h. Pawon/Dapur
Dapur merupakan tempat Mona pembantu Intan menyiapkan
sarapan untuk Sekar Melur. Intan yang sedang tidur di sofa ruang tamu
mendengar kegiatan Mona yang sedang berada didapur. Terbukti dalam
kutipan sebagai berikut :
Saking ngrantese lan kegawa saka awak sing kesel, suwe-suwe
dheweke keturon karepe dhewe. Nglilir-nglilir wis esuk merga krungu
swarane Mona sing utheg ana pawon. Nggawekake sarapan kanggo
Sekar Melur.(41)
Terjemahan :
Karena terlalu merana dan terbawa dari badan yang capek, lama-lama
dirinya ketiduran dengan sendirinya. Bangun-bangunsudah pagi
karena mendengar suara Mona yang sedang sibuk di dapur.
Membuatkan sarapan Sekar Melur.
i. Kota Yogyakarta
Latar kota Yogyakarta merupakan latar inti dalam novel Alun
Samudra Rasa ini. Latar ini merupakan tempat tinggal Intan setelah
resmi bercerai dengan Bregas Jatmika. Di Yogyakarta Intan juga
mendirikan usahanya sendiri yaitu usaha di bidang ekonomi kreatif.
Setelah Intan resmi bercerai dengan Bregas, Bu Surtana meminta kepada
Intan agar tinggal di Yogyakarta. terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Intan lega. Urusane ing Semarang pungkasane rampung kaya sing
diangen-angen. Persis seminggu. Saiki kari siap-siap pindhah Yogya.
Embuh nasip apa sing bakal ngenteni ana kana. (152)
106
Terjemahan :
Intan lega. Urusannya di Semarang akhirnya selesai seperti yang
dibayangkan. Tepat satu minggu. Sekarang hanya siap-siap pindah
Yogya. Entah nasip apa yang akan menunggu disana.
j. Gramedia
Latar tersebut merupakan tempat di mana Intan dengan Pramudita
bertemu setelah bertahun-tahun tidak bertemu. Terbukti dalam kutipan
sebagai berikut :
Ing Gramedia Intan langsung njujug lantai loro. Panggonan buku-
buku. Karepe arep niliki buku-buku terbitan anyar.
Nalika ngliwati rak buku-buku filsafat, tratap..... Intan ngrasakake
jantunge nitir seru. Sebab ing antarane rak-rak buku iku mripate
nangkep blengere priya sing wektu iki ora kepengin ditemoni. (88)
Terjemahan :
Di Gramedia Intan langsung menuju lantai dua. Tempat buku-buku.
Keinginannya mau melihat buku-buku terbitan baru.
Ketika melewati rak buku-buku filsafat, terkejut... Intan merasakan
jantungnya berdegup kencang. Karena diantara rak-rak buku itu
matanya menangkap sosok laki-laki yang waktu ini tidak ingin
ditemui.
k. Kafe
Kafe merupakan latar tempat yang dituju Intan dan Pramudita
untuk melanjutkan pembicaraan mereka setelah tidak sengaja bertemu di
Gramedia. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Kepriye yen awake dhewe mampir ing kafe sedhela golek inuman,
sawise rampung olehmu milih buku? Oke?!(93)
107
Terjemahan :
Bagaimana kalau kita mampir di kafe sebentar mencari minuman,
setelah selesai kamu memilih buku? Oke?!
l. Ruang Keluarga
Ruang Keluarga merupakan latar ketika Intan sedang pulang ke
Yogyakarta. di ruang keluarga tersebut Intan dan kedua orang tuanya
berbincang-bincang mengenai semua hal. Terbukti dalam kutipan sebagai
berikut :
Bengine nalika Sekar wis turu. Pak lan Bu Surtana ngundang anake
wadon, Intan Purnami sing ayu, dijak jagongan ana ruwang
keluwarga sing mapane ing antarane kamare Intan lan kamare wong
tuwane kuwi. (62)
Terjemahan :
Malamnya ketika Sekar sudah tidur. Pak dan Bu Surtana memanggil
anak perempuannya, Intan Purnami yang cantik. Diajak berbicara
diruang keluarga yang bertempat diantara kamarnya dan kamar
orang tuanya itu.
m. Rumah tetangga atau rumah Bu Prapta Winardi
Latar tersebut merupakan latar yang menunjukkan ketika Intan
sedang berusaha melarikan diri dari tindakan Bregas yang sedang mabuk,
Intan mencari perlindungan dengan berlari kerumah tetangganya.
Terbukti dalam kutipan sebagai Berikut :
Dheweke terus mlayu mudhun, mbukak lawang ngarepan banjur
ndhondhog omahe tangga. (137)
108
Terjemahan :
Dia terus berlari turun, membuka pintu depan kemudian mengetuk
rumah tetangga.
n. Ruang Makan
Ruang makan merupakan latar ketika Intan dan kedua orang
tuanya makan malam. Kegiatan makan malam ini rutin dilakukan setelah
shalat isya. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Mlebu ruwang makan raine digawe sumringah. Intan babar pisan
ora ngatonake kesedhihane senajan satemene swasana atine lagi
amburadul. (157)
Terjemahan :
Masuk ruang makan wajahnya dibuat senang. Intan sama sekali tidak
memperlihatkan kesedihannya walaupun sebenarnya suasana hatinya
sedang berantakan.
o. Teras
Intan merasa iri dengan kedua orang tuanya yang rukun dan
benar-benar pasangan yang ideal itu sedang berminum di teras rumah.
Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Intan leren sedhela anggone ngelapi montor, nyawang wong tuwane
sakloron sing lagi wedangan ana teras. (165)
Terjemahan :
Intan beristirahat sebentar didalam mengelap sepeda motor. Melihat
kedua orang tuanya yang sedang berminum di teras.
109
p. Hotel Bintang empat
Intan akan memulai kegiatannya setelah bercerai dengan Bregas,
selama satu bulan Intan tidak melakukan kegiatan apapun. Kemungkinan
Intan akan bergabung di dunia wiraswasta karena di Yogyakarta tempat
untu bekerja tidak banyak seperti disemarang. Latar tersebut terbukti
dalam kutipan sebagai berikut :
Dina iki ana seminar Peluang di Pariwisata dan Ekonomi Kreatip
sing digelar ing sawijining hotel bintang papat. (166)
Terjemahan :
Hari ini ada Seminar Peluang di Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
yang digelar di salah satu hptel bintang empat
q. Pondok Makan
Di tempat tersebut Intan akan bertemu dengan Pramudita untuk
membahas masalah usaha yang akan didirikan oleh Intan. Latar tersebut
terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Dudu Pring Sewu utawa Lombok Abang lan rumah makan liyane
sing ana tengah kutha sing nawakake menu maneka warna, nanging
malah pondhok makan sing njepit, mung wong-wong tinamtu wae
sing ngerti. (180)
Terjemahan :
Bukan Pring Sewu utawa Lombok Abang dan rumah makan lainnya
yang ada ditengah kota yang menawarkan menu beraneka warna,
tetapi malah pondok makan yang tersembunyi, hanya orang-orang
tertentu saja yang mengetahui.
110
r. Jalan AM. Sangaji
Latar tersebut merupakan latar dimana kontor milik Pramudita
berada. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Motor terus dikebut tumuju Jalan AM. Sangaji, sing dadi markas
kantore. Tekan ngenggon wis sepi. (197)
Terjemahan :
Motor terus dikebut menuju Jalan AM. Sangaji, yang menjadi
markas kantornya. Sampai ditempat sudah sepi.
s. Jalan Ngeksigondo.
Intan terlebih dahulu melakukan survey tempat usahanya yang
letaknya strategis. Tidak sampai tiga bulan Intan sudah menemukan
tempat yang cukup Strategis untuk mendirikan usahanya. Latar tersebut
akan menjadi tempat usahanya didirikan, terbukti dalam kutipan sebagai
berikut :
Ing Jalan Ngeksigondo, cedhak pusat kutha kuna Kotagede, ora
adoh karo kali Gajah Wong. (199)
Terjemahan :
Di Jalan Ngeksigondo, dekat pusat kota kuno Kotagede, tidak jauh
dari sungai Gajah Wong.
t. Rumah makan dekat terminal
Latar tersebut merupakan latar dimana Intan dan Pramudita akan
bertemu dan menuju ke magelang untuk melihat desain galeri Intan.
Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
111
Sesuk jam rolas tak tunggu ing rumah makan cedhak terminal.
Mengko yen wis tekan kana tak kontak. Swarane Intan mbuyarake
lamunane Pram. (206)
Terjemahan :
Besuk jam dua belas saya tunggu di rumah makan dekat terminal.
Nanti kalau sudah sampai disana saya hubungi. Suaranya Intan
membuyarkan lamunannya Pram.
u. Galeri Art Shop.
Galeri Art Shop merupkan tempat usaha Intan dibidang ekonomi
kretif yang baru saja dirintis dan didirikan di kota Yogyakarta. galeri Art
Shop menyediakan barang-barang seni yang meliputi lukisan, koleksi
batik, topeng dan sebagainya. Latar tersebut terbukti dalam kutipan
sebagai berikut :
Sawise kabeh persiapan mateng, pungkasane art shop iku klakon
dibukak. Kanthi ngusung konsep tradhisional modern, nyawijekake
utawa ngawinake antarane sing tradhisional karo modern, kaya sing
dirancang sakawit. (209)
Terjemahan :
Setelah semua persiapan matang, akhirnya art shop itu terlaksana
dibuka. Dengan membawa konsep tradisional modern, menyatukan
atau mengawinkan antara yang tradisional dan modern, seperti yang
dirancang dulu.
112
v. Kursi Teras
Ines marah kepada Pramudita karena pulang terlalu malam. Oleh
sebab itu Pramudita tidak dibukakan pintu oleh Ines. Latar berikut
merupakan tempat dimana Pramudita menunggu Istrinya membukakan
pintu. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Dheweke lungguh tehenguk-thenguk ing kursi teras sinambi
ngetokake rokok saka sak klambine. (216)
Terjemahan :
Dirinya duduk termenung di kursi teras dengan mengeluarkan rokok
dari saku bajunya.
w. Rumah Makan Kampung
Rumah makan kampung dihadirkan pengarang ketika Intan dan
Pramudita akan makan siang setelah melayani bule yang akan memesan
lukisan ikan koi di galeri Intan. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Rumah makan sing dipilih dening Pram babar pisan ora ana aroma
masa lalu. Rumah makan kampung sing nyedhiyakake masakan-
masakan ndesa. (248)
Terjemahan :
Rumah makan yang dipilih oleh Pram sama sekali tidak ada aroma
masa lalu. Rumah makan kampung yang menyediakan masakan-
masakan desa.
x. Nglanggeran
Nglanggeran dihadirkan oleh pengarang ketika Intan sedang
dilanda permasalahan dengan Bregas yang mengancam akan menculik
113
Sekar apabila Intan tidak mau kembali membangun rumah tangga dengan
Bregas. Saat itu mungkin hanya Pramudita yang mampu memberikan
solusi dalam permasalahan Intan. Tetapi Intan ingin bercerita dengan
Pramudita ditempat yang nyaman dan cocok untuk bercerita. Terbukti
dalam kutipan sebagai berikut :
Aku ngerti papan sing paling sip kanggo omong-omongan.
Nglanggeran! Gunung cilik ing punthuk pathuk. Mung setengah jam
saka kene yen nganggo mobil. (293)
Terjemahan :
Aku mengetahui tempat yang paling sip untuk berbincang-bincang.
Nglanggeran! Gunung kecil di punthuk pathuk. Hanya setengah jam
dari sini kalau membawa mobil.
y. Bangku Taman
Latar tersebut merupakan latar dimana Intan membayangkan
peristiwa-peristiwa yang sudah dilaluinya selama ini. Terbukti dalam
kutipan sebagai berikut :
Intan ora sida langsung nglebokake motore menyang njero garasi,
mung dijagang ing cedhak teras, dheweke banjur lungguh thenguk-
thenguk ing bangku taman sinambi ngematake langit. (310)
Terjemahan :
Intan tidak jadi langsung memasukkan motornya ke dalam garasi,
hanya di standartkan di dekat teras, dirinya kemudian duduk
termenung di bangku taman dengan melihat langit.
114
2) Latar Waktu
Latar waktu adalah kapan terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam
cerita fiksi. Latar waktu novel Alun Samudra Rasa karya Ardini Pangastuti
Bn ini menggambarkan sekitar tahun 2009 s.d. 2010. Latar waktu yang
menunjukkan peristiwa sekitar tahun 2009 adalah ketika Intan bertemu
dengan Pramudita dan berbicang-bincang dikafe yang memutar musik yang
sedang populer. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Sauntara musik lembut ngumandang saka CD sing diputer. Dudu lagu
anyar, nanging lagu sing wis rada lawas. Hijau Daun sing tau
dipopulerake dening DRIVE, banjur ditembangke maneh dening Luna
Maya. Swarane sing serak-serak manja krasa ngudhak-udhak dhadha.
(94)
Terjemahan :
Sementara musik lembut berkumandang dari CD yang sedang diputar.
Bukan lagu baru, tetapi lagu yang sudah agak lama. Hijau Daun yang
pernah dipopulerkan oleh DRIVE, kemudian dinyanyikan kembali oleh
Luna Maya. Suaranya yang serak-serak manja terasa mengaduk-aduk
dada.
Latar waktu novel Alun Samudra Rasa yang menunjukkan tahun 2006
s.d. 2012 adalah serial kartun petualangan di dunia kapur atau ChalkZone
yang disiarkan oleh Global tv. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Petualangan di dunia kapur. Senaose film kartun kula tetep pilih-pilih
kok Bu. Awit kula inggih mangertos mboten sedaya film kartun cocok
kangge lare saumuran Sekar, Semaure Mona. (162)
115
Terjemahan :
Petualangan di dunia kapur. Meskipun film kartun saya tetap pilih-pilih
kok Bu. Mulai saja juga mengerti tidak semua film kartun cocok untuk
anak seumuran Sekar. Jawabannya Mona.
Film kartun petualangan di dunia kapur atau ChalkZone disiarkan di
tv Indonesia khususnya Global Tv pada tahun 2006, oleh karena itu kutipan
diatas menjelaskan latar waktu sekitar tahun 2010 karena dijelaskan bahwa
Sekar berusia 3 tahun.
Latar waktu tahun 2012 terbukti ketika Intan baru saja makan siang di
pondok makan. Intan mengingat kejadian enam tahun yang lalu pada saat
Intan dan Pramudita kembali dari Imogiri, gara-gara mencari jalan pintas
mereka menemukan pondok makan tersebut. Terbukti dalam kutipan sebagai
berikut :
Nem taun kepungkur nalika dheweke lan Pram bali saka Imogiri gara-
gara golek dalan sidhatan banjur kesasar, ee... malah nemokake
pondhok makan iki. (183)
Terjemahan :
Enam tahun yang lalu ketika dirinya dan Pram kembali dari Imogiri gara-
gara mencari jalan pintas kemudian tersesat, ee... malah menemukan
pondok makan ini.
Kutipan di atas menjelaskan sekitar tahun 2012. Latar inti novel Alun
Samudra Rasa yakni pada tahun 2011, sehingga melalui kutipan diatas
terbukti bahwa kejadian tersebut terjadi pada tahun 2011-2012, karena adanya
penjelasan nem taun kepungkur (enam tahun yang lalu).
116
Latar waktu yang ada dalam novel Alun Samudra Rasa terjadi sekitar
tahun 2007 s.d. 2012. Selain latar waktu yang mengindikasikan bahwa novel
Alun Samudra Rasa ini menggambarkan tahun 2007 s.d. 2012 ada latar
waktu yang membangun cerita yang di antaranya sebagai berikut :
a. Setiap pagi
Intan berangkat bekerja dijemput Pak Paimin, sopir mobil kantor itu
sudah sangat hafal dengan kegiatan Intan sebelum berangkat kerja. Terbukti
dalam kutipan sebagai berikut :
Adegan kaya iku meh dumadi ing saben esuk. Pak Paimin sing kulina
njemput Intan nganti apal. (3)
Terjemahan :
Adegan seperti itu selalu terjadi setiap pagi. Pak Paimin yang terbiasa
menjemput Intan sangat hafal
b. Kemarin
Latar kemarin pada novel Alun Samudra Rasa sering kita temui. Salah
satunya pada saat Intan menjelaskan tentang cuaca yang terjadi ketika Intan
sedang berangkat kerja. Terbukti dalam kutipan berikut :
Inggih, Pak ketingalipun. Kalawingi sampun sadinten mbethethet jawah
kok inggih dereng marem. (4)
Terjemahan :
Iya, Pak kelihatannya. Kemarin sudah satu haru penuh hujan tetap saja
belum puas.
117
c. Dua tahun
Setting yang menunjukkan Bregas beberapa kali pindah kerja. Selama
dua tahun menikah dengan Intan. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Sajroning rong taun iki wis kaping telu Bregas pindhan gaweyan.
Sepisan kursus bahasa inggris, nanging embuh bosen, embuh rumangsa
bayare kurang pakaryan kuwi banjur ditinggalake, (7)
Terjemahan :
Selama dua tahun ini sudah ketiga kalinya Bregas pindah tempat kerja.
Pertama kursus bahasa inggris, tetapi entah bosan, entah merasa
bayarannya kurang pekerjaan itu kemudian ditinggalkan.
d. Pas Jam 07.30
Pengarang menjelaskan latar tersebut ketika Intan sampai ke kantor,
terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Tekan kantor pas jam 07.30. durung telat. Wong kantor uga mentas
wae bukak. (10)
Terjemahan :
Sampai kantor pas jam 07.30. belum terlambat. Orang kantor juga baru
saja buka.
e. Tidak sampai satu menit
Setting yang menunjukkan ketika Intan menunggu Mr.tanaka untuk
memulai pembicaraan. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Ora nganti samenit Mr.tanaka pancen wis mbukak swara sawise
nyawang Intan kanthi mripat sing ramah kaya biasane. (13)
118
Termahan :
Tidak sampai satu menit Mr. Tanaka memang sudah membuka suara
setelah melihat Intan dengan mata yang ramah seperti biasanya.
f. Pagi-pagi
Latar waktu pagi-pagi terdapat pada saat Intan dipanggil menghadap
ke Mr.tanaka. terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Adhuh, takkira ana apa Mister, esuk-esuk wis diundang ngadhep.
Tiwas aku dheg-dhegan, (13)
Terjemahan :
Aduh, saya kira ada apa Mister, pagi-pagi sudah disuruh menghadap.
Terlanjur saya deg-degan,
g. Hari sabtu
Sebelum Mr.Tanaka kembali ke negaranya. Kunci mobilnya sudah
diserahkan kepada Intan. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Dina sabtu sadurunge Mr.Tanaka bali menyang negarane, kunci mobil
lan surat-surate wis dipasrahake marang Intan. (19)
Terjemahan :
Hari sabtu sebelum Mr.Tanaka kembali ke nagaranya, kunci mobil dan
surat-suratnya sudah diserahkan kepada Intan.
h. Sudah ada tiga bulan
Intan sudah lama tidak pulang keYogya untuk menjenguk orang
tuanya. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Wis pirang sasi dheweke ora bali Yogya tilik wong tuwane. Mungkin
wis ana telung sasinan, utawa bisa uga luwih. (25)
119
Terjemahan :
Sudah beberapa bulan dirinya tidak kembali Yogya menjenguk orang
tuanya. Mungkin sudah ada tiga bulanan, atau bisa juga lebih.
i. Seminggu
Intan akan mengambil cuti kerja selama satu minggu untuk pulang ke
Yogyakarta. terbukti dalam kutpan sebagai berikut :
Suk yen Mister teka aku arep njaluk cuti ana ka seminggu, (26)
Terjemahan :
Besuk kalau Mister datang aku mau meminta cuti satu minggu.
j. Hampir empat tahun
Waktu hampir empat tahun memberikan gambaran ketika Intan
membayangkan kenangan setelah menikah dengan Bregas selama hampir
empat tahun. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Mripate tumlawung adoh, ngetutake playune angen-angen sing ibut
njumputi sakabehe kenangan sajroning meh patang taun urip
bebarengan Bregas. (32)
Terjemahan :
Matanya melayang jauh, mengikuti larinya bayangan-bayangan yang
ribut mengambil semua kenangan selama hampir empat tahun hidup
bersama Bregas.
k. Tengah malam
Latar tengah malam dihadirkan pengarang ketika Bregas sedang
mabuk-mabukan disebuah cafe. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
120
Kliwat tengah wengi, Bregas rasane kaya wis ora kuwat ngglawat.
Swarane saya fals-saya fals. (35)
Terjemahan :
Lewat tengah malam, Bregas rasanya seperti sudah tidak kuat bergerak.
Suaranya saemakin fals-semakin fals.
l. Tidak sampai lima belas menit
Latar waktu tidak sampai lima belas menit dihadirkan pengarang
ketika Ika selesai mengambilkan uang untuk Bregas di mesin ATM.
Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Ora nganti limalas menit ika wis teka karo nyerahake kartu ATM lan
dhuwit sagebok marang Bregas. (36)
Terjemahan :
Tidak sampai lima belas menit ika sudah sampai dan menyerahkan
kartu ATM dan uang satu genggam kepada Bregas.
m. Lewat jam sepuluh
Latar waktu lewat jam sepuluh dihadirkan pengarang ketika Bregas
baru bangun dari tidurnya. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Kliwat jam sepuluh, Bregas lagi tangi saka anggone turu kepati. (45)
Terjemahan :
Lewat jam sepuluh, Bregas baru bangun dari tidurnya.
n. Jam satu
Intan kembali dari kantor untuk mengembalikan mobil Mr.tanaka,
karena Intan tidak mau bertengkar lagi dengan Bregas. Terbukti dalam
kutipan sebagai berikut :
121
Watara jam sijinan, Intan bali kanthi numpak taksi. Mobile ditinggal
ana pabrik. (50)
Terjemahan :
Sekitar jam satuan, Intan kembali dengan naik taksi. Mobilnya ditinggal
di pabrik.
o. Beberapa bulan
Latar waktu di atas dihadirkan pengarang untuk menggambarkan
ketika Intan memasuki kamar dan membuka almari kemudian melihat
seperangkat alat shalat. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Embuh wis pirang sasi dheweke ora ngenggol barang iku. (52)
Terjemahan:
Entah sudah beberapa bulan dirinya tidak menyentuh barang itu.
p. Lima hari
Pengarang menjelaskan latar tersebut ketika Intan sudah kembali ke
Yogyakarta. terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Limang dina ana omahe wong tuwane, Intan rumangsa bosen. (82)
Terjemahan :
Lima hari ada dirumah orang tuanya, Intan merasa bosan.
q. Malam hari
Latar waktu malam hari untuk menggambarkan keadaan Intan setelah
bertemu dengan Pramudita. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Rahayune bengi iku Sekar njaluk kelon eyange, dadi bocah cilik iku ora
ngerti kesedhihane. (102)
122
Terjemahan :
Baiknya malam itu Sekar meminta tidur bersama neneknya, jadi anak
kecil itu tidak tahu kesedihanya.
r. Ketika adzan subuh
Latar adzan subuh digambarkan pengarang ketika Intan menuju
kamarnya sendiri dilantai atas untuk mandi dan melaksanakan shalat subuh.
Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Esuk nalika adzan subuh ngumandhang saka Mesjid ora adoh saka
omah, Intan wis tangi banjur metu saka kamar sing mentas dianggo
turu iku tumuju menyang kamare dhewe ing lantai dhuwur. (120)
Terjemahan :
Pagi ketika adzan subuh berkumandang dari Mesjid tidak jauh dari
rumah, Intan sudah bangun kemudian keluar dari kamar yang baru saja
dipakai tidur itu menuju ke kamarnya sendiri di lantai atas.
s. Hampir satu bulan
Resmi bercerai dengan Bregas selama hampir satu bulan Intan tidak
melakukan kegiatan apapun. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Saplok pepisahan karo Bregas, meh sesasi Intan ora nindakake
aktivitas apa-apa. (155)
Terjemahan :
Semenjak berpisah dengan Bregas, hampir satu bulan Intan tidak
melakukan aktivitas apapun.
123
t. Sesudah Magrib
Latar waktu di atas dihadirkan oleh pengarang untuk menggambarkan
kebiasaan Pramudita yang pulang dari tempat kerja sesudah maghrib.
Terbukti dari kutipan sebagai berikut :
Sejene kuwi kulinane bali kantor bar magrib. Mengko yen bali gasik
malah ketok nganeh-anehi. (193)
Terjemahan :
Selain itu kebiasaannya pulang kantor sesudah magrib. Nanti kalau
pulang awal malah terlihat aneh.
u. Tiga bulan
Latar waktu tiga bulan dihadirkan pengarang untuk menggambarkan
ketika Intan akan memulai usahanya. Terbukti dalam kutipan sebagai
berikut :
Ora nganti telung sasi, Intan wis bisa nemokake papan sing dianggep
cukup srategis. Ing jalan Ngeksigondo, cedhak pusat kutha kuna
Kotagede. (199)
Terjemahan :
Tidak sampai tiga bulan, Intan sudah bisa menemukan tempat yang
dianggap cukup strategis. Di jalan Ngeksigondo, dekat pusat kota kuna
Kotagede.
v. Besuk jam dua belas
Latar waktu besuk jam dua belas dihadirkan pengarang ketika Intan
dan Pramudita akan pergi ke magelang untuk melihat desain galeri Intan.
Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
124
Sesuk jam rolas tak tunggu ing rumah makan cedhak terminal. Mengko
yen wis tekan kana tak kontak. Swarane Intan mbuyarake lamunane
Pram. (206)
Terjemahan :
Besuk jam dua belas saya tunggu di rumah makan dekat terminal. Nanti
kalau sudah sampai disana saya hubungi. Suaranya Intan membuyarkan
lamunannya Pram.
w. Sesudah shalat Isa.
Latar waktu sesudah shalat Isa menggambarkan rutinitas keluarga
Intan untuk makan malam. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Acara makan malam ing keluwarga iku biasane katindakake bakda
sholat isa. (266)
Terjemahan :
Acara makan malam di keluarga itu biasanya dilakukan setelah shalat
isa.
x. Hari ini
Latar hari ini dihadirkan pengarang untuk menggambarkan jadwal
Intan di galerinya. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Agendhane dina iki sing wis ditulis ing buku cathetane khusus mung
dibukak thok. (270)
Terjemahan :
Agendanya hari ini yang sudah ditulis di buku catatannya khusus hanya
dibuka saja.
125
y. Tadi malam
Tadi malam digunakan pengarang untuk menggambarkan keadaan
Intan yang baru saja dilabrak oleh istrinya Pramudita. Terbukti dalam
kutipan sebagai berikut :
Ngimpi apa mau bengi kok ngerti-ngerti dilabrak dening bojone Pram.
(336)
Terjemahan :
Mimpi apa tadi malam kok tiba-tiba dilabrak oleh istrinya Pram.
2. Tema
Tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan “makna” dalam
pengalaman manusia; sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu diingat.
Tema disebut juga “gagasan utama” dalam sebuah cerita. Keberadaan tema
diperlukan karena menjadi salah satu bagian penting yang tidak terpisahkan
dengan kenyataan cerita. Tema membuat cerita menjadi lebih terfokus, menyatu,
mengerucut, dan berdampak. Bagian awal dan akhir cerita akan menjadi pas,
sesuai, dan memuaskan berkat kehadiran tema.
Tema global dalam novel Alun Samudra Rasa karya Ardini Pangastuti Bn
adalah permasalahan dalam rumah tangga. Intan Purnami menjadi peran sentral
tokoh wanita yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Secara
spesifik selain mengalami KDRT Intan juga selalu dicurigai serta dicemburui oleh
suaminya, seakan-akan ia tidak bisa untuk dipercaya. Hingga pada akhirnya Intan
meminta cerai kepada Bregas. Perlakuan suami Intan membuatnya trauma untuk
membangun rumah tangga dengan laki-laki lain, sehingga Intan memutuskan
untuk menjadi sigle parent. Intan mengeluarkan citranya dengan menjadi wanita
126
yang berjuang meneruskan kehidupannya dan berwirausaha. Dirinya mempunyai
daya juang yang tinggi, berinovasi, serta tabah dalam menjalai kehidupan dalam
ingkungan masyarakat.
Tema di atas juga didasarkan pada klimaks dari novel Alun Samudra Rasa
karya Ardini Pangastuti Bn yang menunjukkan gejolak emosi Intan Purnami
sebagai wanita yang pantang menyerah dalam menghadapi persoalan hidup.
Secara garis besar tokoh ini ingin menunjukkan bahwa manusia harus berani
mengambil keputusan dan bertanggungjawab atas keputusan yang telah diambil.
3. Sarana-Sarana Sastra
Sarana-sarana sastra dapat diartikan sebagai metode pengarang memilih
dan menyusun detail cerita agar tercapai pola-pola yang bermakna. Metode
semacam ini perlu karena dengannya pembaca dapat melihat berbagai fakta
melalui kacamata pengarang, memahami apa maksud fakta-fakta tersebut
sehingga pengalaman pun dapat dibagi. Sarana-sarana sastra yang terdapat dalam
novel Alun Samudra Rasa karya Ardini Pangastuti Bn adalah sebagai berikut:
a. Judul
Judul tidak selalu relevan terhadap karya sastra yang diampunya.
Akan tetapi, penting bagi kita untuk selalu waspada bila judul tersebut
mengacu pada saat detail yang tidak menonjol. Judul semacam ini sering
menjadi penunjuk makna cerita yang bersangkutan. Judul dari novel karya
Ardini Pangastuti Bn adalah Alun Samudra Rasa. „Alun‟ merupakan
gelombang „Samudra‟ merupakan samudera dan „Rasa‟ merupakan perasaan.
Judul novel Alun Samudra Rasa ini memiliki makna tersendiri. Pada
kata „alun‟ yang dimaksud bukanlah golombang melainkan permasalahan-
127
permasalahan yang menghantam seperti gelombang laut, jadi tidak pernah
tenang dan selalu goyang. „samudra rasa‟ merupakan samudranya Rasa yang
ada didalam lubuk hari. Tokoh utama Intan merupakan tokoh yang sering
dihadapkan oleh permasalah-permasalahan yang berat. Bregas suaminya
sering melakukan KDRT kepadanya, tetapi Intan masih ingin
mempertahankan rumah tangganya demi anaknya.
„Alun Samudra Rasa‟ menggambarkan masalahan-rmasalah yang silih
berganti dan menghantam dirinya tidak pernah habis dan entah sampai kapan
menghantam dirinya. Intan tidak pernah tergesa-gesa dalam menyelesaikan
masalahnya, Intan selalu mendengarkan kata hati yang paling dalam untuk
menemukan solusi yang paling tepat dalam mengatasi permasalahannya.
Pengarang menggunakan judul Alun Samudra Rasa yaitu berdasarkan
perjalanan kehidupan sang tokoh utama yang selalu mendapat permasalahan-
permasalahan tetapi tidak hilang jati dirinya. Terbukti dalam kutipan sebagai
berikut :
Samudra rasa, pucuk-pucuk alun wewalikan, jumeglar ngantemi “watu
dhiri” sing nyoba tetep pengkuh, gurit tan kekucap ngiringi maneka rasa
sing metu saka telenging jiwa.
Terjemahan :
Samudra rasa, pucuk-pucuk gelombang yang datang silih berganti
menghantam “batu diri” yang mencoba untuk kokoh, coretan tidak
terucap mengiringi beraneka rasa yang keluar dari dalam jiwa
Berdasarkan kutipan di atas menunjukkan bahwa judul yang
digunakan pengarang sangat relevan dengan keseluruhan cerita didalamnya.
128
Pengarang menggunakan judul Alun Samudra Rasa dengan menggunakan
tokoh Intan Purnami karena permasalahan-permasalahan yang terus datang
silih berganti tetapi ia selalu tangguh untuk mengahadapinya.
b. Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan pusat kesadaran tempat kita dapat
memahami setiap peristiwa dalam sebuah cerita. Sudut pandang yang
digunakan dalam novel Alun Samudra Rasa adalah orang ketiga tidak
terbatas. Artinya pengarang mengacu pada setiap karakter atau tokoh dan
memposisikannya sebagai orang ketiga. Pengarang juga dapat membuat
beberapa karakter melihat, mendengar, atau berpikir atau juga saat ketika
tidak ada satu karakter pun hadir. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut:
Intan rada kaget krungu bapeke kandha kaya mangkono. Saupama wong
tuwane ngerti kahanan sing sanyatane, mesthi urusane bakal dadi saya
ora karu-karuwan. Bapake senajan wis sepuh nanging emosine tetep
durung menep, mligine yen magepokan urusan keluwarga. Tekan saiki
Intan tetep isih kelingan karo kasuse bulike. Upama bapake ngerti yen
Bregas wis tumindak kasar lan degsiya marang dheweke, mesthi bapake
ora bakal narimakake. Aja nganti bapak ngerti bab kui. (106)
Terjemahan :
Intan agak terkejut mendengar ayahnya berkata seperti itu. Misal orang
tuanya tahu keadaan yang sebenarnya, pasti masalahnya akan menjadi
semakin rumit. Walaupun usia ayahnya sudah tua tapi emosinya masih
belum turun. Apalagi kalau masalah keluarga. Sampai sekarang Intan
masih teringat dengan masalah tantenya. Misalnya ayahnya tahu kalau
Bregas sudah bertindak kasar dan semena-mena kepada dirinya, pasti
ayahnya tidak akan terima. Jangan sampai ayah tahu masalah itu.
Sudut pandang orang ketiga tidak terbatas ini juga membuat
pengarang mengetahui keadaan sekitar yang dialami masing-masing tokoh.
Misalnya Pengarang mengetahui keadaan pak Surtana yang sedang sibuk
129
dengan burung-burung peliharaannya. Pada saat itu diteras rumah hanya ada
kandang burung yang digantungkan. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut:
Sawise wong telu lunga, omah krasa sepi. Apa meneh bapake uga katon
asyik karo hobine yaiku meheti manuk-manuk sing dadi ingon-ingone.
Jinise macem-macem. Ana deruk, bethet, kutut, poksai, jalak udhang,
nganti kenari. Ing teras katon pating grandul kurungan manuk sing kabeh
apik-apik lan larang regane. (85)
Terjemahan:
Sesudah tiga orang pergi, rumah terasa sepi. Apalagi bapaknya juga
kelihatan asyik dengan hobinya bermain burung-burung yang menjadi
peliharaannya, jenisnya macam-macam. Ada deruk, bethet, kutut, poksai,
jalak udhang, sampai kenari. Di teras tampak kandang burung yang
bergantungan yang semuanya bagus-bagus dan mahal harganya.
Berdasarkan kutipan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa sudut
pandang yang digunakan pengarang dalam novel Alun Samudra Rasa adalah
orang ketiga tidak terbatas. Pengarang dapat membuat beberapa karakter
melihat, mendengar, atau berpikir atau juga saat tidak ada satu karakter pun
hadir.
c. Gaya dan Tone
1) Gaya
Gaya dalam sastra merupakan cara pengarang dalam menggunakan
bahasa. Gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang dalam novel Alun
Samudra Rasa tidak begitu rumit, lugas sehingga mudah untuk dipahami
oleh pembaca. Walaupun didalamnya terdapat perumpamaan, namun
130
dalam batas yang sederhana dan tidak terlalu sulit untuk dipahami. Kata-
kata dalam novel ini sederhana tetapi dirangkai sedemikian rupa sehingga
terkesan tidak realis, namun imajinatif. Perumpaan yang terdapat dalam
novel Alun Samudra Rasa sebagai berikut :
(1) Abang-abang lambe
Perumpamaan tersebut digunakan untuk mengungkapkan ketik
Pak Paimin sedang berbincang dengan Intan di dalam mobil jemputan
kantor. Perumpamaan abang-abang lambe mengandung arti basa-basi
yang hanya keluar dari mulut, tidak tulus dalam hati. Terbukti dalam
kutipan sebagai berikut :
Ketingale ajeng jawah deres nggih, Bu Intan, aloke Pak Paimin
saderma kanggo abang-abang lambe. Tinimbang amem. (4)
Terjemahan :
Kelihatannya akan hujan deras ya, Bu Intan, perkataan Pak Paimin
hanya untuk merah-merah bibir. Daripada diam.
(2) Disulap dadi alas beton
Pengarang menggunakan gaya bahasa perumpaan tersebut untuk
menerangkan bahwa sawah dan kebun ditanah jawa kebanyakan sudah
berubah menjadi gedung-gedung tinggi. Terbukti dalam kutipan sebagai
berikut :
Sebab senajan negara agraris, olah tani utawa tetanen wis kurang
diminati dening para kadang tani, mligine ing saperangan tlatah
jawa. Sawah lan tegal akeh sing disulap dadi alas beton. (5)
131
Terjemahan :
Walaupun termasuk negara agraris, mengolah sawah atau pertanian
sudah kurang diminati oleh petani, khusunya di wilayah jawa. Sawah
dan kebun banyak yang disulap menjadi gedung-gedung tinggi.
(3) Eseme sing manis kaya gula tebu
Perumpamaan di atas digunakan untuk menggambarkan keadaan
senyuman Siti Sundari yang begitu manis sekali. Terbukti dalam kutipan
berikut :
Nalika Intan mlebu, Siti Sundari, sekretarise Mr.Tanaka sing rupane
njawani banget iku wis lungguh ana ngerep komputere. Kenya iku
langsung methukake tekane Intan kanthi eseme sing manis kaya gula
tebu. (10)
Terjemahan :
Ketika Intan masuk, Siti Sundari, sekretarisnya Mr.Tanaka yang
rupanya jawa sekali itu sudah duduk di depan komputernya. Wanita
itu langsung menyambut kedatangan Intan dengan senyumnya yang
manis seperti gula tebu.
(4) Ambrol kaya bendungan jebol
Pengarang menggunakan gaya bahasa atau majas hiperbola
tersebut untuk menggambarkan keadaan Intan yang menahan air mata
saat berengkar dengan Bregas. Ketika Bregas sudah keluar dari kamar,
132
Intan baru bareni mengeluarkan air matanaya. Terbukti dalam kutipan
sebagai berikut :
Sawise sing lanang metu saka kamar, Intan lagi wani ngutahake
banyu mripat. Tangis sing kawit mau diampet iku pungkasane ambrol
kaya bendungan jebol. (24)
Terjemahan :
Setelah yang laki-laki keluar dari kamar. Intan bari berani
menumpahkan air mata. Tangis yang sejak tadi ditahan itu akhirnya
jatuh seperti bendungan jebol.
(5) Nyirep ubaling geni asmara
Ungkapan Jawa di atas digunakan pengarang untuk menjelaskan
bahwa perkataan Pram kepada Intan membuat asmara meraka berdua
semakin panas seperti bara api. Terbukti dalam kutipan berikut :
Bisike Pram alus nyirep ubaling geni asmara sing wiwit mbakar
dhadhane. (30)
Terjemahan :
Bisik Pram halus menyiram bara api asmara yang mulai membakar
dadanya.
(6) Jejogetan ing tlapukan mripat.
Pengarang menggunakan gaya bahasa atau majas personifikasi
tersebut untuk menerangakn keadaan Intan yang sedang mengingat
kenangan yang telah ia lalui selama ini. Terbukti dalam kutipan sebagai
berikut :
133
Wengi terus rumambat. Kenangan mangsa kawuri iku terus
jejogetan ing tlapukan mripat. (76)
Terjemahan :
Malam terus merambat. Kenangan masa lalu itu terus menari di
kelopak mata.
(7) Raine sing kaya Rembulan ndadari
Pengarang menggunakan gaya di atas untuk menggambarkan
keadaan fisik Sekar Melur yang sedang tidur denga Intan. Terbutkti
dalam kutipan berikut :
Ditamat-tamatake raine sing kaya rembulan ndadari, pipine thipluk-
thipluk lan awake katon kiyeng mratandani yen sehat. (74)
Terjemahan :
Dilihat-lihat wajahnya seperti rembulan bundar, pipinya tembem-
tembem dan badanya terlihat berisi bertanda kalau dia sehat.
(8) Landhep ngluwihi wilat
Perumpamaan tersebut digunakan pengarang untuk menjelaskan
keadaan Intan yang saat itu sedang marah kepada Bregas. Terbukti dalam
kutipan berikut :
Bregas ngelus-elus pipine sing kena kaplokane sing wadon. Krasa
panas. Nanging isih panas atine. Luwih-luwih krungu tembunge
Intan sing pedhes lan pamandenge sing landhep ngluwihi wilat.
(115)
Terjemahan :
134
Bregas mengelus-elus pipinya yang terkena tamparan oleh Intan.
Terasa panas. Tetapi masih panas hatinya. Lebih-lebih mendengan
perkataan Intan yang pedas dan penglihatannya yang tajam melebihi
kilat.
(9) Prahara kang nggegirisi
Pengarang menggunakan perumpamaan untuk menggambarkan
keadaan rumah tangga Intan dengan Bregas yang semakin hari semakin
rapuh dan sewaktu-waktu bisa berakhir. Seperti masalah-masalah kecil
menjadi besar yang menyebabkan rumah tangganya menjadi hancur.
Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Ombak uga saya gedhe lan kadhang mawujud dadi gulungan alun
kang sawayah-wayah bisa menjalma dadi prahara kang nggegirisi.
(156)
Terjemahan :
Ombak juga semakin besae dan kadang-kadang menjadi gulungan
gelombang yang panjang yang sewaktu-waktu bisa menjelma
menjadi masalah yang sangat menakutkan.
(10) Srengenge semunar endah kayakaya aweh prasapa marang bumi
sing isih katisen.
Pengarang menggunakan perumpamaan untuk menggambarkan
keadaan dipagi hari. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Srengenge semunar endah kaya-kaya aweh prasapa marang bumi
sing isih katisen sawise sewengi digrujug udan. (164)
Terjemahan :
135
Matahari bersinar indah seperti akan menyapa bumi yang masih
kedinginan setelah semalam disiram hujan.
(11) Mimi lan mintuna
Penggunaan majas simile atau gaya bahasa tersebut digunakan
pengarang untuk mengungkapkan kedua orang tua Intan merupakan
pasangan yang ideal, mimi lan mintuna didalam masyarakat merupakan
lambang cinta sejati. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Bener-bener pasangan idheal! Kaya dene mimi lan mintuna, ngono
wong-wong anggone ngarani. Ora kaya dheweke. Omah-omah
prasasat mung saumur jagung. Mung bisa tahan patang taun kliwat
sithik. (165)
Terjemahan :
Benar-benar pasangan ideal! Seperti mimi dan mintuna begitu orang-
orang menilai. Tidak seperti dirinya. Membangun rumah tangga
hanya seumur jagung. Hanya bisa bertahan empat tahun lebih
sedikit.
(12) Stom ewonan volt
Pengarang menggunakan gaya bahasa hiperbola tersebut untuk
menerangkan ketika Intan dan Pramudita akan makan siang, ketika akan
mengambil nasi tidak sengaja tangan mereka bersamaan mengambil
sendok nasi dan bersenggolan. Ada rasa yang aneh dalam diri mereka
berdua. Terbukti dalam kutipan berikut :
Mula tanpa diaba kaping pindho tangane enggal maju ngranggeh
enthong ora njarak wong loro tangane maju bareng. Pram
136
ngrasakake strom ewonan volt nalika tangane kuwi sesenggolan
karo tangane Intan ing ndhuwur cething wadhah sega. (198)
Terjemahan :
Oleh karena itu tidak disuruh untuk kedua kali tanganya langsung
maju menggambil sendok nasi tidak sengaja mereka berdua
tangannya maju bersama. Pram merasakan strom ewonan volt ketika
tangannya itu bersenggolan dengan tangannya Intan di atas tempat
nasi.
(13) Luluh jroning wirama swargaloka
Perumpamaan tersebut digunakan untuk menerangkan ketika
Pramudita sedang membayangkan Intan dan Ines. Terbukti dalam kutipan
berikut :
Banjur wewayangan loro iku saya kabur saya kabur.. lebur nyawiji
jroning kridhaning karep lan luluh jroning wirama swargaloka.
(229)
Terjemahan :
Kemudian bayangan kedua orang tersebut semakin hilang semakin
hilang... melebur menjadi satu didalam perbuatan dan luluh didalam
irama surga.
(14) Ciblon ing segara madu
Perumpamaan di atas digunakan untuk menggambarkan keadaan
Intan yang sedang memikirkan para lelaki yang sedang berusaha untuk
mendekatinya tetapi tidak ada satupun yang ia suka. Intan kemudian
membayangkan Pramudita, Intan masih mencintai Pram begitupun Pram
137
andai Intan sudah menuruti perasaannya Intan pasti sudah bahagia, tetapi
Intan sadar semua itu hanyalah sebatas mimpi. Terbukti dalam kutipan
berikut :
Nuruti perasaan, mbok menawa dheweke wis klakon ciblon ing
segara madu. Ning tujune Intan sadhar yen madu kuwi uga kebak
wisa. Mula ora ditindakake. (284)
Terjemahan :
Mengikuti perasaan, mungkin dirinya sudah bisa mandi di segara
madu. Tetapi untung Intan sadar kalau madu itu juga banyak racun.
Oleh karena itu tidak dilakukan.
(15) ngelus kulit lan kala kala nakal dolanan rambut.
Pengarang menggunakan gaya bahasa atau majas personifikasi
tersebut untuk menerangkan ketika Intan sedang memcoba meresapi apa
yang ada didalam hati yang paling dalam. Terbukti dalam kutipan
sebagai berikut :
Angin sumilir, ngelus kulit lan kala-kala nakal dolanan rambut. (307)
Terjemahan :
Angin sepoi-sepoi meraba kulit dan terkadang nakal memainkan
rambut.
(16) Strom puluhan volt
Pengarang mengunakan gaya bahasa hiperbola tersebut untuk
menerangkan ketika Intan dan Pramudita pergi ke Nglanggeran untuk
bercerita dan mencari solusi juga suasana baru. Intan menyandarkan
138
kepalanya di dada pramudita dan Pramudita mengelus-elus rambur Intan
dengan penuh perasaan. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Intan nyendhekake sirahe ing dhadhane Pram, ngrungokake keteg
jantunge priya iku. Dhig-dhug, dhig-dhug.. dinikmati swara kuwi.
Dinikmati elusan tangane priya pepujaning ati kuwi. Tangane sing
pengkuh kaya-kaya ngandhut strom puluhan volt [...] (308)
Terjemahan :
Intan mendekatkan kepalanya di dadanya Pram, mendengarkan detak
jantungnya laki-laki itu. Dhig-dhug, dhig-dhug.... dinikmati suara
itu. Dinikmati sentuhan tangannya laki-laki pujaan hati itu.
Tanganya yang kokoh seperti mengandung strom puluhan volt [....]
(17) Otot bebayune rasane kaya dilolosi
Pengarang menggunakan kalimat di atas untuk menggambarkan
keadaan yang runyam yang dikarenakan Intan baru saja dihampiri dan
dimarah-marahi dengan kata-kata kasar oleh Ines istrinya Pramudita.
Intan tidak mengira akan bertemu dengan Ines. Terbukti dalam kutipan
sebagai berikut :
Intan lemes. Otot bebayune rasane kaya dilolosi. Ngimpi apa mau
bengi kok ngerti-ngerti dilabrak dening bojene Pram. Kamangka
tanpa kudu diunen-unedi kaya kuwi Intan ya wis duwe pikiran pengin
mungkasi sesambungan kuwi. (336)
Terjemahan :
Intan lemas. Otot tulangnya rasanya seperti lepas. Mimpi apa tadi
malam kok tahu-tahu dilabrak oleh istrinya Pram. Misalnya tanpa
139
harus dimarah-marahi seperti itu Intan sudah mempunyai pikiran ingin
mengakhiri hubungan itu.
Kutipan-kutipan di atas membuktikan bahwa Ardini Pangastuti
Bn selaku pengarang novel Alun Samudra Rasa mempunyai pengetahuan
yang luas. Terbukti dari banyaknya gaya bahasa yang digunakan dalam
novel Alun Samudra Rasa. Latar belakang profesi Ardini Pangastuti Bn
yang pernah menjabat sebagai redaktur di salah satu majalah berbahasa
Jawa yaitu majalah Djaka Lodang menjadi alasan sehingga beliau mampu
mengolah kata-kata sedemikian rupa sehingga menjadi kata yang indah
dan imajinatif.
2) Tone
Tone adalah sikap emosional pengarang yang ditampilkan dalam
cerita. Tone bisa menampak dalam berbagai wujud, baik yang ringan,
romantis, ironis, misterius, senyap, bagai mimpi, atau penuh perasaan.
Novel Alun Samudra Rasa ini pengarang menggunakan tone romantis
seperti ketika Intan tepat berusia 22 tahun dan mendapat kejutan dari
kekasihnya. Tone romantis dapat terlihat dalam kutipan di bawah ini :
Maaf, aku ora duwe dhuwit kanggo tuku kadho minangka hadiah
ulang taunmu. Mung iki sing bisa tak wenehake. Mungkin ora
sempurna, nanging iki olehku nandangi kanthi sakabehe rasa tresna
kang tansah nyesaki dhadha,
Selamat ulang tahun? Pram narik tangane menyang papan sing rada
peteng ing pojok teras, banjur cup...cup! lambene priya iku ngerti-
ngerti wis menclok ing mripate loro karo.(75)
Terjemahan :
Maaf, aku tidak mempunyai uang untuk membeli hadiah ulang
tahunmu. Hanya ini yang bisa saya berikan. Mungkin tidak sempurna,
tetapi ini saya membuatnya sendiri dengan sepenuhnya rasa kasih
sayang yang selalu memenuhi dada,
140
Selamat ulang tahun? Pram menarik tangannya menuju tempat yang
agak gelap di pojok teras, kemudian cup..cup! bibir laki-laki itu tiba-
tiba sudah menempel di kedua matanya
Tone tegang menghadirkan tokoh Bregas baru saja pulang dari
Cafe dalam keadaan mabuk berat, pada saat itu Intan tidur dikamarnya dan
mendengar suara kaki menuju kamarnya, Intan sudah menduga bahwa
yang datang adalah Bregas suaminya. Intan terkejut melihat Bregas datang
dengan keadaan mabuk berat, Bregas memaksa Intan untuk menuruti hawa
nafsunya tetapi Intan tidak mau karena mereka sudah berjanji untuk hidup
sendiri-sendiri. Intan sudah siap-siap mengambil gelas yang ada
disebelahnya, apabila Bregas tetap juga memaksa gekas itu akan dilempar
ke Bregas. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Sajangkah meneh wani maju, gelas iki bakal namani raine njenengan.
Aku ora perduli!
Cobanen yen wani! Bregas malah nantang karo pringas-pringis
nggilani.
Aku wes ngelikake. Dudu salahku yen gelas iki nglayang ngenani
sirah! pambengoke Intan.
Uncalno yen kowe wani! Kowe sing ngrusak uripku. Kowe sing wis
njalari aku dadi seneng mabuk maneh. Kowe wanita lemer!
Nyawang glagate Bregas sing ora apik kaya kuwi Intan wis ora mikir
adoh. Gelas ing tangan enggal disawatake sakayange, (135-137)
Terjemahan :
Satu langkah lagi berani maju, gelas ini akan mengenai muka anda.
Aku tidak perduli!
Coba saja kalau berani! Bregas malah menantang dengan senyum
menjijikkan.
Saya sudah memberitahu, bukan salah saya kalau gelas ini melayang
mengenai kepala! Teriak Intan.
Lempar saja kalau kamu berani! Kamu sudah merusak hidupku. Kamu
yang sudah membuat aku jadi suka mabuk lagi. Kamu wanita lemah!
Melihat tingkah laku Bregas yang tidak baik seperti itu, Intan sudah
tidak berpikir jauh. Gelas ditanganya cepat-cepat ia lemparkan
sekuatnya..
141
Novel Alun Samudra Rasa juga terdapat tone penuh perasaan .
Pengarang menampilkan sikap emosional dengan penuh perasaan kasih
sayang seorang ibu yang sangat khawatir dengan keadaan anaknya. Intan
merasa nyaman dengan kasih sayang yang diberikan ibu kepadanya.
Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Ibu tetep nunggoni ing Semarang kene nganti urusanmu rampung.
Priye-priyea ibu ora tegel ninggalake kowe ijen ing omah iki.
Kahananmu biyen karo saiki beda.
Bu, aku iki wis dudu bocah cilik maneh. Aku wes kulina manggon ijen
ing ngomah. Toh ana Sekar lan Mona.
Iya. Ibu ngerti, nanging kahananmu saiki wis beda. Sing tak
sumelangke, priye yen tilas bojomu kuwi isih tetep nekad? Ketoke
dheweke durung lila tenan ngeculke kowe.(145)
Terjemahan :
Ibu tetap menunggu di Semarang samapi urusanmu selesai.
Bagaimanapun ibu tidak rela meninggalkanmu sendiri dirumah ini.
Keadaanmu dulu dengan sekarang sudah berbeda.
Bu, aku ini sudah bukan anak kecil lagi. Aku sudah terbiasa tinggal
sendiri d rumah. Kan ada Sekar dan Mona.
Iya. Ibu tahu, tetapi keadaanmu sekarang sudah berbeda. Yang saya
takutkan, bagaimana kalau mantan suamimu itu masih tetap nekat?
Sepertinya dia belum rela sekali melepasmu.
Novel Alun Samudra Rasa juga terdapat tone bahagia. Pengarang
menampilkan sikap emosional dengan penuh perasaan bahagia yang
ditampilkan tokoh Intan. Intan merasa nyaman dengan keadaan yang telah
berubah pada dirinya sendiri. Dirinya merasa senang dan bahagia karena
telah hidup di Yogyakarta dengan damai dan mulai merintis usaha di
bidang ekonomi kretif di Yogyakarta. Terbukti dalam kutipan berikut :
Intan wiwit nikmati donyane sing anyar. Donya bisnis ing bidhang
ekonomi kreatip kaya sing saiki lagi dirintis, pranyata cukup
142
nyenengake. Saben dina dheweke ketemu karo wong sing beda-beda
kanthi sifat lan karakter sing uga beda. (230)
Terjemahan :
Intan mulai menikmati dunianya yang baru. Dunia bisnis di bidang
ekonomi kretif seperti yang sekarang sedang dirintis. Ternyata cukup
menyenangkan. Setiap hari dia bertemu dengan orang yang berbeda-
beda dengan sifat dan karakter yang juga berbeda.
Tone di atas menggambarkan sikap emosional pengarang yang
ditampilkan dalam cerita. Menggambarkan keadaan yang begitu nyaman
dan perasaan bahagia dengan kehidupannya yang telah berubah. Selain
tone tersebut terdapat juga tone senyap yang terjadi ketika Intan masih
berada di galerinya. Intan masih digaleri karena Intan tidak mau orang lain
melihat kesedihannya. Tone senyap tersebut dapat terlihat dalam kutipan
dibawah ini :
Nganti bengi Intan isih lungguh dheleg-dheleg ing galeri. Toko
souvenir ing iring kiwa lan tengen bangunan utama uga wis tutup.
Karyawan wes sepi. Mung kari petugas security cacah loro sing
tinanggenah jaga kang isih ana kono. Upama ora kelingan yen ing
ngomah wong tuwane wis ngenteni, Intan wegah bali. Dheweke ora
kepengin wong ngonangi mendhung ing ginayut ing mripate. (337)
Terjemahan :
Sampai malam Intan masih duduk bersandar di galeri. Toko souvening
yang berada di kanan dan kiri bangunan utama juga sudah tutup.
Karyawan sudah sepi. Hanya ada petugas security berjumlah dua
orang yang sedang berjaga disana. Seumpama tidak ingat kalau
dirumah orang tuanya sudah menunggu, Intan tidak mau pulang. Dia
tidak ingin orang lain mengetahui mendung yang bergantung
dimatanya.
Kutipan-kutipan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengarang
dalam novel Alun Samudra Rasa menggunakan tone romantis, tone
143
tegang, tone penuh perasaan, tone bahagia, dan tone senyap. Imaji
pengarang sangat keluar melalui Novel Alun Samudra Rasa ini,
memberikan sesuatu yang estetis melalui kata-kata yang dipilih kemudian
dirangkai sepadu mungkin. Terkadang paduan kata terlihat kurang realis,
namun pengarang menghadirkan kata dengan penuh imajinasi yang tidak
begitu sulit untuk dimengerti dan dipahami oleh pembaca.
d. Simbolisme
Simbol merupakan salah satu cara untuk menampilkan gagasan dan
emosi agar tampak nyata. Simbol berwujud detail-detail konkret dan faktual
serta memiliki kemampuan untuk memunculkan gagasan dan emosi dalam
pikiran pembaca. Ada beberapa simbol yang menarik dalam novel Alun
Samudra Rasa karya Ardini Pangastuti Bn antara lain:
(1) Lapangan
Lapangan di sini digunakan untuk melukiskan satu pekerjaan
yang ada diluar kantor. Terbukti dalam kutipan berikut :
Wiwit kuwi Intan sing maune mung lungguh ngadhep komputer ing
samburine meja, banjur diangkat dadi tangan tengene bos sing
kepeksa ambyur ing lapangan, ngono wae kadhang uga isih dadi jubir
perusahaan jroning ngadhepi para karyawan apa dene pihak njaba.
(6)
Terjemahan :
Sejak itu Intan yang dahulu hanya duduk menghadap komputer di
belakang meja, kemudian diangkat menjadi tangan kanan bos yang
terpaksa turun bergabung di lapangan, tidak hanya itu terkadang juga
144
masih menjadi jubir perusahaan didalam menghadapi karyawan atau
pihak luar.
(2) Kurungan Emas
Kurungan emas digunakan pengarang untuk menggambarkan
sebuah perkawinan. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Pengin dheweke uwal saka kurungan emas kang disebut perkawinan
sing nlikung awake kuwi. (33)
Terjemahan :
Ingin dirinya pergi dari sangkar emas yang disebut perkawinan yang
menikung dirinya itu.
(3) Senjata
Senjata digunakan pengarang untuk menggambarkan alat kelamin
laki-laki. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Nyenggol senjata sing wes siap kokang, mung nyenggol ora ngenani
telak. Nanging Bregas ngrasakake kelaran. (39)
Terjemahan :
Menyenggol senjata yang sudah siap menembak, hanya menyenggol
tidak mengenai pas. Tetapi Bregas merasakan kesakitan.
(4) Ngrujak sentul
Pengarang menggunakan simbol ngrujak Sentul untuk
menerangkan hubungan Intan dengan Bregas sudah tidak sejalan atau
sejalur. Terbukti dalam kutipan berikut :
145
Sesambungane karo sing lanang pancen durung pulih kaya wingi uni.
Malah kepara bisa diarani ngrujak sentul, siji ngalor, siji ngidul.
(111)
Terjemahan :
Hubungannya dengan suaminya memang beluh pulih seperti kemarin.
Malah bisa dibilang rujak sentul, satu kanan satu kiri.
(5) Ngaru biru
Pengarang menggunakan simbol ngaru biru untuk menerangkan
bahwa tidak ada orang yang mengganggu. Terbukti dalam kutipan sebagai
berikut :
Saiki dheweke nyoba nikmati “kebebasane”. Tanpa ana sing ngaru
biru, tanpa ana sing nyaru siku. Nanging rasane aneh. (111)
Terjemahan :
Sekarang dirinya mencoba menikmati “kebebasannya”. Tanpa ada
yang ngaru biru, tanpa ada yang nyaru siku. Tetepai rasanya aneh.
(6) Nyaru siku
Pengarang menggunakan simbol nyaru siku untuk menerangkan
bahwa tidak ada orang yang mengajak untuk bertengkar. Terbukti dalam
kutipan sebagai berikut :
Saiki dheweke nyoba nikmari “kebebasane”. Tanpa ana sing ngaru
biru, tanpa ana sing nyaru siku. Nanging rasane aneh. (111)
Terjemahan :
Sekarang dirinya mencoba menikmati “kebebasannya”. Tanpa ada
yang ngaru biru, tanpa ada yang nyaru siku. Tetepai rasanya aneh.
146
(7) Cangkem baya
Pengarang menggunakan simbol cangkem baya untuk menjelaskan
Bahwa Bregas merupakan laki-laki yang jahat, penuh nafsu. Terbukti
dalam kutipan sebagai berikut :
Wong sing lagi ing kahanan mabuk kaya Bregas biasane angel yen
diajak rembugan. Intan muter uteg, priye bisane lolos saka cangkem
baya kaya kuwi. (135)
Terjemahan :
Orang yang sedang dalam keadaan mabuk seperti Bregas sulit untuk
diajak berbicara. Intan memutar otak, bagaimana caranya agar bisa
lari dari mulut buaya seperti itu.
(8) Lembaran ireng
Lembaran ireng digunakan untuk menggambarkan kenangan masa
lalu yang buruk atau kelam. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Jepang pencen ninggalake lembaran ireng mungguhe sejarah bangsa.
Nanging kaya kandhamu, wong jepang sing apik uga ana, salah sijine
si Mister minongko contone. (150)
Terjemahan :
Jepang memang meninggalkan lembaran hitam khususnya sejarah
bangsa. Tetapi seperti perkataanmu, orang jepang yang baik juga ada,
salah satunya si Mister contohnya.
(9) Sega wadhang
Sega wadhang dugunakan pengarang untuk menggambarkan masa
lalu. Terbukti dalam kutipan berikut :
147
Aku rak mung njaga perasaanmu wae, ta? Wong nyatane kowe lan
dheweke wis padha dene duwe keluarga. Apa kowe isih kepengin
mbaleni sega wadhang?(169)
Terjemahan :
Aku hanya menjaga perasaanmu saja, kan? Pada kenyataannya kamu
dan dirinya sudah mempunyai keluarga sendiri-sendiri. Apa kamu
masih ingin mengulang nasi basi?
(10) Papan teles
Pengarang menggunakan simbol papan teles untuk menerangkan
suatu tempat atau kedudukan pekerjaan seseorang. Terbukti dalam kutipan
sebagai berikut :
Kok kaya ora ngerti wae. Jenjang karier pegawai negeri iku ana aturane.
Ora bisa langsung munggah dhel-dhel kaya ing perusahaan swasta.
Mung penake mas Ilham oleh jabatan ing papan teles. (172)
Terjemahan :
Kok seperti tidak tahu saja. Jenjang karier pegawai negeri itu ana
aturannya. Tidak bisa langsung naik begitu saja seperti di perusahaan
swasta. Hanya enaknya mas Ilham mendapat jabatan di papan basah.
(11) Ngalor-ngidul
Pengarang menggunakan simbol ngalor-ngidul untuk menerangkan
obrolan antara Intan dan kedua orang tuanya pak Surtana dan bu Surtana.
Terbukti dalam kutipan berikut :
Kadhang mung omongan ngalor ngidul, kadhang rembugan serius.
(266)
148
Terjemahan :
Terkadang hanya pembicaraan kesana-kemari, terkadang perbincangan
serius.
(12) Dolanan geni
Pengarang menggunakan simbol dolanan geni untuk menjelaskan
bahwa Intan sudah mencoba untuk menjalin kembali kisah cintanya dengan
Pram yang sudah mempunyai istri. Terbukti dalam kutipan berikut :
Iki kenyataan sing kudu takadhepi. Aku wes coba-coba dolanan geni,
mula aku iya kudu gelem nanggung resikone. (337)
Terjemahan :
Ini kenyataan yang harus aku hadapi. Aku sudh mencoba-coba bermain
api, maka aku harus mau menanggung resikonya.
(13) Werna klawu
Pengarang menggunakan simbol werna klawu untuk menjelaskan
kenangan yang kelam atau buruk. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut:
Priya kuwi mara liwat cuwilan-cuwilan kenangan sing ora kabeh
wernane klawu. (280)
Terjemahan :
Laki-laki itu datang lewat potongan-potongan kenangan yang tidak
semuanya berwarna abu-abu.
(14) Werna abang.
Simbol werna abang digunakan pengarang untuk menggambarkan
kenangan yang bahagia, banyak gairah dan semangat. Terbukti dalam
kutipan sebagai berikut :
149
Ana uga cuwilan werna abang, ing mangsa-mangsa awal perkawinan.
(280)
Terjemahan :
Ada juga potongan warna merah, di musim-musim awal perkawinan.
Semua kutipan-kutipan di atas membuktikan bahwa pengarang
menggunakan simbol-simbol tertentu untuk mengungkapkan tujuannya atau
sesuatu hal yang lain.
e. Ironi
Ironi adalah cara untuk menunjukkan sesuatu yang berlawanan dengan
yang telah diduga sebelumnya. Dalam dunia fiksi, ada dua jenis ironi yang
dikenal luas yaitu 'ironi dramatis' dan 'Tone ironis'. Berikut ironi yang
terdapat dalam novel Alun Samudra Rasa.
1. Ironi dramatis
Ironi dramatis muncul melalui kontras diametris antara penampilan
dan realitas, antara maksud dan tujuan seorang karakter dengan hasilnya
atau antara harapan dengan faktanya.
Ironi dramatis yang terdapat dalam novel Alun Samudra Rasa
karya Ardini Pangastuti Bn terjadi ketika Intan kembali dari Yogyakarta dan
meninggalkan Sekar di Yogya bersama eyangnya. Intan mempunyai
harapan apabila Sekar dan mona tetap tinggal bersamanya, Intan lebih bebas
untuk menyelesaikan masalahnya dengan Bregas. Tetapi yang terjadi adalah
sebaliknya, permasalahan yang terjadi didalam rumah tangga Intan dan
Bregas semakin parah dan sulit untuk diselesaikan. Terbukti dalam kutipan
sebagai berikut :
150
Maune aku ora duwe niyat kaya mangkono. Sekar pancen isih kangen
karo eyange. Kuwi wae! Aku ora duwe karep apa-apa kanthi ninggal
sekar ana kana. Malah pangangenku mbokmenawa yen ora ana Sekar
lan Mona awake dhewe bisa memperbaiki hubungan sing keri-keri
krasa saya cemplang. Nanging prastawa mau bengi lan uga esuk iki,
mahanani aku dadi mikir beda. Aku wis ora berminat maneh kanggo
nerusake perkawinan iki. Percuma aku wes kesel uga lara! (125-126)
Terjemahan :
Tadinya aku tidak memiliki niat seperti itu. Sekar memang masih
kangen dengan eyangnya. Itu saja! Aku tidak mempunyai keinginan
apa-apa dengan meninggalkan Sekar disana. Malah bayanganku
mungkin kalau tidak ada Sekar dan Mona kita bisa memperbaiki
hubungan yang akhir-akhir ini terasa hambar. Tetapi peristiwa tadi
malam dan juga pagi ini, membuat aku menjadi berfikir beda. Aku
sudah tidak berminat lagi untuk meneruskan pernikahan ini. Percuma
aku sudah capek juga sakit!
Intan sudah menikmati dunianya yang baru yaitu dunia bisnis
dibidang ekonomi kreatif. Intan berharap supaya tidak dipertemukan
kembali dengan Bregas. Tetapi Pada suatu hari Bregas datang ke galeri
Intan meminta izin kepada Intan untuk menjenguk Sekar. Intan merasa
terkejut kenapa tiba-tiba Bregas bisa menemukan tempat usahanya tersebut.
Setelah kedangan Bregas siang itu Intan merasa tentram karena hampir
sebulan Bregas tidak pernah muncul kembali. Tetapi ternyata diam-diam
Bregas kesekolahan sekar untuk menemui Sekar. Terbukti dalam kutipan
sebagai berikut :
Nanging sore kuwi nalika bali saka nyambutgawe teka dhog wis
langsung dilapori dening mona yen bapake Sekar mau teka ing
sekolahan. Sempat ketemu karo Sekar lan ngobrol sedhela. Malah Sekar
digawakake oleh-oleh bonekah pandha. (263-264)
151
Terjemahan :
Tetapi sore itu ketika pulang dari bekerja, baru saja datang sudah
langsung dikabari oleh Mona kalau bapaknya Sekar tadi datang
kesekolahan. Sempat bertemu dengan Sekar dan berbicara sebentar.
Malah Sekar juga dibawakan oleh-oleh boneka panda.
Ironi dramatis dalam novel Alun Samudra Rasa selanjutnya juga
dialami oleh tokoh bawahan yaitu Bregas. Bregas memperoleh cuti kerja
selama tiga hari membawa pulang mobil kantor untuk mengajak jalan-jalan
Intan dan Sekar mengelilingi kota semarang, tetapi setelah melihat mobil
toyota yaris digarasi rumah brencana yang sudah disusun oleh Bregas
menjadi gagal total. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Dumadakan Bregas kelingan prastawa mau bengi. Kelingan marang
panolake dening sing wadon. Kelingan marang mobil anyar ing garasi.
Dhadhane bali umob. Kamangka olehe karaya-raya nggawa mobil
kantor iku merga kepengin nyeneng-nyenengake keluwarga, dheweke
oleh cuti telung dina. Dadi sajroning telung dina iku rencanane yen
sore bisa methuk sing wadon, banjur makan malam ing njaba utawa
mung saderma puter-puter ngubengi kutha, mesthine uga karo Sekar.
Nanging critane banjur beda bareng weruh toyota yaris ing njero
garasi. (46)
Terjemahan :
Tiba-tiba Bregas teringat peristiwa tadi malam. Teringat kepada
penolakan oleh istrinya. Teringat kepada mobil baru di garasi. Dadanya
kembali mendidih. Padahal dia sudah berusaha membawa mobil kantor
itu karena ingin menyenangkan keluarga, dirinya mendapat cuti selama
tiga hari. Jadi selama tiga hari itu rencananya kalau sore bisa
menjemput istrinya, kemudian makan malam di luar atau hanya sekedar
putar-putar mengitari kota. Tentunya juga dengan sekar. Tetapi
ceritanya menjadi berbeda setelah melihat toyota yaris di dalam garasi.
2. Tone Ironis
Tone ironis digunakan untuk menyebut cara berekpresi yang
mengungkapkan makna dengan cara berkebalikan. Novel Alun Samudra
152
Rasa tone ironis ditunjukkan ketika Intan ditanya oleh Ibunya kenapa dia
pulang ke Yogya tidak dengan Bregas, ibunya sudah curiga pasti ada
masalah yang serius dengan rumah tangga anaknya tersebut. Namun Intan
dalam menjawab pertanyaan ibunya tersebut berlainan dengan apa yang
sedang terjadi saat itu. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Ibu bener. Aku lan mas Bregas satenane pancen lagi ana masalah.
Nanging dudu masalah sing gawat. Aku isih bisa ngatasi. Olehku
mrene jan-jane mung merga aku pengin ngaso saka rutinitas gaweyan,
ora merga purik. Taun wingi cutiku durung tak jupuk kabeh. Dadi saiki
lagi tak jupuk, ujare Intan setengah goroh setengan tenanan. (104)
Terjemahan :
Ibu benar. Aku dan mas Bregas sebenarnya memang sedang ada
masalah. Tetapi bukan masalah yang gawat. Aku masih bisa mengatasi.
Tujuanku kesini sebenarnya hanya aku ingin beristirahat dari rutinitas
pekerjaan, tidak karena ingin lari dari masalah. Tahun kemarin cutiku
belum saya ambil semua. Jadi sekarang baru saya ambil, perkataan
Intan setengan berbohong setengan serius.
Berdasarkan kutipan-kutipan tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengarang menuangkan kontras diametris antara penampilan dan
realitas, maksud dan tujuan seorang karakter dengan hasilnya, harapan
dengan faktanya. Selain itu pengarang juga menuangkan ekspresi tokoh
yang mengungkapkan makna dengan cara berkebalikan. Ironi dramatis
dalam novel Alun Samudra Rasa dituangkan pada tokoh Intan dan Bregas
sedangangkan tone ironis dituangkan pada tokoh Intan. Adanya ironi
tersebut memperkaya cerita dan menjadikannya menarik, menghadirkan
efek-efek tertentu, memperdalam karakter, merekatkan struktur alur, serta
dapat menggambarkan sikap pengarang.
153
4. Keterkaitan Antarunsur
Unsur struktural yang terdapat dalam novel Alun Samudra Rasa karya
Ardini Pangastuti Bn menunjukkan adanya hubungan yang erat dan saling
mengkait antara unsur satu dengan unsur yang lain. Unsur struktural dalam
novel ini meliputi fakta-fakta cerita (karakter, latar atau setting dan alur), tema,
dan sarana-sarana sastra (judul, sudut pandang, simbolisme, gaya dan Tone, serta
ironi) yang dirangkum menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga mampu
membentuk makna secara keseluruhan cerita.
Ditinjau dari fakta-fakta cerita yang meliputi karakter, latar atau setting
dan alur, ketiga unsur ini memiliki hubungan yang erat dan saling berkaitan
membentuk satu kesatuan yang utuh. Tema novel Alun Samudra Rasa karya
Ardini Pangastuti Bn yaitu hilangnya kepercayaan di dalam rumah tangga
sehingga menyebabkan perceraian, yang dapat mempengaruhi karakter tokoh
Intan dengan jiwa yang sabar, mandiri dan berinovasi untuk menjalani hidupnya.
Tema juga mempengaruhi latar yang tadinya tinggal di Semarang kemudian
berjuang hidup di Yogyakarta. dilihat dari alur menunjukkan tokoh yang sabar
untuk menghadapi kekerasan yang dilakukan oleh suami dan tetap
mempertahankan rumah tangganya walaupun akhirnya pernikahan tidak dapat
diteruskan. Tema akan mempengaruhi karakter, latar serta alur cerita yang akan
disampaikan oleh pengarang. Berdasarkan tema tersebut mempengaruhi seorang
karakter bertindak sesuai dengan tema yang diangkat secara spesifik mengacu
pada perjuangan tokoh utama di dalam menghadapi sikap kasar suaminya dan
mempertahankan rumah tangganya dengan Bregas agar tidak hancur, Intan
berubah sikap karena sudah tidak tahan lagi dengan sikap Bregas yang kasar dan
154
sering melakukan KDRT. Akhrinya Intan meminta cerai kepada Bregas dan
melanjutkan hidupnya di kota Yogyakarta bersama kedua orang tuanya. Ia sadar
akan akibat dari keputusan yang telah diambil oelhnya, akan sangat berat dan
banyak rintangan untuk menghadapi masa depan dengan status single parent.
Ditinjau dari sarana-sarana sastra yang meliputi judul, sudu pandang,
gaya dan tone, simbolisme, ironi adalah model penulisan khas dari Ardini
pangastuti Bn sebagai pengarang dalam menyampaikan gagasannya sehingga
menjadi sebuah cerita. Pengarang menggunakan tone romantis, tone tegang, tone
penuh perasaan, tone bahagia, dan tone senyap. Sudut pandang yang digunakan
pengarang dalam novel Alun Samudra Rasa karya Ardini Pangastuti Bn adalah
sudut pandang orang ketiga tak terbatas. Artinya, pengarang sepenuhnya
mengetahui tentang semua seluk beluk dalam cerita. Pengarang juga dapat
muncul ketika tidak ada satu karakterpun yang hadir. ironi Intan pada saat
mengungkapkan ekspresi yang berlainan dengan hatinya dapat memperdalam
karakternya yaitu tidak ingin menjadi beban orang lain. Adanya sarana-sarana
sastra memberikan nuansa keindahan serta warna tersendiri dalam sebuah cerita.
Unsur struktural dalam novel Alun Samudra Rasa karya Ardini Pangastuti Bn
mempunyai hubungan erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain serta
membentuk satu kesatuan yang Indah.
155
B. Bentuk Konflik Batin Sosok Intan dalam Menghadapi Konflik Rumah
Tangga pada Novel Alun Samudra Rasa Karya Ardini Pangastuti Bn
Wellek & Warren (1990: 285) menyatakan bahwa konflik merupakan
sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang
seimbang dan menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan. Konflik timbul dalam
situasi dimana terdapat dua atau lebih kebutuhan, harapan, keinginan, dan tujuan
yang tidak saling bersesuaian, saling bersaing dan menyebabkan tarik menarik
dan menimbulkan perasaan yang sangat tidak enak.
Konflik batin dalam novel Alun Samudra Rasa terjadi pada tokoh utama
yaitu Intan Purnami. Permasalahan yang terjadi didalam rumah tangga sehingga
membuat Intan mengalami berbagai konflik batin. Berikut ini analisis atau
penggambaran konflik batin tokoh Intan yang terdapat dalam novel Alun Samudra
Rasa karya Ardini Pangastuti Bn.
Intan digambarkan sebagai sosok yang penuh pertimbangan dalam
pemilihan suatu keputusan. Keputusan harus diambil dengan pikiran-pikiran yang
realis dalam memilih pilihan.
Emosi-emosi dalam dirinya sendiri menandakan adanya pertentangan
didalam batinnya. Intan ingin membuktikan kepada suaminya bahwa ia tidak
selingkuh dengan siapapun. Dirinya terdorong untuk memperbaiki rumah
tangganya dengan Bregas. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Maune aku ora duwe niyat kaya mangkono. Sekar pancen isih kangen karo
eyange. Kuwi wae! Aku ora duwe karep apa-apa kanthi ninggal sekar ana
kana. Malah pangangenku mbokmenawa yen ora ana Sekar lan Mona awake
dhewe bisa memperbaiki hubungan sing keri-keri krasa saya cemplang.
Nanging prastawa mau bengi lan uga esuk iki, mahanani aku dadi mikir
beda. Aku wis ora berminat maneh kanggo nerusake perkawinan iki.
Percuma aku wes kesel uga lara! (125-126)
156
Terjemahan :
Tadinya aku tidak memiliki niat seperti itu. Sekar memang masih kangen
dengan eyangnya. Itu saja! Aku tidak mempunyai keinginan apa-apa dengan
meninggalkan Sekar disana. Malah bayanganku mungkin kalau tidak ada
Sekar dan Mona kita bisa memperbaiki hubungan yang akhir-akhir ini terasa
hambar. Tetapi peristiwa tadi malam dan juga pagi ini, membuat aku menjadi
berfikir beda. Aku sudah tidak berminat lagi untuk meneruskan pernikahan
ini. Percuma aku sudah capek juga sakit!
Kutipan di atas mengandung pengertian bahwa tokoh Intan mengalami
konflik batin berupa Approach-avoidance conflict yaitu adanya motif positif dan
negatif dalam dirinya. Ia sangat tidak mau menceritakan masalahnya kepada
kedua orang tuanya, karena tidak mau menjadi beban bikiran orang tuanya. Ia
mencoba menghadapi masalahnya sendiri. Walaupun akhrinya harus terpaksa
menjadi single parent, dalam hal tersebut untuk masalah ekonomi ia kira tidak
masalah, tetapi Ia masih memikirkan masalah-masalah yang lainnya terutama
tentang Sekar Melur anaknya. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Kuwi sebabe genaya saiki Intan kok ora gelem wadul marang wong tuwane
gegayutan karo masalah sing diadhepi kuwi, magepokan karo sikape sing
lanang sing wis kurang ajar lan sawiyah-wiyah. Kejaba isin, merga Bregas
mujudake pilihan-pilihane dhewe, dheweke uga kuwatir yen soal kuwi
mengko banjur dadi pikirane wong tuwa. Sejene kuwi Intan uga isih
mikirake nasipe Sekar Melur, anake. Intan isih mikir-mikir, apa dheweke
kuwagang dadi Single parent kaya bulike? Ing babagan materi pancen ora
masalah, nanging ing babagan liya? Kuwi sing isih dilimbang-limbang
dening Intan lan perkara kuwi uga cukup ngganggu pikiran. (55)
Terjemahan :
Itu sebabnya kenapa sekarang Intan tidak mau berbicara kepada orang
tuanya hubungannya dengan masalah yang dihadapi itu, berhubungan
dengan sikpa suaminya yang sudah kurang ajar dan semena-mena.
Termasuk malu, karena Bregas merupakan pilihan-pilihannya sendiri.
Dirinya juga khawatir kalau masalah itu nanti menjadii pikiran kedua orang
tuanya. Selain itu Intan juga masih memikirkan nasipnya Sekar Melur,
anaknya. Intan masih memikirkan, apa dirinya terpaksa menjadi single
parent seperti tantenya? Didalama hal materi memang tidak masalah, tetapi
di hal yang lainnya? Itu yang masih ditimbang-timbang oleh Intan dan
masalah itu juga cukup mengganggu pikiran.
157
Kutipan tersebut juga mengandung pengertian bahwa tokoh Intan
mengalami konflik batin berupa Approach-avoidance conflict yaitu adanya motif
positif dan negatif dalam dirinya. Dalam keadaan sedih seperti sekarang ini tiba-
tiba Intan kembali mengenang kenangan-kenangan masa lalu bersama
Pramudita. Tetapi Intan tahu bahwa hidup itu harus terus berjalan kedepan tidak
kembali menoleh kebelakang. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Wengi terus rumambat. Kenangan mangsa kawuri iku terus jejogetan ing
tlapukan mripat. Kenangan kang endah! Intan ora kepengin nggusah
kenangan iku. Dudu apa-apa. Mung saderma kanggo panglipur ing kalane
atine lagi sedhih kaya saiki, senajan dheweke sadhar, urip ora kena terus
tumoleh menyang mburi supaya lakune bisa jejeg. Sebab urip kudu tumapak
maju menyang ngarep, ora mlangkah mundur menyang mburi. (76-77)
Terjemahan :
Malam terus merambat. Kenangan masa lalu itu terus menari di kelopak
mata. Kenangan yang indah! Intan tidak ingin mengusir kenangan itu.
Bukan apa-apa. Hanya sekedar untuk penghibur di saat hatinya sedang sedih
seperti sekarang, walaupun dirinya sadar, hidup tidak boleh terus menoleh
kebelakang supaya dapat berjalan dengan tegap. Sebab hidup itu harus
menapak maju kedepan, tidak melangkah mundur kebelakang.
Kutipan di atas menunjukkan bahwa tokoh Intan mengalami konflik
batin berupa approach-approach conflict. Satu sisi Intan ingin melupakan masa
lalunya bersama Pramudita, disisi lain Intan juga ingin melanjutkan langkahnya
kedepan dengan rumah tangga yang telah dibangunya.
Intan belum bisa melupakan Pramudita, walaupun Intan telah menikah
dengan laki-laki pilihannya sendiri yaitu Bregas, Intan tidak mengerti apakah dia
benar-benar mencintai Bregas atau tidak, tetapi pada kenyataannya Intan belum
bisa untuk melupakan Pramudita walaupun sudah terlahir Sekar Melur anaknya
dengan Bregas. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Kenangan kuwi saiki krasa perih ing dhadha. Jujur, adoh ing teleng atine
satemene Intan isih durung bisa mbusak jenenge priya iku. Mula
158
saperangan barang-barang kenangan saka Pram tekan saiki uga durung
disingkirake senajan dheweke wis diwengku dening priya liya. Priya sing
dadi pilihane. Bener, Bregas pancen priya pilihane, senajan yen tresna
pancen embuh! Intan ora ngerti, apa sing dirasakake marang Bregas kuwi
tresna tenan apa saderma nafsu. Sebab sanyatane dheweke tetep durung
bisa nglalekake Pram senajan wis ana Sekar Melur, minangka woh anggone
tembayatan mau. (76)
Terjemahan :
Kenangan itu sekarang terasa perih di dada. Jujur, jauh didalam lubuk
hatinya sebenarnya Intan masih belum bisa menghapus nama lelaki itu. Oleh
karena itu semua barang-barang kenangan dari Pram sampai sekarang juga
belum disingkirkan walaupun dirinya sudah dikuasai oleh laki-laki lain.
Laki-laki yang menjadi pilihannya. Benar, Bregas memang laki-laki
pilihannya, walaupun kalau cinta memang entah! Intan tidak mengetahui,
apa yang dirasakan dengan Bregas itu benar-benar cinta apa sekedar nafsu.
Sebab pada kenyataannya dirinya tetap belum bisa melupakan Pram
walupun sudah ada Sekar Melur, sebagai buah didalam hubungannya tadi.
Kutipan di atas tokoh Intan menghadapi konflik batin berupa avoidance-
avoidance conflict karena dihadapkan oleh dua permasalahan yang sama-sama
mempunyai unsur negatif. Satu sisi Intan tidak bisa melupakan mantan
kekasihnya yaitu Pramudita, disatu sisi Intan tidak mengerti apakah dia benar-
benar mencintai Bregas dengan sepenuh hati tetapi pada kenyataannya Intan
memang belum bisa menghapus nama Pramudita didalam hatinya.
Intan harus menghadapi konflik batin yang berupa approach-approach
conflict. satu sisi pikirannya ingin memperbaiki hubungan dengan Bregas apabila
Bregas mau memperbaiki sikapnya yang kasar terhadap Intan, namun sisi yang
lain setelah menghadpi kenyataan tersebut perpisahan memang solusi yang tepat
untuk kebaikan Intan. Hal ini terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Intan ngedhep-ngedhepake mripate sing krasa teles. Atine pepes. Angkles!
Rasane dheweke wis ora duwe pepenginan maneh kanggo nerusake bebrayan
karo Bregas. Wis kakehan luh sing kudu ditetesake kanggo ngrungkepi
perkawinan sing rapuh iku. Dadi cukup! Intan ora kepingin ngutahake luh
luwih akeh maneh. Saiki tekade wis gembleng. Sakabehe pancen kudu enggal
dipungkasi! Mau-maune Intan ora nggagas tekan semono. Senajan niyat
159
pepisahan kuwi ana, nanging dheweke isih kepengin aweh kesempatan
marang Bregas kanggo ndandani sikape. Yen Bregas bisa berubah, Intan
bakal aweh pangapura lan ngubur niate pepisahan kuwi. Demi anak kang
banget diasihi. Nanging bareng mrangguli kanyatan sing mentas dialami
mau, ketoke sing lanang angel diarep-arep kanggo berubah. (119)
Terjemahan :
Intan mengedip-ngedipkan matanya yang terasa basah. Hatinya patah. Lemas!
Rasanya dirinya sudah tidak mempunyai keinginan lagi untuk meneruskan
pernikahan dengan Bregas. Sudah terlalu banyak air mata yang harus
diteteskan untuk mempertahankan pernikahan yang rapuh itu. Dadi cukup!
Intan tidak ingin menumpahkan air matanya lebih banyak lagi. Sekarang
tekadnya sudah yakin. Semuanya memang harung diakhiri! Sebenarnya Intan
tidak berpikir sampai disitu. Walaupun niat perpisahan itu ada, tetapi dirinya
masih ingin memberi kesempatan kepada Bregas untuk membenahi sikapnya.
Kalau Bregas bisa berubah, Intan akan memberi maaf dan mengubur niatnya
untuk berpisah itu. Demi anak yang sangat disayangi. Tetapi setelah
menghadapu kenyataan yang baru saja dialami. Sepertinya suaminya susah
diharapkan untuk berubah.
Keputusan yang diambil Intan dalam menghadapi kedua permasalahan di
atas, yaitu dengan memilih salah satu. Intan memilih untuk berpisah dengan
Bregas karena dalam pikirannya ia tidak ingin menderita lagi dengan sikap-sikap
Bregas yang kasar kepadanya. Setelah resmi berpisah dengan Bregas Intan
mempunyai pemikiran akan meninggalkan Semarang dan tinggal di Yogyakarta
bersama kedua orang tuanya. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Intan satemene uga duwe pikiran kaya mangkono. Dheweke rumangsa ora
aman yen terus manggon ana Semarang. Bregas bisa teka sawayah-wayah
lan gawe ulah. Kanthi pawadan tilik anake, priya iku tetep nduweni
kalodhangan kanggo ngosak-asik katentremane. Nanging ana sawenehe bab
kang njalari Intan ora bisa enggal njupuk keputusan kanggo ninggalake
Semarang (143)
Terjemahan :
Intan sebenarnya juga mempunyai pikiran seperti itu. Dirinya merasa tidak
aman kalau terus bertempat tinggal di Semarang. Bregas bisa datang sewaktu-
waktu dan membuat ulah. Dengan alasan menjenguk anaknya, laki-laki itu
tetap mempunyai kebebasan untuk mengusik ketentramannya. Tetapi ada
sesuatu masalah yang membuat Intan tidak bisa mengampil keputusan untuk
meninggalkan Semarang.
160
Kutipan di atas menunjukkan bahwa tokoh Intan dihadapkan dalam dua
permasalahan yang keduanya merupakan hal-hal positif dan tokoh Intan harus
memilih salah satu diantara keduanya. Satu sisi Intan ingin meninggalkan
Semarang dan tinggal di Yogyakarta demi kebaikan dirinya dan anaknya, tetapi
disatu sisi Intan masih memberatkan pekerjaannya di Semarang karena posisi
Intan diperusahaan merupakan posisi yang sangat penting. Intan memutuskan
untuk tinggal di Yogyakarta dan melanjutkan hidupnya di Yogyakarta. terbukti
ketika Intan Ingin mendirikan usaha di Yogyakarta sebagai berikut :
Dina ini ana seminar Peluang di Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sing
digelar ing sawijining hotel bintang papat. Miturut rilies sing diwaca, sing
dadi pembicara kunci sawenehe pejabat teras saka Jakarta, staf ahli
kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sawise maca pawarta ing
koran kasebut Intan langsung ndaftar melu pasarta seminar. Sapa ngerti ana
peluang usaha sing bisa dijajagi. Jroning sesasi iki intan wis mikir-mikir
kemungkinan ambyur ing wiraswasta, sebab peluang kerja ana perusahaan
ing kutha pelajar iki ora akeh kaya ing semarang. Maklum Yogyakarta
pancen dudu kutha Industri. Kuthane mung cilik, pendhudhuke akeh,
perusahaan sing ana umume uga mung perusahaan-perusahaan cili duweke
perseorangan alias milik pribadi. Mung sethithik PT utawa perusahaan PMA
kaya sing ana Semarang. (166)
Terjemahan :
Hari ini ada seminar Peluang di Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang digelar
di salah satu hotel bintang empat. Menurut rilies yang dibaca, yang menjadi
pembicara kunci seorang pejabat teras dari Jakarta, staf ahli kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Setelah membaca berita dikoran tersebut
Intan langsung mendaftar ikut peserta seminar. Siapa tahu ada peluang usaha
yang bisa di jalani. Selama satu bulan ini Intan sudah berfikir kemungkinan
masuk di wiraswasta, sebab peluang kerja di perusahaan di kota pelajar ini
tidak banyak seperti di Semarang. Maklum Yogyakarta memang bukan kota
industri. Kotanya hanya kecil, penduduknya banyak, perusahaan yang ada
umumnya juga hanya perusahaan-perusahaan kecil milik perseorangan alias
milik pribadi. Hanya sedikit PT atau perusahaan PMA seperti yang ada di
Semarang.
Kutipan di atas menunjukkan bahwa tokoh Intan dihadapkan pada
konflik batin yang berupa approach-approach conflict. di satu sisi ingin meraih
161
kesuksesan dengan medirikan usaha atau wiraswasta, namun sisi yang lain ingin
bekerja di perusahaan diYogyakarta tetapi di sana hanya terdapat perusahan-
perusahaan kecil. Keduanya merupakan hal-hal positif. Usaha Art Shop yang akan
didirikan oleh Intan harus melakukan survey tempat terlebih dahulu, tempat yang
strategis dan banyak wisatawan. Tidak sampai tiga bulan Intan sudah menemukan
lokasi yang tepat untuk usahanya tersebut. Pramudita mempunyai konsep untuk
Art Shop tersebut tetapi harus melihat desainnya di Magelang. Keadaan saat itu
tidak mungkin sekali menggunakan kendaraan sendiri-sendiri menuju Magelang,
akhirnya Intan memutuskan untuk satu mobil dengan Pramudita. Disini Intan
mengalami konflik batin berupa pproach-approach coflict dimana ada dua objek
yang sama-sama mengandung unsur positif. Terbukti dalam kutipan sebagai
berikut :
Intan bali meneng. Repote ngadhepi priya sing wis duwe bojo luwih-luwih
kuwi mantan pacar. Ing sesisih dheweke kudu ngemong perasaane bojone
Pram, ing sisih liya dheweke uga kudu njaga perasaane dhewe. Priye-priyea
geter-geter tresna kuwi isih ana. Intan sadhar, sesambungane karo Pram
mujudake sesambungan bisnis. Dheweke ora kena larut. (203)
Terjemahan :
Intan kembali diam. Repotnya menghadapi laki-laki yang sudah mempunyai
Istri lebih-lebih itu mantan pacar. Di satu sisi dirinya harus menjaga perasaan
istirnya Pram, disisi lain dirinya juga harus menjaga perasaannya sendiri.
Bagaimanapun getar-getar cinta itu masih ada. Intan sadar, hubungannya
dengan Pram mewujudkan hubungan bisnis. Dirinya tidak boleh terlena.
Galery Art shop resmi dibuka dengan nama Art Galery IP. Singkatan IP
maknanya bisa menjadi dua yaitu Intan Purnami atau Intan Pramudita. Menurut
Intan, ia lebih condong ke Intan dan Pramudita karena usaha ini didirikan atas ide
Pramudita. Alasan yang lain Intan masih menyimpan rasa kepada Pramudita.
Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
162
Singkatan IP kuwi maknane bisa loro. Cekakan saka jeneng Intan purnami
utawa cekakan saka jeneng Intan lan Pram. Ning temene Intan olehe milih
jeneng kuwi condhong marang sing angka loro. Alasane uga werna loro.
Alasan sepisan, minangka atur panuwun marang Pram, merga toko lan
galeri lukisan iku saka pramarkasane Pram. Priya iku sing duwe idhe nganti
bisa klakon mawujud kaya saiki. Pancen dheweke sing nduwe modhal,
nanging nglobi seniman. Perajin lan liya-liyane, luwih akeh Pram sing maju.
Dene alasan angka loro, adoh ing teleng atine, salugune Intan isih nyimpen
tresna kanggo Pram, senajan dheweke sadhar yen kuwi ora mungkin
kaejawantahake jroning kanyatan. Sebab Intan uga nyadhari marang
posisine saiki. (211)
Terjemahan :
Singkatan IP itu artinya bisa dua. Singkatan dari nama Intan Purnami atau
singkatan dari Intan dan Pram. Tapi sebenarnya Intan lebih memilih nama itu
mengarah ke angka dua. Alasanya juga ada dua. Alasan yang pertama,
sebagai ucapan terimakasih kepada Pram, karena toko dan geliri lukisan itu
dari tanggung jawab Pram. Laki-laki itu yang mempunyai ide sampai bisa
terlaksana dan terwujud seperti sekarang. Memang dirinya yang mempunyai
modal., tetapi menghubungi seniman, perajin dan lain-lainnya, lebih banyak
Pram yang maju. Sedangkan alasan kedua, jauh didalam lubuk hatinya,
selugunya Intan masih menyimpan cinta kepada Pram, walaupun dirinya
sadar kalau itu tidak mungkin terwujud didalam kenyataan. Sebab Intan juga
menyadari kepada posisinya sekarang.
Kutipan di atas mengandung pengertian bahwa tokoh Intan mengalami
konflik batin berupa approach-avoidance conflict yaitu adanya motif positif dan
negatif dalam dirinya. Ia masih menjadi sosok yang lugu dan masih menyimpan
rasa cinta kepada Pramudita, walaupun ia sadar bahwa tidak mungkin mereka
bersatu. Ia cukup tahu diri akan posisinya dan Pramudita. Ia mulai menikmati
dunia barunya yaitu dunia dibidang ekonomi kreatif. Bregas kembali hadir
didalam kehidupan Intan dan mengajak Intan untuk kembali membangun rumah
tangga dengannya. konflik batin kembali muncul ketika Intan memikirkan ajakan
Bregas untuk kembali membangun rumah tangga bersamanya. Terbukti dalam
kutipan sebagai berikut :
Sidane Intan bali lenger-lenger kaya wong bingung. Swarane Bregas rinasa
saya sero ngureki kuping.
163
Intan, apa kowe ora mikirake Sekar satemene isih mbutuhake bapak?...
Demi Sekar, kepriye yen awake dhewe bali nyawiji?..
Intan nyumpeli kupinge nganggu tangane. Supaya swara-swara kuwi ora
keprungu maneh lan ora ngganggu dheweke. Nanging swara kuwi tetep wae
ora ilang. Saya suwe saya krasa nganggu pikiran. (273)
Terjemahan :
Jadinya Intan kembali duduk termenung seperti orang bingung. Suaranya
Bregas terasa semakin keras kedalam kuping.
Intan, apa kamu tidak memikirkan Sekar sebenarnya masih membutuhkan
ayah?...
Demi Sekar, bagaimana kalau kita kembali menyatu?..
Intan menutupi kupingnya dengan tangannya. Supaya suara-suara itu tidak
terdengar lagi dan tidak mengganggu dirinya. Tetapi suarra itu tetap saja tidak
hilang. Semakin lama semakin terasa mengganggu pikiran.
Kutipan di atas tokoh Intan menghadapi konflik batin berupa avoidance-
avoidance conflict karena dihadapkan oleh dua permasalahan yang sama-sama
mempunyai unsur negatif. ia tidak ingin masuk kedalam lubang yang sama.
Kalaupun Sekar masih membutuhkan sosok ayah bukan Bregas yang akan
menjadi ayah untuk Sekar. Pilihan yang diambil Intan yaitu berani merawat Sekar
tanpa harus ada sosok suami disinya dan Intan tidak takut akan resiko yang ada.
Konflik batin muncul kembali ketika Pertemuannya dengan Bregas
benar-benar membuat Intan tidak tenang, Bregas mengancam akan menculik
Sekar apabila Intan tidak mau rujuk dengannya. Intan bingung bagaimana
menghadapi masalah yang satu ini. Intan tidak ingin kembali bersama Bregas
walaupun Bregas merupakan ayah dari Sekar Melur. Intan tidak mau mengalami
nasib yang sama. Intan juga tidak ingin membangun rumah tangga dengan laki-
laki lain sebab Trauma yang ditimbulkan dari pernikahan yang sebelumnya yang
sangat mendalam. Terbukti dari kutipan sebagai berikut :
Cilakane Bregas isih tetep nglibatake rasa. Kamangka Intan cetha wis kipa-
kipa. Kejaba iku dheweke uga isih jinja yen kudu omah-omah maneh karo
priya liya, embuh sapa. Sumelang yen mengkone ngalami nasip kang padha
164
lan entek-entekane banjur pegatan! Apa aloke tangga, aloke kanca-kanca lan
para kenalane? Wong wadon sing pegatan sepisan mbokmenawa isih bisa
dimaklumi. Nanging yen nganti luwing saka kaping siji, mesthi bakal dicatur
werna-werna. Dianggep lenjehan, lemer, dhemen kawin lan sapiturute. (311-
312)
Terjemahan :
Celakanya Bregas masih tetap melibatkan rasa. Padahal Intan jelas sudah
menolak. Selain itu dirinya juga masih takut kalau harus berumah tangga lagi
dengan laki-laki lain, entah siapa. Khawatir kalau nanti mengalami nasib
yang sama dan akhirnya bercerai! Apa kata tetangga, kata teman-teman dan
kata kenalannya? Orang perempuan yang bercerai satu kali mungkin masih
bisa dimaklumi tetapi kalau sampai lebih dari satu kali, pasti akan dikatakan
bermacam-macam. Dianggap lancang, selingkuh, suka kawin dan sebagainya.
Kutipan di atas menandakan bahwa Intan mengalami trauma yang
mendalam sehingga ia tidak ingin membangun rumah tangga dengan siapapun.
Tokoh Intan mengalami konflik batin berupa approach-approach conflict dimana
ada dua objek yang sama-sama mengandung unsur positif untuk dirinya. Yaitu
Intan tidak ingin kembali dengan Bregas maupun membangun rumah tangga
dengan laki-laki lain, karena Intan takut akan mengalami hal yang sama saat
bersama Bregas.
Berdasarkan analisis di atas tokoh Intan mengalami berbagai bentuk
konflik dalam dirinya sendiri. Konflik tersebut muncul dikarenakan adanya rasa
bimbang atau takut dalam dirinya untuk menghadapi kenyataan yang ada, namun
pada akhirnya Intan harus mengambil keputusan tegas untuk mengakhiri konflik-
konflik yang selalu hadir dalam dirinya. Konflik-konflik diatas merupakan konflik
yang dialami Intan dalam menghadapi sikap kasar Bregas dan mempunyai
pendirian tetap untuk mempertahan atau mejalani kehidupannya.
Secara umum konflik memicu adanya pemilihan atau penolakan dan rasa
ragu atau bimbang dalam hati. Konflik-konflik tokoh Intan berbentuk approach-
165
approach conflict, approach-avoidance conflict serta avoidance-avoidance
conflict. Pada approach-approach conflict tokoh Intan dihadapkan dengan dua
permasalahan yang sama-sama memiliki unsur positif hingga mengakibatkan ragu
dalam memilih. Pada approach-avoidance conflict tokoh Intan dihadapkan satu
objek dan objek tersebut mempunyai sisi positif dan negatif. Intan harus melewati
keadaan itu dengan cara menerima atau menolaknya. Sedangkan pada avoidance-
avoidance conflict tokoh Intan mengalami dua situasi yang dua-duanya
mengandung unsur negatif yang juga menimbulkan kebimbangan atau keraguan
memilih.
Tokoh Intan di dalam menghadapi konflik-konflik tidak tergesa-gesa
dalam mengambil keputusan, melainkan dipikirkan dengan matang melalui
pemikiran realis agar membuahkan hasil yang positif. Keputusan tidak hanya
hadir dalam pikirannya, melainkan keluar dari lubuk hatinya. Pertimbangan-
pertimbangan selalu hadir dalam dirinya dan tentu saja individu harus bisa
mengakhiri konflik-konflik batin itu dengan hati dan pikirannya.
C. Analisis kepribadian sosok Intan dalam novel Alun Samudra Rasa
karya Ardini Pangastuti Bn
Kepribadian atau psyche menurut Jung adalah totalitas segala peristiwa
psikis baik yang disadari maupun yang tidak disadari (Suryabrata, 2012:156).
Kepribadian membimbing orang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosial dan lingkungan fisik. Sejak awal kehidupan, kepribadian adalah kesatuan
atau berpotensi membentuk kesatuan. Ketika mengembangkan kepribadian, orang
harus berusaha mempertahankan kesatuan dan harmoni atas semua elemen
166
kepribadian. Jadi jiwa manusia terdiri dari dua alam, yaitu alam sadar (kesadaran)
dan alam tak sadar (ketidaksadaran). Kedua alam tersebut tidak saling mengisi
tetapi berhubungan secara kompensatoris. Carl Gustav Jung menilai kepribadian
sebagai wujud pernyataan kejiwaan yang ditampilkan seseorang dalam
kehidupannya. Sejak awal kehidupan manusia, kepribadian adalah kesatuan yang
berpotensi membentuk kesatuan. Ketika mengembangkan kepribadian orang harus
berusaha mempertahankan kesatuan dan harmoni antar semua elemen kepribadian
didalamnya.
Analisis pada kepribadian tokoh, penulis hanya mendeskripsikan
kepribadian tokoh utma, yaitu Intan Purnami. Fungsi dan peranan tokoh Intan
mendominasi hampir seluruh bagian isi cerita. Pembahasan kepribadian menjadi
dua, yakni fungsi jiwa dan sikap jiwa sesuai dengan teori struktur kesadaran
menurut Jung. Berikut deskripsi kepribadian Intan Purnami dalam novel Alun
Samudra Rasa karya Ardini Pangsatuti Bn.
Intan Purnami adalah seorang ibu rumah tangga yang bertempat tinggal
di perumahan Mugas Permai, Semarang. Intan memiliki suami bernama Bregas
Jatmika dan dimemiliki seorang anak perempuan bernama Sekar Melur. Intan
bekerja diperusahaan alat-alat olah raga yang lebih banyak untuk pasokan pasar
ekpor . pertemuannya dengan Bregas bermula ketika Intan melanjutkan kuliahnya
diSemarang, sebenarnya tidak hanya ingin melanjutkan kuliah saja tetapi juga
untuk melupakan Pramudita, mantan pacarnya. Terbukti dalam kutipan sebagai
berikut :
Kanggo mbuang rasa kuciwa lan uga kanggo nglalekake Pram, Intan
nerusake kuliahe maneh ing semarang. Sapa ngerti sawise manggon ing
kutha liya uga banjur ganti swasana. Mligine swasana atine.
167
luwih-luwih sawise ketemu karo Bregas Jatmika, sing umure luwih enom
setaun tinimbang dheweke. Rupane Bregas sing nggantheng cocok karo
jenenge. Kanthi dedeg lan bobot sing imbang, kuwawa nggonjingake atine
Intan. (28)
Terjemahan :
Untuk membuang rasa kecewa dan juga untuk melupakan Pram, Intan
melanjutkan kuliahnya lagi di Semarang. Siapa tahu setelah tinggal di kota
lain juga kemudian ganti suasana. Khususnya suasana hatinya.
Lebih-lebih setelah bertemu dengan Bregas Jatmika, yang usianya lebih muda
satu tahun daripada dirinya. Rupanya Bregas yang tampan cocok dengan
namanya, dengan badan dan bobot yang imbang, mampu mengoncang
hatinya Intan.
Permasalahan-permasalahan yang terjadi didalam keluarganya muncul.
Bermula ketika Intan membawa pulang mobil milik Mr.Tanaka yang dititipkan
kepada Intan selama Mr.Tanaka kembali ke Jepang. Intan sudah berusaha
menolak untuk membawa mobil tersebut. Intan menjaga perasaan Bregas karena
Bregas merupakan laki-laki yang tidak mau keunggulan oleh perempuan. Terbukti
dalam kutipan sebagai berikut :
Mobilku luwih becik kok gawa bali wae Intan, sapa ngerti urusanmu mengko
akeh. Dadi kowe ora usah njagakake Paimin.
Nanging...
Aja kandha yen kowe ora duwe SIM. Ndhisik kowe uga wis tau nganggo
mobilku nalika Paimin lagi ana urusan liya,
Intan ora bisa ngunggahi maneh rembuge bos. (19)
Terjemahan :
Mobilku lebih baik kamu bawa pulang saja Intan, siapa tahu urusanmu nanti
banyak. Jadi kamu tidak perlu menjagakan Paimin.
Tetapi...
Jangan bilang kalau kamu tidak mempunyai SIM. Dulu kamu juga pernah
memakai mobilku ketika Paimin sedang ada urusan lain,”
Intan tidak bisa menjawab lagi pembicaraan bos.
Pada saat yang bersamaan Bregas membawa pulang mobil kantornya.
Bregas terkejut melihat garasi mobil yang biasanya kosong sudah ada mobil yaris
warna merah dan masih baru. Bregas cemburu dan curiga kepada Intan sehingga
168
Bregas menuduh Intan dan bosnya memiliki hubungan khusus. Intan sudah
mencoba menjelaskan yang sebenarnya kepada Bregas, tetapi Bregas tidak
mempercayainya. Intan tidak menceritakan masalah yang terjadi didalam
keluarganya kepada orang tuanya, karena Intan tidak ingin menjadi beban pikiran
kedua orang tuanya. Setelah difikir-fiikir Intan ingin mengakhiri hubunganya
dengan Bregas. Intan sudah tidak sanggup dengan sikap Bregas yang kasar dan
semena-mena. Tetapi Intan masih memikirkan nasib anaknya Sekar Melur dan
apakah Intan mampu menjadi single parent. Terbukti dalam kutipan sebagai
berikut :
Kuwi sebabe genaya saiki intan kok ora gelem wadul marang wong tuwane
gegayutan karo masalah sing diadhepi kuwi, magepokan kari sikape sing
lanang sing wis kurang ajar lan sawiyah-wiyah. Kejaba isin, merga Bregas
mujudake pilihan-pilihane dhewe, dheweke uga kuwatir yen soal kuwi
mengko banjur dadi pikirane wong tuwa. Sejene kuwi Intan uga isih mikirake
nasipe Sekar Melur anake. Intan isih mikir-mikir, apa dheweke kuwagang
dadi single parent kaya bulike? Ing babagan materi pancen ora masalah,
nanging ing babagan liya? Kuwi sing isih dilimbang-limbang dening Intan
lan perkara kuwi uga cukup nganggu pikiran. Saiki sing diarep-are muga-
muga simister cepet bali amrih dheweke bisa njupuk cuti. (55)
Terjemahan :
Itu sebabnya Intan sekarang tidak mau berkata kepada kedua orang tuanya
berhubungan dengan masalah yang dihadapi itu. Terutama dengan sikap
suaminya yang sudah kurang ajar dan semena-mena. Kecuali malu. Karena
Bregas merupakan pilihannya sendiri, dirinya juga khawatir kalau masalah itu
nanti menjadi pikiran kedua orang tuanya. Selain itu Intan juga masih
memikirkan nasibnya Sekar Melur anaknya. Intan masih miikir-mikir, apa
dirinya mampu menjadi single parent seperti tantenya? Dalam hal materi
memang tidak ada masalah, tetapi di hal yang lain? Itu yang masih
ditimbang-timbang oleh Intan dan masalah itu juga cukup mengganggu
pikiran. Sekarang yang di harap-harapkan semoga si Mister cepat kembali
supaya dirinya bisa mengambil cuti.
Intan memikirkan bagaimana alasan yang akan diberikan kepada orang
tuanya saat ia pulang ke Yogyakarta tidak bersama suaminya.. Terbukti dalam
kutipan sebagai berikut :
169
Ning apa mengko alesane marang wong tuwane yen dheweke cuti suwe ing
Yogya? Mesthi bakal ditakoni werna-werna. Luwih-luwih olehe bali ora
dikantheni bapake Sekar. Intan bali bingung. Saya dipikir saya bingung, ning
wekasane banjur luweh! Kuwi dipikir keri, batine. (55)
Terjemahan :
Tapi apa nanti alasannya kepada orang tuanya kalau dirinya cuti lama di
Yogya? Pasti akan ditanya bermacam-macam. Lebih-lebih dia kembali tidak
bersama ayahnya Sekar. Intan kembali bingung. Tambah dipikir tambah
bingung, tapi akhirnya kemudian terserah! Itu difikir akhir, batinya.
Kepulangan Intan ke Yogyakarta membuat kedua orang tuanya berpikir
macam-macam. Pertanyaan Bu Surtana membuat Intan harus jujur kepada kedua
orang tuanya bahwa memang sedang ada masalah yang terjadi didalam
keluarganya. Tetapi Intan masih sanggup mengatasinya. Terbukti dalam kutipan
sebagai berikut :
Menawi purik ngaten inggih mboten, pak? Intan tumungkul. Abot anggone
arep nylentrehake marang bapake.
Mungguhe wong omah-omah purik kuwi klebu sirikan. Apa kowe bali mulih
mrene ki wis kok pikir adoh?
Kula dereng saget matur. Kula namung kepengin wonten Yogya sawetawis
kanggo ngleremaken manah. (64)
Terjemahan :
Bahwa kabur begitu ya tidak, Pak? Intan terdiam. Berat untuknya akan
menjabarkan kepada ayahnya.
Pantasnya orang yang berumah tangga kabur itu termasuk sirik. Apa kamu
kembali ke sini sudah kamu fikir jauh?
Saya belum bisa bilang. Saya hanya ingin ada di Yogya sementara untuk
mengistirahatkan hati.
170
Intan sosok yang bertanggung jawab atas pilihannya sendiri, walaupun
Intan masih menyimpan rasa kepada Pramudita. Intan sadar hidup itu harus terus
berjalan kedepan bukan kebelakang. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Iki salahku. Wis samesthine yen aku pancen kudu nanggung resikone. Aku
kudu wani tanggung jawab akibat saka kesalahanku kuwi. (102)
Terjemahan :
Ini salahku. Sudah sepantasnya kalau aku harus menanggung akibatnya. Aku
harus berani tanggung jawab akibat dari kesalahanku itu.
Intan dipaksa oleh kedua orang tuanya untuk bercerita tentang
masalahnya dengan Bregas. Sebenarnya Intan tidak ingin menceritakan masalah
tersebut kepada orang tuanya, supaya tidak menjadi beban pikiran orang tuanya.
Intan merasa terpojok, akhirnya Intan bercerita kepada orang tuanya, tetapi Intan
mengaku masih sanggup menyelesaikan masalah tersebut. Terbukti dalam kutipan
berikut:
Ibu bener. Aku lan mas Bregas satenane pancen lagi ana masalah. Nanging
dudu masalah sing gawat. Aku isih bisa ngatasi. Olehku mrene jan-jane
mung merga pengin ngaso saka rutinitas gaweyan, ora merga purik. Taun
wingi cutiku durung tak jupuk kabeh. Dadi saiki lagi tak jupuk, ujare Intan
setengah goroh, setengah tenanan. (104)
Terjemahan :
Ibu benar. Aku dan Mas Bregas sebenarnya memang sedang ada masalah.
Tetapi bukan masalah yang gawat. Aku masih bisa mengatasi. Aku kesini
sebernarnya hanya karena ingin istirahat dari rutinitas pekerjaan, tidak karena
171
kabur. Tahun kemarin cutiku belum diambil semua. Jadi sekarang baru
diambil, perkataan Intan setengan berbohong, setengah serius.
Intan masih mengharapkan agar Bregas bisa memperbaiki sikapnya yang
kasar dan sering mabuk. Tetapi setelah mendapat kenyataan yang pahit Intan
akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan penikahannya dengan Bregas.
Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Dadi cukup! Intan ora kepengin ngutahake luh luwih akeh maneh. Saiki
tekade wis gembleng. Sakabehe pancen kudu enggal dipungkasi! Mau-maune
Intan ora ngagas tekan semono. Senajan niyat pepisahan kuwi ana, nanging
dheweke isih kepengin aweh kesempatan marang Bregas kanggo ndandani
sikape. Yen Bregas bisa berubah, Intan bakal aweh pangapura lan ngubur
niate pepisahan kuwi. Demi anak kang banget diasihi. Nanging bareng
mrangguli kanyatan sing mentas dialami mau, ketoke sing lanang angel
diarep-arep kanggo berubah. (119)
Terjemahan :
Jadi cukup! Intan tidak ingin menumpahkan airmata lebih banyak lagi.
Sekarang tekadnya sudah bulat. Semuanya memang harus segera diakhiri!
Tadinya Intan tidak kepikiran sampai disitu. Walaupun niat untuk berpisah itu
ada, tetapi dirinya masih ingin memberi kesempatan kepada Bregas untuk
memperbaiki sikapnya. Kalau Bregas bisa berubah, Intan akan memberikan
maaf dan mengubur niat perpisahan itu. Demi anak yang sangat disayangi.
Tetapi setelah mengalami kenyataan yang baru saja dialamu tadi, sepertinya
suaminya sulit diharapkan untuk berubah.
Intan terpaksa menceritakan kepada kedua orang tuanya tentang rumah
tangganya yang tidak bisa lagi dipertahankan. Intan sudah memikirkan matang-
matang dengan keputusan untuk bercerai dengan Bregas. Terbukti dalam kutipan
sebagai berikut :
Apa wis mbok pikir mateng? Apa ora ana dalan liya? pitakone ibune saka
kadohan, liwat tilpun mesthi wae.
172
Wis Bu. Ketoke pancen wis ora ana dalan liya. Aku titip Sekar dhisik nganti
urusanku mengko rampung (132)
Terjemahan :
Apa sudah kamu pikirkan matang-matang? Apa tidak ada jalan lain?
pertanyaan ibunya dari kejaugan, lewat telepon.
Sudah Bu. Sepertinya memang sudah tidak ada jalan lain. Aku titip Sekar
dulu sampai urusanku selesai
Bu Surtana meminta Intan untuk tinggal di Yogyakarta setelah resmi
bercerai dengan Bregas. Bu Surtana khawatir kalau Bregas sewaktu-waktu
membuat ulah dan mengganggu kenyamanan Intan dan Sekar. Intan juga
memiliki pemikiran seperti ibunya, tetapi Intan tidak langsung memberikan
keputusan untuk meninggalkan kota Semarang. Terbukti dalam kutipan sebagai
berikut :
He-em Bu. Temene aku uga duwe niyat kaya mangkono. Nanging rehne
posisiku ing perusahaan iku uga klebu vital, aku ora bisa langsung
ninggalake ngono wae. Mengko tak rembugan dhisik karo Mister Tanaka.
Dadi saupama klakon metu ora ninggalake masalah ing gaweyan sing tak
emban. (145)
Terjemahan :
Iya Bu. Sebenarnya aku juga mempunyai niat seperti itu. Tetapi karena
posisiku di perusahaan itu juga termasuk penting, aku tidak bisa langsung
meninggalkan begitu saja. Nanti saya bahas dulu dengan Mister Tanaka. Jadi
misalnya terlaksana untuk keluar tidak meninggalkan masaah di dalam
pekerjaan yang saya pegang.
173
Satu bulan setelah bercerai dengan Bregas Intan memulai aktifitasnya
dengan mengikuti seminar peluang di pariwisata dan ekonimo kreatif yang digelar
di salah satu hotel bintan empat. Kemungkinan Intan akan bergabung di
wiraswasta, karena di Yogyakarta tidak banyak perusahaan-perusahaan seperti di
Semarang. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Jroning sesasi iki Intan wis mikir-mikir kemungkinan ambyur ing wiraswasta,
sebab peluang kerja ana perusahaan ing kutha pelajar iki ora akeh kaya ing
Semarang. Maklum Yogyakarta pancen dudu kutha industri. Kuthane cilik,
pendhudhuke akeh, perusahaan sing ana umume uga mung perusahaan-
perusahaan cilik duweke perseorangan alias milik pribadi. Mung sethithik PT
utawa perusahaan PMA kaya sing ana ing Semarang. (166)
Terjemahan :
Selama satu bulan ini Intan sudah berfikir-fikir kemungkinan akan bergabung
di wiraswasta, karena peluang kerja di perusahaan di kota pelajar ini tidak
banyak seperti diSemarang. Maklum, kotanya hanya keci, penduduknya
banyak, perusahaan yang ada umumnya juga perusahaan-perusahaan kecil
milik perseorangan atau milik pribadi. Hanya sedikit PT atau perusahaan
PMA seperti yang ada diSemarang.
Intan bertemu dengan Pramudita pada saat menghadiri seminar. Intan
sudah mencoba menjauhi Pramudita, tetapi astri justru menghampirinya. Tidak
terlalu lama Pramudita menghampiri Intan dan menjulurkan tangannya. Terbukti
dalam kutipan berikut :
Gelem ora gelem Intan kepeksa nggegem tangan sing wis kebacut
diathungake iku. Dheweke ora bisa ngendhani. sebab iki ing sangarepe wong
akeh. Yen dheweke ora gelem nampani tangane Pram, apa aloke wong-wong
mengko? Pram bisa kuwirangan. Ora! Intan ora tega. Senajan dheweke tau
kandha marang priya iku, yen ketemu maneh kudu ethok-ethok ora kenal,
nanging iki swasanane beda. Priye-priyea dheweke tetep kudu njaga
perasaane Pram, luwih-luwih iki ana pasumuwan. (177)
Terjemahan :
Mau tidak mau Intan terpaksa menggenggam tangan yang sudah terlanjur di
ulurkan itu. Dirinya tidak bisa menghindari. Karena ini di depan orang
banyak. Kalai dirinya tidak mau menerima tangannya Pram, apa yang akan
dikatakan orang-orang nanti? Pram bisa malu. Tidak! Intan tidak tega.
174
Walaupun dirinya pernah berkata kepada laki-laki itu, kalau ketemu lagi
harus pura-pura tidak kenal, tetapi ini suasananya berbeda. Bagaimanapun
dirinya harus menjaga perasaannya Pram, lebih-lebih ini ada ditempat umum.
Acara pembukaan Art Shop berjalan dengan lancar dan ucapan selamat
datang dari berbagai tempat. Setelah acara pembukaan selesai Intan dan Pram
pulang sekitar jam sepuluh malam. Pram menawarkan diri untuk mengantarkan
Intan pulang, tetapi di tolak oleh Intan dengan halus. Terbukti dalam kutipan
sebagai berikut :
Aja mas Pram. Mengko ndak malah nuwuhake pitakonan werna-werna
tumprap wong tuwaku. Ora apa-apa aku numpak motor. Yogya aman, kok.
Karo maneh iki ana tengah kutha lan wektune uga isih lagi jam sepuluh
bengi. Wis kana, gelis njenengan kondur. Selak diarep-arep karo sing ana
ngomah. (214-215)
Terjemahan :
Jangan mas Pram. Nanti malah menumbuhkan pertanyaan bermacam-macam
kepada orang tuaku. Tidak apa-apa aku naik motor. Yogya aman, kok.
Apalagi ini ada ditengah kota dan waktunya juga masih jam sepuluh malam.
Sudah sana, cepat anda pulang. Pasti sudah ditunggu-tungu yang ada
dirumah.
Intan mulai menikmati dunia barunya yaitu bisnis dibidang ekonomi
kretif. Banyak seniman-seniman yang datang untuk menitipkan hasil karyanya
untuk dijual di galerinya. Hari itu tamunya cukup banyak, ada yang membeli dan
tidak membeli. Tetapi semua mendapat pelayanan yang sama. Terbukti dalam
kutipan sebagai berikut :
175
Prinsipe Intan, tamu kuwi raja. Mungkin saiki mung ndeleng-ndeleng, sapa
ngerti liya wektu bali maneh kanggo blanja. Kejaba kuwi yen oleh pelayanan
apik “tamune”rak seneng. Dheweke mesthi bakal cerita karo kanca-kancane.
Kuwi ateges promosi gratis kanggo toko lan galerine. Mula semangat kaya
mangkono iku tansah ditanemake marang kabeh karyawane. Semangat untuk
melayani dengan setulus hati. Ora mung saderma slogan, ning bener-bener
diayati tenan. (235)
Terjemahan :
Prinsipnya Intan, tamu itu raja. Mungkin sekarang hanya melihat-melihat,
siapa tahu lain waktu kembali lagi untuk belanja. Selain itu kalau mendapat
pelayanan yang bagus”tamunya” menjadi senang. Dirinya pasti bakal cerita
dengan teman-temannya. Itu sebagai promosi gratis untuk toko dan galerinya.
Oleh karena itu semangat seperti itu selalu ditanamkan kepada semua
karyawannya. Semangat untuk melayani dengan setulus hati. Tidak hanya
sekedar slogan, tetapi benar-benar dihayati betul.
Bregas kembali muncul dalam kehidupan Intan dengan alasan untuk
bertemu dengan anaknya. Tidak berhenti sampai disitu, Bregas mengajak Intan
untuk kembali membangun rumah tangga bersamanya. Bregas mengancam akan
menculik Sekar kalau dia tidak mau kembali bersamanya. Setelah Bregas pergi
dari galerinya, Intan sadar bahwa Sekar masih membutuhkan seorang ayah, tapi
bukan Bregas yang akan dipilihnya. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Mungkin bener Sekar mbutuhake figur bapak senajan ana eyange. Eyang
karo bapak pancen beda. Nanging upama kepepete aku kudu omah-omah
maneh, sing cetha dudu Bregas sing bakal tak pilih, batine. (280).
Terjemahan :
Mungkin benar Sekar membutuhkan figur bapak walaupun ada kakeknya.
Kakek dengan bapak memang berbeda. Tetapi misalnya terpaksa saya harus
berumatangga lagi. Yang jelas bukan Bregas yang akan saya pilih. Batine.
Berdasarkan kutipan tersebut bahwa pendriaan dan sikap Intan yang tegar
dan kuat terlihat dari semua perjuangan yang ia lakukan demi anaknya dan masa
176
depannya. Pada dasarnya manusia memiliki empat fungsi, tetapi salah satu fungsi
tersebut hanya satu yang paling berkembang dan dominan. Fungsi yang paling
dominan/berkembang adalah commit superior dan menentukan tipe orangnya.
Berdasarkan empat fungsi jiwa, yaitu dua rasional terdiri dari pikiran dan
perasaan, yang dua lagi adalah irrasional yaitu pendriaan dan intuisi.
Berdasarkan fungsi jiwa dalam teori Jung. Intuisi atau naluri seseorang dapat
muncul secara tidak sadar. Intuisi atau naluri manusia dapat berkembang secara tidak
sadar dalam diri manusia, seperti halnya pendriaan, intuisi bekerja secara irrrasional.
Intuisi seseorang tidak memberikan penilaian, tetapi hanya mendapat pengamatan
saja secara naluriah. Hal tersebut terdapat pada diri sosok Intan dalam novel Alun
Samudra Rasa ketika Intan memutuskan untuk melanjutkan kuliahnya di Semarang
semata-mata untuk melupakan Pramudita sehingga secara nalurian Intan akan
berusaha untuk melupakan Pramudita dengan harapan bisa mendapatkan pengganti
dan dengan harapan bisa membangun jalinan cinta bersama orang lain.
Fungsi jiwa dalam hal perasaan banyak ditunjukkan oleh pengarang tentang
kehidupan Intan. Perasaan yang bersifat rasional dan ia rasakan. Intan masih
mempunyai perasaan yang sangat mendalam dengan cintanya meskipun sudah ada
Bregas sebagai suaminya. Sehingga perasaan Intan tersebut diungkapkan dalam
sebuah nama usahanya. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Singkatan IP kuwi maknane bisa loro. Cekakan saka jeneng Intan purnami
utawa cekakan saka jeneng Intan lan Pram. Ning temene Intan olehe milih
jeneng kuwi condhong marang sing angka loro. Alasane uga werna loro.
Alasan sepisan, minangka atur panuwun marang Pram, merga toko lan
galeri lukisan iku saka pramarkasane Pram. Priya iku sing duwe idhe nganti
bisa klakon mawujud kaya saiki. Pancen dheweke sing nduwe modhal,
nanging nglobi seniman. Perajin lan liya-liyane, luwih akeh Pram sing maju.
Dene alasan angka loro, adoh ing teleng atine, salugune Intan isih nyimpen
tresna kanggo Pram, senajan dheweke sadhar yen kuwi ora mungkin
kaejawantahake jroning kanyatan. Sebab Intan uga nyadhari marang
posisine saiki. Intan cukup tahu diri, sapa dheweke lan sapa Pram. Najan
177
emosi kadhang ngadhuk-adhuk rasa, ning engga seprene Intan isih bisa
njaga martabate minangka wanita sing kinormat. Trena aja nganti diregeti
dening bab-bab kang ora samesthine. Nanging.... (211)
Terjemahan :
Singkatan IP itu artinya bisa dua. Singkatan dari nama Intan Purnami atau
singkatan dari Intan dan Pram. Tapi sebenarnya Intan lebih memilih nama itu
mengarah ke angka dua. Alasanya juga ada dua. Alasan yang pertama,
sebagai ucapan terimakasih kepada Pram, karena toko dan geliri lukisan itu
dari tanggung jawab Pram. Laki-laki itu yang mempunyai ide sampai bisa
terlaksana dan terwujud seperti sekarang. Memnag dirinya yang mempunyai
modal., tetapi menghubungi seniman, perajin dan lain-lainnya, lebih banyak
Pram yang maju. Sedangkan alasan kedua, jauh didalam lubuk hatinya,
selugunya Intan masih menyimpan cinta kepada Pram, walaupun dirinya
sadar kalau itu tidak mungkin terwujud didalam kenyataan. Sebab Intan juga
menyadari kepada posisinya sekarang. Intan cukup tahu diri, siapa dirinya
dan siapa Pram. Walau emosi kadang mengaduk-aduk rasa, tapi sampai
sekarang Intan masih bisa menjaga martabatnya sebagai wanita yang
terhormat. Cinta jangan sampai dikotori oleh hal-hal yang tidak semestinya.
Tetapi...
Pikiran dan perasaan yang mendominasi pada kesadaran kepribadiaanya.
Perasaan yang bersifat rasional sehingga menilai sesuatu dengan senang dan tidak
senang. Pada fungsi jiwa perasaan tokoh utama Intan terlihat ketika ia sakit hati
dengan ucapan Ines ketika melarang Intan untuk mendekat Pramudita. Ines
meminta Intan untuk menjauhi Pramudita dengan kata-kata yang kasar sehingga
membuat Intan merasa sakit hati. Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Intan nyawang lungane Ines kanthi mripat sing tatu. Tangan sing dinggo
nangkis serangane Ines mau krasa lara. Nanging isih luwih lara atine.
Ngimpi apa mau bengi kok awan-awan diwirang-wirangake dening wong
wedok ora duwe isih kaya kuwi. Rasane Intan kaya ora duwe rai ngadhepi
para karyawane. (327)
178
Terjemahan :
Intan melihat perginya Ines dengan mata yang terluka. Tangan yang dibuat
untuk menahan serangannya Ines tadi terasa sakit. Tetapi masih lebih sakit
hatinya. Mimpi apa tadi malam kok siang-siang sudah dikata-katakan oleh
perempuan yang tidak mempunyai malu seperti itu. Rasanya Intan seperti
tidak mempunyai muka menhadapi para karyawannya.
Fungsi jiwa pada hal pemikiran juga tampak pada Intan. Fungsi jiwa
dalam hal pemikiran bersifat rasional dan bekerja berdasarkan benar dan salah.
Pemikiran sosok Intan dalam novel ini ditunjukkan ketika Intan akan mendirikan
usaha atas ide dari Pramudita yaitu Art Shop yang menjual berbagai jenis
kerajinan tangan seperti lukisan, ukiran, batik dan lain-lain. Sebelum memulai
usahanya tersebut Intan terlebih dahulu survey tempat dan survey harga-harga
barang ketempat-tempat lain agar mampu bersaing dengan wiraswasta yang lain.
Tidak sampai tiga bulan Intan sudah menemukan tempat yang cukup strategis
yaitu di jalan Ngeksigondo, dekat pusat kota kuna Kotagede. Terbukti dalam
kutipan sebagai berikut :
Bisa dimaklumi, amarga ing kene ora akeh papan penginepan sing murah
kaya ing Prawiratman. Nanging kanthi manfaatake jaringan kita bisa ngatur
utawa ngiring para turis, embuh turis domestik apa asing kanggo blanja
mrene. Kita bisa nyiptakake image kanggo narik minat para turis kuwi. Aku
wis duwe gagasan. Nanging iki isih konsep, Intan nyeritakake gagasane. Art
Shop kuwi mengkone bakal dikemonah kanthi nyawijikake konsep modern lan
Tradhisional. (201)
Terjemahan :
Bisa dimaklumi, karena di sini tidak banyak tempat penginapan yang murah
seperti di Prawiratman. Tetapi dengan memanfaatkan jaringan kita bisa
mengatue atau menuntun para turis, entag turis domestik maupun asing untuk
berbelanja disini. Kita bisa menciptakan image untuk menarik minat para
turis itu. Aku sudah mempunyai gagasan. Tetapi ini masih konsep, Intan
179
menceritakan gagasannya. Art shop itu nanti akan di kelola dengan
menyatukan konsep mondern da tradisional.
Kutipan berikut ini yang sedang dipikirkan oleh Intan untuk memutuskan
antara tinggal di Yogyakarta atau meninggalkan pekerjaannya di Semarang.
Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Yen aku pindhah Yogya, gaweyanku kepriye? ukara kuwi kawetu ngono wae
saka lesane Intan. Merga sing dadi ganjelan satemene iya amung soal
gaweyan, dadi apa sing dipikirake iku ora sadhar ketrucut ing omongan.
(144)
Terjemahan :
Kalau aku pindah Yogya, pekerjaanku bagaimana? kalimat itu keluar begitu
saja dari lisan Intan. Karena yang menjadi penghalang sebenarnya hanya soal
pekerjaan, jadi apa yang dipikirkan itu tidak sadar keceplosan di percakapan.
Pemikiran Intan juga ditunjukkan secara rasional dalam pikirannya ketika
ia sudah bercerai dengan Bregas. Sebelum ia pindah keYogya ia akan mengurus
pengunduran dirinya diperusahaan. Bu Surtana akan menunggu sampai urusan
Intan selesai, karena Bu Surtana khawatir Bregas akan membuat ulah. Intan
sempat menolaknya, tetapi akhirnya ia juga setuju dengan Bu surtana. Terbukti
dalam kutipan sebagai berikut :
Iya, Ibu ngerti, nanging kahananmu saiki wis beda. Sing tak sumelangke,
priye yen tilas bojomu kuwi isih tetep nakad? Ketoke dheweke durung lila
tenan ngeculake kowe”
Intan dadi mikir-mikir marang apa sing dikandhakake dening Ibune.
Dheweke uga sempat ngangen-angen kaya mangkono. (145)
180
Terjemahan :
Iya, Ibu mengerti, tetapi keadaanmu sekarang sudah berbeda. Yang saya
khawatirkan, bagaimana kalau bekas suamimu itu masih tetap nekat?
Kayaknya dirinya belum ikhlas benar melepaskanmu.
Intan jadi pikir-pikir kepada apa yang diungkapkan oleh ibunya. Dirinya juga
sempat berangan-angan seperti itu.
Fungsi jiwa dalam hal perasaan ditunjukkan Intan secara rasional dalam
benaknya ketika ia berharap Bregas bisa merubah sikapnya yang kasar dan sering
mabuk menjadi lebih baik, Intan akan memberikan maaf dan mngubur niat untuk
bercerai darinya. Hal ini terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Intan ngedhep-ngedhepake mripate sing krasa teles. Atine pepes. Angkles!
Rasane dheweke wis ora duwe pepenginan maneh kanggo nerusake bebrayan
karo Bregas. Wis kakehan luh sing kudu ditetesake kanggo ngrungkepi
perkawinan sing rapuh iku. Dadi cukup! Intan ora kepingin ngutahake luh
luwih akeh maneh. Saiki tekade wis gembleng. Sakabehe pancen kudu enggal
dipungkasi! Mau-maune Intan ora nggagas tekan semono. Senajan niyat
pepisahan kuwi ana, nanging dheweke isih kepengin aweh kesempatan
marang Bregas kanggo ndandani sikape. Yen Bregas bisa berubah, Intan
bakal aweh pangapura lan ngubur niate pepisahan kuwi. Demi anak kang
banget diasihi. Nanging bareng mrangguli kanyatan sing mentas dialami
mau, ketoke sing lanang angel diarep-arep kanggo berubah. (119)
Terjemahan :
Intan mengedip-ngedipkan matanya yang terasa basah. Hatinya patah. Lemas!
Rasanya dirinya sudah tidak mempunyai keinginan lagi untuk meneruskan
pernikahan dengan Bregas. Sudah terlalu banyak air mata yang harus
diteteskan untuk mempertahankan pernikahan yang rapuh itu. Dadi cukup!
Intan tidak ingin menumpahkan air matanya lebih banyak lagi. Sekarang
tekadnya sudah yakin. Semuanya memang harung diakhiri! Sebenarnya Intan
tidak berpikir sampai disitu. Walaupun niat perpisahan itu ada, tetapi dirinya
masih ingin memberi kesempatan kepada Bregas untuk membenahi sikapnya.
Kalau Bregas bisa berubah, Intan akan memberi maaf dan mengubur niatnya
untuk berpisah itu. Demi anak yang sangat disayangi. Tetapi setelah
menghadapu kenyataan yang baru saja dialami. Sepertinya suaminya susah
diharapkan untuk berubah.
181
Sikap jiwa yang merupakan arah dari energi psikis atau libido menjelma
dalam bentuk orientasi manusia terhadap dirinya. Arah aktifitas energi psikis itu
dapat keluar maupun kedalam, dan demikian pula arah orientasi manusia
terhadapa dunianya, dapat ke luar maupun ke dalam. Setiap orang mengadakan
orientasi terhadap dunia sekitarnya, namun dalam caranya mengadakan orientasi
iru setiap orang berbeda-beda. Seseorang yang bertipe extravert terutama
dipengaruhi oleh dunia objektif yaitu dunia diluar dirinya. Orientasinya terutama
tertuju keluar; pikiran, perasaan, serta tindakan-tindakannya terutama ditentukan
oleh lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan non-sosial. Dia
bersikap positif terhadap masyarakatnya; hatinya terbuka, mudah bergaul,
hubungan dengan orang lain lancar. Bahaya dari tipe extravert ini adalah apabilla
ikatan dengan dunia luar itu terlampau kuat sehingga ia tenggelam di dunia
objektif, kehilangan dirinya atau asing terhadap dunia subjektifnya sendiri. Sikap
Intan menunjukkan tipikal orang yang extravert yaitu ketika Intan putus dengan
Pramudita, Intanpun melanjutkan kuliahnya di Semarang dengan tujuan untuk
mencari suasana baru dan juga untuk melupakan Pramudita. Terbukti dalam
kutipan sebagai berikut :
Kanggo mbuang rasa kuciwa lan uga kanggo nglalekake Pram, Intan
nerusake kuliahe maneh ing Semarang. Sapa ngerti sawise manggon ing
kutha liya uga banjur ganti swasana. Mligine swasana atine. (28)
Terjemahan :
Untuk membuang rasa kecewa dan juga untuk melupakan Pram, Intan
melanjutkan kuliahnya lagi di Semarang. Siapa tahu setelah bertempat tinggal
di kota lain juga kemudian ganti suasana. Khususnya suasana hatinya.
182
Tipe extravert yang terdapat dalam diri Intan terlihat dominan ketika
kehidupannya di semarang. Sosok Intan yang mudah bergaul, tidak menutup diri
dan terbuka ia tunjukkan kepada orang-orang yang telah menjadi temannya
selama di Semarang. Sikap jiwa extravert Intan ia tunjukkan kepada Bregas
Jatmika, wajahnya Bregas yang tampan membuat Intan terpesona, lebih-lebih
setelah Bregas juga kreatif untuk mendekati Intan. Intan memang sedang berusaha
untuk melupakan Pramudita, sehingga kedatangan Bregas diterima tanpa ada
pertimbangan. Terbukti dalam kutipan berikut :
Pancen tenan, Ing Semarang sawise oleh kanca-kanca anyar, swasana
kampus sing uga beda karo Yogya lan srawung karo kanca-kanca anyar
kanthi pakulinan-pakulinan sing uga anyar, sing beda karo ing lingkungane
ing Yogya, Intan enggal bisa nglalekake Pram. Luwih-luwih sawise ketemu
karo Bregas Jatmika, sing umure luwih enom setaun tinimbang dheweke.
Rupane Bregas sing ngganteng cocok karo jenenge, kanthi dedeg lan bobot
awak sing imbang, kuwawa nggonjingake atine Intan. Luwih-uwih Bregas
wonge uga agresif lan cukup kreatip angone mbudidaya nyedhaki dheweke.
Mula jroning wektu sing ora nganti saumure jagung Bregas bener-bener wis
gawe atine Intan kayungyun. Mbokmenawa amarga wektu kuwi pikirane
Intan lagi ora bening lan perasaane uga lagi labil. Tekane Bregas ditampa
tanpa tetimbangan werna-werna. (28)
Terjemahan :
Memang benar, di Semarang setelah mendapatkan teman-teman baru.
Suasana kampus yang juga berbeda dengan Yogya dan bergabung bersama
teman-teman baru dengan kebiasaan-kebiasaan yang juga baru, yang berbeda
dengan kebiasaan di Yogya, Intan lebih bisa melupakan Pram. Lebih-lebih
setelah bertemu dengan Bregas Jatmika, yang umurnya lebih muda satu tahun
daripada dirinya. Rupanya Bregas yang tampan cocok dengan namanya
dengan bentuk dan bobot yang imbang, sanggup menggoyahkan hatinya
Intan. Lebih-lebih Bregas juga agresif dan cukup kreatif didalam usaha
mendekati dirinya. oleh karena itu didalam waktu yang tidak sampai seumur
jagung Bregas benar-benar sudah membuat hatinya Intan terlena. Barangkali
karena waktu itu pikirannya Intan sedang tidak jernih dan perasaannya juga
sedang labil. Kedatangan Bregas diterima tanpa ada pertimbangan bermacam-
macam.
Intan termasuk orang yang penting dalam perusahaan tempat ia bekerja,
karena ia telah menyelamatkan perusahaan dari demo karyawan. Sejak hari itu
183
Intan diangkatmenjadi tangan kanan Mr.Tanaka dan sering bergabung di
lapangan. Intan menyebut hubungannya dengan Mr.Tanaka adalah sebagai
sehabat bukan sebagai Bos dan Karyawan, begitupun Mr.Tanaka. Intan juga lebih
senang menggunakan bahasa jawa ngoko ketika berbicara dengan Mr.Tanaka.
terbukti dalam kutipan sebagai berikut :
Adhuh, takkira ana apa mister. Esuk-esuk wis diundang ngadhep. Tiwas aku
dheg-dhegan, aloke Intan karo mesem. (13)
Terjemahan :
Aduh, saya kira da apa Mister. Pagi-pagi sudah disuruh menghadap. Terlanjur
aku deg-degan, ucapannya Intan dengan tersenyum.
Kutipan di atas menunjukkan keakraban Intan dengan Mr.Tanaka yang
bagaikan sahabat, bukan sebagai bos dan karyawan. Tipikal extravet yang mudah
bergaul ia tunjukkan dengan seniman yaitu Mas Teddy, seseorang yang baru
pertama kali ia temui dan akrab. Hal ini seperti pada kutipan berikut :
Sesuk Mas Teddy tak temokake karo wong sing pesen. Nanging aku tetep
njaluk bahan-bahan kudu kwalitas apik lan panggawene sing sampurna. Aku
wegah yen waton. Awet iki menyangkut nama baik galeri lan uga hubungan
yang berkesinambungan nantinya. Merga sing Mas Teddy adhepi iki wong
penting, kandhane Intan ing pungkasane. (259)
Terjemahan :
Besuk Mas Teddy saya pertemukan dengan orang yang pesan. Tetapi aku
tetap meminta bahan-bahan harus kwalitas bagus dan pembuatannya yang
sempurna. Aku tidak mau kalau asal. Mulai ini menyangkut nama baik galeri
dan juga hubungan yang berkesinambungan nantinya. Karena yang Mas
Teddy hadapi ini orang penting. Perkataan Intan pada akhirnya.
Tipikal extravert Intan yang mudah terbuka ia tunjukkan dengan
sahabatnya. Sahabat sejak masih duduk dibangku SMA. ia merasa lebih nyaman
184
bercerita dengan sahabatnya tentang masalah-masalahnya terbukti dalam kutipan
berikut:
Bregas ngajak balen maneh
Apa salahe yen awakmu lan Dheweke balen. Mungkin sajrone pepisahan iki
dheweke ngelimbang lan banjur nyadhari kesalahane. (286)
Terjemahan :
bregas mengajak kembali lagi
Apa salahnya kalau kamu dan dirinya kembali. Mungkin selama perpisahan
ini dirinya menimbang dan kemudian menyadari kesalahannya.
Sikap extravert mempunyai dampak bahaya karena ikatan kepada dunia
luar terlampau kuat sehingga ia tenggelam di dalam dunia objektifnya, kehilangan
dirinya atau asing dengan subjektifnya. Sikap extravert Intan yang disebabkan
karena lingkungan maka ia sendiri tidak dapat mengontrol dirinya sendir
Orientasinya tertuju keluar pikiran, perasaan dan tindakannya terutama ditentukan
oleh faktor lingkungan, baik sosial maupun non sosial. Hal ini terdapat ketika Intan
pergi ke tempat wisata bandungan dengan Bregas. Hujan datang dengan sangat deras.
Bregas mengajak Intan mencari sebuah penginapan sampai hujannya reda. Dulu Intan
pernah kepenginapan bersama Pramudita tetapi sampai pagi tidak terjadi apapun, oleh
karena itu Intan tidak menolak ketika Bregas mengajak kepenginapan. Bregas
termasuk orang yang pandai memanfaatkan kesempatan. sehingga Intan langsung
terlena oleh daya pikat Bregas dan tidak sanggup mempertahankan kehormatannya.
Terbukti dalam kutipan berikut :
Bregas dudu priya sing kalem lan kebak pangrasa kaya Pram. Bregas priya sing
agresif lan pinter manfaatke swasana. Intan langsung kesihir dening daya pikate
Bregas. Dheweke ora nglawan nalika priya iku tumindak nekat nyerbu benteng
pertahanane kang sasuwene iki tansah jinaga rapi.
185
Ora ngira yen sesambungan sing mung sepisan iku bisa nguwohake wiji. Intan
ngandheg. Lan Bregas tetep tanggungjawab. Sadurunge wetenge Intan saya
gedhe sesambungan kuwi enggal-enggal di resmekake senajan ora kanthi gedhe-
gedhenan. Sebab kuliahe Bregas sing S1wae isih durung rampung... (30-31)
Terjemahan :
Bregas buka laki-laki yang lembut dan banyak perasaan seperti Pram. Bregas
laki-laki yang agresif dan pandai memanfaatkan suasana. Intan langsung
kesihir oleh daya pikat Bregas. Diriya tidak melawan ketika laki-laki itu
bertindak nekat menyerbu benteng pertahanannya yang selama ini selalu
dijaga rapi.
Tidak disanngka kalau hubungan yang hanya sekali itu bisa menumbuhkan
biji. Intan hamil. Dan Bregas tetap tanggungjawab. Sebelum perutnya Intan
semakin besar hubungan itu segera diresmikan walupun tidak dengan besar-
besaran. Karena kuliahnya Bregas yang S1 saja masih belum selesai..
Berdasarkan semua kutipan yang ada bahwa sikap yang dominan terdapat
pada sosok Intan terlihat berkembang dan lebih dominan. Ia seorang yang mudah
bergaul, mudah menyatu dengan lingkungan, tidak menutup diri, dan terbuka.
Sikap jiwa extravert mudah berrgaul dengan lingkungan yang dimilikinya selain
hubungannya dengan Mr.Tanaka, Astri, juga ia buktikan ketika bersama dengan
Mas Teddy. Sampai dengan didalam penginapan ia dan Bregas melakukan hal-hal
yang terlarang. Tokoh Intan ditunjukkan dengan sikap terbuka dan mudah bergaul
namun terdapat pula kekurangan dari sikap extravertnya yang ia tak dapat
mengontrolnya. Hingga terjerumus dengan hal-hal negatif.
Dilain sisi sikap extravert yang dominan dimiliki Intan, namun ada
beberapa introvert yang terdapat dalam sikap jiwa Intan. Ketika ia bertengkar
dengan Bregas dan ia pulang ke Yogyakarta ia tidak terbuka kepada prang tuanya
tentang masalah didalam keluarganya. Intan belum bisa bercerita kepada kedua
orang tuanya. Terbukti dalam kutipan berikut :
Kula dereng saget matur. Kula namung kepengin wonten Yogya sawetawis
kanggo ngleremake manah. (64)
186
Terjemahan :
Saya belum bisa bilang. Saya hanya ingin ada diYogya sebentar untuk
menenangkan hati.
Ketika diYogya tanpa sengaja Intan bertemu dengan Pramudita di
Gramedia. Kutipan berikut ini menunjukkan bahwa Intan tertutup dengan
Pramudita. Intan tidak ingin bertemu lagi dengan Pramudita. Terbukti dalam
kutipan berikut :
Awake dhewe ketemu ing wektu sing salah. Prayogane kita pencen ora perlu
ketemu maleh. Sebab apa sing wis dipisahake dening Gusti Allah bakal ora
apik kedadeyane lamun dipeksakake kanggo gathuk maneh, ujare Intan
pungkasan. (99)
Terjemahan :
Kita bertemu di waktu yang salah. Lebih baik kita memang tidak perlu
bertemu lagi. Karena apa yang sudah dipisahkan oleh Allah YME akan tidak
baik kejadiannya jika dipaksakan untuk bersatu lagi.
Kutipan lain yang menunjukkan bahwa Intan tertutup dengan Pramudita
ketika Intan meminta kepada Pramudita apabila secara tidak sengaja bertemu lagi
agar berpura-pura tidak mengenalnya. Terbukti dalam kutipan berikut :
He em. Nanging suk maneh saupama awake dhewe ketemu kanthi ora
sengaja kaya iki, anggep wae njenengan durung tau ngenal aku. (101)
Terjemahan :
He em. Tetapi besuk lagi misalnya kita bertemu dengan tidak sengaja seperti
ini, anggap saja anda belum pernah mengenal aku.
187
Sebelum Intan kembali ke Semarang kedua orang tuanya memaksa Intan
untuk jujur tentang apa yang sebenarnya terjadi didalam keluarganya, tetapi Intan
masih saja tertutup kepada kedua orang tuanya. Terbukti dalam kutipan berikut :
Ibu bener. Aku lan mas Bregas satenane pancen lagi ana masalah. Nanging
dudu masalah sing gawat. Aku isih bisa ngatasi. Olehku mrene jan-jane
mung merga aku pengin ngaso saka rutinitas gaweyan, ora merga purik.
Taun wingi cutiku durung tak jupuk kabeh. Dadi saiki lagi tak jupuk, ujare
Intan setengah goroh setengan tenanan. (104)
Terjemahan :
Ibu benar. Aku dan mas Bregas sebenarnya memang sedang ada masalah.
Tetapi bukan masalah yang gawat. Aku masih bisa mengatasi. Tujuanku
kesini sebenarnya hanya aku ingin beristirahat dari rutinitas pekerjaan, tidak
karena ingin lari dari masalah. Tahun kemarin cutiku belum saya ambil
semua. Jadi sekarang baru saya ambil, perkataan Intan setengan berbohong
setengan serius.
Bregas kembali muncul dalam kehidupan Intan dengan alasan untuk
menemui Sekar Melur. Bregas mengajak Intan untuk kembali membangun rumah
tangga bersamannya dan akan menculik Sekar apabila Intan tidak mau menikah
lagi dengannya. Pada saat Intan sedang sedih tiba-tiba hp nya berbunyi,
mendengar suara Intan yang aneh Pramudita Khawatir dan langsung menemui
Intan. Intan tidak mau bercerta dengan Pram apa yang sebenarnya terjadi.
Terbukti dalam kutipan berikut :
Ora apa-apa paling mung merga kesel wae. Mengko yen dianggo ngaso rak
ya pulih, wangsulane Intan karo ngendhani panyawange Pram. (274)
188
Terjemahan :
Tidak apa-apa mungkin hanya karena capek saja. Nanti kalau dibuat istirahat
akan sembuh, jawaban Intan dengan menghindari tatapan Pram.
Kutipan berikut ini menunjukkan bahwa Intan tetap tertutup dengan
Pramudita. Meskipun dipaksa oleh Pramudita ia tetap berbohong bahwa tidak
terjadi apapun didalam dirinya. terbukti dalam kutipan berikut :
Ning aku ora apa-apa. Tenan. Aku isih kuwat nggawa mobil tekan ngomah.
(276)
Terjemahan :
Tapi aku tidak apa-apa. Sungguh. Aku masih sanggup membawa mobil
sampai rumah.
Kutipan berikut ini menunjukkan bahwa Intan tidak terbuka dengan
kedua orang tuanya tentang Bregas. Orang tuanya terkejut melihat Intan pulang
naik taksi. Terbukti dalam kutipan berikut :
Kok kowe naksi ana apa? pitakone ibune sing weruh Intan mudhun saka
taksi.
Ora apa-apa, mobile taktinggal ana bengkel. Mau rada ngadat, wangsulane
Intan goroh.(278)
Terjemahan :
Kenapa kamu naik taksi? pertanyaan ibunya yang melihat Intan turun dari
taksi.
Tidak apa-apa, mobilnya saya tinggal di bengkel, tadi agak ngadat. Jawaban
Intan berbohong.