tektonik indonesia.pdf

4
Secara tektonik Indonesia terletak pada pertemuan anta tiga lempeng utama (mega triple junction), yaitu lempeng- lempeng Eurasia, India-Australia, dan Pacific. Tiga lempeng utama tersebut saling berinteraksi membentuk kepulauan Indonesia yang secara geologi sangat kompleks. Gerakan antar 3 lempeng tersebut adalah sbb: Lempeng Eurasia relatif diam, lempeng Indian-Australia bergerak keutara dan menghunjam (subduksi) ke bawah lempeng Eurasia, sedang lempeng Pacific bergerak kearah barat dan menghunjam di bawah 2 lempeng yang lain. Di Indonesia, Lempeng Pacific bergerak kearah barat (sedikit ke utara) dengan kecepatan kira- kira 9 cm/tahun Sementara itu, lempeng India-Australia bergerak ke arah utara dengan ke- cepatan kira-kira 7 cm/th Cekungang busur luar (Outer arc basin) Terletak antara punggungan busur luar dan pulau Jawa dan Sumatra. Kedalaman dasar lautnya: di Jawa antara 3000-4000 m, sedang di Sumatra hanya berkisar antara 200-2000 m.Sediment yang tebal mengisi cekungan ini baik yang di Sumatra maupun Jawa yang ditengahnya di beberapa sektor dapat mencapai 6 km. Palung dan Subduksi (Trench and Subduction) Sistem palung Jawa-Sumatra ditandai dengan baji (wedge) melange yang tebal dan imbricated sediment yang membentuk continental slope yang lebar (broad) dan cekungan busur luar yang lebar. Sistem palung lain di Ind yang berhubungan dengan open-ocean island arc sangat berbeda dengan yang di Jawa dan Sumatra. Palung di open ocean island arc ini mempunyai slope dalam dan luar yang tajam Perbedaan antara keduanya diperkirakan terutama oleh keberadaan sedimennya. Tektonik di ocean open island arc merupakan tektonik yang hampir final, sedang di Jawa-Sumatra masih dipengaruhi oleh keberadaan sedimen yang tebal sehingga tektoniknya telah berkembang lebih lanjut. Rotasi pulau Sumatra India yang bergerak ke utara telah banyak menyebabkan gerakan tektonic di Pakistan di barat dan Assam di Timur, yang dipersukar oleh putaran searah jarum jam dari Asia Tenggara. Sumatra mungkin telah berotasi searah jarum jam selama waktu Cenozoic, dari orientasinya semula yaitu lebih ke arah timur-barat. Penyesaran geser (Strike Slip Faulting) Banyak dijumpai trough-trough sempit sesar geser bersama lembah-lembah panjang dg arah sejajar dengan sumbu pulau Sumatra (tenggara- baratlaut). Sistem sesar tsb telah menjadi tempat terjadinya gempabumi utama di Sumatra yang terdistribusi di sepanjang pulau. Gempa 1892 di Sumatra utara disertai dengan penyesaran dextral sejauh 2 m; gempa-gempa di Sumatra Tengah th 1926, 1932, 1933, dan di Sumatra selatan th 1952 disertai dg penyesaran geser dextral masing-masing sejauh kurang lebih 0,5 m. Gempa Kerinci dan gempa Liwa juga berhubungan dengan sistem sesar ini. Sistem sesar ini terkenal dengan nama Sesar Semangko atau Sesar Pengangkatan (uplift) Bukit Barisan / Hamilton Pegunungan Bukit Barisan adalah Geantiklin ini hampir coextensive dengan sabuk volkanik yang lebarnya sekitar 100 km. Pegunungan ini banyak mengexpose batuan pretersier yang ditompangi oleh batuan volkanik Cenozoic, yang menunjukkan pegunungan ini telah mengalami pengangkatan. Pengangkatan ini mungkin disebabkan oleh intrusi Cenozoic di sepanjang sabuk magmatik (pemanasan crust diikuti dengan terobosan

Upload: farhan-binar-sentanu

Post on 09-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

tektonik indonesia geofisika

TRANSCRIPT

Page 1: tektonik indonesia.pdf

Secara tektonik Indonesia terletak pada

pertemuan anta tiga lempeng utama (mega

triple junction), yaitu lempeng- lempeng Eurasia,

India-Australia, dan Pacific. Tiga lempeng utama

tersebut saling berinteraksi membentuk

kepulauan Indonesia yang secara geologi sangat

kompleks. Gerakan antar 3 lempeng tersebut

adalah sbb: Lempeng Eurasia relatif diam,

lempeng Indian-Australia bergerak keutara dan

menghunjam (subduksi) ke bawah lempeng

Eurasia, sedang lempeng Pacific bergerak kearah

barat dan menghunjam di bawah 2 lempeng

yang lain. Di Indonesia, Lempeng Pacific bergerak

kearah barat (sedikit ke utara) dengan kecepatan

kira- kira 9 cm/tahun Sementara itu, lempeng

India-Australia bergerak ke arah utara dengan

ke- cepatan kira-kira 7 cm/th

Cekungang busur luar (Outer arc basin) Terletak

antara punggungan busur luar dan pulau Jawa

dan Sumatra. Kedalaman dasar lautnya: di Jawa

antara 3000-4000 m, sedang di Sumatra hanya

berkisar antara 200-2000 m.Sediment yang tebal

mengisi cekungan ini baik yang di Sumatra

maupun Jawa yang ditengahnya di beberapa

sektor dapat mencapai 6 km.

Palung dan Subduksi (Trench and Subduction)

Sistem palung Jawa-Sumatra ditandai dengan

baji (wedge) melange yang tebal dan imbricated

sediment yang membentuk continental slope

yang lebar (broad) dan cekungan busur luar yang

lebar. Sistem palung lain di Ind yang

berhubungan dengan open-ocean island arc

sangat berbeda dengan yang di Jawa dan

Sumatra. Palung di open ocean island arc ini

mempunyai slope dalam dan luar yang tajam

Perbedaan antara keduanya diperkirakan

terutama oleh keberadaan sedimennya. Tektonik

di ocean open island arc merupakan tektonik

yang hampir final, sedang di Jawa-Sumatra masih

dipengaruhi oleh keberadaan sedimen yang tebal

sehingga tektoniknya telah berkembang lebih

lanjut.

Rotasi pulau Sumatra India yang bergerak ke

utara telah banyak menyebabkan gerakan

tektonic di Pakistan di barat dan Assam di Timur,

yang dipersukar oleh putaran searah jarum jam

dari Asia Tenggara. Sumatra mungkin telah

berotasi searah jarum jam selama waktu

Cenozoic, dari orientasinya semula yaitu lebih ke

arah timur-barat.

Penyesaran geser (Strike Slip Faulting) Banyak

dijumpai trough-trough sempit sesar geser

bersama lembah-lembah panjang dg arah sejajar

dengan sumbu pulau Sumatra (tenggara-

baratlaut). Sistem sesar tsb telah menjadi tempat

terjadinya gempabumi utama di Sumatra yang

terdistribusi di sepanjang pulau. Gempa 1892 di

Sumatra utara disertai dengan penyesaran

dextral sejauh 2 m; gempa-gempa di Sumatra

Tengah th 1926, 1932, 1933, dan di Sumatra

selatan th 1952 disertai dg penyesaran geser

dextral masing-masing sejauh kurang lebih 0,5 m.

Gempa Kerinci dan gempa Liwa juga

berhubungan dengan sistem sesar ini. Sistem

sesar ini terkenal dengan nama Sesar Semangko

atau Sesar

Pengangkatan (uplift) Bukit Barisan / Hamilton

Pegunungan Bukit Barisan adalah Geantiklin ini

hampir coextensive dengan sabuk volkanik yang

lebarnya sekitar 100 km.

Pegunungan ini banyak mengexpose batuan

pretersier yang ditompangi oleh batuan volkanik

Cenozoic, yang menunjukkan pegunungan ini

telah mengalami pengangkatan.

Pengangkatan ini mungkin disebabkan oleh

intrusi Cenozoic di sepanjang sabuk magmatik

(pemanasan crust diikuti dengan terobosan

Page 2: tektonik indonesia.pdf

magma)Pengangkatan juga dimungkinkan oleh

pemanasan dan kompresi.

Relasi antara magmatisme dan tektonik

Penurunan cekungan sedimen, sedimentasi, dan

deformasi basementnya telah menyebabkan

adanya uplift dan magmatisme di sabuk

volkaniknya. Magmatisme bukan yang

diperkirakan merupakan penyebab utama

pengangkatan Bukit Barisan, mungkin pula dapat

terjadi karena penurunan basement di cekungan

sekitarnya. Catatan: Pengangkatan dapat terjadi

karena proses subduksi dengan sudut kemiringan

yang kecil, misal di Andes.

Busur Sunda-Banda membentang dari Sumatra,

Jawa, dan Nusa Tenggara, membelok keutara

melewati kepulauan Tanimbar dan kepulauan

Kai, dan akhirnya membelok ke barat melewati

pulau Seram dan pulau Buru.

Busur Sunda-Banda meliputi:

Busur Sunda, yang terdiri dari Kep. Sunda Besar

(Sumatra dan Jawa) dan Kep. Sunda Kecil (Bali,

Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores). Busur Banda

Selatan, yang meliputi pulau-pulau Timor, Alor,

Wetar, Moa, Babar, kep. Tanimbar, dan kep. Kai.

Busur Banda Utara, yang terdiri dari kep.

Watubela, pulau Seram dan pulau Buru.

Di bagian timur, Sunda-Banda arc membelok

tajam berlawanan jarum jam membentuk U-turn

dengan diameter hanya sekitar 700 km. Bagian

inilah yang dimaksud dengan Banda arc yang

melingkupi Laut Banda, yang dalamnya mencapai

8 km.Banda arc dicirikan oleh 2 ridge melingkar

(setengah lingkaran) yang konsentris. Inner ridge

ditandai oleh batuan vulkanik calk-alkaline

Cenocoic atas. Inner ridge ini muncul diatas air

laut sebagai pulau-pulau yang cukup besar dari

Bali, Lombok, sampai Wetar dan dilanjutkan

dengan pulau-pulau kecil yaitu Roma, Damar,

Teon, Nila, Serua, Manuk, dan Banda Api

(beberapa merupakan gunungapi aktif).

Outer ridge umumnya terbentuk oleh melange

subduksi tersier dan imbricated complexes, yang

muncul sebagai deretan pulau Sawu, Roti, Timor,

Leti, Babar, membelok ke utara melalui kep.

Tanimbar dan kep. Kai, dan akhirnya membelok

kebarat melalui kep. Watubela, p. Seram dan

Buru.

Interaksi antar busur kepulauan

Struktur tektonik kompleks yang diperoleh dalam

studi seismo-tektonik dapat menyediakan atau

memberikan penjelasan lain yang berhubungan

dengan sejarah tektonik di Indonesia, yaitu

interaksi antar busur kepulauan.

Ada 3 jenis interaksi antar busur kepulauan,

yaitu:

Tumbukan busur depan (front arc collision)

antara 2 busur kepulauan. Tumbukan ini ditandai

oleh adanya sistem konvergen dobel dengan

Benioff zone yang berlawanan arah. Overriding

plate akan saling bertumbukan membentuk

pegunungan (New Guinea). Contoh yang paling

jelas terjadi di Laut Maluku (early

stage).Tumbukan busur belakang (back arc

collision) antara 2 busur kepulauan. Tumbukan

ini terjadi bila 2 subducting plate bertemu dan

tenggelam bersama ke dalam mantel, yang

menyebabkan overriding plate ikut tenggelam

membentuk cekungan yang dalam. Contoh yang

paling jelas terjadi di Laut Banda dan teluk

Gorontalo.Perpotongan (intersection) antara 2

busur kepulauan. Intersection ini mungkin akan

terjadi bila 2 busur kepulauan yang hampir

paralel (searah) saling mendekat satu sama lain,

sedemikian sehingga ujung busur yang satu

menyentuh/memotong di tengah busur yang

lain, membentuk suatu triple juction.

Page 3: tektonik indonesia.pdf

Contoh pernyataan dari Katili:

The most dramatic event in the geologic

of Indonesia occurred in Pliocece time, when the

northward advancing Australian continent

coupled with thw counter-clockwise rotation of

New Guinea and accompanied by the spear

heading westward thrust along the Sorong

transform-fault system, severely interrupted the

regular zonal outgrows of Eastern Indonesia.

Model-model tektonik Banda arc

Model Hamilton (1979): Banda arc merupakan

subduksi antara 2 plate, dimana plate 2 dihunjam

oleh plate 1, yang berotasi berlawanan dengan

jarum jam.

b. Model Cardwell dan Isacs (1978): Banda arc

merupakan triple junction melalui subduksi-

subduksi-sesar transform.

c. Model Waluyo (1992): Banda arc merupakan

triple junction melalui subduksi-subduksi-sesar

transform, dimana 2 plate tenggelam bersama di

Banda arc selatan.

Model Hamilton Kelemahan: Secara geodinamik

model ini sangat lemah, karena subduksi ini

hanya dimungkinkan kalau plate 1 menghunjam

ke bawah plate 2 dari arah timur (kenyataan dari

arah selatan). Rotasi ccw plate 1, tampak-nya

juga sulit untuk menjelaskan adanya subduksi

1800 tersebut. Model ini juga sukar menjelaskan

keberadaan laut Banda yang dalam.Kekuatan:

Sangat mudah menjelaskan kenyataan bahwa

Banda arc melengkung sampai 1800.

Model Cardwell dan IsacsKelemahan: Sukar

menjelaskan Banda arc yang melengkung sampai

1800.Model ini juga sukar menjelaskan

keberadaan laut Banda yang dalam.

Kekuatan: Secara geodinamik triple junction

melalui subduksi-subduksi- transform fault dapat

berlangsung stabil. Lempeng India-Australia yang

bergerak ke utara, lempeng Pacific yang bergerak

ke barat, dan sesar Tarera yang bergerak sinistral

akan sangat mudah terakomodasi oleh triple

junction tsb.

Model Waluyo Kelemahan; Sukar dicari

Kekuatan: Secara geodinamik triple junction

melalui subduksi-subduksi (2 plate tenggelam

bersama) - transform fault dapat berlangsung

stabil. Lempeng 1 yang bergerak ke utara,

lempeng 2 yang bergerak ke barat, dan sesar

geser yang bergerak sinistral akan sangat mudah

terakomodasi. Dapat menjelaskan keberadaan

Laut Banda yang dalam (2 plate tengge- lam

bersama) Dapat menjelaskan ke-beradaan Banda

arc yang melengkung hampir 1800. Gambar

samping menun- jukkan situasi tektonik di masa

mendatang. Banda arc utara dan se- latan akan

selalu tampak menerus dan melengkung 1800.

Kenampakan penting

Palung New Guinea di utara pulau Irian (subduksi

dari utara), palung West Melanesian jauh di

utara Papua New Guinea (subduksi dari utara),

dan palung Port Moresby di selatan Papua New

Guinea (subduksi dari selatan).

Sesar Mid Bismark di utara Papua New Guinea,

yang walaupun submarine terlihat jelas dari

seismisitasnya.

Deretan gunung api di Papua New Guinea (lepas

pantai utara) yang melengkung ke utara

(subduksi dari selatan ke utara)

Page 4: tektonik indonesia.pdf

Aktivitas seismik di Northern Highland lebih

tinggi dari pada di Southern Highland (Irian)

Sistem sesar Sorong dan Sesar Tarera.

Daerah New Guinea dapat dibagi atas 3 daerah

tektonik, yaitu:

Daerah New Guinea bagian barat yang terletak di

sebelah barat West Melanesian Trench di utara

dan Tarera Fault di selatan). Aktivitas tektonik

yang mendominasi daerah ini adalah aktivitas

transform fault system (Tarera dan Sorong faults

system) yang terjadi karena plate Pacific yang

bergerak kearah barat terhadap plate India-

Australia.

Daerah New Guinea bagian tengah yang dibatasi

oleh West Melanesian Trench dan Tarera Fault

disebelah barat , dan Mid Bismark Fault

disebelah timur. Aktivitas tektonik yang

mendominasi daerah ini adalah subduksi

lempeng Pacific kebawah lempeng India-

Australia kearah selatan di New Guinea Trench.

Daerah New Guinea bagian timur yang terletak di

sebelah timur Mid Bismark Fault. Aktivitas

tektonik yang mendominasi daerah ini adalah

tumbukan berupa subduksi dengan beniff zona

yang berlawanan (di sebelah barat sudah

berubah menjadi tumbukan yaitu di pegunungan

Jaya Wijaya.

Model laut Maluku

Menurut Hamilton

Telah berkembang subduksi ke arah timur (di

sebelah timur Minahasa dan subduksi ke arah

barat (di se-belah barat Halmahera), yang men-

dorong subducting plate dengan 2 Benioff zone

yang berlawanan arah (gambar bawah).

Di masa mendatang daerah ini akan mengalami

subsidense (penurunan), sehingga Laut Maluku

akan semakin dalam.

Secara geodinamika, gerakan ini mungkin agak

sukar terakomodasi karena harus ada subsidence

pada lempeng yang bawah.

Model Waluyo

Tidak ada subduksi baru yang ber-kembang di

sana. Subduksi yang ada tetap yang kearah barat

dan timur dari sistem konvergen dengan 2

Benioff zone yang berlawanan arah.

Overiding (subducted) plates, Minahasa dan

Halmahera akan saling mendekat cenderung

akan naik ke atas subducting plate dengan 2

benioff zone yang berlawanan.

Kedua plate tersebut akhirnya akan

bertumbukan, sehingga terben-tuk pegunungan

lipatan di daerah tersebut, sehingga daerah

terse-but akan mengalami uplift (peng-

angkatan). Secara geodinamik gerakan ini akan

sangat mudah terakomodasi.