teknologi untuk mengatasi masalah pendidikan _ sosial&budaya _ dw.de _ 20.02

4
3/5/2014 Teknologi untuk Mengatasi Masalah Pendidikan | Sosial&Budaya | DW.DE | 20.02.2014 http://www.dw.de/teknologi-untuk-mengatasi-masalah-pendidikan/a-17442192 PENDIDIKAN Teknologi untuk Mengatasi Masalah Pendidikan UNESCO tengah berupaya menjajaki kemungkinan kegiatan belajar mengajar via ponsel. DW pun menengok penggunaan teknologi di negara-negara Afrika dan peluang memanfaatkan konektivitas ponsel. Kapenda Ndimuwanakupa baru tamat sekolah di Windhoek, Namibia. Pemuda berusia 19 tahun itu  baru kembali dari ma gang di Jerman, y ang sebagian ia 'crowdfund' m engguna kan sebuah v ideo yang ia unggah ke YouTube. Kapenda yang paham media merupakan hasil langsung dari revolusi digital di  Afrika dalam beberapa tahun terakhir. "Kami diajarkan cara menggunakan komputer dan jaringan informasi seperti Google, untuk mencari informasi yang bisa dipakai untuk tugas sekolah dan proyek lainnya," katanya kepada DW. Sekolah bereksperimen dengan teknologi Meski Namibia tergolong salah satu negara terkaya di sub-sahara Afrika, kemampuan Kapenda sudah tidak istimewa lagi di kota-kota Afrika lainnya. Dalam tiga tahun terakhir, departemen pendidikan Nigeria telah bereksperimen dengan laboratorium media di lebih dari 60 sekolah di Abuja, menurut Iyke Chukwu dari dewan sekolah. Namun tidak semua guru menyambut teknologi dengan antusias, tambahnya. "Saat mengangkat ide ini, reaksi awal selalu penentangan karena mereka memikirkan biaya," lanjut Chukwu. Para guru diharapkan m embeli laptop sendiri yang dipakai mengajar. Dan dengan gaji rendah, perlu  beberapa tahun bagi seorang guru untuk membeli laptop. Kini perusahaan seperti HP turun tangan, menawarkan program khusus agar guru dapat menyicil. RUBRIK / SOSBUD

Upload: singgih-yuntoto

Post on 18-Oct-2015

45 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

dw.de id

TRANSCRIPT

  • 3/5/2014 Teknologi untuk Mengatasi Masalah Pendidikan | Sosial&Budaya | DW.DE | 20.02.2014

    http://www.dw.de/teknologi-untuk-mengatasi-masalah-pendidikan/a-17442192 1/4

    PENDIDIKAN

    Teknologi untuk Mengatasi MasalahPendidikan

    UNESCO tengah berupaya menjajaki kemungkinan kegiatan belajar mengajar via ponsel.

    DW pun menengok penggunaan teknologi di negara-negara Afrika dan peluang

    memanfaatkan konektivitas ponsel.

    Kapenda Ndimuwanakupa baru tamat sekolah di Windhoek, Namibia. Pemuda berusia 19 tahun itu

    baru kembali dari magang di Jerman, yang sebagian ia 'crowdfund' menggunakan sebuah video yang

    ia unggah ke YouTube. Kapenda yang paham media merupakan hasil langsung dari revolusi digital di

    Afrika dalam beberapa tahun terakhir.

    "Kami diajarkan cara menggunakan komputer dan jaringan informasi seperti Google, untuk mencari

    informasi yang bisa dipakai untuk tugas sekolah dan proyek lainnya," katanya kepada DW.

    Sekolah bereksperimen dengan teknologi

    Meski Namibia tergolong salah satu negara terkaya di sub-sahara Afrika, kemampuan Kapenda

    sudah tidak istimewa lagi di kota-kota Afrika lainnya. Dalam tiga tahun terakhir, departemen

    pendidikan Nigeria telah bereksperimen dengan laboratorium media di lebih dari 60 sekolah di Abuja,

    menurut Iyke Chukwu dari dewan sekolah. Namun tidak semua guru menyambut teknologi dengan

    antusias, tambahnya.

    "Saat mengangkat ide ini, reaksi awal selalu penentangan karena mereka memikirkan biaya," lanjut

    Chukwu.

    Para guru diharapkan membeli laptop sendiri yang dipakai mengajar. Dan dengan gaji rendah, perlu

    beberapa tahun bagi seorang guru untuk membeli laptop. Kini perusahaan seperti HP turun tangan,

    menawarkan program khusus agar guru dapat menyicil.

    RUBRIK / SOSBUD

  • 3/5/2014 Teknologi untuk Mengatasi Masalah Pendidikan | Sosial&Budaya | DW.DE | 20.02.2014

    http://www.dw.de/teknologi-untuk-mengatasi-masalah-pendidikan/a-17442192 2/4

    Jaringan ponsel dapat diakses hampir dari mana pun di Afrika

    Mengeksploitasi konektivitas ponsel

    Kalau guru dapat diberi akses ke teknologi melalui program khusus, satu tantangan lain tidak

    semudah itu diatasi.

    "Pemerintah seakan memberi gerobak dulu sebelum ada kudanya. Sebelum membicarakan teknologi

    di kelas, pertama-tama harus membahas suplai listrik," papar Chukwu.

    Namun mungkin ada solusi. Contohnya para pemain di balik perusahaan peranti lunak nirlaba

    Ushahidi di Kenya tengah mengembangkan sebuah alat menyerupai modem yang otomatis beralih ke

    jaringan internet ponsel saat baterai habis setelah dipakai 8 jam. Alat ini disebut BRCK, dilafalkan

    brick.

    Sementara raksasa perangkat lunak Microsoft memancarkan internet melalui frekuensi televisi yang

    tidak lagi terpakai di Kenya, juga untuk membantu mengurangi ketergantungan akan listrik. Google

    juga punya proyek serupa di Afrika Selatan.

    Ponsel dilarang di dalam kelas

    Meskipun mendapatkan teknologi terkini bukanlah segalanya, menurut Catherine Jere, seorang

    periset untuk Education for all Global Monitoring Report terbitan UNESCO.

    Dengan rata-rata 43 siswa untuk satu guru, Afrika mempunyai rasio terburuk di dunia, menurut

    laporan UNESCO tahun 2013-2014. Angka tersebut tidak mencerminkan kenyataan di sejumlah

    negara yang masih memiliki 200 siswa dalam satu kelas - kurang dari 50 persen anak Afrika tamat

    SD.

    Dan banyak inisiatif seperti di Abuja, Nigeria, atau di Namibia, tidak fokus pada eksploitasi teknologi

    yang dimiliki jutaan warga Afrika.

    "Ponsel masih tabu digunakan di sekolah, sehingga apabila seorang guru melihat siswa memakai

    ponsel, akan langsung disita, atau bahkan bisa sampai dihancurkan," ungkap Iyke Chukwu.

    "Menyedihkan bahwa kami belum bisa melihat potensi luar biasa dari penggunaan ponsel sebagai alat

    mengajar di sekolah kami."

    Padahal pasar smartphone Afrika diprediksi naik dua kali lipat dalam empat tahun mendatang,

    menurut riset pasar perusahaan Amerika, IDC. Dan smartphone juga semakin murah. Tahun ini

    perusahaan telekomunikasi Afrika Selatan, MTN, merilis smartphone android seharga 50 Dolar,

    mungkin yang termurah di pasaran.

  • 3/5/2014 Teknologi untuk Mengatasi Masalah Pendidikan | Sosial&Budaya | DW.DE | 20.02.2014

    http://www.dw.de/teknologi-untuk-mengatasi-masalah-pendidikan/a-17442192 3/4

    Tanggal 20.02.2014

    Penulis Chiponda Chimbelu

    Editor Carissa Paramita / Andy Budiman

    Kata Kunci pendidikan, UNESCO, afrika, teknologi, ponsel, smartphone, sekolah, Education for all Global Monitoring

    Report

    Bagi artikel Kirim Facebook Twitter google+ lainnya

    Feedback: Tulislah kepada kami!

    Cetak Cetak halaman ini

    Permalink http://dw.de/p/1BBVg

    UNESCO Peringatkan

    Krisis Pendidikan Dunia

    31.01.2014

    Satu dari tujuan terpenting

    program UNESCO: Semua anak di

    dunia harus punya akses

    pendidikan. Sayangnya dalam

    laporannya UNESCO menyatakan

    sampai tahun 2015 tujuan tersebut

    belum bisa diraih.

    Keluar dari Kecanduan

    Digital 26.06.2013

    Apakah Anda mulai lelah karena

    kecanduan ponsel, tablet dan

    internet? Sebelum terkena "burn-

    out digital", kini banyak pilihan

    yang tersedia untuk menjalani

    semacam rehabilitasi yang disebut

    sebagai detox teknologi.

    Desain Stasiun Cuaca

    Murah di Afrika 28.02.2013

    Peneliti iklim kesulitan memonitor

    cuaca di Afrika karena minimnya

    jaringan observasi. Kini

    Universitas Delft di Belanda tengah

    mendesain jaringan stasiun cuaca

    murah untuk Afrika.

    KONTEN TERKAIT

    Puisi dari Sampah Digital

    04.03.2014

    Pekerja Seks Komersial di

    Bangladesh 28.02.2014

    Barter Makanan, Tren

    Terbaru di Berlin 27.02.2014

    ARTIKEL LAINNYA

    Smartphone dan ponsel suatu hari dapat memecahkan masalah akses terhadap buku pelajaran

    karena siswa dapat mengunduh buku online dengan harga murah - atau bahkan gratis.

    DW.DE

    Diplomasi Facebook dan Twitter ala AS

    Pemerintah Amerika Serikat semakin tergantung kepada sosial media sebagai metode baru diplomasi di

    beberapa bagian dunia di mana perwakilan diplomatik tradisional tidak selalu ada. (19.02.2014)

    Pegang Tablet Tapi Tak Banyak Baca

    Duapertiga anak-anak di Amerika Serikat sekarang memiliki akses ke buku elektronik maupun tablet, tetapi

    hanya setengah dari mereka benar-benar menggunakan perangkat itu untuk membaca. (27.01.2014)

  • 3/5/2014 Teknologi untuk Mengatasi Masalah Pendidikan | Sosial&Budaya | DW.DE | 20.02.2014

    http://www.dw.de/teknologi-untuk-mengatasi-masalah-pendidikan/a-17442192 4/4

    Spam adalah sampah di masa

    digital. Tapi ada juga yang bisa

    mengungkap keindahan dalam

    surat elektronik berisi iklan.

    Sehingga dari sampah digital

    tercipta SPAMpoetry.

    Prostitusi dilegalkan di Bangladesh

    sejak tahun 2000. Tapi kini marak

    prostitusi paksa terhadap anak di

    bawah umur, yang menjadi

    masalah besar di negara yang

    warganya mayoritas beragama

    Islam itu.

    Simpan dompet Anda. Barter

    kembali populer berkat dua

    komunitas pecinta kuliner di

    Berlin. DW mengeksplorasi ajang

    pertukaran makanan di ibukota

    Jerman.