teknologi budidaya kedelai di -...
TRANSCRIPT
TEKNOLOGI BUDIDAYA KEDELAI DI BERBAGAI AGROEKOSISTEM
• OUTLINE
• I. Agroekologi Lahan Sawah
• II. Agroekologi Lahan Kering
• III. Agroekologi Lahan Rawa Lebak
• IV. Agroekologi Lahan Rawa Pasang Surut
KEDELAI DI INDONESIA
MENTERI :SWASEMBADA TAHUN 2020
Kebutuhan : 2,3 juta ton/tahunProduksi : 900 ribu ton/tahunKurang : 1,4 juta ton/tahun
Lahan : Tersedia LuasPotensi Varietas : lebih 3,5 t/haHasil Penelitian : > 3,0 t/ha
I. TEKNIK BUDIDAYA KEDELAI SPESIFIK LOKASI AGROEKOSISTEM LAHAN SAWAH
• Waktu tanam kedelai : Pada lahan sawah, kedelai ditanam pada musim kemarau pertama (MK-I) setelah panen padi pertama atauMK-II, setelah panen padi kedua.
• Paket teknologi produksi kedelai pada lahan sawah MK-I (pebruari-Juni) dan MK-II (Juni-Agustus) adalah sbb :
I. Paket teknologi budidaya kedelai di lahan sawahNo Jenis masukan teknologi Cara pelaksanaan Keterangan
1 Penyiapan Lahan TOT (Tanpa Olah Tanah), GunakanHerbisida Pratumbuh 3-4 hari sebelumtanam, dosis 2-4 liter/ha
Setelah panen padi, paling lambat 1 minggu setelah panen. Jeramipadi dipotong 1-3 cm diatas tanah, dihamparkan sebagai mulsa.
2 Pembuatan salurandrainase
Jarak antar saluran 1.5 – 5 m, bervariasitergantung pada kemiringan lereng lahandan tekstur tanah, makin datar/makinhalus tekstur tanah makin sempit jarakantar saluran.
Ideal setiap 3 -4 m dengan lebar 30 cm dan kedalaman saluran sekitar25- 30 cm
3 Waktu tanam • Untuk kedelai yang ditanam pada awalmusim hujan.
• Penanaman pd MK-I dan MK-II setelahpanen padi
penanaman dilaksanakan setelah hujan cukup membasahi tanahuntuk mendukung perkecambahan benih kedelai.
Kedelai segera ditanam, 2-4 hari setelah panen padi, utkmemanfaatkan air/lengas tanah dan mengurangi gulma, hama dan penyakit.
4 Varietas Kedelai awal musim hujan (Oktober –Januari)
Kedelai MK-I (ketersediaan air hujan lebihterjamin)
Musim tanam MK-II (air hujan terbatas)
• Gunakan varietas umur genjah (< 80 hari) cth : Argomulyo, Grobogan, Baluran (ukuran biji besar).Gepak kuning, Gepak hijau (uk.biji sedang)
• Gunakan var.biji besar : Anjasmoro, Argopuro,Gumitir, Detam 1, Detam 2, Detam 3.Var. biji sedang : Wilis, Kaba, Ijen, Sinabung, Mallika.
• Var.biji besar : Argomulyo, Burangrang, Baluranuk. Biji sedang : Malabar, Ijen, Gema, Dering.
Pembuatan parit drainase
Lanjutan…No Jenis masukan teknologi Cara pelaksanaan Keterangan
5 Benih Ukuran biji sedang 40 kg/haUkuran biji besar 50 kg/ha. Kebtuhanbenih tergantung ukuran biji, makin besarukuran makin banyak benih yg digunakan.
Gunakan benih berkualitas, bernas, daya tumbuh >85%, murni, sehatdan bersih.
6 Seed treatment/perlakuanbenih
Dgn Carbosulfan (10 gram Marshal 25 ST/kg benih) atau Fibronil (10 ml Regent/kg benih).
Dgn pupuk hayati yg mengandungRhizobium cth. Agrisoy ( 200 g/50 kg benih)
Untuk mengendalikan lalat bibit.
Digunakan untuk lahan yang belum pernah ditanami kedelai. Benihdibasahi dgn air bersih secukupnya, sesaat sebelum tanam lalucampurkan agrisoy secara merata.
7 Populasi tanaman dan jarak tanam
• 350.000-500.000 tanaman per hektar, dgn jarak tanam 40 cm x 15 cm atau40 cm x 20 cm.
Ditanam 2-3 biji per lubang.
8 Cara tanam Ditugal atau menggunakan alsintan jikatersedia.
• Atur jarak tanam 40 cm antar barisan dan 15-20 cm dlm barisan.
Lanjutan…No Jenis masukan
teknologiDosis dan Cara pelaksanaan Keterangan
9 Pemupukan 200 kg/ha Phonska + 50 kg SP 36 /ha. Diberikan saat tanam, 5-10 cm disamping lubang tanam. Pupukorganik 1-2 ton/ha, sebagaipenutup lubang tanam. Disemprotpupuk cair pada umur 20 dan 40 HST.
Jenis dan takaran pupuk tergantung kondisi tingkat kesuburantanah berdasarkan analisis tanah/status hara tanah.
10 Pengairan Pemberian air diperlukan jikakelembaban tanah tidak mencukupiterutama pada fase2 kritis.
Pada fase awal pertumbuhan, fase saat berbunga, dan saatpengisian polong.
11 PengendalianGulma/penyiangan
• Gulma dikendalikan berdasarkanpemantauan baik secaramekanis/konvensional atau secaramekanisasi, maupun secara kimiadgn menggunakan herbisidapra/pasca tumbuh.
Penyemprotan dg herbisida pra tumbuh sebaiknya dilakukan 1 minggu sebelum tanam, sedangkan penyemprotan dg herbisidapasca tumbuh dilakukan secara hati-hati menggunakan tudung nozzle agar tidak mengenai daun tanaman kedelai.
12 Pengendalian HPT Berdasarkan petunjuk teknis PHT Disemprot sore hari : (Tekn. Biodetas Plus)
Pengisap polong dengan Bio-Lec Pemakan daun dengan Virgra Kutu Kebul dengan Be-Bas
Lanjutan…No Jenis masukan
teknologiDosis dan Cara pelaksanaan Keterangan
13 Panen Tanaman siap dipanen apabila daunsudah luruh dan 95% polong sudahberwarna kuning-kecoklatan ataucoklat-kehitaman (tergantung varietas). Pada saat masak fisiologis.
Panen menggunakan sabit atau dicabut (konvensional)
10 Pembijian/Prosesing Dilakukan secara manual (system geblok) atau secara mekanis dgn mesinperontok/thresser.
Apabila menggunakan thresser kadar air panen 30-50%, kecepatan putaran < 400 rpm.
BIO-DETAS
“Pengembangan Teknologi Budidaya Kedelai
dengan Pupuk dan Pestisida Hayati pada
Sawah Tadah Hujan”
BADAN LITBANG PERTANIAN2018
MENGAPA PILIH SAWAH TADAH HUJAN
Sawah Tadah Hujan:• Di Indonesia 3,7 juta ha, • NTB 40 ribu ha dan Lampung 35 ribu ha• Pemanfaatan : Padi-Bero, Padi-Jagung,
Padi-Kedelai, • Kendala : Air, Hara, OPT
KEDELAI DI SAWAH TADAH HUJAN• Hasil Penelitian : 2,3 – 3,2 t/ha• Potensi Varietas : > 3,5 t/ha.• Biodetas di Sulsel : 2,1- 3,2 t/ha• Pupuk Agrisoy + organik 1,5 t/ha menghemat NPK
50%, hasil > NPK 100%• Biopestisida Bio-Lec, NPV, dan Be-Bas efektif
untuk hama : penghisap polong, pemakan daun, dan kutu kebul..
ADA PELUANG PENGEMBANGAN KEDELAI 3 t/ha Di
SAWAH TADAH HUJAN
12
Data yang digali :
Teknologi Petani
Kelembagaan
Masalah dan kendala
Peluang
KEGIATAN BIODETAS DI SULSEL 2017
PUPUK HAYATIMemacu bintil akar dan pertumbuhan tanaman.Menghemat pupuk N > 75%,
PUPUK DAN PESTISIDA HAYATI BADAN LITBANG
Produk Bio-Lec :Untuk Hama Daun
Be-Bas :Untuk Kutu Kebul
NO. Paket Petani VarietasLUAS Provitas
(ha) (t/ha)
1 EKSISTING Basri Anjasmoro 2 1,42
2 Cakka Anjasmoro 2,8 1,87
3 Haru Anjasmoro 1,2 1,49
Rata-rata 1,59
NO. Paket Petani VarietasLUAS Provitas
(ha) (t/ha)
24BIODETAS
PLUSMursalim Dena 1 2,5 3,24
25 Tula Anjasmoro 1,5 3,14
26 H. Rusli Anjasmoro 1,2 3,23
Rata-rata 3,20
Produktivitas :
1. Eksisting : 100%
2. Biodetas : 171,3%
3. Biodetas plus : 201,2%
Produktivitas > 3 t/ha :
11 petani,
luas 20,2 ha
Hasil panen telah terdistribusi ke Soppeng dan Bone sebagai sumber benih kelas di bawahnya, BP dan BR
NO. Paket Petani VarietasLUAS Produktivitas
(ha) (t/ha)
4 BIODETAS Ancu Anjasmoro 1 3,07
5 Lurang Anjasmoro 1,5 3,02
6 Bonding Anjasmoro 2,5 3,19
7 Sai Anjasmoro 1,2 2,63
8 Udin Anjasmoro 2 2,87
9 H. Bangun Anjasmoro 2,5 3,11
10 Banggem Anjasmoro 2,3 2,85
11 Palili Anjasmoro 2 3,17
12 Taheran Anjasmoro 2,5 3,08
13 Ngasan Anjasmoro 2,8 2,10
Rata-rata 2,91
14 BIODETAS Sikki Dena 1 1,5 2,26
15 H. Leo Dena 1 1,5 2,33
16 Sandi Dena 1 1 2,54
17 Nyarrang Dena 1 2,5 2,18
18 H. Kulle Dena 1 2 2,42
19 Gappa Dena 1 2 2,53
20 Rasmi Dena 1 2,5 2,73
21 Kabe Dena 1 2 3,10
22 Tonji Dena 1 1,5 2,31
23 Bahtiar Dena 1 1 3,02
Rata-rata 2,54
II. TEKNOLOGI BUDIDAYA KEDELAI PADA AGROEKOSISTEM LAHAN KERING
• Agroekosistem lahan kering ada 2 :
Lahan kering tidak masam
Lahan kering masam
• Pola tanam di lahan kering : (1) Kedelai-Kedelai-bera
(2) Padi gogo-kedelai
(3) Jagung-kedelai-tembakau
(4) Kedelai-kedelai-kacang2an lain
II. Paket Teknologi Budidaya kedelai di lahan kering
No Jenis KomponenTeknologi
Dosis/Cara aplikasi Keterangan
1 Waktu tanam MH-I (Oktober-Januari)MH-II (Pebruari-Mei)
Gunakan varietas umur sedangGunakan var.umur sedang/genjah
2 Penyiapan lahan OTS (olah tanahsempurna)
Dibajak 1-2 kali, kemudian digaru 1 kali dan diratakan.
3 Pembuatan salurandrainase
Jarak antar saluran 3-5 meter.
Ukuran lebar saluran 30 cm dan kedalaman 25 cm. tanah dg teksturhalus (tanah berat) dan lahanbertopografi datar, jarak antar saluranperlu diperapat menjadi 2-3 m.
4 Varietas Untuk lahan keringmasam
Lahan kering tidakmasam
Kedelai pertanaman MH-1 (Okt-jan) gunakan var biji besar : Anjasmoro dan Rajabasa, var. biji sedang : Slamet, Tanggamus, Nanti, Sibayak, Ratai, Sinabung dan Demas-1.Kedelai pertanaman MH-I (Okt-Jan)Var.Biji besar : Anjasmoro, Baluran, Gumitir, Detam 1, Detam 2, dst.Var.biji sedang : Wilis, Kaba, Sinabung, Gema dan Dering. Kedelai pertanaman
Lanjutan…No Jenis masukan
teknologiDosis dan Cara pelaksanaan Keterangan
4 Benih Kebutuhan benih 40-60 kg/ha Berkualitas, bernas, memiliki daya tumbuh > 85%, sehat, murnidan bersih.
5 Perlakuan benih/Seed Treatment
Dgn Carbosulfan (10 gram Marshal 25 ST/kg benih) atau Fibronil (10 ml Regent/kg benih).
Dgn pupuk hayati yg mengandungRhizobium cth. Agrisoy ( 200 g/50 kg benih)
Untuk mengendalikan lalat bibit.
Digunakan untuk lahan yang belum pernah ditanami kedelai. Benih dibasahi dgn air bersih secukupnya, sesaat sebelum tanamlalu campurkan agrisoy secara merata.
6 Populasi tanaman dan jarak tanam
• 350.000-500.000 tanaman per hektar, dgn jarak tanam 40 cm x 15 cm atau 40 cm x 20 cm.
Ditanam 2-3 biji per lubang.
Cara tanam Ditugal atau menggunakan alsintan jikatersedia.
• Atur jarak tanam 40 cm antar barisan dan 15-20 cm dlmbarisan.
Lanjutan…No Jenis masukan
teknologiDosis dan Cara pelaksanaan Keterangan
7 Pengapuran/Amelioran 1/2 Al-dd tanah . Jika PH- tanah masam< 5.5 dan kejenuhan Al-dd tanah 40%, maka kebutuhan dolomitnya adalah 1.5 ton/ha. Diaplikasikan saat olah tanahke-2, 1-2 minggu sebelum tanam.
Berdasarkan tingkat kejenuhan (Al) tanah. Batas toleransitanaman kedelai thd Al adalah 20%.
8 Pemupukan 25-50 kg /ha Urea, 50-100 kg/ha SP-36 dan 50-100 kg/ha, KCl.
Tergantung status hara tanah
9 Pengairan Pemberian air diperlukan jikakelembaban tanah tidak mencukupiterutama pada fase2 kritis.
Pada fase awal pertumbuhan, fase saat berbunga, dan saatpengisian polong.
10 PengendalianGulma/penyiangan
• Gulma dikendalikan berdasarkanpemantauan baik secaramekanis/konvensional atau secaramekanisasi, maupun secara kimiadgn menggunakan herbisidapra/pasca tumbuh.
Penyemprotan dg herbisida pra tumbuh sebaiknya dilakukan 1 minggu sebelum tanam, sedangkan penyemprotan dg herbisidapasca tumbuh dilakukan secara hati-hati menggunakan tudung nozzle agar tidak mengenai daun tanaman kedelai.
Lanjutan…No Jenis masukan
teknologiDosis dan Cara pelaksanaan Keterangan
11 PengendalianHama dan penyakit
Berdasarkan PHT
12 Panen Tanaman siap dipanen apabila daunsudah luruh dan 95% polong sudahberwarna kuning-kecoklatan ataucoklat-kehitaman (tergantung varietas). Pada saat masak fisiologis.
Panen menggunakan sabit atau dicabut (konvensional)
13 Pembijian/Prosesing Dilakukan secara manual (system geblok) atau secara mekanis dgn mesinperontok/thresser.
Apabila menggunakan thresser kadar air panen 30-50%, kecepatan putaran < 400 rpm.
PEMUPUKAN/AMELIORASI
Jenis Bahan(kg/ha)
Lahan SawahTadah Hujan
Lahan KeringNon Masam
LahanKeringMasam
Cara Pemberian
Phonska 150-200 200 200 Disebar diantarabarisan umur 15-20 hari
SP-36 50-100 50-100 100-150 Disebarsebelum/saat tanam
Pupukkandang/organik
500-1000 1000-2000 1000-2000 Disebar sebelumtanam/penutuplubang tanamn
Dolomit - - 750-1000 Bersamaan olahtanah/dicampurpupuk kandangsebagai penutuplubang tanam
PEDOMAN DOSIS PENGAPURAN
Nilai pH Tanah
Kebutuhan Kapur (ton/ha)
TeksturHalus
TekturSedang
TeksturKasar
4.0-4.5 2.0-2.5 1.5-2.0 1.0-1.5
4.5-5.0 1.5-2.0 1.0-1.5 0.5-1.0
5.0-5.5 1.0-1.5 0.7-1.0 0.5-0.7
Sumber: Balitkabi
KOMPONEN PHT
KULTUR TEKNIS
• Sanitasi lingkungan
• Penyiangan gulma
• Tanam var. Tahan
• Pemupukan berimbang
FISIK/ MEKANIS
• Mencabut dan membakar tanaman sakit
• Mengambil dan membunuh hama
BIOLOGIS
• Pemangsa
• Parasit
• Patogen
• Senyawa tanaman
KIMIA
• Insektisida
• Fungisida bila cara lain tak mampu menekan OPT
III. TEKNOLOGI BUDIDAYA KEDELAI DI LAHAN RAWA LEBAK
• Lahan rawa lebak dikelompokkan menjadi 3 :
lebak dangkal/pematang : waktu genangan > 3 bulan, tinggi genangan >50 cm
Lebak tengahan :waktu genangan 3-6 bulan, tinggi genangan 50 –100 cm
Lebak dalam : waktu genangan 6 bulan, tinggi genangan 100
1.Persiapan Lahan
TOT (tanpa olah tanah). Setelah padi dipanen, jerami dipotong dekatdgn permukaan tanah 1-5 cm, gunakan jerami untuk mulsa,dihamparkan setebal 5 cm secara merata.
2. PERSIAPAN BENIH
• Gunakan varietas yang disukai konsumen atau pasar
• Siapkan benih sesuai luasan yang akan ditanami. Ukuan biji: sedang45-50 kg/ha, besar 55-60 kg/ha, kecil 40 kg/ha
• Gunakan benih berkualitas baik: kejelasan varietas, kemurnian, dayatumbuh, masa berlaku.
• Varietas biji besar : Anjasmoro, Baluran, Rajabasa dsb
• Varietas biji sedang : Tanggamus, Sibayak, Nanti, Seuluwah, Ratai,Slamet, Lawit, Menyapa.
3. Seed Treatment
• Dgn Carbosulfan (10 g Marshal 25 ST/kg benih) atau Fibronil (10 mlReagent/kg benih) untuk mengendalikan hama lalat bibit.
• Gunakan pupuk hayati Agrisoy 200 g/ 50 kg benih atau 40 g/8 kgbenih, dgn cara dicampurkan ke benih yang telah dibasahi airsecukupnya, sesaat sebelum tanam. Lakukan ditempat teduh, tidakterpapar sinar matahari. (lebih diutamakan untuk lahan yg belumpernah ditanami kedelai).
4. Pembuatan saluran drainase
• Dibuat saluran drainase dengan jarak antar saluran 4-5 meter denganukuran lebar saluran 40 cm dan kedalaman sekitar 30 cm.
5. Populasi tanaman
• 350.000 – 500.000 tanaman per hektar
• Jarka tanam 40 x 15 cm dan 40 x 20 cm , dua biji per lubang.
6. Pemupukan
• Jenis dan takaran pupuk dapat berbeda tergantung pada kondisitanah atau tingkat kesburuan tanah berdasarkan analisis tanah.
• Jika tersedia pupuk organic atau pupuk kendang, dianjurkanpemberian sekitar 2 ton/ha.
• Acuan pemupukan kedelai pada lahan rawa lebak berdasarkan statushara.
Acuan pemupukan NPK pada kedelai di lahan rawa lebak.
Status hara Kadar hara Tanpa Pukan Pakai pukan 2 t/ha
Rendah (< 0,2 % N) N 50-70 kg Urea/ha 25 kg Urea/ha
Rendah (< 20) P 100-150 kg SP-36/ha 75 kg SP-36/ha
Rendah (< 10) K 100 kg KCl/ha 75 kg KCl/Ha
Sedang (0,2-0,5% N) N 25-50 kg Urea/Ha 0-25 kg Urea/ha
Sedang ( 20-40) P 75-100 kg SP-36/ha 50 kg SP-36/Ha
Sedang (10-20) K 75-100 kg KCl/ha 50 kg KCl/ha
Tinggi (> 0,5) N 0 0
Tinggi (> 40) P 50 kg SP-36/ha 0-25 kg SP-36/ha
Tinggi (> 20) K 50-75 kg KCl/ha 0-25 kg Kcl/ha
7. Pengendalian gulma
• Dikendalikan berdasarkan pemantauan baik secara mekanis-konvensional atau manual (penyiangan dgn cangkul/ cabut), minimal2 kali, pada umur 20-30 hst dan 45 hst.
• Menggunakan herbisida pra maupun pasca tumbuh, penyemprotanherbisida pra tumbuh 1 minggu sebelum tanam.
• Penyemprotan herbisida pasca tumbuh, perlu hati2 menggunakantudung nozzle sprayer, supaya tidak membakar daun kedelai.
8. Pengendalian OPT
• Berdasarkan pengamatan ambnag kendali dan menggunakan prinsipPHT
• Panen, apabila daun sudah luruh dan 95% polong sudah berwarnakuning-coklat atau coklat-kehitaman. (masak fisiologis) tergantungvarietas.
• Pasca panen, system geblok atau menggunakan thresser.
IV. TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR (BJA) KEDELAI PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT
ENDRIANI
BPTP LAMPUNG
PENDAHULUANSISTEM BJA : MERUPAKAN PENANAMAN KEDELAIDENGAN MEMBERIKAN IRIGASI SECARA TERUS-MENERUSDAN MEMBUAT TINGGI MUKA AIR TANAH TETAP (SEKITAR5 CM DIBAWAH PERMUKAAN TANAH) SEHINGGA LAPISANTANAH DIBAWAH PERAKARAN MENJADI JENUH AIR(SUMARNO, 1986).PRINSIP UTAMA BJA :PEMBUATAN PARIT DRAINASE DAN PENGATURAN TINGGIMUKA AIR TANAH SECARA STABIL SEKITAR 20 CMDIBAWAH PERMUKAAN TANAH SEJAK TANAM HINGGAMATANG FISIOLOGIS.
DAPAT DILAKUKAN PADA AGROEKOSISTEM :
LAHAN SAWAH
• LAHAN RAWA (LEBAK DANGKAL)
• RAWA PASANG SURUT TYPE LUAPAN B DAN C DENGAN JENIS TANAH MINERAL, MINERAL BERGAMBUT.
PENERAPAN BJA
DAPAT MENGATASI MASALAH OKSIDASI PIRIT PADALAHAN RAWA PASANG SURUT.
MENCIPTAKAN LINGKUNGAN YG MENJAMINKETERSEDIAAN AIR SECARA STABIL BAGI TANAMAN(GHULAMAHDI, 1999)
GENANGAN DALAM PARIT DPT MENINGKATKAN HASIL BJIKEDELAI 20% SAMPAI 80% AKIBAT PERTUMBUHAN BINTILAKAR YG DPT DIPERTAHANKAN SAMPAI PENGISIANPOLONG (INDRADEWA ET AL, 2004)
PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN DI LAHAN RAWA
PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI.
KEUNGGULAN TEKNOLOGI BJA
PENAMBAHAN BIAYA TENAGA KERJA UNTUK MEMBUAT SALURAN DRAINASE
PERLU KETERAMPILAN DAN PENGAWASAN PENGATURAN SISTEM TATA AIR PADA SAAT AIR PASANG DAN SURUT.
KELEMAHAN TEKNOLOGI BJA
1. PERSIAPAN LAHAN
TANPA OLAH TANAH (TOT
BILA LAHAN YG DIGUNAKAN ADALAH LAHAN BEKAS TANAMAN PADI, SEGERA REBAHKAN TUNGGUL JERAMI DENGAN ALAT/GLEBEK.
PADA LAHAN YG BERA, SEMPROT LAHAN DGN HERBISIDA SISTEMIK DOSIS 4 L/HA, BIARKAN SELAMA 1 MINGGU.
TAHAPAN PELAKSANAAN (SOP) BJA
2. PEMBUATAN SALURAN DRAINASE
1) Buat saluran dengan cangkul (sebaiknya gunakan hand traktor utkefisiensi tenaga kerja) dengan ukuran lebar 30 cm dalam 25 cm disekeliling petakan sawah.
2) Buat saluran/parit drainase setiap lebar bedengan 2 m atau 4 mdengan ukuran parit lebar 30 cm sedalam 25 cm. Pelaksanaansegera setelah padi di panen agar mudah mengerjakannya.
3) Isi saluran dengan air yang berasal dari air hujan atau air pasangsetinggi 5 cm di atas saluran atau 20 cm dari permukaanbedengan.
4) Setelah lahan bersih, 2 minggu setelah penyemprotan herbisidaSebarkan kapur (2 ton/ha), N-P-K (100 kg/ha),SP 36 (100 kg/ha),KCl (100 kg/ha) atau 1 ton kapur, SP36 200 kg/ha, KCL 100 kg /ha.Biarkan sekitar 4-7 hari.
3. PENANAMAN Gunakan benih bermutu dan berlabel, dengan daya
tumbuh diatas 80% - 90%. Gunakan VUB Kedelai yg adaptiflahan rawa antara lain : Deja-1,Deja-2 Lawit, Menyapa,Slamet, Tanggamus, Anjasmoro.
Sebelum benih ditanam, rendam benih/campurkan benihdengan inokulan Rhizobium dengan dosis 5 gram/kg benihselama 1 jam sebelum tanam, lakukan ditempat teduh,tidak terpapar sinar matahari (lahan bekas padi). Jikalahan sebelumnya bekas tanaman kedelai, cukuptaburkan/sebarkan tanah bekas tanaman kedelai diataspermukaan bedengan.
Buat lubang tanam sedalam 3-5 cm, Tanam dengan cara ditugal 2 biji per lubang
Lanjutan...Jarak tanam 40 cm x 12,5 cm (40 antar baris dan 12,5
dalam barisan) atau 25 cm x 20 cm, dengan populasi perhektar 400.000 tanaman.
Air di saluran tetap dipertahankan stabil setinggi minimal5 cm di saluran sejak tanam sampai panen, jika musimkemarau, gunakan pompa air untuk memasukkan air disaluran.
4. Pemupukan• Pupuk dasar (SP-36 dosis 200 kg/ha, KCl 100 kg/ha)
diberikan bersamaan saat aplikasi kapur , kemudianinkubasikan selama 4-7 hari.
• Pada saat masa aklimatisasi/penyesuaian tanaman dengankondisi jenuh air (2-4 minggu setelah tanam) terjaditranslokasi karbohidrat dan N daun ke bagian bawah untukpembentukan akar, sehingga daun menguning .
Lanjutan..• Untuk mempercepat recovery /pemulihan pertumbuhan
perlu penyemprotan N daun dengan dosis 10 g Urea/liletrair atau 40 g urea/hektar di larutkan dalam 100 liter air,disemprotkan ke tanaman pada umur 3, 5, 7 minggusetelah tanam.
5. PEMELIHARAAN TANAMAN1. PENYIANGAN/PEMBUMBUNAN
pada umur 3, 7, 10 MST• Bisa menggunakan herbisida/manual. Jika menggunakan
herbisida kontak, penyemprotan harus hati-hati dgnmenggunakan sungkup pada nozel, disemprotkan padaalur/barisan tanaman. dapat juga menggunakan herbisidapembeku rumput, disemprotkan langsung setelah tanam,sehingga tidak melakukan penyiangan selanjutnya.
2. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT• Pengamatan hama secara intensif, utamakan pengendalian
secara hayati/mekanis dengan prinsip PHT.• Jika kerusakan melebihi batas ambang ekonomi, Kendalikan
hama terutama ulat grayak/penggerek polong denganinsektisida secara berkala sesuai dosis anjuran.
6. Panen dan Pasca PanenPanen dilakukan pada umur 12- 14 Minggu setelah tanam,
tergantung kondisi tanaman (teknologi BJA masa panenagak terlambat 7-10 hari dari biasanya)
Jika daun tanaman telah berwarna kuning kecoklatan danrontok sebagian dan polong berwarna coklat, kira-kiraumur 90-110 HST.
Panen menggunakan arit/sabit, dengan cara memotongdari pangkal batang.
Segera angkut hasil panen dari lahan dan lakukanpenjemuran selama 3 hari dibawah sinar matahari.
Pasca panen• Penjemuran brangkasan menggunakan alas terpal. Penjemuran
dilakukan pada pukul 9.00 WIB pagi sampai pukul 11.00 WIB.Brangkasan dibalik setiap 1 jam sekali.
• Setelah brangkasan kering, lakukan perontokan menggunakan alatthreser atau manual dengan cara menggunakan tongkat pemukul.
• Penyimpanan benih kedelai
• Penyimpanan benih dilakukan setelah kadar air kedelai 10 %.Menggunakan gentong/jerigen/galon yang sudah bersih dan dijemur terlebih dahulu hingga kering, setelah benih kedelai dijemursampai kadar air 10%, diamkan selama 2 jam, lalu dimasukankedalam gentong/galon yang sudah steril dan kering, lalu tutuprapat.
• Bisa juga menggunakan karung plastik atau plastik polyetilen
20 cm 25 cm 30 cm 5 cm
Beberapa varietas Kedelai yang produktivitasnya tinggi, dan sebagai bahan rekomendasi varietas spesifik lokasi.
No Varietas Umur
(hari)
Daya Hasil
(ton/ha)
Bobot 100
biji (gram)
Keterangan
1 Anjasmoro 82,5-92,5 2,03-2,25 14,8-15,3 Tahan karat, tidak
mudah pecah
2 Burangrang 80-82 1,6-2,5 17 Tahan karat, rendemen
susu tinggi
3 Panderman 85 2,37 18-19 Tahan rebah, agak
tahan ulat grayak
4 Ijen 83 2,15-2,49 11,23 Tahan ulat grayak
5 Tanggamus 88 2,5 11,0 Adaptif lahan masam
6 Rajabasa 85 3,9 15 Tahan karat, adaptif
lahan masam
7 Lawit 84 1,9 10,5 Adaptif pada lahan rawa
tipe B & C
Deskripsi Varietas Unggul Kedelai
5
No Uraian Varietas Unggul Baru Biji Besar
Demas 1 Dena 1 Devon 1 Dega
1 Tahun pelepasan 2014 2014 2015 2016
2 Warna hipokotil ungu ungu ungu ungu
3 Warna bunga ungu ungu ungu ungu
4 Warna daun hijau hijau hijau
5 Warna bulu coklat coklat coklat coklat
6 Warna kulit biji kuning kuning kuning kuning
7 Warna polong masak coklat muda coklat kekuningan coklat muda coklat muda
8 Tipe pertumbuhan tanaman determinit determinit determinit determinit
9 Tinggi tanaman (cm) 66 59 58 53
10 Umur berbunga (HST) 37 33 34 29
11 Umur polong masak (HST) 84 78 83 71
12 Percabangan (cab/tan) 4 - 6 1 - 3 2 - 3 1 - 3
13 Bobot 100 biji (g) 13,0 14,3 14,3 22,98
14 Potensi hasil (t/ha) 2,5 2,9 3,09 3,82
15 Kandungan protein (%) 36,1 36,7 34,8 37,78
16 Kandungan lemak (%) 19,9 18,8 17,34 17,29
17 Ketahanan terhadap hama &
penyakit tanaman
tahan karat daun,
penggerek polong,
rentan pengisap polong
& ulat grayak
tahan karat daun,
rentan pengisap
polong & ulat
grayak
tahan karat daun,
agak tahan pengisap
polong, peka ulat
grayak
agak tahan
karat daun,
rentan ulat
grayak
18 Sifat lain
tahan rebah, polong
tidak mudah pecah,
umur sedang, stabil,
adaptif lahan kering
masam sd 600 m dpl
agak tahan rebah,
polong tidak
mudah pecah,
toleran naungan
sampai 50%
kandungan isoflavon
2.219,7 ug/g
agak tahan
pecah polong,
adaptif lahan
sawah
Deskripsi Varietas Unggul Kedelai
5
No Uraian Varietas Unggul Baru Biji Besar
Argomulyo Anjasmoro Grobogan
1 Tahun pelepasan 1998 2001 2008
2 Warna hipokotil ungu ungu ungu
3 Warna bunga ungu ungu ungu
4 Warna daun - hijau hijau agak tua
5 Warna bulu coklat putih coklat
6 Warna kulit biji kuning kuning kuning muda
7 Warna polong masak - coklat muda coklat
8 Tipe pertumbuhan tanaman - determinit determinit
9 Tinggi tanaman (cm) 40 64 - 68 50 - 60
10 Umur berbunga (HST) 35 35 - 39 30 - 32
11 Umur polong masak (HST) 80 - 82 82 - 93 76
12 Percabangan 3 - 4 2 - 5 -
13 Bobot 100 biji (g) 16 14 - 15 18
14 Potensi hasil (t/ha) 2,0 2,25 3,4
15 Kandungan protein (%) 39,4 41,8 - 42,1 43,9
16 Kandungan lemak (%) 20,8 17,2 - 18.6 18,4
17 Ketahanan terhadap
penyakit
Toleran karat
daun
Moderat karat
daun-
18 Sifat lain
sesuai untuk
bahan baku susu
kedelai
tahan rebah,
polong tidak
mudah pecah
adaptif pada lingkungan tumbuh
yang berbeda cukup besar, musim
hujan dan daerah irigasi baik,
polong tidak mudah pecah, saat
panen daun luruh 95% - 100%
BARU
DILEPAS
2017
VARIETAS KEUNGGULAN
Detap 1 Kedelai tahan pecah polong
Devon 2 Kedelai kaya isoflavon, biji besar
Deja 1 Kedelai toleran jenuh air
Deja 2 Kedelai toleran jenuh air
Terima Kasih