teknik pengemasan -...

Download Teknik Pengemasan - hortikultura.litbang.pertanian.go.idhortikultura.litbang.pertanian.go.id/IPTEK/Amiarsi_mawar.pdf · No. 5 - September 2009 10 Bunga mawar sebagai bungapotongbermanfaat

If you can't read please download the document

Upload: phungtuyen

Post on 05-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • No. 5 - September 2009

    10

    Bunga mawar sebagai bunga potong bermanfaat untuk dekorasi ruangan baik perkantoran, hotel, maupun restoran tampil baik secara tunggal, bergerombol, dan rangkaian bentuk parcel. Selain bunga potong mawar yang dipajang baik secara tunggal dan bergerombol dalam rangkaian akan menambah suasana rumah, perkantoran, hotel-hotel, dan restoran menjadi sejuk dan nyaman. Warna-warna yang indah dan cerah akan menciptakan kesan dinamis yang bisa menggairahkan semangat penghuninya.

    Tanaman mawar tumbuh di daerah dengan ketinggian 700-1.200 m dpl. Tanaman mawar menghendaki penyinaran matahari penuh sepanjang hari. Apabila kekurangan cahaya, tanaman tidak

    rajin berbunga dan batang tidak kokoh. Kondisi temperatur yang dikehendaki berkisar antara 15-30oC. Lokasi penanaman pada tanah-tanah yang mempunyai tekstur dan drainase yang baik, gembur, cukup banyak mengandung bahan organik, dan tidak terlalu masam. Derajat kemasaman tanah (pH 6-7) sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman bunga mawar. Komposisi media tanam yang baik di lapangan maupun di pot terdiri dari pupuk kandang, pasir, dan tanah dengan perbandingan 1:3:1 (Budhiarti 2004).

    Sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat serta pesatnya industri pariwisata, permintaan terhadap bunga mawar senantiasa menunjukkan peningkatan. Dalam tahun 2006

    Teknik Pengemasan

  • iptek hortikultura

    11

    produksi bunga mawar potong Indonesia mencapai 60.937.679 tangkai. Peningkatan produksi tanaman hias utama Indonesia dalam tahun 2005-2006 mencapai 9,65 % (BPS 2007). Sebagai bunga potong, permintaan bunga mawar di kota-kota besar di Indonesia cukup tinggi, bahkan lebih tinggi bila dibandingkan dengan jenis bunga potong lainnya. Volume permintaan ini cenderung terus meningkat sejalan dengan perkembangan gaya hidup dan kegemaran masyarakat dalam penggunaan tanaman hias. Permintaan yang tinggi dari luar negeri akan bunga potong mawar berasal dari Jepang dan Taiwan. Dilihat dari kondisi pasar di dalam dan di luar negeri, Indonesia mempunyai peluang yang besar untuk mengembangkan usaha bunga potong mawar. Namun demikian untuk mendominasi pasar global dibutuhkan produk dengan kualitas dan kuantitas yang mampu bersaing secara komersial serta terjamin kesinambungan produksinya.

    Berdasarkan survei terhadap mutu bunga mawar yang dihasilkan oleh para produsen bunga di Indonesia secara umum mutu bunga sudah cukup baik, namun pada umumnya para produsen belum menerapkan teknologi pascapanen yang menjamin mutu bunga tetap prima sampai di tangan konsumen. Para produsen bunga potong mengemas bunga dengan cara memasukkan ke dalam keranjang atau kotak karton berukuran 88x40x40 cm. Apabila pesanan terdiri atas beberapa jenis bunga tetapi masing-masing hanya sedikit, bunga dikemas secara padat dan ketat menjadi satu di dalam 1 kotak karton dengan alasan untuk penghematan biaya angkutan. Dalam pengangkutan jarak dekat, biasanya bunga hanya dikirim dalam wadah/ember plastik berisi air menggunakan mobil boks berpendingin. Setiap 20 tangkai bunga, diikat dan dikemas dengan kertas/koran berbentuk corong. Ujung tangkai bunga direndam air atau larutan penyegar setinggi 5-10 cm dalam ember plastik. Para petani dan pedagang bunga di daerah Cipanas/Cianjur dan Lembang masih menggunakan daun pisang untuk melindungi

    kehilangan air selama pengangkutan. Biasanya setiap kemasan bunga terdiri dari 50-100 tangkai bunga mawar yang diikat dan kemudian dibungkus

    dengan daun pisang (Gambar 1). Hal ini akan mengakibatkan mutu bunga menurun. Kendala mengatasi hal tersebut dan untuk menghadapi persaingan dalam industri bunga, mutu bunga menjadi faktor penentu, sehingga diperlukan teknik penanganan bunga mawar yang tepat dan salah satu di antaranya dengan teknik pengemasan. Dengan demikian bunga tetap dalam kondisi prima sampai di tangan konsumen.

    Mutu bunga potong mawar, selain ditentukan oleh panjang tangkai dan diameter bunga (Sutater dan Darliah 1994), juga oleh daya tahan kesegaran bunganya selama dalam penyimpanan dan peragaan. Tampilan bunga yang bagus dengan daya tahan kesegaran bunga yang panjang menjadi harapan para konsumen. Pada kenyataannya, kesegaran bunga potong mawar hanya mampu bertahan selama 2-4 hari pada peragaan di dalam suhu ruang. Ketahanan segar bunga potong mawar selain dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal tanaman seperti kultivar, bibit, iklim, budidaya, teknik pemanenannya, dan penanganan pascapanen juga memegang peranan penting, terutama dalam menjaga keseimbangan nutrisi untuk perkembangan bunga lebih lanjut selama dalam penyimpanan dan peragaan, mengingat bunga potong merupakan bagian tanaman yang masih hidup.

    Penurunan mutu bunga antara lain ditandai dengan kelayuan petal bunga, pemudaran warna petal dan terjadinya bent neck (Gambar 2). Bent neck merupakan bentuk kerusakan pada bunga

    Gambar 1. Pengemasan bunga mawar dengan daun pisang

  • No. 5 - September 2009

    12

    potong, di mana bagian leher bunga tidak mampu lagi menahan beban dari kuntum bunga. Hal ini disebabkan oleh terjadinya kekurangan air pada bagian leher bunga (Halevy dan Mayak 1979).

    Masa kesegaran bunga yang relatif pendek selama penyimpanan dan peragaan, dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti suhu lingkungan yang relatif tinggi dan terjadinya infeksi mikroorganisme terutama bakteri dan cendawan. Namun demikian, penggunaan suhu dingin dan pemberian segera larutan penyegar setelah panen atau selama penyimpanan/peragaan dapat memelihara dan meningkatkan mutu serta memperpanjang masa kesegaran bunga (Halevy dan Mayak 1979, Suissuwan 1986, Sacalis 1993, Tirtosoekotjo 1996, Sabari et al. 1997, Amiarsi et al. 2002, Amiarsi et al. 2003). Pemberian larutan penyegar (pulsing dan holding) pada bunga potong dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan energi bunga dalam perkembangan lanjut selama proses transportasi, penyimpanan, dan peragaan. Sedangkan penggunaan suhu rendah atau dingin dapat menghambat proses respirasi dan transpirasi bunga potong, sehingga daya tahan kesegaran bunga dapat lebih panjang. Pengemasan secara umum berfungsi untuk melindungi bunga dari

    dan kondisi lingkungan lainnya yang dapat mempercepat kerusakan bunga; mempermudah penyusunan baik di dalam alat pengangkutan maupun di dalam gudang penyimpanan; dan mempermudah di dalam penghitungan.

    PROSES PENGEMASAN

    Proses pengemasan akan berhasil baik kalau tahapan-tahapan berikut diperhatikan: 1) Bunga dipanen pada pagi hari saat bunga

    masih segar dan udara masih cukup dingin. Bunga yang hendak dipotong, dipilih yang tingkat kemekarannya cukup, tidak terlalu tua atau terlalu muda. Bunga yang dipotong terlalu tua akan mengakibatkan petal/kelopak bunganya cepat layu dan mudah rontok. Bila bunga dipotong saat tingkat kemekaran kurang tua, nantinya bunga tidak mekar penuh. Untuk menentukan tingkat ketuaan bunga dapat dili-hat pada stadia kuncup dengan pucuk helaian petal terluar mulai membuka.

    2) Bunga dipilih yang mempunyai warna indah, mulus, bersih, tidak bernoda, cacat maupun rusak.

    3) Bunga mawar dipotong dengan gunting/pisau yang tajam dengan panjang tangkai bunga 30-80 cm, bergantung dari varietas mawar. Bunga mawar yang telah dipotong, langsung dikelompokkan menurut varietasnya, kemu-dian diikat dalam ikatan besar. Satu ikat berisi 25-30 tangkai. Ikatan dibungkus dengan kertas koran agar tidak mudah kotor dan rontok.

    4) Bunga dalam ikatan besar kemudian diangkut ke ruang penanganan pascapanen dan dima-sukkan ke dalam bak air untuk segera dilaku-kan sortasi, pengkelasan berdasarkan panjang tangkai, kelurusan tangkai, diameter kuncup bunga, serta kesegaran bunga dan daun. Mutu air perlu diperhatikan terutama tingkat kemasaman/pH air, yang kemungkinan besar mengandung garam dan jasad renik penyebab busuk. Selanjutnya di meja grading ikatan dibuka, lalu diadakan pengkelasan bunga potong mawar berdasarkan panjang tangkai yaitu panjang (long), sedang (medium), dan pendek (small).

    5) Segera setelah itu, tangkai bunga direndam sedalam 10 cm pada larutan pulsing yang mengandung 20 ppm perak nitrat + 5% gula tebu + 320 ppm asam sitrat selama 12 jam (Amiarsi et al. 2002).

    Gambar 2. Bent neck pada bunga potong mawar

    Bent neck

  • iptek hortikultura

    13

    Sebelum pengemasan, semua bahan dan kebutuhan disiapkan, meliputi:1) Dooz karton dengan ukuran panjang 78 cm,

    lebar 20 cm, dan tinggi 8 cm dengan lubang ventilasi berdiameter 2 cm sebanyak 3 lubang pada setiap dinding sisi panjang dan 2 lubang pada dinding sisi lebar dan mampu untuk me-nampung 20 tangkai bunga atau 4 ikat bunga potong mawar.

    2) Kertas koran3) Vial atau tube plastik, untuk merendam tangkai

    bunga 4) Plastik polietilen untuk membungkus bunga5) Seal tape untuk pelekat penutup kotak

    karton.6) Selanjutnya dilakukan pengemasan dengan

    tahapan sebagai berikut.a) Setelah tangkai bunga direndam dalam larutan

    pulsing, tangkai bunga direndam dalam vial berisi akuades, kemudian diikat per 5 tangkai (untuk memudahkan perhitungan) dan dibungkus dengan plastik yang panjangnya sesuai dengan ukuran long, medium, small dari masing-masing jenis varietas bunga potong mawar.

    b) Sebelum bunga potong dimasukkan, kotak karton dialasi terlebih dahulu dengan kertas koran supaya keadaan packing padat, sehing-ga tahan terhadap tekanan dari tusukan benda tajam.

    c) Selanjutnya bunga potong mawar dima-sukkan ke dalam kotak karton dalam posisi horizontal dengan ujung kuncup bersilangan. Setelah penuh, sisa kertas koran dilipat atau dibungkuskan pada seluruh tumpukan bunga dalam kotak karton. Kotak karton kemudian ditutup dengan seal tape sehingga benar-benar tertutup rapat. Bunga potong yang sudah siap kemas dapat disimpan dan diangkut ke tempat pemasaran.Pada pengiriman jarak jauh, pengangkutan

    bunga biasanya dilakukan dalam kemasan dooz/karton ( ) berventilasi, yang kuat menahan beban tumpukan dan mempunyai sirkulasi udara yang baik. Menurut Nowak (1990) luas areal ventilasi sebaiknya berkisar antara 4-5%

    dari luas dinding kemasan. Amiarsi et al. (2003) menggunakan kemasan kotak karton dengan single corrugated berukuran 78x20x8 cm, dengan lubang ventilasi berdiameter 2 cm sebanyak 3 lubang pada setiap dinding sisi panjang dan 2 lubang pada dinding sisi lebar. Pengangkutan bunga potong mawar dapat menggunakan mobil boks berpendingin pada suhu 5-10oC. Setelah pengangkutan selama 20 jam, tidak terjadi

    kesegaran bunga tetap terpelihara.

    Bunga potong mawar memerlukan larutan penyegar untuk dapat mencapai tingkat kemekaran maksimal, dan suhu penyimpanan yang lebih rendah untuk memperpanjang masa kesegaran pada saat pemajangan. Penggunan larutan penyegar sangat nyata menentukan masa kesegaran dan persentase kemekaran bunga. Hal ini disebabkan karena air dan karbohidrat dalam larutan tersebut tersedia sebagai cadangan bahan makanan untuk kelangsungan proses metabolisme bunga selama peragaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kemekaran bunga tertinggi dihasilkan dari perlakuan perendaman awal dalam larutan penyegar yang dilanjutkan dengan perendaman dalam vial berisi akuades dan pengemasan dalam kotak karton berukuran 78x20x8 cm berkapasitas 20 tangkai bunga serta pengangkutan dengan mobil boks pendingin dengan suhu 5-10oC selama 20 jam, yaitu 100%. Tingginya persentase kemekaran bunga potong tersebut disebabkan oleh cadangan karbohidrat yang dibutuhkan cukup untuk tersedia proses respirasi. Selanjutnya energi hasil respirasi digunakan untuk kemekaran bunga. Adanya perak nitrat dan asam sitrat turut berperan dalam mencegah sumbatan pada batang atau tangkai, sehingga penyerapan larutan tidak terganggu. Umur peragaan atau masa kesegaran bunga yang terendah dihasilkan dari perlakuan perendaman awal yang dilanjutkan dengan pengemasan kering yang diangkut selama 20 jam, yaitu 2,8 hari. Masa kesegaran bunga tertinggi dihasilkan dari bunga potong mawar setelah dilakukan perendaman awal yang dilanjutkan dengan perendaman dalam vial isi akuades, pengemasan, dan pengangkutan selama 20 jam sebesar 9,3 hari. Lamanya umur peragaan bunga potong mawar disebabkan bunga yang

  • No. 5 - September 2009

    14

    telah dipotong dari tangkainya masih melakukan aktivitas metabolisme dan selanjutnya diberi perlakuan perendaman awal sebelum pengemasan dan pengangkutan (Halevy dan Mayak 1979). Perak nitrat berfungsi sebagai penghambat atau pencegah pertumbuhan bakteri dan adanya asam sitrat didalam larutan perendam sebelum pengemasan dan pengangkutan sangat berperan dalam menunda kelayuan dan memperpanjang masa kesegaran bunga. Adanya perak nitrat dan gula pasir akan mempercepat mekarnya kuncup dan memperpanjang masa kesegaran bunga, sedangkan gula pasir merupakan penyedia karbohidrat yang berfungsi sebagai sumber energi untuk aktivitas respirasi dan metabolisme bunga (Halevy dan Mayak 1981, Ketsa dan Boonrote 1990). Dengan demikian adanya kandungan gula yang tinggi dalam larutan perendam memungkinkan ketersediaan karbohidrat yang cukup banyak untuk aktivitas respirasi bunga potong, sehingga masa kesegarannya dapat lebih lama dipertahankan. Pada pengemasan kering tanpa perendaman awal selama peragaan setelah pengangkutan hanya menggunakan akuades saja, kebutuhan akan karbohidrat bagi perkembangan bunga hanya diperoleh dari hasil fotosintesis yang semula terdapat pada batang atau tangkai dan organ lainnya sebelum bunga tersebut dipotong. Di Indonesia, para petani bunga tidak melakukan penyimpanan. Petani hanya memasok bunganya kepada pedagang pengumpul. Beberapa pengusaha bunga melakukan penyimpanan bunga mawar dalam ruang bersuhu 5-10oC, dengan cara merendam ujung tangkai bunga pada wadah berisi air yang sebelumnya dilakukan perendaman larutan penyegar, di mana ujung tangkai bunga direndam dalam larutan penyegar selama 2 jam segera setelah panen. Dengan sistem penyimpanan seperti ini tekanan turgor pada bunga dapat lebih terjaga, sehingga kesegaran bunga lebih terpelihara.

    Pengemasan basah di lakukan dengan merendam ujung tangkai bunga dengan air atau larutan penyegar selama dalam pengangkutan dan penyimpanan. Air atau larutan pengawet yang diperlukan bunga ditempatkan dalam kantong plastik atau tube plastik dengan penutup karet dan ditempatkan pada setiap ujung tangkai bunga

    atau dapat pula menggunakan kapas yang sudah dibasahi air dan kemudian ditempatkan pada ujung tangkai bunga, kemudian dibungkus dengan kantong plastik/aluminium foil dan diikat kuat. Setelah itu, setiap 5 tangkai bunga dibungkus dengan plastik dan dimasukkan ke dalam kotak pengemas. Menurut Sacalis (1993) dan Amiarsi et al. (2002) pembungkusan bunga potong mawar dengan kertas/koran atau plastik dalam pengemasan dan penyimpanan dapat melindungi

    Gambar 3. Pengemasan bunga potong mawar dengan koran dalam kotak karton

    Pengemasan kering pada bunga mawar biasanya banyak dilakukan di daerah beriklim subtropis. Setelah dipanen, ujung tangkai bunga mawar direndam dalam larutan yang mengandung 500 mg/l asam sitrat atau chrysal RVB selama 2-4 jam, dan kemudian disimpan pada suhu 0-1oC (Hofman 1988 dan Nowak 1990). Namun demikian, cara ini tidak dilakukan untuk jenis-jenis mawar di daerah tropis seperti di Indonesia. Selain terlalu mahal juga dapat menyebabkan chilling injury pada kuntum bunga.

    KESIMPULAN

    Bunga potong mawar yang tangkainya direndam dalam larutan penyegar yang dilanjutkan dengan perendaman dalam vial berisi akuades yang dikemas dalam kotak karton berukuran 78x20x8 cm berkapasitas 20 tangkai bunga dalam posisi horizontal dengan ujung kuncup bersilangan

  • iptek hortikultura

    15

    selama pengangkutan 20 jam pada suhu 5-10oC berpengaruh pada masa kesegaran bunga, persentase kemekaran bunga, dan tidak dijumpai adanya kerusakan.

    IMPLIKASI

    Dengan teknik pengemasan mutu bunga dapat dipertahankan dan diperpanjang masa kesegarannya setelah pengangkutan. Selanjutnya teknik pengemasan ini dapat dipergunakan sebagai perlakuan pada bunga potong mawar yang akan dikirim ke daerah konsumen yang jaraknya jauh dari sentra produksi.

    PUSTAKA

    1. Amiarsi D, Yulianingsih, Murtiningsih dan Sjaiful-lah. 2002. Penggunaan Larutan Perendam Pulsing untuk Mempertahankan Kesegaran Bunga Ma-war Potong Idole dalam Suhu Ruangan. J. Hort. 12(3):178-183.

    2. __________________, dan Sjaifullah. 2003. Pengaruh Larutan Perendaman dalam Pengemasan dan Pengangkutan Bunga Mawar Potong. J. Hort. 12(4):263-269.

    3. BPS. 2007. Statistik Hortikultura. Badan Pusat Satistik. Jakarta.

    4. Budhiarti, R.A. 2004. Rekayasa Komposisi Media Tanam dan Formula Hara serta Pengaruhnya terhadap Hasil dan Kualitas Mawar Pot. Skripsi. Fakultas Pertanian UNSIL, Tasikmalaya.

    5. Halevy, A.H. and S. Mayak. 1979. Senescence and Postharvest Physiology of Cut Flower-part. 1. Hort. Rev. 1:204-236.

    6. ______________________. 1981. Senescence and Postharvest Physiology of Cut Flower-part. 2. Hort.Rev. 3:39-143.

    7. Hofman, N. 1988. The Importance of Preshipment Treatments. International Floriculture Seminar. Amsterdam Pathfast Pub. Essex. P109-115.

    8. Ketsa, S dan A. Boonrote. 1990. Holding Solutions for Maximating Bud Opening and Vaselife of Dendrobium Youppadeewan Flowers. J.Hort.Sci.65(1):41047.

    9. Nowak, J. and R.M. Rudnicki. 1990. Postharvest Handling and Storage of Cut Flowers, Florist Green, and Potted Plants. Duncan. A.A (Ed). Timber Press. Oregon.

    10. Sabari, SD., Yulianingsih, B. Trisna, dan Sunar-mani. 1997. Komposisi Larutan Perendam untuk Menjaga Kesegaran Bunga Mawar Potong dalam Vas. J. Hort. 7(3):818-828.

    11. Sacalis. J. N., 1993. Cut Flowers Prolonging Fresh-ness. Postproduction Care and Handling. Edited by Joseph. L. Seals (second edition). Ball Publishing. Batavia, Illionis USA.

    12. Suissuwan. C. 1986. Effect of Preservation Solutions on Quality and Vase Life of Dendrobium youppadee Wan Spray. In. Vacharotayam S. (Ed). Proceeding of the sixth ASEAN Orchid Congress Seminar, Bangkok, Thailand 10-12 November 1986. Poster Session pp. 116-119.

    13. Sutater, T., dan Darliah, 1994. Hasil Penelitian Mawar Selama Pelita VI. Makalah Pembahasan Hasil Penelitian Selama Pelita VI di Segunung 27-29 Juni 1994.

    14. Tirtosoekotjo. 1996. Peranan Larutan Sukrosa terhadap Kesegaran Bunga Mawar Selama Penyim- panan Suhu Dingin. J.Hort. 6(1):100-104.

    Amiarsi, D.Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

    Pascapanen PertanianJl. Tentara Pelajar No. 12 Cimanggu-Bogor. 111610