tek mei 2012 v3_3

Upload: fantau

Post on 05-Apr-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3

    1/24

  • 7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3

    2/24

    Un

    RK

    GJaTE Ti

    tuk informasi

    daksi Tinjamenterian

    dung Sjafrulan Lapangalepon. 021-ail : tinjaua

    jauan Ekono

    lebih lanjut h

    uan EkonoKoordinator

    ddin Prawiran Banteng T521843, Fa.ekon@gm

    i dan Keuanga

    bungi :

    i dan KeuBidang Pe

    negara (d.h.imur No. 2-4. 021-3521il.com

    n dapat didow

    nganekonomian

    Gd. PAIK II)Jakarta, 1036

    load pada web

    Lantai 410

    site www.ekon.go.id

    ISSIS N 2088-31SN 2088-3 353

  • 7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3

    3/24

    KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

    TINJAUAN EKONOMI DAN KEUANGAN

    VOLUME 2 NOMOR 5 MEI 2012

    Tinjauan Ekonomi dan Keuangan diterbitkan dalam rangka meningkatkan pemahaman pimpinan daerah terhadapperkembangan indikator ekonomi makro dan APBN, sebagai salah satu Direktif Presiden pada retreat di Bogor, Agustus 2010

    REDAKSIPembina Menteri Koordinator Bidang

    Perekonomian

    Pengarah Sekretaris Kementerian

    Koordinator BidangPerekonomian

    Deputi Ekonomi Makro dan

    Keuangan

    Koordinator Bobby H. Rafinus

    Kontributor Tetap Edi Prio Pambudi M. Edy Yusuf Mamay Sukaesih Tri Kurnia Ayu Rista Amallia Windy Pradipta Arin Puspa Nugrahani Ruth Nikijuluw Ahmad Fikri Aulia Alexcius Winang Komite Kebijakan KUR

    Kontributor Edisi Ini Gede Edy Prasetya Tim Pemantauan dan

    Pengendalian Inflasi Lembaga PengembanganInovasi dan Kewirausahaan-ITB

    Para Pemenang AnugerahInovasi Jawa Barat 2011

    Para Pemenang Jabar ICTAward 2011

    Tinjauan Ekonomi dan Keuangandapat didownload pada website

    www.ekon.go.id

    Editorial 1

    Rubrik Agenda Koordinasi Pengetatan Ekspor Komoditas Barang Tambang 2

    Rubrik Ekonomi Makro Surplus Perdagangan Kuartal I-2012 Tertekan 3 Perkembangan Inflasi April 2012 4 Tantangan Pencapaian Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Pengangguran Indonesia Februari 2012 Menurun 6 Defisit Neraca Pembayaran Triwulan II-2012 Membaik 7

    Rubrik Ekonomi Internasional Sedikit Pilihan Bagi Yunani 8

    Rubrik Keuangan Kebijakan Bank Sentral Dalam Rangka Mendorong Fungsi

    Intermediasi Perbankan 9

    Rubrik APBN Membangun Bangsa Melalui Pengeluaran Bidang Penelitiandan Pengembangan 10

    Rubrik Kebijakan dan Regulasi Ekonomi Kondisi Ketenagakerjaan Indonesia 11

    Rubrik Utama Wawancara dengan LPIK- ITB: Peran Pendidikan dalam

    Mengembangkan Inovasi 13 Wawancara dengan PT Dirgantara Indonesia: Bagaimana

    Membangun Inovasi Teknologi 14 Mengurai Fakta Proses Inovasi di Jawa Barat 15 Merancang Provinsi Jawa Barat yang Berbasis Inovasi 17

    Rubrik Penyaluran KUR Realisasi Penyaluran KUR April 2012 19

    Rubrik Ekonomi Daerah Peran Pemerintah Daerah Dalam Mengembangkan Inovasi 20

    Opini Pakar Inovasi dan Pertumbuhan Ekonomi dalam MP3EI 21

    DAFTAR ISI

  • 7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3

    4/24

    Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012 1

    E DITORIAL Ekonomi global menunjukan gejalayang kurang kondusif selama bulan

    Mei 2012. Situasi ini dipicu olehketidakpastian politik di Yunani yangselanjutnya menurunkan peringkatobligasi negaranya ke tingkat yangmakin rendah yaitu CCC. Selain itu

    juga oleh penurunan peringkatbeberapa bank Spanyol.Pengumuman turunnyapertumbuhan Cina dan India padakuartal I-2012 dari proyeksi semula

    juga menambah daftar sentimennegatif di pasar modal dan pasarkeuangan dunia.

    Dalam situasi global yang kurangmenguntungkan tersebutpertumbuhan ekonomi Indonesiapada triwulan I/2012 relatif tangguhmencapai 6,3%. Komponenpertumbuhan yang menurun cukup

    tajam dibanding proyeksi adalahekspor. Kegiatan ekonomi globalyang melambat telah menurunkanharga komoditi sumber daya alamyang sebagian merupakan komoditiunggulan ekspor Indonesia sepertiCPO, karet, timah, migas danbarang-barang mineral hingga Mei2012. Perkembangan harga minyak Indonesia (ICP) yang cenderung

    Indikator Ekonomi

    Indikator Apr 2012Mar 2012 Indikator

    Mar 2012

    Feb2012

    Inflasi (% yoy) 4,50% 3,97% Utang Pemerintah* (USD milyar) 202,55 203,08

    Indeks Harga Saham Gabungan 4.180,73 4.121,55 Ekspor (USD miliar) 17,3 15,7

    Harga Minyak ICP (USD per barel) 124,63 128,14 Impor (USD miliar) 16,4 14,9

    Indeks Harga Perdagangan Besar 189,45 188.54 Wisatawan Mancanegara (ribu orang) 658,6 592,5

    Cadangan Devisa* (USD milyar) 116,41 110,49 Suku Bunga Kredit Modal Kerja Bank (%) 12,01 12,02

    Nilai Tukar Petani 104,71 104,68 Belanja Negara APBN-P 2012 (Rp. Tr)* 1.548,3

    Nilai Tukar (Rp/USD) 9.169 9.153 Pendapatan Negara APBN-P 2012 (Rp. Tr)* 1.358,2

    Pertumbuhan Ekonomi Tw.1-2012 (%) 6,30 Tingkat Kemiskinan (Sept, 2011) (%) 12,36%Tingkat Pengangguran (Feb. 2012) (%) 6,32 Neraca Keseluruhan NPI 2011 (USD miliar) -1,03

    *kumulatif, NPI : Neraca Pembayaran Indonesia

    menurun memberikan sinyalkecilnya kemungkinan kenaikanharga BBM dalam tahun 2012.

    Dalam konteks inovasi,ketidakpastian perkembanganekonomi dapat menghambatpengembangan teknologi baru. Padaartikel Innovation and Economic Growth oleh Nathan Rosenberg(2004), Profesor Emeritus StanfordUniversity, diungkapkan pentingnya

    suatu produk innovasi teknologidapat dipasarkan. Biaya besar yangdikeluarkan selama prosespenelitian perlu diikuti denganperhitungan yang cermat akan nilai

    jual produk yang akan dihasilkan.Salah satu contoh produk yangberkinerja baik dari segi teknologinamun buruk di segi ekonomiadalah pesawat Concorde. Jumlah

    pesawat yang terjual belummenutup biaya penelitian danpengembangannya.

    Masalah tersebut di atas menjadipenyebab terpenting belumterjalinnya kerjasama antaralembaga litbang dan perguruan tinggidengan dunia industri di Indonesia.Penyebab lain adalah komunikasi.

    Hal ini terungkap dalam ForumDiagnosa Ekonomi di Institut

    Teknologi Bandung. Untuk melakukan mediasi lingkunganakademik dengan dunia industrimaka telah dibentuk LembagaPengembangan Inovasi danKewirausahaan ITB dua tahun yanglalu. Lembaga tersebut saat inimengembangkan empat programdalam rangka komersialisasi inovasidiantaranya program inkubator dankonsultasi bisnis serta programinformasi dan konsultasi hak kekayaan intelektual.

    Inovasi tidak hanya terbatas padateknologi namun juga perilaku.Inovasi perilaku yang dimulai denganperubahan mental model (caraberfikir) akan meningkatkanpemanfaatan teknologi baru. Hal ini

    dapat ditempuh denganmengembangkan organisasipembelajar ( learning organization)pada semua strata lingkungan.Profesor Rosenberg memberikancontoh pesatnya perkembanganturisme terutama setelah adanyapemanfaatan teknologi informasikhususnya internet dan website.(BHR)

  • 7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3

    5/24

    2 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012

    Rubrik Agenda Koordinasi

    Pengetatan Ekspor Komoditas Barang Tambang

    Pemerintah telah menerbitkan

    aturan bea keluar bagi 65 komoditastambang rata-rata sebesar 20 %.Aturan tersebut mulai berlaku padatanggal 16 Mei 2012. Kebijakantersebut hanya diberlakukan untuk ekspor barang mentah atau biji-bijian sedangkan untuk ekspor batubara tidak masuk. Komoditas barangtambang yang dikenakan bea keluarantara lain 21 mineral logam, 10

    mineral bukan logam dan 34 batuan.Tujuan utama aturan ini adalahuntuk mengendalikan eksporproduk pertambangan baik dari sisiekstraksi maupun sistem pelaporanekspor. Aturan ini juga bertujuanuntuk mencegah eksploitasi

    kekayaan alam secara besar-besaran

    dan kerusakan lingkungan.Pengenaan bea keluar terhadapkomoditas barang tambang bukandimaksudkan untuk menambahpenerimaan negara. Melainkansebagai salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambahkomoditas barang tambang tersebutdalam industri nasional;pengembangan smelter ataupengolahan didalam negeri sehinggamenambah terbukanya peluangpekerjaan untuk masyarakat.Dengan pemberlakuan bea keluarsebesar 20%, perusahaan tambangakan terpacu untuk menyiapkanrencana pembangunan pabrik

    pengolahan dan pemurnian (smelter )

    komoditas tambang. Kegiatanpengolahan dan pemurnian mineralini akan memberikan nilai tambahpada industri dalam negeri sekaligusmengurangi impor produk mineralturunan. Potensi penerimaan negaradari pengenaan bea keluar sekitarRp. 18 triliun per tahun.

    Pengenaan bea keluar untuk produk tambang berpotensi menurunkan

    nilai ekspor nonmigas dalam jangkapendek tetapi membawa dampak positif bagi industri nasional denganmemacu hilirisasi yang akanmeningkatkan produksi dalamnegeri, meningkatkan kesempatankerja, dan penerimaan negara.(Mamay)

    Tabel 1. 65 Produk Pertambangan yang Diatur Ekspornya

    Sumber: Permendag No. 29/M-Dag/Per/5/2012

  • 7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3

    6/24

    Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012 3

    Rubrik Ekonomi Makro

    Menutup kuartal pertama tahun2012, pertumbuhan impor

    Indonesia bergerak lebih tinggidibandingkan ekspor. Selama Januarihingga Maret 2012, impor tumbuh18,2% (yoy) melebihi ekspor yanghanya tumbuh 7,1% (yoy). Kondisiini berimbas pada surplus neracaperdagangan menjadi minus 58,9%(yoy) dari USD 6,5 miliar padakuartal I-2011 menjadi hanya USD2,7 miliar pada kuartal I-2012.

    Secara nominal, pada Maret 2012,realisasi ekspor sebesar USD 17,3miliar dan impor sebesar USD 16,4miliar, menghasilkan surplusperdagangan sebesar USD 840 juta.Surplus perdagangan ini hanya 46%dibandingkan surplus perdaganganMaret tahun lalu.

    Selama kuartal I tahun 2012, ekspor

    sektor industri Indonesia yangberkontribusi sebesar 60% daritotal ekspor hanya tumbuh 2,7%(yoy) sebesar USD 29 miliar.Pertumbuhan ini jauh lebih rendahdibandingkan pertumbuhan eksporindustri tahun lalu yang tumbuh34,3% (yoy). Pertumbuhan eksporsektor tambang juga turun dari11,7% (yoy) pada kuartal I-2011

    menjadi 9,3% (yoy) pada kuartal I-2012. Ekspor sektor pertanianbahkan tumbuh negatif, minus 2,9%(yoy) dibandingkan pertumbuhantahun sebelumnya yang mencapai22,8%(yoy). Pengaruh krisis globalpada pertumbuhan volumeperdagangan dunia, memerlukanupaya keras meningkatkan dayasaing komoditas ekspor. Penurunan

    pertumbuhan ekspor tiga sektorandalan ini harus dicermati

    Surplus Perdagangan Kuartal I-2012 Tertekan

    mengingat besarnya kontribusisektor itu mencapai 52% pada

    perekonomian nasional. Prosespeningkatan daya saing sekaligusdiharapkan dapat meningkatkan nilaitambah pada perekonomian.

    Berdasarkan golongan barang, padaMaret 2012, kenaikan eksporterbesar terjadi pada kelompok lemak dan minyak hewan nabati;tercatat naik sebesar USD 670,1

    juta dibandingkan bulan sebelumnya.Kenaikan ini, salah satunya,didorong oleh kenaikan eksporCPO setelah pada bulan Februarimengalami penurunan akibatkenaikan bea keluar ekspor CPO.Pada Maret 2012, bea keluar eksporCPO ditetapkan sama dengan bulanFebruari yaitu 16,5%. Penyesuaianyang dilakukan produsen akankenaikan bea keluar sejak bulankemarin telah berhasilmeningkatkan ekspor CPO.

    Selama kuartal I-2012, impor barangmodal tercatat tumbuh lebih tinggidibandingkan dengan pertumbuhanimpor barang konsumsi dan bahanbaku penolong. Impor barang modal

    pertumbuhan pada periode yangsama tahun 2011 masing-masing

    48,2% dan 31,3% (yoy).Pertumbuhan impor barang modalyang tinggi telah memperbesar porsiimpor golongan barang tersebutdari 17,8% pada kuartal I-2011menjadi 20,4% pada periode yangsama tahun 2012. Namun demikian,impor terbesar masih berasal darikomoditas bahan baku penolong(72,3%) untuk kebutuhan industri.

    Pergerakan nilai tukar Rupiah yangcenderung stabil dan terdepresiasipada Maret 2012 memberi dampak positif pada kinerja ekspor. Selainitu, sejumlah kebijakan seperti pajak ekspor tambang dan impor produk hortikultura yang berlaku Mei 2012

    juga diharapkan dapat mendorongpengembangan sektor hilir kedua

    komoditas. Kebijakan perdaganganyang terus diupayakan olehPemerintah diharapkan dapatmenstimulus produksi danmeningkatkan daya saing produk dalam negeri. (Tri Kurnia)

    Perkembangan Ekspor Impor 1tumbuh 35,6% (yoy)lebih tinggi

    dibandingkanpertumbuhan tahunsebelumnya yanghanya tumbuh 15,8%(yoy). Sedangkanimpor barangkonsumsi dan bahanbaku penolong, untuk periode yang sama,hanya tumbuh 4,7%

    dan 15,5% (yoy) lebihrendah dibandingkan

  • 7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3

    7/24

    4 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012

    Rubrik Ekonomi Makro

    Perkembangan Inflasi April 2012

    Inflasi IHK April 2012 dilaporakan

    sebesar 0,21% (mtm) atau 4,5%(yoy), meningkat dari posisi 0,07%(mtm) atau 3,97% (yoy) pada Maret2012, Peningkatan inflasi April initerutama bersumber dari kelompok volatile food .

    Komponen volatile food mengalamiinflasi sebesar 0,07% (mtm) padaApril 2012 berbeda dari pola

    historis tahun-tahun sebelumnyayang cenderung deflasi setiap April.Sebagai penyebab utama adalahtertahannya koreksi harga berassaat masa panen raya dan karenaterbatasnya pasokan komoditasaneka bumbu khususnya bawangputih dan cabai rawit. Namundemikian, upaya stabilisasi hargaberas cukup kuat, seperti gencarnya

    operasi pasar selama empat bulanpertama tahun ini. Upaya ini cukupdapat meminimalisir kenaikantersebut.

    Realisasi inflasi inti (core inflation)

    pada April 2012 relatif terkendalisebesar 4,24% (yoy) atau 0,23%(mtm) sedikit melambat dari bulansebelumnya (4,24% yoy atau 0,20%mtm). Inflasi inti yang relatif stabilkarena minimalnya tekananpermintaan domestik, penurunanharga emas internasional sertaindikasi meredanya ekspektasi inflasipaska pembatalan rencana kenaikanharga BBM pada 1 April 2012.

    Inflasi kelompok administered prices menjadi 0,32% (mtm) atau 3,08%(yoy) meningkat dari bulansebelumnya, 0,24% (mtm) atau 2,92%(yoy). Kenaikan harga Pertamaxakibat lonjakan harga minyak globaldan kenaikan harga rokok karenamasih dibawah patokan harga jual

    eceran (HJE) menjadi penyulut inflasikelompok ini.

    Faktor risiko tekanan inflasi kedepan diyakini relatif moderat.

    Perkembangan Inflasi 2

    Untuk mengendalikan BBM

    bersubsidi, pemerintah telahmelakukan 5 kebijakan subsidi, yaitu(1) seluruh kendaraan operasionalPemerintah dan BUMN harusmenggunakan BBM non subsidi (2)mempercepat program konversibahan bakar minyak menjadi bahanbakar gas (3) usaha perkebunan danpertambangan dilarangmenggunakan BBM bersubsidi (4)

    melarang PLN membangunpembangkit listrik baru berbasisBBM, dan menggantikan yang adadengan non BBM (5) kebijakanpenghematan listrik dan air padagedung-gedung pemerintahan.

    Sebagai antisipasi potensi tekananinflasi, langkah-langkah penguatankoordinasi kebijakan di daerahmelalui forum TPID terus digalakandalam aspek komunikasi kebijakanand pemberian insentif. Pada tanggal20 Mei 2012 digelar RapatKoordinasi Nasional (Rakornas) IIITim Pengendalian Inflasi Daerah(TPID) di Jakarta. Rakornasberhasil mencapai 3 komitmenpenting : (1) mempercepatimplementasi Sistem Resi Gudang(SRG) di berbagai daerah, (2)memperluas akses informasi hargapangan dan mendukungpengembangan pusat informasiharga pangan strategis (PIHPS), dan(3) memperkuat kelancaranperdagangan antar daerah untuk mewujudkan stabilitas harga didaerah. (Mamay)

    Referensi: Analisis Inflasi, Tim Pemantauan dan

    Pengendalian Inflasi (TPI)

  • 7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3

    8/24

  • 7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3

    9/24

    Rubrik Ekonomi Makro

    6 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012

    Pengangguran Indonesia Februari 2012 Menurun

    Kesejahteraan masyarakat suatunegara dapat terwujud melaluipeningkatan penciptaan lapangankerja di dalam perekonomian.Ditengah ketidakpastian danpengaruh krisis global pada sejumlahnegara, Indonesia dinilai mamputumbuh memberikan kesempatankerja bagi masyarakatnya.

    Kondisi ini tercermin dari keadaanketenagakerjaan yang terus

    membaik. Rilis terakhir BPSmenunjukkan keadaanketenagakerjaan Indonesia yangsemakin baik dengan adanyapeningkatan jumlah angkatan kerja,

    jumlah penduduk bekerja, sertapenurunan tingkat pengangguran.

    Pada Februari 2012, jumlahangkatan kerja Indonesia mencapai

    120,4 juta orang dengan jumlahpenduduk bekerja sebesar 112,8 juta orang. Dengan demikian, jumlahpenduduk yang menganggur tercatatsebanyak 7,6 juta orang atau turunsekitar 90 ribu orang dibandingkanAgustus 2011. TingkatPengangguran Terbuka (TPT)Februari 2012 pun turun menjadi6,32 persen, lebih rendah

    dibandingkan TPT Agustus 2011sebesar 6,56 persen. Namundemikian, indikator TingkatPartisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

    justru turun 0,3 % yaitu sebesar69,66%.

    Meskipun tingkat pengangguranterbuka terus turun, terdapatkekhawatiran terkait kualitasketenagakerjaan Indonesia. Salahsatu hal yang menjadi perhatianadalah jumlah pekerja tidak penuhwaktu (kurang dari 35 jam kerja)

    yang justru semakin bertambah.Berdasarkan data BPS, komposisi

    jumlah pekerja tidak penuh waktuterhadap total pekerja telahmeningkat dari 30,7 persen padaFebruari 2011 menjadi 31,5 persenpada Februari 2012 atau meningkatsekitar 1,36 juta orang. Peningkatanini bersumber dari peningkatan

    jumlah pekerja paruh waktusebanyak 2,22 juta orang yang

    diimbangi dengan penurunan jumlahpekerja setengah penganggur sekitar860 ribu orang. Terdapatkemungkinan perpindahan daripekerja setengah penganggur kekelompok pekerja paruh waktu.

    Kondisi ini semakinmengkhawatirkan mengingatpekerja paruh waktu adalahkelompok pekerja yang tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaanlainnya. Di sisi lain, pada periodeyang sama, jumlah pekerja penuhwaktu bertambah namun dengan

    jumlah yang lebih sedikit yaitu hanya160 ribu orang. Dengan demikian,terdapat kekhawatiran peningkatan

    jumlah pengangguran terselubung.

    Selain itu, permasalahan klasik ketenagakerjaan seperti tingkatpendidikan pekerja yang rendah jugadapat mempengaruhi kualitas tenagakerja Indonesia. Jumlah populasi danbonus demografi Indonesia yangbesar harus didukung denganpeningkatan kualitas pekerja sebagifaktor input produksiperekonomian. Sayangnya, pekerja

    dengan tingkat pendidikan tertinggiSD ke bawah masih mendominasitenaga kerja Indonesia denganproporsi sekitar 49% dari totalpekerja.

    Menurut lapangan pekerjaan utama,pada Februari 2012, mayoritasangkatan kerja Indonesia bekerja disektor pertanian yaitu 36,5% daritotal angkatan kerja. Namundemikian, porsi ini cenderung turundibandingkan Februari 2011 yangmencapai 38,2%. Di sisi lain,peningkatan jumlah pekerja terjadipada sektor industri, kontruksi,perdagangan, keuangan, dan jasamasyarakat. (Tri Kurnia)

    Tingkat Pengangguran (%) 4

  • 7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3

    10/24

    Rubrik Ekonomi Makro

    Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012 7

    Defisit Neraca Pembayaran Triwulan I-2012 Membaik

    Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)triwulan I-2012 menunjukkanperbaikan meskipun masihmengalami defisit sebesar US$ 1,03miliar, dibandingkan dengan triwulanIV-2011 yang mengalami deficitsebesar US$ 3,7 miliar. Perbaikankinerja NPI berpengaruh padameningkatnya cadangan devisamenjadi US$ 110,5 miliar pada akhirMaret 2012 yang setara dengan 6,2bulan kebutuhan impor danpembayaran utang luar negeripemerintah.

    Perbaikan kinerja NPI padatriwulan I-2012 didukung olehsurplus neraca transaksi modal danfinansial yang tercatat sebesarUS$2,2 miliar. Meningkatnya surplustersebut bersumber darimeningkatnya aliran modal masuk dalam bentuk portofolio. Investasiportofolio asing kembali mengalir,sebagian besar dalam bentuk pembelian surat berharga negaraberdenominasi valuta asing, diikutioleh pembelian saham dan suratberharga swasta, seiring persepsipasar yang positif terhadapperekonomian domestik. Selain itu,investasi langsung PMA dan

    penarikan utang luar negeri swasta juga masih cukup tinggi masing-masing tercatat sebesar US$ 4,6miliar dan US$ 7,9 miliar. Haltersebut didukung oleh stabilitasmakroekonomi domestik yangterjaga.

    Berbeda dengan kinerja transaksimodal dan finansial yang membaik,transaksi berjalan mengalamipeningkatan defisit menjadi sebesar

    US$ 2,9 miliar pada triwulan I-2012.Ini merupakan defisit tertinggisemenjak tahun 2009. Pelebarandefisit tersebut dikarenakanpertumbuhan impor yang melebihiekspor. Permintaan domestik yangmeningkat terutama untuk kebutuhan investasi memicupeningkatan impor ditengahmelemahnya permintaan global.

    Berdasarkan data BPS, neracaperdagangan selama triwulan I-2012tercatat surplus sekitar US$ 2,7miliar, hampir sepertiga daritriwulan I-2011 yang sebesar US$6,6 miliar. Perkembangan inimencerminkan kecenderunganmelemahnya permintaan mitradagang utama Indonesia di tahun2012.

    Neraca perdagangan selamatriwulan I-2012 menunjukkanmasih kuatnya potensi eksporbukan minyak dan gas dalammempertahankan surplus neracaperdagangan. Surplus neracaperdagangan non migas tercatatsebesar US$. 3,12 miliar sementaraneraca perdagangan migasmengalami defisit sebesar US$ 0,44miliar. Komoditi yang memilikikontribusi besar antara lain batu

    bara, minyak sawit dan TPT (tekstildan produk tekstil). Impor minyak yang terus meningkat selamatriwulan I-2012 terkait dengansemakin lebarnya perbedaan hargabensin yang disubsidi (Premium)dengan harga bensin komersial(Pertamax). Perbedaan tersebutmeningkat dari Rp 3.850 padaakhir Desember 2011 menjadi Rp

    5.700 pada awal April 2012. Tantangan yang perlu diantisipasidalam beberapa bulan kedepanadalah menjaga defisit transaksiberjalan agar tidak melonjak. Padatriwulan I-2012, defisit transaksiberjalan tercatat sebesar -1,3%terhadap PDB. (Mamay dan Windy)

    Perkembangan Neraca Pembayaran 5 Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial 6

  • 7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3

    11/24

    Rubrik Ekonomi Internasional

    8 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012

    Pemilu Yunani yang akan

    diselenggarakan bulan depanmerupakan bentuk lain darireferendum untuk menentukan nasibYunani sebagai anggota Uni Eropa.Wacana keluarnya Yunani bukanlahhal baru khususnya semenjak negaratersebut terancam gagal bayar atasutang negaranya yang jauh melebihikriteria Maastricht (60% dari PDB).Berbagai upaya penyelamatan yangdilakukan oleh para pemimpin UniEropa juga tidak menunjukkan hasilyang signifikan.

    OECD menilai permasalahan krisisEropa termasuk krisis Yunani akanmenyebabkan pertumbuhan UniEropa turun menjadi 0,1% tahun ini.Prediksi serupa oleh Oxford Economicsbahwa tahun 2012 sebagaitahun puncak krisis Yunani.

    Risiko memburuknya krisis Eropatetap ada terutama apabilakonsolidasi fiskal dan reformasistruktural tidak berhasil dilakukan.Dengan skenario tersebut, Oxford Economicsmemperkirakanpertumbuhan Uni Eropa akan anjlok hingga sekitar -6% pada tahun 2014(Eurozone Break Up). MenurutBambang Prijambodo, Staf Ahli

    Menteri Bappenas , bila komunitas

    Eropa itu ambruk, pemulihannya akansangat lama karena saat ini semuanegara menghadapi kendala finansial .Oleh karena itu, solusi ekonomiEropa adalah dikeluarkannya Yunanidari Uni Eropa.

    Gagasan Yunani keluar darikomunitas Eropa disampaikanberbagai ekonom dunia sepertiNouriel Roubini yang masyur karena

    meramal krisis global 2008. Roubinimeyakini hal tersebut tidak hanyamenjadi solusi bagi Kawasan Eropamelainkan juga untuk kebaikanpemulihan ekonomi Yunani itusendiri. Menurut Roubini, denganmeninggalkan Kawasan Eropa dankembali pada skema mata uangnasional drachma, Yunani dapatdengan mudah mendepresiasi mata

    uangnya untuk meningkatkan dayasaing sebagai kunci pemulihanekonomi.

    Namun demikian, keputusankeluarnya Yunani sangat sulitdilakukan karena akan disertaipergolakan politik dan sosial. Tidak hanya Yunani, perekonomianKawasan Eropa dan perekonomianglobal juga akan terkena dampak dari

    Keluarnya Yunani dari Uni Eropa juga

    bukan akhir dari segala permasalahan.Meskipun perekonomian Yunanihanya sekitar 2% dari PDB KawasanEropa, fenomena keluarnya Yunanibukanlah hal kecil. Jika gagal melunasiutang dan memperoleh suntikan danatambahan, pemerintah Yunani akankesulitan membayar jaminan sosialdan kewajiban lainnya seperti gajipegawai negerinya. Sebagai reaksiturunnya pendapatan danmengantisipasi depresiasi drachma,masyarakat telah melakukanpenarikan simpanan besar-besarandari perbankan. Akibatnya,perbankan terancam masalahlikuiditas. Hal tersebut dapatmengarah pada kebutuhan Bank Sentral Yunani atas suntikan danayang lebih besar jika skenariokeluarnya Yunani benar terjadi.

    Melihat kondisi tersebut, nilai Euroakan terancam dan kepercayaanpasar juga akan menurun. Outlook perekonomian global juga tidak lebihbaik. Meskipun tinggal sedikit pilihanbagi Yunani, pilihan apapun harusdisertai dengan langkah- langkahantisipasi yang perlu disiapkan olehpemerintah Yunani, global dan

    nasional. (Rista)

    Sedikit Pilihan Bagi Yunani

    Sumber: Oxford Economics (diolah)

    Perkiraan Pertumbuhan PDB Riil Indonesia (% yoy)

    -10

    -8

    -6

    -4

    -2

    0

    2

    4

    6

    2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

    Eurozone*: GDP% year

    Source : Oxford Economics/Haver Analytics

    Baseline

    Eurozone break-up

    Forecast

    * Remaining 12 countries

    Eurozone: GDP7 8

  • 7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3

    12/24

    Rubrik Keuangan

    Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012 9

    Kebijakan Bank Sentral Dalam Rangka Mendorong Fungsi Intermediasi Perbankan

    Perbankan selaku lembagaintermediasi selain sebagaipenghimpun dana masyarakat jugamemiliki fungsi menyalurkan danake masyarakat melalui kredit.Seyogyanya dana yang diperolehdari masyarakat disalurkan kembalidalam bentuk kredit kepadamasyarakat denganmempertimbangkan prinsipprudensial perbankan. Oleh karenaitu dalam edisi bulan ini akandilakukan analisis mengenai fungsiintermediasi perbankan. Fungsiintermediasi sebenarnya dapatterlihat dengan membandinganantara jumlah dana yang disalurkanke masyarakat atau kredit dengan

    jumlah dana masyarakat yangdihimpun oleh perbankan. Simulasikali ini mengambil sample selainbeberapa bank BUMN seperti Bank Mandiri, BNI, BRI dan BTN jugabank swasta nasional seperti BCA,Bank Danamon, Bank Bukopin danBank CIMB Niaga.

    Pada akhir triwulan I-2012,penyaluran kredit terbesar secaranominal dicapai oleh Bank Mandiridan BRI masing-masing mencapaiRp. 286 trilyun dan Rp. 283 trilyun.Kemudian diikuti oleh BCA sebesarRp. 202 trilyun. Sedangkan untuk pertumbuhan kredit pada Maret2012 dibanding bulan sebelumnyayang terbesar adalah Bank Bukopinsebesar 8,28%, disusul BRI 3,6% danBank Mandiri 3.27%. Bank Bukopinmemiliki pertumbuhan tertinggisetelah pada bulan sebelumnyamengalami penurunan penyalurankredit. Sementara itu dana pihak

    sebanding dengan penyaluran kredit,dimana paling besar Bank Mandirisebesar Rp. 360 trilyun , diikuti olehBRI dan BCA masing-masingsebesar Rp. 336 trilyun dan Rp. 334trilyun. Namun di sisi lain besarnyadana yang dihimpun menuntut usahaperbankan untuk ekspansipenyaluran kredit, sehingga tetapbisa menjalankan fungsiintermediasinya.

    Dalam rangka mendorong fungsiintermediasi, maka sejak 1 Maret2011, Bank Indonesia menetapkankebijakan yang mengatur mengenaiLoan to Deposit Ratio (LDR), dimanabank yang memiliki LDR dibawah78% harus menambah Giro WajibMinimum 0,1% dari total DPK,untuk setiap 1 persen kekuranganLDR. Di sisi lain bagi bank yang LDRdi atas 100% dan rasio kecukupanmodal (CAR) kurang dari 14%,terkena penalti 0,2%. Kebijakan inidiambil untuk menjaga LDR padatingkat yang aman, LDR yang terlalurendah menunjukkanketidakmampuan bank menyalurkankreditnya, sementara LDR yangterlalu tinggi akan menambah resikoketidakmampuan bank mengembalikan dana deposannya.

    Meski demikian pada akhir triwulanI tahun 2012, BRI, BNI dan BCAbelum mampu memenuhipersyaratan tersebut. BNImenyetorkan tambahan GWMsebesar Rp. 1,85 trilyun, BRImenyetor Rp. 657,71 miliar danBCA menyetor Rp. 4,85 trilyun.

    Apabila dibandingkan tahunsebelumnya sebesar Rp. 6,3 trilyun,

    beban BCA telah turun sebesar23,01%, hal ini tidak lepas dari upayaekspansif BCA dalam mendongkrak LDR-nya melalui kredit konsumendan kredit kepemilikan rumahberbunga rendah. Sementara tidak tercapainya LDR untuk BRIdisebabkan karena dilakukanperbaikan kualitas kredit untuk menurunkan Non Performing Loan (NPL). Sedangkan untuk BNI, hal inidisebabkan karena terjadipeningkatan Dana Pihak Ketiga padaakhir tahun 2011.

    Sementara itu apabila dibandingkanantara penempatan pada Bank Indonesia dan dana pihak ketiga,rasio tertinggi dimiliki oleh Bank Mandiri, yakni mencapai 8,99%,diikuti oleh Bank BNI sebesar5,92%, dan BCA sebesar 3,15%.Bank-bank dengan dana pihak ketigayang besar cenderung memberikanproporsi yang lebih besar dipenempatan pada Bank Indonesia.Performa yang baik ditunjukkanoleh BRI, meskipun dana pihak ketiganya cenderung besar, namunrasionya pada tingkat rata-rata yaknisebesar 2,2%, masih di bawah Bank Danamon yakni sebesar 2,29%.Kebijakan Bank Indonesia dalammenjaga LDR dan GWMmendorong perbankan untuk menyalurkan kreditnya semaksimalmungkin dengan memperhatikankemampuan perbankan dalammengembalikan dana deposannya.

    (Alex)

  • 7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3

    13/24

    Rubrik APBN

    10 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012

    Membangun Bangsa Melalui Pengeluaran Bidang Penelitian dan Pengembangan

    Indonesia melalui KementerianRiset dan Teknologi telahmemformulasikan rencanapembangunan ilmu pengetahuan danteknologi yang dibangun sejalandengan rencana pembangunannasional, baik dalam jangkamenengah maupun jangka panjang.Pada dasarnya, rencana tersebutmenjadi salah satu prioritas nasionalpada kabinet Indonesia Bersatu II,diarahkan untuk mencapai sasaranpenguatan sistem inovasi nasionalmelalui peningkatan kualitaspenelitian dan pengembangan(litbang) dan pengaplikasian sainsdan teknologi. Hal ini sejalan denganMasterplan Percepatan danPerluasan Pembangunan EkonomiIndonesia (MP3EI) yangmerumuskan bahwa menuju tahun2025 peningkatan kompetensiekonomi Indonesia salah satunyaakan bertumpu pada inovasi(innovation based economy).Transformasi tersebut memerlukanpeningkatan kualitas sumberdayamanusia dan kesiapan teknologi.

    MP3EI menargetkan pengeluaranuntuk litbang sebesar 1% dari PDBsebagai modal dalam mendukungpengembangan inovasi tersebut.Sumber pembiayaan ini bukan hanyaberasal dari pemerintah, namun juga

    dari pihak swasta (industri) danperguruan tinggi. Data penelitianLIPI menunjukkan bahwa hinggatahun 2009, pengeluaran litbang daripemerintah masih berkontribusipaling besar yaitu sebesar 50% daritotal pengeluaran litbang nasional.Pihak lainnya yaitu perguruan tinggidan swasta masing masing hanyaberkontribusi sekitar 25%.Sayangnya, target persentaseterhadap PDB tampaknya masih

    jauh di atas angan. Data rilis APBNmenunjukkan bahwa pada anggaran2011, belanja litbang hanyamencapai 0,86% dari total belanjapemerintah pusat atau setaradengan 0,1% PDB 2011. Walaupundemikian, proporsi belanja litbangyang mengalami peningkatan secarasignifikan sejak tahun 2010 hinggasaat ini menunjukkan bahwaIndonesia sudah berada pada jaluryang tepat. Di samping itu, insentif yang tepat perlu diberikan kepadapihak swasta dan perguruan tinggisehingga mereka dapatberkontribusi aktif dalam kegiatanriset.

    Pengeluaran pemerintah pusatuntuk bidang litbang terbagi menjadikegiatan litbang untuk pengembangan IPTEK serta kegiatanlitbang untuk fungsi spesifik.

    Belanja litbang IPTEK meliputibeberapa program yaitu penelitiandan pengembangan IPTEK, difusidan pemanfaatan IPTEK sertapenguatan kelembagaan IPTEK.Sedangkan untuk belanja litbanguntuk fungsi spesifik, pengeluaranpaling besar selama beberapa tahunterakhir berada di fungsi ekonomi,pendidikan, kesehatan dan agama.Indonesia sebenarnya telahmencanangkan sektor-sektorprioritas litbang dengan mengacupada Rencana Pembangunan JangkaPanjang (RPJP) 2005-2025. Sektorprioritas tersebut diantaranyaadalah ketahanan pangan, energi,teknologi transportasi, pertahanandan kesehatan. Fokus pada sektorsektor tersebut belum tampak dalam alokasi belanja litbang.Sebagai contoh, berdasarkanlampiran kegiatan APBN 2010,alokasi belanja litbang IPTEK yangdilakukan untuk membiayaipenelitian di bidang energiterbarukan seperti panas surya danbiofuel masih relatif kecil. Selain itu,pembelanjaan alokasi anggaranlitbang pun perlu diperhatikan.Hampir 50% dana belanja litbangfungsi pendidikan digunakan untuk

    hal-hal operasional diantaranyapenyelenggaraan sertifikasi,pengumpulan data, serta pembuataninformasi statistik. Alokasi anggaranyang digunakan untuk pengembangan kurikulum, modelajar dan inovasi sistem pengujiantidak mencapai 10% dari totalbelanja litbang fungsi pendidikan.Untuk itu, selain berfokus pada

    sektor prioritas, belanja litbang punharus dialokasikan untuk kegiatandan program yang tepat. (Ruth)

    Tabel 2. Belanja Pemerintah Pusat Bidang Penelitian dan Pengembangan(dalam miliar Rp)

    Sumber: Data Pokok APBN 2006-2012

  • 7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3

    14/24

    Rubrik Kebijakan dan Regulasi Ekonomi

    Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012 11

    Tingkat Pengangguran Terbuka(TPT) Indonesia dilaporkan kembaliturun dari 6,56% pada Agustus 2012menjadi 6,32% pada Februari 2012.Penurunan TPT ini menjadiindikator semakin baiknya kinerjasektor ketenagakerjaan Indonesia.Namun demikian, terdapat anggapanyang berbeda mengingat masihbanyaknya masyarakat yang sulitmendapatkan pekerjaan.

    Menanggapi hal tersebut,Kementerian KoordinatorPerekonomian Bidang AnalisaKebijakan Makro dan Keuanganmengadakan DiskusiKetenagakerjaan yang mencobamembedah angka indikator

    ketenagakerjaan dengan narasumberDrs. Razali Ritonga, MA selakuDirektur Statistik Kependudukandan Ketenagakerjaan BPS.

    Perkembangan angkatan kerjaIndonesia memiliki fenomena yangcukup unik untuk bulan-bulantertentu, yakni pada bulan Agustusdan Februari. Lapangan pekerjaan di

    bulan Februari relatif lebih banyak dibandingkan dengan bulan Agustus.Keunikan ini dipengaruhi oleh faktormusiman, dimana pada bulanFebruari terdapat banyak pekerjaankarena pada bulan ini memasukimusim panen dan tanam sehinggabanyak pekerjaan yang tersedia didaerah perdesaan.

    Terkait pengangguran kota dandesa, Razali menyatakan bahwapengangguran Februari 2012 di kotamencapai 8,13% (4,78 juta jiwa) atauhampir dua kali lipat penganggurandi desa yang mencapai 4,59% (2,83

    juta jiwa).

    Sedangkan di desa, meskipun TPT-nya desa lebih rendah, namun

    persentase kemiskinan di desamencapai 15,72% lebih besardibandingkan kemiskinan kota yangmencapai 9,23%. Artinya,pendapatan yang lebih rendahditerima oleh penduduk desa.

    Melihat kondisi seperti itu, tentukebijakan yang diambil harus jugaberbeda. Untuk di kota, kebijakanyang diambil perlu lebihmenekankan kepada programpenciptaan lapangan kerja.Sedangkan untuk desa, kebijakanyang diambil perlu lebih ditekankankepada peningkatan kualitas danproduktivitas tenaga kerja untuk meningkatkan pendapatan penduduk desa.

    Untuk beberapa periodemendatang, Indonesia akan memilikibonus demografi yang besar dimana

    jumlah angkatan kerja menjadi lebihbanyak.

    Dependency ratio juga akanmeningkat. Dengan demikian,kualitas tenaga kerja dan

    pertumbuhan penciptaan

    lapangan kerja yang lebih besar daripertumbuhan permintaan lapangankerja menjadi hal penting yang harusditingkatkan agar bonus demografitersebut dapat berkontribusi padaperekonomian dan kesejahteraan.

    Berdasarkan karakteristik pekerjaanutama, terdapat struktur yangberbeda antara kota dan desa.

    Hingga Februari 2012, mayoritasangkatan kerja di kota bergerak disektor jasa (62,7%), sedangkanmayoritas angkatan kerja pedesaan(58,9%) bekerja di sektor pertanian.Secara nasional, mayoritas (43,76%)bekerja pada sektor jasa.

    Menurut status pekerjaan, secaranasional, mayoritas angkatan kerja(62,71%) bekerja di sektor informal.Kondisi yang sama terjadi di desadengan pekerja informal sebanyak 77,34%. Di sisi lain, mayoritasangkatan kerja di kota bekerja disektor formal sebanyak 53,21%.

    Tren peningkatan jumlah pekerjaformal terjadi di hampir seluruh

    pulau besar di Indonesia sejak Februari 2010 hingga Februari 2012.Pengecualian terjadi di PulauSumatera dimana terjadi penurunanpersentase jumlah pekerja formaldari 37,97% pada Agustus 2011menjadi 35,37% pada Februari 2012.Penurunan juga terjadi di sejumlahpulau lain diuar Jawa, Kalimantan,dan Sulawesi.

    Kondisi Ketenagakerjaan Indonesia

  • 7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3

    15/24

    Rubrik Kebijakan dan Regulasi Ekonomi

    12 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012

    Razali menyatakan bahwa indikatorpersentase angkatan kerja menurutstatus pekerjaan ini dapat dijadikanindikator terjadinya overheating disutau negara. Pengalaman krisistahun 1997/1998, terjadi sejumlahshifting ketenagakerjaan, dimanabanyak penduduk bekerja yangpindah dari kota ke desa. Selain itu,muncul fenomena meningkatnya

    jumlah pekerja anak, pekerjarangkap, dan meningkatnya jumlah

    pekerja lansia. Yang terjadiselanjutnya adalah meskipun jumlahpenduduk yang bekerja semakinbanyak, namun produktivitas yangdiberikan sangatlah rendah dan

    jumlah penduduk miskin meningkat.

    Kondisi diatas perlu dicermati.Berdasarkan laporan BPS,persentase angkatan kerja lansiaterhadap total angkatan kerjacenderung turun sejak 2010.Namun, persentase ini kembalimeningkat pada Februari 2012 yaitumencapai 7,34%, dibandingkandengan Agustus 2011 yangmencapai 7,27%. Tidak hanya lansia,persentase pekerja anak (10-14tahun) dan pekerja rangkap juga

    dilaporkan meningkat pada Februari2012 dibandingkan dengan Agustus2011. Peningkatan persentasepekerja anak dan pekerja rangkap disetiap bulan Februari lebihdipengaruhi faktor musiman dimanapada bulan Februari cenderung lebihbanyak permintaan tenaga kerja.

    Untuk itu, Pemerintah diharapkanlebih peka dalam urusanmenghilangkan pekerja anak,

    pekerja rangkap dan pekerja lansia.Dimana seharusnya pekerja lansiadijamin oleh pemerintah.

    Sementara itu menurut tingkatpendidikan, TPT masih didominasioleh pekerja dengan tingkatpendidikan SMA (10,34%) dan SMK(9,51%). Sedangkan pengangguranterendah berasal dari kelompok pekerja lulusan SD kebawah(3,69%). Kondisi ini didukung

    dengan data jumlah pekerja yangmayoritas adalah lulusan sekolahdasar (67,2%), diikuti lulusansekolah menengah (23,6%) dansekolah tinggi (9,2%). Secararegional, mayoritas pengangguran dikota adalah lulusan SMA (11,5%),sedangkan di desa adalah lulusanSMK (10,01%).

    Berdasarkan data spasial, tingkatpengangguran terbuka menunjukkantren yang menurun sejak Februari2010 hingga Februari 2012. Pulau

    Jawa menjadi pulau dengan tingkatpengangguran tertinggi di setiap

    periode, dimana pada Februari 2012mencapai 7,2%. Tidak hanya lebihtinggi dibandingkan pulau lainnya,tingkat pengangguran di Pulau Jawaselalu lebih tinggi jika dibandingkandengan tingkat penganggurannasional sejak periode 2010.

    Berdasarkan jumlah jam kerja,utilisasi pekerja lebih banyak terjadidi setiap bulan Agustusdibandingkan Februari. Hal ini masih

    dipengaruhi oleh faktor musimanlapangan kerja. Ditinjau secaraspasial, Pada Februari 2012,penurunan persentase pekerja tidak penuh hanya terjadi di Pulau Jawadan Kalimantan jika dibandingkandengan Februari 2011. Sedangkanpeningkatan persentase terjadi diPulau Sumatera, Sulawesi, dan pulaulainnya. Peningkatan signifikanterjadi di pulau lainnnya dari 35,42%pada Februari 2011 menjadi 40,51%pada Februari 2012.

    (Tri Kurnia dan Windy)

  • 7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3

    16/24

    Rubrik Utama

    Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012 13

    Wawancara dengan Lembaga Pengembangan Inovasi dan KewirausahaanInstitut Teknologi Bandung: Peran Pendidikan dalam Mengembangkan Inovasi

    Lembaga pendidikan menjadi tempatyang tepat bagi tumbuh-kembangpenelitian dan inovasi. Tidak cukuphanya sebagai tempat belajar-mengajar, institusi pendidikan jugamenjadi fasilitator pengembanganinovasi. Bagaimana mengkaitkanpendidikan dan inovasi?Wawancara dengan Ketua LembagaPengembangan Inovasi danKewirausahaan (LPIK) ITB, Prof. Dr.Ir. Suhono H Supangkat,menjelaskan bahwa inovasi itusederhananya dipahami sebagaisuatu cara bagaimana manusiamenemukan teknik, metode baruatau gabungan teknik lama dan baruuntuk memberikan nilai tambahdalam kehidupan ekonomi maupundunia sosial.

    Lebih lanjut, Suhono menjelaskanuntuk berinovasi, manusia tidak lepas dari lingkungannya, artinyamampu melakukan perbaikan bilamengerti kondisi yang terjadi saatini. Pada dasarnya, manusia terbagidalam 4 kuadran karakter: pertama,kelompok yang tidak tahu apa yangtidak diketahuinya. Kedua,kelompok yang tidak tahu apa yang

    diketahui, dan ketiga, kelompok yang tahu apa yang tidak diketahui.Keempat, kelompok yang tahu akanapa yang diketahui. Kelompok terakhir ini menurut Suhono adalahyang terbaik karena mereka pahamatas kapasitas dan kebutuhannya,lalu berupaya meningkatkan,sehingga akhirnya mengetahuibahwa terjadi distorsi. Lebih lanjut,

    Suhono menyatakan bahwa dalammanajemen pun harus ada inovasi,seperti business as not as usual ,

    artinya usaha memiliki manfaat yangbesar, tidak hanya continuesimprovement. Karena itulah, manusiadituntut untuk menemukan teknik dan metode sedemikian rupasehingga suatu kondisi dalamkonteks produksi dan konteks sosialdapat tumbuh pesat.

    Inovasi bukan hanya berkaitandengan produk saja, tetapi suatu

    ekosistem. Berdasarkan pemikiranini, LPIK ITB mendirikan suatuinnovation lab sebagai muaraakumulasi masukan dalam ekosistemuntuk menciptakan inovasi. Dari siniterwujud ide membangun smart city ,yaitu desain kota yang cerdas, aman,dan tahan banjir. Penelitiandilakukan dengan cara mengundangbeberapa peneliti di Indonesia, mulai

    dari pakar e-logistic , e-transportation ,sehingga muncul ide-ide baru terkaitbagaimana mengetahui tempatpembuangan sampah yang efisien,tempat terjadinya kemacetan, pusatbisnis di suatu kota sehinggaekosistemnya tumbuh. Dukunganlain berupa kebijakan, organisasiatau kelembagaan dan teknik yangmendukung dalam ekosistem, makainovasi dapat tercipta.

    Hambatan dalam pengembanganadalah ketika manusia hanyaberpikir hari ini untuk hari ini.Pemikiran ini menurut Suhonomasih fokus pada kebutuhan sesaatdan tidak ada upaya berikutnya. Bilamanusia mampu memikirkankebutuhan di masa depan, itu

    selangkah lebih maju, sehingga dapatmencari cara untuk memenuhikebutuhan di masa depan. Inilah

    pengertian lain dari berinovasi.Solusi utama terhadap hambatanberinovasi adalah leaderships yangmemprioritaskan kebijakan jangkapanjang dan jangka menengah.Rencana implementasi danleadership harus sejalan. Solusi lainadalah insentif yang menunjangkegiatan riset untuk berinovasi.

    Sebagai organizational learning,

    lembaga pendidikan masihmenerapkan trial dan error untuk selalu belajar dan menambah ilmupengetahuan dan wawasan. Danapenelitian di perguruan tinggibelum cukup untuk menumbuhkaninovasi. Pendidikan masih belumerat dengan industri, padahalindustri perlu bekerjasama denganperguruan tinggi. Suhono

    menegaskan perlu perubahanparadigma. Perlu insentif berupadana pemerintah atau BUMNuntuk melakukan inovasi, sehinggapenelitian tidak hanya sampai diperpustakaan, namun bisadimanfaatkan oleh industri.(bersambung ke halaman19)

    Prof. Dr. Ir. Suhono H. SupangkatKetua Lembaga Pengembangan Inovasi danKweirausahaan (LPIK) ITB

  • 7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3

    17/24

  • 7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3

    18/24

    Rubrik Utama

    Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012 15

    Selain tidak lagi bergantung padaimpor, cara demikian dapatmembantu PTDI melakukanpengujian produknya. Saat ini PTDImelakukan kerja sama pengujianproduk dengan BPPT dan LAPAN,termasuk menyelesaikan detailrancangan N-219. Kepercayaan daripihak swasta nasional terhadapPTDI ternyata cukup tinggi. Hal inidibuktikan dengan ditandatanganinya

    Surat Pernyataan Minat (Letter of Intent/LoI) antara PT DI dengan PTNusantara Buana Air (NBA) yangberisi tentang minat pembelian 20unit pesawat N-219 ditambah opsi10 unit produksi PT DI oleh NBA.

    Pada akhir wawancara Donimenyimpulkan bahwa inovasisebenarnya merupakan suatuproses, bermula dari kreativitassebagai kebiasaan untuk selalu

    berkembang. Di saat terdesak,manusia lebih berani mengambilresiko dan kemudian terjadi inovasi-inovasi. Prosesnya, orang belajaruntuk mendapatkan pandangan yanglebih luas, kemudian dengankebiasaaan untuk menemukanmetode atau sarana dalammemecahkan masalah yang dihadapi,kemudian orang tersebut mampuberinovasi. (Edi Prio dan Alex)

    Mengurai Fakta Proses Inovasi di Jawa Barat

    Indonesia memiliki target menjadiperingkat 12 di jajaran Negara-negara maju pada tahun 2025. Untuk mencapai hal tersebut, perlupeningkatan produktivitas untuk meningkatkan daya saing ekonomi.Global Competitiveness Index (GCI)Indonesia pada tahun ini turun dariperingkat 44 menjadi peringkat 46.Peringkat Indonesia bahkan jauh dibawah Malaysia dengan peringkat 21dan masih di bawah Thailand denganperingkat 39. GCI menyoroti tigapilar utama yaitu fundamentalekonomi, efisiensi, dan inovasi yangberkaitan erat dengan teknologi.Technological Achievement Index Indonesia yang terpuruk di bawahNegara-negara tetanggamenunjukkan bahwa terdapatpermasalahan inovasi sehingga tidak dapat mendorong teknologi dandaya saing.

    Di Indonesia, terjadi fenomenadeindustrialisasi pasca krisis 1997(Socia Prihawantoro dan SuahasilNazara, 2006). PenelitianPrihawantoro dan Nazara (2006) menemukan fakta bahwa ternyatateknologi memiliki kontribusi positif di Jawa, tetapi berkontribusi negatif di luar Jawa.

    Hal ini disebabkan karena Pulau Jawa memiliki aktivitas di sektormanufaktur yang lebih besardibandingkan di luar Jawa.Sebaliknya, Pulau Jawa memilikiaktivitas pertanian yang lebih rendahdibandingkan di luar Jawa dilihat daripersentase tenaga kerja dan besaransektor di dalam perekonomiannya.Oleh karena itu, teknologimerupakan hal penting dalamperekonomian regional di Pulau

    Jawa khususnya Jawa Barat.

    Untuk memperoleh gambaranketerkaitan antara inovasi denganperekonomian, tim TEK melakukanobservasi ekonomi di kota Bandung.Dengan didukung oleh keberadaan

    institusi pendidikan yang berbasisteknologi, Bandung dapat menjadimodel perekonomian berbasisinovasi karena merupakan pusatperkembangan industri kreatif.Wawancara dilakukan denganresponden dari pemenangpenghargaan Anugerah Inovasi JawaBarat (AIJB) serta Jabar ICT Awards2011 menggunakan metode

    purposive sampling. Kategori inovasiAIJB dibagi berdasarkan bidang,yaitu pendidikan, kesehatan, pangan,

    energi, infrastruktur dan lingkunganhidup, serta seni budaya, danpariwisata. Sedangkan ICT Awardmerupakan penghargaan padabidang desain website danTeknologi Ilmu Komputer (TIK).

    Sebuah proses inovasi akan tercipta jika terdapat kualitas input sumber

    daya manusia yang baik. Hal iniditunjukkan dengan hasil observasiyang menunjukkan bahwa pararesponden yang melakukan inovasipada umumnya ditunjang olehtingkat pendidikan tinggi. Sekitar75% tingkat pendidikan respondenmerupakan sarjana dan pascasarjana. Institusi pendidikan berbasisteknologi di Bandung masih menjadi

    penggerak utama dalam mendoronginovasi karena 50% respondenberprofesi dosen dan mahasiswa.Bentuk inovasi juga lebih diarahkanpada penemuan-penemuan produk baru ketimbang pengembanganproduk-produk yang sudah ada.Hampir seluruh respondenmengakui bahwa inovasi yangdilakukannya memang tidak terlepas

    dari peranan institusi pendidikan.Sebanyak 40% respondenmemperoleh ide untuk berinovasi

  • 7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3

    19/24

  • 7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3

    20/24

    Ti

    Kemame

    meterkeppekepdenpenpaPeme

    terdalpebendaldapnas

    PadKePerFodeAcInsnar

    JawAsBarberinoresibudiaobsperdekepe

    DalReInd

    njauan Ekon

    depan, harayarakat pedorong ino

    berikan baadap produ

    ada perusahasaran juga

    ada investogan mengkoawaran proeran pameerintah dihberikan pe

    adap riset-m jangka perintah tid

    tuk pendanm bentuk iat membangional. (Ahma

    a tanggal 16enterian K

    ekonomianum Diagnosgan menganra berlangsitut Teknolasumber daa Barat, akasiasi Penguat (APINDlangsung, kevasi dilakuk ponden. Kokota provinsggap tepatervasi memkembanganikian pesat

    eradaan bedidikan ber

    am Globalort 2011-2

    onesia untu

    omi dan Ke

    an utamaerintah unt

    vasi adalah d

    ntuan pemak-produk inaan. Usahadapat dilakudari luar n

    ordinasikanuk inovasi

    an internasiarapkan pularhatian khus

    iset yang benjang. Aprek harus dalaan, melaink sentif lain ykitkan gairad Fikri dan R

    Mei 2012,oordinatorkembali mea Ekonomi (gkat tema Ing di kampgi Bandungi pemerinta

    demisi (ITB)aha Indones). Sebelum

    giatan obsern ke beberaa Bandung si Jawa Baratmenjadi lokapertimbangk industri kredan didukunerapa institasis teknol

    ompetitive12, peringk faktor inov

    angan I Mei

    k engan

    aranovasi

    kangeri

    alamnal.

    us

    rmanfaatiasi darimn juganginovasi

    th)

    erancang

    idangggelarFDE)novasi.sdenganh daerah, dania JawaFDEvasipaebagai

    siantif yanggsigi.

    esst

    asi dan

    I

    I

    2012

    Provinsi J

    kemutakhira1. Peringka

    negara-negaMalaysia (22

    aiwan (10).merupakan sdaya saing. Iaspek yang tdikesampingmeningkatkaproduktivitasaing meruppembandingnegara.

    Inovasi dalaSDM Indoneaktor kritis

    pertumbuhaang kini sed

    keemasan (Indonesia). Idiperlukan utransformasipembanguna

    Hasil

    wa Barat

    n mendudut ini jauh diba tetangga s

    ), Korea (18Kedua faktubindeks daovasi mem

    idak dapatkan dalam un daya saings. Sementarkan paramekeberhasila

    IPTEKdansia dianggapuntuk mendn ekonomi Iang memasomite Ekonovasi dan t

    ntuk mendupada berba

    n. Beberapa

    Observasi I

    ang Berb

    i peringkatawaheperti), danr

    ri peringkatng menjadi

    ayamelaluiitu, daya

    tersuatu

    kualitasmenjadiukungdonesiaki eraomiknologi

    kungai tahapannegara

    novasi di Ja

    sis Inovas

    yang mesetiap taAmerikaCina terekonomitinggi (Hi

    Tiga agedalam peHelix Minstitusipemerin

    Institusimelatih s(SDM) umampumengemPerguruinstitusibesar dalhasil-hasiakademispenggerberbasis

    a Barat

    i

    yertakan inap pembanSerikat, Koukti berhasimenuju tah

    i-tech).

    yang berpenciptaan inodel for Innoendidikan,ah.

    endidikan bumber dayatuk menjadenyelesaik angkan ide-

    n tinggi sebendidikan

    am prosesl penelitian.i tersebut dk perekonoteknologi.

    Rubrik Uta

    vasi dalamunan, seperea Selatan,l mengantarpan teknol

    ran pentingvasi (Triplevation), yaitunia usaha

    erperan dalmanusiai kreatif,n masalah dide pemikirgai salah satemiliki potelahirkan

    Hasil risetapat menjadi

    ian yang

    a

    17

    9

    tian

    gi

    uan

    m

    ann.unsi

    i

  • 7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3

    21/24

    Rubrik Utama

    18 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012

    Namun, menurut akademisi ITB,penelitian perguruan tinggi masihbanyak tidak direspon oleh dunia

    industri. Kendala utamanya antaralain komunikasi yang belum optimalantara akademisi dengan duniaindustri. Akibatnya, pertukaraninformasi dan kerjasama di antarakedua pihak sangat rendah.Disamping itu, masih banyak riset-riset yang belummempertimbangkan dinamikapermintaan pasar, sehingga muncul

    gap antara output perguruan tinggidengan kebutuhan pasar.

    Ketidaksesuaian (gap) tersebutperlu dijembatani agar hasil risetdapat dikomersialisasikan. Upayamengkomersialisasi hasil risetinstitusi pendidikan, diantaranyamelalui pembentukan inkubatorbisnis dan pendaftaran paten. Dalamkaitan dengan itu, jumlah hak paten

    yang diberikan kepada penduduk Indonesia di tahun 2010 barumencapai 115, lebih rendahdibandingkan hak paten yangdiberikan kepada warga asing diperiode yang mencapai 2278 (LIPI,2011).

    Selanjutnya, pengusaha (duniausaha) berperan dalam mendorongproduksi dan kreasi. Kreasi (inovasi)

    dan desain merupakan kunci dalammemenangkan persaingan di eraekonomi kreatif. Menurut APINDO,keunggulan komparatif sebagaiindikator keberhasilan sudah tidak lagi menjadi back-bone dalammemenangkan persaingan bisnis.lnovasi dalam pengembanganproduk dan jasa baru, menjadi kuncibagaimana perusahaan dapat tetap

    bertahan atau sukses dalammemenangkan pasar. Namundemikian, inovasi tidak hanya

    diperlukan dalam hal produk, tapi juga sistem pemasaran danteknologi. Untuk itu, dunia industri

    dituntut lebih memberi prioritaspada kegiatan penelitian danpengembangan (Litbang) diperusahaan.

    Sebagai regulator, pemerintahberperan dalam memperbaikikegagalan pasar dan meningkatkanperlindungan hukum untuk memotivasi penciptaan inovasi.Dukungan pemerintah dapat berupa

    apresiasi dan insentif untuk berinovasi. Pemerintah Jawa Baratsejak tahun 2011 mulai memberikanapreasi terhadap para inovator JawaBarat melalui penyelenggaraan AIJB(Anugerah Inovasi Jawa Barat) danICT Award. Penghargaan diberikanbagi inovasi-inovasi yang dianggapberkontribusi menyelesaikanpermasalahan, melalui hasil karya

    inovatif, dan atau upaya luar biasa,yang nyata dan bermanfaat bagikehidupan masyarakat Jawa Barat.Sesuai Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah pemerintahprovinsi tahun 2008-2013, arahkebijakan ekonomi Jawa Baratdifokuskan pada pengembanganpotensi lokal untuk mengurangidisparitas kesejahteraan

    antarwilayah. Perkembanganindustri kreatif yang relatif cepat di Jawa Barat seharusnya menjadipeluang emas untuk memajukanperekonomian setempat.

    Pada akhirnya, untuk dapatmewujudkan Jawa Barat YangBerbasis Inovasi, beberapa upayapenting yang perlu didorong antaralain sinergitas antara pemerintah,

    para pelaku usaha, lembagapendidikan dan penelitian, sertapemangku kepentingan lain,

    termasuk media. Sinergitas antarapemangku kepentingan tersebutperlu terus ditingkatkan melalui pola

    kemitraan. Urgensi membangunkomunikasi, kerjasama, dansinergitas diantara ketiga pihak tersebut semakin terasa, mengingatdunia usaha terus dihadapkan padakondisi perubahan permintaan pasaryang sangat cepat. Selain itu,Komunitas Ekonomi Asean (AEC)di tahun 2015 akan menggiringtantangan persaingan usaha yang

    semakin ketat. Konsekuensinya,dunia industridituntut untuk memberi porsi yang lebihpadaaktivitas penelitian danpengembangan sebagai salah satustimuli inovasi. Pengeluaran sektorindustri, terutama manufaktur masihrelative rendah. Di tahun 2009,pengeluaran bruto sektor industrimanufaktur (nasional) untuk

    penelitian dan pengembangan barumencapai 0,02% dari PDB.Persentase tersebut lebih rendahdibanding sektor pendidikan tinggi(0,03%), dan sektor pemerintah(0,04%). Secara nasional,pengeluaran bruto untuk penelitiandan pengembangan tahun 2009hanya mengambil porsi 0,08% dariPDB (LIPI, 2011). (Arin Puspa)

    Penyelenggaraan Forum Diagnosa Ekonomi diBandung, 16 Mei 2012

  • 7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3

    22/24

  • 7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3

    23/24

    Rubrik Ekonomi Daerah

    20 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012

    Peran Pemerintah Daerah Dalam Mengembangkan Inovasi

    Saat ini, daya saing daerah sangatditentukan oleh kemampuanmemanfaatkan modal SDM melaluiinovasi. Kemampuan suatu daerahuntuk menciptakan iklim usaha yangkondusif, menarik investor danwirausaha, serta berkinerja unggulakan meningkatkan kesejahteraanmasyarakat. Kemampuan tersebuthanya mungkin dapat dicapai bila

    dalam membangun ekonomi daerahmenggunakan landasanpengembangan sistem inovasidaerah, bukan lagi berlandaskanmelimpahnya sumber daya alamataupun murahnya tenaga kerjakurang terampil.

    Strategi pengembangan inovasidaerah harus menjadi political will Pemerintah Daerah dan mendapatdukungan dari semua pihak. Untuk mendukung upaya daerahmengembangkan inovasi denganbaik, terdapat beberapa hal yangbisa dilakukan.

    Pertama, mendukungpengembangan sumber dayamanusia dengan memberikanpelatihan dan pendidikan yang

    mendukung tumbuhnya pola pikiryang mengarah pada inovasi.Pengembangan SDM daerahseyogyanya tidak diartikan sekedarmengistimewakan putra asli daerah,melainkan benar-benar membanguntalenta, bahkan menarik talenta dariluar daerah yang benar-benardibutuhkan bagi kemajuan daerah.Sistem pendidikan di daerah perlu

    terus dikembangkan denganpenekanan pada pengembangan

    budaya kewirausahaan yang perludilakukan sejak dini.

    Kedua, mendukung kerjasamasemua pihak baik pada tatarandaerah (intra), antar daerah, dandalam skala nasional. Menguatkanaktivitas dan fungsi institusi risetdaerah untuk menjadi pendorongindustri daerah denganmempermudah pertukaran SumberDaya Manusia antar daerah. Intinyapusat inovasi di daerah merupakanbentuk dari hasil kerja sama yangkuat antara unsur lembaga Litbang,akademisi, dunia usaha danmasyarakat di daerah di mana peranpemerintah daerah menjadi bagianterpenting dalam pengembangannya.Dengan munculnya produk-produk unggulan daerah yang dikemasdengan teknologi yang diproduksipara pelaku usaha di daerah, makaakan semakin meningkatkanpendapatan daerah dan mengurangiketergantungan terhadap pusat.

    Ketiga, mengoptimalkan fungsi risetpemerintah pusat dan daerah dalamBalai Besar Industri (BBI) ataumembentuk beberapa Badan

    Pengkajian dan PenerapanTeknologi Daerah (BPPTD) padabeberapa kawasan tertentu. Daerahyang mempunyai komitmen tinggihendaknya mempunyai dokumenstrategi inovasi daerah yangmemuat setidak-tidaknya arahkebijakan, kerangka strategis danrencana tindak jangka menengahyang dipandang penting untuk

    dilaksanakan oleh para pemangkukepentingan dalam

    mengembangkan sistem inovasidaerah. Di dalam rencana tindak jangka menengah diuraikan secaradetail mengenai program, kegiatan,indikator, dan target tahunan yanghendak dicapai, serta SKPDpenanggung jawab dalam rangkaupaya penguatan sistem inovasidaerah. Dokumen ini bisa disiapkanoleh Dewan Riset Daerah dan

    dikomunikasikan kepada SKPDterkait.

    Keempat, menentukan produk unggulan untuk tingkat provinsiyang merupakan kumpulan dariunggulan produk darikabupaten/kota.

    Kelima, mendukung pembangunansekolah-sekolah professional

    kejuruan yang mengarah kepadabidang teknologi untuk kabupaten/kota; sementara untuk provinsi adalah pembangunansekolah tinggi (Politeknik, SekolahTinggi Teknik program pendidikanvokasi, serta program pendidikanprofesi) yang mengarah kepadapenelitian yang berhubungan dengankompetensi inti provinsi tersebut.

    Pada akhirnya jika kelima haltersebut bisa dilaksanakan denganbaik, tentunya daerah tersebutakan memiliki daya saing yang baik yang pada akhirnya akanmeningkatkan kesejahteraanmasyarakat di daerah tersebut.

    (Gede Edy Prasetya)

  • 7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3

    24/24

    Opini Pakar

    Inovasi dan Pertumbuhan Ekonomi dalam MP3EI

    Inovasi merupakan salah satu faktor

    penting dalam pertumbuhanekonomi. Inovasi berpengaruhterhadap total factor productivity dalam pertumbuhan ekonomi.Semakin tinggi tingkat inovasi suatunegara maka semakin tinggi pulatotal factor productivity yang akanmempercepat pertumbuhanekonomi negara tersebut.

    Pertumbuhan ekonomi nasionaldalam kurun waktu 1975 hingga2011 meningkat secara stabil.Beberapa gejolak sedikitmengganggu pertumbuhan dikalaIndonesia mengalami krisis moneterpada tahun 1998 dan kemudianpada tahun 2008. Namun dukunganpertumbuhan di tingkat propinsimenunjukkan kemantapan posisidomestik untuk dapat secarabertahap memperbaiki kinerjamakro ekonomi nasional. Perbaikanpencapaian pertumbuhan ekonomitersebut tentu tidak lepas darikinerja sumberdaya manusia.Pengembangan sumber dayamanusia melalui inovasi sangatdibutuhkan untuk mendorongpercepatan pertumbuhan ekonomi.

    Sejak Mei 2011, perencanaan induk atau yang dikenal sebagaiMasterplan Percepatan danPerluasan Pembangunan EkonomiIndonesia, atau MP3EI mulaidilaksanakan. Meskipun fokus padapeningkatan kegiatan ekonomi,pelaksanakan MP3EI mematuhikaidah-kaidah lingkungan hidup.Selain itu MP3EI juga mendukungpengentasan kemiskinan (MP3KI).

    Keterpaduan ketiga aspek tersebutdijabarkan melalui introduksipembangunan ekonomi hijau atauramah lingkungan, dalam bentuk kemitraan dengan pihak swasta.

    Secara singkat, programpeningkatan ekonomi nasional dapatdiilustrasikan sebagai berikut: (i)program MP3EI dan MP3KImengemuka dengan model kerjasama pemerintah dan swasta atauPublic-Private-Partnership(P3) (ii)mendorong pertumbuhan ekonomitanpa mengesampingkan lingkungan(iii) melaksanakan gerakankerjasama Akademisi, Bisnis danGovernment ( ABG) berbasis Public-Private-Partnership.

    Pembangunan ekonomi hijau

    mempromosikan penggunaan energibersih dan teknologi rendah karbonsebagai pengganti bahan bakar fosil, serta mengurangi jejak karbondalam produksi energi. Langkahtersebut dimaksudkan gunameningkatkan efisiensi sumber daya,mengurangi degradasi hutan dandeforestasi, dan meminimalkan ataubahkan mencegah kerugian

    keanekaragaman hayati.

    Dalam penerapan metodakeberlanjutan ekonomi hijau,diperkenalkan pendekatan TripleHelix atau Academicians,Businessmen, dan Government (ABG). Pertama, pihak akademisimenghasilkan inovasi-inovasi melaluiide-ide green innovative concepts and products; kedua, para pebisnismemanfaatkan inovasi-inovasi yangtelah dihasilkan akademisi tersebut,

    dan; ketiga, Pemerintahmemberikan stimulus positif yangdapat mendorong atmosfir bisnisyang kondusif.

    Terkait kualitas Sumber DayaManusia, tantangan yang dihadapiuntuk mempercepat pertumbuhanekonomi adalah ketersediaan SDMyang berkualitas dan teknologi yangcerdas. Ketersediaan sumberdayafisik yang belum diikuti dengankapasitas teknologi cerdas yangmemadai, memerlukanpengembangan inovasi yang ramahlingkungan. (Raldi Hendro Koestoer)

    Pemberian kenang-kenangan oleh Raldi H.Koestoer (kanan) dalam Forum DiagnosaEkonomi di Jawa Barat, 16 Mei 2012