tek mei 2012 v3_3
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3
1/24
-
7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3
2/24
Un
RK
GJaTE Ti
tuk informasi
daksi Tinjamenterian
dung Sjafrulan Lapangalepon. 021-ail : tinjaua
jauan Ekono
lebih lanjut h
uan EkonoKoordinator
ddin Prawiran Banteng T521843, Fa.ekon@gm
i dan Keuanga
bungi :
i dan KeuBidang Pe
negara (d.h.imur No. 2-4. 021-3521il.com
n dapat didow
nganekonomian
Gd. PAIK II)Jakarta, 1036
load pada web
Lantai 410
site www.ekon.go.id
ISSIS N 2088-31SN 2088-3 353
-
7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3
3/24
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
TINJAUAN EKONOMI DAN KEUANGAN
VOLUME 2 NOMOR 5 MEI 2012
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan diterbitkan dalam rangka meningkatkan pemahaman pimpinan daerah terhadapperkembangan indikator ekonomi makro dan APBN, sebagai salah satu Direktif Presiden pada retreat di Bogor, Agustus 2010
REDAKSIPembina Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian
Pengarah Sekretaris Kementerian
Koordinator BidangPerekonomian
Deputi Ekonomi Makro dan
Keuangan
Koordinator Bobby H. Rafinus
Kontributor Tetap Edi Prio Pambudi M. Edy Yusuf Mamay Sukaesih Tri Kurnia Ayu Rista Amallia Windy Pradipta Arin Puspa Nugrahani Ruth Nikijuluw Ahmad Fikri Aulia Alexcius Winang Komite Kebijakan KUR
Kontributor Edisi Ini Gede Edy Prasetya Tim Pemantauan dan
Pengendalian Inflasi Lembaga PengembanganInovasi dan Kewirausahaan-ITB
Para Pemenang AnugerahInovasi Jawa Barat 2011
Para Pemenang Jabar ICTAward 2011
Tinjauan Ekonomi dan Keuangandapat didownload pada website
www.ekon.go.id
Editorial 1
Rubrik Agenda Koordinasi Pengetatan Ekspor Komoditas Barang Tambang 2
Rubrik Ekonomi Makro Surplus Perdagangan Kuartal I-2012 Tertekan 3 Perkembangan Inflasi April 2012 4 Tantangan Pencapaian Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Pengangguran Indonesia Februari 2012 Menurun 6 Defisit Neraca Pembayaran Triwulan II-2012 Membaik 7
Rubrik Ekonomi Internasional Sedikit Pilihan Bagi Yunani 8
Rubrik Keuangan Kebijakan Bank Sentral Dalam Rangka Mendorong Fungsi
Intermediasi Perbankan 9
Rubrik APBN Membangun Bangsa Melalui Pengeluaran Bidang Penelitiandan Pengembangan 10
Rubrik Kebijakan dan Regulasi Ekonomi Kondisi Ketenagakerjaan Indonesia 11
Rubrik Utama Wawancara dengan LPIK- ITB: Peran Pendidikan dalam
Mengembangkan Inovasi 13 Wawancara dengan PT Dirgantara Indonesia: Bagaimana
Membangun Inovasi Teknologi 14 Mengurai Fakta Proses Inovasi di Jawa Barat 15 Merancang Provinsi Jawa Barat yang Berbasis Inovasi 17
Rubrik Penyaluran KUR Realisasi Penyaluran KUR April 2012 19
Rubrik Ekonomi Daerah Peran Pemerintah Daerah Dalam Mengembangkan Inovasi 20
Opini Pakar Inovasi dan Pertumbuhan Ekonomi dalam MP3EI 21
DAFTAR ISI
-
7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3
4/24
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012 1
E DITORIAL Ekonomi global menunjukan gejalayang kurang kondusif selama bulan
Mei 2012. Situasi ini dipicu olehketidakpastian politik di Yunani yangselanjutnya menurunkan peringkatobligasi negaranya ke tingkat yangmakin rendah yaitu CCC. Selain itu
juga oleh penurunan peringkatbeberapa bank Spanyol.Pengumuman turunnyapertumbuhan Cina dan India padakuartal I-2012 dari proyeksi semula
juga menambah daftar sentimennegatif di pasar modal dan pasarkeuangan dunia.
Dalam situasi global yang kurangmenguntungkan tersebutpertumbuhan ekonomi Indonesiapada triwulan I/2012 relatif tangguhmencapai 6,3%. Komponenpertumbuhan yang menurun cukup
tajam dibanding proyeksi adalahekspor. Kegiatan ekonomi globalyang melambat telah menurunkanharga komoditi sumber daya alamyang sebagian merupakan komoditiunggulan ekspor Indonesia sepertiCPO, karet, timah, migas danbarang-barang mineral hingga Mei2012. Perkembangan harga minyak Indonesia (ICP) yang cenderung
Indikator Ekonomi
Indikator Apr 2012Mar 2012 Indikator
Mar 2012
Feb2012
Inflasi (% yoy) 4,50% 3,97% Utang Pemerintah* (USD milyar) 202,55 203,08
Indeks Harga Saham Gabungan 4.180,73 4.121,55 Ekspor (USD miliar) 17,3 15,7
Harga Minyak ICP (USD per barel) 124,63 128,14 Impor (USD miliar) 16,4 14,9
Indeks Harga Perdagangan Besar 189,45 188.54 Wisatawan Mancanegara (ribu orang) 658,6 592,5
Cadangan Devisa* (USD milyar) 116,41 110,49 Suku Bunga Kredit Modal Kerja Bank (%) 12,01 12,02
Nilai Tukar Petani 104,71 104,68 Belanja Negara APBN-P 2012 (Rp. Tr)* 1.548,3
Nilai Tukar (Rp/USD) 9.169 9.153 Pendapatan Negara APBN-P 2012 (Rp. Tr)* 1.358,2
Pertumbuhan Ekonomi Tw.1-2012 (%) 6,30 Tingkat Kemiskinan (Sept, 2011) (%) 12,36%Tingkat Pengangguran (Feb. 2012) (%) 6,32 Neraca Keseluruhan NPI 2011 (USD miliar) -1,03
*kumulatif, NPI : Neraca Pembayaran Indonesia
menurun memberikan sinyalkecilnya kemungkinan kenaikanharga BBM dalam tahun 2012.
Dalam konteks inovasi,ketidakpastian perkembanganekonomi dapat menghambatpengembangan teknologi baru. Padaartikel Innovation and Economic Growth oleh Nathan Rosenberg(2004), Profesor Emeritus StanfordUniversity, diungkapkan pentingnya
suatu produk innovasi teknologidapat dipasarkan. Biaya besar yangdikeluarkan selama prosespenelitian perlu diikuti denganperhitungan yang cermat akan nilai
jual produk yang akan dihasilkan.Salah satu contoh produk yangberkinerja baik dari segi teknologinamun buruk di segi ekonomiadalah pesawat Concorde. Jumlah
pesawat yang terjual belummenutup biaya penelitian danpengembangannya.
Masalah tersebut di atas menjadipenyebab terpenting belumterjalinnya kerjasama antaralembaga litbang dan perguruan tinggidengan dunia industri di Indonesia.Penyebab lain adalah komunikasi.
Hal ini terungkap dalam ForumDiagnosa Ekonomi di Institut
Teknologi Bandung. Untuk melakukan mediasi lingkunganakademik dengan dunia industrimaka telah dibentuk LembagaPengembangan Inovasi danKewirausahaan ITB dua tahun yanglalu. Lembaga tersebut saat inimengembangkan empat programdalam rangka komersialisasi inovasidiantaranya program inkubator dankonsultasi bisnis serta programinformasi dan konsultasi hak kekayaan intelektual.
Inovasi tidak hanya terbatas padateknologi namun juga perilaku.Inovasi perilaku yang dimulai denganperubahan mental model (caraberfikir) akan meningkatkanpemanfaatan teknologi baru. Hal ini
dapat ditempuh denganmengembangkan organisasipembelajar ( learning organization)pada semua strata lingkungan.Profesor Rosenberg memberikancontoh pesatnya perkembanganturisme terutama setelah adanyapemanfaatan teknologi informasikhususnya internet dan website.(BHR)
-
7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3
5/24
2 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012
Rubrik Agenda Koordinasi
Pengetatan Ekspor Komoditas Barang Tambang
Pemerintah telah menerbitkan
aturan bea keluar bagi 65 komoditastambang rata-rata sebesar 20 %.Aturan tersebut mulai berlaku padatanggal 16 Mei 2012. Kebijakantersebut hanya diberlakukan untuk ekspor barang mentah atau biji-bijian sedangkan untuk ekspor batubara tidak masuk. Komoditas barangtambang yang dikenakan bea keluarantara lain 21 mineral logam, 10
mineral bukan logam dan 34 batuan.Tujuan utama aturan ini adalahuntuk mengendalikan eksporproduk pertambangan baik dari sisiekstraksi maupun sistem pelaporanekspor. Aturan ini juga bertujuanuntuk mencegah eksploitasi
kekayaan alam secara besar-besaran
dan kerusakan lingkungan.Pengenaan bea keluar terhadapkomoditas barang tambang bukandimaksudkan untuk menambahpenerimaan negara. Melainkansebagai salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambahkomoditas barang tambang tersebutdalam industri nasional;pengembangan smelter ataupengolahan didalam negeri sehinggamenambah terbukanya peluangpekerjaan untuk masyarakat.Dengan pemberlakuan bea keluarsebesar 20%, perusahaan tambangakan terpacu untuk menyiapkanrencana pembangunan pabrik
pengolahan dan pemurnian (smelter )
komoditas tambang. Kegiatanpengolahan dan pemurnian mineralini akan memberikan nilai tambahpada industri dalam negeri sekaligusmengurangi impor produk mineralturunan. Potensi penerimaan negaradari pengenaan bea keluar sekitarRp. 18 triliun per tahun.
Pengenaan bea keluar untuk produk tambang berpotensi menurunkan
nilai ekspor nonmigas dalam jangkapendek tetapi membawa dampak positif bagi industri nasional denganmemacu hilirisasi yang akanmeningkatkan produksi dalamnegeri, meningkatkan kesempatankerja, dan penerimaan negara.(Mamay)
Tabel 1. 65 Produk Pertambangan yang Diatur Ekspornya
Sumber: Permendag No. 29/M-Dag/Per/5/2012
-
7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3
6/24
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012 3
Rubrik Ekonomi Makro
Menutup kuartal pertama tahun2012, pertumbuhan impor
Indonesia bergerak lebih tinggidibandingkan ekspor. Selama Januarihingga Maret 2012, impor tumbuh18,2% (yoy) melebihi ekspor yanghanya tumbuh 7,1% (yoy). Kondisiini berimbas pada surplus neracaperdagangan menjadi minus 58,9%(yoy) dari USD 6,5 miliar padakuartal I-2011 menjadi hanya USD2,7 miliar pada kuartal I-2012.
Secara nominal, pada Maret 2012,realisasi ekspor sebesar USD 17,3miliar dan impor sebesar USD 16,4miliar, menghasilkan surplusperdagangan sebesar USD 840 juta.Surplus perdagangan ini hanya 46%dibandingkan surplus perdaganganMaret tahun lalu.
Selama kuartal I tahun 2012, ekspor
sektor industri Indonesia yangberkontribusi sebesar 60% daritotal ekspor hanya tumbuh 2,7%(yoy) sebesar USD 29 miliar.Pertumbuhan ini jauh lebih rendahdibandingkan pertumbuhan eksporindustri tahun lalu yang tumbuh34,3% (yoy). Pertumbuhan eksporsektor tambang juga turun dari11,7% (yoy) pada kuartal I-2011
menjadi 9,3% (yoy) pada kuartal I-2012. Ekspor sektor pertanianbahkan tumbuh negatif, minus 2,9%(yoy) dibandingkan pertumbuhantahun sebelumnya yang mencapai22,8%(yoy). Pengaruh krisis globalpada pertumbuhan volumeperdagangan dunia, memerlukanupaya keras meningkatkan dayasaing komoditas ekspor. Penurunan
pertumbuhan ekspor tiga sektorandalan ini harus dicermati
Surplus Perdagangan Kuartal I-2012 Tertekan
mengingat besarnya kontribusisektor itu mencapai 52% pada
perekonomian nasional. Prosespeningkatan daya saing sekaligusdiharapkan dapat meningkatkan nilaitambah pada perekonomian.
Berdasarkan golongan barang, padaMaret 2012, kenaikan eksporterbesar terjadi pada kelompok lemak dan minyak hewan nabati;tercatat naik sebesar USD 670,1
juta dibandingkan bulan sebelumnya.Kenaikan ini, salah satunya,didorong oleh kenaikan eksporCPO setelah pada bulan Februarimengalami penurunan akibatkenaikan bea keluar ekspor CPO.Pada Maret 2012, bea keluar eksporCPO ditetapkan sama dengan bulanFebruari yaitu 16,5%. Penyesuaianyang dilakukan produsen akankenaikan bea keluar sejak bulankemarin telah berhasilmeningkatkan ekspor CPO.
Selama kuartal I-2012, impor barangmodal tercatat tumbuh lebih tinggidibandingkan dengan pertumbuhanimpor barang konsumsi dan bahanbaku penolong. Impor barang modal
pertumbuhan pada periode yangsama tahun 2011 masing-masing
48,2% dan 31,3% (yoy).Pertumbuhan impor barang modalyang tinggi telah memperbesar porsiimpor golongan barang tersebutdari 17,8% pada kuartal I-2011menjadi 20,4% pada periode yangsama tahun 2012. Namun demikian,impor terbesar masih berasal darikomoditas bahan baku penolong(72,3%) untuk kebutuhan industri.
Pergerakan nilai tukar Rupiah yangcenderung stabil dan terdepresiasipada Maret 2012 memberi dampak positif pada kinerja ekspor. Selainitu, sejumlah kebijakan seperti pajak ekspor tambang dan impor produk hortikultura yang berlaku Mei 2012
juga diharapkan dapat mendorongpengembangan sektor hilir kedua
komoditas. Kebijakan perdaganganyang terus diupayakan olehPemerintah diharapkan dapatmenstimulus produksi danmeningkatkan daya saing produk dalam negeri. (Tri Kurnia)
Perkembangan Ekspor Impor 1tumbuh 35,6% (yoy)lebih tinggi
dibandingkanpertumbuhan tahunsebelumnya yanghanya tumbuh 15,8%(yoy). Sedangkanimpor barangkonsumsi dan bahanbaku penolong, untuk periode yang sama,hanya tumbuh 4,7%
dan 15,5% (yoy) lebihrendah dibandingkan
-
7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3
7/24
4 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012
Rubrik Ekonomi Makro
Perkembangan Inflasi April 2012
Inflasi IHK April 2012 dilaporakan
sebesar 0,21% (mtm) atau 4,5%(yoy), meningkat dari posisi 0,07%(mtm) atau 3,97% (yoy) pada Maret2012, Peningkatan inflasi April initerutama bersumber dari kelompok volatile food .
Komponen volatile food mengalamiinflasi sebesar 0,07% (mtm) padaApril 2012 berbeda dari pola
historis tahun-tahun sebelumnyayang cenderung deflasi setiap April.Sebagai penyebab utama adalahtertahannya koreksi harga berassaat masa panen raya dan karenaterbatasnya pasokan komoditasaneka bumbu khususnya bawangputih dan cabai rawit. Namundemikian, upaya stabilisasi hargaberas cukup kuat, seperti gencarnya
operasi pasar selama empat bulanpertama tahun ini. Upaya ini cukupdapat meminimalisir kenaikantersebut.
Realisasi inflasi inti (core inflation)
pada April 2012 relatif terkendalisebesar 4,24% (yoy) atau 0,23%(mtm) sedikit melambat dari bulansebelumnya (4,24% yoy atau 0,20%mtm). Inflasi inti yang relatif stabilkarena minimalnya tekananpermintaan domestik, penurunanharga emas internasional sertaindikasi meredanya ekspektasi inflasipaska pembatalan rencana kenaikanharga BBM pada 1 April 2012.
Inflasi kelompok administered prices menjadi 0,32% (mtm) atau 3,08%(yoy) meningkat dari bulansebelumnya, 0,24% (mtm) atau 2,92%(yoy). Kenaikan harga Pertamaxakibat lonjakan harga minyak globaldan kenaikan harga rokok karenamasih dibawah patokan harga jual
eceran (HJE) menjadi penyulut inflasikelompok ini.
Faktor risiko tekanan inflasi kedepan diyakini relatif moderat.
Perkembangan Inflasi 2
Untuk mengendalikan BBM
bersubsidi, pemerintah telahmelakukan 5 kebijakan subsidi, yaitu(1) seluruh kendaraan operasionalPemerintah dan BUMN harusmenggunakan BBM non subsidi (2)mempercepat program konversibahan bakar minyak menjadi bahanbakar gas (3) usaha perkebunan danpertambangan dilarangmenggunakan BBM bersubsidi (4)
melarang PLN membangunpembangkit listrik baru berbasisBBM, dan menggantikan yang adadengan non BBM (5) kebijakanpenghematan listrik dan air padagedung-gedung pemerintahan.
Sebagai antisipasi potensi tekananinflasi, langkah-langkah penguatankoordinasi kebijakan di daerahmelalui forum TPID terus digalakandalam aspek komunikasi kebijakanand pemberian insentif. Pada tanggal20 Mei 2012 digelar RapatKoordinasi Nasional (Rakornas) IIITim Pengendalian Inflasi Daerah(TPID) di Jakarta. Rakornasberhasil mencapai 3 komitmenpenting : (1) mempercepatimplementasi Sistem Resi Gudang(SRG) di berbagai daerah, (2)memperluas akses informasi hargapangan dan mendukungpengembangan pusat informasiharga pangan strategis (PIHPS), dan(3) memperkuat kelancaranperdagangan antar daerah untuk mewujudkan stabilitas harga didaerah. (Mamay)
Referensi: Analisis Inflasi, Tim Pemantauan dan
Pengendalian Inflasi (TPI)
-
7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3
8/24
-
7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3
9/24
Rubrik Ekonomi Makro
6 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012
Pengangguran Indonesia Februari 2012 Menurun
Kesejahteraan masyarakat suatunegara dapat terwujud melaluipeningkatan penciptaan lapangankerja di dalam perekonomian.Ditengah ketidakpastian danpengaruh krisis global pada sejumlahnegara, Indonesia dinilai mamputumbuh memberikan kesempatankerja bagi masyarakatnya.
Kondisi ini tercermin dari keadaanketenagakerjaan yang terus
membaik. Rilis terakhir BPSmenunjukkan keadaanketenagakerjaan Indonesia yangsemakin baik dengan adanyapeningkatan jumlah angkatan kerja,
jumlah penduduk bekerja, sertapenurunan tingkat pengangguran.
Pada Februari 2012, jumlahangkatan kerja Indonesia mencapai
120,4 juta orang dengan jumlahpenduduk bekerja sebesar 112,8 juta orang. Dengan demikian, jumlahpenduduk yang menganggur tercatatsebanyak 7,6 juta orang atau turunsekitar 90 ribu orang dibandingkanAgustus 2011. TingkatPengangguran Terbuka (TPT)Februari 2012 pun turun menjadi6,32 persen, lebih rendah
dibandingkan TPT Agustus 2011sebesar 6,56 persen. Namundemikian, indikator TingkatPartisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
justru turun 0,3 % yaitu sebesar69,66%.
Meskipun tingkat pengangguranterbuka terus turun, terdapatkekhawatiran terkait kualitasketenagakerjaan Indonesia. Salahsatu hal yang menjadi perhatianadalah jumlah pekerja tidak penuhwaktu (kurang dari 35 jam kerja)
yang justru semakin bertambah.Berdasarkan data BPS, komposisi
jumlah pekerja tidak penuh waktuterhadap total pekerja telahmeningkat dari 30,7 persen padaFebruari 2011 menjadi 31,5 persenpada Februari 2012 atau meningkatsekitar 1,36 juta orang. Peningkatanini bersumber dari peningkatan
jumlah pekerja paruh waktusebanyak 2,22 juta orang yang
diimbangi dengan penurunan jumlahpekerja setengah penganggur sekitar860 ribu orang. Terdapatkemungkinan perpindahan daripekerja setengah penganggur kekelompok pekerja paruh waktu.
Kondisi ini semakinmengkhawatirkan mengingatpekerja paruh waktu adalahkelompok pekerja yang tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaanlainnya. Di sisi lain, pada periodeyang sama, jumlah pekerja penuhwaktu bertambah namun dengan
jumlah yang lebih sedikit yaitu hanya160 ribu orang. Dengan demikian,terdapat kekhawatiran peningkatan
jumlah pengangguran terselubung.
Selain itu, permasalahan klasik ketenagakerjaan seperti tingkatpendidikan pekerja yang rendah jugadapat mempengaruhi kualitas tenagakerja Indonesia. Jumlah populasi danbonus demografi Indonesia yangbesar harus didukung denganpeningkatan kualitas pekerja sebagifaktor input produksiperekonomian. Sayangnya, pekerja
dengan tingkat pendidikan tertinggiSD ke bawah masih mendominasitenaga kerja Indonesia denganproporsi sekitar 49% dari totalpekerja.
Menurut lapangan pekerjaan utama,pada Februari 2012, mayoritasangkatan kerja Indonesia bekerja disektor pertanian yaitu 36,5% daritotal angkatan kerja. Namundemikian, porsi ini cenderung turundibandingkan Februari 2011 yangmencapai 38,2%. Di sisi lain,peningkatan jumlah pekerja terjadipada sektor industri, kontruksi,perdagangan, keuangan, dan jasamasyarakat. (Tri Kurnia)
Tingkat Pengangguran (%) 4
-
7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3
10/24
Rubrik Ekonomi Makro
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012 7
Defisit Neraca Pembayaran Triwulan I-2012 Membaik
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)triwulan I-2012 menunjukkanperbaikan meskipun masihmengalami defisit sebesar US$ 1,03miliar, dibandingkan dengan triwulanIV-2011 yang mengalami deficitsebesar US$ 3,7 miliar. Perbaikankinerja NPI berpengaruh padameningkatnya cadangan devisamenjadi US$ 110,5 miliar pada akhirMaret 2012 yang setara dengan 6,2bulan kebutuhan impor danpembayaran utang luar negeripemerintah.
Perbaikan kinerja NPI padatriwulan I-2012 didukung olehsurplus neraca transaksi modal danfinansial yang tercatat sebesarUS$2,2 miliar. Meningkatnya surplustersebut bersumber darimeningkatnya aliran modal masuk dalam bentuk portofolio. Investasiportofolio asing kembali mengalir,sebagian besar dalam bentuk pembelian surat berharga negaraberdenominasi valuta asing, diikutioleh pembelian saham dan suratberharga swasta, seiring persepsipasar yang positif terhadapperekonomian domestik. Selain itu,investasi langsung PMA dan
penarikan utang luar negeri swasta juga masih cukup tinggi masing-masing tercatat sebesar US$ 4,6miliar dan US$ 7,9 miliar. Haltersebut didukung oleh stabilitasmakroekonomi domestik yangterjaga.
Berbeda dengan kinerja transaksimodal dan finansial yang membaik,transaksi berjalan mengalamipeningkatan defisit menjadi sebesar
US$ 2,9 miliar pada triwulan I-2012.Ini merupakan defisit tertinggisemenjak tahun 2009. Pelebarandefisit tersebut dikarenakanpertumbuhan impor yang melebihiekspor. Permintaan domestik yangmeningkat terutama untuk kebutuhan investasi memicupeningkatan impor ditengahmelemahnya permintaan global.
Berdasarkan data BPS, neracaperdagangan selama triwulan I-2012tercatat surplus sekitar US$ 2,7miliar, hampir sepertiga daritriwulan I-2011 yang sebesar US$6,6 miliar. Perkembangan inimencerminkan kecenderunganmelemahnya permintaan mitradagang utama Indonesia di tahun2012.
Neraca perdagangan selamatriwulan I-2012 menunjukkanmasih kuatnya potensi eksporbukan minyak dan gas dalammempertahankan surplus neracaperdagangan. Surplus neracaperdagangan non migas tercatatsebesar US$. 3,12 miliar sementaraneraca perdagangan migasmengalami defisit sebesar US$ 0,44miliar. Komoditi yang memilikikontribusi besar antara lain batu
bara, minyak sawit dan TPT (tekstildan produk tekstil). Impor minyak yang terus meningkat selamatriwulan I-2012 terkait dengansemakin lebarnya perbedaan hargabensin yang disubsidi (Premium)dengan harga bensin komersial(Pertamax). Perbedaan tersebutmeningkat dari Rp 3.850 padaakhir Desember 2011 menjadi Rp
5.700 pada awal April 2012. Tantangan yang perlu diantisipasidalam beberapa bulan kedepanadalah menjaga defisit transaksiberjalan agar tidak melonjak. Padatriwulan I-2012, defisit transaksiberjalan tercatat sebesar -1,3%terhadap PDB. (Mamay dan Windy)
Perkembangan Neraca Pembayaran 5 Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial 6
-
7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3
11/24
Rubrik Ekonomi Internasional
8 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012
Pemilu Yunani yang akan
diselenggarakan bulan depanmerupakan bentuk lain darireferendum untuk menentukan nasibYunani sebagai anggota Uni Eropa.Wacana keluarnya Yunani bukanlahhal baru khususnya semenjak negaratersebut terancam gagal bayar atasutang negaranya yang jauh melebihikriteria Maastricht (60% dari PDB).Berbagai upaya penyelamatan yangdilakukan oleh para pemimpin UniEropa juga tidak menunjukkan hasilyang signifikan.
OECD menilai permasalahan krisisEropa termasuk krisis Yunani akanmenyebabkan pertumbuhan UniEropa turun menjadi 0,1% tahun ini.Prediksi serupa oleh Oxford Economicsbahwa tahun 2012 sebagaitahun puncak krisis Yunani.
Risiko memburuknya krisis Eropatetap ada terutama apabilakonsolidasi fiskal dan reformasistruktural tidak berhasil dilakukan.Dengan skenario tersebut, Oxford Economicsmemperkirakanpertumbuhan Uni Eropa akan anjlok hingga sekitar -6% pada tahun 2014(Eurozone Break Up). MenurutBambang Prijambodo, Staf Ahli
Menteri Bappenas , bila komunitas
Eropa itu ambruk, pemulihannya akansangat lama karena saat ini semuanegara menghadapi kendala finansial .Oleh karena itu, solusi ekonomiEropa adalah dikeluarkannya Yunanidari Uni Eropa.
Gagasan Yunani keluar darikomunitas Eropa disampaikanberbagai ekonom dunia sepertiNouriel Roubini yang masyur karena
meramal krisis global 2008. Roubinimeyakini hal tersebut tidak hanyamenjadi solusi bagi Kawasan Eropamelainkan juga untuk kebaikanpemulihan ekonomi Yunani itusendiri. Menurut Roubini, denganmeninggalkan Kawasan Eropa dankembali pada skema mata uangnasional drachma, Yunani dapatdengan mudah mendepresiasi mata
uangnya untuk meningkatkan dayasaing sebagai kunci pemulihanekonomi.
Namun demikian, keputusankeluarnya Yunani sangat sulitdilakukan karena akan disertaipergolakan politik dan sosial. Tidak hanya Yunani, perekonomianKawasan Eropa dan perekonomianglobal juga akan terkena dampak dari
Keluarnya Yunani dari Uni Eropa juga
bukan akhir dari segala permasalahan.Meskipun perekonomian Yunanihanya sekitar 2% dari PDB KawasanEropa, fenomena keluarnya Yunanibukanlah hal kecil. Jika gagal melunasiutang dan memperoleh suntikan danatambahan, pemerintah Yunani akankesulitan membayar jaminan sosialdan kewajiban lainnya seperti gajipegawai negerinya. Sebagai reaksiturunnya pendapatan danmengantisipasi depresiasi drachma,masyarakat telah melakukanpenarikan simpanan besar-besarandari perbankan. Akibatnya,perbankan terancam masalahlikuiditas. Hal tersebut dapatmengarah pada kebutuhan Bank Sentral Yunani atas suntikan danayang lebih besar jika skenariokeluarnya Yunani benar terjadi.
Melihat kondisi tersebut, nilai Euroakan terancam dan kepercayaanpasar juga akan menurun. Outlook perekonomian global juga tidak lebihbaik. Meskipun tinggal sedikit pilihanbagi Yunani, pilihan apapun harusdisertai dengan langkah- langkahantisipasi yang perlu disiapkan olehpemerintah Yunani, global dan
nasional. (Rista)
Sedikit Pilihan Bagi Yunani
Sumber: Oxford Economics (diolah)
Perkiraan Pertumbuhan PDB Riil Indonesia (% yoy)
-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Eurozone*: GDP% year
Source : Oxford Economics/Haver Analytics
Baseline
Eurozone break-up
Forecast
* Remaining 12 countries
Eurozone: GDP7 8
-
7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3
12/24
Rubrik Keuangan
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012 9
Kebijakan Bank Sentral Dalam Rangka Mendorong Fungsi Intermediasi Perbankan
Perbankan selaku lembagaintermediasi selain sebagaipenghimpun dana masyarakat jugamemiliki fungsi menyalurkan danake masyarakat melalui kredit.Seyogyanya dana yang diperolehdari masyarakat disalurkan kembalidalam bentuk kredit kepadamasyarakat denganmempertimbangkan prinsipprudensial perbankan. Oleh karenaitu dalam edisi bulan ini akandilakukan analisis mengenai fungsiintermediasi perbankan. Fungsiintermediasi sebenarnya dapatterlihat dengan membandinganantara jumlah dana yang disalurkanke masyarakat atau kredit dengan
jumlah dana masyarakat yangdihimpun oleh perbankan. Simulasikali ini mengambil sample selainbeberapa bank BUMN seperti Bank Mandiri, BNI, BRI dan BTN jugabank swasta nasional seperti BCA,Bank Danamon, Bank Bukopin danBank CIMB Niaga.
Pada akhir triwulan I-2012,penyaluran kredit terbesar secaranominal dicapai oleh Bank Mandiridan BRI masing-masing mencapaiRp. 286 trilyun dan Rp. 283 trilyun.Kemudian diikuti oleh BCA sebesarRp. 202 trilyun. Sedangkan untuk pertumbuhan kredit pada Maret2012 dibanding bulan sebelumnyayang terbesar adalah Bank Bukopinsebesar 8,28%, disusul BRI 3,6% danBank Mandiri 3.27%. Bank Bukopinmemiliki pertumbuhan tertinggisetelah pada bulan sebelumnyamengalami penurunan penyalurankredit. Sementara itu dana pihak
sebanding dengan penyaluran kredit,dimana paling besar Bank Mandirisebesar Rp. 360 trilyun , diikuti olehBRI dan BCA masing-masingsebesar Rp. 336 trilyun dan Rp. 334trilyun. Namun di sisi lain besarnyadana yang dihimpun menuntut usahaperbankan untuk ekspansipenyaluran kredit, sehingga tetapbisa menjalankan fungsiintermediasinya.
Dalam rangka mendorong fungsiintermediasi, maka sejak 1 Maret2011, Bank Indonesia menetapkankebijakan yang mengatur mengenaiLoan to Deposit Ratio (LDR), dimanabank yang memiliki LDR dibawah78% harus menambah Giro WajibMinimum 0,1% dari total DPK,untuk setiap 1 persen kekuranganLDR. Di sisi lain bagi bank yang LDRdi atas 100% dan rasio kecukupanmodal (CAR) kurang dari 14%,terkena penalti 0,2%. Kebijakan inidiambil untuk menjaga LDR padatingkat yang aman, LDR yang terlalurendah menunjukkanketidakmampuan bank menyalurkankreditnya, sementara LDR yangterlalu tinggi akan menambah resikoketidakmampuan bank mengembalikan dana deposannya.
Meski demikian pada akhir triwulanI tahun 2012, BRI, BNI dan BCAbelum mampu memenuhipersyaratan tersebut. BNImenyetorkan tambahan GWMsebesar Rp. 1,85 trilyun, BRImenyetor Rp. 657,71 miliar danBCA menyetor Rp. 4,85 trilyun.
Apabila dibandingkan tahunsebelumnya sebesar Rp. 6,3 trilyun,
beban BCA telah turun sebesar23,01%, hal ini tidak lepas dari upayaekspansif BCA dalam mendongkrak LDR-nya melalui kredit konsumendan kredit kepemilikan rumahberbunga rendah. Sementara tidak tercapainya LDR untuk BRIdisebabkan karena dilakukanperbaikan kualitas kredit untuk menurunkan Non Performing Loan (NPL). Sedangkan untuk BNI, hal inidisebabkan karena terjadipeningkatan Dana Pihak Ketiga padaakhir tahun 2011.
Sementara itu apabila dibandingkanantara penempatan pada Bank Indonesia dan dana pihak ketiga,rasio tertinggi dimiliki oleh Bank Mandiri, yakni mencapai 8,99%,diikuti oleh Bank BNI sebesar5,92%, dan BCA sebesar 3,15%.Bank-bank dengan dana pihak ketigayang besar cenderung memberikanproporsi yang lebih besar dipenempatan pada Bank Indonesia.Performa yang baik ditunjukkanoleh BRI, meskipun dana pihak ketiganya cenderung besar, namunrasionya pada tingkat rata-rata yaknisebesar 2,2%, masih di bawah Bank Danamon yakni sebesar 2,29%.Kebijakan Bank Indonesia dalammenjaga LDR dan GWMmendorong perbankan untuk menyalurkan kreditnya semaksimalmungkin dengan memperhatikankemampuan perbankan dalammengembalikan dana deposannya.
(Alex)
-
7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3
13/24
Rubrik APBN
10 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012
Membangun Bangsa Melalui Pengeluaran Bidang Penelitian dan Pengembangan
Indonesia melalui KementerianRiset dan Teknologi telahmemformulasikan rencanapembangunan ilmu pengetahuan danteknologi yang dibangun sejalandengan rencana pembangunannasional, baik dalam jangkamenengah maupun jangka panjang.Pada dasarnya, rencana tersebutmenjadi salah satu prioritas nasionalpada kabinet Indonesia Bersatu II,diarahkan untuk mencapai sasaranpenguatan sistem inovasi nasionalmelalui peningkatan kualitaspenelitian dan pengembangan(litbang) dan pengaplikasian sainsdan teknologi. Hal ini sejalan denganMasterplan Percepatan danPerluasan Pembangunan EkonomiIndonesia (MP3EI) yangmerumuskan bahwa menuju tahun2025 peningkatan kompetensiekonomi Indonesia salah satunyaakan bertumpu pada inovasi(innovation based economy).Transformasi tersebut memerlukanpeningkatan kualitas sumberdayamanusia dan kesiapan teknologi.
MP3EI menargetkan pengeluaranuntuk litbang sebesar 1% dari PDBsebagai modal dalam mendukungpengembangan inovasi tersebut.Sumber pembiayaan ini bukan hanyaberasal dari pemerintah, namun juga
dari pihak swasta (industri) danperguruan tinggi. Data penelitianLIPI menunjukkan bahwa hinggatahun 2009, pengeluaran litbang daripemerintah masih berkontribusipaling besar yaitu sebesar 50% daritotal pengeluaran litbang nasional.Pihak lainnya yaitu perguruan tinggidan swasta masing masing hanyaberkontribusi sekitar 25%.Sayangnya, target persentaseterhadap PDB tampaknya masih
jauh di atas angan. Data rilis APBNmenunjukkan bahwa pada anggaran2011, belanja litbang hanyamencapai 0,86% dari total belanjapemerintah pusat atau setaradengan 0,1% PDB 2011. Walaupundemikian, proporsi belanja litbangyang mengalami peningkatan secarasignifikan sejak tahun 2010 hinggasaat ini menunjukkan bahwaIndonesia sudah berada pada jaluryang tepat. Di samping itu, insentif yang tepat perlu diberikan kepadapihak swasta dan perguruan tinggisehingga mereka dapatberkontribusi aktif dalam kegiatanriset.
Pengeluaran pemerintah pusatuntuk bidang litbang terbagi menjadikegiatan litbang untuk pengembangan IPTEK serta kegiatanlitbang untuk fungsi spesifik.
Belanja litbang IPTEK meliputibeberapa program yaitu penelitiandan pengembangan IPTEK, difusidan pemanfaatan IPTEK sertapenguatan kelembagaan IPTEK.Sedangkan untuk belanja litbanguntuk fungsi spesifik, pengeluaranpaling besar selama beberapa tahunterakhir berada di fungsi ekonomi,pendidikan, kesehatan dan agama.Indonesia sebenarnya telahmencanangkan sektor-sektorprioritas litbang dengan mengacupada Rencana Pembangunan JangkaPanjang (RPJP) 2005-2025. Sektorprioritas tersebut diantaranyaadalah ketahanan pangan, energi,teknologi transportasi, pertahanandan kesehatan. Fokus pada sektorsektor tersebut belum tampak dalam alokasi belanja litbang.Sebagai contoh, berdasarkanlampiran kegiatan APBN 2010,alokasi belanja litbang IPTEK yangdilakukan untuk membiayaipenelitian di bidang energiterbarukan seperti panas surya danbiofuel masih relatif kecil. Selain itu,pembelanjaan alokasi anggaranlitbang pun perlu diperhatikan.Hampir 50% dana belanja litbangfungsi pendidikan digunakan untuk
hal-hal operasional diantaranyapenyelenggaraan sertifikasi,pengumpulan data, serta pembuataninformasi statistik. Alokasi anggaranyang digunakan untuk pengembangan kurikulum, modelajar dan inovasi sistem pengujiantidak mencapai 10% dari totalbelanja litbang fungsi pendidikan.Untuk itu, selain berfokus pada
sektor prioritas, belanja litbang punharus dialokasikan untuk kegiatandan program yang tepat. (Ruth)
Tabel 2. Belanja Pemerintah Pusat Bidang Penelitian dan Pengembangan(dalam miliar Rp)
Sumber: Data Pokok APBN 2006-2012
-
7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3
14/24
Rubrik Kebijakan dan Regulasi Ekonomi
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012 11
Tingkat Pengangguran Terbuka(TPT) Indonesia dilaporkan kembaliturun dari 6,56% pada Agustus 2012menjadi 6,32% pada Februari 2012.Penurunan TPT ini menjadiindikator semakin baiknya kinerjasektor ketenagakerjaan Indonesia.Namun demikian, terdapat anggapanyang berbeda mengingat masihbanyaknya masyarakat yang sulitmendapatkan pekerjaan.
Menanggapi hal tersebut,Kementerian KoordinatorPerekonomian Bidang AnalisaKebijakan Makro dan Keuanganmengadakan DiskusiKetenagakerjaan yang mencobamembedah angka indikator
ketenagakerjaan dengan narasumberDrs. Razali Ritonga, MA selakuDirektur Statistik Kependudukandan Ketenagakerjaan BPS.
Perkembangan angkatan kerjaIndonesia memiliki fenomena yangcukup unik untuk bulan-bulantertentu, yakni pada bulan Agustusdan Februari. Lapangan pekerjaan di
bulan Februari relatif lebih banyak dibandingkan dengan bulan Agustus.Keunikan ini dipengaruhi oleh faktormusiman, dimana pada bulanFebruari terdapat banyak pekerjaankarena pada bulan ini memasukimusim panen dan tanam sehinggabanyak pekerjaan yang tersedia didaerah perdesaan.
Terkait pengangguran kota dandesa, Razali menyatakan bahwapengangguran Februari 2012 di kotamencapai 8,13% (4,78 juta jiwa) atauhampir dua kali lipat penganggurandi desa yang mencapai 4,59% (2,83
juta jiwa).
Sedangkan di desa, meskipun TPT-nya desa lebih rendah, namun
persentase kemiskinan di desamencapai 15,72% lebih besardibandingkan kemiskinan kota yangmencapai 9,23%. Artinya,pendapatan yang lebih rendahditerima oleh penduduk desa.
Melihat kondisi seperti itu, tentukebijakan yang diambil harus jugaberbeda. Untuk di kota, kebijakanyang diambil perlu lebihmenekankan kepada programpenciptaan lapangan kerja.Sedangkan untuk desa, kebijakanyang diambil perlu lebih ditekankankepada peningkatan kualitas danproduktivitas tenaga kerja untuk meningkatkan pendapatan penduduk desa.
Untuk beberapa periodemendatang, Indonesia akan memilikibonus demografi yang besar dimana
jumlah angkatan kerja menjadi lebihbanyak.
Dependency ratio juga akanmeningkat. Dengan demikian,kualitas tenaga kerja dan
pertumbuhan penciptaan
lapangan kerja yang lebih besar daripertumbuhan permintaan lapangankerja menjadi hal penting yang harusditingkatkan agar bonus demografitersebut dapat berkontribusi padaperekonomian dan kesejahteraan.
Berdasarkan karakteristik pekerjaanutama, terdapat struktur yangberbeda antara kota dan desa.
Hingga Februari 2012, mayoritasangkatan kerja di kota bergerak disektor jasa (62,7%), sedangkanmayoritas angkatan kerja pedesaan(58,9%) bekerja di sektor pertanian.Secara nasional, mayoritas (43,76%)bekerja pada sektor jasa.
Menurut status pekerjaan, secaranasional, mayoritas angkatan kerja(62,71%) bekerja di sektor informal.Kondisi yang sama terjadi di desadengan pekerja informal sebanyak 77,34%. Di sisi lain, mayoritasangkatan kerja di kota bekerja disektor formal sebanyak 53,21%.
Tren peningkatan jumlah pekerjaformal terjadi di hampir seluruh
pulau besar di Indonesia sejak Februari 2010 hingga Februari 2012.Pengecualian terjadi di PulauSumatera dimana terjadi penurunanpersentase jumlah pekerja formaldari 37,97% pada Agustus 2011menjadi 35,37% pada Februari 2012.Penurunan juga terjadi di sejumlahpulau lain diuar Jawa, Kalimantan,dan Sulawesi.
Kondisi Ketenagakerjaan Indonesia
-
7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3
15/24
Rubrik Kebijakan dan Regulasi Ekonomi
12 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012
Razali menyatakan bahwa indikatorpersentase angkatan kerja menurutstatus pekerjaan ini dapat dijadikanindikator terjadinya overheating disutau negara. Pengalaman krisistahun 1997/1998, terjadi sejumlahshifting ketenagakerjaan, dimanabanyak penduduk bekerja yangpindah dari kota ke desa. Selain itu,muncul fenomena meningkatnya
jumlah pekerja anak, pekerjarangkap, dan meningkatnya jumlah
pekerja lansia. Yang terjadiselanjutnya adalah meskipun jumlahpenduduk yang bekerja semakinbanyak, namun produktivitas yangdiberikan sangatlah rendah dan
jumlah penduduk miskin meningkat.
Kondisi diatas perlu dicermati.Berdasarkan laporan BPS,persentase angkatan kerja lansiaterhadap total angkatan kerjacenderung turun sejak 2010.Namun, persentase ini kembalimeningkat pada Februari 2012 yaitumencapai 7,34%, dibandingkandengan Agustus 2011 yangmencapai 7,27%. Tidak hanya lansia,persentase pekerja anak (10-14tahun) dan pekerja rangkap juga
dilaporkan meningkat pada Februari2012 dibandingkan dengan Agustus2011. Peningkatan persentasepekerja anak dan pekerja rangkap disetiap bulan Februari lebihdipengaruhi faktor musiman dimanapada bulan Februari cenderung lebihbanyak permintaan tenaga kerja.
Untuk itu, Pemerintah diharapkanlebih peka dalam urusanmenghilangkan pekerja anak,
pekerja rangkap dan pekerja lansia.Dimana seharusnya pekerja lansiadijamin oleh pemerintah.
Sementara itu menurut tingkatpendidikan, TPT masih didominasioleh pekerja dengan tingkatpendidikan SMA (10,34%) dan SMK(9,51%). Sedangkan pengangguranterendah berasal dari kelompok pekerja lulusan SD kebawah(3,69%). Kondisi ini didukung
dengan data jumlah pekerja yangmayoritas adalah lulusan sekolahdasar (67,2%), diikuti lulusansekolah menengah (23,6%) dansekolah tinggi (9,2%). Secararegional, mayoritas pengangguran dikota adalah lulusan SMA (11,5%),sedangkan di desa adalah lulusanSMK (10,01%).
Berdasarkan data spasial, tingkatpengangguran terbuka menunjukkantren yang menurun sejak Februari2010 hingga Februari 2012. Pulau
Jawa menjadi pulau dengan tingkatpengangguran tertinggi di setiap
periode, dimana pada Februari 2012mencapai 7,2%. Tidak hanya lebihtinggi dibandingkan pulau lainnya,tingkat pengangguran di Pulau Jawaselalu lebih tinggi jika dibandingkandengan tingkat penganggurannasional sejak periode 2010.
Berdasarkan jumlah jam kerja,utilisasi pekerja lebih banyak terjadidi setiap bulan Agustusdibandingkan Februari. Hal ini masih
dipengaruhi oleh faktor musimanlapangan kerja. Ditinjau secaraspasial, Pada Februari 2012,penurunan persentase pekerja tidak penuh hanya terjadi di Pulau Jawadan Kalimantan jika dibandingkandengan Februari 2011. Sedangkanpeningkatan persentase terjadi diPulau Sumatera, Sulawesi, dan pulaulainnya. Peningkatan signifikanterjadi di pulau lainnnya dari 35,42%pada Februari 2011 menjadi 40,51%pada Februari 2012.
(Tri Kurnia dan Windy)
-
7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3
16/24
Rubrik Utama
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012 13
Wawancara dengan Lembaga Pengembangan Inovasi dan KewirausahaanInstitut Teknologi Bandung: Peran Pendidikan dalam Mengembangkan Inovasi
Lembaga pendidikan menjadi tempatyang tepat bagi tumbuh-kembangpenelitian dan inovasi. Tidak cukuphanya sebagai tempat belajar-mengajar, institusi pendidikan jugamenjadi fasilitator pengembanganinovasi. Bagaimana mengkaitkanpendidikan dan inovasi?Wawancara dengan Ketua LembagaPengembangan Inovasi danKewirausahaan (LPIK) ITB, Prof. Dr.Ir. Suhono H Supangkat,menjelaskan bahwa inovasi itusederhananya dipahami sebagaisuatu cara bagaimana manusiamenemukan teknik, metode baruatau gabungan teknik lama dan baruuntuk memberikan nilai tambahdalam kehidupan ekonomi maupundunia sosial.
Lebih lanjut, Suhono menjelaskanuntuk berinovasi, manusia tidak lepas dari lingkungannya, artinyamampu melakukan perbaikan bilamengerti kondisi yang terjadi saatini. Pada dasarnya, manusia terbagidalam 4 kuadran karakter: pertama,kelompok yang tidak tahu apa yangtidak diketahuinya. Kedua,kelompok yang tidak tahu apa yang
diketahui, dan ketiga, kelompok yang tahu apa yang tidak diketahui.Keempat, kelompok yang tahu akanapa yang diketahui. Kelompok terakhir ini menurut Suhono adalahyang terbaik karena mereka pahamatas kapasitas dan kebutuhannya,lalu berupaya meningkatkan,sehingga akhirnya mengetahuibahwa terjadi distorsi. Lebih lanjut,
Suhono menyatakan bahwa dalammanajemen pun harus ada inovasi,seperti business as not as usual ,
artinya usaha memiliki manfaat yangbesar, tidak hanya continuesimprovement. Karena itulah, manusiadituntut untuk menemukan teknik dan metode sedemikian rupasehingga suatu kondisi dalamkonteks produksi dan konteks sosialdapat tumbuh pesat.
Inovasi bukan hanya berkaitandengan produk saja, tetapi suatu
ekosistem. Berdasarkan pemikiranini, LPIK ITB mendirikan suatuinnovation lab sebagai muaraakumulasi masukan dalam ekosistemuntuk menciptakan inovasi. Dari siniterwujud ide membangun smart city ,yaitu desain kota yang cerdas, aman,dan tahan banjir. Penelitiandilakukan dengan cara mengundangbeberapa peneliti di Indonesia, mulai
dari pakar e-logistic , e-transportation ,sehingga muncul ide-ide baru terkaitbagaimana mengetahui tempatpembuangan sampah yang efisien,tempat terjadinya kemacetan, pusatbisnis di suatu kota sehinggaekosistemnya tumbuh. Dukunganlain berupa kebijakan, organisasiatau kelembagaan dan teknik yangmendukung dalam ekosistem, makainovasi dapat tercipta.
Hambatan dalam pengembanganadalah ketika manusia hanyaberpikir hari ini untuk hari ini.Pemikiran ini menurut Suhonomasih fokus pada kebutuhan sesaatdan tidak ada upaya berikutnya. Bilamanusia mampu memikirkankebutuhan di masa depan, itu
selangkah lebih maju, sehingga dapatmencari cara untuk memenuhikebutuhan di masa depan. Inilah
pengertian lain dari berinovasi.Solusi utama terhadap hambatanberinovasi adalah leaderships yangmemprioritaskan kebijakan jangkapanjang dan jangka menengah.Rencana implementasi danleadership harus sejalan. Solusi lainadalah insentif yang menunjangkegiatan riset untuk berinovasi.
Sebagai organizational learning,
lembaga pendidikan masihmenerapkan trial dan error untuk selalu belajar dan menambah ilmupengetahuan dan wawasan. Danapenelitian di perguruan tinggibelum cukup untuk menumbuhkaninovasi. Pendidikan masih belumerat dengan industri, padahalindustri perlu bekerjasama denganperguruan tinggi. Suhono
menegaskan perlu perubahanparadigma. Perlu insentif berupadana pemerintah atau BUMNuntuk melakukan inovasi, sehinggapenelitian tidak hanya sampai diperpustakaan, namun bisadimanfaatkan oleh industri.(bersambung ke halaman19)
Prof. Dr. Ir. Suhono H. SupangkatKetua Lembaga Pengembangan Inovasi danKweirausahaan (LPIK) ITB
-
7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3
17/24
-
7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3
18/24
Rubrik Utama
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012 15
Selain tidak lagi bergantung padaimpor, cara demikian dapatmembantu PTDI melakukanpengujian produknya. Saat ini PTDImelakukan kerja sama pengujianproduk dengan BPPT dan LAPAN,termasuk menyelesaikan detailrancangan N-219. Kepercayaan daripihak swasta nasional terhadapPTDI ternyata cukup tinggi. Hal inidibuktikan dengan ditandatanganinya
Surat Pernyataan Minat (Letter of Intent/LoI) antara PT DI dengan PTNusantara Buana Air (NBA) yangberisi tentang minat pembelian 20unit pesawat N-219 ditambah opsi10 unit produksi PT DI oleh NBA.
Pada akhir wawancara Donimenyimpulkan bahwa inovasisebenarnya merupakan suatuproses, bermula dari kreativitassebagai kebiasaan untuk selalu
berkembang. Di saat terdesak,manusia lebih berani mengambilresiko dan kemudian terjadi inovasi-inovasi. Prosesnya, orang belajaruntuk mendapatkan pandangan yanglebih luas, kemudian dengankebiasaaan untuk menemukanmetode atau sarana dalammemecahkan masalah yang dihadapi,kemudian orang tersebut mampuberinovasi. (Edi Prio dan Alex)
Mengurai Fakta Proses Inovasi di Jawa Barat
Indonesia memiliki target menjadiperingkat 12 di jajaran Negara-negara maju pada tahun 2025. Untuk mencapai hal tersebut, perlupeningkatan produktivitas untuk meningkatkan daya saing ekonomi.Global Competitiveness Index (GCI)Indonesia pada tahun ini turun dariperingkat 44 menjadi peringkat 46.Peringkat Indonesia bahkan jauh dibawah Malaysia dengan peringkat 21dan masih di bawah Thailand denganperingkat 39. GCI menyoroti tigapilar utama yaitu fundamentalekonomi, efisiensi, dan inovasi yangberkaitan erat dengan teknologi.Technological Achievement Index Indonesia yang terpuruk di bawahNegara-negara tetanggamenunjukkan bahwa terdapatpermasalahan inovasi sehingga tidak dapat mendorong teknologi dandaya saing.
Di Indonesia, terjadi fenomenadeindustrialisasi pasca krisis 1997(Socia Prihawantoro dan SuahasilNazara, 2006). PenelitianPrihawantoro dan Nazara (2006) menemukan fakta bahwa ternyatateknologi memiliki kontribusi positif di Jawa, tetapi berkontribusi negatif di luar Jawa.
Hal ini disebabkan karena Pulau Jawa memiliki aktivitas di sektormanufaktur yang lebih besardibandingkan di luar Jawa.Sebaliknya, Pulau Jawa memilikiaktivitas pertanian yang lebih rendahdibandingkan di luar Jawa dilihat daripersentase tenaga kerja dan besaransektor di dalam perekonomiannya.Oleh karena itu, teknologimerupakan hal penting dalamperekonomian regional di Pulau
Jawa khususnya Jawa Barat.
Untuk memperoleh gambaranketerkaitan antara inovasi denganperekonomian, tim TEK melakukanobservasi ekonomi di kota Bandung.Dengan didukung oleh keberadaan
institusi pendidikan yang berbasisteknologi, Bandung dapat menjadimodel perekonomian berbasisinovasi karena merupakan pusatperkembangan industri kreatif.Wawancara dilakukan denganresponden dari pemenangpenghargaan Anugerah Inovasi JawaBarat (AIJB) serta Jabar ICT Awards2011 menggunakan metode
purposive sampling. Kategori inovasiAIJB dibagi berdasarkan bidang,yaitu pendidikan, kesehatan, pangan,
energi, infrastruktur dan lingkunganhidup, serta seni budaya, danpariwisata. Sedangkan ICT Awardmerupakan penghargaan padabidang desain website danTeknologi Ilmu Komputer (TIK).
Sebuah proses inovasi akan tercipta jika terdapat kualitas input sumber
daya manusia yang baik. Hal iniditunjukkan dengan hasil observasiyang menunjukkan bahwa pararesponden yang melakukan inovasipada umumnya ditunjang olehtingkat pendidikan tinggi. Sekitar75% tingkat pendidikan respondenmerupakan sarjana dan pascasarjana. Institusi pendidikan berbasisteknologi di Bandung masih menjadi
penggerak utama dalam mendoronginovasi karena 50% respondenberprofesi dosen dan mahasiswa.Bentuk inovasi juga lebih diarahkanpada penemuan-penemuan produk baru ketimbang pengembanganproduk-produk yang sudah ada.Hampir seluruh respondenmengakui bahwa inovasi yangdilakukannya memang tidak terlepas
dari peranan institusi pendidikan.Sebanyak 40% respondenmemperoleh ide untuk berinovasi
-
7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3
19/24
-
7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3
20/24
Ti
Kemame
meterkeppekepdenpenpaPeme
terdalpebendaldapnas
PadKePerFodeAcInsnar
JawAsBarberinoresibudiaobsperdekepe
DalReInd
njauan Ekon
depan, harayarakat pedorong ino
berikan baadap produ
ada perusahasaran juga
ada investogan mengkoawaran proeran pameerintah dihberikan pe
adap riset-m jangka perintah tid
tuk pendanm bentuk iat membangional. (Ahma
a tanggal 16enterian K
ekonomianum Diagnosgan menganra berlangsitut Teknolasumber daa Barat, akasiasi Penguat (APINDlangsung, kevasi dilakuk ponden. Kokota provinsggap tepatervasi memkembanganikian pesat
eradaan bedidikan ber
am Globalort 2011-2
onesia untu
omi dan Ke
an utamaerintah unt
vasi adalah d
ntuan pemak-produk inaan. Usahadapat dilakudari luar n
ordinasikanuk inovasi
an internasiarapkan pularhatian khus
iset yang benjang. Aprek harus dalaan, melaink sentif lain ykitkan gairad Fikri dan R
Mei 2012,oordinatorkembali mea Ekonomi (gkat tema Ing di kampgi Bandungi pemerinta
demisi (ITB)aha Indones). Sebelum
giatan obsern ke beberaa Bandung si Jawa Baratmenjadi lokapertimbangk industri kredan didukunerapa institasis teknol
ompetitive12, peringk faktor inov
angan I Mei
k engan
aranovasi
kangeri
alamnal.
us
rmanfaatiasi darimn juganginovasi
th)
erancang
idangggelarFDE)novasi.sdenganh daerah, dania JawaFDEvasipaebagai
siantif yanggsigi.
esst
asi dan
I
I
2012
Provinsi J
kemutakhira1. Peringka
negara-negaMalaysia (22
aiwan (10).merupakan sdaya saing. Iaspek yang tdikesampingmeningkatkaproduktivitasaing meruppembandingnegara.
Inovasi dalaSDM Indoneaktor kritis
pertumbuhaang kini sed
keemasan (Indonesia). Idiperlukan utransformasipembanguna
Hasil
wa Barat
n mendudut ini jauh diba tetangga s
), Korea (18Kedua faktubindeks daovasi mem
idak dapatkan dalam un daya saings. Sementarkan paramekeberhasila
IPTEKdansia dianggapuntuk mendn ekonomi Iang memasomite Ekonovasi dan t
ntuk mendupada berba
n. Beberapa
Observasi I
ang Berb
i peringkatawaheperti), danr
ri peringkatng menjadi
ayamelaluiitu, daya
tersuatu
kualitasmenjadiukungdonesiaki eraomiknologi
kungai tahapannegara
novasi di Ja
sis Inovas
yang mesetiap taAmerikaCina terekonomitinggi (Hi
Tiga agedalam peHelix Minstitusipemerin
Institusimelatih s(SDM) umampumengemPerguruinstitusibesar dalhasil-hasiakademispenggerberbasis
a Barat
i
yertakan inap pembanSerikat, Koukti berhasimenuju tah
i-tech).
yang berpenciptaan inodel for Innoendidikan,ah.
endidikan bumber dayatuk menjadenyelesaik angkan ide-
n tinggi sebendidikan
am prosesl penelitian.i tersebut dk perekonoteknologi.
Rubrik Uta
vasi dalamunan, seperea Selatan,l mengantarpan teknol
ran pentingvasi (Triplevation), yaitunia usaha
erperan dalmanusiai kreatif,n masalah dide pemikirgai salah satemiliki potelahirkan
Hasil risetapat menjadi
ian yang
a
17
9
tian
gi
uan
m
ann.unsi
i
-
7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3
21/24
Rubrik Utama
18 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012
Namun, menurut akademisi ITB,penelitian perguruan tinggi masihbanyak tidak direspon oleh dunia
industri. Kendala utamanya antaralain komunikasi yang belum optimalantara akademisi dengan duniaindustri. Akibatnya, pertukaraninformasi dan kerjasama di antarakedua pihak sangat rendah.Disamping itu, masih banyak riset-riset yang belummempertimbangkan dinamikapermintaan pasar, sehingga muncul
gap antara output perguruan tinggidengan kebutuhan pasar.
Ketidaksesuaian (gap) tersebutperlu dijembatani agar hasil risetdapat dikomersialisasikan. Upayamengkomersialisasi hasil risetinstitusi pendidikan, diantaranyamelalui pembentukan inkubatorbisnis dan pendaftaran paten. Dalamkaitan dengan itu, jumlah hak paten
yang diberikan kepada penduduk Indonesia di tahun 2010 barumencapai 115, lebih rendahdibandingkan hak paten yangdiberikan kepada warga asing diperiode yang mencapai 2278 (LIPI,2011).
Selanjutnya, pengusaha (duniausaha) berperan dalam mendorongproduksi dan kreasi. Kreasi (inovasi)
dan desain merupakan kunci dalammemenangkan persaingan di eraekonomi kreatif. Menurut APINDO,keunggulan komparatif sebagaiindikator keberhasilan sudah tidak lagi menjadi back-bone dalammemenangkan persaingan bisnis.lnovasi dalam pengembanganproduk dan jasa baru, menjadi kuncibagaimana perusahaan dapat tetap
bertahan atau sukses dalammemenangkan pasar. Namundemikian, inovasi tidak hanya
diperlukan dalam hal produk, tapi juga sistem pemasaran danteknologi. Untuk itu, dunia industri
dituntut lebih memberi prioritaspada kegiatan penelitian danpengembangan (Litbang) diperusahaan.
Sebagai regulator, pemerintahberperan dalam memperbaikikegagalan pasar dan meningkatkanperlindungan hukum untuk memotivasi penciptaan inovasi.Dukungan pemerintah dapat berupa
apresiasi dan insentif untuk berinovasi. Pemerintah Jawa Baratsejak tahun 2011 mulai memberikanapreasi terhadap para inovator JawaBarat melalui penyelenggaraan AIJB(Anugerah Inovasi Jawa Barat) danICT Award. Penghargaan diberikanbagi inovasi-inovasi yang dianggapberkontribusi menyelesaikanpermasalahan, melalui hasil karya
inovatif, dan atau upaya luar biasa,yang nyata dan bermanfaat bagikehidupan masyarakat Jawa Barat.Sesuai Rencana Pembangunan
Jangka Menengah pemerintahprovinsi tahun 2008-2013, arahkebijakan ekonomi Jawa Baratdifokuskan pada pengembanganpotensi lokal untuk mengurangidisparitas kesejahteraan
antarwilayah. Perkembanganindustri kreatif yang relatif cepat di Jawa Barat seharusnya menjadipeluang emas untuk memajukanperekonomian setempat.
Pada akhirnya, untuk dapatmewujudkan Jawa Barat YangBerbasis Inovasi, beberapa upayapenting yang perlu didorong antaralain sinergitas antara pemerintah,
para pelaku usaha, lembagapendidikan dan penelitian, sertapemangku kepentingan lain,
termasuk media. Sinergitas antarapemangku kepentingan tersebutperlu terus ditingkatkan melalui pola
kemitraan. Urgensi membangunkomunikasi, kerjasama, dansinergitas diantara ketiga pihak tersebut semakin terasa, mengingatdunia usaha terus dihadapkan padakondisi perubahan permintaan pasaryang sangat cepat. Selain itu,Komunitas Ekonomi Asean (AEC)di tahun 2015 akan menggiringtantangan persaingan usaha yang
semakin ketat. Konsekuensinya,dunia industridituntut untuk memberi porsi yang lebihpadaaktivitas penelitian danpengembangan sebagai salah satustimuli inovasi. Pengeluaran sektorindustri, terutama manufaktur masihrelative rendah. Di tahun 2009,pengeluaran bruto sektor industrimanufaktur (nasional) untuk
penelitian dan pengembangan barumencapai 0,02% dari PDB.Persentase tersebut lebih rendahdibanding sektor pendidikan tinggi(0,03%), dan sektor pemerintah(0,04%). Secara nasional,pengeluaran bruto untuk penelitiandan pengembangan tahun 2009hanya mengambil porsi 0,08% dariPDB (LIPI, 2011). (Arin Puspa)
Penyelenggaraan Forum Diagnosa Ekonomi diBandung, 16 Mei 2012
-
7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3
22/24
-
7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3
23/24
Rubrik Ekonomi Daerah
20 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan I Mei 2012
Peran Pemerintah Daerah Dalam Mengembangkan Inovasi
Saat ini, daya saing daerah sangatditentukan oleh kemampuanmemanfaatkan modal SDM melaluiinovasi. Kemampuan suatu daerahuntuk menciptakan iklim usaha yangkondusif, menarik investor danwirausaha, serta berkinerja unggulakan meningkatkan kesejahteraanmasyarakat. Kemampuan tersebuthanya mungkin dapat dicapai bila
dalam membangun ekonomi daerahmenggunakan landasanpengembangan sistem inovasidaerah, bukan lagi berlandaskanmelimpahnya sumber daya alamataupun murahnya tenaga kerjakurang terampil.
Strategi pengembangan inovasidaerah harus menjadi political will Pemerintah Daerah dan mendapatdukungan dari semua pihak. Untuk mendukung upaya daerahmengembangkan inovasi denganbaik, terdapat beberapa hal yangbisa dilakukan.
Pertama, mendukungpengembangan sumber dayamanusia dengan memberikanpelatihan dan pendidikan yang
mendukung tumbuhnya pola pikiryang mengarah pada inovasi.Pengembangan SDM daerahseyogyanya tidak diartikan sekedarmengistimewakan putra asli daerah,melainkan benar-benar membanguntalenta, bahkan menarik talenta dariluar daerah yang benar-benardibutuhkan bagi kemajuan daerah.Sistem pendidikan di daerah perlu
terus dikembangkan denganpenekanan pada pengembangan
budaya kewirausahaan yang perludilakukan sejak dini.
Kedua, mendukung kerjasamasemua pihak baik pada tatarandaerah (intra), antar daerah, dandalam skala nasional. Menguatkanaktivitas dan fungsi institusi risetdaerah untuk menjadi pendorongindustri daerah denganmempermudah pertukaran SumberDaya Manusia antar daerah. Intinyapusat inovasi di daerah merupakanbentuk dari hasil kerja sama yangkuat antara unsur lembaga Litbang,akademisi, dunia usaha danmasyarakat di daerah di mana peranpemerintah daerah menjadi bagianterpenting dalam pengembangannya.Dengan munculnya produk-produk unggulan daerah yang dikemasdengan teknologi yang diproduksipara pelaku usaha di daerah, makaakan semakin meningkatkanpendapatan daerah dan mengurangiketergantungan terhadap pusat.
Ketiga, mengoptimalkan fungsi risetpemerintah pusat dan daerah dalamBalai Besar Industri (BBI) ataumembentuk beberapa Badan
Pengkajian dan PenerapanTeknologi Daerah (BPPTD) padabeberapa kawasan tertentu. Daerahyang mempunyai komitmen tinggihendaknya mempunyai dokumenstrategi inovasi daerah yangmemuat setidak-tidaknya arahkebijakan, kerangka strategis danrencana tindak jangka menengahyang dipandang penting untuk
dilaksanakan oleh para pemangkukepentingan dalam
mengembangkan sistem inovasidaerah. Di dalam rencana tindak jangka menengah diuraikan secaradetail mengenai program, kegiatan,indikator, dan target tahunan yanghendak dicapai, serta SKPDpenanggung jawab dalam rangkaupaya penguatan sistem inovasidaerah. Dokumen ini bisa disiapkanoleh Dewan Riset Daerah dan
dikomunikasikan kepada SKPDterkait.
Keempat, menentukan produk unggulan untuk tingkat provinsiyang merupakan kumpulan dariunggulan produk darikabupaten/kota.
Kelima, mendukung pembangunansekolah-sekolah professional
kejuruan yang mengarah kepadabidang teknologi untuk kabupaten/kota; sementara untuk provinsi adalah pembangunansekolah tinggi (Politeknik, SekolahTinggi Teknik program pendidikanvokasi, serta program pendidikanprofesi) yang mengarah kepadapenelitian yang berhubungan dengankompetensi inti provinsi tersebut.
Pada akhirnya jika kelima haltersebut bisa dilaksanakan denganbaik, tentunya daerah tersebutakan memiliki daya saing yang baik yang pada akhirnya akanmeningkatkan kesejahteraanmasyarakat di daerah tersebut.
(Gede Edy Prasetya)
-
7/31/2019 TEK Mei 2012 v3_3
24/24
Opini Pakar
Inovasi dan Pertumbuhan Ekonomi dalam MP3EI
Inovasi merupakan salah satu faktor
penting dalam pertumbuhanekonomi. Inovasi berpengaruhterhadap total factor productivity dalam pertumbuhan ekonomi.Semakin tinggi tingkat inovasi suatunegara maka semakin tinggi pulatotal factor productivity yang akanmempercepat pertumbuhanekonomi negara tersebut.
Pertumbuhan ekonomi nasionaldalam kurun waktu 1975 hingga2011 meningkat secara stabil.Beberapa gejolak sedikitmengganggu pertumbuhan dikalaIndonesia mengalami krisis moneterpada tahun 1998 dan kemudianpada tahun 2008. Namun dukunganpertumbuhan di tingkat propinsimenunjukkan kemantapan posisidomestik untuk dapat secarabertahap memperbaiki kinerjamakro ekonomi nasional. Perbaikanpencapaian pertumbuhan ekonomitersebut tentu tidak lepas darikinerja sumberdaya manusia.Pengembangan sumber dayamanusia melalui inovasi sangatdibutuhkan untuk mendorongpercepatan pertumbuhan ekonomi.
Sejak Mei 2011, perencanaan induk atau yang dikenal sebagaiMasterplan Percepatan danPerluasan Pembangunan EkonomiIndonesia, atau MP3EI mulaidilaksanakan. Meskipun fokus padapeningkatan kegiatan ekonomi,pelaksanakan MP3EI mematuhikaidah-kaidah lingkungan hidup.Selain itu MP3EI juga mendukungpengentasan kemiskinan (MP3KI).
Keterpaduan ketiga aspek tersebutdijabarkan melalui introduksipembangunan ekonomi hijau atauramah lingkungan, dalam bentuk kemitraan dengan pihak swasta.
Secara singkat, programpeningkatan ekonomi nasional dapatdiilustrasikan sebagai berikut: (i)program MP3EI dan MP3KImengemuka dengan model kerjasama pemerintah dan swasta atauPublic-Private-Partnership(P3) (ii)mendorong pertumbuhan ekonomitanpa mengesampingkan lingkungan(iii) melaksanakan gerakankerjasama Akademisi, Bisnis danGovernment ( ABG) berbasis Public-Private-Partnership.
Pembangunan ekonomi hijau
mempromosikan penggunaan energibersih dan teknologi rendah karbonsebagai pengganti bahan bakar fosil, serta mengurangi jejak karbondalam produksi energi. Langkahtersebut dimaksudkan gunameningkatkan efisiensi sumber daya,mengurangi degradasi hutan dandeforestasi, dan meminimalkan ataubahkan mencegah kerugian
keanekaragaman hayati.
Dalam penerapan metodakeberlanjutan ekonomi hijau,diperkenalkan pendekatan TripleHelix atau Academicians,Businessmen, dan Government (ABG). Pertama, pihak akademisimenghasilkan inovasi-inovasi melaluiide-ide green innovative concepts and products; kedua, para pebisnismemanfaatkan inovasi-inovasi yangtelah dihasilkan akademisi tersebut,
dan; ketiga, Pemerintahmemberikan stimulus positif yangdapat mendorong atmosfir bisnisyang kondusif.
Terkait kualitas Sumber DayaManusia, tantangan yang dihadapiuntuk mempercepat pertumbuhanekonomi adalah ketersediaan SDMyang berkualitas dan teknologi yangcerdas. Ketersediaan sumberdayafisik yang belum diikuti dengankapasitas teknologi cerdas yangmemadai, memerlukanpengembangan inovasi yang ramahlingkungan. (Raldi Hendro Koestoer)
Pemberian kenang-kenangan oleh Raldi H.Koestoer (kanan) dalam Forum DiagnosaEkonomi di Jawa Barat, 16 Mei 2012