tehnik bikan murni 4

21
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR “Teknik Biakan Murni” NAMA : MUSLIMIN STAMBUK : D1C114016 KELAS : Teknologi Pangan A PROGRAM STUDI TEKONOLOGI PANGAN JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO 2014

Upload: nahrir-auzaie

Post on 09-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nvh

TRANSCRIPT

Page 1: Tehnik Bikan Murni 4

7/17/2019 Tehnik Bikan Murni 4

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-bikan-murni-4 1/20

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DASAR

“Teknik Biakan Murni”

NAMA : MUSLIMIN

STAMBUK : D1C114016

KELAS : Teknologi Pangan A

PROGRAM STUDI TEKONOLOGI PANGAN

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

2014

Page 2: Tehnik Bikan Murni 4

7/17/2019 Tehnik Bikan Murni 4

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-bikan-murni-4 2/20

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di alam, pepulasi mikroba merupakan populasi campuran dari berbagai

mikroorganisme atau disebut juga biakan campuran. Teknik biakan murni

digunakan untuk memisahkan berbagai macam bakteri tersebut. Untuk dapat

memperoleh biakan murni digunakan beberapa teknik biakan yaitu metode agar

tuang dan metode penggoresan lempengan agar.

Dalam keadaan sebenarnya (di alam bebas) boleh dikata tidak ada bakteri

yang hidup tersendiri dan terlepas dari spesies lainnya. Kerap kali bakteri patogen

kedapatan bersama-sama bakteri saprobe. Yang terakhir ini boleh disebut

penyerbu yang membonceng (secondary invaders). Mungkin juga bakteri patogen

yang membonceng. Untuk menentukan siapa pembonceng dan siapa yang

dibonceng diberikan pedoman “siapa yang kedapatan disitu lebih dulu, dan siapa

yang dating terkemudian.”

Mikroba yang ditemukan di suatu lingkungan ditemukan dalam populasi

campuran, sangat jarang sekali yang ditemukan sebagai satu spesies tunggal.

Penelitian mengenai mikroorganisme biasanya memerlukan teknik untuk 

memisahkan populasi campuran pada permulaanya, atau biakan campuran,

menjadi spesies-spesies yang berbeda-beda sebagai biakan murni. Biakan murni

terdiri dari suatu populasi sel yang berasal dari satu sel induk (Prescott, 2003). Hal

lain yang perlu diperhatikan adalah pemeliharaan kemurnian isolat selama

penyimpanan, agar produk atau metabolisme suatu mikroba termasuk kapang

tetap terjaga. Pengetahuan akan nutrisi pertumbuhan akan membantu di dalam

Page 3: Tehnik Bikan Murni 4

7/17/2019 Tehnik Bikan Murni 4

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-bikan-murni-4 3/20

mengkultivasi, mengisolasi dan mengidentifikasi mikroba, karena mikroba

memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda-beda di dalam persyaratan

pertumbuhannya.

Suatu jenis koloni mikroba yang terpisah dari koloni campurannya akan lebih

mudah untuk diamati. Selain itu teknik untuk memisahkan dan mendapatkan

koloni tunggal serta pemeliharannya terdapat beberapa jenis. Teknik-teknik 

tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan. Beberapa cara dapat dilakukan untuk 

menentukan jumlah bakteri yang terdapat pada bahan pemeriksaan. Cara yang

paling sering digunakan adalah cara penghitungan koloni pada lempeng

pembiakan ( plate count ), atau juga dapat dilakukan penghitungan langsung secara

mikroskopis (Burrows, 2004). Oleh karena itu, untuk mempelajari teknik isolasi,

pemurnian mikroba, serta keuntungan dan kelemahannya, maka praktikum Isolasi

dan Pemurnian Mikroba, Teknik Pemeliharaan Kultur Murni penting untuk 

dilakukan.

Yang melatar belakangi percobaan pembuatan biakan murni ialah guna

menambah keterampilan dan pengetahuan mengenai cara pembuatan biakan

murni. Untuk menggampangkan pemeriksaan perlulah diadakan pemiaraan,

sehingga sewaktu perlu, bakteri selalu tersedia.

Page 4: Tehnik Bikan Murni 4

7/17/2019 Tehnik Bikan Murni 4

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-bikan-murni-4 4/20

B. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk melatih praktikum cara membuat

biakan murni dengan metode pengenceran dan metode gores.

Kegunaan dari praktikum ini adalah untuk melatih praktikum cara membuat

biakan murni dengan metode pengenceran dan metode gores.

Page 5: Tehnik Bikan Murni 4

7/17/2019 Tehnik Bikan Murni 4

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-bikan-murni-4 5/20

II. TINJAUAN PUSTAKA

Media agar merupakan substrat yang sangat baik untuk memisahkan

campuran mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah-

pisah. Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media

agar memungkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga

memungkinkan setiap selnya berhimpun membentuk koloni, yaitu sekelompok 

massa sel yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Bahan yang diinokulasikan

pada medium disebut inokulum, dengan menginokulasi medium agar nutrien

(nutrien agar) dengan metode cawan gores atau media cawan tuang, sel-sel

mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah inkubasi, sel-sel mikroba

individu memperbanyak diri secara cepat sehingga dalam waktu 18 sampai 24 jam

terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni dapat

terlihat oleh mata telanjang. Setiap koloni merupakan biakan murni satu macam

mikroorganisme (Pelczar dan Chan, 2007).

Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan suatu

hal yang penting untuk diketahui. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan mikroba sangat penting di dalam mengendalikan

mikroba. Berikut ini faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan

mikroba (Suriawiria, 2005).

Dalam keadaan sebenarnya (di alam bebas) boleh dikata tidak ada bakteri

yang hidup tersendiri dan terlepas dari spesies lainnya. Kerap kali bakteri patogen

kedapatan bersama-sama bakteri saprobe. Yang terakhir ini boleh disebut

penyerbu yang membonceng (secondary invaders). Mungkin juga bakteri patogen

Page 6: Tehnik Bikan Murni 4

7/17/2019 Tehnik Bikan Murni 4

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-bikan-murni-4 6/20

yang membonceng. Untuk menentukan siapa pembonceng dan siapa yang

dibonceng diberikan pedoman “siapa yang kedapatan disitu lebih dulu, dan siapa

yang dating terkemudian”. Untuk menyendirikan suatu spesies ada dikenal dengan

beberapa cara yaitu : (Dwidjoseputro, 2004).

Dengan pengenceran. Cara ini pertama-tama dilakukan oleh Lister dalam

tahun 1865. Ia berhasil memiara biakan murni Streptococcus lactis yang

diisolasikannya dari susu yang sudah masam.

Suatu sampel dari suatu suspense yang berupa campuran bermacam-macam

spesies diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari enceran ini kemudian

diambil barang 1 ml untuk diencerkan lagi. Kalau perlu, dari enceran yang kedua

ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga

ini diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar

kira akan mendapatkan beberapa koloni tumbuh dalam medium tersebut, tetapi

mungkin juga kita hanya memperoleh suatu koloni saja. Dalam hal yang demikian

ini kita memperoleh satu koloni murni, dan selanjutnya spesies ini dapat kita

 jadikan piaraan murni. Kalau kita belum yakin, bahwa koloni tunggal yang kita

peroleh itu murni, kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan

koloni ini sebagai sampel (Dwidjo seputro, 2006).

Dengan penuangan. Robert Koch (1843-1905) mempunyai metode yang lain,

yaitu dengan mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan,

dan sampel ini kemudian disebarkan di dalam suatu medium dari kaldu dan

gelatin encer. Dengan demikian diperolehnyalah suatu piaraan adukan. Setelah

medium itu mengental, maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni-

Page 7: Tehnik Bikan Murni 4

7/17/2019 Tehnik Bikan Murni 4

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-bikan-murni-4 7/20

koloni yang masing-masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan

seperti diatas ini, maka akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih

terjamin.

Dalam melakukan metode ini ada dua orang pembantu Koch yang sangat

berjasa, yaitu Petri yang menciptakan cawan dengan tutup yang sekarang terkenal

sebagai caawan petri (petridish). Pembantu yang kedua ialah Hasse yang

menemukan agar-agar untuk menggantikan gelatin. Memang agar-agar ternyata

lebih baik daripada gelatin untuk bahan pengental suatu medium. Agar-agar tidak 

lekas mencair, titik cairnya 95oC (Dwidjeseputro, 2007).

Dengan penggesekancara

. Metode ini sekarang banyak digunakan, karena tidak begitu memakan waktu,

hanya saying, dengan ini maka bakteri anaerob tidak dapat tumbuh.

Jika ujung kawat inokulasi dibengkokkan, kemudian ujung itu setelah

disentuhkan suatu padat, msks beberapa waktu kemudian daripada itu (kurang

lebih setelah 12 jam) akan tampaklah koloni-koloni yang letaknya tersebar di

permukaan medium, jika diadakan pemindahan sampel dari suatu koloni yang

letaknya terpencil, maka akan diperoleh suatu piaraan murni (Dwidjoseputro,

2004).

Dengan mengucilkan satu sel (single cell isolation). Alangkah baiknya, jika

kita mempunyai alat yang dapat menyangkut suatu bakteri dari sekian banyak,

dengan tiada ikut sertanya bakteri lain. Alat semacam itu ada, meskipun cara

menggunakannya tidak gampang. Alat itu berupa mikropipet yang ditempatkan

pada tangan-tangan suatu micromanipulator. Dengan mikropipet dibuat beberapa

Page 8: Tehnik Bikan Murni 4

7/17/2019 Tehnik Bikan Murni 4

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-bikan-murni-4 8/20

tetesan bergantung pada suatu kaca penutup. Jika tampak suatu tetesan hanya

mengandung satu bakteri, maka dengan lain mikropipet tetesan tersebut

dipindahkan ke suatu medium encer dengan maksud supaya bakteri tersebut

berbiak dulu. Kemudian dari sini dapat diperoleh piaraan murni. Metode ini

sangat memerlukan kesabaran, lagi pula, micromanipulator itu sangat mahal

(Dwidjoseputro, 2006).

Dengan inokulasi hewan. Metode ini didasarkan atas suatu kenyataan, bahwa

tidak semua bakteri dapat tumbuh di dalam tubuh seekor hewan. Misal kita ambil

dahak dari seseorang yang disangka menderita tbc. Jika dahak ini disuntikkan ke

dalam tubuh tikus putih, maka bakteri-bakteri saprobe yang ikut serta itu tidak 

akan bertahan, sehingga kemudian kita peroleh semata-mata basil tbc saja. Piaraan

Pneumococcus murni dapat diperoleh dengan jalan demikian jiga. Bakteri yang

ketinggalan dalam tubuh tikus yang sakit atau mati itu akhirnya dapat dipindahkan

ke dalam medium yang sesuai.

Inokulasi yang dapat dilakukan di dalam kulit (intracutaneous), dapat di

bawah kulit (subcutaneous), dapat di dalam otot (intrainuscular), dapat di dalam

rongga tubuh atau lain-lain tempat lagi (Dwidjoseputro, 2009).

Penanaman pada agar (plating). Tidak seperti sel-sel dalam medium cair, sel-

sel dalam ataupada medium gel dibuat menetap. Oleh karenanya, jika cukup

sedikit sel diletakkan dalam atau pada medium gel, tiap sel akan tumbuh menjadi

kloni yang terpisah. Bahan gel ideal untuk kebanyakan media mikrobiologi adalah

agar, polisakarida asam yang ekstrak dari alga merah tertentu. Suspensi 1,5-2%

dalam air yang dilarutkan pada suhu 100oC, membentuk larutkan jernih yang

Page 9: Tehnik Bikan Murni 4

7/17/2019 Tehnik Bikan Murni 4

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-bikan-murni-4 9/20

memadat pada suhu 45oC. Karenanya, larutan agar steril dapat dibandingkan pada

suhu 50o

C, sel bakteri atau mikroba lainnya ditambahkan, dan kemudian larutan

segera didinginkan di bawah 45oC untuk membentuk gel (meskipun kebanyakan

sel mikroba mati pada suhu 50oC, waktu untuk proses mematikan cukup cukup

sampai dipanaskan di atas 80oC, sehingga setiap suhu yang sesuai untuk inkubasi

biakan mikroorganisme dapat digunakan berikutnya. Pada metode Pour-plate,

suspense sel dicampur dengan agar cair pada suhu 50oC dan dituang ke dalam

cawan petri. Ketika agar memadat, sel-sel tidak dapat bergerak dalam agar dan

tumbuh menjadi koloni. Jika suspense sel cukup diencerkan, koloni akan terpisah

dengan baik, sehingga masing-masing memiliki kemungkinan tinggi diturunkan

dari sel tunggal. Namun, untuk membuat yang demikian, penting untuk 

mengambil satu tipe koloni yang menahannya kembali ke agar. Dengan

mengulangi prosedur ini beberapa kali menjamin untuk memperoleh biakan murni

(Brooks, 2010).

Sebagai alternative, suspensi asal dapat diestrak pada lempeng agar dengan

sengkelit. Pada saat streak berlangsung terus, makin sedikit sel tertinggal pada

sengkelit dan akhirnya sengkelit meninggalkan sel-sel tunggal pada agar.

Lempeng agar diinkubasi, dan setiap koloni terpisah yang baik akan dipindahkan,

disuspensi dalam air dan distreak lagi pada agar. Jika suspense (dan tidak hanya

sejumlah pertumbuhan dari koloni atau slant) distreak, metode ini dapat dipercaya

dan lebih cepat dari metode pour – plate (Brooks, 2007).

Teknik biakan murni. Di alam, populasi mikroba merupakan populasi

campuuran dari berbagai mikroorganisme atau disebut juga biakan campuran.

Page 10: Tehnik Bikan Murni 4

7/17/2019 Tehnik Bikan Murni 4

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-bikan-murni-4 10/20

Teknik biakan murni digunakan untuk memisahkan berbagai macam bakteri

tersebut.

Ilmuwan yang berjasa dalam pengembangan teknik biakan murni adalah

Robert Koch yang menerima hadiah Nobel pada tahun 1905. Koch pada mulanya

tertarik untuk mengisolasi bakteri penyebab penyakit. Koch menyadari perlunya

bahan pemadat dalam teknik biakan murni. Bahan pemadat yang digunakan

olehnya adalah gelatin. Frau Hesse, seorang ibu rumah tangga dan istri dari teman

Koch menganjurkan penggunaan agar sebagai bahan pemadat.

Salah satu yang dikembangkan Koch adalah metode agar tuang untuk 

mendapatkan koloni uang terpisah. Kesulitan dalam penggunaan teknik ini yaitu

bila jumlah kandungan bakteri sangat tinggi dalam bahan yang akan diperlukan

pengenceran, selain itu agak sulit mengambil koloni yang tumbuh di bawah

permukaan agar.

Page 11: Tehnik Bikan Murni 4

7/17/2019 Tehnik Bikan Murni 4

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-bikan-murni-4 11/20

III.METODE PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Unit

Bioteknologi Fakulatas Pertanian Universitas Halu Oleo Hari Jum’at, 24 Oktober 

2014 pukul 10:00 – 11:30 WITA.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah lampu bunsen, cawan petri,

mikrotube. Erlemeyer, hot plate, isolasi/lakban, penyebar (glass rod), lampu

inokulasi/jarum ose, timbangan analitik, pipet tetes 1000 mikron, pipet tetes 100

mikron dan cultur chamber.

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kue lapis, alcohol, nutrient

agar (NA), dan aquadest.

C. Prosedur Praktikum

Teknik penggoresan agar(streak plate method)

1. Menyiapkn agar lempengan

2. Menggoyangkan tabung raksi yang berisi suspense biakan. Suspense tidak 

boleh membasahi kapas penutup.

3. Memijarkan lup inokulasi pada api Bunsen ingga merah.

4. Mendinginkan lup inokulasi.

5. Membuka kapas penutup tabung dan panaskan mulut tabung, kapas penutup

tetap dipegang.

Page 12: Tehnik Bikan Murni 4

7/17/2019 Tehnik Bikan Murni 4

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-bikan-murni-4 12/20

6. Dengan lup inokulasi yang dingin,ambillah satu mata inokulsi suspense

baktri.

7. Memanaskan kembali mulut tabung dan tutup tabung dengan kappa penutup.

8. Menggores lempengan agar dengan lup inokulasi jangan melukai lempengan

agar.

9. Memijarkan lup inokulasi sebelum digunakan kembali.

10. Inkubasi piringan pada posisi telungkup, di dalam kantong plastic selama

2x24 jam dengan temperatur 370c.

Teknik agar sebar

1. Menyiapkan suspensi bakteri dari praktikum sebelumnya (tabung 1).

2. Menyiapkan 7 buah mikrotube berisi 0,9 ml air steril.

3. Pipet 0,1 ml suspense dari tabung 1 dan campurkan ke dalam tabung air steril

(tabung 2).

4. Menggoyangkan dan memutar tabung sehingga tercampur dengan baik dan

lakukan pengenceran berseri hingga tabung 8.

5. Mencelupka erlemeyer (glass rod) ke dalam alcohol, lalu panaskan penyebar

hingga alcohol terbakar habis.

6. Mendinginkan penyebar sebelum digunakan.

7. Pipet o,1 ml cairan suspensi bakteri dar mikrotube 5, 6, dan 7 dengan

mikropipet secara terpisah.

8. Menuangkan suspensi bakteri dari masing-masing mikrotube dalam agar

lempengan dan sebar dengan menggunakan batang penyebar hingga rata dan

kering.

Page 13: Tehnik Bikan Murni 4

7/17/2019 Tehnik Bikan Murni 4

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-bikan-murni-4 13/20

9. Menyimpan biakan ke dalam incubator.

10. Mengamati perkembangan koloni yang terbentuk dan hitung jumlah

koloninya.

Teknik pengenceran

1. Menimbang 2 gram sapel bahan makanan.

2. Memasukan di dalam erlemeyer tamabhkan aquadest 20 ml, kocok sampai

homogen.

3. Mengambil 900 ml aquadest masukkan ke dalam mikrotube dngan

menggunakan pipet mikron.

4. Mengambil smpel yang diencerkan masing-masing 100 mikron, kocok sampai

homogen.

5. Menyalakan lampu Bunsen, panaskan cawan petri pada Bunsen.

6. Menuangkan media NA secukupnya ke dalam cawan petri.

7. Memasukkan pengenceran ke dalam media NA sebanyak 20 mikron dan gores

sampai kering.

8. Menyiman selama 2 hari masa inkubasi, dan amati.

Page 14: Tehnik Bikan Murni 4

7/17/2019 Tehnik Bikan Murni 4

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-bikan-murni-4 14/20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil pengamatan dapat dilihat pada gambar berikut:

Tabel 1. Pengamatan pada pertumbuhan mikroba

no Tabung

pengamatan

Jumlah

suspensi (ml)

Jumlah koloni

tumbuh

Populasi

bakteri

1. 10-

50 424 10-

2. 10-

50 259 10-

B. Pembahasan

Prinsip biakan murni ialah memisahkan satu jenis (spesies) mikroba (bakteri

dan jamur) dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam

mikroba.

Teknik biakan murni, populasi mikroba dialam sekitar kita besar lagi

kompleks. Berates-ratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-

macam bagian tubuh kita. Mereka terdapat dalam jumlah yang luar biasa

besarnya. Sebagai contoh sekali berdin dapat menyebabkan beribu-ribu

mikroorganisme. Alam sekitar kita udara, tanah, air juga duhuni kumpulan

mikroorganisme. Penelitian yang layak mengenai mmikroorganisme dalam

berbagai habitat, memerlukan teknik untuk memisahkan populasi campuran yang

rumit ini atau biakan campuran menjadi spesies-spesies yang berbeda sebagai

biakan murni. Biakan murni terdiri dari suatu populasi sel yang semuanya berasal

dari sel indul, pupulasi mikroba merupakan populasi campuran dari berbagai

Page 15: Tehnik Bikan Murni 4

7/17/2019 Tehnik Bikan Murni 4

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-bikan-murni-4 15/20

mikroorganisme atau disebut juga biakan campuran. Teknik biakan campuran

digunakan untuk memisahkan berbagai macam bakteri tersebut.

Pertumbuhan biakan murni adalah memisahkan satu jenis spesies dengan

spesies lainnya, hanya mengambil satu spesies saja. Teknik biakan murni ini

biasanya dengan media buatan, dengan membuat suatu media agar yang diberi

nutrisi, dan protein sebagai makanan mikroba agar mikroba yang ditumbuhkan

tetap hidup.

Pada percobaan ini dilakukan praktikum tentang pembuatan biakan murni

dengan menggunakan dua metode yaitu metode cawan gores (streak plate) dan

metode cawan totol. Berdasarkan percobaan pada metode cawan gores pada media

NA SP1 tampak bakteri yang tumbuh pada media agar yang digores, dan

berwarna putih, tetapi bakteri tidak tumbuh sesuai dengan yang diharapkan karena

pada saat penggoresan antara first streak, second streak, dan third streak tidak 

benar melakukannya. Sedangkan pada media NA SP2 tampak bakteri yang

tumbuh pada media ini berwarna putih kekuningan tetapi hasilnya tidak sesuai

yang ada pada modul. Karena salah pada saat pengoresan, sehingga goresan-

goresan mikroba yang ditanam tidak jelas pertumbuhan mikrobanya.

Kemudian dilakukan percobaan goresan pada media NA didapatkan hasil

pada SP1 mikroba tumbuh, ada tumbuh hifa dan hifa berwarna putih. Dan

kemudian pada SP2 didapatkan hasil mikroba juga tumbuh ada hifa dan hifa

berwarna putih keabu-abuan.

Metode cawan gores (streak plate). Kesulitan dari metode ini yaitu proses

penggoresan yang cukup lama dan sulit, sehingga memudahkan terjadinya

Page 16: Tehnik Bikan Murni 4

7/17/2019 Tehnik Bikan Murni 4

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-bikan-murni-4 16/20

kontaminasi dan keagagalan. Prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang

benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi.

Cara mempersiapkan agar cawan, yaitu cairkan media agar dengan

memanaskannya baik-baik dalam air mendidih, kemudian dinginkan hingga suhu

45oC  –  47

oC. Pendinginan akan mengurangi pengembunan air jika agar cair

didapatkan dalam cawan-cawan petri. Lalu tuangkan agar yang telah dingin

kedalam cawan petri bertutp steril. Setelah itu, segeralah letakkan tutup cawan

ketempatnya semula, angkat cawan dan miringkan perlahan-lahan dari satu sisi ke

sisi lain untuk menyebarkan agar keseluruh bagian dasar cawan sehingga merata.

Setelah agar cawan siap mikroba disebarkan pada permukaan agar dengan

menggunakan jarum ose yang steril yang telah disiapkan diletakagar dengan

menggunakan jarum ose yang steril yang telah disiapkan diletakkan pada sumber

isolat, kemudian menggoreskan jarum ose tersebut pada cawan berisi media steril.

Goresan dapat dilakukan 3-4 kali membentuk garis horizontal disatu sisi cawan.

Ose disterilkan lagi dengan api Bunsen, setelah kering ose tersebut digunakan

untuk mengores-goreskan sebelumnya pada sisi cawan kedua. Pada metode ini,

goresan disisi pertama diharapkan koloni tumbuh padat dan berhimpit, sedangkan

pada goresan sisi kedua, koloni mulai tampak jarang dan begitu pula selanjutnya,

sehingga didapatkan koloni yang tampak tumbuh terpisah dengan koloni lain.

Seluruh tahap hendaknya dilakukan secara aseptic agar tidak terjadi kontaminasi.

Metode gores digunakan untuk media NA, biasanya metode gores ini

digunakan untuk bakteri. Teknik metode ini dengan memindahkan mikroba yang

tumbuh dalam media NA biakan campuran menggunakan jarum ose yang telah

Page 17: Tehnik Bikan Murni 4

7/17/2019 Tehnik Bikan Murni 4

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-bikan-murni-4 17/20

Page 18: Tehnik Bikan Murni 4

7/17/2019 Tehnik Bikan Murni 4

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-bikan-murni-4 18/20

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Teknik penyimpanan mikroorganisme terlebih dahulu dilakukan Isolasi.

Isolasi mikroorganisme dilakukan dengan teknik dilusi atau pengenceran, dimana

hasil dari teknik ini adalah 8 sampel, yaitu 10-1

- 10-8

pengenceran. Pengenceran

ini merupakan langkah awal untuk mendapatkan isolat jamur yang baik. Tahap

berikutnya adalah menggunakan teknik Pour Plate. Teknik ini akan memisahkan

koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme, dimana dilakukan dengan

mencampurkan media agar cair dengan kultur bakteri hasil dilusi. Pemeliharaan

bakteri dapat dilakukan pada agar slants atau biasa disebut agar miring.

Karakteristik mikroorganisme dilakukan melalui pengamatan langsung dibawah

mikroskop. Karakteristik bakteri terdiri atas bentuk, konfigurasi, elevasi, tekstur,

konsistensi, ciri optik dan pigmentasi. Sedangkan karakteristik jamur ditentukan

miselium, bentuk, konfigurasi, garis radial dan pigmentasi.

B. Saran

Pada praktikum pembuatan biakan murni ini praktikan diharapkan lebih

aseptis karna apabila tidak aseptis media akan terkontaminasi, serta praktikan juga

harus berhati-hati dalan bekerja. Dan harus bisa memaksimalkan waktu seefisien

mungkin.

Page 19: Tehnik Bikan Murni 4

7/17/2019 Tehnik Bikan Murni 4

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-bikan-murni-4 19/20

DAFTAR PUSTAKA

Broks. 2007. Alternativ Susensi. Erlangga:Jakarta

Broks. 2010. Penanaman Pada Agar. Erlangga:Jakarta

Dwidjoseputro. 2004. Metode biakan Murni. PT Gramedia; Jakarta

Dwidjoseputro. 2006. Metode biakan Murni. PT Gramedia; Jakarta

Pelczar dan Chan. 2007. Teknik Penuaan Media. Jakarta: Erlangga

Suriawiria. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mikroba. Djambatan;

Jakarta

Page 20: Tehnik Bikan Murni 4

7/17/2019 Tehnik Bikan Murni 4

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-bikan-murni-4 20/20

LAMPIRAN

Rumus: PB = 10-7

x JK x 50

PB = 10-8

x JK x 50

Keterangan : 10-7

= cawan pengamatan 1

10-8

= cawan pengamatan 2

50 = jumlah suspense

PB = populasi bakteri/ml

JK = jumlah koloni

1. PB = 10-7

x JK x 50

= 10-7

x 424 x 50

= 2,12 x 1011

2. PB = 10-8

x JK x 50

= 10-7

x 239 x 50

= 11,95 x 1011

Media biakan murni