team building.docx

16
TEAM BUILDING (135 MENIT) A. Deskripsi Singkat Proses belajar mengajar orang dewasa adalah suatu proses berlangsungnya kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta bimbingan teknik (bimtek) ekstra kurikuler keagmaan dan fasilitator. Belajar bagi orang dewasa adalah belajar melalui pengalaman (experiential learning cycle). Belajar melalui pengalaman berarti belajar berhadapan langsung dengan masalah praktis, massalah sosial yang nyata, dan berupaya untuk memecahkannya. Cara belajar berdasarkan pengalaman akan memberikan makna bagi peserta bimtek. Tentu saja peserta bimtek harus berperan aktif dalam situasai pembelajaran yang disampaikan oleh pengelola atau widyaiswara yang bertindak sebagai fasilitator. Peserta bimtek didorong untuk aktif dan berinisiatif, mengajukan usul, dan menemukan cara yang terbaik untuk mempelajari materi bimtek yang akan dialaminya.

Upload: noorzainhma

Post on 01-Jan-2016

574 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

TEAM BUILDING

TRANSCRIPT

Page 1: TEAM BUILDING.docx

TEAM BUILDING

(135 MENIT)

A. Deskripsi Singkat

Proses belajar mengajar orang dewasa adalah suatu proses

berlangsungnya kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta

bimbingan teknik (bimtek) ekstra kurikuler keagmaan dan fasilitator.

Belajar bagi orang dewasa adalah belajar melalui pengalaman

(experiential learning cycle). Belajar melalui pengalaman berarti belajar

berhadapan langsung dengan masalah praktis, massalah sosial yang

nyata, dan berupaya untuk memecahkannya. Cara belajar

berdasarkan pengalaman akan memberikan makna bagi peserta

bimtek. Tentu saja peserta bimtek harus berperan aktif dalam situasai

pembelajaran yang disampaikan oleh pengelola atau widyaiswara

yang bertindak sebagai fasilitator. Peserta bimtek didorong untuk aktif

dan berinisiatif, mengajukan usul, dan menemukan cara yang terbaik

untuk mempelajari materi bimtek yang akan dialaminya.

Fasilitator berupaya untuk menciptakan suasana pembelajaran

yang kondusif agar setiap peserta bimtek dapat mengembangkan

kemampuannya sebaik mungkin. Standar Kompesensi dan

Kompetensi Dasar dari setiap mata bimtek sebaiknya diketahui dan

ditangkap dengan jelas oleh peserta bimtek. sehingga untuk mencapai

tujuan pembelajaran perlu juga sumber belajar diorganisir sebaik-

baiknya.

Page 2: TEAM BUILDING.docx

Kegiatan team building dalam bimtek ekstra kurikuler keagmaan

termasuk Kelompok Penunjang yang merupakan aplikasi dari

rangkaian program bimtek. hal ini dimaksudkan agar senua peserta

bimtek mampu mennciptakan suasana pembelajaran yang kondusif

agar semua pihak memperoleh manfaat yang maksimal dari proses

pembelajaran yang sedang berlangsung. Menurut H. Supriyanto,

bahwa orang dewasa yang sedang belajar memerlukan suasana

belajar yang kondusif agar proses belajarnya dapat berjalan dengan

lancar.

Penguasaan konsep tentang belajar dan bekerja berkelompok

dengan komitmen tinggi merupakan langkah awal dan utama dalam

pembelajaran berkualitas. Untuk itu diperlukan upaya-upaya

widyaiswara untuk menyediakan sarana dan media pembelajaran yang

menyenangkan, dan bagi peserta bimtek dituntut untuk dapat

menetapkan dan melaksanakan komitmen yang mereka rumuskan dan

sepakati bersama.

Materi team building ini menjelaskan tentang konsep dasar team

building, perkenalkan diri sendiri dan orang lain, menjalin komunikasi

yang harmonis, membangun rasa kebersamaan dan percayadiri,

membuat kontrak pembelajaran, dan melaksanakan komitmen

pembelajaran.

Page 3: TEAM BUILDING.docx

B. Kompetensi

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini peserta bimtek

mampu mengimplementasikan komitmen belajar.

C. Indikator

Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran ini peserta bimtek

mampu:

1. Memperkenalkan diri sendiri dan mengenal orang lain

2. Menjalin komunikasi yang harmonis

3. Membangun rasa kebersamaan dan percayadiri

4. Membuat kontrak pembelajaran

5. Melaksanakan komitmen pembelajaran

D. Uraian Materi

1. Konsep Dasar Team Building

a. Pengertian dan tujuan team building

Team building adalah aktivitas kelompok yang memiliki interaksi

tinggi untuk meningkatkan produktivitas karyawan dalam

menuntaskan tugas-tugas terutama yang memiliki

interdependensi dengan orang lain melalui serangkaian

aktivitas yang dirancang secara hati-hati untuk mencapai

sasaran yang telah ditentukan sebelumnya (Robbins, 2003;

Spector, 2000; Johnson & Johnson, 2000).

Berdasarkan Johnson dan Johnson (2000) dan Robbins (2003),

untuk menyesuaikan tujuan dan masalah spesifik yang dihadapi

tim, aktivitas-aktivitas yang biasa dilakukan dalam team building

adalah menekankan pada aktivitas-aktivitas tertentu saja atau

keseluruhan dari aktivitas berikut:

1. Penyusunan sasaran yang ditujukan untuk mengatasi

perbedaan persepsi tujuan tim, mengevaluasi efektivitas tim

Page 4: TEAM BUILDING.docx

dalam menyusun prioritas dan mencapai sasaran,

mengidentifikasi area yang berpotensi menjadi masalah.

2. Membangun hubungan interpersonal antar anggota tim.

Dalam Logan dan Stokes (2004), kompetensi yang

dibutuhkan adalah empati, komunikasi efektif, kesadaran

sosial, membangun hubungan, kepemimpinan dan

kolaborasi.

3. Analisis peran yang bertujuan untuk mengklarifikasi dan

mengidentifikasi peran setiap anggota tim, memikirkan

kembali mengenai pekerjaan mereka yang sesungguhnya,

dan tugas spesifik yang mereka harapkan untuk dikerjakan.

4. Analisis proses tim dilakukan dengan menganalisis proses

kunci yang terjadi dalam tim untuk mengidentifikasikan cara

kerja dan bagaimana proses ini dapat diperbaiki untuk

membuat tim lebih efektif.

5. Kemampuan beradaptasi dengan kondisi dan tuntutan yang

berubah. Menurut Logan dan Stokes (2004), kompetensi

yang dibutuhkan antara lain adalah fleksibilitas dan

kemampuan tim dalam memecahkan masalah secara

terstruktur atau dengan mengikuti format berpikir kritis.

Walaupun memiliki tujuan dan cara yang beragam, Buller

(1986, dalam Spector, 2000) menyatakan bahwa ada tiga

karakteristik dari team building, yaitu:

1. Team building merupakan aktivitas terencana yang terdiri

dari satu atau lebih latihan atau pengalaman yang

dirancang untuk mencapai sasaran tertentu.

2. Team building biasanya difasilitasi oleh konsultan atau

trainer yang berkualitas, dan akan sulit bagi tim untuk

melaksanakannya jika trainer adalah bagian dari

pengalaman.

Page 5: TEAM BUILDING.docx

3. Team building biasanya melibatkan tim dimana anggota

timnya memiliki keterlibatan dalam pekerjaan masing-

masing.

b. Mengenal diri dan orang lain

Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta.

Begitulah kata kebanyakan orang mana kala akan berkenalan

dengan orang lain.

Kelas sebagai suatu sistem sosial, menunjukkan adanya satu

pola interaksi dinamis antara aturan, norma dan harapan yang

dituntut dalam kegiatan pembelajaran di satu pihak, dan

kebutuhan dan keinginan masing-msing pribadi dipihak lain.

Knowles (1986) berpendapat bahwa kebutuhan belajar adalah

kesenjangan yang dipersiapkan oleh peserta pembelajar sendiri

antara di mana mereka sekarang dan ke mana mereka ingin

menuju.

Barang kali perlu disadari oleh para pengelola pembelajaran

yang menggerakkan organisasi (kelas) adalah manusia

merupakan variabel yang unik – susah di- manag,

dikoordinasikan dan dikendalikan. Argumentasi yang

mendukung penyataan ini antara lain:

1. Pada dasarnya manusia bukan sekedar obyek tetapi juga

subyek yang tidak sekedar mengikuti keinginan orang lain

tetapi bisa menentukan arah tujuannya sendiri sehingga bisa

Page 6: TEAM BUILDING.docx

saja seseorang menolak keinginan orang lain jika dianggap

tidak sesuai dengan keinginannya,

2. Karena setiap individu memiliki mind set atau mental

program yang berbeda maka perilaku setiap orang juga

berbeda (perbedaan inilah yang biasa disebut Law of

individual differences), dan

3. Di samping secara individual berbeda, pada saat yang sama

manusia juga makhluk sosial yang tidak bisa berdiri sendiri

sehingga disadari atau tidak ia akan berupaya membentuk

atau paling tidak menjadi bagian dari satu sistem sosial

tertentu (masyarakat). Uniknya lagi, seperti halnya pada

setiap individu, setiap masyarakat memiliki mind set yang

berbeda pula yang disebut collective mental programming.

Setiap anggota suatu kelas yang mengikuti bimtek yang

sama diharapkan memiliki konsep dan komitmen yang sama

tentang belajar dalam kelompok, walaupun setiap orang

memiliki peran yang berbeda-beda. Konsep yang sama inilah

yang merupakan dasar bagi terciptanya rasa kebersamaan,

kehangatan, kekompakan, serta kemantapan dalam

menciptakan suasana pembelajaran. Hubungan antar individu

terjalin dalam hubungan transsksional, menuju ke arah

kelompok yang berfungsi, efektif daan sinergis, dalam suasana

segar dan menyenangkan. Untuk itu setiap anggota kelompok

Page 7: TEAM BUILDING.docx

diharapkan memiliki komitmen yang tinggi dalam seluruh aspek

kegiatan pembelajaran.

Suatu kelompok kelas akan bergerak dinamis, berkembang dan

mampu menyesuaiakan diri dengan keadaan dan tuntutan yang

selalu berubah dan sulit diramalkan, apabila setiap anggota

kelompok tersebut mampu:

a. mengambil prakarsa (initiating) tentang apa yang harus

dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya;

b. menyediakan dan memberikan informasi yang relevan;

c. menyatakan pendapat tentang sesuatu yang sedang

dikerjakan atau terjadi dalam suatu kelompok

d. menjelaskan, mengulang kembali, atau memperjelas

pendapat, ucapan dan perasaan anggota kelompok;

e. meyakinkan bahwa setiap pekerjaan harus direncanakan

dengan matang, dilaksanakan secara mantap, dan diawasi

secara berkesinambungan, dipantau, dinilai dan dilaporkan;

f. meletakkan dan mengemukakan standar dan kualitas

partisipasi anggota kelompok;

g. mengurangi tekanan atau stress, ketegangan apabila muncul

atau konflik;

h. melaksanakan kilas balik apa yang sudah dikerjakan dan

menyepakati keputusan;

Page 8: TEAM BUILDING.docx

i. mengatur pembagian tugas, giliran mengumpulkan

pendapat, agar setiap orang mempunyai kesempatan yang

sama dan giliran seimbang.

Agar semaua hal tersebut di atas dapat dicapai secara

optimal, maka setiap peserta bimtek hendaknya berupaya

untuk lebih mengenal dirinya mengenal temannya, kemudian

berinteraksi dengan peserta lain, saling tukar informasi

dalam kelompok kecil, dibawa ke kelompok besar atau kelas,

sehingga mereka akan lebih mengenal semua peserta

bimtek secara lebih baik, dan menetapkan komitmen

bersama dalam belajar selama bimtek berlangsung.

Banyak instrumen yang dapat digunakan untuk

membangun komitmen belajar, seperti layanan sepenuh

hati, Coat of Arms, penggunaan kertas posit, dan lain-lain.

Pada kegitan ini instrumen yang dipakai adalah layanan

sepenuh hati.

c. Komunikasi yang efektif

Komunikasi yang diharapkan dalam kegiatan bimtek adalah

komunikasi yang singkat, tepat, dan mudah dipahami oleh

seluruh peserta.

d. Membangun kebersamaan dan percaya diri

Persereta bimtek berasal dari berbagai daerah, yang tentunya

beragam, baik secara idiologi, rasa, bahasa, budaya dan

lainnya. Oleh karena itu membangun kebersamaan sangat

Page 9: TEAM BUILDING.docx

diperhatikan, sehingga peserta percaya diri untuk nantinya

menjadi fasilitator/pelatih.

e. Membuat kontrak pembelajaran

Selama kegiatan bimtek berlangsung, peserta dengan

bimbingan fasilitaor membuat kontrak pembelajaran, misalnya

bahwa kegiatan bimtek berlangsung selama lima (5) hari

peserta tidak diperkenankan meninggalkan kegiatan sampai

ditutupnya kegiatan, masuk kelas tepat waktu sesuai dengan

jadwal, tidak ada suara telpon seluler selama pembelajaran

berlanngsung, dan lain-lain.

Kontrak belajar di sini dimaksudkan untuk mendukung tata tertib

yang telah dibuat panitia.

f. Komitmen pembelajaran

Setelah lembar sepenuh hati dibagikan pada peserta bimtek,

fasilitator secara berturut turut meminta peserta untuk

mengerjakan perintah yang disampaikannya. Perintah-perintah

itu disampaikan secara berturut-turut.

Dari hasil pengisian lembaran itu oleh peserta, peserta

bersama-sama dengan fasilitator mencatatat dan

mengidentifikasi kata sifat yang baik dan yang tdak baik,

kemudian fasilitator menyampaikan kepada para peserta bahwa

sikap/sifat yang tidak baik harus dijauhkan dari lingkungan

belajar kita selama bimtek berlangsung, sedangkan sifat/sikap

yang baik kita pelihara selama bimtek dan dpat dijadikan

karakter peserta selanjutnya.

Ambillah 5 – 10 sifat sifat tesbut untuk dijadikan komitmen

pembelajaran.

Untuk menjadikan kegiatan bimtek terorganisir dengan baik,

fasilitator bersama dengan peserta membentuk pengurus kelas

yang terdiri dari sekurang-kurangnya ketua, sekretaris, dan

Page 10: TEAM BUILDING.docx

bendahara. Kemudian fasilitaor menyampaikan juga tugas dan

fungsi pengurus.

2. Peranan Team Building Dalam Bimtek

Peranan team building dalam kegiatan bimtek ini adalah untuk

mencairkan suasana belajar yang beku. Belajar akan mempunyai

arti apabila suasana belajar menyenangkan. Belajar selayaknya

menjadi peristiwa yang menyenangkan, menggembirakan, tanpa

ada rasa cemas dan lelah karena suasana yang mencekam. Kelas

sebagai salah satu bentuk kelompok sosial perlu diciptakan

suasana yang aman dan nyaman, pembelajaran penuh percaya

diri, dan antar peserta saling mempercayai. Suasana seperti ini

lebih memungkinkan peserta bimtek lebih efektif dan menyerap

bahan ajar dengan baik. Bimtek dengan suasana seperti ini akan

melahirkan alumni yang ceria, pegawai yang percaya diri, ooptimis,

produktif, dan memperoleh kepuasan batin memadai.

Suasana seperti yang digambarkan di atas dapat tercipta

manakala setiap peserta bimtek mengetahui dengan baik kekuatan

yang mereka mililki, keterbatsan yang diterima sebagai mana

adanya, kekuatan dan keterbatsan kawan-kawan bimtek

sekelasnya, saling berkomunikasi, saling bertukar pengalaman dan

saling mengisi kekurangan dan memanfaatkan kekuatan untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang tinggi. Dalam saling

berkomunikasi, bekerjsama, tukar pengalaman, dan bekrja

kelompok perlu ada norma yang disepakati, dihormati, dan dipatuhi

bersama. Setiap anggota harus komitmen terhadap kesepakatan

tersebut, agar setiap anggota peserta bimtek dapat memperoleh

manfaat terbesar dari proses pembelajarannya.

kegiatan team building berperan untuk mencairkan suasana

yang kaku karena antar peserta bimtek belum saling mengenal,

menyiapkan mereka agar dapat berkomunikasi, dan bertukar

pengalaman secara terbuka, menciptakan suasana belajar yang

Page 11: TEAM BUILDING.docx

menggembirakan dan menyenangkan, menatapkan nilai belajar

yang disepakati bersama, membina kelompok yang berfungsi

efektif sinergis, dan bertekad untuk mensukseskan proses

pembelajaran yang berkualitas. Hal ini akan tercapai apabila antar

peserta bimtek telah tumbuh perasaan saling mempercayai,

adanya sikap keterbukaan, bertanggung jawab, dan tumbuh rasa

saling ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya.

3. Refleksi

Untuk mengetahui manfaat dari kegiatan team building peserta

bimtek bersama-sama dengan fasilitator menyimpulkan dari makna

dan manfaat permainan-permainan yang dilakukan selama

kegiatan berlangsung, sehingga tujuan bimtek ini sesuai dengan

tujuan yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara – Republik Indonesia. 2003. Building Learning Commitment (BLC). Jakarta: LAN-RI.

Dimyati & Mudjiono.2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

H. Suprijanto. 2007. Pendidikan Orang Dewasa Dari Teori Hingga Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Robert B. Maddux. 2009. Team Building Kiat Membangun Tim Handal. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama