team building.docx
DESCRIPTION
TEAM BUILDINGTRANSCRIPT
TEAM BUILDING
(135 MENIT)
A. Deskripsi Singkat
Proses belajar mengajar orang dewasa adalah suatu proses
berlangsungnya kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta
bimbingan teknik (bimtek) ekstra kurikuler keagmaan dan fasilitator.
Belajar bagi orang dewasa adalah belajar melalui pengalaman
(experiential learning cycle). Belajar melalui pengalaman berarti belajar
berhadapan langsung dengan masalah praktis, massalah sosial yang
nyata, dan berupaya untuk memecahkannya. Cara belajar
berdasarkan pengalaman akan memberikan makna bagi peserta
bimtek. Tentu saja peserta bimtek harus berperan aktif dalam situasai
pembelajaran yang disampaikan oleh pengelola atau widyaiswara
yang bertindak sebagai fasilitator. Peserta bimtek didorong untuk aktif
dan berinisiatif, mengajukan usul, dan menemukan cara yang terbaik
untuk mempelajari materi bimtek yang akan dialaminya.
Fasilitator berupaya untuk menciptakan suasana pembelajaran
yang kondusif agar setiap peserta bimtek dapat mengembangkan
kemampuannya sebaik mungkin. Standar Kompesensi dan
Kompetensi Dasar dari setiap mata bimtek sebaiknya diketahui dan
ditangkap dengan jelas oleh peserta bimtek. sehingga untuk mencapai
tujuan pembelajaran perlu juga sumber belajar diorganisir sebaik-
baiknya.
Kegiatan team building dalam bimtek ekstra kurikuler keagmaan
termasuk Kelompok Penunjang yang merupakan aplikasi dari
rangkaian program bimtek. hal ini dimaksudkan agar senua peserta
bimtek mampu mennciptakan suasana pembelajaran yang kondusif
agar semua pihak memperoleh manfaat yang maksimal dari proses
pembelajaran yang sedang berlangsung. Menurut H. Supriyanto,
bahwa orang dewasa yang sedang belajar memerlukan suasana
belajar yang kondusif agar proses belajarnya dapat berjalan dengan
lancar.
Penguasaan konsep tentang belajar dan bekerja berkelompok
dengan komitmen tinggi merupakan langkah awal dan utama dalam
pembelajaran berkualitas. Untuk itu diperlukan upaya-upaya
widyaiswara untuk menyediakan sarana dan media pembelajaran yang
menyenangkan, dan bagi peserta bimtek dituntut untuk dapat
menetapkan dan melaksanakan komitmen yang mereka rumuskan dan
sepakati bersama.
Materi team building ini menjelaskan tentang konsep dasar team
building, perkenalkan diri sendiri dan orang lain, menjalin komunikasi
yang harmonis, membangun rasa kebersamaan dan percayadiri,
membuat kontrak pembelajaran, dan melaksanakan komitmen
pembelajaran.
B. Kompetensi
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini peserta bimtek
mampu mengimplementasikan komitmen belajar.
C. Indikator
Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran ini peserta bimtek
mampu:
1. Memperkenalkan diri sendiri dan mengenal orang lain
2. Menjalin komunikasi yang harmonis
3. Membangun rasa kebersamaan dan percayadiri
4. Membuat kontrak pembelajaran
5. Melaksanakan komitmen pembelajaran
D. Uraian Materi
1. Konsep Dasar Team Building
a. Pengertian dan tujuan team building
Team building adalah aktivitas kelompok yang memiliki interaksi
tinggi untuk meningkatkan produktivitas karyawan dalam
menuntaskan tugas-tugas terutama yang memiliki
interdependensi dengan orang lain melalui serangkaian
aktivitas yang dirancang secara hati-hati untuk mencapai
sasaran yang telah ditentukan sebelumnya (Robbins, 2003;
Spector, 2000; Johnson & Johnson, 2000).
Berdasarkan Johnson dan Johnson (2000) dan Robbins (2003),
untuk menyesuaikan tujuan dan masalah spesifik yang dihadapi
tim, aktivitas-aktivitas yang biasa dilakukan dalam team building
adalah menekankan pada aktivitas-aktivitas tertentu saja atau
keseluruhan dari aktivitas berikut:
1. Penyusunan sasaran yang ditujukan untuk mengatasi
perbedaan persepsi tujuan tim, mengevaluasi efektivitas tim
dalam menyusun prioritas dan mencapai sasaran,
mengidentifikasi area yang berpotensi menjadi masalah.
2. Membangun hubungan interpersonal antar anggota tim.
Dalam Logan dan Stokes (2004), kompetensi yang
dibutuhkan adalah empati, komunikasi efektif, kesadaran
sosial, membangun hubungan, kepemimpinan dan
kolaborasi.
3. Analisis peran yang bertujuan untuk mengklarifikasi dan
mengidentifikasi peran setiap anggota tim, memikirkan
kembali mengenai pekerjaan mereka yang sesungguhnya,
dan tugas spesifik yang mereka harapkan untuk dikerjakan.
4. Analisis proses tim dilakukan dengan menganalisis proses
kunci yang terjadi dalam tim untuk mengidentifikasikan cara
kerja dan bagaimana proses ini dapat diperbaiki untuk
membuat tim lebih efektif.
5. Kemampuan beradaptasi dengan kondisi dan tuntutan yang
berubah. Menurut Logan dan Stokes (2004), kompetensi
yang dibutuhkan antara lain adalah fleksibilitas dan
kemampuan tim dalam memecahkan masalah secara
terstruktur atau dengan mengikuti format berpikir kritis.
Walaupun memiliki tujuan dan cara yang beragam, Buller
(1986, dalam Spector, 2000) menyatakan bahwa ada tiga
karakteristik dari team building, yaitu:
1. Team building merupakan aktivitas terencana yang terdiri
dari satu atau lebih latihan atau pengalaman yang
dirancang untuk mencapai sasaran tertentu.
2. Team building biasanya difasilitasi oleh konsultan atau
trainer yang berkualitas, dan akan sulit bagi tim untuk
melaksanakannya jika trainer adalah bagian dari
pengalaman.
3. Team building biasanya melibatkan tim dimana anggota
timnya memiliki keterlibatan dalam pekerjaan masing-
masing.
b. Mengenal diri dan orang lain
Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta.
Begitulah kata kebanyakan orang mana kala akan berkenalan
dengan orang lain.
Kelas sebagai suatu sistem sosial, menunjukkan adanya satu
pola interaksi dinamis antara aturan, norma dan harapan yang
dituntut dalam kegiatan pembelajaran di satu pihak, dan
kebutuhan dan keinginan masing-msing pribadi dipihak lain.
Knowles (1986) berpendapat bahwa kebutuhan belajar adalah
kesenjangan yang dipersiapkan oleh peserta pembelajar sendiri
antara di mana mereka sekarang dan ke mana mereka ingin
menuju.
Barang kali perlu disadari oleh para pengelola pembelajaran
yang menggerakkan organisasi (kelas) adalah manusia
merupakan variabel yang unik – susah di- manag,
dikoordinasikan dan dikendalikan. Argumentasi yang
mendukung penyataan ini antara lain:
1. Pada dasarnya manusia bukan sekedar obyek tetapi juga
subyek yang tidak sekedar mengikuti keinginan orang lain
tetapi bisa menentukan arah tujuannya sendiri sehingga bisa
saja seseorang menolak keinginan orang lain jika dianggap
tidak sesuai dengan keinginannya,
2. Karena setiap individu memiliki mind set atau mental
program yang berbeda maka perilaku setiap orang juga
berbeda (perbedaan inilah yang biasa disebut Law of
individual differences), dan
3. Di samping secara individual berbeda, pada saat yang sama
manusia juga makhluk sosial yang tidak bisa berdiri sendiri
sehingga disadari atau tidak ia akan berupaya membentuk
atau paling tidak menjadi bagian dari satu sistem sosial
tertentu (masyarakat). Uniknya lagi, seperti halnya pada
setiap individu, setiap masyarakat memiliki mind set yang
berbeda pula yang disebut collective mental programming.
Setiap anggota suatu kelas yang mengikuti bimtek yang
sama diharapkan memiliki konsep dan komitmen yang sama
tentang belajar dalam kelompok, walaupun setiap orang
memiliki peran yang berbeda-beda. Konsep yang sama inilah
yang merupakan dasar bagi terciptanya rasa kebersamaan,
kehangatan, kekompakan, serta kemantapan dalam
menciptakan suasana pembelajaran. Hubungan antar individu
terjalin dalam hubungan transsksional, menuju ke arah
kelompok yang berfungsi, efektif daan sinergis, dalam suasana
segar dan menyenangkan. Untuk itu setiap anggota kelompok
diharapkan memiliki komitmen yang tinggi dalam seluruh aspek
kegiatan pembelajaran.
Suatu kelompok kelas akan bergerak dinamis, berkembang dan
mampu menyesuaiakan diri dengan keadaan dan tuntutan yang
selalu berubah dan sulit diramalkan, apabila setiap anggota
kelompok tersebut mampu:
a. mengambil prakarsa (initiating) tentang apa yang harus
dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya;
b. menyediakan dan memberikan informasi yang relevan;
c. menyatakan pendapat tentang sesuatu yang sedang
dikerjakan atau terjadi dalam suatu kelompok
d. menjelaskan, mengulang kembali, atau memperjelas
pendapat, ucapan dan perasaan anggota kelompok;
e. meyakinkan bahwa setiap pekerjaan harus direncanakan
dengan matang, dilaksanakan secara mantap, dan diawasi
secara berkesinambungan, dipantau, dinilai dan dilaporkan;
f. meletakkan dan mengemukakan standar dan kualitas
partisipasi anggota kelompok;
g. mengurangi tekanan atau stress, ketegangan apabila muncul
atau konflik;
h. melaksanakan kilas balik apa yang sudah dikerjakan dan
menyepakati keputusan;
i. mengatur pembagian tugas, giliran mengumpulkan
pendapat, agar setiap orang mempunyai kesempatan yang
sama dan giliran seimbang.
Agar semaua hal tersebut di atas dapat dicapai secara
optimal, maka setiap peserta bimtek hendaknya berupaya
untuk lebih mengenal dirinya mengenal temannya, kemudian
berinteraksi dengan peserta lain, saling tukar informasi
dalam kelompok kecil, dibawa ke kelompok besar atau kelas,
sehingga mereka akan lebih mengenal semua peserta
bimtek secara lebih baik, dan menetapkan komitmen
bersama dalam belajar selama bimtek berlangsung.
Banyak instrumen yang dapat digunakan untuk
membangun komitmen belajar, seperti layanan sepenuh
hati, Coat of Arms, penggunaan kertas posit, dan lain-lain.
Pada kegitan ini instrumen yang dipakai adalah layanan
sepenuh hati.
c. Komunikasi yang efektif
Komunikasi yang diharapkan dalam kegiatan bimtek adalah
komunikasi yang singkat, tepat, dan mudah dipahami oleh
seluruh peserta.
d. Membangun kebersamaan dan percaya diri
Persereta bimtek berasal dari berbagai daerah, yang tentunya
beragam, baik secara idiologi, rasa, bahasa, budaya dan
lainnya. Oleh karena itu membangun kebersamaan sangat
diperhatikan, sehingga peserta percaya diri untuk nantinya
menjadi fasilitator/pelatih.
e. Membuat kontrak pembelajaran
Selama kegiatan bimtek berlangsung, peserta dengan
bimbingan fasilitaor membuat kontrak pembelajaran, misalnya
bahwa kegiatan bimtek berlangsung selama lima (5) hari
peserta tidak diperkenankan meninggalkan kegiatan sampai
ditutupnya kegiatan, masuk kelas tepat waktu sesuai dengan
jadwal, tidak ada suara telpon seluler selama pembelajaran
berlanngsung, dan lain-lain.
Kontrak belajar di sini dimaksudkan untuk mendukung tata tertib
yang telah dibuat panitia.
f. Komitmen pembelajaran
Setelah lembar sepenuh hati dibagikan pada peserta bimtek,
fasilitator secara berturut turut meminta peserta untuk
mengerjakan perintah yang disampaikannya. Perintah-perintah
itu disampaikan secara berturut-turut.
Dari hasil pengisian lembaran itu oleh peserta, peserta
bersama-sama dengan fasilitator mencatatat dan
mengidentifikasi kata sifat yang baik dan yang tdak baik,
kemudian fasilitator menyampaikan kepada para peserta bahwa
sikap/sifat yang tidak baik harus dijauhkan dari lingkungan
belajar kita selama bimtek berlangsung, sedangkan sifat/sikap
yang baik kita pelihara selama bimtek dan dpat dijadikan
karakter peserta selanjutnya.
Ambillah 5 – 10 sifat sifat tesbut untuk dijadikan komitmen
pembelajaran.
Untuk menjadikan kegiatan bimtek terorganisir dengan baik,
fasilitator bersama dengan peserta membentuk pengurus kelas
yang terdiri dari sekurang-kurangnya ketua, sekretaris, dan
bendahara. Kemudian fasilitaor menyampaikan juga tugas dan
fungsi pengurus.
2. Peranan Team Building Dalam Bimtek
Peranan team building dalam kegiatan bimtek ini adalah untuk
mencairkan suasana belajar yang beku. Belajar akan mempunyai
arti apabila suasana belajar menyenangkan. Belajar selayaknya
menjadi peristiwa yang menyenangkan, menggembirakan, tanpa
ada rasa cemas dan lelah karena suasana yang mencekam. Kelas
sebagai salah satu bentuk kelompok sosial perlu diciptakan
suasana yang aman dan nyaman, pembelajaran penuh percaya
diri, dan antar peserta saling mempercayai. Suasana seperti ini
lebih memungkinkan peserta bimtek lebih efektif dan menyerap
bahan ajar dengan baik. Bimtek dengan suasana seperti ini akan
melahirkan alumni yang ceria, pegawai yang percaya diri, ooptimis,
produktif, dan memperoleh kepuasan batin memadai.
Suasana seperti yang digambarkan di atas dapat tercipta
manakala setiap peserta bimtek mengetahui dengan baik kekuatan
yang mereka mililki, keterbatsan yang diterima sebagai mana
adanya, kekuatan dan keterbatsan kawan-kawan bimtek
sekelasnya, saling berkomunikasi, saling bertukar pengalaman dan
saling mengisi kekurangan dan memanfaatkan kekuatan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang tinggi. Dalam saling
berkomunikasi, bekerjsama, tukar pengalaman, dan bekrja
kelompok perlu ada norma yang disepakati, dihormati, dan dipatuhi
bersama. Setiap anggota harus komitmen terhadap kesepakatan
tersebut, agar setiap anggota peserta bimtek dapat memperoleh
manfaat terbesar dari proses pembelajarannya.
kegiatan team building berperan untuk mencairkan suasana
yang kaku karena antar peserta bimtek belum saling mengenal,
menyiapkan mereka agar dapat berkomunikasi, dan bertukar
pengalaman secara terbuka, menciptakan suasana belajar yang
menggembirakan dan menyenangkan, menatapkan nilai belajar
yang disepakati bersama, membina kelompok yang berfungsi
efektif sinergis, dan bertekad untuk mensukseskan proses
pembelajaran yang berkualitas. Hal ini akan tercapai apabila antar
peserta bimtek telah tumbuh perasaan saling mempercayai,
adanya sikap keterbukaan, bertanggung jawab, dan tumbuh rasa
saling ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya.
3. Refleksi
Untuk mengetahui manfaat dari kegiatan team building peserta
bimtek bersama-sama dengan fasilitator menyimpulkan dari makna
dan manfaat permainan-permainan yang dilakukan selama
kegiatan berlangsung, sehingga tujuan bimtek ini sesuai dengan
tujuan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara – Republik Indonesia. 2003. Building Learning Commitment (BLC). Jakarta: LAN-RI.
Dimyati & Mudjiono.2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
H. Suprijanto. 2007. Pendidikan Orang Dewasa Dari Teori Hingga Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Robert B. Maddux. 2009. Team Building Kiat Membangun Tim Handal. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama