tbc d3

Upload: tri-cahyani

Post on 08-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tbc

TRANSCRIPT

  • TBC

  • olah raga secara teratur menghindari kontak langsung dengan pasien tuberculosisistirahat yang cukuppola makan yang benarrajin mengontrol kadar gula darahmengkonsumsi banyak lemak dan vitamin A untuk membentuk jaringan lemak baru yang dapat menyelubungi kuman (encapsulate) dan meningkatkan daya tangkis tubuh Apabila terjadi kerusakan jaringan akibat TB, maka dapat dilakukan operasi pada jaringan yang telah mengalami kerusakan (Dipiro, et al., 2005).

  • Terapi Farmakologis untuk TB adalah:

    1.antibiotika2. Kortikosteroid3.Bacille Calmette Guerin Vaccine (BCG Vaksin). Dari ketiga macam obat tersebut, yang paling banyak dan efektif digunakan adalah antibiotika.A. First line drugs utnuk TB adalah :-Isoniazid-Ethambutol-Rifampisin -Pirazinamid-Streptomisin

    B. second line drugs- nya adalah :-Steptomycin-Para Aminosalicylic Acid-Fluoroquinolone-Amoxicillin-Ethionamide-Cycloserin, dan antibiotika golongan makrolida (Dipiro, et al., 2005).

  • **PENATALAKSANAANPRINSIP PENGOBATANTAHAP INTENSIFTAHAP LANJUTANDiberikan tiap hari selama 2 bulan,minimal dengan 3 obat (cegah resistensi) Pengawasan ketat sangat penting untuk mencegah terjadinya kekebalan obat2 obat ( INH & Rifampisin),selama 4-16 bulandosis berselang 2-3 kali semingguPenting untuk membunuh kuman persister(dormant) sehingga mencegah terjadinyakekambuhan

  • Kategori 1: 2(HRZE)/4(HR)3. Kategori 2: 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3.Disamping kedua kategori ini, disediakan juga paduan obat Sisipan (HRZE) Kategori Anak: 2HRZ/4HR

  • **PENATALAKSANAANPANDUAN OAT DI INDONESIAKATEGORI 1: 2HRZE/4H3R3KATEGORI 2: 2HRZES/HRZE/5H3R3E3Untuk penderita : BTA (+), BTA (-) tetapi Rontgen (+) berat Ekstra Paru beratUntuk penderita : kambuh (relaps) gagal (failure) setelah lalai (after default)

  • **PENATALAKSANAANPANDUAN OAT DI INDONESIAOAT SISIPAN: 1HRZEBila pada akhir tahap intensif : BTA masih (+), yaitu pada pasien kategori 1 dengan BTA (+) pasien kategori 2 pada pengobatan ulangKATEGORI 3: 2HRZ/4H3R3 Untuk penderita : BTA (-) & Rontgen (+) ringan Ekstra paru ringan : TBC kel limfe, kulit dll

  • **PENATALAKSANAANPANDUAN OAT DI INDONESIAKATEGORI 1: 2HRZE/4H3R3NB : DOSIS DIATAS UNTUK BB 33-50 KG

    Tahap PengobatanLamanya PengobatanH300 mgR450 mgZ500 mgE250 mgJumlah hari/kali menelan obatIntensif (dosis harian)2 bulan1

    1

    3

    360

    Lanjutan (dosis 3 x seminggu)4 bulan21--54

  • **PENATALAKSANAANPANDUAN OAT DI INDONESIAKATEGORI 2: 2HRZES/HRZE/5H3R3E3NB : DOSIS DIATAS UNTUK BB 33-50 KG

    Tahap PengobatanLamanya PengobatanH300 mgR450 mgZ500 mgESinjeksiJumlah hari/kali menelan obat250 mg500 mgIntensif (dosis harian)2 bulan

    1 bulan1

    11

    13

    33

    3-

    -0,75 gr60

    30Lanjutan (dosis 3 x seminggu)5 bulan21-12-66

  • **PENATALAKSANAANPANDUAN OAT DI INDONESIAKATEGORI 3: 2HRZ/4H3R3NB : DOSIS DIATAS UNTUK BB 33-50 KG

    Tahap PengobatanLamanya PengobatanH300 mgR450 mgZ500 mgJumlah hari/kali menelan obatIntensif (dosis harian)2 bulan

    11

    3

    60

    Lanjutan (dosis 3 x seminggu)4 bulan21-54

  • **PENATALAKSANAANPANDUAN OAT DI INDONESIAOAT SISIPAN: HRZENB : DOSIS DIATAS UNTUK BB 33-50 KG

    Tahap PengobatanLamanya PengobatanH300 mgR450 mgZ500 mgE250 mgJumlah hari/kali menelan obatIntensif (dosis harian)1 bulan

    11

    3

    330

  • **PENATALAKSANAANPENGOBATAN TBC PADA KEADAAN KHUSUS Wanita Hamil Ibu Menyusui Wanita Pengguna Kontrasepsi Penderita HIV/AIDS Penderita Hepatitis Akut Penderita Kelainan Hati Kronik Penderita Gangguan Ginjal Penderita DM TBC dengan tambahan kortikosteroid

  • Mekanisme KerjaMekanisme kerjanya mengganggu sintesa mycolic acid yang diperlukan untuk membangun dinding sel bakteri. INH sebagai multiple terapi TBC dengan rifampisin dan pirazinamida. FarmakokinetikResorpsinya dari usus cepat, difusinya ke dalam jaringan dan cairaan tubuh baik sekali, bahkan menembus jaringan yang sudah mengeras. Protein plasmanya ringan sekali, plasma T-nya antara 1 dan 4 jam tergantung kecepatan saat dimetabolisme di hati. Ekskresinya terutama melalui ginjal (75-95% dalam 24 jam) dan sebagian besar sebagai asetilisoniazid.Efek SampingEfek sampingnya pada dosis ringan (200-300 mg sehari) jarang dan ringan (gatal-gatal, ikterus) tetapi lebih sering terjadi bila dosis melebihi 400 mg. Kadang-kadang terjadi kerusakan hati dengan hepatitis dan ikterus yang fatal, khususnya pada orang pengasetilir lambat terutama bila dikombinasi dengan rifampisin. Efek samping lainnya mual, keletihan, anoreksia.

  • KontraindikasiGagal ginjal akut, hepatitis akut, alcohol, anemia hemolitik dari penurunan piruvat kinse dan G6PD (paling penting). Penyakit hati kronis, kerusakan syaraf perifer.

    PerhatianPediatrik: Tidak ada permasalahan yang didokumentasikan pada anak-anak. Eliminasi lebih lambat pada bayi. Ibu Hamil dan menyusui : The American Academy of Pediatrics (AAP) mempertimbangkan penggunaan isoniazid setelah trimester pertama. Jika INH digunakan selama pregnancy, maka digunaan bersamaan dengan pyridoksin (25 mg 1x sehari). Karena INH dapat menembus plasenta dan didistribusikan melalui ASI. Penggunaan INH harus hati-hati untuk menghindari efek samping.Geriatri : paling tinggi timbul hepatitis untuk pasien di atas 50 tahun.

  • a. Indikasi Terapi awal untuk tuberculosis aktif pada dewasa dan anak-anak tertentu ketika dikombinasikan dengan agen antituberculosis lain.b. Kontraindikasi Kerusakan hati parah (severe); gout acute.c. Efek samping. Cedera ke hati adalah efek samping yang paling serius dari pyrazinamide. Ketika dosis 40 ke 50 mg / kg diberikan secara oral, tanda dan gejala dari penyakit hepatic pada pasien tampak sekitar 15%, dengan penyakit kuning 2% sampai 3% dan kematian sehubungan dengan hepatic necrosis jarang terjadi.

  • a. Mekanisme KerjaHampir semua galur M.Tuberculosis sensitif terhadap etambutol. Kerjanya menghambat sintesis metabolit sel, sehingga metabolisme sel terhambat dan sel mati. karena itu obat ini hanya aktif terhadap sel yang bertumbuh dengan khasiat tuberkulostatik. b.Indikasi Tuberkulosa paru.c. Kontra Indikasi Neuritis optis (radang saraf mata).d. Efek samping Yang paling penting adalah gangguan pengelihatan, biasanya bilateral, yang merupakan neuritis retrobulbar yaitu berupa turunnya tajam pengelihatan, hilangnya kemampuan membedakan warna (Buta warna hijau), mengecilnya lapang pandang dan skotoma sentral maupun lateral. efek samping bersifat reversibel.e. Perhatian:Kerusakan ginjal berat; gout, penurunan ketajaman penglihatan. Menyusui. Obat TBC di minum berdasarkan resep dokter dan harus sesuai dengan dosisnya.. Penghentian penggunaan obat TBC harus dilakukan atas seizin dokter.

  • a. Mekanisme KerjaRifampisin terutama aktif terhadap sel yang sedang bertumbuh. Kerjanya menghambat DNA-dependent RNA polymerase dari mikrobakteria dan mikroorganisme lain dengan menekan mula terbentuknya (bukan pemanjangan) rantai dalam sintesis RNA. Rifampisin dapat menghambat sintesis RNA mitokondria mamalia tetapi diperlukan kadar yang lebih tinggi dari kadar untuk penghambatan pada kuman.b. Efek sampingRifampisin jarang menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Yang paling sering ialah ruam kulit, demam, mual dan muntah. Pada pemberian berselang dengan dosis lebih besar sering terjadi Flu Like Syndrom, Nefritis Intertitial, Nekrosis Tubular Akut, dan Trombositopenia.c. Dosisobat ini biasanya diberikan sehari sekali sebaiknya 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan. Dosis untuk orang dewasa dengan berat badan kurang dari 50 kg ialah 400 mg/hari dan untuk berat badan lebih dari 50 kg ialah 60 mg/hari. Untuk anak-anak dosisnya 10-20 mg/kgB/hari dengan dosisi maksimum 600 mg/hari

  • Bersifat bakterisid . Dosis harian yang dianjurkan 15 mg/kg BB sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan dosis yang sama penderita berumur sampai 60 tahun dosisnya 0,75 gr/hari sedangkan unuk berumur 60 tahun atau lebih diberikan 0,50 gr/hari.

    Efek samping. Kadang-kadang terjadi sakit kepala sebentar atau malaise. Reaksi hipersensitivitas biasanya terjadi dalam minggu-minggu pertama pengobatan. Streptomisin bersifat neurotoksin pada saraf kranial ke VIII, bila diberikan dalam dosis besar dan dalam jangka waktu yang lama.

    Interaksi Obat. Interaksi dapat terjadi dengan obat penghambat neuromuskular berupa potensial penghambatan, selain itu interaksi juga terjadi dengan obat lain yang bersifat ototoksik dan dan nefrotoksis.

  • **MONITORINGEFEK SAMPING RINGAN OAT

    EFEK SAMPINGPENYEBABPENANGANANTdk nafsu makan, mual, sakit perutRifampisinDiminum malam sebelum tidurNyeri sendiPirazinamidBeri AspirinKesemutan s/d rasa terbakar di kakiINHBeri vitamin B6 (piridoxin) 100 mg per hariWarna kemerahan pada air seni (urine)RifampisinPenjelasan kepada penderita

  • **MONITORINGEFEK SAMPING BERAT OAT

    EFEK SAMPINGPENYEBABPENANGANANGatal & kulit kemerahan Semua OATBeri antihistaminHentikan OATTuliStreptomisinHentikan S, Ganti EGangguan keseimbanganStreptomisinHentikan S, Ganti EIkterus tanpa penyebab lain (bingung, muntah)Hampir semua OATHentikan OAT, Tes fungsi hatiGangguan penglihatanEtambutolHentikan EPurpura & renjatan (syok)RifampisinHentikan R

  • Thank You......