tb phgharu pada kehamilan-1st edit

Upload: azila-aidawati

Post on 14-Apr-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 TB Phgharu Pada Kehamilan-1ST EDIT

    1/19

    I. PENDAHULUAN.

    Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan di dunia. Diperkirakan sekitar

    sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberkulosis. Pada

    tahun 1995, diperkirakan ada 9 juta pasien TB baru dan 3 juta kematian akibat TB

    diseluruh dunia. Diperkirakan 95% kasus TB dan 98% kematian akibat TB didunia,

    terjadi pada negara-negara berkembang. Demikian juga, kematian wanita akibat TB

    lebih banyak dari pada kematian karena kehamilan, persalinan dan nifas.(1)

    Gambar 1. Insidens TB didunia (WHO, 2004)

    (dikutip dari kepustakaan 1)

    Berdasarkan laporan WHO, Indonesia menempati urutan ketiga terbesar

    angka kejadian TB di dunia setelah Cina dan India. Tuberkulosis pada kehamilanmerupakan masalah tersendiri karena selain mengenai ibu, juga dapat menulari bayi

    yang dikandung atau dilahirkannya. Infeksi TB pada neonatus dapat terjadi melalui

    intrauterin, selama persalinan, maupun pasca natal oleh ibu pengidap TB aktif.

  • 7/27/2019 TB Phgharu Pada Kehamilan-1ST EDIT

    2/19

    Kejadian TB kongenital sangat jarang. Di seluruh dunia kasus TB kongenital hanya

    tercatat 329 kasus.(1)

    Berdasarkan laporan WHO, angka kejadian kasus baru TB di dunia mencapai

    lebih dari 8 juta per tahun. Indonesia menempati urutan ketiga dengan angka kejadian

    450.000 kasus baru per tahun dan angka kematian 175.000 kasus per tahun. Selama

    tahun 1989-1990 dari 4.300 persalinan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, 150

    orang ibu didiagnosis TB paru (prevalens 3,48%). Tuberkulosis pada kehamilan

    merupakan masalah tersendiri karena selain mengenai ibu, juga dapat mengenai bayi

    yang dikandung atau dilahirkannya. Keterlambatan diagnosis TB pada neonatus

    sering terjadi karena keterlambatan diagnosis TB pada ibu. Oleh karena itu riwayat

    perjalanan penyakit ibu hamil sangat penting diketahui untuk mencegah

    keterlambatan diagnosis. Sebagian besar TB pada kehamilan sering kali tanpa gejala

    yang khas, maka sekitar 30% ibu terdiagnosis TB setelah bayi yang dilahirkan di

    ketahui menderita TB kongenital. Seperti dikutip dari Suwondo dkk, Good

    menyebutkan gejala klinis TB pada kehamilan berupa batuk (74%), penurunan berat

    badan (41%), demam (30%), nafsu makan menurun (30%) dan hemoptisis (19%).

    Infeksi TB perinatal dapat terjadi secara kongenital (pranatal), pada saat persalinan

    (natal) maupun transmisi pasca natal. Pada tipe kongenital, transmisi terjadi karena

    penyebaran hematogen melalui vena umbilikalis atau aspirasi cairan amnion yang

    terinfeksi. Pada tipe natal transmisi dari ibu selama proses persalinan dan pasca natal

    oleh ibu atau orang dewasa lain secara infeksi droplet.(2)

    II. DEFINISI.

    Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

    TB (Mycobacterium tuberkulosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru,

    tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.(1)

  • 7/27/2019 TB Phgharu Pada Kehamilan-1ST EDIT

    3/19

    III. MIKROBIOLOGI KUMAN TUBERKULOSIS.

    1. Bentuk.Mycobacterium tuberkulosis berbentuk batang lurus atau agak bengkok

    dengan ukuran 0,2- 0,4 x 1-4 um. Pewarnaan Ziehl-Neelsen dipergunakan untuk

    identifikasi bakteri tahan asam.

    2. Penanaman.

    Kuman ini tumbuh lambat, koloni tampak setelah lebih kurang 2 minggu

    bahkan kadangkadang setelah 6-8 minggu. Suhu optimum 37C, tidak tumbuh

    pada suhu 25C atau lebih dari 40C. Medium padat yang biasa dipergunakan

    adalah Lowenstein-Jensen. PH optimum 6,4-7,0.

    3. Sifat-sifat.

    Mycobacterium tidak tahan panas, akan mati pada 6C selama 15-20 menit.

    Biakan dapat mati jika terkena sinar matahari lansung selama 2 jam. Dalam dahak

    dapat bertahan 20-30 jam. Basil yang berada dalam percikan bahan dapat

    bertahan hidup 8-10 hari. Biakan basil ini dalam suhu kamar dapat hidup 6-8

    bulan dan dapat disimpan dalam lemari dengan suhu 20C selama 2 tahun. Myko

    bakteri tahan terhadap berbagai khemikalia dan disinfektan antara lain phenol 5%,

    asam sulfat 15%, asam sitrat 3% dan NaOH 4%. Basil ini dihancurkan oleh

    jodium tinctur dalam 5 minit, dengan alkohol 80 % akan hancur dalam 2-10

    menit.(3)

    IV. CARA PENULARAN.

    Penularan tuberkulosis dari seseorang penderita ditentukan oleh banyaknya

    kuman yang terdapat dalam paru-paru penderita, pesebaran kuman tersebut

    diudara melalui dahak berupa droplet. Penderita TB-Paru yang mengandung

    banyak sekali kuman dapat terlihat lansung dengan mikroskop pada pemeriksaan

    dahaknya (penderita BTA positif) adalah sangat menular.

  • 7/27/2019 TB Phgharu Pada Kehamilan-1ST EDIT

    4/19

    Penderita TB Paru BTA positif mengeluarkan kuman-kuman keudara

    dalam bentuk droplet yang sangat kecil pada waktu batuk atau bersin. Droplet

    yang sangat kecil ini mongering dengan cepat dan menjadi droplet yang

    mengandung kuman tuberkulosis. Ia dapat bertahan diudara selama beberapa jam.

    Droplet yang mengandung kuman ini dapat terhirup oleh orang lain. Jika kuman

    tersebut sudah menetap dalam paru dari orang yang menghirupnya, maka kuman

    mulai membelah diri (berkembang biak) dan terjadilah infeksi dari satu orang

    keorang lain.(3)

    V. PATOFISIOLOGI.Tuberkulosis menyerang hampir kesemua sistem organ di dalam tubuh

    manusia, namun organ yang sering menjadi target dari penyakit ini adalah pau-

    paru, di mana kasus yang didapatkan berkisar 80% dari semua kasus tuberkulosis

    yang didapat. Namun pola perjalanan infeksi pada penderita dengan penyakit HIV

    agak sedikit berbeda di mana infeksi tuberkulosis pada penderita HIV lebih

    cenderung mengenai organ ekstraparu.

    Partikel pertikel kuman tuberkulosis akan masuk ke dalam saluran pernapasan

    yaitu di bagian distal dari ruang udara pada saluran pernapasan ( distl air spaces)

    dan mengalami multiplikasi. Bakteri-bakteri ini difagositosis oleh makrofag yang

    terdapat pada alveoli dan menyebabkan terjadinya reaksi granulomatosa yang

    turut melibatkan kelenjar getah bening regional. Reaksi granulomatosa yang

    disertai dengan adanya invasi terhadap kelenjar getah bening ini membentuk

    focus Ghon. Bakteri basil tuberkulosis akan berada dalam kondisi yang dorman

    pada focus Ghon ini, meskipun pada kondisi tertentu akan mengalami reaktivasi

    kembali.(4)

  • 7/27/2019 TB Phgharu Pada Kehamilan-1ST EDIT

    5/19

    VI. EFEK KEHAMILAN TERHADAP TUBERKULOSIS.

    Penyakit tuberkulosis bukan saja menyumbang kepada beban penyakit

    secara umum pada peringkat global, tetapi juga turut meningkatkan mortalitas

    pada maternal dan menjadi salah satu dari tiga penyebab utama kematian

    wanita pada usia reproduktif yaitu pada umur 15-45 tahun.

    Pada beberapa penelitian yang lalu menyatakan, kavitas pulmoner yang

    terbentuk pada penyakit tuberkulosis dikatakan akan kolaps akibat

    peningkatan tekanan intraabdonimal yang disebabkan oleh kehamilan. Hal ini

    juga turut didukung oleh seorang ahli kedokteran german di mana beliau juga

    turut merekomendasikan terhadap wanita usia reproduktif dengan penyakit

    TB ini untuk menikah dan hamil untuk memperlambatkan progresi dari

    penyakit ini. Hal ini dipraktekaan di beberapa buah daerah di German

    sehingga abad ke-19. Namun pada abad ke-20, abortus provokatus malah

    direkomendasikan terhadap wanita-wanita ini.

    Namun, menurut penelitian yang dilakukan oleh Hedvall dan Schaefer,

    menyatakan bahwa kehamilan tidak memberikan sebarang efek yang

    menguntungkan maupun yang buruk terhadap progresi penyakit

    tuberkulosis.Malah hal yang terjadi adalah, kehamilan itu sendiri akan

    meningkatkan risiko reaktivasi pada tuberkulosis yang laten.(4)

    VII. EFEK TUBERKULOSIS TERHADAP KEHAMILAN.

    Pengaruh penyakit TB pada kehamilan dipengaruhi oleh pelbagai faktor,

    termasuklah derajat penyakit itu sendiri, seberapa parah penyakit TB tersebut

    pada saat didiagnosis dengan TB, adanya penyebaran ekstrapulmoner,

    koinfeksi dengan HIV dan pengobatan yang diberikan. Prognosis yang paling

    jelek dilaporkan pada wanita yang tediagnosis TB pada saat puerperium dan

  • 7/27/2019 TB Phgharu Pada Kehamilan-1ST EDIT

    6/19

    adanya koinfeksi dari HIV. Kegagalan untuk berobat secara teratur juga akan

    memperburuk prognosis.

    Komplikasi obstetri lain yang dilaporkan terjadi berhubungan dengan

    penyakit TB pada kehamilan adalah terjadinya abortus spontan, dan

    penambahan berat badan saat kehamilan yang suboptimal. Komplikasi lain

    yang turut dilaporkan adalah kelahiran preterm, berat badan lahir yang rendah,

    dan meningkatnya mortalitas neonatal.(4-6)

    VIII. EFEK TUBERKULOSIS TERHADAP NEONATUS.

    Infeksi TB dapat menginfeksi plasenta, bisanya dalam bentuk

    granuloma. Keadaan ini menyebabkan infeksi pada janin yang menyebabkan

    tuberkulosis kongenital. Tuberkulosis kongenital juga termasuk bayi yang

    terinfeksi akibat dari aspirasi sekret pada proses persalinan. Neonatal tuberkulosis

    dapat mencetuskan infeksi kongenital lainnya, hepatosplenomegali, distres

    pernapasan, demam, dan limfadenopati. Terdapat literatur yang mengatakan

    bahwa bayi dapat terinfeksi dengan kuman tuberkulosa secara intrauterus

    sekiranya ibu menderita TB milier, TB plasenta atau uterus dan jika ibu

    menderita advanced HIV.(7)

    Tuberkulosis neonatal juga jarang terjadi bila ibu sudah mendapatkan

    pengobatan sebelum persalinan atau bila uji sputum BTA negatif. Pada ibu

    dengan TB aktif resiko penularan pada bayi adalah sekitar 50% pada tahun

    pertama.

    Tuberkulosis kongenital juga mungkin agak sulit untuk dibedakan dengan

    penyakit saluran pernapasan lain yang umumnya terjadi pada minggu kedua dan

    ketiga hidup seorang bayi. Gejala-gejala ini termasuklah hepatosplenomegali,

    demam dan limfadenopati serta distress pernapasan. Walau bagaimanapun,

    diagnosis pada tuberkulosis ini dapat ditegakkan dengn menggunakan criteria dari

    Cantwell et al, di mana diagnosis TB pada neonates dapat ditegakkan dengan

  • 7/27/2019 TB Phgharu Pada Kehamilan-1ST EDIT

    7/19

    membuktikan adanya kompleks hepatik primer/caseating granuloma, pada biopsi

    perkutaneus pada hepar pada saat bayi lahir, infeksi tuberkulosis pada plasenta

    dan dengan membuktikan adanya lesi tuberkulosis pada minggu pertama setelah

    kelahiran bayi.(4, 5)

    Referensi lain juga turut membahas tentang bagaimana untuk menegakkan

    diagnosis TB kongenital, yaitu bayi harus terbukti diagnosis TB dan memenuhi

    salah satu dari kriteria Beitzke yang telah di revisi yaitu (1) lesi pada minggu

    pertama kehidupan, (2) komplek primer hati atau granuloma hati kaseosa, (3)

    infeksi TB pada plasenta atau pada infeksi traktus genitalia, (4) kemungkinan

    transmisi pasca natal telah disingkirkan.(2)

    IX. DIAGNOSISGejala klinis.

    Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu

    atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur

    darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan

    menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang

    lebih dari satu bulan.

    Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain

    tb, seperti bronkiektasis, bronkitis kronis, asma, kanker paru, dan lain-lain.

    Mengingat prevalensi TB di Indonesia saat ini masih tinggi, maka setiap orang

    yang datang ke UPK dengan gejala tersebut diatas, dianggap sebagai seorang

    tersangka (suspek) pasien TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara

    mikroskopis langsung.(1)

  • 7/27/2019 TB Phgharu Pada Kehamilan-1ST EDIT

    8/19

    Pemeriksaan Laboratorium.

    Pemeriksaan dahak berfungsi untuk menegakkan diagnosis, menilai

    keberhasilan pengobatan dan menentukan potensi penularan. Pemeriksaan dahak

    untuk penegakan diagnosis dilakukan dengan mengumpulkan 3 spesimen dahak

    yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan berupa Sewaktu-

    Pagi-Sewaktu (SPS);

    S (sewaktu): dahak dikumpulkan pada saat suspek TB datang berkunjungpertama kali. Pada saat pulang, suspek membawa sebuah pot dahak untuk

    mengumpulkan dahak pagi pada hari kedua.

    P (Pagi): dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera setelahbangun pagi.

    tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas di UPK. S (sewaktu): dahak dikumpulkan di UPK pada hari kedua, saat menyerahkan

    dahak.(1)

  • 7/27/2019 TB Phgharu Pada Kehamilan-1ST EDIT

    9/19

    .

    Gambar 2. Alur diagnosis TB paru (dikutip dari kepustakaan 1)

    Indikasi pemeriksaan foto toraks

    Pada sebagian besar TB paru, diagnosis terutama ditegakkan dengan

    pemeriksaan dahak secara mikroskopis dan tidak memerlukan foto toraks.

    Namun pada kondisi tertentu pemeriksaan foto toraks perlu dilakukan sesuai

    dengan indikasi sebagai berikut:

    Hanya 1 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. Pada kasus inipemeriksaan foto toraks dada diperlukan untuk mendukung diagnosis TB

    paru BTA positif. (lihat bagan alur pada gambar di atas)

    Ketiga spesimen dahak hasilnya tetap negatif setelah 3 spesimen dahakSPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada

  • 7/27/2019 TB Phgharu Pada Kehamilan-1ST EDIT

    10/19

    perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT. (lihat bagan alur pada

    gambar di atas)

    Pasien tersebut diduga mengalami komplikasi sesak nafas berat yangmemerlukan penanganan khusus (seperti: pneumotorak, pleuritis

    eksudativa,efusi perikarditis atau efusi pleural) dan pasien yang

    mengalami hemoptisis berat (untuk menyingkirkan bronkiektasis atau

    aspergiloma).(1)

    Diagnosis TB pada kehamilan.

    Pada wanita hamil yang mempunyai gejala penyakit TB,dianjurkan

    untuk melakukan tes tuberculin. Penelitian sebelumnya menyatakan terdapat

    penurunan sensitivitas tes tuberculin yang dilakukan saat kehamilan, namun

    studi terbaru mengatakan tidak terdapat perbedaan signifikan terhadap

    sensitivitas tes tuberculin yng dilakukan terhadap wanita hamil.

    Pemeriksaan foto toraks dapat dilakukan setelah uji tuberculin

    dilakukan. Namun pemeriksaan radiologi ini harus memmakai pelindung

    timah pada abdomen sehingga bahaya radiasi dapat diminimalisasi. Pada

    trimester I kehamilan hindari pemeriksaan foto toraks karena efek radiasi

    yang sedikit pun masih berdampak negatif pada sel-sel muda janin. Diagnosis

    dapat ditegakkan dengan pemeriksaan hapusan sputum dan ditemukan basil

    tahan asam serta tes-tes lain seperti kultur, PCR, dan interferon gamma

    kuantitatif pada infeksi laten TBC.(4, 5)

  • 7/27/2019 TB Phgharu Pada Kehamilan-1ST EDIT

    11/19

    X. PENATALAKSANAANPengobatan Umum TB

    Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah

    kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah

    terjadinya resistensi kuman terhadap OAT.(1)

    Prinsip pengobatan

    Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip - prinsip sebagai

    berikut:

    OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah

    cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan.Jangan gunakan OAT

    tunggal (monoterapi) . Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis Tetap (OAT KDT)

    lebih

    menguntungkan dan sangat dianjurkan.

    Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan

    langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas Menelan

    Obat (PMO). Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap,yaitu tahap intensif dan

    lanjutan.

    1. Tahap awal (intensif) Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu

    diawasi secara

    langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat.

    Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat,biasanya pasien

    menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu.

  • 7/27/2019 TB Phgharu Pada Kehamilan-1ST EDIT

    12/19

    Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif(konversi) dalam 2 bulan.

    2. Tahap Lanjutan Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun

    dalam jangka waktu yang lebih lama

    Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehinggamencegah terjadinya kekambuhan.

    (1)

    Tabel 1. Jenis, sifat dan dosis OAT. (Dikutip dari kepustakaan 1)

    Paduan OAT dan peruntukannya.

    1. Kategori-1 (2HRZE/ 4H3R3)Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:

    Pasien baru TB paru BTA positif. Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif Pasien TB ekstra paru

    2. Kategori -2 (2HRZES/ HRZE/ 5H3R3E3)Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati

    sebelumnya:

    Pasien kambuh

  • 7/27/2019 TB Phgharu Pada Kehamilan-1ST EDIT

    13/19

    Pasien gagal pengobatan Pasien dengan pengobatan setelah default(terputus)

    3. OAT Sisipan (HRZE)Paket sisipan KDT adalah sama seperti paduan paket untuk tahap intensif kategori

    1 yang diberikan selama sebulan (28 hari).(1)

    Pengobatan TB pada Kehamilan.

    Pada prinsipnya pengobatan TB pada kehamilan tidak berbeda dengan

    pengobatan TB pada umumnya. Menurut WHO, hampir semua OAT aman untuk

    kehamilan, kecuali streptomisin. Streptomisin tidak dapat dipakai pada kehamilan

    karena bersifatpermanent ototoxic dan dapat menembus barier plasenta. Keadaan

    ini dapat mengakibatkan terjadinya gangguan pendengaran dan keseimbangan

    yang menetap pada bayi yang akan dilahirkan. Perlu dijelaskan kepada ibu hamil

    bahwa keberhasilan pengobatannya sangat penting artinya supaya proses

    kelahiran dapat berjalan lancar dan bayi yang akan dilahirkan terhindar dari

    kemungkinan tertular TB.(1)

    Pengobatan TBC menurut rekomendasi WHO adalah pemberian 4regimen kombinasi dari isoniazid, rifampisisn, etambutol, dan pirazinamid selama

    6 bulan. Cara pengobatan sama dengan yang tidak hamil. Dapat juga diberikan 3

    regimen kombinasi, isoniazid, rifampisin, etambutol selama 9 bulan. Angka

    kesembuhan 90% pada pengobatan selama 6 bulan Directly observed Therapy

    (DOT) pada infeksi baru.(4, 5, 8, 9)

    Ibu menyusui dan bayinya

    Pada prinsipnya pengobatan TB pada ibu menyusui tidak berbeda dengan

    pengobatan pada umumnya. Semua jenis OAT aman untuk ibu menyusui.

    Seorang ibu menyusui yang menderita TB harus mendapat paduan OAT secara

    adekuat. Pemberian OAT yang tepat merupakan cara terbaik untuk mencegah

  • 7/27/2019 TB Phgharu Pada Kehamilan-1ST EDIT

    14/19

    penularan kuman TB kepada bayinya. Ibu dan bayi tidak perlu dipisahkan dan

    bayi tersebutdapat terus disusui. Pengobatan pencegahan dengan INH diberikan

    kepada bayi tersebut sesuai dengan berat badannya.

    Wanita menyusui yang berada pada pengobatan isoniazid juga dianjurkan

    untuk mengkonsumsi pyridoxine (vitamin B6) 10-25 mg per hari sebagai

    tambahan. Pemberian suplemen pyridoxine ini bertujuan mencegah kejadian

    kejang akibat kekurangan zat pyridoxine akibat efek samping dari pemberian

    isoniazid. Umumnya anak yang diberikan ASI dari ibu dengan penyakit TB tidak

    akan terinfeksi dengan kuman TB kecuali ibu yang mengalami mastitis

    tuberkulosa. (1, 8, 9)

    Tabel 2. Langkah penanganan TBC pada kehamilan

    Sebelum kehamilan Konseling mnegenai pengaruh kehamilan danTBC serta pengobatan

    Pemeriksaan penyaring tuberkulosis padapopulasi risiko tinggi.

    Perbaikan keadaan umum (gizi, anemia)Selama kehamilan Tuberkulosis bukan merupakan indikasi untuk

    melakukan pengguguran kandungan.

    Pengobatan dengan regimen kombinasi dapatsegera dimulai begitu diagnosis ditegakkan.

    Antenatal Care dilakukan seperti biasa,dianjurkan pasien dating lebih awal atau paling

    akhir untuk mencegah penularan pada orang

    sekitarnya.

    Saat Persalinan Persalinan dapat berlangsung seperti biasa.Penderita diberi masker untuk menutupi hidung

  • 7/27/2019 TB Phgharu Pada Kehamilan-1ST EDIT

    15/19

    dan mulutnya agar tidak terjadi penyebaran

    kuman ke sekitarnya.

    Pemberian oksigen yang adekuat. Tindakan pencegahan infeksi (kewaspadan

    universal)

    Ekstraksi vakum/forceps bila ada indikasiobstetric.

    Sebaiknya persalinan dilakukan di ruang isolasi,cegah perdarahan pasca persalinan dengan

    uterotonika.

    Pasca persalinan Observasi 6-8 jam kemudian penderita dapatlangsung dipulangkan. Bila tidak mungkin

    dipulangkan, penderita harus dirawat di ruang

    isolasi.

    Perawatan bayi harus dipisahkan dari ibunyasampai tidak terlihat tanda-tanda proses aktif lagi

    (dibuktikan dengan pemeriksaan sputum

    sebanyak 3 kali dengan hasil selalu negatif)

    Pemberian ASI tidak merupakan kontraindikasimeskipun ibu mendapat OAT.

    Profilaksis neonates dengan isoniazid 10mg/kg/hari dan vaksinasi BCG.

    (Dikutip dari kepustakaan 5)

    Mul tidrug-Resistant Tuberkulosis(MDR-TB) pada kehamilan

    Meskipun insidensi dari kasus Multidrug-Resistant Tuberkulosis (MDR-

    TB) pada kehamilan ini sangatlah sedikit, namun ianya terkait dengan

    peningkatan angka mortalitas pada wanita hamil. Penanganan pada kasus ini

  • 7/27/2019 TB Phgharu Pada Kehamilan-1ST EDIT

    16/19

    bersifat individual. Pada dasarnya, kejadian multidrug resistantini terkait dengan

    ketidak patuhan individu itu sendiri pada awal pengobatan TB.

    Penanganan yang umumnya diberikan adalah obat anti tuberkulosa lini

    kedua dengan durasi selama 2 tahun. Obat-obat lini kedua yang biasanya

    diberikan adalah cycloserine, ofloxacin, ami-kacin, kanamycin, capreomycin, dan

    ethionamide. Namun begitu, pengobatan dengan obat-obatan ini tidak dianjurkan

    disebabkan pengaruhnya terhadap janin yang membahayakan.

    Asam para-amino salicylic telah banyak digunakan dengan

    menggabungkan pengobatannya dengan isoniazid (INH). Gabungan dari kedua

    obat ini dikatakan tidak memberikan efek teratogenik yang signifikan. Namun

    dikatakan efek gastrointestinal yang diberikan kemungkinan agak besar.

    Penggunaan ethionamide dilaporkan mempunyai hubungan terhadap

    hambatan pertumbuhan dan abnormalitas dari sistim saraf pusat dan sistim

    skeletal pada penelitian yang dilakukan terhadap tikus dan kelinci. Pada studi

    manusia juga mendapati bahwa obat ini mempunyai hubungan dengan

    peningkatan terhadap defek sistim saraf pusat jika dikonsumsi pada awal

    kehamilan.

    Aborsi terapeutik merupakan salah satu pilihan dalam penanganan pada

    wanita dengan kasus TB dengan multidrug resistant. Pertimbangan untuk

    melakukan aborsi ini adalah atas pertimbangan bahwa kasus MDR-TB ini

    memiliki resiko yang besar terhadap wanita hamil tersebut dan masyarakat.

    Pilihan lain yang dapat dilakukan untuk menangani kasus ini adalah dengan

    menunda pengobatan hingga ke trimester dua kehamilan. Pengobatan yang

    dikenal sebagaiIndividualised Treatment Regimen (ITR) juga telah diperkenalkan

    untuk mengobati wanita hamil dengan MDR-TB. Pengobatan ini terdiri dari

    gabungan beberapa jenis obat anti-tuberkulosa lini kedua berdasarkan sensitivitas

    kuman TB terhadap tipe obat yang berkaitan. Pengobatan dengan metode ini

    ternyata tidak memberikan sebarang komplikasi obstetric yang membahayakan

    kehamilan.(4, 9)

  • 7/27/2019 TB Phgharu Pada Kehamilan-1ST EDIT

    17/19

    Penyakit TB dengan HIV pada kehamilan.

    Penyakit TB dan HIV merupakan dua penyakit yang sering berhubung

    kait antara satu dengan yang lain. Efek dari kedua penyakit yang saling tumpang

    tindih ini memperburuk mortalitas dan morbiditas pada ibu yang hamil.

    Permasalahan yang turut dijadikan pertimbangan dalam mengobati kedua

    penyakit ini adalah masalah kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat yang

    terlalu banyak diberikan demi khusus buat kedua penyakit ini serta efek samping

    obat dari pengobatan HIV dan TB yang saling tumpang tindih.

    Regimen pengobatan pada wanita hamil dengan koinfeksi TB dan HIV ini

    harusalah memasukkan rifamycin sebagai salah satu dari obat-obatanya.

    Meskipun penggunaan pirazinamid tidak terlalu direkomendasikan terutamanya di

    Amerika, namun atas pertimbangan manfaat yang lebih menguntungkan

    disbanding dengan efek yang kurang baik yang dihasilkan, maka obat ini tetap

    diberikan khusus pada pengobatan TB pada wanita yang hamil dengan koinfeksi

    dengan HIV.(4, 9, 10)

    XI. PENCEGAHAN TUBERKULOSIS

    Pemberian vaksin BCG telah diwajibkan menurut beberapa polisi tentang

    imunisasi di berbagai Negara. Wanita yang belum immune dan berencana untuk

    mengunjungi Negara yang endemic terhadap penyakit TB disrankan untuk

    mendapatkan suntikan vaksin BCG. Meskipun begitu, pemberian vaksin adalah

    menjadi kontraindikasi pada saat kehamilan.

    Oleh karena penyakit ini dikatakan penyakit yang disebabkan oleh kemiskinan

    dan pola hidup yang kurang bersih, maka usaha haruslah ditujukan buat

    memperbaiki kualitas hidup, yaitu dengan mengusahakan supaya ada ventilasi

    yang baik, dan menyarankan masyarakat supaya mengelakkan over-crowding.

    Usaha lain yang harus dilakukan adalah dengan memperbaiki status nutrisi

  • 7/27/2019 TB Phgharu Pada Kehamilan-1ST EDIT

    18/19

    individu agar secara tidak langsung dapat dielakkan dari mendapat penyakit ini.

    Oleh karena penderita yang mendapat HIV lebih rentan terhadap penyakit TB,

    maka usaha juga harus ditumpukan dalam mencegah terjadinya infeksi HIV.

    Selain itu, skrining awal juga harus dilakukan pada semua ibu hamil dengan HIV

    meskipun belum didapatkan tanda-tanda awal tentang adanya penyakit TB ini.(4)

  • 7/27/2019 TB Phgharu Pada Kehamilan-1ST EDIT

    19/19

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Supari SF. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. In: Tjandra Yoga

    Aditama SK, Carmelia Basri, et al, editor. Departemen Kesehatan Republik

    Indonesia, 2 ed; 2006.

    2. Bobby S Dharmawan DBS, Rinawati R. Diagnosis dan Tata Laksana Neonatus

    dari Ibu Hamil Tuberkulosis Aktif. Sari Pediatri. 2004;6(2):85-90.

    3. Hiswani M. Tuberkulosis Merupakan Penyakit Infeksi Yang Masih Menjadi

    Masalah Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

    2001;1(1):6.

    4. Olabisi M. Loto IA. Tuberculosis in Pregnancy: A Review. Journal of Pregnancy.

    [Review Article]. 2011 September 2011;2012(3):7.

    5. Prawirohard S. Penyakit saluran pernapasan In: Saifuddin AB, editor. Ilmu

    Kebidanan. Ketiga ed. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2012. p.

    814.

    6. Queensland Tuberculosis Control Centre ; Guidelines For treatment of

    tuberculosis in Pregnancy. 2006 1 [updated 2006 1 2006; cited 2013]; Available

    from:www.queenslandtuberculosiscontrolcentre.com.

    7. Muneerah Albugami AT, Abdulaziz AlRashed. Difficulties in diagnosing

    tuberculosis in pregnancy. Ann Saudi Med. 2009;2(29):154.

    8. Pregnancy and Tuberculosis; Information for Clinicians. 2013 [updated 2013

    Januari 2013; cited 2013 Jun]; Available from:www.hpa.org.uk.

    9. Amita Mahendru KG, John Eddy Review Diagnosis and management of

    tuberculosis in pregnancy. The Obstetrician & Gynaecologist. 2010;12:163-71.

    10. National Center for HIV/AIDS, Viral Hepatitis, STD, and TB Prevention; TB

    Elimination Tuberculosis and Pregnancy. [2003; cited 2013 June]; Available from:

    www.cdc.gov/tb.

    http://www.queenslandtuberculosiscontrolcentre.com/http://www.queenslandtuberculosiscontrolcentre.com/http://www.queenslandtuberculosiscontrolcentre.com/http://www.hpa.org.uk/http://www.hpa.org.uk/http://www.hpa.org.uk/http://www.cdc.gov/tbhttp://www.cdc.gov/tbhttp://www.cdc.gov/tbhttp://www.hpa.org.uk/http://www.queenslandtuberculosiscontrolcentre.com/