tb pada anak 2

3
Source URL: http://www.ichrc.org/481-tuberkulosis-diagnosis 4.8.1. Tuberkulosis: diagnosis Diagnosis TB pada anak sulit sehingga sering terjadi misdiagnosis, baik overdiagnosis maupun underdiagnosis. Pada anak, batuk bukan merupakan gejala utama. Diagnosis pasti TB ditegakkan dengan ditemukannya M. tuberculosis pada pemeriksaan sputum atau bilasan lambung, cairan serebrospinal, cairan pleura, atau pada biopsi jaringan. Kesulitan menegakkan diagnosis pasti pada anak disebabkan oleh 2 hal, yaitu sedikitnya jumlah kuman (paucibacillary) dan sulitnya pengambilan spesimen sputum. Pertimbangkan Tuberkulosis pada anak jika: Anamnesis: Berkurangnya berat badan 2 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas atau gagal tumbuh. Demam tanpa sebab jelas, terutama jika berlanjut sampai 2 minggu. Batuk kronik ≥ 3 minggu, dengan atau tanpa wheeze. Riwayat kontak dengan pasien TB paru dewasa. Pemeriksaan fisis Pembesaran kelenjar limfe leher, aksila, inguinal. Pembengkakan progresif atau deformitas tulang, sendi, lutut, falang. Uji tuberkulin. Biasanya positif pada anak dengan TB paru, tetapi bisa negatif pada anak dengan TB milier atau yang juga menderita HIV/AIDS, gizi buruk atau baru menderita campak. Pengukuran berat badan menurut umur atau lebih baik pengukuran berat menurut panjang/tinggi badan.

Upload: putri-kartika

Post on 08-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ika

TRANSCRIPT

Source URL: http://www.ichrc.org/481-tuberkulosis-diagnosis

4.8.1. Tuberkulosis: diagnosisDiagnosis TB pada anak sulit sehingga sering terjadi misdiagnosis, baik overdiagnosis maupun underdiagnosis. Pada anak, batuk bukan merupakan gejala utama.Diagnosis pasti TB ditegakkan dengan ditemukannya M. tuberculosis pada pemeriksaan sputum atau bilasan lambung, cairan serebrospinal, cairan pleura, atau pada biopsi jaringan. Kesulitan menegakkan diagnosis pasti pada anak disebabkan oleh 2 hal, yaitu sedikitnya jumlah kuman (paucibacillary) dan sulitnya pengambilan spesimen sputum.Pertimbangkan Tuberkulosis pada anak jika:Anamnesis: Berkurangnya berat badan 2 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas atau gagal tumbuh. Demam tanpa sebab jelas, terutama jika berlanjut sampai 2 minggu. Batuk kronik 3 minggu, dengan atau tanpa wheeze. Riwayat kontak dengan pasien TB paru dewasa.Pemeriksaan fisis Pembesaran kelenjar limfe leher, aksila, inguinal. Pembengkakan progresif atau deformitas tulang, sendi, lutut, falang. Uji tuberkulin. Biasanya positif pada anak dengan TB paru, tetapi bisa negatif pada anak dengan TB milier atau yang juga menderita HIV/AIDS, gizi buruk atau baru menderita campak. Pengukuran berat badan menurut umur atau lebih baik pengukuran berat menurut panjang/tinggi badan.Untuk memudahkan penegakan diagnosis TB anak, IDAI merekomendasikan diagnosis TB anak dengan menggunakan sistem skoring, yaitu pembobotan terhadap gejala atau tanda klinis yang dijumpai, seperti terlihat pada tabel 13 [1].Setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang, maka dilakukan pembobotan dengan sistem skoring. Pasien dengan jumlah skor 6 (sama atau lebih dari 6), harus ditatalaksana sebagai pasien TB dan mendapat pengobatan dengan obat anti tuberkulosis (OAT). Bila skor kurang dari 6 tetapi secara klinis kecurigaan ke arah TB kuat maka perlu dilakukan pemeriksaan diagnostik lainnya sesuai indikasi, seperti bilasan lambung, patologi anatomi, pungsi lumbal, pungsi pleura, foto tulang dan sendi, funduskopi, CT-Scan dan lain-lainnya (yang mungkin tidak dapat dilakukan di rumah sakit ini).Tabel 13. Sistem skoring gejala dan pemeriksaan penunjang TB anak [1]

Perlu perhatian khusus jika ditemukan salah satu keadaan di bawah ini: Tanda bahaya: Kejang, kaku kuduk Penurunan kesadaran Kegawatan lain, misalnya sesak napas Foto dada menunjukkan gambaran milier, kavitas, efusi pleura. Gibus, koksitis