taufik batubara karungan, sebulu
TRANSCRIPT
BAB I
Pendahuluan
Batubara di Indonesia merupakan salah satu andalan sumber energi alternatif di luar minyak dan gas bumi. Prospek penambangan batubara dengan metode konvensional seperti masih dilakukan saat ini, untuk masa yang akan datang semakin sulit. Hal ini disebabkan oleh letak lapisan batubara tersebut yang sudah semakin dalam dari permukaan bumi sehingga “waste/coal ratio” (nilai perbandingan batubara dibanding perolehan batubara sebagai komoditas utama) akan semakin tinggi.
Potensi Batubara Indonesia masih memungkinkan untuk lebih ditingkatkan lagi dengan memberikan prioritas yang lebih besar pada pengembangan dan pemanfaatannya untuk meningkatkan peranan Batu Bara menjelang tinggal landas pada awal pelita VI.
A. Latar belakang
Batubara merupakan suatu sumber energi yang sangat berguna di dunia salah satunya di Indonesia. Sebenarnya batubara sudah dikenal terlebih dahulu pada abad 18 bersama dengan baja telah mencetuskan revolusi industri yang di awali dengan penemuan mesin uap.
Peranan batu bara mencapai puncaknya dekat sebelum pecah Perang Dunia I sewaktu 80% dari kebutuhan energi di dunia bersumber dari bahan bakar batubara. Dengan demikian maka saat puncak penggunaan batubara terjadi pada waktu sebelum pecah Perang Dunia I. Dengan meletusnya Perang Dunia I, pola penggunaan batu bara sangat terganggu dan masyarakat dunia menjadi sadar apabila selalu bertumpu satu bahan bakar energi yaitu batubara pada akhirnya akan mengalami kesulitan.
Hal ini tercermin pada kapal-kapal mesin uap yang tadinya 100% menggunakan batubara kemudian secara lambat laun beralih ke minyak. Di Indonesia sebelum Perang Dunia II, angkutan laut dan kereta api sepenuhnya menggunakan batubara. Tetapi kemudian berangsur angsur beralih ke bahan bakar minyak yang lebih mudah diperoleh.
Kini dengan terjadinya krisis minyak 1973/1974 kebalikannya telah terjadi yaitu dunia mulai sadar bahwa konsumsi energi terlalu besar bertumpu pada minyak.
Dengan demikian jelas bahwa tumpuan energi pada satu jenis akan sangat tidak mengenakkan oleh sebab itu perlu dicari energi alternatif.
Energi alternatif yang dimaksud tidak hanya bertumpu pada batubara tetapi sementara itu sumber daya gas alam dan nuklir telah pula dimanfaatkan walaupun dalam jumlah yang tidak sedikit dan juga telah dikembangkan tenaga geotermal dan tenaga tenaga yang dapat diperbaharui.
Didalam pemilihan energi alternatif yang dapat menggantikan sebagian besar peranan yang diambil oleh minyak terutama dalam kondisi dan situasi indonesia tidak dapat dihindari bahwa batubara diantara sekian energi alternatif yang sangat berperan.
Potensi batubara Indonesia masih memungkinkan untuk masih ditingkatkan lagi dengan memberikan prioritas yang lebih besar kepada pengembangan dan pemanfaatanya untuk dapat meningkatkan peranan batubara.
B. Rumusan Masalah
Sebelum penulis mengutarakan perumusan masalah penelitian, perlu
dipahami apa yang menjadi pemasalahan pokok sehingga mejadi menarik
perhatian penulis untuk mengadakan penelitian. Karena bagaimanapun juga,
pemilihan suatu permasalahan untuk diteliti hendaknya benar-benar memberi
bobot dan kualitas bagi permasalahan yang akan dikaji dalam penelitiannya.
Disamping itu, berdasarkan sifat dan karakter permasalahannya akan dapat
dengan mudah ditentukan teknik analisis data yang merupakan bagian metode
penelitiannya.
Pada dasarnya setiap orang yang akan mengadakan penelitian biasanya
dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan yang ditemukan pada apa yang
akan diteliti. Salah satu alasan dilakukannya suatu penelitian adalah karena
adanya suatu masalah yang berkaitan dengan yang akan diteliti.
Permasalahan itu dapat berupa adanya kesenjangan antara kenyataan
dengan harapan yang diinginkan oleh sebagian besar orang yang melihatnya
dari berbagai sudut pandang dan asumsinya. Permasalahan juga dapat dilihat
sebagai alasan yang bersifat khusus, unik dan menarik serta keadaan sejenis
yang mengusik perhatian untuk menelitinya.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dipahami bahwa alasan
memilih judul disebabkan karena adanya masalah dan ketertarikan terhadap
suatu obyek tersebut yang meneraik untuk diteliti. Masalah tersebut
selanjutnya akan dinyatakan dalam bentuk perumusan masalah yang
kemudian akan dicari jawabannya melalui penelitian ilmiah.
Adanya masalah menurut Sugiyono (2004:35), terjadi karena adanya
penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi.
Bahkan rumusan masalah yang baik seyogyanya menyatakan hubungan antara
dua variabel atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya atau
alternatif yang secara implisit mengandung pertanyaan.
Berdasarkan kepada uraian diatas maka penulis ingin menyampaikan
rumusan masalah.
Yang dikemukakan pada penelitian ini adalah : “Usaha batu bara karungan
sebagai pemanfaatan bekas lahan tambang batu bara.”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan adalah hal yang pertama yang harus ditampilkan oleh seseorang
apabila ingin meneliti permasalahan yang menimbulkan tanda tanya dalam
pemikiran dan logikanya. Suatu penelitian, khususnya dalam ilmu-ilmu
pengetahuan empirik maupun penelitian terapan pada umumnya bertujuan
untuk menemukan, mengembangkan atau menguji kebenaran atau
menemukan suatu kebenaran. Menemukan berarti berusaha mendapatkan
suatu untuk mengisi kekosongan atau kekurangan.
Mengembangkan berarti memperluas dan menggali lebih dalam apa yang
sudah ada, sedangkan menguji kebenaran dilakukan jika apa yang sudah ada
masih atau menjadi diragukan kebenarannya.
Penelitian dilakukan karena memiliki tujuan, menurut Riduwan (2006; 6),
tujuan penelitian merupakan keinginan-keinginan peneliti atas hasil penelitian
dengan mengetengahkan indikator-indikator apa yang hendak ditemukan
dalam penelitian. Rumusan tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin
dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Tujuan penelitian dicapai melalui
serangkaian metode penelitian. Oleh karena itu, tujuan penelitian yang baik
adalah rumusannya operasional dan tidak berbelit-belit. Dari tujuan inilah
maka akan dapat diketahui metode dan teknik penelitian yang mana yang
cocok untuk dipakai dalam sebuah penelitian.
Setiap penulisan atau penelitian yang akan dilakukan dengan sendirinya
mempunyai tujuan tertentu yang harus dicapai. Jadi cara terbaik untuk
memecahkan masalah adalah dengan jalan mengadakan penelitian. Adapun
tujuan penelitian ini pada dasarnya adalah :
1. Menciptakan lapangan pekerjaan pada sebagian besar masyarakat sebulu.
2. Memanfaatkan sisa – sisa lahan pertambangan batu bara yang tidak terpakai / ditinggalkan.
3. Melegalisasi usaha batu bara karungan yang selama ini marak diberitakan sebagai tindakan pencurian sumber daya alam ilegal. Sebagaimana bisa kita baca pada berita berikut :
Marak, Penjualan Batu Bara Karungan
Submitted by News Aggregator on Mon, 31/10/2005 - 15:51. Tags:
Berita Umum
SAMARINDA - Maraknya penjualan batu bara ilegal melalui Pelabuhan Samarinda menunjukkan bahwa Samarinda tergolong banyak terdapat lokasi tambang batu bara ilegal. Setidaknya hal itu bisa dilihat pada kawasan di Desa Berambai, Samarinda Utara dan Loa Buah. Bahkan baru-baru ini Poltabes Samarinda
mengamankan 2 kontainer berisi tambang batu bara karungan dari kawasan Loa Buah.
Bahkan sempat disebut-sebut pemilik kontainer tersebut adalah seorang pengusaha kawakan yang bergerak dalam bidang jasa pengiriman atau ekspedisi di Pelabuhan Samarinda. Dia adalah Agus Sindoro, dan diketahui sudah lama melakukan penjualan batu bara ke Pulau Jawa.
"Tetapi untuk saat ini, pemeriksaan atas tangkapan batu bara dugaan ilegal itu
belum menetapkan sebagai tersangka. Memang dari pemeriksaan sementara ini, Agus Sindoro disebut-sebut sebagai pemiliknya," tandas Kapoltabes Samarinda Kombes Drs Wagner Damanik didampingi Kasat Reskrim Kompol Toni Harsono SIK MSi.
Tetapi pemeriksaan lanjutan itu terkendala belum hadirnya saksi ahli dari Dinas Pertambangan Samarinda. Karena dalam 2 kali undangan yang dilayangkan Poltabes Samarinda, ternyata saksi ahli itu tak kunjung hadir. "Mungkin setelah Lebaran baru bisa direalisasikan minta keterangan saksi ahli," ucapnya.
Sementara itu, Sindoro Tjokro Tekno merupakan ayah dari Agus Sindoro membantah kalau bisnis yang dilakoni anaknya ilegal. Karena setahunya batu bara karungan tersebut berasal dari tambang yang sah. Yaitu dari lokasi tambang batu bara milik sebuah perusahaan batu bara di Loa
Buah. "Sedangkan anak saya itu mengambil batu bara sisa yang tidak diambil perusahaan. Juga karena kalorinya tak terlalu ekonomis untuk dijual ke pasar," bantahnya, kepada Kaltim Post.
Jadi, lanjut Sindiro, tidak benar kalau dikatakan usaha batu bara anaknya tersebut ilegal. Ia mengakui bisnis Agus Sindoro itu sudah berjalan sekitar setahun terakhir ini. Dengan biaya yang bisa dihabiskan kalau setiap kontainer pengiriman
batu bara ilegal itu berkisar antara Rp2 sampai Rp3 juta. Intensitas pengirimannya pun tak terlalu tinggi, kadang sebulan hanya mengirim 2-3 kali.
"Jadi, kasarnya anak saya itu menjual sampah batu bara, yang ternyata bisa jadi home industry di Pulau Jawa," bebernya. (wis)
Original Link http://www.kaltimpost.web.id/berita/index.asp?Berita=Samarinda&id=135737
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini tentu penulis berharap dapat berguna bagi penulis, pihak terkait dengan penelitian maupun berguna bagi pihak lain. Adapun penelitian ini diharapkan berguna bagi :
1. Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara khususnya dinas pertambangan, dan instansi terkait lainnya. Sehubungan dengan usaha batu bara karungan sebagai salah satu alternatif dalam memanfaatkan sisa – sisa lahan bekas penambangan batu bara.
2. Penulis, sebagai sarana praktik, penerapan konsep dan aplikasi teori – teori yang didapatkan dari sekolah untuk menambah pengetahuan dan prestasi dan untuk dapat diterapkan di lapangan.
3. Masayarakat sekitar, sebagai salah satu alternatif kepada para pengangguran untuk dapat bekerja memenuhi kebutuhan hidupnya.
E. Sistematika PenulisanSistematika penulisan mengacu pada sistematika yang biasanya digunakan
dalam penyusuna skripsi di lingkungan Fakultas Penambangan di Universitas Kutai Kartanegara. Untuk lebih mempermudah penelitian dan penulisan skripsi maka disusun sistematikanya sebagai berikut:
BAB 1 : PENDAHULUANDalam Bab ini diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penilitian, kegunaan penilitian dan sistematika penulisan.
BAB 2 : KERANGKA DASAR TEORIBab ini diuraikan Tinjau Kepustakaan tentang Sejarah penambangan batubara karungan, Masalah Ketenagakerjaan, Proses penambangan, Proses pendistribusian, Definisi Konseptional dan Definisi Operasional.
BAB 3 : METODE PENELITIANMetodelogi penelitian meliputi Wilayah Penelitian, Jenis Peneitian dan Sampel, Tekhnik Pengumpulan Data, dan Jadwal penelitian.
BAB 4 : PENYAJIAN DATADalam Bab ini berisi Paparan Lokasi Penelitian dan Data yang diperoleh di lapangan.
BAB 5 : ANALISIS dan PEMBAHASANDalam bab ini memuat hal-hal yang menguraikan analisis data hasil penelitian dan pembahasannya, serta pengujian hipotesis penelitian.
BAB 6 : KESIMPULAN dan SARAN Dalam Bab ini memuat kesimpulan dan saran-saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II
KERANGKA DASAR TEORI
Penelaahan Kepustakaan
Sebelum penulis membahas lebih lanjut tentang berbagai teori yang
melandasi dalam penelitian ini, berikut akan dipaparkan tentang konsep dan
pengertian teori. Hal ini sangat penting, mengingat dalam setiap kajian ilmiah
apakah bersifat penelitian atau penulisan karya ilmiah lainnya, kedudukan
teori sangat membantu dalam hal penelusuran sumber-sumber ilmiah yang
dikemukanakan oleh para pakar-pakar atau ahli-ahli yang berkompeten,
dengan demikian kajian terhadap permasalahan yang menjadi obyek
penelitiannya menjadi lebih berkualitas dan berbobot.
Pentingnya dasar teori dalam melakukan suatu penelitian, sebagaimana
diperjelas oleh Koentjaraningrat (1998:23) yang menyatakan :
Teori merupakan alat yang terpenting dari suatu ilmu pengetahuan. Tanpa teori hanya ada pengetahuan tentang serangkaian fakta saja, tetapi tidak ada ilmu pengetahuannya kecuali; (1) menyimpulkan generalisasi-generalisasi dari fakta-fakta hasil penelitian dan hasil pengamatan, (2) memberi kerangka orientasi untuk analisa dan klarifikasi fakta-fakta yang dikumpulkan dari penelitian; (3) memberi ramalan terhadap gejala-gejala baru yang akan dihadapi; (4) mengisi lowongan-lowongan dalam pengetahuan kita tentang gejala-gejala yang telah atau sedang terjadi”.
Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
teori sebenarnya adalah landasan pemikiran berdasarkan rasio dan daya nalar
ilmiah yang dijadikan acuan konsep pengkajian, pembahasan, dan analisa
terhadap perasalahan yang sedang diteliti. Tujuannya adalah disamping
memenuhi persyaratan ilmiah juga dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman terhadap siapa saja yang menelaah dan membaca hasil
penelitiannya nanti akan memiliki kesamaan dalam memandang permasalahan
sebagai obyek ilmiah.
Setelah diuraikan tentang konsep dasar teori, maka selanjutnya penulis
akan menguraikan tinjauan kepustakaan. Tinjauan kepustakaan dalam
penelitian ini berlandaskan kajian dari buku-buku yang relevan dengan
masalah atau obyek yang diteliti, digunakan untuk melakukan pembuktian
secara teoritis dengan menguji data-data secara empiris di lapangan.
Penelaahan kepustakaan mencakup pengindentifikasian, penjelasan dan
penguraian secara sistematis buku-buku serta dokumen-dokumen yang
mengandung informasi serta pendapat tokoh-tokoh dan pakar yang
berkompeten, terkait dengan masalah yang dibahas. Tinjauan kepustakaan
sebagai telaahan tersebut selanjutnya akan diperjelas dalam uraian berikut,
yang meliputi :
A. Sejarah penambangan batubara
Sejarah pertambangan barubara Indonesia dimulai tahun 1849 di daerah Pengaran, Kalimantan Timur. Pada tahun 1888 sebuah perusahaan bernama N.V. Oost Borneo milik Belanda memulai kegiatannya di Pelarang, yang terletak 10 Km sebelah tenggara samarinda, Kalimantan Timur. Hingga Perang Dunia II, terdapat perusahaan – perusahaan kecil yang bergerak dalam penambang batubara dan pada saat ini, (tahun 2005) di Kalimantan terdapat puluhan perusahaan penambangan batubara baik skala besar maupun skala kecil. Demikian bagus pemasaran batubara saat ini ( tahun 2005) membuat orang berkeinginnan untuk mendapatkan Ijin Usaha Penambangan Batu Bara.
Di Sumatera, kegiatan penambangan batubara secara besar-besaran dimulai tahun 1880, di daerah Sungai Durian,Sumatera Barat. Usaha ini kurang berhasil karena mengalami kesulitan dalam hal pengangkutan hasil penambangan. Pada tahun 1968, sejak ditemukannya keberadaan batubara di Ombilin, selanjutnya tahun 1868-1873 dilakukan penelitian seksama, dan akhirnya pada tahun 1892 telah dibuka penambangan batubara di Ombilin, yang dikenal dengan Tambang Batubara Ombilin. Penelitian juga dilakukan di Bukit Asam tahun 1915-1918, dan 1919 telah dibuka Tambang Batubara Bukit asam. Dikarenakan kedua tambang tersebut sangat penting di Sumatera.
Dengan demikian, Pemerintah pada saat itu mendirikan PN. Batubara yang dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1968, dengan embrionya adalah Tambang Batubara Bukit Asam, Tambang batubara Ombilin, dan Tambang Batubara Mahakam yang ketiganya dikenal sebagai Unit I, Unit II dan Unit III.
Di Indonesia, sampai bulan Agustus 2005 terdapat 138 perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan batubara, antara lain Perusahaan Terbatas (PT) Allied Indo Coal, PT. Aneka Tambang, PT. Antang Gunung Meratus, PT. Arutmin, PT. Bahari Cakrawala Sebuku, PT. Bentala Coal Mining, PT.Berau Coal, PT. Bukit Baiduri Enterprise, PT. Tambang Batubara Bukit Asam, PT. Adaro Indonesia, PT. Fajar Bumi Sakti, PT. Gunung Bayan Pratama Coal, PT. Kaltim Prima Coal, PT. Kideco Jaya Agung, dan PT. Tanito Harum. Dari jumlah yang semula hanya 3 perusahaan pada tahun 1968 menjadi 138 perusahaan pada tahun 2005, memberikan petunjuk bahwa usaha dalam bidang pertambangan batubara memberikan prospek usaha yang cukup bagus. Demikian mudahnya melakukan kegiatan penambangan batubara, ditunjang dengan prospek yang menguntungkan, maka tidak mengherankan apabila di Indonesia banyak terdapat kegiatan Penambangan Tanpa Ijin (PETI) berkembang cukup pesat. Kegiatan tersebut terakhir ini merupakan salah satu penyebab kerusakan lingkunagn disamping mutu batubara yang tidak terjamin. Apabila hasil kegiatan tambang batubara tanpa ijin, dipasarkan tanpa melalui pengolahan lebih lanjut, dapat dipastikan bahwa mutu batubaranya tidak memenuhi persyaratan penggunaan batubara untuk pemanfaatan tertentu. Sebagai akibatnya, apabila hal ini dipaksakan peralatan sebagai pemegang peranan utama dalam kegiatan industri mengalami gangguan, yang pada akhirnya lama waktu pakai peralatan menjadi lebih singkat, dan akhirnya akan menimbulkan kerugian yang tak ternilai harganya. Kejadian ini yang memberikan inspirasi perlunya pengetahuan tentang tekhnologi batubara bersih.
Indonesia termasuk salah satu negara yang kaya akan sumber daya energi dalam bentuk batubara. Sebagai sumber daya energi, batubara memiliki nilai strategis dan potensial untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan energi dalam negeri. Sumberdaya batubara di Indonesia diperkirakan sebesar 36 milyar ton, tersebar di Sumatera ( di Aceh 4,70%; di Sumatera Tengah 11,40%; di Sumatera Selatan 51,73%), di Kalimantan ( di Kalimantan Selatan 9,99%; Kalimantan Timur 14,62%; di Kalimantan Barat 5,83%, di Kalimantan Tengah 1,20%), sisanya terdapat di pulau Jawa, Sulawesi, Irian Jaya.
Di Kalimantan khususnya Kecamatan Sebulu, terdapat suatu usaha yang biasa dikenal sebagai ‘usaha batubara karungan’ yang telah berjalan hampir sekitar 2 tahun ini. Sebenarnya usaha tersebut bermula dari suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang masyarakat sekitar yang bernama ‘Bapak Umar’ memanfaatkan lahan bekas penambangan batubara,akan tetapi pada saat itu usaha penebangan liar lebih marak dilakukan maka dari itu usaha tersebut dipandang sebelah mata oleh masyarakat sekitar. Setelah Pemerintah mengeluarkan UU……………… yang mengatur tentang penebangan liar dan bersamaan dengan telah banyaknya pekerja illegal yang telah ditangkap oleh pihak berwajib, maka dari itu masyarakat sekitar berfikir bahwa apabila mereka bertumpu pada pekerjaan tersebut maka dengan sendirinya mereka akan menanggung resiko yang sangat besar. Oleh karena itu, mereka beralih profesi yang dulunya sebagai pekerja penebangan liar menjadi pekerja batubara karungan bersama-sama dengan Pak Umar. Berawal dari sanalah usaha tersebut dimulai hingga saat ini usaha tersebut telah memiliki 2 cabang antaralain,……………. Saat ini pun pekerjanya telah banyak minatnya, karena mereka sadar bahwa usaha tersebut telah mendapat Surat Ijin dari pihak yang berwenang, tidak seperti usaha yang dulu mereka pernah lakukan.
B. Masalah Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan sangatlah penting dalam membantu dalam mendukung
perusahaan pertambangan batubara.Pembangunan ketenagakerjaan
meliputi beberapa dimensi anatara lain seperti program perluasan
kesempatan dan pendayagunaan tenga kerja,program pelatihan dan
peningkatan produktivitas,program generasi muda pogram peningkatan
peranan wanita dan juga bisa dikaitkan dengan program peningkatan
kemampuan aparatur pemerintah dalam mengatasi masalah
ketenagakerjaan.
Bekerja adalah suatu aktifitas yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh penghasilan dan pendapatan atau keuntungan.Tenaga kerja
sendiri adalah bagian dari penduduk yang dapat diikusertakan dalam
proses kegiatan ekonomi. Penduduk di suatu wilayah diklasifikasikan
menjadi penduduk usia kerja,penduduk bukan usia kerja. Selanjutnya,
tenaga kerja meliputi, angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.Sedangkan
angkatan kerja adalah penduduk yang berumur 10 tahun ke atas yang
“aktif” atau “bersedia aktif” dalam kegiatan ekonomi. Angkatan kerja terdiri
dari pendduduk yang bekerja,penduduk yang memiiliki pekerjaan tapi,
untuk sementara tidak bekerja dan penduduk yang sama sekali tiidak
memiliki pekerjaan tapi, sementara sedang mencari pekerjaan.
C. Proses Penambangan dan Pendistribusian
Berhubung dikarenakan proses penambangan batubara karungan
ini hanya semata-mata memanfaatkan suatu lahan bekas penambangan
batubara yang dilakukan oleh suatu perusahaan resmi milik swasta dan
pihak penerima telah mendapatkan izin dari perusahaan yang
bersangkutan dan para penambang pun selalu memperhatikan keadaan
cuaca maka proses penambangannya pun tidak akan merusak
lingkungan sekitar.
Adapun alat-alat yang digunakan dalam proses penambangan,
antaralain:
1. Linggis
2. Cangkul dan
3. Karung
Adapun proses penambangannya, antaralain:
1. Batubara yang tertinggal/bekas penambangan akan dimasukkan
kedalam karung yang kurang lebih berukuran………
2. Setelah itu, batubara karungan akan disusun secara vertical.
Seseorang berhak untuk mengarungi batubara seberapa banyak
yang mereka mau karena itu akan berpengaruh pada hasil
pendapatan para penambang nantinya.
3. Kemudian kapal container akan datang untuk mengangkut
batubara karungan tersebut dan kapal tersebut akan datang
sekitar………..hari.
Sedangkan proses pendistribusiannya, antaralain:
a. Apabila batubara karungan tersebut telah
selesai dikarungi dan telah siap untuk dikirim,
maka kapal container akan membawanya
b. Setelah batubara karungan dibawa oleh kapal
maka akan dikirim pada distributor yang ada di
daerah Surabaya khususnya perusahaan swasta
pembuatan sarung tangan yang ada disana
c. Setelah sampai ke pendistributor, maka
batubara karungan tersebut akan
dimanfaatkan sebagai bahan bakar dalam
pembuatan sarung tangan.
D. Definisi Konsepsional
Definisi konsepsional pada dasarnya adalah acuan pengertian
yang dikemukakan oleh para pakar atau tokoh yang berkompeten di
bidangnya sebagai landasan pijak dalam memahami istilah yang dipakai
agar terjadi persamaan konsep dan pemahaman terhadap permasalahan
yang menjadi obyek penelitiannya. Definisi konseptional yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah acuan konsep istilah secara ilmiah yang
digunakan untuk memberi pengertian dan batasan istilah, dan
memperjelas maksud pernyatan yang terkandung dalam istilah pokok
dan umum digunakan dalam penulisannya. Definisi itu antara lain :
1. Lahan bekas penambangan batubara adalah suatu lahan dimana disana telah diadakan suatu kegiatan eksplorasi batubara oleh suatu perusahaan pertambangan yang telah memenuhi prosedur yang telah ada dan didasari oleh hukum yang berlaku.
2. Batubara karungan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh masyarakat, khususnya Kecamatan Sebulu sebagai suatu alternatife dalam pemanfaatan lahan bekas penambangan batubara yang telah memenuhi prosedur dan hukum yang berlaku.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
istilah yang digunakan untuk menunjuk pada penggunaan istilah
tersebut pada kekinian atau saat ini agar lebih jelas dalam
pemahamannya, sebagaimana dikemukakan oleh Masri Sungaribun
(1990:91) sebagai berikut : “salah satu unsur yang sangat membantu
komunikasi antar peneliti adalah definisi operasional yang merupakan
petunjuk tentang bagaimana suatu penelitian, seseorang akan
mengetahui baik buruknya pengukuran tersebut di dalam suatu
penelitian”.
Di samping itu, definisi operasional dimaksudkan untuk
mempermudah penyusunan pernyataan dan pertanyaan angket yang
akan digunakan untuk menjaring jawaban responden atas pertanyaan
yang diajukan terhadapnya. Dengan demikian setiap penelitian perlu
adanya definisi operasional, karena sebagai petunjuk untuk di lapangan
yang berhubungan dengan kedua variabel yang diteliti. Untuk indikator-
indikator dari variabel-variabel penelitian ini meliputi :
1. Independen variable (Persepsi masyarakat), indikatornya
meliputi:
Cara pandang masyarakat terhadap kegiatan penambangan
batubara karungan
Reaksi masyarakat terhadap kegiatan penambangan
batubara karungan
2. Dependen variable (Pelaksanaan penambangan batubara
karungan), indikatornya meliputi:
Adanya suatu kegiatan alternative sederhana akan tetapi
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya
Kecamatan Sebulu
Mengukur tingkat keminatan masyarakat dengan ukuran
kepuasan dan banyaknya para pekerja
Adanya proses dalam hal pengangkutan dan pendistribusian
BAB III
METODE PENELITIAN
Bagian ini menguraikan mengenai metode penelitian. Berturut-turut
pembahasan akan menguraikan mengenai wilayah penelitian, tehnik
sampling, teknik pengumpulan data, gejala yang dihadapi, jenis penelitian,
analisis data, dan jadwal penelitian.
A. Wilayah Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sebulu ,Kabupaten Kutai
Kartanegara. Penulis memilih daerah Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai
Kartanegara sebagai tempat penelitian karena dua alasan:
Pertama, Tempat tinggal penulis berada di daerah Kecamatan Sebulu,
Kabupaten Kutai Kartanegara sehingga lokasi tersebut bisa memberikan
akses penelitian yang mudah sehingga peneliti akan bisa menghemat biaya,
waktu, dan tenaga selama proses penelitian berlangsung.
Kedua, Peneliti sudah sangat memahami wilayah penelitian tersebut,
sehingga dapat memberikan akses untuk memperoleh data lebih mudah
dan dapat lebih akurat karena peneliti telah memahami wilayah tersebut
secara seksama.
B. Tehnik Sampling
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan kharakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Selanjutnya untuk menentukan jumlah sample disebut dengan tehnik sampling (Sugiono, 2004:56).
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1999 : 117), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.
Menurut Suharsimi Arikunto (1999:102) menyatakan bahwa :
Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya bila subyeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih.
Mengingat jumlah populasi yang relatif kecil yaitu sebanyak 50 responden, maka peneliti dalam penarikan sampel menggunakan teknik pengambilan sampling jenuh.
Menurut Sugiono (2004:61) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
C. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik yang digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian ini meliputi
beberapa tehnik, yakni observasi
Observasi
Tehnik observasi dilakukan oleh penulis guna memperoleh
gambaran langsung tentang kondisi wilayah penelitian, yakni di Kecamatan
Sebulu kabupaten Kutai Kartanegara.
Daftar Pustaka
Sukandarrumidi, 2006. Batubara dan Pemanfaatannya, Yogyakarta.Sukandarrumidi, 1995. Batubara dan Gambut, Yogyakarta.