tatalaksana

9
Penatalaksanaan Operasi ini tergantung pada lokasi lesi menyebabkan obstruksi (hati, saluran empedu, dan / atau pankreas). 1.Distal/Ekstrahepatik Cholangiocarcinoma. lesi distal biasanya diterapi dengan pancreaticoduodenectomy. Jika reseksi tidak memungkinkan, cholecystectomi, Roux-en-Y hepaticojejunostomi dapat dilakukan, 2.Intrahepatik Cholangiocarcinoma. Intrahepatik Cholangiocarcinoma diterapi dengan reseksi hepatic, dan hasilnya tergantung dari stadium penyakit. Angka harapan hidup dapat meningkat sampai 3 tahun. 3.Perihilar Cholangiocarcinoma. reseksi duktus biliaris tunggal akan memberikan angka kekambuhan yang tinggi karena keterlibatan dari duktus hepatikus dan cabang lobus kaudatus. Reseksi kuratif masih dimungkinkan pada setengah dari total pasien. Terapi bedah tergantung pada klasifikasi Bismuth-Corlette 1. Pancreaticoduodenectomy

Upload: ferjir

Post on 25-Jan-2016

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

zz

TRANSCRIPT

Page 1: tatalaksana

Penatalaksanaan

Operasi ini tergantung pada lokasi lesi menyebabkan obstruksi (hati, saluran

empedu, dan / atau pankreas).

1. Distal/Ekstrahepatik Cholangiocarcinoma. lesi distal biasanya diterapi

dengan pancreaticoduodenectomy. Jika reseksi tidak memungkinkan,

cholecystectomi, Roux-en-Y hepaticojejunostomi dapat dilakukan,

2. Intrahepatik Cholangiocarcinoma. Intrahepatik Cholangiocarcinoma

diterapi dengan reseksi hepatic, dan hasilnya tergantung dari stadium

penyakit. Angka harapan hidup dapat meningkat sampai 3 tahun.

3. Perihilar Cholangiocarcinoma. reseksi duktus biliaris tunggal akan

memberikan angka kekambuhan yang tinggi karena keterlibatan dari

duktus hepatikus dan cabang lobus  kaudatus. Reseksi kuratif masih

dimungkinkan pada setengah dari total pasien. Terapi bedah

tergantung pada klasifikasi Bismuth-Corlette

1. Pancreaticoduodenectomy

Prosedur Whipple, atau pankreatikoduodenektomi, adalah operasi yang

paling umum dilakukan untuk mengangkat tumor di pankreas. Dalam

prosedur Whipple standar, ahli bedah mengambil kepala pankreas, kandung

empedu, bagian dari duodenum yang merupakan bagian paling atas dari usus

kecil, sebagian kecil dari perut disebut pilorus, dan kelenjar getah bening di

dekat kepala pankreas. Ahli bedah kemudian menghubungkan pankreas yang

tersisa dan organ pencernaan sehingga enzim pankreas pencernaan, empedu,

dan isi perut akan mengalir ke usus kecil selama proses pencernaan.

Page 2: tatalaksana

2. Cholecystectomy

‘Cholesystectomy’ adalah operasi pengangkatan kandung empedu, yang

tekniknya dapat dilakukan dengan laparoskopi atau bedah terbuka.

Tujuan dari pengangkatan (pembuangan) kandung empedu adalah

mencegah terbentuknya kembali batu di kandung empedu, sehingga akan

mencegah kekambuhan, mencegah perjalan penyakit menjadi suatu

penyakit menahun

Laparoscopic Cholecystectomy

Cholecystectomy adalah usaha upaya untuk mengangkat batu empedu dan

kandung empedu. Saat ini cholecystectomy dilakukan 85% dengan cara

laparoscopy.

Keuntungan :

1. Lebih cepat waktu operasinya

2. Sakit post operasi lebih berkurang

3. Luka bekas opearsi yang terbentuk itu lebih kecil.

4. Fase recovery nya lebih cepat.

5. Angka kematian lebih kecil

INDIKASI

Operasi ini dilakukan pada pasien yang memiliki gejala sesuai dengan

penyakit batu empedu dan setelah pasien dipastikan diagnosisnya melalui

Page 3: tatalaksana

beberapa pemeriksaan misalnya dengan USG. Biasanya operasi ini

dilakukan dalam waktu 24-72 jam setelah pasien masuk rumah sakit.

Penilaian apakah dilkaukan atau tidaknya operasi ini yaitu:

1. Gejala yang timbul seberapa parah

2. Komplikasi yang muncul

3. Kondisi pasien apa yang bisa memperparah komplikasi post operasi

(misalnya calcified or porcelain gallblader (kandung empedunya mengeras

karena mengandung kalsium karbonat)

Open Cholecystectomy

Untuk indikasi dan kontraindikasinya secara garis besar sama. Namun

tekniknya berbeda:

1. Pemberian anastesi yang diikuti dengan pemasangan NGT. Lalu mulai

insisi 4cm di bawah costal margin memanjang dari garis midsternum

sampai garis axillaris.

2. Setelah cavum peritoneal terbuka lihat ada tidaknya hiatus, lambungm

duodenum dan alat pencernaan lainnya. Lalu palpasi kandung empedu dari

ampullla, fundus terus hingga ke CBD hingga ke colon

3. Potong semua yang menempel pada kandung empedu dan ductus-ductus

lalu jepit arteri sistikusnya

4. Potong gallbladernya

5. Lihat apakah ada pendarahan di sekitarnya

3. rouxo-en-y hepaticojejunostomy

Suatu teknik bedah untuk menghubungkan langsung antara duktus hepatik dan

jejunum untuk mengalirkan empedu langsung dari hati ketika penyakit atau

Page 4: tatalaksana

cedera telah merusak saluran empedu. Tujuannya untuk menghapus area

striktur, kemudian merekonstruksi sistem bilier.

4. Hepatektomi

Adalah operasi pengangkatan hati. Atropi lobus hepar dan pemanjangan

duktus hepatic pada kasus cholangiocarcinoma merupakan indikasi

hepatektomi.

5. Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP) 

adalah teknik yang menggabungkan penggunaan endoskopi dan

fluoroskopi untuk mendiagnosa dan mengobati masalah tertentu dari

empedu atau sistem duktus pankreas. Melalui endoskopi, dapat melihat

bagian dalam lambung danduodenum , dan menyuntikkan media kontra ke

dalam saluran di saluran empedu dan pankreas sehingga dapat dilihat

dengan sinar-X. ERCP digunakan terutama untuk mendiagnosa dan

mengobati kondisi saluran empedu, termasuk batu empedu , penyempitan

inflamasi (bekas luka), kebocoran (dari trauma dan operasi), dan kanker.

Diagnostik 

Indikasi :

1. Ikterus obstruktif - Ini mungkin karena beberapa penyebab

Page 5: tatalaksana

2. pankreatitisKronis - indikasi yang sekarang kontroversial karena

ketersediaan modalitas diagnostik yang lebih aman termasuk USG

endoskopi , resolusi tinggi CT , dan MRI / MRCP

3. Batu empedu dengan saluran empedu membesar

pada ultrasonografi

4. tumor Saluran empedu  

5. Diduga cedera pada saluran empedu baik sebagai akibat dari

trauma atauiatrogenik

6. Disfungsi sfingter Oddi

7. Tumor pankreas tidak lagi merupakan indikasi diagnostik berlaku

untuk ERCP kecuali menyebabkan penyumbatan saluran empedu dan

jaundice. Endoscopic ultrasound merupakan alternatif diagnostik yang

lebih aman dan lebih akurat 

Gambar fluoroscopy dari saluran empedu batu terlihat pada saat ERCP. Batu terdapat pada

saluran empedu bagian distal. sebuah nasobiliary tube  telah dimasukkan.

Page 6: tatalaksana

Gambar Fluoroscopy menunjukkan dilatasi saluran pankreas selama pemeriksaan ERCP.

Terapi

Apapun di atas ketika berikut ini mungkin menjadi perlu

Endoskopi sphincterotomy (baik dari empedu dan pankreas

sphincters)

Pengambilan batu

Penyisipan / insersi stent (s)

Pelebaran striktur (misalnya primary sclerosing cholangitis ,

anastomotic striktur setelah transplantasi hati)

Kontra indikasi

Terakhir mengalami miokard infark .  

Sejarah alergi kontras media / anafilaksis

Kondisi kesehatan yang buruk untuk operasi.

penyakit. cardiopulmonary

Page 7: tatalaksana

Daftar pustaka

1.Schwarts halaman 898-900

3. http://www.cpmc.org/advanced/liver/patients/topics/bileduct-profile.html

http://emedicine.medscape.com/article/1892165-overview#showall