tatalaksana
DESCRIPTION
zzTRANSCRIPT
Penatalaksanaan
Operasi ini tergantung pada lokasi lesi menyebabkan obstruksi (hati, saluran
empedu, dan / atau pankreas).
1. Distal/Ekstrahepatik Cholangiocarcinoma. lesi distal biasanya diterapi
dengan pancreaticoduodenectomy. Jika reseksi tidak memungkinkan,
cholecystectomi, Roux-en-Y hepaticojejunostomi dapat dilakukan,
2. Intrahepatik Cholangiocarcinoma. Intrahepatik Cholangiocarcinoma
diterapi dengan reseksi hepatic, dan hasilnya tergantung dari stadium
penyakit. Angka harapan hidup dapat meningkat sampai 3 tahun.
3. Perihilar Cholangiocarcinoma. reseksi duktus biliaris tunggal akan
memberikan angka kekambuhan yang tinggi karena keterlibatan dari
duktus hepatikus dan cabang lobus kaudatus. Reseksi kuratif masih
dimungkinkan pada setengah dari total pasien. Terapi bedah
tergantung pada klasifikasi Bismuth-Corlette
1. Pancreaticoduodenectomy
Prosedur Whipple, atau pankreatikoduodenektomi, adalah operasi yang
paling umum dilakukan untuk mengangkat tumor di pankreas. Dalam
prosedur Whipple standar, ahli bedah mengambil kepala pankreas, kandung
empedu, bagian dari duodenum yang merupakan bagian paling atas dari usus
kecil, sebagian kecil dari perut disebut pilorus, dan kelenjar getah bening di
dekat kepala pankreas. Ahli bedah kemudian menghubungkan pankreas yang
tersisa dan organ pencernaan sehingga enzim pankreas pencernaan, empedu,
dan isi perut akan mengalir ke usus kecil selama proses pencernaan.
2. Cholecystectomy
‘Cholesystectomy’ adalah operasi pengangkatan kandung empedu, yang
tekniknya dapat dilakukan dengan laparoskopi atau bedah terbuka.
Tujuan dari pengangkatan (pembuangan) kandung empedu adalah
mencegah terbentuknya kembali batu di kandung empedu, sehingga akan
mencegah kekambuhan, mencegah perjalan penyakit menjadi suatu
penyakit menahun
Laparoscopic Cholecystectomy
Cholecystectomy adalah usaha upaya untuk mengangkat batu empedu dan
kandung empedu. Saat ini cholecystectomy dilakukan 85% dengan cara
laparoscopy.
Keuntungan :
1. Lebih cepat waktu operasinya
2. Sakit post operasi lebih berkurang
3. Luka bekas opearsi yang terbentuk itu lebih kecil.
4. Fase recovery nya lebih cepat.
5. Angka kematian lebih kecil
INDIKASI
Operasi ini dilakukan pada pasien yang memiliki gejala sesuai dengan
penyakit batu empedu dan setelah pasien dipastikan diagnosisnya melalui
beberapa pemeriksaan misalnya dengan USG. Biasanya operasi ini
dilakukan dalam waktu 24-72 jam setelah pasien masuk rumah sakit.
Penilaian apakah dilkaukan atau tidaknya operasi ini yaitu:
1. Gejala yang timbul seberapa parah
2. Komplikasi yang muncul
3. Kondisi pasien apa yang bisa memperparah komplikasi post operasi
(misalnya calcified or porcelain gallblader (kandung empedunya mengeras
karena mengandung kalsium karbonat)
Open Cholecystectomy
Untuk indikasi dan kontraindikasinya secara garis besar sama. Namun
tekniknya berbeda:
1. Pemberian anastesi yang diikuti dengan pemasangan NGT. Lalu mulai
insisi 4cm di bawah costal margin memanjang dari garis midsternum
sampai garis axillaris.
2. Setelah cavum peritoneal terbuka lihat ada tidaknya hiatus, lambungm
duodenum dan alat pencernaan lainnya. Lalu palpasi kandung empedu dari
ampullla, fundus terus hingga ke CBD hingga ke colon
3. Potong semua yang menempel pada kandung empedu dan ductus-ductus
lalu jepit arteri sistikusnya
4. Potong gallbladernya
5. Lihat apakah ada pendarahan di sekitarnya
3. rouxo-en-y hepaticojejunostomy
Suatu teknik bedah untuk menghubungkan langsung antara duktus hepatik dan
jejunum untuk mengalirkan empedu langsung dari hati ketika penyakit atau
cedera telah merusak saluran empedu. Tujuannya untuk menghapus area
striktur, kemudian merekonstruksi sistem bilier.
4. Hepatektomi
Adalah operasi pengangkatan hati. Atropi lobus hepar dan pemanjangan
duktus hepatic pada kasus cholangiocarcinoma merupakan indikasi
hepatektomi.
5. Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP)
adalah teknik yang menggabungkan penggunaan endoskopi dan
fluoroskopi untuk mendiagnosa dan mengobati masalah tertentu dari
empedu atau sistem duktus pankreas. Melalui endoskopi, dapat melihat
bagian dalam lambung danduodenum , dan menyuntikkan media kontra ke
dalam saluran di saluran empedu dan pankreas sehingga dapat dilihat
dengan sinar-X. ERCP digunakan terutama untuk mendiagnosa dan
mengobati kondisi saluran empedu, termasuk batu empedu , penyempitan
inflamasi (bekas luka), kebocoran (dari trauma dan operasi), dan kanker.
Diagnostik
Indikasi :
1. Ikterus obstruktif - Ini mungkin karena beberapa penyebab
2. pankreatitisKronis - indikasi yang sekarang kontroversial karena
ketersediaan modalitas diagnostik yang lebih aman termasuk USG
endoskopi , resolusi tinggi CT , dan MRI / MRCP
3. Batu empedu dengan saluran empedu membesar
pada ultrasonografi
4. tumor Saluran empedu
5. Diduga cedera pada saluran empedu baik sebagai akibat dari
trauma atauiatrogenik
6. Disfungsi sfingter Oddi
7. Tumor pankreas tidak lagi merupakan indikasi diagnostik berlaku
untuk ERCP kecuali menyebabkan penyumbatan saluran empedu dan
jaundice. Endoscopic ultrasound merupakan alternatif diagnostik yang
lebih aman dan lebih akurat
Gambar fluoroscopy dari saluran empedu batu terlihat pada saat ERCP. Batu terdapat pada
saluran empedu bagian distal. sebuah nasobiliary tube telah dimasukkan.
Gambar Fluoroscopy menunjukkan dilatasi saluran pankreas selama pemeriksaan ERCP.
Terapi
Apapun di atas ketika berikut ini mungkin menjadi perlu
Endoskopi sphincterotomy (baik dari empedu dan pankreas
sphincters)
Pengambilan batu
Penyisipan / insersi stent (s)
Pelebaran striktur (misalnya primary sclerosing cholangitis ,
anastomotic striktur setelah transplantasi hati)
Kontra indikasi
Terakhir mengalami miokard infark .
Sejarah alergi kontras media / anafilaksis
Kondisi kesehatan yang buruk untuk operasi.
penyakit. cardiopulmonary
Daftar pustaka
1.Schwarts halaman 898-900
3. http://www.cpmc.org/advanced/liver/patients/topics/bileduct-profile.html
http://emedicine.medscape.com/article/1892165-overview#showall