tata tertib praktikumagroteknologi.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/... · petunjuk praktikum...

51
Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 1 TATA TERTIB PRAKTIKUM A. UMUM 1. Praktikum harus datang 5 menit sebelum praktikum dimulai dan apabila datang terlambat 15 menit setelah praktikum dimulai, maka praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum tanpa menunjukkan alasan yang sah. 2. Sebelum praktikum dimulai, diadakan test penguasaan materi. Selama praktikum berlangsung, praktikan tidak diperkenankan meninggalkan ruangan /tempat praktikum, kecuali seijin pembimbing. 3. Selama praktikum berlangsung, praktikan harus mengikuti dengan tertib (tidak merokok, gaduh, dll). 4. Setelah pelaksanaan praktikum, alat dan/atau bahan dikembalikan ketempat semula dalam keadaan bersih dan rapi. Apabila ada praktikan yang merusakkan / memecahkan alat praktikum, maka harus mengganti paling lambat 1 minggu setelah acara praktikum tersebut selesai. 5. Praktikan yang berhalangan mengikuti kegiatan praktikum harus ada surat ijin (dari Dokter bila sakit) yang ditujukan kepada Pembimbing Praktikum yang bertugas, paling lambat 1 minggu sejak tidak masuk. 6. Mahasiswa yang diijinkan mengikuti praktikum ulang apabila telah mengikuti minimum 75 % dari acara praktikum, praktek ulang dilaksanakan sesuai jadwal yang ditentukan berikutnya. 7. Bagi praktikan yang tiga kali berturut-turut tidak mengikuti kegiatan praktikum tanpa ijin, maka praktikumnya dianggap batal. 8. Setiap selesai melakukan praktikum, praktikan diwajibkan membuat Laporan Sementara yang berupa data-data pengamatan. Laporan resmi diserahkan paling lambat satu minggu setelah melakukan suatu acara praktikum. 9. Penilaian praktikum didasarkan pada aktifitas dan keungguhan dalam melaksanakan praktikum, laporan dan ujian.

Upload: others

Post on 09-Feb-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 1

    TATA TERTIB PRAKTIKUM

    A. UMUM

    1. Praktikum harus datang 5 menit sebelum praktikum dimulai dan apabila datang terlambat 15 menit setelah praktikum dimulai, maka praktikan tidak

    diperkenankan mengikuti praktikum tanpa menunjukkan alasan yang sah.

    2. Sebelum praktikum dimulai, diadakan test penguasaan materi. Selama praktikum berlangsung, praktikan tidak diperkenankan meninggalkan ruangan /tempat

    praktikum, kecuali seijin pembimbing.

    3. Selama praktikum berlangsung, praktikan harus mengikuti dengan tertib (tidak merokok, gaduh, dll).

    4. Setelah pelaksanaan praktikum, alat dan/atau bahan dikembalikan ketempat semula dalam keadaan bersih dan rapi. Apabila ada praktikan yang merusakkan /

    memecahkan alat praktikum, maka harus mengganti paling lambat 1 minggu

    setelah acara praktikum tersebut selesai.

    5. Praktikan yang berhalangan mengikuti kegiatan praktikum harus ada surat ijin (dari Dokter bila sakit) yang ditujukan kepada Pembimbing Praktikum yang

    bertugas, paling lambat 1 minggu sejak tidak masuk.

    6. Mahasiswa yang diijinkan mengikuti praktikum ulang apabila telah mengikuti minimum 75 % dari acara praktikum, praktek ulang dilaksanakan sesuai jadwal

    yang ditentukan berikutnya.

    7. Bagi praktikan yang tiga kali berturut-turut tidak mengikuti kegiatan praktikum tanpa ijin, maka praktikumnya dianggap batal.

    8. Setiap selesai melakukan praktikum, praktikan diwajibkan membuat Laporan Sementara yang berupa data-data pengamatan. Laporan resmi diserahkan paling

    lambat satu minggu setelah melakukan suatu acara praktikum.

    9. Penilaian praktikum didasarkan pada aktifitas dan keungguhan dalam melaksanakan praktikum, laporan dan ujian.

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 2

    B. KHUSUS

    1. Sebelum melaksanakan praktikum, mintalah bon peminjaman alat pada asisten pembimbing yang saudara butuhkan.

    2. Periksalah alat-alat tersebut sebelum melakukan praktikum, tanyakan pada Pembimbing hal-hal yang kurang jelas mengenai alat-alat tersebut dan tidak

    diperkenankan menghubungkan peralatan praktikum dengan sumber tegangan

    listrik tanpa seijin Pembimbing.

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 3

    PENDAHULUAN

    Tanah sebagai media tumbuh tanaman,dapat dicirikan berdasarkan

    morfologi, karakteristik fisika, kimia, dan biologi. Semua karakteristik tanah

    tersebut saling mengkait mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman.

    Untuk menjaga produktivitas tanah yang lestari, kaidah-kaidah penggunaan

    tanah yang sesuai dengan kemampuannya dan syarat-syarat yang diperlukan harus

    diperhatikan. Hal tersebut menuntut perlunya tenaga ahli di bidang pertanian

    yang paham tentang karakteristik dan perilaku suatu tanah sebagai media tumbuh

    tanaman. Untuk itu maka mahasiswa yang belajar bidang pertanian diwajibkan

    menempuh praktikum Ilmu Tanah dalam rangka meningkatkan pemahaman

    tentang tanah dan ketrampilan dalam analisis tanah.

    Dalam buku penuntun praktikum Ilmu Tanah ini mahasiswa akan

    dikenalkan pada metode pengambilan contoh tanah untuk penetapan sifat fisika,

    kimia dan biologi tanah. Bersamaan dengan pengambilan sampel tanah juga

    disertai pengamatan morfologi tanah utamanya profil tanah. Analisis fisik

    meliputi tekstur, struktur, kerapatan limbak (isi) dan ruang pori total, dan

    penetapan kadar air tanah. Analisis kimia tanah dikenalkan pada sifat kimia

    umumnya selalu diperlukan, yaitu penetapan pH tanah baik pH aktual maupun pH

    potensial. Untuk aspek biologi tanah mahasiswa akan dikenalkan pada aktivitas

    mikroba dalam menguraikan bahan organik atau mineralisasi senyawa karbon.

    Dengan mengenal berbagai sifat-sifat tanah diharapkan mahasiswa akan

    mendapatkan pemahaman tentang tanah sebagai media tumbuh bagi tanaman

    secara utuh dan pengelolaan yang diperlukan terkait dengan potensi maupun

    kendala yang ada.

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 4

    I. PENGAMBILAN SAMPEL TANAH

    Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan yang sangat penting dalam

    analisis tanah sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi validitas hasil analisis

    tanah. Oleh karena dalam setiap analisis tanah diperlukan sampel tanah yang

    berbeda, maka cara pengambilan contoh tanah yang tepat sesuai dengan jenis

    analisis merupakan persyaratan penting. Secara umum sampel tanah dibedakan

    menjadi:

    1. Sampel tanah utuh (tidak terganggu) untuk analisis kerapatan limbak/isi, susunan pori tanah dan porositas total, potensial air tanah, kadar air volume

    dan permeabilitas tanah. Pengambilannya dengan ring baja, sehingga kondisi

    sampel tanah diharapkan tidak berbeda dengan kondisi aslinya. Pengangkutan

    contoh tanah utuh harus dilakukan dengan hati-hati. Guncangan-guncangan

    yang dapat merusak struktur tanah harus dihindari. Dianjurkan untuk

    menggunakan kotak khusus yang besarnya disesuaikan dengan ukuran dan

    jumlah tabung

    2. Sampel tanah agregat utuh, untuk mengamati bentuk dan kemantapan agregat. Pengambilan dengan cangkul atau skop dan harus dijaga agregat tidak rusak

    3. Sampel tanah biasa (contoh tanah terganggu) untuk analisis kimia tanah, kadar air tanah, tekstur dan untuk percobaan pot. Pengambilan sampel tanah dalam

    jumlah sedikit dapat dilakukan dengan bor tanah dengan kedalaman tertentu;

    sedang untuk sampel dalam jumlah besar (misal untuk percobaan pot) dapat

    digunakan cangkul, sekop atau pengeruk tanah otomatis namun kedalamannya

    harus seragam (0-20 cm).

    Selanjutnya juga perlu diperhatikan dalam hal penyimpanan sampel tanah.

    Contoh tanah yang disimpan lama dalam ruang yang panas akan mengalami

    perubahan, karena pengerutan,penguapan dan aktifitas jazad mikro. Oleh sebab

    itu, sebaiknya contoh tanah disimpan dalam ruangan yang lembab (kelembaban

    relatif ± 90 %) dan suhu dingin (4 oC) dengan variasi suhu yang kecil atau bahkan

    suhu – 20 oC jika untuk jangka yang lama.

    1.1. Pengambilan Contoh Tanah Utuh

    Alat-alat yang diperlukan adalah:

    1. Tabung besi baja, yang diketahui bobot dan volumenya). Tabung ini dapat digunakan bila tebal tabung memenuhi syarat “Perbandingan Luas”(PL) = 0,1.

    Hal ini untuk mencegah terjadinya tekanan mendatar.

    Nilai “ PL “ dapat diperoleh dari persamaan :

    2

    22

    D

    DDPL

    dl −=

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 5

    Dimana PL adalah perbandingan luas, Dl dan Dd berturut – turut adalah garis

    tengah lingkaran luar dan dalam. Tiap tabung dilengkapi dengan sepasang

    tutup plastik. Tempat menyimpan tabung-tabung adalah peti khusus dengan

    ukuran yang disesuaikan dengan ukuran dan jumlah tabung.

    2. Sekop atau cangkul

    3. Pisau yang tajam dan tipis, dan atau gergaji tripleks.

    Cara Kerja Pengambilan Sampel Tanah Utuh

    Tahap-tahap pekerjaannya adalah sebagai berikut :

    1. Ratakan dan bersihkan lapisan atas tanah yang diambil, kemudian letakkan

    tabung tegak pada lapisan tanah tersebut (nomor tabung jangan sampai

    terbalik)

    2. Gali tanah di sekeliling tabung dengan sekop/pisau (Gb. 1a)

    3. Iris tanah dengan pisau sampai hampir mendekati tabung (Gb.1b)

    4. Tekan tabung sampai tiga perempat bagiannya masuk ke dalam tanah (Gb. 1c).

    5. Letakkan tabung lain tepat di atas tabung kedua masuk ke dalam tanah kira-

    kira satu sentimeter.

    6. Tabung beserta tanah di dalamnya digali dengan sekop/cangkul (Gb. 1d)

    7. Pisahkan kedua tabung dengan hati-hati (Gb.1e), kemudian potonglah tanah

    kelebihan yang ada pada bagian atas dan bawah tabung sampai rata sekali,

    Agar tidak terjadi penutupan pori tanah pemotongan dilakukan sedikit demi

    sedikit dan posisi pisau miring bukan tegak lurus (Gb.1f).

    8. Tutuplah tabung dengan tutup plastik.

    9. Ulangi pekerjaan tsb untuk contoh tanah dari kedalaman lainnya jika diperlukan

    (misalnya pada horizon pada profil tanah

    10.Pasang label untuk menandai sampel tanah

    11.Catat label dan penjelasan tentang asal sampel, tanggal pengambilan sampel

    tanah dan kondisi lahan di tempat pengambilan ampel.

    Catatan.

    Pengambilan contoh tanah utuh yang paling baik adalah sewaktu tanah

    dalam keadaan kandungan air sekitar kapasitas lapang. Kalau tanah terlalu kering

    dianjurkan untuk menyiramnya dengan air yang cukup sehari sebelum

    pengambilan contoh. Jangan sekali-kali menggunakan palu atau pemukul

    lainnya untuk memasukkan tabung ke dalam tanah.

    1.2. Pengambilan sampel tanah biasa (terganggu)

    Peralatan:

    1. Bor tanah 2. Cangkul 3. Pisau 4. Kantong plastik tempat menyimpan sampel tanah 5. Kertas label dan spidol

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 6

    Cara Kerja Pengambilan sampel tanah biasa (terganggu)

    1. Bersihkan permukaan tanah dari rerumputan dan serasah tumbuhan, 2. Gunakan bor dengan cara menekan dan memutar kearah jarum jam dan angkat

    bor jika sudah mencapai kedalaman yang diinginkan,

    3. Sampel tanah diambil dengan pisau pada sampel tanah bagian tengah di mata bor,

    4. Masukan sampel ke dalam kantong plastik lalu dilabeli, 5. Untuk analisis kimia biasanya diperlukan sampel tanah komposit (penyatuan

    dari beberapa hasil pemboran, diambil rata-ratanya)

    6. Untuk percobaan pot diperlukan tanah jumlah banyak, sehingga bias dilakukan dengan cangkul atau mesin pengeruk tanah, disesuaikan dengan kedalaman

    (biasanya 0-20 cm).

    7. Selanjutnya untuk analisis sampel tanah dikeringudarakan dan diayak lolos ayakan 2 mm atau disesuaikan dengan macam analisisnya. Untuk percobaan

    pot tanah perlu diayak lolos ayakan 2mm sehingga tanah seragam, tidak

    menjadi faktor yang berpengaruh (yang tidak diperhitungkan) dalam

    percobaan.

    8. Sampel tanah disimpan pada wadah tertutup yang ditempatkan pada ruang yg aman. Untuk percobaan pot tanah langsung dimasukan ke dalam pot; jika

    sampel tanah disimpan dulu sebelum percobaan, simpan pada wadah berwarna

    gelap yg tertutup sehingga terhindar dari sinar matahari langsung dan percikan

    air hujan.

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 7

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 8

    II. MORFOLOGI & SIFAT TANAH DI LAPANG

    2.1. Tekstur Tanah

    Tekstur tanah merupakan salah satu sifat fisika penting yang berpengaruh

    pada pertumbuhan tanaman. Tekstur tanah adalah perbandingan relative dari

    fraksi tanah, yaitu pasir berukuran 2 mm – 50 µm, debu berukuran 50 – 2 µm dan

    liat berukuran kurang dari 2 µm. Ada 12 kelas tekstur tanah dari kasar, sedang

    hingga halus, yaitu, pasir, debu, liat berlempung, lempung berpasir, lempung,

    lempung berdebu, lempung berliat berpasir, lempung liat berdebu, liat berpasir,

    dan liat berdebu. Pembagian itu kemudian disederhanakan menjadi 7 kelas yang

    terdiri dari pasir, lempung kasar, lempung halus, debu kasar, debu halus, liat debu,

    dan liat sangat halus.

    2.1.1. Penetapan Tekstur Tanah di Lapang

    Metode ini bersifat kualitatif dan biasa diperlukan misalnya dalam survei

    tanah secara cepat atau untuk menduga tekstur tanah antar lapisan di profil tanah.

    Karena mengandalkan perasaan, maka diperlukan latihan2 yang mencukupi agar

    pendugaan lebih mendekati kondisi sebenarnya. Untuk selanjutnya hasil dugaan

    bisa digunakan untuk pendugaan sifat tanah lainnya berkaitan dengan potensinya

    terkait produksi pertanian.

    Tabel 1. Penetapan Klas Tekstur Menurut Perasaan di Lapang.

    NO

    Klas Tekstur

    Rasa dan Sifat Tanah

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    Pasir

    Pasir berlempung

    Lempung berpasir

    Lempung berdebu

    Lempung

    Debu

    Rasa kasar jelas, tidak membentuk bola dan

    gulungan serta tidak melekat.

    Rasa kasar sangat jelas, membentuk bola yang

    mudah sekali hancur serta sedikit sekali melekat.

    Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak

    keras, mudah hancur serta melekat.

    Rasa licin, membentuk bola teguh, membentuk

    pita, lekat

    Rasa tidak kasar dan tidak licin, membentuk bola

    teguh, dapat sedikit digulung dengan permukaan

    mengkilat serta melekat.

    Rasa licin sekali, membentuk bola teguh, dapat

    sedikit digulung dengan permukaan mengkilat

    serta agak melekat.

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 9

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    Lempung berliat

    Lempung liat berpasir

    Lempung liat berdebu

    Liat berpasir

    Liat berdebu

    Liat

    Liat berat

    Rasa agak kasar, membentuk bola agak teguh

    (kering), membentuk gulungan jika dipijit,

    gulungan mudah hancur serta melekatnya sedang.

    Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak

    teguh (kering), membentuk gulungan jika dipijit,

    gulungan mudah hancur serta melekat

    Rasa jelas licin, membentuk bola teguh, gulungan

    mengkilat serta melekat.

    Rasa licin agak kasar, membentuk bola dalam

    keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung

    serta melekat sekali.

    Rasa agak licin, membentuk bola dalam keadaan

    kering sukar dipijit, mudah digulung serta

    melekat sekali

    Rasa berat,membentuk bola baik serta melekat

    sekali

    Rasa berat sekali, membentuk bola baik serta

    melekat sekali

    Cara Kerja Penetapan Tekstur di Lapang

    Tahap-tahap pekerjaannya adalah sabagai berikut :

    1. Massa tanah kering atau lembab dibasahi secukupnya, kemudian dipijat di antara ibu jari dan telunjuk sehingga membentuk bola lembab.

    2. Sambil memperhatikan adanya rasa kasar atau licin di antara ibu jari tersebut,

    bola tanah yang lembab itu kemudian digulung-gulung dan amatilah adanya

    daya tahan terhadap tekanan dan kelekatan masa tanah sewaktu telunjuk dan

    ibu jari direnggangkan

    3. Dari rasa kasar atau licin. Gejala piridan, gulungan dan kelekatan, tentukanlah

    klas tekstur lapang berdasarkan kriteria pada Tabel 1.

    2.1.2. Penetapan tekstur tanah di Laboratorium.

    Penetapan tekstur tanah di laboratorium sifatnya lebih kuantitatif karena

    didasarkan pada banyaknya pasir, debu dan liat dalam 1 bagian tanah. Tahapan

    dalam dalam analisis tekstur tanah di Laboratorium dibedakan menjadi 2 tahap,

    yaitu tahap dispersi dan fraksionasi. Tahap dispersi partikel tanah dipisahkan dari

    bahan semen/pengikat, diantaranya, bahan organik, CaCO3 (bila tanah berkapur)

    atau FeO3 pada tanah2 dengan mineral oksida, misal Oxisol (Ferrosol). Untuk

    menghilangkan bahan organik biasa digunakan H2O2. Untuk menghilangkan

    CaCO3 digunakan HCL dan untuk menghilangkan efek oksida besi digunakan

    sonifikasi pada tahap dispersi. Selanjutnya penetapan masing2 fraksi tanah

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 10

    (persentase pasir debu, dan liat) dapat dilakukan dengan metode hidrometer atau

    pipet.

    Cara Kerja Penetapan tekstur dengan hidrometer.

    Tahap-tahap pekerjaannya adalah sebagai berikut:

    1. Timbang 50g tanah kering udara yang lolos saringan 2mm (100g bila tanah

    banyak mengandung pasir), masukkan ke gelas piala 1liter.

    2. Tambahkan 50mL 5% natrium heksa metafosfat dan 100mL air destilata, aduk

    rata dan biarkan selama 30 menit.

    3. Pindahkan secara kuantitatif ke dalam tabung “ milk shaker “ dan kocok dengan

    “ milk shaker “ selama 15 menit.

    4. Pindahkan secara kuantitatif ke dalam silinder/gelas ukur 1liter dan tambahkan

    air destilata sampai volume mencapai 1 liter

    5. Silinder/gelas ukur dimasukkan dalam bak air, biarkan beberapa menit agar

    suhunya sama dengan suhu air bak.

    6. Aduk dengan pengaduk tekstur 20 kali, pada akhir pengadukan catat waktu dan

    masukkan hidrometer, setelah 40 detik baca hidrometer, catat sebagai

    pembacaan I (H1).

    7. Angkat hidrometer, catat suhu air dalam bak air (T1)

    8. Biarkan 180 menit, kemudian masukkan kembali hidrometis dan baca, catat

    sebagai pembacaan II (H2), angkat hidrometis, catat suhu air bak (T2)

    9. Bacaan I (H1) adalah berat debu dan liat, dan bacaan II (H2) adalah berat liat.

    Hasil pengukuran harus dikoreksi dengan standar 68 °F(20 °C), untuk setiap

    kenaikan tiap derajat Farenheit harus ditambah 0.2 satuan pada pembaca

    hidrometer, demikian pula sebaliknya untuk setiap penurunan 1 °F dari 68 °F

    harus dikurangi dengan 0.2 satuan pada bacaan hidrometer. Hindarkan bekerja

    pada suhu yang ekstrem (100 °F atau 50 °F) juga bacaan hidrometer harus

    dikurangi 2.0 satuan untuk kompensasi penambahan Na heksa metafosfat.

    Catatan : °F = 9/5 x 0C + 32

    BKM - [ H1 + 0.2 (T1 - 68 ) - 2.0 ]

    % pasir = x 100%

    BKM tanah

    [ H2 + 0.2 ( T2 - 68 ) - 2.0 ]

    % Liat = x 100

    BKM Tanah

    % debu = 100 - % liat - % pasir.

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 11

    Cara Kerja Penetapan tekstur Tanah dengan Metode Pipet (modifikasi)

    Alat dan bahan sama dengan metode hydrometer, ditambah pipet volume dan

    botol timbang serta oven.

    Tahap pekerjaan no1 – 6 sama dengan metode hidrometer, tetapi pada tahap 6,

    hidrometer diganti dengan pipet. Pipet dengan hati-hati larutan tanah yang ada

    pada kedalaman 10 cm (saat 48 detik) sebanyak 25 mL masukan botol timbang

    dan oven hingga kering (105 oC, 24 jam), kemudian ditimbang. Bobot kering

    sampel dikurangi dengan bobot botol timbang adalah bobot debu dan liat pada

    volume 25 mL. Setelah 4.5 jam ambil lagi larutan sebanyak seperti semula (25

    mL) pada kedalaman 6 cm, oven dan timbang, sehingga diperoleh bobot liat

    dalam 25 mL. Selanjutnya semua fraksi dihitung berdasarkan volume total.

    Setelah fraksi liat dan debu diketahui maka fraksi pasir dapat dihitung dengan

    mengurangi bobot sampel tanah dikurangi bobot liat dan debu. Selanjutnya untuk

    penentuan klas tekstur tanah, hasil perhitungan (persentase pasir, debu dan liat)

    dimasukkan pada segitiga tekstur.

    Gambar 4: Segitiga tekstur (USDA)

    2.2. Struktur Tanah

    Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan

    struktur ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh

    suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi dan lain-lain. Gumpalan-

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 12

    gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran dan kemantapan (ketahanan

    terhadap tekanan) yang berbeda-beda.

    Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan

    ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk

    agregat dari hasil proses pedogenesis. Struktur tanah berhubungan dengan cara di

    mana, partikel pasir, debu dan liat relatif disusun satu sama lain. Di dalam tanah

    dengan struktur yang baik, partikel pasir dan debu dipegang bersama pada

    agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong

    yang besar antara agregat (makropori) membentuk sirkulasi air dan udara juga

    akar tanaman untuk tumbuh ke bawah pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan

    ruangan kosong yang kecil (mikropori) memegang air untuk kebutuhan tanaman.

    Pembentukan struktur tanah diawali oleh proses pembasahan dan

    pengeringan yang menimbulkan retakan2 dalam tanah. Aktivitas akar tanaman

    dan organisme tanah (hifa jamur dan gum) dapat menyatukan agregat mikro

    menjadi agregat makro. Pada tanah yang awalnya tergenang, flokusasi liat karena

    berkurangnya air tanah merupakan awal prosel pembentukan granul. Selanjutnya

    bahan organik dan oksida besi berperan sebagai bahan semen sehingga terbentuk

    struktur tanah. Pengolahan dapat dipandang sebagai pemodifikasi struktur tanah

    Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi

    secara langsung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya

    menghasilkan laju pertumbuhan tanaman dan produksi persatuan waktu yang

    lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang padat. Hal ini disebabkan

    perkembangan akar pada tanah berstruktur ringan/remah lebih cepat per satuan

    waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah kompak, sebagai akibat mudahnya

    intersepsi akar pada setiap pori-pori tanah yang memang tersedia banyak pada

    tanah remah. Selain itu akar memiliki kesempatan untuk bernafas secara

    maksimal pada tanah yang berpori, dibandingkan pada tanah yang padat.

    Sebaliknya bagi tanaman yang tumbuh pada tanah yang bertekstur halus seperti

    tanah berliat tinggi, sulit mengembangkan akarnya karena sulit bagi akar untuk

    menyebar akibat rendahnya pori-pori tanah. Akar tanaman akan mengalami

    kesulitan untuk menembus struktur tanah yang padat, sehingga perakaran tidak

    berkembang dengan baik.

    .

    2.2.1. Bentuk-bentuk struktur tanah dan sifat penciriannya

    Remah

    Merupakan bentuk struktur tanah yang dominan debu dan terletak di horison A,

    satuan struktur berbentuk membola, partikel-partikel tersusun longgar, berpori

    banyak;

    Contoh: Horison tanah permukaan yang kaya bahan organik

    Ukuran struktur:

    Sangat halus : < 1 mm

    Halus : 1-2 mm

    Sedang : 2-5 mm

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 13

    Granuler

    Satuan struktur membentuk membola, partikel-partikel tersusun lebih rapat,

    berpori lebih sedikit terletak di horizon A.

    contoh: pasir

    Ukuran struktur:

    Sangat halus : 10 mm

    Gumpal

    Satuan struktur berbentuk bak-kubus, partikel-partikel tersusun rapat, berpori

    sedikit terletak di horizon B.

    Contoh: horison bawah tanah yang terbentuk di kawasan beriklim bermusim

    kemarau tegas, dibedakan menjadi dua:

    Gumpal membulat, kubus bersudut tumpul dan berbidan cembung,berpori lebih

    banyak

    Ukuran struktur:

    Sangat halus : < 5mm

    Halus : 10 mm

    Sedang : 10-20 mm

    Kasar : 20-50 mm

    Sangat : > 50 mm

    Gumpal menyudut, kubus menyudut tajam dan berbidang rata, berpori lebih

    sedikit

    Ukuran struktur:

    Sangat halus : < 5mm

    Halus : 10 mm

    Sedang : 10-20 mm

    Kasar : 20-50 mm

    Sangat : > 50 mm

    Prismatik

    Satuan struktur bersumbu tegak lebih panjang daripada sumbu datar, berpori

    terbatas, terutama berarah tegak. bidang atas mendatar terletak di horizon B.

    Contoh: horison bawah tanah yang terbentuk di kawasan iklim kering sampai

    setengah kering.

    Tiang

    Satuan struktur bersumbu tegak lebih panjang daripada sumbu datar, berpori

    terbatas, terutama berarah tegak, terletak di horizon E.

    Ukuran struktur:

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 14

    Sangat tipis : 100 mm

    Lempeng

    Satuan struktur bersumbu tegak lebih pendek daripada sumbu datar, berpori

    terbatas terutama berarah mendatar, terleteak di horizon E dan D.

    Contoh: horison tanah di bawah horison permukaan berwarna pucat.

    Ukuran struktur:

    Sangat tipis :

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 15

    Cara-cara Penetapan Kekuatan Agregat

    1. Buret diisi dengan aquadest sampai angka nol. 2. Bukalah buret perlahan-lahan sampai air menetes.Jangan terlalu cepat,

    usahakan agar interval waktu antar tetesan sekitar 2-3 detik. Hitunglah jumlah

    tetesan dan perhatikan penurunan volume air. Agarlebih mudah hitunglah

    tetesan sebanyak 10-20 kali,kemudian amati volume air yang sudah keluar.

    Lakukan sampai 5-10 kali pengamatan dan catathasilnya. Hitung ukuran rata-

    rata tiap tetesan air yang keluar dari ujung buret.

    3. Letakkan sebuah agregat yang berdiameter 2 – 3 mm di atas kertas merang dan ditetesi dengan air dari buret berjarak 20 cm kecepatan yang sama dan uji

    coba terdahulu. Usahakan agar setiap tetesan sampai agregat hancur (B), ulang

    10 kali dengan menggunakan kertas merang yang baru dan agregat yang baru

    juga.

    4. Hitung rata-ratanya dihitung pula standar deviasi (SD), sehingga diketahui nilai rata-rata kemampuan tanah terhadap energi tetesan.

    Penghitungan Volume Tetesan

    Ulangan ke- Jumlah

    tetesan

    Volume air Volume per

    tetes

    Jari-jari tetesan

    Rerata

    Mencari Jumlah Tetesan Air untuk Menghancurkan Tanah

    Ulangan ke- Jumlah tetesan

    Saat Agregat

    Mulai Pecah

    (A)

    Jumlah Tetesan

    Saat Agregat

    Hancur

    (B)

    Catatan

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 16

    9

    10

    11

    12

    Rata-rata (Xi)

    Xi2

    (Xi2 )

    SD

    Gambar 2. Macam-macam struktur tanah

    Lempeng

    Butir tunggal

    Gumpal masiv

    Gumpal

    Gumpal

    Membulat

    Gumpal

    Bersudut

    Prisma Tiang

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 17

    2.3. Warna Tanah

    Warna adalah sifat tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan. Walaupun

    warna mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kegunaan tanah, tetapi kadang-

    kadang dapat dijadikan petunjuk adanya sifat-sifat khusus dari tanah tersebut.

    Misalnya, warna tanah gelap mencirikan kandungan bahan organik yang tinggi.

    Warna kelabu menunjukkan pengaruh air yang dominan, sedangkan warna merah

    menunjukkan bahwa tanah sudah mengalami pelapukan yang lanjut.

    Warna tanah ditentukan dengan cara membandingkan dengan warna baku

    yang terdapat pada “ Munsell Soil Color Chart “. Penentuan ini meliputi

    penetapan warna dasar tanah (matriks ), warna bidang struktur dan selaput liat,

    warna karatan dan konkresi, warna plintit, dan warna humus.

    Warna dinyatakan dalam 3 satuan yaitu kilap (hue), nilai (value), dan

    Kroma (chroma) (lihat gambar 2), menurut nama yang tercantum dalam lajur yang

    bersangkutan. Kilap berhubunan erat dengan panjang gelombang cahaya, nilai

    berhubungan kebersihan warna, dan kroma yang kadang-kadang disebut

    kejenuhan, yaitu kemurnian relatif dari spektrum warna.

    Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penetapan warna yaitu :

    1. Tanah harus lembab 2. Tempat pengamatan terlindung dari sinar matahari langsung. 3. Tanah ditaruh dibawah lubang kertas “ Munsell” dengan jari atau pisau 4. Tanah tidak boleh mengkilat (kecuali pada warna bidang struktur ) 5. Menghindarkan bekerja sebelum 09.00 dan sesudah pukul 16.00 6. Jika warna tidak dapat tepat sama dengan gambar warna tekstur maka

    diberikan angka-angka kilap, nilai dan kroma tertinggi dan terendah yang

    membatasinya.

    Cara Kerja Penetapan Warna Tanah

    Tahap-tahap pekerjaannya adalah sebagai berikut :

    1. Ambil segumpal tanah (bentuk aslinya) lalu bandingkan warnanya dengan warna yang terdapat pada “Munsell Soil Color Chart”. Kondisi air tanah perlu

    dicatat apakah kering, lembab dan basah.

    2. Catat satuan yang terdapat yaitu kilap (hue), nilai (value) dan kroma

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 18

    Gambar 3. Soil Munsell Colour Chart

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 19

    2.4. Konsistensi Tanah

    Konsistensi tanah merupakan menifestasi dari gaya-gaya fisik kohesi dan

    adhesi yang bekerja dalam tanah pada berbagai kadar air tanah. Konsistensi tanah

    sangat penting artinya sewaktu mengolah tanah. Konsistensi tanah dinilai pada

    tiga tingkat kelembapan, yaitu basah, lembab dan kering.

    Konsistensi dalam keadaan basah

    Keadaan basah diartikan keadaan air tanahnya lebih tinggi dari kapasitas

    lapang. Kelekatan atau derajat adhesi tanah, ditentukan dengan memijit tanah

    antara ibu jari dan telunjuk.

    Tidak lekat : Bila kedua jari dilepaskan, contoh tanah rapuh dan terus

    jatuh bebas

    Agak lekat : Bila kedua jari dilepaskan, sebagian kecil contoh tanah

    tinggal melekat pada kedua jari tersebut

    Lekat : Bila kedua jari tangan direnggangkan, tanah tinggal

    melekat dan terasa lengket

    Sangat lekat : Bila kedua jari direnggangkan, tanah melekat sekali

    sehingga sukar untuk melepaskan kedua belah jari.

    Plastisitas atau sifat kenyal atau derajat kohesi tanah, merupakan ciri mudah

    tidaknya bentuk tanah berubah tanpa retak bila dipirid antara ibu jari dan telunjuk.

    Tidak Plastis : Tanpa dapat dibentuk bulat atau pita.

    Agak Plastis : Dapat dibentuk bulatan atau pita, akan tetapi cepat

    berubah bentuk.

    Plastis : Tanah dapat dibentuk bulatan atau pita, tekanan yang

    sedang dapat menguabah bentuknya dengan mudah

    Sangat plastis : Contoh tanah dapat dibentuk bulatan atau pita bundar.

    Sulit diubah bentuknya.

    Konsistensi dalam keadaan lembab

    Konsistensi dalam keadaan lembab ditentukan dengan meremas massa tanah

    yang berkadar air antara titik layu permanen dan kapasitas lapang.

    Lepas : Butir-butir tanah terlepas satu dengan lainnya,tidak terikat,

    melekat bila ditahan

    Sangat gembur : Dengan sedikit tekanan mudah bercerai, bila digenggam

    mudah bergumpal, melekat bila ditekan

    Gembur : Bila diremas dapat bercerai, bila digenggan massa tanah

    bergumpal , melekat bila ditekan

    Teguh : Massa tanah tahan tertadap remasan, hancur dengan

    tekanan besar .

    Sangat teguh : Massa tanah tahan tertadap remasan, tidak mudah berubah

    bentuk

    Sangat teguh sekali : Massa tanah sangat tahan terhadap remasan bila

    digenggam bentuk tidak berubah.

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 20

    Konsistensi dalam keadaan kering.

    Konsistensi ditentukan dengan meremas/menekan massa tanah yang

    berkadar air kurang dari titik layu permanen.

    Lepas : Tanpa kohesi

    Lemah : Sangat kurang melekat. Dengan tekanan yang sedikit

    tanah pecah menjadi butir, kohesi kecil

    Agak keras : Sedikit tahan terhadap tekanan. Dengan mudah dapat

    dihancurkan dengan telunjuk dan ibu jari

    Keras : Tahap terhadap tekanan, massa tanah dapat dipatahkan

    dengan tangan (tidak dengan jari)

    Sangat keras : Daya tahan sangat besar, dapat dipecahkan tangan dengan

    susah payah. Tidak dapat dipecahkan dengan telunjuk dan

    ibu jari

    Ekstrim keras : Tahan sekali terhadap tekanan. Tidak dapat dipecahkan

    dengan tangan.

    Cara Kerja Penetapan Konsistensi Tanah .

    Tahap-tahap pekerjaan adalah sebagai berikut :

    1. Contoh tanah yang berkadar air lebih tinggi dari kapasitas lapang dipijit antara ibu jari dan telunjuk, tentukan konsistensi dalam keadaan basah yaitu

    kelekatannya. Tentukan pula plastisitasnya dengan memirid tanah antara ibu

    jari dan telunjuk.

    2. Contoh tanah yang berkadar air antara titik layu permanen dan kapasitas lapang diremas dengan telapak tangan. Tentukan konsistensi dalam keadaan

    lembab dengan mengamati ketahananya terhadap remasan

    3. Contoh tanah yang berkadar air kurang dari titik layu permanen diremas atau ditekan dengan telapak tangan. Tentukanlah konsistensi dalam keadaan

    kering dengan mengamati ketahananya terhadap penekanan oleh telapak

    tangan.

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 21

    LEMBAR KERJA MAHASISWA

    Hari/tanggal Praktikum :

    Judul Praktikum: :

    Lokasi :

    Paraf Asisten :

    Data Hasil Pengamatan

    Sampel Tekstur Struktur Warna

    Tanah

    Konsistensi

    Berdasarkan hasilpengamatan diskusikan hal-hal berikut

    1. Apakah tekstur yang didapatkan,jelaskan pengaruhnya pada pertumbuhan tanaman

    2. Apakah struktur yang diperoleh,dan jelaskan pengaruhnya pada pertumbuhan tanaman

    3. Apakah faktor yang mempengaruhi warna tanah hasil pengamatan ? Prediksikan kondisi tanah berdasarkan warna tanah hasil pengamatan

    4. Jelaskan hubungan konsistensi tanah dengan pertumbuhan tanaman.

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 22

    Kesimpulan

    Daftar Pustaka

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 23

    III. PROFIL TANAH

    Profil tanah adalah penampang tegak tanah dari permukaan tanah hingga

    lapisan bahan induk, yang memperlihatkan adanya lapisan-lapisan yang berbeda

    sifatnya. Profil tanah dibuat dengan cara menggali tanah dengan panajng 2 m dan

    lebar 1 m dengan kedalaman hingga 1.5 m tergantung pada bentang lahan dimana

    tanah berada atau juga tingkat perkembangan tanah.

    Perwujudan profil tanah memperlihatkan tingkat perkembangan tanah atau

    juga peristiwa geologi lainnya. Tanah tua atau tanah yang berkembang lanjut

    biasanya mempunyai profil tanah dengan horison-horison yang semakin banyak,

    proses eluviasi dan illuviasi yang intensif ditandai dengan horison atas bereaksi

    asam (A2 atau E) dan adanya timbunan liat dan bahan organik di lapisan bawah

    (Bhs). Sebaliknya pada tanah muda maka susunan horison yang ada relatif

    sederhana, misalnya AR, atau AC. Di daerah kemiringan tinggi, atau daerah di

    mana terjadi erosi maka akan didapatkan horison atasan tipis.

    Tujuan pengamatan profil tanah selain untuk mendapatkan gambaran

    tentang perkembangan tanah yang terkait dengan podologi, juga untuk

    memperkirakan potensi tanah untuk pertanian, berdasarkan karakteristik horison

    yang ada. Untuk itu berbagai hal yang perlu di amati adalah :

    1. Ketebalan solum (dari permukaan hingga lapisan bahan induk)

    2. Keberadaan horizon dan ketebalan masing-masing horison

    3. Batas setiap horizon ( tegas atau berangsur dsb).

    4. Kedalaman efektif adanya perakaran/lubang cacing

    5. Warna tanah, tekstur, konsistensi, struktur tanah tiap horison

    6. Drainase, berdasarkan warna tanah, merah oksidasi (drainase baik), kelabu (drainase jelek).

    7. Lapisan kedap/padat/pejal

    8. Proses-proses pengenalan liat dari permukaan agregat/retakan (pada tanah liat)

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 24

    BLANKO PENGAMATAN PROFIL TANAH

    Penyadra Kelompok : Laboratorium Tanah

    Jumlah anggota : Fakultas Pertanian

    Jurusan/Fakultas : Universitas Trunojoyo

    Tanggal

    Tempat

    Kabupaten

    Kecamatan

    Desa

    Pedukuhan

    Tinggi dml

    Topografi/Relief

    Lereng

    Drainase

    Penggunaan Tanah

    Lain-lain

    Nomor lapisan

    Simbol Lapisan

    Dalam Lapisan (cm)

    Batas Lapisan a g c d a g c d a g c d a g c d a g c d a g c d

    Warna Tanah

    l ld lp l ld lp l ld lp l ld lp l ld lp l ld lp

    Tekstur gld gl glp gld gl glp gld gl glp gld gl glp gld gl glp gld gl glp

    g gd gp g gd gp g gd gp g gd gp g gd gp g gd gp

    d pg p d pg p d pg p d pg p d pg p d pg p

    Kandungan Bahan Kasar

    0 VF pl 0 VF pl 0 VF pl 0 VF pl 0 VF pl 0 VF pl

    1 F p 1 F p 1 F p 1 F p 1 F p 1 F p

    2 M cp 2 M cp 2 M cp 2 M cp 2 M cp 2 M cp

    3 C b 3 C b 3 C b 3 C b 3 C b 3 C b

    Struktur VC sb VC sb VC sb VC sb VC sb VC sb

    tunggal,majemuk ab ab ab ab ab ab

    g g g g g g

    cr cr cr cr cr cr

    lp lp lp lp lp lp

    m m m m m m

    Pori Tanah: mikro sd s b sd s b sd s b sd s b sd s b sd s b

    makro sd s b sd s b sd s b sd s b sd s b sd s b

    B L K B L K B L K B L K B L K B L K

    ns l l ns l l ns l l ns l l ns l l ns l l

    ss vf s ss vf s ss vf s ss vf s ss vf s ss vf s

    s f sh s f sh s f sh s f sh s f sh s f sh

    Konsistensi vs t h vs t h vs t h vs t h vs t h vs t h

    np vt vh np vt vh np vt vh np vt vh np vt vh np vt vh

    sp et eh sp et eh sp et eh sp et eh sp et eh sp et eh p p p p p p vp vp vp vp vp vp

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 25

    jumlah sd bi ba sd bi ba sd bi ba sd bi ba sd bi ba sd bi ba

    Karatan: ukuran k s b k s b k s b k s b k s b k s b

    batas j s k j s k j s k j s k j s k j s k

    pH Lapangan

    Kadar Bahan Organik

    Kadar Kapur

    Perakaran: halus sd s b sd s b sd s b sd s b sd s b sd s b

    kasar sd s b sd s b sd s b sd s b sd s b sd s b

    Sifat-sifat lain selaput liat bidang kilir plintit Selt mulching celah

    krotovinas cermin sesar

    -

    Pertanyaan

    Kesimpulan apa yang dapat diambil jika pada suatu profil tanah Saudara

    mendapatkan hal sebagai berikut :

    a Berdasarkan horison yang ada serta karakteristiknya terkait dengan

    perkembangan tanah

    b Berdasarkan ketebalan horison atasan dan fisiografi wilayah, tentukan

    kemungkinan adanya kerusakan tanah

    c. Bagaimana potensi tanah yang ada untuk produksi pertanian

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 26

    LEMBAR KERJA MAHASISWA

    Hari/tanggal Praktikum :

    Judul Praktikum: :

    Lokasi :

    Paraf Asisten :

    Data Hasil Pengamatan dan Perhitungan

    Pembahasan:

    Apa tekstur yang didapatkan ?

    Berikanlah dugaan pada sifat tanah lainnya (misal: kemampuan menahan air) dan

    kemungkinan pengaruhnya pada pertumbuhan tanaman.

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 27

    Kesimpulan:

    Daftar Pustaka:

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 28

    IV. KERAPATAN ISI (BI), JENIS (BJ) DAN RUANG PORI TOTAL

    Kerapatan isi tanah dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, secara

    langsung melalui pertumbuhan akar dan juga secara tidak langsung melalui

    ketersediaan air dan udara tanah (aerasi). Kerapatan isi/volume/limbak adalah

    bobot kering suatu isi tanah dalam keadaan utuh (termasuk ruang pori) yang

    dinyatakan dalam g/cm3. Isi tanah terdiri dari isi bahan padatan dan isi ruang pori,

    bagian isi tanah yang tidak terisi oleh bahan padat, baik bahan mineral maupun

    bahan organik. Kerapatan jenis (BJ) adalah perbadingan antara bobot tanah

    (kering) dengan volume padatan tanah.

    Ruang pori total adalah isi seluruh pori-pori dalam suatu isi tanah utuh yang

    dinyatakan dalam persen, yang terdiri atas ruang di antara partikel pasir, debu, liat

    serta ruang di antara agregat-agregat tanah. Ruang pori sangat penting dalam

    kaitanya dengan penyediaan air, pergerakan air dan udara dalam tanah dan

    akhirnya juga proses oksidasi reduksi dalam tanah.

    Cara Kerja Penetapan BI

    Tahap-tahap pekerjaannya adalah sebagai berikut :

    1. Pengambilan contoh tanah dari lapang dilakukan dengan tabung besi baja (yang sudah diketahui bobotnya y gram dan volumenya (v cm3)) (lihat cara

    pengambilan contoh tanah utuh)

    2. Timbang contoh tanah dengan tabungnya (x gram) 3. Bobot tabung sebelumnya sudah diketahui (y gram) 4. Bobot tanah = (x-y) gram 5. Tetapkan kadar airnya (P%)

    6. 100

    )()(

    yxPyx

    −−−=tanahkeringBobot

    7. 3/100

    )()(

    cmgTanahVolume

    yxPyx

    −−−

    =IsiKerapatan

    8. Volume tanah = volume ring sampel = v cm3

    Selanjutnya ruang pori total dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

    %100)1( XTotalPoriRuangelenisPartikKerapatanJ

    Isi Kerapatan−=

    Cara Kerja penetapan BJ:

    1. Kedalam labu ukur 50 mL masukkan tanah kering oven sebanyak 30 g (timbang bobotnya)

    2. Tambahkan air hingga ¾ volume labu lalu didihkan

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 29

    3. Tambahkan air hangat hingga batas volume, biarkan semalam. 4. Esoknya, cek volume air jika berkurang, tambahkan hingga batas volume,

    dan timbanglah.

    5. Tentukan BJ tanah berdasarkan persamaamn berikut:

    BJ tanah = bobot tanah kering/volume padatan

    3/tan

    100

    )()(

    cmgTanahPadaVolume

    yxPyx

    −−−

    =IsiKerapatan

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 30

    LEMBAR KERJA MAHASISWA

    Hari/tanggal Praktikum :

    Judul Praktikum: :

    Lokasi :

    Paraf Asisten :

    Data Hasil Pengamatan dan Perhitungan

    Kerapatan Isi

    No Sampel B Ring

    (g)

    BB Tanah

    (g)

    BK tanah

    (g)

    V Ring

    (cm3)

    BI tanah

    (g/cm3)

    Kerapatan Jenis Tanah (BJ)

    No

    Sampel

    V Labu

    (cm3)

    BL+T

    (g)

    BL+T+

    Air

    (g)

    Vair (cm3) VPadatan

    tanah

    (cm3)

    BJ

    Tanah

    (g/cm3)

    Pembahasan:

    Apa yang menentukan berat jenis isi dan porositas suatu tanah ?

    Apa pentingnya berat jenis isi dan porositas bagi pertumbuhan tanaman ?

    Dengan membandingkan nilai dari berat jenis isi dan porositas hasil pengukuran,

    manakah yang mempunyai pengaruh lebih baik pada tanaman? Jelaskan.

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 31

    Kesimpulan:

    Daftar Pustaka:

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 32

    V. KADAR AIR TANAH

    Air tanah berperan sangat penting dalam pertumbuhan tanaman. Air secara

    langsung berperan sebagai bahan mentah dalam fotosintesis, dan secara tidak

    langsung berperan dalam kelarutan unsur hara, pelapukan bahan organik, dan

    kegiatan jazad mikro dalam tanah. Air dalam tanah dapat digolongkan dalam: (1)

    air gravitasi, (2) air kapiler, dan (3) air higroskopik. Air gravitasi adalah air yang

    tidak dapat ditahan oleh tanah, tetapi bergerak ke bawah karena pengaruh gaya

    gravitasi dan terdapat antara tegangan 0.1 dan 0.5 atmosfer. Air kapiler adalah air

    yang berda di pori kapiler dan berada antara tegangan 0.1 dan 31 atmosfer; air ini

    dapat diserap oleh tanaman. Air higroskopik adalah air yang dijerap dari uap air

    oleh partikel tanah. Air ini melekat pada permukaan partikel tanah berupa selaput

    tipis yang terdiri dari lapisan molekul air. Lapisan ini tertahan kuat sehingga tidak

    mudah menguap dalam keadaan biasa. Air higroskopik tidak dapat diserap

    tanaman dan berada pada tegangan antara 31 hingga 10.000 atmosfer.

    Kapasitas lapang adalah jumlah air yang ditahan oleh tanah setelah

    kelebihan air gravitasi meresap ke bawah karena gaya gravitasi. Titik layu

    permanen adalah kondisi kandungan air tanah pada saat tanaman yang ditanam di

    atasnya telah mengalami layu permanen, dalam arti sukar disegarkan kembali

    meskipun telah ditambahkan sejumlah air yang mencukupi. Selisih antara kadar

    air pada kapasitas lapang dan titik layu permanen disebut air tersedia.

    Penetapan kadar air dapat dilakukan dengan cara langsung dan tidak

    langsung. Dalam praktikum ini akan diakukan pengukuran langsung secara

    gravimetrik dan volumetrik. Kadar air total tanah adalah kadar air tanah yang

    diperoleh dengan jalan pengeringan tanah kering udara didalam oven pada suhu

    105 °C sehingga bobotnya tetap.

    Cara Kerja Penetapan Kandungan Air Gravimetrik

    Dengan cara ini kadar air ditetapkan secara langsung dengan mengukur penurunan

    bobot karena air hilang melalui pengeringan tanah.

    Tahap-tahap pekejaannya adalah sebagai berikut :

    1. Masukkan contoh tanah (± 10 g) ke dalam botol timbang yang bersih dan kering, kemudian timbang tepat.

    2. Keringkan contoh tanah tersebut dalam oven (tutup botol terbuka pada suhu 105 °C sampai bobotnya tetap (± 24 jam )

    3. Dinginkan botol, timbang dan isinya dalam eksikator sampai mencapai suhu kamar (bobot timbang tertutup ), kemudian timbang tepat.

    4. Hitung kadar airnya atas dasar bobot tanah kering oven 105 °C dengan persamaan sebagai berikut :

    C105keringtanah

    berisibotolbobotlembabtanahberisibotolBobotAirBobot0

    −=

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 33

    botolbobotC105keringtanahberisibotolBobotC105keringtanahBobot 00 −=

    %100105

    θg)(%0

    XCKeringTanahBobot

    AirBobot=gravimetritanahairKadar

    Dengan mengetahui berat jenis isi, maka kandungan air gravimetri (θg) dapat

    diubah menjadi kandungan air volumetri (θv). Perhitungan kandungan air

    volumetri biasa digunakan dalam perhitungan kebutuhan air untuk irigasi.

    % Kadar air volumetri (θv) = θg x Bi

    Bi adalah kerapatan limbak atau kerapatan isi.

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 34

    LEMBAR KERJA MAHASISWA

    Hari/tanggal Praktikum :

    Judul Praktikum :

    Lokasi :

    Paraf Asisten :

    Data Hasil Pengamatan dan Perhitungan

    No Sample BB (g) BK (g) KAG (%) KAV (%)

    Pembahasan:

    Apa pentingnya air tanah dikaitkan pertumbuhan tanaman ?

    Apakah kapasitas lapang dan kapasitas layu permanen ?

    Faktor apa yg mempengaruhi tinggi rendahnya kandungan air tanah

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 35

    Kesimpulan:

    Daftar Pustaka:

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 36

    VI. REAKSI TANAH (pH tanah)

    Reaksi tanah atau keasaman dan kebasaan suatu tanah merupakan salah satu

    sifat kimia tanah yang berpengaruh pada ketersediaan unsur hara dan aktivitas

    mikroba tanah, serta menentukan kecocokan tanah sebagai media tumbuh

    tanaman. Reaksi tanah ditentukan berdasarkan nilai pH, atau –log[H+]. Nilai pH

    berkisar antara 0 sampai 14, namun untuk pH tanah berkisar 3-10. Makin tinggi

    kepekatan/konsentrasi ion H+ dalam tanah, makin rendah nilai pH suatu tanah

    (semakin asam/masam, pH7). Jika Nilai pH = 7.0, disebut netral

    berarti konsentrasi H+ sama dengan konsentrasi OH-,.

    Kemasaman tanah dibedakan atas kemasaman aktif dan kemasaman

    potensial. Kemasaman aktif disebabkan oleh H+ bebas yang ada dalam larutan

    tanah, sedangkan kemasaman potensial (cadangan) disebabkan oleh H+ dan Al3+

    yang terjerap pada permukaan kompleks jerapan. Ion H+ dalam larutan tanah

    berada dalam keseimbangan dengan H+ yang terjerap. Bila kepekatan H+ dalam

    larutan tanah berkurang maka H+ dari kompleks jerapan (misel tanah) keluar ke

    dalam larutan. Sebelum pH meningkat, maka H+ yang ada pada kompleks jerapan

    ini harus dinetralkan terlebih dahulu. Kepekatan H+ dalam larutan tanah tidaklah

    sama untuk setiap tempat. Pada permukaan kompleks jerapan kepekatan H+ tinggi

    dan makin jauh dari kompleks jerapan kepekatannya berkurang.

    Pengaruh kepekatan H+ terhadap akar tanaman dan tersedianya unsur hara

    bagi tanaman telah banyak diteliti. Buruknya pertumbuhan tanaman pada pH

    rendah disebabkan oleh: (1) perusakan langsung oleh H+, (2) terganggunya

    penyerapan Ca, Mg dan K; (3) meningkatnya kelarutan Al, Fe, dan Mn, sehingga

    meracuni tanaman, (4) berkurangnya ketersediaan Mo dan P, dan (5)

    berkurangnya kandungan basa seperti Ca, Mg, dan K. PH yang terlalu tinggi juga

    tidak baik bagi pertumbuhan tanaman karena unsur mikro (Zn, Cu, B, Fe, dan

    Mn) kurang tersedia bagi tanaman dan unsur makro P diendapkan oleh Ca.

    Pengukuran pH Tanah

    Metode penetapan pH tanah ada dua macam, yaitu secara kolorimetri yang

    berdasarkan warna dan pH-meter. Penetapan pH berdasarkan warna dilakukan

    dengan menggunakan indikator. Warna indikator tidak sama pada kepekatan H+

    yang berbeda. Cara ini biasanya dilakukan di lapang. Nilai yang didapat

    biasanya berbeda dengan nilai yang ditetapkan dengan pH-meter di laboratorium.

    Perbedaan tersebut sekitar 0.3 satuan pH. Hasil pengukuran dengan pH-meter

    sangan bervariasi tergantung dari ketelitian persiapan tanah yang akan dianalisis.

    Faktor yang mempengaruhi penetapan pH tanah antara lain: (1) perbandingan air

    dengan tanah, (2) kandungan garam-garam dalam larutan tanah, dan (3)

    keseimbangan CO2 udara dengan CO2 tanah.

    Nisbah antara air dengan tanah yang digunakan biasanya adalah 1 : 1, 2.5 :

    1, atau 5 : 1. Makin tinggi nisbah ini makin tinggi pH tanah. Kalau perbandingan

    ini terlalu rendah, kontak antara larutan tanah dengan elektrode tidak sempurna,

    akibatnya pengukuran kurang teliti. Selain dari air sebagai pelarut (pH H2O) juga

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 37

    digunakan KCl 1N(kemasaman potensial). Hasil pengukurannya disebut

    pH(KCl). Garam KCl akan melepaskan H+ dari kompleks jerapan. Umumnya

    pH(KCl) 0.5 sampai 1.5 satuan pH lebih rendah dari pH(H2O). Untuk penetapan

    pH tanah organik biasa digunakan CaCl2 0.01 M. Untuk tanah sulfat masam

    selain pH H2O, pH KCl juga ditentukan pH H2O2 30 % (perbandingan 3 : 1).

    Dalam praktikum ini akan dilakukan penetapan dengan indikator, pH(H2O) dan

    pH(KCl).

    Cara Kerja Penetapan pH dengan indikator

    Tahap-tahap pekerjaannya adalah sebagai berikut:

    1. Masukkan kira-kira 1 g tanah dalam tabung reaksi, tambahkan 3 ml air destilata, kocok selama 10 menit dan kemudian diamkan selama 5 menit.

    2. Pindahkan cairan ke piring porselain, tambahkan indikator tetes demi tetes dan aduk, pergunakan indikator yang mempunyai selang perubahan warna

    rendah terlebih dahulu.

    3. Sesuaikan warna larutan tanah dengan daftar warna indikator dan catat pH

    Catatan :

    Brom kresol hijau, selang perubahan warna terjadi pada pH 3.8 sampai 5.4

    (kuning ke biru). Klorofenol merah, selang perubahan warna terjadi pada pH 3.8

    sampai 6.4 (kuning ke ungu). Bromtimol biru, selang perubahan warna terjadi

    pada pH 6.0 sampai 7.6 (kuning ke biru).

    Cara Kerja Penetapan pH tanah dengan lakmus

    Tahap-tahap pekerjaannya adalah sebagai berikut :

    1. Masukkan kira-kira 5 g tanah dalam tabung bekas film, tambahkan 10 ml air destilata, kocok selama 10 menit dan kemudian diamkan 5 menit.

    2. Celupkan dengan hati-hati kertas lakmus pada cairan bening di atas lumpur tanah, usahakan agar jangan sampai lakmus terbenam dalam lumpur atau

    kotor oleh lumpur.

    3. Sesuaikan warna lakmus dengan daftar warna di kotak lakmus dan catat pH (bandingkan dengan pengukuran dari pH meter).

    Cara Kerja Penetapan pH dengan pH-meter

    Tahap-tahap pekerjaannya adalah sebagai berikut :

    1. Timbang 10 g tanah, masukkan ke dalam botol kocok dan tambahkan 20 ml air destilata.

    2. Kocok selam 30 menit dengan mempergunakan mesin pengocok. Diamkan sebentar.

    3. Ukur dengan pH-meter.

    Selanjutnya ulang pekerjaan tsb dengan 25 ml air, 50 ml air dan 10 ml KCl N.

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 38

    LEMBAR KERJA MAHASISWA

    Hari/tanggal Praktikum :

    Judul Praktikum :

    Lokasi :

    Paraf Asisten :

    Data Hasil Pengamatan dan Perhitungan

    No Sampel pH (H2O) pH (KCl) ∆pH

    Pembahasan:

    1. Terangkan mengapa dalam penetapan pH tanah, perbandingan antara air dengan tanah harus diperhatikan !

    2. Berapa pH (KCl) dan pH (H2O) yang didapat, dan jelaskan reaksi tanah yang telah diukur pH nya.

    3. Terangkan faktor yg mempengaruhi pH tanah dan pengaruh pH pada pertumbuhan tanaman berdasarkan hasil pengukuran

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 39

    Kesimpulan:

    Daftar Pustaka:

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 40

    VII. MINERALISASI SENYAWA KARBON

    Tanah yang ideal terdiri terdiri atas padatan (50%), cairan (25%) dan gas

    (25%). Bagian padatan selain tersusun atas padatan anorganik (mineral) (45%),

    juga terdiri atas padatan organik (bahan organik) (5%), di dalamnya terdapat

    mikroorganisme tanah. Salah satu peran penting mikroorganisme dalam tanah

    adalah bertanggung jawab atas pelapukan senyawa organik dan pendaur ulang

    unsur hara dalam tanah. Dari pelapukan senyawa organik ini akan dihasilkan

    unsur hara (yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman atau mikroba itu sendiri) dan

    CO2, sebagai hasil samping. Sehingga aktivitas dekomposisi bahan organik yang

    disebut juga sebagai mineralisasi C secara sederhana dapat diukur berdasarkan

    banyaknya CO2 yang dilepaskan. Sebenarnya aktivitas penguraian bahan organik

    dalam tanah melibatkan berbagai macam mikroorganisma karena bahan organik

    mempunyai tingkat pelapukan berbeda, sehigga pengukuran CO2 merupakan

    penyederhanaan dari kondisi sebenarnya. Namun begitu, pengukuran CO2 yang

    dilepaskan sangat penting untuk menggambarkan aktivitas biologi dalam kaitanya

    dengan mineralisasi C dalam tanah.

    Tujuan dari praktikum biologi tanah ini adalah agar mahasiswa

    mengetahui aktivitas mikroorganisma dalam tanah dan cara penentuan aktivitas

    tersebut berdasarkan pengukuran CO2 yang dihasilkan. Prinsip penetapan adalah

    menangkap CO2 hasil pelapukan bahan organik dengan basa kuat 1M NaOH.

    Selanjutnya sisa NaOH yg tidak bereaksi dengan CO2 ditetrasi dengan 0.5 M HCl.

    Dalam sistem ini setiap satu mol CO2 akan bereaksi dengan 2 mol NaOH

    menghasilkan satu mol garam Na2CO3 dan satu mol H2O. Selanjutnya satu mol

    NaOH (sisa) selanjutnya direaksikan dengan satu mol HCL, sehingga terbentuk

    satu mol garam NaCL dan satu mol H2O sebagaimana terlihat pada persamaan

    reaksi berikut:

    Alat dan bahan:

    1. Wadah inkubasi tertutup, volume 1000 mL 2. Beaker glass 20-50 mL 3. Buret, 50 mL 4. Pipet tetes 5. 1 M NaOH 6. 0.5 M HCl 7. Indikator pp 8. 1 M BaCl2 9. selotape

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 41

    Tata cara pelaksanaan

    1. Tempatkan 100-150 g tanah (2mm) lembab (jika tanah kering tambahkan aquadest hingga 70% kapasitas lapang) dalam kontainer;

    2. Tempatkan 2 beaker glass, satu isi H2O satunya berisi 1M NaOH, 10 mL 3. Tutup rapat container, bila perlu diperkuat dengan celotape agar tidak terjadi

    kebocoran gas.

    4. Simpan container di tempat yang gelap, setelah 3 hari container dibuka, tetrasi NaOH dengan HCl. Tambahkan 2 mL BaCl2 dan indikator PP sebelum

    tetrasi. Titik tetrasi tercapai ketika larutan berubah dari merah muda menjadi

    idak berwarna.

    5. Hitung jumlah CO2 yang dihasilkan berdasarkan CO2 yang bereaksi dengan NaOH dengan rumus sebagai berikut:

    CO2 = 0,5 x {[(VNaOH x CNaOH)/Vwadah)]- [(VHCl x CHCL)/Vwadah)]}

    Dimana :

    V NaOH : volume NaOH (mL)

    C NaOH : konsentrasi NaOH (molar, M)

    V wadah: volume wadah inkubasi (mL)

    V HCL : volume HCL (mL)

    C HCL : konsentrasi HCL (Molar, M)

    Kecepatan mineralisasi C: CO2 (mol) /(Wtanah x Tinkubasi )

    Dimana:

    CO2 : dalam mol, hasil perhitungan sebelumnya

    W tanah : bobot tanah dalam gram (g)

    T inkubasi : lama inkubasi dalam jam (h)

    Kecepatan mineralisasi C: mol C g-1 h-1

    Catatan

    Metode ini dapat digunakan untuk menentukan biomass C mikroorganisma dalam

    tanah akibat berbagai tindakan pengelolaan tanah, misalnya karena penambahan

    bahan organik, atau pemupukan atau juga penerapan sistem tanam yang berbeda.

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 42

    LEMBAR KERJA MAHASISWA

    Hari/tanggal Praktikum :

    Judul Praktikum :

    Lokasi :

    Paraf Asisten :

    Data Hasil Pengamatan dan Perhitungan

    Pembahasan:

    Bandingkan hasil pengukuran dan bila berbeda jelaskan tinggi rendah aktivitas

    mikroba yang di dalam tanah yang diamati.

    Jelaskan apa yang terjadi pada aktivitas mikroba dalam tanah, bila ke tanah

    tersebut ditambahkan bahan organik ( misal pupuk kandang )

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 43

    Kesimpulan:

    Daftar Pustaka:

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 44

    DAFTAR PUSTAKA

    Anderson, J. Maid, J. S. I. Ingram (eds.) 1993. Tropical Soil Biology and

    Fertility. A Handbook of Methods 2nd. C.A.B. International, United

    Kingdom.

    Anonimous. 1979. Selected Methods for Soil and Plant Analysis. Manual series

    No.1 IITA, Ibadan, Negara.

    Arsyad, S.,N.Kaban dan S.Sukmana. 1975. Fisika Tanah. Proyek

    Peningkatan/Pengembangan Perguruan Tinggi, IPB. 204p.

    Bagian Konservasi Tanah dan Air. 1974. Penuntun Analisa Fisika Tanah.

    Lembaga Penelitian Tanah, Bogor. 46p.

    Baver, L.D. 1959. Soil Physics. 3rd ed. John Wiley & Sons. Inc., New York.

    Chapman & Halls Limited. London.

    __________ .1961. Soil Physics. 3rd ed. Charles E. Tuttle Co., Tokyo. 489p.

    Black, C.A. 1957. Soil Plant Relationship. John Willey & Sons, Inc., New York.

    __________ . 1968. Soil Plant Relationship 2nd ed. John Willey & Sons, Inc.,

    New York. 729p.

    __________ . 1973. Method of Soil Analysis 3rd. John Willey & Sons, Inc., New

    York.

    __________ ., D.D. Evans,J.L. White,L.E. Ensmenger and F.E. Clark. 1965.

    Methods of Soil Analysis.Part I, Amer. Soc. Agron. Inc., Publisher,

    Madison, Wisconsin USA. 792p.

    Buckman, H.O. and N.C. Brady. 1969. The Natureand Properties of Soils.

    Seventh Ed. The McMilan Company/Cellier MacMilan Limited, London.

    ___________________________.1961. The Nature and Properties of Soil. The

    Macmillan Co., New York.

    ___________________________.1964. The Nature and Properties of Soil. Sixth

    Edition. The Macmillan Company., New York.

    Chapman, H.D. 1965. Cation Exchange Capacity. In CA Black (ed.). Methods of

    Soil Analysis Part 2, Chemical and Microbiological Properties. Amer. Soc.

    Of Agron., Inc., Madison.

    Hillel, D. 1971. Soil and Water. Physical Principles and Process. Academic

    Press, New Academic Press, New York – London. 288p.

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 45

    Jackson, M.L. 1956. Soil Chemical Analysis Advanced Course. The United States

    of America.

    Kachinskii, N. A. 1966. Mechanical and Mircoaggregate Composition of Soils

    Methods of Investigation. Translated by A. Gourevitch. Wiener Bindery

    Ltd.

    Kamprath, E.J. 1970. Exchangeable Aluminium as a Criterion for Liming

    Leached Soils. Soil Sci. Soc. Amer. Proc. 252-254.

    Kang Biauw Tjwan dan Putu Japa Winaya. 1964. Penuntun Praktikum Ilmu

    Tanah. Yayasan Penyelidikan Pertanian dan Kehutanan, Bogor.

    Kohnke, H. 1968. Soil Physics. Tata McGraw-Hill Publishing Co.,Ltd., Bombay –

    New Delhi.

    Lutz, H. J. and R.F. Chandler. 1961. Forest Soils. John Wiley & Sons, Inc., New

    York-London. 514p.

    Millar, C.E. 1955. Soil Fertility. John Willey and sons, Inc., New York.

    Piper, C.S. 1942. Soil and Plant Analysis. Interscience Publication, Inc., New

    York.

    Russel, E.J. 1954. Soil Conditions and Plant Growth. Longmans Green and Co.,

    New York.

    Shoemaker, H.E.,E.O. McClean and P.F. Pratt. 1961. Buffer Methods for

    Determining Lime Requirement of Soil with Appreciable Amounts of

    Exctractable Aluminium. Soil Sci. Soc. Amer. Proc. 25:274-277.

    Soil Survey Staff. 1951. Soil Survey Manual. U.S. Dept. Agric. Handbook No.18.

    _____________ . 1967. Soil Survey Manual. U.S. Dept. Agric. Handbook No.18.

    _____________ . 1970. Soil Survey Manual. U.S. Dept. Agric. Handbook No.18.

    Staf Pemetaan LPT. 1969. Pedoman Pengamatan Tanah di Lapang. Lembaga

    Penelitian Tanah, Bogor.

    Sudjadi, M., I.M. Widjik dan M.Soleh. 1971. Penuntun Analisa Tanah. Bagian

    Kesuburan Tanah, Lembaga Penelitian Tanah, Bogor.

    Tan Kim Hong. 1965. Penuntun Praktikum Ilmu Tanah Umum. Fakultas

    Pertanian, IPB.

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 46

    Thomas, C.W. 1961. Forms of Aluminium in Cation Exchanger Trans. Intern.

    Congr. Soil Sci. 7th. Madison Vol. II. 364-369.

    Tisdale, S. L. and W.L. Nelson. 1975. Soil Fertility and Fertilizers. The

    MacMillan Company, New York. 430p.

    USDA. 1951. Soil Survey Manual. Soil Survey Staff. Agricultural Handbook

    No.18, Washington, DC.

    Van Schuylenberg, J. 1947. A Study on Soil Structure. Proefschrift. Drukkerij

    en Uitgeversbedrijk. Firma Ponsen and Looijen - Wageningen.

    Wilde, S.A., R.B. Corey., J.G. Iyer and G.K. Voight. 1978. Soil And Plant

    Analysis for Tree Culture. Oxford & IBH Publishing Co. New York.

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 47

    LAMPIRAN GAMBAR-GAMBAR PERALATAN ANALISIS TANAH

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 48

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 49

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 50

  • Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 51