tanya jawab

7
1. Penyakit yang terkait dengan keracunan merkurium: Alzheimer’s, Semua jenis kanker, Epilepsi, Radang sendi (arthritis), Radang paru-paru (pneumonia), Bronchitis, Radang gusi (gingivitis), Sakit persyarafan, Parkinson’s Disease (penyakit gangguan saraf progresif yang bersifat kronis), Multiple Sclerosis (gangguan pada otak atau tulang belakang yang dapat menyebabkan lumpuh sebagian atau total), SLE = Systemic Lupus Erythematosus (penyakit jaringan penghubung yang tidak diketahui penyebabnya dan utamanya terjadi pada wanita dengan gejalanya seperti demam, kulit kemerah-merahan, arthritis, anemia hemolitik akut,dll), Lymphoma (sejenis tumor yang bersifat menular pada jaringan lymphoid), ALS = Amyotrophic Lateral Sclerosis (Lou Gehrig’s Disease), Leukemia, Sinusitis, Asma kronik, Hipertensi, ADD = Attention Deficit Disorder (minimal brain dysfunction), Chrohn’s Disease, Candidiasis, Glomerulonephritis (penyakit pada ginjal), Autis (merkuriumnya berasal dari vaksin), SIDS = Sudden Infant Death Syndrome, Anemia, Dermatitis , Eksim, Psoriasis, Bruxism (gigi tumbuh tidak rata/bergelombang), Fibromyalgia, Chronic Fatigue Syndrome, Insomnia (sulit tidur), Epstein Barr (sejenis penyakit karena virus herpes yang menyebabkan infeksi mononukleusis). Sebenarnya ada lebih dari 200 jenis penyakit yang berhubungan dengan keracunan merkurium. 2. Tidak ada cara pemasakan ikan yang tercemar mercury Merkuri yang terdapat dalam limbah atau waste di perairan umum diubah oleh aktifitas mikro-organisme menjadi komponen metil- merkuri (Me-Hg) yang memiliki sifat racun (toksik) dan daya ikat yang kuat disamping kelarutannya yang tinggi terutama dalam tubuh hewan air. Ikan dapat mengabsorbsi metil-merkuri melalui makanannya dan langsung dari air dengan melewati insang. Oleh karena merkuri terikat dengan protein di seluruh jaringan ikan, termasuk otot, maka tidak ada metoda pemasakan atau pencucian ikan untuk mengurangi kadar merkuri di dalamnya.

Upload: dhita-ariefta-p

Post on 14-Jul-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mercury

TRANSCRIPT

1. Penyakit yang terkait dengan keracunan merkurium:

Alzheimer’s, Semua jenis kanker, Epilepsi, Radang sendi (arthritis), Radang paru-paru (pneumonia), Bronchitis, Radang gusi (gingivitis), Sakit persyarafan, Parkinson’s Disease (penyakit gangguan saraf progresif yang bersifat kronis), Multiple Sclerosis (gangguan pada otak atau tulang belakang yang dapat menyebabkan lumpuh sebagian atau total), SLE = Systemic Lupus Erythematosus (penyakit jaringan penghubung yang tidak diketahui penyebabnya dan utamanya terjadi pada wanita dengan gejalanya seperti demam, kulit kemerah-merahan, arthritis, anemia hemolitik akut,dll), Lymphoma (sejenis tumor yang bersifat menular pada jaringan lymphoid), ALS = Amyotrophic Lateral Sclerosis (Lou Gehrig’s Disease), Leukemia, Sinusitis, Asma kronik, Hipertensi, ADD = Attention Deficit Disorder (minimal brain dysfunction), Chrohn’s Disease, Candidiasis, Glomerulonephritis (penyakit pada ginjal), Autis (merkuriumnya berasal dari vaksin), SIDS = Sudden Infant Death Syndrome, Anemia, Dermatitis , Eksim, Psoriasis, Bruxism (gigi tumbuh tidak rata/bergelombang), Fibromyalgia, Chronic Fatigue Syndrome, Insomnia (sulit tidur), Epstein Barr (sejenis penyakit karena virus herpes yang menyebabkan infeksi mononukleusis). Sebenarnya ada lebih dari 200 jenis penyakit yang berhubungan dengan keracunan merkurium.

2. Tidak ada cara pemasakan ikan yang tercemar mercuryMerkuri yang terdapat dalam limbah atau waste di perairan umum diubah oleh aktifitas mikro-organisme menjadi komponen metil-merkuri (Me-Hg) yang memiliki sifat racun (toksik) dan daya ikat yang kuat disamping kelarutannya yang tinggi terutama dalam tubuh hewan air. Ikan dapat mengabsorbsi metil-merkuri melalui makanannya dan langsung dari air dengan melewati insang. Oleh karena merkuri terikat dengan protein di seluruh jaringan ikan, termasuk otot, maka tidak ada metoda pemasakan atau pencucian ikan untuk mengurangi kadar merkuri di dalamnya.gambaran bagaimana perjalanan metil-merkuri dari air hingga masuk ke dalam tubuh manusia dan binatang :

1. Metil-merkuri di dalam air dan sedimen dimakan oleh bakteri, binatang kecil dan tumbuhan kecil yang dikenal sebagai plankton;

2. Ikan kecil dan sedang kemudian memakan bakteri dan plankton tersebut dalam jumlah yang sangat besar sepanjang waktu

3. Ikan besar kemudian memakan ikan kecil tersebut, dan terjadilah akumulasi metil-merkuri di dalam jaringan. Ikan yang lebih tua dan besar mempunyai potensi yang lebih besar untuk terjadinya akumulasi kadar merkuri yang tinggi di dalam tubuhnya

4. Ikan tersebut kemudian ditangkap dan dimakan oleh manusia dan binatang, menyebabkan metil-merkuri berakumulasi di dalam jaringannya.

3. Mekanisme krim pemutih dapat menyebabkan kanker

Unsur merkuri yang ada di kosmetik akan diserap melalui kulit, kemudian akan dialirkan melalui darah keseluruh tubuh dan merkuri itu akan mengendap di dalam ginjal yang berakibat terjadinya gagal ginjal yang sangat parah (bisa menyebabkan kematian).

Mekanismenya seperti ini : pada kulit kita banyak sekali terdapat pori, setiap pori tersebut terhubung dengan pembuluh darah. Krim yang dioleskan ke permukaan kulit tentu saja akan masuk juga ke pori-pori, selanjutnya terbawa masuk ke pembuluh darah dan akhirnya bisa menyebabkan gangguan sistem saraf, ginjal, serta organ tubuh lainnya. Setelah pemakaian bertahun-tahun, merkuri dapat mengendap di bawah kulit sehingga kulit akan menjadi biru kehitaman. Hal ini dapat berujung pada kanker.

4. Standar yang ditetapkan untuk kadar merkuri

Standard yang ditetapkan badan-badan internasional untuk merkuri, di air minum, 2 ppb (2 gr dalam 1.000.000.000 (satu milyar gr air atau kira-kira satu juta liter)). Di makanan laut, 1 ppm (1 gram tiap 1 juta gram) atau satu gram dalam 10 ton makanan. Di udara , 0,1 mg (miligram) metilmerkuri tiap 1 m3, 0,05 mg/m3 logam merkuri, untuk orang-orang yang bekerja 40 jam seminggu (8 jam sehari).

Batas maksimum Hg yang diperbolehkan menurut Permenkes 416 Tahun 1990 adalah 0,001 mg / L untuk air minum maupun air bersih.

WHO menyatakan tidak ada batasan merkuri yang aman bagi manusia, dengan kata lain, merkuri sangat beracun dan tidak ada jumlah merkuri yang di serap adalah aman.

Harga merkuri yang diperkenankan dalam darah sebaiknya tidak melebihi 3,0 μg/100cc atau

air seni dgn harga 50 μg / 1

PERMENKES RI No.445/MENKES/PER/1998 tentang daftar bahan, zat warna, substratum, zat pengawet dan tabir surya pada kosmetik, menyatakan bahwa raksa dan senyawanya dilarang digunakan dalam kosmetik

5. Tes untuk Mengecek Kadar Merkuri

Bagaimana seseorang diketahui bahwa dia mempunyai merkuri yang beracun? Ada banyak cara mengetes merkuri, melalui tes laboratorium yang disesuaikan dengan teknologi terkini, dengan berbagai macam alat/instrumen yang baru:

1. Sejarah Kesehatan Pasien. Ini adalah salah satu tes sederhana dan sedikit mahal, akan sangat membantu bagi pasien maupun dokter untuk mengetahui apakah ada masalah hipersensitif terhadap merkuri.

2. Laboratorium. Di AS, ada sejumlah laboratorium yang mengkhususkan dalam bidang analisis logam dan zat kimia. Dua diantara yang terkenal adalah Great Smokies National Laboratories di Ashville, North Carolina dan Dr.’s Data di Chicago. Mereka dapat melakukan analisis rambut dengan biaya yang terjangkau dan analisis urin yang merupakan cara lain untuk mengetes merkuri.

3. Analisis Rambut. Tes ini menunjukkan efektivitasnya ketika orang yang bersangkutan sedang dalam proses detoksifikasi merkuri. Kadar merkuri yang tinggi sering mengindikasikan proses pembongkaran merkuri, berarti bahwa merkuri memang ada dan

tubuh mencoba untuk membongkarnya. Tes ini tak dapat menunjukkan lapisan tersembunyi dari merkuri sehingga kadar merkuri yang rendah pada rambut tidak mengindikasikan jumlah sebenarnya dari keseluruhan tubuh, yang mempunyai kelebihan merkuri pada lapisan jaringan dan organ yang lebih dalam.

4. Analisis Urin. Tes ini biasanya dilakukan lebih dari 18 atau 24 jam. Level dasar merkuri yang dikeluarkan dapat diperoleh dari tes ini. Suatu tes provokatif adalah dengan sebuah chelating agent (agen kelasi). Pendekatan yang paling konservatif adalah dengan vitamin C intravena (disuntikkan). Tes ini adalah paling sedikit yang menyebabkan detoksifikasi penyakit. Tes lainnya antara lain EDTA dan DMPS, sedangkan tes oral dengan DMSA.

5. DMPS, EDTA, and DMSA Challenge. Dewasa ini, ada sedikit kontroversi pada DMPS challenge yang tampaknya seperti ”tempat sampah” dari merkuri beracun yang berlangsung terlalu cepat dan menimbulkan efek merugikan yang serius. Proses detoksifikasi dari unsur beracun dapat terlihat dari indikasi mual, sakit kepala, pusing, muntah, dan lain-lain. Ini adalah indikasi kuat bahwa racun keluar terlalu cepat, padahal pelepasan racun diharapkan berjalan dengan perlahan! Sekarang ini ada organisasi seperti DMPSBACKFIRE, di luar Pennsylvania, yang melawan pemakaian DMPS (bisa di cek di www.dmpsbackfire.com) sejalan dengan efek bahayanya. Adalah pemeriksaan berharga sebelum membuat keputusan. Berdasarkan Heavy Metal Bulletin, editor, Monica Kauppi, Maret 1995, yang membahas isu, ”Tes DMPS mengeluarkan logam sebagai berikut: seng, timah, tembaga, arsen dan merkuri. Sedangkan tes EDTA bekerja untuk beberapa dan bukan untuk yang lain, sementara DMSA adalah tes oral, yang tampaknya yang PALING AMAN dari ke-3 jenis tes ini. Cek pada bagian produk baru untuk beberapa tes terakhir tentang merkuri ”challenge test” dan produk untuk memobilisasikan ”stuck” merkuri.

6. Complete Blood Count (hitung darah lengkap). Peningkatan jumlah sel darah putih atau kondisi depresi ditemukan pada kasus keracunan merkuri. Setelah amalgam dikeluarkan, angkanya berkisar mendatar dari 5000 hingga 5500. Tes ini mungkin dilakukan sebelum dan setelah pengeluaran, sehingga bisa di bandingkan.

7. Jerome Mercury Vapor Analyzer (Analisa Uap Merkuri metode Jerome). Ini adalah instrumen yang digunakan oleh pemerintah untuk menganalisa uap merkuri. Pasien di tes sebelum dan setelah mengunyah permen karet yang tidak mengandung tanpa aspartam selama 10 menit. Biasanya tes ini menyediakan beberapa catatan peningkatan dan memberikan peningkatan kesadaran pasien akan masalah dari uap merkurium.

8. Biocompatibility & Bio-Feedback Testing, tes untuk mengecek penggunaan komposit setelah amalgam dipindahkan (diganti). Beberapa jenis komposit aman digunakan sebagai tambalan untuk menggantikan amalgam. Adalah sangat penting melakukan tes ini untuk melihat apakah komposit dapat diterima oleh kondisi kimiawi tubuh.Cara lain adalah melalui tes darah. Bahan-bahan di seleksi dalam bentuk yang akan sesuai dengan tubuh anda. Instrumen ini menggunakan uji-frekuensi pada seseorang yang memegang alat lalu dihubungkan ke instrumen yang memonitor rata-rata frekuensi mereka dan dapat mengecek substansi yang sesuai. Instrumen ini juga dapat digunakan sebagai analisis BIO-FEEDBACK untuk mengetes logam dan zat kimia yang ada dalam tubuh anda. Mereka akan menyeimbangkan frekuensi ”out of balance/di luar

keseimbangan”. Instrumen Xxroid dan perlengkapan terakhir dari B.E.S.T mempunyai kapasitas ”frequency balancing (keseimbangan frekuensi)”.

9. The Patch Test (Tes Tambalan). Tes ini ditujukkan untuk pasien yang sangat hipersensitif. Akan menghasilkan pembusukan dari merkuri yang terkait dengan gejala-gejala dalam jangka waktu 24 jam. Pasien yang sangat hipersensitif akan bereaksi dalam waktu 1 jam atau kurang, untuk alasan ini semua pasien tetap di ruangan selama 1 jam setelah proses penambalan. Jika reaksi muncul dalam waktu 1 jam berarti tes selesai. Tes ini adalah untuk menetralkan hipersensitif terhadap amalgam, sehingga amalgam harus di ganti. Untuk informasi lebih jauh dapat dilihat pada buku Hal Huggin ”It’s All In Your Head”.

6. Reagen dan cara untuk Analisis Kualitatif Merkuria. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 5 ml sampel, ditambahkan 1 ml Na2S 10% b/v, dikocok dan diamati. Bila terjadi kekeruhan larutan ini mengandung logam.9b. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 5 ml sampel, atur pH = 4,5 dengan penambahan ammonium hidroksida 1N, ditambahkan 5 ml larutan ditizon 0,005% b/v, dikocok kuat selama 1 menit, dibiarkan kedua lapisan yang terbentuk memisah, bila lapisan ditizon bewarna merah jingga berarti sampel mengandung merkuri.

7. Bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan oleh tiga bentuk dasar merkuri :

1. Merkuri elemental (Hg)

Inhalasi: paling sering menyebabkan keracunan

Tertelan ternyata tidak menyebabkan efek toksik karena absorpsinya yang  rendah 

kecuali jika ada fistula atau penyakit inflamasi gastrointestinal  atau jika merkuri

tersimpan untuk waktu lama di saluran gastrointestinal.

Intravena dapat menyebabkan emboli paru. Karena bersifat larut dalam lemak, bentuk

merkuri ini mudah melalui  sawar otak dan plasenta. Di otak ia akan berakumulasi di

korteks  cerebrum dan cerebellum dimana ia akan teroksidasi menjadi bentuk

merkurik (Hg++ ) ion merkurik ini akan berikatan dengan sulfhidril  dari protein

enzim dan protein seluler sehingga menggangu fungsi enzim dan transport sel.

Pemanasan logam merkuri membentuk uap merkuri oksida yang bersifat korosif pada

kulit, selaput mukosa mata, mulut, dan saluran pernafasan.

2. Merkuri inorganic : Sering diabsorpsi  melalui gastrointestinal, paru-paru dan kulit. 

Pemaparan akut dan kadar tinggi dapat menyebabkan gagal ginjal sedangkan  pada

pemaparan kronis dengan dosis rendah dapat menyebabkan proteinuri, sindroma nefrotik dan

nefropati yang berhubungan dengan gangguan imunologis.

3. Merkuri organic : terutama bentuk rantai pendek alkil (metil merkuri) dapat

menimbulkan degenerasi neuron di korteks cerebri dan cerebellum dan mengakibatkan

parestesi distal, ataksia, disartria, tuli dan penyempitan lapang pandang. Metil merkuri mudah

pula melalui plasenta dan berakumulasi dalam fetus yang mengakibatkan kematian dalam

kandungan dan cerebral palsu.

KUANTITATIF

1. Analisis kuantitatif dengan metode CV-AAS (Cold Vapour Atomic Absorbtion Spekrtofotometri) / Spektrofotometri Serapan atom uap pendingin, digunakan untuk mengukur absorban suatu sampel.