tanya jawab syariah

Upload: ardiansyah-mochamad-nugraha

Post on 03-Jun-2018

288 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    1/73

    1

    Daftar isi

    ContentsI. Ibadah .................................................................................................... 1

    II. Shafar dan Rihlah ................................................................................. 17III. Interaksi Ikhwan dan Akhawat ............................................................. 21

    IV. Dunia Kontemporer, Muamalah dan Umum ........................................ 33

    V. Harakah dan amal jamai ..................................................................... 44

    VI. Dawah Umum ..................................................................................... 49

    VII. Dawah Kampus.................................................................................... 57

    VIII. Keakhawatan ........................................................................................ 66

    Kata pengantar

    Daftar isi

    Tanya Jawab Syariah

    I. Ibadah1. Bolehkan menunda shalat ketika rapat akan selesai sebentar lagi? Jika sedang

    Kuliah dan bagaimana? Jika Ujian Bagaimana?

    Dibolehkannya menunda sholat ialah dengan alasan yang bisa diterima syara ( salah

    satunya seperti efektifitas syura, misalnya), maka shalat dzuhur, ashar dan isya bisa

    ditunda. Karena waktu yang disediakan di ketiga shalat tersebut cukup panjang. Hal

    ini tidak dilakukan untuk shalat maghrib karena waktu yang disediakan cukup

    pendek. Rasulullah SAW bersabda : Lakukanlah shalat maghrib sewaktu

    berbukanya orang shaum dan bersegeralah sebelum terbitnya bintang gemintang

    ( Abu Ayyub Al Anshari). Adapun tentang sunnah dan keutamaan menyegerakan

    shalat shubuh tertuang dalam hadits Rafi bin Khudeij bahwa Rasulullah SAWbersabda,

    Berpagi harilah melaksanakan shalat shubuh karena pahalanya bagimu lebih

    besar. ( HR yang lima).

    Kendati demikian adalah tugas kita menjadikan hal menunda shalat karena alasan

    rapat- ini bukan sebagai sebuah kebiasaan. Mengagendakan rapat dengan baik awal

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    2/73

    2

    yang akhirnya manajemen waktu, seraya membuahkan aefektivitas rapat adalah

    sebaik-baiknya solusi

    Jawaban serupa untuk masalah menunda shalat karena kuliah, dengan menganggap

    kuliah adalah hajat syari. Namun demikian penting untuk diperhatikan, boleh jadi

    sebenarnya opsi solusi untuk hal ini tidak hanya dua, yaitu kuliah atau shalat dengan

    mendahulukan yang satu dibanding yang lainnya. Tentu masih banyak solusi lain

    dalam kasus ini yang tetap menjaga keutamaan, efektifitas, kmitmen kita terhadap

    kaidah-kaidah syariah ( dalam hal ini menyegerakan shalat ) Misalnya solusi dengan

    cara meminta dosen mengagendakan agar kuliah tidak bentrok dengan jadwal shalat

    jika mungkin- sehingga keafdholan shalat tepat waktu - mahasiswa muslim yang

    mayoritas bisa terjaga. Atau, bila tidak memungkinkan, izin shalat secara pribadi

    dengan catratan materi kuliah yang tertinggal selama kita shalat kita penuhi dengan

    meminjam catatan atau meminta diterangkan oleh teman kita seusai kuliah.

    2. Bolehkan mengakhirkan shalat isya? Apakah benar Rasdulullah seringkalimengakhirkan shalat Isya?

    Waktu Isya dimulai sejak berakhirnya waktu maghrib sepanjang malam hingga dini

    hari tatkala fajar shadiq terbit. Dasarnya adalah ketetapan dari nash yang

    menyebutkan bahwa setiap waktu salat itu memanjang dan berakhirnya waktu salat

    sebelumnya hingga masuknya waktu shalat berikutnya, kecuali shalat subuh.

    Dari Abi Qatadah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, Tidaklah tidur itu menjadi

    tafrith,namun tafrithitu bagi orang yang belum shalat hingga datang waktu shalatberikutnya. ( HR. Muslim)

    Sedangkan waktu mukhtar (pilihan) untuk shalat Isya adalah sejak masuk waktu

    hingga sepertiga malam atau tengah malam. Atas dasar hadits berikut ini:

    Dari Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda, Seandainya aku tidak

    memberatkan umatku, aku perintahkan mereka untuk mengakhirkan / menunda

    shalat isya hingga sepertiga malam atau setengahnya . ( HR. Ahmad, Ibnu Majah

    dan Tirmidzi)

    Dari Anas bin Malik ra. Bahwa Rasulullah SAW menunda shalat Isya hingga tengah

    malam, kemudian barulah beliau shalat ( HR. Muttafaq Alaih)

    Dari Ibnu Umat ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda , Waktu shalat Isya hingga

    tengah malam ( HR. Muslim dan Nasai)

    Jadi memang ada beberapa dalil yang mendasari seseorang untuk mengakhirkan

    shalat Isya sebagaimana dalil diatas.

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    3/73

    3

    3. Bagimana jika tidak shalat berjamaah dalam kondisi mendesak?Tidak apa-apa, asalkan yang dimaksud dengan hal mendesak adalah seperti

    beberapa alasan sbb:

    a. Karena hujanDari Jabir ra. Kami telah berjalan bersama-sama Rasulullah. Dalam perjalanan

    kami kehujanan. Rasulullah SAW berkata: Orang yang hendak shalat, shalatlah

    di kendaaraannya masing-masing( HR. Ahmad dan Muslim)

    b. Karena angin kencangAdalah pada suatu malam yang dingin serta berangin badai, Nabi S.A.W

    menyuruh seseorang supaya berseru, Ketahuilah! Shalat kamu diatas

    kendaraan kamu ( HR. Syafii)

    c. Karena Sakit Tatkala Rasulullah sakit, beliau tinggalkan shalat berjamaah beberapa hari(

    HR. Bukhari dan Muslim)

    d.

    Karena lapar dan haus, sedang makanan sudah tersediaDari Aisyah ra. Rasulullah SAW bersabda, Janganlah shalat sewaktu makanan

    sudah tersedia dan jangan pula sewaktu ingin buang air(CARI RIWAYATNYA

    YA!!)

    e. Karena ingin buang airDari Aisyah ra. Rasulullah SAW bersabda, Janganlah shalat sewaktu makanan

    sudah tersedia dan jangan pula sewaktu ingin buang air

    f. Karena baru makan makanan yang baunya sulit dihilangkan seperti bawang,perai, jengkol,dll

    Barangsiapa makan bawangmerah, bawang putih atau kusai maka janganlah iamendekati masjid ( HR. Bukhari dan Muslim)

    g. Adanya masyaqat atau kesulitan berjamaahBila ternyata setelah keadaan mendesak yang kita dapatkan - masih

    memungkinkan untuk tetap shalat berjamaah dengan cara masbuk atau shalat

    berjamaam dengan membentuk shaf jamaah yang baru, maka hal itu lebih baik

    daripada shalat munfarid

    4. Benarkah pendapat yang mengatakan tidak ada shalat jamaah kedua bagiyang telat pada shalat jamaah pertama?

    Benar. Hal ini sering kita jumpai pada shalat makmum yang masbuk. Seorang

    makmum yang sedang menambah rakaatnya karena ditepuk pundaknya dan

    seorang makmum lainnya berimam kepadanya. Tidak ada satu riwayat pun yang

    pernah menyebutkan hal ini sedangkan dalam kaidah ushul fiqh dikenal kaidah

    segala macam ibadah adalah haram , kecuali yang dihalalkan dan dicontohkan

    Rasulullah SAW

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    4/73

    4

    5. Yang saya ketahui bahwa tidak boleh ada lebih dari satu imam bersamaandalam satu waktu. Nah kalo pas mau sholat ada dua imam di masjid, pilih yang

    mana?

    Anda benar. Tidak boleh dalam satu masjid ada dua imam yang sedang memimpin

    shalat pada waktu bersamaan. Jika Anda masuk masjid dan menemui dua imam

    dalam satu waktu ,idealnya adalah menegur dan memberi nasehat kepadanya.

    Namun hal ini tentu saja tidak langsung dilakukan. Oleh karenanya, pilihlah imam

    yang paling anda tsiqahi. Kemudian seusai shalat beritahukan kepada kedua imam

    tentang hal tersebut. Imam yang kita pilih adalah yang memenuhi kriteria sbb:

    1. Paling baik bacaan qurannya dan pemahaman terhadap sunnah nabi.Dari Abi Masud al Anshary bahwa Rasulullah SAW bersabda, Yang menjadi imam

    sholat bagi manusia adalah orang yang paling baik bacaan Qurannya. Bila mereka

    sama semua kemampuannya dalam membaca Al Quran, maka yang paling banyak

    pengetahuannya terhadap sunnah. ( HR. Jamaah kecuali Bukhari )

    2.

    Paling faham terhadap agama.Dari Abi Marsad al ghanawy bahwa Rasulullah SAW bersabda ,Rahasia diterimanya

    shalat kamu adalah yang jadi imam ((seharusnya) ulama diantara kalian karena

    ulama itu adalah wakil kalian kepada Tuhan kalian. ( HR Thabrani fan Al Hakim)

    3. Paling tua usianyaHendaklah yang lebih tua diantara kalian berdua yang jadi imam.

    ( HR. Imam yang enam )(GANTI)

    6. Ada makmum yang ingin ikut shalat berjamaah, tetapi yang diikuti ( imam)ternyata shalat sunnah dan makmum tidak mengetahui, apakah shalat makmum

    sah?Ada hadits yang berbunyi, Sesungguhnya imam itu dijadikan untuk diikuti. CARI

    RAWINYA.Sedangkan dalam hadits yang lain diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah ra.

    Ia berkata, Sesungguhnya Muadz bin Jabal melaksanakan shalat bersama Nabi SAW

    kemudian beliau pulang,lalu mengimami kaumnya (melaksanakan shalat yang sama)

    ( HR. Bukhari)

    Dua hadits inilah yang menjadikan para ulama berbeda pendapat. Dalam pandangan

    imam Abu Hanifah, dan Imam Malik berdasarkan hadits pertama maka shalat imam

    dan makmum tidak boleh berbeda jenis shalatnya, jika imam shalat ashar maka

    makmum pun shalat ashar. Tetapi dalam pandangan imam syafii berdasarkan hadits

    yang kedua menyimpulkan bahwa antara imam dan makmum boleh sholat denagn

    niat masing-masing yang berbeda. Karena ketika Muadz bin Jabal shalat dengan

    Rasulullah, dia shalat dengan niat shalat fardhu, tetapi ketika kembali kepada

    kaumnya dia sholat bersama mereka dengan niat shalat sunnah sedangkan

    makmumnya beniat shalat fardhu.

    Menurut Imam Abu Hanifah dan Imam Malik hadits Muadz hanya dikhususkan untuk

    Muadz saja, yaitu bolehnya shalat bersama imam tapi berbeda niatnya saja.

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    5/73

    5

    Sedangkan menurut imam syafii, hadits yang menerangkan bahwa imam itu

    dijadikan untuk diikuti adalah dalil yang bersifat umum. Sedangkan disamping dalil

    umum itu, ada dalil takhsis / pengkhususan yaitu hadits Muadz yang menerangkan

    bolehnya seseorang shalat di belakang imam meskipun niatnya berbeda dengan

    imam.

    Jadi silakan memilih pendapat yang paling cocok dengan pandangan masing-masing.

    Tapi satu hal yang perlu diperhatikan adalah kalaupun terjadi perbedaan niat shalat

    antara imam dan makmum, maka jumlah rakaat imam harus lebih sedikit atau sama

    dengan makmum agar tidak terjadi perkara dimana makmum telah selesai shalat

    tetapi imam belum selesai shalat. Jika hal itu terjadi, maka shalat berjamaahnya

    rusak.

    Kesimpulannya adalah jika ada makmum yang ingin shalat berjamaah tapi yang

    akan diikuti sedang shalat sunnah dan makmum tidak mengetahui, maka shalatnyatetap sah berdasarkian pandangan Imam Syafii.

    7. Bagaimana mengatur barisan dan pengisian shafbaru yang benar ketika shalatberjamaah sedang berlangsung?

    Setiap makmum yang datang shalat berjamaah dilarang membuat shafbaru kecuali

    dengan aturan yang sudah jelas. Sebenarnya untuk mengisi shaf shalat itu mula-

    mula adalah di samping kanan imam yakni bila makmumnya hanya satu orang saja.

    Lalu bila nanti datang lagi satu orang, maka ia berdiri di sebelah kiri makmum

    pertama dan imam bergeser ke depan, sehingga berdiri tepat di depan makmumkedua. Tapi bila dari awal sudah ada sekian banyak makmum, maka makmum

    pertama berdiri tepat di belakang imam. Nanti bila ada yang datang lagi, maka

    makmum yang kedua ini berdiri di sebelah kanan makmum yang pertama. Dan bila

    ada yang ketiga, maka dia berdiri di samping kiri makmum pertama. Bila ada yang

    datang lagi, maka ia berdiri di samping kanan makmum yang kedua dan bila ada

    yang datang lagi, maka ia berdiri di samping kiri makmum yang ketiga.

    Ilustrasinya ada pada gambar sbb

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    6/73

    6

    Kelurusan dan kerapatan shaf dalam shalat berjamaah adalah bagian dari

    kesempurnaan shalat. Oleh karena itu, imam disunnahkan ikut mengatur

    baridsansebelum dshalat dimulai. Dan bila telah mulai shalat, maka setiap makmum

    yang datang wajib untuk membuat shaf yang baru sesuai urutan diatas dan tidak

    memotong barisan sehingga tidak tersambung. Lalu setiap makmum mengupayakan

    tidak ada sedikitpun tuang kosong dalam tiap shafsholat dan menutupnya adalah

    sebuah kesempurnaan.

    Dari Aisyah ra. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa yang

    menutup kekosongan, Allah akan mengangkat derajatnya dengan hal tersebut dan

    akandibangunkan sebuah istana di surga untuknya, ( HR. Abu Daud / Shahih At

    Targhib Wat arhib No. 502)

    Dari Ibnu Umar ra. Ia berkata: Rasulullah SAW telah berkata, Buatlah shaf-shaf,karena sesungguhnya kalian berbaris sebagaimana barisannya para malaikat dan

    sejajarkan diantara bahu-bahu, isilah kekosongan, dan hendaklah kalian memberi

    kesempatan orang lain untuk ikut masuk ke dalam shaf dan janganlah kalian

    meninggalkan celah-celah untuk syaithan, barangsiapa yang menyambungkan shaf,

    maka Allah akan menyambungkannya. Dan barangsiapa yang memutuskan shaf,

    maka Allahakan memutuskannya ( HR. Ahmad, Abu Daud, Nasai Shahih Targib

    Wat Tarahib No. 492)

    8. Benarkah harus berpindah tempat ketika akan shalat rawatib setelah shalatfardhu?

    Ada sejumlah riwayat yang menjelaskan bahwa berpindah tempat ketika akan

    melaksanakan shalat rawatib baik qabliyah maupun badiyah adalah disunnahkan.

    Bahkan afdhalnya lagi, shalat sunnah rawatib dilakukan dalam rumah sebagaimana

    yang biasa dilakukan Rasulullah SAW.

    Dari Zaid bin Tsabit ra, sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda, Shalatnya

    seseorang di rumahnya adalah lebih baik daripada shalatnya di masjidku ini kecuali

    shalat fardhu( HR. Abu Daud)

    Dari Al Mughirah bin Syabah ra. Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, Seorang

    imam tidak boleh shalat di tempat dimana ia shalat sehingga ia berpindah tempat (

    HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)

    Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi SAW, beliau bersabda,Apakah kamu merasa lemah

    (keberatan) apabila kamu shalat untuk maju sedikit atau mundur atau pindah ke

    sebelah kanan atau sebelah kiri ( HR. Ibnu Majah)

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    7/73

    7

    Hadits-hadits diatas menunjukkan bahwa berpindah tempat ketika melaksanakan

    shalat seperti yang ditanyakan adalah masyru. Diantara alasan disyariatkan hal

    tersebut adalah untuk memperbanyak tempat bersujud / ibadah sebagaimana

    dikemukakan oleh Imam Bukhari dan Al Baghowi. Karena tempat-tempat ibadah

    tersebut akan memberikan kesaksian di hari Akhir nanti sebagaimana firman Allah

    SWT

    Pada hari itu bumi menceritakan khabarnya ( QS. Al Zalzalah : 4) Penjelasan ini

    dapat dirujuk pada kitab Aunul MabudSyarah Sunan Abu Daud 2/227-228.

    Namun, jika masjid atau mushallanya sempit, Anda bisa meminta jamaan yang lain

    untuk bergeser ke tempat Anda dan Anda melaksanakan shalat sunnah rawatib di

    tempatnya. Tetapi jika memang tidak memungkinkan untuk bertukar tempat maka

    tidak mengapa Anda melaksanakan sholat rawatib di tempat Anda melaksanakan

    shalat fardhu.

    9. Mengapa setelah ruku ada yang itidalnya bersedekap lagi dan ada yang tidak.Mana yang benar?

    Kedua-duanya sah dan benar. Masalah ini adalah masalah yang ikhtilaf. Kedua

    pendapat masing-masing memiliki argumen yang kuat berdasarkan penafsiran hadits

    yang sama, yakni,

    dan jika ia mengangkat kepalanya maka ia pun berdiri lurus hingga kembalilah

    setiap ruas punggung itu ke tempatnya semula(HR Bukhari dan Muslim)

    Di Indonesia lebih sering menjumpai tangan kembali seperti sebelum takbiratulihram. Namun ahli Madinah ( penduduk kota Madinah ) bersedekap. Syaikh Abdul

    Aziz bin Baz mengatakan salah satu cara untuk mengetahui perilaku ibadah yang

    shahih adalah mengamati perilaku ahli ibadah penduduk Madinah, karena Madinah

    dulunya adalah tempat tinggal Rasulullah dan para sahabat.

    10. Bagaimana hukumnya menggerak-gerakkan jari ketika tasyahud?Apa yang Anda tanyakan tidak lain adalah masalah ikhtilaf di antara para ulama sejak

    lama. Dan perbedaan ini berangkat dari perbedaan mereka dalam mengambil dalil

    yang ternyata beragam juga. Sebagian merajihkan suatu dalil dan yang lainnya

    merajihkan dalil yang berbeda.

    Khusus masalah jari telunjuk pada saat tahiyat ketika shalat, ada dua pendapat

    sebagian mengatakan bahwa jari telunjuk itu digerakkan, sebagian berpendapat

    bahwa tidak digerakkan kecuali cukup sekali saja.

    Antara menggerakkan dan tidak menggerakkan

    1. Mereka yang berpendapat harus menggerakkan jari telunjuk berdalil dengan

    hadits Wail bin Hajar .. kemudian beliau duduk dan mengiftirasykan kaki kirinya

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    8/73

    8

    dan meletakkab telapak tangna kirinya. Dan menjadikan batas siku kanannya di

    atas paha kanan kemudian menggenggam kedua jarinya dan membentuk

    lingkaran kemudian mengangkat jarinya dan aku melihat beliau menggerak-

    gerakkannya dan berdoa. ( HR. Ahmad, Nasai, Abu Daud, Ibnu Majah Ibnu

    khuzaimah, dan Al Baihaqi)

    2.Mereka yang berpendapat tidak menggerakkan jari berpendapat pada antara lain

    riwayat Abdullah bin Zubair, Dari Abdullah bin Zubair, bahwa Rasulullah SAW

    menunjuk jari saat berdoa dan tidak menggerakkannya. ( HR. Ahmad, Abu Daud,

    An Nasai dan Ibnu Hibban)

    Hadits lainnya adalah riwayat Saad bin Abi Waqqash berkata, Nabi SAW lewat di

    depanku dan aku sedang berdoa dengan menjulurkan jari-jariku beliau bersabda,

    Ahad,Ahad,Ahaddan beliau menunjuk dengan jari telunjuk ( HR. AnNAsai)

    Mazhab Imam Ibnu Hanifah, mazhab Imam Syafii dan mazhab Imam Ahmad binHanbal tidak menggerakkan jari saat menunjuk kecuali sekali saja saat mengucapkan

    Illallah

    11. Apakah lebih baik Qiyamullail berjamaah atau sendiri, baik di rumah maupunsaat daurah?

    Pada dasarnya qiyamullail adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam

    islam.

    Lambung mereka jauh dari tempat tidurnyadan mereka selalu berdoa kepada

    Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa aparezki yang Kami berikan.(QS Luqman : 16)

    Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga)

    dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka.

    Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat

    kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu

    memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. (Adz Dzariyaat :15-18)

    Bangunlah (untuk sembahyang) di malam harikecuali sedikit (daripadanya),

    yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. atau lebih dari

    seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. (Al

    Muzzammil : 2-4)

    Begitu pula dalam banyak hadits Rasulullah disebutkan keutamaan qiyamullail,

    salahsatunya adalah,

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    9/73

    9

    Wahai sekalian manusia, sebarkan salam,brikan makanan, sambungkan

    silaturahim, dan salatlah di waktu malam ketika manusai sedang tidur, niscaya

    kalian akan masuk surga dengan selamat. ( HR Hakim. HR. Ibnu Majah dan

    Tarmidzi)

    Para ulama ahli fiqh berbeda penddapat tentang qiyamullail berjamaah berdasarkan

    alasan bahwa qiyamullail adalah termasuk shalat sunnah, dimana Rasulullad SAW

    lebih sering melaksanakannya dalam keadaan munfarid.Dalam beberapa hadits,

    Rasulullah beberapa kali melaksanakan shalat sunnah secara berjamaah diantaranya

    bersama Hudzaifah (HR. Muslim I/536), bersama Anas bin Malik ra. Bersama ibunya

    dan seorang anak yatim (HR. Bukhari I/457). Pernah juga mengimami shalat sunnah

    bersama para sahabatnya di rumah Athban bin Malik ( HR. Bukhari I/518). Pernah

    pula ketika Rasulullah SAW qiyamullail ada yang ingin menjadi makmum, beliau

    memperbolehkan. Misalnya saat Ibnu Abbas bermakmuum pada Raasulullah dan

    menceritakan betapa panjangnya shalat malam Rasulullah SAW.

    Dalam pandangan madzhab Hanafi,boleh melaksanakan secara berjamaah dengan

    syarat pesertanya sedikit dan tempatnya tidak terkenal ( tidak dipublikasikan). Jika

    pesertanya banyak dan tempatnya dipublikasikan, maka hukumnya makruh.

    Menurut mazhab Hanafi, shalat sunnah berjamaah di luar Ramadhan hukumnya

    makruh

    Karena itu dari argumentasi di atas, qiyamullail berjamaah diperbolehkan dengan

    syarat tidak boleh menjadi kebiasaan/ritual, dibatasi pesertanya dan tidak perludipublikasikan. Tapi bagaimana jika sedang daurah?

    1.Boleh berjamaah, jika salah satu tujuan yang ingin dicapai dengan qiyamullail

    berjamaah adalahh menghadirkan nuands ubudiyah kejamaahan dan ukhuwah

    dan tujuan-tujuan positif lainnya yang tidak bertentangan dengan syariat.

    2.Boleh munfarid, jika salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah dalam rangka

    melatih kekhusyuan individu, mentadaburi dan memurajaah ayat yang dibaca

    sesuai hafalan yang dimiliki, melaksanakan qiyamullail sesuai kemampuan dan

    tujuan-tujuan positif lainnya yang tidak bertentangan dengan syariat.

    12. Apakah boleh kita tilawah di kelas saat nunggu dosen, namun tidak adalamkeadaan berwudhu?

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    10/73

    10

    Pertanyaan ini mnegenadung dua hal pembahasan, yaitu tilawah dalam keadaan

    tidak berwudhu dan tilawah di kelas.

    Para ulama membedakan antara tilawah memegang mushafdan tidak memegang

    mushaf. Jika seseorang tilawah memegang mushaf, maka umumnya para ulama

    mensyaratkan suci dari hadats besar dan hadatskecil sebagai penghormatan bagi

    kalamullah. Dalil mereka adalah,

    Tilawah dalam keadaan tidak berwudhu

    Mereka tidak mentyentuhnya kecuali mereka yang disucikan(QS Al Waqiah: 79)

    Begitu pula dalam sebuah hadits Rasulullah saw mengirim surat pada penduduk

    Yaman, yang diantara isinya adalah, Tidak ada yang menyentuh Alquran kecuali

    orang yang suci(Ad Daruquthny 1/122) dan dalam riwayat Imam Malik disebutkan

    Hendaklah tidak menyentuh Alqurankecuali orang yang suci (al Muwatha 1/199)

    Tetapi para ulama lainnya diantaranya Ibnu Abbas, Syaby, Ad Dhahhak, Hadawiyah

    dan Daud Adz Zhahiri membolehkannya dengan alasan bahwa yang dimaksu dengan

    al Muthaharun dalam ayat diatas adalah para malaikat, karena dhamir Hu dalam

    ayat tersebut merujuk kepada Alquran pada lauhul mahfudz. Sedangkan hadits yang

    dijadikan hujjah kelompok pertama disangga oleh kelompok ini bahwa haditssnya

    munqathi terputus sanadnya dan ada perawi yang masih diperselisihkan (Nailul

    Author 1/319-321)

    Kesimpulannya bahwa membaca Al Quran tanpa berwudhu diperbolehkan, namundalam urusan ibadah yang penuh kelapangan upayakan mencari keutamaan-

    keutamaan dan menyempurnakan adab, sehingga bila bisa diupayakan berwudhu

    terlebih dahulu tentu lebih baik.

    Tilawah Alquran boleh dilakukan dimanapun asalkan tempat yang layak (tidak

    terlarang seperti di kamar mandi atau daerah musuh) dan bersih dari najis. Jika di

    dalam kelas bisa dipastikan layak dan bersih dari najis, maka tilawah di dalam kelas

    diperbolehkan

    Tilawah di kelas

    13. Apakah boleh tilawah tidak mengeraskan suara?Tilawah disunnahkan mengeraskan suara, karena itu adalah syiar Islam. Kalau

    keadaan tidak memungkinkan untuk bersuara keras, maka lebih baik Anda

    mentadabburi Alquran. Perlu diperhatikan pula etika lainnya dalam bertilawah

    sesuai hadits yang diriwayatkan dari Saad bin Abi Waqqash ra.

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    11/73

    11

    Dari Rasulullah SAW beliau berkata, Sesungguhnya Alquran turun dengan

    kesedihan, maka apabila kamu membacanya hendaklah sambil menagis. Jika

    egnkau tidak bisa menangis maka berusahalah untuk menangis dan melagukannya

    (menyenandungkannya). Barangsiapa yang tidak melagukan bacaan Al Quran maka

    tidak termasuk golongan kami(HR. Ibnu Majah)

    Yang termasuk sebagus-bagusnya suara adalah (dengan) membaca Alquranyang

    apabila kamu mendengarkannya ia membacanya, kamu akan menduga ia takut

    kepada Allah.(HR. Ibnu Majah)

    Menyenandungkan Alquran tentu harus memperhatikan setiap ayatnya. Termasuk

    darri adab tilawah, yakni menjaga hukum-hukum tajwid, melafalkan setiap huruf

    sesuai makhraj, memenuhi ketentuan kaidah, memanjangkan sesuai ketentuan mad,

    mendengungkan yang mesti didengungkan (idgham), menebalkan (tafkhim) yang

    mesti ditebalkan dan menipiskan (tarqiq) yang harus ditipiskan. Tentunyamenyenandungkan dan bertilwah dengan menjaga adab-adab ini akan sulit dipenuhi

    bila tilawah kita sangat lirih.

    14. Bolehkan membaca mushafAlquran ktika shalat?Para ulama telah menyusun hal-hal yang membatalkan shalat seseorang. Bila kita

    cermati semua hal yang membatalkan shalat, maka tidak kita dapati nash yang jelas

    berkaitan dengan tidak bolehnya seseorang memegang mushaf Alquran untukl

    membaca ayat-ayat.

    Mazhab Syafii berpendapat bahwa melakukan gerakan (diluar ketentuan shalat)

    lebih dari tiga kali berturut-turut membatalkan shalat. Namun, bukan berarti

    memegang mushaf Alquran bisa dikategorikan melakukan tiga kali gerakan

    berturut-turut. Selain itu banyak riwayat dari Rasulullah SAW yang menceritakan

    bolehnya orang shalat sambil menggendong anak, atau melangkah ke depan untuk

    mengisi shafyang kosong dan menggerakkan / menjulurkan tangan mencegah orang

    yang akan lewat di depannya. Bahkan Rasulullah memerintahkan membunuh ular

    dan kalajengking yang lewat di depannya. (HR. Ahmad dan Ashabus Sunan yang

    empat orang)

    Dalam hadits riwayat Imam Ahmad dari Aisyah ra. Beliau minta dibukakan pintu

    sedangkan Rasulullah SAW sedang shalat, maka beliau berjalan membukakan pintu

    hinggga terbuka. Dalam shalat khauf, kita diperintahkan untuk mengawasi gerak-

    gerik musuh. Karena itu para ulama membolehkan seseorang memegang mushaf

    Alquran dan membaca saat shalat, sebagaimana yang sering kita lihat dalam shalat

    tarawih dari masjidil haram di Makkah dan di Madinah.

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    12/73

    12

    15.Berapa rakaat tarawih yang sesuai dengan petunjuk rasul? Lantas mengapaseringkali ada perbedaan pendapat dalam masyarakat tentang masalah ini?

    Pangkal perbedaan awal dalam masalah jumlah rakaat shalat ini adalah pada suatu

    pertanyaan mendasar, yaitu apakah shalat tarawih itu sama dengan shalat malam

    atau kedua shalat itu adalah jenis shalat sendiri-sendiri. Mereka yang menganggap

    kedunya adalah sama, biasanya akan mengatakan bahwa jumlah bilangan shalat

    tarawih itu sekitar 11 rakaat dengan masing-masing variannya. Dalam wacana

    mereka, di malam-malam Ramadhan namanya menjadi Tarawih dan di luar malam-

    malam Ramadhan, namanya menjadi shalat lail/ qiyamullail.

    Dari Aisyah ra Bahwa Rasulullah SAW tidak pernah menambah di dalam Ramadhan

    dan di luar Ramadhan dari 11 rakaat (HR. Bukhari)

    Sedangkan mereka yang membedakan antara keduanya, akan cenderung

    mengatakan bahwa rakaat tarawih itu 20 rakaat atau 23 rakaat. Sebab 11 rakaat

    adalah jumlah rakaat shalat malam Rasulullah dan bukan jumlah rakaat shalattrawih.

    Sebenarnya tidak ada satupun hadits shahih yang menyebutkan berapa rakaat shalat

    Beliau. Bahkan para ahli hadits mengatakan bahwa semua riwayat hadits yang

    menyatakan tentang jumlah rakaat salat tarawih Rasulullah SAW adalah hadits yang

    sangat lemah. Bahkan munkar, matruk dan maudhu.

    Teks hadits ini adalah dari Ibnu Abbas, ia berkata, Rasulullah melakukan shalat

    pada bulan Ramadhan 20 rakaat dan witir

    1.Hadits ini diriwayatkan Imam at-Thabrani dalam kitabnya al Mujam al Kabir.Dalam sanadnya terdapat rawi yang bernama Abu Syaibah Ibrahim bin Utsman

    yang menurut Imam at-Tirmidzi ,hadits-haditsnya adalah munkar

    2. Imam an-Nasai mengatakan hadits-hadits Abu Syaibah adalah matruk

    3. Imam Syubah mengatakan Ibrahim bin Utsman adalah pendusta. Oleh karena nya

    palsunya hadits shalat tarawih dua puluh rakaat ini nilainya maudhu ( palsu) atau

    matruk ( semi palsu)

    Dan sebaliknya hadits-hadits yang mneyatakan bahwa rakaat jumlah tarawih

    Rasulullan SAW pun tidak kurang derajatnya dari yang dua puluh rakaat itu.

    Rasulullah SAW melakukan shalat pada bulan ramadhan sebanyak 8 rakaat dan

    witir.

    1.Hadits ini diriwayatkan Jafar bin Humaid sebagaimana dikutip kembali lengkap

    dengan sanadnya oleh Adz Dzahabi dalam kitabnya Mizan al Itidal dan Imam Ibn

    Hibban dalam kitabnya Shahih Ibn Hibban dari Jabir bin Abdullah. Dalam sanadnya

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    13/73

    13

    terdapat rawi yang bernama Isa bin Jariyah yang menurut Imam Ibnu Main adalah

    munkar al-Hadits ( Hadits-haditsnya munkar)

    2.Sedangna menurut Imam An Nasai, Isa bin Jariyah adalah matruk (pendusta) dan

    karenannya hadits shalat tarawih delapan rakaat adalah hadits matruk (semi pal;su)

    lantaran rawinya pendusta.

    Jadi, bila disandarkan pada kedua hadits diatas, keduanya bukan dalil yang kuat

    untuk 8 rakaat dan 20 rakaat dalan tarawih.

    Dalam kitab-kitab fiqh, rata-rata para ulama menyebutkan bahwa shalat tarawih

    yang dilakukan umat Islam pada masa Umar memang 23 rakaat. Banyak diantara

    mereka yang menyebutkan bahwa para sahabat bahwa para sahabat sepeninggal

    rasulullah SAW tidak mungkin bersepakat untuk menciptakan sendiri bilangan rakaat

    tarawih kecuali mereka ittiba terhadap apa yang pernah dilakukan Rasulullah SAW

    saat masih hidup dahulu.

    Dan hal itu dilakukan bukan oleh umar seorang, melainkan oleh seluruh sahabat

    rasulullah SAW di madinah, sehingga kedudukannya adalah ijma para sahabat.

    Telah sekian tahun mereka tidak pernah melaksanakan shaalt tarawih berjamaah di

    masjid, yaitu semenjak Rasulullah SAW pernah melakukannya pertama kali yang

    hanya 2 atau 3 kali saja. Setelah itu beliau tidak melakukan lagi hingga akhir

    hayatnya.

    Para ulama sepakat bahwa sebabnya adalah kekhawatiran bahwa beliau bila shalattarawwih itu diwajibkan. Namun ketika beliau telah wafat dan wahyu dari langit

    telah berhenti, shalat tarawih itu dihidupkan kembali oleh para sahabat di madinah,

    yaitu di masa pereintahan Khalifah Umar bin Khattab. Jumlah rakaatnya jelas sekali

    dan disepakati oleh para sahabat yaitu 20 rakaat. Dan seluruh sahabat Rasulullah

    melakukannya bersama-sama di masjid. Bahkan Umar ra. Sempat berkomentar

    Senikmat-nikmatnya bidah adalah ini

    Namun ada juga yang mengatakan bahwa shalat tarawih pada masa Umar bin

    Khattab itu dilakukan sebanyak 8 rakaat. Diantaranya imam mMAlik, sehinggan

    mazhab Maliki khususnya memang memilih untuk shalat tarawih 8 rakaat. Dasarnya

    adalah hadits berikut ini yang terdapat pada Al Muwaththa

    Dai Malik, dari Muhammad bin Yusuf, dari Saib bin Yazid, ia berkata:Umar bin

    Khattab telah memerintahkan Ubay bin Kaab dan Tamim Ad Dariy supaya keduanya

    mengimami orang-orang dengan melaksakana shalat 11 rakaat.

    16. Apa saja amalan yaumian para mahasiswa muslim?

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    14/73

    14

    a. Bersedekah sesuai kemampuanSedekah itu tidak terbatas pada satu jenis tertentu dari amal-amal kebaikan, tapi

    prinsipnya ialah bahwa setiap kebajikan itu adalah sedekah. Rasulullah telah

    bersdabda Setiap muslim wajib besedekah Tanya mereka: Ya Nabi Allah!

    Bagaimana orang yang tidak punya? Ujarnya, Hendaknya ia berusaha dengan

    tangannya hingga menguntungkan bagi dirinya lalu ia bersedekah. Tanyanya lagi,

    Jika tidak ada? Ujar Nabi, Hendaknya ia menolong orang yang didesak oleh

    kebutuhan dan yang mengharapkan bantuan orang Dan jika tidak ada pula?

    tanya mereka. Ujar Nabi: Hendaknya ia melakukan kebaikan dan menahan diri dari

    kemunkaran, karena hal itu berarti sedekah daripadanya (HR. Bukhari). Atau hadits

    Tiadalah harta itu berkurang karena sedekah (HR. Muslim)

    b. Tilawah Alquran minimal 1 juz/ hariOrang-orang yang mahir membaca Alquran maka kedudukannya sejaajar dengan

    malaikat yang mulia dan baik. Adapun orang yang membaca Alquran dengan

    terbata-bata maka baginya dua pahala.(HR. Bukhari Muslim)Bacalah (seluruh) Alquran dalkam satu bulan (HR. Bukhari)

    c. Menghafal Alquran secara rutin sesuai kemampuan Sesungguhnya orang yang di dalam dadanya tidak terdapat Alquran bagaikan

    rumah yang rusak dan tidak berpenghuni(HR. Tirmidzi)

    Barangsiapa yang membaca AAlquran dan menghafalkqannya maka Allah kana

    memasukkannya ke dalam syurga ddan ia akan diberikan syafaat kepada seluruh

    orang keluarganya, yang seharusnya mereka masuk ke dalam neraka (HR Ibnu

    Majah)

    Diperlihatkan kepadaku pajhala-pahala umatku hingga pahala orang yangmembersihkan masjid. Dan diperluihatkan kepadaku dosa-dosa umatku, aku tidak

    melihat doisa yang lebih besar daripada satu surah dalam Alquran atau suatu ayat

    yang seseorang diberinya kemudian ia melupakannya (HR. Abu Dawud, Tirmidzi.

    Ibnu Majah)

    d. Menunaikan shalat ketika adzan berkumandangBarangsiapa yang ingin bertemu dengan Allah taala sebagai seorang muslim,. Maka

    ia harus benar-benar menjaga shalat-0shalat ketika terdengar suara adzan(HR

    Muslim)

    e. Menjaga shalat berjamaahShalat jamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian dengan dua puluh tujuh

    derajat (HR Bukhari Muslim)

    f. Shalat DhuhaDari Aisyah ra. Berkata: Rasulullah SAW seering shalat dhuha eempat rakaat dan

    kadang-0kadang beliau menambahkannya sekehendak Allah

    g. QiyamullailShalat yang palin utama setelah shalat fardu adalah shalat lail(HR. Muslim)

    h. Shaum senin-kamis

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    15/73

    15

    Dari Aisyah ra. Berkata, Rasulullah saw. Senantiasa bersungguh-sungguh dalam

    melaksanakan shaum senin kamis(HR. Tirmidzi)

    i. Shaum tiga hari setiap bulan hijriyyahDari Abdullah bin Amr bin Ash ra. Berkata,Rasulullah SAW bersabda, Puasa tiga hari

    setiap bulan itu adalah seperti puasa sepanjang masa(HR. Bukhari Muslim)

    j. Berdzikir setiap pagi dan petangAllah SWT berfirman, Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan

    merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara di waktu

    pagi dan petang, dan jjanganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai(QS. Al

    Araf:205) Berdzikir di waktu pagi, waktunya bermula dari terbitnya fajar dan

    berakhir waktu terbit matahari, sedangkan dzikir sore hari waktunya ialah antara

    ashar dan maghrib

    17. Apakah al Matsurat yang disusun oleh Hasan al Banna sudah sesuai dengan apayang Rasulullan amalkan atau ajarkan?Al Matsurat adalah rangkaian bacaan ayat al Quran, dzikir dan doa yang disusun

    sedemikian rupa oleh Hasan Aql Banna sebagai kumpulan bahan untuk dzikir yang

    membasaahi lidah pagi dan sore hari. Sumbernya jelas dari ayat Al Quran yang

    sdalam kitab tafsir sering disebutkan bahwa ayat-ayat tersebut dianjurkan untuk

    ddibaca. Begitu juga lafadz-lafadz dzikir yang sepenuhnya diambil dari hadits-hadits

    Rasulullah , terlepas dari derajat hadirs tersebut. Namun, paling tidakm, memang

    ada keterangan bahwa Rasulullah menganjurkan umatnya berdzikir dengan lafadz-

    lafadz itu.

    Selain ayat dan hadits itu, ada juga doa yang digubah oleh beliau sendiri yaitu doa

    rabithah. Doa ini terkait dfengan masalah paling besar dalam tragedi umat Islma hari

    ini, yaitu masakah taliful qulub atau penyataun hati dalam iman kepada Allah. Dan

    sejujurnya, huum berdoa dengan menggunakan gubahan sendiri adalah boleh.

    Sebab Allah SWT. Tidak pernah mewajibkan doa harus sesuai dengan ayat Alquran

    dan As Sunnah./ Setiap orang berhak untuk berdoa dengan bahasa dan

    ungkapannya sendiri asal sesuai dengan etika dan adab dalam berdoa.

    Sedankan penyusunan letak ayat dan hadits sedemikian rupa sehingga seperti

    urutan dalam al matsurat itu, tentu saja bukan dari Rasulullah melainkan dari

    penyusunnya. Kalau dipahami bahwa wujud al Matsurat dengan pilihal ayat dan

    susunannya itu adaladh yang dibaca Rasulullah pagi dan petang, tentu saja hal ini

    keliru. Yang benar adalah ayat dan lafadz dzikir beliau itu secara umum memang

    sering diucapkan oleh Arasulullah SAW. Dalam dzikir beliau

    18. Bagaimanakah hukum pelaksanaan acara muhasabah bersama ( Mabit ) 1Muharram?

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    16/73

    16

    Kebiasaan yang terjadi di masyarakat pada malam-malam tahun baru (ikut-ikutan

    tradisi Nasrani atau Barat setelah natalan sebagaimana tradisi pesta dan maaf-

    maafan) dari berbagai praktek hura-hura, kemaksiatan, beraneka kegiatan dan

    acara-acara jahiliyah. Lalu timbul kebiasaan baru, yaitu semacam kegiatan rutin

    muhasabah islamiyah yang diisi erbagai macam kegiatan dawah diantaranya shalat

    berjamaah qiyamullai, tasmi tilawah, ceramah,seminar dan tabligh.

    Sementara waktu kegiatan itu diadakan dengan pertimbangan mencari alternatif

    kegiatan yang lebih islami sebagai pengganti atau pengalihan positif dan

    memenfatkan momentum tradisi untuk acara dawah. Maka denganini dipandang

    perlu untuk memberikan penjeladsan berikut ini:

    a. Penyelenggaraan acara muhasabah pada malam tahun baru tersebut semulaadalah sekedar desakan suatu kebutuhan (hajat) daawi yang kemudian

    dikategorikan dalam kaidah dharuruiyyah yang mungkin dapat mentolerir hal-hal

    yang semula diharamkan dan dalam hal ini harus diabtasi seperlunya (sekedarnya)berpegang pada kaidah syari yang ditetapkan (darurat itu dibatasi sekedarnya)

    b. Menimbang bahwa keterlanjuran dan keberlangsungan dari acara rutin mabnitmuhasabah tersebut dapat menjuruss kepada pengadaan bidah baru dengan

    adanya semacam kelaziman keagamaan yang terikat pada waktu dan tata cara

    tertentu dari kegiatan keagamaan. Bidah semacam ini bila tidak ada dalam keadaan

    darurat maka hukumnya adalah terlarang. Dalam hal ini maka kita perlu

    mempertimbangkan kaidah syariyah yaiut(suatu menjurus kepada penyelewengan

    atau pelangaran) sebagai pemandu da;am menentukan sikap, disamping kaidah lain

    yang menyatakanMenegah kerusakan lebih didadhulukan daripada mengambilmanfaat. Bahwa mencegah adanya kerusakan dalam agama dengan adanya bidah

    baru lebih didahulukan daripada mengambil manfaat dari acara tersebut. Sebab kita

    tidak ingin keluar dari satu kerusakan beralih kepada kerusakan yang lebih besar (

    dalam aqidah dan agama)

    c. Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas maka sangat dianjurkandilakukannya pemberhentian dan pewniadaan acara rutin muhasabah yang

    diadakan pada setia malam tahun baru.

    d. Risalah(pesan misi) muhasabah tersebut seyogyanya tetap daan harus selaludigencarkan dalam masyarakat lewat media dan momentum keagaman yang sudah

    lazim di masyarakat islam sperti khutbaha jumat, Majlis Talim dan sebagainya yaitu

    pengarahan terhadap generasi muda dan masyarakat pada umumnya untuk tidak

    mengikuti acara-acara jahiliyah pada malam tahun baru dan menyerupai orang-

    orang kafir(tasyabbuh bil kuffar) sebab barangsiapa yang menyerupai sekelompok

    orang maka ia termasuk ke dalam golongan mereka( man tasyabaha bi qoumin

    fahuwa minhum)

    e. Perlu adanya diversuivikasi kegiatan-kegiatan dawah menjelang datangnyatahun baru(tidak bertepatan dengan malam tahun baru) seperti acara tabligh,

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    17/73

    17

    seminar dan sebagainya untuk gencar menyampaikan risalah muhasabah tersebut

    agar masyarakat tidak terjerusmus ke dalam jebakan bidah dan kemaksiatan di

    malam tahum baru.

    Dan perlu diiongatkan bahwa pada prinsipnya muhasabah seharusnya silaksanakan

    setiap hari olrh masing-masing individu mudlim tidadk perlu menunggu momentum

    baik kepada dirinya maupun kepada orang lain.

    II. Shafar dan Rihlah19. Apa saja rukhsah dan etika shafar? Boleh berbuka shaum Boleh menyapu sepatu untuk mengganti membasuh kaki dengan air Boleh mengganti shalat jumat dengan dzuhur Boleh dhalat jamak qashar Boleh shalat di atas kendaraan20. Apakah hukumnya shalat jama qashar ketika daurah, perjalanan atau hiking?Dalam fatwanya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, Menurut kesepakatanulama, musafir boleh berbuka, baik ia mampu berpuasa atauoun tidak, baik ia berat

    dhaum maupun ringan, hingga pun jika ia berada dalam keteduhan, di situ terdapat

    air dan orang yang melayaninya, ia boleh berbuka dan mengqadshar shalat

    Ntinya, ada rukhsah menjamak/qashar shalat fardhu untuk mereka yang safar.

    Mengenai jarak yang digunakan sebagai syarat shalat jamak qashar ada ulama yang

    mengatakan 3 mil, ada yang mengatakan 80 km yaitu imam syafii

    21. Bolehkan shalat tanpa melepas alas kaki di acara hiking? Bolehkan wudhu tanpamelepas sepatu di acara hiking?

    Boleh, berdasarkan dalil:

    a. Imam at Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Muslimah, ia berkata, Aku bertanyakepada Anas bin Malik ra, Apakah Rasulullah shalat menggunakan sepatunya?

    Anas menjawab,Ya

    b. Menurut Abdulla bin Umar, Rasulullah saw pernah menyuruh shalat memakaiterompah untuk membedakan dengan kebiasaan orang-orang yahudi.Harus diperhatikan pula, bahwa hal itu-shalat tanpa melepas sepatu- bisa dilakukan

    jika memang keadaan menuntut (seperti sedang mukhayyam,hiking,dll) dengan

    syarat sepatunya harus bersih dari najis. Jika ada najis di sepatunya, maka sepatu itu

    harus dibersihkan sengan cara mengosok-gosokkannya ke tana.

    Bagaimana kalau shalat di masjid menggunakan alas kaki(sepatu,sandal) padahal

    justru di masjid dilarang memal\kai alas kaki?tentu dsaja masjid-masjid zaman

    sekarang didesain untuk dipqakai shalat tanpa alas kaki, sehingga di masjid-masjid

    tersebut beralaskan keramik, bahkan di dala masjid-masjid disediakan alas berupa

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    18/73

    18

    karpet. Ha ini dilakukan untuk kenyamanan shalat yang dilakuykan sehingga shalat di

    masjid-masjid semacam itu tidak perlu menggunakan alas kaki karena malah bisa

    jadi mengotori masjid tersebut.

    Dibolehkannya menyapu sepatu(khuff) berdasarkan sunnah yang diterima ddari

    Rasulullah SAW. Berkata Nawawi :Orang orang yang diakui kehliannya telah ijma

    dibolehkannya menyapu sepatu baik dalam perjalanan ,aupun ketika menetap

    disebabkan suatu kepentingan ataupun bukan bahkan juga bagi perempuan yang

    mnetap serts pada waktu seseorang tidak bepergian

    Dari Al Mughirah bin Syubah berkata,Aku bersama Nabi SAW (dalam sebuah

    perjalanan) lalu aku berwudhu. Aku ingin membuka sepatunya namun beliau

    berkata,Tidak usah, sebab aku memasukkan kedua kakiki dalam keadaan suciLalu

    beliau hanya mengusap kedua sepatunya(HR. Muttafaq alaih)

    Sekian hadits terkuat lainnya yang dapat dikemukakan sebagai alasan dalam

    menyapu sepatu ini, iasalaah apa yang diriwayatkan olh Imam Ahmas, Bukhari san

    Muslim seta Abu Dawud dan Tirmidzi dadri Hamman An NakhI ra:Bahwa JARir bin

    Abdullah buang air kecil, kemudian berwudhu dan menyapu kedua sepatunya.

    Orang-orang pun menanyakan kepadanyaAnda melakukan ini, padahal tadi buang

    air kecil? UjarnyaMemang, saya lihat Rasulullah SAAW buang air kecil, lalu

    berwudhu dan menyapu kedua sepatunya

    Berkata Ibrahim Hadits ini mengherankan mereka, karena masuk islamnya Jaririalah sesuadah turunnya surat Al Maidah, artinya Jarir sudah masuk Islam seetelah

    turunnya ayat mengenai wudhu yang menyatakan wajibnya membasuh kedua kaki.

    Dengan demikian, haditsya itu menyatakan maksud ayat ialah bahwa wajib

    membasuh sepatu itu hanyalah bagi orang yang tidak bersepatu, sedangkan bagi

    orang yang bersepatu hanya dieajibkan mengusap atau menyapu. Disyariatkannya

    pula bolehnya menyapu kaus kaki ( Lihat fiqh Sunnah bab Wudhu)

    Bolehnya menyapu sepatu dengan catatan keduanya dipasang daslam keadaan suci

    (diriwayatkan oleh Imam al Humaidi). Sedangkan tempat yang disyariatkan dalam

    menyepu itu ialah punggung atau bagian atas sepatu, berdasarkan hadits Mughirah

    ra. Ia berkataSaya lihat Rasulullah SAW menyapu punggung sepatu dan dai Ali Ra.

    KatanyaSeandainya agama itu hasil pikiran, tentulah bagian bawah sepatu lebih

    pantas disapu daripada bagian atasnya. Wsungguh telah saya lihat Rasulullah SAW

    menyepu pada bagian atas dari sepatunya (HR. Abu Dawud dan Daruquthni)

    Adapun Syarat diperbolehkannya melakukan khuff (mengusapo sepatu)adalah:

    a. Berwudhu sebelum memakainya

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    19/73

    19

    Sebelum memaiai sepatu, harus suci dari hadats kecil dan besar. Sebagian ulama

    mensyaratkan berwudhu, tapi mazhab syafii membolehkan bertayamum dalam

    membersihkan dari hadats kecilnya

    b. Sepatu harus suci dan menutupi telapak kai sampai mata kakiMenurut jumhur ulama, bila sepatu kena najis, maka tidak sah. Dalam pandangan

    mazhab hanafi, jika sepatunya terbuat dari kuilit bangkai yang belum disamak maka

    tidak sah. Sedang menurut mazhab hambali dan maliki jika sepatunya terbuat dari

    kulit bangkai baik yang sudah disamak maupun belum tetap tidak sah

    c. Sepatu tidak bolongMenurut mazhab hambali dan syafii (Qaul Jadid) jika sepatunya bolong meski sedikit

    maka tidak sah. Sedangkan menurut mazhab Hanafi dan Maliki jika bolongnya

    sedikit diperbolehkan tetapi jika bolongnya besar maka tidak sah

    d. Sepatu tidak tembus airMenurut mazhab Maliki, jika sepatu terbuat dari bahan yang tembus air maka tidak

    sah, tapi jumhur ulama menyatakan tetap sah.

    Adapun cara melakukan khuff afalah:

    Basahi tangan dengan air, minimal 3 jari lalu mulai dari bagian atas dan depan

    sepatu. Tangan yang basah ditempelkan ke sepatu lalu digeser ke arah belakang di

    bagian atas sepatu sekali saja. Tidak sah bila yang diusap bagian bawah atau

    samping atau belakang sepatu. Serta tidak disunnahkan dilakukan beberapa kali.

    22. Bagaimana caranya wudhu ketika sedang tidak ada air di acara hiking?Bertayamum. Allah SWT berfirman, Jika kamu sakit atau dalam perjalasan, atausalah seorang diantaramu buang air besar atau campur dengn perempuan dan

    driada beroleh air, maka heendaklah bertayamum dengan tanah yang baik, yakni

    sapulah muka dan kedua tanganmu. Sesungguhnya Allah maha pemaaf lagi maka

    pengampun (QS. An Nisaa: 43)

    Berikut ini ialah beberapa sebab yang membolehkan tayamum

    a. Tidak ada air, atau ada air tapi tidak cukup untuk wudhub. Jika seseorang mempunyai luka atau ditimpa sakit dan ia khawatir (secaramedis) dengan memakai air itu, penyakitnya jadi bertambah atau lama sembuhnya

    c. Jika air berada dekat seseorang, tapi ia khawatir akan keselamatan diri,kehormatan dan hartanya

    d. Bila seseorang membutuhkan air yang terbatas untuk kebutuhan primer sepertiminum,dll

    e. Sedang dalam shafar dan tidak ada air dalam perjalanan.23. Seandainya kita dalam perjalanan ( sangat jauh)_ plus minus tiga hari denganmobil pribadi atau bus yang nyaman sehingga sanggup berpuasa, bagaimana

    sebaiknya? Apakan tetap berpuasa atau mengambil rukhsah?

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    20/73

    20

    Bepergian dengan kereta api, kapal laut, dan berbagai alat transportasi modern

    termasuk mobil pribadi yang nyaman lainnya di zaman ini tidak menggugurkan

    dispensasi yang ditetapkan syariat terhadap bolehnya rukhshah shaum. Ia

    merupakan sedekah yang Allah anugerahkan kepada kita. Karenanya, kita tidak

    pantas menolaknya. Salah satu dalil bolehnya mengambil rukhshah adalah dalil;

    Dari Ibnu Abbas ra. Katanya Pada tahun futuh makkan, Rasulullah saw berangkat

    mengadakan suatu perjalanan di bulan ramadhan dengan berpuasa. Setelah sampai

    di Kadid (sebuah mata air) beliau berbuka. Kata Ibnu Abbas, Para sahabat mengikuti

    segala perbuatan beliau ketika itu(HR. Muslim)

    Sebagian orang yang jauh dari telaah figh terkadang berfilsafat bahwa shafar zaman

    sekarang tidaklah sama dengan shafar jaman dahulu. Kini safar tidak lagi dilakukan

    dengan berjalan kaki, tidak dengan naik unta, tidak mengarungi gurun, hingga tidak

    dapat menjadi alasan diberlakukannya rukhsah. Mereka lupa bahwa nash-nash

    syariat telanh mengikatkan suatu dispensasi berbuka dengan hal-hal yang lahiriyahdan mengikat yaitu safar, bukannya dengan masyaqoh (kesulitan) yang tidak

    lahiriyyah dan mengikat. Bersamaan dengan itu, safar derngan alat transportasi

    apapun- sebenarnya tidak pernah lepas dri rasa lelah(kesulitan). Manusia, ketika

    tengagh tidak berada di rumah atau tempat tinggalnya, tidak pernah sepi dari stres

    dan keletihan. Dan safar jaman sekarang memiliki jenis keletihan yang lain tidak

    hanya keletihan fisik semata

    Dalam fatawanya Syaikul Islam Ibnu Taimiyah berkata, Menurut kesepakatan

    ulama, musafir boleh berbuka, baik ia mampu berpuasa ataupun tidak, baik ia beratberpuasa maupun rin gan, hingga pun jiiak ia berada dalam keteduhan disitu

    terdapat air dan orang yang melayaninya ia boleh berbuka dan mengqashar shakat.

    Demikian secara keseluruhan pendapat Dr. Yusuf Qardhawi dalam Fiqh Shaumnya.

    Namun perlu kita perhatikan, selain boleh berbuka, ada pula yang berpendapat

    boleh tetap berpuasa, asalkan kuat dan tidak mendatangkan mudharat bagi orang

    yang tidak berpuasa, berdasarkan dalil,

    Dari Abu Said Al Khudry ra., katanya : Kami pernah pergi berperang bersama-sama

    Rasulullah SAW di bulan Ramadhan. Ssebagian kami ada yang puasa dan sebagian

    lagi tidak puasa. Orang yang puasa tidak berkeberatan terhadap orang yang tidak

    berpuasa dan sebalikny orang yang tidak berpuasa tidak berkeberatan terhadap

    orang yang berpuasa. Mereka berpendapat, siapa yang kuat berpuasa sebaiknya

    puasa dan siapa yang tidak kuat sebaiknyaioa berbuka (HR. Muslim)

    Dari Jabir bin Abdullah ra. Katanya, Dalam suatu perjalanan, Rasulullah melihat

    seorang laki-laki dikerumuni orang banyak, lalu orang itu silindungi oleh beliau

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    21/73

    21

    seraya berkata,Mengapa ia Jawab mereka dia puasa Maka Rasulullah

    bersabdaTidaklah termasuk kebaikan puasa dalam perjalanan apabila dengan

    puasanya ia mendapat kesulitan karena perjalanan jauh dan berat(HR. Muslim)

    Dari dalil-dalil tersebut, beberapa pendapat memperbolehkan berpuasa, terlebih

    ketika berperang di bulan Ramadhan saja Raulullah membolehkan berpuasa maka

    apalagi di jaman modern sekarang dimana transportasi terasa nyaman( ber-AC,

    cepat, praktis, dll)

    Kesimpulannya dari kedua jenis pendapat ini, maka diperbolehkan berpuasas atau

    mengambil rukhsah bagi mereka yang safar (termasuk dalam keadaan nyaman).

    Yang paling penting ialah saling menghormati dan menghargai. Dari Ibnu Abbas ra.

    Kaatanya Janganlah enkau mencela orang yang berpuasa dan orang yang tidak

    puasa dalam perjalanan, karena Rasulullah WAW pernah puasa dan tidak berpuasa

    dalam perjalanan.(HR. Muslim)24. Kalau kita sahur kemudian jalan atau terbang ke arah barat, saat berbukaapakan mengikuti waktu tempat kita sahur atau te\mpat tujuan kita?

    Berbuka pada waktu mendengar adzan atau di tempat tersebut matahari terbenam.

    Dari Umar ra. Katanya Saulullah SAW bersabdaApabila malam telah datang,sian

    telah hilang dan matahari telah terbenam maka orang yang berpuasa usdah boleh

    berbuka(HR. Muslim) Adapun kalau jarak yang ditempuh sudah kelewat

    jauh(misalnya perjalnan trans benua) sebaiknya mengambil rukhsah saja.

    III. Interaksi Ikhwan dan Akhawat25. Apakah hukum menundukkan pandangan pada yang bukan Akhawat ?Sama saja. Wajib. Gadhul Bashar konsepnya globa, kepada semua nisaa(wanita),

    bukan Cuma akhawat. Jadi kepada yang bukan akhawat bahkan orang kafir sekalipun

    tetap harus menundukkan pandangan. Menatap lawan jenis hanya diperbolehkan

    jika:

    a. Tidak sengaja saling memandangb. Membicarakan ilmi atau mengajarc. Mel;askukan jaul beli atau poerniagaand. Melakukan pengobatane. Melamar26. Bolehkah memandang wajah akhawat saat bercakap-cakap atau rapat? Apakahhukumnya memandang dosen wanita?

    Berdasarkan QS Al Ahzab :53 dan QS An Nuur 30-31, sesungguhnya seorang mukmin

    dan mukminah hendakl;ah saling menjaga pandangannya. Upaya-upaya untuk

    menjaganya salah satunya dengan ghadul bashar/menundukkan pandangan dan

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    22/73

    22

    menggunakan hijab ketika rapat/acara ikhwan akhawat. Memandang lawan jenis

    hanya diperbolehkan pada situasi-situasi tertentu(seperti pembahasan diatas)

    Memandang lawan jenis untuk keperluan kuliah (memandang dosen) adalaha hal

    yang sulit dihindari, karena kuliah adalah salah satu sarana mencari ilmu dan

    merupakan hajat oarang mukmiun. Berinteraksi drngan dosen (termasuk bertatapan

    / memandang) adalah sesuatu yang niscaya ketika sedang dalam proses belajar

    menganjar sehingga dosen yang lawan jenis ddalam konteks ini diperbolehkan

    dengan tetap menghindati taladzuz ( menikmati) dan harus menguzlah

    syuuriyah(mengasingkan perasaan). Sekali lagi, hal ini diperbolehkan bila pada

    kondisi darurat atau hajat seperti menuntut ilmu, bersobat, bersaksi, berjual beli,

    mengkhitbah, dan lainnya dimana hal tersebut dipandang perlu dan menjadi

    keharusan.

    Dalam konteks kehidupan bermasyarakat saat ini tentu selain keadaan yang

    dharurat, salam keadaan umum pun memandang lawan jenis karena faktorketidaksengajaan adalah hal yang suluir dihindarkan. Bila itu terjadi, maka

    pandangan spontan/pertama yang tidak disengaja adalah suatu hal yang niscaya.

    Namun pandangan berikutnya masih diperselisihkan para ulama. Kendati

    demikian,para ulama sepakat megharamkan jenis pandangan yang taladzdzudz

    menhadirkan perasaan dan bersyahwat.

    27. Bagaimana cara yang baik dalam berbicara dengan lawan jenis? Boleh tidaksenyam senyum pas bicara atau pas rapat dengan akhawat?

    Cara berbicara dengan lawan jenis adalah tidak berhadap-hadapan secara langsung,tidak memanjangkan urusan,diupayakan ada penghalang(hijab) . Secara khusus

    untuk akhawat agar tidak melembut-lembutkan suara maupun bersuara manja.

    Lantas bolehkah kita senyum ketika rapat. Boleh... Karena senyum itu sunna dan

    ibadah. Yang tidak boleh adalah jika senyum itu untuk menggoda. Untuk hal ini

    harus dijaga

    28. Apakah boleh bercanda dengan perempuan ( bukan akhawat) yang bukanmuhrim? Apakah boleh bercanda dengan ikhwan atau akhawat?

    Dalam pertanyaan ini terkandung dua pembahasan, yaitu hokum bercanda dan

    hokum bercanda dengan bukan muhrim:

    1. Hukum BercandaPada dasarny bercanda diperbolehkan dengan landasan sebagai berikut:

    a. dalam HR Bukhari diceeritakan bh apabila di rumah Nabi SAW suka bercandabersama isteri-istrinya serta mendengarkan cerita-cerita mereka sebagaimana

    diceritakan dalam hadits ummu zaro

    b. Dalam hadits At Tirmizi dan HR.Abu Dawud diceritakan bahwa pernah adaseorang lelaki meminta kepada Nabi SAW agar diboncengkan di atas unta. Lalu Nabi

    berkata kepadanya,Aku tidak dapat memboncengkanmu kecuali di atas anak unta

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    23/73

    23

    betinakemudian orang itu bertanyaWahai Rasulullah, apa yang harus saya lakukan

    terhadap aanak unta betina? Orang itu membayangkan anakunta yang masih

    menyusui dan masih kecil. Rasulullah SAW bersabda,Bukankan tidak ada yang

    melahirkannya melainkan unta betina?

    c. Dan beberapa hadits lainnya yang menggambarkan bahwa Rasululla SAW sukabercanda

    Bersabda,"

    Tapi menurut DR. Yusuf Qardhawy, bercanda dalam islam ada etika yang harus

    diperhatikan:

    Tidak menjadikan kebohongan dan mengada-ada sebagai alat untuk membuatorang lain tertawa. Rasulullah bersabda,Celakalah bagi orang yang berkata dengan

    berdusta untuk menjadikan orang lain tertawa. Celaka dia, celaka dia! ( HR. Ahmad,

    Abu Dawud At Tirmidzi dan Al Hakim dari Muawiyah ibnu Haidah)

    Tidak mengandung penghinaan, meremehkan dan merendahkan orang lain(fisik dan penampilan) kecuali jikak yang bersangkutan mengizinkan danmerelakannya. Hal ini berdasarkan pada surat al Hujurat:11Hai orang-orang yang

    beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan sekumpulan yang lain,

    boleh jadi yang ditertawakan tu lebih baik daripada mereka Dan jangna pula

    sekelompok perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang

    direndahkan lebih baik.da janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jaganlah

    memanggil dengan gelaran yang menganduk ejekan. Seburuk-buruk panggilan

    adalah (panggilan) yang buruk ses udah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat,

    maka mereka itulah orang-orang yan g zhaalim dan HR Muslim ketika Rasulullah

    SAW bersabda Cukuplah keburukan bagi seseorang yang menghina saudaranyasesame muslim

    Tidak menimbulkan kesedihan dan ketakutan terhadap orang muslim.Rasulullah bersabda,Tidak halal bagi seseorang menaakut-nakuti seorangmuslim

    lainnya ( HR Abu Dawud)

    Tidak bergurau untuk urusa yang serius dan jangan tertawa untuk urusan yangseharusnya menangis.

    Telah dekat terjadinya hari kiamat. Tidak ada yang akanmenyatakan terjadinyahari itu selain Allah. Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini?Dan Kamu menertawakan dan tidak menangis? Sedangkan kamu melengahkannya?

    Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah(Dia)

    2. Hukum Bercanda dengan buka muhrimHukum bercanda dengan bukan muhrim harus mengacu kepada cara bergaul sesuai

    tuntunan Islam. Kalaupun bercanda, maka candanya hanya bersifat menghibur

    sejenak dan memperhatikan adab-adab bercanda. Dengan sesama kader dawah

    sebaiknya kita lebih banyak menjaga diri dari fitnah. Bila diyakinkan tidak membuat

    fitnah, canda yang dimaksud harus seperti canda Rasulullah, sifatnya menghibur-

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    24/73

    24

    menyemangati jiwa yang terpuruk dan sifatnya cerdas tidak berlebihan dan bukan

    canda terhadap fisik.

    29. Apa dalilnya hijab fisik serta syura tidak boleh berhadapan/melingkar?Salah satu dalilnya sebagai berikut,.. apabila kamu meminta sesuatu keperluan

    kepada mereka(istri-istri nabi) maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang

    demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka(QS. Al Ahzab:53)

    Namun sebagian ulama lainnya berpendapat dalilAl Quran diatas tidak menjadi

    harga mutlak dengan anggapan ayat tersebut anya ditujukan ketika bergaul dengan

    istri-istri rasul(yang dimuliakan). Intinya adala h sejauh mana kita menjaga hati dan

    perasaan. Meski urusan hijab kain merupakan salah satu bentuk khilaf di kalangan

    fuqaha tentangkewajibannya alam konteks tertentu sebaiknya hijab itu betul-betul

    diterapkan. Namu Bukans ekedar hijab kain, tapi hijab tandzimi dan hiajb amali.

    Salah satunya dengan pemisahan antara laki-laki dan perempuan dalam strukturorganisasi dan pemisahan dari kerja-kerja bersama.

    Sebaiknya struktur organisasi bila memungkinkan menurut fiqh dawah memang

    terhijab antara ikhwan dan akhawat sehingga tidak ada media yang bisa

    menyebabkan terjadinya kontak antara ikhwan dan akhawat secara leluasa.

    30. Apakah hijab hanya digunakan pada forum-forum LDK atau juga digunakan padaforum kemahasiswaan(BEM / Himpunan)?

    Hijab digunakan pada setiap tempat yang mungkin dan relevan digunakan.Perhatikan pula fiqh dawah, secara bertahap sampaikan pentingya hijab meski

    dalam forum-forum yang heterogen. Bahkan khusus untuk wajihah yang cenderung

    heterogen, fungsi hijab ini menjadi sang t penting karena potensi ikhtilat yang sangat

    tinggi. Kalau memungkinkan dipasang hijab, kalau tidak diusahakan untuk sementara

    tidak bercampur namun ada jarak pemisah.

    31. Bagaimana mengatur unteraksi dengan lawan jenis pada saat bercampur-ba\ur?Pada saat kuliah atau praktikum? Bagaimana pengaturan kondisi di kelas yang tidak

    ada hijab?

    Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, kita harus memahami bahwa ikhtilat

    menurut Dr. Abdul Karim Zaidan adalah terlarang, karena ikhtilat adalah pertemuan

    antara pria dan wanita, baik dalam jumlah besar atau kecil pada suatu tempat yang

    diantara mereka tidak ada hubungan muhrim dengan segala konsekuensinya yang

    berupa saling bertemu muka, saling melihat dan saling berbicara. Sehingga

    seharusnya ada kelas yang terpisah antara pria dan wanita atau ada hijab yang

    membedakan bagian pria dan bagian wanita.

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    25/73

    25

    Menurutnya, ikhtilat dibolehkan jika dalam keadaan dharurat atau hajat, antara lain

    kerena sebab-sebab sbb:

    1. dhrurat, misalny hanya menemukan wanita di jalan sendirian dan tersesat jikatidak ditolong dikhawatirkan membahayakan si wanita

    2. Hajat, misalnya transaksi, persaksian, khitbah, kendaraan umum, belajar disekolah/kampus

    Dalam fiqh, ada kaidah adh dharurat tuhibbul mahdhurat( darurat itu menjadikan

    mubah (atas) segala sesuatu yang terlarang). Namun kaidah ini harus dipasangkan

    dengan kaidahadh dharu rot tuqoddar biqodariha(dharurat diukur sesuai

    kebutuhannya)Dua kaidah ini berdasarkan firman Allah diantaranya QA. Al

    Baqarah:173, QS. Al Maidah :103, QS. Al Anam 145, QS. An Nahl:115.

    Jika karena kedua hal tersebut harus terjadi khtilat, maka ada beberapa adab yang

    perlu diperhatikan:1. Al Qaul Al Maruf / Pembicaraan yang baik (QS. Al Ahzab:32)2. Ghadul Bashar/menjaga pandangan dari kedua belah pihak(An Nuur:30-31)3. Menghindari berdesak-desakan4. Tidak berkhalwat5. Mengindari posisi-posisi yang bisa mega ndung fitnah6. Barisan tempat duduk ikhwan-akhawat dipisah, misalnya ikhwan di sebelah kiridan akhawat di sebelah kanan.

    7. Uzlah syuuriyah yaitu mengasingkan perasaan (tidak melarutkan perasandengan suasana yang ada)8. MEmperhatikan secara khusu adab untuk akhawat: Menutup aurat sesuai syariat(QS. An Nuur:31, Al Ahzab:59) Tidak melembut-lembutkan pembicaraan, sehingga menggodaperasaan okhwan( QS. Al Ahzab:32)

    Santun dalam melakukan gerakan, sehingga tidak mengundangperhatian lawan jenis(QS. An Nuur:31)

    Tidak menggunakan hal-hal yang bisa merangsang dan mengundangbirahi seperti parfum dan pakaian dengan warna mencolok.Interaksi yang dimaksud adalah interaksi karena hajat, dalam hal ini kuliah/

    praktikum denga tujuan menuntut ilmu

    32. Apakah boleh menelpon ? SMS akhawat pada malam hari?Boleh, dengan syarat ada udzur syari(mendesak) misalnya talimat(pemberitahuan)

    rapat besoj, undangan atau berita duka yang sifatnya tidak pribadi, namun jika

    pembicaraan tersebut melebar dan berpanjang-panjang berarti sama dengan

    ngobrol (yang berdampak pada kemudharatan) yang tentu saja dilarang dalam

    akhlak Islam

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    26/73

    26

    SMS adalah perilaku yang menyerupai berbicara.Sama juga seperti chatting di

    internet. Maka permasalahan ini bisa dijawab seperti jawaban untuk hokum

    berbicara antara ikhwan dan akhawat. Untuk taushiyah via SMS antara ikhwan dan

    akhawat sebaiknya juga dijaga apalagi bila dikhawatirkan akan menimbulk an

    fitnah(tidak perlu dilakukan kecuali oleh suami-istri)

    33. Boleh tidak ikhwan dan akhawat SMS-an dengan bahasa gaul? Atau dengankata-kata lucu dan nggak seru\ius?

    Tidak. Terutama jika SMS ditujukan untuk aktifis yang sudah multazim. Untuk apa?

    Seharusnya anda lebih serius. Perlu diingat juga bahwa banyak bercanda biasanya

    lupa mati. Serius bukan berarti galak; dengan bahasa sopan, ramah, menghormati.

    Keseriusan tidak disertai canda yang sia-sia apalagi tidak bermanfaat bagi

    dawah.Karena wajib hukumnya meninggalkan bahasa yang tidak tepat dan

    mengandung unsure laghwi (sia-sia). Selain itu dikhawatirkan akan mengudanginterpretasi berbeda dari lawan bicara(atau lawan SMS) yang akhirnya menimbulkan

    fitnah.

    34. Apakah boleh SMS-an antar ikhwan dan akhawat untuk membicarakan masalahpribadi?

    Tidak boleh. Berkirim sas untuk masalah pribadi sama dengan ngobrol. Kalau ada hal

    pribadi yang hendak dibicarakan hendaknya dibicarakan kepada orang yang lebih

    berhak(masulnya atau murabbinya)sebagaiorang ketiga, sehingga tidak terjadifitnah.

    35. Apakah boleh mengerjakan rugas ( laporan dll) berdua dan satu ruang denganyang bukan muhrim berduaan>?

    Tidak boleh, karena yang ketiganya adlah setan. Sebagai solusi cari teman agar

    minimal bertiga. Mungkin bila keadaannya daurat anda bisa mengajak ikhwah lain

    untuk menyertai. Cukup sepeti itu dan tidak memperpanjang urusan. Apalagi

    berkhalwat(berdua-duaan) dengan yang bukan muhrim hal seperti ii dilarang dalam

    islam sebagaimana sabda Rasululla SAWjanganlah sekali-kali salah seorang diantara

    kamu sekalian berkhalwat dengan perempuan kecuali bersama muhrimnya(HR

    Bukhari Muslim)

    36. Bolehkan mengantar akhawat yang sendirian, karena tidak ada akhawat lain dandemi alasan keamanan misalnya; sudah malam atau sudah sangat larut atau si

    Akhawat pergi dalam perjalanan jauh? Bolehkah ke rumah akhawat malam-malam

    untuk urusan darurat atau sebaiknya ditunda saja?

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    27/73

    27

    Boleh dengan syarat udzur syyari yang dsangat dharurat, melakukan uzlkah

    syuuriyah, tidak ngobrol., saat sampai langsung ditinggal dan bukan memperpanjang

    urusan. Uzur yang memungkinkan dan dibolehkan untuk kasus ini ialah dharuriyah

    dalam menjaga kehormatan dan keselamatan jiwa akhawat yang bersangkutan.

    Rasulullah berpesan dalam khutbah haji wasa,YA Allah semoga Engkau saksikan

    bahwa setiap muslim terhadap muslim lainnya harus menghormatidarah(jiwa), harta

    benda dan kehormatannyan masing-masing

    Jauh lebih baik bila mengantarkan akhawatnya tidak sendirian, bila memakai

    kendaraan maka kendaraan yang lapang lebih utama(mengantar dengan mobil lebih

    baik daripada dengan motor)

    Lantas, bolehkah ke rumah akhawat malam-malam? Boleh, dengan kategori darurat

    dan tidak berlama-lama, selesai urusan langsung pulang. Kalaua bisa ditunda apakah

    mungkin darurat? Kalau demikian,m tunda saja hingga keesokan harinya

    37. Bagaimana hukum berdiskusi dan belajar bersama antar lawan jenis yangberkumpuil ? Bagaimana hukum diskusi malam antara ikhwan dan akhawat ataupun

    dengan ammah jika hijab masih bisa dijaga, misalnya di KM atau BEM atau

    himpunan?

    Akan lebih baik jika mengadakan acara kerja kelompok/belajar bersama antara

    ikhwan dengan ikhwan dan akhawat dengan akhawat saja. Tetapi jika halnitu tidak

    bisa dihindari, maka pembahasannya lihat aja kempbali ke pembahasan kita tentang

    prgaulan saat keadaan dharurat.]Untuk para aktivis dawah yang sudah memahami rambu-rambu syariat upayakan

    agar hel itu tidak terjadi. Juga upayakan tidak ada rapat-rapat atau diskusi malam.

    Ust. Ahzami samiun Jazuli menyarankan waktu malam dipakai waktu evaluasi diri

    dan persiapan energi (fisik dan ruhiyah) untuk keesokan haruinya, bukannya diisi

    dengan qadhaya(permasalahan)

    38. Bolehkan \ikhwan dan akhawat mabit dengan acara-acara bada isya s/d jam22.30?

    Pada dasarnya wanita tidak diharamkan keluar rumah jika memenuhi syarat sebagai

    berikut:

    a. Ada hajat atau keperluansyari (menuntut ilmu, berdawah,mengajar,silaturahim, dan berbagai aktivitas yang secara manusiawi dilakukan oleh

    setiap manusia)

    b. Kondisinya aman(tidak mengancam keselamatan dan kehormatan dirinya)c. Tidak menimbulkan fitnaah(bagi dirinya, suami dan anak-anak dan masyarakat)dan dampak negatif lainnya

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    28/73

    28

    Sebisa mungkin, jika tidak karena terpaksa sama sekali, tidak perlu ada mabit untuk

    akhawat. Apalagi kalau bisa diganti dengan program-program lain seperti jalasah

    ruhiyah. Kalauipun harus mabit, maka ada beberapa hal yang harus menjadi

    perhatian:

    a. Tempatnya dipisahkan secara fisik dari laki-laki(*buikan dalam satugedung/ruangan yang sama) atau menjaga hijab dengan baik

    b. Ada wali/ panitita yang bisa bertanggung jawabc. Program/agendanya jelasd. Ghadhul Bashar (QS. An Nuur 30-31)e. Tidak berkhalwatf. Memperhatikan secara akhusus adab untuk para akhawat, sebagai berikut: Mendapat izin dari suami/wali/mahramnya Menutup aurat Hal-hal lain sesuai [embahasan no. 2939. Apakah boleh mukhayyam ikhwan bareng dengan Aklhawat?Pada dasarnya pria dan wanita memilimi kewajiban yang sama untuk beribadah dan

    berdakeah *(QS. An Nisaa:36, An Nahl;97). Jika mukhayyam tersebut adalah bagian

    dari idadul jihad(persiapan jihad),maka mukhayyam hukumnya wajib bagi pria dan

    diperbolehkan bagi wanita

    Diperbolehkannya mukhayyam bagi wanita dengan beberapa hal/syarat yang harus

    diperhatikan berkaitan dengan karakter dan sifat kewanitaannya, yaitu:

    a. Mengingat kembali tugas utama dan fitrah seorang akhawat muslimah adalahsebagai ibu rumah tangga demi mewujudkan keluarga yang akinah, mawaddah, dan

    rahmah (QS. Ar Ruum:21, Al Ahzab:33) sehingga pelibatan akhawat muslimah dalam

    kegiatan mukhayyam tersebut bersifat terbatas. Tidak semua akhawat muslimah

    dapat mengikuti mukhayyam dan kesertaan mereka sangat terkait dengan marhalah

    dawah, usia dan kondisi akhawat tersebut

    b. Mukhayyam untuk akhawat tidak boleh mabit, karena sampai saat ini mabitbelum sampai pada tingkat yang dibutuhklan dalam acara mukhayyam

    c.

    Tempat mukhayyamn untuk akhawat harus terpisah dari tempatikhwan(termasuk instrukturnya harus akhawat)

    d. Acaranya disesuaikan dengan kadar kebutuhannya, tidak menimbulkan fitnahdan tidak mengabaikan tugas utamanya sebagai seorang akhawat musliamh

    e. Tetap menjaga adab-adab islam,seperti menjaga ucapan dan menutup auratsesuai syariat.

    40. Apakah boleh Ikhwan mengisi acara yang pesertanya akhawat semua?Berdasarkan QS. At Taubah;71

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    29/73

    29

    Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)

    menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang

    ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan

    mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;

    sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana., dawah adalah kewajiban

    muslim dan muslimah, dan jika memang dibutuhkan boleh saja seorang ikhesan

    menjadi pembicara di acara akhawat

    Namun, demikian harus tetap memperhatikan adab-adab islma yang telah dibahas

    pada pertanyaan-pertanyaan sebelumnya. Apalagi, jika ternyata tidak ada akhawat

    yang memiliki kompetensai dibisang tersebut, atau kalaupun ada, terkendala oleh

    jarak, waktu, biaya dan berbagai kesulitan untuk emnghindarkan. Selain itu

    ikhwawnnya harus mampu menjaga diri, tegas dan menjadi pemimpin yang baik

    selama acara berlangsung.

    41. Bagaimana hukum berboncengan motor antar aktivis dawah?Pada dasarnya ikhtilat dan khalwat(berduaan tanpa ada hubungan sah suami/istri

    atau mahram) dilarang dalam islam. Rasulullah saw. Bersabda:siapa saja yang

    beriman kepada Allah dan hari akhir hjanganlah berkhalwat dengan suaminya

    kecuali ada suami/mahram. Tetapi jika terjadi kondisi dharurat maka hal itu

    diperbolehkan, tapi hendaklah masing-masing memperbanyak dzikir dan saling

    menjaga perasaan, serta tidak membicarakan hal-hal yang tidak perl;u dan tidak

    memperpanjang urusan. Dharurat disini harus difahami dalam konteks menjaga

    keselamatan jiwa akhawat atau menjaga kehormatan agama, diri dankehormatannya. Harus diingat, bahwa kondisi dharurat itu biasanya sifatnya

    temporee, tidak permanen

    42. Bagaiamana hukumnya melempar barang kepada ikhwan/akhawat denganalasan tidak ingin berdekatan?

    Kesopanan adalah salah satu adab Islam yang harus dimiliki setiap muslim dan

    muslimah,s ehingga interaksi yang terjadi harus didasari pula oeh adab kesopanan.

    Jika memang dianggap perlu, dengan pertimbangan maslahatnya lebih besar

    dibanding mudharatnya, maka hal itu diperbolehkan. Tentu setelah memperhatikan

    perimbangan-pertimbangan berkenaan dengan hal ini, antara lain bahwa

    ikhwan/akhawat yang dimaksud sesama kader dawah yang mafhum mengapa kita

    harus melempatr barang(kertas, spidol, dll) tersebut, kultur budayanya, barang yang

    dilempar, atau ada cara lain yang lebih maslahat atau tidak. Namun ada satu hal

    yang harus difahamiu ketika berhadapam demngan seseorang

    ustadz/guru/pemateri, jangan sampai melakukan hal itu tanpa bertanya dulu

    kepadanya apakah beliau berkenan jika barang/benda yang dibutuhkannya

    diberikan dengan cara dilempar.

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    30/73

    30

    43. Apakah kalau berpapasan di jalan dengan ikhwan atau akhawat sebaiknyamemberi salam/ menyapa atau tidak usah menyapa?

    Islam menganjurkan ummatnya untuk menyebarkan salam sebagaimana firman

    Allah,Apabila kamu dihormati dengan suatu pemghormatan(salam), maka balaslah

    penghiormatan itu dengan yang lebih baik atau balaslah dengan yang sama(QS. An

    Nisaa:86). Begitu pula Rasulullah bersabda,Demi dzat yang jiwaku ada dalam

    genggaman-Nya, kalian sama sekali tidak akan masuk syurga sehingga beriman.Dan

    sama sekali tidak dikatakan beriman sebelum kalian saling mencintai. Maukah akuy

    tunjukkan skepada kalian sesuatu yang jika kalian lakukan, pasti akan saling

    mencintai? Sebarkanlah salam diantara kalian(HR. Muslim)

    Dalil itu berlaku umum untuk seluruh muslim dan muslimah. Seorang muslim booleh

    mengucapkan salam berdasarkan HR. Abu Dawud, At Tirmidzi dan Ad Darimi, yaitu

    Asma binti Yazid mengatakan,Pasa suatu ketika Nabi SAW berjalan-jalan melewatikami diantara kaum wanita, lalu beliau mengucapkan salam kepada kami

    Begitu juga seorang muslimah bpleh memberi saam kepada seorang muslim

    berdadsarkan hadits riwayat Bukhari dan muslim, yaitu Ummu Hani binti Abu

    Thalib,saudara sepupu Nabi SAW, berkataPada tahun fathul makkan saya pergi

    menghadap Rasulullah SAW. Secara tidak sengaja saya mendapatkan beliau

    sedangmandi dan Fatimah, puteri beliau menutupi beliau dengan tabir. Daya

    mengucapkan saklam kepada abeliau, maka beliau menjawab,Siapakah ini?. Saya

    menjawabSaya adalah Ummu Hani binti Abi Thalib, kemudian beliaumengucapkan,Marhaban bi Ummi Hanni .

    Tapi ada hal-hal yang harus diperhatikan jika seorang iikhwan/akhawat berpapasan/

    bertemu, maka alangkah baiknya jika kita mengambil pendapat Ibnu Unaiyah dan

    Abu Dzar yang mengatakan,Saya pernah bertanya kepada Atha tentang masalah

    mengucapkan salam kepada wanita, maka jawabnya,Jika wanita-wanita itu masih

    muda, maka janganlah kalian mengucapkan salam kepada mereka. Begitu pula

    imam Al Hulaimi mengatakan,Siapa saja yang percaya bahwa dirinya akan bisa

    terhindar dari fitnah, maka hendaklah ia mengucapkan salam, namun jika merasa

    tidak aman dari fitnah, maka diam itu selbih selamat

    Artinya, mengucapkan salam siperbolehkan jika ucapan salam itu tidak

    menimbulkan fitnah diantara ikhwan/akhawat. Tetapi jika dengan ucapan salam itu

    bisa menimbulkan fitnah di antara mereka(termmasuk rusaknya hati), maka lebih

    baik tidak usah dilakukan apalagi sebagai sesama aktivis dawah tentu saling

    tafahum

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    31/73

    31

    44. Apakah ada standar gamda dalam bersikap kepada ikhwan dan owok (yangbukan ikhwan)? Dan begitu pula sikap Ikhwan pada akhawat dan perempuan yang

    \bukan akhawat?

    Pada dasarnya, seorang pemeluk islam laki-laki disebut muslim, dan setiap muslim

    bersaudara(ikhwana). Artinya,siapapun dia jika seorang pria atau cowok muslim

    pasti adalah ikhwan bagi muslim lainnya. Dengan pemahaman seperti itu maka tidak

    ada perbedaan atau standar ganda dalam interaksi lawan jenis.. Tetapi yang harus

    disikapi arif adalah tidak semua pria/cowok/ lakilaki adalalah ikhwan yang

    memiliki pemahaman islam yang baik, sehingga menjadi tugas siapapun =termasuk

    para akhawat daiyah- untuk mendaskwahi mereka. Kendati demikian ada rambu

    dan etika islam yang harus diperhatikan.

    Selain itu, harius diingat juga berdawah harus memakai fiqhud dawah. Perlihatkan

    akhlak islam dengan caramenolak secara halus, attauun pamit jika memang intraksi

    itu tidak memberim manfaat atayuu malah memunculkan fitnah, sehingga paracowok yang sedqang berinteraksi dengan kita tidak menjadi tersinggung. Demikian

    dilakukan karena tentu kondisi di lapangan tidak selalu ideal dan memungkinkan,

    yang karenanya diperlukan pola interaksi yang tetap berjalan pada koridor syara

    yang mengacu pada fiqh dawah. Misalnya ada kawan cowok(buka ikhwan) yang

    ngajak ngobrol, sebaiknya ngobrol seperlunya-yang manfaat- dan tidak langsung

    ditinggal agar tidak dicap ekstrim melainkan memohon diri denganwajar dan tidak

    menyimnggung poerasaan

    45. Bolehkan jatuh cinta dengan sesama aktivis dawah?Cinta adalah fitrah setiap manusia dn merupakan salah satu nimat dari Allah SWT. A

    tetapi cinta bagi seorang aktivis dawahbukan sekedar pemenuhan kebutuhan

    biologis semata, bukan pula sekedar bersentuhan kulit atau memba\yangkan

    kemolekan tubuh atau rrupa lawan jenisnya dan bukan pula didorong oleh syair-

    syair berselera rendah.

    Ketika aktivis jatuh cinta, maka dalam konteks keimanan, cintanya merupakan bukti

    pelaksanaan sunnah Rasulullh sekaligus menggapai mardhatillah, sehingga tidak ada

    tempat atas nama cinta- bagiu nafsu rendah yang merusak mardhotillah

    Ketika aktifis dawah jatuh cinta, maka dalam konteks pembinaan, cintnaya

    merupakan bukti peningkatan marhalahnya di hadapan Allah SWT, sehiongga tidak

    ada tempat-atas nama cinta- bagi nafsu yang mengabaikan dan memporak-

    porandakan asas pembinaan.

    Ketika aktifis dawah jatu cinta, maka dalam kontek dawah. Cintanya adalah

    ekspansi pergerakan menuju gerbang kedua untuk mewujudkan masyarakat yang

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    32/73

    32

    islami setelah membentuk pribadi yang islami,, sehingga tidak ada tempat-atas

    nama cinta- bagi nafsu yang menghancurkan tatanan struktur kepribadian islami

    seorang aktifis dawah yang telah dibangun dengan susah payah.

    Jika seorang aktifis dawah saling jatuh cinta, ada beberapa hal yang harus

    diperhatikan, difahami dan direnungkan dengan jujur,

    a. Apakah dengan jatuh cinta sang aktifis sudah siap menuk\ju gerbangpernikahan? Jika sudah, maka lamar dan nikahilah segera. Namun perlu diperhatikan

    adan dan etika sebagai aktivis dawah yang terikakt dengan institusi dawah. Tetapi

    jika belum siap jangan coba-coba jatuh cinta.

    b. Sudahkah disadari bahwa jika aktivis dawah menikah, maka ummat harusmendapat nilai lebih dari pernikahannya berupa nilai keteladanan, nilai keberkahan,

    nilai kemuliaan islam danutamanya adalah nilai dawah? Kalau nilai lebih itu tidak

    ada, maka apa bedanya pernikahan aktivis dawah dan pernikahan bukan aktivis

    dawah? Padahal aktivis dawah adalah pemiul risalah dawahc. Sudahkah difahami bahwa ketika aktivis dawahmenikah, maka pernikahannyaharus menjadi jalan jihad baginya, sehingga pernilkahannya tidak akan didasari

    hanya karena simbol simbol duniawi semata seperti fisik, harta, gelar, pendidikan,

    nasab/keturunan, kedekatan aktivitas ataupun simbol-simbol duniawi lainnya.

    Jadi, jika sesama aktivis dawah jatuh cinta, maka hal itu sah-sah saja dan merupakan

    selkera pribadi. Tetapi sebagai aktivis dawah hendaknya selera pribadi kita lebih

    berkualitas, lebih dewasa dan lebih berbobot kerena hal ini terkait dengan tatanan

    dawah yang sedang dibangun. Artinyajika sesama aktivis dawah saling jatuh cinta

    dengan mengabaikan tatanan dawah, maka jatuh cintanya sesama aktivis itu hanyaakan memrusak tatanan dawah yang sedang dibangun. Minimal meriusak tatanan

    struktur kepribadian keislaman sng aktivis, padahal begitu sulit membangun

    kepribadian yang islami, tapi runtuh hanya karena urusan jatuh cinta.

    46. Bagaimana mengingatkan ikhwan dan akhawat yang berpacaranSebagai seorang muslim yang baik, maka tentu sudah mengetahui bahwa adab Islam

    tidak mengenal istilah dan praktek pacaran. Jika hal ini terjadi pada orang yang

    belum memahami Islam, maka kita masih agak memakluminya(untuk segeramita

    perbaiki dan memberi pemahaman). Tetapi jika pacaran menjangkiti aktivis dawah

    yang memahami Islam, maka hal ini sunggu \h sangat memprihatinkan. Ingat

    peringatan Allah dalahm surat Ash Shaff:2-3.

    Karena itu jika ada aktivis dawah yang nberpacaran, maka ada beberapa hal yang

    bisa kita upayakan untuk memperbaikinya, edngan cara:

    a. Mengingatkannya sebagai hamba Allah yang wajib tunduk pada hukum Allah(Surat Ash Shaff :2-3 dan Al Muminuun : 1-11)

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    33/73

    33

    b. Ingatkan bahaya mendekati zina dan berzina seta dampak yangditiombulkannya

    c. Di\upayakan agar hubungabnya sgera diakhiri dengan cara meminimalkaninteraksi diantara mereka

    d. Dianjurkan untuk shaum sebagai salah satu perisai penjaga hawa nafsue. Jika memang sulit untuk diakhiri hubungannya, maka beri motivasi dan anjuranuntuk segera menikah

    IV. Dunia Kontemporer, Muamalah dan Umum47. Apa hukumnya penggunaan musik unttuk acara-acara dawah? Apa sihhukumnya mendengar dan memainkan musik untuk hiburan di kala senggang?

    Khusus tentang seni musik, banyak sekali perbedaan pendapat. Ada yang

    memngharamkan sama sekali dengan berpatokan pada sabda Rasulullah SAWAkan

    ada di antara umatku yang menghalalkan zina,sutra dan alat-al;at musik. Ada yangberpendapat tergantung niatnya dan syairnua. Ada juga yang berpendapat muisik

    hanya boleh fdigunaan pada tiga waktu,

    A. Pada acara walimatul urssy(pernikahan)B. Menjelang perang fi dsabilillah(untuk menyemangati p[asukan)C. Tujuh hari raya (idul fitri)fan 3 hari raya(idul qurban)Sayid Zsabiq menambahkan beberapa nyanyian yang halal, antara lain,: Ibu yang

    bernyanyi untuk anak-anaknya, juga sebagai selingan di tengah kesibukan, para

    pekerja dan buruh yang bernyanyi di tengah kesibukan dan kepenatan kerja untu k

    meringankan lelah guna menghidupkan sifat bekerja ama sesama mereka. Sertapekerjaan lain yang berdasdarkan dan bertujuan taat sehingga gairah kerja tumbuh

    kembali. Syarat yang lainnya dalah nasyid itu tuidak boleh berisi doa. Karena hal ini

    menyerupai ibadah orang Nasrani.

    Pendapat yangf menghalalkan nyanyian/musik seperti yang diteranghka ndalam Fiqh

    Sunnah karangan Sayyid Sabiq berdasarkan argumentasi antara lain:

    a. Hadits yang diriwayatkan bukhari Muslim dari aisyah ra. Bahwa Abu Bakarmasuk ke rumahnya (Aisyah) sedang di rumahnya ada dua budak wanita yang

    sedang bernyanyi dan memukul rebana. Saat itu Rasulullah SAW berkemul(menutup

    diri) ndengan pakaiannya. Abu Bakar kemudian memarahi keduanya. Setelah itu

    Rasulullah membuka wajahnya dan bersabda,Biarkan mereeka hai Abu Bakar, hari

    ini hari ulang tahun

    b. HR. Ahmad dan at Tirmidzi dengan sanad yang shahiih. Bahwa Rasulullah SAWpernah keluar dalam suatu peperangan. Waktu beliau kembali seorang wanita

    datang dan berkata,Wahai Rasululah, sesungguhnya aku telah bernadzar, jika Allah

    menyelamatkanmu maka aku akan memukul rebana di hadapanmu dan aku

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    34/73

    34

    bernyanyi.Rasulullah SAW bersabda,Jika kamu bernadzar, maka pukullah rebana

    itu Dan wanita itu pun melakukan apa yang dinazarkannya.

    c. Riwayat lain dari sejumlah sahabat dan tabiin yang mereka dahulu mendengarmusik dan nyanyian. Semisal Abdullah bin Zubaior, Abdullah bin Jafar dari kalangan

    sahabat, dan Umar bin Abdul Aziz, Syaikh al Qadhi dan Abdul Aziz bin Maslamah, dll

    Kesimpulannya, boleh-boleh saja dalam acara dawah menggunakan musik selama

    tidak melanggar parameter-parameter(secara lebih detail diterangkan pada jawaban

    persoalan 54,55) yang telah ditentukan. Meskipun dmazhab Maliki, Syafii dan

    sebagian mazhab yang lain memakruhkannya. Sedangkan menurut Imam

    Ahmas:Saya tidak menyukai nyanyian kerena melahirkan kemunafikan dalam hati

    48. Bagaimana hukumnya nasyid gaul ( pake trik acapella) seperti di TV?Musik adalah bagian dari ekspresi berkesenian. Sedangkan seni dalam pandanganislam adalah sebuah ungkapan dari berbagai cita rasa, gagasan, di\\ide sebagai

    media komunikasi yang beregaya estetis untuk menggugah cita rasa indrawi dan

    kesadaran manusiawi dalam memahami secara benar fenio\\omena alam,

    kehidupan, manusia, dan keagungan Allah sw,berdasarkan aturan ilahi, dan nilai-

    nilai fitru yang tertuang dan tersajikan dalam bentuk suara/ucapan, lukisan/tulisan,

    gerak dan berbagai bentuk lainnya.

    Berdasarkan hal tersebut maka ada beberapa kriteria mendasar tentang sebuah seni

    islami, baik musik, drama, lukisan dan lainnya, yaitu:a. Harus mengandung muatan/ pesan hikmah dan ajaran kebaikanb. Menjaga dan menghormati nilai-nilai susila islam dalam segala segisajiannya(syair, penyaji, suasana)

    c. Menjaga aurat dan menghindari erotismed. Menghindari semua syair, teknik, metode, sarana dan instrumen yangdiharamkan syariat terutama yang meniru gaya khas ritual agama lain(tasyabbuh bil

    kufafr) dan menjurus kepada kemusyrikan

    e. Menjauhi kata-kata,gerakan, gambaran yang tidak mendidik dan mereacuniserta merusak fitrah

    f. Menjaga disiplin dan prinsip hijab dan menghindari perilaku takhonnus(banci)g. Menghindari fitnah dadn praktel kemaksiatan dalam penyajian danpertunjukkannya

    h. Dilakukan dan dinikmati sebatan kebutuhan./keperluran dan menghindariberlebihann(israf/tabdzir) sehingga melalaikan kewajibannya kepada Allah

    Selain hal-hal di atas, seni Islami harus memiliki muatan risalah dawah melalui

    setidaknya tiga pesan, sebagai berikut:

  • 8/12/2019 Tanya Jawab Syariah

    35/73

    35

    1. Risalah Tauhid/keesaan Allah dengan mengungkap kekuasaan Allah,keagungan dan transendensi dalam segala-galanya, ketergantungan makhluk kepada

    khalik, prinsip uluhiyyah dan ubudiyyah

    2. Risalah insaniyyah wa inqazul hayah/menyelamatkan hak asasimanusia dan kehidupan alam,s eperti mengutuk kedzaliman, penjajahan dan

    penyalahgunaan kekuasaan, memberantas kriminalitasm kejahatan

    ,kebodohan,kemiskinan, perusakan lingkungan hidup ,mengajarkan

    kepeduianb,keadilan, kasih sayang dan lainnya

    3. Risalah akhlaqiyyah wa taaliim al Islam/kepribadian/akhlak. Konseopdan praktik ajaran islam seperti kejujuran, pengorbanan, solodaritas, kepahlawanan,

    kesetiakawanan, rendah hati , bebakti kepada orang tua, guru, dll

    Jadi, apapun bentiuk seninya (termasuk musik) dan bagaimana pun metodenya

    boleh-boleh saja asalkan ia memenuhi keseluruhan dan tidak melanggar parameter

    diatas.

    49. Adakah band yang syari atau rock yang syari? Apakah msuik dangdut syari?Bagaimana jika dangdut tersebut memuat nada dan dawah?

    Nyanyian tak lebuih dari sebuah ungkapan indah yang bisa menjadi baik dan buruk.

    Jika ia ditampilkan dalam keadaan yang dapat mengeluarkan dari daerah halal, tidak

    membawa muatan risalah dawah dan sekali lagi tidak melanggar parameter seni

    islami yang dibolehkan seperti membangkitkan syahwat, membara kepada

    perbuatan dosa(fasik),menggugah ke arah kebobrokan datau menimbulkan kelalaian

    berbuat taat maka ia menjadi tidak halal dan terlarang. Apalagi bila nyanyian itu

    mengundang orang untuk bergoyang erotis,mengumbar syahwat, berpotensimengarah pada ikhtilat dan kemmudharatan lain. Secara umum kedsimpulan dari

    pembahasan ini adalah seperti yang dibaha sdalam