tanpa judul

9
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Ida San Hyang Widhi Wasa, Sang Maha Pencipta dan Pengatur Alam Semesta, berkat Ridho Nya, penulis akhirnya mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Cara Kerja Hipotalamus” Dalam menyusun makalah ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang terdekat, sehingga penulis mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih untuk semuanya yang sudah mau membantu dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu segala kritikan dan saran yang membangun akan penulis terima dengan baik. Semoga makalah " Cara Kerja Hipotalamus " ini bermanfaat bagi kita semua. Singaraja, 8 Desember 2013, Penyusun

Upload: azmi-alfarisi

Post on 25-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

judul

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Ida San Hyang Widhi Wasa, Sang Maha Pencipta dan Pengatur Alam Semesta, berkat Ridho Nya, penulis akhirnya mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Cara Kerja Hipotalamus

Dalam menyusun makalah ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang terdekat, sehingga penulis mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih untuk semuanya yang sudah mau membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu segala kritikan dan saran yang membangun akan penulis terima dengan baik.

Semoga makalah " Cara Kerja Hipotalamus " ini bermanfaat bagi kita semua.

Singaraja, 8 Desember 2013,

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang.......................................................................................... 1

1.2. Rumusan masalah..................................................................................... 2

1.3. Tujuan....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1.Anatomi Hipotalamus............................................................................... 3

2.2.Fisiologi Hipotalamus................................................................................ 3

2.3. Cara kerja Hipotalamus............................................................................ 5

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan........................................................................................6

3.2. Saran......................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk memengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.

Sistem endokrin terdiri dari kelenjarkelenjar endokrin.Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-sel ,lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak mengandung pembuluh kapiler. Kelenjar endokrin mensekresi substansi kimia yang langsung dikeluarkan ke dalam pembuluh darah, Sekresinya disebut hormon. Hormon yaitu penghantar (transmitter) kimiawi yang dilepas dari sel-sel khusus ke dalam aliran darah. Selanjutnya hormon tersebut dibawa ke sel-sel target (responsive cells) tempat terjadinya efek hormon.

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau organ internal, seperti lapisan traktus intestinal.

Fungsi endokrin diantaranya adalah :

1. fungsi metabolisme tubuh

2. fungsi pertumbuhan

3. fungsi sex

4. fungsi pencernaan

5. fungsi kardiovaskuler

Yang Termasuk Kelenjar Endokrin :

1. Hipotalamus

2. Hipofisis/Pituitari

3. Tiroid

4. Paratiroid

5. Adrenal

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian hipotalamus?

2. Bagaimana cara kerja hipotalamus?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian hipotalamus

2. Untuk mengetahui cara kerja hipotalamus

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ANATOMI HIPOTALAMUS

Hipotalamus terletak pada lantai otak, mengelilingi bagian bawah ventrikel ketiga. Batas anterior adalah kiasma optika; batas posterior adalah korpus mamilaris; batas lateral adalah sulcus lateral; dan batas ventrodorsal adalah tuber cinereum (dasar hipotalamus yang membulat dan memanjang kearah kaudal hingga tangkai hipofisis). Bentuk hipotalamus memang tidak beraturan, namun dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu: (1) area hipotalamus dorsal; (2) area hipotalamik anterior; dan (3) area preoptikus. Menurut Sherwood (2011), Hipotalamus adalah kumpulan nukleus-nukleus spesifik dan serat serat terkait yang terletak dibawah thalamus.

2.2 FISIOLOGI HIPOTALAMUS-HIPOFISIS POSTERIOR

Hipotalamus, mempunyai jaras komunikasi dua arah yang berhubungan dengan semua tingkat sistem limbik. Sebaliknya, hipotalamus dan struktur-struktur yang berkaitan dengannya mengirimkan sinyal-sinyal keluaran dalam tiga arah: (1) kebelakang dan kebawah menuju batang otak terutama ke area reticular mesenchepalon, pons, dan medulla, dan dari area tersebut ke perifer sistem saraf otonom; (2) ke atas menuju sebagian besar area yang lebih tinggi di diensefalon dan serebrum, khususnya bagian anterior talamus dan bagian limbik korteks serebri; dan (3) ke infundibulum hipotalamus untuk mengatur atau mengatur secara sebagian dari fungsi sekretorik pada bagian posterior dan anterior kelenjar hipofisis (Guyton and Hall, 1997).

Disini hanya akan dibahas fisiologi hipotalamus dalam fungsi endokrin tubuh.

Hipotalamus terlibat dalam banyak fungsi endokrin seperti pengaturan suhu tubuh, pemasukan makanan dan berhubungan dengan banyak bagian sistem saraf. Otak sendiri baik dipengaruhi oleh efek hormonal secara langsung dan tak langsung. Selain itu hormon hipotalamus pada fungsi ekstrahipotalamus sebagai neurotransmitter atau neurohormon (Greenspan and Baxter, 1998).

Fungsi hipotalamus diatur baik oleh signal mediator-hormon, contoh, umpan balik negative maupun oleh input neural dari berbagai sumber. Signal saraf ini diperantarai oleh neurotransmitter termasuk asetilkolin, dopamine, norepinefrin, epinefrin, serotonin, GABA, dan opioid. Hipotalamus adalah jalan akhir bersama tempat lewatnya berbagai signal dari berbagai sistem mencapai hipofisis anterior. Sebagai contoh, sitokinin yang memegang peranan dalam respon terhadap infeksi, seperti interleukin, juga terlibat dalam pengaturan aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal. Sistem interaksi immuneuroendokrin ini penting bagi kehidupan organisme menghadapi stress (Greenspan and Baxter, 1998).

Hipotalamus juga mengirim signal ke bagian lain system saraf. Sebagai contoh, jaras saraf mayor neuro magnoselular yang mengandung vasopresin dan oksitosin berakhir di hipofisis posterior, serat saraf dari nukleus paraventrikel dan supraoptik menyebar kebanyak bagian lain dari system saraf. Pada batang otak, neuron vasopresinnergik berperan dalam pengaturan otonomik tekanan darah. Neuron yang sama menyebar ke substansia grisea dan berimplikasi pada fungsi kortikal yang lebih tinggi. Serat-serat saraf berakhir di eminensia mediana sehingga memungkinkan pelepasan ADH dalam sistem portal hipofiseal; pengiriman ADH dalam konsentrasi tinggi ke hipofisis anterior dapat meningkatkan keterlibatannya dalam pengaturan sekresi ACTH. Neuron magnoselular juga menyebar pleksus koroideus dimana mereka melepaskan ADH kedalam cairan serebrospinal. Disamping neuron magnoselular, nukleus paraventrikel mengandung sel yang lebih kecil dari badan sel disebut periviseluler. Neuron demikian juga ditemukan di region sistem saraf lainnya dan juga terdiri dari peptida-peptida seperti CRH dan TRH (Greenspan and Baxter, 1998).

Hormon hipotalamus dapat dibagi menjadi yang mengsekresi hormon kedalam pembuluh darah hipofiseal portal dan yang mengsekresikannya lewat neurohipofisis kedalam sirkulasi umum (Greenspan and Baxter, 1998).

Menurut Greenspan and Baxter (1998), hormon hipotalamus yang disekresikan kedalam pembuluh darah hipofiseal portal dalam bentuk hormone hipofisiotropik yang merangsang sekresi hormon-hormon hipofisis anterior, yakni:

a) Growth Hormone Releasing Hormone (GRH): merangsang sekresi hormone pertumbuhan (GH) oleh somatotrof.

b) Somatostatin: menghambat sekresi GH dan TSH.

c) Dopamine: merupakan hormone penghambat prolaktin primer (PIH), ditemukan pada sirkulasi portal dan terikat pada reseptor dopamine dalam laktotrof.

d) Prolaktin Releasing Factor: merangsang sekresi prolaktin.

e) Thyrotropin Releasing Hormone (TRH): faktor hipotalamus mayor dalam sekresi TSH.

f) Corticotropin Releasing Hormone (CRH): merangsang sekresi Adrenokortikotropik Hormone (ACTH).

g) Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH): mengontrol sekresi Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH).

Sedangkan Hormon yang disekresikan lewat neurohipofisis (hipofisis posterior) menurut Greenspan and Baxter (1998), yakni:

a) Antidiuretik Hormone (ADH, juga dikenal sebagai vasopresin): pengatur keseimbangan penting, juga vasokonstriktor kuat dan berperan penting pada regulasi sistem kardiovaskuler.

b) Oksitosin: menyebabkan kontraksi otot polos uterus untuk membantu mengeluarkan janin selama persalinan, dan merangsang ejeksi susu dari kelenjar mamaria selama menyusui.

Hipotalamus dan hipofisis posterior membentuk suatu sistem neuroendokrin yang terdiri dari suatu populasi neuron neuroskretoris yang badan selnya terletak di dua kelompok di hipotalamus (nukleus supraoptik dan nukleus paraventrikel). Akson dari neuron-neuron ini turun melalui tangkai penghubung tipis untuk berakhir di kapiler di hipofisis posterior. Hipofisis posterior terdiri dari ujung-ujung saraf ini plus sel penunjang mirip glia. Secara fungsional dan anatomis, hipofisis posterior sebenarnya hanya perpanjangan dari hipotalamus (Sherwood, 2011).

2.3 KERJA HIPOTALAMUS

Aktivitas endokrin dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh hipotalamus, yang menghubungkan sistem persarafan dengan sistem endokrin. Dalam berespons terhadap input dari area lain dalam otak dan dari hormon dalam dalam darah, neuron dalam hipotalamus mensekresi beberapa hormon realising dan inhibiting.

Hipotalamus sebagai bagian dari sistem endokrin mengontrol sintesa dan sekresi hormon-hormon hipofise. Hipofise anterior dikontrol oleh kerja hormonal sedang bagian posterior dikontrol melalui kerja saraf. Hormon yang disekresi dari setiap kelenjar endokrin dan kerja dari masing-masing hormon. Setiap hormon yang mempengaruhi organ dan jaringan terletak jauh dari tempat kelenjar induknya. Misalnya oksitosin, yang dilepaskan dari lobus posterior kelenjar hipofise, menyebabkan kontraksi uterus.

BAB III