judul : analisis faktor-faktor yang mendorong alasan · pdf fileada pembangunan tanpa adanya...

25
Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan Seseorang Untuk Melakukan Mobilitas Ulang-Alik (Commuting) (Studi Kasus Di Desa Pandak Gede) Nama : Dewa Ayu Cintya Nandiswari NIM : 1306105126 ABSTRAK Mobilitas ulang-alik merupakan salah satu bentuk dari mobilitas penduduk dimana mobilitas ulang-alik ini merupakan pergerakan suatu penduduk dari daerah asal ke daerah tujuan tetapi gerak penduduknya hanya dalam batasan satu hari saja kemudian kembali lagi ke daerah asalnya. Banyak penduduk desa yang melakukan mobilitas ulang-alik, seperti di Desa Pandak Gede. Penduduk Desa Pandak Gede sebagian besar melakukan mobilitas ulang-alik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Sangat penting halnya untuk mengetahui faktor-faktor pendorong alasan seseorang untuk melakukan mobilitas ulang-alik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor yang mendorong alasan seseorang untuk melakukan mobilitas ulang-alik seperti tingkat upah, pendidikan, jarak tempuh, umur, serta kegiatan adat. Penelitian ini dilakukan di Desa Pandak Gede, dengan pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi, penyebaran kuesioner, serta wawancara tidak terstruktur. Metode penarikan sampel yang digunakan dalam menentukan sampel yaitu teknik probability sampling khususnya simple random sampling. Hasil perhitungan rumus Slovin diperoleh jumlah sampel sebanyak 78 orang responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah binary logistic regression karena variabel dependennya bersifat dikotomi yaitu menggunakan variabel dummy. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel tingkat upah tidak berpengaruh, variabel pendidikan dan variabel jarak tempuh berpengaruh positif dan signifikan, variabel umur dan variabel kegiatan adat berpengaruh negatif dan signifikan. Mobilitas ulang-alik (commuting) merupakan sebuah pilihan yang tepat bagi masyarakat Desa Pandak Gede untuk tetap tinggal di daerah asal serta ikut berperan aktif dalam kegiatan adat dan tetap bekerja ke daerah tujuannya, sehingga tenaga kerja produktif tidak berpindah dan menetap di kota. Masyarakat Desa Pandak Gede mampu menjadikan mobilitas ulang-alik (commuting) ini sebagai suatu peluang bisnis, serta mampu menjadikan Desa Pandak Gede sebagai desa destinasi pariwisata. Kata kunci: mobilitas ulang-alik, tingkat upah, pendidikan, jarak tempuh, umur, kegiatan adat

Upload: lycong

Post on 01-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan · PDF fileada pembangunan tanpa adanya mobilitas penduduk, dan begitu pula sebaliknya tidak akan ada mobilitas penduduk tanpa

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan Seseorang Untuk

Melakukan Mobilitas Ulang-Alik (Commuting) (Studi Kasus Di Desa

Pandak Gede)

Nama : Dewa Ayu Cintya Nandiswari

NIM : 1306105126

ABSTRAK

Mobilitas ulang-alik merupakan salah satu bentuk dari mobilitas penduduk

dimana mobilitas ulang-alik ini merupakan pergerakan suatu penduduk dari daerah asal

ke daerah tujuan tetapi gerak penduduknya hanya dalam batasan satu hari saja

kemudian kembali lagi ke daerah asalnya. Banyak penduduk desa yang melakukan

mobilitas ulang-alik, seperti di Desa Pandak Gede. Penduduk Desa Pandak Gede

sebagian besar melakukan mobilitas ulang-alik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,

hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Sangat penting halnya untuk mengetahui

faktor-faktor pendorong alasan seseorang untuk melakukan mobilitas ulang-alik.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor yang mendorong

alasan seseorang untuk melakukan mobilitas ulang-alik seperti tingkat upah,

pendidikan, jarak tempuh, umur, serta kegiatan adat.

Penelitian ini dilakukan di Desa Pandak Gede, dengan pengumpulan data yang

dilakukan dengan observasi, penyebaran kuesioner, serta wawancara tidak terstruktur.

Metode penarikan sampel yang digunakan dalam menentukan sampel yaitu teknik

probability sampling khususnya simple random sampling. Hasil perhitungan rumus

Slovin diperoleh jumlah sampel sebanyak 78 orang responden. Teknik analisis data

yang digunakan adalah binary logistic regression karena variabel dependennya bersifat

dikotomi yaitu menggunakan variabel dummy.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel tingkat upah tidak

berpengaruh, variabel pendidikan dan variabel jarak tempuh berpengaruh positif dan

signifikan, variabel umur dan variabel kegiatan adat berpengaruh negatif dan

signifikan. Mobilitas ulang-alik (commuting) merupakan sebuah pilihan yang tepat

bagi masyarakat Desa Pandak Gede untuk tetap tinggal di daerah asal serta ikut

berperan aktif dalam kegiatan adat dan tetap bekerja ke daerah tujuannya, sehingga

tenaga kerja produktif tidak berpindah dan menetap di kota. Masyarakat Desa Pandak

Gede mampu menjadikan mobilitas ulang-alik (commuting) ini sebagai suatu peluang

bisnis, serta mampu menjadikan Desa Pandak Gede sebagai desa destinasi pariwisata.

Kata kunci: mobilitas ulang-alik, tingkat upah, pendidikan, jarak tempuh, umur,

kegiatan adat

Page 2: Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan · PDF fileada pembangunan tanpa adanya mobilitas penduduk, dan begitu pula sebaliknya tidak akan ada mobilitas penduduk tanpa

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ ii

PERNYATAAN ORISINALISTAS ................................................. iii

KATA PENGANTAR ........................................................................ iv

ABSTRAK .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ....................................................................................... vii

DAFTAR TABEL............................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .......................................... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ................................... 15

1.3 Tujuan Penelitian .................................................... 15

1.4 Kegunaan Penelitian ................................................ 16

1.5 Sistematika Penulisan .............................................. 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori Dan Konsep .................................... 19

2.1.1 Teori Migrasi Penduduk .................................. 19

2.1.2 Konsep dan Pengertian Mobilitas Penduduk .. 25

2.1.3 Konsep Mobilitas Ulang-Alik (Commuting) ... 28

2.1.4 Alasan Seseorang Untuk Melakukan Mobilitas

Ulang-Alik (Commuting) ............................... 31

2.1.5 Tingkat Upah .................................................. 33

2.1.6 Hubungan Tingkat Upah Dengan Alasan

Seseorang Untuk Melakukan Mobilitas

Ulang-Alik (Commuting) ............................... 34

2.1.7 Pendidikan ...................................................... 34

2.1.8 Hubungan Pendidikan Dengan Alasan

Seseorang Untuk Melakukan Mobilitas

Ulang-Alik (Commuting) ............................... 36

2.1.9 Jarak Tempuh .................................................. 36

Page 3: Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan · PDF fileada pembangunan tanpa adanya mobilitas penduduk, dan begitu pula sebaliknya tidak akan ada mobilitas penduduk tanpa

2.1.10 Hubungan Jarak Tempuh Dengan Alasan

Seseorang Untuk Melakukan Mobilitas

Ulang-Alik (Commuting) ............................. 37

2.1.11 Umur ............................................................. 38

2.1.12 Hubungan Umur Dengan Alasan Seseorang

Untuk Melakukan Mobilitas Ulang-Alik

(Commuting) ................................................ 39

2.1.13 Kegiatan Adat ............................................... 39

2.1.14 Hubungan Kegiatan Adat Dengan Alasan

Seseorang Untuk Melakukan Mobilitas

Ulang-Alik (Commuting) .............................. 40

2.2 Hipotesis Penelitian ................................................. 42

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ...................................................... 44

3.2 Lokasi Penelitian ...................................................... 44

3.3 Obyek Penelitian ...................................................... 44

3.4 Identifikasi Variabel ................................................. 44

3.5 Definisi Operasional Variabel .................................. 45

3.6 Jenis Dan Sumber Data ............................................ 46

3.6.1 Data Kualitatif ................................................. 46

3.6.2 Data Kuantitatif ............................................... 47

3.7 Populasi Dan Sampel ............................................... 47

3.8 Metode Pengumpulan Data ...................................... 51

3.9 Teknik Analisis Data ............................................... 51

3.9.1 Analisis Model Binary Logistic Regression ... 52

3.9.2 Pengujian Model Fit ....................................... 55

3.9.2.1 Uji Kelayakan Model (Hosmer and

Lemeshow Goodness Of Fit Test) .......... 55

3.9.2.2 Statistik -2 Log Likelihood .................... 55

3.9.2.3 Koefisien Determinasi

(Nagelkerke’s R Square) ........................ 56

3.9.2.4 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara

Individual .............................................. 56

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Desa Pandak Gede ...................... 64

4.2 Karakteristik Responden .......................................... 66

Page 4: Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan · PDF fileada pembangunan tanpa adanya mobilitas penduduk, dan begitu pula sebaliknya tidak akan ada mobilitas penduduk tanpa

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan

Seseorang Untuk Melakukan Mobilitas

Ulang-Alik (Commuting) ............................... 66

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

Upah ............................................................... 68

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan

Pendidikan ....................................................... 70

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jarak

Tempuh ........................................................... 72

4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan

Umur ............................................................... 74

4.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Kegiatan

Adat ................................................................. 75

4.3 Analisis Model Regresi Logistik .............................. 77

4.3.1 Persamaan Regresi dan Interprestasi ............... 77

4.3.2 Pengujian Model Regresi Logistik .................. 79

4.3.2.1 Uji Kelayakan Model (Hosmer and

Lemeshow Goodness Of Fit Test) .......... 79

4.3.2.2 Statistik -2 Log Likelihood .................... 80

4.3.2.3 Koefisien Determinasi

(Nagelkerke’s R Square) ........................ 81

4.3.2.4 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara

Individual .............................................. 82

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ................................... 83

4.4.1 Pengaruh Tingkat Upah Terhadap Alasan

Seseorang Untuk Melakukan Mobilitas

Ulang-Alik (Commuting) ................................ 83

4.4.2 Pengaruh Pendidikan Terhadap Alasan

Seseorang Untuk Melakukan Mobilitas

Ulang-Alik (Commuting) ................................ 84

4.4.3 Pengaruh Jarak Tempuh Terhadap Alasan

Seseorang Untuk Melakukan Mobilitas

Ulang-Alik (Commuting) ................................ 86

4.4.4 Pengaruh Umur Terhadap Alasan Seseorang

Untuk Melakukan Mobilitas Ulang-Alik

(Commuting) ................................................... 87

Page 5: Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan · PDF fileada pembangunan tanpa adanya mobilitas penduduk, dan begitu pula sebaliknya tidak akan ada mobilitas penduduk tanpa

4.4.5 Pengaruh Kegiatan Adat Terhadap Alasan

Seseorang Untuk Melakukan Mobilitas

Ulang-Alik (Commuting) ................................ 88

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan .................................................................. 90

5.2 Saran ......................................................................... 90

DAFTAR RUJUKAN........................................................................ 92

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................... 97

Page 6: Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan · PDF fileada pembangunan tanpa adanya mobilitas penduduk, dan begitu pula sebaliknya tidak akan ada mobilitas penduduk tanpa

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1.1 Laju Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan Penduduk

Kabupaten Tabanan ........................................................... 11

1.2 Jumlah Penduduk di Desa Pandak Gede ........................... 13

1.3 Jumlah Pelaku Mobilitas Ulang-Alik di Desa Pandak

Gede Berdasarkan Banjar Dinas ....................................... 14

3.1 Jumlah Pelaku Mobilitas Ulang-Alik di Desa Pandak

Gede Berdasarkan Banjar Dinas ....................................... 48

3.2 Penarikan Sampel .............................................................. 50

4.1 Kondisi Demografi di Desa Pandak Gede Berdasarkan

Jenis Lapangan Pekerjaan ................................................ 65

4.2 Alasan Responden Untuk Melakukan Mobilitas

Ulang-Alik (Commuting) .................................................. 67

4.3 Tingkat Upah Responden .................................................. 69

4.4 Pendidikan Responden ...................................................... 71

4.5 Jarak Tempuh Responden ................................................ 73

4.6 Umur Responden ............................................................... 74

4.7 Kegiatan Adat Responden ................................................. 75

4.8 Hasil Analisis Regresi Logistik ......................................... 77

4.9 Uji Kelayakan Model Nagelkerke R Square .................... 80

4.10 Statistik -2 Log Likelihood ............................................... 80

4.11 Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) .......... 81

Page 7: Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan · PDF fileada pembangunan tanpa adanya mobilitas penduduk, dan begitu pula sebaliknya tidak akan ada mobilitas penduduk tanpa

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

1.1 Grafik Jumlah Penduduk Migran di Provinsi Bali

Berdasarkan Wilayah Tahun 2010 ................................... 10

2.1 Faktor-Faktor Determinan Mobilitas Penduduk Menurut

Everett S. Lee ................................................................... 21

2.2 Bentuk-Bentuk Mobilitas Penduduk ................................ 26

2.3 Kerangka Konseptual Penelitian ...................................... 42

Page 8: Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan · PDF fileada pembangunan tanpa adanya mobilitas penduduk, dan begitu pula sebaliknya tidak akan ada mobilitas penduduk tanpa

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1 Kuesioner Penelitian ........................................................ 97

2 Tabulasi Data ................................................................... 104

3 Output Hasil Uji Analisis Regresi Logistik ..................... 108

Page 9: Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan · PDF fileada pembangunan tanpa adanya mobilitas penduduk, dan begitu pula sebaliknya tidak akan ada mobilitas penduduk tanpa

9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Mobilitas penduduk memiliki kaitan yang sangat erat dengan pembangunan

karena mobilitas penduduk merupakan bagian yang sangat mempengaruhi secara

keseluruhan dari proses pembangunan, hal tersebut memiliki arti bahwa tidak akan

ada pembangunan tanpa adanya mobilitas penduduk, dan begitu pula sebaliknya

tidak akan ada mobilitas penduduk tanpa adanya pembangunan. Tinggi rendahnya

suatu mobilitas penduduk di suatu daerah akan mempengaruhi strategi

pembangunan, sehingga pembangunan yang akan dilaksanakan dapat

meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk yang mendukung suatu

pembangunan tersebut (Sudibia, 2007). Intensitas dari pembangunan di suatu

daerah akan berpengaruh terhadap adanya mobilitas penduduk. Arus mobilitas

penduduk ke daerah tujuan akan besar apabila intensitas pembangunannya tinggi,

begitu juga sebaliknya apabila arus mobilitas penduduk ke daerah tujuan rendah

maka intensitas pembangunannya rendah (Sudibia, 2007).

Dilihat dari konsep demografi, mobilitas penduduk lebih mengacu pada

perpindahan suatu penduduk secara kewilayahan, fisik, ataupun geografi. Mobilitas

penduduk sering disebut dengan migrasi, dimana migrasi ini didefinisikan sebagai

mobilitas yang melewati batas wilayah administrasi ataupun politik seperti

misalnya meliputi antar negara, kota, dan kabupaten. Pembangunan yang tidak

merata terutama pada daerah desa kota akan mendorong terjadinya perpindahan

penduduk tersebut dengan melewati batas-batas kewilayahan dari desa ke kota

Page 10: Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan · PDF fileada pembangunan tanpa adanya mobilitas penduduk, dan begitu pula sebaliknya tidak akan ada mobilitas penduduk tanpa

10

dengan alasan pekerjaan, pendidikan, dan perkawinan. Pergerakan penduduk

disebabkan karena perpindahan sementara di tempat tujuan untuk beberapa hari

kemudian menetap (Sudibia, 2007).

Mobilitas penduduk pada dasarnya adalah pergerakan penduduk secara

geografis dengan melewati batas wilayah dalam periode waktu tertentu dengan

tujuan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi ataupun kebutuhan sosialnya.

Mobilitas penduduk dimanfaatkan oleh penduduk miskin atau kurang mampu di

daerah pedesaan untuk mencari pekerjaan (Ajaero dan Onokala, 2013). Mobilitas

penduduk merupakan refleksi perbedaan antara pertumbuhan dengan

ketidakmerataan fasilitas pembangunan antara suatu daerah dengan daerah lain.

Kondisi yang seperti ini akan mendorong terjadinya mobilitas dari daerah yang

memiliki fasilitas pembangunan kurang baik menuju ke daerah yang memiliki

fasilitas pembangunan yang lebih baik seperti dari pedesaan ke daerah perkotaan

(Maulida, 2013). Menurut Mantra (2004) dalam Hasyasya dan Setiawan (2012)

mengemukakan bahwa pertumbuhan penduduk yang tinggi, persebaran yang tidak

merata, dan perekonomian yang lebih banyak terkonsentrasi di daerah perkotaan

merupakan hal yang membuat masyarakat semakin terdorong untuk melakukan

mobilitas, karena pertumbuhan ekonomi di daerah perkotaan lebih berkembang

dengan pesat, sedangkan di daerah pedesaan pertumbuhan ekonomi berkembang

dengan lambat, hal tersebut akan mendorong untuk terjadinya kesenjangan

pertumbuhan ekonomi antara perkotaan dengan pedesaan.

Menurut beberapa ahli seperti Lee (1966), Todaro (1979), dan Titus (1982)

dalam Mantra (2000: 186) menyatakan bahwa hal yang membuat seseorang untuk

Page 11: Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan · PDF fileada pembangunan tanpa adanya mobilitas penduduk, dan begitu pula sebaliknya tidak akan ada mobilitas penduduk tanpa

11

melakukan perpindahan adalah motif ekonomi. Motif tersebut berkembang karena

adanya ketimpangan ekonomi di suatu daerah. Todaro mengemukakan bahwa motif

ekonomi tersebut sebagai pertimbangan ekonomi yang rasional, dengan melakukan

mobilitas ke perkotaan terdapat dua harapan yang dimiliki yaitu harapan untuk

memperoleh pekerjaan serta harapan memperoleh tingkat upah yang lebih tinggi

daripada tingkat upah yang diperoleh di pedesaan, dengan demikian dapat

dikatakan mobilitas desa kota mencerminkan adanya ketidakseimbangan antara

desa dan kota. Arah pergerakan penduduk cenderung menuju ke daerah perkotaan

yang memiliki kekuatan-kekuatan ekonomi yang lebih besar dari daerah pedesaan

dan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Migrasi penduduk

menyebabkan munculnya permukiman-permukiman kumuh akibat penduduk desa

yang bermukim di kota serta menetap di perkotaan (Abbass, 2016). Hasil penelitian

Miriam, et.al (2014) menunjukkan bahwa kebanyakan pelaku mobilitas didominasi

oleh penduduk laki-laki.

Kesenjangan sosial ekonomi merupakan pokok permasalahan dalam

mobilitas penduduk, dimana akan muncul permasalahan baik di pedesaan maupun

di perkotaan dengan masalah yang relatif beragam. Salah satu permasalahan yang

muncul dalam hal ini adalah banyaknya penduduk yang melakukan mobilitas

ulang-alik atau commuting. Seseorang yang melakukan mobilitas ulang-alik

memutuskan untuk bekerja ke kota disebabkan kondisi sosial dan ekonomi yang

tidak dapat mencukupi biaya hidup sehari-hari. Peluang seseorang untuk

mendapatkan pekerjaan dengan upah yang baik maka akan mendorong seseorang

untuk memilih bekerja ke kota dan melakukan mobilitas ulang-alik (Indriani, 2010).

Page 12: Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan · PDF fileada pembangunan tanpa adanya mobilitas penduduk, dan begitu pula sebaliknya tidak akan ada mobilitas penduduk tanpa

12

Menurut Furqon (1988) dalam Rizal (2006) yang menjelaskan tentang

kegiatan perekonomian di Indonesia cenderung terpusat di daerah perkotaan,

sehingga mengakibatkan di daerah kota-kota besar yang menjadi daerah tujuan

untuk melakukan mobilitas permanen ataupun non permanen yang mengakibatkan

terjadinya penghambatan pada daerah sekitar kota tersebut. Permasalahan yang

akan muncul dari adanya mobilitas penduduk ini yaitu menyebabkan meningkatnya

kebutuhan akan lapangan pekerjaan di perkotaan dan mempengaruhi pasar tenaga

kerja, hal tersebut tentunya akan mengakibatkan berkurangnya tenaga kerja yang

potensial di pedesaan, menghambat pembangunan di pedesaan, dan akan

menciptakan permukiman kumuh di perkotaan (Rustariyuni, 2013).

Penduduk desa yang bekerja di kota saat ini sangat banyak ditemukan tetapi

gerak penduduknya hanya dalam batasan satu hari saja kemudian kembali ke daerah

asalnya di desa atau yang disebut dengan mobilitas ulang-alik. Kebanyakan

penduduk yang ada di desa memilih untuk bekerja di kota dengan tidak menetap,

faktor-faktor yang mempengaruhi alasan seseorang untuk melakukan mobilitas

ulang-alik (commuting) ini sangat banyak dan sangat kompleks. Hal tersebut

dikarenakan proses mobilitas menyangkut tentang individual dengan karakteristik

ekonomi, sosial, pendidikan, dan demografi. Tekanan ekonomi, kebutuhan akan

pendidikan, serta infrastruktur desa merupakan faktor dominan yang meningkatkan

arus mobilitas dari desa ke kota (Sudibia, 2007).

Mobilitas yang berasal dari daerah yang kelebihan tenaga kerja serta

mempunyai penghasilan yang rendah menuju ke daerah yang kekurangan tenaga

kerja dan mempunyai penghasilan yang tinggi, sehingga tingkat upah dapat

Page 13: Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan · PDF fileada pembangunan tanpa adanya mobilitas penduduk, dan begitu pula sebaliknya tidak akan ada mobilitas penduduk tanpa

13

membantu meningkatkan kesejahteraan penduduk. Perbedaan tingkat upah antara

di desa dan di kota mendorong masyarakat melakukan mobilitas untuk memenuhi

kebutuhan hidup yang semakin beragam, karena di daerah perkotaan memberikan

penghasilan yang lebih tinggi daripada di daerah pedesaan sehingga penduduk desa

akan memilih untuk melakukan mobilitas (Syamsiyah, 2015). Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Shivashankara dan Siddegowda (2010) yang menyatakan bahwa

migrasi sangat berhubungan dengan pendapatan serta lingkungan disekitarnya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasyasya dan Setiawan (2012),

Hutomo (2015), Indriani (2010), Ofuoku dan Chukwuji (2012), Purnomo (2009),

serta Rustariyuni (2013) menyatakan bahwa variabel tingkat upah berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan seseorang untuk melakukan mobilitas non

permanen. Hal tersebut dikarenakan seseorang melakukan mobilitas ingin bekerja

dengan pendapatan yang tinggi dibandingkan jika bekerja di daerah asal, dengan

adanya selisih pendapatan di desa dengan di kota membuat seseorang terdorong

untuk melakukan mobilitas.

Pendidikan yang ditamatkan juga berpengaruh terhadap alasan seseorang

untuk melakukan mobilitas ulang-alik (commuting) karena dengan pendidikan yang

telah ditamatkan maka seseorang akan mengharapkan upah, pekerjaan, dan fasilitas

yang sesuai dengan pendidikannya (Syamsiyah, 2015). Semakin tinggi pendidikan

yang ditamatkan seseorang maka kemungkinan besar akan melakukan mobilitas

baik itu non permanen ataupun permanen (Hasyasya dan Setiawan, 2012).

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Abidin (2013), Agustina dan

Yasa (2013), Hasyasya dan Setiawan (2012), Hutomo (2015), Indriani (2010),

Page 14: Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan · PDF fileada pembangunan tanpa adanya mobilitas penduduk, dan begitu pula sebaliknya tidak akan ada mobilitas penduduk tanpa

14

Rustariyuni (2013), Shidiq dan Nihayah (2016), serta Syamsiyah (2015)

menyatakan bahwa variabel pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan seseorang dalam melakukan mobilitas non permanen. Hal tersebut

menunjukkan bahwa orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan memiliki

probabilitas untuk melakukan mobilitas yang lebih besar. Hasil penelitian lainnya

yang dilakukan oleh Ikramullah, et.al (2011) mengemukakan hasil analisis

empirisnya yang menunjukkan bahwa pendidikan berhubungan positif dan

signifikan.

Penduduk yang melakukan mobilitas cenderung memilih untuk bekerja ke

daerah tujuan dengan jarak yang dekat dan melakukan mobilitas non permanen

yaitu mobilitas ulang-alik. Seorang yang melakukan mobilitas ulang-alik lebih

memperhitungkan biaya-biaya yang akan dikeluarkan, seperti biaya untuk tinggal

di daerah tujuan. Jarak tempuh yang dekat antara tempat tinggal dengan tempat

kerja, fasilitas serta infrastruktur yang memadai dapat meningkatkan niat seseorang

untuk melakukan mobilitas ulang-alik (Syamsiyah, 2015).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Indriani (2010) dan Syamsiyah (2015)

bahwa variabel jarak tempuh berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

seseorang untuk melakukan mobilitas non permanen. Hal tersebut dikarenakan

jarak yang dekat dengan tempat kerja seseorang dapat memudahkan seseorang

dalam melakukan mobilitas. Alasan tersebut yang membuat pelaku mobilitas lebih

memilih untuk melakukan mobilitas ulang-alik.

Umur atau usia seseorang merupakan salah satu penentu dalam alasan

seseorang untuk melakukan mobilitas ulang-alik (commuting). Seorang lansia

Page 15: Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan · PDF fileada pembangunan tanpa adanya mobilitas penduduk, dan begitu pula sebaliknya tidak akan ada mobilitas penduduk tanpa

15

cenderung tidak melakukan mobilitas karena lansia memikirkan biaya psikis yang

dikeluarkan, tetapi berbanding terbalik dengan penduduk yang berusia produktif

(Abidin, 2013). Kebanyakan penduduk yang melakukan mobilitas ulang-alik di

dominasi oleh penduduk usia produktif (Syamsiyah, 2015).

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Abidin (2013), Agustina dan

Yasa (2013), Hasyasya dan Setiawan (2012), Indriani (2010), Purnomo (2009),

serta Syamsiyah (2015) menyatakan bahwa variabel umur berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap keputusan seseorang untuk melakukan mobilitas non permanen.

Hal tersebut dikarenakan umur menjadi penentu dalam probabilitas tenaga kerja

melakukan mobilitas karena penduduk usia produktif lebih banyak melakukan

mobilitas ulang-alik didukung oleh fisik yang masih kuat dan produktivitas dalam

bekerja masih sangat baik, semakin bertambahnya umur seseorang maka akan

semakin kecil probabilitas untuk melakukan mobilitas khususnya mobilitas ulang-

alik (Hasyasya dan Setiawan, 2012).

Faktor budaya di Bali memiliki pengaruh yang sangat erat dengan mobilitas,

salah satunya adalah keikutsertaan masyarakatnya dalam kegiatan-kegiatan yang

ada di desanya. Faktor kegiatan adat merupakan salah satu alasan seseorang untuk

melakukan mobilitas ulang-alik, selain itu kegiatan adat juga memiliki pengaruh

terhadap jam kerja seseorang karena seseorang yang melakukan mobilitas harus

membagi waktunya untuk bekerja dan berpartisipasi dalam kegiatan adat di

lingkungan tempat tinggalnya agar tidak merasa dikucilkan oleh masyarakat

setempat (Mayaswari dan Yasa, 2015). Keterlibatan seseorang dalam bekerja dapat

memberikan kontribusi terhadap pendapatan keluarganya, tetapi menyebabkan

Page 16: Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan · PDF fileada pembangunan tanpa adanya mobilitas penduduk, dan begitu pula sebaliknya tidak akan ada mobilitas penduduk tanpa

16

waktu yang dicurahkan seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan adat yang

ada di lingkungannya semakin berkurang (Kurniawati dan Sudiana, 2015).

Hasil penelitian mengenai variabel kegiatan adat yang telah diteliti oleh

Kurniawati dan Sudiana (2015) menyatakan bahwa intensitas adat berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap pengeluaran rumah tangga karena waktu yang

digunakan untuk bekerja harus terpotong untuk berkontribusi di kegiatan adat

sehingga membuat penurunan pendapatan yang didapatkan. Penelitian selanjutnya

telah diteliti oleh Marhaeni (1992), Mayaswari dan Yasa (2015), dan Saskara, dkk

(2012) menyatakan bahwa variabel kegiatan adat atau faktor budaya berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap alokasi waktu dalam bekerja serta dalam

perekonomiannya. Keterkaitan antara kegiatan adat dengan alokasi waktu

seseorang dalam bekerja serta dalam perekonomiannya akan mempengaruhi niatan

seseorang dalam melakukan mobilitas dimana masyarakatnya harus memilih untuk

tetap tinggal di daerah asal atau meninggalkan daerah asalnya, sehingga dapat

dikatakan faktor budaya merupakan faktor pengikat dalam melakukan mobilitas.

Terdapat beberapa faktor dalam mobilitas penduduk yang mendorong dan

faktor yang menjadi penghambat seseorang untuk melakukan mobilitas ulang-alik,

faktor-faktor tersebut disebut kekuatan sentripetal dan kekuatan sentrifugal, dimana

kekuatan sentripetal merupakan kekuatan yang bersifat mengikat seseorang untuk

tetap tinggal di daerah asalnya, sedangkan kekuatan sentrifugal merupakan

kekuatan yang bersifat mendorong seseorang untuk meninggalkan daerah asalnya.

Kekuatan sentripetal diantaranya yaitu terikat karena tanah warisan, menunggu

orang tua sudah lanjut usia, dan juga karena daerah asal. Kekuatan sentrifugal

Page 17: Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan · PDF fileada pembangunan tanpa adanya mobilitas penduduk, dan begitu pula sebaliknya tidak akan ada mobilitas penduduk tanpa

17

diantaranya yaitu terkait terbatasnya lapangan pekerjaan dan terbatasnya fasilitas

pendidikan (Sudibia, 2007).

Dampak mobilitas ulang-alik secara umum yaitu dapat meningkatkan

kesejahteraan ekonomi di dalam keluarga pelaku mobilitas ulang-alik tersebut,

karena upah yang di dapatkan seorang pelaku mobilitas ulang-alik ini digunakan

untuk memenuhi kebutuhannya di desa, pelaku-pelaku mobilitas ulang-alik

menggunakan upah atau tingkat upah yang dimiliki untuk berinvestasi misalnya

seperti membeli tanah, membeli hewan ternak, dan juga membangun usaha baru.

Penghasilan yang diperoleh pelaku mobilitas ulang-alik ini merupakan dampak

yang diharapkan oleh pelaku-pelaku mobilitas ulang-alik, karena akan membawa

dampak pada kehidupan sosialnya (Sudibia, 2007).

Gerak dari mobilitas ulang-alik merupakan salah satu bentuk adanya

keterkaitan antara daerah pedesaan dengan perkotaan yang telah membawa arus

informasi ataupun inovasi-inovasi yang ada di daerah perkotaan sehingga mampu

mengubah daerah pedesaan untuk lebih maju dan sejahtera. Berdasarkan hasil

Sensus Penduduk tahun 2010 dapat dilihat jumlah penduduk migran di Provinsi

Bali berdasarkan wilayah tahun 2010.

Gambar 1.1 Grafik Jumlah Penduduk Migran di Provinsi Bali Berdasarkan

Wilayah Tahun 2010

Page 18: Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan · PDF fileada pembangunan tanpa adanya mobilitas penduduk, dan begitu pula sebaliknya tidak akan ada mobilitas penduduk tanpa

18

Sumber: BPS Provinsi Bali, 2016

Gambar 1.1 terlihat bahwa Kota Denpasar dan Kabupaten Badung

merupakan daerah yang paling banyak diminati oleh para pelaku migrasi untuk

melakukan mobilitas, dimana jumlah migrasi tertinggi sebesar 415.417 jiwa di Kota

Denpasar, sedangkan di Kabupaten Badung sebesar 209.061 jiwa. Kota Denpasar

merupakan Ibu Kota Provinsi Bali dengan pelayanan publik yang lengkap, fasilitas,

dan prasarana yang lebih memadai dibandingkan daerah lainnya, sedangkan

Kabupaten Badung merupakan daerah pariwisata yang banyak dikunjungi

wisatawan domestik maupun internasional disamping itu perkembangan ekonomi

di daerah tersebut sudah sangat pesat sehingga banyak masyarakat yang bermigrasi

ke daerah tersebut untuk mencari pekerjaan. Urutan ketiga yaitu Kabupaten Gianyar

dengan jumlah penduduk migran sebesar 60.815 jiwa hal tersebut karena

Kabupaten Gianyar dikenal sebagai kota seni dan ukir, perkembangan ekonomi di

Kabupaten Gianyar juga sudah cukup meningkat dilihat dari obyek pariwisatanya

di kawasan Ubud yang semakin ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik ataupun

internasional. Kabupaten Tabanan berada pada urutan keempat yaitu sebesar 50.710

jiwa penduduk yang melakukan migran hal tersebut dikarenakan mayoritas

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

Jembrana

Tabanan

Badung

Gianyar

Klungkung

Bangli Karangasem

Buleleng

Denpasar

Migran 33.013 50.71 209.061 60.815 13.514 8.364 12.162 36.317 415.417

Migran

Page 19: Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan · PDF fileada pembangunan tanpa adanya mobilitas penduduk, dan begitu pula sebaliknya tidak akan ada mobilitas penduduk tanpa

19

penduduknya bekerja sebagai petani sehingga Kabupaten Tabanan dikenal dengan

sebutan lumbung padi Bali, tetapi pekerjaan sebagai petani membuat pendapatan

yang dihasilkan kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya

dengan demikian banyak penduduk yang melakukan mobilitas. Berikut ini

disajikan tabel mengenai laju pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk

Kabupaten Tabanan berdasarkan Kecamatan.

Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan Penduduk

Kabupaten Tabanan (jiwa)

Kecamatan Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan

Penduduk (%) 2010 2015

Selemadeg 19,27 19,59 0,328

Selemadeg Timur 21,14 21,47 0,308

Selemadeg Barat 18,77 19,27 0,523

Kerambitan 37,68 38,66 0,516

Tabanan 70,54 73,37 0,789

Kediri 84,04 90,67 1,530

Marga 40,18 41,46 0,630

Baturiti 46,33 47,86 0,651

Penebel 44,09 44,59 0,227

Pupuan 38,32 38,96 0,331

Kab. Tabanan 420,37 435,90 0,728

Sumber: BPS Kabupaten Tabanan, 2015

Tabel 1.1 terlihat bahwa laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Kediri

memiliki angka tertinggi yaitu sebesar 1,530 persen, hal tersebut dikarenakan letak

geografis Kecamatan Kediri berdekatan dengan Kota Denpasar dan Kabupaten

Badung sehingga banyak masyarakat yang melakukan mobilitas. Dampak yang

akan terjadi dari adanya kepadatan penduduk yang tinggi di Kecamatan Kediri yaitu

mengakibatkan penduduk yang menganggur dan memunculkan perkumpulan

masyarakat yang nantinya akan meresahkan warga di sekitarnya.

Page 20: Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan · PDF fileada pembangunan tanpa adanya mobilitas penduduk, dan begitu pula sebaliknya tidak akan ada mobilitas penduduk tanpa

20

Desa Pandak Gede terletak di Kabupaten Tabanan Kecamatan Kediri

dengan permasalahan yang muncul di Desa Pandak Gede ini yaitu lahan pertanian

yang semakin menyempit karena pertumbuhan penduduk yang sangat pesat serta

banyaknya pembangunan yang dilakukan di Desa Pandak Gede menyebabkan

menyempitnya lahan pertanian sehingga lapangan pekerjaan di bidang pertanian

akan semakin berkurang yang tentunya akan menyebabkan produktivitas sektor

pertanian semakin menurun, hal tersebut mengakibatkan sektor pertanian menjadi

tidak produktif, sehingga peluang kerja di Desa Pandak Gede semakin sempit dan

mendorong penduduknya untuk mencari pekerjaan di sektor lain yang ada di

perkotaan. Lapangan pekerjaan yang ada di Desa Pandak Gede juga tidak mampu

menampung angkatan kerja yang ada di desa tersebut, kemudian faktor lain yang

mendorong penduduk Desa Pandak Gede melakukan mobilitas yaitu faktor

ekonomi yang paling dominan serta fasilitas di Desa Pandak Gede yang kurang

memadai seperti pada bidang pendidikan.

Berdasarkan hasil rekapitulasi jumlah penduduk Desa Pandak Gede pada

September 2016 terdapat 8 Banjar Dinas yang diantaranya adalah Banjar Dinas

Batan Poh, Banjar Dinas Pangkung, Banjar Dinas Saba, Banjar Dinas Belatung,

Banjar Dinas Panti, Banjar Dinas Tamansari, Banjar Dinas Kebon, dan Banjar

Dinas Pasti. Berikut ini akan disajikan tabel mengenai rincian dari hasil rekapitulasi

jumlah penduduk di Desa Pandak Gede.

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk di Desa Pandak Gede (jiwa)

Nama Banjar Dinas Jenis Kelamin Jumlah Penduduk

Laki-laki Perempuan

Banjar Dinas Batan Poh 516 518 1.034

Banjar Dinas Pangkung 329 315 644

Page 21: Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan · PDF fileada pembangunan tanpa adanya mobilitas penduduk, dan begitu pula sebaliknya tidak akan ada mobilitas penduduk tanpa

21

Banjar Dinas Saba 254 256 510

Banjar Dinas Belatung 260 274 534

Banjar Dinas Panti 334 335 669

Banjar Dinas Tamansari 423 446 869

Banjar Dinas Kebon 622 662 1.284

Banjar Dinas Pasti 196 214 411

Jumlah 2.934 3.019 5.955

Sumber: Kepala Desa Pandak Gede, 2016

Tabel 1.2 terlihat bahwa jumlah penduduk di Desa Pandak Gede sebesar

5.955 jiwa anggota keluarga yang terdiri dari 2.934 jiwa penduduk laki-laki dan

3.019 jiwa penduduk perempuan. Jumlah penduduk tertinggi ada di Banjar Dinas

Kebon sebesar 1.284 jiwa dan jumlah penduduk terendah ada di Banjar Dinas Pasti

sebesar 411 jiwa. Hal tersebut dapat disebabkan karena angka harapan hidup di

Banjar Dinas Kebon tinggi sehingga menyebabkan jumlah penduduknya tinggi,

begitu pula sebaliknya jumlah penduduk di Banjar Dinas Pasti rendah karena

disebabkan oleh angka harapan hidup yang rendah.

Banyak masyarakat di Desa Pandak Gede yang cenderung melakukan

mobilitas ulang-alik, karena kondisi desa ini sangat berperan dalam memotivasi

masyarakatnya untuk melakukan mobilitas. Berikut ini adalah data mengenai

jumlah penduduk di Desa Pandak Gede yang melakukan mobilitas ulang-alik

berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kelian Dinas Desa Pandak Gede.

Tabel 1.3 Jumlah Pelaku Mobilitas Ulang-Alik di Desa Pandak Gede

Berdasarkan Banjar Dinas (jiwa)

Nama Banjar Dinas Jumlah Pelaku Mobilitas

Ulang-Alik

Banjar Dinas Batan Poh 65

Banjar Dinas Pangkung 53

Banjar Dinas Saba 39

Banjar Dinas Belatung 45

Banjar Dinas Panti 30

Banjar Dinas Tamansari 54

Page 22: Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan · PDF fileada pembangunan tanpa adanya mobilitas penduduk, dan begitu pula sebaliknya tidak akan ada mobilitas penduduk tanpa

22

Banjar Dinas Kebon 33

Banjar Dinas Pasti 35

Jumlah 354

Sumber: Kelian Dinas Desa Pandak Gede, 2016

Dilihat dari Tabel 1.3 bahwa sebanyak 354 jiwa penduduk adalah pelaku

mobilitas ulang-alik, maka dapat dikatakan bahwa banyak penduduk Desa Pandak

Gede memilih untuk mencari pekerjaan ke luar daerah asalnya dengan berbagai

faktor yang mendorong, adanya fenomena tentang banyaknya penduduk yang

melakukan mobilitas terjadi karena adanya keterkaitan antara harapan hidup untuk

mendapatkan pekerjaan dengan tingkat upah yang baik semakin meningkat, tetapi

dengan semakin sempitnya lahan pertanian dan kesempatan kerja di pedesaan

membuat penduduk desa memilih untuk melakukan mobilitas ulang-alik (Indriani,

2010).

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan hal tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh tingkat upah terhadap alasan masyarakat Desa Pandak

Gede untuk melakukan mobilitas ulang-alik (commuting)?

2. Bagaimana pengaruh pendidikan terhadap alasan masyarakat Desa Pandak

Gede untuk melakukan mobilitas ulang-alik (commuting)?

3. Bagaimana pengaruh jarak tempuh terhadap alasan masyarakat Desa

Pandak Gede untuk melakukan mobilitas ulang-alik (commuting)?

4. Bagaimana pengaruh umur terhadap alasan masyarakat Desa Pandak Gede

untuk melakukan mobilitas ulang-alik (commuting)?

Page 23: Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan · PDF fileada pembangunan tanpa adanya mobilitas penduduk, dan begitu pula sebaliknya tidak akan ada mobilitas penduduk tanpa

23

5. Bagaimana pengaruh kegiatan adat terhadap alasan masyarakat Desa

Pandak Gede untuk melakukan mobilitas ulang-alik (commuting)?

1.3 Tujuan Penelitian

Atas dasar latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan,

maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh tingkat upah terhadap alasan masyarakat

Desa Pandak Gede untuk melakukan mobilitas ulang-alik (commuting).

2. Untuk menganalisis pengaruh pendidikan terhadap alasan masyarakat Desa

Pandak Gede untuk melakukan mobilitas ulang-alik (commuting).

3. Untuk menganalisis pengaruh jarak tempuh terhadap alasan masyarakat

Desa Pandak Gede untuk melakukan mobilitas ulang-alik (commuting).

4. Untuk menganalisis pengaruh umur terhadap alasan masyarakat Desa

Pandak Gede untuk melakukan mobilitas ulang-alik (commuting).

5. Untuk menganalisis pengaruh kegiatan adat terhadap alasan masyarakat

Desa Pandak Gede untuk melakukan mobilitas ulang-alik (commuting).

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, referensi, dan ilmu

pengetahuan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan mobilitas

penduduk terutama faktor-faktor yang mendorong alasan seseorang untuk

melakukan mobilitas ulang-alik dengan variabel-variabel yang mempengaruhi

sebagai bahan kepustakaan serta sumber pengetahuan.

2. Kegunaan Praktis

Page 24: Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan · PDF fileada pembangunan tanpa adanya mobilitas penduduk, dan begitu pula sebaliknya tidak akan ada mobilitas penduduk tanpa

24

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan penyelesaian masalah

mengenai kasus banyaknya penduduk Desa Pandak Gede yang melakukan

mobilitas ulang-alik yang didorong oleh faktor ekonomi dan non ekonomi serta

mampu mengatasi konflik yang terjadi di masyarakat dari adanya pembagian

waktu untuk bekerja dan berkontribusi dalam kegiatan adat.

1.5 Sistematika Penulisan

Pembahasan skripsi disusun berdasarkan bab secara sistematis, sehingga

antara bab yang satu dengan bab yang lainnya mempunyai hubungan yang erat.

Adapun sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini akan menguraikan hal-hal yang menyangkut pendahuluan,

meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

Bab ini membahas teori, konsep, dan penelitian terdahulu yang

berhubungan dengan tingkat upah, pendidikan, jarak tempuh, umur,

serta kegiatan adat. Bab ini juga akan membahas mengenai konsep

mobilitas penduduk, mobilitas ulang-alik, teori-teori migrasi menurut

para ahli, hubungan antara variabel bebas dan terikat, dan rumusan

hipotesis yang merupakan dugaan sementara dari rumusan masalah

yang sesuai dengan landasan teori.

Bab III Metode Penelitian

Page 25: Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan · PDF fileada pembangunan tanpa adanya mobilitas penduduk, dan begitu pula sebaliknya tidak akan ada mobilitas penduduk tanpa

25

Bab ini memuat cara pemecahan masalah yang diajukan dalam

penelitian baik dalam mencari data maupun menganalisa data. Bab ini

terdiri dari uraian tentang desain penelitian, lokasi dan ruang lingkup

wilayah penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel penelitian,

definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode

pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini.

Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum masing-masing variabel

dan mendeskripsikan hasil analisis uji binary logistic regression.

Bab V Simpulan dan Saran

Bab ini memuat kesimpulan yang mencakup seluruh hasil penelitian

yang telah dilakukan dan saran-saran yang dipandang perlu dan relevan

atas simpulan yang dikemukakan.