tanaman uwi

18
Tanaman uwi-uwian (Dioscorea spp.) merupakan tanaman sumber karbohidrat yang banyak tumbuh di Indonesia, namun keberadaannya sekarang ini sudah mulai tersingkir oleh banyaknya tanaman sumber karbohidrat yang berasal dari luar Indonesia. Penanaman uwi-uwian masih cukup luas di pedesaan walaupun juga semakin terancam kelestariannya. Menurut Lisyah (2012), terdapat lebih dari 600 spesies dari genus Dioscorea spp. antara lain Dioscorea hispida (gadung),Dioscorea esculenta (gembili), Discorea bulbifera (gembolo), Dioscorea alata (uwi ungu/purple yam),Dioscorea opposita (uwi putih), Dioscorea villosa (uwi kuning), Dioscorea altassima, Dioscorea elephantipesdan lain-lain dari masing masing varietas umbi uwi tersebut memiliki karakteristik yang beragam. Selama ini Dioscorea spp. (uwi-uwian) hanya dimanfaatkan sebagai makanan rebus yang dikonsumsi masyarakat pedesaan. Hanya beberapa jenis seperti gadung yang sudah diolah lebih lanjut menjadi keripik. Uwi-uwian (Dioscorea spp.) secara alami bersifat toleran terhadap kekeringan, hidup merambat dan menghasilkan umbi di dalam tanah. Walaupun keadaan air tidak mendukung, uwi-uwian masih bisa tumbuh dengan baik. Keberadaan uwi-uwian perlu diteliti lebih dalam lagi karena memiliki manfaat baik untuk tubuh. Umbi Dioscorea spp. mengandung lendir kental yang terdiri dari glikoprotein dan polisakarida larut air. Glikoprotein dan polisakarida merupakan bahan bioaktif yang berfungsi sebagai serat pangan larut air dan bersifat hidrokoloid yang bermanfaat untuk menurunkan kadar glukosa darah dan kadar total kolesterol, terutama kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein). Oleh karena itu, uwi-uwian memiliki potensi sebagai bahan pangan untuk mencegah penyakit degeneratif seperti obesitas dan diabetes militus. Menurut Deptan (2013), Jenis uwi-uwian yang masih terdapat di pasar lokal khususnya di Pulau Jawa adalah gadung, gembili dan uwi. Gadung biasanya ditemukan dalam bentuk yang sudah diolah menjadi keripik. Sedangkan uwi dan gembili biasanya terdapat di pasaran dalam bentuk umbi segar. Hingga tahun 1980-an uwi-uwian masih menjadi cadangan pangan penting pada musim paceklik (krisis pangan). Dengan membaiknya perekonomian bangsa, menjadikan sebagian besar masyarakat beralih ke nasi sebagai makanan pokok, dan penggunaan uwi-uwian menjadi hal yang langka, kecuali kripik gadung masih bisa dijumpai di pasaran. Upaya pengembangan produk pangan terutama yang bersumber dari tanaman jenis wi-uwian sangat perlu untuk dilakukan. Salah satunya berupa tepung uwi-uwian yang dapat dibuat menjadi beranekaragam produk pangan modern sehingga secara potensial dapat dikembangkan dalam industri pangan skala rumag tangga dan menengah. Pengembangan tepung uwi ini diharapkan mampu mengurangi impor tepung terigu yang masih menjadi primadona dalam berbagai produk olahan yang menjamur di Indonesia. Kekayaan alam Indonesia banyak yang belum tereksplorasi secara optimal. Berbagai bahan pangan lokal yang ada masih belum termanfaatkan dengan baik. Sangat disayangkan jika keberadaan akan manfaat pangan lokal belum banyak diketahui. Penelitian-penelitian yang ada perlu mengarah ke arah pangan lokal sebagai pangan yang memiliki potensi yang luar biasa.

Upload: ahmad-adlan

Post on 18-Jan-2016

202 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dioscoreaceae

TRANSCRIPT

Page 1: Tanaman uwi

Tanaman uwi-uwian (Dioscorea spp.) merupakan tanaman sumber karbohidrat yang banyak

tumbuh di Indonesia, namun keberadaannya sekarang ini sudah mulai tersingkir oleh

banyaknya tanaman sumber karbohidrat yang berasal dari luar Indonesia. Penanaman uwi-

uwian masih cukup luas di pedesaan walaupun juga semakin terancam kelestariannya.

Menurut Lisyah (2012), terdapat lebih dari 600 spesies dari genus Dioscorea spp. antara

lain Dioscorea hispida (gadung),Dioscorea esculenta (gembili), Discorea

bulbifera (gembolo), Dioscorea alata (uwi ungu/purple yam),Dioscorea opposita (uwi

putih), Dioscorea villosa (uwi kuning), Dioscorea altassima, Dioscorea elephantipesdan lain-

lain dari masing masing varietas umbi uwi tersebut memiliki karakteristik yang beragam.

Selama ini  Dioscorea spp. (uwi-uwian) hanya dimanfaatkan sebagai makanan rebus yang

dikonsumsi masyarakat pedesaan. Hanya beberapa jenis seperti gadung yang sudah diolah

lebih lanjut menjadi keripik. Uwi-uwian (Dioscorea spp.) secara alami bersifat toleran

terhadap kekeringan, hidup merambat dan menghasilkan umbi di dalam tanah. Walaupun

keadaan air tidak mendukung, uwi-uwian masih bisa tumbuh dengan baik. Keberadaan uwi-

uwian perlu diteliti lebih dalam lagi karena memiliki manfaat baik untuk tubuh.

Umbi Dioscorea spp. mengandung lendir kental yang terdiri dari glikoprotein dan

polisakarida larut air. Glikoprotein dan polisakarida merupakan bahan bioaktif yang

berfungsi sebagai serat pangan larut air dan bersifat hidrokoloid yang bermanfaat untuk

menurunkan kadar glukosa darah dan kadar total kolesterol, terutama kolesterol LDL (Low

Density Lipoprotein). Oleh karena itu, uwi-uwian memiliki potensi sebagai bahan pangan

untuk mencegah penyakit degeneratif seperti obesitas dan diabetes militus.

Menurut Deptan (2013), Jenis uwi-uwian yang masih terdapat di pasar lokal khususnya di

Pulau Jawa adalah gadung, gembili dan uwi. Gadung biasanya ditemukan dalam bentuk

yang sudah diolah menjadi keripik. Sedangkan uwi dan gembili biasanya terdapat di pasaran

dalam bentuk umbi segar. Hingga tahun 1980-an uwi-uwian masih menjadi cadangan

pangan penting pada musim paceklik (krisis pangan). Dengan membaiknya perekonomian

bangsa, menjadikan sebagian besar masyarakat beralih ke nasi sebagai makanan pokok,

dan penggunaan uwi-uwian menjadi hal yang langka, kecuali kripik gadung masih bisa

dijumpai di pasaran.

Upaya pengembangan produk pangan terutama yang bersumber dari tanaman jenis wi-

uwian sangat perlu untuk dilakukan. Salah satunya berupa tepung uwi-uwian yang dapat

dibuat menjadi beranekaragam produk pangan modern sehingga secara potensial

dapat dikembangkan dalam industri pangan skala rumag tangga dan menengah.

Pengembangan tepung uwi ini diharapkan mampu mengurangi impor tepung terigu yang

masih menjadi primadona dalam berbagai produk olahan yang menjamur di Indonesia.

Kekayaan alam Indonesia banyak yang belum tereksplorasi secara optimal. Berbagai bahan

pangan lokal yang ada masih belum termanfaatkan dengan baik. Sangat disayangkan jika

keberadaan akan manfaat pangan lokal belum banyak diketahui. Penelitian-penelitian yang

ada perlu mengarah ke arah pangan lokal sebagai pangan yang memiliki potensi yang luar

biasa.

Oleh: Arif Agustian, Mahasiswa Departemen Gizi Masyarakat, IPB

Sumber

[Deptan]. 2013. Uwi-uwian: Pangan Alternatif yang Belum Banyak Dieksploitasi. [Terhubung

Berkala].http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/1373/. 17 Maret 2013.

Page 2: Tanaman uwi

Lisyah. 2012. Umbi Gadung. [Terhubung

Berkala]. http://lisyah-ub.blogspot.com/2012/02/umbi-gadung.html. 19 Maret 2013.

Ketahanan pangan adalah tersedianya pangan yang cukup, merata dan terjangkau dan setiap orang

mampu mengkonsumsi pangan, yang aman, dan  bergizi sesuai pilihannya guna menjalani kehidupan

sehat dan produktif. Salah satu kebijakan ketahanan pangan adalah penganekaragaman konsumsi

pangan. Hal tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa ketahanan pangan yang hanya bergantung

pada satu jenis pangan rentan terhadap perubahan lingkungan global. Saat ini mulai sering terjadi

kekeringan dan musibah banjir sebagai dampak perubahan iklim global, dan berpengaruh terhadap

ketersediaan pangan yang terbatas dengan harga yang semakin mahal dan tidak terjangkau

penduduk berpenghasilan rendah. Pada kondisi demikian, perlu alternatif pangan murah, terjangkau

dan tersedia. Tanaman uwi-uwian (Dioscorea)merupakan tanaman sumber karbohidrat dan sudah

dikenal lama penduduk Indonesia, namun terdesak oleh komoditas pangan yang bernilai ekonomis. 

Uwi-uwian (Dioscorea) secara alami bersifat toleran naungan dan kekeringan, hidup merambat dan

menghasilkan umbi di dalam tanah. Sebagai bahan pangan tradisional, uwi-uwian juga potensial

sebagai bahan pangan fungsional. Umbi Dioscorea mengandung lendir kental yang terdiri dari

glikoprotein dan polisakarida larut air. Glikoprotein dan polisakarida merupakan bahan bioaktif yang

berfungsi sebagai serat pangan larut air dan bersifat hidrokoloid yang bermanfaat untuk menurunkan

kadar glukosa darah dan kadar total kolesterol, terutama kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein).

Tanaman uwi-uwian tumbuh melilit pada tanaman keras, biasanya mulai tumbuh pada musim hujan

dan pada musim kemarau mulai dipanen, namun di lapang tidak selalu ada di setiap musim. Spesies

uwi-uwian terdiri dari Dioscorea bulbifera (huwi buah), Disocorea nummularia (huwi upas), Dioscorea

pentaphylla  (huwi sawut/fibrous yam), Dioscorea pentaphyla,  Dioscorea alata, Dioscorea

esculenta(gembili), Disoscorea hispida (gadung), dan beberapa sub spesies lainnya. Secara umum

yang membedakan satu dengan sub spesies lainnya adalah arah lilitan batang, bentuk batang, ada

tidaknya duri pada batang, bentuk dan jumlah helaian daun, ada tidaknya buah di atas atau biasa

disebut “katak” atau “aerial bulbil”.

Jenis uwi yang masih terdapat di pasar lokal, khususnya di Pulau Jawa adalah gadung, gembili dan uwi

dengan nama daerah yang terkadang sama namun jenisnya berbeda.  Gadung biasanya dipasarkan

dalam bentuk keripik, sedangkan uwi dan gembili dipasarkan dalam bentuk umbi segar. Hingga tahun

1980-an uwi-uwian masih menjadi cadangan pangan penting pada musim paceklik (krisis pangan).

Dengan kemajuan ekonomi,  sebagian besar masyarakat beralih ke nasi, dan uwi-uwian jarang

dikonsumsi, kecuali kripik gadung masih dijumpai di pasar. Tersingkirnya tanaman uwi-uwian akan

diikuti oleh musnahnya gen-gen berguna yang terkandung di dalamnya. Karenanya, upaya konservasi

tanaman uwi-uwian melalui kegiatan koleksi, diteruskan dengan karakterisasi dan penelitian lainnya

terutama pengembangan produk. Dari tepung uwi-uwian dapat dibuat aneka produk pangan “modern”

sehingga secara potensial dapat  dikembangkan dalam industri pedesaan. Tanaman uwi-uwian dapat

ditanam di pekarangan guna menopang kebutuhan pengembangan produk di pedesaan.

Koleksi plasma nutfah uwi-uwian di Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian

sebanyak 64 aksesi menunjukkan adanya  keragaman bentuk daun, bentuk ujung daun, warna daun,

Page 3: Tanaman uwi

warna tulang daun, warna tangkai daun, warna tepi daun, bulu pada daun, dan permukaan daun. Dari

karakteristik batang, daun, dan umbi teridentifikasi bahwa koleksi  terdiri dari Dioscorea esculenta,

Dioscorea alata, dan Disoscorea hispida. Selain itu, terdapat pula Dioscorea bulbifera, Dioscorea

pentaphylla, dan Dioscorea nummularia.Keragaman uwi-uwian tersebut terlihat pada arah lilitan

batang (searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam), batang ada yang berduri dan tidak

berduri, bentuk dan ukuran daun beragam, serta ada tidaknya buah di atas (aerial bulbil) (Gambar 1).

Gambar 1. Koleksi plasma nutfah aneka uwi-uwian (Dioscorea)

Ditulis oleh Trustinah dan Astanto Kasno, Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-

umbian Kotak Pos 66 Malang. Telp. (0341) 801468, Fax: 0342-801496, e-

mail : [email protected]

Trustinah dan Astanto Kasno

Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian

Kotak Pos 66 Malang. Telp. (0341) 801468, Fax: 0342-801496

e-mail :[email protected]

Uwi adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.  Uwi mengandung energi sebesar 101 kilokalori, protein 2 gram, karbohidrat 19,8 gram, lemak 0,2 gram, kalsium 45 miligram, fosfor 280 miligram, dan zat besi 2 miligram.  Selain itu di dalam Uwi juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,1 miligram dan vitamin C 9 miligram.  Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Uwi, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 86 %.

Informasi Rinci Komposisi Kandungan Nutrisi/Gizi Pada Uwi :

Nama Bahan Makanan : UwiNama Lain / Alternatif : Ubi Kelapa Banyaknya Uwi yang diteliti (Food Weight) = 100 gr Bagian Uwi yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 86 %Jumlah Kandungan Energi Uwi = 101 kkalJumlah Kandungan Protein Uwi = 2 grJumlah Kandungan Lemak Uwi = 0,2 grJumlah Kandungan Karbohidrat Uwi = 19,8 grJumlah Kandungan Kalsium Uwi = 45 mgJumlah Kandungan Fosfor Uwi = 280 mgJumlah Kandungan Zat Besi Uwi = 2 mgJumlah Kandungan Vitamin A Uwi = 0 IUJumlah Kandungan Vitamin B1 Uwi = 0,1 mgJumlah Kandungan Vitamin C Uwi = 9 mgKhasiat / Manfaat Uwi : - (Belum Tersedia) 

Page 4: Tanaman uwi

Huruf Awal Nama Bahan Makanan : U Sumber Informasi Gizi : Berbagai publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia serta sumber lainnya.

Keterangan :Riset/penelitian pada Uwi yang berbeda bisa menghasilkan perbedaan hasil yang didapat karena berbagai faktor yang mempengaruhi.  Mohon maaf apabila ada kesalahan atau kekurangan pada informasi daftar komposisi bahan makanan Uwi ini.  Semoga informasi kandungan gizi/nutrisi Uwi ini bisa bermanfaat untuk kita semua.  Terima Kasih.

Tanaman uwi pada umumnya memiliki batang berbentuk persegi dan berwarna sesuai

dengan jenisnya. Batang tanaman uwi membelit pada tegakan pohon dan dapat juga

menjalar di permukaan tanah. Batang uwi tidak memiliki duri begitu juga dengan akarnya.

Daun uwi termasuk daun tunggal dengan bentuk jantung yang memanjang. Warna daun

juga sesuai dengan jenis uwinya. Bunga berbentuk tandan dan berwarna hijau. Tanaman

uwi berasal dari Asia tenggara kemudian menyebar ke India. Ada beberapa jenis uwi yang

banyak dijumpai di kebun atau pekarangan di Indonesia. 

a. Uwi ulo: umbi berwarna putih dan berbentuk bulat panjang seperti ular. Panjang dapat

mencapai lebih dari satu meter. Umbi uwi ulo sering melingkar-lingkar dan muncul di

permukaan tanah. 

b. Uwi wulung: uwi wulung adalah uwi yang hampir seluruh bagian tubuhnya berwarna

ungu. 

c. Uwi beras: tanaman ini berwarna putih dan kulit umbinya berwarna coklat. 

d. Uwi bangkulit: dikenal juga dengan nama uwi punuk banteng atau juga uwi sono. Umbi

uwi bangkulit berwarna merha keunguan dengan daging umbi berwarna putih. 

e. Uwi jengking: umbi kecil dan menghujam ke dalam tanah sampai kedalaman 50 cm. 

f. Uwi rondo sluku: memiliki umbi memanjang menghujam ke dalam tanah membentuk

sudut dengan sebagian umbinya yang masih mencuat ke atas permukaan tanah. 

Tempat tumbuh 

Tanaman uwi dapat tumbuh di berbagai jenis tanah bahkan di daerah pegunungan yang

kering dan berkapur. Tanaman uwi akan tumbuh besar jika ditambatkan pada pohon randu,

lamtoro, ataupun pohon yang lainnya yang tidak memiliki akar serabut. Semakin tinggi

rambatan atau panjatannya, umbi yang dihasilkan oleh uwi juga akan semakin besar. Hal

Page 5: Tanaman uwi

ini karena akan semakin banyak cahaya matahari yang dapat diterima oleh uwi untuk

melakukan proses fotosintesis. 

Budidaya 

Tanaman uwi diperbanyak dengan menggunakan tunas yang tumbuh pada kepala umbi.

Penanaman dilakukan pada musim hujan dengan menanam langsung tunas pada lubang

yang telah disediakan. Lubang tersebut kemudian ditutup dengan tanah yang sudah

dicampur dengan seresah. Pupuk yang digunakan hanya pupuk kompos karena pupuk

kandang dapat menyebabkan umbi uwi menjadi busuk. 

Pemanenan dilakukan ketika tanaman sudah berumur minimal satu tahun. Akan tetapi,

pemanenan yang dilakukan setiap tiga tahun sekali dapat membuat umbi uwi dapat

mencapai berat hingga 50 kg. pada musim kemarau, tanaman akan mengalami dormansi

dan akan tumbuh kembali ketika musim hujan datang atau pada saat kelembaban tanah

mencukupi. 

Pemanfaatan 

Bagian yang dimanfaatkan dari uwi adalah umbinya. Pengolahan umbi uwi sangat

sederhana yaitu cukup dikukus , diebus, digoreng, ataupun dibakar. Hingga saat ini, masih

jarang tepung yang terbuat dari uwi. Sebagian masyarakat juga menggunakan uwi wulung

sebagai obat thypus. Uwi dapat diekstrak diosgnin, suatu senyawa sejenis saponin yang

menjadi prekusor dalam sintesa hormone steroid sebagai bahan baku kontrasepsi oral.

Sampai saat ini, pemasaran oleh masyarakat masih terbatas dalam bentuk umbi segar,

rebus atau dalam bentuk getuk. 

Sumber: 

Simpul Pangan Jogja. 2004. Umbi-umbian yang Berjasa yang Terlupa. SImpul Pangan

Jogja-Yayasan Kehati, Yogyakarta. 

GN. Kidul

GEOGRAFIKabupaten Gunungkidul adalah salah satu kabupaten yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Ibukotanya Wonosari. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa YogyAkarta. Kota Wonosari terletak di

Page 6: Tanaman uwi

sebelah tenggara kota Yogyakarta (Ibukota Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta), dengan jarak ± 39 km. Wilayah Kabupaten Gunungkidul dibagi menjadi 18 Kecamatan dan 144 desa.

Letak geografi : 110O 21' sampai 110O 50' BUJUR TIMUR 7O 46' sampai 8O 09' LINTANG SELATANBatas Wilayah Kabupaten Gunungkidul:Sebelah Barat : Kabupaten Bantul dan Sleman (Propinsi DIY). Sebelah Utara : Kabupaten Klaten dan Sukoharjo (Propinsi Jawa Tengah). Sebelah Timur :Kabupaten Wonogiri (Propinsi Jawa Tengah). Sebelah Selatan : Samudera Hindia TOPOGRAFIBerdasarkan kondisi topografi Kabupaten Gunungkidul dibagi menjadi 3 (tiga) zona pengembangan, yaitu :

1. Zona Utara disebut wilayah Batur Agung dengan ketinggian 200 m - 700 m di atas permukaan laut. Keadaannya berbukit-bukit, terdapat sumber-sumber air tanah kedalaman 6m-12m dari permukaan tanah. Jenis tanah didominasi latosol dengan bataun induk vulkanik dan sedimen taufan. Wilayah ini meliputi Kecamatan Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin, dan Kecamatan Ponjong bagian utara.

2. Zona Tengah disebut wilayah pengembangan Ledok Wonosari, dengan ketinggian 150 m - 200 mdpl. Jenis tanah didominasi oleh asosiasi mediteran merah dan grumosol hitam dengan bahan induk batu kapur. Sehingga meskipun musim kemarau panjang, partikel-partikel air masih mampu bertahan. Terdapat sungai di atas tanah, tetapi dimusim kemarau kering. Kedalaman air tanah berkisar antara 60 m - 120 m dibawah permukaan tanah. Wilayah ini meliputi Kecamatan Playen, Wonosari, Karangmojo, Ponjong bagian tengah dan Kecamatan Semanu bagian utara.

3. Zona Selatan disebut wilayah pengembangan Gunung Seribu (Duizon gebergton atauZuider gebergton), dengan ketinggian 0 m - 300 mdpl. Batuan dasar pembentuknya adalah batu kapur dengan ciri khas bukit-bukit kerucut (Conical limestone) dan merupakan kawasan karst. Pada wilayah ini banyak dijumpai sungai bawah tanah. Zone Selatan ini meliputi Kecamatan Saptosari, Paliyan, Girisubo, Tanjungsari, Tepus, Rongkop, Purwosari, Panggang, Ponjong bagian selatan, dan Kecamatan Semanu bagian selatan.

KLIMATOLOGIWilayah Kabupaten Gunungkidul termasuk daerah beriklim tropis, dengan topografi wilayah yang didominasi dengan daerah kawasan perbukitan karst. Wilayah selatan didominasi oleh kawasan perbukitan karst yang banyak terdapat goa-goa alam dan juga sungai bawah tanah yang mengalir. Dengan kondisi tersebut menyebabkan kondisi lahan di kawasan selatan kurang subur

yang berakibat budidaya pertanian di kawasan ini kurang optimal.Kondisi klimatologi Kabupaten Gunungkidul secara umum menunjukkan kondisi sebagai berikut:

1. Curah hujan rata-rata pada Tahun 2010 sebesar 1.954,43 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 103 hari/ tahun. Bulan basah 7 bulan, sedangkan bulan kering berkisar 5 bulan. Wilayah Kabupaten Gunungkidul sebelah utara merupakan wilayah yang memiliki curah hujan paling

Page 7: Tanaman uwi

tinggi dibanding wilayah tengah dan selatan. Wilayah Gunungkidul wilayah selatan mempunyai awal hujan paling akhir. 

2. Suhu udara rata-rata harian 27,7° C, suhu minimum 23,2°C dan suhu maksimum 32,4°C. 3. Kelembaban nisbi berkisar antara 80 % - 85 %, tidak terlalu dipengaruhi oleh tinggi tempat,

tetapi lebih dipengaruhi oleh musim.

PEMERINTAHAN

Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Ibu Kota Wonosari yang terletak 39 km sebelah tenggara Kota Yogyakarta. Secara yuridis, status Kabupaten Gunungkidul sebagai salah satu daerah kabupaten yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 jo Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1950 pada saat Gunungkidul dipimpin oleh KRT Labaningrat.Organisasi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul terdiri dari Kepala Daerah beserta perangkat daerah yang terdiri atas Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, RSUD, dan kecamatan. Perangkat daerah dimaksud bertanggungjawab kepada Kepala Daerah dan membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 19 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Struktur Organisasi Sekretariat Daerah, yaitu : 1. Sekretaris Daerah2. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, yang membawahi : Bagian Administrasi Pemerintahan Umum, Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat, dan Bagian Administrasi Pemerintahan Desa.3. Asisten Perekonomian dan Pembangunan, yang membawahi : Bagian Administrasi Sumber Daya Alam, dan Bagian Administrasi Pembangunan.4. Asisten Administrasi Umum, yang membawahi : Bagian Umum, Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol. Bagian Hukum, dan Bagian Organisasi.5. Staf Ahli, yang terdiri dari : Staf Ahli Bidang Hukum dan Politik, Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Staf Ahli Bidang Pembangunan, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, dan Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan.6. Kelompok Jabatan FungsionalSedangkan Sekretariat DPRD dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 19 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD, dengan struktur organisasi sebagai berikut : Sekretaris DPRD, bagian tata usaha, bagian perencanaan dan keuangan,

Page 8: Tanaman uwi

bagian risalah dan perundang-undangan, bagian persidangan dan protokol dan kelompok jabatan fungsional. Lembaga teknis daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas Lembaga Teknis Daerah, adalah sebagai berikut : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Kepegawaian Daerah, Inspektorat Daerah, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana, Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik, Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan,  Kantor Pengelolaan Pasar, Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan, Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah, Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu, dan Satuan Polisi Pamong Praja. Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban melindungi warga masyarakat dari bencana dalam bentuk penanggulangan bencana sehingga Pemkab Gunungkidul membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).  BPBD dipimpin oleh seorang kepala badan yang secara ex officio dijabat oleh Sekretaris Daerah dan berkedudukan dan bertanggungjawab kepada Bupati.Kabupaten Gunungkidul terdiri dari 18 kecamatan, 144 desa, 1416 dusun, 1583 RW, dan 6844 RT. Kecamatan yang ada di Gunungkidul antara lain : Kecamatan Panggang, Purwosari, Paliyan, Saptosari, Tepus, Tanjungsari, Rongkop, Girisubo, Semanu, Ponjong, Karangmojo, Wonosari, Playen, Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, dan Semin. Dari 144 desa, 141 desa masuk klasifikasi swadaya dan 3 desa termasuk desa swasembada.Sedangkan jumlah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) adalah 144, dengan 95 LPMD klasifikasi tumbuh dan 49 LPMD termasuk klasifikasi berkembang.

POTENSIKabupaten Gunungkidul mempunyai beragam potensi perekonomian mulai dari pertanian, perikanan dan peternakan, hutan, flora dan fauna, industri, tambang serta potensi pariwisata. Pertanian yang dimiliki Kabupaten Gunungkidul sebagian besar adalah lahan kering tadah hujan (± 90 %) yang tergantung pada daur iklim khususnya curah hujan. Lahan sawah beririgasi relatif sempit dan sebagian besar sawah tadah hujan. Sumberdaya alam tambang yang termasuk golongan C berupa : batu kapur, batu apung, kalsit, zeolit, bentonit, tras, kaolin dan pasir kuarsa. Kabupaten Gunungkidul juga mempunyai panjang pantai yang cukup luas terletak di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, membentang sepanjang sekitar 65 Km dari Kecamatan Purwosari sampai Kecamatan Girisubo. Potensi hasil laut dan wisata sangat besar dan terbuka untuk dikembangkan.Potensi lainnya adalah industri kerajinan, makanan, pengolahan hasil pertanian yang semuanya sangat potensial untuk dikembangkan.

KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

Status gizi serta perilaku kesehatan masyarakat Kabupaten Gunungkidul sampai pada tahun 2011 mengalami pasang surut, berdasarkan dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, saat ini terdapat rata-rata penduduk sakit per tahun sebanyak 5.856 orang, sedangkan Prevalensi

Page 9: Tanaman uwi

Balita Gizi Buruk sebanyak 0,73%. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, pemerintah senantiasa meningkatkan dan melakukan penambahan-penambahan fasilitas kesehatan dengan cakupan yang semakin luas, dekat dengan masyarakat dan dibutuhkan masyarakat. Peningkatan fasilitas tersebut berupa penambahan polindes sebanyak 31 unit, puskesmas keliling sebanyak 42 unit, puskesmas pembantu sebanyak 110 unit, Rumah Sakit Umum tipe C sebanyak 1 unit, dan Laboratorium sebanyak 1 unit.Sampai saat ini masyarakat masih mengandalkan sarana kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah melalui tempat pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas atau fasilitas kesehatan milik pemerintah. Kebijakan Pemerintah di bidang kesehatan dilaksanakan melalui peningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan, dengan tujuan sebagai berikut:1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang murah dan memadai, terutama bagi masyarakat miskin, untuk meningkatkan produktivitas masyarakat.2. Meningkatkan jumlah, jaringan, dan kualitas pusat kesehatan masyarakat.3. Mengembangkan pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana, prasarana, dan tenaga kesehatan.4. Mewujudkan lingkungan perumahan yang sehat dan sanitasi yang layak.

Jumlah siswa di Kabupaten Gunungkidul  Tahun 2010-2011Jenjang 201

0201

1Satuan

TK 13.579

13.663

orang

SLB 302 460 orang

SD dan sederajat 56.163

54.483

orang

SLTP dan sederajat 26.999

25.316

orang

SMU 6.022

5.786

orang

SMK 16.882

15.866

orang

Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kab.GKSelain Bidang Kesehatan, Peningkatan terhadap mutu Pendidikan di Kabupaten Gunungkidul dari tahun ke tahun terus ditingkatkan sesuai dengan amanat dokumen RPJMD tahun 2010-2015 tentang kebijakan dalam peningkatan kualitas pelayanan pendidikan dengan prioritas program untuk peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan pendidikan, dengan arah kebijakan sebagai berikut : mewujudkan pelayanan pendidikan yang murah dan bermutu untuk semua, tanpa diskriminasi, terutama masyarakat miskin, menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, serta efisiensi, efektivitas, dan relevansi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, maupun global.

Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2012Jenjang 20

112012

satuan

Taman bermain 349 349 unitTK 634 634 unitSLB 8 8 unitSD dan sederajat 485 486 unitSLTP dan sederajat 107 107 unitSMU 24 24 unitSMK 44 44 unit

Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kab.GK

Page 10: Tanaman uwi

 Jumlah Tenaga Pendidik Tahun 2010-2011Jenjang 20

102011

Satuan

TK 1.613

1.613

orang

SD dan sederajat 4.724

5.128

orang

SLB 26 116orang

SLTP dan sederajat 2.348

2.452

orang

SMU 825

855orang

SMK 1.576

1660

orang

Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kab.GKSOSIAL BUDAYABentuk wilayah atau fisografi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pola kehidupan sosial budaya pada masyarakat. Unsur sosial budaya merupakan salah satu instrumen penting dalam pembangunan, hal ini terkait perencanaan, sasaran, dan capaian target kinerja pembangunan. Karakteristik sosial budaya masyarakat Gunungkidul adalah masyarakat tradisional yang masih memegang teguh budaya luhur warisan nenek moyang. Sehingga dalam melaksanakan pembangunan, pemerintah berupaya untuk mengadopsi karakteristik sosial budaya agar dapat berimprovisasi dengan kultur masyarakat yang ada.Masyarakat Kabupaten Gunungkidul secara umum menggunakan bahasa lokal (bahasa jawa) dalam berkomunikasi, sementara bahasa nasional (bahasa Indonesia) secara resmi dipakai dalam lingkungan formal (kantor, pendidikan, fasilitas umum, dan lain-lain). Organisasi kesenian sebagai budaya yang terus dipupuk dan dilestarikan oleh masyarakat berjumlah 1.878 organisasi, dengan tokoh pemangku adat berjumlah 144 orang. Sementara itu desa budaya yang dikembangkan oleh pemerintah untuk menunjang kesejahteraan masyarakat sebanyak 10 desa budaya, cagar budaya yang dimiliki sebanyak 5 buah serta benda cagar budaya sejumlah 692 buah yang tersebar di wilayah Kabupaten Gunungkidul.

SARANA DAN PRASARANAPergerakan barang dan jasa di Kabupaten Gunungkidul dipengaruhi oleh fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia, salah satunya adalah sarana jalan. Fasilitas tersebut di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2010 berpengaruh dalam menunjang aksesbilitas yang dibutuhkan masyarakat. Panjang jalan nasional sepanjang 61,42 Km, jalan provinsi sepanjang 260,33 Km, dan jalan kabupaten sepanjang 686 Km.

Kondisi Jalan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2012

Jalan

2011 2012

Baik

Sedang

Kurang

Baik

Sedang

Kurang

Nasional

56,11

56,11

Page 11: Tanaman uwi

Propinsi

166,57

67,13

33,86

166,57

67,13

33,86

Kabupaten

418,48

48,5 219,02

431,81

48,12

206,07

Sumber : Dinas Pekerjaan UmumSelain sarana dan prasarana jalan, kebutuhan mendasar yang tidak kalah penting adalah penyediaan sarana dan prasarana air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana air bersih hambatan utama adalah kondisi geografi Gunungkidul yang berbukit-bukit sehingga membutuhkan investasi yang cukup besar, akan tetapi Pemerintah tetap berupaya mencukupi kebutuhan air bersih bagi masyarakatnya antara lain dengan memanfaatkan sumber air bawah tanah yang tersedia melimpah di Kabupaten Gunungkidul. Optimalisasi terhadap sumber air bawah tanah ini dijadikan solusi dan terus ditingkatkan pemanfaatannya untuk menghadapi permasalahan kekeringan yang datang pada musim kemarau.

Kapasitas produksi air di Kabupaten Gunungkidul (liter perdetik)

PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH

Secara makro ekonomi Kabupaten Gunungkidul perekonomiannya di dominasi sektor pertanian dalam arti luas yang berkontribusi besar terhadap pembentukan PDRB (33,84%). Prioritas utama sektor perekonomian adalah memacu  pertumbuhan ekonomi berbasis usaha kecil, menengah dan industri lokal. Sektor ini diharapkan bisa menjadi motor pengerak bagi sektor lainnya akan tetapi ternyata peranannya belum optimal, terbukti kontribusi PDRB Kabupaten Gunungkidul masih didominasi dari sektor pertanian. PDRB Kabupaten Gunungkidul atas dasar berlaku pada tahun 2011 sebesar Rp. 7.250.682, kontribusi PDRB ini sebagian besar diperoleh dari sektor pertanian 33,84%, sektor jasa-jasa 17,30%, dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran 14,60%. Upaya pengembangan sektor perdagangan dan jasa di Kabupaten Gunungkidul terus ditingkatkan.

Selain itu, untuk dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi, sektor lain yang diharapkan propektif dapat memberikan kontribusi besar adalah sektor keuangan,sewa dan jasa perusahaan. Perkembangan sektor ini tercermin dalam  meningkatnya jumlah koperasi aktif 204 unit dan pasar tradisional sebanyak 39 buah. Kondisi keuangan daerah saat ini semakin membaik, yang tercermin pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada  tahun 2011 sebesar Rp. 54.462.418.772,18 yang mengalami kenaikan sebesar Rp. 11.920.387.383,57 (21,89 %) dibandingkan tahun yang lalu, sementara itu rasio PAD terhadap APBD sebesar 5,77%. Penerimaan APBD pada tahun 2012 sebesar Rp. 879.921.168.345,86, sedangkan pengeluaran rutin/belanja tidak langsung Rp. 7.746.752.304.399,84 dan pengeluaran pembangunan/belanja langsung sebesar Rp. 2328.575.807.431,5. Jumlah Dana Alokasi Khusus (pagu) Rp.  59.168.700.000,00 dengan realisasi sampai bulan Desember 2012 sebesar Rp. 59.156.800.000 atau 99,98%.

DEMOGRAFI DAN KETENAGAKERJAAN

Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten di DIY dengan jumlah penduduk cukup besar. Berdasarkan hasil estimasi Sensus Penduduk 2010 jumlah penduduk Kabupaten

Page 12: Tanaman uwi

Gunungkidul tahun 2012 berjumlah 680.406 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 328.878 jiwa dan perempuan sebanyak 351.528 jiwa. 

Jumlah penduduk menurut kecamatan dan jenis kelamin tahun 2012 berdasarkan Gunungkidul dalam Angka Tahun 2013:No Kecamata

nLaki-laki

Perempuan

Jumlah

1. Panggang   12.791

        3.898

  16.689

2. Purwosari     9.392

      10.226

  19.618

3. Paliyan   14.028

      15.188

  29.216

4. Saptosari   16.594

      17.833

  34.427

5. Tepus   15.281

      16.754

  32.035

6. Tanjungsari

  12.420

      13.395

  25.815

7. Rongkop   13.027

      13.997

  27.024

8. Girisubo   10.586

      11.704

  22.290

9. Semanu   25.042

      26.930

  51.972

10.

Ponjong   24.196

      25.834

  50.030

11.

Karangmojo

  23.613

      25.376

  48.989

12.

Wonosari   39.089

      40.861

  79.950

13.

Playen   26.609

      28.475

  55.084

14.

Patuk   15.050

      15.805

  30.855

15.

Gedangsari

  17.354

      18.072

  35.426

16.

Nglipar   14.497

      16.374

  30.871

17.

Ngawen   15.453

      16.398

  31.751

18.

Semin   23.838

      25.412

  49.250

Jumlah 328.878

    351.528

680.406

Keadaan Wilayah dan Batas-batas Gunungkidul

Kabupaten Gunungkidul yang secara Geografis memiliki ketinggian yang bervariasi dan terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta ini, memiliki kondisi alam yang cukup menarik, kondisi Alamnya masih banyak yang belum dimanfaatkan secara maksimal, dengan letak yang cukup strategis ini Kabupaten Gunungkidul memilik banyak pemandangan Alam yang cukup menarik yang dapat dijadikan sebagai tempat objek wisata, jadi bisa dibilang Kabupaten Gunungkidul memiliki banyak kekayaan Alam yang cukup melimpah ruah.

Kondisi Alam pada Kabupaten Gunungkidul ini masih banyak didominasi oleh hutan yang kurang dapat dimanfaatkan, sebagian besar tanah pertanian daerah ini adalah gersang karena tanahnya merupakan tanah batu kapur, disamping kelemahan - kelemahan itu kabupaten Gunungkidul juga kaya dengan keindahan pantai laut yang terletak dibagian

Page 13: Tanaman uwi

selatan kabupaten ini diantaranya adalah terletak di Kecamatan Tanjung sari, Girisubo, Tepus.

Dengan banyaknya batuan kapur yang terhampar pada Kabupaten ini, banyak dimanfaatkan masarakat setempat dalam mengembangkan kerajinan batu ukir seperti Ornamen, Hiasan dinding, patung dan lain-lain. dalam kondisi alam yang berbatu ini banyak menaruh kemungkina ditemukanya banyak Goa-Goa yang menarik, hal ini bisa juga dimanfaatan oleh Kabupaten ini sebagai tempat penghasilan Devisa bagi Daerahnya, Goa-Goa tersebut antara lain adalah Goa Paesan dan Goa Maria Tritis.

Kabupaten Gunungkidul Secara Geografis Terletak Diantara :

• 7 0 .46' - 8 0 .09' Lintas Selatan dan

• 110 0 . 21' - 110 0 .50' Bujur Timur.

Kabupaten Gunungkidul Dibatasi Oleh Beberapa Kabupaten Diantaranya :

• Sebelah Utara :Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo ( Propinsi Jawa Tengah ).

• Sebelah Timur :Kabupaten Wonogiri ( Jawa Tengah ).

• Sebelah Selatan :Samudra Indonesia .

• Sebelah Barat :Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman ( Propinsi DIY ).

Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul adalah 1.485,36 km 2 atau 46,63% dari keseluruhan luas wilayah DI Yogyakarta. Secara administrasi pemerintahan, Kabupaten Gunungkidul terbagi menjadi 18 Kecamatan dan 144 Desa.

Secara topografi keadaan tanahnya, Kabupaten Gunungkidul dibagi menjadi 3 bagian wilayah :

•  Zona Utara (Zona Batu Agung)

Memiliki ketinggian 200-700 m di atas permukaan air laut. Potensi objek wisata wilayah ini terdiri dari wisata alam perbukitan dan wisata geologi, meliputi Kecamatan Patuk, Nglipar, Ngawen, Semin, Gedangsari bagian utara, dan Pojong bagian utara.

Page 14: Tanaman uwi

•  Zona Tengah (Zona Ledok Wonosari)

Memiliki ketinggian 150-200 m di atas permukaan laut. Potensi onjek wisata wilayah ini terdiri dari wisata alam perbukitan. Wisata geologi dan ekowisata hutan, meliputi Kecamatan Playen, Wonosari, Karangmojo, Semanu bagian utara dan Ponjong bagian tengah.

•  Zona Selatan (Zona Pegunungan Seribu)

Memiliki ketinggian 100-300 m di atas permukaan laut. Potensi objek wisata wilayah ini terdiri dari wisata pantai, wisata bahari, wisata geologi, dan ekowisata kars, meliputi Kecamatan Tepus, Tanjungsari, Panggang, Purwosari, Paliyan, Saptosari, Girisubo, Rongkop, Semanu bagian selatan, dan Ponjong bagian selatan.