tanah

16
Masalah Tanah Ekspansif dan Beberapa Solusi Terjadinya pengembangan dan penyusutan pada tanah menjadi sangat berbahaya, terlebih lagi apabila di atas tanah tersebut akan berdiri bangunan sipil. Tanah seperti ini tergolong tanah yang tidak stabil sehingga dapat merusak lantai bangunan yang akan didirikan, atau yang lebih berbahaya dapat merusak pondasi bangunan tersebut. Salah satu upaya untuk mendapatkan sifat tanah yang memenuhi syarat-syarat teknis tertentu adalah dengan metode stabilisasi tanah. Metode stabilisasi tanah dapat dibagi menjadi 2 klasifikasi utama yaitu berdasarkan sifat teknisnya dan berdasarkan pada tujuanya, dimana beberapa variasi dapat di gunakan. Dari sifat teknisnya, stabilisasi dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu: stabilisasi mekanis, stabilisasi fisik, dan stabilisasi kimiawi (Ingles dan Metcalf, 1972). Pada prinsipnya stabilisasi tanah secara mekanis dengan penambahan kekuatan dan daya

Upload: novitama

Post on 07-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

land

TRANSCRIPT

Page 1: tanah

Masalah Tanah Ekspansif dan Beberapa SolusiTerjadinya pengembangan dan penyusutan pada tanah

menjadi sangat berbahaya, terlebih lagi apabila di atas tanah tersebut akan berdiri bangunan sipil. Tanah seperti ini tergolong tanah yang tidak stabil sehingga dapat merusak lantai bangunan yang akan didirikan, atau yang lebih berbahaya dapat merusak pondasi bangunan tersebut.

Salah satu upaya untuk mendapatkan sifat tanah yang memenuhi syarat-syarat teknis tertentu adalah dengan metode stabilisasi tanah. Metode stabilisasi tanah dapat dibagi menjadi 2 klasifikasi utama yaitu berdasarkan sifat teknisnya dan berdasarkan pada tujuanya, dimana beberapa variasi dapat di gunakan. Dari sifat teknisnya, stabilisasi dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu: stabilisasi mekanis, stabilisasi fisik, dan stabilisasi kimiawi (Ingles dan Metcalf, 1972).

Pada prinsipnya stabilisasi tanah secara mekanis dengan penambahan kekuatan dan daya dukung terhadap tanah yang ada dengan mengatur gradasi dari butir tanah yang bersangkutan dengan meningkatkan kepadatannya. Menambah dan mencampur tanah yang ada( naturalsoil) dengan jenis tanah yang lain sehingga mempunyai gradasi baru yang lebih baik. Yang perlu diperhatikan dalam stabilisasi tanah secara mekanis adalah gradasi butir tanah yang memiliki daya ikat( binder soil) dan kadar air.

Contohnya: Stabilisasi Tanah Ekspansif Dengan Cara Removal dan Replacement Metode ini dilakukan dengan cara mencampur tanah ekspansif dengan tanah nonekspansif, diharapkan dengan mencampur

Page 2: tanah

kedua jenis tanah ini dapat memperbaiki sifat dari tanah ekspansif. Tinggi dari timbunan tanah non ekspansif harus tepat agar didapat kekuatan yang diinginkan. Tidak ada petunjuk yang tepat, berapa tinggi timbunan tersebut. Menurut Chen (1988) merekomendasikan 1 meter sampai dengan1,30 meter.

Keuntungan dari metode ini adalah:

Tanah non ekspansif yang dicampurkan mempunyai sifat density dan daya dukung lebih besar, sehingga dapat memperbaiki tanah ekspansif yang mempunyai nilai density rendah.

Biaya dari metode ini lebih ekonomis dari metode stabilisasi tanah ekspansif lainya,karena metode ini tidak membutuhkan peralatan konstruksi yang mahal. 

Kerugian dari metode ini adalah ketebalan dari tanah ekspansif yang telah dicampur dengan tanah non ekspansif akan menjadi lebih tebal sehingga memungkinkan tidak sesuai dengan ketebalan yang telah ditentukan.

 Stabilisasi kimiawi dengan menambahkan bahan kimia tertentu sehingga terjadi reaksi kimia. Bahan yang biasanya digunakan antara lain   portland cement, kapurtohor dan bahan kimia lainya. Stabilisasi ini dilakukan dengan dua cara yaitu mencampur tanah dengan bahan kimia kemudian diaduk dan dipadatkan, cara kedua adalah memasukan bahan kimia kedalam tanah( grouting).

Contohnya: Stabilisasi tanah Ekspansif Dengan Cara Chemical Admixtures:

        1.Stabilisasi Tanah Dengan Kapur

Page 3: tanah

Stabilisasi tanah dengan kapur telah banyak digunakan pada proyek-proyek jalan dibanyak negara. Untuk hasil yang optimum kapur yang digunakan biasanya antara 3% sampai dengan 7%. Thomson (1968) menemukan bahwa dengan kadar kapur antara 5% sampai dengan 7% akan menghasilkan kekuatan yang lebih besar dari kadar kapur 3%. 

2.Stabilisasi Tanah Dengan SemenHasil yang didapat dengan stabilisasi tanah dengan semen

hampir sama stabilisasi tanah dengan kapur. Menurut Chen (1988) dengan menambahkan semen pada tanah akan dapat meningkatkan shrinkage limit dan shearstreng tanah.

        3.Stabilisasi Tanah Dengan  Fly ash.Flyash dapat juga dipergunakan sebagai stabilizing agents

karena apabila dicampur dengan tanah akan terjadi reaksi pozzolonic. Pada tanah lunak kapur yang akan dicampur flyash dengan perbandingan satu banding dua terbukti dapat meningkatkan daya dukung tanah.

Yang berikutnya adalah stabilisasi secara fisik: yaitu dengan menambahkan geomembran diatas tanah ekspansif. Penggunaan geomembrane sebagai penghalang kelembaban horisontal pada tanah ekspansif, bertujuan untuk menghalangi resapan air oleh tanah ekspansif di bawah perkerasan jalan dengan jalan membungkusnya agar air tidak masuk ke dalam tanah tersebut. Selain geo membran juga ada penanganan swelling pressure pada tanah ekspansif yaitu dengan menambah berat slab sehingga tekanan slab lebih besar dari tekanan pengembangan, hal ini dapat meredam tekanan pengembangan.

Page 4: tanah

sumber: materi kuliah teknik sipil UNS mata kuliah topik khusushttp://media4read.blogspot.com/2011/11/masalah-tanah-ekspansif-dan-beberapa.html

Page 5: tanah

Tanah ekspansif memiliki daya dukung yang relatif rendah serta potensi kembang susut yang besar. Untuktugas akhir ini, proses stabilisasi dilakukan dengan mencampur kapur dan pasir pada tanah lempungekspansif. Bahan stabilisator kapur merupakan bahan yang umum dipakai dalam stabilisasi tanah untukmemperbaiki sifat-sifat tanah dasar yang tidak menguntungkan. Kedua bahan ini juga termasuk materialmurah dan mudah didapat. Beberapa penelitian serupa sudah pernah dilakukan , namun tidakmenggabungkan dua jenis bahan stabilisasi yaitu pasir dan kapur yang masing-masing memilikikarakteristik yang berbeda. Komponen kekuatan geser tanah yaitu sudut geser dan kohesi akan diamatimelalui uji triaksial CU yang akan dianalisis dengan metode Critical State Concept. Uji Unconfineddilakukan untuk melihat pengaruh lama pemeraman terhadap kuat geser tanah campuran. Penelitiandilakukan di laboratorium mekanika tanah FTUI dengan menggunakan contoh tanah yang diambil dariCikarang, Jawa Barat. Penelitian dilakukan terhadap tanah ekspansif sebelum dan sesudah distabilisasidengan pasir dan kapur yang meliputi pengujian terhadap sifat-sifat fisik tanah dan perilaku kuat geser.Perilaku yang ditunjukkan oleh tanah campuran yaitu penurunan indeks plastisitas, kenaikan sudut geser danpenurunan nilai kohesi.

Pembuatan konstruksi jalan kadangkala melewati daerah yang memiliki karakteristik tanah dasar/sub grade yang mengandung tanah ekspansif. Sifat kembang susut tanah ekspansif dapat merusak struktur yang berada diatasnya. Agar tanah tersebut dapat memiliki daya dukung yang kuat, maka kondisi tanah tersebut harus distabilisasi. Berbagai penelitian telah dilakukan memanfaatkan material abu sekam padi (rice husk ash) dan kapur sebagai stabilisator subgrade pada konstrusi jalan. Hasil studi menunjukkan bahwa abu sekam padi dan kapur dapat mengurangi pengembangan tanah ekspansif. Sampel tanah yang diteliti distabilisasi dengan berbagai variasi kadar abu sekam padi dan kapur. Penambahan stabilisator abu sekam dan kapur tersebut mampu meningkatkan kekuatan tekan hingga 379% pada curing 14 hari, kekuatan CBR hingga 546% (unsoaked), dan juga menurunkan tingkat swellingnya hingga 0%. Pada dasarnya, perbaikan karakteristik tanah ekspansif tersebut meningkat. seiring dengan peningkatan kadar stabilisatornya dan masa curing, dimana kapur menghasilkan peningkatan yang lebih signifikan daripada abu sekam padi, terutama pada kapur hidup.

Page 6: tanah

Mencampur tanah dengan semen, kapur, aspal, abu terbang(fly ash), abu sekam padi. Bahan ini dapat memperbaiki daya dukung tanah karena mempunyai unsur silika, kalsium yang mana dapat menyebabkan terjadi peristiwa agromelasi (butiran menjadi lebih besar)

https://fadlyfauzie.wordpress.com/2012/03/02/perbaikan-tanah-soil-improvement/

PREDIKSI TOTAL HEAVE TANAH EKSPANSIF KAWASAN JALAN TANJUNG API-APIIndra Chusaini San

Abstract

Tanah ekspansif merupakan salah satu jenis tanah bermasalah, sangat peka tehadap perubahan kadar air. Tanah ini mempunyai ciri-ciri kembang susut yang besar akibat dari perubahan volume pori yang dapat menimbulkan gaya angkat terhadap konstruksi yang ada sehinga dapat menimbulkan  kerusakan pada konstruksi tersebut

Kondisi tanah yang terdapat di kawasan Tanjung Api-api adalah tanah lempung lunak dan sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut sehingga perubahan kadar air yang selalu terjadi akan mengakibatkan terjadinya perubahan volume pada lapisan tanah lempung, Untuk itu maka perlu diketahui perilaku tanah ekspansif yang terdapat di kawasan ini, terutama memprediksi besarnya daya angkat yang ditimbulkan oleh tenah ekspansip tersebut. Penelitian ini berusaha mengetahui perilaku tanah ekspansif terutama besarnya daya angkat tanah yang terdapat di kawasan Tanjung Api-api.

Pembahasan kajian ini meliputi pengujian indeks properties tanah, identifikasi tanah lempung ekspansif, penentuan kadar air optimum, pengukuran tekanan mengembang, persentase pengembangan dan hubungannya dengan kadar air, serta mencari besarnya total heave tanah. Pengujian dilakukan terhadap tiga kondisi kadar air tanah yang berbeda. Pengambilan sample dilakukan sebanyak tiga kali pada bulan April, Juni dan September. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pada kondisi kadar air rendah (bulan April) tanah di kawasan Tanjung Api-api mempunyai pesentase pengembangan yang sangat tinggi (>13 %), sementara tinggi daya angkat tanah mencapai 0,09 m, besarnya persentase pengembangan ini menurun seiring bertambahnya kadar air tanah. Dari analisis ini diketahui bahwa tanah di kawasan Tanjung Api-api mempunyai potensi pengembangan dan daya angkat yang sangat tinggi.

Page 7: tanah

Kata Kunci : Ekspansif Soil, Swelling Potential, Total Heave

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jrs/article/view/445

http://ejournal.unesa.ac.id/jurnal/rekayasa-teknik-sipil/volume/680/vol-3-nomer-3rekat14-2014

Page 8: tanah

KAJIAN NILAI KUAT TEKAN BEBAS TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DICAMPUR KAPUR DAN SEMEN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN

BATU BATAPenulis

Nuraida

Pembimbing: Dr.Ir. Hary Christady H.,M.Eng.DEA.,

ABSTRACT: The phenomenon of expansive soils is one of the serious problems in geotechnical must soon be addressed. Expansive soil in Soko the paths other than can result in damage, can be used as material for for making bricks with a mixture of cement and lime without through the process of combustion. This research aims to analyze the brick making expansive soils using a mixture of cement and lime. The results of this study indicate with variations in cement content of 8%, 12%, and 14%. A total of six kinds of mixture were made with a proportion of cement with a 4% variation of 8%, 12%, 16% by Lime; testing by using a mixture of 3% lime with a variation of 6%, 9%, 12% by cement. The investigation was done on four combination of soil cement and lime mixture with 0, 7, 14, and 28 curing time. Swelling test is conducted at unconfined compressive strength test value (qu) of mixing level > 2 MPa. The results of soil physics behaviour shows clay Ngawi, Soko-East Java which in classification system of USCS is named CH with 2,50 of activity value (active) and 17,63% (high) of swelling potential. Addition of lime-cement at unconfined compressive strength testing will be effective at 28 days of mixing period. For optimum mixing rate of brick from expansive soil at proportion level 14% cement as 2,24 MPa; 4% cement-12% as 2,17 MPa; 4% 16% cement-lime as 2,32%; and 3% lime-12% cement as 2,03%. This result is gained from compressive strength testing with first class brick wich unconfined compressive strength rate > 2 MPa. The result of water absorption test shows capability of water absorption decrease as addition mixing rate compare with original soil which it’s lowest water absorption capability at rate of 4% cement as 21,61%; 4% cement-16% lime as 30,82; 3% lime-12% cement as 27,41% from water absorption capability of original soil as 32,03%. Water absorption capability test from this research is bigger from requirement of normal brick process in which < 20%. The important of issues of making bricks without flaming is compression value, capability water absorption and swelling potential. At overall swelling test, mixing of cement and lime for soil mixture seems good, shows from reduce of swelling with bigger percentage of cement and lime.

INTISARI: Fenomena tanah ekspansif merupakan salah satu masalah serius dalam geoteknik yang harus segera ditangani. Kerugian yang harus ditanggung oleh masyarakat berupa kerugian material maupun non material. Tanah ekspansif di lokasi Soko Ngawi selain dapat mengakibatkan kerusakan, bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan batu bata dengan campuran semen dan kapur tanpa melalui proses pembakaran. Penelitian ini bertujuan menganalisis pembuatan batu bata tanah ekspansif menggunakan campuran semen dan kapur. Metode yang digunakan mencampur semen dan kapur dengan kadar campuran 8%, 12% ,14% semen. Mencampur 4% semen terhadap 8%,12%,16% kapur dan 3% kapur terhadap 6% 9%, 12% semen. Uji kuat tekan bebas ditinjau pada waktu pemeraman 0, 7, 14 dan 28 hari. Uji pengembangan dilakukan pada kadar campuran yang nilai kuat tekan bebas (qu) > 2 MPa. Hasil pengujian sifat fisis tanah menunjukkan tanah lempung dari desa Soko Ngawi-Jatim pada sistem klasifikasikan USCS digolongkan jenis tanah CH dengan nilai aktivitas sebesar 2,50 (aktif) dan potensi pengembangan sebesar 17,63% (tinggi). Penambahan semen-kapur pada pengujian kuat tekan bebas akan efektif pada masa pemeraman 28 hari. Untuk campuran optimal pada pembuatan batu bata tanah ekspansif terdapat pada kadar campuran 14% semen sebesar 2,24 MPa, 4% semen-12% kapur sebesar 2,17 MPa, 4% semen-16% kapur sebesar 2,32% dan 3% kapur-12% semen sebesar 2,03%. Hasil ini didapatkan dari pengujian kuat tekan dengan batu bata mutu tingkat I dengan kuat tekan rata-rata > 2 MPa. Hasil pengujian serapan air menunjukkan penurunan daya serap air seiring penambahan kadar campuran dibanding dengan tanah asli daya serap air terendah didapatkan pada kadar campuran 14% semen sebesar 21,61%; 4% semen-16% kapur sebesar 30,82, 3% kapur-12% semen sebesar 27,41% dari daya serap air tanah asli sebesar 32,03%. Pengujian daya serap air yang diperoleh pada penelitian ini lebih besar dari persyaratan pembuatan batu bata yaitu < 20%. Hal penting yang harus ditinjau dari pembuatan batu bata tanpa pembakaran adalah nilai kuat tekan, daya serap air dan potensi pengembangan. Pada pengujian

Page 9: tanah

pengembangan secara keseluruhan pencampuran semen dan kapur untuk pencampuran tanah cukup baik, terlihat dari berkurangnya nilai pengembangan tanah dengan persentase semen dan kapur yang lebih besar.

Kata kunci tanah ekspansif, batu bata, semen, kapur, kuat tekan bebas

Program Studi

S2 Teknik Sipil UGM

No Inventaris

3515-H-2012

Deskripsi xiii, 72 p., bibl., ills., 29 cm

Bahasa Indonesia

Jenis Tesis

Penerbit [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada, 2013

Lokasi Perpustakaan Pusat UGM

File Tulisan Lengkap dapat Dibaca di Ruang Tesis/Disertasi

http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=58597

Page 10: tanah

KAJIAN NILAI KUAT TEKAN BEBAS, TEKANAN PENGEMBANGAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN TANAH EKSPANSIF YANG

DISTABILISASI KAPURPenulis

Danny Karter Febrianto R.

Pembimbing: Dr. Ir. Hary Christady Hardiyatmo, M.Eng., DEA

ABSTRACT: The clay which has capability of swelling and shrinking in very high limit is called as expansive soil. It is caused by continuously change of water content. Capability of very high swell-shrink will promote damage due to unbearable deformation from upper structure building. To solve the expansive soil problem, soil must be given special treatment to increase stability, soil strength and reduce swelling potential. The soil samples were taken from Soko Ngawi, East Java. In this research, chemical stabilization is conducted by add lime as additive agent. The percentage variation of soil and lime mixture namely 0%, 4%, 6%, 8%, 10% and 12% from soil dry weight. The research evaluation is soil strength increasment with unconfined compression test and swelling potential with oedometer test instrument. From the research has gained result that lime as additive agent able to decrease plasticity index value significantly from 75,16% to 28,81%. Mean while continuous lime addition with many variation will not significantly affect to plasticity index value reducement. The increasement of soil lime mixture strength result continuously due to addition of mixture period. At 28 days of mixture period, soil strength increase from 444,90 kPa to 858,55 kPa and significantly increase from the initial lime addition till 12% of lime level. The original soil swelling potential reduce optimally at lime addition 8% and 10%, swelling potential reduce from 17,63% to 2,06% and 0,72% at initial mixing. When mixing period is conducted within 14 days, swelling potential reduce from 1,34% and 0,60%. Swelling pressure has similar behaviour with swelling potential. Swelling pressure of original soil from 475,22 kPa reduce to 255,02 kPa and 34,33 kPa and when sample mixture period is given, pressure reduce from 118,26 kPa and 31,85 kPa. With addition of lime, soil expansive degree becoming low.

INTISARI: Tanah lempung yang mempunyai kemampuan mengembang dan menyusut yang sangat tinggi disebut tanah ekspansif. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan kadar air secara terus menerus. Kemampuan kembang susut yang sangat tinggi ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan akibat deformasi yang tidak dapat dipikul oleh struktur bangunan di atasnya. Untuk mengatasi masalah tanah ekspansif tersebut, maka tanah harus diberikan perlakuan khusus untuk meningkatkan stabilitas, menambah kekuatan tanah dan mengurangi potensi pengembangan. Material tanah berasal dari Desa Soko Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur. Pada penelitian ini dilakukan stabilisasi secara kimiawi yaitu penambahan additive berupa kapur. Persentase variasi campuran tanah dan kapur yang digunakan adalah sebesar 0%, 4%, 6%, 8%, 10% dan 12% terhadap berat kering tanah. Evaluasi yang dilakukan adalah peningkatan kekuatan tanah dengan pengujian kuat tekan bebas dan potensi pengembangan yang akan terjadi menggunakan alat oedometer test. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa pemakaian kapur dapat menurunkan nilai plastisitas secara signifikan dari 75,16% menjadi 28,81%. Namun ketika kadar kapur ditambahkan secara terus menerus dengan berbagai variasi, reduksi nilai indeks plastisitasnya menjadi tidak signifikan. Terjadi peningkatan kekuatan campuran tanah kapur secara terus menerus akibat penambahan waktu pemeramannya. Pada masa pemeraman 28 hari, kekuatan tanah meningkat dari 444,90 kPa menjadi 858,55 kPa dan terjadi kenaikan yang sangat signifikan dari awal penambahan kapur sampai kadar kapur mencapai 12 %. Potensi pengembangan tanah asli tereduksi secara optimal pada penambahan kadar kapur 8% sampai 10% yaitu terjadi penurunan dari 17,63% menjadi 2,06% dan 0,72% ketika awal pencampuran. Ketika dilakukan pemeraman selama 14 hari, potensi pengembangan turun menjadi 1,34% dan 0,60%. Tekanan pengembangan memiliki perilaku yang sama dengan potensi pengembangan. Tekanan pengembangan tanah asli dari 475,22 kPa turun menjadi 255,02 kPa dan 34,33 kPa dan ketika dilakukan pemeraman sampel, tekanan menjadi 118,26 kPa dan 31,85 kPa. Dengan penambahan kapur ini maka derajat ekspansi tanah menjadi rendah.

Kata kunci Tanah ekspansif, kekuatan, potensi pengembangan, stabilisasi kapur

Page 11: tanah

Program Studi S2 Teknik Sipil UGM

No Inventaris 3513-H-2012

Deskripsi xvii, 63 p., bibl., ills., 29 cm

Bahasa Indonesia

Jenis Tesis

Penerbit [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada, 2013

Lokasi Perpustakaan Pusat UGM

File Tulisan Lengkap dapat Dibaca di Ruang Tesis/Disertasi

http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=58598

Page 12: tanah

ENGARUH PENAMBAHAN KAPUR PADA TANAH EKSPANSIF TERHADAP NILAI KUAT TEKAN BEBAS (qu)

Judul Alternatif Tidak DitentukanBahasa IDPenulis NAHNU HIDAYAT

Penerbit JPUNESATahun 2006-10-02

Kontributor Tidak DitentukanKata Kunci KAPUR; TANAH EKSPANSIF

Subjek PENAMBAHAN KAPUR-PADA TANAH EKSPANSIFNomor Klasifikasi S 06 FT-PTB HID-P 379

Seri Tidak DitentukanAbstrak Struktur suatu jenis tanah memiliki berbagai komponen

pendukung untuk menerima dan menyalurkan beban yang diterima tanah tersebut. Kemampuan suatu jenis tanah dalam menerima dan menyalurkan beban yang diterima berbeda satu dan lainnya. Ada beberapa jenis tanah yang mampu menerima dan menetralisir beban yang diterima dan ada juga beberapa jenis tanah yang kurang atau bahkan tidak bisa menetralisir beban yang diterima. Pada jenis tanah yang memiliki Ip (Index Placticity) sedang dan rendah merupakan jenis tanah yang bisa dikategorikan baik untuk bangunan, sedangkan jenis tanah yang memiliki Ip (Index Plasticity) tinggi digolongkan sebagai tanah tidak stabil atau kembang susut (Expansive) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penambahan campuran kapur pada jenis tanah lempung ekspansif terhadap nilai Kuat Tekan Bebas. Penelitian ini nantinya bisa digunakan untuk mengetahui nilai kohesi tanah (Cohetion). Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui sifat fisik tanah ketika dicampur dengan kapur. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilakukan di laboratorium dengan cara membuat campuran tanah dengan kapur dengan berbagai variasi campuran kapur yaitu ; 0%, 5%, l0%, 15% dan 20%. Dalam penelitian ini di lakukan Test Atterberg, yaitu test batas cairlliquid limit (LL) dan batas plastis/plastic limit (PL), dari harga tersebut akan diketahui harga Indeks Plastisitasnya (IP). Sedangkan kondisi kadar air pada tanah yang digunakan adalah kadar air optimum dari hasil Standart Proctor Test. Jadi jumlah benda uji adalah 5 (lima) buah yang terdiri beberapa campuran kapur tersebut diatas. Kemudian setelah diketahui kepadatan maksimalnya maka dibuat benda uji bentuk melakukan test kuat tekan bebas Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai kepadatan

Page 13: tanah

maksimum (ãd maks) dari campuran kapur dan tanah lempung menurun serta nilai kuat tekan bebas (qu) meningkat, harga kepadatan maksimum (ãd maks) untuk Tanah + kp 0 % = 1.48 gr/cm2, Tanah + kp 5 % =1.43 gr/cm2 Tanah + kp 10 % =1.41 gr/cm2, Tanah + kp 15 % = 1.36 gr/cm2, Tanah + kp 20 % = 1.33 gr/cm2 sedangkan pada harga kuat tekan bebas ( qu ) untuk Tanah + kp 0 % = 6.36 kg/cm2, Tanah + kp 5%= 7.47 kg/cm2, Tanah + kp 10 % = 7.64 kg/cm2, Tanah + kp 15 %= 8.34 kg/cm2, Tanah + kp 20 % = 8.57 kg/cm2.

Abstrak Alternatif Tidak Ditentukan

http://digilibunesa.org/content/viewSkripsi/2537?asDialog=1