tahapan pelaksanaan konstruksi

14
Proyek gedung bertingkat memiliki karakteristik yang spesifik, khususnya dalam pelaksanaannya. Tiap bagian pekerjaan sangat terkait dengan bagian pekerjaan yang lain, sehingga perlu disusun urutan pelaksanaannya. Bila urutan kegiatan disusun tidak tepat, maka akan menimbulkan berbagai masalah pelaksanaan yang dapat berdampak pada tidak tercapainya sasaran efisiensi dan efektivitas. Urutan kegiatan pelaksanaan ini pun dapat berubah sesuai dengan penemuan cara- cara pelaksanaan yang baru. Pelaksanaan gedung bertingkat tidak terlepas dari pekerjaan struktur bawah. Pekerjaan struktur bawah merupakan salah satu bagian dari pekerjaan kontruksi gedung. Pekerjaan struktur bawah ini sangat penting karena berfungsi untuk mendukung/menopang beban diatasnya. Untuk mencapai fungsi dari struktur bawah tersebut, maka dalam pelaksanaannya harus dilakukan dengan benar. Adapun urutan kegiatan untuk melaksanakan pekerjaan struktur bawah ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Bagan pekerjaan struktur bawah 1. Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan harus derencanakan sebelum masa pelaksanaan suatu proyek kontruksi. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin lancarnya pelaksanaan sehingga pekerjaan persiapan perlu dilakukan serta dipikirkan hal-hal yang mempengaruhinya. Hal-hal yang mempengaruhi pekerjaan persiapan antara lain sebagai berkut: A. Acces Road (Jalan Masuk)

Upload: raziezie

Post on 27-Dec-2015

114 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

tahapan pelaksanaan konstruksi

TRANSCRIPT

Page 1: Tahapan pelaksanaan konstruksi

Proyek gedung bertingkat memiliki karakteristik yang spesifik, khususnya dalam pelaksanaannya. Tiap bagian pekerjaan sangat terkait dengan bagian pekerjaan yang lain, sehingga perlu disusun urutan pelaksanaannya. Bila urutan kegiatan disusun tidak tepat, maka akan menimbulkan berbagai masalah pelaksanaan yang dapat berdampak pada tidak tercapainya sasaran efisiensi dan efektivitas. Urutan kegiatan pelaksanaan ini pun dapat berubah sesuai dengan penemuan cara-cara pelaksanaan yang baru.

Pelaksanaan gedung bertingkat tidak terlepas dari pekerjaan struktur bawah. Pekerjaan struktur bawah merupakan salah satu bagian dari pekerjaan kontruksi gedung. Pekerjaan struktur bawah ini sangat penting karena berfungsi untuk mendukung/menopang beban diatasnya. Untuk mencapai fungsi dari struktur bawah tersebut, maka dalam pelaksanaannya harus dilakukan dengan benar. Adapun urutan kegiatan untuk melaksanakan pekerjaan struktur bawah ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Bagan pekerjaan struktur bawah

1. Pekerjaan PersiapanPekerjaan persiapan harus derencanakan sebelum masa pelaksanaan suatu proyek kontruksi. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin lancarnya pelaksanaan sehingga pekerjaan persiapan perlu dilakukan serta dipikirkan hal-hal yang mempengaruhinya. Hal-hal yang mempengaruhi pekerjaan persiapan antara lain sebagai berkut:

A. Acces Road (Jalan Masuk)Untuk keperluan transportasi/pengangkutan raw material, fabricated material, peralatan dan lain-lain, maka diperlukan jalan masuk yang memadai baik dari lebarnya maupun kekuatan strukturnya.Ditinjau dari lokasinya, jalan masuk ini dibagi menjadi dua, yaitu:

o Off Site Access

Jaringan luar yang ada di luar lokasi dimanfaatkan sebagai jalan masuk.

Page 2: Tahapan pelaksanaan konstruksi

o On Site Access

Di dalam lokasi sendiri,diperlukan juga jalan untuk transportasi dalam lokasi dan pergerakan dari peralatan yang digunakan. On site access perlu direncanakan sebaik-baiknya terutama untuk menghindari gangguan yang ada di dalam lokasi. Perencanaan access ini menjadi satu kesatuan dalam perencanaan site (site plan).

B. Site PlanLahan pada lokasi proyek perlu direncanakan sebaik-baiknya untuk keperluan menamung dan mengatur seluruh kegiatan yang ada di lokasi meliputi:

o Kantor Proyek/Direksi Keet

o Gudang Material dan Peralatan

o Base Camp Staf Proyek dan Barak Pekerja

o Barak kerja/tempa

C. sad

2. Pelaksanaan Galian BasementA. Pekerjaan Persiapan

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum proses penggalian adalah: Kedalaman galian meliputi cek stabilitas lereng apakah dapat

digali secara open cut dengan membentuk slope (cek tinggi kritis dan kemiringan slope). Lalu untuk lahan yang sempit apakah diperlukan dinding penahan tanah yang sementara atau permanen.

Pengaturan arah manuver alat berat dan dump ruck yang baik yang dilakukan dengan memperhatikan site installation yang ada.

Pemilihan, jumlah, dan komposisi alat gali yang digunakan berdasarkan waktu pelaksanaan dan lokasi proyek.

Jalan kerja yang memenuhi syarat. Pemeliharaan lingkungan sekitar proyek (debu, lumpur, bekas

material, dll).B. Pekerjaan Galian

Galian tahap 1, penggalian dilakukan backhoe dan material langsung di angkut ke dump truck.

Galian tahap 2, lereng hasil penggalian tahap 1 harus diproteksi dengan menggunakan terpal dan galian tahap kedua dapat dilaksanakan dengan metode yang sama pada tahap 1.

Penggalian dilanjutkan sampai elevasi rencana, untuk galian di bawah permukaan air tanah dilakukan dewatering.

Page 3: Tahapan pelaksanaan konstruksi

Hasil galian tanah dibuang ke lokasi disposal area, diusahakan agar jarak disposal adalah jarak terdekat dan yang perlu diperhatikan usahakan tanah galian tidak berjatuhan di jalan dengan cara menutup dump truck dengan terpal.

3. Pelaksanaan DewateringPada pembangunan gedung bertingkat kini sering dibuat basement

untuk pertambahan ruang. Pekerjaan galian untuk basement seringkali terganggu oleh adanya air tanah sehingga perlu dilakukan pemompaan untuk mengeringkan lahan agar pekerjaan kontruksi dapat dilakukan.

Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk mengatasi situasi ini adalah dengan pengurasan dengan pemompaan yang dilakukan dengan sumur titik (well pint system).

Urutan Pelaksanaan Dewatering Metode Well Point System adalah sebagai berikut:

Tentukan letak titik dan kedalaman rencana peneboran Menyiapkan casing pipa PVC dengan cara melubangi pipa casing

pada bagian ujung yang akan terendam air dengan diameter lubang sesuai shop drawing lalu bungkus lubang-lubang pipa dengan kawat ayam/plastik filter.

Buat bak penampunga air sirkulasi pengeboran berupa galian tanah yang dilapisi semen

Lakukan pengeboran tanah dengan mesin bor, jumlah lubang dan diameter serta kedalaman galian harus sesuai dengan rencana.

Masukkan pipa PVC yang telah dilubangi kedalam lubang bor secara bertahap.

Isi rongga antara luban bor dan casing pipa dengan koral gundu. Buat saluran pembuangan air dari hasil dewatering, Pasang dan operesaikan pompa submersible secara otomatis ke

dalam casing PVC dengan mengatur rangkaian pompa submersible dengan pipa galvanis; letak manometer, stop kran, check valve (untuk mengatur tekanan/debit); letak water level control; dan letak panel kontrol dan intalasi listrik.

4. Pelaksanaan Dinding Penahan TanahDinding penahan tanah berfungsi untuk menyokong tanah serta mencegahnya dari bahaya kelongsoran, baik akibat beban air hujan, berat tanah itu sendiri maupun akibat beban di atasnya. Pada saat ini, kontruksi dinding penahan tanah sangat sering digunakan dalam pekerjaan sipil.Terdapat berbagai metode dari pelaksanaan dinding penahan tanah ini, diantaranya yaitu:

Page 4: Tahapan pelaksanaan konstruksi

A. Pelaksanaan Dinding Penahan Tanah dengan Sistem Soldier Pilea. Persiapan

Persiapkan alat bor yang terdiri dari crawler crane, auger, dan kelly.

Persiapkan alat ukur theodolit dan waterpass. Patok-patok untuk tanda pengukuran Pompa submersible untuk pengecoran bentonite Pipa tremie untuk pengecoran Casing Bucket untuk membersihkan lumpur dan kotoran dari

lubang bor. Campuran bentonite, air dan semen Besi beton dan adukan beton

b. Urutan Pelaksanaan Bentonite Pile dan Bored Pile Bor tanah sampai kedalaman 3 m. Pasang casing dan terus bor sampai elevasi rencana. Bersihkan lubang dengan bucket dari kotoran dan

lumpur. Masukkan campuran bentonite dan semen. Cabut casing. Tiang bentonite selesai dicor. Setelah umur pengecoran bentonite lebih kurang 3 hari,

lalu lakukan pengeboran tanah untuk concrete pile sampai kedalaman 3 m di sebelah pengecoran bentonite.

Pasang casing dan terus dibor sampai elevsi rencana Bersihkan lubang dengan bucket dari kotoran. Masukkan besi tulangan yang telah dirakit. Pengecoran beton dengan tremie. Cabut casing. Concrete bored pile selesai dicor.

B. Metode Pelaksanaan Diapragm Walla. Persiapan

Persipkan mobilisasi alat, cleaning dan grubbing, pengukuran, dll.

Pembuatan guide wall sebagai panduan untuk kelurusan dan platform alat pengeboran diding diafragm.

b. Urutan Pelaksanaan Diafragm Wall Gali galian pertama Gali galian kedua disebelah galian kedua Gali galian ketiga di antara galian pertama dan ketiga

sehingga galian saling menjadi satu kesatuan. Pengeluaran bentonite galian dan pembersihan dengan

bentonite baru

Page 5: Tahapan pelaksanaan konstruksi

Pemasangan CWS joint dan pembesian. Pengecoran beton primary panel Pengecoran beton primary panel selesai. Galian pertama adjoining successive panel (sebelum

beton mengeras) Galian kedua adjoining successive panel. Pembongkaran CWS joint form Pemasangan CWS form pembesian dan pengecoran,

setelah pembersihan bentonite. Pengecoran successive panel selesai dilanjutkan galian

sisi sebelahnya.

5. Pelaksanaan Pondasi DalamPondasi dalam dipakai pada bangunan di atas tanah yang lembek atau pada bangunan dengan bentangan yang besar dan bangunan bertingkat. Yang termasuk pondasi dalam adalah pondasi tiang pancang, pondasi bored pilem dan sumuran.

A. Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancanga. Persiapan

Penentuan alat pancang yang digunakan: peralatan pancang yang dipakai harus mempunyai efisiensi dan energi yang memadai.

Rencanakan set tiang final: untuk menentukan pada kedalaman mana pemancangan tiang dapat dihentikan, berdasarkan data tanah dan data jumlah pukulan terakhir (final set).

Rencanakan urutan pemancangan dengan pertimbangan kemudahan manuver alat. Lokasi stok material ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi pemancangannya.

Tentukan letak titik pancang dengan theodolit dan tandai dengan patok.

b. Proses Pemancangan Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as

hammer jatuh pada patok titik pancang yang telah ditentukan.

Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap tiang.

Tiang didirikan di samping driving lead dan kepala tiang dipasang pada helmet yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang.

Ujung bawah tiang didudukan secara cermat di atas patok pancang yang telah ditentukan.

Page 6: Tahapan pelaksanaan konstruksi

Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang backstay sambil diperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul-betul vertikal.

Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem dengan center gate pada dasar driving lead agar posisi tiang tidak bergeser selama pemancangan, terutama untuk tiang batang pertama.

Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara berkesinambungan ke atas helmet yang terpasang di atas kepala tiang.

Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk penyambungan batang berikutnya bila level kepala tiang telah mencapai level muka tanah sedangkan level tanah keras yang diharapkan belum tercapai.Proses penaymbungan tiang:

o Tiang diangkat dan kepala tiang dipasang pada

helmet seperti yang dilakukan pada batang pertama.

o Ujung bawah tiang didudukan di atas kepala

tiang yang pertama sedemikian sehingga sisi-sisi pelat sambung kedua tiang telah berhimpit dan menempel menjadi satu.

o Penyambungan dilakukan dengan pengelasan

penuh di sekeliling pertemua kedua pelat ujung.o Tempat sambungan las dilapisi dengan anti

karat. Selesai penyambungan, pemancangan dapat dilanjutkan

seperti yang dilakukan pada batang pertama. Penyambungan dapat diulangi sampai mencapai kedalaman tanah keras yang ditentukan.

Pemancangan tiang dapat dihentikan (selesai) bila ujung tiang telah mancapai lapisan tanah keras/final set yang ditentukan.

Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang ditentukan sesuai shop drawing.

B. Metode Pelaksanaan Pondasi Bored Pilea. Persiapan

Mobilisasi peralatan Set up mesin bor Persiapan keranjang

b. Proses Pelaksanaan Proses Pengeboran

Page 7: Tahapan pelaksanaan konstruksi

o Menggunakan mesin bor Soilmec R412

kapasitas 40,00 meter, pengeboran dimulai dengan menggunakan auger dengan diameter sedikit besar. Untuk kemudian memasang casing semetara (bila diperlukan) sepanjang maksimum 4,00 meter. Casing sementara ini dibutuhkan untuk menghindari runtuhnya tanah permukaan di sekeliling lubang bor.

o Pengeboran dilanjutkan menggunakan auger

atau bucket tergantung pada jenis dan kedalman tanah yang ditemukan sementara kedalaman serta jenis tanah yang keluar dicatat secara teratur sampai mencapai kedalaman yang ditentukan.

o Bila dinding lubang bor runtuh, maka

dibutuhkan pengisian air dalam lubang bor selama proses pengeboran dilaksanakan.

Proses Pembersihan Lubango Setelah kedalaman yang diinginkan tercapai,

lalu lakukan proses pembersihan dasar lubang dimulai dengan menggunkan cleaning bucket. Bahan yang dikeluarkan dan tebalnya harus dicatat. Proses diulang bebrapa kali sampai dasar lubang dalam keadaan relatif bersih.

Proses Pengecoran Betono Selesai pembersihan dasar lubang kemudian

dilaksanakan pemasangan keranjang besi beton disusul pemasangan pipa tremie. Panjang, jumlah, dan mutu besi beton dibuat sesuai spesifikasi teknis.

o Bila di dalam lubang terdapat volume air yang

cukup banyak dan deras maka pengecoran dilaksanakan melalui pipa tremie yang ditutup pada ujung bawahnya, menggunakan plat baja yang dinamakan plastic form sebagai pemisah antara beton dan air.

o Pipa tremie dipasang sepanjang lubang yang

dibor dengan ujungnya bertumpu pada dasar lubang. Beton readymix dengan slump 16 ± 2 cm retarder 4 jam dituangkan ke dalam tremie hingga pipa tersebut terisi penuh. Pipa lalu ditarik ± sehingga end plate terlepas dan beton mengalir. Beton dituangkan lagi ke dalam pipa

Page 8: Tahapan pelaksanaan konstruksi

tremie dan dengan demikian pengecoran tiang dilanjutkan hingga permukaan beton mencapai ketinggian yang diinginkan. Selama pengecoran berlangsung, ujung bawah pipa tremie harus terbenam di dalam beton. Bila pipa tremie terlampau panjang maka pipa tremie dengan panjang masing-masing potongan antara 1-6 meter harus diangkat dan dipotong.

o Casing lalu dicabut perlahan-lahan dan

pengukuran terakhir dilakukan terhadap beton untuk memeriksa apakah ketinggian permukaan beton berada di atas rencana dawar poer setinggi ± 1 meter untuk menjamin mutu beton yang baik ada elevasi dasar poer.

C. Metode Pelaksanaan Pondasi Franki Pile Pipa baja dengan ujung bawah terbuka, diletakkan di

atas tanah tepat pada titik (patok) tiang. Batu korallalu dimasukkan ke dalam pipa yang kosong itu dengan menggunakan suatu alat yang dinamakan skip setinggi kurang lebih 0,6-1 meter di dalam pipa. Koral dipadatkan menjadi suatu sumbat pada ujung pipa. Palu penumbuk (drop hammer) berbobot lebih kurang 3,2 ton.

Pemancangan pipa besi dilakukan dengan cara menumbuk sumbat koral pada ujung pipa sehingga mencapai kedalaman yang diinginkan. Kedalaman pemancangan ditentukan melalui data yang diperoleh dati penyelidikan tanah dan kalendering pada setiap titik. Pemancangan dihentikan apabila penurunan pipa tidak lebih dari 30 mm dalam 10 pukulan, dengan tinggi jatuh palu setinggi 1,20 meter per pukulan.

Setelahmencapai kedalaman yang diharapkan, pipa ditahan dengan sling dan sumbat koral yang terdapat di dalam pipa dipukul hingga lepas dan keluar dari pipa. Beton kering lalu diisikan sedikit demi sedikit ke dalam pipa untuk pembuatan pembesatan (bulb) atau enlarged base.

Volume beton yang digunakan dalam pembuatan bulb disesuaikan dengan kekerasan tanah dan pada umumnya adalah antara 0,14 m3 (satu skip) hingga 0,84 m3 (enam skip). Jumlah pukulan pada satu skip (o,14 m3) beton terakhir harus tidak kurang dari 40 kali dengan tinggi

Page 9: Tahapan pelaksanaan konstruksi

jatuh palu minimum 4,8 meter atau hingga energi yang sama tercapai.

Keranjang besi terdiri dari 6 besi utama diameter 22 mm yang dililit spiral diameter 8 mm jarak 20 cm untuk seluruh panjang tiang franki. Keranjang besi tersebut lalu dimasukkan ke dalam pipa dan merupakan pembesian dari tiang pondasi. Keranjang besi dibuat sepanjang tiang sendiri dengan tambahan ± 0,90 meter stek untuk masuk ke dalam poer untuk penyambungan, maka over-lapping besi utama adalah ± 90 cm. Pada ujung keranjang besi dan pada sambungan dilas titik agar lebih kuat.

Tiang franki lalu dibuat dengan mengecor beton sedikit demi sedikit ke dalam pipa disertai dengan peamdatan sambil pipa sedikit demi sedikit dicabut. Beton yang digunakan dalam pengecoran adalah dengan mutu K-225 dan faktor air semen tidak lebih dari 0,40 dan slump berkisar antara 0-2,50 cm. Pengecoran beton diakhiri dengan penambahan setinggi lebih kurang 30 cm – 50 cm agar beton pada ketinggian yang diinginkan terjamin baik dan keras.

Susunan campuran beton yang berdasarkan volume untuk tiang franki adalah 1 : 2,25 : 3,25 parameter kubik beton:Semen = 345,00 kgPasir = 0,62 m3Split 2/3 = 0,90 m3Air = 134,00 literTiang Franki yang selesai dilaksanakan harus tahan memikul beban kerja sebesar 130 ton.