tafsirtawildantarjamah 141111214317 conversion gate02

Upload: aziz-bahrudin

Post on 03-Mar-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

19

TAFSIR, TAWIL DAN TARJAMAHM A K A L A HDiajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah" Ulumul Quran "Dosen Pengampu :Afiful Ikhwan, M.Pd.I

Oleh :KHUSNUL KOTIMAH2013.4.047.0001.1.001683

PAI Smt 2/SawoSEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH(STAIM) TULUNGAGUNG Juni 2014KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam.Kemudian dari pada itu, saya sadar bahwa dalam menyusun makalah ini banyak yang membantu terhadap usaha saya, mengingat hal itu dengan segala hormat saya sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Tulungagung Bapak Nurul Amin, M.Ag1. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini Bapak Afiful Ikhwan, M.Pd.I1. Teman teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah.Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut saya hanya dapat berdo' a dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi amal soleh di mata Allah SWT. Amin.Dan dalam penyusunan makalah ini saya sadar bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu saya mengharapkan keritikan positif, sehingga bisa diperbaiki seperlunya.Akhirnya saya tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir amalan saya dan bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi seluruh pembaca. Amin Yaa Robbal 'Alamin.

(PENYUSUN)DAFTAR ISI

Halaman Judul.......... iKata Pengantar.......... iiDaftar Isi........ iii

BAB IPENDAHULUAN1. Latar Belakang Masalah 11. Rumusan Masalah 21. Tujuan Masalah .2

BAB IIPEMBAHASANTAFSIR, TAWIL DAN TARJAMAH1. Pengertian Tafsir, Tawil dan Tarjamah ......... 31. Perbedaan Tafsir, Tawil dan Tarjamah ..... 61. Klasifikasi Tafsir Bi Al - Matsur, Bi Al - Rayi dan Bi AL- Isyari ........................................................................................ 81. Macam-Macam Metode dan Macam-Macam Corak Tafsir.. 12

BAB IIIPENUTUPKesimpulan ..16

DAFTAR PUSTAKA 18

iii

BAB IPENDAHULUAN1. Latar Belakang MasalahAl-quran adalah wahyu islam dan islam adalah agama Allah yang di fardlukan. Pengetahuan tentang pokok-pokok dan dasar-dasar islam tidak akan tercapai jika al- quran itu dipahami dengan bahasanya. Maka harus penaklukan islam pun mengembang kepada bahasa- bahasa lain non arab, sehingga bahasa- bahasa itu diarabkan dengan islam. Adalah suatu kewajiban bagi setiap orang bagi setiap orang yang masuk ke dalam naungan agama baru ini, untuk menyambutnya dalam bahasa kitabnya secara lahir dan batin sehingga ia dapat menjalankan kewajiban- kewajibanya, dan terjemahan quran tidak diperlukan lagi baginya selama quran itu telah diterjemahkan bahasa dan kearabannya menjadi keimanan dan keislaman.Quranul karim adalah sumber tasyri pertama bagi umat Muhammad. Dan kebahagian mereka tergantung pada pemahaman mananya, pengetahuan rahasia- rahasianya dan pengalaman apa yang terkandung di dalamnya. Kemampuan setiap orang dalam memahami lafadz dan ungkapan quran tidaklah sama, padahal penjelasannya sedemikian gamblang dan ayat- ayatnya pun sedemikian rinci. Maka tidaklah mengherankan jika Quran mendapatkan perhatian besar dari umatnya melalui pengkajian intensif terutama dalam rangka menafsirkan kata- kata ( aneh, ganjil ) atau mentakwilkan ( susunan kalimat ). Dalam makalah ini kami akan memaparkan beberapa hal yang erat kaitannya untuk memahami Al-Quran. Yaitu kami akan memaparkan mengenai Tafsir, Tawil dan Terjemah.

B. Rumusan Masalah1. Apa pengertian Tafsir, Tawil dan Tarjamah ?1. Apa perbedaan Tafsir, Tawil dan Tarjamah ?1. Apa klasifikasi Tafsir bi al - Matsur, bi al - Rayi dan bi a l- Isyari ?1. Apa macam-macam metode dan macam-macam corak tafsir ?

C. Tujuan Masalah1. Untuk mengetahui pengertian Tafsir, Tawil dan Tarjamah1. Untuk mengetahui perbedaan Tafsir, Tawil dan Tarjamah1. Untuk mengetahui klasifikasi Tafsir bi al - Matsur, bi al - Rayi dan bi a l- Isyari1. Untuk mengetahui macam-macam metode dan macam-macam corak tafsir

2

1

BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian Tafsir, Tawil, Dan Tarjamah1. Pengertian TafsirSecara etimologi kata tafsir dalam bahasa arab berarti (penjelasan) atau (keterangan).[footnoteRef:1] Kata tafsir diambil dari kata - yang [1: Muhammad Ali al-Shabuniy, al-Tibyan fi ulumul al-Quran (Beirut: Dar al-Irsyad, 1970), hlm. 37.]

berarti keterangan atau uraian.[footnoteRef:2] Al-jurjani berpendapat bahwa kata tafsir menurut [2: Rosihon Anwar, Ulumul Quran (Bandung: Pustaka Setia, 2000), hlm. 209.]

pengertian bahasa adalah yang artinya menyingkap (membuka) dan melahirkan.[footnoteRef:3] Tafsir secara bahasa mengikuti wazan , berasal dari akar kata ( - - ) yang berarti menjelaskan, menyingkap dan menampakan atau menerangkan makna yang abstrak. Dalam lisanul arab dinyatakan: kata "" berarti menyingkapi sesuatu yang tertutup, sedang kata "" berarti menyingkapi maksud sesuatu lafaz yang musykil, pelik.[footnoteRef:4] [3: Al-jurjani, al-Tarifat, ath-Thabaah wa an-Nasyr wa at-Tauzi (Jeddah: t.t), hlm. 63.] [4: Manna Khalil al-Qattan, mudzakir, Studi Ilmi-Ilmu Quran (Bogor: Pustaka Litera Antarnusa, Cetakan kedua belas, 2009), hlm. 455.]

Sebagian ulama ada yang mengatakan, bahwa kata tafsir juga dapat berarti menyingkapkan.[footnoteRef:5] [5: Usman, Ulumul Quran (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 311.]

Secara bahasa kata Tafsir ( ) berasal dari kata yang mengandung arti: menjelaskan, menyingkap dan menampak-kan atau menerangkan makna yang abstrak. Kata berarti menyingkapkan sesuatu yang tertutup.Menurut istilah, Tafsir berarti Ilmu untuk mengetahui kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammas Saw. dan penjelasan maknanya serta pengambilan hukum dan makna-maknanya. Tafsir adalah Ilmu yang membahas tentang Al-Quranul Kariem dari segi pengertiannya terhadap maksud Allah sesuai dengan kemampuan manusia.Adapun tentang pengertian tafsir berdasarkan istilah, para ulama banyak memberikan komentar antara lain sebagai berikut :a) Menurut Al-Kilabi: Tafsir adalah penjelasan Al-Quran dengan menerangkan makna dari tujuan (isyarat).b) Menurut Syekh Al-Jazari: Tafsir adalah hakekatnya menjelaskan lafazh yang sukar difahami dengan jalan mengemukakan salah satu lafazh yang bersinonim (mendekati) dengan lafazh tersebutc) Menurut abu Hayyan: Tafsir adalah ilmu yang mengenai cara pengucapan lafazh Al-Quran serta cara mengungkapkan petunjuk kandungan hukum dan makna yang terkandung didalamnya.d) Menurut Az-Zarkasyi: Tafsir adalah ilmu yang digunakan untuk memahami dan menjelaskan makna-makna Al-Quran yang diturunkan pada pada nabi Muhammad SAW, serta mengumpulkan kandungan dan hukum dan hikmahnya.Berdasarkan beberapa rumusan tafsir yang dikemukakan para ulama tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa tafsir adalah suatu hasil yang tanggapan dan penalaran manusia untuk menyikapi nilai-nilai samawi yang terdapt di dalam Al-Quran.2. Pengertian TawilSecara etimologi, menurut sebagian ulama, kata tawil memiliki maknayang sama dengan tafsir, yakni menerangkan dan menjelaskan.[footnoteRef:6] Tawil berasal dari kata . Kata tersebut dapat berarti: pertama, (kembali, mengembalikan) yakni, mengembalikan makna pada proporsi yang sesungguhnya. Kedua, (memalingkan) yakni memalingkan suatu lafal yang [6: Muhammad Ali al-Shabuniy, al-Tibyan fi ulumul al-Quran (Beirut: Dar al-Irsyad, 1970), hlm. 74.]

mempunyai sifat khusus dari makna lahir kepada makna batin lafal itu sendiri karena ada ketepatan atau kecocokan dan keserasian dengan maksud yang dituju.Ketiga, (mensiasati) yakni, bahwa lafal-lafal atau kalimat-kalimat tertentu yang mempunyai sifat khusus memerlukan siasat yang tepat untuk menemukanmakna yang dimaksud. Untuk itu diperlukan ilmu yang luas dan mendalam.[footnoteRef:7] [7: Usman, Ulumul Quran (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 317.]

Adapun mengenai arti takwil menurut istilah banyak para ulama memberikan pendapatnya antara lain sebagai berikut ini :a) Menurut Al-Jurzzani: Memalingkan suatu lafazh dari makna dzamirnya terhadap makna yang dikandungnya apabila makna alternative yang dipandang sesuai dengan ketentuan Al-kitab dan As-sunnah.b) Menurut defenisi lain: Takwil adalah mengembalikan sesuatu kepada ghayahnya (tujuannya) yakni menerangkan apa yang dimaksud.c) Menurut Ulama Salaf: Menafsirkan dan mejelaskan makna suatu ungkapan baik yang bersesuaian dengan makna ataupun bertentangan. Hakekat yang sebenarnya yang dikehendaki suatu ungkapan.d) Menurut Khalaf: Mengalihkan suatu lafazh dari maknanya yang rajin kepada makna yang marjun karena ada indikasi untuk itu.Pengertian takwil menurut istilah adalah suatu usaha untuk memahami lafazh-lafazh (ayat-ayat) Al-Quran melalui pendekatan pemahaman arti yang dikandung oleh lafazh itu.3. Pengertian TarjamahArti tarjamah menurut bahasa adalah salinan dari suatu bahasa kebahasa lain atau mengganti, menyalin, memindahkan kalimat dari suatu bahasa ke bahasa lain.[footnoteRef:8] Menurut muhammad husayn al-Dzahabi, salah seorang pakar dan ahli ilmu al-Quran dari Universitas Azhar, Kairo, Mesir, kata tarjamah lazim digunakan untuk dua macam pengertian, yaitu: [8: Poerwadarminta, Kamus Unun Bahasa Indonesia (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1984), hlm. 1062.]

a) Mengalihkan atau memindahkan suatu pembicaraan dari suatu bahasa ke bahasa lainnya tanpa menerangkan makna dari bahasa asal yang diterjemahkan.b) Menafsirkan suatu pembicaraan dengan menerangkan maksud yang terkandung di dalamnya dengan menggunakan bahasa yang lain.Arti tarjamah menurut bahasa adalah susunan dari suatu bahasa kebahasa atau mengganti, menyalin, memindahkan kalimat dari suatu bahasa lain kesuatu bahasa lain.Secara terminologi kata tarjamah dapat dipergunakan pada dua arti:1) Terjemah harfiyah, yaitu mengalihkan lafaz-lafaz dari satu bahasa ke dalam lafaz-lafaz yang serupa dari bahasa lain sedemikian rupa sehingga susunan dan tertib bahasa kedua sesuai dengan susunan dan tertib bahasa pertama2) Terjemah tafsiriyah atau terjemah maknawiyah, yaitu menjelaskan makna pembicaraan dengan bahasa lain tanpa terikat dengan tertib kata-kata bahasa asal atau memperhatikan susunan kalimatnya.[footnoteRef:9] [9: Manna Khalil al-Qattan, mudzakir, Studi Ilmi-Ilmu Quran (Bogor: Pustaka Litera Antarnusa, Cetakan kedua belas, 2009), hlm. 443.]

B. Perbedaan Tafsir, Tawil, dan Tarjamah1. Perbedaan Tafsir Dan Tarjamaha) Bahasa tafsir dalam prakteknya selalu terdapat keterkaitan dengan bahasa aslinya. Selain itu, dalam tafsir tidak terjadi peralihan bahasa, sebagaimana lazimnya dalam terjemah. Pada terjemah yang terjadi atau dilakukan adalah peralihan bahasa, yakni dari bahasa pertama atau yang asli ke bahasa kedua atau terjemah.b) Dalam tafsir yang diutamakan adalah menyampaikan penjelasan dan pesan dari bahasa aslinya yang pertama. Sedangkan pada terjemah tidak terdapat istithrad, yakni memperluas uraian melebihi kadar mencari padanan kata. Dalam terjemah terutama harfiah, makna yang diungkap tidak lebih dari sekedar mengganti bahasa.c) Dalam bahasa tafsir yang menjadi pokok perhatian adalah tercapainya penjelasan tepat sasaran baik secara global maupun secara terinci. Tidak demikian halnya dengan terjemah. Ia pada lazimnya mengandung tuntutan terpenuhinya semua makna yang dikehendaki oleh bahasa pertama.[footnoteRef:10] [10: Manna Khalil al-Qattan, mudzakir, Studi Ilmi-Ilmu Quran (Bogor: Pustaka Litera Antarnusa, Cetakan kedua belas, 2009), hlm. 334.]

Dengan memperhatikan pernyataan-pernyataan di atas, maka dapat dikatakan bahwa antara tafsir dengan terjemah (baik tafsiriyah maupun harfiyah) terdapat perbedaan yang cukup jelas. Khusus dalam hubungannya dengan upaya pemahaman terhadap kandungan al-Quran, keterangan melalui terjemahnya tentu tidak akan dapat memberikan kejelasan yang memadai.[footnoteRef:11] [11: Ibid., hlm. 337.]

2. Perbedaan Tafsir Dengan TawilMengenai perbedaan tafsir dan tawil tersebut dapat dilihat sebagai berikut:[footnoteRef:12]TAFSIR: [12: Ibid., hlm. 334.]

Pemakaiannya banyak terdapat pada lafal-lafal dan leksikologi (). Jelas diterangkan dalam al-Quran dan hadits-hadits shahih. Banyak berhubungan dengan riwayat. Digunakan dalam ayat-ayat (jelas, terang). Bersifat menerangkan petunjuk yang dikehendaki.TAWIL: Penggunaannya lebih banyak pada makna-makna dan susunan kalimanat. Kebanyakan diistimbatkan oleh para ulama. Lebih banyak berhubungan dengan (nalar, aqliy). Digunakan dalam ayat-ayat (samar, samar tidak jelas). Menerangkan hakikat yang dikehendaki.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan, bahwa :a) Tafsir : menjelaskan makna ayat yang kadang-kadang dengan panjang lebar, lengkap dengan penjelasan hukum-hukum dan hikmah yang dapat diambil dari ayat itu dan seringkali disertai dengan kesimpulan kandungan ayat-ayat tersebutb) Tawil : mengalihkan lafadz-lafadz ayat al-Quran dari arti yang lahir dan rjih kepada arti lain yang samar dan marjuh. c) Terjemah : hanya mengubah kata-kata dari bahasa arab kedalam bahasa lain tanpa memberikan penjelasan arti kiandungan secara panjang lebar dan tidak menyimpulkan dari isi kandungannya.[footnoteRef:13] [13: Shawli al-farabie, pengertian dan perbedaan tafsir, ta`wil, dan tarjamah, dalam http://islamcumlaude.blogspot.com/2011/06/pengertian-dan-perbedaan-tafsir-tawil.html, diakses pada sabtu, 15 maret 2014, pukul 10.05 WIB]

C. Klasifikasi Tafsir Bi Al-Matsur, Bi Al-Rayi dan Bi Al-Isyari1. Tafsir Bi Al-MatsurTafsir bi al-matsur merupakan istilah lain dari tafsir bi al-riwayah dan atau tafsir bi al-mangul.[footnoteRef:14] Tafsir bi al-matsur yaitu menafsirkan Quran dengan Quran, dengan sunnah karena berfungsi menjelaskan kitabullah.[footnoteRef:15] Ada empat otoritas yang menjadi sumber penafsiran bi al-matsur. [14: Usman, Ulumul Quran (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 338.] [15: Manna Khalil al-Qattan, mudzakir, Studi Ilmi-Ilmu Quran (Bogor: Pustaka Litera Antarnusa, Cetakan kedua belas, 2009), hlm. 483.]

Pertama, al-Quran sendiri yang dipandang sebagai penafsiran terbaik terhadap al-Quran. Umpamanya, penafsiran kata pada surat al-Imran (3) ayat 133 dengan menggunakan kandungan ayat berikutnya. Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapat surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa (QS. Ali-Imran : 133)[footnoteRef:16] [16: Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2008), hlm. 67.]

Kedua, hadist nabi yang memang berfungsi sebagai penjelas al-Quran. Umpamanya, penafsiran nabi terhadap kata al-zulm pada surat al-Anam. Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk. (QS: Al-An'am : 82)[footnoteRef:17] [17: Ibid., hlm. 138.]

Ketiga, penjelasan sahabat yang dipandang sebagai orang yang banyak mengetahui al-Quran. Umpamanya, penafsiran ibnu Abbas (68/687) terhadap kandungan surat An-nashr dengan kedekatan waktu kewafatan nabi.Keempat, penjelasan Tabiin yang dianggap sebagai orang yang bertemu langsung dengan sahabat.[footnoteRef:18] [18: Rosihon Anwar, Ulumul Quran (Bandung: Pustaka Setia, 2000), hlm. 217.]

Hukum Tafsir bi al-Matsur: Tafsir Bi Al-Matsur wajib untuk mengikuti dan diambil karena terjaga dari penyelewengan makna kitabullah.2. Tafsir Bi Al-RayiTafsir bi al-rayi ialah tafsir yang di dalam menjelaskan maknanya mufasir hanya berpegang pada pemahaman sendiri dan penyimpulan (istinbat) yang didasarkan pada rayu semata. Tidak termasuk ini pemahaman (terhadap Quran) yang sesuai dengan roh syariat dan bukti-bukti akan membawa penyimpangan terhadap Kitabullah.[footnoteRef:19] [19: Fachrial Lailatul Maghfiroh. Tafsir, Tawil, Dan Tarjamah Al- Quran dalam http://fachrialicius.blogspot.com/2012/12/ulumul-quran.html, diakses pada sabtu, 15 maret 2014 pukul 10.00 WIB]

Menafsirkan Quran dengan rayu dan ijtihad semata tanpa ada dasar yang sahih adalah haram, tidak boleh dilakukan. Allah berfirman: dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. (al-Isra :36) [footnoteRef:20] [20: Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2008), hlm. 285.]

Oleh karena itu, golongan salaf berkeberatan, enggan, untuk menafsirkan Quran dengan sesuatu yang tidak mereka ketahui.3. Tafsir Bi Al- IsyariIsyarah secara etimologi berarti penunjukan, memberi isyarat. Sedangkan tafsir al-isyari adalah menakwilkan (menafsirkan) ayat Alquranal-Karim tidak seperti zahirnya, tapi berdasarkan isyarat yang samar yang bisa diketahui oleh orang yang berilmu dan bertakwa, yang pentakwilan itu selaras dengan makna zahir ayatayat Alquran dari beberapa sisi syarhis (yang masyru).[footnoteRef:21] [21: Muhammad Amin Suma, Studi Ilmu-Ilmu Alquran (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001), hlm. 97.]

Adapun isyarah menurut istilah adalah apa yang ditetapkan (sesuatu yang bisa ditetapkan/dipahami, diambil) dari suatu perkataanhanya dari mengira-ngira tanpa harus meletakkannya dalam konteksnya (sesuatu yang ditetapkan hanya dari bentuk kalimat tanpa dalam konteksnya).[footnoteRef:22] [22: Muslich Maruzi, Wahyu Alquran Sejarah dan Perkembangan Ilmu Tafsir (Jakarta: Pustaka Amani, 1987), hlm. 78.]

Menurut al-Jahizh bahwa isyarat dan lafal adalah dua hal yang saling bergandeng, isyarat banyak menolong lafal (dalam memahminya),dan tafsiran (terjemahan)lafal yang bagus bila mengindahkan isyratnya, banyak isyarat yang menggantikan lafal, dan tidak perlu untuk dituliskan.[footnoteRef:23] [23: Khalid Abdur Rahman, Ushul Tafsir wa Qawaiduhu (Damaskus: Dar an-Nafais, 1994), hlm. 207.]

Tafsir Isyari menurut Imam Ghazali adalah usaha mentakwilkan ayat-ayat Alquran bukan dengan makna zahirnya malainkan dengan suara hati nurani, setelah sebelumnya menafsirkan makna zahir dari ayat yang dimaksud.[footnoteRef:24] [24: Ahmad Zuhri, Risalah Tafsir, Berinteraksi dengan Alquran versi Imam Al-Ghazali (Bandung: Citapusaka Media, 2007), hlm. 190 (Kutipan dari Ihya Ulumuddin, Jilid 1)]

Tafsir isyari ini dibagi kepada dua cabang, yakni;a) Yang pertama adalah al-isyari al-khafi, yang bisa diketahui oleh orang yang bertakwa, sholeh dan orang yang berilmu ketika mebaca al-quran, maka mereka ketika membaca suatu ayat akan menemukan beberapa arti.b) Yang kedua adalah al-isyari al-jali (isyarat yang jelas), yang terkandung dalam ayat kauniyah dalam al-quran, yang mengisyaratkan dengan jelas berbagai pengetahuan yang baru. Pada hal seperti inilah akan tampak kemujizatan Alquran pada masa kini, zaman ilmu pengetahuan.[footnoteRef:25] [25: Lopcit, h. 207.]

Dalil kebolehan tafsir ini dapat diambil dari ayat berikut ini: Artinya: maka tidakkah mereka menghayati Al-quran, ataukah hati mereka sudah terkunci?.(QS Muhammad: 24)[footnoteRef:26] [26: Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2008), hlm. 509.]

Allah mengisyaratkan bahwa orang-orang kafir tidak memahami Al quran ,maka Allah SWT menyuruh mereka umtuk merenungi ayat-ayat (tanda-tanda) Alquran Al-karim, agar mereka mengetahui arti dan tujuannya. Tetapi banyak ulama yang berpendapat bahwa tafsir isyari itu tidak boleh, karena khawatir membuat kebohongan tentang Allah SWT. dalam menafsirkan wahyunya, tanpa ilmu ataupun petunjuk dan bukti yang jelas. Sedangkan ulama yang berpendapat bahwa tafsir ini boleh, menetapkan beberapa syarat yaitu[footnoteRef:27]: [27: Manna Khalil al-Qattan, Mubahist fi Ulumil Quran, T. erj Drs. Mudzakir AS, P.T., (Jakarta: Pustaka Lintera AntarNusa, 1992), hlm. 496.]

1) Tidak bertentangan dengan makna (zhahir) ayat,2) Maknanya sendiri shahih,3) Pada lafazd yang ditafsirkan terdapat indikasi bagi (makna isyari) tersebut,4) Antara makna isyari dengan makna ayat terdapat hubungan yang erat.Apabila keempat syarat ini dipenuhi maka tafsir mengenai isyarat itu (tafsir isyari) merupakan istinbat yang baik dan dapat diterima. Dan apabila syarat diatas tidak dipenuhi, maka tafsir isyari tidaklah dapat diterima/ dilarang.D. Macam-Macam Metode, Macam-Macam Corak Tafsir1. Macam-macam Metode TafsirPara ulama ahli Ulum al-Quran telah membuat klasifikasi tafsir berdasarkan metode penafsirannya menjadi empat macam metode yang dapat dijelaskan sebagai berikut:a) Metode Tahlily (metode Analisis)Yaitu metode penafsiran ayat-ayat Alquran secara analitis dengan memaparkan segala aspek yang terkandung dalam ayat yang ditafsirkannya sesuai dengan bidang keahlian mufassir tersebut. Uraiannya, antara lain menyangkutpengertian kosa kata ( ), keserasian redaksi dan keindahan bahasanya ( dan ), keterkaitan makna ayat yang sedang ditafsirkan dengan ayat sebelum maupun sesudahnya ( ) dan sebab-sebab turunnya ayat ( ). Demikian pula penafsiran dengan metode ini melihat keterkaitan maknaayat yang ditafsirkannya dengan penjelasan yang pernah diberikan oleh Nabi, para sahabat, tabiin dan ulama-ulama sebelumnya yang telah lebih dahulu memberikan penafsiran terhadap ayat-ayat tersebut.

b) Metode Ijmaly (metode Global)Yaitu penafsiran Al-quran secara singkat dan global, tanpa uraian panjang lebar, tapi mencakup makna yang dikehendaki dalam ayat. Dalam hal ini mufassir hanya menjelaskan arti dan maksud ayat dengan uraian singkat yang dapat menjelaskan artinya sebatas makna yang terkait secara langsung, tanpa menyinggung hal-hal tidak terkait secara langsung dengan ayat. Di antara kitab-kitab tafsir yang termasuk menggunakan metode Ijmali ini antara lain: Tafsir al-Quran al-Azhim, karya Muhammad Farid Wajdi, Tafsir al-Quran, karya Ibnu Abbas yang dihimpun oleh Fayruz Abady, At-Tafsir al-Muyassar, karya Syeikh Abdul Jalil Isa, dllc) Metode Muqaran (metode Komparasi/ Perbandingan)Tafsir dengan metode muqaran adalah menafsirkan Alquran dengan cara mengambil sejumlah ayat Alquran, kemudian mengemukakan pendapat para ulama tafsir dan membandingkan kecendrungan para ulama tersebut, kemudian mengambil kesimpulan dari hasil perbandingannya. Namun menurut Baidan, Metode komparatif (muqaran) ialah: Membandingkan teks (nash) ayat-ayat Alquran yang memiliki persamaan atau kemiripan redaksi dalam dua kasus atau lebih; dan atau memiliki redaksi yang berbeda tentang satu kasus yang sama, Membandingkan ayat Alquran dengan Hadits, yang sep-intas terlihat bertentangan, Membandingkan pendapat berbagai ulama tafsir dalam menafsirkan suatu ayat.d) Metode Maudhui (metode Tematik)Yaitu metode yang ditempuh oleh seorang mufassir untuk menjelaskan konsep Al-quran tentang suatu masalah/ tema tertentu dengan cara menghimpun seluruh ayat Al-quran yang membicarakan tema tersebut. Kemudian masing-masing ayat tersebut dikaji secara komprehensif, mendalam dan tuntas dari berbagai aspek kajiannya. Baik dari segi asbabun nuzulnya, munasabahnya, makna kosa katanya, pendapat para mufassir tentang makna masing-masing ayat secara parsial, serta aspek-aspek lainnya yang dipandang penting. Ciri utama metode ini adalah terfokusnya perhatian pada tema (maudhu), baik tema yang ada dalam Al-quran itu sendiri, maupun tema-tama yang muncul di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Contohnya seperti: Al-Insan Fi al-Quran, dan, Al-Marah Fi al-Quran, karya Abbas Mahmud al-Aqqad, dan Al-Riba Fi al-Quran, karya Abu al-Ala al-Maududi.

2. Macam-macam Corak TafsirTafsir merupakan karya manusia yang selalu diwarnai pikiran, madzhab, dan disiplin ilmu yang ditekuni oleh mufassirnya, oleh karena itu buku-uku tafsir mempunyai berbagai corak pemikiran dan madzhab. Di antara corak tafsir yaitu adalah sebagai berikut :[footnoteRef:28] [28: Kadar M. Yusuf, study Al-Quran )Jakarta: Amzah, 2010(, hlm. 158.]

a) Tafsir Shufi: yaitu suatu karya tafsir yang diwarnai oleh teori atau pemikiran tasawuf, baik tasawuf teoritis (at-tasawuf an-nazhary) maupun tasawuf praktis (at-tasawuf al-amali).b) Tafsir Falsafi: Yaitu suatu karya tafsir yang bercorak filsafat. Artinya dalam menjelaskan suatu ayat, mufassir merujuk pendapat filosof. Persoalan yang diperbincangan dalam suatu ayat dimaknai berdasarkan pandangan para ahli filsafat.c) Tafsir Fiqhi: Yaitu penafsiran al-Quran yang bercorak fiqih, diantara isi kandungan al-Quran adalah penjelasan mengenai hukum, baik ibadah maupun muamalah. Tafsir fiqih ini selain lebih banyak berbincang mengenai persoalan hukum , juga kadang-kadang diwarnai oleh taasub (fanatik). Buku-buku tafsir fiqhi ini dapat pula dikategorikan kepada corak lain yaitu tafsir fiqhi hanafi, maliki, syafii, dan hambali.d) Tafsir Ilmi: Yaitu tafsir yang bercorak ilmu pengetahuan modern, khususnya sains eksakta. Tafsir ini selalu mengutip teori-teori ilmiah yang berkaitan dengan ayat yang sedang ditafsirkan. Seperti biologi, embriologi, geologi, astronomi, pertanian, perterrnakan, dan lain-lain. Contoh tafsir yang bercorak ilmi yaitu: Al-Jawahir fi Tafsir Al-Quran Al-karim karya Thanthawi Jauhari dan Mafatih Al-Ghaib karya Ar-Razi, Khalq Al-Insan Bayna Ath-Thib Wa Al-Quran karya Muhammad Ali Al-Bar.e) Corak Al-Adabi Wa Al-Ijtimai: Yaitu tafsir yang bercorak sastra kesopanan dan sosial. Dengan corak ini mufassir mengungkap keindahan dan ke agungan Al-Quran yang meliputi aspek balagah, mukjizat, makna, dan tujuannya. Mufassir berusaha menjelaskan sunnah yang terdapat pada alam dan sistem sosial yang terdapat dalam Al-Quran, dan berusaha memecahkan persoalan kemanusiaan pada umumnya dan umat islam pada khususnya, sesuai dengan petunjuk Al-Quran.[footnoteRef:29] [29: Kadar M. Yusuf, study Al-Quran )Jakarta: Amzah, 2010(, hlm. 158-162.]

15

3

BAB IIIPENUTUPKESIMPULAN1. Tafsir adalah penjelasan terhadap makna lahiriah dari ayat Alquran yang penegrtiannya secara tegas menyatakan maksud yang dikehendaki oleh Allah.Tawil adalah pengertian yang tersirat yang diistimbathkan dari ayat Alquran berdasarkan alasan-alasan tertentu.Tarjamah ada 2, yaitu:a) Terjemah harfiyah, yaitu mengalihkan lafadz-lafadz dari satu bahasa ke dalam lafaz-lafaz yang serupa dari bahasa lain sedemikian rupa sehingga susunan dan tertib bahasa kedua sesuai dengan susunan dan tertib bahasa pertamab) Terjemah tafsiriyah atau terjemah maknawiyah, yaitu menjelaskan makna pembicaraan dengan bahasa lain tanpa terikat dengan tertib kata-kata bahasa asal atau memperhatikan susunan kalimatnya2. Adapun perbedaan tafsir, takwil dan terjemah, yaitu:a) Tafsir : menjelaskan makna ayat yang kadang-kadang dengan panjang lebar, lengkap dengan penjelasan hukum-hukum dan hikmah yang dapat diambil dari ayat itu dan seringkali disertai dengan kesimpulan kandungan ayat-ayat tersebutb) Tawil : mengalihkan lafadz-lafadz ayat al-Quran dari arti yang lahir dan rjih kepada arti lain yang samar dan marjuh. c) Terjemah : hanya mengubah kata-kata dari bahasa arab kedalam bahasa lain tanpa memberikan penjelasan arti kiandungan secara panjang lebar dan tidak menyimpulkan dari isi kandungannya3. Tafsir bi al-matsur yaitu menafsirkan Quran dengan Quran, dengan sunnah karena berfungsi menjelaskan kitabullah;17

16

16

Tafsir bi al-rayi ialah tafsir yang di dalam menjelaskan maknanya mufasir hanya berpegang pada pemahaman sendiri dan penyimpulan (istinbat) yang didasarkan pada rayu semata;Tafsir al-isyari adalah menakwilkan (menafsirkan) ayat Al-quran al-Karim tidak seperti zahirnya, tapi berdasarkan isyarat yang samar yang bisa diketahui oleh orang yang berilmu dan bertakwa.4. Macam-macam Metode Tafsir dibagi menjadi empat macam metode. Yaitu:a) Metode Tahlily,b) Metode Ijmaliy,c) Metode Muqaran, dand) Metode Maudhui. Sedangkan Macam-Macam Corak Tafsir yaitu :a) Tafsir Shufi,b) Tafsir Falsafi,c) Tafsir Fiqhi,d) Tafsir Ilmi,e) Corak Al-Adabi Wa Al-Ijtimai.

17

DAFTAR PUSTAKAAl-Farabie, Shawli, Pengertian dan perbedaan tafsir, ta`wil, dan tarjamah, dalam http://islamcumlaude.blogspot.com/2011/06/pengertian-dan-perbedaan-tafsir-tawil.html, diakses pada sabtu, 15 maret 2014, pukul 10.05 WIB.Anwar, Rosihon. 2000. Ulumul Quran. Bandung: Pustaka Setia.Al-Qattan, Manna Khalil. 2009. Studi Ilmi-Ilmu Quran. Bogor: Pustaka Litera Antarnusa. Cetakan kedua belas.Al-Shabuniy, Muhammad Ali. 1970. al-Tibyan fi ulumul al-Quran. Beirut: Dar al-Irsyad.As-Suyuti, Jalaluddin. 1399 H. Al-Itqan fi ulum Al-Quran, Bairut: Dar al-fikr.Departemen Agama RI. 2008. Al-Quran dan Terjemahnya. Bandung: Diponegoro.Maghfiroh, Fachrial Lailatul. Tafsir, Tawil, Dan Tarjamah Al- Quran dalam http://fachrialicius.blogspot.com/2012/12/ulumul-quran.html, diakses pada sabtu, 15 maret 2014, pukul 10.00 WIB.Maruzi, Muslich. 1987. Wahyu Alquran Sejarah dan Perkembangan Ilmu Tafsir. Jakarta: Pustaka Amani.Poerwadarminta. 1984. Kamus Unun Bahasa Indonesia. jakarta: PN Balai Pustaka.Rahman, Syeikh Khalid Abdur. 1994. Ushul Tafsir wa Qawaiduhu. Damaskus: Dar an-Nafais.Suma, Muhammad Amin. 2001. Studi Ilmu-Ilmu Alquran. Jakarta: Pustaka Firdaus.Usman. 2009. Ulumul Quran. Yogyakarta: Teras.Zuhri, Ahmad. 2007. Risalah Tafsir, Berinteraksi dengan Alquran versi Imam Al-Ghazali, Bandung: Citapusaka Media.18