07bukupanduandanlogbooksurveihiu 141013195513 conversion gate02

39

Upload: irfangopan

Post on 28-Sep-2015

9 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • i

    KATA PENGANTAR Indonesia juga tercatat sebagai salah satu negara yang memanfaatkan sumber daya ikan bertulang rawan (hiu dan pari) terbesar di dunia. Ikan hiu yang tertangkap bisa sebagai hasil tangkap sampingan maupun sebagai tangkapan utama. Beberapa alat tangkap yang digunakan untuk menangkap hiu dan pari sebagai tangkapan utama antara lain adalah berbagai jenis jaring insang, pancing rawai dan tombak. Jenis ikan ini juga tertangkap sebagai hasil tangkap sampingan oleh nelayan yang menggunakan pukat dasar, pukat udang, jaring insang, pancing rawai dan bagan. Indonesia tercatat sebagai negara dengan produksi perikanan hiu dan pari terbesar dan diyakini memiliki kekayaan jenis hiu dan pari tertinggi di dunia. Pengetahuan mengenai pengenalan jenis hiu dan pari yang ada di Indonesia amatlah dibutuhkan seiring dengan tingkat pemanfaatan yang amat tinggi terhadap populasi jenis ini, serta untuk memperoleh data yang akurat dalam penentuan kebijakan terhadap pengelolaan sumber daya tersebut. Buku panduan ini disusun dalam rangka pelaksanaan survei hiu di Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur yang berisi cara-cara pengukuran biologi ikan hiu, cara identifikasi, peralatan yang dibutuhkan dalam survei serta form isian bagi enumerator. Dengan harapan dapat menjadi panduan dalam melakukan survei hiu dengan baik.

    Gianyar, Juli 2014 Kepala BPSPL Denpasar

    Ir. Ikram M Sangadji, M.Si

  • ii

    DAFTAR ISI Kata Pengantar ............................................................................................ i Daftar Isi ....................................................................................................... ii Istilah Umum ............................................................................................... 1 BAGIAN 1 PENDAHULUAN ...................................................................... 5 1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 6 1.2. Maksud dan Tujuan ............................................................................... 6 1.3. Sasaran ................................................................................................. 6 1.4. Keluaran ................................................................................................ 6 1.5. Lingkup Kegiatan ................................................................................... 6 BAGIAN 2 METODOLOGI ........................................................................... 7 2.1 Kerangka Umum Survei dan Monitoring Hiu .......................................... 7 2.2 Alur Pelaksanaan Kegiatan .................................................................... 7 2.3 Rencana Lokasi Kegiatan ...................................................................... 8 2.4 Metode Pelaksanaan .............................................................................. 8

    2.4.1 Enumerator ................................................................................... 8 2.4.2 Supervisi ....................................................................................... 8

    2.5 Jenis dan Kebutuhan Data ..................................................................... 9 BAGIAN 3 TEKNIK PENGUKURAN MORFOMETRIK PADA IKAN HIU ... 3.1 Metode ........................................................................................... 11 3.2 Ciri-Ciri Morfologis ........................................................................... 11 3.3 Teknik Pengukuran ......................................................................... 13 3.4. Teknik Pengenalan Jenis Kelamin Pada Hiu ...................................... 13 BAGIAN 4 PERALATAN PENCATATAN DATA IKAN HIU ................ 15 BAGIAN 5 KUNCI INDENTIFIKASI SUKU/SPESIES .......................... 16 BAGIAN 6 FORM ISIAN ....................................................................... 31

  • adelophophagy metode perkembangan embrio dimana terjadi kanibalisme antarembrio di dalam uterus.

    angular berbentuk persegi.

    anterior bagian depan suatu objek.

    apex bagian ujung atau puncak.

    badan bagian dari tubuh ikan antara kepala dan ekor, mulai dari belakang insanghingga pangkal sirip ekor.

    barbel tonjolan daging yang panjang atau berumbai di bagian kepala (moncong)yang berfungsi sebagai organ sensor.

    batang ekor yang menghubungkan tubuh dengan ekor.

    bathypelagis bagian bawah dari zona oseanik, dari kedalaman 700 m hingga 2,000atau 4,000 m.

    bentik hidup di dasar perairan.

    bercak suatu bercak atau area yang berbeda warna dengan daerah di sekitarnya.

    bukaan insang yang menghubungkan bilik insang dengan bagian luar (biasanya padaikan bertulang rawan).

    celah hidung celah yang menghubungkan antara mulut dengan lubang hidung.

    celah circumnarial celah di sekeliling kepala.

    celah oronasal celah di sekitar hidung.

    celah symphysis celah di sekitar mulut.

    cepalopoda kelompok cumi.

    cetacea kelompok mamalia laut seperti lumba-lumba dan paus.

    chondrichthyes kelompok ikan bertulang rawan seperti hiu, pari dan hiu hantu(chimaera).

    cuping kepala lekukan lebar pada dahi pada beberapa jenis pari.

    cuping terminal cuping bagian pangkal.

    dasar bagian dasar (misal pada sirip) yang menghubungkan dengan tubuh.

    demersal hidup di dasar atau dekat dasar perairan.

    dentikel bentukan seperti gigi yang kecil-sisik plakoid pada ikan bertulang rawan.

    dermal yang berhubungan dengan kulit.

    dorsal punggung, bagian atas tubuh.

    duri bagian yang menonjol dan berujung tajam.

    duri sengat struktur tulang yang bergerigi dan berujung tajam pada bagian ekorbeberapa jenis pari.

    ekor bagian tubuh dari kloaka hingga pangkal sirip ekor.

    Istilah umum

  • elasmobranchii kelompok ikan bertulang rawan seperti hiu dan pari.

    endemik hidup terbatas di suatu area.

    epipelagis bagian atas dari zona oseanik, dari permukaan hingga kedalaman sekitar200 m.

    estuarin hidup lebih banyak di daerah ustuaria.

    filter feeding menyaring partikel makanan di air dengan menggunakan tapisinsangnya.

    free rear tip ujung paling belakang sirip setelah dasar sirip.

    gigi bagian yang keras pada rahang, berguna untuk menggigit dan menghancurkanmakanan.

    gigi rostral tonjolan seperti gigi pada tiap sisi moncong hiu gergaji.

    gigi taring bagian ujung gigi yang lancip.

    granulasi membentuk butiran-butiran.

    gurat bibir kerutan di sekitar bibir.

    gurat interdorsal guratan kulit di antara kedua sirip punggung.

    gurat sisi guratan menonjol di bagian sisi tubuh.

    habitat suatu kondisi lingkungan tempat organisme hidup.

    histotrofi pola perkembangan embrio dimana embrio menerima nutrisi kaya lemakhistotrof atau susu dari uterus, yang diperoleh dari perpanjangan dinding uterus yangdinamai troponemata.

    insang organ pernafasan yang menyaring oksigen dari air.

    insersi celah antara sirip dengan bagian tubuh ikan.

    interdorsal jarak antara sirip punggung pertama dengan sirip punggung kedua.

    jarak internarial jarak antara dua lubang hidung.

    jarak interorbital daerah di antara mata pada bagian atas kepala.

    juvenil ikan muda, bentuk sama dengan ikan dewasa tapi belum matang secara sex-ual.

    kasplet gigi taring yang kecil, biasa terdapat di samping gigi taring utama.

    kepala bagian depan tubuh binatang tempat mulut dan organ-organ perasa yangpenting lainnya berada.

    ketebalan tinggi kepala atau tubuh dari atas ke bawah-atau jarak dari permukaan kedasar.

    klasper kepala bagian tubuh berukuran kecil pada bagian dahi ikan chimaera jantandewasa.

    klasper modifikasi dari bagian sirip perut pada ikan bertulang rawan jantan yangberfungsi untuk menyalurkan sperma ke tubuh ikan betina pada saat kawin.

    kloaka lubang anus yang berfungsi pula sebagai organ reproduksi.

    krustasea kelompok udang-udangan, kepiting, lobster.

  • kuadrangular berbentuk segi empat.

    lateral bagian sisi/samping.

    lempengan tubuh gabungan dari kepala, tubuh dan pembesaran sirip dada dariikan-ikan bertulang belakang yang memiliki tubuh pipih, contoh: pari.

    lereng benua bagian lereng yang curam, mulai dari perbatasan dengan paparanbenua hingga kedalaman 2,000 m.

    longitudinal membujur.

    lubang hidung bagian terluar dari organ penciuman.

    lunas guratan/tonjolan daging pada pangkal ekor.

    mesopelagis hidup di perairan lepas pada kedalaman antara 200 dan 1,000m.

    moncong bagian ujung kepala di depan mata.

    nama ilmiah nama ilmiah suatu organisme yang terdini dari nama marga dan namajenis-hanya satu nama per jenis.

    nekton organisme yang berenang dan bergerak aktif di kolom air.

    nokturnal aktif mencari makan di malam hari.

    oseanik hidup di laut lepas.

    ocellus tanda bintik seperti mata atau melingkar seperti tepi cincin.

    okular berhubungan dengan mata.

    oophagy metoda perkembangan embrio dimana embrio mendapatkan nutrisi den-gan memakan telur yang tidak dibuahi di dalam uterus.

    oral berhubungan dengan mulut.

    orbit tulang mata, bagian tulang di tengkorak tempat menyimpan bola mata.

    organ listrik organ tubuh yang dapat menghantarkan listrik bertegangan rendah.

    ovipar bertelur, telur menetas setelah dikeluarkan dari dalam tubuh betina yang telahmatang.

    pancing rawai alat tangkap yang memiliki banyak mata pancing.

    pangkal bagian pangkal.

    panjang total pada ikan, diukur dari ujung moncong hingga batas paling belakangsirip ekor bagian atas.

    paparan benua bagian laut mulai dari daerah pantai hingga kedalaman 200 m.

    papila tonjolan daging seperti kutil pada langit-langit atau dasar mulut.

    payau perairan yang menghubungkan air laut dengan air tawar.

    pelagis berenang bebas di laut atau perairan terbuka dan tidak berasosiasi dengandasar perairan.

    pembutiran membentuk butiran-butiran.

    pipih tubuh pendek dan melebar ke samping.

    plankton organisme kecil yang hidup hanyut mengikuti arus air.

  • populasi unit biologi yang mewakili kelompok individual dari satu jenis hewan yanghidup di suatu area.

    pori lubang kecil sebagai alat sekresi atau organ sensor.

    pori hyomandibular garis yang terdiri dari lubang pori yang membesar, memanjangke belakang dari sudut mulut.

    pukat alat tangkap jaring yang ditarik di belakang kapal.

    retikulasi tanda atau pola seperti jaring.

    rhomboidal berbentuk seperti berlian.

    rostrum perpanjangan dari moncong.

    rumbai hidung sama dengan rumbai internasal.

    rumbai kulit bagian kulit yang berkembang berupa rumbai-rumbai.

    rumbai internasal rumbai atau tonjolan-tonjolan daging yang memanjang di antaralubang hidung, sebagian kadang menutupi mulut.

    salinitas kadar garam.

    saluran mukosa saluran lendir.

    selaput dorsal selaput di bagian atas.

    selaput mata selaput transparan yang melindungi mata.

    selaput ventral selaput di bagian bawah.

    sirip perut sepasang sirip yang berada di bagian bawah tubuh antara kepala dankloaka.

    sisi preventral bagian sisi di depan perut.

    squalene minyak yang dihasilkan dari hati beberapa jenis ikan hiu.

    substrat substansi yang membentuk dasar perairan.

    subterminal berada di dekat ujung suatu objek-posisi mulut agak di bawah kepala,dimana rahang atas tidak sejajar dengan rahang bawah.

    symphysis berhubungan dengan bagian tengah persimpangan pada rahang atas danrahang bawah.

    takik ekor lekukan membujur atau melintang di bagian pangkal sirip ekor padabeberapa jenis hiu.

    taksonomi ilmu tentang klasifikasi hewan dan tumbuhan.

    teleost kelompok ikan bertulang sejati.

    tendril sungut yang memanjang, ramping dan melengkung.

    tengkuk bagian kepala di atas dan belakang mata.

    terminal berada di ujung suatu objek-posisi mulut berada di ujung kepala dimanarahang atas sejajar dengan rahang bawahnya.

    thorn dentikel yang membesar dan berbentuk seperti duri pada permukaan tubuhpari.

    ventral berhubungan dengan bagian bawah tubuh atau perut.

  • BAGIAN 1 PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Sebagai Negara kepulauan beriklim tropis, Indonesia memiliki keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi, termasuk berbagai jenis ikan hiu. Pemanfaatan ikan hiu ini sudah berlangsung sejak lama dan merupakan salah satu sumber pendapatan masyarakat dan Negara dari sektor perikanan. Perhatian dan sorotan internasional terhadap perikanan hiu di Indonesia saat ini mulai meningkat, hal ini tidak hanya disebabkan karena tingginya angka penanngkapan ikan hiu, tetapi juga disebabkan karena belum semua bagian ikan hiu yang dimanfaatkan, banyak nelayan yang hanya mengambil siripnya saja sedangkan bagian lainnya dibuang ke laut. Penangkapan ikan hiu secara besar-besaran tanpa didukung dengan data yang baik telah menyebabkan kekhawatiran akan ancaman kepunahan beberapa spesies hiu yang ada di Indonesia.

    Beberapa spesies hiu yang dikhawatirkan mengalami ancaman kepunahan dan diusulkan oleh CITES untuk masuk dalam Appendiks II CITES diantaranya Carcharhinus Plumbeus, Carcharhinus Obscurus, Carcharhinus Longimanus, Sphyrna Leweni, sphyrna Mokarran, Sphyrna Zygaena. Selain itu Indonesian Ocean Tuna Commission (IOTC) berdasarkan resolusi IOTC 10/12 mengeluarkan larangan penangkapan hiu Spesies Alopias Pelagicus, Alopias Superciliosus dan Alopias Vulpinus. Dari ketiga spesies tersebut dua spesies diantaranya terdapat di Indonesia yakni Alopias Pelagicus dan Alopias Superciliosus.

    Bagi Indonesia pelarangan penangkapan beberapa jenis ikan hiu tersebut akan memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap sumber pendapatan masyarakat nelayan dan menyulitkan dalam aspek pengawasannya dilapangan. Namun demikian juga disadari bahwa pemanfaatan ikan hiu tersebut harus diatur, sehingga kegiatan pemanfaatan ikan hiu ini dapat berlangsung secara berkesinambungan dan tidak hanya untuk masa sekarang tetapi juga untuk masa yang akan datang. Dalam rangka pengelolaan berkelanjutan ikan hiu tersebut, khususnya spesies yang diindikasikan rawan mengalami ancaman kepunahan diperlukan data dan informasi.

    Sumber daya hiu telah menjadi penghasilan utama di beberapa kalangan masyarakat tertentu, terutama mereka yang menggantungkan hidupnya pada produk perikanan perikanan tersebut, mulai dari nelayan penangkap, pengumpul, penjual dan pengolah hasil perikanan hiu di daerah-daerah dimana hiu menjadi target perikanan mereka. Dalam beberapa dekade terakhir, tren penangkapan hiu telah makin berkembang mulai dari perikanan longline berskala kecil menjadi perikanan komersial dengan target beberapa jenis ikan yang bernilai tinggi, baik sebagai target maupun tangkapan sampingan.

    Kepedulian terhadap status konservasi ikan hiu yang terancam punah di Indonesia muncul setelah banyak tekanan dan permintaan dunia internasional agar Indonesia turut dalam program perlindungan spesies yang terancam punah. Namun, masih kurangnya informasi mengenai data tangkapan, potensi, keragaman jenis, biologi, dan tingkat eksploitasi ikan hiu di Indonesia menjadi kendala dalam menentukan dasar rasional bagi penerapan pengelolaan hiu yang berkelanjutan.

  • 1.2. Maksud dan Tujuan

    Kegiatan Survei dan Monitoring Sebaran Ikan Hiu dilaksanakan dengan maksud dan tujuan : a. Melakukan inventarisasi dan identifikasi data serta informasi

    tentang potensi dan sebaran hiu yang meliputi jenis, jumlah dan kondisi sebaran hiu;

    b. Melakukan analisis tingkat pemanfaatan hiu; c. Menyusun peta perkiraan penyebaran potensi hiu; dan d. Menyusun arahan rekomendasi pengelolaan dan status

    perlindungan hiu di wilayah kerja BPSPL Denpasar 1.3. Sasaran

    a. Tersedianya data dan informasi tentang potensi dan kondisi sebaran hiu sebagai dasar dalam penyusunan rencana pengelolaan dan penyusunan kebijakan pengelolaan konservasi hiu.

    b. Tersedianya data spasial tentang perkiraan sebaran populasi dan pemanfaatan hiu.

    1.4. Keluaran

    Hasil akhir dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah dokumen laporan survei/monitoring Hiu di wilayah Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Adapun dokumen laporan memuat informasi sebagai berikut :

    a. Kelimpahan populasi dan sebaran hiu; b. Kondisi habitat hiu; c. Hasil analisis kecenderungan jumlah dan ukuran populasi hiu (status

    dan tren populasi) berdasarkan data primer dan sekunder; d. Tingkat pemanfaatan hiu diantaranya perdagangan, penangkapan,

    pelaku pemanfataan dan sebagainya; e. Analisis tentang ancaman pemanfataan hiu terhadap kepunahan; f. Peta perkiraan penyebaran potensi hiu, tingkat pemanfaatan, dan

    jalur distribusi perdagangan. 1.5. Lingkup Kegiatan

    Lingkup pelaksanaan kegiatan Survei dan Monitoring Hiu" di wilayah kerja BPSPL Denpasar adalah:

    a. Persiapan dan penyusunan rencana kegiatan; b. Kajian data sekunder yang memuat informasi tentang aspek

    biologi, ekologi, pemanfaatan, perdagangan, sosial, ekonomi dan lain-lain;

    c. Survei lapangan yang meliputi pengamatan aspek biologi, ekologi, dan sosial ekonomi;

    d. Analisis data lapangan; e. Pembuatan peta; f. Penyusunan laporan

  • BAGIAN 2 METODOLOGI

    2.1 Kerangka Umum Survei dan Monitoring Hiu

    2.2 Alur Pelaksanaan Kegiatan

    IUCN STATUS

    Appendix II CITES Pada Beberapa

    Spesies

    Sebaran Populasi HIU

    Potensi Spesies Manajemen Konservasi

    Pelabuhan Perikanan

    Pengolahan Pemasaran

    Enumerator

    Supervisi

    Data Primer dan Sekunder

    Analisis Data

    LAPORAN

    Pendataan Lapang Wawancara

    Wawancara Wawancara dan Kuisioner

  • 2.3 Rencana Lokasi Kegiatan No Provinsi Nama Pelabuhan 1. Jawa Timur PPN Prigi Trenggalek

    PPN Brondong Lamongan 2. Bali CPP Kedonganan Badung

    Pelabuhan Benoa 3. Nusa Tenggara Barat PPP Labuhan Lombok

    PPI Tanjung Luar 4 Nusa Tenggara Timur PPP Tenau Kupang

    CPP Oeba Kupang 2.4 Metode Pelaksanaan

    Kegiatan ini akan dilaksakan dengan menggunakan metode observasi di lapang dan wawancara. Metode observasi dilakukan melalui pencatatan data Hiu oleh enumerator di lapang sehingga diperoleh data jenis, jumlah dan ukuran hiu yang ditangkap oleh nelayan. Sedangkan wawancara dilakukan untuk menggali lebih jauh mengenai sosial ekonomi masyarakat, jalur distribusi dan perdagangan serta lokasi penangkapan Hiu oleh nelayan. Wawancara nantinya akan dilaksanakan oleh enumerator dan staf BPSPL Denpasar pada waktu pelaksanaan supervisi.

    2.4.1 Enumerator

    Dalam aktifitasnya, enumerator nantinya akan bertugas sebagai berikut : a. Identifikasi Spesies

    Identifikasi spesies dilakukan terhadap ikan hiu yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan dengan mengacu pada buku panduan identifikasi yang telah disiapkan. Enumerator sebelumnya sudah diberikan pembekalan mengenai cara-cara identifikasi Hiu

    b. Pendataan Hasil Tangkap Selain melakukan identifikasi spesies, enumerator diharapkan melakukan pengukuran panjang total ikan hiu yang didaratkan. Panjang total tersebut adalah panjang yang diukur dari ujung mulut sampai dengan ujung ekor, dengan tingkat ketelitian sampai dengan satuan cm. Pengumpulan data tersebut dilakukan setiap hari, dengan waktu pengumpulan data disesuaikan dengan waktu pendaratan ikan di pelabuhan perikanan setempat, umumnya dimulai waktu subuh sampai jam 10:00 pagi. Selain itu enumerator diharapkan mengumpulkan data tangkapan harian ikan hiu yang didaratkan di pelabuhan perikanan setempat berdasarkan data pelelangan. Apabila tidak dilakukan kegiatan lelang, maka data dapat diperoleh dari pencatatan yang dilakukan oleh pelabuhan perikanan setempat.

    Adapun kriteria emumerator adalah sebagai berikut : a. Sarjana perikanan/mahasiswa tingkat akhir/masyarakat lokal yang

    mengetahui cara pengambilan data perikanan; b. Bersedia ditempatkan di lokasi survei selama durasi tertentu dan dapat

    melakukan pencatatan dan analisis data

    2.4.2 Supervisi Supervisi dilakukan oleh staf BPSPL Denpasar untuk mendapatkan

    data sosial ekonomi masyarakat, data produksi perikanan, serta informasi mengenai jalur distribusi pemasaran dan pengolahan ikan Hiu.

  • 2.5 Jenis dan Kebutuhan Data Jenis data yang dikumpulkan dalam survei dan monitoring Hiu di

    wilayah kerja BPSPL Denpasar adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung dari sumbernya. Sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari berbagai sumber dan instansi. Adapun kebutuhan data dalam survei adalah : Data Primer

    No Kebutuhan Data Pengambil Data Enumerator Supervisi 1. Data spesies/genus Hiu - 2. Data ukuran Hiu - 3. Data jumlah -

    4. Data sebaran lokasi penangkapan Hiu (wawancara)

    5. Data pemanfaatan Hiu (wawancara) 6. Data jalur distribusi dan pemasaran 7. Data penggunaan alat tangkap

    Data Sekunder

    No Kebutuhan Data Pengambil Data Enumerator Supervisi 1. Data Sosial Ekonomi Masyarakat - 2. Profil Pelabuhan Perikanan -

    3. Data Produksi Perikanan termasuk Hiu 2010-2014 -

    4. Data armada tangkap 2010-2014 - 5. Data alat tangkap 2010-2014 - 6. Jumlah nelayan 2010-2014 - 7. Peta daerah penangkapan ikan -

  • BAGIAN 3 TEKNIK PENGUKURAN MORFOMETRIK

    PADA IKAN HIU 3.1 Metode

    Identifikasi jenis-jenis ikan hiu mengacu pada Fahmi dan Dharmadi (2013). Pengukuran panjang menggunakan meteran dalam satuan centimeter, ketelitian 0,1 cm. Penimbangan bobot ikan menggunakan timbangan, dalam satuan kilogram dengan ketelitian 0,1 kg

    3.2 Ciri-Ciri Morfologis

    Ikan hiu pada umumnya bersifat predator. Habitatnya bervariasi dari perairan dekat pantai (inshore) sampai palung dalam (trench). Ikan cucut mempunyai ciri-ciri morfologis sebagai berikut: 1. Bentuk tubuh seperti torpedo dan memiliki ekor yang kuat. 2. Insang terletak di sisi kiri dan kanan bagian belakang kepala.

    Insang tidak memiliki tutup, tetapi berupa celah insang (gill openings atau gill slit). Jumlah celah insang antara 5-7 buah.

    3. Mulut terletak di bagian ujung terdepan bagian bawah. 4. Gigi triangular. Ekor pada umumnya berbentuk heterocercal yaitu bentuk cagak dengan cuping bagian atasnya lebih berkembang di banding bagian cuping bawahnya. Bentuk ekor demikian sangat membantu pergerakannya sebagai ikan predator sejati (Nontji dalam Anonimus, 2005).

    Bentuk ikan cucut dan bagian-bagiannya

    Gambar 3.1 Struktur Ikan Hiu

  • Gambar 3.2. Struktur Sirip Dorsal

    Gambar 3.3. Struktur Kepala Bagian Bawah Ikan Hiu

    Gambar 3.4 Struktur Sirip Caudal

  • 3.3 Teknik Pengukuran Terdapat banyak karakter pada teknik pengukuran, namun dalam survei ini hanya terdapat 3 karaker yang akan diuukur. Pengukuran morfometrik dilakukan terhadap 3 karakter, sebagai berikut: 1. TL = total length, diukur mulai dari bagian terdepan

    moncong mulut sampai ujung ekor atas (panjang total) 2. FL = fork length, diukur mulai dari bagian terdepan

    moncong mulut sampai pangkal cabang ekor (panjang cagak)

    3. SL = precaudal length, diukur mulai dari bagian terdepan moncong mulut sampai ujung gurat sisi (panjang standar)

    3.4. Teknik Pengenalan Jenis Kelamin Pada Hiu

    Hiu secara seksual dimorfik dimana ada perbedaan visual antara jantan dan betina. Hiu jantan memiliki panggul yang dimodifikasi menjadi claspers sirip pelvis yang digunakan untuk pengiriman sperma. Gulungan Claspers terbentuk dari tulang rawan. Hiu jantan juga telah memiliki testis. Testis internal terletak di ujung anterior tubuh di dalam rongga organ epigonal. Kantung kemih dan saluran reproduksi bergabung bersama untuk membentuk sinus urogenital. Dari sinus urogenitak ini akhirnya sperma dilepaskan ke dalam alur dari claspers dan kemudian disampaikan ke betina selama kopulasi. Cara yang paling mudah untuk mengenai jenis kelamin Ikan Hiu adah dengan melihat adanya Claspers pada ikan tersebut. Kalau terdampat Claspers maka ikan tersebut adalah jantan. Kalau tidak ada, berarti ikan tersebut adalah betina. Pada hiu betina memiliki ovarium internal yang ditemukan di anterior dalam rongga tubuh dan berpasangan. Ovarium kiri sering lisis atau tidak ada telur. Sekali telur dilepaskan dan dibuahi, sebuah horny shell atau

    SL FL

    TL

  • membran dikeluarkan disekitar membran ketika telur melewati kelenjar. Beberapa hiu menghasilkan sebuah shell yang tangguh dan dapat melindungi anaknya. Dalam spesies lain telur berkenbang dan menetas didalam rahim betina. Telur yang dihasilkan oleh tiap spesies sangat bervariasi. Ukuran diameter telur hiu sekitar 60 atau 70 mm dan terbungkus dalam kulit hingga diameter keseluruhannya dapat mencapai 300 mm. Ada tiga model reproduksi dalam hiu. Secara umum kebanyakan hiu bersifat ovovivipar, namun ada beberapa hiu yang bertelur. Bentuk yang paling maju disebut viviparity. Hal ini terjadi ketika hiu betina menyediakan makanan bagi embrio yang ada dalam tubuhnya. Makanan ini disebut sebagai sekresi susu uterus atau melalui koneksi plasenta. Reproduksi hiu yang kedua disebut ovoviviparity. Hal ini mirip dengan viviparity karena telur dibuahi, menetas dan berkembang di dalam tubuh hiu betina kemudian anak di lahirkan. Dalam hal ini embrio tidak menerima makanan langsung dari ibunya melainkan dari cadangan makana daris sel telur. Cara reproduksi hiu yang terakhir adalah oviparity. Telur hiu diletakkan di ganggang atau koral. Setelah telur aman telur tidak menerima perlindungan atau makanan dari induknya.

    Jantan/Male Kode : M

    Betina/Female Code : F

  • BAGIAN 4 PERALATAN PENCATATAN DATA IKAN HIU

    Dalam melakukan pencatatan data di pelabuhan/lokasi pendaratan ikan hiu, diperlukan beberapa peralatan penunjang yaitu : 1. Surat Tugas = Surat tugas dikeluarkan oleh Kepala BPSPL

    Denpasar dan disampaikan kepada enumerator melalui wilker/satker di wilayah yang bersangkutan. Bersama dengan petugas wilker/satker, surat tugas ditunjukkan atau disampaikan kepada instansi yang membawahi langsung pelabuhan/lokasi pendaratan ikan.

    2. Buku Panduan Untuk Enumerator

    = Buku panduan enumerator berisi tugas enumerator, jenis data yang dikoleksi, tata cara pengambilan data dan kunci identifikasi hiu.

    3. Buku Pengenalan Jenis Ikan Hiu

    = Buku ini merupakan buku identifikasi sampai pada level spesies yang digunakan untuk menentukan spesies hiu yang telah didata

    4. Logbok/Form isian

    = Form isian digunakan untuk merekam aktifitas pencatatan data ikan hiu oleh enumerator

    5. Alat Tulis = Peralatan tulis 6. Kamera Digital = Digunakan untuk merekam aktifitas pencatatan,

    serta membantu untuk merekam/ mendokumentasikan spesies hiu di pelabuhan/lokasi pendaratan ikan

    7. Meteran = Digunakan untuk mengukur panjang ikan 8. Timbangan = Digunakan untuk mengukur berat ikan 9. Lampu

    LED/senter = Digunakan oleh enumerator apabila waktu

    pencatatan dan datangnya ikan pada waktu petang/pagi hari.

    10. Rain Coat/Jas Hujan

    = Digunakan untuk melindungi enumerator apabila terjadi hujan

    11. Obat-obatan pendukung

    = Disiapkan dan dibawa oleh enumerator agar siap di segala kondisi

    Peralatan tersebut disiapkan dan dibawa oleh enumerator ke lokasi pelabuhan/lokasi pendaraan ikan hiu.

  • BAGIAN 5 KUNCI INDENTIFIKASI SUKU/SPESIES

  • 25

    1a. Single gill opening on each side of head(fig. 1) ............ Chimaeridae, chimaeras.............................................fig. 3; 308

    Terdapat satu buah celah insang di tiapsisi kepala (gambar 1)................................................... Chimaeridae, hiu hantu......................................gambar 3; 308

    1b. 57 gill openings on each side of head(fig. 2) ............................................... 2

    57 celah insang di tiap sisi kepala (gam-bar 2) ................................................ 2

    2a. Gill slits on undersurface of head (fig. 4);body somewhat flattened, ray-like (fig.4) ...................................................... 3

    Insang berada di bagian bawah kepala(gambar 4); bentuk tubuh memipih,seperti pari (gambar 4)....................... 3

    2b. Gill slits on sides of head (fig. 5); bodymore or less fusiform, shark-like (fig. 5)....................................................... 14

    Insang berada di samping kepala (gam-bar 5); tubuh seperti cerutu, bentuk hiu(gambar 5)....................................... 14

    3a. Snout saw-like, flattened, armed withlateral teeth (fig. 6) .. Pristidae, sawfishes.............................................fig. 6; 196

    Moncong seperti gergaji, pipih,dilengkapi dengan gigi-gigi samping(rostrum) (gambar 6) ........................................................ Pristidae, hiu gergaji..................................... gambar 6; 196

    Key to families Kunci identifikasi suku

    fig./gambar 1

    fig./gambar 2

    fig./gambar 3

    fig./gambar 4

    fig./gambar 5 fig./gambar 6

  • 26 S h a r k s a n d R a y s o f I n d o n e s i a

    3b. Snout not saw-like, no rostral teeth ... 4

    Moncong tidak seperti gergaji, tidakmemiliki gigi rostrum ...................... 4

    4a. Two prominent dorsal fins (fig. 7); 1stdorsal fin originating closer to pelvicfins than to tail tip (fig. 7) ................. 5

    Terdapat dua sirip punggung (gambar 7);pangkal sirip punggung pertama lebihdekat ke sirip perut daripada ke ujungekor (gambar 7) ................................ 5

    4b. 02 dorsal fins; 1st dorsal fin originatingcloser to tail tip than to pelvic-fin inser-tions when 2 fins are present (fig. 8) ............................................................. 8

    02 sirip punggung; pangkal sirip pung-gung pertama lebih dekat ke ujung ekordaripada ke celah di belakang siripperut bila kedua sisip ada (gambar 8) ............................................................. 8

    5a. Ventral lobe of caudal fin well developed(fig. 9); pectoral and pelvic fins nottouching (fig. 9) ............................... 6

    Terdapat lubang yang jelas di pangkalekor bagian atas (gambar 9); sirip dadadan sirip perut tidak bersentuhan (gam-bar 9) ............................................... 6

    5b. Ventral lobe of caudal fin not welldefined (fig. 7); pectoral and pelvic finstouching or overlapping (fig. 7) ........ 7

    Lubang di pangkal ekor bagian atas tidakjelas atau tidak ada (gambar 7); sirip dadadan sirip perut bersentuhan atautumpang tindih (gambar 7) ................ 7

    6a. Snout triangular (fig. 10); back withsmall thorns only ................................................ Rhynchobatidae, guitarfishes...........................................fig. 10; 208

    fig./gambar 10

    fig./gambar 9

    fig./gambar 8

    fig./gambar 7

  • K e y t o f a m i l i e s K u n c i i d e n t i f i k a s i s u k u 27

    Bentuk moncong segitiga (gambar 10);punggung memiliki gerigi kecil ............................. Rhynchobatidae, liong bun.....................................gambar 10; 208

    6b. Snout broadly rounded (fig. 11); backwith ridges lined with large thorns (fig.11) ....................... Rhinidae, shark rays.......................................... fig. 11; 198

    Moncong bulat melebar (gambar 11);punggung dengan gurat-gurat menon-jol, dilengkapi dengan gerigi atau duriyang besar-besar (gambar 11) .......................................... Rhinidae, hiu barong.................................... gambar 11; 198

    7a. Snout broadly rounded (fig. 12); bodysurface entirely smooth; electric organspresent ............ Narcinidae, numbfishes...........................................fig. 12; 210

    Moncong bulat melebar (gambar 12);permukaan tubuh halus; terdapat organlistrik ................ Narcinidae, pari listrik.....................................gambar 12; 210

    7b. Snout triangular (fig. 13); body surfacerough with thorns or fine denticles; noelectric organs ................................................... Rhinobatidae, shovelnose rays...........................................fig. 13; 200

    Bentuk moncong segitiga (fig. 13); per-mukaan tubuh kasar, memiliki gerigiatau dentikel; tidak memiliki organlistrik ............. Rhinobatidae, pari gitar.....................................gambar 13; 200

    8a. Pelvic fin divided into two distinct lobes(fig. 14) ........................ Rajidae, skates...........................................fig. 15; 212

    Sirip perut terbagi menjadi dua cuping(gambar 14) ......... Rajidae, pari luncur.....................................gambar 15; 212

    fig./gambar 11

    fig./gambar 12

    fig./gambar 13

    fig./gambar 14

    fig./gambar 15

  • 28 S h a r k s a n d R a y s o f I n d o n e s i a

    8b. Pelvic fin with only one lobe (fig. 16) ........................................................... 9

    Sirip perut memiliki satu cuping (gam-bar 16) ............................................. 9

    9a. Anterior part of head not extendedbeyond disc (fig. 17); eyes located dor-sally and well medial to disc margin (fig.17) ................................................. 10

    Bagian depan kepala tidak berkembangmemanjang dari lempengan tubuhnya(gambar 17); posisi mata di bagian tepiatas lempengan tubuhnya (gambar 17) ........................................................ 10

    9b. Anterior part of head extended beyonddisc (fig. 18); eyes located laterally onside of head (fig. 18) ....................... 12

    Bagian depan kepala berkembangmemanjang dari lempengan tubuhnya(gambar 18); posisi mata di sampingkepala (gambar 18) ......................... 12

    10a. Disc very broad, width more than 1.5times length (fig. 19); tail very short, fil-amentous (fig. 19) ................................................... Gymnuridae, butterfly rays...........................................fig. 19; 274

    Lempengan tubuh sangat lebar, lebarnyalebih dari 1.5 kali panjang tubuhnya(gambar 19); ekor sangat pendek danberselaput (gambar 19) ......................................... Gymnuridae, pari kelelawar.....................................gambar 19; 274

    10b. Disc only moderately broad (fig. 20); tailmoderately to very long (fig. 20) ..... 11

    Lempengan tubuh agak melebar (gam-bar 20); panjang ekor sedang hinggasangat panjang (gambar 20) ............. 11

    fig./gambar 17

    fig./gambar 18

    fig./gambar 19

    fig./gambar 20

    fig./gambar 16

  • K e y t o f a m i l i e s K u n c i i d e n t i f i k a s i s u k u 29

    11a. Caudal fin present (fig. 21) ................................. Plesiobatidae, giant stingarees...........................................fig. 21; 302

    Sirip ekor ada (gambar 21) ...................................... Plesiobatidae, pari minyak.....................................gambar 21; 302

    11b. Caudal fin absent (fig. 22) ................................................ Dasyatidae, stingrays...........................................fig. 22; 218

    Sirip ekor tidak ada (gambar 22) ..................................... Dasyatidae, pari biasa.....................................gambar 22; 218

    12a. A pair of long, cephalic lobes locatedlaterally on front of head (fig. 23); teethminute .......................................................... Mobulidae, manta and devil rays...........................................fig. 23; 280

    Terdapat sepasang cuping yang panjangdi bagian sisi depan kepala (gambar 23);gigi kecil .. Mobulidae, pari lampengan.....................................gambar 23; 280

    12b. No cephalic lobes present, but with asingle subrostral lobe (fig. 24); teeth large....................................................... 13

    Tidak ada cuping di kepala, tapi bagiandepan kepala memanjang seperti paruh(gambar 24); gigi besar-besar ........... 13

    13a. Margin of subrostral lobe with a deepcentral notch (fig. 25) ......................................... Rhinopteridae, cownose rays...........................................fig. 25; 304

    Bagian tengah ujung paruhnya memilikilekukan yang dalam (gambar 25) ............................. Rhinopteridae, pari elang.....................................gambar 25; 304

    13b. Margin of subrostral lobe rounded (fig.26) ................. Myliobatidae, eagle rays...........................................fig. 26; 290

    fig./gambar 21

    fig./gambar 22

    fig./gambar 23

    fig./gambar 24

    fig./gambar 25

    fig./gambar 26

  • 30 S h a r k s a n d R a y s o f I n d o n e s i a

    Bagian ujung paruhnya membundar(gambar 26) ............................................................ Myliobatidae, pari burung.....................................gambar 26; 290

    14a. A single dorsal fin (fig. 27); 6 or 7 gillslits on each side of head .......................................... Hexanchidae, cow sharks.............................................fig. 27; 40

    Memiliki satu sirip punggung (gambar27); 6 atau 7 celah insang di bagian sisikepalanya ..... Hexanchidae, hiu kucing.......................................gambar 27; 40

    14b. 2 dorsal fins (fig. 28); 5 gill slits on eachside of head (fig. 28) ....................... 15

    Memiliki dua sirip punggung (gambar28); 5 buah celah insang di bagian sisikepala (gambar 28) ......................... 15

    15a. Anal fin absent (fig. 29) ................... 16

    Tidak memiliki sirip anus (gambar 29) ........................................................ 16

    15b. Anal fin present (fig. 28) ................. 20

    Memiliki sisip anus (gambar 28) ...... 20

    16a. Mouth terminal on head; body flat; pec-toral fins very large, with anterior lobesoverlapping gill slits (fig. 30) ...................................... Squatinidae, angel sharks.............................................fig. 30; 76

    Letak mulut diujung kepala; tubuhpipih; sirip dada sangat besar dengancuping bagian depan bertumpang tindihdengan celah insang (gambar 30) ................................. Squatinidae, hiu kodok.......................................gambar 30; 76

    fig./gambar 27

    fig./gambar 28

    fig./gambar 29

    fig./gambar 30

  • K e y t o f a m i l i e s K u n c i i d e n t i f i k a s i s u k u 31

    16b. Mouth on undersurface of head (fig.31); body cylindrical to slightly flat-tened; pectoral fins relatively small,without anterior lobes (fig. 31) ....... 17

    Posisi mulut berada di bagian bawahkepala (gambar 31); tubuh silindrishingga hampir pipih; sirip dada relatifkecil, tanpa cuping depan (gambar 31) ........................................................ 17

    17a. Both dorsal fins without fin spines (fig.32) ................ Dalatiidae, kitefin sharks.............................................fig. 32; 60

    Kedua sirip punggung tidak memilikiduri keras/taji (gambar 32) ............................................... Dalatiidae, hiu tikus.......................................gambar 32; 60

    17b. A fin spine present at origin of bothdorsal fins (although sometimes verysmall) (fig. 33) ................................. 18

    Terdapat sebuah duri/taji di tiap pangkalsirip punggungnya (kadang sangat kecil)(gambar 33) .................................... 18

    18a. Teeth in both jaws similar in shape andsize ............... Squalidae, dogfish sharks.............................................fig. 34; 66

    Gigi di kedua rahang sama bentuk danukurannya ............ Squalidae, hiu botol.......................................gambar 34; 66

    18b. Upper-jaw teeth markedly different inshape and/or size to lower-jaw teeth(fig. 35) .......................................... 19

    Gigi pada rahang atas berbeda bentukdan/atau ukurannya dengan gigi padarahang bawah (gambar 35) .............. 19

    fig./gambar 31

    fig./gambar 32

    fig./gambar 33

    fig./gambar 34

    fig./gambar 35

    b

    a

  • 32 S h a r k s a n d R a y s o f I n d o n e s i a

    19a. Upper-jaw teeth rather broad, nearly asbroad as tall near base of cusp (fig. 35a) ............. Centrophoridae, gulper sharks.............................................fig. 36; 46

    Gigi pada rahang atas agak lebar, lebardasar giginya hampir sama panjang den-gan tingginya (gambar 35a) ........................................ Centrophoridae, hiu taji.......................................gambar 36; 46

    19b. Upper-jaw teeth rather narrow, muchnarrower than tall near base of cusp (fig.37) ............ Somniosidae, sleeper sharks.............................................fig. 38; 64

    Gigi pada rahang atas agak ramping,lebar dasar giginya jauh lebih rampingdari tingginya (gambar 37) ............................................ Somniosidae, hiu tikus.......................................gambar 38; 64

    20a. Head with lateral expansions, hammer-shaped (fig. 39) .............................................. Sphyrnidae, hammerhead sharks...........................................fig. 39; 180

    Bentuk kepala melebar ke samping,seperti martil (gambar 39) ............................................. Sphyrnidae, hiu martil.....................................gambar 39; 180

    20b. Head not expanded laterally ........... 21

    Kepala tidak melebar ke samping .... 21

    21a. Caudal-fin upper lobe equal to or morethan half total length, lower lobe distinct(fig. 40) ........ Alopiidae, thresher sharks.............................................fig. 40; 94

    Panjang sirip ekor bagian atas hampirsama atau lebih panjang dari separuhpanjang totalnya, bagian bawah berbeda(gambar 40) ...... Alopiidae, hiu monyet.......................................gambar 40; 94

    fig./gambar 36

    fig./gambar 37

    fig./gambar 38

    fig./gambar 40

    fig./gambar 39

  • K e y t o f a m i l i e s K u n c i i d e n t i f i k a s i s u k u 33

    21b. Length of upper caudal-fin lobe muchless than half total length (about equal tohalf in Stegostoma but without distinctlower lobe, fig. 49) .......................... 22

    Panjang sirip ekor bagian atas jauh lebihpendek dari separuh panjang totalnya(hampir sama dengan separuhnya padaStegostoma tapi tanpa perbedaan bagianbawah, gambar 49) .......................... 22

    22a. Whole mouth forward of front marginof eye (fig. 41); deep nasoral groovesconnecting nostrils and mouth (fig. 43) ....................................................... 23

    Seluruh bagian mulut berada lebih kedepan daripada mata (gambar 41); terda-pat celah dalam yang menghubungkanmulut dengan lubang hidung (gambar43) ................................................. 23

    22b. Mouth partly beneath or behind frontmargin of eye (fig. 42); nasoral groovesusually absent (fig. 44) .................... 27

    Sebagian mulut berada di bawah ataubelakang batas mata (gambar 42); celahyang menghubungkan mulut denganlubang hidung biasanya tidak ada (gam-bar 44) ........................................... 27

    23a. Mouth very broad, terminal; caudal finforked (fig. 45) ................................................. Rhincodontidae, whale sharks.............................................fig. 45; 90

    Mulut sangat lebar, berada di ujungkepala, sirip ekor berbentuk cagak (gam-bar 45) ........ Rhincodontidae, hiu paus.......................................gambar 45; 90

    23b. Mouth smaller, subterminal; caudal finnot forked (fig. 46) ......................... 24

    fig./gambar 41

    fig./gambar 42

    fig./gambar 43

    fig./gambar 44

    fig./gambar 45

    fig./gambar 46

  • 34 S h a r k s a n d R a y s o f I n d o n e s i a

    Mulut lebih kecil, subterminal, sirip ekortidak seperti cagak (gambar 46) ....... 24

    24a. No fleshy lobe or groove around edgesof nostrils (fig. 47) .......................... 25

    Tidak memiliki cuping atau celah disek-itar batas lubang hidung (gambar 47) .......................................................... 25

    24b. Fleshy lobe and groove present aroundedges of nostrils (fig. 48) ................. 26

    Terdapat cuping dan celah di sekitarbatas lubang hidung (gambar 48) .... 26

    25a. Caudal fin very long, about equal totrunk length (fig. 49); prominent lateralridges on body (fig. 49) ...................................... Stegostomatidae, zebra sharks.............................................fig. 49; 92

    Sirip ekor sangat panjang, hampir samapanjang dengan tubuhnya (gambar 49);gurat samping yang tampak pada tubuh(gambar 49) .................................................... Stegostomatidae, hiu belimbing.......................................gambar 49; 92

    25b. Caudal fin shorter, less than half trunklength (fig. 50); no ridges on body (fig.50) .. Ginglymostomatidae, nurse sharks.............................................fig. 50; 78

    Sirip ekor lebih pendek, kurang dariseparuh panjang badannya (gambar 50);tidak terdapat gurat pada tubuhnya(gambar 50) ....................................................... Ginglymostomatidae, hiu bisu.......................................gambar 50; 78

    26a. Head and body greatly flattened; dermalflaps present on sides of head (fig. 51) ................... Orectolobidae, wobbegongs.............................................fig. 51; 88

    fig./gambar 47

    fig./gambar 48

    fig./gambar 49

    fig./gambar 50

    fig./gambar 51

  • K e y t o f a m i l i e s K u n c i i d e n t i f i k a s i s u k u 35

    Kepala dan tubuh sangat memipih; ter-dapat rumbai-rumbai kulit disisi kepala(gambar 51) ............................................................. Orectolobidae, hiu kodok.......................................gambar 51; 88

    26b. Head and body cylindrical; no dermalflaps on sides of head (fig. 52) ............................. Hemiscyllidae, bamboosharks.............................................fig. 52; 80

    Kepala dan tubuh silindris; tidak adarumbai-rumbai kulit di sisi kepalanya(gambar 52) ............................................................. Hemiscyllidae, hiu bodoh.......................................gambar 52; 80

    27a. Caudal fin almost symmetrical, lunate(fig. 53); a strong keel on either side ofcaudal peduncle (fig. 53) ......................................... Lamnidae, mackerel sharks.............................................fig. 53; 98

    Sirip ekor hampir simetris, seperti bulansabit (gambar 53); terdapat lunas (keel) dikedua sisi pangkal ekornya (gambar 53) ........................ Lamnidae, hiu tenggiri.......................................gambar 53; 98

    27b. Caudal fin asymmetrical, heterocercal(fig. 54); keel on each side of caudalpeduncle low or absent (fig. 54) ...... 28

    Sirip ekor tidak simetris, bagian ataslebih panjang dari bagian bawah (gam-bar 54); lunas (keel) di pangkal ekortidak ada atau lemah (gambar 54) .... 28

    28a. Eyes very large (fig. 55); gill openingsextending onto dorsal surface of head;low caudal keel present ............................ Pseudocarchariidae, crocodile sharks...........................................fig. 55; 106

    fig./gambar 52

    fig./gambar 53

    fig./gambar 54

    fig./gambar 55

  • 36 S h a r k s a n d R a y s o f I n d o n e s i a

    Mata sangat besar (gambar 55); celahinsang memanjang hingga bagian ataskepala; terdapat lunas (keel) yang lemahdi kedua sisi pangkal ekornya ............................. Pseudocarchariidae, hiu buaya.....................................gambar 55; 106

    28b. Eyes relatively small (fig. 54); gill open-ings not extending onto dorsal surfaceof head (fig. 54); caudal keels absent ............................................................ 29

    Mata relatif kecil (gambar 54); celahinsang tidak memanjang hingga bagianatas kepala (gambar 54); tidak ada lunas(keel) di pangkal ekornya ................ 29

    29a. Eyelid fixed, not capable of closing overeye (fig. 56) .................................................. Odontaspididae, sand tiger sharks...........................................fig. 58; 102

    Kelopak mata tetap, tidak bisa diger-akkan untuk menutup mata (gambar 56).................. Odontaspididae, hiu anjing.....................................gambar 58; 102

    29b. Eyelid capable of closing over eye (nicti-tating) (fig. 57) ................................ 30

    Kelopak mata dapat digerakkan untukmenutup mata (gambar 57) ............. 30

    30a. 1st dorsal-fin origin over or behindpelvic-fin bases (fig. 59) ............................................. Scyliorhinidae, catsharks...........................................fig. 59; 172

    Pangkal sirip punggung pertama beradadi atas atau di belakang dasar sirip perut(gambar 59) .. Scyliorhinidae, hiu tokek.....................................gambar 59; 172

    30b. 1st dorsal-fin origin well ahead ofpelvic-fin bases (fig. 60) .................. 31

    Pangkal sirip punggung pertama beradadi depan dasar sirip perut (gambar 60) ........................................................ 31

    fig./gambar 56

    fig./gambar 57

    fig./gambar 58

    fig./gambar 59

    fig./gambar 60

  • K e y t o f a m i l i e s K u n c i i d e n t i f i k a s i s u k u 37

    31a. Precaudal pits absent (fig. 61); dorsalcaudal-fin margin smooth (fig. 61) .. 32

    Lekukan/lubang di pangkal ekor tidakada (gambar 61); bagian sisi atas siripekor halus (gambar 61) ................... 32

    31b. Precaudal pits present (fig. 62); dorsalcaudal-fin margin typically rippled (fig.62) ................................................. 33

    Terdapat lubang di pangkal ekor (gam-bar 62); bagian sisi atas sirip ekorbergelombang (gambar 62) ............. 33

    32a. 1st dorsal fin very long, about equal tolength of caudal fin (fig. 63); spiraclesabout as long as eyes ........................................ Pseudotriakidae, false catsharks...........................................fig. 63; 170

    Sirip punggung pertama sangat panjang,hampir sama panjang dengan panjangsirip ekor (gambar 63); spirakel hampirsama panjang dengan mata ........................................ Pseudotriakidae, hiu tahu.....................................gambar 63; 170

    32b. 1st dorsal fin short, about two thirdscaudal fin length or less (fig. 64); spira-cles much smaller than eyes ......................................... Triakidae, hound sharks...........................................fig. 64; 188

    Sirip punggung pertama pendek, sekitardua pertiga panjang sirip ekor ataukurang (gambar 64); spirakel lebih kecildari mata ............ Triakidae, hiu karang.....................................gambar 64; 188

    33a. Spiracles present; intestine with a spiralvalve (fig. 67) ........................................................ Hemigaleidae, weasel sharks...........................................fig. 65; 162

    Terdapat spirakel; usus memiliki katupspiral (gambar 67) .................................................... Hemigaleidae, hiu kacang.....................................gambar 65; 162

    fig./gambar 61

    fig./gambar 62

    fig./gambar 63

    fig./gambar 64

    fig./gambar 65

  • 38 S h a r k s a n d R a y s o f I n d o n e s i a

    33b. Spiracles absent (except in Galeocerdoand sometimes Loxodon, Negaprion andTriaenodon); intestine with a scroll valve(fig. 68) ............................................................. Carcharhinidae, whaler sharks...........................................fig. 66; 108

    Spirakel tidak ada (kecuali pada Galeo-cerdo dan kadang-kadang Loxodon,Negaprion dan Triaenodon); usus memilikikatup seperti gulungan (gambar 68) ........................... Carcharhinidae, hiu buas.....................................gambar 66; 108

    fig./gambar 67

    fig./gambar 68

    fig./gambar 66

  • BAGIAN 6 FORM ISIAN

  • FORM 1. BIOLOGI IKAN Hari : Tanggal :

    No. Photo ID Jenis Hiu Ukuran (Cm)

    Kelamin (M/F)

    Kategori Clasper NC/NFC/FC Berat (kg) Nama Lokal Nama Ilmiah TL FL SL

  • FORM 2. DATA ALAT TANGKAP DAN HASIL TANGKAPAN

    No. Nama Responden/ Nama Kapal/Pemilik Kapal Jenis Kapal/ Ukuran

    (GT) Lama Trip

    (Hari) Nama Alat Tangkap

    Target (T) /By-catch (B)

    Hasil Tangkapan Hiu (Ekor) Lokasi Penangkapan

  • FORM 3. DATA PEMANFAATAN HASIL TANGKAPAN

    No Identitas Responden Bahan Baku (Kg)/Hari/Bulan Bagian yang diambil/Diolah ( ) Hasil Olahan Jumlah Hasil

    Olahan (kg) Keterangan

    Nama Pekerjaan Utuh Sirip Hati Daging Lainnya

  • FORM 4. INFORMASI PENTING LAINNYA

    No Hari/Tanggal

    Photo ID Uraian Informasi

    (Pari Manta; Paus; Sirip; Atau Spesies Lainnya)

    Jumlah Berat* (Kg) Keterangan

  • DAFTAR PUSTAKA Carpenter, K.E.& Niem,V.H. (eds) (1998). FAO Species Identification Guide for

    Fishery Purposes.The living marine resources of the Western Central Pacific.Volume 2. Cephalopods, crustaceans, holuthurians and sharks. pp 6871396. FAO, Rome.

    Compagno, L.J.V. (1984). FAO Species Catalogue.Vol. 4, Sharks of the World.An

    annotated and illustrated catalogue of shark species known to date. FAO Fisheries Synopsis No. 125. vol. 4: pt. 1 (non-carcharhinoids), pp. viii, 1250; pt. 2 (Carcharhiniformes), pp x, 251655.

    Compagno, L.J.V. (2001). Sharks of the world. An annotated and illustrated

    catalogue of shark species known to date.Volume 2. Bullhead, mackerel and carpet sharks (Heterodontiformes, Lamniformes and Orectolobiformes). 269 pp FAO, Rome.

    Compagno, L.J.V., Dando,M.& Fowler, S. (2005).A field guide to the sharks of the

    world. Harper Collins Publishing Ltd., London. 368 pp. Gloerfelt-Tarp,T. & Kailola, P.J. (1984).Trawled fishes of southern Indonesia and

    northwestern Australia.Australian Development Assistance Bureau; Directorate General of Fisheries, Indonesia; German Agency for Technical Cooperation. 406 pp.

    Sainsbury, K.J., Kailola, P.J. & Leyland, J.J. (1985). Continental shelf fishes of

    northern and north-western Australia. An illustrated guide. CSIRO Division of Fisheries Research; Clouston & Hall and Peter Pownall Fisheries Information Service, Canberra. 375 pp.

    White.W.T., Last P.R., Stevens.J.D., Yearsley G.K.,Fahmi., Dharmadi (2006).

    Economically Important Shark and Rays of Indonesia. Lamb Print, Perth,Western Australia

  • 000101.1020303.10404.10506