hidrosefalus 150118074010 conversion gate02
DESCRIPTION
DocumentTRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
HYDROCEPHALUS
By : kelompok 8
PENDAHULUAN
Secara keseluruhan, insiden dari hidrosefalus diperkirakan
mendekati 1 : 1000. sedangkan insiden hidrosefalus kongenital
bervariasi untuk tiap-tiap populasi yang berbeda. Hershey BL
mengatakan kebanyakan hidrosefalus pada anak-anak adalah
kongenital yang biasanya sudah tampak pada masa bayi. Jika
hidrosefalus tampak setelah umur 6 bulan biasanya bukan oleh
karena kongenital. Mujahid Anwar dkk mendapatkan 40 – 50%
bayi dengan perdarahan intraventrikular derajat 3 dan 4
mengalami hidrosefalus.
Konsep Medis
a. Pengertian
Jumlah cerebrospinal fluid ( CSF) dalam rongga
serebrospinal yang berlebihan dapat meningkatkan
tekanan sehingga dapat merusak jaringan saraf.
Keadaaan ini disebut hidrosefallus yang berarti
“kelebihan air dalam kubah tengkorak”. (Price,
Sylvia,2005)
Etiologia. Hidrosefalus obstruktif1. Abnormalitas kogenitl
dalam system ventricular 2. Lesi massa seperti tumor
yang mengomppresi salah satu struktur sistem ventrikuar stenosis akueduktus
3. Malformasi Arnol-Chiari
b. Hidroseflus terhubung1. Adesi akibat inflamasi
seperti meningitis atau hemoragi subaraknoid oleh massa seperti tumor
2. Abnormalitas kogenital ruang subaraknoid
3. Tingginya tekanan vena pada sinus sagital
4. Cedera kepala5. Atrofi serebral
Anatomi dan Fisiologi
Rongga otak merupakan ruang tertutup yang terdiri atas darah
dan pembuluh darah, cairan serebrospinalis dan jaringan
otak. Kira-kira volume otak sebagai berikut :
1. Tekanan Intrakranial
Darah : 2-10% ,Cerebrospinalis :9-11%, Jaringan otak : 88%
Ketiga komponen tersebut merupakan unsur utanma dinamik
tekanan intrakranial/ intracanial Pressure (ICP).
• Tekanan intrakranial normalnya 0-15 mmHg pada keadaan
terlentang. Posis berdiri dapat menurunkan tekanan intrakranial.
Aktifitas bersin, batuk, intecous seksual dan valsafah maneufer
dapat meningkatakan tekanan intrakraial. Karena ekspansi otak
terbatas maka mekanisme kompensasi untuk mempertahankan
perfusi yang normal adalah dengan mengurangi produksi atau
meningkatakan reabsorbsi cairan serebrospinalis yang berada
dalam ventrikel atau ruang subarachoid.
(Tarwoto, dkk,2007)
Manifestasi Klinis
1. Pembesaran kepala yang jelas tidak proporsionl untuk tumbuh
2. Vena kulit kepala berditensi
3. Kulit kepala tipis, mengkilap, dan tampak rapuh
4. Otot leher tidak berkembang
5. Depresi langit-langit orbital
6. Pergerakan mata yang kebawah
7. Tangisan frekuensi tinggi dan melengking iritabilitas
8. Muntah proyektif
9. Tengkorak membesar
Komplikasi
1. Retardsi mental
2. Gangguan fungsi motorik
3. Kehilangan penglihatan
4. Peningkatan TIK
5. Infeksi dan malnutrisi (umumnya pada bayi)
Pathway
Pemeriksaan Diagnostik
1. CT-scan (dengan atau tanpa kontras)2. Mengidentifikasi luasnya lesi, perdarahan, determinan,
vebtrikuler, dan perubahan jaringan otak3. MRI4. Digunakan sama dengan CT-scan dengan tau tanpa kontras
radioaktif5. Rontgen kepala6. Mengetahui perubahan struktur garis sutura.7. Pemeriksaan CSS dan lumbal pungsi8. Dapat dilakukan jika diduga terjadi perdarahan subraknoid.
CSS dengan atau tanpa kuman dengan kultur, yaitu protein LCS normal atau menurun atau tetap.
Pemasangan Ventrikel Peritoneal (VP) Shunt
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral b/d
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen dalam jaringan (otak)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d anoreksia, nausea, vomit.
3. Nyeri akut b/d peningkatan TIK
4. Intoleransi aktifitas b.d tidak seimbangnya
kebutuhan dan suplai oksigen
Intervensi Keperawatan
Terimakasih