tablet kunyah
DESCRIPTION
tugasTRANSCRIPT
MAKALAHTEKNOLOGI SEDIAAN PADAT
TABLET KUNYAH
OLEH:IKA RESKIA N. H.ANASTASIA PUTRI R.MUH. HASWADRIANTO W.LIDYAWATI SABUTAGDWIYANTI P. MASUANGQONITA KURNIA ANJANICYNTHIA FRANSDIAN PRATIWI JAYAALMY SARAH ZULFYANAMUH. IHWAN SYAM
N111 12 105N111 12 107N111 12 111N111 12 112N111 12 115N111 12 251N111 12 262N111 12 270N111 12 277N111 12 282
PROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR2014
BAB I
PENDAHULUAN
Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah. Memberikan residu
dengan rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak
meninggalkan rasa pahit atau tidak enak. Jenis tablet ini digunakan dalam
formulasi tablet untuk anak, terutama formulasi multivitamin, antasida, dan
antibiotika tertentu. Tablet kunyah dibuat dengan cara dikempa, umumnya
menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai bahan pengikat dan
bahan pengisi, mengandung bahan pewarna dan bahan pengaroma untuk
meningkatkan penampilan dan rasa (FI IV, 1995).
Adapun karakteristik dari tablet kunyah adalah sebagai berikut:
1. Memiliki bentuk yang halus setelah hancur;
2. Mempunyai rasa enak dan tidak meninggalkan rasa pahit atau
tidak enak.
Tablet kunyah dibuat karena terdapat beberapa keuntungan berikut:
1. Ketersediaan hayati lebih baik dan dapat meningkatkan
disolusinya;
2. Kenyamanan bagi penderita dengan meniadakan perlunya air
untuk menelan;
3. Sebagai pengganti bentuk sediaan cair yang memerlukan kerja
obat yang cepat;
4. Meningkatkan kepatuhan penderita terutama anak-anak dengan
rasa yang enak.
Sedangkan kekurangan dari tablet kunyah yaitu zat aktif yang
rasanya tidak baik dan dosis yang tinggi sangat sulit dibuat tablet kunyah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Faktor Formulasi
Beberapa faktor yang terlibat dalam formulasi tablet kunyah
diantaranya adalah jumlah zat aktif, aliran, lubrikan, disintegrasi,
kompresibilitas, kompatibilitas-stabilitas, dan pertimbangan organoleptik.
Empat faktor pertama di atas merupakan faktor yang umum untuk tablet
biasa dan juga tablet kunyah, meskipun demikian sifat organoleptik zat
aktif merupakan faktor yang paling utama. Formulator dapat
menggunakan satu pendekatan atau lebih untuk sampai pada penentuan
formula dan proses yang menghasilkan produk dengan sifat organoleptik
yang baik. Produk harus mempunyai sifat aliran, kompresibilitas dan
stabilitas yang dapat diterima.
Pada umumnya, jika jumlah zat aktif dalam tablet sedikit dan rasanya
sedikit buruk maka formulasinya mudah. Sebaliknya jika jumlah zat aktif
besar dan rasanya buruk sangat sulit diformulasikan menjadi tablet
kunyah. Faktor aliran, lubrikan, desintegran, kompresibilitas, kompatibilitas
dan sama halnya untuk tablet biasa. Sedangkan pertimbangan
organoleptik adalah sebagai berikut:
1. Rasa dan Penyedap
Secara fisiologis, rasa dalah respon panca indera sebagai hasil
angsangan kimiawi pada ujung rasa di lidah. Rasa asin/asam diperoleh
dari zat yang mampu terionisasi dalam larutan. Banyak zat aktif
organik merangsang respon pahit. Walaupun tidak mampu terionisasi
dalam air, kebanyakan disakarida, sakarida, aldehid dan sedikit alkohol
memberikan rasa manis. Istilah penyedap (flavor) berkaitan dengan
sensasi gabungan rasa dan bau.
2. Aroma
Misal tablet kunyah diberi aroma jeruk diformulasi baik rasa manis dan
sedikit asam.
3. Raba mulut
Raba mulut adalah sentuhan yang dihasilkan tablet dalam mulut ketika
dikunyah. Raba mulut sangat penting dalam tablet kunyah. Umumnya
tekstur pasir atau bergetah tidak dikehendaki dalam tablet. Sedangkan
sensasi dingin dan sejuk dengan tekstur licin seperti manitol, disukai.
4. Pasca efek
Pasca efek yang umum dari banyak senyawa adalah pasca rasa (after
taste) yaitu rasa yang timbul dalam mulut setelah tablet hilang.
Misalnya beberapa garam besi meninggalkan rasa karat, sakarin
memberikan rasa pahit dalam mulut. Pasca efek umum yang lain
adalah sensasi mati rasa sebagian dari permukaan lidah, misalnya
antihistamin seperti piribenzamin-HCl menimbulkan rasa pahit
kemudian mati rasa.
5. Pengkajian masalah formulasi
Bila memungkinkan, langkah pertama dalam formulasi tablet kunyah
adalah memperoleh profil lengkap dari zat aktif. Profil ini biasanya
menuntun keberhasilan paling efisien dari produk stabil dan bermutu
sebab zat aktif biasanya menetapkan pemilihan senyawa pengisi,
pembawa, pemanis, penyedap, dan lain-lain.
Profil zat aktif secara ideal harus mengandung informasi berikut :
a. Sifat fisik:
Warna, bau, rasa, pasca rasa, raba mulut, kristal, serbuk,
amorf/cairan, cairan berminyak;
Suhu mencair, melebur, sifat polimorfisa, lembab, kelarutan
dalam air, stabilitas zat aktif, kompresibilitas.
b. Sifat kimiawi:
Strukutur kimia dan golongan kimia
Reaksi utama dari golongan kimia tersebut
Tidak tersatukannya zat aktif
c. Dosis zat aktif dan batas pada ukuran dosis akhir
d. Informasi lain yang terkait.
B. Teknik Formulasi
Masalah formulasi mencakup rasa yang dikehendaki atau rasa yang
buruk. Produk yang diinginkan harus dihindari dari rasa yang tidak enak
dengan menambahkan flavor, pemanis, serta untuk mendapatkan raba
mulut yang enak dan kompresibilitas yang dapat diterima. Beberapa teknik
yang digunakan untuk mengatasi masalah formulasi adalah sebagai
berikut:
a. Menyalut dengan granulasi basah
Walaupun proses granulasi basah terutama diperlukan untuk mudah
mengalir dan dikempa pada zat halus di bawah kondisi tertentu, metode
granulasi basah dapat berguna dalam penyalutan partikel zat aktif guna
mengurangi rasanya.
Adapun contoh formulasi tablet kunyah vitamin C :
Zat mg/tablet
Asam askorbat (berlebih 10%) 275
Ethocel 7 cp, 10% dalam
isopropanol
q.s.
NuTab 275
Sta-Rx-1500 50
Na-sakarin 1
Lake (FD&C) q.s.
Penyedap q.s.
Mg-stearat 5
Adapun prosedur pembuatannya:
1. Asam askorbat + Ethocel, keringkan semalam pada suhu 50 C di
oven, diayak dengan ayakan 16 mesh;
2. Tambahkan NuTab + Sta-Rx-1500, kocok 15 menit;
3. Tambahkan campuran Na-sakarin, lake, penyedap, dan Mg-stearat
yang sebelumnya telah diayak;
4. Campur kemudian dicetak.
Formula di atas menggunakan ethocel yang merupakan polimer yang
tidak larut dalam air, di mana vitamin C disalut dengan cara granulasi
basah. Tujuannya untuk meningkatkan stabilitas dan mencegah terlalu
asam.
Pada umumnya cara ini merupakan pendekatan yang paling
sederhana untuk menutupi rasa. Granulasi basah tertentu dapat dilakukan
tanpa penambahan eksipien seperti laktosa, manitol, sorbitol, sukrosa,
dan lain-lain. Walaupun pendekatan ini serupa dengan granulasi basah
biasa, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
1. Zat penggranulasi harus membentuk selaput pada permukaan zat
aktif;
2. Tidak mempunyai rasa dan bau yang tidak enak;
3. Tidak larut dalam saliva;
4. Tidak mempengaruhi disolusi zat aktif setelah ditelan.
Idealnya pengisi rasa manis seperti gula perlu dimasukkan dalam
granulasi, disintegran baik dimasukkan dalam granulasi basah untuk
menjamin disolusi yang baik setelah granul itu dikunyah. Prosedur
tersebut merupakan prosedur konvensional. Saat ini banyak digunakan
metode suspensi udara. Dalam teknik tersebut, partikel zat aktif yang akan
disalut disuspensikan dalam aliran udara panas yang terkendali kecepatan
tinggi langsung melalui lempeng perforasi dalam tabung salut. Partikel zat
aktif melakukan aliran putaran lewat penembak atomisasi zat penyalut
dalam larutan/suspensi. Setelah partikel basah, partikel tersebut
disingkirkan dari daerah semprotan dan dikeringkan dalam aliran udara
panas dan disalut ulang. Putaran tersebut dilanjutkan sampai ketebalan
salut yang diinginkan tercapai. Pengaliran partikel zat aktif meningkatkan
pemaparan luas permukaan guna penyalutan dan pengeringan yang lebih
efisien. Walaupun perbaikan rasa dengan penyalutan menarik karena
sederhana, tetapi metode ini hanya cukup untuk zat aktif yang rasanya
tidak enak.
1. Mikroenkapsulasi
Mikroenkapsulasi adalah suatu metode penyalutan partikel zat aktif
atau tetesan-tetesan cairan dengan polimer yang menyalut rasa dan
membentuk mikrokapsul dengan ukuran 5–5000 cm. Mikroenkapsulasi
dapat dibuat dengan berbagai metode, yaitu:
a. Metode Pemisahan Koaservasi
Metode koaservasi adalah metode pengendapan makromolekul
dari larutannya menjadi 2 lapisan cairan. Dalam metode ini ada 3
langkah yaitu:
1. Pembentukan tiga fasa kimia yang tidak bercampur yaitu fasa
pembawa air, fasa inti (zat aktif), dan fasa penyalut. Caranya :
fasa penyalut dilarutkan dalam fasa pembawa cair kemudian
ditambahkan zat aktif sehingga terjadi suspensi. Proses
pemisahan dilakukan dengan berbagai cara diantaranya :
- Menaikkan suhu;
- Menambahkan cairan bahan pelarut yang bercampur baik
dengan fasa pembawa sehingga makromolekul mengendap;
- Menambahkan garam;
- Menambahkan polimer lain yang tidak tercampurkan
misalnya gelatin (ditambah gom arab).
2. Terbentuk campuran di mana makromolekul terdapat paling
banyak. Di sini mulai proses penyalutan (diaduk).
3. Pengeringan partikel pada suhu rendah.
Untuk metode koaservasi, zat salut yang biasa digunakan adalah
CMC, selulosa asetat ftalat (CAP), etilselulosa, gelatin, polivinil
alkohol, gelatin-gom arab, shellac, dan beberapa malam
tergantung pada penggunaannya.
b. Metode Suspensi Udara
Metode ini prosedurnya dengan mensuspensikann zat aktif dalam
udara.
c. Metode Semprot Beku
Proses semprot beku adalah pendinginan zat yang dicairkan jadi
bentuk partikel halus selama perjalanannya dari penembak semprotan
dan wadah penyemprotan pada suhu di bawah titik beku.
Contoh formula : Tablet kunyah Asetaminofen (Mikroenkapsulasi)
Zat mg/tabletMikrokapsul (100 mesh)AsetaminofenPenyalut (selulosa-malam)EksipienManitolMikrokristalin selulosa (Avicel)TalkSakarinGom GuarFlavorMg-stearat
32735393
2. Dispersi solida
Zat aktif dengan rasa yang tidak enak dapat dicegah dengan
mengadsorpsikannya pada substrat yang mampu mempertahankan tetap
teradsorpsi dalam mulut tetapi setelah di saluran cerna zat aktif
dilepaskan. Contoh Dekstrometorfan dengan menggunakan substrat Mg-
trisilikat. Adsorbat sudah tersedia di perdagangan dalam bentuk serbuk
termikronisasi yang mengandung zat aktif 10% b/b (tinggal dicampur lalu
dicetak).
Contoh formula :
Zat mg/tabletAdsorbat Dekstrometorfan-HBr 10% (berlebih 2%)BenzokainFlavorMg-stearatSorbitol (kristalin)
76,52,510101301
Adapun prosedur pembuatannya:
1. Sorbitol diayak 10 mesh
2. Campur adsorbat, benzokain, flavor dengan ¼ dari jumlah sorbitol
yang diperlukan
3. Tambahkan sisa sorbitol, aduk, lalu tambahkan Mg-stearat. Aduk dan
cetak sehingga diperoleh tablet kunyah dengan kekerasan 6 kp.
Ada beberapa metode dalam pembuatan adsorbat :
a. Metode pelarut: zat aktif dilarutkan dalam pelarut yang mudah
menguap, tambahkan substrat (zat padat), campur kemudian
pelarutnya diuapkan lalu dihaluskan.
b. Metode pencairan: zat aktif dan pembawa dilebur bersama-sama
dengan pemanasan pada suhu yang cocok (tidak merusak zat aktif).
Kemudian campuran didinginkan secara cepat dan terjadi pemadatan
(dilakukan dalam penangas es). Kemudian padatan tersebut diserbuk
menjadi partikel yang diinginkan.
3. Pertukaran ion
Pertukaran ion adalah pertukaran reversibel dari ion-ion antara fasa
solida dan cairan dan tidak ada perubahan permanen dalam struktur
solida. Dalam hal ini, solida adalah zat penukar ion sedangkan ionnya
adalah zat aktif. Apabila digunakan sebagai pembawa zat aktif, zat
penukar ion menjadi suatu sarana untuk mengikat zat aktif pada matriks
polimer yang tidak larut dan dapat secara aktif menutup rasa dan bau dari
zat aktif yang diformulasi menjadi tablet kunyah.
4. Pembentukan garam/turunannya
Dilakukan upaya modifikasi komposisi kimia zat aktif sehingga
senyawa itu kurang larut dalam saliva karena itu rangsangannya kurang
pada ujung rasa atau memodifikasi zat aktif menjadi tidak berasa.
Misalnya kloramfenikol menjadi kloramfenikol stearat.
5. Penambahan asam amino dan hidrolisat protein
Dengan menggabungkan asam-asam amino dan garam-garamnya atau
campurannya akan mengurangi rasa pahit dari penisilin. Asam amino
yang umum digunakan adalah sarkosin, alanin, taurin, asam glutamat, dan
glisin. Misalnya rasa ampisilin diperbaiki secara nyata dengan
menggranulasikannya dengan glisin, kemudian ditambahkan amilum,
lubrikan, glidan, penyedap, pemanis lalu dicetak.
6. Kompleks inklusi
Pembentukan kompleks inklusi yaitu molekul zat aktif masuk ke dalam
lubang-lubang molekul zat pengompleks membentuk kompleks stabil.
Kompleks ini mampu menutup rasa pahit zat aktif dengan menurunkan
jumlah partikel zat aktif yang terpapar atau mengurangi kelarutan zat aktif
pada waktu dikunyah.
Gaya yang terlibat dalam kompleks inklusi adalah gaya Van der Waals
dan α-siklodekstrin (digunakan sebagai zat pengompleks inklusi)
merupakan molekul oligosakarida dari amilum, manis, dan tidak toksik.
Ada 3 metode utama dalam pembuatan siklodekstrin, dua diantaranya
adalah skala laboratorium sedangkan yang lainnya adalah skala industri.
Untuk skala laboratorium adalah sebagai berikut :
a. Siklodekstrin dilarutkan dalam air panas yang dicampur zat aktif,
kemudian didinginkan dan terjadi penghabluran dari senyawa
inklusi (pada pengeringan).
b. Zat aktif tidak larut air dilarutkan dalam pelarut organik yang tidak
bercampur dengan air, dikocok dengan siklodekstrin dalam air
yang pekat, akan terjadi senyawa terkristalisasi yang mengendap,
kristal dicuci untuk menghilangkan zat aktif yang tidak membentuk
kompleks, lalu dikeringkan.
7. Kompleks molekular
Pembentukan kompleks molekular melibatkan zat aktif dan molekul
organik pengompleks, dan kompleks ini dapat menutup rasa yang pahit
atau bau yang tidak diinginkan. Metode ini menurunkan kelarutan zat aktif
dalam air.
C. Eksipien
Proses granulasi basah, granulasi kering dan cetak langsung pada
tablet konvensional dapat juga diterapkan pada tablet kunyah. Dalam hal
ini, perlu diperhartikan kadar lembab, kemungkinan kompatibel, aliran,
kompresibilitas, distribusi ukuran granul. Selain itu, hal yang perlu
diperhatikan adalah kemanisan, mampu kunyah, dan raba mulut. Banyak
eksipien yang umum digunakan dalam tablet konvensional dapat juga
digunakan dalam tablet kunyah. Beberapa eksipien untuk tablet kunyah
yang umum digunakan adalah sebagai berikut :
a. Flavoring (Penyedap)
1. Pemanis
2. Aroma
Misalnya aroma vanila, jeruk, strawberry, coklat, peppermint.
b. Pewarna
Pewarna yang digunakan dalam tablet kunyah bertujuan untuk :
- Meningkatkan daya tarik estetika
- Memberi identitas pada produk dan membuat perbedaan antar
produk
- Menutup warna yang kurang menarik
- Mengimbangi dan menyesuaikan penyedap yag digunakan dalam
formulasi
Ada dua bentuk pewarna yang digunakan :
1) Warna Celup
Adalah senyawa kimia yang menunjukkan pewarnaan apabila
dicelupkan dalam suatu larutan, biasanya mengandung 80-93% murni.
Pewarna celup untuk tablet kunyah biasanya digunakan 0,01-0,03%.
Pewarna celup yang digunakan pada metode granulasi basah biasanya
dilarutkan dalam cairan granulasi. Pelaksanaan granulasi dan
pengeringan untuk meminimalkan migrasi larutan pewarna celup harus
dibuat dalam besi tahan karat atau wadah kaca untuk menghindari
inkompatibilitas antara zat warna dan wadah. Harus dilakukan
penyaringan untuk menghilangkan partikel yang tidak larut. Larutan
pewarna celup dalam air dapat disimpan selama beberapa jam dan jika
lebih dari 24 jam perlu diawetkan dengan penambahan suatu zat
pengawet untuk mencegah pertumbuhan mikroba, misalnya propilenglikol,
asam fosforik, Na-benzoat, dan asam sitrat.
Selama penyimpanan, penggunaan dan proses pewarna celup harus
dilindungi terhadap :
- Zat pengoksidasi terutama klorin dan hipoklorit;
- Zat pereduksi terutama gula invert, beberapa penyedap, ion logam
(al, zn, fe, dan sn), asam askorbat;
- Ph yang ekstrim, misalnya ph < 5, zat warna tidak tahan;
- Mikroba terutama jamur dan bakteri;
- Pemanasan dengan suhu yang tinggi dan waktu yang lama (jadi
pewarnaan harus diproses pada suhu rendah dan waktu singkat);
- Pemaparan cahaya matahari langsung.
2) Warna Lake
Pewarna lake tidak larut dan biasanya didispersikan. Oleh karena
itu yang sangat penting diperhatikan adalah ukuran partikel harus halus.
Umumnya makin kecil ukuran partikel, makin tinggi daya pewarnaan lake
karena bertambahnya luas permukaan. Lake dibuat dengaan presipitasi
dan mengadsorpsikan pewarna celup pada substrat yang tidak larut air.
Biasanya sebagai substrat digunakan Alumina hidrat. Lake yang
digunakan untuk tablet kunyah cetak langsung : 0,1-0,3%. Stabilitas lake
terhadap cahaya dan panas lebih tinggi dibandingkan warna celup dan
kompatibel dengan banyak komponen yang digunakan dalam tablet
kunyah. Lake biasanya digunakan dalam pembuatan tablet kunyah
dengan metode cetak langsung.
D. Pembuatan
Empat aspek yang penting dalam pembuatan tablet kunyah adalah :
1. Sifat tersatukannya zat aktif dengan zat warna;
2. Distribusi ukuran partikel;
3. Kadar lembab yang memenuhi syarat;
4. Sifat kekerasan tablet.
1) Antasida
Kebanyakan sediaan padat antasida dibuat dalam bentuk tablet
kunyah. Formulasi antasida sangat sulit mengingat sifat dan jumlah zat
aktif. Umumnya zat aktif terdiri dari logam, astringent, berasa seperti kapur
atau berasa pasir dan kombinasi ini menyebabkan rasa yang tidak enak
saat dikunyah. Antasida yang umumnya digunakan dalam kombinasi dari
2 atau lebih untuk menghasilkan efek terapeutik yang baik adalah sebagai
berikut : Alumunium hidroksida (80-600 mg), Ca-karbonat (194-850 mg),
Mg-hidroksida/Mg-oksida (65-400 mg), Mg-trisilikat (20-500 mg), dan lain.
Sebagai tambahan digunakan zat lain seperti :simetikon (dimetikon,
dimetillpolisiloksan) dengan dosis 20-40 mg/tablet sebagai antiflatulen;
peppermint oil 3 mg/tablet digunakan sebagai karminatif dan asam alginat
200-400 mg.
Contoh formula : Tablet kunyah antasida dengan metode cetak langsung
Zat mg/tablet
Al(OH)3 dan Mg-karbonat 325
Di-Pac DTE 675
Avicel 75
Starch 30
Ca-stearat 22
Flavor q.s.
Pembuatan : campur semua zat, cetak. Tablet kunyah yang diharapkan
mempunyai kekerasan 8-11 SCA unit.
2) Obat batuk/obat flu
Formulasi biasanya untuk anak-anak. Umumnya dosis kurang dari
atau sama dengan ¼ dosis dewasa. Obat yang umum adalah aspirin,
asetaminofen, klorfeniramin, pseudoefedrin, dan dekstrometorfan.
Sifat umum yang diperoleh dari zat aktif tersebut adalah rasa tidak enak,
misalnya aspirin berasa asam sedangkan yang lain pahit.
Semua zat aktif yang telah disebutkan mempunyai sifat
kompresibilitas yang cukup baik, kecuali asetaminofen. Jadi untuk
asetaminofen dipilih metode granulasi basah sedangkan zat aktif lain
digunakan metode cetak langsung.
Contoh formula :
1. Tablet kunyah Asetaminofen : metode
granulasi basah
Zat mg/tabletAsetaminofenManitolNa-sakarinLarutan pengikatPeppermint oilSyloid 244Banana, Permaseal F-4932Anise, Permaseal F-2837NaCl (serbuk)Mg-stearat
120720621,6*
0,50,522627,5
* Mengandung 5,4 mg gom arab dan 16,2 mg gelatin
Pembuatan :
1. Siapkan larutan pengikat yang terdiri dari gom arab (serbuk) 15 g,
gelatin (granul) 45 g, dan air ad 400 ml
2. Ayak manitol dan Na sakarin dengan ayakan 40 mesh
3. Campur dengan Asetaminofen. Tambahkan 180 ml larutan pengikat
untuk 1000 tablet
4. Granulasi dan keringkan 1 malam pada 140-150 F. Ayak dengan
ayakan 12 mesh
5. Adsorpsikan peppermint oil pada syloid 244 dan campur dengan
flavor dan NaCl
6. Campur granul kering dengan flavor lalu tambahkan Mg stearat
7. Cetak tablet dengan kekerasan 12-15 kp
Catatan : pengikat gom arab-gelatin menghasilkan tablet dengan
kekerasan yang tinggi. Larutan pengikat harus dibuat segar untuk
menghindari pertumbuhan mikroba.
2. Tablet kunyah Aspirin untuk anak-anak
Zat mg/ tabletAlOH (dried gel)AspirinTalkPrimogelNuTabMafco Magna SweetFlavor Jeruk
13812893,40,62
Pembuatan :
1. Kocok NuTab dan AlOH, tambahkan aspirin dan kocok (1)
2. Campur primogel, talk, flavor, dan Magna Sweet dan ayak 16 mesh
(2)
3. Tambahkan (2) ke (1), kocok dan cetak
Kombinasi NuTab dan Magna Sweet sebagai pemanis untuk mengurangi
rasa asam dari aspirin, begitu juga dengan flavor jeruk. Dalam keadaan
kering, tidak ada reaksi inkompatibilitas antara aspirin dengan basa AlOH.
3) Vitamin/Mineral/Food Supplement
Vitamin dan mineral mempunyai rasa yang tidak enak seperti asam,
pahit, asin, rasa sabun, hambar atau rasa seperti logam. Beberapa cara
untuk menutup rasa tersebut :
1. Ferro fumarat dan ferri pirofosfat terasa hambar. Untuk itu
dilakukan proses penyalutan dengan monogliserida atau
digliserida dari asam lemak tersaturasi dengan teknik beku
semprot
2. Rasa pahit seperti vitamin B kompleks disalut (salut tunggal)
dengan monogliserida atau digliserida
3. Vitamin A dan D dalam bentuk bebas dilindungi dengan matriks
gelatin, gula atau starch dan pengawet
4. Vitamin E dalam serbuk kering teradsorpsi
E. Evaluasi
Evaluasi tablet kunyah tidak diatur dalam FI IV. Beberapa parameter
yang dievaluasi di bawah sebagian besar mengacu pada evaluasi tablet
konvensional.
1. Evaluasi kimia
a. Penentuan Kadar
Metode analisis yang sesuai (kromatografi, titrimetri, spektrofotometri,
dan lain-lain) bisa digunakan untuk menentukan kadar zat aktif pada
sampel yang representatif (biasanya aliquot dari 20 tablet yang dipilih
acak yang dihaluskan). Jumlah kadar yang diperoleh dinyatakan dalam
persentase terhadap kadar obat di label. Nilai yang diperoleh harus
berada dalam batas-batas yang telah ditentukan untuk masing-masing zat
aktif.
b. Keseragaman Sediaan
Keragaman bobot tidak boleh melebihi 6% untuk tablet dengan kadar zat
aktif lebih dari 50 mg atau 50% terhadap obot seluruhnya.
Keseragaman kandungan perlu dilakukan jika kandungan zat aktif
kurang dari 50 mg.
Prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan yang tercantum di FI IV.
3. Evaluasi Fisik
Pemeriksaan Fisik meliputi pemeriksaan terhadap adanya capping
atau rengat dan parameter penampilan lainnya.
a. Kekerasan ambil 10 – 20 tablet secara acak, tetapkan kekerasan.
b. Friabilitas 20 tablet digerus, ambil 6 gram, masukkan ke dalam
friabilator selama 100 putaran, kemudian timbang bobot yang hilang.
Nilai friabilitas tidak melebihi 4%.
c. Waktu hancur
d. Disolusi
e. Rasa
4. Uji Stabilitas
a. Stabilitas dipercepat dengan suhu tertentu
b. Stabilitas dalam kondisi nyata
Pemeriksaan stabilitas meliputi :
- Pada waktu tertentu, tentukan kadar zat aktif
- Periksa terhadap adanya perubahan fisik (totol-totol pada tablet,
migrasi zat warna, kristalisasi zat aktif pada permukaan tablet, ada
bau)
- Periksa perubahan kekerasan, friabilitas, kecepatan disolusi, waktu
hancur
- Periksa stabilitas rasa
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Dari uraian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan hal-hal berikut.
1. Tablet kunyah dimaksudkan
untuk dikunyah.
2. Beberapa faktor yang terlibat
dalam formulasi tablet kunyah diantaranya adalah jumlah zat aktif,
aliran, lubrikan, disintegrasi, kompresibilitas, kompatibilitas-
stabilitas, dan pertimbangan organoleptik.
3. Empat aspek yang penting
dalam pembuatan tablet kunyah adalah :
a. Sifat tersatukannya zat aktif dengan zat warna;
b. Distribusi ukuran partikel;
c. Kadar lembab yang memenuhi syarat;
d. Sifat kekerasan tablet
DAFTAR PUSTAKA
1. Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI : Jakarta
2. Goeswin Agoes. 2008. Pengembangan Sediaan Farmasi. ITB :
Bandung
3. Voight Rudolf. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gadjah Mada
University Press : Yogyakarta
4. Lachman. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi II.
Universitas Indonesia : Jakarta
5. Evi Cicilia.2013.Formulasi Tablet Kunyah Attapulgit Dengan Variasi
Konsentrasi Bahan Pengikat Gelatin Menggunakan Metode Granulasi
Basah.Universitas Tanjungpura. Pontianak