formulasi tablet kunyah serbuk daging buah naga...
TRANSCRIPT
FORMULASI TABLET KUNYAH SERBUK DAGING BUAH NAGA
MERAH (Hylocereuspolyrhizus) DENGAN VARIASI KONSENTRASI
BAHAN PENGISI MANITOL
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh :
Gitaraina Ayubranta Widyanari
NIM : 128114050
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Halaman persembahan
“Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value”
~Albert Einstein~
“You don’t need anybody to tell you who you are or what you are.
You are what you are!”
~John Lennon~
“Hal yang paling menyedihkan adalah melupakan mimpi yang indah
setelah kau terbangun”
~Kimi no Na wa~
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yang Maha Esa
Almarhum Papi
dan Mami
Ketiga saudara saya (Mbak Dokter & Mbak Flavor and Fragrance & Mas
Animator)
Suretno
Ketiga teman saya (Manila Kristin, Yuseva A.R & Lusia Arumingtyas)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Prakata
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Formulasi Tablet Kunyah Serbuk
Daging Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Dengan Variasi Konsentrasi
Bahan Pengisi Manitol” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Farmasi (S.Farm.).
Selama penyusunan skripsi ini saya mendapat banyak bantuan berupa
bimbingan, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
saya menyampaikan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Achmad Fudholi, DEA,Apt. selaku dosen pembimbing yang
telahmemberikan pengarahan dan saran dalam pengerjaan skripsi.
2. Dr.Dewi Setyaningsih M.Sc., Apt selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan pengarahan dan saran dalam pengerjaan skripsi
3. Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt. & Dr. Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt.
selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dari ujian proposal
sampai penyusunan skripsi.
4. Almarhum papi yang telah banyak menanamkan jejak-jejak kehidupan
dan cinta kasih yang diberikan dan selalu memberikan doa serta
dukungan dalam studi dan pengerjaan skripsi saya.
5. Mami, dan ketiga saudara saya yang selalu memberi doa & dukungan
dalam studi dan pengerjaan skripsi saya.
6. Suret yang selalu menemani, berdoa, dan memberi dukungan selama 1
tahun ini.
7. Manila, Yuseva dan Tyas sebagai sesama pejuang skripsi yang sudah mau
menemani dan bertukar pikiran bersama selama pengerjaan hingga
skripsi selesai.
8. Pak Mus sebagai laboran yang selalu mendampingi saat pengerjaan
skripsi di laboratorium FTSF .
9. Pak Bambang dan pak Surajiyo laboran di UGM atas bantuan dalam
pengerjaan skripsi di laboratorium Formulasi Teknologi Sediaan Padat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
10. Drs. J. Sunarto.Apt dari PT. KONIMEX atas bantuan untuk
mempelancar penelitian.
11. Teman-teman angkatan Farmasi 2012, yang selalu memberikan
dukungan dan ucapan motivasi.
12. Teman-teman alumni SMA Bopkri 2 Yogyakarta angkatan 2012, yang
secara tidak langsung selalu memberikan motivasi dalam menjalankan
pendidikan di perguruan tinggi.
Akhir kata penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, mengingat penulis memiliki keterbatasan pengetahuan dan pengalaman.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan oleh penulis.
Mohon maaf atas kata-kata yang kurang berkenan, semoga karya ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan penelitian Farmasi Teknologi.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
Daftar isi
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING….……………………………... ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………… iv
PRAKATA……………………………………………………………………...... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………….. vii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. viii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….. x
DAFTAR GAMBAR…….……………………………………………………… xi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… xii
INTISARI………………………………………………………………………. xiii
ABSTRACT…………………………………………………………………… xiv
1. PENDAHULUAN…………………………………………………………... 1
2. METODE PENELITIAN……………………………………………………... 2
2.1. Bahan Penelitian ………………………………………………………........ 2
2.2. Alat dan Instrumen Penelitian …………………………………………........ 2
2.3.Prosedur Penelitian…………………………………………………… 3
2.3.1.Pembuatan sari daging buah naga ………………………....................... 3
2.3.2.Pembuatan serbuk daging buah naga merah……………………………. 3
2.3.3.Pembuatan granul tablet kunyah serbuk daging buah naga merah…….. 4
2.3.4 Pembuatan tablet kunyah serbuk daging buah naga merah……………. 6
2.4. Evaluasi pembuatan tablet kunyah serbuk daging buah naga merah……… 6
2.4.1 Evaluasi granul………………………………………………………… 6
2.4.1.1 Uji organoleptis granul..................................................................... 6
2.4.1.2. Uji waktu alir……………………………………………………… 6
2.4.1.3. Uji Pengetapan granul…………………………………………….. 7
2.4.1.4. Uji susut pengeringan…………………………………………….. 8
2.4.2. Uji Kualitas Tablet……………………………………………………. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
2.4.2.1. Uji Organoleptis…………………………………………………… 9
2.4.2.2. Uji Keseragaman Bobot................................................................... 9
2.4.2.3. Uji Keseragaman Ukuran ………………………………………… 9
2.4.2.4. Uji Kekerasan ……………………………………………………. 10
2.4.2.5. Uji Kerapuhan ……………………………………………………. 10
2.4.2.6. Uji Waktu Hancur…………………………………………………. 10
2.4.2.7. Uji Tanggap Rasa…………………………………………………. 10
2.5. Analisa data ……………………………………………………………… 11
3. HASIL dan PEMBAHASAN………………………………………………. 11
3.1. Evaluasi Sari Daging Buah Naga Merah…………………………………… 11
3.2. Evaluasi Serbuk Kering Daging Buah Naga Merah……………………….. 12
3.2.1. Variasai suhu pembuatan serbuk kering sari daging buah naga merah… 12
3.2.2. uji organoleptis serbuk kering sari daging buah naga merah…………… 12
3.3. Evaluasi Granul Daging Buah Naga Merah………………………………… 13
3.3.1. Uji organoleptis granul…………………………………………………. 14
3.3.2. Uji waktu alir granul…………………………………………………… 14
3.3.3. Uji pengetapan granul…………………………………………………. 15
3.3.4. Uji susut pengeringan granul…………………………………………... 16
3.4. Evaluasi Tablet …………………………………………………………… 17
3.4.1. Uji organoleptik tablet ……………………………………..…………. 19
3.4.2. Uji keseragaman bobot……………………………………………. … 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
3.4.3. Uji keseragaman ukuran tablet………………………………………... 20
3.4.4. Uji kekerasan tablet…………………………………………………… 21
3.4.5. Uji kerapuhan tablet …………………………………………............. 22
3.4.6. Uji waktu hancur tablet……………………………………………….. 23
3.4.7. Uji tanggapan rasa tablet……………………………………………. 24
KESIMPULAN dan SARAN ………………………………………………….. 26
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 27
LAMPIRAN……………………………………………………………………... 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
Daftar tabel
Hal.
Tabel 1. Formulasi Tablet Kunyah Serbuk Daging Buah Naga Merah ……… 5
Tabel 2. Hasil Evaluasi Sari Daging Buah Naga Merah ……………………. 11
Tabel 3. Hasil Evaluasi Serbuk Kering Daging Buah Naga Merah…………. 13
Tabel 4. Hasil Evaluasi Granul Serbuk Kering Daging Buah Naga Merah … 13
Tabel 5. Hasil Evaluasi Tablet Serbuk Kering Daging Buah Naga Merah … 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Daftar gambar
Hal.
Gambar 1. Grafik Hasil Uji Waktu Alir Granul …………………………... 14
Gambar 2. Grafik Hasil Uji Pengetapan Granul…………………………… 15
Gambar 3 . Grafik Hasil Uji Susut Pengeringan Granul………………..…. 16
Gambar 4. Mottling Pada Tablet Kunyah…………………………………. 19
Gambar 5. Grafik Hasil Uji Keseragaman Bobot Tablet…………………… 20
Gambar 6 . Grafik Hasil Uji Keseragaman Ukuran Tablet ………….…… 21
Gambar 7 . Grafik Hasil Uji Kekerasan Tablet…………………………..… 22
Gambar 8 . Grafik Hasil Uji Kerapuhan Tablet…………………………...… 23
Gambar 9. Grafik Hasil Uji Waktu Hancur Tablet………………… 24
Gambar 10. Grafik Hasil Uji Tanggap Rasa Tablet………………………… 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
Daftar lampiran
.
Hal
Lampiran 1. Gambar Alat Food Processor –Vienta…………........................ 30
Lampiran 2. Gambar Alat Spray Drying....................................................... 30
Lampiran 3. Gambar Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)……… 31
Lampiran 4. Gambar Filtrate Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus).. 31
Lampiran 5. Gambar Serbuk Daging Buah Naga Merah (Hylocereus
polyrhizus)………………………………………………………….. 32
Lampiran 6. Gambar Granul Daging Buah Naga Merah (Hylocereus
polyrhizus)……………………………………………………. 32
Lampiran 7. Lembar Kuesioner Tanggap Rasa............................................. 33
Lampiran 8. MSDS Manitol……………………………………………….. 34
Lampiran 9. MSDS Laktosa……………………………………….............. 36
Lampiran 10. Surat Determinasi Buah Buah Naga Merah (Hylocereus
polyrhizus)…………………………………………………………… 37
Lampiran 11. Data Statistik Uji Prasyarat Analisis…………………………. 38
Lampiran 12. Data Statistik Anava satu jalur (Oneway Anova)………………. 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
INTISARI
Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) adalah salah satu buah yangmengandung antioksidan dan sudah banyak di budidayakan di Indonesia. Denganadanya manfaat yang begitu besar maka perlu dieksplorasi di industri farmasi.yangdapat dikonsumsi semua kalangan dalam bentuk tablet kunyah. Tujuan penelitianini untuk mengetahui pengaruh penggunaan manitol sebagai bahan pengisi terhadapkualitas fisik dan tanggap rasa yang dihasilkan tablet kunyah serbuk daging buahnaga merah , serta mengetahui konsentrasi bahan pengisi manitol yang baik (FI III)untuk formulasi tablet kunyah serbuk daging buah naga merah (Hylocereuspolyrhizus).
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan theone-shot case study design . Analisa data menggunakan analisa parametric anovasatu jalan ( oneway anova ). Tablet kunyah diformulasikan dalam 3 kelompok,Formula 1 (Manitol 0%) Formula 2 (Manitol : 25%) dan Formula 3 (Manitol : 50%). Formulasi tablet kunyah dilakukan dengan metode granulasi basah.
Hasil evaluasi tablet menunjukkan bahwa secara umum, kecuali ukurantablet , tablet yang dihasilkan dari seluruh formula memenuhi persyaratan tabletyang baik. Pengaruh penggunaan manitol dalam formulasi tablet kunyah serbukdaging naga merah adalah dapat mengurangi kekerasan tablet, dapat meningkatkankerapuhan tablet, mempercepat waktu hancur tablet dan dapat meningkatkan citarasa tablet, tetapi tidak berpengaruh pada keseragaman bobot dan keseragamanukuran tablet . Sedangkan formulasi tablet kunyah serbuk daging naga merah yangmengandung konsentrasi manitol terbesar (F3: 50%) merupakan formulasi tabletyang paling baik . dilihat dari hasil uji fisik dan tanggap rasa tablet
Kata kunci : Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus), Tablet kunyah, Manitol
I
I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
Red dragon fruit (Hylocereus polyrhizus) is one the fruit which hadantioxidant properties and widely cultivated in Indonesia. With such properties,there’s a need to explore it’s usage in pharmaceutical industries as a chewable tabletwhich can be consumed by all range of age.The purpose of this study was todetermine the effect of mannitol on the physical properties and flavor acceptabilityof chewable tablets, as well as the best concentration of mannitol (FIII) as a fillerfor the chewable tablet’s formulation made by dried extract of red dragon fruit(Hylocereus polyrhizus) pulp.
This study is an experimental study using the one-shot case study design.Data is analyzed by parametric analysis one way Anova. The chewable tablets isformulized in 3 groups, formula I (0% mannitol), formula II (25% mannitol) andformula III (50% mannitol). Tablet was made by wet granulation method.
The result showed that generally, except the size, tablets made by all of theformula meet the good tablet’s requirement. The effect of mannitol on dried extractof red dragon fruit’s chewable tablet was to reduce hardness, increasing friability,dissolving time and flavor acceptability. Mannitol, however do not affect weightand size uniformity. Chewable tablet’s formulation from dried extract of red dragonfruit’s with the biggest concentration of mannitol (FIII : 50%) is the bestformulation as shown by the physical and flavor acceptance result.
Keywords : Red dragon fruit (Hylocereus polyrhizus), chewable tablet, mannitol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
1.Pendahuluan
Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) banyak dibudayakan dalam
perkebunan, merupakan buah musiman, banyak di konsumsi dalam kondisi segar,
juga buah yang mudah busuk. Menurut Nurliyana buah naga merah banyak
mengandung antioksidan (asam askorbat, betakaroten, dan antosianin) yang sangat
berguna untuk sumber vitamin, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa
(Nurliyana et al., 2010). Karena manfaat yang besar dari buah naga merah, perlu di
buat sediaan yang tahan lama dan mudah dikonsumsi, mudah di simpan, maka dipilih
sediaan tablet kunyah. Pemilihan tablet kunyah ditujukan untuk mempermudah
kepada anak-anak atau orang tua yang sukar menelan obat utuh (Agoes, 2008). Tablet
kunyah dapat meningkatkan kenyamanan pasien, lebih praktis, meningkatkan
penerimaan pasien karena cita rasa yang menyenangkan dan lebih stabil dalam
penyimpanan bila dibandingkan dengan sediaan obat dalam bentuk cair atau suspensi
(Siregar, C.J.P dan Wikarsa, S, 2010).
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan manitol
sebagai bahan pengisi terhadap kualitas fisik dan tanggap rasa yang dihasilkan tablet
kunyah serbuk daging buah naga merah, serta mengetahui konsentrasi bahan pengisi
manitol yang baik (Dirjen POM, 1979 ) untuk formulasi tablet kunyah serbuk daging
buah naga merah.
Pada penelitian ini digunakan bahan pengisi manitol. Manitol merupakan zat yang
tidak hidgroskopis dan dapat digunakan bersamaan dengan bahan aktif yang sensitif
terhadap kelembaban, konsentrasi yang digunakan berkisar antara 10%-90% (Rowe,
C.R. et al., 2006). Rasa manis manitol kira-kira 70% dari gula dengan rasa dingin
dimulut, memiliki kelarutan cukup dalam air dan merupakan pengisi yang biasa
digunakan dalam tablet kunyah, karena hidroskopisitas manitol yang rendah,
pembuatan granulasi dengan manitol mempunyai keuntungan, granul akan mudah
mengering.(Ansel, 1989).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Dari penjabaran diatas , penelitian ini dilakukan untuk sediaan tablet kunyah daging
buah naga merah dengan manitol sebagai bahan pengisi. Tiga formulasi yang diteliti
adalah fomula 1 dengan konsentrasi manitol 0%, formula 2 dengan konsentrasi
manitol 25% dan formula 3 dengan konsentrasi manitol 50%.
Hipotesis pada penelitian ini adalah penggunaan manitol sebagai bahan pengisi
pembuatan tablet kunyah daging buah naga merah akan mempengaruhi sifat fisik dan
rasa dari tablet. Formulasi yang mengandung manitol terbesar merupakan formulasi
yang paling baik berdasarkan uji kualitas fisik dan tanggap rasa tablet.
2. Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan the one-
shot case study design. Analisa data menggunakan analisa parametric anova satu
jalan (oneway anova).
2.1 Bahan penelitian :
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk yang dibuat dari sari
daging buah naga merah, didapatkan dari buah naga merah hasil perkebunan di
Glagah Kulon Progo sebagai zat aktif. Aquadest sebagai pelarut , manitol dan laktosa
sebagai zat pengisi, maltodekstrin DE15 sebagai bahan pengering pembuatan serbuk
daging buah naga merah, aerosil sebagai adsorben, amilum dapat digunakan sebagai
bahan pengikat, talk dan magnesium stearate sebagai pelicin, untuk penambah rasa
digunakan asam sitrat untuk pewarna tablet digunakan pewarna makanan rasa
strawberry (koepoe koepoe).
2.2.Alat dan Instrumen penelitian
Dalam pembuatan serbuk daging buah naga merah, untuk membuat jus daging
buah naga merah digunakan alat juicer (food processor -Vienta). Untuk membuat
serbuk daging buah naga merah digunakan alat spray drying dan neraca digital
analitik digunakan untuk menimbang bahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Instrumen yang digunakan untuk mencetak tablet adalah mesin tablet single
punch. Instrumen untuk menguji granul adalah corong untuk pengujian sifar alir, tap
density tester untuk uji pengetapan. Instrumen untuk evaluasi tablet adalah neraca
analitik digital untuk uji keseragaman bobot, jangka sorong analog untuk uji
keseragaman ukuran, hardness tester untuk uji kekerasan, friabilty tester untuk uji
kerapuhan, disintegration tester untuk uji waktu hancur
2.3 . Prosedur penelitian
2.3.1. Pembuatan sari daging buah naga
Buah naga merah yang digunakan dipilih berumur 50 hari dengan kulit buah yang
mengkilat berwarna merah. Buah naga merah kemudian dikupas dan daging buahnya
dipotong-potong dadu. Daging buah naga merah yang telah dipotong dimasukkan
dalam juicer untuk memisahkan sempurna sari daging buah (filtrate) dari ampasnya.
Dilakukan karakteristik sari buah naga merah secara organoleptis meliputi bentuk,
warna, aroma, rasa.
2.3.2. Pembuatan serbuk daging buah naga merah
Hasil penyaringan daging buah naga merah atau filtrate ditimbang untuk
menentukan jumlah maltodextrien dan aquaqest yang akan ditambahkan. Kadar
maltodekstrin yang ditambahkan sebanyak 10 % (Jamilah et al., 2012), sedangkan
aquadest yang ditambahkan sebesar 15% dari berat filtrate. Pengeringan
menggunakan alat spray driying .
Cara kerja timbang sari buah naga merah, tambahkan maltodextrin dan aquadest,
kemudian di homogenkan dengan alat homogenizer. Campuran sari buah naga merah
dan maltodextrine dimasukkan kedalam alat spary drying (Shishir, M.R.I. et al.,
2014). Alat spray dryer dipanaskan dahulu untuk mencapai suhu inlet dan outlet
yang sesuai. Suhu inlet yang digunakan 165℃ sedangkan suhu outlet yang digunakan
86℃. Menurut Obon et al (2009), temperatur tersebut mampu menghasilkan drying
yield yang tinggi. Setelah mencapai suhu yang diinginkan, selang spray dryer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dimasukkan ke dalam cairan hasil saringan buah naga merah. Kecepatan alir feed
diatur dengan kecepatan skala 2,5 untuk menghindari menetesnya cairan buah naga
merah, Kecepatan alir feed bila terlalu cepat proses spray drying akan terpengaruh
karena kandungan air tidak sempat menguap sehingga serbuk masih basah dan
menetes. Setelah didapatkan serbuk kering, dihitung rendemen yang didapatkan
dengan cara ditimbang, Serbuk dikemas dan disimpan dalam desikator pada
kelembaban 30-40. Dilanjutkan dengan evaluasi serbuk kering meliputi uji
organoleptis, bentuk, warna, aroma, rasa.
( Buchi,2017)
2.3.3. Pembuatan granul tablet kunyah serbuk daging buah naga merah
Granul dibuat dengan metoda granulasi basah, semua bahan diayak nomer 30
(kecuali zat aktif, bahan pelican, perasa dan pewarna) dan dikeringkan dalam oven
pada suhu 40 oC selama 24 jam. Semua bahan pembuatan granul ditimbang sesuai
formulasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Dalam penelitian ini dibuat 3 (tiga) formulasi dengan variasi bahan pengisi
manitol. Untuk formulasi 1 manitol sebesar 0%, formulasi 2 manitol sebesar 25 %
dan formulasi 3 manitol sebesar 50 %
Tabel 1. Formulasi Tablet Kunyah Serbuk Daging Buah Naga Merah
(Hylocereus Polyrhizus)
Formulasi F1 F2 F3
Bahan Jenis % % %
Zat Aktif Serbuk daging buah naga
merah
30 30 30
Pengisi Manitol 0 25 50
Pengisi Laktosa 50 25 0
Adsorben Aerosil 1 1 1
Pengikat Mucilago amili 10% 5 5 5
Amilum 3 3 3
Pelicin Mg stearat 1 1 1
Talk 8 8 8
Perasa Asam citrat 1 1 1
Pewarna Merah 1 1 1
Berat total 100 100 100
Ket : serbuk kering daging buah naga merah 30% mengandung 27,0% sari
buah . (juice : pengisi = 9:1 )
Keterangan :
Bahan pengisi : Mg sterarat : talk = 1 : 8
F1 ; konsentrasi bahan pengisi manitol = 0 %
F2 : konsentrasi bahan pengisi manitol = 25 %
F3 : konsentrasi bahan pengisi manitol = 50 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Pembuatan granul dengan menyiapkan alat dan bahan serta timbang semua bahan.
Pertama membuat mucilago amyli. Masukan 10g pati singkong ke dalam air 10 ml
aduk hingga terbentuk suspensi, tambahkan air mendidih sedikit demi sedikit sambil
diaduk hingga terbentuk gel yang tembus cahaya lalu ditambah air mendidih sampai
100 ml, dinginkan. Timbang mucilago amyli sesuai formula. Kedua zat aktif
dicampur dengan bahan pengisi, campuran bahan perasa dan pewarna, dan bahan
pengikat kering, kemudian ditambah sedikit demi sedikit mucilago amily sampai
menjadi masa yang dapat dikepal. Massa basah yang telah homogen di ayak dengan
pengayak no.16 hingga menjadi granul basah, kemudian ditimbang. Granul basah
dikeringkan pada suhu 50℃ selama 24 jam (Gusmayadi, 2006). Granul kering yang
didapat ditimbang kembali untuk mengetahui susut pengeringan dan diayak dengan
pengayak no.16 ditampung pengayak no.20 . Dimasukkan dalam kemasan, simpan
dalam desikator. Kemudian dilakukan evaluasi granul.
2.3.4 Pembuatan tablet kunyah serbuk daging buah naga merah
Tambahkan bahan pelicin campuran magnesium stearat dan talk sebagai fase luar
pada granul kering dicampur sampai homogen. Setelah itu granul dapat dikempa
dengan menggunakan mesin tablet single punch menjadi tablet sebesar 500 mg dan
dilakukan evaluasi tablet.
2.4. Evaluasi pembuatan tablet kunyah serbuk daging buah naga merah
2.4.1 Evaluasi granul
2.4.1.1 Uji organoleptis granul
Diawali dengan uji organoleptis meliputi pemeriksaan warna, rasa dan aroma.
2.4.1.2. Uji waktu alir.
Sifat alir dapat dievaluasi dengan dua cara, langsung dan tidak langsung. Secara
langsung dengan menguji waktu alirnya sedangkan secara tidak langsung dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
menguji pengamatan sudut diam dan indeks pengetapan (Siregar, C.J.P dan Wikarsa,
S, 2010).
Evaluasi terhadap sifat alir granul dilakukan dengan metode langsung yakni
waktu alir. Cara pengujian dengan ditimbang 100 g granul, masukan ke corong alat
uji yang bagian bawahnya tertutup, penutup dibuka dan dibiarkan mengalir, dicatat
lama waktu yang dibutuhkan untuk mengalir.
2.4.1.3. Uji Pengetapan granul
Untuk mengetahui kemapatan massa atau kemampuan zat untuk saling melekat
menjadi massa yang kompak dan stabil bila diberikan tekanan, dapat digunakan dua
uji pengetapan. Prinsip kerja pengetapan untuk menentukan apakah sifat granul dapat
membentuk masa yang stabil dan kompak waktu diklempa. Persyarat nilai
pengetapan granul yang baik bila prosentasenya index tap tidak lebih dari 20%.
Semakin kecil nilai pengetapan granul semakin besar daya alirnya, demikian juga
sebaliknya. Granul memiliki sifat alir yang baik jika nilai index tap tidak lebih dari
20 % ( Fudholi, A, 1983 ).
Cara kerja uji pengetapan granul dengan cara granul dimasukan kedalam gelas
ukur 100 ml, dilakukan pengetapan dengan mesin tap density tester sebanyak 10
hentakan. Dicatat perubahan volume yang terjadi (tinggi granul). Jika masih terjadi
perubahan volume dilakukan pengetapan pengulangan setiap 10 hentakan hingga 100
hentakan atau sampai didapatkan volume konstan (Gusmayadi, 2000). Data
pengetapan yang dihasilkan dapat digunakan untuk menghitung nilai index tap
granul. Masing-masing uji dilakukan replikasi sebanyak tiga kali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
% = ( )X 100%
V0 = volume awal granul sebelum pengetapan
Vt = volume granul setelah pengetapan
T ( %) = index tap ( pengurangan volume granul akibat pengetapan )
( Fudholi, A, 1983)
2.4.1.4. Uji susut pengeringan
Disamping uji yang sudah dilakukan, perlu dilakukan pula uji susut pengeringan
granul untuk mengetui kadar air didalam granul karena kadar air dalam granul
menentukan, bila kadar air tinggi maka waktu penabletan akan lengket di cetakan
atau bila kadar air rendah granul terlalu kering maka tablet yang dihasilkan akan
rapuh. Jadi uji susut pengeringan bertujuan untuk memberikan batasan maksimal
tentang besarnya air yang hilang pada proses pengeringan. Disintegrasi tablet tidak
dapat terjadi jika air tidak masuk tablet. Faktor yang mempengaruhi penetrasi air
adalah porositas tablet, dimana tergantung kompresi dan kemampuan penyerapan air
dari material yang dipakai. Persyarat nilai kadar air granul yang baik bila
prosentasenya tidak lebih dari 2 - 5% (Voigt, 1995).Bila kadar air kurang dari 2 %
maka kemungkinan tablet akan rapuh, bila kadar air lebih dari 5% maka
kemungkinan granul menempel pada bagian punch tablet dan mudah berjamur .
Cara kerja: timbang granul 5 gram dimasukkan dalam cawan yang telah
dipanaskan, panaskan granul pada suhu 40 C selama 1 jam ditimbang lagi,bila belum
konstan dialukan pemanasan lagi sampai diperoleh bobot yang konstan. Penetapan
penyusutan dihitung dengan rumus LOD (Lachman L et al., 1989).
% = m sampelℎ mpel basah 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2.4.2. Uji Kualitas Tablet
2.4.2.1. Uji Organoleptis
Diawali dengan uji organoleptis tablet kunyah serbuk daging buah naga merah
meliputi pengamatan penampilan fisik seluruh tablet kunyah yang dihasilkan seperti
capping, cracking, picking dan karakteristik lain (warna, bau, aroma, rasa ) yang
menandakan adanya kerusakan pada tablet (Siregar, C.J.P dan Wikarsa, S., 2010).
2.4.2.2. Uji Keseragaman Bobot
Selanjutnya dilakukan uji keseragaman bobot dengan cara ditimbang 20 tablet,
dihitung berat rata-rata tiap tablet, kemudian tablet tersebut ditimbang satu per satu,
tidak boleh lebih dari dua tablet yang masing-masing beratnya menyimpang dari berat
rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak boleh satu
tablet pun yang beratnya menyimpang dari berat rata-ratanya lebih dari harga yang
ditetapkan pada kolom B seperti tabel berikut :
(Dirjen POM, 1979).
2.4.2.3. Uji Keseragaman Ukuran
Kemudian dilakukan uji keseragaman ukuran tablet dilakukan dengan cara
diambil sebanyak 20 tablet, diukur diameter dan tebal tablet menggunakan jangka
sorong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2.4.2.4. Uji Kekerasan
Dilakukan pula uji kekerasan tablet dengan cara mengambil satu tablet, kemudian
diletakkan ditengah dan tegak lurus diantara ujung dan plat penekan alat hardness
tester. Mula-mula pada skala nol, lalu secara otomatis alat akan memecahkan tablet.
Skala yang ditunjukan dalam kekuatan tablet (kp) kg/cm3. Persyaratan untuk tablet
kunyah yang baik adalah memiliki kekerasan yang lebih rendah daripada tablet
konvensional yaitu berkisar antara 4-7 kg (Agoes, 2008)
2.4.2.5.Uji Kerapuhan
Selanjutnya dilakukan uji kerapuhan tablet dengan cara timbang tablet sebanyak
20 buah, dimasukan kedalam alat rotasi (friabilator) telah diprogram sebanyak 100
putaran. Kemudian tablet dibersihkan debunya, ditimbang kembali. Persentase
friabilitas ditetapkan dan kehilangan bobot. Pada tablet kunyah nilai friabilitas sampai
4% dapat diterima (Siregar, C.J.P dan Wikarsa, S., 2010).
2.4.2.6. Uji Waktu Hancur
Uji waktu hancur tablet dilakukan dengan cara 6 tablet, dimasukkan kedalam
masing-masing tabung pada alat disintegration tester. Secara otomatis tabung dinaik
turunkan secara teratur didalam medium air. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada
bagian yang tertinggal di atas kaca. Dicatat waktu hancur tablet yang terakhir kali
hancur dengan stopwatch. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali terhadap masing
masing uji tiap formula.
2.4.2.7. Uji Tanggap Rasa
Uji tanggapan rasa dilakukan dengan cara dipilih 20 responden secara acak,
kemudian diminta untuk merasakan dan memberikan tanggapan rasa tablet kunyah.
Setiap responden memiliki kesempatan yang sama untuk merasakan keempat formula
tablet kunyah dengan cara memakan dan merasakan dan setiap pergantian formula
diberikan air putih. Kemudian responden mengisi kuoisener yang telah diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2.5. Analisa data
Hasil penelitian granul dan tablet kunyah serbuk daging buah naga merah,
dibandingkan dengan persyaratan yang ada dalam Farmakope Indonesia dan pustaka
yang mendukung lainnya. dan dianalisis dengan statistik menggunakan uji One Way
ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%.
3. Hasil dan pembahasan
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan manitol
sebagai bahan pengisi terhadap kualitas fisik dan tanggap rasa yang dihasilkan tablet
kunyah serbuk daging buah naga merah, serta mengetahui konsentrasi bahan pengisi
manitol yang baik (Dirjen POM, 2014) untuk formulasi tablet kunyah serbuk daging
buah naga merah.
Pembuatan tablet kunyah serbuk daging buah naga merah dalam penelitian ini
menggunakana 3 (tiga) formulasi dengan variasi konsentrasi 0% manitol, 25% dan
50% agar bisa ditentukan konsentrasi manitol mana yang paling baik (Dirjen POM,
2014
3.1.Evaluasi sari daging buah naga merah
Dalam penelitian ini diawali dengan melakukan evaluasi sari daging buah naga
merah melalui karakteristik sari dari daging buah naga merah secara organoleptis :
bentuk, warna, aroma , rasa.
Tabel 2: Hasil Evaluasi Sari Daging Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus)
No Parameter uji Hasil
1 Bentuk larutan agak kental bebas dari ampasnya
2 Warna siklam/ungu kemerahan
3 Aroma khas buah naga
4 Rasa sedikit manis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Hasil karakteristik sari daging buah naga merah (tabel 2) berbentuk larutan agak
kental bebas dari ampasnya, berwarna ungu kemerahan dengan aroma khas buah naga
dan berasa sedikit manis.
3.2.Evaluasi serbuk kering sari daging buah naga merah
3.2.1. Variasai suhu pembuatan serbuk kering sari daging buah naga merah
Proses spray drying dilakukan dengan mencampurkan sari buah naga merah
dengan maltodextrine dengan rasio 9:1, campuran otomatis akan masuk kedalam alat
spray drying setelah alat dioperasionalkan dengan suhu inlet 165 0C , sedangkan suhu
outlet yang digunakan 72 0C dan kecepatan alir feed skala 6. Serbuk yang dihasilkan
kering tetapi jumlah rendeman yang di hasilkan sedikit karena banyak residu yang
menempel pada alat berbentuk caramel. Terjadinya caramel dikarenakan sari buah
naga merah tidak tahan panas. Untuk meningkatkan serbuk kering yang dihasilkan,
dilakukan dengan cara menurunkan suhu inlet menjadi 120 0C dan suhu outlet
otomatis turun menjadi 430C. Dengan adanya perubahan suhu ini rendemen yang
dihasilkan mengalami peningkatan. Pada percobaan pertama 1 liter sari daging buah
naga merah dilakukan spray drying dengan suhu inlet 165 0C dan suhu outlet 72 0C
dihasilkan rendemen 14,1 g, sedangkan percobaan kedua 11 liter sari daging buah
naga merah dilakukan spray drying dengan suhu inlet 120 0C dan suhu outlet 43 0C
dihasilkan rendemen 37,7 g, maka rendemen yang dihasilkan mengalami peningkatan
3 kali lipat.
3.2.2. uji organoleptis serbuk kering sari daging buah naga merah
Kemudian dilakukan karateristik terhadap serbuk kering daging buah naga merah
yang dihasilkan (tabel 3) secara organoleptis dalam hal bentuk, warna, aroma, rasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Tabel 3: Hasil Evaluasi Serbuk Kering Daging Buah Naga Merah
No Parameter uji Hasil
1 Bentuk halus , kering
2 Warna merah muda
3 Aroma khas buah naga( lemah )
4 Rasa hambar
Serbuk kering yang digunakan adalah serbuk kering daging buah naga dengan
konsentrasi pengisi maltodextrine 10%. Hasil karakteristik serbuk kering daging buah
naga merah bentuk halus dan kering, berwarna merah muda dengan aroma khas buah
naga dan berasa sedikit hambar.
3.3. Evaluasi granul daging buah naga merah
Tujuan dilakukan evaluasi granul adalah untuk mengetahui kualitas granul pada
masing-masing formula dalam kaitannya dengan persyaratan granul yang baik. Hasil
evaluasi massa granul meliputi uji organoleptis, uji sifat alir, uji pengetapan dan uji
susut pengeringan granul terhadap ketiga formulasi penelitian. Perbedaan antar
formula, diuji dengan analisis anova satu jalur (one-way anova)
Tabel 4: Hasil Evaluasi Granul Serbuk Kering Daging Buah Naga
Merah(Hylocereus Polyrhizus)
No Parameter Uji Satuan Formula Nilai (P)
(P<0,05)F1 F2 F3
1 Uji Organoleptis
Bentuk Butir kering Butir kering Butir kering
Warna Ungu kemerahan Ungu kemerahan Ungu kemerahan
Aroma tidak berbau tidak berbau tidak berbau
Rasa Hambar sedikit manis manis agak dingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
F1 F2 F3
Satuan Mean ± SD Mean ± SD Mean ± SD Sign
2 Sifat Alir
waktu alir detik 3,73 ± 0,115 3,93 ± 0,115 3,37 ± 0,577 0,001
pengetapan % 9,17 ± 0,757 10,17 ± 1,201 5,77 ± 0,723 0,003
3 Susut
pengeringan
% 1,18 ± 0,195 1,54 ± 0,190 1,94 ± 0,195 0,008
3.3.1. Uji organoleptis granul
Pertama dilakukan dengan uji organoleptis (tabel 4) terhadap granul yang
dihasilkan: granul ketiga formulasi berbentuk butiran kering, berwarna ungu
kemerahan dan tidak berbau. Untuk rasa granul formula 1 terasa hambar dibanding
fomula 2 yang ada sedikit rasa manis dan formula 3 manis dan sedikit dingin. Hal ini
karena formula 1 tanpa manitol dan formula 3 mengandung konsentrasi manitol
paling tinggi.
3.3.2. Uji waktu alir granul
Dalam penelitian ini, evaluasi waktu alir granul dilakukan secara langsung dengan
pengujian waktu alirnya (tabel 4). Hasil uji waktru alir granul ditunjukkan dalam
gambar 1 :
3,373,933,73
0
1
2
3
4
5
F1 F2 F3
Wak
tu al
ir (d
etik) F1 (Manitol: Laktosa
0%:50%)F2 (Manitol: Laktosa25%:25%)F3 (Manitol: Laktosa50%:0%)
Gambar 1. Grafik Hasil Uji Waktu Alir Granul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Pada pengujian didapatkan hasil waktu alir ketiga formula memberikan waktu alir
F1 = 3,73 detik, F2 = 3,93 detik, F3 = 3,37 detik, sehingga semua formula waktu
alirnya kurang dari 10 detik/100 gram, maka waktu alir granul ketiga formula
memenuhi persyaratan waktu alir (Siregar, C.J.P dan Wikarsa, S., 2010). Dengan
waktu alirnya kurang dari 10 detik/100 gram maka granul mudah mengalir sehingga
mudah dalam pengisian granul dalam cetakan tablet. Sifat alir memegang peranan
penting sebagai kontrol dalam proses pengisian granul ke dalam cetakan dan granul
akan mengalir secara free flowing dan menghasilkan keseragaman bobotnya dan tidak
akan mengalami kesulitan pada waktu penabletan.
Berdasarkan uji oneway ANOVA, didapatkan perbedaan yang signifikan sifat
alir granul antar formula tablet kunyah serbuk daging buah naga merah
(Hylocereuspolyrhizus). Hal ini dibuktikan dengan dengan p= 0,001. ( p< 0,05).
Dilihat dari waktu alir (Gambar 1) maka waktu alir paling cepat adalah pada F3
(3,37 detik), disusul F1 (3,73 detik) dan F2 (3,93 detik). Data tersebut menunjukkan
bahwa F3 (50% manitol) mempunyai sifat alir yang lebih baik dibandingkan F1 (50%
laktosa) dan F2 (25% manitol-25% laktosa). Hal ini karena granul F3 yang
mengandung kadar manitol paling tinggi sehingga akan mudah kering, mempunyai
praktikel yang homogen dan akan memiliki nilai index tap yang lebih baik dari
formula yang lain sehingga granul bersifat mudah mengalir (Rowe C,R. et al ,2006)
3.3.3. Uji pengetapan granul
Hasil uji pengetapan granul ditunjukkan dalam gambar 2:
5,77
10,179,17
02468
1012
F1 F2 F3
Inde
ks Ta
p (%
) F1 (Manitol: Laktosa0%:50%)F2 (Manitol: Laktosa25%:25%)F3 (Manitol: Laktosa50%:0%)
Gambar 2 . Grafik Hasil Uji pengetapan Granul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Hasil penelitian pengetapan granul didapatkan F1 (9,17 %), F2 (10,17%) dan F3
(5,77%). Prosentase index tap ketiga formula tersebut memenuhi persyaratan
pengetapan granul yang baik. Hasil ini juga menunjukkan bahwa ketiga formula
mempunyai sifar alir yang baik karena nilai index tap tidak lebih dari 20 % (Fudholi,
A, 1983). Berdasarkan uji oneway ANOVA, ada perbedaan yang signifikan
pengetapan granul antar formula. Hal ini dibuktikan dengan p= 0,003. atau ( P <
0,05).
Dilihat dari reratanya, nilai index tap paling kecil adalah formula 3 (5,77% )
disusul formula 1 (9,17%) dan formula 2 (10,17%). Data tersebut juga menunjukkan
bahwav F3 (50% manitol) mempunyai sifat alir yang baik. Makna hubungan antara
nilai index tap dan waktu alir dalam pentabletan adalah makin kecil nilai indeks tap
akan mempunyai sifat alir yang lebih cepat. F3 mempunyai nilai indeks tap dan
waktu alir yang baik maka F3 lebih mudah dikempa dibandingkan F1 (50% laktosa)
dan F2 (25% manitol-25% laktosa).
3.3.4. Uji susut pengeringan granul
Hasil uji kandungan kadar air dalam granul ditunjukkan dalam gambar 3.
Gambar 3 . Grafik Hasil Uji Susut Pengeringan Granul
1,941,54
1,18
0
0,5
1
1,5
2
2,5
F1 F2 F3
Kada
r air
(%) F1 (Manitol: Laktosa
0%:50%)F2 (Manitol: Laktosa25%:25%)F3 (Manitol: Laktosa50%:0%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Hasil penelitian didapatkan perhitungan ketiga formula memiliki kadar air
F1(1,18 %), F2 (1,54 %) dan F3(1,94%) yang tidak memenuhi persyaratan kadar air
2%-5% (Voigt ,1995). Tidak tercapainya syarat kandungan kadar air dalam ke tiga
formula granul karena proses pembuatan granul dilakukan diruangan dengan
kelembaban relative atau RH = 50 yang tidak sesuai dengan persyaratan ruang
pembuatan granul. Efek kekurangan kadar air dalam granul jika dilakukan penabletan
kemungkinan bisa terjadi caping atau laminating. Berdasarkan uji oneway ANOVA
(Gambar 3) ada perbedaan yang signifikan susut pengeringan granul antar formula,
dibuktikan dengan p= 0,008. ( p< 0,05).
Kadar air tertinggi dan mendekati persyaratan adalah F3 (1,94%), disusul F2
(1,54%) dan F1 (1,18%). Kadar air paling tinggi formula F3 disebabkan karena F3
mengandung konsentrasi bahan pengisi (50%) manitol yang bersifat tidak higroskopis
tidak mudah menyerap air, sehingga saat proses pembuatan granul dalam lingkungan
yang RH tinggi tidah mudah melepaskan air dibandingkan dengan F1 (50% laktosa )
yang bersifat higroskopis dan F2 ( 25 % laktosa + 25 % manitol).
3.4 .Evaluasi Tablet
Evaluasi tablet yang dilakukan berupa uji organoleptis, uji keseragaman bobot,
uji keseragaman ukuran, uji kekerasan, uji kerapuhan dan uji tanggapan rasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Tabel 5 : Hasil Evaluasi Tablet Serbuk Kering Daging Buah Naga Merah
(Hylocereus Polyrhizus)
No Parameter Uji Satuan Formula Nilai
(P)F1 F2 F3
1 Uji Organoleptis
Bentuk bulat bulat bulat
tidak terjadi
capping,
cracking &
picking
tidak terjadi
capping,
cracking &
picking
tidak terjadi
capping,
cracking &
picking
Warna merah muda
( mottling )
merah muda
( mottling )
merah muda
( mottling )
No Parameter Uji Satuan Formula Nilai
(P)F1 F2 F3
Mean ± SD Mean ± SD Mean ± SD
2 Keseragaman bobot
Bobot rata-rata mg 509,7 ±0,925 511,5 ± 0,781 510,8 ± 0,741 0,826
3 Keseragaman Ukuran
Diameter mm 12,02 ± 0,083 12,02 ± 0,074 12,03 ±0,084 0,043
Tebal mm 3,24 ± 0,331 3,25 ±0,253 3,25 ± 0,266 0,000
4 Kekerasan kg/ cm3 6,48 ± 0,291 6,25 ± 0.253 6,14 ± 0,398 0,000
5 Kerapuhan % 0,183 ± 0,031 0,317 ± 0,060 0,473 ± 0,042 0,001
6 Waktu hancur menit 13,42 ± 0,105 9,33 ± 0,181 6,13 ±0,047 0,000
7 Tanggap rasa
warna % 85 Suka 80 Suka 85 Suka
aroma % 50 tidak suka 65 suka 80 suka
Rasa % 70 kurang suka 75 suka 75 sangat suka
tekstur % 75 kurang suka 60 suka 65 sangat suka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
3.4.1. Uji organoleptis tablet
Hasil uji organoleptis (tabel 5) tablet tablet kunyah serbuk daging buah naga
merah mengalami mottling pada masing-masing formula (gambar 4). Mottling
merupakan permasalahan tablet dimana distribusi warna yang tidak merata di
permukaan tablet yaitu berbintik merah siklam. Hal ini dikarenakan granul serbuk
daging buah naga merah masih terlalu besar (ayakan no.16) dan memiliki warna
merah siklam yang berbeda dengan warna campuran serbuk talk dan magnesium
stearat yang berwarna putih, granul sulit tercampur dengan eksipien lainnya, sehingga
tidak homogen, maka terlihat bintik-bintik putih, merah muda dan ungu kemerahan
dipermukaan. Untuk menghilangkan mottling bisa diusahakan dengan pemberian zat
warna senada dengan warna granul pada eksipien yang lainnya.
F1 F2 F3
Gambar 4. Mottling pada tablet kunyah
3.4.2. Uji keseragaman bobot
Berdasarkan hasil uji keseragaman bobot (tabel 5), dapat diketahui bahwa tidak
ada satupun tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5 % dan 10 % dari
bobot rata-rata pada masing-masing formula. Hal ini menyatakan bahwa tablet
kunyah serbuk daging buah naga merah memiliki keseragaman bobot yang baik dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia Edisi III.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Gambar 5 . Grafik Hasil Uji Keseragaman Bobot Tablet
Hasil analisis statistik keseragaman bobot tablet (Gambar 5) menghasilkan data
yang berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji oneway ANOVA dengan p= 0,826;
( p>0,05 ), maka tidak ada perbedaan keseragaman bobot tablet antar formula yang
signifikan.
3.4.3. Uji keseragaman ukuran tablet
Persyaratan keseragaman ukuran tablet menurut Farmakope Indonesia Edisi III
adalah diameter tablet tidak boleh kurang dari 1⅓ tebal tablet dan tidak boleh
lebih dari 3 kali tebal tablet. Pada hasil penelitian (tabel 5) didapatkan perbandingan
keseragaman ukuran (diameter - tebal) masing-masing formula F1 (12,02- 3,24) mm,
F2 (12,02-3,25)mm, F3 (12,03- 3,2) mm. Ketiga formula tidak memenuhi persyaratan
keseragaman ukuran tablet. Ketiga formula menghasilkan tablet dengan ketebalan
yang tidak memenuhi syarat. Hal ini karena kondisi granul ketiga formula kering
sehingga saat diberikan tekanan akan mengalami pemadatan menjadikan tablet lebih
tipis.
510,8511,5509,7
0
100
200
300
400
500
600
F1 F2 F3
bobo
t tab
let (m
g) F1 (Manitol: Laktosa0%:50%)F2 (Manitol: Laktosa25%:25%)F3 (Manitol: Laktosa50%:0%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Gambar 6 . Grafik Hasil Keseragaman Ukuran Tablet
Hasil analisis statistik keseragaman ukuran tablet menghasilkan data yang
berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji oneway ANOVA dengan p= 0,36 atau
p> 0,05 ) atau tidak signifikan, Hasil analisis statistik keseragaman ukuran (tebal 5)
tablet menghasilkan data yang berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji oneway
ANOVA dengan p= 0,100 atau p> 0,05 ) atau tidak signifikan maka tidak ada
perbedaan keseragaman ukuran tablet antar formula (Gambar 6).
3.4.4. Uji kekerasan tablet
Uji kekerasan (tabel 5) tablet kunyah di dapatkan F1 ( 6,48 kg), F2 ( 6,25 kg) dan
F3 (6,14 kg). Persyaratan tablet kunyah yang baik adalah memiliki kekerasan yang
lebih rendah daripada tablet konvensional yaitu berkisar antara 4-7 kg . Dari data
tersebut seluruh formula memenuhi persyaratan kekerasan tablet kunyah.
Hasil uji oneway ANOVA kekerasan tablet kunyah menunjukkan p= 0,000; (
p<0,05 ) atau signifikan, maka ada perbedaan yang signifikan kekerasan tablet antar
formula pada tablet kunyah serbuk daging buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)
12,0312,0212,02
0
2
4
6
8
10
12
14
F1 F2 F3
Diam
eter
(mm
)
3,253,253,24
00,5
11,5
22,5
33,5
44,5
F1 F2 F3
Teba
l (m
m)
F1 (Manitol:Laktosa0%:50%)
F2 (Manitol:Laktosa25%:25%)
F3 (Manitol:Laktosa50%:0%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Gambar 7 . Grafik Hasil Uji Kekerasan Tablet
Tingkat kekerasan tablet (Gambar 7) F1 memiliki tingkat kekerasan yang paling
tinggi dibandingkan dengan F2 dan F3. Hal ini disebabkan karena pada F1 memiliki
kandungan laktosa yang lebih banyak dibanding F2 dan F3 dimana laktosa dapat
sebagai bahan pengisi juga dapat sebagai bahan pengikat yang dapat menghasilkan
granul yang keras. Akibatnya, tablet kunyah pada F1 memiliki tingkat kekerasan
yang lebih tinggi dibanding dengan F2 dan F3.
3.4.5. Uji kerapuhan tablet
Tablet umumnya dikatakan baik jika kerapuhannya tidak lebih dari 1%,
sedangkan untuk tablet kunyah kerapuhannya sampai 4 % masih dapat diterima
karena tablet kunyah yang memiliki tingkat kekerasan yang rendah sering
menghasilkan tablet dengan tingkat kerapuhan yang tinggi (Siregar, C.J.P dan
Wikarsa, S., 2010). Uji kerapuhan tablet (tabel 5) didapatkan hasil F1 (0,183) F2
(0,317) dan F3 (0,473), Ketiga formula mempunyai nilai kerapuhan yang baik karena
tidak lebih dari 4 %.
Hasil uji oneway ANOVA kerapuhan tablet kunyah menunjukkan p= 0,001;
(p<0,05) atau signifikan, maka ada perbedaan yang signifikan kerapuhan tablet antar
formula tablet kunyah serbuk daging buah naga merah (Hylocereuspolyrhizus).
6,146,256,48
01234567
F1 F2 F3
Keke
rasa
n (k
g) F1 (Manitol: Laktosa0%:50%)F2 (Manitol: Laktosa25%:25%)F3 (Manitol: Laktosa50%:0%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Gambar 8 . Grafik Hasil Uji Kerapuhan Tablet
Kerapuhan tablet (Gambar 8), F3 memiliki tingkat kerapuhan yang tinggi
dibandingkan dengan kerapuhan F1 dan F2. Hal ini disebabkan karena pada F3
tidak memiliki kandungan laktosa sebagai bahan pengisi, dimana laktosa dapat juga
dapat sebagai bahan pengikat yang dapat menghasilkan granul yang keras.
3.4.6. Uji waktu hancur tablet
Uji waktu hancur menurut farmakope edisi V, waktu hancur untuk tablet tidak
bersalut adalah tidak lebih dari 15 menit. Hasil uji waktu hancur tablet didapatkan
hasil F1 sebesar 13,42 menit, F2 sebesar 9,33 menit dan F3 sebesar 6,13 menit.
Ketiga formula memenuhi syarat waktu hancur kurang dari 15 menit.
Hasil uji oneway ANOVA waktu hancur tablet kunyah menunjukkan nilai
p=0,000; (p<0,05) yang menunjukkan terdapat perbedaan signifikan waktu hancur
diantara formula tablet kunyah.
0,470,32
0,18
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
F1 F2 F3
Kera
puha
n (%) F1 (Manitol: Laktosa
0%:50%)F2 (Manitol: Laktosa25%:25%)F3 (Manitol: Laktosa50%:0%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Gambar 9 . Grafik Hasil Uji Waktu Hancur Tablet
Waktu hancur tablet (Gambar 9) Tablet kunyah F1 memiliki waktu hancur yang
paling lama sedangkan tablet kunyah F3 memiliki waktu hancur yang paling cepat.
Hal ini disebabkan karena adanya hubungan antara kekerasan dan waktu hancur tablet
dimana semakin keras suatu tablet, maka semakin lama juga waktu hancurnya. Salah
satu faktor yang mempengaruhi waktu hancur adalah bahan tambahan yang
digunakan. Pada tablet kunyah serbuk daging buah naga merah ini, manitol yang
digunakan sebagai bahan pengisi memiliki sifat mudah larut dalam air sehingga pada
saat tablet dimasukkan ke dalam medium berupa air, maka tablet tidak membutuhkan
waktu yang lama untuk hancur, ini terbukti untuk F3 yang menggunakan bahan
pengisi manitol 50% memiliki waktu hancur yang paling cepat dibandingkan dengan
formulasi yang lainnya.
3.4.7. Uji tanggapan rasa tablet
Uji tanggapan rasa ( tabel 5 ) dilakukan pada 20 orang responden yang
dipilih secara acak dengan cara mengisi kuisioner tanggapan rasa. Kuisioner di
adopsi dari penelitian sejenis tentang tanggap rasa (Purba. P O, 2014). Tanggap rasa
ini terdiri dari empat parameter yaitu: warna, aroma, rasa, dan tekstur (kekerasan).
Hasil uji tanggap rasa rasa ( tabel 5 ) didapatkan hasil untuk warna 80% reseponden
menyukai ke F3 warna tablet kunyah, responden tidak mempermasalahkan mottling
tablet karena sekarang di pasaran sudah banyak tablet yang dibuat ber bintik-bintik,
6,139,33
13,42
02468
10121416
F1 F2 F3
Wak
tu h
ancu
r (m
enit)
F1 (Manitol: Laktosa0%:50%)F2 (Manitol: Laktosa25%:25%)F3 (Manitol: Laktosa50%:0%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Untuk aroma paling disukai responden adalah F3 (80% suka), kesukaan responden
karena F3 mempunyai bau khas (konsentrasi manitol yang lebih tinggi) dibandingkan
formula lainnya. Untuk rasa 75% reseponden menyatakan sangat suka rasa tablet
kunyah F3, karena konsentrasi manitol F3 tinggi (50%) menyebabkan tablet terasa
lebih manis dibandingkan formula lainnya. Untuk tekstur (kekerasan) tablet 65%
responden sangat suka tekstur F3, karena F3 mempunyai tingkat kekerasan yang
paling rendah, kerapuhan yang paling tinggi dan waktu hancur yang paling tinggi
dibandingkan dengan formula lainnya, seingga dirasakan lebih enak dimakan.
Gambar 10 . Grafik Hasil Uji Tanggap Rasa Tablet
Warna Aroma Rasa Tekstur
5951 51
41
60 59 59 6061 64 64 67
Tanggap RasaF1 F2 F3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpul bahwa :
pengaruh penggunaan manitol dalam formulasi tablet kunyah serbuk daging
naga merah adalah dapat mengurangi kekerasan tablet, dapat meningkatkan
kerapuhan tablet, mempercepat waktu hancur tablet dan dapat meningkatkan
cita rasa tablet.
2. Penggunaan manitol dalam formulasi tablet kunyah serbuk daging naga
merah tidak berpengaruh pada keseragaman bobot dan keseragaman ukuran
tablet
3. Formulasi tablet kunyah serbuk daging naga merah yang mengandung
konsentrasi manitol terbesar (formula 3 mengandung 50% manitol)
merupakan formulasi tablet yang paling baik.dilihat dari hasil uji fisik dan
tanggap rasa tablet
SARAN :
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode dan bahan pengisi yang
lain sehingga dapat diperoleh formulasi yang lebih baik.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam aplikasinya pada bentuk sediaan
farmasi yang lain, seperti untuk geriatri yang menderita diabetes melitus.
3. Diperlukan pengujian kadar pada tablet untuk mengetahui apakah kadar dalam
tablet sesuai dengan kadar aslinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Daftar Pustaka
Agoes, G. 2008. Pengembangan Sediaan Farmasi. Edisi Revisi dan Perluasan,
Penerbit ITB. , Bandung ,
Ansel, C.H, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi , Edisi ke-4, Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta, hal 259 – 272, 281-282
Buchi,2017,Solusi Spray Drying & Enkapsulasi Pembentukan Partikel untuk
SkalaLaboratorium,https://www.buchi.com/sites/default/files/Update_Spray_
Drying_Encapulation_Solutions, Diakses tanggal 18 Juni 2017 [20:34].
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan , 1979 , Farmakope Indonesia
jilid III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,Jakarta
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan , 2014 , Farmakope Indonesia
jilid V, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,Jakarta
Fudholi, A., 1983, Metodologi Formulasi dalam Kompresi Direct, Majalah Medika,
No 7 th. 9 Grafiti Medika Press, Jakarta, 586-593
Gusmayadi, I. ,2000, Amilum Granulat Biji Nangka (Artocarpus integra Linn.)
sebagai Bahan Tambahan Dalam Pembuatan Tablet. Tesis. Program
Pascasarjana UGM. Yogyakarta.
Gusmayadi I. ,2006, Uji Campuran 70% Amilum Umbi Singkong (Manihot
esculenta.Crantz.) dengan 30% Amilum Umbi Talas (Colocasia esculenta(L.)
Sebagai Bahan Pengisi dalam Pembuatan Tablet. Dalam: Jurnal Bahan Alam
Indonesia. PERHIPBA, Jakarta, Hal.10
Jamilah Bakar & S. C. Ee & Kharidah Muhammad & Dzulkifly Mat Hashim &
Noranizan Adzahan ,2012, Spray-Drying Optimization for Red Pitaya Peel
(Hylocereus polyrhizus), Springer , Food Bioprocess Technol : 1332–1342
Lachman L, Joseph B. Schwartz & Lieberman HA, 1989. Pharmaceutical Dosage
Form: Tablets, Second Edition, Revised and Expanded, Marcel Dekker, Inc.
Hlm. 106, 367- 368, 412.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Nurliyana, R., Syed Zahir, I., Mustapha Suleiman, K., ‘Aisyah, M.R. and Kamarul
Rahim, K.,2010., “Antioxidant Study of Pulps and Peels of Dragon. Fruits: A
Comparative Study”. International Food Research Journal 17: 367-375.
Obon, J.M., Castellar, M.R., Alacid, M. and FernándezLópez, J.A, 2009, Production
of a red-purple food colorant from Opuntia stricta fruits by spray dryingand
its application in food model systems. Journal of Food Engineering 90: 471–
479.
Purba, P.O., Sari,R., Fahrurroji,A., 2014, Formulasi Sediaan Tablet Kunyah Ekstrak
Etanol Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness ) dengan Variasi
Pengisi Manitol-Sukrosa menggunakan Metode Granulasi Basah, Skripsi
Program studi farmasi ,Universitas Tanjungpura Pontianak.
Rowe, C.R., Sheskey, J.P & Quinn, E.M, 2006. ,Handbook of Pharmaceutical
excipients, 6 th edition. The Pharmaceutical Press,London.
Shishira , M.R.I. & Taipa, F.S. & Aziza, N.A. & Taliba, R.A. , 2014, Physical
Properties of Spray-dried Pink Guava (Psidium guajava) Powder, Agriculture
and Agricultural Science Procedia 2 : 74 – 81
Siregar, C.J.P.dan Wikarsa, S, 2010, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar
Praktis, , Penerbit Buku Kedokteran EGC., Jakarta, hal 159-162,177-194, 260
Voigt R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Terjemahan: S.N. Soewandi.
Edisi V. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hlm. 161,172, 202, 203,
215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Lampiran 1.
Gambar Alat Food Processor –Vienta
Lampiran 2.
Gambar Alat Spray Drying
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
lampiran 3.
Gambar Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)
Lampiran 4.
Gambar Filtrate Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)
Keterangan :
Hasil Filtrate BuahNaga Merahsetelah dicampurmaltodextrien 10%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Lampiran 5.
Gambar Serbuk Daging Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)
Keterangan :
Hasil dari spray
driying , Serbuk
daging buah
naga merah
Lampiran 6.
Gambar Granul Daging Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Keterangan :
F1 : Granul dari
formula 1 (Manitol:
Laktosa 0%:5%)
F2 : Granul dari
formula 2 (Manitol:
Laktosa 25%:25%)
F3 : Granul dari
formula 3 (Manitol:
Laktosa 50%:0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Lampiran 7. Lembar Kuesioner Tanggap Rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Lampiran 8. MSDS Manitol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Lampiran 9. MSDS Laktosa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Lampiran 10. Surat Determinasi Buah Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Lampiran 11. Data Statistik Uji Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
9 9 93.6778 8.3667 1.5533.26352 2.15058 .37195
.234 .171 .133
.187 .138 .133-.234 -.171 -.127.702 .514 .400.707 .954 .997
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Sifat AlirGranul
KerapatanGranul
SusutPengeringan
Granul
Test distribution is Normal.a.Calculated from data.b.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
180 180 180 1801.1453 .13428 .32687 3.9624.81576 .081401 .305548 2.87387
.098 .131 .186 .116
.098 .131 .186 .116-.086 -.082 -.154 -.0841.311 1.763 2.501 1.550.064 .004 .000 .016
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Keseragaman Bobot
Tablet
Keseragaman Ukuran
Tablet(Diameter)
KeseragamanUkuran Tablet
(Tebal)Kekerasan
Table
Test distribution is Normal.a.Calculated from data.b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2. Uji Homogenitas Varians
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
9 9.3244 9.6233
.13182 3.16631.143 .211.141 .195
-.143 -.211.429 .632.993 .820
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
KerapuhanTablet
Waktu HancurTablet
Test distribution is Normal.a.Calculated from data.b.
Test of Homogeneity of Variances
1.778 2 6 .248.350 2 6 .718
.002 2 6 .998
Sifat Alir GranulKerapatan GranulSusut PengeringanGranul
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
Test of Homogeneity of Variances
.796 2 177 .453
.667 2 177 .514
7.465 2 177 .001
6.179 2 177 .003
Keseragaman BobotTabletKeseragaman UkuranTablet (Diameter)Keseragaman UkuranTablet (Tebal)Kekerasan Table
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
Test of Homogeneity of Variances
.630 2 6 .5641.944 2 6 .223
Kerapuhan TabletWaktu Hancur Tablet
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Lampiran 12. Data Statistik Anava satu jalur (Oneway Anova)
Oneway
Oneway
Descriptives
3 3.7333 .11547 .06667 3.4465 4.0202 3.60 3.803 3.9333 .11547 .06667 3.6465 4.2202 3.80 4.003 3.3667 .05774 .03333 3.2232 3.5101 3.30 3.409 3.6778 .26352 .08784 3.4752 3.8803 3.30 4.003 9.1667 .75719 .43716 7.2857 11.0476 8.30 9.703 10.1667 1.20139 .69362 7.1823 13.1511 9.00 11.403 5.7667 .72342 .41767 3.9696 7.5637 5.30 6.609 8.3667 2.15058 .71686 6.7136 10.0197 5.30 11.403 1.1767 .19502 .11260 .6922 1.6611 .98 1.373 1.5400 .19000 .10970 1.0680 2.0120 1.35 1.733 1.9433 .19502 .11260 1.4589 2.4278 1.75 2.149 1.5533 .37195 .12398 1.2674 1.8392 .98 2.14
Formula 1Formula 2Formula 3TotalFormula 1Formula 2Formula 3TotalFormula 1Formula 2Formula 3Total
Sifat Alir Granul
Kerapatan Granul
Susut PengeringanGranul
N MeanStd.
Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval forMean
Minimum Maximum
ANOVA
.496 2 .248 24.778 .001
.060 6 .010
.556 831.920 2 15.960 18.850 .0035.080 6 .847
37.000 8.882 2 .441 11.801 .008.224 6 .037
1.107 8
Between GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotal
Sifat Alir Granul
Kerapatan Granul
Susut PengeringanGranul
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Descriptives
60 1.1980 .92548 .11948 .9589 1.4371 .03 3.9960 1.1270 .78068 .10079 .9253 1.3287 .08 3.2560 1.1110 .74068 .09562 .9197 1.3023 .06 3.02
180 1.1453 .81576 .06080 1.0254 1.2653 .03 3.9960 .11300 .082595 .010663 .09166 .13434 .018 .31160 .14705 .074394 .009604 .12783 .16627 .012 .32060 .14280 .083943 .010837 .12112 .16448 .004 .328
180 .13428 .081401 .006067 .12231 .14626 .004 .32860 .48700 .330749 .042700 .40156 .57244 .077 1.15760 .24918 .253193 .032687 .18378 .31459 .031 .95460 .24442 .265733 .034306 .17577 .31306 .015 1.216
180 .32687 .305548 .022774 .28193 .37181 .015 1.21660 6.4833 .29121 .03759 6.4081 6.5586 5.70 6.9060 6.2550 .25273 .03263 6.1897 6.3203 5.60 6.8060 6.1450 .39763 .05133 6.0423 6.2477 5.00 6.80
180 6.2944 .34797 .02594 6.2433 6.3456 5.00 6.90
Formula 1Formula 2Formula 3TotalFormula 1Formula 2Formula 3TotalFormula 1Formula 2Formula 3
Total
Formula 1Formula 2Formula 3Total
Keseragaman BobotTablet
Keseragaman UkuranTablet(Diameter)
Keseragaman UkuranTablet (Tebal)
KekerasanTablet
N MeanStd.
Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval forMean
Minimum Maximum
ANOVA
.257 2 .129 .192 .826118.861 177 .672119.118 179
.041 2 .021 3.194 .0431.145 177 .0061.186 1792.309 2 1.154 14.185 .000
14.403 177 .081
16.711 179
3.574 2 1.787 17.475 .00018.100 177 .10221.674 179
Between GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotal
Between GroupsWithin GroupsTotal
Keseragaman BobotTablet
Keseragaman UkuranTablet (Diameter)
Keseragaman UkuranTablet (Tebal)
Kekerasan Tablet
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Oneway
Descriptives
3 .1833 .03055 .01764 .1074 .2592 .15 .213 .3167 .06028 .03480 .1669 .4664 .26 .383 .4733 .04163 .02404 .3699 .5768 .44 .529 .3244 .13182 .04394 .2231 .4258 .15 .523 13.4167 .10408 .06009 13.1581 13.6752 13.30 13.503 9.3267 .18148 .10477 8.8759 9.7775 9.16 9.523 6.1267 .04726 .02728 6.0093 6.2441 6.09 6.189 9.6233 3.16631 1.05544 7.1895 12.0572 6.09 13.50
Formula 1Formula 2Formula 3TotalFormula 1Formula 2Formula 3Total
Kerapuhan Tablet
Waktu Hancur Tablet
N MeanStd.
Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval forMean
Minimum Maximum
ANOVA
.126 2 .063 30.101 .001
.013 6 .002
.139 880.112 2 40.056 2612.354 .000
.092 6 .01580.204 8
Between GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotal
Kerapuhan Tablet
Waktu Hancur Tablet
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI