ta_06081004011

116
KEBIJAKAN EKONOMI SOEKARNO TAHUN 1959-1965 Disusun oleh: SAMPIR SRI WAHYUNI Nomor Induk Mahasiswa 06081004011 Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Jurusan Sejarah FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG 1

Upload: ayu-azlina

Post on 03-Feb-2016

27 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

ips sejarah

TRANSCRIPT

Page 1: TA_06081004011

KEBIJAKAN EKONOMI SOEKARNO TAHUN 1959-1965

Disusun oleh:

SAMPIR SRI WAHYUNI

Nomor Induk Mahasiswa 06081004011

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Jurusan Sejarah

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PALEMBANG

2014

1

Page 2: TA_06081004011

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................VI

ABSTRAK...................................................................................VII

BAB 1 PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1

1.2 Permasalahan.........................................................................................................5

1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................................5

1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................................,,6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian......................................................................................6

BAB II KAJIAN PUSTAKA2.1 Pengertian Kebijakan, Ekonomi, dan Kebijakan ekonom

2.1.1 Pengertian Kebijakan....................................................................................8

2.1.2. Pengertian Ekonomi......................................................................................9

2.1.3 Pengertian Kebijakan Ekonomi.....................................................................9

2.2 Riwayat Soekarno...............................................................................................10

2.3 Perkembanagn Ekonomi Masa Demokrasi Liberal.............................................13

2.3.1 Usaha untuk Memperbaiki Perekonomian.............................................15

2.4 Pemikiran Soekarno............................................................................................20

a.

Politik.......................................................................

.........................20

2

Page 3: TA_06081004011

b.

Ekonomi...................................................................

.........................22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian..............................................................................................25

3.2 Langkah-langkah Peneltian

3.2.1 Heuristik.....................................................................................26

3.2.2 Kritik Sumber..............................................................................27

3.2.3 Interpretasi................................................................................31

3.2.4 Historiografi...............................................................................32

3.3 Pendekatan.......................................................................................................33

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Pemikiran Soekarno Terhadap Perekonomian Indonesia.................................35

4.2 Kebujakan Ekonomi Soekarno.........................................................................43

3

Page 4: TA_06081004011

4.2.1 Pembentukan Bappenas....................................................................43

4.2.2 Deklarasi Ekonomi............................................................................47

4.2.3 Devaluasi...........................................................................................50

4.3 Pengaruh Kebijakan Terhadap Perekonomian Indonesia.................................53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan.......................................................................................................58

5.2 Saran.................................................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................64

LAMPIRAN...........................................................................................................66

UCAPAN TERIMA KASIH

Almahdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana (S1) pada Program studi Pendidikan sejarah, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) , Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya.

Dengan selesainya penulisan skripsi, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.H.Alian Sair, M.Hum dan Bapak Drs. Syafruddin Yusuf, M.Pd sebagai pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama penulisan skripsi. Serta kepada Bapak/Ibu dosen penguji yang telah memberikan sejumlah saran untuk perbaikan skripsi ini.

4

Page 5: TA_06081004011

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dekan FKIP UNSRI Bapak Soefendi, M.A.,Ph.D. Kepada Bapak Drs. Riswan Jaenuddin, M.Pd. dan kepada ketua prodi sejarah Bapak Drs. Supriyanto, M.Hum. serta seluruh staf prodi pendidikan sejarah yang telah membantu dalam pengurusan adminstrasi penyelesaian skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat untuk pengajaran dan sumber bacaan bagi bidang studi sejarah khususnya, serta bagi bidang studi lainnya.

Inderalaya, Mei 2014

Penulis

Sampir sri wahyuni

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Kepada kedua orang tua, dan kedua adik saya

yang selalu memberi dukungan , semangat

serta mendoakan saya sehingga saya mampu

menjadi seorang sarjana pendidikan

2. Terimakasi kepada Dosen pembimbing saya

Bapak Drs.H.Alian Sair, M.Hum. dan Bapak

5

Page 6: TA_06081004011

Drs. Syafruddin Yusuf,M.Pd. serta seluruh

dosen FKIP SEJARAH Universitas Sriwijaya

yang senantiasa membimbing dan

mengarahkan dalam menyelesaikan skripsi

saya.

3. Para sahabat – sahabat saya

Desy,tika,dian,diki,sulda,asmala,m.rifki,dan

semua rekan seperjuangan FKIP sejarah

khususnya angkatan 2008 . Sahabat- sahabat

de’rumput, sahabat LYCIN ,serta teman-teman

de’waduks, dan juga adik- adik tingkat di fkip

sejarah Universitas Sriwijaya, terimakasih

telah memberikan dorongan dan motivasi

kepada saya

4. Almamaterku

Motto :

“Hari ini Anda adalah orang yang sama dengan Anda di lima tahun mendatang, kecuali dua hal : orang-orang di sekeliling Anda dan buku-buku yang Anda baca”

“If you want something you’ve never had, you must be willing to do something you’ve never done.Success is a journey, not a destination”

6

Page 7: TA_06081004011

توجيهات يعطي الله ولكن تحب، الذي الشخص إلى تعليمات إعطاء على قادرة تكون لن بالتأكيد التوجيه سيقبلون الذين أولئك يعلم اللهو ،شاء الذين ألولئك

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk” (QS. AL-Qashash ayat 56)

7

Page 8: TA_06081004011

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Kebijakan Ekonomi Soekarno tahun 1959-1965. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah penulis ingin mengetahui dan menjelaskan pengaruh dari pemikiran Soekarno terhadap kebijakan ekonomi pemerintah Indonesia pada masa demokrasi terpimpin atau tepatnya tahun 1959- 1965. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode historis. Metode historis merupakan proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan – peninggalan pada masa lampau.Langkah-langkah penelitian adalah heuristik, kritik sumber, interpretasi, historiografi serta pendekatan. Soekarno merupakan presiden pertama di Indonesia yang sangat otoriter. Kepemimpinannya semakin berpengaruh setelah dicanangkannya demokrasi terpimpin pada 1959-1965. Tepatnya setelah dikeluarkannya dekrit presiden 5 juli 1959, hal ini membuat segala kebijakan yang dikeluarkan berpusat pada kekuasaannya. Ditambah lagi dikumandangkannya manifesto USDEK sebagai GBHN, Inti Manipol adalah USDEK (Undang-undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia). Sehingga lebih dikenal dengan MANIPOL USDEK. Soekarno menginginkan suatu pembangunan di Indonesia yang bebas dari pengaruh kolonialisme dan imperialisme bangsa asing.Kebijakan yang diambil oleh pemerintahan Soekarno adalah : Pembentukan Badan Perancang Pembangunan Nasional (Bappenas), untuk melaksanakan pembangunan ekonomi di bawah Kabinet Karya maka dibentuklah Dewan Perancang Nasional (Depernas) pada tanggal 15 Agustus 1959 dipimpin oleh Moh. Yamin dengan anggota berjumlah 50 orang. Tugas Bappenas ini adalah menyusun rencana jangka panjang dan rencana tahuanan, baik nasional maupun daerah, mengawasi dan menilai pelaksanaan pembangunan., dan menyiapkan serta menilai hasil kerja mandataris untuk MPRS. Untuk mengurangi laju inflasi dan mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat pemerintah juga melakukan penurunan nilai uang (Devaluasi). Kebijakan pemerintah dalam mengatasi perekonomian lainnya adalah dengan adanya Deklarasi Ekonomi yang merupakan strategi dasar ekonomi Terpimpin Indonesia yang menjadi bagian dari strategi umum revolusi Indonesia. Strategi Deklarasi Ekonomi adalah mensukseskan Pembangunan Sementara Berencana 8 tahun yang polanya telah diserahkan oleh Bappenas tanggal 13 Agustus tahun 1960. Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa sistem ekonomi Indonesia adalah Berdikari yaitu berdiri di atas kaki sendiri. Tujuan utama dibentuk Deklarasi Ekonomi adalah untuk menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokratis, dan bebas dari sisa-sisa imperialisme untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.

Kata kunci :Indonesia, Soekarno, Kebijakan ekonomi

8

Page 9: TA_06081004011

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 agustus 1945 oleh

Soekarno-Hatta. Peristiwa bersejarah ini dilaksanakan pukul 10.00 WIB dimuka

gedung Pegangsaan Timur nomor 56 Jakarta. Indonesia akhirnya dapat merdeka

setelah menghadapi Imperialisme dan kolonialisme. Namun perjuangan bangsa

Indonesia tidak berhenti sampai disitu, banyak hal yang dihadapi untuk menentukan

masa depannya sendiri baik itu di bidang politik maupun ekonomi. Bidang politik

bangsa Indonesia masih dihadapkan dengan ancaman dari bangsa luar khususnya

Belanda, yang masih melakukan pergolakan politik dengan serangan agresi militer

Belanda 1 dan Agresi militer Belanda II. Belanda belum mau mengakui kemerdekaan

Indonesia karena Belanda ingin menjadikan Indonesia sebagi negara persemakmuran.

Selain bidang politik, bidang ekonomi juga tak luput dari perhatian para

pemimpin atau tokoh – tokoh bangsa indonesia. Saat itu, bangsa Indoneia

dihadapkan pada hal yang rumit yaitu mengenai masih adanya campur tangan dari

bangsa kolonial. Sehingga menjadi kendala dalam mengatur perekonomian bangsa.

Adapun beberapa kendala yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dari segi ekonomi

pada masa tersebut adalah :

1. Masalah menentukan mata uang yang diberlakukan

2. Adanya blokade yang dilakukan oleh Belanda terhadap ekspor RI

3. Masalah rendahnya penghasilan rakyat sehingga tingkat kemiskinan sangat

tinggi ( Marwati Djoened, 1993 : 334)

Setelah Proklamasi Kemerdekaan 1945, Indonesia secara teoristis memiliki

tiga model Demokrasi, yakni Demokarasi Liberal (tahun 1945-1959), Demokrasi

9

Page 10: TA_06081004011

Terpimpin (1959-1965), dan Demokrasi Pancasila. Ketiga demokrasi itu turut

mempengaruhi pelaksanaan sistem ekonomi di Indonesia (Maarif,1996:198).

Situasi perekonomian Indonesia sekitar tahun 1945-1950-an sangat tidak

menguntungkan bagi pemerintahan Republik Indonesia. Sistem perekonomian pada

masa tersebut merupakan ekonomi perang gerilya terhadap penjajahan, bahkan

ekonomi masih dimonopoli oleh perusahaan-perusaahn Belanda

(Sjamsuddin,1993:226).

Pada masa demokrasi liberal di awali dengan keluarnya maklumat no. X pada

tanggal 3 November 1945, yag isinya menyatakan perlunya berdiri banyak partai

politik (multi partai) sebagai bagian dari demokrasi.Pada masa Demokrasi Liberal

mengalami pergantian kabinet hingga tujuh kali. Hal ini disebabkan jumlah partai

yang cukup banyak, tetapi tidak ada partai yang memiliki mayoritas mutlak

(Soesastro, 2005:16).

Akibat pergantian kabinet dalam waktu singkat, membuat tidak terlihatnya

model pembangunan ekonomi pada masa itu. Meskipun telah dilakukan cara –cara

untuk melakukan perbaikan ekonomi tetap saja perekonomian Indonesia kala itu

masih terbengkalai, hal ini terjadi karena pemerintah mengedepankan perpolitikan

(Mustopa,2002:155)

Selama Demokrasi Liberal ini posisi Soekarno hanya sebagai simbol dari

kekuasaan politik tertinggi. Soekarno tidak mempunyai wewenang dalam

pemerintahan sehingga tidak memuaskan hatinya. Situasi ini menjadi kesempatan

Soekarno untuk mengambil alih pucuk pimpinan, meninggalkan sistem parlementer

yang selama tujuh tahun berjalan dirasakan tak memberikan solusi yang baik. Melalui

Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Republik Indonesia kembali ke Undang-Undang Dasar

1945 sebagai dasar negara (Sjamsuddin,1993: 228).

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah dekrit yang mengakhiri Demokrasi liberal,

merupakan titik awal demokrasinya Soekarno. Presiden pertama yang memerintah

Indonesia pada periode 1945-1966, sosok yang terkenal sebagai penyambung lidah

10

Page 11: TA_06081004011

rakyat. Mampu bersosialisasi langsung dengan rakyat. Presiden yang memiliki

semangat nasionalisme yang besar dalam membangun bangsa. Seorang pemimpin

dikatakan dapat memajukan negaranya jika dapat mensejahterakan rakyatnya, dapat

membangun perekonomian bangsanya (Ditjindro, 2012 : 5).

Dengan adanya Dekrit Presiden tersebut, Soekarno mendengungkan untuk

kembali ke Revolusi, melaksanakan sosialisme ala Indonesia yang bebas dari

imperialisme dan kolonialisme. Demokrasi Terpimpin dari Soeakrno ini

menginginkan masyarakat yang adil dan makmur yang memajukan perekonomian

bangsa dengan kekuatan rakyat tanpa da campur tangan bangsa asing

(Dhakidae,2013:122).

Soekarno seorang pemimpin yang mencanangkan sosialisme sebagai azas

pembangunan. Begitu juga dimasa ekonomi terpimpin, konsep sosialis Indonesia

yang dikumandangkan Soekarno merupakan orientasi dalam strategi pembangunan

perekonomian bangsa Indonesia (Hendarseh, 2010 : 216).

Soekarno juga menguraikan ideologi demokrasi terpimpin yang dinamakan

Manipol (Manifesto Politik) yang menyerukan semangat revolusi, keadilan sosial,

dan retooling lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi negara demi revolusi yang

berkesinambungan. Idiologi ini kemudian ditambahkan dengan kata USDEK yang

berarti Undang-Undang Dasar 1945 yang intinya Sosialisme ala Indonesia,

Demokrasi terpimpin, Ekonomi terpimpin, dan Kepribadian Indonesia

(Ricklefs,2007:403).

Konsep sosialis Soekarno seperti yang disebutkan Soesastro (2005: 23),

merupakan susunan sistem ekonomi Indonesia yang dapat menciptakan susunan

ekonomi yang bersifat nasional dan demokratis, yang bersih dari sisa - sisa

Imperialisme dan feodalisme, dan tahap kedua yakni tahap ekonomi sosialis

Indonesia, ekonomi tanpa penghisapan manusia oleh manusia. Hal ini berarti sebagai

negara yang ingin membangun dan menuju masyarakat Sosialis Indonesia kita harus

11

Page 12: TA_06081004011

bersih dari sisa Imperialisme dan feodalisme. Menggerakkan semua potensi yang ada

untuk meletakkan dasar dan mempertumbuhkan ekonomi nasional.

Ekonomi terpimpin dalam masyarakat sosialis Indonesia ini mengacu pada

“Pasal 33 UUD 1945” Soekarno mengatakan bahwa Ekonomi terpimpin

menghendaki kegotong royongan di bidang ekonomi. Menurut Soekarno sistem

ekonomi itu mengandung tiga unsur yakni kepentingan bersama yang ditetapkan

bersama, usaha bersama yang dilaksanakan bersama, dan pemimpin bersama yang

dimufakati bersama (Alam, 2003:453).

Sosialisme Indonesia adalah gotong royong berdasarkan Pancasila. Ditambah

lagi bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan sumber daya alamnya, sehingga

dapat dimanfaatkan dengan sebaik baiknya. Hal inilah juga yang membuat Soekarno

befikir akan adanya ekonomi berdikari (berdiri di atas kaki sendiri). Sebuah negara

yang harus dapat membangun ekonomi sendiri, bersama-sama rakyat dan

pemimpinnya (Rahardjo,2001:288)

Para pemimpin di Indonesia menginginkan perkembangan ekonomi yang baik

terhadap negerinya, dengan memikirkan landasan yang tepat untuk mengembangkan

perekonomian tersebut. Secara otomatis pemikiran-pemikiran para tokoh pada masa

itu akan sangat mempengaruhi kebijakan ekonomi pada masa tersebut. Dalam

kesempatan kali ini penulis akan mengkaji kondisi ekonomi pada masa demokrasi

terpimpin, menurut pemikiran yang berkembang dari tokoh terkait yaitu Presiden

Soekarno. Penulis memilih pemikiran Soekarno karena sebagai ‘pemimpin

demokrasi’, Soekarno telah menjadi tokoh yang paling berpengaruh pada masa

pemerintahan Demokrasi Terpimpin dengan kediktatorannya yang segalanya berpusat

pada kepemimpinannya (Politik Soekarno).

Pemikiran-pemikiran Soekarno inilah yang berpengaruh besar terhadap

kebijakan perekonomian masa Demokrasi Terpimpin. Penulis ingin mengetahui

konsep ekonomi seperti apa dari sosok Soekarno yang nantinya akan memuculkan

12

Page 13: TA_06081004011

keadaan ekonomi beserta implementasi kebijakan ekonomi Indonesia tahun 1959-

1965. Dalam penelitian ini penulis ingin mengambil ruang lingkup temporal tahun

1959-1965 yang dipatok sebagai masa demokrasi terpimpin. Karena pada masa

tersebut Indonesia mengalami kesenjangan dan kemerosotan ekonomi.

Dari uraian diatas penulis mencoba mengungkap bagaimana “Kebijakan

Ekonomi Soekarno Tahun 1959-1965” Penulis ingin mengungkap bagaimana

pengaruh pemikiran Pemimpin negeri pada waktu itu Soekarno terhadap kebijakan-

kebijakan yang dilaksanakan untuk membangun ekonomi Indonesia.

1.2 Permasalahan

Dari uraian diatas muncul perrmasalahan penelitian yang kemudian disederhanakan

melalui pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana pemikiran ekonomi Soekarno terhadap ekonomi Indonesia?

b. Bagaimana kebijakan ekonomi Soekarno di Indonesia (1959-1965) ?

c. Apa pengaruh kebijakan pemerintah terhadap perekonomian Indonesia tahun

1959-1965?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui pemikiran Soekarno terhadap perekonomian Indonesia

b. Untuk mengetahui kebijakan ekonomi Soekarno di Indonesia tahun 1959-

1965.

c. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan pemerintah terhadap perekonomian

Indonesia tahun 1959-1965

13

Page 14: TA_06081004011

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat

Dalam dunia pengetahuan khususnya bidang Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Sejarah Unversitas Sriwijaya, yakni :

1. Bagi FKIP Universitas sriwijaya

Dapat menjadi gambaran dan bahan masukan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran sehingga menghasilkan lulusan yang baik dan berkualitas.

2. Bagi Program Studi Sejarah

Sebagai bahan tambahan atau literatur informasi mengenai riwayat, serta

pengaruh pemikiran Soekarno dalam melakukan kebijakan pemerintah untuk

mengatasi perekonomioan di Indonesia khususnya pada tahun 1959-1965

3. Bagi Mahasiswa

Guna menambah pengetahuan mengenai Soekarno dan kebijakan ekonominya

pada tahun 1959-1965 bagi mahasiswa khususnya di prodi sejarah, dan bagi

para mahasiswa lain pada umumnya.

4. Bagi Masyarakat

Dapat memberikan sumber informasi mengenai Soekarno dan kebijaknnya

pada masa Demokrasi terpimpin, serta dapat dijadikan dasar penelitian

selanjutnya yang lebih luas dan mendalami tema yang sama.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Agar dalam penelitian ini tidak terlalu meluas dan tetap terfokus pada

permasalahan yang akan diangkat, maka penulis membatasi diri pada dua ruang

lingkupnya. Ruang lingkup yang pertama sudah pasti lingkup spatialnya. Ruang

14

Page 15: TA_06081004011

lingkup spatial dari penelitian ini adalah negara Indonesia. Yang kedua, adalah ruang

lingkup temporal yang diawali tahun 1959 hingga tahun 1965.

Penulis mengambil ruang lingkup temporal tahun 1959-1965, karena pada

tahun tersebut kondisi ekonomi Indonesia mengalami kemerosotan. Selama periode

1950-an, struktur ekonomi Indonesia masih peninggalan zaman kolonialisasi. Sektor

formal/modern seperti pertambangan, distribusi, transportasi, bank, dan pertanian

komersil yang memiliki kontribusi lebih besar daripada sektor informal/tradisional

terhadap output nasional atau PDB di dominasi oleh perusahaan-perusahaan asing

yang kebanyakan berorientasi ekspor. Periode 1959 – 1965 merupakan periode

keemasan bagi Soekarno, karena pada periode ini semua kebijakan berpusat pada

pemerintahannya sehingga masa ini dinamakan masa demokrasi terpimpin,

demokrasinya Soekarno.

15

Page 16: TA_06081004011

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kebijakan, Ekonomi, dan Kebijakan Ekonomi

2.1.1 Pengertian Kebijakan

Secara harifah kebijakan adalah terjemahan langsung dari kata policy science.

Beberapa penulis besar dalam ilmu ini, seperti William Dunn, Charles Jones, Lee

Friedman, dan lain-lain, menggunakan istilah public policy dan public policy analysis

dalam pengertian yang tidak berbeda. Istilah kebijaksanaan atau kebijakan yang

diterjemahkan dari kata policy memang biasanya dikaitkan dengan keputusan

pemerintah, karena pemerintahlah yang mempunyai wewenang atau kekuasaan untuk

mengarahkan masyarakat, dan bertanggung jawab melayani kepentingan umum. Ini

sejalan dengan pengertian public itu sendiri dalam bahasa Indonesia yang berarti

pemerintah, masyarakat atau umum (Gilarso,2004:88)

Menurut Nurcholis (dalam Advendi,2000: 263), kebijakan merupakan

rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis dan dasar rencana dalam pelaksanaan

pekerjaan kepemimpinan serta bagaimana cara bertindak (tentang

pemerintahan,organisasi,dan lain sebagainya).

Kebijakan juga disebutkan sebagai sesuatu yang lazim digunakan dalam

kaitannya dengan tindakan atau kegiatan pemerintah serta prilaku negara pada

umumnya yang tituangkan dalam peraturan (Mustopadidjaja,2012:30).

Kebijakan dapat diartikan sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi

pedoman dan dasar pelaksanaan pekerjaan kepemimpinan dan cara bertindak,

kebijakan berbeda dengan hukum. Jika hukum dapat mengatur dan melarang

sedangkan kebijakan adalah pedoman dalam bertindak yang paling mungkin

memperoleh hasil yang di inginkan.

16

Page 17: TA_06081004011

2.1.2 Pengertian Ekonomi

Istilah ekonomi berasal dari kata “oikonomia” yang diturunkan dari bahasa

yunani oikos dan nomos (oikos artinya segala sesuatu yang berhubungan dengan

rumah tangga, sedangkan nomos artinya peraturan). Ekonomi merup[akan sebagai

segala sesuatu yang berhubungan dengan kekeluargaan dalam hal cara menambah,

menggunakan, dan mengatur kekayaan kebendaan (Gunadi,1990 :5).

Menurut Manulang (dalam Advendi,2000:4) ekonomi adalah suatu ilmu yang

mempelajari masyarakat dan usahanya untuk mencapai kemakmuran (kemakmuran

yang merupakan keadaan dimana manusia dapat memenuhi kebutuhan baik barang

maupun jasa).

Ekonomi adalah ilmu atau studi sistematis tentang kemakmuran dan tentang

cara-cara bagaimana kemakmuran diproduksi bagaimana didistribusikan serta

bagaimana mensejahterahkan kehidupan bangsa (Gilarso,2004:34).

Dari pengertian-pengertian ekonomi yang telah dideskripsikan di atas,

dapatlah ditarik kesimpulan bahwa ekonomi adalah, ilmu yang mempelajari upaya

manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik secara perorangan maupun

kelompok dengan mempergunakan segala perangkat fasilitas yang berhubungan dan

mendukung usaha dilakukannya kegiatan ekonomi, dengan maksud agar memperoleh

kesejahteraan atau kemakmuran.

2.1.3 Pengertian Kebijakan Ekonomi

Ilmu ekonomi mencoba menggali prinsip-prinsip dan mekanisme-mekanisme

yang ada dibelakang persoalan-persoalan ekonomi yang konkret sehingga dapat juga

merumuskan kebijakan-kebijakan tertentu untuk memecahkannya.

Kebijakan ekonomi adalah cara yang ditempuh atau tindakan yang diambil

pemerintah dengan maksut mengatur kehidupan ekonomi nasional guna mencapai

tujuan tertentu (Gilarso,2004:225).

Sedangkan menurut Lisma (dalam Advendi,2000:28) Kebijakan ekonomi

adalah suatu pernyataan tujuan dan metode untuk mencapai tujuan (instrumen

kebijakan) yang dilakukan oleh pemerintah, partai politik, badan usaha, dan lain-lain. 

17

Page 18: TA_06081004011

Jadi dapat disimpulkan bahwa kebijakan ekonomi adalah seperangkat

perencanaan yang mengacu pada tindakan, pernyataan, dan pengaturan yang dibuat

oleh pemerintah dalam mengambil keputusan di bidang ekonomi  dan  menyangkut

kepentingan umum. Semua kebijakan ekonomi yang dibuat oleh pemerintah pasti

memiliki tujuannya masing-masing.

2.2 Riwayat Soekarno

Soekarno merupakan Presiden RI yang pertama, yang menjabat dari tahun

1945-1966. Soekarno dilahirkan pada tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya. Ayahnya

bernama Raden Sukemi Sosrodihardjo, yang semasa hidupnya menjabat sebagai guru

dan kepala sekolah. Ibunya berasal dari Bali, bernama Ida Ayu Nyoman Rai yang

lebih dikenal dengan sebutan Ayu. Pada mulanya ia diberi nama Koesnosoro

Soekarno. Tetapi karena sering sakit maka nama Koesno ditinggalkan

(Tugiyono,1998 : 5).

Masa kecil Soekarno lebih banyak dihabiskan dirumah kakeknya yaitu Raden

Hardjodikromo di Kediri. Sepanjang masa pertumbuhannya sebagai anak, Soekarno

dibiarkan kakeknya dalam memenuhi kegemarannya yakni menonton wayang kulit.

Dari hobinya tersebut Soekarno akan mendapatkan keteladanan dari tokoh yang ada

(Salim, 2007: 10).

Ketika memasuki usia sekolah, keluarga Soekarno pindah ke Tulungangung,

dan mulai menjalani pendidikan dikota ini. Ia masuk ke Inlandsce School atau

Sekolah Desa. Kemudian masuk Sekolah Europeesche Lagere School (ELS) dan

berhasil menyelesaikannya dalam usia 15 tahun. Selanjutnya pada tahun 1916

Soekarno kembali ketanah kelahirannya di Surabaya untuk melanjutkan sekolahnya

ke Hogere Burger School (HBS). Di Surabaya ini Soekarno indekost dirumsh H.O.S

Tjokroaminoto sehingga hal ini menjadi titik awal atas pengetahuannya dan

pengenalannya terhadap kehidupan politik (Giebels,2001: 8). Dirumah

Tjokoroaminoto seringkali diadakan pertemuan dan pembicaraan mengenai

18

Page 19: TA_06081004011

perpolitikan, tentunya banyak tokoh – tokoh politik saat itu yang ditemui oleh

Soekarno, dan banyak belajar dari mereka (Salim,2007:13).

Selain menjadi siswa di HBS, Soekarno menyibukkan diri dengan ikut

organisasi, salah satunya adalah Tri Koro Darmo yang mengusung cita – cita tentang

kemerdekaan Politik Ekonomi, dan Sosial. Pada tahun 1918 Soekrano mengganti

nama organisasi tersebut menjadi Jong Java (Pemuda Jawa), Soekarno juga aktif

dalam menulis di harian “Oetoesan Hindia” yang dipimpin oleh Tjokroaminoto

(Ditjindro,2012 : 6).

Pada tahun 1921 Soekarno menyelesaikan pendidikannya di HBS dan

melanjutkan pendidikannya ke Technische Hooge School (THS) di Bandung. Ia

tinggal dirumah Haji Sanusi teman Tjokroaminoto, lalu pindah kerumah Inggit

Ganarsih yang kemudian menjadi istrinya. Di sela - sela waktunya sebagai seorang

mahasiswa THS, Soekarno mempelajari tentang Nasionalisme, Marxisme, Persoalan

Internasionalisme dan sejarah. Selain itu bakatnya sebagai orator semakin kelihatan.

Dan pada akhirnya Soekarno menyelesaikan pendidikannya di THS mendapat gelar

Insinyur tahun 1926 (A B Lapian,1996:116).

Soekarno juga tergabung dalam Studi Klub Bandung, Pada tanggal 4 juni

1927, Soekarno bersama dengan anggota-anggota lain “Studi Klub Bandung”,

membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI) yang bertujuan mencapai kemerdekaan

penuh bagi Indonesia atas dasar aksi massa dan tidak bekerja sama dengan Belanda

(Kahin 1952:92).

Pada tanggal 29 Desember 1929 polisi menggeledah semua kantor dan rumah

pimpinan PNI, namun Pemerintah Kolonial belum melakukan penahahn. Baru pada

tanggal 18 Agustus 1930 Soekarno, Maskun, Supriadinata dan Gatot Mangunpraja

ditangkap untuk selanjutnya dihadapkan ke Landraad (Pengadilan Hindia Belanda)

dengan tuduhan melakukan kegiatan yang mengancam kedudukan pemerintah.

Dalam persidangan ini Soekarno divonis 4 Tahun, sementara teman yang lainnya

mendapat vonis beragam ada yang satu tahun dan 2 tahun penjara , namun karena

19

Page 20: TA_06081004011

berbagai desakan Soekarno hanya dipenjara selama 2 tahun penjara pada tanggal 29

Desember 1931 ia dibebaskan dari penjara (Salim, 2007: 23).

Pengalaman pernah ditangkap oleh Belanda, tidak membuat jera Soekarno.

Pada Juli 1932 Soekarno bergabung dengan Partindo (Partai Indonesia) yang

merupakan pecahan dari PNI. Namun untuk kedua kalinya ia kembali berhadapan

dengan hukum Kolonial saat ia menulis sebuah risalah yang berjudul Mentjapai

Indonesia Merdeka , tindakan ini dianggap membahayakan pemerintah , meresahkan

Belanda akibatnya pada 1 Agustus 1933 Soekarno diasingkan ke Flores (Ricklefs,

2007:228).

Di asingkan diwilayah Endeh di Flores membuat Soekarno sering sakit –

sakitan. Mengetahui hal ini, beberapa anggota Volksraad ( Parlemen Hindia Belanda)

meminta pemerintah yang tidak lama kemudian menjadi ketuanya dan melanjutkan

untuk memindahkan Soekarno ketempat lain. Akhirnya pada tanggal 14 Februari

1938 Soekarno dipindahkan ke Bengkulu. Disinilah ia bertemu Fatmawati dan

menikahinya (Salim,2007 : 25). Soekarno berada pada garis perjuangan dengan

semangat nasionalisme yang kuat dan radikal. Kegigihan dan sepak terjangnya

mampu memikat pemerintahan Jepang yang kemudian memanfaatkan Tokoh – tokoh

di Indonesia termasuk Soekarno, Mohammad Hatta dan lain – lain untuk ikut

berperan aktif dalam setiap organisasi – organisasi dan lembaga – lembaga untuk

menarik hati rakyat Indonesia, seperti Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyat

( PUTERA), BPUPKI, dan PPKI (Ditjindro,2012:8).

Pada Tanggal 16 Agustus terjadi sebuah peristiwa yang terkenal yakni

peristiwa Rengasdengklok, peristiwa penculikan Soekarno dan Hatta yang dibawa ke

Rengasdengklok oleh golongan muda yang menginginkan kemerdekaan Indonesia

segera mungkin. Dan hingga akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno

bersama Bung Hatta memproklamirkan kemerdekaan RI, Soekarno diangkat menjadi

Presiden dan Mohammad Hatta sebagai wakil Presiden RI( Poesponegoro & Marwati

Djonoed,1993:149).

20

Page 21: TA_06081004011

Pada tanggal 29 Agustus 1945 KNIP mengukuhkan pengangkatan tersebut.

Soekarno sosok pemimpin yang terkenal akan kediktatorannya terutama pada masa

Demokrasi Terpimpin. Dengan pemberlakuan sistem Demokrasi Terpimpin maka

corak pemerintah menjadi sangat sentralistik dengan tertuju pada puncak kekuasaan

yang ada ditangan Soekarno.Peranannya menyurut dalam politik dan pemerinmtah

setelah peristiwa G 30 S/PKI dan aksi Tritura tahun 1966 yang melahirkan

Supersemar. Tahun 1967 Soekarno menyerahkan jabatannya kepada soeharto dan

beberapa tahun kemudian tepatnya tanggal 21 Juni 1970 Soekarno wafat (A B

Lapian,1996:117).

Jasa Soekarno kepada bangsa dan negara Indonesia sangat luar biasa besar.

Namun setelah Soekarno turun dari jabatan sebagai Presiden, rezim Orde Baru

Jendral Soeharto tidak memberlakukannya selayak sebagai sosok yang telah berjasa

besar. Selama menjalani kehidupan sebagai mantan Presiden RI , Soekarno

diberlakukan seperti tahanan politik. Tidak diperkenankan bertemu dengan siapapun

kecuali keluarga. Selama hampir tiga tahun Soekarno mengalami isoslasi yang ketat

hingga sang Proklamator wafat dan dikebumikan di Blitar. Meski demikian

pengakuan jasa – jasa dan kepemimpinann Soekarno tidak pernah hilang dari

sanubari rakyat Indonesia.

2.3 Perkembangan Ekonomi Masa Demokrasi Liberal

Dalam Leirissa (1996,93) demokrasi Liberal di patok dari tahun1950 sampai

tahun 1957, demokrasi liberal disebut juga dengan demokrasi parlementer. Masa ini

disebut masa liberal, karena dalam politik maupun sistem ekonominya menggunakan

prinsip-prinsip liberal. Demokrasi liberal adalah sistem demokrasi yang melindungi

secara konstitusional hak – hak individu dari kekuasaan pemerintah.

Selama periode 1950-an, struktur ekonomi Indonesia masih peninggalan

zaman kolonialisasi. Perekonomian Indonesia masih sangat buruk, hal ini karena

pengaruh dari pendudukan Jepang maupun Belanda. Perekonomoian Indonesia

21

Page 22: TA_06081004011

memasuki era yang sangat sulit, karena bangsa Indonesia menghadapi gejolak sosial,

politik dan keamanan yang besar, sehingga pertumbuhan ekonomi kurang

diperhatikan. Kegiatan ekonomi masyarakat sangat minim, perusahaan-perusahaan

besar saat itu merupakan perusahaan peninggalan penjajah yang mayoritas milik

orang asing, dimana produk berorientasi pada ekspor. Perkebunan- perkebunan dan

instalasi- instalasi industri diseluruh negeri rusak. Dan yang paling penting adalah

laju pertumbuhan penduduk Indonesia meningkat (Ricklefs, 2005 : 358).

Tahun 1950-an pada dasarnya Indonesia belum memiliki kemampuan untuk

melaksanakan pembangunan ekonomi. Langkah- langkah yang dilakukan pemerintah

berupa rehabilitasi struktur perekonomian. Para pemimpin berusaha memperbaiki

perekonomian yang morat- marit dengan melakukan program yang lebih menekankan

pada pemulihan dan perbaikan keadaan. Pada masa itu para pemimpin belum

memikirkan dan mengupayakan untuk mengaitkan tindakan lanjut pertumbuhan

ekonomi dan pertumbuhan penduduk (Leirissa,1996 :93).

Dalam Mustopa (2002:49) kondisi Ekonomi Indonesia pada masa liberal

masih sangat buruk. Penyebabnya oleh hal-hal sebagai berikut :

1. Setelah pengakuan kedaulatan dari Belanda pada tanggal 27 Desember 1949,

Bangsa Indonesia menanggung beban keuangan dan ekonomi, seperti yang

telah ditetapkan dalam hasil KMB. Beban tersebut berupa utang luar negeri

sebesar 1,5 triliun rupiah dan utang dalam negeri sejumlah 2,8 triliun rupiah.

2. Politik Keuangan Indonesia tidak dibuat di Indonesia melainkan dirancang di

Belanda.

3. Pemerintah Belanda tidak mewarisi ahli-ahli yang cukup untuk mengubah

sistem ekonomi kolonial menjadi sistem ekonomi nasional.

4. Tidak stabilnya situasi politik dalam negeri mengakibatkan pengeluaran

pemerintah untuk operasi-operasi keamanan sangat meningkat.

22

Page 23: TA_06081004011

5. Defisit yang harus ditanggung pemerintah RI pada waktu itu sebesar Rp. 5,1

miliar.

6. Ekspor Indonesia hanya bergantung pada hasil perkebunan.

7. Angka pertumbuhan jumlah penduduk besar.

Defisit itu berhasil ditanggulangi oleh pemerintah dengan pinjaman luar negeri

sebesar Rp. 1,6 miliar. Selanjutnya melaui sidang uni Indonesi-Belanda disepakati

kredit sebesar Rp.200juta dari Negeri Belanda (Poesponegoro & Marwati Djoened,

1993 : 243)

Permasalahan ekonomi yang ada semakin parah karena seiring pertambahan

penduduk di Indonesia meningkat. Diperkirakan jumlah penduduk pada tahun 1950

adalah 77,2 juta jiwa, pada tahun 1955 berjumlah 85,4 juta jiwa, dan menurut sensus

pada tahun 1961 adalah 97,02 juta jiwa. Sementara itu masalah jangka panjang adalah

masalah pertambahan penduduk dan tingkat kesejahteraan penduduk yang rendah.

Produksi pangan meningkat lagi. Produksi beras pada tahun 1956 adalah 26 % lebih

tinggi dari pada tahun 1950 (Ricklefs, 2005:356).

b. Usaha untuk memperbaiki perekonomian.

1. Gunting Sjafruddin

Persoalan ekonomi yang terjadi berkaitan erat dengan suasana politik,

pemerintah mengeluarkan kebijakan yang konsekuen dan konsentrasi terhadap

kebutuhan – kebutuhan bagi pembangunan kembali perekoniomian, seperti kebijakan

yang dilakukan yakni kebijakan Gunting Sjafruddin. Kebijakan ini merupakan

pemotongan nilai uang. Tindakan keuangan ini dilakukan pada tanggal 20 maret 1950

dengan cara memotong semua uang yang bernilai Rp. 2,50 keatas hingga nilainya

tinggal setengahnya. Kebijakan keuangan ini dilakukan pada masa pemerintahan RIS

23

Page 24: TA_06081004011

oleh menteri keuangan pada waktu itu Sjafruddin Prawiranegara (Ricklefs,

2004:364).

Penyebab dilakukannya kebijakan ini adalah karena adanya inflasi dan defisit

dalam anggaran pemerintah, di blokadenya perekonomian Indonesia oleh Belanda,

banyaknya uang yang beredar dan jenisnya bermacam – macam (Rosidi, 1986: 280)

2. Program Benteng (benteng group)

Gagasan program benteng dituangkan oleh Dr. Sumitro Djojohadikusumo

yang menjabat sebagai menteri perdagangan dalam program kabinet Natsir

(September-April 1951). Selama 3 tahun (1950-1953) lebih kurang 700 perusahaan

bangsa Indonesia menerima bantuan kredit dari program Benteng ini. Akan tetapi,

tujuan dari program ini tidak dapat dicapai dengan baik hal ini disebabkan para

pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan perusahaan non pribumi dalam

kerangka sistem ekonomi liberal. Kegagalan Program Benteng menjadi salah satu

sumber defisit keuangan. Walaupun dilanda krisis moneter, namun menteri keuangan

pada masa kabinet sukiman, Jusuf Wibisono masih memberikan bantuan kredit,

khususnya pada pengusaha dan pedagang nasional dari golongan ekonomi lemah.

Dengan memberikan bantuan tersebut diharapkan masih terdapat pengusaha pribumi

sebagai produsen yang dapat menghemat devisa dengan mengurangi volume impor

(Tugiyono,1998:86).

3. Nasionalisasi de javasche bank

Pada tanggal 19 Juni 1951, kabinet Sukiman melakukan nasionalisasi De

Javasche Bank. Kemudian berdasarkan keputusan-keputusan pemerintah RI N. 122

dan 123, tanggal 12 Juli 1951, pemerintah memberhentikan Dr. Houwink sebagai

Presiden De Javasche Bank dan mengangkat Syarifuddin Prawiranegara sebagai

Presiden De Javasche Bank yang baru. Pada tanggal 15 Desember 1951 diumumkan

24

Page 25: TA_06081004011

Undang-undang No. 24 tahun 1951 tentang nasionalisasi De Javasche Bank menjadi

Bank Indonesia sebagai Bank sentral dan Bank Sirkulasi (Poesponegoro & Marwati

Djoened, 1993 : 333).

4. Sistem Ekonomi Ali-Baba

Diprakarsai oleh Iskaq Tjokrohadisurjo, menteri perekonomian dalam kabinet

Ali Sastroamijoyo I. Dalam sistem ini Ali digambarkan sebagai pengusaha pribumi,

sedangkan Baba digambarkan sebagai pengusah non pribumi. Dalam kebijakan Ali

Baba, pengusaha non pribumi diwajibkan memberikan latihan-latihan dan tanggung

jawab kepada tenaga-tenaga bangsa indonesia agar dapat menduduki jabatan-jabatan

staf. Selanjutnya, pemerintah menyediakan kredit dan lisensi bagi usaha-usaha swata

nasional dan memberikan perlindungan agar mampu bersaing dengan perusahaan-

perusahaan asing yang ada. Program ini tidak dapat berjalan dengan baik, sebab

pengusah pribumi kurang berpengalaman sehingga hanya dijadikan alat untuk

mendapatkan bantuan kredit dari pemerintah ( rickelfs & siddik, 2008 :513)

5. Persetujuan Finansial Ekonomi (Finek)

Pada masa pemerintahan kabinet Burhanuddin Harahap dikirimkan suatu

delegasi ke Jenewa untuk merundingkan masalah finansial-ekonomi antara pihak

Indonesia dengan pihak Belanda. Misi yang dipimpin oleh Anak Agung Gede Agung

pada tanggal 7 Januari 1956 dicapai kesepakatan sebagai berikut:

Persetujuan Finek hasil KMB dibubarkan.

Hubungan Finek Indonesia-Belanda didasarkan atas hubungan bilateral.

Hubungan Finek didasarkan pada Undang-Undang Nasional, tidak boleh

diikat oleh perjanjian lain antara kedua belah pihak.

25

Page 26: TA_06081004011

Karena pemerintah Belanda tidak mau menandatangani persetujuan ini, maka

pemerintah RI mengambil langkah sepihak. Pada tanggal 13 Februari 1956, Kabinet

Burhanuddin Harahap melakukan pembubaran Uni Indonesia-Belanda secara

sepihak. Hal ini dimaksudkan untuk melepaskan diri dari keterikatan ekonomi dengan

Belanda. Sebagai tindak lanjut dari pembubaran uni tersebut, pada tanggal 3 Mei

1956 Presiden Soekarno menandatangani undang-undang pembatalan KMB.

Akibatnya, banyak pengusaha-pengusaha Belanda yang menjual perusahaannya,

sedangkan pengusaha pribumi belum mampu mengambil alih perusahaan-perusahaan

Belanda tersebut (Mustopa, 2002:155).

6. Rencana Pembangunan Lima tahun (RPLT)

Pada 7 Januari 1952, melalui Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 1952,

pemerintah Indonesia membentuk dua lembaga baru yang diserahi tugas menyiapkan

dan menyusun”Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT). Badan pertama diberi

nama Dewan Perancang Nasional (DPN) yang bertugas menyusun rencanan

pembangunan bidang sosial dan ekonomi. Dan lembaga Biro Perancang Negara

(BPR), yang bertugas msebagai badan pelaksana dalam mempersiapkan RPLT

(Mustopadidjaja, 2012 : 54).

Pada bulan Mei 1956 Ir. Djuanda diangkat sebagai menteri perancang

nasional. Biro ini berhasil menyusun Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)

yang rencananya akan dilaksanakan antara tahun 1956-1960. Rencana Undang-

Undang tentang rencana Pembangunan ini disetujui oleh DPR pada tanggal 11

November 1958. Pembiayaab RPLT ini diperkirakan mencapai Rp. 12,5 miliar.

RPLT ini tidak dapat berjalan dengan baik disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

Adanya depresi ekonomi Amerika Serikat dan Eropa Barat pada akhir tahun

1957 dan awal tahun 1958 mengakibatkan ekspor dan pendapatan negara

merosot.

26

Page 27: TA_06081004011

Perjuangan pembebasan Irian Barat dengan melakukan Nasionalisasi

perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia menimbulkan gejolak ekonomi.

Adanya ketegangan antara pusat dan daerah sehingga banyak daerah yang

melaksanakan kebijakannya masing-masing (A.B Lapian, 1996 : 254)

7. Musyawarah Nasional Pembangunan (Munap)

Dalam usaha mencari penyelesaian masalah – masalah daerah secara

musyawarah, pada tanggal 10-14 September 1957 diselenggarakan musyawarah

Nasional yang dihadiri oleh tokoh – tokoh nasional baik di pusat maupun di daerah,

termasuk bekas wakil presiden Moh. Hatta di Jakarta. Masalah – masalah yang di

bicarakan antara lain soal – soal daerah, ekonomi, keuangan, angkatan perang,

kepartaian juga menyangkut Dwitunggal Soekarno-Hatta (A.B Lapian, 1996:208).

Ketegangan antara pusat dan daerah pada masa Kabinet Djuanda untuk

sementara waktu dapat diredakan dengan diadakan Musyawarah Nasional

Pembangunan (Munap). Ir. Djuanda sebagai Perdana Menteri memberikan

kesempatan kepada Munap untuk mengubah rencana pembangunan agar dapat

dihasilkan rencana pembangunan yang menyeluruh untuk jangka panjang. Akan

tetapi, rencana pembangunan ini tidak dapat berjalan dengan baik karena menemukan

kesulitan dalam menemukan prioritas.

Permasalahan politik periode 1950-1959 memperparah efektivitas

pembangunan ekonomi serta proses pengambilan keputusan konstituante.

Ketidakberhasilan politik, ekoniomi, dan sosial budaya sistem demokrasi liberal serta

gagalnya konstituante dalam mengemban tugasnya membuat Soekarno mengeluarkan

dekrit Presiden tentang berlakunya UUD 1945 pada 5 Juli 1959. Dekrit tersebut

menjadi titik awal demokrasi terpimpinnya Soekarno.

27

Page 28: TA_06081004011

2.4 Pemikiran Soekarno

Generasi awal pemimpin bangsa Indonesia adalah pemikir dan konseptor.

Jauh sebelum Indonesia merdeka, gagasan-gagasan ideal mengenai Indonesia masa

depan sudah dimatangkan dalam pemikiran para pendiri bangsa. Sebut saja: Tan

Malaka, Soekarno, Hatta, Sjahrir, dan lain-lain. Skripsi membahas kebijakan ekonomi

dari Soekarno. Tokoh yang memiliki pengaruh besar dalam sejarah Indonesia, yang

memiliki gagasan dan pemikiran – pemikiran tersendiri baik dalam bidang politik

maupun ekonomi.

a. Politik

Soekarno menentang kolonialisme dan imperialisme dan elitisme serta

bagaimana relevansinya untuk sekarang. Kapitalisme-imperialisme adalah dua ajaran

ataupun paham yang sangat dibenci oleh Soekarno (Bung Karno). Dengan semangat

yang dimilikinya Bung Karno mempelajari dan mencari literatur-literatur yang

digunakan untuk melawan paham dan ajaran kapitalisme dan imperialisme.

Pada tahun 1920 di Indonesia paham Marxisme mulai berkembang pesat dan

meluas, hal ini bisa dibuktikan dengan didirikannya PKI (Partai Komunis Indonesia)

di Semarang oleh Semaun dan Darsono. Kemudian di Surabaya yang dipelopori oleh

HOS Tjokroaminoto mendirikan Sarekat Islam yang berpaham Marxisme. Seperti

diketahui sebelumnya Sarekat Islam merupakan organisasi yang berpaham Islam

dengan melihat kehadiran PKI yang lebih diterima masyarakat kecil, kemudian HOS

Tjokroaminoto bersama Sarekat Islam mengadopsi dan ajaran Marxisme untuk

dipadukan dengan ajaran Islam yang kemudian melahirkan sintesa “Islam dan

Sosialis” yang lebih diterima oleh masyarakat (Alam, 2004:371).

Bung Karno mempunyai pemikiran tersendiri mengenai perpaduan antara

paham Marxisme dengan pandangan hidup bangsa Indonesia pada waktu itu.

Terpengaruh oleh bapak kos sekaligus Gurunya HOS Tjokroaminoto (1916-1920)

Bung Karno memberikan batasan bahwasannya ada persamaan yang mendasar antara

28

Page 29: TA_06081004011

sosialisme dalam teori Marxis dan kehidupan masyarakat Indonesia, terutama dalam

hal gotong royong dan kolektivisme (Dhakidae,2013:102)..

Pemikiran Bung Karno ini dilandasi kesadaran akan tragedi negeri jajahan.

Indonesia sudah muncul beberapa pergerakan rakyat yang masing – masing bermuara

pada tiga aliran politik; Nasionalis, Islamis dan Marxis. Dengan mempelajari dan

mencari hubungan antara ketiga sifat itu, Bung Karno menegaskan bahwa sebenarnya

ketiga aliran tersebut di Indonesia memiliki tujuan yang sama. Karena itu, tak ada

gunanya mereka berseteru satu sama lain. Bahkan, seharusnya bisa bekerja bersama-

sama menjadi satu gelombang yang mahabesar dan mahakuat (Sjamsuddin,1993:50).

Indonesia berjuang melawan kapitalisme sehingga memuluskan jalan

rekonsiliasi antara kaum Islam dan kaum Marxisme yang menurut Bung Karno, bila

perbedaan itu segera dikikis bukan tidak mungkin seluruhnnya bisa menjadi satu dan

saling mendukung (Soekarno 1963:21-22).

Bung Karno memandang kaum miskin di Indonesia tidak hanya buruh tetapi

hampir semua golongan termasuk dirinya.Marhaenisme yang dicita-citakan oleh

Soekarno tidak mengenal perjuangan lapisan kelas-kelas bangsa-bangsa sendiri,

karena mereka menjadi miskin yang disebabkan oleh adanya kolonialisme,

Imperialisme, dan kapitalisme (Dhakidae,2013:119).Mengenai pengertian

marhaenisme Bung Karno menegaskan bahwasannya marhaensisme merupakan

Marxisme yang diselenggarakan, dicocokkan, dilaksanakan di Indonesia “is het in

indonesia toegepaste Marxisme ” sedangkan azas Marhaenisme adalah sosio-

demokrasi dan sosio-Nasionalisme (Alfian 1983:122-123).

Bung Karno tidak bisa menerima paham yang di Internasionalisasikan dengan

jalan nasionalisme, dengan alasan paham-paham yang diberlakukan disetiap negara

harus disesuaikan dengan kultur dan kondisi negara tersebut. Tidak bisa misalnya

Marxisme dan komunisme Internasional itu dipindahkan secara mutlak ke Indonesia.

Soekarno kemudian membuka jalan agar Marxisme itu cocok diterapkan di Indonesia

yakni sosialisme ala’ Indonesia. Sosialisme Indonesia bukan sosialisme ala Moskow,

bukan sosialisme ala’ Yugoslavia dan bukan pula religious socialis menurut ajaran

29

Page 30: TA_06081004011

suatu agama tertentu, tetapi sistem sosialisme hendaknya harus berdasarkan pada

ajaran pancasila (Alam 2004:377).

Sosialisme ala’ Indonesia bertumpu pada keadilan sosial, yaitu suatu

masyarakat atau sifat suatu masyarakat adil dan makmur, berbahagia buat semua

orang, tidak ada penghinaan, tidak ada penindasan, tidak ada penghisapan. Sosialisme

berarti adanya industrialisme yang kolektif, adanya produksi yang kolektif, adanya

distribusi yang kolektif. Semangat gotong royong yang telah masak, itulah soko-

gurunya pergaulan hidup sosialistis. Sosialisme adalah

kecukupan berbagai kebutuhan dengan pertolongan modernisme yang telah

dikolektivisasikan. Sosialisme adalah “keenakan hidup yang pantas” (Soekarno,

1963:261).

Bung Karno menegaskan bahwa pasal 33, UUD’45 tidak benar jika dikatakan

undang-undang sosialis dan bukalah burgerlijk (borjuis-pen). Yang benar undang-

undang tersebut harus berada ditengah-tengah kapitalisme dan sosialisme. Jadi

Undang-undang yang statis (dinamis) yaitu bergerak menuju susunan baru (Soekarno

1963: 280).

b. Ekonomi

Soekarno sebagai sosok pemimpin memiliki peranan yang besar bagi bangsa

Indonesia baik pikiran, ide, gagasan, konsepsi yang diberikannya. Soekarno

merupakan tokoh panggung politik Indonesia dari 1945-1965, lebih – lebih pada 10

tahun terakhir sebelum kekuasaannya berakhir.

Soekarno terkenal sebagai tokoh pemikir dan aktivis dalam pergerakan di

Indonesia. Sehingga banyak penilaian yang tidak memepercayai bahwa Soekarno

dikaitkan dengan permasalahan ekonomi. Apalagi ditambah dengan gelarnya yang

hanya sebagai seorang Insinyur. Maka dianggap kurang memahami dan tidak

memiliki pengetahuan yang cukup mengenai permasalahan ekonomi. (Rahardjo,

2001: 285 ).

30

Page 31: TA_06081004011

Banyak anggapan bahwa Soekarno tidak memahami akan ekonomi, namun

pada kenyataanya Sukarno telah mendalami Ilmu Ekonomi Politik. Ekonomi Politik

adalah Ilmu paling dasar yang merumuskan kebijakan-kebijakan politik atas ekonomi

masyarakat seperti : akumulasi kapital, distribusi kekayaan dan pasar (Ditjindro,2012:

33).

Pemikiran ekonomi Soekarno menggiring Indonesia memiliki ketegasan

dalam ideologi ekonomi. Pemikiran tersebut tercetus dalam pidato pembelaan

berjudul”Indonesia menggugat” pada 18 Agustus 1930, yang menganggap

Kapitalisme dan Imperialisme mendatangkan kesengsaraan bagi rakyat dan perlu

ditentang (Dhakidae, 2013:120).

Pada abad 20-an pengaruh marxisme sangat mencolok, Soekarno sendiri

mencoba menggunakan analisa marxisme untuk menjawab persoalan-persoalan

ekonomi. Kita sedang dalam tahap revolusi nasional-demokratis. Pada tahap ini,

seperti diterangkan Soekarno, tugas ekonomi kita adalah menghapus sisa-sisa

imperialisme dan feodalisme di lapanngan ekonomi (Artikel Kusno, 22 April 2012).

Munculnya kapitalisme di indonesia tidak terlepas dari sejarah eksploitasi

kapitalisme imperialis. Penjajahan yang di lakukan oleh negara Belanda yang

merupakan negara model kapitalis di abad 17. Semenjak penjajahan Belanda terhadap

Indonesia, nasib Indonesia sudah terhubung dengan kapitalisme dunia. (Ricklefs,

2007:229). Soekarno menentang adanya imperalisme dan feodalisme, yang

menguasai dan mempengaruhi ekonomi bangsa lain. Imperialisme adalah sebuah

penjajahan dalam mengolah tanah, mengolah segala sumber daya yang ada dan

terutama menjajah penduduk untuk keperluan ekonomi dari bangsa yang menjajah

(Sjamsuddin,1993:210)

Ekonomi kapitalis jelas merupakan sebuah rencana negara maju yang

mempunyai modal untuk selamanya memposisikan diri sebagai negara yang kuat dan

bersifat penentu kebijakan dalam ekonomi dunia. Hal ini bagi negara berkembang

31

Page 32: TA_06081004011

atau negara peminjam modal tidak akan pernah mampu mengimbangi negara pemilik

modal dan selamanya akan tergantung pada negara kuat tersebut (Ranoh, 2006:98).

Imperialisme tidak hanya dalam bentuk penjajahan politik saja, akan tetapi

juga dalam penjajahan ekonomi. Dalam hal inilah Soekarno memunculkan analisa

ekonomi sosialis. Dimana ekonomi sosialis adalah wujud dari sebuah perlawanan

terhadap ekonomi kapitalis. Penekanan ekonomi sosialis menurut Soekarno terletak

pada nilai gotong-royong yang merupakan ciri dari bangsa Indonesia itu sendiri,

yakni gotong-royong adalah arti dari sosialisme Indonesia. Disebabkan gotong-

royong merupakan perasaan kekeluargaan dan kemasyarakatan sebagai studi-studi

masyarakat demokratis dan sosialistis (Artikel : Abid Muh Nur 29 Oktober

2013Dapat disimpulkan bahwa sosialisme menurut Sukarno merupakan suatu sistem

yang didalamnya tidak ada eksploitasi manusia oleh manusia maupun eksploitasi

manusia oleh negara, tidak ada kapitalisme, dan kemiskinan. Sosialisme yang mampu

melawan imperialisme dan feodalisme, ekonomi sosialis yang mewujudkan rasa

kebersamaan, dan mampu memanfaatkan sumber daya yang ada didalamnya.

32

Page 33: TA_06081004011

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Menurut Gottschalk (dalam Nugroho Notosusanto,1983: 32) metodologi

penelitian adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan

peninggalan pada masa lampau. Metodologi penelitian sejarah adalah seperangkat

aturan dan prinsip sistematik atau mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara

efektif, menilai secara kritis dan mengajukan sintesis dan hasil-hasil yang dicapai

dalam bentuk tetulis (Gillbert J Garraghan dalam Abdurrahman 1999:43).

Dalam Dedi Irwanto & Alian Sair (2014: 12) metode penelitian sejarah

memiki prosedur sejarah untuk melukiskan kisah masa lampau yang terdiri dari:

mencari jejak-jejak masa lampau

meneliti jejak-jejak secara kritis

berdasarkan informasi yang diberikan oleh jejak-jejak itu berusaha

membayangkan bagaimana imajinasi ilmiah.

Titik fokus penelitian ini adalah Pemikiran Soekarno dalam kebijakan

ekonomi Indonesia 1959-1965, sehingga metode penelitian yang dipergunakan di

dalam penelitian ini adalah metode historis. Metode historis merupakan proses

menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau

(Gottschalk, 1975: 32). etode Historis yakni penelitian yang bertujuan untuk

merekontruksi secara sistematis dengan mengumpulkan,mengevaluasi dan

menganalisa bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang

kuati ( Suryabrata ,1997 : 16) .

33

Page 34: TA_06081004011

3.2 Langkah – langkah Penelitian

Penelitian ini mengikuti prosedur dan kaidah-kaidah yang berlaku dalam

penulisan sejarah, yang tersusun dalam empat tahapan yaitu : heuristik, kritik sumber,

interpretasi, dan historiografi. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah :

1.Heuristik

Heuristik merupakan pengetahuan yang bertugas, menyelidiki sumber-sumber

sejarah dan usaha-usaha untuk mengumpulkan informasi mengenai subjek yang

berkaitan langsung dengan masalah (Kuntowijoyo,1994 : 50). Dalam melaksanankan

kegiatan ini penulis melakukan studi pustaka untuk menghimpun data-data sumber

sejarah adalah dengan mengemukakan sumber-sumber tertulis yang terbagi dalam:

a. Dokumen

b. Buku-buku kepustakaan

c. Majalah/Koran

Dan sumber lainnya yang berhubungan atau yang relevan dengan masalah

yang dibahas dalam penelitian ini.busumber-sumber ini banyak didapatkan dari

perpustakaan yang penulis kunjungi diantaranya di Perpustakaan FKIP UNSRI,

perpustakaan pusat UNSRI, perpustakaan wilayah Sumatera Selatan, dan toko buku

yang ada di Palembang.

Buku – buku tersebut diantaranya buku yang berjudul “Pemikiran dan

Permasalahan Ekonomi Indonesia dalam setengah abad terakhir”, ada juga buku dari

M.C Ricklefs ”Sejarah Indonesia Modern” tahun 2007 dan keluaran tahun 2008,

buku “Demi Bangsaku : Pertentangan Soekarno vs Hatta”, Karangan Wawan

Tunggul Alam, DwiTunggal Soekarno – Hatta Pahlawan Proklamator Kemerdekaan

Indonesia Oleh Tugiyono, buku seri pemikiran Soekarno yang berjudul “ Bung

Karno dan Ekonomi Berdikari” oleh Iman Toto K.Rahardjo, Herdianto WK. Penulis

34

Page 35: TA_06081004011

juga memperoleh sumber dari buku mengenai “Sejarah Perekonomian Indonesia” ,

editor oleh RZ Leirissa dkk. Buku dengan judul “Perekonomian Indonesia,Beberapa

Permasalahan Penting” Jakarta: Ghalia Indonesia, Buku Sejarah Nasional Indonesia

jilid VI, Ekonomi Indonesia mau kemana? Kumpulan Esai Ekonomi Boediono,

Ahmad Syafii.1996.” Islam dan Politik, Teori Belah Bambu Masa Demokrasi

Terpimpin, Tulus T.H. 2003. Perekonomian Indonesia, Beberapa Permasalahan

Penting. Mendapatkan tambahan pustaka dari buku baru terbitan tahun 2012 yakni

Mustopadidjaja AR,Dkk. “BAPPENAS dalam Sejarah Perencanaan Pembangunan

Indonesia 1945-2025”,

Selain buku-buku diatas tentunya penulis tidak ketinggalan memngambil

sumber bacaan dari buku biografi Soekarno baik itu dalm buku “ 80 Tahun Bung

Karno, Buku karya Agus Salim “Bung Karno” yang dicetak tahun 2007. Ada juga

buku terbitan baru yakni tahun 2012 yaitu “ Bung Karno The Untold Stories” Oleh

Wijanarko Aditjondro. Soekarno sang Proklamator.

Buku metodologi penelitan yang penulis dapat diantaranya buku dari

Kuntowijoyo,1994 ”Metodologi Sejarah”, buku dari Abdurahman,1999 “Metodologi

Penelitian Sejarah” dan buku terbaru terbitan 2014 oleh Dedi Irwanto & Alian Sair

“Metodologi dan Historiografi Sejarah”.

2. Kritik Sumber

Kritik sumber adalah suatu upaya untuk mendapatkan jejak atau sumber yang

benar, dalam arti benar-benar dibutuhkan, autentik dan mengandung informasi yang

relevan dalam sejarah yang disusun. Kritik sejarah adalah metode untuk menilai

sumber – sumber sejarah yang kita butuhkan guna mengadakan penulisan sejarah

(Dedi & Alian,2014:87).

Pada tahap kedua penulis melakukan kritik terhada sumber yang

dipergunakan dalam penelitian skripsi ini. Kegiatan ini dilakukan untuk menetukan

35

Page 36: TA_06081004011

apakah sumber sejarah yang ada itu dapat atau tidak dapat digunakan dan juga untuk

melihat kebenaran dari sumber itu. Kritik sumber ini terbagi menjadi dua yakni :

Kritik Intern

Kritik Intern merupakan usaha untuk memahami secara benar tentang data

guna memeperoleh suatu kebenaran atau kekeliruan yang terjadi (Sudarto,1997: 45).

Kritik intern merupakan kritik yang menilai sumber-sumber yang berhasil

dikumpulkan. Sumber-sumber itu berupa buku-buku kepustakaan guna melihat isinya

relevan dengan permasalahan yang dikaji serta bisa dipercaya kebenarannya.

Kritik Intern yang penulis lakukan adalah kritik yang berkaitan dengan

sumber yang didapat dari buku-buku. Seperti dalam buku Pemikiran dan

Permasalahan Ekonomi Indonesia dalam Setengah Abad (1959-1965) yang ditulis

oleh Hadi Soestro dkk, para penulis buku ini merupakan para ahli dalam bidang

ekonomi dari berbagai bidang pekerjaan,ada yang merupakan guru besar Ekonomi,

Direktorat riset ekonomi, Dosen ekonomi dan lain-lain. Buku ini membahas

mengenai Perkembangan Ekonomi Terpimpin baik iti bentuk prinsip dan sistemnya,

menyebutkan kelembagaan ekonomi, menjelaskan bagaimana persoalan ekonomi

pada masa itu, membahas perencanaan pembangunan serta pengolaan ekonomi pada

tahun 1959-1965. Kelemahan dari buku ini adalah kurnag menjabarkan bagaimana

keadaan ataupun perkembangan Ekonomi pada masa Demokrasi terpimpin dan juga

tidak menjelaskan berbagai kebijakan Pemerintah dalam pembangunan ekonomi

nasional. Demi Bangsaku : Pertentangan Soekarno vs Hatta, Karangan Wawan

Tunggul Alam, penerbit Gramedia Pustaka Utama Jakarta, tahun 2003, tebal buku

481 halaman. Buku ini membahas mengenai banyak perbedaan dan pertentangan

pandangan dari tokoh Soekarno-Hatta. Sejak zaman pergerakan maupun sesudah

proklamasi kedua tokoh tersebut mengalami pasang-surut hubungan baik yang

ditimbulkan oleh polemik yang berkepanjangan yang mengusung kedua tokoh

proklamator ini. Wawan Tunggul Alam adalah seorang sarjana hukum alumni

36

Page 37: TA_06081004011

Universitas Kristen Indonesia (UKI) yang aktif dalam bidang Jurnalistik sehingga

dalam penyajian buku yang membahas pertentangan Soekarno-Hatta,bahasa yang

digunakan adalah bahasa populer sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Metode

dalam penulisan inin menggunakan studi pustaka dengan pendekatan anlitis deskriptif

mengenai pemikiran kedua tokoh tersebut. Interpretasi yang dilakukan oleh penulis

memenuhi kaidah keilmiahan sehingga sangat tepat jika buku ini dijadikan pelengkap

dalam penulisan sejarah mengenai pemikiran Soekarno. Sedangkan kelemahan buku

ini kurang begitu menggambarkan secara jelas kondisi Indonesia pada saat itu,

terutama kondisi perekonomiannya.

Penulis juga memperoleh pustaka dari buku-buku yang berkaitan dengan

biografi Soekarno seperti dalam buku “Bung Karno Wacana Konstitusi dan

Demokrasi” serta “ Bung Karno dan Ekonomi Berdikari” yang ditulis Iman Toto K.

Rahardjo dan Herdianto wk. tokoh penting ini akan memberikan gambaran pemikiran

dan pandangan dalam berbagai bidang sebagai tokoh yang ingin mengembangkan dan

menata sebaik mungkin negara RI yang bisa dikatakan baru merdeka, baru

berkembang. Dalam buku Bung Karno dan Ekonomi Berdikari menjelaskan konsep

pemikiran Soekarno dalam pembangunan ekonomi serta kebijakan umum yang

dilakukannya selama menjabat sebagai seorang pemimpin di Indonesia. Buku

tersebut berisi berbagai pidato Soekarno yang berkaitan dalam permasalahan

ekonomi, sehingga buku karangan Toto dan Herdianto itu menunjukan bahwa

Soekarno tidak hanya memikirkan hal politik saja namun juga ekonomi.

Dalam buku yang berjudul “ Bung Karno The Untold Stories” Oleh

Wijanarko Aditjondro menjelaskan sisi lain dari kehidupan Bung Karno yang tak

banyak orang mengetahuinya. Kelebihan buku ini adalah bahasanya mudah difahami

bagi pembaca, sekaligus memberikan gambaran lain dari sosok sang Prokalmator.

Dapat mengetahui sikap Soekarno dengan orang lain yang berbeda – beda kelas.

Kelemahannya dalam buku ini tidak terlalu banyak memberikan informasi tentang

pemikiran Soekarno dalam perekonomian khususnya, buku ini hanya memberikan

37

Page 38: TA_06081004011

sedikit riwayat Soekarno. Selain Buku yang ditulis Wijanarko penulis juga

mendapatkan sumber riwayat Soekarno dari buku yang berjudul “ Bung Karno” yang

ditulis oleh Agus Salim. Dalam buku ini memang khusus membahas riwayat

Soekarno dari masa kecil hingga ia wafat. Kelemahan buku ini adalah terlau simple

bahasannya, Memberikan gambaran bagaimana sepak terjang Soekarno dalam

sumbangsihnya dinegara ini. Hanya saja tidak menjelaskan secara detail konsep

ekonominya yang melahirkan kebijakan ekonomi di Indonesia. Buku ini hanya lebih

menggambarkan kisahnya dalam dunia politik saja.

Dalam buku Sejarah Perekonomian Indonesia yang di editori oleh Leirissa

dkk hanya menjelaskan sedikit gambaran kemerosotan ekonomi yang terjadi pada

masa Demokrasi Terpimpin, sehingga penulis kurang memperoleh informasi

mengenai gambaran keadaan ekonomi Indonesia pada masa tersebut.

Penilitian ini dipatok dengan tahun 1959-1965 yang merupakan masa

demokrasi terpimpin, untuk mengkajinya penulis juga memperoleh dari buku sumber

yaknu buku yang berjudul “Islam dan Politik Belah Bambu masa Demokrasi

terpimpin 1956 -1965” ditulis oleh Akhmad Syafii Maarif.Kelemahan buku ini tidak

begitu banyak menguak keadaan ekonomi Indonesia pada masa Demokrasi terpimpin.

Namun buku ini dapat membantu dalam mengumpulkan pustaka mengenai kondisi

Indonesia pada masa demokrasi terpimpin.

Tahun 1959-1965 merupakan Orde lama yang identik dengan demokrasi

terpimpin. Demokrasi terpimpin merupakan suatu sistem yang terpusat pada

pemimpin yang pada saat itu dipegang oleh Presiden Soekarno.Buku lain yang

dijadikan sumber oleh penulis adalah buku yang ditulis oleh M.C. Ricklefs ”Sejarah

Indonesia Modern” Tepatnya dimulai pada hal 387, dalam buku tersebut

menjelaskan secara global masa demokrasi terpimpin baik itu keadaan politik,

ekonomi, militer, sosial dan lain sebagainya. Sehingga buku ini dapat dijadikan

38

Page 39: TA_06081004011

pustaka oleh penulis yang bahasanya pun mudah difahami. Khususnya masalah

ekonomi Indonesia yang mengalami kekacauan sperti terjadinya inflasi.

Buku pustaka selanjutnya adalah “Konsensus Politik : Sebuah Penjagaan

Teoritis” yang ditulis oleh Maswadi Rauf terbitan Dirjendikti Departemen

Pendidikan Nasional Jakarta Tahun 2000. Dalam buku ini lebih mengetengahkan

tentang kronologis konflik yang terjadi pada era Soekarno (hal 112-129) sampai

dengan keadaan politik Indonesia pasca Orde Baru. Walaupun pemaparan yang

dilakukan oleh Rauf tidak terlalu mendalam tetapi menarik untuk diikuti. kelebihan

buku ini ada pada penjelasan akar permasalahan yang terstruktur rapi, sehingga

menambah kemantapan penulis untuk menggunakan buku ini sebagai acuan.

Sedangkan kelemahan buku ini adalah tidak membahas secara utuh keadaan ekonomi

Indonesia,namun dari pembahasan keadaan politik serta konflik yang ada dapat

memberikan sedikit gambaran dampaknya terhadap kebijakan yang ada.

Kritik Ekstern

Menurut Helius (2007:133), Kritik Ekstern merupakan suatu penelitian atas

asal-usul dari sumber, suatu pemeriksaan atas catatan atau peninggalan itu sendiri

untuk mendapatkan semua informasi yang mungkin, dan untuk mengetahui apakah

suatu waktu sejak asal mulanya sumber itu telah diubah orang-orang tertentu atau

tidak. Kritik Sumber ekstern ini merupakan kritik terhadap sumber yang bertujuan

untuk menetapkan otentik atau tidak sumber yang dipakai. Caranya dengan kompilasi

atau membandingkan antara buku dengan dokumen yang diperoleh, sumber yang

dipakai dari buku yang bersangkutan saling diperbandingkan juga.

3. Interpretasi

Interpretasi atau penafsiran merupakan analisis dan sintesis kedua yang

dipandang sebagai metode-metode utama dalam interpretasi

(Kuntowijoyo,1994 :100) . Tahap ketiga penulis berusaha menguraikan dan

39

Page 40: TA_06081004011

menghubungkan data yang diperoleh kemudian diberi penafsiran untuk

merekonstruksi peristiwa sejarah. Interpretasi sejarah inii dilakukan berdasarkan

ilmu politik,ilmu Ekonomi.

Untuk mengetahui dan memahami lebih luas mengenai pengaruh pemikiran

Soekarno terhadap kebijakan Ekonomi Indonesia tahun 1956-1965, berarti kita harus

memahami pada bidang ekonomi pada era tersebut. Dalam Interpretasi ekonomi

digambarkan tentang situasi politik saat itu yang masih ada kaitannya dengan Selama

dekade 1950 hingga pertengahan 1965 di Indonesia dilanda gejolak politik didalam

negeri, terjadi beberapa pemberontakan yang mengakibatkan kondisi ekonomi

selama orde lama sangat buruk walaupun sempat mengalami laju pertumbuhan

dengan rata-rata 7% selama dekade 1950-an, namun setelah itu turun drastis bahkan

mengalami stagflasi selama tahun 1955-1965 (Tulus,2003:3).

Soekarno sebagai presiden memiliki peranan yang cukup besar dalam

penataan sistem dan bentuk pemerintahan. Dalam bidang ekonomi Soekarno

berpendapat bahwa ekonomi terpimpin lebih cocok diterapkan di Indonesia

Pemikiran tokoh ini akan penulis bandingkan dengan data-data yang mengungkap

pemikiran dan pandangannya, dan kemudian penulis simpulkan.

4. Historiografi

Historiografi atau penulisan sejarah ialah cara untuk merekonstruksi

gambaran masa lampau berdasarkan data yang diperoleh (Kuntowijaya,1994 : 89).

Sebagai tahap akhir penulisan skripsi ini, penulis berusaha menyajikan hasil

penelitian sebaik mungkin dalam bentuk sejarah sebagai sebuah kisah yang

dituangkan dalam skripsi.

Dalam tahapan ini penulis berusaha menyajikan penulisan sejarah sebuah

kisah , sehingga terbentuk tulisan yang utuh dan bisa dipertanggung jawabkan sesuai

dengan data dan fakta yang diperoleh.

40

Page 41: TA_06081004011

3.3 Pendekataan

Menurut Kartodirjo (1993:1) dalam mengkaji sejarah,pendekatan sangat

penting agar mampu melakukan eksplansi (penjelasan). Agar memahami berbagai

persoalan yang terdapat dalam penelitian ini memerlukan ilmu bantu (ilmu – ilmu

sosial lainnya).

Penggambaran suatu peristiwa sangat tergantung pada pendekatan yakni dari

segi mana kita memandangnya,unsur-unsur mana yang akan diungkap. Hal ini

disebabkan karena dalam gejala historis yang serba kompleks setiap

penggambarannya menuntut adanya pendekatan yang memungkinkan adanya

penyaringan yang diperlukan, suatu seleksi akan dipermudah dengan adanya konsep-

konsep yang berfungsi sebagai kriteria (Kartodirjo: 1993: 3).

Berdasarkan hal tersebut,maka dalam penelitian ini penulis melakukan

pendekatan berdasarkan judul skripsi “KEBIJAKAN EKONOMI SOEKARNO

TAHUN 1959-1965” penulis memilih pendekatan politik dan ekonomi.

Pendekatan politik digunakan untuk menyoroti jenis kepemimpinan,hierarki

sosial dan pertentangan sosial (Kartodirjo,1993:4), dan berbagai gejolaknya pada

masa demokrasi terpimpin yang berimbas juga terhadap perkembangan ekonomi

Indonesia.

Sedangkan pendekatan ekonomi bertujuan melihat masalah ekonomi pada

suatu masa, kemakmuran individu, dan kelompok (Kartodirjo,1993:136). Sesuai

dengan permasalahan penelitian ini maka pendekatan ekonomi dapat mengungkap

kondisi ekonomi Indonesia 1959-1965 serta bagaimana kebijakan ekonomi

pemerintah untuk membangun perekonomian bangsa Indonesia.

41

Page 42: TA_06081004011

Dalam penulisan skripsi ini sangat dibutuhkan pendekatan politik dan

pendekatan ekonomi, penulis dapat mengkaji lebih dalam mengenai kepemimpinan

Soekarno.

42

Page 43: TA_06081004011

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pemikiran Soekarno Terhadap Perekonomian Indonesia

Soekarno beserta tokoh lainnya berhasil merumuskan Pancasila sebagai

sebuah ideologi negara yang sesuai dengan pandangan hidup dan cita-cita bangsa

Indonesia. Sebuah cita-cita yang tertuang dalam rumusan Pancasila dan pembukaan

UUD 1945 berkomitmen untuk memerdekakan seluruh rakyat Indonesia. Baik secara

politik, ekonomi, maupun sosial budaya. Sehingga, terciptanya masyarakat Indonesia

yang bebas merdeka dari segala bentuk penjajahan dan terpenuhinya hak sebagai

warga negara untuk berpenghidupan baik.

Gagasan Soekarno yang dilontarkan sejak zaman pergerakan, awal

kemerdekaan sampai pada masa Demokrasi Parlementer mempunyai hubungan yag

berkesinambunagan. Soekarno tidak menyetujui Demokrasi Liberal, idenya tentang

parati tunggal sudah muncul sejak awal kemerdekaan meskipun tidak ditanggapi

secara positif. Hingga pada akhirnya mengambil tindakan berupa dekeluarkannya

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang memberlakukan kembali UUD 1945

(Sjamsuddin,1993:187).

Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden, dimulailah sistem Demokrasi

Terpimpin (1959-1965). Soekarno tidak dapat menghindari tantangan maupun

ketegangan-ketegangan yang terjadi baik dalam bidang sosial,ekonomi dan politik.

Perekonomian Indonesia pasca proklamasi hingga memasuki tahun 1950an

masih ada campur tangan bangsa kolonial dan masih dimonopoli oleh bangsa asing

(Tambunan,2003: 35). Situasi dan kondisi yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

mendorong Soekarno untuk mencetuskan pemikiran-pemikiran untuk

43

Page 44: TA_06081004011

memperjuangkan kemerdekaan dan kesejahteraan rakyat yang bebas dari

imperialisme dan kolonialisme (Sjamsuddin,1993:216).

Pemikiran Soekarno di bidang ekonomi meengantar Indonesia menjadi negara

yang memiliki idiologi ekonomi berlandaskan anti-kapitalisme, penguatan peran

negara dan kedaulatan ekonomi (Dhakidae,2013:118)

Soekarno memperlihatkan bahwa untuk mencapai Indonesia yang benar-benar

merdeka maka, rakyat Indonesia harus bergerak mernghancurkan Kapitalisme dan

Imperialisme. Membangun ekonomi bangsa tanpa ada campur tangan bangsa asing.

Pidato Bung Karno yang berjudul Deklarasi Ekonomi pada 28 Maret 1963

banyak memuat pemikiran dasar strategi ekonomi. Bung Karno mencoba

menggunakan analisa marxisme untuk menjawab persoalan-persoalan ekonomi

Indonesia. Soekarno mengungkapkan kedaulatan politik dan berkepribadian dalam

kebudayaan tidak mungkin diraih bila tak berdikari dalam ekonomi. Begitu pula

dengan kemandirian ekonomi, tidak dapat dilaksanakan bila bangsa kita tak ada

kedaulatan secara politik serta berkepribadian dalam kebudayaan

(Dhakidae,2013:129).

Berdikari yang digagas Bung Karno tidak hanya sebagai tujuan, tapi juga

sebagai prinsip dari cara mencapai tujuan. Di mana, prinsip untuk melaksanakan

pembangunan dengan tidak menyandarkan diri kepada bantuan negara atau bangsa

lain. Tentunya nilai-nilai kemandirian ini bertujuan untuk kesejahteraan dan

kemakmuran rakyat Indonesia (Soekarno, 1984 : 35). Dengan demikian, nilai

kemandirian dalam pemikiran ekonomi berdikari, Bung Karno berusaha

memunculkan pemecahan persoalan ekonomi. Yakni dengan harapan, rakyat bisa

berdaulat terhadap persoalan-persoalan ekonomi. Sebagaimana pernyataannya dalam

amanat proklamasi; ’’Perasaan dan pikiran saya mengenai ekonomi adalah sederhana,

amat sederhana sekali. Boleh dirumuskan sebagai berikut: Kalau bangsa-bangsa yang

hidup di padang pasir yang kering dan tandus bisa memecahkan persolan

ekonominya, kenapa kita tidak’’(Hendarseh,2010:99).

44

Page 45: TA_06081004011

Soekarno memiliki konsep ekonomi yang disebut dengan Ekonomi Berdikari.

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah yang

menurut Soekarno bisa dibangun ekonomi berdikari (berdiri diatas kaki sendiri).

Dengan kekayaan yang ada akan dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi barang-

barang yang bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari (Rahardjo, 2001: 287).

Dalam artikelnya “ Kepada Bangsaku” yang ditulis Soekarno tahun 1947

mengatakan “Seluruh Kepulauan Indonesia membutuhkan diri satu sama lain,

seluruh Kepulauan Indonesia barulah dapat menjadi dasar ekonomi yang kuat bagi

industrialisme, jika bergandengan ekonomis satu sama lain, isi mengisi satu sama

lain, bantu membantu satu sama lain. (Kattapo,1990:87).

Menggaris bawahi mengenai konsep Ekonomi Berdikari Soekarno maka

ekonomi yang diterangkan Soekarno harus dialaksanakan seiring dengan sikap

bangsa Indonesia, bahwa kapanpun dan bagaimanapun (dalam hal ekonomi) kita

harus tetap berdaulat dalam politik. Berdikari disini bukan dimaksudkan kita anti

segala hal yang berbau asing anti yang datang dari dunia luar. Berdikari bukan

berarti anti dalam hal modal asing yang dimaksudkan Soekarno adalah sikap

nasioanlisme yang berwawasan luas dan maju dalam penyelenggaraan ekonomi

masyarakat Indonesia (Sjamsuddin,1993:37).

Pernyataan tersebut jelas sindiran yang bermuatan motivasi bagi kita sebagai

generasi penerus Indonesia. Gambaran dari pernyataan beliau bermaksud agar kita

bisa memanfaatkan wilayah yang luas dengan kekayaan sumber alam melimpah dari

bumi Indonesia untuk kemakmuran. Tentu saja pernyataan beliau bukan hanya

omong kosong. Tapi bukti dari gagasan beliau adalah dengan adanya Deklarasi

Ekonomi (1963), yakni meletakkan politik sebagai pembuka jalan bagi kebijakan

perekonomian.

Dalam Rahardjo (2001,40) kutipan pidato Soekarno tentang Ekonomi

berdikari “Kita tidak bisa didekte oleh siapapun lagi, kita tidak menggantungkan diri

45

Page 46: TA_06081004011

kepada siapa-siapa lagi. Kita tidak mngemis-ngemis!Kedaulatan POLITIK ini harus

kita tunjang bersama-sama,harus kita tegakkan beramai-ramai”Nation Building”dan

“ character Building” harus diteruskan sehebat-hebatnya,demi memperkuat

kedaulatan politik itu. Kerukunan nasional sekarang ini kerukunan antara berbagai

agama dan berbagai suku bangsa, termasuk suku-suku keturunan asing, kerukunan

yang bebas sama sekali dari diskriminasi atau rasialisme macam apapun, harus kita

bina dengan kecintaan seperti kita membina kesehatan tubuh kita sendiri” Dan

menegaskan secara khusus perihal BERDIKARI dalam Ekonomi,” apa yang lebih

kokoh daripada ini, saudara-saudara? Seperti kukatakan didepan MPRS tempohari,

kita harus bersandar pada dana dan tenaga yang memang sudah ditangan kita dan

menggunakannya semaksimal-maksimalnya ”.

Dalam kutipan pidato Soekarno (Rahardjo,2001:76) Sehubungan dengan

strategi pembangunan ekonomi nasional sebagai mana Presiden Soekarno pernah

merumuskan dalam DEKON (Deklarasi Ekonomi), Beberapa cuplikan hal penting

yang harus diketahui yaitu:

I. Tentang strategi dasar (basic strategy): “menurut strategi dasar ekonomi

Indonesia maka dalam tahap pertama kita harus menciptaklan susunan

ekonomi yang bersifat NASIONAL dan Demokratis yang bersih dari sisa-sisa

imperialisme dan bersih dari sisa-sisa feodalisme” ( butir 3).

II. Tentang pengarahan potensi nasional:”Dalam perjoangan untuk

menyelesaikan tahap nasional dan Demokratis ini, maka sudah tiba waktunya

untuk mengerahkan segenap potensi, baik potensi pemerintah maupun potensi

dan swasta (nasional dan demokratis) dalam kegiatan ekonomi dan

pembangunan untuk meningkatkan produksi dan menambah penghasilan

negra”. (butir 5)

Karena itu yang harus diselenggarakan dsekarang adalah

memperbesar p[roduksi berdasarkan kekayaan alam yang berlimpah –

limpah dan meletakkan dasar-dasar untuk rakyat industrialisasu”. (butir 6)

46

Page 47: TA_06081004011

III. Tentang peranan (ekonomi) rakyat: “ dalam menilai aktivitas ekonomi

nasional kita yang meliputi aktivitas pemerintah, aktivitas koperasi, dan

aktivitas swasta, perlu disadari bahwa peranan rakyat pada waktu ini, rakyat

sebagi petani, rakyat sebagi buruh, pendeknya rakyat sebagi produsen,

merupakan potensi dan kekuatan riil dan materiil”. (butir 18).

IV. Tentang Kredit Luar negeri dan “ production sharing”:........” yang

dilaksanakan sebagai bagi hasil atau “productionn sharing” antra

pemerintah pusat, pemerintah pusat,, koperasi, atau swasta dipihak Indonesia

dengan Pemerintah atau swasta di pihak asing, perlu ditegaskan bahwa “

production sharing” pada hakekatnya merupakan kredit luar negeri untuk

melaksanakan suatu proyek, yang akan dibayar dengan sebagian dari hasil

yang diperoleh dari proyek tersebut, milik dan pimpinan harus tetap di pihak

Indonesia”. (butir 23 e).

V. Tentang asas dekonsentrasi berhubung sangat luasnya wilayah geografis

Indonesia :”...........kita harus mengadakan dekonsentrasi dalam soal

management dengan tidak menmgorbankan Indonesia sebagai suatu kesatuan

EKONOMI dan POLITIK” (BUTIR 24)

Dalam susunan Sistem Ekonomi Indonesia yang pertama merupakan sistem

yang menciptakan susunan ekonomi yang bersifat nasional dan demokratis, yang

bersih dari sisa - sisa Imperialisme dan feodalisme. Revolusi kebangkitan bangsa

Indonesia sebagi bekas bangsa terjajah dan sebagi bangsa yng telah hidup dari

Feodalisme mengandung dua sisi. Sisi yang pertama ialah Revolusi nasional untuk

mengenyah Kolonialisme dan Imperialisme asing, dan sisi kedua ialah revolusi sosial

untuk mengkoreksi struktur sosial- ekonomi yang ada didalam masyarkat (Soesastro,

2005 : 23).

Pada Pidato Proklamasi Soekarno pada 17 Agustus 1959, Soekarno

menyatakan idiologi Indonesia yang pada beberapa bulan dinamakan manipol (dari

47

Page 48: TA_06081004011

Manipol Politik). Dia menyerukan kebangkitan kembali semangat Revolusi,

keadilan sosial, serta pelengkapan lembaga - lembaga dan organisasi-organisasi

negara demi Revolusi yang berkesinambungan. Pada awal 1960 kaidah ini semangit

rumit karena ditambahkannya lagi kata USDEK, sehingga menjadi MANIPOL

USDEK, yang berarti UUD 1945, sosialisme ala Indonesia, Demokrasi Terpimpin,

Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia (Ricklefs & siddik, 2008: 553).

Soekarno menegaskan kembali pada tahun 1960 bahwa revolusi Indonesia

belum selesai. USDEK : Undang-undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia

Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin dan Kepribadian Indonesia. Kekuatan

sosial Revolusi Indonesia, setelah Dekrit 5 Juli 1959 :

a.   UUD 1945 dan jiwa Revolusi Indonesia

b.    Hasil-hasil keringat rakyat sejak 1945 sampai sekarang

c.    Kekuatan ekonomi rakyat yang sudah jadi milik nasional

d.    Angkatan perang yang kuat dan administrasi mulai baik

e.    Wilayah kekuasaan Indonesia yang sangat strategis

f.    Kepercayaan akan kemampuan dan keuletan bangsa sendiri

g.    Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah-limpah (A. B Lapian, 1996 :202).

Manipol-Usdek kemudian dikukuhkan Majelis Permusyawaratan Rakyat

Sementara (MPRS) sebagai “ Garis – Garis Besar daripada Haluan Negara” dalam

ketetapan MPRS RI Nomor 1/MPRS /1960. Hal ini membuat perubahan mendasar

paradigma penyelenggaraan negara dan pembangunan bangsa, yakni dari “liberal”

(kemerdekaan berserikat dan berkumpul, membangun koletivitas dengan semngat

musyawarah mufakat) menjadi “terpimpin” (kepemimpinan tunggal yang etatis)

(Mustopadidjaja, 2012 : 70).

Pasal 33 UUD 1945 adalah Pasal mengenai perekonomian isinya adalah:

Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas

kekeluargaan

48

Page 49: TA_06081004011

Cabang – cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai

hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara

Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh

negara dan dipergunakan untuk sebsesar – besar kemakmuran rakyat (UUD

1945).

UUD 1945 khususnya pasal 33 menekankan aspek kooperatif dalam usaha

pencapaian manusia, karena itulah sistem ekonomi yang berdasarkan pancasila dan

UUD 1945 sering disebut dengan “kooperasi” misalnya masyarakat yang bergotong –

royong, masyarakat kekeluargaan dan keadilan sosial (Gunadi,1990:53)

Menurut Sjamsuddin (1993:222) UUD 1945 Pasal 33 adalah sendi utama bagi

politik perekonomian dan politik sosial Republik Indonesia. Di situ tersimpul dasar

ekonomi yang teratur, karena kemiskinan dasar perekonomian rakyat harus berupa

usaha bersama yang dikerjakan secara gotong royong dan berasaskan kekeluragaan.

Ekonomi terpimpin dalam masyarakat sosialis Indonesia ini mengacu pada

“Pasal 33 UUD 1945” Soekarno mengatakan bahwa Ekonomi terpimpin

menghendaki kegotong royongan dibidang ekonomi. Menurut Soekarno sistem

ekonomi itu mengandung tiga unsur yakni kepentingan bersama yang ditetapkan

bersama, usaha bersama yang dilaksanakan bersama, dan pemimpin bersama yang

dimufakati bersama (Alam,2003:453).

Sosialisme Indonesia mengejar terwujudnya suatu tata perekonomian yang

disusun sebagi usaha bersama. Berpedoman bahwa kemakmuran masyarakatlah yang

harus senantiasa diutamakan dan bukan kemakmuran perseorangan. Sosialisme yang

bertujuan sebagai usaha dalam lapangan ekonomi dan keuangan serta melenyapkan

penjajahan dalam bentuk apapun. Sosialisme Indonesia adalah gotong royong

berdasarkan pancasila. Ditambah lagi bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya

akan sumber daya alamnya, sehingga dapat dimanfaatkan dengan sebaik baiknya

(Gunadi,1990:49).

49

Page 50: TA_06081004011

Dalam pidato yang berjudul “kembali ke Revolusi” 1959 (lampiran 1) terlihat jelas

Soekarno menginginkan Demokrasi Terpimpinnya di iringi dengan semangat

perjuangan revolusi yang anti imperialisme dan disertai retooling alat produksi dan

alat distribusi agar pemerintah leluasa untuk menguasai dan mengawasi seluruh alat-

alat vital milik Negara demi perekonomian nasional yang stabil

Sebagaimana yang tertuang dalam “Indonesia Menggugat” yang

dibacakannya pada 18 Agustus 1930, Soekarno memandang kapitalisme dan

Imperialisme adalah sistem yang mendatangkan kesengsaraan bagi rakyat

(Dhakidae,2013:120). Maka rakyat Indonseia harus memiliki semangat nasionalisme

(Sosio-nasionalisme) untuk melawan dan mengkikis habis sisa-sisa kolonialisme

seperti demokrasi liberal ekonomi kapitalis dan sistem feodalisme

(Sjamsuddin,1993:217).

Pemikiran ekonomi Bung Karno, memperlihatkan bahwa ia meletakkan massa

rakyat sebagai tulang-punggung pembangunan ekonomi. Soekarno juga

menganjurkan agar pembangunan dimulai dari “modal dan kekuatan yang kita

punyai”. Saya kira, ini adalah prinsip dasar pemikiran Soekarno: “self-reliance” (jiwa

yang percaya kepada kekuatan sendiri) dan “self help” (jiwa berdikari) —yang

kemudian disempurnakan menjadi konsep Berdikari (Rahardjo, 2001 : 287).

Berdasarkan pemikiran dan strategi Soekarno menunjukan bahwa ada tiga

tema besar yang senantiasa di usung oleh Soekarno, yakni anti-Kapitalisme,

penguatan peran negara dan penegakan kedaulatan ekonomi melalui partisipasi rakyat

dalam perekonomian. Ketiganya dilandasi dengan idiologi dan empiris yang kuat

(Dhakidae,2013:120).

Sebagai pemimpin yang memiliki kharismatik tersendiri dalam mewujudkan

negara makmur yang sesuai dengan ekonomi sosialis, Sukarno melakukan berbagai

upaya kebijakan ekonomi. Sesuai dengan konsep Manipol USDEK yang dicanangkan

50

Page 51: TA_06081004011

Sukarno, diharapkan kebijakan ekonomi yang dilakukan mampu mengatasi

permasalahan-permasalahan perekonomian di Indonesia.

4.2 Kebijakan Ekonomi Soekarno

Ketidakberhasilan pembangunan pada masa demokrasi liberal, membuat

Soekarno menyerukan dibangkitkannya revolusi. Dengan ditetapkan Manipol-Usdek

sebagai Garis Besar Haluan Negara, terjadi perubahan mendasar yakni dari “liberal”

menjadi “ terpimpin” (kepemimpinan tunggal yang etatis). Sebagai seorang

pemimpin Soekarno memiliki pemikiran dan rencana dalam membangun negara, baik

dalam bidang ekonomi, politik, sosial, dan sistem pemerintahan. Di bidang ekonomi

kebijakan yang dilakukan diantaranya :

4.2.1 Pembentukan Bappenas

Soekarno sebagai tokoh dalam jajaran aliran strukturalis dunia, yang

berwawasan normatif serta menghendaki perlunya restrukturisasi tata ekonomi dan

hubungan ekonomi pada tatanan nasional dan mondial. Restrukturisasi merupakan

upaya untuk mengakhiri nasib “ menjadi koeli dinegeri sendiri” atau merenggut

kekuasaan ekonomi dari kekuasaan asing untuk “menjadi tuan di negeri sendiri”

(Rahardjo, 2001: 58).

Secara umum strategi pembangunan periode 1959-1965 mencakup beberapa

bidang, diantaranya dalam bidang ekonomi dan politik. Dalam bidang ekonomi untuk

mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila yang disusun

berdasarkan serangkaian Rencana Pembangunan Nasional jangka panjang (RPJP).

Rencana Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahapan pertama (RPNSB)

Pada tanggal 15 Agustus 1959 dibentuk Dewan Perancang Nasional (Depernas). Di

bawah pimpinan Mr. Muh. Yamin sebagai wakil menteri pertama yang

beranggotakan 80 orang wakil golongan masyarakat dan daerah. Dalam waktu kurang

l ebih satu tahun, yaitu pada tanggal 26 Juli 1960, Depernas berhasil menyusun suatu

“ Rancangan Dasar Undang- Undang Pembangunan Nasional Sementara Berencana

51

Page 52: TA_06081004011

tahapan tahun 1961-1969 “. MPRS menyetujui Rancangan tersebut dengan TAP

No.2/MPRS/1960 (Marwati Djoened, 1993:322).

Dalam Gunadi (1990:344), Dewan Perancang Nasional adalah bagian dari

pengisi kemerdekaan Indonesia, bagian untuk membangun Indonesia. Untuk

melakukan restrukturisasi ekonomi harus lah dibutuhkan suatu perencanaan yang

sistematis, dengan pola, arah, tahapan, prioritas, strategi dan kebijaksanaan yang jelas

agar mampu mewujudkan suatu tujuan perekonomian bangsa.

Dalam pembukaan UUD 1945 ditegaskan falsafah dan pandangan hidup bangsa

Indonesia adalah Pancasila, namun ditetapkannya Manipol-Usdek sebagai GBHN

paradigma pembangunan ikut mengalami perubahan. Paradigma pembangunan

Rencana Pembangunan Nasional Semesta Berencana adalah Manipol- Usdek

(Sjamsuddin,993:233). Dalam membangun masyarakat dan bangsa Indonesia, baik itu

strategi, kebijakan, dan program pembangunan yang dilakukan harus selaras dengan

Manipol- Usdek yang bercirikan demokrasi terpimpin, yang ciri utama di bidang

ekonomi adalah ekonomi terpimpin sedangkan ciri utama sosial budaya adalah

kegotongroyongan. Strategi pembangunan periode 1959-1965 berlandasakan konsep

“revolusi belum selesai” dan bertumpu pada “politik adalah panglima”

(Mustopadidjaja, 2012:75).

Tujuan pembangunan sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan

Nasional Semesta Berencana (RPNSB) tersebut adalah meletakkan dasar- dasar

pembangunan rohaniah dan jasmaniah yang sehat dan kuat serta pembangunan tata

perekonomian nasional yang sanggup berdiri sendiri dan tidak terganyung pada

pasang surutnya pasar dunia, menegakkan kembali kepribadian dan kebudayaan

Indonesia yang berdasarkan semangat demokrasi terpimpin, ekonomi terpimpin dan

gotong royong serta megutamakan hidup bersahaja dan kejujuran (Gunadi,1990:346).

RPNSB yang berasaskan Manipol- Usdek ini memiliki ciri demokrasi terpimpin

yang menerapkan sistem pemerintahan baik itu kekuasaan, keputusan, dan seluruh

pertanggungjawaban berada ditangan pemimpin tertinggi, sedangkan bidang ekonomi

terpimpin yakni negara berperan sebagai pengatur dan pengendali pembangunan.

52

Page 53: TA_06081004011

Pada tanggal 24 Desember 1963, Presiden Soekarno menerbitkan Penetapan

Presiden Nomor 12 tahun 1963, yang berisi pengintegrasian Dewan Perancang

Nasional ke dalam kabinet kerja dan dibentuknya sebuah lembaga yaitu Badan

Perancang Pembangunan Nasional (BAPPENAS). Penetapan presiden ini

menyebutkan bahwa dalam melanjutkan Revolusi Nasional Indonesia untuk

mewujudkan cita – cita membentuk masyarakat adil dan makmur berdasarkan

Pancasila (Mustopadidjaja,2012:84).

Adapun tugas BAPPENAS menurut Penpres dalam Mustopadidjaja (2012:84),

tersebut adalah :

a. Menyusun rencanan pembangunan nasional jangka panjang, termasuk

rencanan pembangunan daerah dan pembangunan masyrakat desa

b. Menyusun rencanan pembangunan tahunan

c. Mengkoordinasi semua usaha persiapan perencanaan dan persiapan

pelaksanaan pembangunan

d. Menilai dan mengawasi pelaksanaan rencanan pembangunan

e. Melakukan usaha – usaha penelitian dan penyelidikan untuk keperluan

perencanaan pembangunan

f. Menyempurnakan pola Perencanaan Semesta Berencana pertama

Sejalan dengan perubahan landasan paradigma penyelenggaraan negara dan

pembangunan, panduan pokok perencanaan pembangunan periode 1959-1965 adalah

Manipol-Usdek, sedangkan lembaga yang bertanggung jawab dalam menyusun

perencanaan pembangunan adalah Depernas/ Bappenas. Setelah MPRS menetapkan

Manipol-Usdek sebagai GBHN pada 1960, Depernas menyusun dan menjabarkan

Rancangan Dasar Pembangunan Nasional Semesta Berencana 1961-1969 dalam

berbagai kebijakan dan program pembangunan (Mustopadidjaja, 2012:88).

Kebijakan pembangunan yang sebagaimana tercantum dalam RPNSB tahapan

1 terbagi menjadi enam bagian yakni: agama, kesejahteraan, pemerintahan dan

53

Page 54: TA_06081004011

keamanan, produksi, distribusi dan perhubungan, keuangan dan pembiayaan. Dalam

bidang bidang produksi kebijakan yang dilakukan adalah :

Pengutamaan bahan keperluan hidup rakyat yang pokok

Cabang – cabang produksi yang vital untuk perkembangan

perekonomian nasional dan menguasai hajat hidup rakyat

Mengikutsertakan rakyat dalam pengerahan semua modal dan potensi

Sedangkan dalam bidang distribusi dan perhubungan kebijakan adalah:

Menyelenggarakan tata distribusi barang-barang keperluan hidup

sehari-hari agar cepat sampai ketangan kerakyat, murah, dan merata

Mengatur dan menyalurkan distribusi bahan-bahan penting bagi

penghidupan rakyat

Menyelenggarakan impor bahan-bahan kebutuhan pokok untuk rakyat

Kebijakan dalam bidang keuangan diantaranya:

Sumber pembiayaan bagi pembangunan atas dasar kekuatan dalam

negeri sendiri

Mengadakan kerjasama ekonomi

Menata sistem moneter yang sehat (Mustopadidjaja, 2012 : 79)

Dalam Sjamsuddin (1993:236) Pemabangunan Semesta Berencana terdiri dari

dua komponen yaitu:

1. Proyek “A” yang diharapkan mampu meningkatkan pembangunan ekonomi

nasional. Sasarannya adalah produksi pangan dan sandang, perbaikan

infrastruktur, perbaikan pendidikan, dan macam-macam “proyek khusus”

yang mencakup 335 proyek

2. Proyek “B” yang diharapkan dapat membiayai proyek “A” misal peningkatan

sektor pertanian dan mineral.

Wujud struktur ekonomi masa depan harus dilakukan melalui perencanaan

dengan sitematis. Disinilah diperlukan adanya Perencanaan nasional dan suatu

lembaga Perencanaan Nasional. Hal ini tidak terlepas dari tugas konstitusional (pasal

33 UUD 1945) yang menegaskan bahwa “ perekonomian disusun sebagai usaha

54

Page 55: TA_06081004011

bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Hal ini menurut Soekarno merupakan

sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi. Soekarno menganggap perlunya

Perencanaan Nasional seperti Depernas dan Beppenas (Sjamsuddin,1993:218).

Soekarno sangat menjunjung tinggi keberdikarian. Soekarno berorientasi

terhadap kekuatan rakyat, pada potensi dalam negeri sendiri sebagai landasan

pembangunan nasional. Itulah Soekarno mengamanatkan Pembangunan Nasional

Semesta Berencana melalui kemampuan sendiri (Rahardjo,2001:47)

Program Bappenas belum sepenuhnya memperbaiki perekonomian Indonesia.

Ekspor dan impor Indonesia mengalami penurunan yang menyebabkan terjadinya

defisit. Untuk mengatasinya pemerintah mengeluarkan dan mencetak uang baru

sehingga uang yang beredar pun semakin bertambah banyak tanpa di imbangi

penambahan barang. Sepanjang tahun 1960-1965 inflasi semakin meningkat untuk

mengatasinya Soekarno memaklumatkan berlakunya 14 peraturan pokok Deklarasi

Ekonomi (Dekon) pada 28 Maret 1963 (Mustopadidjaja, 2012: 111)

4.2.2 Deklarasi Ekonomi

Sejak awal merdeka bangsa Indonesia dalam perekonomiannya didominasi

oleh perusahaan asing, sehingga menimbulkan berbagai kebijakan yang dicanangkan

pemerintah bangsa Indonesia dalam mengatasi perekonomiannya. Memasuki tahun

1960 ekonomi bangsa Indonesia mengalami kemunduran yang sangat mencemaskan.

Harga kebutuhan hidup selalu tinggi, sehingga perekonomian bangsa Indonesia

mengalami inflasi yang melambung tinggi (Sjamsuddin,1993:234).

Sepanjang tahun 1960-1965 laju inflasi terus menerus meningkat. Besar

inflasi pada 1959 dan 1960 masing – masing 19,42 persen dan 29,52 persen untuk

memulihkan perekonomian ini Presiden Soekarno memaklumatkan berlakunya 14

peraturan pokok Deklarasi Ekonomi (Mustopadidjaja, 2012:111). Kegiatan ekonomi

pada masa Demokrasi terpimpin juga dilandaskan atas strategi dasar ekonomi

Indonesia yang diamanatkan dalam oleh Presiden Soekarno Deklarasi Ekonomi pada

tanggal 28 Maret 1963. Latar belakang dikeluarkan Deklarasi Ekonomi adalah karena

55

Page 56: TA_06081004011

berbagai peraturan dikeluarkan pemerintah untuk merangsang ekspor (export drive)

mengalami kegagalan, misalnya Sistem Bukti Ekspor (SBE). Sulitnya memperoleh

bantuan modal dan tenaga dari Luar Negeri, sehingga pembangunan yang

direncanakan guna meningkatkan taraf hidup rakyat tidak dapat terlaksana dengan

baik (Soesastro,2005:112).

Deklarasi Ekonomi (Dekon) merupakan langkah yang diambil presiden

Soekarno untuk perbaikan ekonomi di Indonesia secara menyeluruh. Dekon

dinyatakan sebagai strategi dasar ekonomi terpimpin Indonesia yang menjadi bagian

dari strategi umum revolusi Indonesia. Strategi adalah mensukseskan Pembangunan

Sementara Berencana 8 tahun yang polanya telah diserahkan oleh Bappenas tanggal

13 Agustus 1960 (Mustopadidjaja, 2012:70).

Dalam usaha memperbaiki keadaan ekonomi keuangan, Presiden Soekarno

mengamanatkan Deklarasi Ekonomi pada hari kamis, tanggal 28 Maret 1963.

Deklarasi ekonomi bertujuan untuk menciptakan ekonomi yang bersifat nasional,

demokratis, dan bebas dari sisa-sisa imperialisme untuk mencapai tahap ekonomi

sosialis Indonesia dengan cara terpimpin. yang mampu memanfaatkan sumber daya

alam serta sumber daya manusia Indonesia sendiri (Rahardjo, 2001:245).

Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa sistem ekonomi Indonesia adalah

Berdikari yaitu berdiri di atas kaki sendiri. Dengan demikian dibentuknya Deklarasi

Ekonomi adalah untuk menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokratis, dan

bebas dari sisa-sisa imperialisme untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia

dengan cara terpimpin yang melibatkan rakyat dalam pembangunan

(Dhakidae,2013:129).

Deklarasi Ekonomi bertujuan untuk mengatasi keadaan ekonomi Indonesia,

sehingga mendukung proses pembangunan di Indonesia, selain itu mencanangkan

Deklarasi Ekonomi ( Dekon) diharapkan dapat mengatasi laju inflasi. Tujuan yang

56

Page 57: TA_06081004011

hendak dicapai bukanlah sekedar mencetuskan suatu terobosan ekonomi,

melainkan untuk mendorong perkembangan masyarakat secara menyeluruh artinya

untuk mencapai “Demokrasi Nasional” yang kemudian akan menuju tahap sosialis

Indonesia (Sjamsuddin,1993:238).

Dalam mengatasi krisis ini pemerintah menggunakan berbagai cara diantaranya

adalah menggagas adanya Deklarasi Ekonomi (Dekon) pada tahun 1963. Dekon ini

mempunyai program dengan bekerja membuat berbagai kebijakan diantaranya adalah

1. Diciptakan susunan ekonomi yang bersifat nasional dan demokratis, yang

bersih dari sisa-sisa Imperialisme dan Feodalisme.

2. Ekonomi sosialis Indonesia, ekonomi tanpa penghisapan manusia oleh

manusia. Dimana tiap orang dijamin mendapat pekerjaan, sandangpangan,

perumahan serta kehidupan kultural dan spiritual yang layak (Lubis 1988:77).

Deklarasi Ekonomi membenarkan pentingnya untuk memperbaiki potensi

rakyat dan untuk mewujudkan cita-cita ekonomi sosialis Indonesia itu bisa tercapai

setelah Imperialisme dan Feodalisme dapat dihancurkan secara total baik didalam

negeri maupun di luar negeri Indonesia sendiri. Presiden Soekarno beranggapan

bahwa Imperialisme dan Feodalisme akan mensengsarakan bangsa Indonesia

(Dhakidae,2013:129).

Deklarasi Ekonomi kemudian disusul dengan peraturan tanggal 26 Mei yang

di dalamnya tercermin pengaruh Dana Moneter Internasional (IMF) . Peraturan yang

dikeluarkan saat itu menampilkan pendekatan ekonomi terhadap persoalan-persoalan

ekonomi yang sedang dihadapi Indonesia. Pada awal pelaksanaan Deklarasi ini terjadi

laju kenaikan biaya hidup 500% , dua bulan kemudian menjadi datar dan laju inflasi

dapat sedikit ditekan (Sjamsuddin,1993:239).

Inflasi yang terjadi tidak mampu diatasi, kebijakan dekon ini tidak juga

berhasil mengatasi kemerosotan ekonomi, pada tahun 1965 pemerintahan Soekarno

mengeluarkan kebijakan dengan membentuk sebuah badan yang bertugas

menghentikan krisis ekonomi yang terjadi pada masa itu. Badan yang dibentuk ini

57

Page 58: TA_06081004011

diberi nama dengan Komando Tertinggi Berdikari (Kotari) yang bertugas

melaksanakan pembangunan ekonomi atas dasar berdiri di kaki sendiri (berdikari)

(Rahardjo,2005:239).

Dikatakan untuk memenuhi hasrat rakyat Indonesia melaksanakan prinsip

“berdiri diatas kaki sendiri”, maka di dikeluarkanlah Penpres pada tanggal 24 April

mengenai penempatan semua perusahaan asing di Indonesia yang tidak bersifat

domestik di bawah penguasaan pemerintah Republik Indonesia. Belum puas dengan

membentuk berbagai badan menangani kemelut perekonomian ini, maka Soekarno

telah membentuk pula sebuah badan lain bernama Dewan Pangan Nasional. Dalam

badan-badan tertinggi ini senantiasa Soekarno menjabat ketuanya, dibentuk oleh

Presidium atau staf pelaksana, tetapi pekerjaan badan-badan hanya di atas kertas

belaka (Lubis,1988:102-103).

Deklarasi Ekonomi belum maksimal, kenaikan barang kebutuhan pokok dan

sekunder tidak dapat dihentikan. Pada tahun 1965 inflasi mencapai angka 594,44

persen, hal ini membuat pemerintah melakukan devaluasi uang rupiah

(Mustopadijadja, 2012 : 111).

4.2.3 Devaluasi

Perkembangan ekonomi Indonesia dalam pembangunan sektor riil masih juga

belum menunjukkan adanya perkembangan sehingga pasokan barang, terutama

pangan tetap mengalami kekurangan. Dampak dari berbagai kondisi tersebut

menimbulkan pembengkakan defisit APBN yang semakin kronis yang disertai pula

oleh defisit cadangan devisa. Sama seperti pada periode sebelumnya, defisit APBN

tersebut ditutuap dengan Uang Muka dari bank Indonesia yang pemenuhannya

dilakukan dengan cara pencetakan uang. Oleh karena itu uang beredar semakin

banyak dan terjadilah hyperinflasi. Tahun 1965/1965 kenaikan inflasi mencapai

635,5% yang sekaligus merupakan inflasi tertinggi sepanjang sejarah perekonomian

Indonesia ( blog abid ://www.berdikarionline.com/gotong-royong/20120422/strategi-

perekonomian-bung-karno.htm ,diakses 29 oktober 2013).

58

Page 59: TA_06081004011

Pemerintah mengeluarkan paket kebijakan yang dimaksudkan untuk

meringankan beban APBN, memperbaiki posisi neraca pembayaran dan menekan laju

inflasi. Isi paket itu terdiri atas devaluasi Rupiah, sanering dan penyempurnaan

kebijakan devisa serta ketentuan-ketentuan perdagangan internasional. Pada tanggal

25 Agustus 1959 pemerintah mengumumkan keputusannya mengenai penuruan nilai

uang (devaluasi), yaitu pendevaluasian mata uang Rp 1.000,00 dan Rp 500,00

menjadi Rp 100,00 dan Rp 50,00. Mata uang pecahan Rp 100,00 ke bawah tidak

didevaluasi. (Ricklefs, 2004:200) . Tujuan dilakukan Devaluasi yaitu guna

membendung inflasi yang tetap tinggi, dan untuk mengurangi jumlah uang yang

beredar di masyarakat, serta agar dapat meningkatkan nilai rupiah sehingga rakyat

kecil tidak dirugikan.

Devaluasi juga dilakukan pada 13 Desember 1965 menjadikan uang senilai

Rp 1000 menjadi Rp 1. Sehingga uang rupiah baru mestinya dihargai 1000 kali lipat

uang rupiah lama, tapi di masyarakat uang rupiah baru hanya dihargai 10 kali lipat

lebih tinggi. Maka tindakan pemerintah untuk menekan angka inflasi ini malah

meningkatkan angka inflasi (Gunadi,1990:348).

Selain kebijakan – kebijakan yang dilakukan pemerintah guna mengatasi

permasakah ekonomi Indonesia di atas, ada beberapa kebijakan lain yakni :

1. Meningkatkan Perdagangan dan Perkreditan Luar Negeri.

Pemerintah membangkitkan ekonomi agraris atau pertanian, sebab kurang

lebih 80% penduduk Indonesia hidup dari bidang pertanian. Hasil pertanian dan

perkebunan tersebut diekspor untuk memperoleh devisa yang selanjutnya digunakan

untuk mengimpor berbagai bahan baku/ barang konsumsi yang belum dihasilkan di

Indonesia. Jika Indonesia tidak mampu memperoleh keuntungan maka akan mencari

bantuan berupa kredit luar negeri guna memenuhi biaya import dan memenuhi

kebutuhan masyarakat di dalam negeri.

59

Page 60: TA_06081004011

Politik luar negeri pada masa demokrasi terpimpin dibidang perdagangan dan

perkreditan memiliki kecendrungan untuk menerpakan ajaran marxisme yang

bersandar kepada prinsip realitas yang ada dalam masyarakat dan aktivitas politiknya

disesuaikan dengan realitas yang ditemukan. Disini terlihat tindakan Soekarno dalam

hal perkreditan lua negeri dilandasi dengan konsep arranngement dan readjustment

dengan negara-negara kreditor yang berlaku secara internasional (Poesponegoro &

Marwati Djoned, 1993:434).

2. Pembentukan Front Nasional.

Front Nasional dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden No.13 Tahun 1959.

Front Nasional merupakan sebuah organisasi massa yang memperjuangkan cita-cita

proklamasi dan cita-cita yang terkandung dalam UUD 1945. Tujuannya adalah

menyatukan segala bentuk potensi nasional menjadi kekuatan untuk menyukseskan

pembangunan. Front Nasional dipimpin oleh Presiden Sukarno sendiri. Tugas front

nasional adalah untuk menyelesaikan Revolusi Nasional, melaksanakan

pembangunan, dan mengembalikan Irian Barat (Mustopa,2002: 32 ).

3. Pembentukan Komando Tertinggi Operasi Ekonomi (KOTOE) dan

Kesatuan Operasi (KESOP)

Kegagalan Dekon memberikan dampak yang buruk bagi perekonomian

Indonesia, karena tidak dapat melaksanakan konsep peraturan yang ada. Untuk

mengatasi hal ini Pemerintah mengeluarkan peraturan tanggal 17 April 1964 yakni

Komando Tertinggi Operasi Ekonomi (KOTOE) dan Kesatuan Operasi (KESOP)

dalam usaha perdagangan. Selain itu diadakannya peleburan bank-bank Negara.

Presiden berusaha mempersatukan semua bank negara ke dalam satu bank sentral

sehingga didirikan Bank Tunggal Milik Negara berdasarkan Penpres No. 7 tahun

1965 (Mustopadidjaja, 2012 : 111).

60

Page 61: TA_06081004011

Tugas bank tersebut adalah sebagai bank sirkulasi, bank sentral, dan bank

umum. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka dilakukan peleburan bank-bank

negara seperti Bank Koperasi dan Nelayan (BKTN), Bank Umum Negara, Bank

Tabungan Negara, Bank Negara Indonesia ke dalam Bank Indonesia. Dibentuklah

Bank Negara Indonesia yang terbagi dalam beberapa unit dengan tugas dan pekerjaan

masing-masing. Tindakan itu menimbulkan spekulasi dan penyelewengan dalam

penggunaan uang negara sebab tidak ada lembaga pengawas.

4.3 PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PEREKONOMIAN

INDONESIA

Kegagalan pembangunan ekonomi pada masa demokrasi liberal membuat

Soekarno membuat rencana dan program kebijakan ekonomi yang berhaluan dari

Manipo- Usdek. Tantangan pembangunan ekonomi adalah mengimplementasikan

perubahan paradigma “ekonomi liberal “ ke “ekonomi terpimpin” . Ditambah kondisi

perekonomian Indonesia 1959-1960 cukup memprihatinkan.

Pada masa demokrasi terpimpin keadaan ekonomi dan keuangan pemerintah

Indonesia semakin suram. Inflasi terjadi sangat tinggi mendorong pemerintah

melakukan pemotongan nilai mata uang (devaluasi) rupiah. Pada tanggal 13

Desember 1965 devaluasi dilakukan dengan menjadikan uang senilai Rp 1000

menjadi RP 1. Sehingga uang rupiah baru semestinya bernilai 1000 kali lipat uang

lama. Akan tetapi, didalam masyarakat uang baru hanya dihargai 10 kali lipat lebih

tinggi uang rupiah baru. Akibatnya, tindakan ini membuat inflasi lebih tinggi

(Rickelfs, 2007 : 200).

Pembangunan proyek – proyek mercusuar yang di laksanakan pemerintah

mengakibatkan pemerintah mengadakan pengeluaran – pengeluaran yang sangat

besar, sehingga harga – harga kebutuhan pokok ikut naik. Tingkat harga paling tinggi

terjadi pada tahun 1965 yakni 200% - 300% dari tahun – tahun sebelumnya. Terjadi

lonjakan harga kebutuhan pokok yang cukup tinggi (Sjamsuddin,1993:241).

61

Page 62: TA_06081004011

Dalam ekonomi terpimpin ini pemerintah mengambil peran utama dalam

industri, perkebunan, dan perdagangan. Suatu rencana pembangunan dan

industralisasi yang digagas oleh Dewan Perancang Nasional (DEPERNAS) yang

dibentuk oleh Presiden Soekarno pada bulan Agustus 1959. Dewan ini terdiri dari 70

orang anggota dan diketuai oleh Muhammad Yamin. Pada agustus 1960,

DEPERNAS selesai menyusun Rencana Semesta Berencana 8 Tahun (1961-1969).

Namun kebijakan DEPERNAS ini masih sulit dijalankan, hal ini karena berbenturan

dengan penetapan yang dilakukan oleh Soekaro ( Poseponegoro & Marwati Djoened,

1993: 428).

Pada tanggal 28 Maret 1963, pemerintah juga mengeluarkan kebijakan

(Dekon) Deklarasi ekonomi yang berisi 14 aturan pokok sebagai strategi dasar

ekonomi Indonesia dan merupakan strategi umum Revolusi Indonesia. Tujuan

Deklarasi Ekonomi ini adalah untuk menciptakan ekonomi yang bersifat nasionalis,

demokrastis, dan bebas dari sisa-sisa imperialisme untuk mencapai tahap ekonomi

sosialis Indonesia dengan cara terpimpin (Dhakidae,2013:129)..

Dengan Dekon, Pemerintah memegang kendali penuh perkembangan

ekonomi, namun Dekon tidak berhasil memperbaiki keadaan ekonomi dan keuangan

negara. Hal ini terjadi karena peraturan pelaksanaannya yang dibuat tanggal 26 Mei

1963 justru bertentangan dengan prinsip-prinsip Dekon itu sendiri. Pelaksanaan

Dekon ini menimbulkan dampak terjadinya stagnasi perekonomian (Mustopadidjaja,

2012:111).

Deklarasi Ekonomi yang dicanagkan Soekarno praktis tidak ada hasilnya dan

mandeg samasekali setelah pemberontakan G-30-S/PKI tanggal 30 September 1965

(Sjamsuddin,1993:346).

Rencana Pembangunan Semesta Berencana tidak berjalan dengan lancar,

karena lebih menekankan rincian politis ditengah penderitaan ekonomi rakyat. Begitu

juga pada tahun 1963 rencana pembangunan sulit dijalankan yang memperparah

perekonomian Indonesia (Ranoh, 2006 :96).

62

Page 63: TA_06081004011

Tahun 1965 dan 1966 laju pertumbuhan ekonomi atau Produk Domestik

Bruto (PDB) masing-masing hanya sekitar 0,5% dan 0,6%. Selain laju ekonomi yang

turun sejak tahun 1958, defisit saldo neraca pembayaran (BOP) dan defisit anggaran

pendapatan dan belanja pemerintah (APBN) terus membesar dari tahun ke

tahun.selain itu, selama periode orde lama kegiatan produksi di sektor pertanian dan

sektor industri manufaktur berada pada tingkat yang sangat rendah karena

keterbatasan kapasitas produksi dan infra struktur pendukung, baik fisik maupun non

fisik seperti pendanaan dari bank (http://lindyamelia.blogspot.com: Sistem

Perekonomian Indonesia Diambil tanggal 13 februari 2012).

Selain itu dampak dari kebijakan ekonomi masa terpimpin terlihat dari

devaluasi yang dilakukan pemerintah. Pada 25 Agustus 1959 mata uang rupiah

didevaluasikan dengan 75% suatu peredaran moneter diperintahkan dengan

menurunkan semua uang kertas Rp. 500,00 dan Rp. 1.000,00 menjadi sepersepuluh

dari nilai nominalnya, dan deposito-deposito bank yang besar jumlahnya dibekukan.

Tindakan ini mengurangi jumlah persediaan uang dari Rp. 34 milyar menjadi Rp. 21

milyar (Ricklefs, 2007 : 404).

Muhammad Yamin (dalam Mustopadidjaja, 2012) menyebutkan kondisi

ekonomi Indonesia periode 1959-1960 cukup memprihatinkan, utang luar negeri dan

dalam negeri membesar. Nilai mata uang rupiah anjlok, pendapatan nasional hanya

berkisar di seputar angka 206 miliar sampai 236 miliar rupiah. Pendapatan perkapita

berada disekitar angka 2.200 – 2.500 rupiah. Jumlah penduduk terus bertambah 2%

sampai 2,3% per tahun. Pada tahun 1959 total penduduk Indonesia berjumlah 92,7

juta jiwa. Untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat secara signifikan, diperlukan

pertumbuhan ekonomi cukup tinggi rata- rata 10% per tahun.

Menghadapi permasalah ekonomi yang makin parah Soekarno menerima

bantuan dari negara sosialis bukan mengurangi atau memperbaiki keadaan namun

makin menambah utang negara. Kondisi ekonomi ini juga bertambah parah karena

terjadinya gangguan-gangguan keamanan dalam negeri. Dampak struktur ekonomi

63

Page 64: TA_06081004011

Indonesia mengarah pada etatisme dan ekonomi anarkhi. Pengeluaran negara

bertambah besar karena prionsip-prinsip ekonomi diabaikan

Demokrasi Terpimpin di bawah pimpinan Soekarno berakhir pada 1966, dan

situasi ekonomi pada saat itu sedang dilanda inflasi sampai dengan 650%.. Kenaikan

harga barang juga terjadi yang pada puncaknya memicu keterpurukan perekonomian

Indonesia (Boediono,2009:38).

Kenaikan harga-harga itu berakibat antara lain :

a. Pelaksanaan program pembangunan menjadi kacau, karena pembiyaan

melampaui jumlah yang direncanakan semula, banyak proyek yang tidak

dapat diteruskan

b. Politik harga pemerintah juga kacau, timbul kesenjangan yang mencolok

antara harga resmi dan harga bebas

c. Kemacetan kebijaksanaan distribusi pemerintah mengenai kebutuhan barang-

barang pokok

d. Terjadi penyelewengan pejabat pemerintah dan ketegangan sosial

Pemikiran ekonomi Soekarno demikianlah yang hendak diwujudkan lewat

politik ekonomi terpimpin, namun mendapat kesenjangan antara pemikiran dan

perilaku ekonomi yang mengalami kegagalan dalam membawa kesejahteraan rakyat

secara ekonomi. Dengan demikian ekonomi Terpimpin belum bisa memperbaiki

kondisi ekonomi saat itu bahkan dikatakan kebijakan yang dilakukan soekano

mengalami kegagalan (Ranoh, 2006:95)..

Secara keseluruhan perkembangan ekonomi Indonesia pada masa Demokrasi

terpimpin memperlihatkan kemunduran, terutama jika dibandingkan dengan masa

sebelumnya. Kemerosotan ekonomi berpengaruh besar pada tingkat kesejahteraan

rakyat. Di bidang moneter terjadi pemotongan nilai mata uang yang menyisakan nilai

sepersepuluh dari nilai mata uang kertas yang sedang beredar. Perubahan sistem

liberal ke terpimpin tentunya tantangan tersendiri. Pada sistem liberal ekonomi di

Indonesia menerapkan konsep ekonomi pasar dengan pemerintah dan swasta saling

64

Page 65: TA_06081004011

mengisi. Sedangkan sistem ekonomi terpimpin, peran negara tampil lebih dominan

(etatis) (Mustopadijaja, 2012 : 73).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari uraian skripsi ini, maka dapat penulis kemukakan beberapa simpulan

sebagai berikut :

1. Soekarno Presiden pertama Republik Indonesia memiliki tantangan yang berat

dalam mengembalikan dan memulihkan kondisi Indonesia baik itu dalam

bidang pemerintahan, politik, ekonomi, sosial dan kehidupan masyarakat.

65

Page 66: TA_06081004011

Dampak dari adanya kolonialisme dan imperialisme oleh bangsa barat

membuat kondisi Indonesia morat – marit. Indonesia memiliki tiga model

demokrasi yakni demokrasi liberal, terpimpin, dan pancasila. Pada masa

demokrasi liberal Indonesia masih mengalami keterpuruikan ekonomi, bahkan

bisa diktakan mengalami kegagalan. Dalam pemikirannya Soekarno banyak

belajar dari ajaran Karl marx tentang marxisme, namun Soekarno hanya

menggunakan pendekatan ilmiahnya saja dalam penyelenggaraan sistem

politik dan ekonomi. Konsepsintya mengenal Ekonomi Terpimpin, yang

nantinya di tuangkan baik dalam Manipol-Usdek , Rencana Pembanunan

Semesta dan juga Dekon. Soekarno kemudian menekankan bahwa haluan

ekonomi ini hanya akan berhasil dengan dukungan massa rakyat. Dalam

usaha memassifkan dukungan rakyat, Soekarno berpropaganda tentang

Trisakti:

●      Berdikari di bidang ekonomi

●      Berdaulat di bidang politik; dan

●      Berkepribadian dalam budaya.

Kemudian pada Peringatan 17 Agustus 1959, Soekarno berpidato tentang

Penemuan Kembali Revolusi Kita, yang terkenal sebagai Manifesto Politik

Republik Indonesia (Manipol). Dalam pidato tersebut, secara garis besar,

Soekarno mencanangkan dilaksanakannya sistem Demokrasi Terpimpin. Pada

intinya manipol terdiri atas lima hal pokok, yaitu: UUD 1945, Sosialisme

Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian

Indonesia yang disingkat USDEK. Sejak saat itu, setiap gerak dan langkah

seluruh komponen bangsa Indonesia diharuskan berdasar pada Manipol-

USDEK. Oleh karena itu, sistem ekonomi terpimpin menuntut seluruh unsur

perekonomian Indonesia menjadi alat revolusi. Dalam ekonomi terpimpin,

66

Page 67: TA_06081004011

kegiatan perekonomian ditekankan pada konsepsi gotong royong dan

kekeluargaan sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 33 UUD 1945. Soekarno

seperti juga Bung Hatta, meletakkan politik sebagai pembuka jalan bagi

kebijakan perekonomian. Jadi, politik mempanglimai proses pembangunan

ekonomi nasional. Soekarno memaknai proses perjuangan bangsa menggapai

cita-citanya sebagai sebuah proses revolusi. Bagi Bung Karno, revolusi

nasional-demokratis merupakan prasyarat dan sekaligus persiapan menuju

tahap revolusi sosialis. Pada tahap revolusi nasional-demokratis itu, politik

perekonomian Indonesia harus berjuang menghapuskan sisa-sisa feodalisme

dan imperialisme. Sedangkan pada tahap revolusi sosialis, tugas

perekonomian Indonesia adalah menciptakan masyarakat tanpa penghisapan

manusia atas manusia (tanpa exploitation de I’homme par I’homme). Di sini,

perlu ditekankan, bahwa Soekarno menolak pandangan kaum evolusioner

tentang keniscayaan transisi dari pertanian yang bercampur dengan industri

kecil menuju tingkat kapitalisme industrial. Soekarno, seorang penganut

materialisme-historis, menganggap dua pendapat di atas tidak sesuai dengan

hukum objektif perkembangan sejarah. Tahap industrialisasi, misalnya, tidak

akan tercapai jikan ekonomi nasional dibelenggu oleh feodalisme dan

imperialisme. Menurut Soekarno, tugas ekonomi kita adalah menghapus sisa-

sisa imperialisme dan feodalisme di lapanngan ekonomi.

2. Seiring dengan perubahan politik menuju demokrasi terpimpin maka

ekonomipun mengikuti ekonomi terpimpin. Sehingga ekonomi terpimpin

merupakan bagian dari demokrasi terpimpin. Dimana semua aktivitas

ekonomi disentralisasikan di pusat pemerintahan sementara daerah merupakan

kepanjangan dari pusat. Langkah yang ditempuh pemerintah untuk menunjang

pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut :

1.                  Pembentukan Badan Perancang Pembangunan Nasional (Bappenas)

67

Page 68: TA_06081004011

Untuk melaksanakan pembangunan ekonomi di bawah Kabinet Karya maka

dibentuklah Dewan Perancang Nasional (Depernas) pada tanggal 15 Agustus 1959

dipimpin oleh Moh. Yamin dengan anggota berjumlah 50 orang. Tugas Depernas

diantaranya adalah mempersiapkan rancangan Undang-undang Pembangunan

Nasional yang berencana dan menilai penyelenggaraan pembangunan. Hasil yang

dicapai, dalam waktu 1 tahun Depenas berhasil menyusun Rancangan Dasar Undang-

undang Pembangunan Nasional Sementara Berencana tahapan tahun 1961-1969 yang

disetujui oleh MPRS.

Pada tahun 1963 Dewan Perancang Nasional (Depernas) diganti dengan nama Badan

Perancang Pembangunan Nasional (Bappenas) yang dipimpin oleh Presiden Sukarno.

Diantara tugas bappenas adalah menyusun rencana jangka panjang dan rencana

tahuanan, baik nasional maupun daerah serta mengawasi dan menilai pelaksanaan

pembangunan.

2. Deklarasi Ekonomi

Deklarasi Ekonomi (Dekon) merupakan langkah yang diambil presiden

Soekarno untuk perbaikan ekonomi di Indonesia secara menyeluruh. Dekon

dinyatakan sebagai strategi dasar ekonomi terpimpin Indonesia yang menjadi

bagian dari strategi umum revolusi Indonesia. Strategi adalah mensukseskan

Pembangunan Sementara Berencana 8 tahun yang polanya telah diserahkan

oleh Bappenas tanggal 13 Agustus 1960. Kebijakan dekon ini Pemerintah

Indonesia menyatakan bahwa sistem ekonomi Indonesia adalah Berdikari

yaitu berdiri di atas kaki sendiri. Tujuan utama dibentuk Deklarasi Ekonomi

adalah untuk menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokratis, dan

bebas dari sisa-sisa imperialisme untuk mencapai tahap ekonomi sosialis

Indonesia dengan cara terpimpin. Dekon ini mempunyai program dengan

bekerja membuat berbagai kebijakan diantaranya adalah :

a. Diciptakan susunan ekonomi yang bersifat nasional dan demokratis,

yang bersih dari sisa-sisa Imperialisme dan Feodalisme.

68

Page 69: TA_06081004011

Ekonomi sosialis Indonesia, ekonomi tanpa penghisapan manusia oleh

manusia. Dimana tiap orang dijamin mendapat pekerjaan, sandangpangan,

perumahan serta kehidupan kultural dan spiritual yang layak.

3.   Penurunan Nilai Uang (Devaluasi)

Adapun tujuan dari devaluasi ini adalah berguna untuk membendung inflasi yang

tetap tinggi, untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat,

meningkatkan nilai rupiah sehingga rakyat kecil tidak dirugikan.

Maka pada tanggal 25 Agustus 1959 pemerintah mengumumkan keputusannya

mengenai penuruan nilai uang (devaluasi), yaitu sebagai berikut:

a.       Uang kertas pecahan bernilai Rp. 500 menjadi Rp. 50

b.      Uang kertas pecahan bernilai Rp. 1.000 menjadi Rp. 100

Selain kebijakan tersebut, terdapat juga kebijakan lain diantaranya :

meningkatakan perdagangan dan perkreditan luar negeri, pembentukan front

nasional, pembentukan Komando Tertinggi Operasi Ekonomi (KOTOE) dan

Kesatuan Operasi (KESOP).

1. Pengaruh dari adanya kebijakan – kebijakan pemerintah terhadap

perekonomian Indonesia ini adalah :

a. Dengan adanya kebijakan Bappenas, perekonomian Indonesia belum teratasi

dengan baik, ditandai dengan adanya pertumbuhan PDB mencapai 4,2 % atau

tumbuh rata-rata 1,05 % per tahun. Rendahnya tingkat pertumbuhan ini

merupakan akibat langsung kondisi pilitik yang tidak stabil dan keamanan

dalam negeri. Selain itu inflasi terus meningkat bahkan mengalami hiper

inflasi sebesar 594,5 persen.

b.Deklarasi ekonomi tidak mampu mengatasi kesulitan ekonomi dan masalah

inflasi, Dekon dikeluarkan pemerintah mengakibatkan stagnasi bagi

perekonomian Indonesia. Kesulitan-kesulitan ekonomi semakin mencolok,

tampak dengan adanya kenaikan harga barang mencapai 400 % pada tahun

69

Page 70: TA_06081004011

1961-1962, beban hidup rakyat semakin berat. Kegagalan Peraturan

Pemerintah disebabkan karena: tidak terwujudnya pinjaman dari International

Monetary Fund (IMF) sebesar US$ 400 juta, adanya masalah ekonomi yang

muncul karena pemutusan hubungan dengan Singapura dan Malaysia dalam

rangka kasi Dwikora, serta politik konfrontasi dengan Malaysia dan negara

barat semakin memperparah kemerosotan ekonomi Indonesia.

c. Devaluasi yang dilakukan pemerintah ini tidak mampu mengatasi

kemerosotan ekonomi yang semakin jauh, terutama perbaikan dalam bidang

moneter. Para pengusaha daerah di seluruh Indonesia tidak mematuhi

sepenuhnya ketentuan keuangan tersebut. Pada masa pemotongan nilai uang

memang berdampak pada harga barang menjadi murah tetapi tetap saja tidak

dapat dibeli oleh rakyat karena mereka tidak memiliki uang. Hal ini

disebabkan karena : Penghasilan negara berkurang karena adanya gangguan

keamanan akibat pergolakan daerah yang menyebabkan ekspor menurun.

Pengambilalihan perusahaan  Belanda pada tahun 1958 yang tidak diimbangi

oleh tenaga kerja manajemen yang cakap dan berpengalaman, serta

pengeluaran biaya untuk penyelenggaraan Asian Games IV tahun 1962, RI

sedang mengeluarkan kekuatan untuk membebaskan Irian Barat.

Secara keseluruhan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintahan Soekarno

belum dapat meningkatkan perekonomian di Indonesia pada masa itu

Berbagai kebijakan yang dilakukan bahkan tidak berpengaruh dalam

perbaikan dan kemajuan perekonomian Indonesia.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka dapat disarankan sebagai berikut :

a. Agar pembaca dapat menambah wawasan, informasi, dan pengetahuan

kepustakaan setelah membaca hasil penelitian mengenai Kebijakan

Ekonomi Soekarno 1959-1965

b. Agar pembaca dapat mengetahui sejarah kepemimpinan Soekarno dalam

membangun perekonomian Indonesia pada tahun 1959-1965

70

Page 71: TA_06081004011

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, D.1999.Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos

71

Page 72: TA_06081004011

Abdullah, Burhanuddin.2006.Menanti Kemakmuran Negeri,Kumpulan Esai tentang

Pembangunan Ekonomi Sosial Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka

Abid. Kebijakan Pemerintah ala soekarno http://www.berdikarionline.com/bung-

karnoisme/20120422/strategi-perekonomian-bung-karno.html Diakses tanggal 29

Oktober 2013)

Advendi.2000.Hukum dalam Ekonomi. Jakarta: Grasindo

Alfian, 1983. Pemikiran dan Perubahan Politik di Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Alam, wawan tunggul.2003. Demi Bangsaku Pertentangan Sukarno vs Hatta.

Jakarta: Gramedia

Artikel Kusno.Kebijakan Ekonomi pada Masa Orde Lama

http://ekonomikro.blogspot.com/2010/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-

none.html) Diakses tanggal 22 april 2012

Boediono.2009.Ekonomi Indonesia mau kemana? Kumpulan Esai Ekonomi

Boediono.Jakarta:

Gramedia

Dumairy.1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta : Erlangga

Dhakidae,Daniel.2013.Soekarno,Membongkar Sisi-sisi Hidup Putra Sang

Fajar.Jakarta:Kompas

Ditjindro, Wijarnoko.2012.Bung Karno The Untold Stories.Jakarta: Buku Pintar

Giebels,Lambers.2001.Soekarno Biografi : 1901-1950.Jakarta : Grasido

Gilarso.2004.Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Yogyakarta: Kanisisus

Gottschalk, Louis.1983. Mengerti Sejarah. (terjemahan Nugroho Notosusanto).

Jakarta: UI Press

Gunadi,Tom.1990.Sistem Perekonomian Menurut Pancasila dan UUD 1945.Bandung:

Angkasa

Hendarseh,Amir.2010.Soekarno Sang Prokalmator.Yogyakarta: Pustaka Anggrek

Irwanto, Dedi & Alian sair.2014. Metodologi dan Historiografi Sejarah.

Yogyakarta :Eja-Pulisher

72

Page 73: TA_06081004011

Kahin, George Mc. Turnan. 1997. Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia.

Surakarta: UNS Press

Kartodirdjo, dkk. 1997. Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Kattopo,Aristides.1990.80 Tahun Bung Karno.Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Kuntowijoyo.1994. Metodologi Sejarah.Yogyakarta: Tiara Wacana

Lapian, AB. 1996. Terminologi Sejarah. Jakarta: Depdikbud.

Lindy amelia : sistem perekonomian Indonesia (http://lindyamelia.blogspot.com sistem-

perekonomian-Indonesia, diakses tanggal 13 februari 2013

Lubis,Muchtar.1988.Politik dalam Negeri dan Permasalahan Nasional. Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia

Maarif,Akhmad Syafii.1996.” Islam dan Politik,Teori Belah Bambu Masa Demokrasi

Terpimpin 1959-1965”. Jakarta : Gema Insani Press

Mustopa, Habib dkk.2002.Sejarah SMA XII. Yudhistira

Mustopadidjaja, dkk.2012. BAPPENAS dalam Sejarah Perencanaan Pembangunan

Indonesia 1945-2025.Jakarta : LP3ES

Persamaan dan Perbedaan Kebijakan Ekonomi Pada masa Orde Lama, Orde Baru,

dan Reformasi (

http://akirawijayasaputra.wordpress.com/2010/03/31/persamaan-dan-perbedaan-

kebijakan-ekonomi-pada-masa-orde-lama-orde-baru-dan-reformasi/ ) Diakses

tanggal 13 Ferbuari 2013

Poesponegoro, Marwati Djoened. Dkk. 1993. Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI.

Jakarta : Balai Pustaka

Rahardjo,Iman Toto K.2001.Bung Karno Wacana Konstitusi dan Demokrasi .Jakarta:

Gramedia

Rahardjo,Iman Toto K. DKK.2001.Bung Karno dan Ekonomi Berdikari.Jakarta :

Gramedia

73

Page 74: TA_06081004011

Ranoh, Ayub.2006. Kepemimpinan Kharismatik : Tinjauan Teologis-Etis atas

Kepemimpinan Sukarno. Jakarta : Gunung Mulia

Rauf, Maswadi. 2000. Konsensus Politik. Jakarta: Depdiknas

Ricklefs,M.C.2007.Sejarah Indonesia Modern.Yogyakarta:Gajah Mada University

Ricklefs,M.C & Moh. Sidik Lugraha.2008.Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta

: PT. Serambi Ilmu Semeseta

Rosidi, Ajib.1986.Sjafruddin Prawiranegara Lebih Takut Pada Allah SWT. Jakarta : Inti

Idayu

Salim,Agus.2007.Bung Karno.Bandung : Jembar

Sejarah dan Sistem Perekonomian Indonesia

(http://nissakfh.wordpress.com/2011/02/16/sejarah-dan-sistem-perekonomian-

indonesia-23210895/) Diakses tanggal 13 februari 2013

Sjamsuddin,Helius.2007.Metodologi Sejarah.Yogyakarta: Ombak

Sjamsuddin,Nazaruddin.1993.Soekarno: Pemikiran Politik dan Kenyataan Praktek.Jakarta: RajaGrafindo Persada

Soesastro,Hadi,DKK.2005.Pemikiran Permasalahn Ekonomi Indonesia Dalam Setengah

Abad Terakhir 2 (1959-1965).Jakarta : Kanisius

Sudarto.1996.Metodologi Peneltian Sejarah. Jakarta: Grafindo Persada

Sukarno. 1963. Sarinah. Jakarta: Inti Idayu Press-Yayasan Pendidikan Bung Karno

Suleman,Zulfikri.2010.Demokrasi Untuk Indonesia: pemikiran politik bung Hatta. Jakarta:

Kompas Media Nusantara

Suryabrata,Sumardi,1997.Metode Penleitian.Jakarta: .Rineka Cipta

Tambunan,Tulus T.H.2003. Perekonomian Indonesia,Beberapa Permasalahan

Penting.Jakarta: Ghalia Indonesia

Tugiyono,Dkk.1998.DwiTunggal Soekarno – Hatta Pahlawan Proklamator Kemerdekaan

Indonesia. PT Mutiara Sumber Widya

74

Page 75: TA_06081004011

75