t1_132006035_bab iv

8
43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Gambar Subyek Penelitian SMP Negeri 2 Mojosongo berada di Jalan Nangka, Gumlan, Boyolali (Desa Kemiri, Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali) Jawa Tengah. Berdiri pada tanggal 16 Oktober 1978, sebagai SMP Negeri 2 Mojosongo. Kemudian pada tanggal 7 Maret 1997 berubah menjadi SMP Negeri 2 Mojosongo dan pada tanggal 25 Agustus 2008 berubah menjadi sekolah standar nasional. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Mojosongo pada 4 kelas yaitu Kelas VIII A berjumlah 34 siswa, kelas VIII B berjumlah 34 siswa, kelas VIII C berjumlah 34 siswa, dan kelas VIII D berjumlah 36 siswa jadi keseluruhan terdapat 138 siswa yang akan diteliti. 2. Pelaksanaan Penelitian Sebelum penulis mengadakan penelitian di SMP Negeri 2 Mojosongo, terlebih dahulu mengajukan permohonan surat ijin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Kemudian surat ijin penelitian tersebut diserahkan kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Mojosongo pada tanggal 29 Maret 2011. Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Mojosongo menyetujui permohonan ijin dan memperbolehkan peneliti melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Mojosongo. Penyebaran inventory memerlukan waktu lama karena terdapat siswa yang

Upload: haryati-octaviany-bempah

Post on 09-Apr-2016

3 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

four

TRANSCRIPT

Page 1: T1_132006035_BAB IV

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Gambar Subyek Penelitian

SMP Negeri 2 Mojosongo berada di Jalan Nangka, Gumlan, Boyolali

(Desa Kemiri, Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali) Jawa Tengah.

Berdiri pada tanggal 16 Oktober 1978, sebagai SMP Negeri 2 Mojosongo.

Kemudian pada tanggal 7 Maret 1997 berubah menjadi SMP Negeri 2

Mojosongo dan pada tanggal 25 Agustus 2008 berubah menjadi sekolah

standar nasional.

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Mojosongo pada 4 kelas yaitu

Kelas VIII A berjumlah 34 siswa, kelas VIII B berjumlah 34 siswa, kelas

VIII C berjumlah 34 siswa, dan kelas VIII D berjumlah 36 siswa jadi

keseluruhan terdapat 138 siswa yang akan diteliti.

2. Pelaksanaan Penelitian

Sebelum penulis mengadakan penelitian di SMP Negeri 2 Mojosongo,

terlebih dahulu mengajukan permohonan surat ijin penelitian dari Dekan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga. Kemudian surat ijin penelitian tersebut diserahkan kepada Kepala

Sekolah SMP Negeri 2 Mojosongo pada tanggal 29 Maret 2011. Kepala

Sekolah SMP Negeri 2 Mojosongo menyetujui permohonan ijin dan

memperbolehkan peneliti melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Mojosongo.

Penyebaran inventory memerlukan waktu lama karena terdapat siswa yang

Page 2: T1_132006035_BAB IV

44

tidak masuk sekolah, penyebaran inventory dilakukan satu-persatu dalam 4

kelas yaitu kelas VIII A sampai dengan kelas VIII D.

Pelaksanaan pengumpulan data dimulai 7 April sampai 28 April 2011

dapat dilihat dari tabel 4.2 berikut ini

Tabel 4.1

Pelaksanaan Pengumpulan Data

No Tanggal Hari Waktu Kelas 1 7 April 2011 Jumat 09.36–10.45 Kelas VIII A 2 14 April 2011 Jumat 09.36–10. 45 Kelas VIII B 3 21April 2011 Jumat 09.36–10. 45 Kelas VIII C 4 28 April 2011 Jumat 09.36–10. 45 Kelas VIII D

Penulis membagikan inventory didampingi oleh guru BK. Peneliti

memberikan penjelasan tentang cara-cara mengerjakan soal-soal inventory

sesuai dengan petunjuk. Pada awal pengisian inventory peneliti memberikan

penjelasan kepada siswa jika ada pertanyaan yang kurang jelas sehingga

siswa dapat paham saat mengerjakan inventory.

3. Analisis Data

3.1 Analisis Deskriptif

Hasil analisis diskriptif Kecerdasan Emosi (EI) dan Prestasi Belajar

Mata Pelajaran Matematika dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation MATEMATIKA 138 30 92 62.82 13.523 KECERD.EMOSI 138 77 112 98.92 7.671 Valid N (listwise) 138

Page 3: T1_132006035_BAB IV

45

Dari tabel Descriptive Statistics, menunjukkan bahwa mean nilai

matematika adalah 62.82 sedangkan mean kecerdasan emosi adalah 98.92.

Std. Deviation pada matematika adalah 13.523 sedangkanStd. Deviation

kecerdasan emosi adalah 7.671. Nilai minimum pada matematika adalah 30

sedangkan nilai minimum kecerdasan emosi adalah 77. Nilai maximum pada

nilai matematika adalah 92 sedangkan nilai maximum pada kecerdasan emosi

adalah 112 dengan jumlah sampel N adalah 138.

3.2 Analisis Frequencies Kecerdasan Emosi ( EI )

Statistics

Kecerdasan Emosi

N Valid 138

Missing 0

Mean 98.92

Median 99.00

Std. Deviation 7.671

Range 35

Minimum 77

Maximum 112

Dari tabel Statistics, menunjukkan bahwa mean kecerdasan emosi

adalah 98.92. Std. Deviation kecerdasan emosi adalah 7.671. Nilai

minimum kecerdasan emosi adalah 77. Nilai maximum pada kecerdasan

emosi adalah 112 dengan jumlah sampel N adalah 138.

Item kecerdasan emosi terdapat 31 item dengan kategori yang

digunakan yaitu tinggi, sedang dan rendah.

Analisis data Kecerdasan Emosi (EI) pada siswa SMP Negeri 2

Mojosongo di laporkan pada tabel 4.3

Page 4: T1_132006035_BAB IV

46

Tabel 4.3

Klasifikasi kecerdasan Emosi (EI) siswa kelas VII

Kategori Rentang skor Frekuensi ( f )

Persen (%)

Tinggi 112 – 100 66 47, 82% Sedang 99 - 92 48 34,78 % Rendah 91 – 77 24 17,39 %

N 138 100%

Dari tabel 4.4 Klasifikasi kecerdasan Emosi (EI) dapat disimpulkan

bahwa kecerdasan emosi siswa pada kategori tinggi ada 66 anak dengan

presentase 47,82%. Kecerdasan emosi siswa pada kategori sedang ada 48

anak dengan presentase 34,78%. Kecerdasan emosi pada kategori rendah ada

24 anak dengan presentase 17,39%. Tingkat rata – rata 99 dengan standar

devition 7,7. Dengan demikian sebagian besar kecerdasan emosi siswa SMP

Negeri 2 Mojosongo berada pada kategori tinggi.

3.3 Analisis Frequencies Prestasi Belajar Matematika

Tabel 4.4 Hasil Analisa Prestasi Belajar Matematika.

Statistics

Matematika

N Valid 138

Missing 0

Mean 62.82

Median 60.00

Std. Deviation 13.523

Range 62

Minimum 30

Maximum 92

Dari tabel Statistics, menunjukkan bahwa mean matematika adalah

62.82. Std. Deviation matematika adalah 13.523. Nilai minimum

Page 5: T1_132006035_BAB IV

47

matematika adalah 30. Nilai maximum pada matematika adalah 92 dengan

jumlah sampel N adalah 138.

Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

matematika, akan dibuat kategori tinggi, sedang dan rendah yang diambil dari

nilai KKM. Prestasi belajar matematika berdasarkan nilai KKM sebesar ≥ 60

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Kategori Prestasi Belajar Matematika

Kategori Interval Rentang skor Frekuensi ( f)

Presentase (%)

Tuntas ≥ 60 92-66 48 35 Belum tuntas < 60 65-30 90 65 Jumlah N 138 100%

Berdasarkan tabel Kategori Prestasi Belajar Matematika dapat

disimpulkan prestasi belajar matematika pada kategori tuntas ada 48 siswa,

dengan presentase (35%). Siswa mempunyai prestasi belajar matematika

diatas KKM 60. Sedang belajar prestasi belajar matematika pada kategori

belum tuntas ada 90 siswa dengan presentase (65%). Tingkat rata – rata 60

dengan standar devition 14. Dengan demikian dapat disimpulkan siswa SMP

Negeri 2 Mojosongo Kabupaten Boyolali mempunyai prestasi belajar

matematika dibawah KKM 60.

Page 6: T1_132006035_BAB IV

48

4. Analisis Korelasi

Tabel 4.5 Correlations

MATEMATIKA KECERD.EMOSI KECERD.EMOSI Pearson

Correlation 1 -.189*

Sig. (2-tailed) . .026 N 138 138 MATEMATIKA

Pearson Correlation

-.189* 1

Sig. (2-tailed) .026 . N 138 138 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Hasil analisa pada tabel 4.7 menggunakan korelasi Product Moment

yang di olah dengan SPSS for windos 11.01. Hasil yang diperoleh dari

penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang negatif signifikan

antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar matematika rxy = - 0,189 dan

p = 0,026 (p < 0,05). Koefisien negatif, maka kedua variabel mempunyai

hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel kecerdasan emosi (x) tinggi

maka nilai variabel (y) prestasi belajar mata pelajaran matematika akan

menjadi rendah. Begitu sebaliknya jika nilai variabel (x) kecerdasan emosi

semakin rendah maka nilai variabel (y) prestasi belajar mata pelajaran

matematika semakin tinggi.

Dengan demikian Hipotesis Ha yang berbunyi ada hubungan ynag

signifikan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar mata pelajaran

matemtika diteorinya tetapi dengan arah hubungan negtif.

Page 7: T1_132006035_BAB IV

49

5. Pembahasan

Berdasarkan data penelitian diatas dapat diperoleh hasil:

Berdasarkan hasil klasifikasi distribusi kecerdasan emosi pada siswa

SMP Negeri 2 Mojosongo diperoleh kecerdasan emosi yang dan kecerdasan

emosinya tinggi ada 66 anak dengan presentase 47,82%. Sedangkan hasil

klasifikasi distribusi prestasi belajar mata pelajaran matematika belum tuntas

ada 90 siswa dengan presentase (65%).

Klasifikasi kecerdasan Emosi (EI) dapat disimpulkan bahwa

kecerdasan emosi siswa pada kategori tinggi ada 66 anak dengan presentase

47,82%. Kecerdasan emosi siswa pada kategori sedang ada 48 anak dengan

presentase 34,78%. Kecerdasan emosi pada kategori rendah ada 24 anak

dengan presentase 17,39%. Tingkat rata – rata 99 dengan standar devition 7,7.

Hasil nilai tersebut menunjukkan tingkat kecerdasan emosi siswa

sebagian besar tinggi. Tingkat kecerdasan emosi yang tinggi perlu

mendapatkan pihak sekolah, karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap

prestasi belajar siswa.

Perhitungan korelasi rxy = - 0,189 dengan nilai p = 0,026 maka

hubungan tersebut dinyatakan sebagai korelasi sempurna artinya kecerdasan

emosi mempengaruhi prestasi belajar mata pelajaran matematika secara

sempurna. Perubahan kecerdasan emosi diikuti oleh perubahan prestasi belajar

secara teratur dengan arah atau gerak berlawanan. Kenaikan nilai kecerdasan

emosi selalu diikuti turunnya prestasi belajar mata pelajaran matematika dan

sebaliknya turunnya nilai kecerdasan emosi selalu diikuti naiknya prestasi

Page 8: T1_132006035_BAB IV

50

belajar. Jika Korelasi positif adalah korelasi atau hubungan jika kenaikan

kecerdasan emosi (EI) diikuti pula dengan kenaikan kecerdasan emosi (EI)

dan sebaliknya penurunan kecerdasan emosi (EI) diikuti dengan penurunan

kecerdasan emosi (EI). Karena korelasi yang diperoleh negatif, maka kedua

variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai kecerdasan emosi

tinggi maka nilai prestasi belajar mata pelajaran matematika akan menjadi

rendah. Begitu sebaliknya jika nilai kecerdasan emosi semakin rendah maka

nilai prestasi belajar mata pelajaran matematika tinggi. Hubungan negatif yang

signifikan antara kecerdasan emosi (EI) dengan kecerdasan emosi (EI)

menghasilkan korelasi negatif yang ditunjukkan oleh tanda negatif di depan

koefisien korelasi.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikaji bahwa prestasi

belajar matemtika siswa tidak dipengaruhi oleh faktor kecerdasan emosi

namun oleh faktor yang lain seperti Faktor Intern yaitu Kecerdasan atau

intelegensi, Bakat, Minat, motivasi. Faktor Ekstern yaitu Keadaan Keluarga,

Keadaan Sekolah, Lingkungan Masyarakat.