iv - manuskrip.docx

23
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN AKNE VULGARIS PADA MAHASISWA KEDOKTERAN TRISAKTI Penulis Adelita Yuli Hapsari Reza Tandean* Alamat *Bagian Ilmu Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jalan Kyai Tapa, Grogol, Jakarta Barat 11440. Korespondensi Bekasi Regensi 1 c3 no. 11c Wanasari-Cibitung, Bekasi 17520. 087888416876. 1

Upload: adelita-yuli-hapsari

Post on 17-Nov-2015

224 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

skps

TRANSCRIPT

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN AKNE VULGARIS PADA MAHASISWA KEDOKTERAN TRISAKTI

PenulisAdelita Yuli HapsariReza Tandean*

Alamat*Bagian Ilmu Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas TrisaktiJalan Kyai Tapa, Grogol, Jakarta Barat 11440.

KorespondensiBekasi Regensi 1 c3 no. 11c Wanasari-Cibitung,Bekasi 17520.087888416876.Email: [email protected]

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN AKNE VULGARIS PADA MAHASISWA KEDOKTERAN TRISAKTI

LATAR BELAKANGAkne vulgaris atau biasa disebut sebagai jerawat adalah kelainan kulit yang biasa terjadi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti produksi sebum yang berlebihan, hiperkeratinisasi pada saluran pilosebasea, infeksi Propionibacterium acnes, dan inflamasi. Selain itu, timbulnya akne ini juga sering dikaitkan dengan faktor psikologis seperti stres. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa stres sangat berperan terhadap munculnya akne. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan tingkat stres terhadap kejadian akne vulgaris.

METODEPenelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional dengan sampel 224 mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti di Jakarta yang memenuhi kriteria inklusi (terdaftar sebagai mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti) dan eksklusi. Data yang dikumpulkan merupakan data primer dengan pengisian kuesioner. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows versi 17.0 dan tingkat kemaknaan yang digunakan, yakni nila p < 0,05.

HASILHasil penelitian didapatkan dua variabel yang menunjukkan hubungan yang signifikan, yaitu pada variabel tingkat stres (p=0,008) dan kebersihan wajah (p=0,035), sedangkan variabel lain, seperti variabel riwayat akne keluarga (p=0,150), makanan, seperti susu (p=0,715), es krim (p=0,464), kentang (p=0,866), roti tawar (p=0,861), cornflakes (p=0,380), gorengan (p=0,42), kacang (p=0,156) dan variabel menstruasi (p=1,000) tidak menunjukkan hubungan yang bermakna.

KESIMPULANPenelitian ini menunjukkan hubungan yang bermakna antara tingkat stres dengan kejadian akne vulgaris pada mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.Kata kunci : Akne vulgaris, stresASSOCIATION BETWEEN STRESS LEVEL WITH THE INCIDENCE OF ACNE VULGARIS IN MEDICAL STUDENTS OF TRISAKTI

BACKGROUNDAcne vulgaris, or commonly referred to as acne is a common skin disorder. There are several factors that influence such as excessive sebum production, hyperkeratinization in pilosebaceous tract, infection of Propionibacterium acnes, and inflammation. In addition, the emerge of acne is also often associated with psychological factors such as stress. Past research has shown that stress was instrumental to the emergence of acne. The purpose of this study was to determine the relationship of stress level on the incidence of acne vulgaris.

METHODThis study is an observational study with cross sectional design with a sample of 224 students of Faculty of Medicine Trisakti University in Jakarta who met the inclusion criteria ( listed as a student of Faculty of Medicine, Trisakti University ) and exclusion. The data is the primary data collected by questionnaires. Data analysis was performed using SPSS for Windows version 17.0 and significance levels were used ,the value of p < 0.05.

RESULTSThe results comes up with two variable that showed a significant relationship, that is the stress level (p=0,008) and the facial cleanliness variable (p= 0.035 ), whereas other variables, such as family history of acne ( p = 0.150 ), foods, such as milk ( p = 0.715 ), ice cream ( p = 0.464 ), potatoes (p = 0.866 ), white bread (p = 0.861 ), cornflakes (p = 0.380 ) , fried foods ( p = 0.42 ), peanuts ( p = 0.156 ) and menstrual variables ( p = 1.000 ) showed no significant relationship

CONCLUSIONThis study showed significant relationship between stress levels with the incidence of acne vulgaris in students of Faculty of Medicine, Trisakti University.

Key word: Acne vulgaris, stres

Pendahuluan Akne vulgaris atau biasa disebut sebagai jerawat adalah kelainan kulit yang biasa terjadi pada usia remaja. Akne merupakan peradangan kronik dari folikel pilosebasea yang membentuk lesi polimorfik, seperti komedo, papul, kista, pustul dan abses yang mungkin dapat menimbulkan jaringan parut.(1)Di Indonesia, catatan kelompok studi dermatologi kosmetika Indonesia menunjukkan terdapat 60% penderita jerawat pada tahun 2006 dan 80% pada tahun 2007. Etiologi pasti dari akne vulgaris sampai saat ini belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti produksi sebum yang berlebihan, hiperkeratinisasi pada saluran pilosebasea, infeksi Propionibacterium acnes, dan inflamasi. Faktor lain seperti usia, ras, familial, makanan, cuaca/musim yang secara tidak langsung dapat memacu peningkatan proses patogenesis.(2)Selain itu, timbulnya akne ini juga sering dikaitkan dengan faktor psikologis seperti stres. Penelitian dari Mayo Foundation for Medical Education and Research (MFMER) di tahun 2006, menyebutkan bahwa stress dapat menyebabkan obesitas, insomnia, masalah pencernaan, penyakit jantung, depresi, penurunan daya ingat serta penyakit fisik.(3) Pada penelitian terakhir di California didapatkan bahwa 67% dari 215 mahasiswa yang telah lulus dari fakultas kedokteran mempercayai bahwa stres sangat berperan terhadap munculnya akne. Selain itu, 74% pasien dengan akne dan teman atau saudara mereka juga percaya bahwa kecemasan / ansietas merupakan faktor munculnya akne.(4)Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa stres merupakan kondisi yang umumnya dialami oleh mahasiswa fakultas kedokteran. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan tingkat stres dengan acne vulgaris pada mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui hubungan stres dengan terjadinya akne vulgaris pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat stres, riwayat akne pada keluarga, makanan, kebersihan wajah serta menstruasi dengan kejadian akne vulgaris.

MetodePenelitian ini adalah studi observasional dengan menggunakan metode cross-sectional dengan desain deskriptif dan analitik, yang akan dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Kampus B, pada bulan September 2013 sampai bulan Januari 2014.Populasi yang akan diteliti adalah mahasiswa/i FK Trisakti angkatan 2010, 2011, dan 2012 yang tidak sedang dalam perawatan wajah. Dari populasi ketiga angkatan tersebut sebanyak 892 hanya diambil 224 orang dengan masing-masing wanita dan pria berjumlah 112 orang. Pengambilan sampel diambil dengan metode cluster random sampling, yaitu setiap kelas dari ketiga angkatan (6 kelas) diambil 37 wanita dan 37 laki-laki, sehingga didapatkan 224 sampel. Perhitungan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus infinit dan finit. Untuk meningkatkan akurasi, maka jumlah sampel ditambah dengan perhitungan drop out sebesar 15% dari jumlah sampel.Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuesioner yang sudah divalidasi yang didapat dari penelitian sebelumnya, namun ada beberapa pertanyaan yang dimodifikasi oleh peneliti untuk mempermudah pengambilan dan perhitungan data. Pertama-tama data diawali dengan informed consent untuk menanyakan kesediannya menjadi responden penelitian. Didalam kuesioner tersebut terdapat 34 pertanyaan yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu 14 soal mengenai tingkat stres dari DASS 42 dengan menggunakan skala ordinal dengan penilaian total nilai 0-14 (normal), 15-18 (ringan), 19-25 (sedang), 26-33 (berat), > 34 (sangat berat), serta 20 pertanyaan mengenai variabel-variabel lain yang akan diteliti dengan menggunakan skala nominal. Jika jawaban ya skor 1 dan tidak skor 0.Alur kerja penelitian ini yang pertama adalah pengumpulan data pada mahasiswa/i FK trisakti angkatan 2010, 2011 dan 2012 melalui pengisian kuesioner. Kedua, pengelompokkan data untuk mengetahui distribusi responden, setelah itu dilakukan analisis data dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences).Setelah data dimasukkan kedalam SPSS, dilakukan analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi responden berdasarkan variabel kejadian akne, tingkat stres, riwayat akne pada keluarga, makanan, kebersihan wajah, dan menstruasi, sedangkan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara kejadian akne vulgaris dengan variabel-variabel terkait, terutama tingkat stres. Pada analisis bivariat digunakan uji statistik chi square, ,namun jika syarat chi square tidak terpenuhi maka dilakukan analisis data dengan menggunakan uji kolmogorov-smoirnov. Kemudian untuk menguji kemaknaan hubungan, digunakan tingkat kepercayaan 95%, dimana nilai p pada tingkat kepercayaan 95% adalah sebagai berikut :1. P > 0.05 menunjukkan bahwa hasil tidak bermakna atau tidak berhubungan, yang berarti hipotesis ditolak.2. P < 0.05 menunjukkan bahwa hasil bermakna atau berhubungan, yang berarti hipotesis diterima.

HasilTabel 6. distribusi frekuensi responden dari karakteristik subjek penelitianKarakteristikn%

Kejadian akneTidak akneAknestresTidak stresStres ringanStres sedang dan beratRiwayat akne keluargaAdaTidak adaMakanan I (susu)Minum susuTidak minum susuMakanan II (es krim)Konsumsi Tidak konsumsiMakanan III (kentang)KonsumsiTidak konsumsiMakanan IV (roti tawar)KonsumsiTidak konsumsiMakanan V (cornflakes)KonsumsiTidak konsumsiMakanan VI (gorengan)KonsumsiTidak konsumsiMakanan VII (kacang)KonsumsiTidak konsumsiMembersihkan mukaRutin Tidak rutinMenstruasi (waktu timbul akne)Tidak kambuhKambuh 38186

1115756

16856

18440

16064

121103

109115

34190

17648

100124

16163

20921783

49,625,425

7525

82,117,9

71,428,6

5446

48,751,3

15,284,8

78,621,4

44,655,4

71,928,1

8,941,1

Berdasarkan tabel 6 diatas, total responden sebanyak 224 orang. Pada kejadian akne terbanyak pada distribusi ini adalah yang berjerawat (83%). Sedangkan pada tingkat stres yang terbanyak pada distribusi ini adalah yang tidak mengalami stres (49,6%).Dari riwayat keluarga yang terbanyak pada distribusi ini adalah yang memiliki riwayat akne pada keluarga (75%). Untuk susu, es krim, kentang, roti tawar, cornflakes, gorengan, kacang, yang paling banyak pada distribusi ini, masing-masing adalah yang mengkonsumsi susu (82,1%), mengkonsumsi es krim (71,4%), mengkonsumsi kentang (54%),tidak mengkonsumsi roti tawar (51,3%), tidak mengkonsumsi cornflakes (84,8%), mengkonsumsi gorengan (78.6%), dan tidak mengkonsumsi kacang (55,4%). Untuk kebersihan muka distribusi terbanyak adalah yang rutin membersihkan muka minimal 2 kali sehari (71,9%), dan yang terakhir distribusi terbanyak pada kekambuhan akne saat menstruasi adalah yang kambuh saat menstruasi (41,1%) yang diambil dari 112 respondem wanita (50%).Tabel 7. Distribusi Hubungan antara variabel dengan kejadian akne vulgarisVariabelKejadian akneP value

Tidak berjerawatN (%)BerjerawatN (%)

Tingkat stresTidak stresStres ringanStres sedang dan beratRiwayat akneAdaTidak adaMakanan I (susu)Minum susuTidak minum susuMakanan II (es krim)Konsumsi Tidak konsumsiMakanan III (kentang)KonsumsiTidak konsumsiMakanan IV (roti tawar)KonsumsiTidak konsumsiMakanan V (cornflakes)KonsumsiTidak konsumsi

Makanan VI (gorengan)KonsumsiTidak konsumsiMakanan VII (kacang)KonsumsiTidak konsumsiMembersihkan mukaRutin Tidak rutinMenstruasi (waktu timbul akne)Tidak kambuhKambuh 23 (60,5%)13 (34,2%)2 (5,3%)

25 (65,8%)13 (34,2%)

32 (84,2%)6 (15,8%)

29 (76,3%)9 (23,7%)

21 (55,3%)17 (44,7%)

18 (47,7%)20 (52,6%)

4 (10,5%)34 (89,5%)

28 (73,7%)10 (26,3%)

13 (34,2%)25 (65,8%)

22 (57,9%)16 (42,1%)

3 (14,3%)18 (85,7%)88 (47,3%)44 (23,7%)54 (29%)

143 (76,9%)43 (23,1%)

152 (81,7%)34 (18,3%)

131 (70,4%)55 (29,6%)

100 (53,8%)86 (46,2%)

91 (48,9%)95 (51,1%)

30 (16,1%)156 (83,9%)

148 (79,6%)38 (20,4%)

87 (46,8%)99 (53,2%)

139 (74,7%)47 (25,3%)

17 (85%)74 (81,3%)

0,008

0,150

0,715

0,464

0,866

0,861

0,380

0,42

0,156

0,035*

1,000

Keterangan:* : yang bermakna (p0,05). Dari penelitian ini hanya didapatkan hubungan yang bermakna antara kebersihan wajah dengan kejadian akne vugaris (p