susu kedelai.pdf

3
http://www.gizi.net 1 Gara-gara Si Kecil Suka Susu Kedelai ejak kuliah Rahayu Widowati sudah tahu bahwa susu kedelai itu bagus untuk kesehatan. Namun, waktu itu ia tak pernah membayangkan akan mempunyai usaha sari kedelai. ''Sejak SMA saya punya keinginan untuk masuk kuliah di Fakultas Pertanian, karena ingin meningkatkan kesejahteraan petani,''kata Bu Ade, begitu wanita ini biasa disapa. Beruntunglah pada tahun 1982 dia diterima di Fakultas Pertanian Universitas Negeri Surakarta tanpa tes. Dalam waktu 3 tahun 10 bulan dia berhasil menyelesaikan kuliahnya. Tahun 1987, Ade langsung diangkat menjadi dosen negeri yang diperbantukan di Akademi Pertanian Yogyakarta. Tahun 1988 ia menikah. Selama hamil anak pertama, ia selalu minum susu kedelai yang dibeli di tempat tetangganya. Namun, Ade hanya sebulan menjadi pelanggan sari kedelai. Setelah itu, ia belajar membuat sari kedelai sendiri dari buku teknologi tepat guna. Pada tahun 1991, ia mulai mencoba usaha susu sari kedelai. Tapi, waktu itu rasa sari kedelainya masih agak langu. Kebetulan pula loper yang mengantarkan sari kedelai berhenti karena menikah, usaha Ade juga berhenti. Pada tahun 1993 anak pertamanya, Tiara, sama sekali tidak mau minum susu sapi. Si kecil hanya mau susu kedelai. Ade pun membuat susu sari kedelai setiap hari. Dan, ia pun sudah tahu cara membuat sari kedelai yang tidak beraroma langu. Banyak rasa ''Saya pikir daripada membuat untuk sendiri, sekalian ada yang dijual biar balik modal,'' kenang Ade tentang awal usahanya. Semula suaminya bahkan sempat khawatir jika usahanya bakal menyedot perhatian yang seharusnya dicurahkan untuk sang anak. Dalam perjalanannya, terbukti usaha Ade tak mengurangi perhatiannya terhadap Tiara. Ia sendiri masih menjadi dosen dengan status pegawai negeri sipil (PNS). Alhasil, waktu kerja dari pukul 08.30-14.00 digunakan di kampus. ''Sepulang kerja saya mengurusi anak. Baru sore dan pagi hari saya mulai sibuk untuk usaha,''tutur Ade yang pada 4 Desember 2005 mendapat Piagam Bintang Satu Keamanan Pangan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan. Apa yang ia lakukan pada untuk usahanya? Sore hari ibu tiga anak ini meracik dan membuat rasa sari kedelai hanya pada sore hari. Pagi hari pukul 04.00-07.00 ia membuat resep, menimbang gula, untuk keesokan harinya. Sedangkan pekerjaan lainnya seperti menggiling, mengolah kedelai, membungkus, dan mendistribusikannya dilakukan oleh para karyawan. Istri dosen Fakultas Teknik Universitas Atmjaya, Dr Ir Ade Lisanto MEng ini mengaku dari usahanya, ia bisa untuk membeli peralatan pembuatan sari S S

Upload: satyawira-aryawan-deng

Post on 10-Nov-2015

243 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

  • http://www.gizi.net 1

    Gara-gara Si Kecil Suka Susu Kedelai

    ejak kuliah Rahayu Widowati sudah tahu bahwa susu kedelai itu bagus untuk kesehatan. Namun, waktu itu ia tak pernah membayangkan akan mempunyai usaha sari kedelai.

    ''Sejak SMA saya punya keinginan untuk masuk kuliah di Fakultas Pertanian, karena ingin meningkatkan kesejahteraan petani,''kata Bu Ade, begitu wanita ini biasa disapa. Beruntunglah pada tahun 1982 dia diterima di Fakultas Pertanian Universitas Negeri Surakarta tanpa tes. Dalam waktu 3 tahun 10 bulan dia berhasil menyelesaikan kuliahnya.

    Tahun 1987, Ade langsung diangkat menjadi dosen negeri yang diperbantukan di Akademi Pertanian Yogyakarta. Tahun 1988 ia menikah. Selama hamil anak pertama, ia selalu minum susu kedelai yang dibeli di tempat tetangganya. Namun, Ade hanya sebulan menjadi pelanggan sari kedelai. Setelah itu, ia belajar membuat sari kedelai sendiri dari buku teknologi tepat guna. Pada tahun 1991, ia mulai mencoba usaha susu sari kedelai. Tapi, waktu itu rasa sari kedelainya masih agak langu. Kebetulan pula loper yang mengantarkan sari kedelai berhenti karena menikah, usaha Ade juga berhenti.

    Pada tahun 1993 anak pertamanya, Tiara, sama sekali tidak mau minum susu sapi. Si kecil hanya mau susu kedelai. Ade pun membuat susu sari kedelai setiap hari. Dan, ia pun sudah tahu cara membuat sari kedelai yang tidak beraroma langu.

    Banyak rasa

    ''Saya pikir daripada membuat untuk sendiri, sekalian ada yang dijual biar balik modal,'' kenang Ade tentang awal usahanya. Semula suaminya bahkan sempat khawatir jika usahanya bakal menyedot perhatian yang seharusnya dicurahkan untuk sang anak. Dalam perjalanannya, terbukti usaha Ade tak mengurangi perhatiannya terhadap Tiara. Ia sendiri masih menjadi dosen dengan status pegawai negeri sipil (PNS).

    Alhasil, waktu kerja dari pukul 08.30-14.00 digunakan di kampus. ''Sepulang kerja saya mengurusi anak. Baru sore dan pagi hari saya mulai sibuk untuk usaha,''tutur Ade yang pada 4 Desember 2005 mendapat Piagam Bintang Satu Keamanan Pangan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.

    Apa yang ia lakukan pada untuk usahanya? Sore hari ibu tiga anak ini meracik dan membuat rasa sari kedelai hanya pada sore hari. Pagi hari pukul 04.00-07.00 ia membuat resep, menimbang gula, untuk keesokan harinya. Sedangkan pekerjaan lainnya seperti menggiling, mengolah kedelai, membungkus, dan mendistribusikannya dilakukan oleh para karyawan.

    Istri dosen Fakultas Teknik Universitas Atmjaya, Dr Ir Ade Lisanto MEng ini mengaku dari usahanya, ia bisa untuk membeli peralatan pembuatan sari

    SS

  • http://www.gizi.net 2

    kedelai seperti penggilingan (grinding) dan lain-lain, membeli motor untuk mengantar sari kedelai ke pelanggan, dan bahkan mobil.

    ''Saya akui dari usaha sari kedelai hasilnya jauh lebih besar daripada gaji saya. Padahal setiap bulan saya sudah mengeluarkan sekitar Rp 7 juta untuk menggaji 13 orang,'' tuturnya sambil tersenyum.

    Pada waktu memulai lagi usaha sari kedelainya (tahun 1996) dengan dibantu dua orang pembantunya, Ade hanya membuat 30 bungkus tiap harinya. Itu pun hanya untuk para pelanggan. Sampai sekarang ia hanya memproduksi sari kedelai untuk para pelanggannya. Namun, produksinya kini sekitar 1.500 bungkus. Bila ada sisa baru ia jual ke kantin di RS Panti Rapih dan Kantin Universitas Atmajaya, atau kadang diberikan ke Panti Asuhan.

    Ade menyediakan 33 macam rasa yang sudah mendapat registrasi dari Depkes. Yakni, mulai dari rasa melon, stroberi hingga temulawak. Dalam waktu dekat ia akan membuat 50 macam rasa dengan perincian sebanyak 25 sari kedelai berserat rasa (esens) dan 25 sari kedelai berserat plus (rasa asli). ''Maksudnya 'plus' misalnya rasa kacang ijo, benar-benar sari kedelainya dicampur dengan rasa dari kacang ijo asli,'' jelas Ade yang menjadi direktur Akademi Pertanian sejak 1997. Baru tanggal 17 Januari 2006 ia meletakkan jabatan sebagai direktur, karena akan mengambil kuliah di Pasca Sarjana UGM.

    Ingin menyehatkan

    Karena ingin menyehatkan keluarga dan masyarakat dengan produk sari kedelainya, lebih dari 10 rasa dibuat dari campuran tanaman obat antara lain: pegagan, mengkudu, temulawak, kunyit, ginseng, jahe, mahkota dewa, kunyit putih. Ade ingin memasukkan 50 macam rasa sari kedelainya ke Museum Rekor Indonesia. Ia yakin belum ada produsen sari kedelai yang sudah membuat sari kedelai dengan aneka rasa seperti yang dia buat.

    Selain sebagai dosen agronomi, Ade juga sering memberikan ceramah dan penyuluhan tentang manfaat dan cara pembuatan sari kedelai di wilayah Yogyakarta dan Solo. Bahkan, ia pun bersedia datang ke pelosok pedesaan. Dalam waktu dekat produk Adea akan dikemas dalam cup/kotak UV supaya lebih steril. Meskipun demikian, dia tidak akan menaikkan harga yaitu tetap Rp 1.500 per cup. Karena hal itu sebagai wujud kepeduliannya terhadap keamanan, agar produknya lebih aman dan sehat dikonsumsi.

    ''Saya betul-betul mempunyai komitmen supaya produk saya aman dikonsumsi dan kebersihannya terjamin. Apalagi sebagian besar konsumen sari kedelai saya tenaga medis dan orang-orang yang tahun tentang gizi dan keamanan pangan,''katanya.

    Pada tahun 2004 ia mendapat juara I dan II Lomba Festival Minuman Tradisional dan tahun 2005 juara I Lomba Festival Minuman Tradisional. Waktu itu ia membuat minuman dari sari kedelai berupa Es Buah Campur Sari Kedelai, Bajigur Sehat Sari Kedelai, dan Es Sarang Burung Fantasi dari Kedelai.

  • http://www.gizi.net 3

    Ade berkeinginan kelak produk minuman sehat sari kedelai 'Bu Ade' mempunyai brand market. ''Sehingga nanti bila orang minum sari kedelai yang dikenal Sari Kedelai 'Bu Ade','' tuturnya. Kini walaupun masih sedikit, sari kedelainya sudah dikenal di Semarang, Jakarta, Kalimantan, Solo. Nama : Ir Rahayu Widowati Tempat/Tanggal: Sragen, 20 Juni 1963 Nama suami : Dr Ir Ade Lisanto MEng. Nama Anak : E Tiara Duta Pratiwi (17 tahun), Y Onni Satrio A (15 tahun), Y Nindita Putri P (14 tahun) Nama Usaha : Minuman Sehat Alami Sari Kedelai Bu Ade Alamat : Jl Panuluh 379 A, Yogyakarta. (nri ) Sumber : http://www.republika.co.id/Koran Wanita - Minggu, 22 Januari 2006